Tentir Farmakologi Part 1

23
SOLUTIO Menurut slide bu rise, solutio tuh definisi nya adalah FI ed IV : sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai . nah, kata abang farmakope edisi 4 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Sediaan padat secara kimia umumnya lebih stabil dibanding senyawa dalam larutan, dan dapat dikemas lebih ringkas dan ringan. Untuk semua larutan, terutama yang mengandung pelarut mudah menguap, harus digunakan wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas berlebih. Jika senyawa tidak stabil dan mudah mengalami degradasi secara fotokimia, penggunaan wadah tahan cahaya perlu dipertimbangkan. Kriteria kelarutan Sangat mudah larut 1 : <1 Ex : Besi(III) ammonium sitrat Sangat mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol.

description

bggvgvghvgh

Transcript of Tentir Farmakologi Part 1

SOLUTIOMenurut slide bu rise, solutio tuh definisi nya adalah FI ed IV : sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai .nah, kata abang farmakope edisi 4 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Sediaan padat secara kimia umumnya lebih stabil dibanding senyawa dalam larutan, dan dapat dikemas lebih ringkas dan ringan. Untuk semua larutan, terutama yang mengandung pelarut mudah menguap, harus digunakan wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas berlebih. Jika senyawa tidak stabil dan mudah mengalami degradasi secara fotokimia, penggunaan wadah tahan cahaya perlu dipertimbangkan.Kriteria kelarutan Sangat mudah larut 1 : 10.000 Ex : Etil benzoat , Praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dan dengan eter.

Berdasarkan rute penggunaan nya Larutan oral Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air. Larutan oral dapat diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada asien atau dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu sebelum diberikan. Penting untuk diketahui bahwa pengenceran larutan oral dengan air yang mengandung kosolven seperti etanol, dapat menyebabkan pengendapan bahan terlarut. Jika terdapat kosolven, pengenceran larutan pekat perlu berhati-hati. Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspense oral. Larutan topikal Larutan Topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi sering kali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit, atau dalam hal Larutan Lidokain Oral Topikal, untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Istilah Lotio digunakan untuk larutan atau suspensi yang digunakan secara topikal. Larutan otik Larutan Otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar misalnya Larutan Otik Benzokain dan Antipirin, Larutan Otik Neomisin dan Polimiksin B Sulfat dan Larutan Otik Hidrokortison. Larutan nasal Larutan nasal adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada hidung. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. Definisi nye same juga untuk larutan ophtalmik (mata) dan telinga

Larutan inhalasi lnhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik. Larutan bahan obat dalam air steril atau dalam larutan natrium klorida untuk inhalasi dapat disemprotkan menggunakan gas inert. Penyemprot hanya sesuai untuk pemberian larutan inhalasi jika memberikan tetesan dengan ukuran cukup halus dan seragam sehingga kabut dapat mencapai bronkioli. Semprotan larutan dapat diisap langsung dari alat penyemprot atau alat penyemprot dapat disambungkan pada masker plastik, selubung atau alat pernapasan. inhaler untuk volume dosis tunggal yang umum diberikan mengandung 25 l hingga 100 l (dapat juga dinyatakan dalam mg) tiap kali semprot. Larutan ophtalmik (obat mata Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat.

Larutan irigasi Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh. Pemakaiannya secara topikal, tidak boleh digunakan secara parenteral. Pada etiket diberi tanda bahwa sediaan ini tidak dapat digunakan untuk injeksi.

Larutan parenteral Preparat parenteral adalah bentuk-bentuk obat yang digunakan pada tubuh dengan cara merobek atau menusuk kulit atau selaput lendir, menggunakan alat tertentu. Dalam FARMAKOPE INDONESIA, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir

Faktor penting dalam pembuatan solutio Kestabilan Merupakan kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan sifat dan karakterisitiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat. Lima jenis stabilitas yang umum dikenal, dapat dilihat pada tabel.

Kelarutan bahan obatDidefinisikan sebagai informasi dalam penggunaan, pengolahan dan peracikan suatu bahan; kecuali apabila disebutkan khusus dalam judul tersendiri dan disertai cara ujinya secara kuantitatif. Kelarutan zat yang tercantum dalam Farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai berikut:

