TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK...

11
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang ; a. bahwa Pedoman Pelaksanaan Absensi Sidik Jari telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 23 Tahun 2011; b. bahwa untuk lebih mengoptimalkan Disiplin Pcgawai Negeri Sipil agar dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada Masyarakat, Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Absensi Sidik Jari perlu diubah karena tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Hukum saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Bali Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Absensi Sidik Jari; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

Transcript of TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK...

Page 1: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

GUBERNUR BALI

PERATURAN GUBERNUR BALI

NOMOR 54 TAHUN 2014

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 23 TAHUN 2011TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI,

Menimbang ; a. bahwa Pedoman Pelaksanaan Absensi Sidik Jari telahditetapkan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 23Tahun 2011;

b. bahwa untuk lebih mengoptimalkan Disiplin PcgawaiNegeri Sipil agar dapat memberikan pelayanan yanglebih maksimal kepada Masyarakat, PeraturanGubernur Nomor 23 Tahun 2011 tentang PedomanPelaksanaan Absensi Sidik Jari perlu diubah karenatidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Hukumsaat ini;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Gubernur tentang Perubahanatas Peraturan Gubernur Bali Nomor 23 Tahun 2011tentang Pedoman Pelaksanaan Absensi Sidik Jari;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentangPembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, NusaTenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimanatelah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3890);

Page 2: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun2014 tentang Perubahan Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5589);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentangDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah diubah dengan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang PerubahanAtas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014,tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (BeritaNegara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 32);

9. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 12 Tahun 2009tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 12,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 12);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN ATASPERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 23 TAHUN 2011TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIKJARI.

Page 3: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

Pasal 1

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur BaliNomor 23 Tahun 2011 tentang Pedoman PelaksanaanAbsensi Sidik Jari (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun2011 Nomor 23) diubah sehingga berbunyi sebagaiberikut:

1. Ketentuan dalam Pasal 8 ayat (4) di hapus,sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

(1) Absensi sidik jari dilakukan 5 (lima) hari kerjamulai hari Senin sampai dengan hari Jumat,masing-masing dilakukan sebanyak 2 (dua)kali.

(2) Hari Senin sampai dengan hari Kamis absensisidik jari pertama dilakukan paling lambatpukul 07.30 Wita dan absensi sidik jari keduadilakukan paling cepat pukul 15.30 Wita.

(3) Hari Jumat absensi sidik jari pertamadilakukan paling lambat pukul 07.30 Wita danabsensi sidik jari kedua dilakukan paling cepatpukul 13.00 Wita.

(4) Dihapus.

2. Ketentuan Pasal 9 dihapus.

3. Ketentuan dalam Pasal 10 diubah, sehinggaberbunyi sebagai berikut:

(1) PNS yang melakukan perjalanan dinasmenginap, tugas belajar, sakit, izin, cuti, tidakmelakukan absensi sidik jari pada saatperistiwa tersebut berlangsung/terjadi.

(2) PNS yang izin/sakit sebelum jam kerjaberakhir, melakukan absensi sidik jari keduapada saat akan meninggalkan tugas.

(3) PNS yang sewaktu-waktu bertugas melebihi/melewati jam kerja dan jauh dari lingkunganSKPD, tidak melakukan absensi sidik jari keduapada hari/tanggal bersangkutan.

(4) Petugas operator mengisi keterangandinas/tugas belajar/sakit/ijin/cuti padaaplikasi absensi sidik jari berdasarkan surattugas/ surat keterangan sakit/ persetujuanijin/persetujuan cuti PNS bersangkutan.

Page 4: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

4. Ketentuan dalam Pasal 15 diubah, sehinggaberbunyi sebagai berikut:

Pasal 15

(1) Hasil rekapitulasi dari absensi sidik jaridigunakan untuk Pembayaran TambahanPenghasilan Pegawai (TPP), Uang Makan,Tunjangan lainnya dan sebagai bahan evaluasitingkat kedisiplinan Pegawai Negeri Siplil (PNS)di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali.

