Tentang CAD

21
Tugas 1: Mengumpulkan dan mempelajari gambar eksisting 3 April, 2012 by Edwin Prakoso Seperti yang telah diumumkan pada undangan diskusi untuk bekerja lebih baik dengan AutoCAD , kita akan mulai diskusi kita pada minggu ini, awal April. Mulai hari ini, anda diminta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, lalu mendiskusikannya. Pelajari Gambar Existing Anda Tugas pertama anda adalah mengumpulkan gambar yang telah anda buat dan mempelajarinya. Jika anda punya beberapa jenis gambar yang memiliki standard penyajian yang berbeda, bedakan tumpukannya. Misalnya gambar arsitektur, struktur, MEP, isometric, dan sebagainya. Ingatlah proses yang selalu anda lakukan saat membuat gambar tersebut, sesuatu yang selalu anda ulangi untuk gambar baru. Misalnya: Menambahkan dan mengatur layer. Membuat text style, dimension style, dsb. Mengatur title block. Dan sebagainya. Silahkan anda diskusikan elemen gambar apa saja yang selalu anda buat di setiap gambar baru anda. Mengurangi tugas berulang

description

Beberapa tutorial tentang cad dari website tentangcad.com

Transcript of Tentang CAD

Tugas 1: Mengumpulkan dan mempelajari gambar eksisting

3 April, 2012 by Edwin Prakoso

Seperti yang telah diumumkan pada undangan diskusi untuk bekerja lebih baik dengan AutoCAD, kita

akan mulai diskusi kita pada minggu ini, awal April.

Mulai hari ini, anda diminta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, lalu mendiskusikannya.

Pelajari Gambar Existing Anda

Tugas pertama anda adalah mengumpulkan gambar yang telah anda buat dan mempelajarinya. Jika

anda punya beberapa jenis gambar yang memiliki standard penyajian yang berbeda, bedakan

tumpukannya. Misalnya gambar arsitektur, struktur, MEP, isometric, dan sebagainya.

Ingatlah proses yang selalu anda lakukan saat membuat gambar tersebut, sesuatu yang selalu anda

ulangi untuk gambar baru.

Misalnya:

Menambahkan dan mengatur layer.

Membuat text style, dimension style, dsb.

Mengatur title block.

Dan sebagainya.

Silahkan anda diskusikan elemen gambar apa saja yang selalu anda buat di setiap gambar baru anda.

Mengurangi tugas berulang

Tujuan dari tugas pertama ini adalah mengurangi pengulangan tugas yang anda lakukan setiap membuat

gambar baru. Meski tampak sepele, jika anda menghitung dalam siklus setahun bisa sangat signifikan.

Misalnya anda membuat gambar baru, lalu membuat beberapa layer. Setelah beberapa saat anda

bekerja, anda sadar anda perlu layer baru. Mungkin membuka gambar lama dan memeriksa nama layer

yang biasa digunakan di kantor anda. Begitu pula styles dan sebagainya. Anda bisa membuat waktu 10-

30 menit untuk setiap gambar. Anggaplah 10 menit. Jika anda bisa membuat 3 gambar sehari, anda

membuang 30 menit sehari. Jika 1 tahun ada 250 hari kerja, maka setahun ada 7500 menit waktu

terbuang setiap orangnya.

Itu setara dengan 125 jam kerja atau 3 minggu! Hampir 1 bulan waktu terbuang hanya karena

pengulangan yang tidak perlu ini.

Menetapkan standard

Selain mengurangi tugas yang berulang, anda dapat menetapkan standar perusahaan anda. Seperti

yang dicontohkan sebelumnya, anda tidak perlu bolak-balik memeriksa nama layer yang digunakan oleh

rekan anda yang lain. Atau memeriksa ukuran huruf untuk dimensi, bentuk panah, dan segala detail

lainnya.

Jika anda tidak pernah bekerja dengan standar sebelumnya, ini waktu yang bagus untuk memulai.

Pelajari gambar anda, diskusikan dengan rekan anda standar mana yang akan digunakan untuk gambar-

gambar selanjutnya.

Bayangkan jika owner menerima gambar anda. Ketebalan garis tidak standar, bentuk font berbeda-beda,

dsb akan membuat perusahaan anda tampak tidak profesional.

