Tentang PT Telkom

42
ix BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umun PT TELKOM 2.1.1. Sekilas PT TELKOM PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data & internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9 (sembilan) anak perusahaan, termasuk di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia. Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%. Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58% dan sisanya oleh investor lokal sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk saham TELKOM saat ini berkisar 15 % dari total kapitalisasi pasar di BEJ. TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE) (Public Offering Without Listing, POWL).

description

Tentang PT Telkom

Transcript of Tentang PT Telkom

  • ix

    BAB 2

    GAMBARAN UMUM OBJEK

    2.1. Gambaran Umun PT TELKOM

    2.1.1. Sekilas PT TELKOM

    PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM,

    merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan

    jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang

    terbesar di Indonesia.

    TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon

    tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data & internet

    serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung

    maupun melalui perusahaan asosiasi.

    Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9

    (sembilan) anak perusahaan, termasuk di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang

    memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia. Kepemilikan saham

    TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%.

    Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58% dan sisanya oleh investor lokal

    sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk saham TELKOM saat ini berkisar 15 %

    dari total kapitalisasi pasar di BEJ.

    TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa

    Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE),

    London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE) (Public Offering

    Without Listing, POWL).

  • ix

    Pada tahun 2005, TELKOM baru saja memperingati 10 tahun sebagai perusahaan

    publik di BEJ dan closing bell ceremony di New York Stock Exchange dan sekaligus

    sebagai wujud komitmen perseroan untuk tetap listing di NYSE. Pada akhir September

    2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4 juta, sementara

    pelanggan selular Telkomsel berjumlah 23,5 juta.

    2.1.2. Misi dan Visi

    Visi, To become a leading InfoCom player in the region. Menjadi Infocom Player

    mengandung arti bahwa TELKOM bergerak dalam bisnis informasi dan komunikasi

    yang secara konkret diwujudkan dalam bentuk keragaman produk jasa. Semula layanan

    yang disajikan hanya POTS (Plain Ordinary Telephone Services); kini menjadi PMM

    (Phone, Mobile, & Multimedia).

    Leading Infocom Player in the Region mengandung pengertian bahwa TELKOM

    berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan Infocom berpengaruh di kawasan

    Asia Tenggara, yang kemudian akan berlanjut ke kawasan Asia, dan Asia- Pasifik.

    Menjadi perusahaan yang berpengaruh tersebut mengandung arti: apabila dibandingkan

    dengan perusahaan terkemuka pada area bisnis yang sama, di kawasan regional, dengan

    menggunakan indikator-indikator tertentu, diharapkan kinerja bisnis dan finansialnya

    akan seimbang, atau bahkan lebih baik.

    Misi TELKOM adalah sebagai berikut:

    To Provide One Stop Services with Excellent Quality and Competitive Price

    Managing Business Through Best Practices, Optimizing Superior Human

    Resource, Competitive technology, and Synergizing Business Partners

  • ix

    To provide one stop services with excellent quality and competitive price, artinya

    TELKOM menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa

    kemudahan, kualitas produk, kualitas jaringan, dengan harga yang kompetitif.

    Managing business through best practice, optimizing superior human resource,

    competitive technology, and synergizing business partners artinya adalah TELKOM

    akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalkan SDM

    yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang

    menguntungkan secara timbal balik dan saling mendukung secara sinergis

    Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom " dengan

    jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan,

    produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.

    Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan

    mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang

    kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling

    mendukung secara sinergis

    Untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan

    regional, TELKOM tengah melakukan proses transformasi menjadi organisasi yang

    berorientasi pada pelanggan dan mampu bersaing di pasar. TELKOM memahami bahwa

    diperlukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha, serta kemampuan

    memberikan layanan terbaik pada pelanggan untuk memenangkan persaingan. Tujuan

    untuk tetap menjadi pelopor di bidangnya tidak hanya untuk kepentingan TELKOM,

    tetapi juga untuk kepentingan nasional. TELKOM merupakan National Flag Carrier di

    bidang InfoCom. Karenanya TELKOM akan mengerahkan segenap potensi yang

  • ix

    dimiliki termasuk bersinergi dengan perusahaan di lingkungan kelompok usaha

    TELKOM untuk menjadi yang terbaik di setiap lini usahanya.

    2.1.3. Organisasi dan Struktur

    Visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia

    Tenggara dikembangkan melalui TELKOMGoal 135-3010. Untuk mencapai tujuan

    tersebut seluruh sumber daya perusahaan akan dikerahkan, dan SDM memiliki posisi

    strategis, baik sebagai sumber daya itu sendiri, maupun sebagai pengelola sumber daya

    secara keseluruhan.

    Sejalan dengan visi, misi, dan proses reposisi bisnis yang cenderung berkembang

    dari layanan telekomunikasi dasar menuju layanan InfoCom, serta perkembangan

    regulasi yang cenderung bergerak dari monopoli menuju persaingan bebas, maka strategi

    perusahaan ditindaklanjuti dengan penataan struktur organisasi yang mendukung strategi

    dimaksud. Model organisasi yang diharapkan mampu merespon kebutuhan pelanggan

    secara cepat dan tepat dengan kualitas yang memuaskan serta unggul dalam persaingan.

    Organisasi TELKOM akan terus dikembangkan menjadi customer centric dengan

    penekanan pada efisiensi, sentralisasi, dan optimalisasi fungsi-fungsi pendukung.

    Penataan organisasi dibuat berdasarkan fase transisi dari komposisi Direksi

    sebelumnya yang terdiri dari lima Direktur menjadi tujuh Direktur. Dengan komposisi

    baru ini, kinerja keuangan disupervisi oleh Chief Financial Officer (CFO), infrastruktur

    dikelola oleh Direktorat Network & Solution, sedangkan strategi dan positioning produk

    dikendalikan oleh Direktorat Konsumer dan Direktorat Enterprise & Wholesale yang

    menyediakan solusi total bagi pelanggan perusahaan.

  • ix

    Struktur organisasi TELKOM awalnya terdiri dari empat Direktorat: Direktorat

    Bisnis Jaringan Telekomunikasi, Direktorat Bisnis Jasa Telekomunikasi, Direktorat

    Keuangan, dan Direktorat SDM & Bisnis Pendukung. Struktur organisasi baru yang

    lebih customer centric (ditetapkan pada bulan Januari 2006) yang ada pada gambar 4.1

    menekankan secara spesifik fungsi dan akuntabilitas setiap Direktorat, interaksi antara

    Kantor Pusat dengan Lini Bisnis, serta interaksi di antara Lini Bisnis tersebut. Struktur

    organisasi yang baru menempatkan Direktorat berdasarkan fungsi Kantor Pusat atau Lini

    Bisnis. Direktorat Keuangan dan Direktorat SDM berfungsi sebagai Kantor Pusat,

    sementara Direktorat Network & Solution, Direktorat Konsumer, dan Direktorat

    Enterprise & Wholesale berfungsi sebagai Lini Bisnis.

    Direktorat yang bersifat Lini Bisnis secara khusus dirancang untuk melakukan

    sinergi sebagai unit usaha dan menjalankan bisnis organik. Direktorat-direktorat yang

    tergabung dalam Lini Bisnis dipimpin oleh masing-masing Direktur dengan koordinasi

    dari Chief Operating Officer (COO).

