Teori Aspal

59
UNIVERSITAS KHAIRUN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL Kampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan BAB I PERCOBAAN PEMERIKSAAN ASPAL 1.1. PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL SEBELUM DAN SESUDAH KEHILANGAN BERAT A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk menentukan penetrasi aspal, apakah termasuk penetrasi yang lembek atau keras B. BAHAN : Aspal C. ALAT 1.Alat penetrasi ( penetrometer ) satu set 2.Alat pemanas aspal 3.Tinbox 4.Bak perendam 5.Stopwatch 6.Oven yang dilengkapi pengatur suhu D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Panaskan contoh hingga cukup cair untuk dapat dituangkan ke dalam tinbox (± 3 /4 dari Tinbox) dan diamkan hingga dingin selama ± 1 s/d 1,5 jam pada suhu ruang. 2. Aspal yang terdapat dalam tinbox dimasukkan ke dalam bak perendam yang berisi air pada suhu yang telah ditentukan. Di diamkan dalam bak tersebut ± 11,5 jam. 3. Jarum penetrasi pada pemegang jarum. Pindahkan benda uji dengan bak perendam, kemudian tempatkan tepat berada di

description

fdfda

Transcript of Teori Aspal

Page 1: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

BAB I

PERCOBAAN PEMERIKSAAN ASPAL

1.1. PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL SEBELUM DAN SESUDAH KEHILANGAN

BERAT

A. MAKSUD PERCOBAAN

Untuk menentukan penetrasi aspal, apakah termasuk penetrasi yang lembek atau keras

B. BAHAN : Aspal

C. ALAT

1. Alat penetrasi ( penetrometer ) satu set

2. Alat pemanas aspal

3. Tinbox

4. Bak perendam

5. Stopwatch

6. Oven yang dilengkapi pengatur suhu

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Panaskan contoh hingga cukup cair untuk dapat dituangkan ke dalam tinbox (± 3/4 dari

Tinbox) dan diamkan hingga dingin selama ± 1 s/d 1,5 jam pada suhu ruang.

2. Aspal yang terdapat dalam tinbox dimasukkan ke dalam bak perendam yang berisi air

pada suhu yang telah ditentukan. Di diamkan dalam bak tersebut ± 11,5 jam.

3. Jarum penetrasi pada pemegang jarum. Pindahkan benda uji dengan bak perendam,

kemudian tempatkan tepat berada di bawah alat penetrasi.Turunkan jarum penetrasi

perlahan-lahan hingga jarum tersebut menyentuh benda uji. Kemudian atur angka no1 di

arloji penetrometer, hingga jarum berimpit dengannya.

4. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu 5 ± 0,1

detik, bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum penunjuk.

5. Bersihkan jarum kemudiandiulangi lagi untuk pembacaan berikutnya sebanyak lima kali

untuk satu benda uji dengan titik yang berbeda satu sama lain.

6. Untuk penetrasi setelah kehilangan berat sama seperti penetrasi sebelum kehilangan berat

tetapisebelumnya benda uji didiamkan selama 1 - 1,5 jam harus dioven terlebih dahulu ± 5

jam.

Page 2: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

KETERANGAN ALAT

01. Jarum Penunjuk

02. Skala Ukur

03. Penekan

04. Pemberat Setelan

05. Alat Pengunci

06. Alat Menurunkan Jarum

07. Kunci Pengarah Jarum

08. Jarum Penetrasi

09. Meja Penetrasi

01

02

03

04

05

0708

09

06

PENETROMETER

BAK PERENDAM

OVEN

TERMOMETER

TINBOX

STOPWATCH

TIMBANGAN DIGITAL

Page 3: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

1.2. PEMERIKSAAN PENURUNAN BERAT ASPAL

A. MAKSUD PERCOBAAN

Untuk mengetahui dan menetapkan penurunan berat aspal setelah aspal dipanaskan (dioven)

selama ± 5 jam yang dinyatakan dalam persen berat,

B. BAHAN : Aspal

C. ALAT

1. Tinbox

2. Timbangan digital

3. Jam dinding/jam tangan

4. Oven yang dilengkapi pengatur suhu

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Panaskan aspal dan tuang dalam tinbox kosong (sebelumnya timbang dahulu tinbox dalam

keadaan kosong), kemudian diisi benda uji hingga 3/4 bagian. Tirnbang tinbox yang telah

berisi aspal (A).

