kuesioner hubungan pengetahuan tentang air minum dan perilaku ...
Tentang Air
-
Upload
dian-suminar -
Category
Documents
-
view
5.957 -
download
1
description
Transcript of Tentang Air
MAKALAH TPPA
AIR
Disusun Oleh :
RATNA DIAN SUMINAR
09/290694/PTK/5928
MAGISTER TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
1. AIR…………………………………………………………………………………………………………………….1
1.1. Pengertian Air………………………………………………………………………………….1
1.2. Sifak Fisik dan Kimia Air……………………………………………………………………1
1.3. Karakteristik Air……………………………………………………………………………….3
1.4. Distribusi Air……………………………………………………………………………………5
1.5. Sumber Air………………………………………………………………………………………6
2. KELAS AIR…………………………………………………………………………………………………………6
3. AIR LIMBAH……………………………………………………………………………………………………..8
4. KUALITAS AIR…………………………………………………………………………………………………..8
4.1. Pengertian Kualitas Air…………………………………………………………………..9
4.2. Pengelolaan Kualitas Air…………………………………………………………………9
4.3. Pengelolaan Air Limbah…………………………………………………………………10
4.4. Kriteria Kualitas Air………………………………………………………………………..10
5. BAKU MUTU AIR………………………………………………………………………………………………10
5.1. Pengertian Baku Mutu Air………………………………………………………………11
5.2. Penetapan Baku Mutu Air………………………………………………………………11
5.3. Baku Mutu Air………………………………………………………………………………..11
5.4. Baku Mutu Air Limbah……………………………………………………………………15
Daftar Pustaka
1. AIR
Air merupakan kebutuhan hidup utama bagi makhluk hidup. Air menutupi sekitar
70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam
berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di
sungai, danau, air tanah (ground water), dan gunung es (glacier). Semua badan air di
daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang
berlangsung secara kontinyu.
1.1. Pengertian air
Menurut PP No 82 Tahun 2001 : Air adalah semua air yang terdapat di atas dan
di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil;
1.2. Sifat Fisik dan Kimia Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam‐garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara
hidrida‐hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang
mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida.
Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur‐unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen‐elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan
oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat
elektronegatif ketimbang elemen‐elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom
oksigen pada elektron‐elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh
atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen,
dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap‐tiap atom
tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik‐menarik
listrik antar molekul‐molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing‐masing
molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada
akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik‐menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH‐)
Tabel sifat fisik dan kimia air disajikan sebagai berikut :
1.3. Karak
Air m
lain. Kara
Pa
be
10
te
Tab
Nama sist
Nama alte
Rumus m
Massa mo
Densitas d
Titik lebu
Titik didih
Kalor jeni
Sumber : W
kteristik Air
emiliki karak
kteristik ters
ada kisaran
erwujud cai
00oC merupa
rdapat di da
bel 1. Sifat F
Informa
tematis air
ernatif aqu
Hid
olekul H2O
olar 18.
dan fase0.9
0.9
r 0 °C
h 100
s 418
Wikipedia
kteristik yan
sebut adalah
yang sesua
r. Suhu 0oC
akan titik did
alam jaringa
Fisik dan Kim
z
asi dan sifat-
ua, dihidro
drogen Hidro
O
0153 g/mol
98 g/cm³ (c
2 g/cm³ (pad
C (273.15 K)
0 °C (373.15
84 J/(kg∙K) (c
ng khas yang
h sebagai be
ai bagi keh
C merupaka
dih (boiling
n tubuh mak
mia Air
-sifat
gen mono
oksida
airan pada 2
datan)
(32 °F)
K) (212 °F)
cairan pada 2
g tidak dimil
erikut :
idupan, yak
n titik beku
point) air. T
khluk hidup
ksida,
20 °C)
20 °C)
liki oleh sen
kni 0oC (32
u (freezing
Tanpa sifat t
maupun air
yawa kimia
oF) – 100oC
point) dan
ersebut, air
yang terdap
yang
C, air
suhu
yang
pat di
laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas
atau padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini,
karena sekitar 60%‐90% bagian sel makhluk hidup adalah air.
Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi
panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat
mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan
suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk
hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai
pendingin mesin.
Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan
(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini
memerlukan energy panas dalm jumlah besar. Sebaliknya, proses perubahan
uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energy panas yang besar,
Pelepasan energy ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa
sejuk ketika berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu factor utama
yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.
Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang
sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga
35000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsure hara (nutrient) terlarut
diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan
bahan‐bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup
untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan
sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang
masuk ke badan air.
Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan
memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan
tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki
sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan
permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya system kapiler, yaitu
kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler. Dengan adanya system
kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrient dari
dalam tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya
tegangan permukaan memungkinkan beberapa organism, misalnya beberapa
jenis insekta, dapat merayap di permukaan air.
Air merupakan satu‐satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.
Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas yang
lebih rendah daripada air. Dengan demikian,es akan mengapung di air. Sifat
ini mengakibatkan danau‐danau di daerah yang beriklim dingin hanya
membeku pada bagian permukaan, sehingga kehidupan organism akuatik
tetap berlangsung.
1.4. Distribusi air
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam semesta dalam
jumlah berlimpah‐limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi
kepentingan manusia relative sedikit. 97% air di muka bumi merupakan air laut yang
tidak dapat digunakan oleh manusia secara langsung. Dari 3% air yang tersisa, 2%
diantaranya tersimpan sebagai gunung es (glacier) di kutub dan uap air, yang juga
tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Air yang benar‐benar tersedia bagi
keperluan manusia hanya 0,62%,meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air
tanah. Jika ditinjau dari segi kualitas, air yang memadai bagi konsumsi manusia
hanya 0,003% dari seluruh air yang ada.
Distribusi air di bumi dapat ditunjukkan dengan table berikut :
Tabel 2. Distribusi air di bumi
Lokasi Volume (x 103 km3) Persentase
(%)
1. Laut 1.320.000‐1.370.000 97,3
2. Air Tawar :
a. Gunung es (glacier) 24.000‐29.000 2,1
b. Uap air di atmosfer 13‐14 0,001
c. Air tanah hingga kedalaman 4.000 m 4.000‐8.000 0,6
d. Uap air di tanah 60‐80 0,006
e. Sungai 1,2 0,00009
f. Danau asin 104 0,007
g. Danau air tawar 125 0,009
Sumber : Jeffries and Mills, 1995
1.5. Sumber Air
Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini : akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ,
waduk, dan muara.
2. KLASIFIKASI AIR
Berdasarkan pada peringkat (gradasi) tingkatan baiknya mutu air, dan kemungkinan
peruntukannya (designated beneficial water uses), air diklasifikasikan menjadi 4 (empat)
kelas, yaitu :
a. Kelas satu
Ialah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Air baku air minum adalah air yang dapat diolah menjadi air yang layak sebagai
air minum dengan mengolah secara sederhana dengan cara difiltrasi, disinfeksi, dan
dididihkan.
b. Kelas dua
Ialah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga
Ialah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat
Ialah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Penetapan klasifikasi air tersebut diajukan berdasarkan pada hasil pengkajian yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan atau Pemerintah Kabupaten/Kota
berdasarkan wewenang yang sesuai dengan peraturan perundang‐undangan yang
berlaku. Dan penetapan klasifikasi tersebut dikenakan pada :
a. Sumber air yang berada dalam dua atau lebih wilayah propinsi dan atau merupakan
lintas batas wilayah Negara yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden
b. Sumber air yang berada dalam dua atau lebih wilayah Kabupaten/Kota yang diatur
dengan Peraturan Daerah Propinsi
c. Sumber air yang berada dalam wilayah Kabupaten/Kota yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
3. AIR LIMBAH
Berbeda dari pengertian air, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau
kegiatan yang berwujud cair. Air limbah bukan merupakan salah satu sumber air, namun
keberadaan air limbah akan sangat mempengaruhi kualitas air, terutama jika air limbah
akan dibuang atau dilepas ke lingkungan (terutama sumber air, misalnya ke sungai atau
danau). Hal ini dikarenakan dalam air limbah bisa jadi terkandung unsur‐unsur
pencemar dengan kadar tertentu, sehingga dapat menurunkan kualitas air.
4. KUALITAS AIR
4.1. Pengertian Kualitas Air
Kualitas air dinyatakan sebagai mutu air. Mutu air diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter‐parameter dan metoda tertentu berdasarkan peraturan
perumdang‐undangan yang berlaku. Masing‐masing kelas air mempunyai kriteria
atau tolok ukur mutu air yang berbeda, yang menunjukkan bahwa air dinilai masih
layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan sesuai kelasnya. Air yang kualitasnya
buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan
mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan
makhluk hidup lainnya, hal itu dikarenakan air sebagai komponen lingkungan hidup
akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas
air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya
tamping dari sumber air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber
daya alam (natural resources depletion).
