Teori Ca Nasofaring

21
 BAB II TINAJAUAN TEORITIS A. Kon sep Dasar Keg anasan Kanker adalah suatu proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai  berplo rifer asi secara abnormal mengaa ikan sinyal- sinyal pengat ur pertu mbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut, kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri intensif dan terjadio peruibahan pada jaringan sekitar dan memeperoleh akses ke .limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melelui pem,bul;u darah tersebut sel dapat terbawa ke daerah lain dalam tubuh untuk bermetastase  pada bag ian tubu h lain. Membran sel pada sel kanker mengalami gangguan yang mempengaruhi  perpi ndahan masuk dan keluar cairan dari sel. Membr an sel dari sel-sel malig na  juga mengandung prote in yang disebut anti genm spesifik tumor. Inti sel dari sel kanker seringkali besar dan bentuknya tidak beraturan. Nukleolus lenih besar dan lebih banyak pada sel-sel maligan karena meningkatnya sintesis RNA. Mitosis lebih sering pada sel-sel maligna sehingga meningkatkan fraksi pertumbuhan dari populsi se l tumor. Se l-s el ka nke r juga me nga lami pe rubah an dar i si kl us adenos in monoposfat (AMP) dan siklus Gaunosin Monoposfat (GMP). B. Kon sep D asa r Kep era wat an Kan ker Ke per awat an kank er adal ah suatu area pra ktek yang menc aku p semua kelompok usia dan spesi alisasi keperawtan serta dilakukan dalam beraga m tatanan  peraweatan, pelaya nan kesehat an, meliputi rumah, komunit as, instit usi perawatan akut dan pusat-pusat rehabilitasi. Bidang atau spesialisasi keperawatan kanker atau kep era wat an onkolog i memili ki per kembang an yang sejajar deng an onkologis medis dan kemajuan terapeutik utama yang telah terjadi dalam perawatan individu dengan kanker. Lingkup, tangguang jawab dan tujuan dari perawatyan kanker adalah sama  beraga n dan komple ksnya seper ti spesia lisai lainnya. Terdapat suatu tantang an

Transcript of Teori Ca Nasofaring

Page 1: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 1/21

BAB II

TINAJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar KeganasanKanker adalah suatu proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah

oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai

 berploriferasi secara abnormal mengaaikan sinyal-sinyal pengatur pertumbuhan

dalam lingkungan sekitar sel tersebut, kemudian dicapai suatu tahap dimana sel

mendapatkan ciri-ciri intensif dan terjadio peruibahan pada jaringan sekitar dan

memeperoleh akses ke .limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melelui pem,bul;u

darah tersebut sel dapat terbawa ke daerah lain dalam tubuh untuk bermetastase

 pada bagian tubuh lain.

Membran sel pada sel kanker mengalami gangguan yang mempengaruhi

 perpindahan masuk dan keluar cairan dari sel. Membran sel dari sel-sel maligna

 juga mengandung protein yang disebut anti genm spesifik tumor. Inti sel dari sel

kanker seringkali besar dan bentuknya tidak beraturan. Nukleolus lenih besar dan

lebih banyak pada sel-sel maligan karena meningkatnya sintesis RNA. Mitosis lebih

sering pada sel-sel maligna sehingga meningkatkan fraksi pertumbuhan dari populsi

sel tumor. Sel-sel kanker juga mengalami perubahan dari siklus adenosin

monoposfat (AMP) dan siklus Gaunosin Monoposfat (GMP).

B. Konsep Dasar Keperawatan Kanker 

Keperawatan kanker adalah suatu area praktek yang mencakup semua

kelompok usia dan spesialisasi keperawtan serta dilakukan dalam beragam tatanan

 peraweatan, pelayanan kesehatan, meliputi rumah, komunitas, institusi perawatan

akut dan pusat-pusat rehabilitasi. Bidang atau spesialisasi keperawatan kanker ataukeperawatan onkologi memiliki perkembangan yang sejajar dengan onkologis

medis dan kemajuan terapeutik utama yang telah terjadi dalam perawatan individu

dengan kanker.