2. Diamkan selama ± 30 menit pada suhu ruang lalu oven selama 5 jam.

3. Keluarkan dari dalam oven, diamkan 15 menit, lalu timbang (B).

Page 4: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

HOCK

OVEN

TINBOX

TERMOMETER

ALAT PEMANAS

TIMBANGAN DIGITAL

Page 5: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

1.3.PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL

A. MAKSUD PERCOBAAN

Untuk memeriksa temperatur pada saat dimana aspal mulai menjadi lunak/lembek.

B. BAHAN

1. Aspal

2. Deterjen

C. ALAT

1. Cincin kuningan

2. Bola baja 2 buah

3. Termometer

4. Penjepit

5. Bejana gelas tahan panas dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.

6. Kaca asbes

7. Stopwatch

8. Dudukan benda uji.

9. Pisau

10.Spatula

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Tuang aspal yang dicairkan pada dua buah cincin kuningan yang diletakkan di atas

kaca yang telah diberi sabun.

2. Diamkan selama ± 30 menit sampai mencapai suhu ruang hingga dingin.

3. Ratakan permukaannya dengan pisau yang telah dipanaskan

4. Pasang dan atur kedua benda uji di atas kedua dudukannya dan letakkan pengarah bola di

atasnya. Kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas. Isi bejana

dengan air suling baru, letakkan thermometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara

kedua benda uji. Atur jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji sehingga

menjadi 25.4 mm.

5. Letakkan bola-bola baja di atas pada bagian tengah perrnukaan masing masing benda uji

dengan menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.

6. Panaskan bejana dan catat sehingga kenaikan suhu menjadi 50C per menit.

7. Catat suhu dan waktu pada saat bola baja menyentuh permukaan plat dasa.

Page 6: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

KETERANGAN ALAT01. Termometer02. Baut Pengancing03. Penutup04. Pengarah Bola Baja05. Penggantung/Dudukan

01

03

04

02

05

GELAS UKUR

PENGARAH BOLA BAJA

STOPWATCH

BOLA BAJA

Page 7: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

1.4.PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL

A. MAKSUD PERCOBAAN

Untuk menentukan berat jenis aspal dengan alat piknometer. Berat jenis aspal adalah

perbandingan antara berat aspal dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu

tertentu.

B. BAHAN : Aspal Air suling

C. ALAT

1. Piknometer

2. Bak perendam

3. Bejana gelas

4. Timbangan

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Isi Bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas picnometer tidak

terendam 40 mm. Masukkan bejana yang berisi picnometer ke dalam bak perendam

sehingga bagian yang terendam sekurang-kurangnya 100 mm. Atur suhu bak perendarn

pada suhu 250C.

2. Bersihkan dengan mengeringkan dan timbang picnometer (A).

3. Angkat bejana dari bak dan isi picnometer dengan air suling kemudian tutup

picnometer tanpa ditekan.

4. Letakkan picnometer ke dalam bejana dan tekan tutup hingga rapat, kembalikan bejana

berisi picnometer ke dalam bak perendam. Diarnkan selama ± 30 menit lalu angkat dan

keringkan dengan lap.Timbang kembali picnometer (B).

5. Tuang benda uji ke dalam picnometer yang telah kering hingga 3/4bagian, biarkan sampai

dingin selama 40 menit dan timbang dengan penutupnya (C).

6. Isi picnometer yang beerisi benda uji dengan air suling dan tutup tanpaa ditekan, diamkan

agar gelembung-gelembung udara keluar.

7. Angkat bejana dari bak perendam dan letakkan picnometeer didalamnya dan tekan penutup

hingga rapat.

8. Masukkan dan diamkan bejana dalam bak perendam selama 30 menit. Angkat dan

keringkan picnometer, lalu timbang (D).

Page 8: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

BAK PERENDAM

PIKNOMETER

BEJANA GELAS

TIMBANGAN DIGITAL

Page 9: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

BAB II

PERCOBAAN PEMERIKSAAN AGREGAT

2.1. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

A. MAKSUD PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ), berat jenis pemukaan

jenuh (saturated surface dry = SSD ), berat jenis semu (apparent ) dan penyerapan dari

agregat kasar.

1. Berat jenis ( bulk specifik gravity ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan

berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu

tertentu.

2. Berat jenis permukaan jenuh ( SSD ) ialah perbandingan antara berat kering permukaan

jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh

pada suhu tertentu.

3. Berat jenis semu ( apparent ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dengan

berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalarn keadaan jenuh pada suhu

tertentu.

4. Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat

kering.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Keranjang kawat dengan kapasitas kira-kira 5 kg.

