Templat tesis dan disertasi -...

2
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang potensial sebagai sumber protein hewani, dalam bentuk telur maupun dagingnya. Populasi puyuh semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan akan produknya. Populasi puyuh di Indonesia mencapai 7 053 576 ekor (Ditjennak, 2010), sementara produksi telur burung puyuh 15.8 dan daging burung puyuh 6.9 (Deptan, 2012). Pemeliharaan yang mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas, merupakan keunggulan puyuh. Kebutuhan pakan yang lebih sedikit dibandingkan ayam atau itik, namun produktivitas yang setara, merupakan keunggulan puyuh lainnya. Pakan puyuh dapat disusun dari bahan pakan yang memiliki kandungan nutrien yang potensial untuk meningkatkan produktivitas puyuh. Produktivitas puyuh dipengaruhi oleh kandungan nutrien pakan yang diberikan selama pemeliharaan. Kandungan nutrien pakan harus dapat memenuhi kebutuhan puyuh dan dapat dicerna dengan baik. Kandungan nutrien bahan pakan penyusun pakan perlu diperhatikan, agar menghasilkan nutrien pakan yang seimbang. Penggunaan tepung daun-daunan dalam pakan, sebagai bahan pakan sumber vitamin, perlu memperhitungkan kandungan serat kasar di dalamnya, agar optimal pemanfaatannnya. Tepung daun katuk dan daun murbei merupakan bahan pakan yang dapat digunakan sebagai sumber vitamin A yang potensial digunakan dalam pakan unggas. Penggunaan tepung daun katuk dalam pakan unggas (ayam, itik dan puyuh) dapat meningkatkan skor warna kuning telur. Sama halnya dengan tepung daun murbei yang juga meningkatkan warna kuning telur Penggunaan tepung daun katuk 9% dalam pakan dapat meningkatkan fertilitas puyuh petelur (Subekti et al. 2008), sementara penggunaan tepung daun murbei (10% dalam pakan) tidak berpengaruh negatif terhadap performa dan kualitas ayam petelur (AL-kirshi, 2010). Penggunaan tepung daun katuk dan murbei dalam pakan diharapkan memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan pemberian tepung daun secara tunggal. Daun katuk (Sauropus androgynus) merupakan sayuran yang biasa dikonsumsi masyarakat Asia dan digunakan sebagai pelancar ASI, obat demam, diuretika, obat frambusia dan pewarna makanan. Malik (1997) menyatakan tanaman ini mengandung minyak atsiri, sterol, saponin, flavonoid, asam-asam organik, asam-asam amino, alkaloid, dan tanin. Daun katuk merupakan sumber vitamin A dalam bentuk karoten (provitamin A). Karoten yang penting untuk manusia adalah β-karoten karena memiliki aktivitas provitamin A yang terbesar (Yuliani dan Marwati, 1997). Kandungan karoten dalam daun katuk adalah 10.020 μg per 100 gram (Azis dan Muktiningsih, 2006). Daun murbei (Morus alba ) juga kaya akan berbagai senyawa kimia diantaranya alkaloid, polyphenols, flavonoid, dan anthocyanins (Song et al. 2009) dan sterol (kolesterol, campesterol, stigmasterol, sitosterol dan dua 4α-methylsterol ( Zambakhidze et al. 2005).

Transcript of Templat tesis dan disertasi -...

Page 1: Templat tesis dan disertasi - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/67859/BAB I... · 2 . Perumusan Masalah . Tepung daun katuk dan tepung daun murbei

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang potensial sebagai

sumber protein hewani, dalam bentuk telur maupun dagingnya. Populasi puyuh

semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan akan produknya.

Populasi puyuh di Indonesia mencapai 7 053 576 ekor (Ditjennak, 2010),

sementara produksi telur burung puyuh 15.8 dan daging burung puyuh 6.9

(Deptan, 2012). Pemeliharaan yang mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas,

merupakan keunggulan puyuh. Kebutuhan pakan yang lebih sedikit dibandingkan

ayam atau itik, namun produktivitas yang setara, merupakan keunggulan puyuh

lainnya. Pakan puyuh dapat disusun dari bahan pakan yang memiliki kandungan

nutrien yang potensial untuk meningkatkan produktivitas puyuh.

