Teori Antrian
-
Upload
nizarmuhammad -
Category
Documents
-
view
1.303 -
download
0
Transcript of Teori Antrian
Teori Antrian
BAB 10
TEORI ANTRIAN
A. Pendahuluan
Antrian adalah suatu kejadian yang biasa ditemui
dalam kehidupan sehari–hari, misalnya saat nasabah
mengantri di teller untuk melakukan transaksi, di airport
saat para calon penumpang melakukan check-in, di super
market saat para pembeli antri untuk melakukan
pembayaran, di tempat cuci mobil: mobil antri untuk
dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor jasa,
bagi sebagian orang antri merupakan hal yang
membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri,
akan menyebabkan pelanggan kabur. Hal ini merupakan
kerugian bagi organisasi tersebut.
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi
selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang
terbaik. Di antaranya adalah memberikan pelayanan yang
cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu
(mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak
pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan
biaya bagi organisasi, karena harus menambah fasilitas
layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan sangat
membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang
dalam jangka panjang tentu saja akan meningkatkan
keuntungan perusahaan.
Salah satu model antrian yang sangat berkembang
sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi
untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan
dua macam prosedur, yaitu: analitis dan simulasi. Pada
~ 121 ~
Teori Antrian
model simulasi, solusi tidak dijabarkan secara deduktif.
Sebaliknya, model dicoba terhadap harga-harga khusus
variabel jawab berdasarkan syarat-syarat tertentu (sudah
diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki
pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model
simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif.
Misalnya dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh
bermacam-macam bentuk sistem pembayaran.
Adapun masalah-masalah yang dapat diselesaikan
dengan teori antrian ini adalah bagaimana sebuah
perusahaan dapat menentukan waktu serta fasilitas atau
pelayanan yang sebaik-baiknya, supaya dapat melayani
pelanggan secara efesien.
B. Sejarah Teori antrian
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk
memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan.
Rata-rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat
tergantung kepada rata-rata tingkat kecepatan pelayanan
(rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari
Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di
Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan
eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon
yang berhubungan dengan automatic dialing equipment,
yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis.
Dalam waktu-waktu yang sibuk operator sangat
kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya,
sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran,
mungkin cukup lama.
Manajemen Operasional 122
Teori Antrian
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan
perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator,
kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk
menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode
ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul
Solution of some problems in the theory of probabilities of
significance in Automatic Telephone. Baru setelah perang
dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas
penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto,
1987).
C. Pengertian Antrian
Pengertian antrian menurut Heizer dan Render
(2006:418) dalam bukunya Operation Manajemen yang di
terjemahkan oleh Setyoningsih dam Almahdy adalah
sebagai berikut: Antrian adalah orang-orang atau barang
dalam sebuah barisan yang sedang menunggu untuk
dilayani.
Pengertian Teori antrian atau Waiting Line Theory
adalah teori yang menyangkut studi matematis dari
antrian pada antrian atau barisan-barisan penunggu.
Formasi barisan-barisan penunggu ini merupakan suatu
permasalahan yang biasa terjadi apabila kebutuhan akan
suatu fasilitas pelayanan melebihi kapasitas kemampuan
yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan
tersebut.
Menurut Siagian antrian ialah suatu garis tunggu dari
nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau
lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem
antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang
Arif, Sudarmaji, Juniawan & Ismail 123
Teori Antrian
berbeda-beda di mana teori antrian dan simulasi sering
diterapkan secara luas.
Klasifikasi menurut Hil Ier dan Lieberman adalah
sebagai berikut:
1. Sistem pelayanan komersial.
2. Sistem pelayanan bisnis-industri.
3. Sistem pelayanan transportasi.
4. Sistem pelayanan sosial.
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang
sangat luas dari model-model antrian, seperti restoran,
kafetaria, took-toko, salon, butik, supermarket, dan
sebagainya.
Sistem pelayanan bisnis industri mencakup lini
produksi, sistem material-handling, sistem pergudangan,
dan system-sistem informasi komputer. Sistem pelayanan
sosial merupakan system-sistem pelayanan yang dikelola
oleh kantor-kantor dan jawatan-jawatan lokal maupun
nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor
pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain.