Silahkan diskusikan

Nah sekarang anda telah tahu tugas pertama anda. Sekarang silahkan diskusikan pada komentar di

bawah. Anda dapat gunakan pertanyaan-pertanyaan di bawah untuk panduan.

Jika anda belum memiliki template standar

1. Apakah anda telah menetapkan gambar-gambar yang anda tetapkan sebagai standar?

2. Apakah menurut anda anda perlu membuat beberapa template untuk jenis gambar yang berbeda?

3. Objek dan elemen apakah yang anda inginkan ada begitu anda mengklik ‘create new drawing’?

4. Berapa lama waktu yang anda butuhkan selama ini untuk mempersiapkan sebuah gambar, sebelum

anda punya template?

Jika anda telah memiliki template standar

1. Apakah elemen-elemen yang anda masukkan ke dalam template? Perlukah anda mengupdatenya

sekarang?

2. Apakah anda punya beberapa template untuk gambar yang berbeda, atau satu master template untuk

semua gambar anda?

3. Menurut anda, berapa banyak waktu yang dapat anda hemat dengan template yang anda miliki

sekarang? Dan apakah bisa diperbaiki lagi?

Masih ada kesempatan untuk mengajak rekan-rekan anda bergabung

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, diskusi ini hanya akan berguna jika banyak yang

memberikan pertanyaan dan berbagi pengalaman. Jadi berikan komentar anda, like halaman ini, dan

tweet untuk bantu menyebarkannya.

Jika perlu, ajak rekan-rekan sekantor anda untuk meluangkan waktu berdiskusi bersama. Anda hanya

butuh waktu 1-2 jam setiap kali tugas diberikan, namun keuntungannya untuk produktifitas anda akan

signifikan.

Tugas kedua akan diberikan pada hari Senin depan. Meski ini tampak sebagai tugas paling sederhana,

justru akan memakan waktu paling lama. Jadi pelajari dengan baik gambar anda!

Tugas 2: Menambahkan layer pada template

16 April, 2012 by Edwin Prakoso

8

0

0

0

0

Pada tugas pertama anda diminta untuk mempelajari gambar yang telah pernah anda buat. Walaupun

tampak sepele, itu justru tugas paling penting.

Setelah anda mempelajari gambar-gambar anda, sekarang anda telah bisa menentukan standard mana

yang akan anda gunakan. Yang pertama akan kita terapkan adalah layer.

Kenapa kita menggunakan layer?

Jika anda masih menggunakan Layer 0 untuk semua objek anda, maka tanpa anda sadari anda punya

banyak musuh. Semua orang yang pernah anda kirimi gambar dengan satu layer itu membenci anda.

Banyak keuntungan layer yang bisa kita peroleh, misalnya:

1. Jika anda mendefenisikan objek berbeda pada layer tertentu, anda dapat dengan cepat

menyembunyikan/menampilkan objek tersebut.

2. Anda dapat melakukan modifikasi pada semua objek di suatu layer dengan cepat.

3. Kita dapat menetapkan properti untuk semua objek sejenis pada layer, tanpa harus mengubah properti

setiap objek. Linetype, lineweight, color, dan sebagainya.

4. dan sebagainya.

Menambahkan layer untuk setiap gambar baru jelas membosankan. Dan jika kita melakukannya untuk

setiap gambar baru, nama layer bisa berbeda-beda. Misalkan hari ini anda memberi layer WALL untuk

dinding. Besok DINDING. Sorenya DDG. Hal ini bisa membingungkan orang yang membaca gambar

anda. Jaman sekarang, jika anda tidak bisa berkolaborasi dengan orang lain, anda akan jauh tertinggal.

Standard Layer

Sebetulnya tidak ada standard layer yang betul-betul baku. Mungkin hanya di bidang manufakturing yang

punya. Di AEC (Architecture, Engineering, and Construction) hal ini masih ada beberapa perbedaan. AIA

punya standard sendiri di Amerika. ISO punya sendiri di Eropa Utara. Inggris punya AEC. Dan

sebagainya. Anda bisa lihat daftar standard layer yang umum digunakan di sini.

Jika anda ingin mencoba standard AIA bisa coba baca artikel ini.

Membuat template baru

Buatlah sebuah file baru. Ingat, gunakan template yang tepat!

JANGAN MENGGUNAKAN FILE YANG SUDAH JADI LALU DI SAVE AS MENJADI TEMPLATE

Menambahkan layer

Jika anda telah memilih satu file untuk dijadikan standard, maka anda bisa mengimport layer dari file itu

ke template dengan design center.