(2) Tata cara penggunaan absensi sidik jari diaturlebih lanjut dengan Petunjuk Teknis.

(3) Tata Cara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)sebagaimana tercantum dalam Lampiran yangtidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 2

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal1 Oktober2014.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Gubernur ini denganpenempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali.

Ditetapkan di Denpasarpada tanggal 30 September 2014

Diundangkan di Denpasarpada tanggal 30 September 2014

SEKRET^RIS DAERAH-P&OVINSI BALI,

GUBERNUR BALI,

COKORDA NGURAH PEMAYUN

BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2014 NOMOR 54

)i ;mangku pastika!

Page 5: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

LAMPIRAN I

PERATURAN GUBERNUR BALI

TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 NOMOR 54 TAHUN 2014

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 23 TAHUN 2011TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARI.

I. Kewajiban PNS/CPNS Pemerintah Provinsi Bali dalam MelaksanakanAbsensi:

1. Melaksanakan absensi pada saat masuk dan pulang kerja sesuaidengan ketentuan waktu absensi sebagai berikut:a. Absensi masuk kantor dimulai pukul 00.00 Wita sampai

dengan 11.59 Wita dengan kategori sebagai berikut:1) melakukan absensi pukul 00.00 Wita s/d 07.30 Wita

dikategorikan masuk kerja tepat waktu.2) melaksanakan absensi kedatangan mulai pukul 07.31 Wita

s/d 15.30 Wita dikategorikan masuk kerja tidak tepat waktu(terlambat).

b. Absensi pulang kantor dimulai pukul 15.30 Wita s/d 23.59Wita dengan kategori sebagai berikut:1) Melakukan absensi pukul sebelum pukul 15.30 Wita

dikategorikan pulang kerja tidak tepat waktu (pulang lebihcepat).

2) Melakukan absensi pukul 15.31 Wita s/d 23.59 Witadikategorikan pulang kerja tepat waktu, dan tidakmemperhitungkan waktu lembur.

2. Absensi masuk kantor ataupun pulang kantor hanya dilakukansatu kali input. Apabila dilakukan lebih dari satu kali input makaabsensi masuk yang dipakai adalah input yang terakhir.

3. Bagi PNS/CPNS yang tidak masuk kantor karena cuti, ijin, sakit,melakukan perjalanan dinas luar daerah, atau mengikuti diklatdibebaskan dari kewajiban melakukan absensi dengan syaratmenunjukkan surat perintah/surat tugas/surat keterangan/bukuijin yang diketahui (ditandatangani) atasan langsungnya kepadaKepala Sub Bagian yang menangani kepegawaian yangselanjutnya disebut Admin sebagai dasar pemberian dispensasitidak melaksanakan absensi, selanjutnya di entry oleh operatorabsensi sidik jari pada aplikasi yang tersedia.

4. Bagi PNS/CPNS yang melaksanakan tugas belajar, atauditugaskan secara tetap di lapangan yang tidak memungkinkanmelakukan absensi di SKPD/UPT unit kerjanya diberikandispensasi tetap untuk tidak melaksanakan absensi dalam periodewaktu tertentu berdasarkan surat keputusanpenempatan/penugasan.