    Dengan perubahan pada struktur baru ini, Divisi Regional (Divre) dan Kerjasama

    Operasi (KSO) pada dasarnya berfungsi sebagai Delivery Channel di bawah koordinasi

    Direktorat Konsumer. Sementara Kantor Pusat lebih tersentralisasi sebagai Finance

    Center dan HR Center yang berperan penting dalam merumuskan standarisasi sistem.

  • ix

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT TELKOM

    2.1.4. Lima Pilar Bisnis

    1. Fixed Phone (TELKOM Phone)

    Jaringan telepon tetap kabel TELKOM melayani pelanggan rumah tangga, bisnis,

    dan lembaga. Telepon tetap kabel mencakup sambungan telepon untuk lokal dan

    sambungan langsung jarak jauh, serta sambungan langsung internasional melalui

    TELKOMSLI 007. TELKOM juga telah mengembangkan jaringan serat optik

    regional bersama beberapa operator telekomunikasi di Malaysia, Singapura,

    Thailand, dan negara lainnya.

    2. Mobile Phone (TELKOMSEL)

    TELKOM memberikan layanan seluler melalui 65% kepemilikan saham di

  • ix

    anak perusahaan, Telkomsel, yang saat ini memiliki jaringan seluler mencakup

    90% dari 240 juta lebih penduduk Indonesia. Layanan Telkomsel telah

    menjangkau lebih dari 650 kota di Indonesia. Khusus untuk Jawa dan Bali, layanan

    Telkomsel telah menjangkau seluruh kecamatan. Telkomsel menawarkan layanan

    pascabayar: kartuHALO dan dua layanan kartu prabayar: simPATI dan kartuAs.

    Telkomsel juga memiliki layanan roaming internasional yang dilakukan melalui

    kerjasama dengan 244 mitra internasional di 148 negara sesuai data terakhir.

    3. Network & Interconnection (TELKOM Intercarier)

    Network dan interkoneksi TELKOM dan Telkomsel menyediakan layanan

    penyewaan transponder satelit, siaran melalui satelit, VSAT, distribusi audio,

    layanan sirkit sewa berbasis satelit dan pemancar; serta melayani operator

    telekomunikasi berlisensi lainnya yang menyediakan layanan telepon tetap maupun

    seluler yang mengandalkan layanan jaringan TELKOM dan Telkomsel.

    4. Data & Internet

    TELKOM menyediakan fitur SMS (short-message-service) pada layanan telepon

    tetap nirkabel dan seluler. Selain itu TELKOM juga menyediakan layanan internet

    dial-up (TELKOMNet Instan) dan akses internet broadband, layanan jaringan

    data, VoIP untuk panggilan internasional (TELKOMGlobal- 017, TELKOMSave),

    ISDN (jaringan layanan digital terpadu), dan layanan multimedia lainnya.

    TELKOMNet Instan menyediakan akses internet dial-up tanpa berlangganan dan

    dirancang agar mudah digunakan. Untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan

    dan memberi nilai tambah, TELKOM telah mengembangkan akses internet pita

    lebar (broadband) dengan nama TELKOMSpeedy.

  • ix

    5. Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)

    Jaringan telepon tetap nirkabel melengkapi jaringan telepon tetap kabel, dan

    tersedia melalui layanan TELKOMFlexi yang terdiri dari layanan pascabayar

    (Classy) dan prabayar (Trendy). Pelanggan dapat memanfaatkan FLEXIHome

    untuk layanan telepon tetap yang dapat diakses dengan menggunakan terminal

    telepon tetap nirkabel (fixed wireless terminal-FWT). Pelanggan juga dapat

    memilih FLEXICombo yang memungkinkan pelanggan memiliki dua sampai tiga

    nomor Flexi dalam satu kartu. TELKOMFlexi saat ini dapat diakses di 231 kota di

    Indonesia.

    2.2. Analisis Lingkungan Industri

    Analisis Porter mengamati lima faktor yang merupakan kekuatan bersaing suatu

    perusahaan.

    Kelima faktor yang digambarkan pada diagram model pada gambar 2.2, akan

    dilakukan pembahasan satu per satu untuk menganalisis tekanan yang dirasakan oleh

    TELKOM terhadap masing-masing faktor tersebut. Data yang diperlukan untuk

    melakukan analisis diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada pihak-pihak yang

    berkompeten di lingkungan internal TELKOM.

    1. Ancaman Pendatang Baru

    Secara umum masuknya pemain baru dalam industri merupakan ancaman terhadap

    pemain yang sudah ada (incumbent) karena pemain baru akan menambah intensitas

    persaingan yang ada. Seberapa besar ancaman dari masuknya pemain baru

    tergantung dari dua faktor yaitu hambatan masuk (barriers to entry) dan reaksi

    yang muncul dari incumbent terhadap masuknya pemain baru. Hambatan masuk ke

  • ix

    dalam suatu industri dapat berasal dari skala ekonomi, learning and experience

    curve effect, ketidakmampuan menyesuaikan dengan teknologi dan specialized

    knowhow yang diperlukan dalam suatu industri, modal, akses terhadap saluran

    distribusi, peraturan pemerintah, serta hambatan tarif dan peraturan perdagangan

    internasional.

    Gambar 2.2 Diagram Analisis Porter untuk PT TELKOM

    Pesaing Industri:

    STT, Singtel, Telecom Malaysia,, Indosat, Exelcomm

    Pemasok: Supplier ATK, vendor content & application,

    vendor network,

    vendor CPE hardware, Konsultan

    system integrator &

    project management

    Barang pengganti: Telepon seluler, fix wireless, Jaringan serat optik, WIFI,

    VOIP, jaringan PLN

    Pembeli: pelanggan residensial, pelanggan

    korporat, OLO

    Ancaman Pendatang baru: Bakrie Telecom, Lippotel, Mobile-8 dan Sampurna

    Telecom

  • ix

    Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.36 tahun 1999, persaingan industri

    telekomunikasi di Indonesia menjadi lebih ketat, dengan diperbolehkannya

    BUMN, perusahaan swasta nasional, dan koperasi untuk berpartisipasi secara

    penuh dalam bisnis jasa telekomunikasi. Industri jasa telekomunikasi pada awalnya

    didominasi oleh TELKOM untuk layanan fixed wireline dan Telkomsel, Indosat

    untuk jaringan seluler. Dilanjutkan dengan masuknya Exelcom, Bakrie Telecom,

    Lippotel, Mobile-8 dan Sampurna Telecom. Lebih jauh, dengan masuknya

    pendatang baru dengan kualitas global ke pasar telekomunikasi/InfoCom domestik,

    seperti STT (dengan holding Temasek) memiliki Indosat, Telekom Malaysia

    (dengan holding Khasanah bhd) memiliki Exelcomm, Singtel (juga bagian dari

    Temasek) memiliki Telkomsel.

    Ada hambatan masuk yang tinggi untuk operator telekomunikasi, karena

    memerlukan capital intensive dan adanya regulasi yang ketat. Tetapi, akan mudah

    bagi para pendatang baru untuk masuk ke dalam industri telekomunikasi karena

    mereka dapat memanfaatkan infrastruktur incumbent operator. Model Mobile

    Virtual Network Operator (MVNO) adalah salah satu contoh. Hal ini

    menyebabkan berkurangnya margin, terjadinya perang harga dan membuat industri

    telekomunikasi menjadi industri komoditas.

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ancaman pendatang baru terhadap

    TELKOM dapat dikatakan moderat.

    2. Daya Tawar Menawar Pemasok

    Dalam suatu industri pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan

    mereka menaikan harga atau pengurangan kualitas produk atau layanan. Pemasok

  • ix

    menjadi kuat apabila jumlah pemasok sedikit dan produk yang ada adalah unik dan

    mampu menciptakan switching cost yang besar.