Jika tidak, anda mau tidak mau harus mengetikkan nama setiap layer di template baru. Dan sejujurnya,

anda mungkin tidak tahu layer mana saja yang perlu anda tambahkan atau tidak.

Layer Filter dan Layer States

Karena kita sedang bekerja dengan layer, mungkin anda bisa sekaligus menambahkan layer filter dan

layer states.

Layer filter memungkinkan anda melihat layer yang anda butuhkan saja pada layer manager. Jika anda

sedang bekerja dengan gambar plan, anda tidak perlu melihat puluhan nama layer lain. Hanya yang

berkaitan dengan plan. Jika anda ingin menggunakan layer filter, anda bisa mencoba mempelajarinya di

sini.

Layer states adalah status layer. Apakah layer itu freeze/thawed. Apakah color atau lineweightnya

berbeda. Dsb. Misalkan anda punya satu gambar master yang tampil di beberapa gambar dengan skala

berbeda. Untuk skala yang kecil anda ingin hatch disembunyikan dan lineweight lebih tipis. Anda bisa

mengubahnya dengan cepat dengan memilih layer state yang berbeda. Pelajari lebih jauh tentang layer

state di sini.

KISS

Pertimbangkan dengan baik banyaknya layer yang anda masukkan ke template anda. Jangan berlebihan

dan memasukkan ratusan layer, padahal anda hanya menggunakan beberapa. Jika perusahaan anda

adalah multi discipline engineering company, maka pisahkan template sesuai industrinya. Jangan gambar

arsitektur, sipil, ME, struktur semua jadi satu.

Usahakan template tetap sederhana namun memuat yang anda butuhkan. Kalau kata orang sono, KISS:

Keep It Simple Stupid. Usahakan sesederhana mungkin.

Diskusi

1. Apakah anda sudah menggunakan template yang tepat? Baik ukuran (mm/inch) ataupun plot style

(ctb/stb)? Jika tidak, apakah anda mengalami kesulitan saat menggunakannya?

2. Standard layer apa yang anda gunakan? Kenapa anda memutuskan menggunakan standard tersebut?

3. Apakah anda menggunakan layer filter dan layer states? Jika ya, anda gunakan untuk apa?

4.Menggunakan Express Tools: Layout Tools5. 5 March, 2009 by Edwin Prakoso

6. 0

7. 0

8. 3

9. 0

10. 0

11. Kelompok selanjutnya dari express tools. Kelompok tool satu ini digunakan untuk modifikasi dan

manajemen layout. Layout digunakan semakin banyak oleh para pengguna AutoCAD. Jika anda

belum memanfaatkannya, sudah waktunya anda mulai berpikir untuk menggunakannya. It’s the

best practice for managing drawings!

12. Align Space13. Command line: ALIGNSPACE

14. Align space digunakan untuk menyamakan posisi dua titik acuan di model pada viewport dengan

dua titik acuan di layout. Skala akan menyesuaikan titik-titik acuan ini. Pada contoh berikut, dua

titik acuan pada model adalah 1 dan 2. Sementara pada layout 3 dan 4.

15.

16. Titik-titik pada model akan dipindahkan ke titik 3 dan 4, berikut skalanya disesuaikan.

17.

18. Synchronize Layout19. Command line: VPSYNC

20. Jika anda sudah memiliki satu layout yang sudah sesuai, dan anda ingin menambahkan satu

viewport lagi yang skalanya sama, dan menyambung pada viewport master, dapat menggunakan

tool ini.

21.

22. Setelah anda aktifkan, pilih viewport pertama sebagai master. Lalu pilih viewport kedua untuk

disesuaikan. Maka viewport kedua akan di skala dan diposisikan sesuai posisi viewport master.

23.

24. List Viewport Scale25. Command line: VPSCALE

26. OK, menurut saya tool satu ini juga tidak terlalu berguna. Setelah mengaktifkan tool ini anda

dapat memilih viewport dan melihat skala yang digunakan pada command line. Sejak AutoCAD

2008, jika anda memilih viewport, skala viewport telah dapat anda lihat di status bar.