Page 6: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

5. Ketentuan bagi PNS/CPNS yang Tidak Tepat Waktu Datang(terlambat) adalah sebagai berikut:a. PNS/CPNS Tidak Tepat Waktu Datang (terlambat) disertai surat

ijin terlambat datang dengan persetujuan atasan, melaporkanhal tersebut kepada admin (dengan menyerahkan surat ijin)yang selanjutnya akan di entry oleh operator sidik jari sesuaijam kedatangan riil yang bersangkutan.PNS/CPNS dalam kondisi ini dikenakan pemotongan TPPsecara akumulasi perhitungan menit dalam 1 (satu) bulan harikerja, dan dikategorikan sebagai pegawai "Disiplin".

b. PNS/CPNS Tidak Tepat Waktu Datang (terlambat) tanpadisertai surat ijin terlambat (terlambat tanpa persetujuan)melakukan absensi sidik jari pada mesin sesuai jamkedatangan riil pegawai yang bersangkutan. PNS/CPNS dalamkondisi ini dikenakan pemotongan TPP secara akumulasiperhitungan menit dalam 1 (satu) bulan hari kerja, dandikategorikan sebagai pegawai "Tidak Disiplin".

6. Ketentuan bagi PNS/CPNS yang Tidak Tepat Waktu Pulang(mendahului) adalah sebagai berikut:a. PNS/CPNS Tidak Tepat Waktu Pulang (mendahului) disertai

surat ijin mendahului dengan persetujuan atasan kemudianmelaporkan hal tersebut kepada admin dengan menyerahkansurat ijin mendahului, selanjutnya akan di entry oleh operatorsidik jari sesuai jam kepulangan riil yang bersangkutan.PNS/CPNS dalam kondisi ini dikenakan pemotongan TPPsecara akumulasi perhitungan menit dalam 1 (satu) bulan harikerja, dan dikategorikan sebagai pegawai "Disiplin".

b. PNS/CPNS Tidak Tepat Waktu Pulang tanpa disertai ijin(mendahului tanpa persetujuan) melakukan absensi sidik jaripada mesin sesuai jam kepulangan riil pegawai yangbersangkutan. PNS/CPNS dalam kondisi ini dikenakanpemotongan TPP secara akumulasi perhitungan menit dalam 1(satu) bulan hari kerja, dan dikategorikan sebagai pegawai"Tidak Disiplin".

7. Bagi PNS/CPNS yang lalai (tidak ingat) melaksanakan absensisidik jari baik pada jam kedatangan maupun jam kepulangan,pemotongan TPP dilaksanakan secara akumulasi perhitunganmenit dalam 1 (satu) bulan hari kerja dan pemotongan uangmakan dilaksanakan dengan perhitungan akumulasiketidakhadiran 1 (satu) hari kerja dalam 1 bulan hari kerja.PNS/CPNS dalam kondisi ini dikategorikan sebagai pegawai "TidakDisiplin".

8. PNS/CPNS dapat melakukan absensi di unit kerja/SKPD lainapabila PNS yang bersangkutan sedang melaksanakan tugaskedinasan pada SKPD/UPT tujuan dengan terlebih dahulumelaporkan/menunjukkan surat disposisi kepada admin.

9. Sanksi/hukuman atas pelanggaran terhadap kewajiban masukkerja dan mentaati ketentuan jam kerja mengacu kepadaketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 7: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

II. Tata Cara Absensi.

1. Penempatan Perangkat Absensi Sidik Jari dilakukan pada:a. Sckretariat Badan/Dinas/ Biro/Kantor dan Sekretariat

UPT; dan

b. Diluar sekretariat sebagaimana poin a dengan ketentuanjumlah CPNS/PNS minimal 10 orang dan atau disesuaikandengan ketersediaan perangkat absensi sidik jari.

2. Untuk PNS/CPNS yang kantornya sudah dilengkapi absensisidik jari:

a. melakukan registrasi (pendataan, pemindaian jari) PNS/CPNSuntuk mengisi database sistem absensi di lingkunganPemerintah Provinsi Bali oleh admin melalui operator yangditunjuk oleh SKPD / UPT yang bersangkutan; dan

b. Absensi menggunakan salah satu sidik jari/finger print.