Menurut Artikel Farmakope Indonesia yang larut, jika dilarutkan boleh menunjukkan sedikit pengotoran fisik seperti bagian kertas saring, serat butiran bahan, kecuali dibatasi atau ditiadakan dengan pengujian tertentu atau spesifikasi lain dalam monografi.Selain itu terdapat pula faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembuatan solution, diantaranya Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut. Molekul polar (zat terlarrut) larut dalam pelarut polar, sebaliknya molekul non polar (zat terlarut) akan larut dalam pelarut non polar. Co-solvency. Adalah suatu peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan dengan penambahan pelarut lain, atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air tetapi larut dalam campuran air + gliserin. Temperature. Zat padat umumnya akan bertambah larut jika temperaturnya dinaikkan (eksoterm). Pada beberapa zat lain, kenaikan temperature justru menyebabkan zat itu tidak larut (endoderm), contohnya CaSO4, Ca(OH)2, CaHPO3. Salting out. Adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama. Salting in. Adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibandingkan zat utamanya sehingga kenaikan kelarutan zat utama. Pembentukan kompleks. Adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut dan zat yang larut dengan membentuk senyawa kompleks yang larut.Tadi di atas udah dikasi contoh dari masing-masing kelarutannya semoga bisa dimengerti ya Semangat cantik dan ganteng buat suma2 nya yah

Pembuatan solution Komposisi Larutan1. Bahan aktif / solut/ zat terlarut. Contoh : kamfer, iodin, mentol.2. Solven / zat pelarut. Contoh : Air untuk melarutka garam garam Spiritus untuk melarutkan kamfer, iodin, mentol Eter untuk melarutkan kamfer, fosfor sublimat Gliserin untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol Minyak untuk melarutkan kamfer Paraffin liquidum untuk melarutkan cera dan cetasium Kloroform untuk melarutkan minyak minyak, lemak3. Bahan tambahan Corrigen odoris : digunakan untuk memperbaiki bau obat. Contoh: oleum cinnamommi, oleum rosarum, oleum citri, oleum menthae pip. Corrigen saporis : digunakan untuk mempebaiki rasa obat. Contoh: saccharosa/sirup simplex, sirup auratiorum, tingtur cinnamommi, aqua menthae piperithae. Corrigen coloris : digunakan untuk memperbaiki warna obat. Contoh: karminum (merah), karamel (coklat), tinture croci (kuning). Corrigen solubilis : digunakan untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Contoh : iodium dapat mudah larut dalam larutan pekat. Pengawet : digunakan untuk mengawetkan obat. Contoh: asam benzoat, natrium benzoat, nipagin, nipasol.

Secara umum, pembuatan solution adalah sebagai berikut:1. Zatzat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.2. Zatzat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan pemanasan. Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu masukkan zat pelarutnya, dipanasi diatas tangas air atau api bebas dengan digoyang goyangkan sampai larut. Zat padat yang hendak dilarutkan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dulu, mencegah jangan sampaai ada yang lengket pada Erlenmeyer. Pemanasan dilakukan dengan api bebas sambil digoyang goyang untuk menjaga pemanasan kelewat setempat.3. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat, maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya.4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyanggoyangkan atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat tersebut.5. Zatzat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan atau dilarutkan secar dingin.6. Zatzat yang mudah menguap dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dinaskan serendah rendahnya sambil digoyang goyangkan.7. Obatobat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan sebab bila keadaan dingin maka akan terjadi endapan.Namun beberapa obat memerlukan cara khusus untuk melarutkan zat terlarutnya, salah satu contohnya adalah kalium permanganat (KmnO4) yang kelarutannya lebih baik dengan pemanasan. Selama proses pemanasan akan terbentuk batu kawi (MnO4), sehingga perlu di lakukan penyaringan dengan gelas wool atau menuangkan larutan yang telah dingin tersebut tanpa mengocoknya terlebih dahulu (mencegah endapan batu kawi tidak ikut tertuang).

Contoh pembuatan solution (2)R/ Sol. Kalium permanganate 1/10.000 200mlBerarti bahwa buatkan solution kalium permanganate dengan perbandingan pelarut terhadap bahan adalah 1:10.000 sejumlah 200 ml.

Komposisi resep:R/Kalium permanganate 20 mgAquadesad 200 mlKalium permanganate sebagai zat terlarut dalam solution sejumlah 20 mg dan air sebagai pelarut ditambahkan hingga 200 ml. perlu diingat bahwa sebelum ditambahkan hingga batas taranya(200 ml), untuk melarutkan kalium permanganat ditambahkan aquades secukupnya untuk pelarut. Setelah larut, lakukan pengenceran (ditambahkan aquades hingga batas taranya)

Cara pembuatan:1. Botol dikalibrasi hingga 200 ml2. Timbang kalium permanganate 20 mg3. Larutkan dalam 10 ml aquades4. Masukkan ke dalam botol yang sudah ditandai5. Tambahkan aquades hingga batas tara (200 ml)

Sediaan Semi Solid

Jenis-jenis sediaan semi solid1. SalepSalep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir.2. CreamCream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.3. PastaPasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit.

