TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP...

14
KEPUTUSAN DPD RI NOMOR 29/DPD RI/III/2010-2011 TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG AKUNTAN PUBLIK --- r _, . -- . ___ ... _,, -J J /"' ... _ ..,...__ .... r ) -"'-._...I • .,. ___ J ..... .,,.,...,,___ __ -- { ' .,,,.J JAKARTA 2011 _J - . ..__ J ' J

Transcript of TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP...

Page 1: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

KEPUTUSAN DPD RI NOMOR 29/DPD RI/III/2010-2011

TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG AKUNTAN PUBLIK

---

r ~ ~

I~ J~, _,

. --. ___ ... _,, -J

J /"' -· ... _ ..,...__ .... r ) -"'-._...I • .,. ___ J

..... .,,.,...,,___ __ --

{ -~ ' .,,,.J

JAKARTA 2011

_J - . ..__

J ' J

Page 2: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

Menimbang

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKI LAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/DPD Rl/111/2010-2011

TENTANG

PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

AKUNTAN PUBLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat umum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa Akuntan Publik memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara berkelanjutan dan meningkatkan kualitas informasi pelaporan keuangan, untuk itu diperlukan pelindungan dan kepastian hukum bagi profesi akuntan publik;

c. bahwa diperlukan pengaturan terhadap profesi akuntan publik sebagai bentuk penegasan dan penguatan dari etika profesi agar akuntan publik dapat menjalankan penugasan secara profesional dan lebih bertanggung jawab;

d. bahwa jasa akuntan publik memiliki kaitan erat dengan pengelolaan keuangan negara;

e. bahwa Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia melalui Komite IV sesuai dengan lingkup tugasnya telah membahas dan merumuskan Pandangan dan Pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Akuntan Publik;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentang Pandangan dan Pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik

Page 3: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

Mengingat

Menetapkan

PERTAMA

KE DUA

2

Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Akuntan Publik;

1. Pasal 22D ayat (2), Pasal 23 ayat (1), dan Pasal 23C Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nemer 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nemer 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nemer 4389);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nemer 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nemer 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nemer 5043);

4. Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nemer 01/DPD Rl/1/2009-2010 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nemer 5/DPD RI/IV/2009-2010 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;

5. Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nemer 25/DPD/2007 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Tahun 2007-2009;

Dengan Persetujuan Sidang Paripurna ke-10

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Masa Sidang III Tahun Sidang 2010-2011

Tanggal 15 Maret 2011

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG AKUNTAN PUBLIK.

Pandangan dan Pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Akuntan Publik disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sebagai bahan pembahasan antara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Pemerintah.

Isi dan rincian sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA menjadi lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Page 4: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

KETIGA

3

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 15 Maret 2011

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PIMPINAN Ketua,

H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A.

Wakil Ketua, Wakil Ketua,

G.K.R. HEMAS ~~

Page 5: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN

KEPUTUSAN

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 29/DPD RI/III/2010-2011

TENTANG

PANDANGAN DAN PENDAPAT

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG

AKUNTAN PUBLIK

JAKARTA 2011

Page 6: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBUK INDONESIA

PANDANGAN DAN PENDAPAT

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG

AKUNTAN PUBLIK

JAKARTA 2011

Page 7: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

I. PENDAHULUAN

1. Amanat konstitusi yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 menyebutkan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Amanat konsitusi tersebut harus menjiwai seluruh peraturan perundang-undangan, termasuk Rancangan Undang-Undang tentang Akuntan Publik.

2. Bangsa Indonesia berulang kali menghadapi krisis yang berdampak terhadap kemunduran kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik bangsa. Sumber utama penyebab krisis bangsa antara lain adalah terjadinya tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme; rendahnya kinerja aparatur pemerintah dalam pelayanan publik; dan belum optimalnya pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan anggaran negara. Penyusunan RUU Akuntan Publik harus menegaskan perlunya perhatian terhadap pencegahan tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme; meningkatkan kinerja pelayanan publik; dan mengoptimalkan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan anggaran negara.