27. Command:

VPSCALE

Select edge of viewport.1 found

Command:

PS:MS == 1:200

28. Merge Layout29. Command line: LAYOUTMERGE

30. Tool satu ini digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih layout pada satu layout saja. Saya

kurang tahu kenapa hal ini diperlukan. Tapi mungkin jika anda berubah pikiran dan ingin

mengubah ukuran kertas yang lebih besar.

31.

32. Anda dapat menggabungkannya ke satu layout. Semua viewport akan diletakkan pada layout

yang anda defenisikan. Untuk membedakannya, layout yang digabungkan diletakkan dalam satu

rectangle dan diberi label nama layout tersebut.

5 Langkah Mudah Mempersiapkan AutoCAD Plot

17 July, 2008 by Edwin Prakoso

68

1

1

0

0

Mempersiapkan gambar AutoCAD untuk dicetak sering merupakan proses yang memusingkan bagi

pemula. Dan seringkali bagi pengguna senior juga. Saya akan coba membahas cara yang biasa saya

ajarkan pada training untuk memudahkan proses pencetakan. Pada cara ini saya menggunakan layout

untuk representasi gambarnya.

Untuk anotasi sendiri terserah pada anda, apakah akan menggunakannya pada layout, atau

menggunakannya pada model dengan annotation scale.

Sekarang saya asumsikan bahwa gambar yang akan dicetak sudah ada. Jika belum, silahkan dicari

contoh gambar yang sudah ada untuk melakukan langkah-langkah berikut.

Atur Unit Kerja

Aturan no. 1 adalah bekerja dengan unit yang sesuai. Jika anda bekerja dengan unit mm, anda harus

mengatur UNITS menjadi mm. Jika anda membuat file baru, gunakan template dengan standard ISO.

Perlu diingat bahwa AutoCAD hanya menyediakan skala cetak untuk mm dan inch. Jadi saat ini, gunakan

mm untuk menggambar objek dengan ukuran sesungguhnya. Jika menggambar garis 5m, buatlah garis

sepanjang 5000mm.

Kelak mungkin anda ingin menggunakan unit m atau bahkan km. Tapi itu cerita lain. Cara ini akan

menggunakan semua default AutoCAD.

Atur Ukuran Kertas pada Layout

Selanjutnya adalah mengatur ukuran layout.Klik kanan pada TAB Layout1 (atau nama layout lain yang

ingin diubah ukurannya). Pilih page setup manager dari context menu.

Klik modify pada dialog yang terbuka kemudian.

1. Pilihlah jenis printer dan ukuran kertas yang diinginkan.

2. Pada bagian what to plot, pilih layout.

3. Pastikan skala cetak 1:1.

4. (Optional) Atur plot style table yang akan digunakan.

Klik OK.

Tambahkan Border/Title Block

Jika anda sudah punya border untuk dicetak, dapat insert sebagai block di sini. Sekali lagi, gunakan

ukuran dengan skala 1:1. Jadi kalau ukuran kertasnya A1 (841×594 mm), gunakan border dengan ukuran

itu dikurangi margin. Misalnya 821x554mm (silahkan mengacu pada standar perusahaan masing-

masing).

Posisikan agar terletak pada area yang akan dicetak. Area yang akan dicetak ditunjukkan pada layout

dengan garis putus-putus.

Buat dan atur Skala viewport

Langkah terakhir adalah membuat viewport dan skalanya. Buatlah viewport dengan menggunakan MV.

Lalu atur skalanya dengan cara yang ditunjukkan pada posting ini. Ada cara lain yang biasa digunakan di

AutoCAD versi lama, namun tutorial ini bertujuan supaya yang baca dapat mengatur percetakan

semudah mungkin.

Cetak Gambar

Pada dasarnya saat mencetak, tidak ada lagi yang harus anda atur. Periksalah pada plot preview untuk

memastikan semua sudah sesuai, lalu klik OK.

Semudah berhitung 1,2,3,4,5!

Latihan Menggunakan Layout dan Viewport

22 January, 2009 by Edwin Prakoso

24

0

3

0

0

Sebetulnya menggunakan layout dan viewport sudah pernah dibahas di TentangCAD. Seperti di 5

langkah mudah mempersiapkan AutoCAD plot. Tapi sepertinya masih kurang jelas, karena masih banyak

yang menanyakannya. Kali ini saya akan mencoba menjabarkannya lagi. Dan kali ini menggunakan file

latihan, agar dapat langsung dicoba dan lebih jelas. Silahkan download lebih dulu filenya di sini.

