telinga2

48
Otalgia dan Penurunan Pendengaran Latar Belakang Telinga merupakan salah satu panca indera manusia yang berperan dalam fungsi pendengaran dan keseimbangan. Sebagai indera pendengar, telinga memiliki fungsi proteksi, fungsi komunikasi dan fungsi emosional. Dengan adanya fungsi proteksi, manusia dapat melindungi dirinya dari hal yang membahayakan atau mengancam jiwa melalui suara-suara yang didengarnya. Dengan fungsi komunikasi, manusia dapat belajar berbicara. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran sebelum usia 2 tahun, akan terjadi keterlambatan berbicara dan kesulitan komunikasi. Secara emosional, manusia dapat menikmati musik atau justru dapat menjadi stres akibat suara bising di sekitarnya. Mengingat betapa pentingnya fungsi dari telinga, tentunya setiap gangguan akan berpengaruh terhadap fungsi proteksi, komunikasi dan emosional orang yang bersangkutan. Sebagai lini pertama dalam sistem kesehatan di masyarakat, dokter umum sangat perlu untuk menguasai anatomi, fisiologi, dan kelainan-kelainan yang terdapat pada telinga. Sehingga, kita sebagai dokter umum kelak mampu membuat diagnosis sementara dan menentukan penatalaksanaan yang akan dilakukan selanjutnya terhadap kasus- kasus kelainan telinga. Hal yang perlu dikuasai pada topik kelainan telinga yang berupa otore dan penurunan pendengaran adalah:

description

m jbjbjhbki

Transcript of telinga2

Otalgia dan Penurunan Pendengaran

Latar BelakangTelinga merupakan salah satu panca indera manusia yang berperan dalam fungsi pendengaran dan keseimbangan. Sebagai indera pendengar, telinga memiliki fungsi proteksi, fungsi komunikasi dan fungsi emosional. Dengan adanya fungsi proteksi, manusia dapat melindungi dirinya dari hal yang membahayakan atau mengancam jiwa melalui suara-suara yang didengarnya. Dengan fungsi komunikasi, manusia dapat belajar berbicara. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran sebelum usia 2 tahun, akan terjadi keterlambatan berbicara dan kesulitan komunikasi. Secara emosional, manusia dapat menikmati musik atau justru dapat menjadi stres akibat suara bising di sekitarnya.Mengingat betapa pentingnya fungsi dari telinga, tentunya setiap gangguan akan berpengaruh terhadap fungsi proteksi, komunikasi dan emosional orang yang bersangkutan. Sebagai lini pertama dalam sistem kesehatan di masyarakat, dokter umum sangat perlu untuk menguasai anatomi, fisiologi, dan kelainan-kelainan yang terdapat pada telinga. Sehingga, kita sebagai dokter umum kelak mampu membuat diagnosis sementara dan menentukan penatalaksanaan yang akan dilakukan selanjutnya terhadap kasus-kasus kelainan telinga.

Hal yang perlu dikuasai pada topik kelainan telinga yang berupa otore dan penurunan pendengaran adalah:1. Anatomi telinga dan fisiologi telinga2. Penyebab dan mekanisme terjadinya otalgia, othorea, tinitus, dan gangguan pendengaran3. Definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan (pengobatan dan pencegahan), komplikasi serta prognosis dari: Otitis Media Akut, Otitis Media Supuratif Kronik, Otitis Media Serosa, Otitis Eksterna Sirkumkripta, dan Otitis Eksterna Difus.

Anatomi dan Fisiologi Telinga

Gambar: Anatomi telingaTelinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).Bagian telingaTelinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luarBagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membrana timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan gelombang suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagi otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus.

Telinga tengahTelinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martir atau malleus, landangan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). muara tuba Eustachi juga berada di telinga tengah.Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachi menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachi dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.Telinga dalam Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe& labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis. Keseimbangan

Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan rubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis.