Produktivitas puyuh dipengaruhi oleh kandungan nutrien pakan yang

diberikan selama pemeliharaan. Kandungan nutrien pakan harus dapat memenuhi

kebutuhan puyuh dan dapat dicerna dengan baik. Kandungan nutrien bahan pakan

penyusun pakan perlu diperhatikan, agar menghasilkan nutrien pakan yang

seimbang. Penggunaan tepung daun-daunan dalam pakan, sebagai bahan pakan

sumber vitamin, perlu memperhitungkan kandungan serat kasar di dalamnya, agar

optimal pemanfaatannnya. Tepung daun katuk dan daun murbei merupakan bahan

pakan yang dapat digunakan sebagai sumber vitamin A yang potensial digunakan

dalam pakan unggas.

Penggunaan tepung daun katuk dalam pakan unggas (ayam, itik dan puyuh)

dapat meningkatkan skor warna kuning telur. Sama halnya dengan tepung daun

murbei yang juga meningkatkan warna kuning telur Penggunaan tepung daun

katuk 9% dalam pakan dapat meningkatkan fertilitas puyuh petelur (Subekti et al.

2008), sementara penggunaan tepung daun murbei (10% dalam pakan) tidak

berpengaruh negatif terhadap performa dan kualitas ayam petelur (AL-kirshi,

2010). Penggunaan tepung daun katuk dan murbei dalam pakan diharapkan

memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan pemberian tepung daun secara

tunggal.

Daun katuk (Sauropus androgynus) merupakan sayuran yang biasa

dikonsumsi masyarakat Asia dan digunakan sebagai pelancar ASI, obat demam,

diuretika, obat frambusia dan pewarna makanan. Malik (1997) menyatakan

tanaman ini mengandung minyak atsiri, sterol, saponin, flavonoid, asam-asam

organik, asam-asam amino, alkaloid, dan tanin. Daun katuk merupakan sumber

vitamin A dalam bentuk karoten (provitamin A). Karoten yang penting untuk

manusia adalah β-karoten karena memiliki aktivitas provitamin A yang terbesar

(Yuliani dan Marwati, 1997). Kandungan karoten dalam daun katuk adalah

10.020 µg per 100 gram (Azis dan Muktiningsih, 2006). Daun murbei (Morus

alba ) juga kaya akan berbagai senyawa kimia diantaranya alkaloid, polyphenols,

flavonoid, dan anthocyanins (Song et al. 2009) dan sterol (kolesterol, campesterol,

stigmasterol, sitosterol dan dua 4α-methylsterol ( Zambakhidze et al. 2005).

Page 2: Templat tesis dan disertasi - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/67859/BAB I... · 2 . Perumusan Masalah . Tepung daun katuk dan tepung daun murbei

2

Perumusan Masalah

Tepung daun katuk dan tepung daun murbei memiliki kandungan protein

dan mineral yang tinggi, juga karoten serta senyawa sterol (phytosterol). Karoten

yang dapat diubah menjadi vitamin A, dapat dideposit pada produk puyuh (telur

dan daging), sehingga memperkaya kandungan vitamin A produk. Senyawa sterol

dapat berperan sebagai pengganti hormon estrogen, yang dapat membantu proses

pembentukan telur. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki kedua jenis tepung

daun katuk dan murbei tersebut, menjadikan pertimbangan dalam penggunaannya

dalam pakan puyuh yang sedang bertelur. Evaluasi terhadap penggunaan tepung

daun katuk, tepung daun murbei dan kombinasinya dalam pakan perlu dievalusi

terhadap produktivitas dan status fisiologis puyuh yang sedang bertelur.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan tepung

daun katuk, tepung daun murbei dan campurannya dalam pakan puyuh petelur

terhadap produktivitas dan status fisiologis puyuh yang sedang bertelur.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberi informasi tentang pengaruh pemberian

tepung daun katuk, tepung daun murbei dan kombinasinya, terhadap produktivitas

dan status fisiologis puyuh yang sedang bertelur.