3. Sejalan dengan prinsip tata pemerintahan yang baik dan bersih, reformasi penyelenggaraan pemerintahan harus dilakukan secara sadar, terencana, konsisten, dan sistematis untuk mendorong perubahan yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penyusunan RUU tentang Akuntan Publik harus menjadi bagian tidak terpisahkan dalam perwujudan tata pemerintahan yang baik dan bersih.

4. Globalisasi mendorong perubahan lingkungan usaha menjadi semakin kompleks, rumit, cepat, dan persaingan yang semakin ketat. Berbagai perubahan tersebut memerlukan kepastian hukum, keadilan, dan tanggung jawab seluruh pelaku usaha, terutama akuntan publik. Oleh sebab itu, perumusan RUU tentang Akuntan Publik perlu memperhatikan perubahan lingkungan, perkembangan usaha, dan kepastian hukum bagi penyelenggaraan profesi akuntan publik dengan tetap mengutamakan kepentingan publik.

5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada saat ini berupa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17 /PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, serta UU Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan dipandang belum memadai. Selain itu, peraturan perundang-undangan tentang Akuntan Publik seperti UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan peraturan perundang-undangan lainnya tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada saat ini. Oleh sebab itu, pengaturan tentang profesi akuntan publik perlu diatur secara tersendiri dalam bentuk undang­undang.

Page 8: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • II.

• • • • • • • • • • • • •

6. Dengan memperhatikan amanat konsitusi, prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik, perubahan lingkungan strategis, serta keterbatasan peraturan perundang-undangan yang ada, perlu adanya RUU tentang Akuntan Publik .

7. Berdasarkan Pasal 22D UUD 1945, Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undangundang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undangundang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undangundang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama .

8. RUU tentang Akuntan Publik memiliki keterkaitan erat dengan undang-undang yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai bagian dari keuangan negara. Keterkaitan RUU Akuntan Publik dengan keuangan negara dapat dilihat pada Pasal 23 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengendalian dan pengawasan publik harus mendorong pengelolaan keuangan negara menjadi semakin efisien, efektif, bermutu, terbuka, bertanggung jawab, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Penyusunan RUU tentang Akuntan Publik harus secara tegas memuat prinsip dasar pengelolaan keuangan negara tersebut dalam perumusan dasar pertimbangan, batang tubuh, pasal dan ayat, serta penjelasan.

9. Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana tersebut, DPD RI menyampaikan Pandangan dan Pendapat terhadap RUU tentang Akuntan Publik .

RUU AKUNTAN PUBLIK

1. RUU Akuntan Publik memberikan dasar hukum bagi penyelenggaran profesi akuntan publik dengan tujuan memberikan kejelasan tentang pengertian, tugas, standar profesi, pengaturan tugas, fungsi, jenis jasa, dan mekanisme pertanggungjawaban profesi akuntan publik .

2. RUU Akuntan Publik yang diajukan untuk disetujui terdiri atas 15 (lima belas) bab dan 69 (enam puluh sembilan) pasal yang sangat lengkap dan rinci, yaitu sebagai berikut.

a. Bab I Ketentuan Umum

b. Bab II Bidang Jasa

c. Bab III Perizinan Akuntan Publik

d. Bab N Kantor Akuntan Publik

e. Bab V Penggunaan Nama

f. Bab VI Kerja Sama Kantor Akuntan Publik dengan KAPA atau OM

2

Page 9: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

g. Bab VII Biaya Perizinan

h. Bab VIII Asosiasi Profesi Akuntan Publik

i. Bab IX Pembinaan dan Pengawasan

j. Bab X Komite Pertimbangan Profesi Akuntan Publik

k. Bab XI Sanksi Administratif

I. Bab XII Ketentuan Pidana

m. Bab XIII Kedaluwarsa Tuntutan atau Gugatan

n. Bab XIV Ketentuan Peralihan

o. Bab XV Ketentuan Penutup

III. PANDANGAN DPD RI TERHADAP RUU TENTANG AKUNTAN PUBLIK

Bab I Ketentuan Umum (Pasal 1-Pasal 2)