Fisiologi Pendengaran Sampai tingkat tertentu pinna adalah suatu pengumpul suara, sementara liang telinga karena bentuk dan dimensinya, dapat sangat memperbesar suara dalam rentang 2 sampai 4 kHz, pembesaran pada frekuensi ini adalah sampai 10 hingga 15 Db. Maka suara dalam rentang frekuensi ini adalah yang paling berbahaya jika ditinjau dari sudut trauma akustik.Pada telinga tengah terdapat maleus, inkus, dan stapes. Tangkai dari maleus terletak dalam membran timpani, sedangkan otot tensor timpani berinersi pada leher maleus. Kaput maleus bersendi dengan permukaan anterior korpus inkus dalam epiiempanum. Inkus memiliki prosesus brevis yang menonjol ke belakang dan prosesus longus yang berjalan ke bawah untuk bersendi dengan kaput stapes.Sumbu rotasi maleus dan inkus yang alami adalah sepanjang garis yang ditarik dari prosesus brevis inkus hingga daerah leher maleus. Stapes adalah tulang yang berbentuk sanggurdi. Kontraksi otot stapedius dapat di ukur dengan audiometri hambatan (impedance audiometry), dan teknik ini merupakan alat bantu klinis yang penting. Telinga tengah adalah suatu alat penghilang hambatan diantara udara dan cairan dalam. Ketika gelombang suara dihantarkan udara mencapai cairan, maka 99,9% energinya akan dipantukan. Jadi hanya 0,1% energi yang duteruskan. Telinga tengah dapat mengkompensasi kehilangan tersebut terutama karena luas membran timpani 17 kali lebih besar dari basis stapes. Rangkaian osikulasi ikut pula berperan sebesar 1,2/1. dengan demikian, telinga tengah tidak penting pada makhluk-makhluk air.Getaran suara dihantarkan lewat liang telinga dan telinga tengah dalam melalui stapes, menimbulkan suatu gelombang berjalan di sepanjang membrana basilaris dan organ kortinya. Puncak gelombang berjalan disepanjang membrana basilaris yang oanjangnya 35 mm tersebut, ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Hal ini berakibat membengkoknya sterosilia oleh kerja pemberat membrana tektoria, dengan demikian aksi pada serabutiserabut saraf pendengaran yang melekat padanya. Disinilah gelombang suara mekanis diubah menjadi energi elektrokimia agar dapat ditransmisikan melalui saraf kranial ke-8. paling tidak sebagian analisi frekuensi telah terjadi pada tingkat oragan korti. Peristiwa listrik pada organ korti dapat diukur dan dikenal sebagai mikrofonik koklearis. Peristiwa listrik yang berlangsung dalam neuron juga dapat diukur dan disebut sebadai potensial aksi.Ligamentum spinalis terletak lateral dinidng tulang dari duktus koklearis. Merupakan jangkar lateral dari membrana basilaris dan mengandung stria vaskularis, satu-satunya lapisan epitel bervaskularisasi dalam tubuh. Dua dari tida jenis sel pada stria vaskularis kaya mitokondria dan memiliki permukaan yang luas yang sanagt besar diabndingan volume sel. Maka stria merupaka suatu sistem transpor cairan dan elektrolit yang dirancang secara unik. Diduga memainkan peranan penting dalam pemeliharaan komposisi elektrolit cairan endolimfe (tinggi kalium,rendah natrium) dan sebagai baterai kedua oragan korti. Juga merupakan sumber potensi arus searah (80 mv) dari skala media. Darah merupakan nutrisi utama untuk sel-sel tubuh dan alirannya menimbulkan suara bising, namun stria vaskularis merupakan suatu adaptasi yang unik diamna dapat menyuplai organ corti dari jaraj tertentu, dengan demikian memperbaiki rasio sinyal bising pada organ corti.Terdapat sekitar 30.000 neuron aferen yang mensyarafi oleh banyak neuron. Hanya persentasi kecil (10%) neuron aferen yang mempersarafi sel rambut luar, akan tetapi terdapat percabangan-percabangan ssedemikian rupa sehingga tiap neuron aferen berasal dari banyak sel rambut luar dan tipa sel rambut luar dipersyarafi oleh banyak neuron aferen.Ada sekitar 500 serabut saraf eferen yang mencapai tiap koklea. Serabut-serabut ini bercabang-cabang pula secara ekstensif sehingga tiap sel rambut luar memiliki banyak ujung saraf eferen. Ujung-ujung saraf eferen dari sel rambut luar tidak seluruhnya berasal dari saatu serabut saraf eferen.