2. Tempat air yang dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai dengan pemeriksaan.

3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg yang dilengkapi alat penggantung keranjang.

4. Oven yang dilengkapi pemanas suhu sampai (110 ± - 5)0 C,

5. Saringan No. 4.

6. Alat pemisah contoh ( spitter ).

C. BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4, diperoleh dari alat pemisah

contoh atau cara perempat sebanyak 5 kg.

Page 10: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

D. TAHAP PERCOBAAN

1. Cuci benda uji untuk melepaskan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada

permukaan.

2. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (100 ± 5 )°C sampai berat tetap.

3. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 - 3 jam, kemudian timbang dengan

ketelitian 0,5 gram (BK).

4. Rendarn benda uji pada suhu kamar selarna 24 ± 4 jam.

5. Keluarkan benda uji dari dalam air, kemudian lap dengarn kain penyerap sampai

selaput air pada perrnukaan hilang ( SSD ), untuk butiran yang besar pengeringan

harus satu-satu.

6. Timbang benda uji kering permukaan jenuh ( Bj ).

7. Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan

yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air ( Ba ). Ukur suhu air untuk

myesuaian perhitungan pada suhu standar 25°C.

Page 11: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

4

TIMBANGAN DIGITAL

OVEN

SARINGAN

KERUCUT TERPANCUNG

BATANG PENUMBUK

PIKNOMETER

Page 12: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

2.3 BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

A. MAKSUD PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ), berat jenis ing

permukaan jenuh ( saturated surface dry = SSD ), berat jenis semu (apparent ) dan penyerapan

dari agregat halus.

1. Berat jenis ( bulk specific gravity ) ialah perbandingan antara agregat kering dan berat air

suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

2. Berat jenis permukaan jenuh ( SSD ) adalah perbandingan antara berat agregat kering

permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya samadengan isi agregat dalam keadaan

jenuh pada suhu tertentu,

3. Berat jenis semu ( apparent specific gravity ) adalah perbandingan antara agregat kering

dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu

tertentu,

4. Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat

kering.

B. PERALATAN

1. Timbangan / neraca, kapasitas 1 kg atau lebih. Picnometer kapasitas 500 ml.

2. Kerucut terpancung ( cone ), diameter bagian atas ( 40 ± 3 ) mm, diameter bagian bawah

(90±3) mm, dan tinggi ( 75 - 3 ) mm dibuat dari logam dengan tebal minimum 0,8 mm.

3. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk yang rata, berat ( 340 ±15 ) gram,

diameter permukaan penumbuk (25 ± 3 ) mm.

4. Saringan No. 4.

5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110±5)°C.

6. Pengatur suhu dengan ketelitian 0,5°C. Talam.

7. Bejana tempat air.

8. Pompa hampa udara (vacuum pump).

9. Air suling

C. BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang lolos saringan No. 4, diperoleh dari alat pemisah contoh

atau cara perempatan sebanyak 500 gram.

Page 13: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

D. LANGKAH KERJA

1. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu ( 110 -±- 5 )°C, sampai berat tetap. Yang

dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selarna 3 kali pem\

nimbangan dan pemanasan dalam oven selama waktu 2 jam berturut turut, tidak akan

mengalami perubahan kadar air lebih besar dari 0,1 %. Dinginkan dalam suhu ruang,

kemudian rendam dalam air selama 24 jam.

2. Buang air perendam, hati-hati jangan sampai ada butiran yang hilang, tebarkan

agregat di atas talam, keringkan di udara panas dengan cara rnembalikkan benda uji.

lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh ( SSD).

3. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke dalam

kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali, angkat

kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan januh tercapai bila benda uji runtuh

tetapi masih dalam keadaan tercetak.

4. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh, masukkan 500 gram benda

uji ke dalam picnometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi pienometer,

putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung di udara dalamnya. Untuk

mempercepat proses ini, dapat dipergunakan pompa hampa idara, tetapi harus

diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terhisap.

5. Rendam picnometer ke dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan

pada suhu standar 25°C.

6. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas kalibrasi.

7. Timbang picnometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram ( Bt )

8. Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5 )°C sampai )erat

tetap, kemudian dinginkan benda uji.

