Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

15
~TENTIR – K2 DERMATOVENEREOLOGY: FAAL KULIT~ Assalamu’alaikum wr.wb~ Halloo manteman semua kembali lagi dengan tentir tercinta yang kali ini kita bertemu di modul Dermatovenereology (iyak, nyebutnya aja susah apalagi nulisnya). Kali ini kita bakal ngebahas tentang Kuliah 2 yaitu faal kulit. Tapi gw bingung juga soalnya kayaknya kuliah 2 itu antara faal kulit atau kelainan morfologi kulit ._.)? Tapi yasudahlah kita coba saja heheheu.. #mungkinsayalelah #yasudahlahbondan Sebelum belajar nyok kita baca doa dulu... Gambar 1.1 : Doa Belajar by Google Image Pertama kita bakal ngebahas soal pungsi kulit.. Fungsi kulit ada 8 Proteksi Absorbs Ekskresi Persepsi Termoregulasi Pembentukan pigmen Keratinisasi Pembentukan vitamin D

description

Tentir Kuliah modul Dermatovenereology

Transcript of Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

Page 1: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

~TENTIR – K2 DERMATOVENEREOLOGY: FAAL KULIT~

Assalamu’alaikum wr.wb~

Halloo manteman semua kembali lagi dengan tentir tercinta yang kali ini kita bertemu di modul Dermatovenereology (iyak, nyebutnya aja susah apalagi nulisnya). Kali ini kita bakal ngebahas tentang Kuliah 2 yaitu faal kulit. Tapi gw bingung juga soalnya kayaknya kuliah 2 itu antara faal kulit atau kelainan morfologi kulit ._.)? Tapi yasudahlah kita coba saja heheheu..

#mungkinsayalelah #yasudahlahbondan

Sebelum belajar nyok kita baca doa dulu...

Gambar 1.1 : Doa Belajar by Google Image

Pertama kita bakal ngebahas soal pungsi kulit..

Fungsi kulit ada 8

Proteksi Absorbs Ekskresi Persepsi Termoregulasi Pembentukan pigmen Keratinisasi Pembentukan vitamin D

1. Proteksi (Perlindungan)

Beberapa macam perlindungan :

a. Fisis / Mekanis Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut

jaringan penunjang yang dapat melindungi tubuh dari gangguan

Stratum korneum juga memberi proteksi mekanik terhadap kulit

Subkutis : membungkus tubuh, menyediakan cadangan energy, mobilitas terhadap struktur di bawahnya

Page 2: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

b. Kimiawi Stratum korneum impermeable terhadap berbagai

zat kimia dan air Stratum Corneum : sebagai barrier terhadap cairan dan permeasi terhadap zat-zat yang permeabel.

Kulit memiliki lapisan keasaman (pH 5 - 6,5) terbentuk dari ekskresi keringat dan sebum berfungsi memberikan perlindungan kimiawi terhadap infeksi.

Komposisi keringat : ion anorganik (NaCl, HCO3, K), laktat, urea, ammonia, asam amino, protein. Komposisi sebum : skualen, kolesterol, kolesterol ester, wax ester, trigliserid. Saat melalui saluran folikel rambut, enzim bakteri menghidrolisis sebagian trigliserid membentuk asam lemak bebas. Sebum melindungi terhadap infeksi karena mengandung immunoglobulin A.

Mantel asam (Acid Mantle) membatu kulit dalam berbagai cara. Berperan sebagai antioksidan, melindungi kulit dibawahnya dari kerusakan. Membantu menolak air sehingga lapisan kulit tidak mengalami kerusakan, dan meng-inhibisi pertumbuhan bakteri. Juga membantu menjaga kekuatan dari protein. Kulit luar kita terdiri dari protein yang disebut Keratin yang membutuhkan keseimbangan asam untuk tetap kuat, sehingga mantel asam membantu untuk

menolak alkalin yang dapat memecah protein dan menyebabkan gangguan seperti jerawat dan alergi kulit.

Gambar 1.2: Acid Mantle di Kulit

c. Perlindungan terhadap infeksi Innate :- Sebagai barrier fisik- Terdapat factor terlarut berupa :

komplemen, antimicrobial peptide ( cathelicidin, B- Defensin yang dihasilkan oleh keratinosit), kemokin, dan sitokin

- Sel-sel : monosit / makrofag, dan sel dendritic

Page 3: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

Adapted- Antigen Presenting Cells : seperti sel

Langerhans, dan sel dendritic dermal.- Limfosit T dan B

d. Perlindugan terhadap panas Melanosit lindungi kulit dari pajanan

sinar matahari dengan mengadakan tanning (penggelapan kulit)

Granul keratohialin pada straum granulosum : profilagrin diubah menjadi filagrin uroconic acid dan pyrrolidone carboxylic acid berperan pada hidrasi stratum korneum dan membantu melindungi terhadap sianr UV

Gambar 1.3: Melanosit dan Melanisasi

e. Keratinisasi Proses keratinisasi sebagai sawar

(barrier) mekanis karena sel mati melepaskan diri secara teratur.

Lamellar ganules : glikolipid, glikoprotein, fosfolipid, sterol, acid hydrolase, glukosilseramid.

Gambar 1.4 : Proses Keratinisasi

2. Absorbsi permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap

air memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi respirasi.

Page 4: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

Penyerapan dapat melalui celah antar sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.

Kemampuan absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum.

Gambar 1.5: Macam-macam jalan menuju roma absorbsi

3. Ekskresi mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh

hasil metabolisme seperti NaCl, urea, dan amonia.