Serabut-serabut saraf koklearis berjalan menuju inti koklearis dorsalis dan ventralis. Sebagian besar serabut dari inti melintasi garis tengah dan berjalan naik menujukolikulusinferior kontralateral., namun sebagian serabut tetap berjalan ipsilateral. Penyilangan selanjutnya terjadi pada inti lemniskus lateralis dan kolikulus inferior. Dari kolikulus inferior, jaras pendengaran berlanjut ke korpus genikulatum dan kemudian ke korteks pendengaran pada lobus temporalis. Karena seringnya, penyilangan serabut-serabut saraf tersebut, maka lesi sentral jaras pendengaran hampir tidak pernah menyebabkan ketulian unilateral.

Serabut-serabut saraf vestibularis berjalan menuju salah satu dari keempat inti vestibularis dan dari sana disebarkan secara luas dengan jaras-jaras menuju medula spinalis, sereblum dan bagian-bagian susunan saraf pusat lainnya.

Fisiologi PendengaranProses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimf pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimf, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

Mekanisme pada Otalgia, Otore, Tinitus, dan Gangguan pendengaran.

Otalgia DefinisiNyeri telinga(earache atau ear pain) juga dikenal dengan sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, tetapi dapat berasal dari tempat atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ketelinga (nyeri alih/referred pain).

EtiologiPenyebab nyeri yang berasal dari telingaSecara anatomi, telinga dapat dibagi menjadi 3 wilayah utama. Ini termasuk telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam. Ketiga wilayah ini masing-masing dapat menjadi tempat timbulnya rasa nyeri tersebut.Nyeri yang berasal dari telinga luar,termasuk didalamnya daun telinga dan liang telinga, dapat disebabkan oleh gangguan seperti masuknya benda asing (manik-manik, biji-bijian, serangga, tertinggal kapas), mengkorek telinga terlalu keras dengan berbagai benda pengorek telinga, bahkan hanya dengan jari, atau akibat kotoran telinga yang mengeras. Peradangan akibat infeksi karena bakteri, virus dan jamur dapat juga menyebabkan telinga luar menjadi sakit sehingga menimbulkan nyeri.Nyeri yang berasal dari telinga tengah,biasanya di sebabkan oleh proses peradangan yang disebut dengan otitis media atau disebabkan oleh gangguan pada tuba eustakius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian belakang/ tenggorokan). Gangguan di tuba eustakius ini bisa disebabkan karena proses peradangan atau infeksi, bisa juga akibat perubahan tekanan ditelinga tengah (pada saat naik pesawat dan menyelam).Keganasan atau kanker pada telinga juga dapat menyebabkan timbulnya nyeri telinga.Penyebab nyeri yang berasal dari tempat lain (nyeri alih/referred pain)Telinga dipersyarafi oleh berbagai syaraf (nervus), seperti nervus V, IX dan X, yang masing-masing juga mempersyarafi organ-organ lain. Akibatnya apabila timbul sakit pada organ lain yang memiliki syaraf sama dengan syaraf di telinga, maka rasa nyeri di tempat tersebut akan dihantarkan melalui percabangan syaraf tersebut ketelinga (referred pain). Contohnya adalah sakit gigi, sakit tenggorok, sakit amandel (tonsilitis), gangguan pada sendi rahang dan lain-lain.Gejala Yang MenyertaiSakit telinga itu sendiri merupakan suatu gejala atau keluhan, biasanya disertai dengan gejala-gejala lain dan bisa dari berbagai penyebab. Bayi dan anak-anak biasanya menjadi rewel, sering menggaruk-garuk telinga atau menarik-narik telinga, bila penyakitnya di telinga biasanya disertai gangguan pendengaran. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga. Sakit telinga yang sering timbul pada anak-anak adalah akibat infeksi telinga tengah akut, yang timbul secara tiba-tiba. Biasanya disertai dengan demam tinggi, kadang-kadang sampai kejang dan muntah. Biasanya sebelumnya didahului oleh batuk dan pilek.Pada penderita yang sudah dapat menjelaskan seperti anak yang agak besar, remaja dan dewasa, yang sering dialami selain nyeri adalah adanya perasaan penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam. Sakit telinga akibat infeksi telinga yang sudah menyebar kedaerah mastoid atau daerah dibelakangtelinga (mastoiditis), biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga (otitis eksterna) sering disertai nyeri ketika membuka mulut atau menelan.Pemeriksaan dan pengobatanDokter biasanya akan menanyakan beberapa hal sehubungan dengan keluhan sakit telinga yang timbul. Seperti adanya riwayat sakit batuk, pilek dan demam, riwayat mengorek telinga sebelumnya, riwayat naik pesawat. Sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab telinga nyeri untuk mengetahui cara mengatasi rasa sakit tersebut.Telinga akan diperiksa dengan seksama baik menggunakan otoskop atau endoskopi jika perlu. Organ sekitarnya juga akan diperiksa untuk memastikan asal rasa sakit tersebut.Pengobatan akan diberikan sesuai dengan penyebab. Jika terdapat kotoran yang keras atau benda asing akan dibersihkan. Pada kasus infeksi akan diterapi dengan pemberian antibiotika atau anti jamur. Pada kasus tertentu bahkan dilakukan tindakan pembedahan.