Kelebihan sediaan semisolid1. Memiliki sifat lengket pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang cukup lama 2. Menunjukkan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan serta lokal dan transdermal

Salep/ Unguenta/ UnguentumPengertian : Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok Peraturan Pembuatan Salep Menurut F. Van Duin Peraturan salep pertama Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak, dilarutkan ke dalamnya, jika perlu dengan pemanasan Peraturan salep kedua Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya Peraturan salep ketiga Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air harus diserbukkan lebih dahulu, kemudian diayak dengan pengayak no. 60 Peraturan salep keempat Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin, bahan-bahan yang ikut dilebur , penimbangannya harus dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan bobotnya.

Basis SalepKomponen terbesar dalam sediaan salep yang sangat menentukan baik/buruknya sediaan salep tersebut dalam hal penentuan kecepatan pelepasan/aksi dari obat, yang nantinya akan mempengaruhi khasiat atau keberhasilan terapi.Basis berfungsi sebagai pembawa, pelindung, dan pelunak kulit,yang harus dapat melepaskan obat secara optimum (tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi), dan sedapat mungkin cocok untuk penyakit tertentu dan kondisi kulit tertentu.

a. Basis Salep Lemak (Hidrokarbon)Basis salep hidrokarbon, dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antar lain vaselin putih dan salep putiih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksud untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci , tidak mengering dan tidak tmpak berubah dalam waktu lama.

Tidak berair dan bersifat hidrofobik( tidak suka air), maka dia tidak akan bisa terlarut di dalam air dan tidak bisa hanya dicuci dengan air, fungsinya adalah seperti di atas , salep hydrokarbon ini di gunakan untuk jangka waktu yang lamaContoh : adeps lanae, cera, kolesterol, unguentum simplek

b. Basis Salep SerapAda dua tipe basis salep serap, yaitu yang bisa bercampur dengan air menghasilkan emulsi air dalam minyak, contohnya vaselin hidrofilik; dan yang sudah menjadi emulsi air minyak (basis emulsi) yang bisa bercampur dengan bahan tambahan larut air, misalnya lanolin. Basis salep serap sulit dihilangkan dari kulit dengan cara pencucian karena fase luar emulsinya merupakan minyak.Contoh : a. Adeps lanae cum aqua = lanolin = hidrous wool fat mengandung 25% air dan 75% adeps lanae b. Krim pendingin Merupakan emulsi tipe a/m, digunakan untuk emollienc. Basis salep emulsi (dapat dicuci dengan air)Sifat: Berair Suka air Tidak larut dalam air Mudah di cuci dengan air Merupakan emulsi o/wDasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, contohnya salep hidrofilik dan lebih tepatnya disebut krim. Dasar salep ini mudah dicuci dari kulit dan pakaian, sehingga lebih dapat diterima untuk bahan dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif dengan menggunakan dasar salep ini. Keuntungan lain adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap air pada kelainan dermatologik.

d. Basis Salep Larut AirSifat: Tidak berair Suka air Dapat di cuci dengan air Dapat larut dalam airBasis jenis ini hanya mengandung komponen yang larut dalam air, tidak mengandung bahan berlemak dan dapat dicuci dengan air. Karena basis ini sangat mudah melunak dengan penambahan air, larutan air tidak efektif dicampurkan ke bahan dasar ini. Basis jenis ini lebih baik digunakan untuk dicampurkan dengan bahan tidak berair atau bahan padat. Contohnya salep polietilen glikol.

Penggolongan Salep1. Menurut konsistensinya salep dapat dibagi menjadi:a. Unguenta: salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. b. Cream (krim): salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.c. Pasta: salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi.d. Cerata: salep berlemak yang mengandung persentase lilin (wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras (ceratum labiale).e. Gelones/spumae/jelly: salep yang lebih halus, umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri atas campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contoh : starch jellies (10% amilum dg air mendidih).2. Menurut sifat farmakologi/ terapeutik dan penetrasinya salep dapat dibagi menjadi:a. Salep epidermis (salep penutup) guna melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, tidak diabsorpsi, kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringensia untuk meredakan rangsangan atau anestesi lokal. Ds. Yang baik adalah ds. Senyawa hidrokarbon.b. Salep endodermis: salep yang bahan obatnya menembus ke dalam kulit, tetapi tidak melalui kulit, terabsorpsi sebagaian, digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir ds. Yang terbaik adalah minyak lemak.c. Salep diadermis: salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan misalnya salep yang mengandung senyawa merkuri iodida, beladona

Contoh Pembuatan Salep1. ResepR/ Unguentum Whitfield 100S.u.e.2 dd

Komposisi Resep:R/Acidum salicylicum5Acidum Benzoicum5Lanolinum45Vaselinum Albumad1002. Cara Pembuatan

3. KeteranganCampuran sediaan salep ini haruslah homogen, yaitu campuran sediaan tercampur secara merata. Dalam hal ini homogenitas dapat dicek dengan mengoleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, jika homogen maka harus menunjukkan susunan yang homogen.Kemudian pemberian etiket berfungsi sebagai penandaan penggunaan obat. Pada sediaan ini etiket harus tertera obat luar. Karena salep memang digunakan sebagai obat luar.