Sebum : meminyaki kulit, menahan evaporasi air berlebih

Produk kelenjar lemak dan keringat keasaman kulit

Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa

Gambar 1.6: Ekskresi Kulit

4. Persepsi kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.

Page 5: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

Badan Ruffini di dermis dan subkutis peka rangsangan panas

Badan Krause di dermis peka rangsangan dingin

Badan Taktik Meissner di papila dermis peka rangsangan rabaan

Badan Merkel Ranvier di epidermis peka rangsangan rabaan

Badan Paccini di epidemis peka rangsangan tekanan

Gambar 1.7: Kalo nggak keliatan tolong di zoom

5. Termoregulasi Dengan cara mengeluarkan keringat dan

mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.

Kulit kaya pembuluh darah sehingga mendapat nutrisi yang baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi, dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan dan membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa (banyak mengandung air dan Na)

Gambar 1.8: Ceritanya Termoregulasi Kulit

6. Pembentukan pigmen

Page 6: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

Sel pembentuk pimen : melanosit Jumlah melanosit, jumlah dan besar butiran

pigmen (melanosom) menentukan warna kulit apakah dia hitam atau putih.

Melanosom dibentuk dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu, dan O2

Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom.

Gambar 1.9: Biarlah putih menjadi hitam, tetaplah kau menjadi milikku *eh, nyanyi

7. Fungsi Keratinisasi Keratinosit dimulai dari sel basal yang

mengadakan pembelahan sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum makin ke atas sel makin menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum Makin lama inti makin menghilang keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf.

Proses ini berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

Gambar 1.10: Kayaknya tadi keratinisasi gambarnya udah, deh.

Page 7: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

8. Pembentukan Vitamin D kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan

pertolongan sinar matahari Vitamin D. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak hanya cukup

dari hal tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.

Gambar 1.11 : Pembentukan Vitamin D by kulit

Hoke~ Rambe Yamko~

Seeelanjutnya, kita akan membahas sedikit tentang morfologi kulit. Tapi bener nggak sih tentir yang ini ngebahas morfologi kulit juga? Ah sudahlah..

Gambar 2.1 : Saitama bilang OK

Morpologi Kulit

Katanya buku yang warna merah. Dermatologi itu bisa dipelajari secara sistematis setelah mas Plenck (1776) menulis buku yang judulnya System der Hautkrankheiten. Nah sampe sekarang, pemikirannya mas Plenck ini yang dipake buat

Page 8: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

mendiagnosis kelainan kulit yaitu berdasarkan efloresensi-efloresensi yang bisa ditemukan di kulit.

Nah, kalo menurut Bapak Prakken (1996), efloresensi dibagi 2, ada yang primer ada yang sekunder (seperti biasa), yaitu adalah:

1. Efloresensi Primera. Makula

Kelainan kulit berbatas tegas, perubahan warna merah-merah doang. Kayak abis ditabok.

Gambar 2.2 : Makula

b. Papul Yang nonjol-nonjol di atas permukaan kulit, sirkumskrip (artinya tegas), isinya zat padat. Kira-kita ½ cm kalo kata penggaris.

Gambar 2.3: Si Papul

c. Plak Peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya datar isinya zat padat.

Gambar 2.4 : Plak, tapi ini ada skuamanya

d. UrtikaEdema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan. Mungkin kayak digigit nyamuk, digigit kebo, digigit ucup (?). Maap, cup.

Page 9: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

Gambar 2.5: Miss Urtika

e. Nodus Kayak papul tapi rada gedean dikit.

Gambar 2.6: Papul tapi rada gedean

f. Nodulus Nodus tapi rada kecilan dikit.

g. Vesikel Gelembung berisi cairan serum (jernih). Kalo isinya darah namanya vesikel hemorragik.

h. Bula Vesikel yang GEDE. Waw. Gede. (nama orang bali)

Gambar 2.7: Vesikel ama Bulla. Bulla gede yah.

i. Pustul Vesikel yang isinya nanah atau pus. Meong.

Gambar 2.8: Kira-kira seperti ini

Page 10: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

j. Kista Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel. Terbentuk bukan akibat peradangan, tapi akibat saluran yang tertutup.

Gambar 2.9: Mungkin kista seperti ini

2. Efloresensi Sekundera. Skuama

Lapisan stratum kroneum yang terlepas dari kulit. Bahasa Prancisnya adalah “Kulit ngelupas”.

Gambar 2.4 : Plak, tapi ini ada skuamanya (yg putih-putih)

b. Krusta Cairan tubuh yang mengering di atas kulit. Bahasa Inggrisnya adalah koreng.

Gambar 2.10: Engkrusta

c. Erosi Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum basal. Pokoknya kayak digaruk ampe bedarah. Hayo. Nama kerennya adalah “kebeset”.

Gambar 2.11: Abis naek sepedah terus jatoh

Page 11: Tentir Faal dan Morfologi Kulit - Dermatovenereology

d. Ulkus Kalo ulkus lukanya lebih dalem dari erosi, hampir lebih dari stratum papilare.

Gambar 2.12: ngkong ulkus

e. Sikatriks Sikatriks itu bahasa Ciputatnya scar. Kayak bekas luka gitu tapi nonjol. Nah itu scar, ato sikatriks. Ya pokoknya gitu.

Gambar 2.13: Sikat aja, Triks!

Alhamdulillah Tentirnya segitu dulu yakk.. ada yang gatel-gatel abis baca tentir ini? Sama, dong, yang bikin tentir juga sambil garuk-garuk daritadi. Wehehe

Mohon maaf kalo ada yang kurang-kurang jelas atau kurang lengkap penjelasan dari tentirnya. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada buku merah yang tentang faal kulit juga tentang kelainan morfologi kulit. Heheu

Sebelum ditutup, mari kita mengucap hamdalah bersama-sama..

Semoga Lulus Dermato 100%! Aamiin..

Wassalamu’alaikum manteman~