1. Praktik akuntan publik yang sehat ditandai dengan penyelenggaraan praktik akuntan publik yang memenuhi prinsip-prinsip kompetensi, integritas, objektivitas, kecermatan, dan kehati-hatian, serta perilaku profesional yang altruisme yaitu mengutamakan kepentingan publik dan kepentingan sesama. Hal itu diperlukan untuk mempertahankan kualitas jasa independensi dan kemandirian profesi akuntan publik serta menjadi dasar pertimbangan dari RUU Akuntan Publik .

2. Tujuan RUU Akuntan Publik yaitu (1) mencapai praktik akuntan publik yang sehat sebagaimana disebutkan pada poin 1; (2) menjadi landasan hukum bagi praktik akuntan publik yang sehat; dan (3) menjamin kepastian hukum.

3. Pembangunan profesi akuntan publik untuk mencapai praktik akuntan publik yang sehat tersebut menggunakan pendekatan yang beralur dan komprehensif yang dimulai dengan pembangunan iklim, penyediaan sarana, pengawasan dalam rangka pembinaan, dan sanksi. DPD RI memandang bahwa praktik akuntan publik yang sehat harus mencakup proses yang memenuhi standar kualitas yang berlaku internasional dari tahap perekrutan individu untuk menjadi akuntan publik, pelaksanaan pekerjaan, dan pemeliharaan kompetensi sampai dengan penyampaian produk jasa yang diberikan .

4. DPD RI memandang perlu adanya pemberdayaan masyarakat sipil, dalam hal ini adalah akuntan publik, sebagai bagian dari strategi penunjang reformasi administrasi publik. Pemberdayaan tersebut dilakukan melalui pengakuan hasil kerja akuntan publik oleh Pemerintah .

5. DPD RI memandang bahwa praktik akuntan publik di Indonesia harus memberikan keberpihakan kepada akuntan publik Indonesia. Tuntutan keterbukaan global harus dihadapi secara arif dengan cara melakukan pengaturan yang setara dengan yang dilakukan oleh negara lain tanpa mengorbankan kepentingan publik dan/atau negara .

3

Page 10: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • t

t

• •

Bab III Perizinan Akuntan Publik (Pasal 5-Pasal 11) 6. Dengan memperhatikan kebutuhan akuntan publik yang amat besar terutama di

daerah, diperlukan adanya perluasan basis calon akuntan publik sehingga perkembangan profesi akuntan publik dapat ditingkatkan. Persyaratan menjadi akuntan publik harus dirancang sedemikian rupa sehingga membuka kesempatan yang luas untuk menjadi akuntan publik .

7. Izin menjadi akuntan publik diberikan oleh Menteri berdasarkan usul Konsil yang bersifat independen dengan rekomendasi dari IAPI.

(Fungsi konsil tetap kuat dalam sertifikasi, tetapi perizinan tetap oleh Pemerintah) .

Akuntan Publik Asing (Pasal 7) 8. Untuk melindungi potensi sumber insani bangsa serta menjaga martabat anggota

profesi dan kepentingan dalam negeri, pengaturan mengenai tenaga kerja asing sangat penting dalam RUU Akuntan Publik. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan bagi akuntan publik asing yang mencakup:

a. pelindungan akuntan publik lokal yang jumlahnya sedikit sehingga memungkinkan mereka menerapkan keahliannya secara profesional;

b. pelindungan keselamatan aspek strategis dan keamanan negara; dan

c. pelindungan kepentingan publik melalui perizinan akuntan publik asing yang harus mendapat sertifikasi CPA .