    Di samping ekspansi agresif yang dilakukan oleh sejumlah operator, perusahaan

    pabrikan telekomunikasi pun semakin agresif. Perusahaan-perusahaan dari Cina,

    Jepang dan Korea menawarkan produk dengan harga rendah, yang tidak kalah

    dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaingnya dari Eropa seperti

    Siemens, Alcatel, Ericson. Dengan semakin beragamnya supplier, jelas

    menguntungkan bagi TELKOM. Karena dengan semakin banyak pilihan,

    mekanisme pasar akan berfungsi dengan sempurna, dan daya tawar TELKOM

    menjadi semakin kuat.

    Untuk CPE hardware yang digunakan di suplai oleh antara lain: Graha fatta,

    Pramindo, Gratika, NetwaveMM, Aliansi, Inov, Polycomindo, Huawei, Adhisakti,

    Suria , Dian Graha, Iril, Parastar, Pyramid. Untuk alat-alat network disuplai oleh

    antara lain SCMedia, PSN, IRIL, IPStar, Infocom. Sedangkan untuk konsultan

    system integrator & project management disuplai oleh antara lain: Datacraft,

    Comnet, Tri Indonusa, Datacom, Master System, Multipolar, Pratesis, Intikom, SP

    Telnus.

    Selain itu, kecendrungan yang berkembang saat ini, para operator telekomunikasi

    memberikan peluang bisnis kepada penyedia jasa layanan konten dan aplikasi

    untuk bisa mengisi infrastrukturnya untuk meningkatkan layanan kepada

    konsumennya. Layanan konten tersebut adalah antara lain, ring back tone pada

    telepon seluler, quiz SMS, horoscope SMS, SMS untuk kurs mata uang asing, dll.

    Menengok perkembangan konten di kawasan regional Asia Pacific seperti Jepang,

  • ix

    Korea Selatan, Singapore dll, maka bisnis layanan konten akan terus berkembang

    di Indonesia dan memicu tingkat kompetisi yang lebih tinggi.

    Pemasok TELKOM tidak didominasi oleh pihak-pihak tertentu sehingga

    TELKOM dapat menentukan pilihan diantara beberapa pemasok yang tersedia dan

    ini membuat daya tawar-menawar pemasok lemah.

    3. Daya Tawar Menawar Pembeli

    Industri telekomunikasi saat ini tengah memasuki era baru yang ditandai

    dengan konvergensi teknologi, deregulasi dan kompetisi. Dibukanya kompetisi

    otomatis akan memperkuat daya tawar konsumen. Sebab kini konsumen memiliki

    pilihan, jika penyedia jasa telekomunikasi tidak mampu memberikan layanan yang

    terbaik menurut mereka, dengan mudah mereka dapat pindah ke penyedia jasa

    telekomunikasi yang lain. Pilihan konsumen dalam memilih penyedia jasa

    bergantung pada banyak hal, khususnya kenyamanan dan terutama penawaran

    harga yang murah.

    Pelanggan TELKOM digolongkan kedalam tiga segmen yakni pelanggan korporat,

    residensial dan other licence operators (OLO). Perbedaan dari ketiga pelanggan ini

    ada pada kontribusi pendapatan kepada TELKOM. Pada umumnya, di lingkungan

    TELKOM, pelanggan korporat dan OLO merupakan pelanggan yang memberikan

    kontribusi terbesar bagi pendapatan perusahaan. Hal ini menyebabkan TELKOM

    akan mengalami kerugian besar jika kehilangan satu pelanggan korporat atau OLO

    dibanding dengan kehilangan satu nasabah residensial.

    Daya tawar menawar pembeli yang dihadapi TELKOM cukup kuat. Hal ini

    didasari oleh banyaknya kesamaan produk yang ditawarkan oleh para pesaing.

    Tersedianya produk pesaing membuat pembeli memiliki banyak pilihan untuk

  • ix

    menggunakan jasa jasa telekomunikasi dan ini membuat daya tawar-menawar

    pembeli bagi TELKOM cukup kuat. Hal ini memberikan tekanan yang cukup besar

    kepada TELKOM.

    4. Pesaing Industri

    Secara umum, seperti yang tergambar pada gambar 2.3, dalam industri

    telekomunikasi Indonesia persaingan antar pemain dalam industri begitu ketat,

    yang didominasi oleh peran dua incumbent operator telekomunikasi di Indonesia,

    yaitu TELKOM dan Indosat. Sampai dengan akhir tahun 2005, TELKOM

    memiliki sekitar 37 juta pelanggan (phone, mobile & multimedia) atau 69 persen

    pasar, sedangkan Indosat memiliki sekitar 14 juta atau 22 persen pasar. Exelcomm

    memiliki 5,4 juta pelanggan seluler atau 5,7 persen dan sisanya dibagi antara

    operator-operator lain seperti Mobile8, ESia, dan Natrindo.

    Gambar 2.3 Ukuran Pasar Telekomunikasi di Indonesia

    Phone Mobile Mm

    TLKM Rev Share : 90% (17.3 T)

    ISAT Group (STLD & IM3) Rev Share : 30% (7.4 T)

    TLKM (TSEL) Rev Share : 58% (14.9 T)

    0

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Per

    cent

    of r

    even

    ue s

    hare

    of p

    laye

    rs

    20 40 60 80 100

    Percent of revenue share of business

    XL Rev Share :10% (2.7 T)

    ISAT; Rev share : 8% (1.7 T)

    ISAT Rev Share : 34% (1.5T)

    OTHERS Rev Share: 27% (1.2T)

    TTLLKKMM GGrroouupp RRpp.. 3333..99 TT

    ((6699%%))

    IISSAATT GGrroouupp RRpp.. 1100..66 TT

    ((2222%%))

    XXLL RRpp.. 22..77 TT

    ((55..77%%))

    LLaaiinn22 RRpp.. 11..77 TT

    ((33..55%%))

    TLKM Rev Share : 40% (1.7T)

    Indonesias Telecommunication market size + 48.9 Trillions Rupiah

  • ix

    ( Sumber: Estimasi TLKM Group & Industry)

    Dari survey yang pernah dilakukan oleh Mars untuk TELKOM, persepsi terhadap

    manfaat dan harga, dari sisi kesetaraan antara harga dan manfaat (customer

    perceived value), layanan yang diberikan oleh TELKOM sebagian besar

    menyatakan bahwa manfaat yang diberikan oleh TELKOM sudah sebanding

    dengan harga yang bersedia ditanggung oleh pelanggan.

    Lebih jauh untuk persepsi kompetisi TELKOM, Sebagian besar pelanggan

    menganggap bahwa Telkom tidak mempunyai kompetitor. Dari beberapa atribut,

    TELKOM dipersepsikan (corporate image) sebagai perusahaan pelopor layanan

    telekomunikasi yang memiliki hubungan baik dengan pelanggan.

    Telkom : Atribut yang berkaitan dengan atribut reputasi, SDM dan pelayanan Telkomsel : Atribut yang berkaitan dengan persepsi inovative dan selalu

    Memberikan informasi baru

    Indosat : Atribut yang mengarah pada teknologi tinggi

  • ix

    Gambar 2.4. Hasil Survey oleh Mars untuk TELKOM

    5. Barang Substitusi

    Konvergensi teknologi informasi dan telekomunikasi sangat mempengaruhi

    tatanan bisnis telekomunikasi yang kemudian mengakibatkan pergeseran

    paradigma bisnis telekomunikasi. Melalui konvergensi perkembangan teknologi

    informasi dan telekomunikasi, jasa telekomunikasi tak lagi identik dengan saluran

    telepon yang menggunakan kabel tembaga atau fix telephone namun sudah

    berkembang dalam berbagai bentuk.

