Teologi Moral Keluarga
-
Upload
dimas-prasetyanta -
Category
Documents
-
view
524 -
download
55
description
Transcript of Teologi Moral Keluarga
HAKIKAT HIDUP BERKELUARGA
Di dalam Gereja Katolik ada banyak panggilan hidup: hidup membiara, menjadi
rohaniwan-rohaniwati, atau berkeluarga. Tuhan turut berpartisipasi dalam
mempertemukan dua pribadi yang berbeda untuk bersatu, saling mencinta, dan
hidup bersama sebagai suami-istri.Dia juga yang mendampingi dan memberkati
kehidupan berkeluarga agar damai dan bahagia. Ajaran Katolik meyakini bahwa
hidup berkeluarga sebagai panggilan atas titah Tuhan sebagaimana dalam Kitab
Kejadian.
Melalui Pernikahan, suami-istri membangun suatu persekutuan cinta yang kita
sebut sebagai keluarga Kristiani. Dalam arti menyeluruh itu pria dan wanita
diciptakan untuk mencintai dan karena itu menjadi citra Allah yang penuh kasih
Bagi kitab suci kesuburan bukan faktor biologis semata. Anak-anak
merupakan hasil berkat ilahi. Berkat merupakan kekuatan ilahi untuk masa
depandan sejarah. Berkat pada penciptaan dilanjutkan oleh nubuat keturunan
besar bagi Abraham
Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling mulia karena
segambar dan serupa dengan sang pencipta. Dalam arti
menyeluruh itu pria dan wanita diciptakan untuk mencintai dan
saling melengkapi karena itu menjadi citra Allah yang penuh
kasih.
CINTA KASIH SEBAGAI DASAR, SEMANGAT DAN TUJUAN PERKAWINAN
Sakramen perkawinan adalah tanda cinta dari Tuhan untuk umatnya.
Dalam sakramen perkawinan , tanda kehadiran Tuhan yang mencintai umatnya
diwujudkan secara khusus yaitu tidak melalui barang mati saja, meainkan melalui
manusia sendiri. Intisari dari perkawinan adalah “JANJI SETIA (sumpah)” yang
diucapkan oleh kedua mempelai dihadapan imam dan para saksi.
Maka karena iman itu, seorang suami akan memandang istrinya tidak hanya sebagai
teman hidup saja, melainkan juga sebagai uluran tangan Tuhan yang mau mengasihi
dirinya. Demikian pula karena imanya, seorang istri dapat memandang suaminya
sebagai karunia Tuhan untuk mengangkat hidupnya menuju kebahagian sejati.
(Lanjutan)
“ hai para suami, kasihilah istrimu, sama seperti kristus telah mengasihi
umatnya. Hai para istri, kasihilah suamimu, sama seperti umat mengabdi
kepada kristus” maka perkawinan bukan hanya perkara sosial,
psikologis,biologis, dan ekonomis melainkan juga soal cinta kasih
Ciri pernikahan kristiani adalah kasih setia seumur hidup. Konkretnya ini
berarti satu dengan satu (monogami) dan tak terceraikan. Jelas ini anugrah
Tuhan tetapi sekaligus menjadi tuntunan Tugas.
PERSOALAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)
Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. ( pasal 1 ayat 1, Undang-
Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga )
(Lanjutan)
Faktor Penyebab Munculnya Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga :
o Terganggunya Motif Biologis
o Terganggunya Motif Psikologis
o Terganggunya Motif Teologis
o Terganggunya Motif Sosial
• ( Kej 1:27-28 )
Maka Allah menciptakanmanusiaitu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi."
• ( Kej 2:18)
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia .“
• ( 1 Kor 7:4-5 )
Hendaklah suami memenuhikewajibannya terhadap isterinya, demikian pula
isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi
suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi
isterinya.
• ( Mat 19:5-6 )
firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
• ( Kol 3:18-21 )
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimusebagaimana seharusnya di dalam
Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia. Hai anak-anak, taatilah orang tua mu dalam segala hal, karena itulah yang
indah dimata Tuhan. Hai bapa-bapa janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan
tawar hatinya
• Seorang pria dan wanita yang telah menikah bersama-sama dengan anak mereka membentuk suatu keluarga. Allah menghendaki bahwa cinta suami istri, bila dimungkinkan menghasilkan keturunan. Allah sendiri, dalam Tritunggal Mahakudus, merupakan persekutuan. Dalam lingkup manusia, keluarga merupakan lingkup pertama gambar persekutuan,
• Gereja mengajarkan bahwa keluarga merupakan “gereja kecil” cahaya yang mengundang orang-orang kedalam persekutuan iman, harapan, dan kasih.
• Perkawinan Yusuf dan Maria diwujudkan dalam saling mencintai yang sangat murni dan tulus. Di antara mereka terdapat suatu rahasia yang mengikat persatuan tersebut menjadi tak-terputuskan, yakni Yesus Kristus.
• Demikianlah Keluarga Kudus Nasaret adalah contoh bagi tiap keluarga kristiani. Secara singkat Paus Benediktus XVI merumuskan bahwa keluarga adalah kebaikan yang perlu bagi manusia, sebuah dasar yang tidak tergantikan bagi masyarakat, serta menjadi harta abadi bagi pasangan suami istri. Keluarga adalah kebaikan unik bagi anak-anak yang diidamkan sebagai buah cinta dari penyerahan diritimbal balik yang penuh dan berlimpah dari kedua orang tua mereka.