Tinitus DefinisiTinitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik.Keluhan ini dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis atau berbagai macam bunyi yang lain.Penyebab tinnitus sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, sebagian besar kasus tidak diketahui penyebabnya. Penatalaksanaan tinnitus bersifat empiris dan sampai saat ini masih dalam perdebatan.KlasifikasiTinitus dapat dibagi 2 :1. Tinitus objektifBila suara tersebut dapat didengar juga oleh pemeriksa atau dengan auskultasi disekitar telinga. Bersifat vibratorik, berasal dari trasmisi vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskular di sekitar telinga. Umumnya disebabkan karena kelainan vascular, sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung. Tinitus berdenyut ini dapat dijumpai pada pasien dengan malformasi arteriovena, tumor glomus jugular dan aneurisma. Dapat juga dijumpai dengan suara klik (clicking sound) yang berhubungan dengan penyakit sendi temporomandibular dank arena kontraksi spontan dari otot telinga tengah atau mioklonus palatal. Tuba eustachius paten juga dapat menyebabkan timbulnya tinnitus akibat hantaran suara dari nasofaring ke rongga telinga tengah.

2. Tinitus subjektifBila suara tersebut hanya didengar oleh pasien sendiri, jenis ini sering terjadi. Bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh proses iritatif atau perubahan degenerative traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pusat saraf pendengar. Tinitus subjektif bervariasi dalam intensitas dan frekuensi kejadiannya. Beberapa pasie dapat mengeluh mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas yang rendah, sementara pada orang yang lain intensitas suaranya mungkin lebih tinggi.

Berat ringannya tinnitus dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Variasi intensitas tinnitus juga dihubungkan dengan ambang stress penderita, aktivitas fisik,atau keadaan lingkungan eksterna.

PatofisiologiPada tinnitus terjadi aktivitas elektrik pada area audiotorius yang menimbulkan perasaan adanya bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri.Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah, seperti bergemuruh atau nada tinggi , seperti berdegung. Tinitus dapat terus menerus atau hilang timbul terdengar.Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut ( tinitus pulsasi).Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis, dan lain-lain.Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada tumor glomus jugulare. Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler. Bunyinya seirama dengan denyut nadi, misalnya pada aneurisme dan aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan tinnitus objektif, seperti tuba eustachius terbuka, sehingga ketika bernapas membrane timpani bergerak dan terjadi tinitus.Kejang tonus muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot palatum dapat menimbulkan tinnitus objektif. Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor karotis ( carotid body tumour), maka suara aliran darah akan mengakibatkan tinnitus juga. Pada tuli sensorineural biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi (4000 Hz). Pada Intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro-streptomysin, garamysin,digitalis , kanamycin, dapat terjadi tinnitus nada tinggi, terus menerus atau hilang timbul.Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit meniere dapat terjadi tinnitus pada nada rendah atau tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung. Gangguan ini disertai dengan tuli sensorineural dan vertigo. Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada pasien yang stress akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga timbul tinnitus dan gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya normal kembali.