3. Untuk PNS/CPNS yang kantornya atau tempat tugasnya belumdilengkapi mesin absensi sidik jari yang harus dilakukan:a. melakukan absensi sidik jari lintas SKPD dengan

memperhatikan SKPD / UPT Tujuan terdekat; danb. Apabila tidak dapat dipenuhi sebagaimana poin a, maka proses

absensi dilakukan entry oleh admin melalui operatorberdasarkan Surat Keputusan Penempatan / Penugasan yangdidukung dengan absensi manual sebagai back up datakehadiran CPNS/PNS.

4. Apabila mesin absensi sidik jari tidak berfungsi karena mengalamigangguan maka PNS/CPNS wajib melakukan absensi manualselama masa gangguan sebagaimana lampiran I dan selanjutnyaoperator absensi melakukan entry ke aplikasi setelah gangguandapat diatasi berdasarkan lampiran I tersebut

5. Apabila dibutuhkan dalam rangka pembinaan CPNS/PNS danIain-lain, Admin melalui operator dapat melaksanakan print outlaporan pelaksanaan absensi sidik jari.

6. Laporan hasil print out absensi sidik jari, baik yang dilakukansecara elektronik maupun manual wajib dilaporkan oleh Kepalasub Bagian yang menangani kepegawaian kepada Kepala SKPDmasing-masing sebagai bahan pengisian instrument pengukurankinerja PNS/CPNS di unit kerjanya.

III. Tugas dan Tanggungjawab Kepala Sub Bagian yang MenanganiKepegawaian (Admin) di setiap UPT/SKPD dalam Pelaksanaan SistemAbsensi Sidik Jari secara Elektronik.

1. memfasilitasi seluruh PNS/CPNS di UPT/SKPD dalam melakukanregistrasi ke dalam database absensi sidik jari.

2. menyediakan Formulir Absensi PNS/CPNS (absensi manual) biladiperlukan.

3. mengawasi pelaksanaan absensi sidik jari termasuk backup dataabsensi sidik jari yang bersifat manual.

4. melakukan pcndokumentasian surat kedinasan baik berupasurat perintah tugas, surat penempatan/penugasan maupunsurat dispensasi.

5. melakukan pendokumentasian atas ketidakhadiran kerena ijin,cuti maupun sakit.

Page 8: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

6. menyusun dan menyampaikan rekapitulasi laporan absensiharian dan rekapitulasi laporan absensi bulanan kepada BKDsesuai prosedur yang telah ditetapkan. (Bila diperlukan oleh BKDatau Biro Organisasi).

7. menyampaikan rekapitulasi laporan absensi bulanan PNS/CPNSkepada Kepala SKPD setiap tanggal 1 bulan berikutnya. (Biladiperlukan oleh BKD atau Biro Organisasi).

8. memelihara dan menjaga fungsi dan keberadaan mesin absensisidik jari serta melaksanakan koordinasi dengan SKPD yangmenangani Perangkat Absensi Sidik Jari.

9. menyampaikan pengaduan secara elektronik ke SKPD yangmenangani perangkat absensi sidik jari Biro Pemerintahanapabila terjadi kerusakan teknis mesin/sistem/jaringanperangkat absensi melalui help desk Nomor (0361) 9031888 ataufasilitas VoIP Nomor 1888.

10. Dalam menjalankan tugas pelaksanaan sistem absensi sidik jarisecara elektronik Kepala Sub Bagian yang menanganikepegawaian dapat dibantu oleh jafung umum yangmelaksanakan tugas tertentu sebagai pengelola sistem informasikepegawaian / pengelola administrasi kepegawaian /pengelolaabsensi sebagai operator sistem absensi di masing-masingUPT/SKPD.

IV. Lain-lain.

1. Bagi PNS/CPNS yang melaksanakan tugas shift atau jam kerjakhusus melaksanakan absensi sidik jari pada formulir absensimanual sebagaimana tcrcantum pada lampiran II pada PetunjukTenis ini, selanjutnya dilakukan entry oleh operator sidik jaridengan mengkonversi kedalam waktu kerja normal.