Lingkup, tangguang jawab dan tujuan dari perawatyan kanker adalah sama

 beragan dan kompleksnya seperti spesialisai lainnya. Terdapat suatu tantangan

Page 2: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 2/21

khusus yang menyatu dalam merawat individu dengan kanker karena dalam

masyarakat kita kata knker seringkali disamakan dengan nyeri dan kematian.

Mengidentifikasi seseorang terhadap kanker dan membuat tujuan realistik yang

dapat dicapai memungkinkan bekal utuk mendukung pasien dan keluarga melewati

rentang krisis fisik, emosional, budaya dan spiritual yang luas. Pencapaian hasil

yang diinginkan meliputi pemberia dukungan yang realistik pada mereka yang

menerima asuhan keperawatan dan dengan menggunakan standar-stndar praktek 

dan proses keperwatan sebagai dasar asuhan.

C. Konsep Dasar Ca Nasofaring

1. Pengertian

Kanker nasofarig adalah suatu masa dalam nasofaring dan seringkali tenang

sampai masa ini mencapai ukuran yang cukup mengganggu struktur sekitarnya (

Boies, 1997: 323 ).

Kanker nasofaring merupakan karsinoma sel skamosa yang mula-mula

terlihat sebagai masa yang berulserasi dan emgerosi kanker nasofaring,

menginvasi ke daerah tengkorak dan bermetastase ke nodus limfatikus dalam

satadium dini. Sehingga sering terlihat sebagai benjolan metastasis di leher atau

sebagai paralisis saraf otak tersendiri (dr. Petrus Andrianto, 1998: 372).Dari kedua pengertin diatas dapat disimpulkan bahwa kanker nasofaring

adalah suatu massa dalam nasofaring yang merupakan karsinoma sel skuamosa

yang menginvasi ke daerah tengkorak dan bermetastase ke nodus limfatikus

sehingga sering terluhat sebagai benjolan metastase di leher yang cukup

mengganggu srtuktur sekitarnya.

2. Anatomi Fisiologi

 Anatomi dan Fisiologi Sistem pernafasan

Pernafasasn (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak 

mengandung CO2. sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan

udara disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.

Page 3: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 3/21

Fungsi pernafasan

Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah seluruh tubuh

(sel – selnya) untuk mengadakan pembakaran.

Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sias adari

 pembakaran , kemudian di abewa oleh garah ke paru – paru untuk dibuang

Menghangatkan dan melembabkan udara

Organ – organ pernafasan

Saluran pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, broncus,

 broncheolus dan alveolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronchiolus

dilapisi oleh membrane mukosa yang bersilia.Ketika udara masuk kdalam

rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan, Ketiga proses ini

merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel torax

 bertinglat, bersilia dan bersel goblet

 Hidung 

Bekerja sebagai saluran udara pernafasan

Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu – bulu

hidung

Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa

Membunuh kuman – kuman yang masuk, bersama – samaudara pernafasan

oleh lekosit yang terdapat dalam selaput lender (mukosa atau hidung)

 Faring 

Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasr tengkorak sampai

 persambungannya dengan esophagus pada ketinggian kartilago krikoid. Maka

letaknya dibelakang hidung (nasofaring), dibelakang mulut (orofaring), dan

dibelakang laring (laringofaring )fungsi faring adalah Mengalirkan udara dari

hidung ke laring Laring 

Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh

otot dan mengan dung pita suara. Laring terletak didepan bagian terendah faring

yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai

ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam trachea dibawahnya.

Page 4: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 4/21

Trakea

Trakea disokong oleh cicncin tulang rawan yang berbentuk sepeti sepatu

kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inchi/9 cm

 Bronchus

Bronchus utama kiri dan kanan tidak simetris. Bronchus kanan lebih

 pendek dan lebih lebar dan merupalkan kelanjutan dari trakea yang arahnya

lebih vertical .Sebaliknya , bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit dan

merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.