    Barang substitusi yang paling besar pengaruhnya antara lain: (1) Telepon seluler,

    yang tak lagi dianggap sebagai sarana komunikasi bertarif mahal namun sudah

    menjadi sarana kebutuhan mendasar berkomunikasi, ditambah dengan hadirnya

    fasilitas SMS (Short Message Service) yang mampu memberikan fasilitas

    komunikasi dengan ringkas, cepat dan murah. (2) Perangkat fix wireless yang

    semakin murah dengan biaya 200 US Dollar sambungan dibandingkan biaya fix

    -0.6 0

    0.4

    0

    -0.2

    Pelopor di Bidang Telekomunikasi

    SDM Handal

    Perush memiliki reputasi bagus

    Mengupdate plg dgn Infos Baru

    Produk-Produknya Inovatif

    Menggunakan Tek Tinggi

    Indosat

    0.2

    Iklannya mendorong untuk menggunakan layanannya

    Telkomsel Satelindo

    Excellcomindo

    Telkom

    -0.2-0.4 0.40.2 0.6

    Pelayanan memuaskan

    Membina Hub Baik dgn Plg

    Tagihan Akurat

    Tanggap thd Kebutuhan Plgn

    -0.6 0

    0.4

    0

    -0.2

    Pelopor di Bidang Telekomunikasi

    SDM Handal

    Perush memiliki reputasi bagus

    Mengupdate plg dgn Infos Baru

    Produk-Produknya Inovatif

    Menggunakan Tek Tinggi

    Indosat

    0.2

    Iklannya mendorong untuk menggunakan layanannya

    Telkomsel Satelindo

    Excellcomindo

    Telkom

    -0.2-0.4 0.40.2 0.6

    Pelayanan memuaskan

    Membina Hub Baik dgn Plg

    Tagihan Akurat

    Tanggap thd Kebutuhan Plgn

  • ix

    telephone per satuan sambungan yang mencapai 800 US Dollar. Keunggulan

    lainnya dapat mencatu masyarakat di lokasi yang tak terjangkau jaringan kabel; (3)

    Jaringan serat optik, selain menyalurkan suara, sekaligus dapat menyalurkan

    gambar dan data (multimedia) (4) Hadirnya sentral telepon berkapasitas kecil-

    menengah atau menggunakan sentral PABX (Private Automatic Branch Exchange)

    yang tentu akan semakin murah dan dapat dijangkau oleh konsumen. (6)

    berkembangnya sarana WIFI yang semakin canggih. (7) sarana komunikasi yang

    menggunakan jaringan internet yang disebut sebagai teknologi VOIP (Voice Over

    Internet Protocol) untuk sambungan komunikasi seperti telepon baik lokal,

    interlokal maupun internasional, dengan biaya sangat murah. (8) Hadirnya

    jaringan PLN, selain menjadi saluran arus kuat listrik, juga dapat menjadi saluran

    komunikasi yang akan menjadi subtitusi telekomunikasi yang prospektif.

    Walaupun pelanggan dihadapkan dengan tersedianya barang substitusi, namun

    TELKOM mengantisipasinya dengan mengembangkan produk-produk dengan

    kualitas dan harga yang kompetitif. Tujuannya agar pelanggan tidak beralih kepada

    operator lain.

    Dengan mempertimbangkan faktorfaktor di atas, maka diambil kesimpulan

    bahwa ancaman dari produk substitusi kepada produk-produk TELKOM masih

    dianggap lemah.

    2.3. Gambaran Umum Sistem Billing SBF-20

    Operasional Billing pelanggan NON POTS untuk corporate Customer, saat ini

    telah dilakukan di Sistem Billing SBF-20. Pada tahap awal, ESC telah dilakukan migrasi

    pelanggan NON POTS dari Divisi Multimedia dan Divisi Long Distance. Tahap

  • ix

    selanjutnya adalah migrasi pelanggan NON POTS yang berada di masing-masing

    DIVRE untuk ditagihkan melalui SBF-20. Migrasi ini dilakukan dengan tujuan sebagai

    persiapan menuju one bill corporate Customer. Tabel 2.1 dibawah ini menunjukkan

    produk NON POTS yang sudah masuk ke dalam Sistem Billing SBF-20, yaitu:

    Tabel 2.1. Produk NON POTS di Sistem Billing SBF-20

    NAMA PRODUK DESKRIPSI

    LC Leased Channel DINAccess DINAccess VPN Gold VPN Gold VPN Dial VPN Dial ASTINet ASTINet Wholesaling Wholesaling Telex Telex CPE Customer Premises Equipments VPN IP VPN IP Plasatron Hosting facilities IPLC International Private Leased Channel VSAT Very SmAll Apperture Transmission Transponder Transponder ADN Tele Education (ADN) TV Uplink TV Uplink Kiostron Kiostron - Hosting Services JAMUS Leased Line Div LD Telecast Telecast (teleprogram) VSAT IP VSAT IP Sirkit Langganan Sirkit Langganan Sarpen Sarana Pengguna

    Secara garis besar, tools yang digunakan untuk pengelolaan Billing NON POTS di

    dalam Sistem Billing SBF-20 terdiri dari dua, yaitu :

    1. CAM (Customer Account Management), yaitu salah satu modul dari SBF-20 yang

    digunakan untuk setup produk (penambahan, mutasi atau up-grade dan down-

    grade produk) NON POTS.

  • ix

    2. Aplikasi BILL PRINT, digunakan untuk mencetak tagihan, faktur pajak dan rincian

    tagihan dari pelanggan NON POTS.

    2.3.1. Petunjuk Umum CAM

    Dalam pengelolaan Customer di SBF-20, tabel 2.5, terdiri dari beberapa tingkat,

    yaitu :

    1. Customer, berisi informasi mengenai pelanggan corporate Customer

    2. Account, berisi informasi yang berhubungan dengan pembayaran

    (pengelompokkan payment)

    3. Package, merupakan kumpulan produk yang dijual secara bundling

    4. Product, merupakan layanan yang dimiliki TELKOM yang dijual secara bundling

    melalui Package kepada pelanggan corporate Customer.

    CUSTOMER

    ACCOUNT ACCOUNT

    PACKAGE PACKAGE PACKAGE

    PRODUCT PRODUCT

    Gambar 2.5 Hierarki Customer

    Dalam pengelolaan pelanggan corporate Customer, satu korporasi hanya memiliki

    satu Customer, yang ditandai dengan kepemilikan Customer reference atau CID NAS.

  • ix

    Untuk pengelompokkan pembayaran dilakukan berdasarkan Account, sehingga

    bila sebuah koporasi ingin melakukan pembayaran secara distribusi, maka harus dibuat

    Account sesuai pengelompokan pembayaran yang diinginkan oleh pelanggan. Satu

    Customer dimungkinkan memiliki lebih dari satu Account, tetapi satu Account tidak

    boleh dimiliki oleh lebih dari satu Customer.

    Dalam manajemen layanan pada produk NON POTS, produk yang dijual kepada

    pelanggan adalah dalam bentuk Package, dimana Package tersebut merupakan

    gabungan dari beberapa produk yang dijual secara bundling. Sehingga dalam

    pengelolaan NON POTS, istilah yang digunakan untuk menunjukkan layanan yang

    digunakan oleh pelanggan adalah Package .