2. Proses sebagaimana poin 1 dilaksanakan sampai denganselesainya penyempurnaan absensi sidik jari yang mengadopsi jamkerja khusus/ shift.

3. Bagi SKPD/UPT yang melaksanakan 6 (enam) hari kerja,dilakukan absensi sidik jari berdasarkan jam kerja yang telahditetapkan dengan kertentuan yang berlaku.

4. Untuk pelaksanaan absensi sidik jari 6 (enam) hari kerja terlebihdahulu dilakukan pengaturan jam kerja pada mesin absensi sidikjari oleh admin yang dibantu oleh operator.

5. Dalam hal pelaksanaan absensi sidik jari dibentuk Tim Pemeriksayang terdiri dari Tim Gerakan Disiplin Nasional (GDN) ProvinsiBali yang dibantu oleh Tim Teknis .

V. Kewajiban antar Pihak atas Perangkat Mesin Absensi Sidik Jari.1. SKPD yang menangani perangkat absensi sidik jari sebagai pihak

yang melaksanakan pengadaan perangkat mesin absensi sidik jarimelakukan Serah Terima Penggunaan Perangkat mesin absensiSidik Jari kepada UPT/SKPD untuk dapat dipergunakansebagaimana mestinya.

2. Perangkat Mesin Absensi Sidik Jari sebagaimana dimaksud padaBagian V angka 1 mcrupakan asset/kekayaan milik PemerintahProvinsi Bali untuk dipergunakan dalam pelaksanaan sistemabsensi sidik jari.

Page 9: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang

3. Dengan Serah Terima Penggunaan Barang, maka kewajibanUPT/SKPD adalah bertanggungjawab penuh terhadap resiko yangmelekat pada barang tersebut termasuk kebersihan, keamanan,penyalahgunaan diluar dinas, kerusakan yang disebabkankelalaian dan hal-hal lain sesuai peraturan perundang-undanganyang berlaku.

4. Pemeliharaan perangkat absensi sidik jari menjadi tanggungjawabpihak SKPD yang menangani perangkat absensi sidik jari.

VI. Prosedur Apabila terjadi Kerusakan/Kehilangan Perangkat MesinAbsensi.

1. Tim Pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dan hasilnyadituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan.

2. Apabila hasil pemeriksaan menunjukan kesrusakan/kehilangandisebabkan oleh Force Majure (kebakaran, bencana alam,kerusakan) dan gangguan teknis/sistem, perbaikan/penggantianmesin absensi menjadi tanggungjawab SKPD yang menanganiperangkat absensi sidik jari.

3. Apabila hasil pemeriksaan menunjukan kerusakan/kehilangan,disebabkan faktor kelalaian/kesengajaan:a. Ditemukan oknum PNS/CPNS yang melakukan

pengrusakan/penghilangan perangkat mesin absensi, makakepada oknum yang bersangkutan ditetapkan sanksi hukumandisiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan PemerintahNomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

b. Tidak ditemukan oknum PNS/CPNS yang melakukanpengrusakan perangkat mesin absensi sanksi diberikankepada seluruh pegawai UPT/SKPD yang bersangkutan, dalambentuk pemberian nilai nol (0) pada aspek ketepatan waktudatang dan aspek ketepatan waktu pulang pada hari yangbersangkutan.

c. Ditemukan bukan oknum PNS/CPNS yang melakukanpengrusakan/penghilangan perangkat mesin absensi dilakukanproses hukum melalui pihak penegak hukum.

d. Kepala UPT/SKPD wajib melakukan perbaikan/penggantianterhadap perangkat mesin absensi yang hilang/rusak karenafaktor kelalaian/kesengajaan.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA ^

Page 10: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang
Page 11: TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARIjdihbirohukumham.baliprov.go.id/uploads/produk/2014/PERGUB_54_2014.pdf · gubernur bali peraturan gubernur bali nomor 54 tahun 2014 tentang