 Alveolus

Merupakan inti dari fungsi pernafasan ,karena pada alveolus terjadi

 pertukaran oksigen dengan kapiler darah.

Fisiologi pernafasan :

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmonary :

1. Ventilasi pulmonal atau gerak pernafasan yang menukar udara

dalam alveoli dengan udara luar 

2. Arus darah melalui paru-paru

3. Distribusi arus udara dan arus darah sesemikian sehingga jumlah tepat dari

setiap udara dapat mencapai semua bagian tubuh

4. Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler. CO2

lebih nudah berdifusi dari pada O2

Anatomi Fisiologi Nasofaring 

Faring dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : nasofaring, orofaring dan

laringofaring atau hipofaring. Sepertiga bagian atas atau nasofaring adalah

 bagian pernapasan dari faring dan tidak dapat bergerak kecuali palatum mole

 bagian bawah. Ruang nasofaring yang relatif kecil terdiri dari atau mempunyai

hubungan yang erat dengan beberapa srtuktur yang secara klinis mempunyai

arti penting, yaitu :

a. Pada dinding posterior meluas ke arah kubah adalah jaringan adenoid

 b. Terdapat jaringan limfoid pada dinding faringeal lateral dan pada resesus

faringeus, yang dikenal dengan Fossa Rosenmuller 

Page 5: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 5/21

c. Torus tubarrius, refleksi mukosa faringeal di atas bagian kartilago saluran tuba

eustachius yang berbentuk bulat dan menjulang tampak sebagai benjolan seperti

ibu jari ke dinding lateral nasofaring tepat di atas perlekatan palatum mole

d. Koana posterisor rongga hidung

e. Foramina kranial, yang terletak berdekatan dan dapat terkena akibat perluasan

dari pnyakit nasofaring, termasuk foramen jugularis yang dilalui oleh saraf 

kranial glosofaringeus, vagus dan assesoris spinalis.

f. Struktur pembuluh daraha yang penting yang letaknya berdekatan termasuk 

sinus petrosus inferior, vena jugularis interna, cabang-cabang meningeal dari

oksipital dan arteri faringeal asenden dan foramen hipoglosus yang dilalui saraf 

hipoglosus.

g. Tulang temporalis bagian petrosa dan foramen laserum yang terletak dekat

 bagian lateral atap nasofaring

h. Ostium dari sinus-sinus sfenoid

3. Etiologi

Dapat ditemukan berbagi jenis tumor ganas nasofaring antara lain berbagi

 jenis karsinoma epidermoid, adenokarsinoma, karsinoma adenoid kistik dll serta

 berbagi jenis sarkoma dan limfoma malignum. Yang paling sering ditemukankira-kira 90 % adalah karsinoma epidemoid. Penyebab karsinoma ini masih

nelum diketahui lebih jelas. Kemungkinan bear penyebabnya adalah suatu jenis

virus yang disebut virus Epstein – Bar, akan tetapi selain dari itu juga terdapat

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor ganas ini, antara lain:

Faktor ras

Banyak ditemukan pada ras mongoloid terutama daerah Cina bagian

selatan, malaysia, Singapura dan Indonesia.

Faktor Genetik 

Sering tumor ini atau tumor pada organ lain ditemukan pada beberapa

generasi sutu keluarga

Faktor Sosial Ekonomi

Page 6: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 6/21

Faktor yang mempengaruhi adalah keadaan gizi, polusi dll.

Faktor Kebudayaan

Kebiasaan hidup, cara memasak makanan serta pemakaian berbagai bumbu

masakan memengaruhi pertumbuhan tumor ini.

Faktor Geografis

Terdapat banyak di Asia Selatan, Afrka Utara, Eskimo dan Yunani.