9. Timbang benda uji setelah benda uji dingin (Bk)

10.Tentukan berat picnometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuian dengan

suhu standar 250 C. (B)

Page 14: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

4

TIMBANGAN DIGITAL

OVEN SARINGAN

BAK PENAMPUNG

Page 15: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

2.3 INDEKS KEPIPIHAN

A. MAKSUD PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan indeks kepipihan dari agregat kasar.

B. PERALATAN

1. Saringan 3/4",1/2", dan 3J8". ,

2. Alat pengukur kepipihan.

3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

C. BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan 1/2" dan 3/8".

D. TAHAP PERCOBAAN

1. Saring 2000 gram agregat dengan menggunakan saringan 1/2" dan saringan 3/8"

2. Agregat yang tertahan pada saringan 1/2" dan 3/8" kemudian ditimbang lalu dimasukkan

pada alat pengukur kepipihan.

3. Timbang agregat yang lolos dan tertahan.

4. Hitung prosentase kepipihan.

Page 16: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

F. GAMBAR ALAT

1/2 3/83/4

TIMBANGAN DIGITAL

MISTAR PENGUKUR KEPIPIHAN

SARINGAN

Page 17: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

2.3 KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

A. MAKSUD PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar ;erhadap keausan

dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan

antara berat bahan aus lewat saringan No. 12 terhadap berat semula, dalam persen.

B. PERALATAN

1.Mesin Los Angeles Mesin terdiri dari selinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan

diameter 71 cm ( 28" ) panjang dalam 50 cm ( 20" ). Selinder beumpu pada dua poros

pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Selinder berlubang untuk

memasukkan benda uji. Penutup lubang tertutup rapat sehingga permukaan dalam selinder

tidak terganggu. Di bagian dalam selinder terdapat bilah baja melintang setinggi 8,9 cm

( 3,56" ).

2.Saringan No. 12.

3.Timbangan dengan ketelitian 5 gram.

4.Bola-bola baja dengan ketinggian rata-rata 4,86 cm ( 15/8" ) dan berat-masingmasing antara

390 gram sampai 445 gram.

5.Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu.

C. BENDA UJI

Berat dan gradasi benda uji sesuai dengan daftar analisa.

D. TAHAP PERCOBAAN

1. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven (110 ± 5 )°C sampai berat tetap

2. Benda uji dan bola baja dirnasukkan ke dalam mesin Las Angeles. Putar mesin sampai 30 -

33 rpm sebanyak 500 putaran.

3. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan

saringan No. 12. Butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan

dalam oven engan suhu ( 110 ± 5 )°C sampai berat tetap. Kemudian timbang benda uji.

Page 18: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

MESIN LOS ANGELES SARINGAN

OVEN BOLA BAJA

12

TIMBANGAN DIGITAL

Page 19: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

2.4 KADAR LUMPUR & LEMPUNG AGREGAT

A. MAKSUD PERCOBAAN

Untuk mengetahui kadar lumpur dan lempung dalam agregat

B. BAHAN DAN PERALATAN PERCOBAAN

1. Bahan

a. Agregat Kasar dan Agregat Halus

b. Air Suling

2. Peralatan

a. Saringan No. 4 dan No. 50

b. Timbangan

c. Cawan

d. Oven

C. PROSEDUR

1. Ambil benda uji dari lapangan dengan menggunakan cara quartering atau gunakan alat

sampel spliter untuk mendapatkan benda uji ang mewakili.

2. Masukkan dalam oven setelah temperatur 1100C selama 24 jam.

3. Saring benda uji untuk agregat kasar diambil yang tertahan saringan No.4 dan untuk

agregat halus diambil yang tertahan No.50.

4. Timbang masing-masing benda uji ( A )

5. Masukkan benda uji masing-masing kedalam cawan, cuci benda uji kotor kering oven

sampai betul-betul bersih

6. Keringkan dalam oven dengan temperatur 1100C selama 24 jam.

7. Masukkan dalam desikator untuk mempercepat pendinginan

8. Timbang benda uji bersih kering oven ( B )

9. Hitung kadar lumpur dari agregat.

Page 20: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

ALAT EJEKTOR

LANDASAN PEMADATAN

OVEN

ALAT PEMADAT/PENUMBUK CETAKAN CORONG

Page 21: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

2.5 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

A. MAKSUD PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan

agregat kasar dengan menggunakan saringan.

B. PERALATAN

1. Timbangan dan neraca.

2. Satu set saringan terdiri dari : # 3/4" ; # 1/2 ; # 3/8" ; no. 4 ; no. 8 ; no. 30 ; no.50 ; no. 100 ;

no. 200; pan (standar ASTM ).

3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk mernanasi sampai (110 ± 5 }°C.