Penurunan PendengaranGangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli konduktif, sedangkan gangguan pada telinga dalam menyebabkan tuli sensorineural, yang terbagi dari tuli koklea dan tuli retrokoklea.1. Tuli KonduktifGangguan pada hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau ditelinga tengah. Sebab: Telinga luar : Atresia liang telinga, Sumbatan oleh serumen, Otitis eksterna sirkumskripta, dan Osteoma liang telinga Telinga tengah: Tubakatar/sumbatan tuba eustachius, Otitis media, Otosklerosis, Timpanosklerosis, Hemotimpanum, Dislokasi tulang pendengaran

2. Tuli sensorineural (perseptif)Kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam), nervus VIII atau di pusat pendengaran. Sebab: Sensorineural koklea: Aplasia (congenital), Labirinitis (oleh bakteri/virus), Intoksikasi obat (streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal atau alcohol), Tuli mendadak, Trauma kapitis, Trauma akustik, Pajanan bising Sensorieural retrokoklea : Neoroma akustik, Tumor sudut pons serebelum, Myeloma multiple, Cedera otak, Perdarahan otak, Kelainan otak lainnya.

3. Tuli campurKombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Dapat merupakan suatu penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif).Jadi jenis ketulian sesuai dengan letak kelainan. Suara yang didengar dapat dibagi dalam bunyi, nada murni dan bising. Bunyi (frekuensi 20 Hz 18.000 Hz) merupakan frekuensi nada murni yang dapat didengar oleh telinga normal. Nada murni (pure tone), hanya satu frekuensi, misalnya dari garputala, piano. Bising (noise) dibedakan antara narrow band, terdiri atas beberapa frekuensi, spektrumya terbatas dan white noise yang terdiri dari banyak frekuensi.

OTITIS EKSTERNAOtitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor ini penyebab timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%).1 Istilah otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian luar.Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.DefinisiOtitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan.

EtiologiSwimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda.Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmers ear).3 Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri (clioquinol, Holmes dkk, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.

PatofisiologiSaluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

Klasifikasi Otitis Eksterna1. Penyebab tidak diketahui :a. Malfungsi kulit : dermatitis seboroita, hiperseruminosis, asteotosisb. Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.c. Otitis eksterna membranosa.d. Meningitis kronik idiopatike. Lupus erimatosus, psoriasis2. Penyebab infeksia. Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis, erisipelas.b. Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis eksterna granulosa, perikondritis.c. Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.d. Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.e. Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum kontangiosum, variola dan varicella.f. Protozoag. Parasit3. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata, ekskoriasi, neurogenik.4. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi karena obat, dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.5. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom vesikel dan bulla), trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).6. Perubahan senilitas.7. Deskrasia vitamin8. Diskrasia endokrin

Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel/ bisul)Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta : Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%. Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB. Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya penyakit diabetes melitus.

Otitis Eksterna DifusOtitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 5Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. 6Otomikosis Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal. 6Gejala Klinis1. Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.2. Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.3. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.4. Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.2

Tanda-Tanda KlinisMenurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.Menurut Senturia HB (1980) :Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga merupakan tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu :1. Pre Inflammatory2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)3. Radang kronik

Diagnosis BandingDiagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain meliputi : Otitis eksterna nekrotik Otitis eksterna bullosa Otitis eksterna granulosa Perikondritis yang berulang Kondritis Furunkulosis dan karbunkulosis dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika.Karsinoma liang telinga luar yang mungkin tampak seperti infeksi stadium dini diragukan dengan proses infeksi, sering diobati kurang sempurna. Tumor ganas yang paling sering adalah squamous sel karsinoma, walaupun tumor primer seperti seruminoma, kista adenoid, metastase karsinoma mamma, karsinoma prostat, small (oat) cell dan karsinoma sel renal. Adanya rasa sakit pada daerah mastoid terutama dari tumor ganas dan dapat disingkirkan dengan melakukan pemeriksaan biopsi.