Pengaturan tenaga kerja profesional asing yang maksimal berjumlah 10% dari seluruh tenaga kerja profesional harus tetap dipertahankan. Selain itu, perlu dimuat persyaratan akuntan publik asing untuk dapat berpraktik di Indonesia. Persyaratan tersebut yaitu:

a. memiliki perjanjian antarpemerintah yang saling mengakui dan memiliki perjanjian ekstradisi;

b. berstatus aktif di negara asal;

c. berdomisili di Indonesia;

d. tidak dalam pengampuan;

e. tidak pernah dikenai sanksi pencabutan di negara asal;

f. memiliki NPWP dan izin kerja dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigasi, dan Ditjen Imigrasi;

g. memiliki syarat lain sesuai dengan perjanjian saling pengakuan;

h. harus menjadi anggota (luar biasa) asosiasi akuntan publik Indonesia;

i. harus lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh IAPI;

j. mampu berbahasa Indonesia;

k. memahami ketentuan hukum di Indonesia;

I. menaati kode etik yang berlaku dan diatur oleh IAPI;

m. menjaga kerahasiaan dan kepentingan negara; dan

n. melindungi kepentingan publik Indonesia.

4

Page 11: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

Rangkap Jabatan (Pasal 15-Pasal 16) 9. Rangkap jabatan telah diatur pada ketentuan lainnya seperti ketentuan tentang

pejabat negara, pengurus partai politik, dan BUMN. Dengan pertimbangan tersebut, larangan rangkap jabatan pada RUU Akuntan Publik diperlunak dan diubah menjadi: "akuntan publik dan rekan nonakuntan publik dilarang merangkap jabatan yang mengakibatkan benturan kepentingan."

10. Pengecualian larangan perangkapan jabatan akuntan publik bagi akuntan publik yang berprofesi sebagai dosen pegawai negeri sipil (PNS) di perguruan tinggi milik pemerintah atau dosen perguruan tinggi swasta harus tetap dipertahankan. Ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pemutakhiran kompetensi praktis bagi para dosen (yang tidak sedang menduduki jabatan struktural). Dosen PNS maupun non-PNS dapat melaksanakan profesi Akuntan Publik jika mendapatkan izin tertulis dari rektornya. Ketentuan yang sama seharusnya juga diberlakukan bagi rekan nonakuntan publik.

Bab VI Kerja Sama Kantor Akuntan Publik dengan KAPA atau OAA

(Pasal2S-Pasal30)

11. Kerja sama kantor akuntan publik perlu didukung dengan mencantumkan ketentuan mengenai Organisasi Audit Indonesia (OAI), yaitu suatu jaringan kerja sama dari beberapa KAP lokal. Pengaturan OAI bertujuan memberi peluang bagi KAP Indonesia untuk mengembangkan jaringan dalam rangka meningkatkan kualitas jasanya dan memperkuat bisnis sebagai upaya untuk menciptakan trademark bagi KAP Indonesia.

Bab IX Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 33-Pasal 46)

12. Dalam pembinaan akuntan publik, Menteri melakukan koordinasi dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam penyusunan dan penetapan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), termasuk penyelenggaraan pendidikan profesional berkelanjutan.

13. Pengawasan juga mencakup pengawasan etika dan pengawasan persaingan sehat.

Kewajiban Akuntan Publik (Pasal 37) 14. Kewajiban akuntan publik dan kantor akuntan publik perlu diperluas dengan

pernyataan bahwa akuntan publik harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berperilaku sesuai dengan kode etik profesi akuntan dan norma kemasyarakatan lain yang mendukung terjaganya martabat profesi akuntan publik.

Tanggung jawab Pemberian Jasa (Pasal 38)

15. Dalam rangka pelindungan publik serta peningkatan efisiensi dan daya saing negara, tanggung jawab akuntan publik berada pada kantor akuntan publik dan individu akuntan publik.