4. Alat pemisah contoh ( splitter ).

5. Mesin pengguncang saringan ( shieve shaker).

6. Talam-talam.

7. Kuas, sendok, sikat, dan alat-alat lainnya.

C. BENDA UJI

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak :

1. Agregat halus :

Ukuran maksimum No. 4, berat minimum 1000 gram.

2. Agregat kasar :

Ukuran maksimum Na: 3/8" ; berat minimum 1000gram . Bila agregat berupa campuran

dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut di:sortir menjadi dua bagian dengan

saringn no. 4. Selanjutnya agregat kasar dan agregat halus disediakan sebanyak jumlah

yang tercantum di atas.

D. TAHAP PERCOBAAN

1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5 )°C, sampai berat tetap.

2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan

di atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.

Page 22: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

E. GAMBAR ALAT

KETERANGAN ALAT

01. Baut Pengancing

02. Jarum Stabilitas

03. Jarum Flow

04. Baut Pengunci Jarum Flow

05. Pengekang Briket

06. Tombol Naik

07. Tombol Stop

08. Tombol Turun

MARSHALL TEST

TIMBANGAN DIGITAL

SARINGAN ALAT PEMANAS

HOCK

PAN

20010050

3084

3/81/23/4

01

0203

04

05

060708

UP

STOP

DOWN

MARSHALL COMPRESSION MACHINEMBT

Page 23: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

Page 24: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

RANCANGAN CAMPURAN ASPAL BETON

(MIX DESIGN ASPAL BETON)

Campuran untuk lapisan aspal beton pada dasarnya terdiri dari agregat kasar, agregat halus

dan aspal. Masing-masing agregat diperiksa gradasinya dan selanjutnya digabungkan menurut

perbandingan yang menghasilkan agregat campuran yang memenuhi persyaratan. Kedalam

agregat campuran tersebut ditambahkan aspal secukupnya sehingga diperoleh aspal yang

memenuhi persyaratan rancangan campuran Lapis Aspal Beton ( LASTON ). Persyaratan yang

dimaksud berdasarkan petunjuk pelaksanaan LapisAspal Beton ( LASTON ) untuk jalan raya,

SNI No. 1737 – 1979 – F dan spesifikasi umum, Republik Indonesia.

Metode rancangan campuran Aspal Beton yang digunakan adalah rancangan campuran aspal

panas (hot minyak suatu campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang

merupakan komponen terbesar dalam campuran dan bahan perekat aspal. dimana cara

pencampurannya melalui proses pernanasan.

Perencanaan Carmpuran Aspal.Beton yang digunakan adalah berdasarkan metode Marshall,

dengan metode ini kita dapat menentukan jumlah pemakaian.aspal yang tepat sehingga dapat

menghasilkan komposisi yang baik antara aggregat dan aspal sesuai dengan persyaratan teknis

perkerasan jalan yang ditentukan.

1. Penentuan Komposisi Agregat Dalam Campuran

Dari hasil pemeriksaan gradasi/analisa saringan aggregat dibuat grafik yang berdasarkan

pada persen lolos untuk masing-masing nomor saringan yang digunakan. Selanjutnya untuk

mendapatkan prosentase campuran dipakai metode grafis Diagonal, dimana prosedurnya

sebagai berikut:

1. Diketehui gradasi ideal yang akan digunakan dari persyaratan gradasi yang telah

ditentukan pada table 4.

2. Gambar empat persegi panjang, dengan ukuran 10 x 20 cm.

3. Buat garis; diagonal pada kotak tersebut dari ujung kiri bawah ke ujung kanan atas.

4. Sisi tegak dari kotak menyatakan persen lolos saringan dengan skala 0 s/d 100.

5. Dengan melihat spesifikasi ideal, letakkan nilai-nilai persentase lolos ideal dari masing-

masing saringan pada garis diagonal berupa titik dari titik ini tarik garis vertical ke

bawah/ke atas sampai memotong sisi datar dari kotak untuk menempatkan nomor-nomor

saringan.

6. Gambar grafik gradasi dari masing-masing fraksi yang akan dicampur.

Page 25: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

7. Untuk rnenentukan nilai persentasi agregat kasar, dilihat dari jarak antara grafik gradasi

dasar terhadap tepi bawah, dan jarak antara grafik gradasi bahan pengisi terhadap tepi

atas yang harus sama, pada satu garis lurus yang sama pula.

8. Pada garis dari langkah no.7, tarik garis vertical sampai mernotong diagonal yang

kemudian dari titik potong ini ditarik garis horizontal sampai memotong garis tepi kotak

sehingga didapat persentase agregat kasar yang diperlukan.