    Pada bagian ini akan diterangkan secara umum mengenai pengoperasian aplikasi

    CAM.

    Pengoperasian CAM adalah sebagai berikut :

    1. LOGIN

    Untuk membuka Aplikasi CAM (Customer Account Maintenance ) , dapat

    dilakukan sebagai berikut :

    Klik Start

    Pilih Program

    Pilih Geneva

    Pilih Geneva 5.1

    Pilih Customer Account Maintenance v5.1

    Seperti terlihat pada Gambar 2.6 berikut :

  • ix

    Gambar 2.6 Tampilan Layar Dekstop Windows

    Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka akan tampil menu login CAM

    (Customer Account Maintenance) seperti terlihat pada Gambar 2.7 di bawah ini:

    Gambar 2.7 Tampilan Menu Login CAM

    Setelah muncul tampilan Gambar 2.7 di atas, kemudian lakukan langkah berikut :

    CAM

    Kolom UserName

    Kolom

    Kolom

    Tombol Tombol

  • ix

    Masukan Username

    Masukan Password

    Masukan Database ( Database yang akan di Access )

    Atau klik tombol Login

    Klik tombol Cancel , Bila akan melakukan pembatalan Login

    Item Keterangan

    Kolom Username Nama user yang sudah di daftarkan Kolom Password Password yang merupakan pasangan dari username Kolom Database Data Base yang akan di Akses Tombol Log On Tombol untuk masuk Tombol Cancel Tombol membatalkan

    Tabel 2.2 Keterangan Kolom pada Tampilan Menu CAM

    Setiap username dan password terlebih dahulu didaftarkan oleh admin dan

    disesuaikan dengan Database yang akan diakses, karena database sendiri memiliki

    beberapa macam diantaranya database Produksi, Database Lab, Database Live dan

    lain sebagainya.

    2. Cari Customer

    Setelah Login kita akan masuk halaman utama dari CAM yaitu sebagai berikut :

    Gambar 2.8 Tampilan Menu Utama CAM

    Tombol Find Customer

    Kolom Acount Number

    Kolom Initial

    Kolom Last Name

    Tombol Fnd Now

  • ix

    Untuk mencari Customer dapat menggunakan beberapa cara, diantaranya kita

    dapat mencari berdasarkan :

    o Account Number:

    o CID(Circuit Identity)

    o NIP NAS

    Masukan salah satu dari informasi di atas kemudian tekan tombol find Now atau

    tekan enter atau klik tombol Find Customer.

    Misalkan kita akan mencari Account Number 079594120001 , maka yang kita

    lakukan adalah :

    o Masukan Account Number 079594120001 di kolom Account Number

    o Tekan Enter atau Tekan Tombol Find Now atau Tombol Find Customer

    Apabila Account Number yang kita cari tidak ada maka akan diberikan informasi

    No Customer, dan apabila nomor yang kita cari ada maka akan di tampilkan

    sebagai berikut:

    Gambar 2.9 Tampilan Customer dalam CAM

    Custome

    Account

    Product

  • ix

    Item Keterangan

    Customer Memiliki identitas Nama Pelanggan dan Customer Reverence

    Account Merupakan No Account Customer

    Product Product yang ada / yang dimiliki

    Tabel 2.3 Keterangan Toolbar Tampilan Customer dalam CAM

    3. Tambah Package

    Untuk tambah Package , bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

    o Arahkan Kursor Pada mengKlik kanan pada Account

    o Klik Kanan

    o Pilih add Package

    Gambar 2.10 Tampilan Customer Account & Product

    Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka akan muncul tampilan sebagai

    berikut :

    Add

  • ix

    Gambar 2.11 Tampilan Form Isian Add Package

    Item Keterangan

    Account Sudah Otomatis ada / jangan diisi Package Name Pilih berdasarkan Package yang

    tersedia Package Description Deskripsi dari Paket / keterangan dari

    dibuatnya paket baru Star Date Time Tanggal di tambah Paket baru Terminate Date Time Tanggal Terminate Paket, Kalau

    punya jangka waktu tertentu dibuatnya paket tersebut

    Contact Reference Tidak usah diisi Contracted Point of Supply Pilih PT Telkom Taxable

    Tabel 2.4 Keterangan Tampilan Form Isian Add Package

    Bila sudah terisi, kemudian klik Ok kalau akan dilanjutkan dan klik Cancel untuk

    menggagalkan. Setelah itu maka akan terbentuk Package baru.

    Package Name

  • ix

    2.3.2. Aplikasi Bill Print SBF-20

    Aplikasi Bill Print merupakan tools Bantu untuk mencetak invoice, faktur pajak

    (OR) dan rincian tagihan. Arsitektur yang digunakan saat ini adalah client server, pada

    pengembangan selanjutnya diharapkan sudah dapat menggunakan web base.

    Saat ini perlakuan untuk corporate Customer tidak seragam, untuk sebagian

    pelanggan penagihan dilakukan di awal bulan, sedangkan ada pelanggan-pelanggan

    tertentu, penagihan dilakukan di akhir bulan. Sehubungan dengan hal tersebut, aplikasi

    Bill Print memiliki tiga macam cara pencetakan, yaitu :

    a. Pencetakan untuk seluruh Account

    b. Pencetakan per Account per bulan

    c. Pencetakan per Account per bulan untuk periode tagihan dan periode trafik yang

    berbeda.

    Pada pencetakan dengan menggunakan Software Bill Print, dokumen yang

    dikeluarkan terdiri dari tiga jenis, yaitu :

    a. Pencetakan Invoice Lembar 1 : Summary, Summary invoice berisi mengenai rekap

    tagihan yang harus dibayarkan oleh pelanggan.

    b. Pencetakan Invoice Lembar 2 : Rincian, Rincian tagihan berisi rincian biaya detail

    yang harus dibayar oleh pelanggan

    c. Pencetakan Invoice Lembar 3 : Faktur pajak, Faktur pajak merupakan bukti bayar

    yang diberikan kepada pelanggan bila pembayaran sudah dilakukan

    Secara umum pengoperasian dari aplikasi Bill Print adalah sebagai berikut :

    a. Klik aplikasi Bill Print

    b. Masukkan login dan password. Perhatikan Gambar 2.12

  • ix

    Gambar 2.12 Tampilan Window Login

    c. Setelah itu akan masuk ke aplikasi Bill Print seperti yang terlihat pada gambar 2.13

    Gambar 2.13 Tampilan aplikasi Bill Print

    Pencetakan Semua

    Pencetakan Berdasarkan accout Pencetakan

    Berdasarkan accout dengan periode berbeda

  • ix

    d. Untuk melakukan pencetakan Faktur pajak, pilihlah , menu SBF-20 Print Invoice >

    Off. Receipt, kemudian pilih bulan tagihan yang dikehendaki. Gambar 2.14

    Tampilan Pencetakan Faktur pajak

    Gambar 2.14 Tampilan Pencetakan Faktur pajak

    e. Untuk melakukan pencetakan Rincian, pilihlah , menu SBF-20 Print Invoice >All,

    kemudian pilih bulan tagihan yang dikehendaki. Gambar 2.15 Tampilan

    Pencetakan Rincian Tagihan

  • ix

    Gambar 2.15 Tampilan Pencetakan Rincian Tagihan

    f. Untuk melakukan pencetakan invoice, menu SBF-20 Print Invoice >Invoice,

    pilihlah bulan tagihan dan Account pelanggan.Gambar 2.16 Tampilan Pencetakan

    Invoice per Account

  • ix

    Gambar 2.16 Tampilan Pencetakan Invoice per Account

    2.4. Pembobotan Koorporat TELKOM untuk Proyek TI

    Pembobotan korporat untuk proyek TI adalah identifikasi keterkaitan antara

    tingkat kesehatan TELKOM dengan dukungan teknologi informasi yang dimiliki.