OTITIS MEDIA AKUTDefinisiOtitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

EtiologiSumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering. Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus, Haemophilus Influenzae (27%), Staphylococcus aureus (2%), Streptococcus Pneumoniae (38%), Pneumococcus. Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.

PatogenesisOtitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain:1. Stadium oklusi tuba eustachiusa. Terdapat gambaran retraksi membran timpani.b. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat.c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus.2. Stadium hiperemisa. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani.b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.3. Stadium supurasia. Membran timpani menonjol ke arah luar.b. Sel epitel superfisila hancur.c. Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani.d. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.4. Stadium perforasia. Membran timpani ruptur.b. Keluar nanah dari telinga tengah.c. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.5. Stadium resolusia. Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali.b. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering.c. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.

Gejala KlinikGejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta usia pasien. Pada anak yang sudah dapat bicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping keluahan suhu badan yang tinggi. Biasanya tedapat riwyat batuk pilek sebelumnya.Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selainrasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau kurang dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi yang dapat mecapai 39,5 derajat C (pada stadium supurasi), anak gelisah dan susah tidur, diare, dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga , suhu tubuh menurun dan anak dapat tertidur tenang.

DiagnosisPada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh tinggi serta ada riwayat batuk pilek sebelumnya. Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak tertidur tenang.Pada anak yang lebih besar atau dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran dan rasa penuh dalam telinga.Diagnosis terhadap OMA tidak sulit, dengan melihat gejala klinis dan keadaan membran timpani biasanya diagnosis sudah dapat ditegakkan. Penilaian membrane timpani dapat dilihat melalui pemeriksaan lampu kepala dan otoskopi. Perforasi yang terdapat pada membran timpani bermacam-macam, antara lain perforasi sentral, marginal, atik, subtotal, dan total.

PenatalaksanaanTerapi OMA tergantung pada stadiumnya. Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak 12 thn atau dewasa.. selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis.

KomplikasiSebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OMA ialah abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat seperti meningitis dan abses otak. Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

MIRINGOTOMIMeringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Isttilah meringotomi sering dikacaukan denan parasintesis. Timpanosintesis sebenarnya adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologi (dengan semprit jarum khusus).Meringotomi meruakan tindakan pembedahan kecil yang dilakukan dengan syarat tindakan ini harus dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak harus tenang dan dapat dikuasai, sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik. Lokasi meringotomi adalah di kuadran posterior-inferior. Untuk tindakan ini diharuskan memakai lampu kepala yang mempunyai sinar cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga, dan pisau khusus (meringotom) yang digunakan berukuran kecil dan steril.Komplikasi MeringotomiKomplikasi meringotomi yang mungkin ialah perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma padda fenestra rotundum, trauma pada n. Facialis, trauma pada bulbus jugulare (bila ada anatomi letak). Mengingat adanya komplikasi tersebut, maka dianjurkan untuk melakukan meringotomi dengan narkosis umum dan memakai mikroskop. Selain aman, dapat juga untuk menghisap sekret dari telinga tengah sebanyak-banyaknya. Hanya dengan cara ini biasanya akan lebih mahal.Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, sebetulnya meringotomi tidak perlu dilakukan, kecuali bila jelas terdapat nanah di telinga tengah dewasa ini sebagian ahli berpendapat bahwa meringotomi tidak perlu dilakukan, apabila terapi yang adekuat dapat diberikan (antibiotika adekuat dan dengan dosis yang cukup). Komplikasi timpanosintesis kurang lebih sama dengan komplikasi meringotomi.

PencegahanBeberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:1. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.2. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.3. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.4. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK/ OTITIS MEDIA PURULENTA KRONIKDefinisiOtitis media supuratif kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media perforate (OMP) atau dalam sebutan sehari-hari congek. Yang disebut otitis media supuratif kronis ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau nanah.