4. Tanda dan Gejala

Gejala tumor ganas nasofaring dikelompokan dalam berbagai kelompok 

gejala seperti telina, mata, hidung, neurologik dan pembesaran kelenjar leher.

Gejala di telinga terjadi karena seringnya tumor tumbuh di fosa

Rosenmuller. Dengan demikian timbul gejala tinitus, penyumbatan tuba

eustachius, otitis media serosa kronis. Gejala di telina ini merupakan gejala

awal. Akan tetapi sering pasien atau dokter yang pertama memeriksa pasien ini

mengabaikan kelainan ini, sehingga yang sering ditemukan adalah pada stadium

lebih lanjut telah terjadi metastase ke jaringan getah bening leher.

Sering terjadi gejala sumbatan di hidung yang didahului oleh gejala

epistaksis yang berulang. Pada keadaan lanjut tumor masuk ke dalam rongga

hidung atau sinus paranasal.

Gejala di mata terjadi karena tumor berfiltrasi ke rongga tengkorak,

sehingga yang pertama terkena adalah saraf otak III, IV, dan VI yaitu sarf yang

mempersarafi otot mata sehingga menimbulkan gejala diplopia.

Gejala yang lebih lanjut adalah gejala neurologi karena infiltrasi tumor ke

intrakranial melalui foramen laserum, dapat mengenai saraf otot ke III, IV, V

dan VI. Pada keadaan lanjut akanmasuk ke foramen jugulare sehingga

mengenai saraf otak IX, X, XI dan XII dan bila keadaan ini terjadi progosisnya

 buruk.

5. Patofisiologi

Metastase Nasofaring saluran nafas Terjadi perubahan pada jaringan

bagian atas

 Nyeri kepala Ca Nasofaring Akses ke limfa dan pembuluh darah

Page 7: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 7/21

Teraktivasinya RAS Pembesaran jaringan Metastase

Gangguan pemenuhan Sumbatan jalan nafas Dilakukan terapi radiasi

istirahat tidur 

Kompresi pita suara Kesulitan bernafas Efek sampingnya

Meningkatkan Hcl dalam lambung

Fungsi pita sura tergganggu Tindakan trakheostomi mual

Suara tidak terbentuk Peningkatan sekresi sekret Muntah

Gangguan komunikasi Akumulasi sekret Intake nutrisi

Tidak adekuat

Pengetahuan klien dan Membutuhkan suction Sinar elektomagnetik 

Keluarga kurang yang sering (Sinar alfa dan beta)

Koping tidak efektif Iritasi jariungan sekitar Efek samping sinar 

Muosa faring radiasi yang tersu menerus

Gangguan rasa aman cemas perdarahan Mengakibatkan kerusakan

 jaringan

Timbul bercak-bercak kehitaman

Kerusakan integritas

Terakumulasi secret di tenggorokan

Media masuknya mikroorganisme

Penurunan daya than tubuh

Resiko tingi infeksi

kulit

Perubahan pola

napas hidung

Page 8: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 8/21

Ke kanul

tracheostomi

Bersihan jalan

nafas tidak efektif 

Dispneu

Gangguan

oksigenasi

6. Penatalaksanaan

Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan maka ditentukan tindakan yang

akan diambil sebagai penanggulangannya, yaitu:

a. Terapi radiasi

Hasil yang memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang

hanya mengalami satu gangguan pita suara yang sakit dan normalnya dapat

digerakkan (sat tonasi) selain itu pasien ini masih mempinyai suara yang

hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondritis (inflamasi

kartilago) atau stenosis, sebagian kecil dari mereka yang mengalami

stenosis nantinya membutuhkan laringektomi. Terapi radiasi digunakan

untuk preopertif untuk mengurangi ukuran tumor.

 b. Pemakaian sitostatika

Pemakaian sitostaika belum memuaskan biasanya jadwal pemberian

sitostatika tidak sampai selesai karena keadaan umum memburuk,

disamping harga obat ini yang relatif mahal, sehingga tidak terjangkau oleh

klien. Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan

malignasinya.