Sediaan PadatDalam hal ini, contohnya adalah pulvis, yaitu serbuk tidak terbagi. Hal ini berbeda dengan pulveres yang artinya serbuk terbagi, misalnya puyer. Pada pulvis ini: a. Bahan atau campuran yang homogen dari bahan-bahan yang diserbukkan dan realtif kering.b. Tidak dianjurkan untuk obat dalam, kecuali obat yang mempunyai indeks-terapeutik yang lebar.c. Contohnya adalah bedak/talk.

Kortikosteroid a. Kortikosteroid topikalDianjurkan untuk digunakan jika dermatitis, psoriasis ringan, lupus erythematosus discoid kronis, eksim, radang, kelainan kulit alergis dan kronis.Tidak boleh dipergunakan jika ada infeksi atau ulkus.Lama pemakaian: Kortikosteroid yang lemah aman dipakai dalam jangka waktu 4-6 minggu Kortikosteroid yang kuat hanya aman dipakai dalam waktu 2 mingguAdapun efek samping dari kortikosteroid topikal adalah: Penyebaran dan perburukan infeksi yang tidak diobati Penipisan kulit Striae atrofis yang irreversibel Dermatitis kontak Dermatitis perioral Jerawat Depigmentasi ringan

Beberapa cara pemakaian kortikosteroid topikal, yaitu:1. Pemakaian kortikosteroid topikal poten tidak dibenarkan pada bayi dan anak.2. Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40 gram per minggu, sebaiknya jangan lebih lama dari 2 minggu. Bila lesi sudah membaik, pilihlah salah satu dari golongan sedang dan bila perlu diteruskan dengan hidrokortison asetat 1%3. Jangan menyangka bahwa kortikosteroid topikal adalah obat mujarab (panacea) untuk semua dermatosis. Apabila diagnosis suatu dermatosis tidak jelas, jangan pakai kortikosteroid poten karena hal ini dapat mengaburkan ruam khas suatu dermatosis. Tinea dan scabies incognito adalah tinea dan scabies dengan gambaran klinik tidak khas disebabkan pemakaian kortikosteroid.

Kebanyakan kortikosteroid hanya boleh digunakan sekali dalam sehari dan tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang lama. Jika keluhan tidak ada lagi, maka hentikan pemakaiannya. Pemakaian kortikosteroid secara berlebihan tidak akan memberikan efek terapi. Selain itu, jumlah salep yang dipakai juga harus sesuai dengan luas permukaan kulit yang terkena yaitu setiap 3% luas permukaan kulit membutuhkan 1 gram krim/salep.

Faktor-faktor yang mempercepat penyerapan kortikosteroid adalah : menggosokan /memijat folikel rambut mengecilkan ukuran partikel obat, memperbaiki sifat kelarutan obat memperbaiki penetrasi obat, konsentrasi tepat, viskositasAdapun faktor yang menghalangi penyerapan adalah: Kulit kering (lansia) karena kelembabannya sudah berkurang

Prinsip Penulisan Resep1. Tulisan Harus jelas2. Bila tidak ditulis dengan spesifik dianggap mengambil dosis terkecilCth : Esilgan tablet / Esilgan tablet 2 mg3. Tulis dengan benar preparat obat karena tablet dan kapsul berbeda komposisiCth : dogmatil tablet = Sulpiride 200 mg dogmatil kapsul = Sulpiride 100 mg4. Tulisan dtd atau datales doses menandakan racikan dibuat sesuai dosis tertulisCth :Diazepam 2 mgNovalgin tab Myores tab Mf pulf dtd da in cap no XXS 3dd cap IBila tanpa dtd artinya jumlah yang ditulis dibagi sesuai yang dimintaCth : Parasetamol 2.5Fenobarbital 100 mgMf pulv no XXS 3 dd cap IArtinya dalam setiap pulv terdapat 125 mg parasetamol dan 5 mg fenobarbital5. Menambah kapsul dalam sirupCefadroxil syr fls IAd Cefadroxil cap 500 mg no IMf Syr Fls IS 3 dd cth IS u e : pemakaian luar S 3 dd gtt II OS OD ( tandai 3 kali sehari 2 tetes pada mata kanan dan mata kiri )AS AD ( auricula sinistra Auricula dextra ) telinga kanan dan kiriMf Cream no I ( buatlah menjadi krim )S i m m ( serahkan kepada dokter )