Bab XI Sanksi (Pasal 48-Pasal 62)

5

Page 12: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

16. Perlu pemilahan antara sanksi pidana dan sanksi administratif sesuai dengan bentuk kesalahan yang dilakukan akuntan publik. Apabila kesalahan akuntan publik berkaitan dengan standar pedoman akuntan publik (SPAP), sanksi yang diberikan lebih tepat berupa sanksi administratif dengan pertimbangan dari Komite Pertimbangan.

17. Jenis sanksi administratif diperluas agar dapat memberikan sanksi yang lebih fair terhadap aktJntan publik dan kantor akuntan publik dan cakupan sanksi yang lebih luas untuk pelanggaran terhadap standar profesi yang sangat bervariasi. Usulan penyempurnaan jenis sanksi administratif:

a. rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu;

b. peringatan tertulis;

c. pembatasan pemberian jasa pada suatu jenis entitas tertentu;

d. pembatasan pemberian jasa tertentu;

e. pembekuan izin; dan

f. pencabutan izin .

Bab XII Ketentuan Pidana (Pasal 63-Pasal 65)

18. Sehubungan dengan sanksi dan pidana, DPD memandang bahwa pasal pemidanaan akibat pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seharusnya ditiadakan. Sanksi atas pelanggaran itu diserahkan kepada Sadan Penegakan Standar Profesi dan Kode Etik (atau dengan nama lain) yang dibentuk oleh Asosiasi Profesi Akutan Publik. Dalam hal ini, perlu adanya jaminan penerapan dan pelaksanaan standar profesional akuntan publik (SPAP) sebagai acuan penyelenggaran profesi secara konsisten dan profesional. Penerapan sanksi terhadap pelanggaran standar prefosi tersebut berupa pencabutan izin praktik akuntan publik dan/atau pembekuan kantor akuntan publik.

19. Pelanggaran yang berkaitan dengan manipulasi dan penipuan publik akan tetap dikenai sanksi pidana karena berpotensi besar merugikan kepentingan publik .

20. Pemberian sanksi kepada setiap pihak yang tidak berwenang dilakukan berdasarkan UU untuk melakukan pengaturan atau pembatasan praktik akuntan publik .

Ditambahkan 1 (satu) Bab yang mengatur tentang Konsil Akuntan Publik Indonesia (KAPI)

21. Dalam rangka independensi profesi akuntan publik, diperlukan eksistensi Konsil Akuntan Publik Indonesia (KAPI) yang berbeda dengan Komite Pertimbangan Profesi Akuntan Publik (KPPAP) dalam RUU Akuntan Publik. Hal itu disebabkan KPPAP bekerja atas dasar permintaan Menteri dan lingkupnya hanya bersifat pertimbangan .

22. KAPI dirancang sebagai lembaga independen untuk menjalankan fungsi sebagai regulator, pembina, dan pengawas profesi akuntan publik; dan sebagai lembaga pengenaan sanksi disiplin yang berperan mendorong praktik akuntan publik yang sehat dan berkualitas internasional.

23. KAPI diangkat dan diberhentikan Presiden dengan keanggotaan yang terdiri atas unsur-unsur pemangku kepentingan (stakeholdef'J profesi: Kementerian Keuangan,

6

Page 13: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

I

• I

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Kementerian Pendidikan Nasional, BPK, Bank Indonesia, Akademisi, Pengguna Jasa Akuntan Publik, Akuntan Publik, dan Manajemen Perusahaan .

(Fungsi konsil tetap kuat dalam sertifikasi, tetapi perizinan tetap oleh Pemerintah) .

IV. REKOMENDASI DPD RI

1. DPD RI merekomendasikan RUU Akuntan Publik agar disahkan menjadi UU dengan memperhatikan amanat konsitusi, prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik, perubahan lingkungan startegis, serta keterbatasan peraturan perundang-undangan yang ada, serta Pandangan dan Pendapat DPD RI.