7. Dampak Ca Nasofaring Terhadap Sistem Tubuh lain

a. Sistem respiratori

Faring merupakan saluran nafas bagian atas sebagai jalan udara dari dan ke

 paru-paru sewaktu bernafas. Jika ada pembesaran pada daerah tersebut bisa

saja mengakibatkan tersumbatnya saluran pernafasan, bila hal ini teradi

akan mengakibatkan jalan nafas tidak efektif ditandai dengan adanya

Page 9: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 9/21

 perubahan frekuensi nafas dan adanya stridor, jika hal ini makin berat maka

 bisa saja dilakukan tindakan trakheostomi untuk kelancaran pernafasan

klien.

 b. Sistem cardiovaskuler 

Tekanan darah bisa naik dan bisa juga turun tergantung dari keadaan klien.

Trombositopenia sering terjadi akibat supresi sumsum tulang setelah

kemoterapi atau terapi radiasi.

c. Sistem pencernaan

Pada Ca Nasofaring yang sudah membesar biasanya terjadi gangguan

menelan sehingga diberikan makanan cair .

d. Sistem persyarafan

Jika Ca berinfiltrasi dapat menyebabkan penekanan pada nervus IX, X, dan

XI sehingga uvula tidak dapat bergetar dan dapat mengakibatkan aspirasi,

 juga terjadi penurunan pengecapan pada klien.

e. Sistem penglihatan

Jika Ca bermetastase ke rongga tengkorak kemungkinan nervus III, IV dan

VI akan terganggu seperti reaksi pupil terhadap cahaya melambat, pergerakan bola mata tidak teratur, untuk melihat kekiri atau kekanan akan

sulit atau tertahan dan juga akan terjadi penurunan penglihatan.

f. Sistem pendengaran

Sistem pendengaran akan terganggu bila Ca bermetastase ke nervus VIII

sehingga klien akan mengalami gangguan pendengaran atau telinga

 berdenging.

g. Sistem perkemihan

Bila hasil pemeriksaan darah untuk fungsi ginjal menunjukan kelainan

kemungkinan Ca sudah bermetastase ke ginjal.

h. Sistem muskuloskeletal

Metabolisme yang meningkat pada Ca tonsil, asupan nutrisi yang berkurang

mengakibatkan pembentukan energi menurun sehingga energi yang

Page 10: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 10/21

digunakan untuk melakukan kontraksi berkurang dan klien terbatas dalam

 pergerakan.

i. Sistem integumen

Ca nasofaring bila dilakukan terapi akan terjadi perubahan warna kulit di

area penyinaran. Sensitifitas kulit mungkin menurun, bila dilakukan

tindakan kemoterapi integritas kulit akan terganggu.

 j. Sistem reproduksi

Biasanya dengan adanya perasaan nyeri pada klien dapat menyebabkan

gangguan pada seksualitas.

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang

logis dan sistematis, dinamis, dan teratur yang memerlukan pendekatan,

 perencanaan, dan pelaksanan asuhan keperawatan yang metodis dan teratur dengan

mempertimbangkan ciri-ciri pasien yang bersifat bio-psiko-sosial-spiritual maupun

masalah kesehatannya. (Depkes R.I, 19942 :2).

Perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien harus melalui proses

keperawatan sesuai dengan teori dan konsep keperawatan dan diimplementasikan

secara terpadu dalam tahapan yang terorganisir meliputi pengkajian, perencanaan

keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

a. Identitas

Page 11: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 11/21

• Identitas klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,

suku bangsa, status marital, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk RS,

tanggal pengkajian, No Medrec, diagnosis dan alamat.