    Pembobotan ini akan dilakukan pada dua domain, yaitu domain bisnis dan teknologi.

    Hal ini penting untuk dilakukan karena bobot domain bisnis dan teknologi sangat

    berbeda dari organisasi satu dengan organisasi yang lainnya. Pembobotan korporat ini

    akan memberikan gambaran tentang pandangan TELKOM terhadap manfaat dan risiko

    dari proyek TI keseluruhan yang ada. Bobot maksimum untuk manfaat adalah +5

    sedangkan bobot minimumnya adalah 0. Untuk risiko, bobot maksimumnya adalah 0

    sedangkan bobot minimumnya adalah -5.

  • ix

    2.4.1. Domain Bisnis

    1. Financial Value

    Tingkat persentase pengembalian atas investasi TI yang disyaratkan oleh

    TELKOM cukup tinggi. TELKOM menganggap penting penilaian ROI dalam

    pengambilan keputusan untuk investasi suatu proyek TI. Penilaian ROI ini memberikan

    gambaran tentang kemampuan proyek TI dalam mengembalikan nilai investasi yang

    dikeluarkan TELKOM. Bobot yang diberikan adalah +4.

    2. Strategic Values

    Beberapa nilai berikut ini merupakan nilai yang diperhitungkan oleh TELKOM

    dalam hubungannya dengan strategi bisnis perusahaan. Strategic values terdiri dari 4

    faktor yaitu:

    a. Strategic Match

    Strategic match berfokus pada derajat dimana sebuah proyek TI atau Sistem

    informasi manajemen mendukung atau selaras dengan pernyataan tujuan strategis lini

    bisnis atau keseluruhan perusahaan.

    TELKOM memiliki serangkaian strategi bisnis tertentu yang diterapkan dalam

    operasional bisnisnya. Pemilihan proyek TI yang diperlukan dalam mendukung kegiatan

    operasional perusahaan harus memiliki kesesuaian dengan strategi bisnis yang ada.

    Karena itu, nilai strategic match mendapat bobot +5.

    b. Competitive Advantage

    Competitive advantage fokus pada derajat dimana proyek TI mendukung

    perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitifnya.

    Proyek TI dengan kemampuan yang bagus untuk operasional perusahaan saja tidak

  • ix

    cukup untuk diterapkan. Proyek TI yang dipilih diharapkan memilliki cukup banyak

    akses atau pertukaran data keluar sehingga implementasinya dapat memberikan

    keunggulan bersaing bagi TELKOM melalui penyediaan tingkat layanan yang terdepan

    diantara pesaingnya. Bagi TELKOM, nilai ini sangat cukup besar artinya dan mendapat

    bobot +4.

    c. Competitive Response

    Competitive response ini berhubungan dengan kerugian yang akan diterima oleh

    perusahaan karena adanya penundaan dalam mengimplementasikan proyek TI. Hal ini

    penting bagi TELKOM dalam mempertimbangkan pemilihan proyek TI yang akan

    diimplementasikan. TELKOM lebih mengutamakan proyek-proyek TI yang memiliki

    competitive response tinggi, yang berarti bila proyek TI tersebut ditunda penerapannya

    dapat menyebabkan ketidakunggulan bersaing bagi perusahaan dimasa mendatang atau

    kehilangan kesempatan bersaing, atau aktivitas-aktivitas sukses perusahaan yang sedang

    berjalan saat ini mungkin menjadi terbatas karena kurangnya sistem ini. Dengan

    pertimbangan hal ini sebagai suatu hal yang penting, TELKOM dapat mencegah

    pengalokasian sumber daya pada proyek TI yang kurang bermanfaat. Bobot yang

    diberikan adalah +4.

    d. Management Information For Critical Success Factors (MICSF)

    Management Information for Critical Success Factors (CSFs) derajat di mana

    proyek TI menyediakan management information yang memungkinkan pengambil

    keputusan untuk mengukur operasi dan membuat operasi tersebut menjadi lebih efektif,

    yang secara material menguntungkan perusahaan

    Pemilihan proyek TI harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang

    mendukung CSF perusahaan. CSF merupakan faktor yang yang menurut TELKOM

  • ix

    penting untuk mencapai keberhasilan bisnis perusahaan. Karena itu proyek TI juga harus

    memberikan kontribusi yang besar untuk hal ini. Bobot yang diberikan untuk MICSF

    adalah +5.

    3. Stakeholder Values

    Stakeholders values adalah nilai-nilai yang diperhatikan oleh pihak-pihak yang

    berkepentingan dengan TELKOM. Nilai ini penting bagi TELKOM karena proses bisnis

    yang dilakukan melibatkan banyak pihak eksternal. Stakeholders values memiliki 4

    faktor, yaitu:

    a. Service And Quality

    Proyek TI berhubungan langsung dengan peningkatan faktor pelayanan dan

    kualitas perusahaan dimasa mendatang, dan akan menyebabkan beberapa perbaikan

    untuk masa sekarang, dan akan segera meningkatkan image pelanggan. Penundaan

    sistem ini akan berdampak negatif cukup besar terhadap keunggulan bersaing

    perusahaan. Bobot yang diberikan adalah +4.

    b. Environmental Quality

    Proyek TI penting untuk meningkatkan kualitas stakeholder perusahaan di masa

    mendatang dan mungkin mengkontribusikan beberapa perbaikan di masa sekarang.

    Sistem ini mungkin merupakan manfaat di masa mendatang karena dampak nyata.

    Bobot yang diberikan adalah +4

    c. Agility, Learning, And Empowerment

    TELKOM lebih mengarah pada proyek TI yang memiliki kemampuan adaptasi

    tinggi pada saat diterapkan dalam perusahaan. Kemampuan proyek TI untuk digunakan

    tanpa persyaratan kemampuan tertentu dari karyawannya akan memudahkan saat proses

    implementasi. Proyek TI yang dipilih juga harus memperkuat TELKOM dengan

  • ix

    menyediakan informasi yang diperlukan. Dengan adanya proyek TI; kecerdasan,

    kemampuan belajar, dan pemberian wewenang yang tinggi, menyebabkan perusahaan

    mampu menghadapi perubahan dalam lingkungan yang kompetitif Bobot yang diberikan

    adalah +4.

    d. Cycle Time

    Cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu proses bisnis.

    Proyek TI menyebabkan peningkatan yang besar dalam hal waktu pada proses bisnis

    yang ada. Peningkatan proses ini mampu melampaui dari beberapa pesaing utama yang

    ada. Penundaan sistem ini menyebabkan hilangnya kemampuan bersaing perusahaan,

    sehingga bobot yang diberikan adalah +5.

    e. Mass Customization

    Kebutuhan pelanggan yang terus berubah dan berkembang membuat TELKOM

    harus mampu menciptakan produk yang mampu mengikuti kebutuhan tersebut.

    Kebutuhan ini perlu didukung dengan pemilihan proyek TI yang mampu menciptakan

    variasi produk yang lebih cepat yang tidak dapat disaingi oleh pesaing. Bobot yang

    diberikan oleh TELKOM untuk mass costumization adalah +5.