2. Beberapa pasal dalam RUU Akuntan Publik yang perlu disempurnakan, antara lain, adalah:

a. konsideran Menimbang poin a:

ditambahkan menjadi pembangunan nasional yang berkesinambungan memerlukan perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta memenuhi prinsip pengelolaan yang transparan dan akuntabel.

b. konsideran Menimbang ditambahkan poin d:

penyelenggaraan praktik akuntan publik yang memenuhi pnns1p-prms1p kompetensi, integritas, objektivitas kecermatan, dan kehati-hatian serta perilaku profesional sesuai dengan standar internasional sangat diperlukan untuk mempertahankan kualitas jasa independensi dan kemandirian profesi akuntan publik. Penyelenggaraan praktik akuntan publik yang sehat haruslah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang beralur dan komprehensif yang dimulai dari pembangunan iklim, penyediaan sarana, pengawasan dalam rangka pembinaan, dan sanksi. Penerapan standar kompetensi dan standar internasional harus menjadi acuan dalam seluruh tahapan praktik akuntan publik mulai dari tahap perekrutan individu untuk menjadi akuntan publik, pelaksanaan pekerjaan, pemeliharaan kompetensi sampai dengan penyampaian produk jasa yang diberikan.

c. konsideran Menimbang ditambahkan poin e:

dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing negara, diperlukan suatu reformasi administrasi publik melalui pemberdayaan akuntan publik sebagai masyarakat sipil. Pemberdayaan tersebut dilakukan melalui pengakuan hasil kerja akuntan publik oleh Pemerintah.

d. konsideran Menimbang ditambahkan poin f:

pengaturan praktik akuntan publik harus berpegang pada prinsip keterbukaan, kesetaraan, pengutamaan kepentingan publik, dan pelindungan terhadap kekayaan dan rahasia negara .

e. Pasal 3:

perlu ditambahkan ayat ( 4) yang berbunyi, "Akuntan publik dapat melakukan hubungan kerja dengan pihak lain dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan tanggung jawab dengan mengutamakan kepentingan publik."

f. Pasal 4:

7

Page 14: TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI TERHADAP …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180319-033926-8990.pdf · 5. Dasar hukum yang mengatur profesi akuntan publik yang ada

perlu ditambahkan ayat (3) huruf b yang berbunyi, "Pemberian sanksi denda dan/atau pidana kepada siapa pun yang tidak memiliki kewenangan berdasarkan undang-undang ini melakukan pengaturan dan pembatasan praktik dan jasa akuntan publik."

g. Pasal 15 (b):

isi diusulkan untuk dihapus dan diganti menjadi, "Akuntan publik dan rekan nonakuntan publik dilarang merangkap jabatan yang mengakibatkan benturan kepentingan."

h. Terkait dengan Pasal 37:

perlu ditambahkan poin yang mengharuskan akuntan publik mengangkat sumpah/janji sebelum menjalankan profesinya sebagai akuntan publik atau setelah dinyatakan lulus ujian sertifikasi akuntan publik.

i. Pasal 38:

Akuntan publik bertanggung jawab atas jasa yang diberikan diubah menjadi: "Kantor akuntan publik dan akuntan publik bertanggung jawab atas jasa yang diberikan."

j. Pasal 47:

Pasal 47 . ditambah ayat (5) yang berbunyi, "Komite Pertimbangan Profesi Akuntan Publik memiliki kewenangan untuk menerima pengaduan publik, keberatan, dan banding atas keputusan dan sanksi yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan.

V. PENUTUP

Demikian pandangan dan pendapat DPD RI ini dibuat sesuai dengan amanat konstitusi untuk menjadi pertimbangan bagi DPR RI dalam penyusunan RUU tentang Akuntan Publik.

Jakarta, 15 Maret 2011

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PIM PI NAN Ketua,

H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A.

~oS_ wn?L Wa~~·1 Ketua,

G.K.R. HEMAS LAODE D

8