• Identitas penanggung jawab yang meliputi : nama, umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.

 b. Riwayat kesehatan

• Keluhan utama

Biasanya didapatkan adanya keluhan suara agak serak, kemampuan

menelan terjadi penurunan dan terasa sakit waktu menelan dan terdapat

kekakuan dalam menelan.

• Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien dirawat di

RS. Menggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses

 perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan, faktor apa saja

memperberat dan meringankan keluhan dan bagaimana cara klien

menggambarkan apa yang dirasakan, daerah terasanya keluhan, semuadijabarkan dalam bentuk PQRST.

• Riwayat kesehatan dahulu

Kaji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya yang ada

hubungannya dengan penyakit keturunan dan kebiasaan atau gaya

hidup, misalnya pada penderita Ca tonsil adanya kebiasaan merokok,

minum alkohol, terpapar zat-zat kimia, riwayat stomatitis yang lama,

oral hygiene yang jelek, dan yang lainnya.

• Riwayat kesehatan keluarga

Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama

dengan klien atau adanya penyakit keturunan, bila ada cantumkan

genogram.

Page 12: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 12/21

c. Pola aktivitas sehari-hari

d. Pemerikasaan fisik 

Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi sistem tubuh secara menyeluruh

dengan menggunakan tekhnik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

1) Keadaan umum

Kaji tentang keadaan klien, kesadaran dan tanda-tanda vital.

2) Sistem respirasi

Jika Ca sudah membesar dan menyumbat jalan nafas maka klien akan

mengalami kesukaran bernafas, apalagi klien dilakukan Trakheostomi,

 produksi sekret akan menumpuk dan mengakibatkan jalan nafas tidak 

efektif dengan adanya perubahan frekuensi nafas dan stridor.

3) Sistem cardiovaskuler 

Ca nasofaring dengan pemasangan Trakheostomi dan produksi sekret

meningkat, bila dilakukan suction yang berlebihan dalam satu waktu

dapat merangsang reflek nerves sehingga mengakibatkan bradikardi dan

 biasanya terjadi peningkatan JVP.

4) Sistem gastrointestinal

Dapat ditemukan adanya mukosa dan bibir kering, nafsu makan

menurun, penurunan berat badan. Jika Ca sudah menyumbat saluran

 pencernaan dapat dilakukan tindakan Gastrostomy.

5) Sistem muskuloskeletal

Kekuatan otot mungkin penuh atau bisa juga terjadi kelemahan dalam

mobilisasi leher karena adanya pembengkakan bila Ca sudah terlalu

 parah.6) Sistem endokrin

Mungkin ditemukan adanya gangguan pada hormonal apabila ada

metastase pada kelenjar tiroid.

7) Sistem persyarafan

Page 13: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 13/21

Biasanya ditemukan adanya gangguan pada nervus III, IV, dan VI yaitu

syaraf yang mempersyarafi otot-otot mata, nervus IX, X, XI dan XII

yang mempersyarafi glosofaringeal, vagus, asesorius dan hipoglosus.

Biasanya bila ada nyeri yang dirasakan klien dapat merangsang pada

sistem RAS di formatio retikularis sehingga menyebabkan klien terjaga.

8) Sistem urinaria

Biasanya tidak ditemukan adanya masalah, bila ada metastase ginjal,

akan terjadi penurunan fungsi ginjal.

9) Sistem wicara dan pendengaran

Dapat terjadi gangguan pendengaran yang disebabkan adanya sumbatan pada tuba eustacius sehingga menggangu saluran pendengaran. Bila Ca

sudah bermetastase pada pita suara, maka klien tidak dapat

 berkomunikasi secara verbal.

10) Sistem integumen

Klien yang mendapat terapi radiasi atau kemoterapi akan terjadi

 perubahan warna hiperpigmentasi pada area penyianaran.