4.2. Pengelolaan kualitas air
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting, maka air harus
dipergunakan untuk sebesar‐besarnya kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa
penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa
depan. Untuk itu air perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik
kuantitas maupun kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan
manusia serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna
menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Di satu pihak, usaha dan atau
kegiatan manusia memerlukan air yang berdaya guna, tetapi di lain pihak berpotensi
menimbulkan dampak negatif, antara lain berupa pencemaran yang dapat
mengancam ketersediaan air, daya guna, daya dukung, daya tampung, dan
produktivitasnya.
Untuk menjaga atau mencapai kualiitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, beberapa upaya
pengelolaan yang dapat dilakukan adalah :
a. Pelestarian kualitas air
Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar
kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air dilakukan
pada sumber air yang terdapat di hutan lindung.
b. Pengendalian pencemaran air
Pengendalian pencemaran air yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga
kualitas air memenuhi baku mutu air. Pengendalian pencemaran air dilakukan
pada sumber air di luar hutan lindung, termasuk air limbah. Pengendalian
pencemaran air dilakukan melalui upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air.
4.3. Pengelolaan air limbah
Sebelum dibuang ke sumber air lingkungan, air limbah harus ditreatment
terlebih dahulu, sehingga kandungan unsure‐unsur pencemar dalam air limbah
sesuai dengan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan upaya
untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air.
4.4. Kriteria Kualitas Air
Kriteria kualitas air dinyatakan dalam beberapa parameter kualitas air, yang
meliputi:
parameter fisika,
kimia anorganik,
mikrobiologi, radioaktifitas, dan
kimia organic.
Masing‐masing parameter memiliki nilai batas yang disebut sebagai nilai baku mutu.
5. BAKU MUTU AIR
5.1. Pengertian Baku Mutu Air
Baku mutu adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energy, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsure pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air.
5.2. Penetapan Baku Mutu Air
Penetapan baku mutu air didasarkan kepada :
a. peruntukan (designated beneficial water uses),
b. kondisi nyata kualitas air yang mungkin berada antara satu daerah dengan
daerah lainnya.
Berdasarkan kedua hal tersebut, maka penetapan baku mutu air dengan
pendekatan golongan peruntukkan perlu disesuaikan dengan menerapkan
pendekatan klasifikasi kualitas air (kelas air). Penetapan baku mutu air yang
didasarkan pada peruntukan semata akan menghadapi kesulitan serta tidak realistis
dan sulit dicapai pada air yang kondisi nyata kualitasnya tidak layak untuk semua
golongan peruntukan.
5.3. Baku Mutu Air
Baku Mutu Air tercantum dalam lampiran PP No 82 Tahun 2001. Sesuai dangan
peruntukannya, masing‐masing baku mutu dapat dilihat dalam table berikut :
Tabel 3. Baku Mutu Air
Parameter Satuan Kelas
Keterangan I II III IV
FISIKA
Temperatur oC Deviasi 3
Deviasi 3
Deviasi 3
Deviasi 5
Deviasi termperatur dari keadaan alamiahnya
Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000 Residu Tersuspensi
mg/L 50 50 500 400 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi < 5000 mg/L
KIMIA ANORGANIK pH 6‐9 6‐9 6‐9 5‐9 Apabila secara alamiah
di luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiahnya
BOD mg/L 2 3 6 12 COD mg/L 10 25 50 100 DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas minimum Total Fosfat sebagai P