    4. Competitive Strategy Risk

    Setiap investasi pasti mengandung risiko. Begitu juga dengan investasi TI. Karena

    itu manajemen organisasi mendefinisikan respon terhadap risiko dan ketidakpastian dari

    suatu proyek TI.

    a. Business Strategy Risk

    Risiko dari proyek TI bisa mempengaruhi pelaksanaan strategi bisnis perusahaan.

    TELKOM menyadari hal ini dan menetapkan suatu bobot yang sesuai dari proyek TI

    untuk risiko strategi bisnis. Bobot yang diberikan bernilai menengah. Hal ini didasarkan

  • ix

    pada kenyataan bahwa proyek TI memiliki risiko yang moderat. Proyek ini

    menyebabkan perubahan yang moderat dalam hubungannya dengan pelanggan tetapi

    hubungan tersebut kuat. Adanya tekanan dari pihak luar yang mungkin menghilangkan

    manfaat jangka panjang bagi pelanggan tetapi manfaat jangka pendek bagi perusahaan

    masih dapat dipertahankan. Bobot yang diberikan untuk risiko ini adalah -3.

    5. Organizational Risk and Uncertainty

    a. Business Organizational Risk

    Proyek TI berfokus pada derajat dimana sebuah organisasi mampu membawa

    perubahan yang dibutuhkan. Kemampuan organisasi itu meliputi keahlian yang dimiliki

    dalam organisasi, kemampuan manajerial, atau pengalaman. Evaluasi faktor ini

    memperhatikan dari pengguna dan organisasi area bisnis, bukan orang teknis.memiliki

    kondisi tertentu berupa risiko terhadap organisasi perusahaan. Organisasi domain bisnis

    TELKOM memiliki rencana untuk mengimplementasi proyek TI, manajemen tahu pasti

    mengenai tanggung jawab, proses-proses dan prosedur-prosedur sudah terkodumentasi

    ,ada contingency plan yang memadai, produk atau nilai tambah kompetitif terdefinisi

    dengan baik dan ada pasar yang dipahami dengan. Bobot yang diberikan adalah -1.

    2.4.2. Domain Teknologi

    1. Stakeholder values

    Nilai yang penting dari sisi domain teknologi bagi para pemegang kepentingan

    TELKOM adalah Strategic I/T Architechture.

    a. Strategic I/T Architecture

    Arsitektur TI yang strategis akan memudahkan proyek TI untuk

    diimplementasikan dalam perusahaan. Selain itu arsitektur TI yang strategis akan

    memudahkan perusahaan menyesuaikan diri bila ada pengembangan teknlogi baru.

  • ix

    TELKOM memahami pentingnya hal ini. Apalagi dengan skala ekonomi TELKOM

    yang cukup besar, teknologi yang dibangun juga memiliki lingkungan yang luas. Bagi

    TELKOM proyek TI merupakan bagian keseluruhan dari blueprint dan mempunyai

    pengembalian yang tinggi; proyek ini bukan prasyarat untuk proyek blueprint lainnya,

    tetapi berkaitan erat dengan proyek prasyarat lainnya. Hal ini dipandang penting oleh

    TELKOM dan diberi bobot +4.

    2. Competitive Strategy Risk

    Competitive strategy risk merupakan risiko dan ketidakpastian yang dapat

    mempengaruhi derajat keberhasilan strategi sukses TELKOM.

    a. I/T Strategy Risk

    TELKOM mengutamakan proyek TI yang memiliki arsitektur dan platform yang

    fleksibel dan sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan. Dengan memilih

    arsitektur dan platform yang fleksibel akan meminimalkan risiko strategi yang akan

    dihadapi perusahaan dari implementasi suatu proyek TI. Akan tetapi TELKOM

    mengetahui terdapat ketergantungan dan ketidaksesuaian, tetapi hanya pada beberapa

    dari rencana masa depan. Kemampuan dasar yang ada sekarang akan memperkuat dalam

    menangani kebutuhan-kebutuhan baru. Bobot yang diberikan bernilai -2.

    3. Organization Risk and Uncertainty

    Pada domain teknologi, risiko organisasi dan ketidakpastian yang muncul akibat

    diterapkannya suatu proyek TI difokuskan pada I/T definitional uncertainty, I/T

    technical and implementation risk dan I/T service delivery risk.

    a. I/T Definitional Uncertainty

    TELKOM menganggap bahwa I/T definitional uncertainty pasti ada dalam setiap

    proyek TI. Hal ini menggambarkan sejauh mana kebutuhan dan spesifikasi sitem telah

  • ix

    diketahui. Kebutuhan-kebutuhan cukup jelas, spesifikasi-spesifikasi cukup jelas, area

    yang ditelaah jelas dan perubahan-perubahan hampir pasti dan hampir mendesak Bobot

    yang diberikan adalah -3.

    b. I/T Technical and Implementation Risk

    Seperti halnya I/T definitional uncertainty, TELKOM juga menyadari bahwa I/T

    technical and implementation risk atau risiko teknis yang muncul dari implementasi

    proyek TI tidak dapat dihindarkan. Risiko yang timbul dari segi teknikal pada saat

    implementasi dapat berakibat buruk pada proyek TI yang lain. Bila risiko kegagalan

    suatu proyek TI cukup besar, maka TELKOM memiliki potensi untuk mengalami

    kerugian juga. Pertimbangan ini membuat TELKOM memberi bobot yang cukup untuk

    I/T technical and implementation risk, yaitu -3.

    c. I/T Services Delivery Risk

    I/T Services Delivery Risk menggambarkan penilaian TELKOM pada risiko

    jangka pendek yang muncul dari implementasi proyek TI yang dilakukan. Dibutuhkan

    sedikit perubahan yang cukup pada beberapa elemen Sistem layanan komputer.

    Beberapa investasi awal dibutuhkan untuk mengakomodasikan proyek TI, kemungkinan

    diperlukan beberapa investasi berikutnya untuk integrasi lebih lanjut implementasi TI ke

    dalam mainstream dari lingkungan Sistem informasi. Risiko jangka pendek yang muncul

    dipandang sebagai sesuatu hal yang masih dalam tahap kewajaran karena semua proyek

    TI pasti memiliki risiko jangka pendek. Pandangan ini membuat bobot yang diberikan -

    3.

    Ringkasan dari bobot korporat TELKOM untuk proyek TI disajikan pada tabel 2.5

    berikut ini. Berdasarkan matriks yang dikembangkan oleh Parker et al. (1988, pp187-

  • ix

    190) kesimpulan dari pembobotan korporat tersebut diatas TELKOM berada di

    kuadran B: strategis.

    Kuadran ini mengindikasikan bahwa lini bisnis dan dukungan komputer sama

    kuatnya. Baik sistem infrastruktur maupun sistem backbone sangat bagus. Hal yang

    paling utama adalah kontribusi sistem informasi di masa depan terhadap kesehatan

    perusahaan. Kontributor terhadap ROI juga penting. Pada kuadran ini, perusahaan

    memiliki kesempatan untuk berinvestasi dalam keunggulan kompetitif dan sistem

    aplikasi yang besar. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kekuatan perusahaan

    di masa yang akan datang.