11) Sistem reproduksi

Biasanya dengan adanya perasaan nyeri, maka dapat menyebabkan

gangguan pada sexualitas.

e. Data psikologis

Ca tonsil dengan pemasangan Trakheostomy dan atau Gastrostomy akan

menimbulkan perasaan denial, timbulnya perasaan rendah hati, dengan

ditemukan data klien lebih suka diam dan menarik diri.

f. Data spiritual

Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap penyakitnya. Biasanya

klien akan merasa kesulitan dalam menjalankan ibadahnya.

g. Data sosial

Page 14: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 14/21

Biasanya didapatkan interaksi klien dengan lingkungannya menjadi

menurun dikarenakan adanya penyakit yang diderita klien.

h. Pemeriksaan diagnostik 

•Pemeriksaan radiologis, soft tissue leher AP lateral.

• Pemeriksaan CT Svan leher untuk determinasi klinis ukuran

danekstensi tumor.

• Thorax foto untuk melihat ada tidaknya metastase ke paru-paru.

• PA untuk mengetahui jenis keganasan.

• Laboratorium darah lengkap.

• Pemeriksaan biopsi.

i. Program dan rencana pengobatan

• Pembedahan

• Radiasi

• Chemoterapy

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyimpanan yang menggunakan

respon manusia (status kesehatan, pola interaksi, baik aktual maupun potensial

sebagai individu atau kelompok dimana perawat dapat mengidentifikasi dan

melaksanakan intervensi secara legal untuk mempertahankan status kesehatan).

Berdasarkan hasil studi kepustakaan dari berbagai literatur, didapatkan

diagnosa keperawatan yang muncul menurut (Doengoes, marilyn E) :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya

akumulasi sekret yang banyak dan mengental.

Page 15: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 15/21

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan :

a. Insisi bedah

 b. Pembengkakan jaringan

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan :

a. Radiasi atau agen kemoterapi

 b. Pembentukan oedema

4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan :

a. Hambatan fisik (pemasangan trakheostomy)

 b. Ketidakmampuan berbicra

5. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk menelan.

6. Gangguan pemenuhan ADL :  personal hygiene  berhubungan dengan

keterbatasan aktifitas.

7. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya

RAS di formatio retikularis.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah keputusan tentang apa yang dilakukan dalam

membantu klien dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, terdiri dari :

tujuan, intervensi, rasional, rencana ini disusun dengan melibatkan klien,

keluarga dan tim kesehatan lainnya. Adapun masalah dari intervensinya adalah

sebagai berikut :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya

akumulasi sekret yang banyak dan mengental.

Page 16: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 16/21

Tujuan :

Jalan nafas efektif dengan kriteria evaluasi :

• Jalan nafas efektif.

• Suara nafas bersih.

• Frekuensi nafas normal (16-20x / menit).

Intervensi :

• Tinggikan kepala 300 – 450 .

• Dorong menelan bila klien mampu.

• Dorong batuk efektif dan nafas dalam.

• Hisap sekret melalui lobang Trakheostomy, oral dan rongga mulut.

• Observasi jaringan sekitar terhadap adanya perdarahan.

• Ganti kanule sesuai indikasi.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan :

a. Insisi bedah.

 b. Pembengkakan jaringan.

Tujuan :

 Nyeri hilang dengan kriteria evaluasi :

• Klien terlihat rileks dan tidak mengeluh nyeri.

• Skala nyeri menurun.

Intervensi :

• Sokong kepala dan leher dengan bantal.

• Berikan tindakan yang nyaman, contohnya memberikan pijatan pada

 punggung dan aktivitas hiburan seperti nonton TV.

Page 17: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 17/21

• Anjurkan penggunaan perilaku manajemen stress, contoh : teknik 

relaksasi dan bimbingan imajinasi.

• Berikan analgetik sesuai indikasi.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan :

c. Insisi bedah.

d. Pembengkakan jaringan.

Tujuan :

Menentukan waktu penyembuhan yang tepat komplikasi dengan kriteria

evaluasi :

• Luka didaerah pemasangan gastrostomy bersih.

• Klien dan keluarga mengatahui cra perawatan kulit daerah radioterapi.