Bukalah file DWG tersebut. Di dalamnya terdapat beberapa gambar denah, tampak, dan potongan dari

sebuah desain rumah sederhana.

Pertama saya ingatkan bahwa gambar ini dibuat dengan menggunakan template metric. Dan gambar

dibuat dalam ukuran mm. Penting untuk diperhatikan bahwa standar penggambaran dengan AutoCAD

metric adalah mm. Dan untuk imperial adalah inch. Tentu saja anda dapat menggambar dengan unit m,

cm atau lainnya. Tapi rasanya hanya akan mempersulit hidup anda saja. Kecuali anda memang

membutuhkan ukuran tersebut. Misalnya anda membuat peta suatu kota, tentu tidak mungkin anda

menggunakan mm. Lebih jauh soal ini nanti.

Sekarang kita akan mencoba membuat satu layout dengan ukuran A4. Klik layout pada bagian bawah kiri

area drawing anda. atau dengan mengklik quickview layout di

kanan status bar anda (AutoCAD 2009) .

Setelah anda berpindah ke layout1, pilih dari menu file>page setup manager… Kotak dialog akan

terbuka. Pastikan layout1 terpilih, lalu klik modify di kanan dialog.

Sekarang pilih printer anda pada bagian printer/plotter. Jika anda ingin mengujinya secara digital,

silahkan coba pakai DWFx ePlot (XPS compatible).pc3.

Defenisikan ukuran kertas ISO A4 pada bagian paper size. Untuk plot area gunakan layout. Dan plot

scale 1:1. Ingat, gunakan selalu 1:1 jika anda menggambar dalam mm! Terakhir, pastikan drawing

orientation menjadi potrait.

Klik OK untk menutup dialog ini. Lalu klik close pada dialog selanjutnya.

Sekarang ukuran kertas anda sudah berubah menjadi A4. Garis putus-putus menunjukkan area yang

dapat diplot.

Klik boundary dari viewport untuk memilihnya. Sekarang klik viewport scale di bagian bawah kanan, pada

status bar. Pilih skala 1:100.

Gambar model akan diubah skala cetaknya menjadi 1:100.

Klik ganda di bagian dalam viewport untuk mengaktifkan viewport. Pan sampai yang tampak hanya

denah lantai 1. Perhatikan skala pada viewport scale. Pastikan skalanya tidak berubah saat anda

melakukan pan (misalnya tanpa sengaja memutar scroll mouse).

Klik ganda di luar viewport untuk kembali ke layout. Klik boundary viewport sekali lagi untuk mengubah

ukuran boundary. Klik grip berwarna biru untuk mengatur ukuran dan posisi viewport.

Sekarang anda dapat tambahkan etiket gambar, kop, atau titleblock. Pastikan semua ada di dalam garis

putus-putus.

Sekarang klik dari menu file>plot. Perhatikan bahwa semua pengaturan page setup sama dengan yang

sudah anda lakukan. Klik OK untuk mulai mencetak. Mudah saja bukan?

Sekarang ini yang saya ingin untuk anda lakukan. Buat untuk setiap gambar pada layout A4. Ada 5

gambar yang ada. Dalam latihan selanjutnya kita akan membuatnya pada sheet set, dan saya akan

memperkenalkan ‘batch plot’ atau mencetak langsung semua dokumen gambar dalam satu project, tanpa

membukanya satu-satu.

Satu latihan lagi, buatlah gambar-gambar tersebut pada satu lembar A1. Anda dapat menambahkan

viewport baru dengan mengetikkan MV dan membuat gambar rectangular.

Memutar Viewport di Layout

30 October, 2008 by Edwin Prakoso

14

0

1

0

0

Anda pernah butuh untuk menampilkan objek yang sama, namun dengan rotasi yang berbeda pada

layout? Perhatikan gambar di atas. Keduanya gambar yang sama di model. Namun satunya orientasinya

sama dengan model, satunya diputar 90 derajat. Ada dua cara untuk melakukan ini.

Dengan Memutar UCS

Pertama yang perlu anda lakukan adalah memutar UCS.