Tujuan dasar model antrian adalah untuk
meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung
penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung
yang timbul karena para individu harus menunggu untuk
dilayani. Bila suatu sistem mempunyai jumlah fasilitas
yang lebih optimal, ini berarti membutuhkan investasi
modal yang berlebihan, tetapi apabila jumlahnya kurang
dari optimal, maka hasilnya adalah tertundanya
pelayanan.
Manajemen Operasional 124
Teori Antrian
D. Karakteristik Sistem Antrian
kita perlu mengenal dulu karakteristik dari suatu
sistem antrian. Paling tidak ada 3 elemen dasar dalam
suatu sistem antrian, yaitu kedatangan (arrival), struktur
antriannya, dan layanan (service) yang diberikan. Berikut
penjelasannya:
1. Kedatangan (arrival)
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan,
misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk
dilayani, dan lain-lain. Unsur ini sering dinamakan
proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan
atau biasa dinamakan calling population, dan cara
terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan
variabel acak (random). Menurut Levin, dkk, variabel
acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa
saja sebagai hasil dai percobaan acak. Variabel acak
dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak
hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja,
maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya
bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang
tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
2. Pelayanan (Service)
Mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau
lebih pelayan. Tiap-tiap fasilitas pelayanan kadang-
kadang disebut sebagai saluran (channel). Karakteristik
fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal yaitu:
a. Tata letak (lay out)
Dari sistem antrian digambarkan dengan
jumlah saluran, juga disebut sebagai jumlah
pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel,
Arif, Sudarmaji, Juniawan & Ismail 125
Teori Antrian
single server) berarti bahwa dalam sistem antrian
tersebut hanya terdapat satu pemberi layanan serta
satu jenis layanan yang diberikan. Sementara
sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda
(single channel multi server) berarti dalam sistem
antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis
layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis
layanan hanya terdapat satu pemberi layanan,
disiplin antrian, waktu pelayanan.
Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi
channel single server) adalah terdapat satu jenis
layanan dalam sistem antrian tersebut, namun
terdapat lebih dari satu pemberi layanan.
Sedangkan sistem antrian jalur berganda dengan
tahapan berganda (multi channel, multi server)
adalah sistem antrian dimana terdapat lebih dari
satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu
pemberi layanan dalam setiap jenis layanan
b. Disiplin Antrian
Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come
first serve. Disiplin prioritas dikelompokkan
menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive.
Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana
pelayan sedang melayani seseorang, kemudian
beralih melayani orang yang diprioritaskan
meskipun belum selesai melayani orang
sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive
menggambarkan situasi dimana pelayan akan
menyelesaikan pelayanannya baru kemudian
beralih melayani orang yang iprioritaskan.
Manajemen Operasional 126
Teori Antrian
Sedangkan disiplin first come first serve
menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu
datang akan dilayani terlebih dahulu.
c. Waktu Pelayanan
Karakteristik waktu pelayanan. Waktu yang
dibutuhkan untuk melayani bias dikategorikan
sebagai konstan dan acak. Waktu pelayanan
konstan, jika waktu yang dibutuhkan untuk
melayani sama untuk setiap pelanggan. Sedangkan
waktu pelayanan acak, jika waktu yang dibutuhkan
untuk melayani berbeda-beda untuk setiap
pelanggan. Jika waktu pelayanan acak,
diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial.
3. Antri
Inti dari analisa antrian adalah antri itu sendiri.
Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat
kedatangan dan proses pelayanan. Jika tak ada antrian
berarti terdapat pelayan yang menganggur atau
kelebihan fasilitas pelayanan. Penentu antrian lain
yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri
adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara
melayani pengantri. Menurut Siagian, ada 5 bentuk
disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu:
a. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut
(FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih
dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket
pembelian tiket bioskop.
b. LastCome FirstServed (LCFS) atau Last In FirstOut
(LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu
Arif, Sudarmaji, Juniawan & Ismail 127
Teori Antrian
keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator
untuk lantai yang sama.
c. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan
didasarkan pada peluang secara random, tidak soal
siapa yang lebih dulu tiba.
d. Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan
diberikan kepada pelanggan yang mempunyai
prioritas lebih tinggi dibandingkan pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang
terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba
dalam garis tunggu.
Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas
yang berada dalam garis tunggu tetap tinggal di sana
sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi.
Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar
menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk
entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani
digunakan istilah pengingkaran (reneging).
Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis
tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan
(balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang
menolak untuk bergabung dalam garis tunggu.