Intervensi :

• Beri penjelasan tentang perawatan pada area eritematosa :

Hindari penggunaan sabun, kosmetik, parfum, bedak, lotion, dan

salep deodorant.

Hindari menggosok dan menggaruk area sekitar leher.

Hindari menempelkan botol air panas, es dan plester adhesif pada

area sekitar leher.

• Anjurkan klien untuk menghindari pemakaian baju yangberkeraj ketat.

4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan :

a. Hambatan fisik.

 b. Ketidakmampuan berbicara.

Tujuan :

Klien dapat menytakan kebutuhannya dengan cara efektif dengan kriteria :

Page 18: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 18/21

• Klien dapat merencanakan pilihan metode berbicara yang tepat.

• Klien dapat menyatakan keinginannya dengan tepat.

Intervensi :

• Berikan cara-cara yang tepat dan kontinue untuk memenuhi

kebutuhannya, misalnya dengan menyediakan bel sebagai alat untuk 

memanggil perawat.

• Berikan pilihan cara komunikasi yang tepat, misalnya menggunakan

 pensil dan buku untuk menyatakan keinginan.

•Berikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi.

• Libatkan keluarga dalam komunikasi dengan pertanyaan tertutup,

misalnya pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak”.

5. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

 berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan.

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan adekuat dengan kriteria evaluas:

• Berat badan meningkat.

• Porsi makan klien habis.

•  Nilai laboratorium normal.

Intervensi :

• Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya makan

 bagi klien.

• Anjurkan untuk makan makanan kecil dan tingkatkan sesuai

toleransi.

• Kembangkan dan dorong lingkungan yang nyaman untuk makan.

Page 19: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 19/21

• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet sesuai indikasi.

6. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

keterbatasan aktifitas.

Tujuan :

Klien dapat melakukan personal hygiene secara mandiri dengan kriteria

evaluasi :

• Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri.

• Klien mampu melakukan aktifitas sendiri.

• Keadaan badan klien bersih.

• Rambut klien tersisir rapih dan bersih.

• Kuku pendek dan bersih.

Intervensi :

• Berikan informasi pada klien tentang pentingnya perawatan diri

untuk orang yang sedang sakit.

•Bantu dan fasilitasi klien dalam memenuhi perawatan dirinya.

• Bantu klien dalam memenuhi personal hygienenya seperti : mandi,

gosok gigi, dan gunting kuku.

• Libatkan keluarga dalam menjaga perawatan diri klien.

7. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan

teraktivasinya RAS di formatio retikularis.

Tujuan :

Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi dengan kriteria evaluasi :

• Klien tidak tampak sayu.

• Tidak tampak lingkaran hitam pada daerah periorbital.

Page 20: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 20/21

• Klien dapat tidur dengan nyenyak.

• Klien tidak sering terbangun dari tidurnya.

• Jumlah jam tidur klien cukup 7 – 8 jam / hari.

• Lingkungan sekitar klien tenang, aman dan nyaman untuk klien

tidur.

Intervensi :

• Jelaskan pada klien tentang pentingnya istirahat tidur bagi klien.

• Kurangi stimulus yang dapat menyebabkan klien sulit tidur dengan

menciptakan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman untuk klien

tidur.

• Atur posisi klien yang nyaman untuk tidur : berikan posisi

semifowler 300 – 450 untuk klien tidur.

• Bimbing klien untuk berdo’a sebelum tidur.

4. Implementasi

Implementasi / pelaksanaan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan

 post op gastrostomy akibat Ca tonsil dilaksankan sesuai dengan perencanaan

 perawatan yang meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh

 perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta

memperhatikan kondisi dan keadaan klien.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan melihat

respon klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang

menentukan sejauah mana tujuan telah tercapai.

Page 21: Teori Ca Nasofaring

5/17/2018 Teori Ca Nasofaring - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-ca-nasofaring 21/21