1. Aktifkan viewport yang akan diputar dengan mengklik ganda di dalam viewport.

2. Ketik UCS [enter]

3. Ketik Z [enter] untuk memutarnya berdasarkan sumbu Z

4. Ketikkan besar sudut putar, dicontoh ini 90 [enter]

5. Ketikkan PLAN [enter], lalu C [enter] untuk menggunakan current UCS.

6. Viewport telah diputar

Dengan MVSETUP

1. Aktifkan viewport yang akan diputar dengan mengklik ganda di dalam viewport.

2. Ketik MVSETUP [enter]

3. Ketik A [enter] untuk memilih align, lalu ketik R [enter] untuk memilih rotate view

4. Klik titik acuan untuk rotasi

5. Ketikkan besar sudut rotasi, 90 [enter]

6. Viewport telah diputar

Selamat mencoba!

Menggunakan DWF dan PDF Underlay

23 July, 2009 by Edwin Prakoso

1

0

0

0

0

Anda kenal format DWF (design web format)? Jika tidak, mungkin anda kenal

PDF (portable document format). Keduanya serupa tapi tak sama. Keduanya

merupakan file vektor yang sering digunakan untuk dokumen yang diberikan

melalui email atau media lain. Hanya saja PDF lebih general, sementara DWF

hanya digunakan Autodesk. Keuntungan menggunakan format file ini adalah

selain ukurannya cukup kecil untuk dikirim dan diupload via internet, kita dapat

menginformasikan desain dengan mengurangi resiko desain kita digunakan oleh penerima file.

Setidaknya tidak dengan mudah, harus redraw.

Tapi bukan berarti file PDF dan DWF tidak lagi bisa digunakan sama sekali. Kita dapat menggunakannya

sebagai underlay!

Pertama, saya ingin membahas bagaimana membuat file PDF dan DWF dari AutoCAD. Hal ini cukup

banyak ditanyakan, termasuk di thread #AutoCAD pada Twitter. Membuatnya mudah saja, tidak perlu

menginstall aplikasi tambahan apapun. Dari aplikasi lain, untuk membuat file PDF seringkali harus

menginstall aplikasi tambahan (seperti adobe distiller). Tapi di AutoCAD semua sudah tersedia.

Plot saja gambar anda seperti biasa, tapi saat mencetak, gunakan plotter DWF atau PDF (atau JPG

untuk membuat image).

Beberapa konsultan/kontraktor yang menerima file DWF dan PDF sering mengeluhkan mereka tidak

dapat menggunakan file PDF atau DWF itu. Padahal mereka butuh file drawing untuk melakukan estimasi

atau referensi desain mereka. Jadi kadang mereka harus menggambar ulang.

Sebetulnya file PDF dan DWF masih bisa digunakan sebagai underlay.

Meski namanya underlay, bukan berarti hanya bisa dilihat. Banyak kontrol yang dapat dilakukan, tidak

seperti menggunakan image sebagai underlay. Kita dapat mengatur clipping boundary, enable snap, dan

mengontrol layer mana saja yang akan ditampilkan.

Dengan fasilitas ini, kita dapat menggunakan file PDF atau DWF seperti menggunakan DWG sebagai

XREF!

Layer AutoCAD pada PDF

21 October, 2009 by igun

4

0

0

0

0

Sebelumnya pernah dibahas pada tulisan Menggunakan DWF dan PDF Underlay bagaimana

kemampuan AutoCAD dalam memanfaatkan dokumen dengan format DWF dan PDF. Saya ingin

menambahkan bahwa pada AutoCAD 2010, pada saat kita export gambar kita ke bentuk PDF maka

informasi layer pada gambar dapat ditampilkan pada PDF viewer. Kita bisa atur layer tersebut on atau off.

Secara default, setiap kita export drawing ke pdf informasi layer tersebut otomatis disertakan.

Untuk mengatur informasi layer akan disertakan atau tidak ke PDF kita bisa tentukan pada plotter

configuration pada saat kita akan export ke PDF.  Langkah-langkahnya sebgai berikut:

1. Lakukan PLOT gambar seperti biasa, pilih DWG to PDF.pce untuk jenis printer/plotter nya.

2. Klik pada properties untuk masuk ke plotter configuration. Pilih custom properties

3. Selanjutnya kita bisa atur beberapa hal pada DWG To PDF Properties

Di sini kita bisa tentukan apakah informasi layer pada drawing akan disertakan pada PDF atau tidak. Kita

juga bisa atur resolusi vector dan raster image yang akan dihasilkan, termasuk font handling.

4. Jika sudah selesai, klik OK, lanjutkan Plot

Semoga bermanfaat