E. Desain Sistem Antrian
Untuk mendesain sebuah sistem antrian yang baik, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Jumlah perkiraan customers.
2. Rata-rata customers yang datang.
3. Waktu yang diperlukan customers untuk memperoleh
layanan.
4. Jumlah loket yang tersedia.
Manajemen Operasional 128
Teori Antrian
5. Profesionalisme pegawai penjaga loket.
6. Waktu pelayanan yang ideal untuk per customers.
A.K. Erlang, seorang ahli matematik Denmark pada
tahun 1909 mengenalkan beberapa sistem antrian.
Menurut A.K. Erlang ada beberapa model sistem antrian :
1. Single channel-Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang
memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas
pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu fasilitas
pelayanan. Contohnya adalah sebuah kantor pos yang
hanya mempunyai satu loket pelayananan dengan jalur
satu antrian, supermarket yang hanya memiliki satu
kasir sebagai tempat pembayaran, dan lain-lain.
2. Single Channel-Multi Phase
Sistem antrian jalur tunggal dengan tahapan
berganda ini atau menunjukkan ada dua atau lebih
pelayanan yang dilaksanakan secara fasilitas pelayanan
berurutan. Contohnya adalah: pencucian mobil, tukang
cat mobil, dan sebagainya.
3. Multi Channel-Single Phase
Sistem Multi Channel-Single Phase terjadi di mana
ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh
antrian tunggal. Contohnya adalah antrian pada
sebuah bank dengan beberapa teller, pembelian tiket
atau karcis yang dilayani oleh beberapa loket,
pembayaran dengan beberapa kasir, dan lain-lain.
4. Multi Channel-Multi Phase
Sistem Multi Channel-Multi Phase ini menunjukkan
bahwa setiap sistem mempunyai beberapa fasilitas
pelayanan pada setiap tahap sehingga terdapat lebih
Arif, Sudarmaji, Juniawan & Ismail 129
Teori Antrian
dari satu pelanggan yang dapat dilayani pada waktu
bersamaan. Contoh pada model ini adalah: pada
pelayanan yang dibarikan kepada pasien di rumah
sakit dimulai dari pendaftarran, diagnose, tindakan
medis, samppai pembayaran, registrasi ulang
mahasiswa baru pada sebuah universitas, dan lain-lain.
Mungkin bagi instansi yang setiap harinya kurang
memperhatikan optimalisasi sistem antrian bagi
customersnya kurang tertarik untuk mendesign sistem
antrian yang lebih baik. Tapi mestinya semua harus sadar,
bahwa era persaingan telah terbuka lebar untuk dunia.
Artinya, setiap saat akan lebih banyak competitors sejenis
yang akan masuk yang semuanya menerapkan sistem
antrian yang lebih baik. Jangan sampai customers akan
memindahkan kepercayaannya kepada competitors yang
memang lebih professional, yang mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik dan memuaskan, melalui desain
sistem antrian yang handal.
Gambar10.1 Desain Sistem Antrian
Manajemen Operasional 130
Teori Antrian
Sumber : ( Mulyono : 1996:72)
BAB III
PENUTUP
F. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan dengan
teori antrian adalah meliputi bagaimana perusahaan
dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-
baiknya agar dapat melayani konsumen atau
langganan dengan efisien.
2. Tujuan utama teori antrian adalah mencapai
keseimbangan antara ongkos pelayanan dengan
ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu
menunggu. Dengan kata lain tujuan dasar teori antrian
adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu
biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan
biaya tidak langsung yang timbul karena para
konsumen menunggu untuk dilayani.
Arif, Sudarmaji, Juniawan & Ismail 131
Teori Antrian
3. Teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan
persoalan-persoalan diatas. Walaupun begitu, teori
antrian menyumbangkan informasi penting yang
diperlukan untuk membuat keputusan dengan cara
memprediksi beberapa karakteristik dari baris
penungguan. Ada 3 elemen dasar dalam suatu sistem
antrian, yaitu kedatangan (arrival), struktur antriannya,
dan layanan (service) yang diberikan.
4. Model antrian yang akan dibahas merupakan peralatan
penting untuk sistem pengelolaan yang
menguntungkan dengan menghilangkan antrian.
Menurut A.K. Erlang ada beberapa model sistem
antrian single channel-single phase, Multi Channel-
Single Phase, Single Channel-Multi Phase, Sistem Multi
Channel-Multi Phase.
Manajemen Operasional 132