9. Ulangi Langkah no.7 dan no.8 yang mencakup sampai grafik analisa pembagian

butiragregat halus, sehingga akan didapat persentase masing-masing agregat yang

diperlukan. Setelah diperoleh komposisi dari setiap jenis fraksi agregat, dibuat suatu

tabel hasil analisa gabungan agregat, dimana prosentase masing-masing fraksi yang akan

digunakan diperoleh dari hasil perkalian dengan presentase lolos untuk masing-masing

nomor saringannya.Kemudian dijumlahkan untuk masing-masing nomor saringan lalu

dilihat apakah gradasi tersebut sudah memenuhi spesifikasi yang diisyaratkan sesuai

dengan jenis campuran yang akan dibuat.Hasil penggabungan agregat diusahakan

mendekati "ideal spec", jika melalui grafik diagonal belum bagus maka digunakan

metode coba-coba (trial and error) yaitu menentukan terlebih dahulu prosentase dari

masingmasing agregat (tanpa mengubah persen lolos) kemudian hasil penggabungan

agregat diperoleh melalui perkalian prosentase dengan persen lolos dari agregat

Selanjutnya hasil perkalian tersebut masing-masing dijumlahkan dan dilihat apakah

hasilnya mendekati nilai "ideal spec". Selanjutnya dibuat grafik penggabungan agregat

dan grafik spesifikasi, setelah itu dihitung berat masing-masing faksi yaitu prosentasi

fraksi dikali dengan kapaitas mould. Berat masng-masing fraksi campuran ini, dibagi-bagi

lagi berdasarkan ukuran saringan sesuai dengan prosentase tertahan agregatnya yang akan

digunakan untuk pembuatan bricket uji.

2. Penentuan Berat Aspal Dalam Campuran

Setelah ditentukan kadar aspal yang akan digunakan dalam campuran, maka berat aspal dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Berat aspal = A x B

Dimana : A = Kadar aspal ( % )

B = Kapasitas mould (gram)

3. Penentuan Berat Jenis Dan Penyerapan Campuran

Page 26: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

Setelah diperoleh hasil pemeriksaan beratjenis dan penyerapan agregat dan berat jenis

aspal, maka berat jenis dan penyerapan dari total agregat/ campuran serta penyerapan aspal

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Berat jenis bulk (Gsb) / bulk spesific gravity

P1 + P2 + …..+ Pn

(P1 / G1) +(P2 / G2) +….+ Pn / Gn)

Berat jenis semu (Gsa) J apparent spesific gravity

P1 + P2 + …..+ Pn

(P1 / A1) +(P2 / A2) +….+ Pn / An)

Berat jenis efektif (Gse) / effective spesific gravity

Gsb + Gsa

2

Penyerapan aspal (Pba)

Gse + Gsb

Gse x Gsb

Di mana :

Gsb = Berat jenis bulk

Gsa = Berat jenis semu / apparent

Gse = Berat jerus efektif

Pba = Penyerapan aspal

Ga = Berat jenis aspal

P1,P2,..., PN = Persentase berat dari komponen agregafi 1,2,..., n

G1,G2,..., Gn = Berat jenis bulk dari masing-masing

A1,A2,….An = berat jenis apparent dari masing-masing aggregate

Page 27: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

3.2. CAMPURAN ASPAL BETON DENGAN ALAT TEST MARSHALL

A. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap

kelelehan plastis (FLOW) dari campuran aspal. Ketahanana (stabilitas) adalah

kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan

plastis, ang dinyatakan dalam kilogram atau pound. Kelelehan plastis adalah keadaan

perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban batas runtuh,

yang dinyatakan dalam mm atau 0,1”.

B. BAHAN DAN PERALATAN PERCOBAAN

a. Bahan

Bahan yang digunakan adalah chipping, pasir, abu batu, serbuk abu kayu dan aspal

yang telah diperiksa dan memenuhi syarat spesifikasi.

b. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan dan pengesetan rancangan campuran

adalah:

e. Cetakatan benda uji yang berdiameter 10.16 cm ( 4” ) dengan tinggi 7,62 ( 3” ) yang

dilengkapi dengan pas alas dan leher sambung.

f. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk yang rata bebrbentuk silinder, dengan

tinggi jatuh bebas 47,75 cm ( 18” ) dan erat 4,536 kg.

g. Alat pengeluar benda uji yang telah dipadatkan yaitu sebuah alat ejektor.

h. Landasan pemadatan yang terdiri dari balok kayu (jati atau sejenisnya) berukuran kira-

kira 20x20x45 cm3 (8”x8”x15”) yang dilapisi dengan plat baja berukuran kira-kira

30x30x2,5 cm3 (12”x12”x1”) dan diikat pada lantai beton dengan empat bagian siku.

i. Silinder cetakan benda uji.

j. Peralatan marshall test yang dilengkapi dengan:

- Kepala penekang berbentuk lengkung.