  • ix

    Tabel 2.5. Ringkasan Pembobotan Korporat PT TELKOM

    Domain Bisnis Faktor-Faktor Bobot

    Financial Values ROI +4

    Strategic Match +5

    Competitive Advantage +4 Competitive Response +4

    Strategic Value

    Management Information for Critical Success +5 Service and Quality +4 Environmental Quality +4 Agility Learning and Empowerment +4 Cycle Time +5

    Stakeholder Values

    Mass Customization +5 Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk -3 Organizational Strategy Risks and Uncertainties

    Business Organization Risk -1

    Domain Teknologi Faktor-Faktor Bobot

    Stakeholder Values Strategic I/T Architecture +4 Competitive Strategy Risk I/T Strategy Risk -2

    I/T Defitional Uncertainty -3 I/T Technical and Implementation Risk -3

    Organizational Strategy Risks and Uncertainties

    I/T Services Delivery Risk -3 Total Bobot Korporasi Untuk Manfaat +48 Total Bobot Korporasi Untuk Resiko -15

    2.5. Manfaat Sistem Billing SBF-20

    Manfaat yang didapat dari Sistem Billing SBF-20 diklasifikasikan ke dalam tiga

    kelompok, yakni manfaat berwujud, manfaat setengah berwujud, dan manfaat tidak

    berwujud. Manfaat berwujud akan diperlakukan sebagai pengurangan biaya operasional

  • ix

    secara langsung pada lembar kerja dampak ekonomis pada bab berikut. Manfaat

    setengah berwujud akan dihitung dengan konsep value linking, value acceleration, value

    restructuring, dan innovation valuation. Manfaat tidak berwujud yang tidak dapat

    dihitung menjadi angka Rupiah akan tercakup dalam penilaian terhadap domain bisnis

    dan teknologi.

    2.5.1. Manfaat Berwujud

    Sebelum adanya Sistem Billing SBF-20, pengumpulan data untuk pembuatan

    sebuah tagihan dilakukan secara manual. Dimana seorang staff billing harus

    mengumpulkan dasar sebuah penagihan berupa hardcopy, dan kemudian diinput secara

    manual untuk menjadi sebuah tagihan, tentunya ini akan memakan waktu panjang dalam

    menyelesaikan sebuah tagihan. Setelah diimplementasikannya Sistem Billing SBF-20,

    pertukaran data tidak perlu lagi dilakukan secara manual, tetapi langsung secara otamatis

    dan online antar sistem billing dengan sistem penjualan sehingga penyelesaian

    tagihanpun akan menjadi lebih singkat. Dengan adanya pertukaran data secara sistem,

    salah satu manfaat yang akan diperoleh oleh TELKOM adalah penghematan sumber

    daya manusia dikarenakan kemampuan 1 orang staff menyelesaikan tagihan akan jauh

    lebih banyak dibandingkan sebelum adanya sistem.

    Manfaat berwujud kedua dengan adanya sistem ini adalah pendokumentasian fisik

    tagihan telah digantikan dengan pendokumentasian secara online dan real time.

    Perubahan ini mengakibatkan penghematan terhadap alat-alat tulis kantor seperti kertas,

    isi staples, tinta printer, bantex. Hal ini juga menyebabkan timbulnya penghematan

    lemari dan ruangan penyimpanan dokumentasi.

  • ix

    Manfaat selanjutnya adalah penghematan materai. Sebelum sistem ini

    diimplementasikan, setiap tagihan yang dikirimkan ke pelanggan akan dibubuhi materai

    sebagai tanda sahnya pembayaran. Hal ini tidak diperlu dilakukan lagi karena setelah

    adanya sistem, materai dibubuhi secara otomatis.

    2.5.2. Manfaat Setengah Berwujud

    Adanya pertukaran data antara Sistem Billing SBF-20 dengan sistem penjualan

    secara otomatis, manfaat pertama yang dinilai adalah penghematan penggunaan telepon.

    Sebelum adanya sistem, bagian billing harus berkoordinasi dengan bagian sales setiap

    akan membuat tagihan. Manfaat kedua yang dirasakan adalah penghematan dokumentasi

    dasar penagihan berbentuk fisik. Sebelum adanya sistem, bagian billing harus

    mengumpulkan dasar penagihan berupa nota kesepakatan dan berita acara operasi dari

    bagian sales dalam bentuk hardcopy, yang kemudian dasar penagihan tersebut disimpan

    didalam bantex setiap bulannya. Dengan adanya sistem, dasar penagihan berupa nota

    kesepakatan dan berita acara operasi tidak perlu lagi diterima secara hardcopy,

    dikarenakan sudah tersimpan di dalam database sistem penjualan.

    Manfaat selanjutnya dari otomatisasi ini adalah berkurangnya tingkat human

    error. Dengan hilangnya serangkaian proses manual yang dikerjakan untuk

    menyelesaikan tagihan, hal ini menyebabkan berkurangnya tingkat ketidaktelitian staff

    dalam memasukkan nilai tagihan yang dipengaruhi oleh tingkat stress ataupun

    ketidakterampilannya seorang staff.

    Semakin tinggi tingkat human error, maka semakin rendah tingkat kecepatan

    pembayaran Disini kemudian timbul yang dinamakan biaya kesempatan. Biaya

    kesempatan adalah adanya keuntungan yang hilang jikalau pendapatan tersebut dapat

  • ix

    dicairkan dengan tepat waktu, maka kas dapat diinvestasikan salah satunya ke dalam

    bentuk deposito.

    Sistem ternyata juga mampu meningkatkan nilai produktivitas Manajer OM Billing

    & Collection, Asisten Manager dan para staff. Berkat Sistem Billing SBF-20, pekerjaan

    mereka menjadi lebih produktif dan terlaksana sesuai dengan porsi waktu mereka

    terhadap atasan dan bawahan masing-masing. Beberapa pekerjaan yang tidak produktif

    kini berkurang. Akibatnya, Manajer OM Billing & Collection bisa mencurahkan waktu

    mereka untuk pekerjaan yang lebih bersifat manajerial daripada operasional, seperti

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan perencanaan, dan pengendalian di

    lapangan.

    2.5.2. Manfaat Tidak Berwujud

    Manfaat tidak berwujud merupakan manfaat yang sulit diukur dan dampaknya

    tidak secara langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan akan tetapi mempunyai

    keuntungan jangka panjang. Manfaat tidak berwujud dari implementasi SBF-20 yang

    pertama adalah meningkatnya kepuasan dan loyalitas pelanggan TELKOM.

    Kepuasan pelanggan TELKOM berkaitan dengan sejauh mana anggapan kinerja

    produk TELKOM memenuhi harapan pelanggan. Bila kinerja produk lebih rendah dari

    harapan, pelanggan akan tidak puas, dan sebaliknya bila kinerja produk sesuai atau

    melebihi harapan, pelanggan akan merasa puas. Tingkat kepuasan pelanggan maksimal

    akan menciptakan pelanggan yang loyal.

    Berdasarkan hasil survey kepuasan dan loyalitas pelanggan yang telah

    dilaksanakan oleh konsultan independent MARS pada 2006, diperoleh hasil bahwa

    faktor atribut billing (proses penagihan, pembayaran dan restitusi) berkontribusi 11,1

  • ix

    persen terhadap kepuasan pelanggan. Hasil ini menunjukkan SBF-20, sebagai backbone

    sistem billing memiliki peran signifikan dalam menentukan kepuasan pelanggan dan

    menciptakan loyalitas pelanggan.

    Manfaat selanjutnya adalah memudahkan pihak manajemen untuk memonitoring

    pendapatan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan membuat laporan yang akan

    diserahkan kepada pihak top manajemen dalam menentukan target pendapatan di masa

    yang akan datang.