mg/L 0.2 0.2 1 5
NO3 sebagai N mg/L 10 10 20 20 NH3‐N mg/L 0.5 ‐ ‐ ‐ Bagi perikanan,
kandungan ammonia bebas untuk ikan yang peka <0,02 mg/L sebagai NH3
Arsen mg/L 0.05 1 1 1
Kobalt mg/L 0.2 0.2 0.2 0.2
Barium mg/L 1 ‐ ‐ ‐
Boron mg/L 1 1 1 1
Selenium mg/L 0.01 0.05 0.05 0.05
Kadmium mg/L 0.01 0.01 0.01 0.01
Khrom (VI) mg/L 0.05 0.05 0.05 0.01
Tembaga mg/L 0.02 0.02 0.02 0,2 Bagi pengolahan air konvensional, Cu < 1 mg/L
Besi mg/L 0.3 ‐ ‐ ‐ Bagi pengolahan air konvensional, Fe < 5 mg/L
Timbal mg/L 0.03 0.03 0.03 1 Bagi pengolahan air konvensional, Pb < 0. 1 mg/L
Mangan mg/L 0.1 ‐ ‐ ‐
Air raksa mg/L 0.001 0.002 0.002 0.005
Seng mg/L 0.05 0.05 0.05 2 Bagi pengolahan air konvensional, Zn < 5 mg/L
Khlorida mg/L 600 ‐ ‐ ‐
Sianida mg/L 0.02 0.02 0.02 ‐
Fluorida mg/L 0.5 1.5 1.5 ‐
Nitrit sebagai N mg/L 0.06 0.06 0.06 ‐ Bagi pengolahan air konvensional, NO2‐N < 1 mg/L
Sulfat mg/L 400 ‐ ‐ ‐
Khlorin bebas mg/L 0.03 0.03 0.03 ‐ Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
Belerang sebagai H2S
mg/L 0.002 0.002 0.002 ‐ Bagi pengolahan air konvensional, S sebagai H2S < 0.1 mg/L
MIKROBIOLOGI Fecal coliform Jml/100
ml 100 1000 2000 2000 Bagi pengolahan air
konvensional, fecal coliform < 2000 jml/100 mL dan total coliform < 10000jml/100 ml
Total coliform Jml/100ml
1000 5000 10000 10000
RADIOAKTIVITAS Gross‐A Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1 Gross‐B Bq/L 1 1 1 1
KIMIA ORGANIK Minyak dan lemak
µg/L 1000 1000 1000 ‐
Detergen sebagai MBAS
µg/L 200 200 200 2
Senyawa Fenol µg/L 1 1 1 ‐
BHC µg/L 210 210 210 ‐
Aldrin/Dieldrin µg/L 17 ‐ ‐ ‐
Chlordane µg/L 3 ‐ ‐ ‐
DDT µg/L 2 2 2 2
Heptachor dan heptachlor epoxide
µg/L 18 ‐ ‐ ‐
Lindane µg/L 56 ‐ ‐ ‐
Methoxyclor µg/L 35 ‐ ‐ ‐
Endrin µg/L 1 4 4 ‐
Toxaphan µg/L 5 ‐ ‐ ‐
Sumber : Lampiran PP No.82 Tahun 2001
Dengan ditetapkannya baku mutu air pada sumber air dan memperhatikan
kondisi airnya, akan dapat dihitung berapa beban zat pencemar yang dapat
ditenggang adanya oleh air penerima sehingga air dapat tetap berfungsi sesuai
dengan peruntukannya. Beban pencemaran ini merupakan daya tampung beban
pencemaran bagi air penerima yang telah ditetapkan peruntukannya.
Apabila kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya, hal itu berarti telah terjadi
pencemaran air. Dampak negatif pencemaran air mempunyai nilai (biaya) ekonomik,
di samping nilai ekologiks dan sosial budaya. Upaya pemulihan kondisi air yang
cemar, bagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar bila
dibandingkan dengan nilai kemanfaatan finansial dari kegiatan yang menyebabkan
pencemarannya. Demikian pula bila kondisi air yang cemar dibiarkan (tanpa upaya
pemulihan) juga mengandung ongkos, mengingat air yang cemar akan menimbulkan
biaya untuk menanggulangi akibat dan atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh
air yang cemar.
5.4. Baku Mutu Air Limbah
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsure pencemar dan atau
jumlah unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan.
Baku mutu air limbah disesuaikan dengan jenis usaha dan atau kegiatannya.
Masing‐masing jenis usaha dan atau kegiatan memiliki parameter yang berbeda.
Baku mutu air limbah untuk berbagai jenis usaha dan atau kegiatan ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Jeffries, Michael and Mills, Derek. Freshwater Ecology : Principles and Applications. John
Wiley & Sons Ltd. New York. 1995.
PerMenKes No.416 Tahun 1990 Tentang Syarat‐syarat dan Pengawasan Kualitas Air
PP No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
www.airlimbah.com
www.chemistry.about.com/water chemistry
www.freedownloadbooks.net/upaya pemantauan lingkungan
www.wikipedia.com/air