- Cincin penguji yang berkapasitas 3000 kg dilengkapi arloji tekan dengan

perlengkapannya.

- Arloji kelelehan dengan kelengkapannya.

k. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi (200 ± 3)0C.

l. bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur minimum 200C

m. peralatan benda lainnya antara lain:

- panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran.

Page 28: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

- Pengukur suhudari logam berkapasitas 2500C dengan ketelitian 0,5 atau 1 % dari

kapasitasnya.

- Kompor

- Sendok pengaduk

- Sarung asbes dan karet

- Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan

ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram

- Corong yang terbuat dari aluminium

- Spatula

- Satu set saringan terdiri dari ukuran : 1”, ¾”, ½”, ⅜”, No.4, No.8, No.30, No.50,

No.100, No.200, serta pan.

C. PROSEDUR PERCOBAAN

Pembuatan dan pengesetan benda uji dimaksudkan untuk menentukan ketahan (stabilitas)

terhadap kelelhan dari campuran yang telah dibuat/ditentukan komposisinya. Benda uji

briket yang dibuat untuk masing-masing kadar aspal berkisat antara 5% - 7% adalah

sebanyak 45 buah briket dengan masing-masing kadar aspal terdiri dari 3 buah sampel.

Langkah-langkah pembuatan dan pengesetan benda uji adalah sebagai berikut:

1. Masing-masing agregat dikeringkan sampai beratnya tetap pada suhu (110±50)0C

setelah dingin agregat dipisah-pisahkan dengan cara penyaringan kering dalam

fraksi-fraksi yang dikehendaki, lalu ditimbang sesuai dengan besarnya prosentase

perbandingan komposisi agregat.

2. Campuran agregat tersebut, dipanaskan sampai mencapai suhu pencampuran.

Sementara itu aspal juga dipanaskan secara terpisah sampai mencapai suhu

pencampuran.

3. agregat dituangkan kedalam panci pencampuran aspal yang sudah dipanaskan

tersebut, sesuai dengan berat yang telah ditetapkan. Kemudian diaduk sampai

homogen dan terlihat seluruh permukaan agregat tertutup aspal. Suhu selama

pengadukan pencampuran aspal diusahakan tetap dipertahankan 1500C, dimana hal

itu dikontrol dengan termometer.

4. Campuran telah homogen, dipindahkan kedalam cetakan benda uji (mould) yang

telah dibersihkan dan pada dasarnya diletakkan kertas saring/penghisap lebih dahulu.

Pemindahan campuran dalam cetakan dengan bantuan corong aluminium yang

diletakkan diatas cetakan. Kemudian Campuran di masukkan dalam cetakan mould.

Page 29: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

5. Dilakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75 kali pada masing-masing

bagian/sisi atas dan bawah cetakan.

6. Keluarkan benda uji dengan menggunakan alat ejektor (dongkrak), lalu diletakan

pada permukan rata dan halus, biarkan selama 24 jam pada suhu ruang.

7. Berikan tanda pengenal pada benda uji yang telah dingin sesuai dengan prosentase

kadar aspal, lalu timbang lalu ukur diameter dan tebal benda uji dengan

menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 mm. Kemudian rendam benda uji

dalam air selama 24 jam pada suhu ruang.

8. Setelah perendaman 24 jam, benda uji ditimbang dalam air dan beratnya ditetapkan

untuk mendapatkan isi.

9. Benda uji diangkat dan dilap dengan kain sampai mencapai kering permukaan jenuh

(SSD), kemudian ditimbang.

10. Rendam benda uji dalam bak perendam yang dapat diatur suhunya, dengan suhu 600c

selama 30-40 menit.

11. Keluarkan benda uji dalam bak perendam lalu masukkan kedalam cincin penjepit dan

letakkan pada piston penekanan.

12. Sebelum pembebanan dilakukan, kepala penenkan beserta benda uji dinaikkan

hingga menyentuh alat cincin penjepit, pada cincin penjepit dipasang dial (arloji)

pembacaan kelelahan (FLOW), jarum dial disetel pada angka nol.

13. Dial stabilitas yang terpasang pada proving ring yang telah ditentukan distel pada

angka nol.

14. Benda uji pada kondisi ini telah siap untuk ditekan,kemudian mesin digerakkan

dengan membuka aliran pada motor penggerak.

15. Mesin dimatikan setelah jarum stabilitas tidak bergerak lagi (setelah mencapai

stabilitas maksimum). Kemudian dibaca/dicacat nilai stabilitas dan flow yang

diperoleh. Perlu pula diketahui bahwa pada waktu benda uji dari bak perendam

sampai mencapai beban maksimum adalan boleh lebih dari waktu 30 detik.

Page 30: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Aspal untuk Lapis Aspal Beton berdasarkan data-data praktikum maka nilai penetrasi

yang digunakan adalah penetrasi 60/70

Kadar aspal dalam campuran untuk Lapis Aspal Beton berkisar antara 5,0 %- 7.0%

Aspal yang digunakan dalam praktikum mempunyai batas minimum kehilangan berat

adalah 0,21 % dan batas maksimum kehilangan berat adalah 0,43%

Aspal yang telah dipanaskan (proses pengeringan dan oven) akan mengalami kehilangan

berat

Berat jenis aspal yang digunakan sebagai benda uji dalam percobaan ini adalah 1,055

gram/cc.

Dari hasil perhitungan yang didasarkan pada data-data diperoleh dalam praktikum maka

nilai temperatur titik lembek aspal yang digunakan adalah 250C

Agregat yang digunakan harus memenuhi parameter yang menunjukan batasan terhadap

nilai kehausan, berat jenis, penyerapan air, dan indeks kepipihan.

Campuran untuk Lapis Aspal Beton pada dasarnya terdiri dari agregat kasar, agregat

halus

SARAN – SARAN

Sebelum memulai praktikum sebaiknya diadakan Responsi kepada mahasiswa, agar

mahasiswa mempunyai persiapan dan pengetahuan tentang tujuan pelaksanaan,alat dan

bahan yang digunakan, dan prosedur kerjanya.

Kelengkapan alat harus diperlengkapi demi kelancaran praktikum, seperti Alat

Pengujianmarshall Test, dan lain-lain.

Untuk mendapatkan data yang akurat sebaiknya menggunakan alat yang lengkap dan

ketelitian dalam membaca alat. Untuk menjamin keseragaman data, sebaiknya digunakan

bahan dan sumber yang sama.

Untuk mendapatkan data yang seragam, sebaiknya digunakan bahan dari sumber yang

sama.

Untuk keakurat data sebaiknya dilakukan kalibrasi alat secaraberkala.

Page 31: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

11. GAMBAR ALAT

KETERANGAN ALAT

09. Baut Pengancing

10. Jarum Stabilitas

11. Jarum Flow

12. Baut Pengunci Jarum Flow

13. Pengekang Briket

14. Tombol Naik

15. Tombol Stop

16. Tombol Turun

MARSHALL TEST

TIMBANGAN

SARINGAN ALAT PEMANAS

HOCK

PAN

20010050

3084

3/81/23/4

01

0203

04

05

060708

UP

STOP

DOWN

MARSHALL COMPRESSION MACHINEMBT

Page 32: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

A. DOKUMENTASI ALAT

Sampel / Benda uji

Alat Pemanas Oven

B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 33: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

02.A. DOKUMENTASI ALAT

Alat Pemanas Oven

Benda uji

02.B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 34: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

03.A. DOKUMENTASI ALAT

Bejana Gelas pengujian Benda Uji

Bejana + termometer

03.B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 35: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

04.A. DOKUMENTASI ALAT

Piknometer + Benda Uji Piknometer

Timbangan

04.B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 36: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

05.A. DOKUMENTASI ALAT

05.B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 37: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

A. DOKUMENTASI ALAT

B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 38: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

07.A. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 39: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

08.A. DOKUMENTASI ALAT (KEAUSAN DENGAN MESIN LA)

1 set saringan

oven Timbangan

08.B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Pengambilan Benda Uji Analisa Saringan

09.A. DOKUMENTASI ALAT

Page 40: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

1 set saringan Pan

Oven Timbangan

09.B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 41: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

10.A. DOKUMENTASI ALAT (BERAT JENIS DAN PENYERAPAN

AGREGAT)

10.B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 42: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

11.A. DOKUMENTASI ALAT (MIX DESIGN)

Page 43: Teori Aspal

UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan

10.B. DOKUMENTASI KEGIATAN