Etiologi Kuman-kuman penyebab : 1. Pseudomonas 2. Stafilokokus 3. Proteus 4. Echericia Coli

Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Faktor Rhinogen : ISPA berulang Rhinitis akut / kronis Adenoiditis akut / kronis Sinusitis akut / kronis 2. Faktor eksogen : kebersihan MAE (meatus akustikus eksternus) yang jelek Sering mandi di sungai (menyelam) Kebiasaan korek-korek telinga 3. Keadaan umum yang jelek Malnutrisi Tuberkulosis Morbili Diabetes melitus 4. Alergi

PatogenesisOtitis media akut dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA mejadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan,terapi yang tidak adekuat,virulensi kuman tinggi,daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau hygiene buruk.

Letak perforasiLetak perforasi dimembran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK. Perforasi membrane timpani dapat ditemukan di daerah sentral,marginal atau atik. Oleh karena itu disebut perforasi sentral,marginal atau atik. Pada perforasi sentral,perforasi terdapat pada pars tensa sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membrane timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum. Perforasi atik ialah perforasi yang terletak di pars flaksida.

Jenis OMSKOMSK dapat dibagi atas 2 jenis yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa=tipe benigna) dan OMSK tipe bahaya=tipe maligna). Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif,sedangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kavum timpaninya basah atau kering.Proses peradangan pada OMSK tipe aman terdapat pada mukosa saja,dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma. Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau di atik,kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasin subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya.

DiagnosisDiagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri murni,audiometri tutur (speech audiometri dan pemeriksaan BERA (brainstem evoked respone audiometry) bagi pasien yang tidak koperatif dengan pemeriksan audiometri nada murni. Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga.

Tanda klinik OMSK tipe bahayaMengingat OMSK tipe bahaya seringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya,maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis pasti baru dapat ditegakkan di kamar operasi,namun beberapa tanda klinik dapat menjadi pedoman akan adanya OMSK tipe bahaya,yaitu perforasi pada marginal atau pada atik. Tanda ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe bahaya,sedangkan pada kasus sudah lanjut dapat terlihat abses atau fistel retroaurikuler (belakang telinga),polip atau jaringan granulasi di liang telinga tengah,terlihat kolesteatoma pada telinga tengah,sering terlihat di eptimpanum,sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatoma) atau terlihat bayangan kolesteatoma pada foto rontgen mastoid

PenatalaksanaanTerapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama,serta harus berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan yaitu: adanya perforasi membrane timpani yang permanen,sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar,terdapat sumber infeksi di faring,nasofaring,hidung dan sinus paranasalis,sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid dan higiene dan yang kurang.Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus,maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang maka terapi dilanjutkan dengan pemberian obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Banyak ahli berpendapat bahwa semua obat tetes yang dijual dipasaran saat ini mengandung antibiotika yang bersifat ototoksik. Oleh sebab itu penulis menganjurkan agar obat tetes telinga jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin,atau eritromisin,(bila pasien alergi terhadap penisilin),sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin asam klavulanat.Bila sekret telah kering,tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan,maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen,memperbaiki membrane timpani yang perforasi,mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat,serta memperbaiki pendengaran.Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada,atau terjadinya infeksi berulang,maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu,mungkin juga perlu melakukan pembedahan,misalnya adenoidektomi dan tonsillektomi.Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan,yaitu mastoidektomi. Jadi bila terdapat OMSK tipe bahaya,maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroauriculer,maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.

Jenis pembedahan pada OMSKAda beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronik baik tipe aman atau bahaya antara lain (1) mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomi), (2) mastoidektomi radikal, (3) mastoidektomi radikal dengan modifikasi, (4) miringioplasti, (5) timpanoplasti, (6) pendekatan ganda timpanoplasti (combined approach tympanoplasty).Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau koleastom,sarana yang tersedia serta pengalaman operator. Sesuai dengan luasnya infeksi atau luas kerusakan yang sudah terjadi,kadang-kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu atau modifikasinya.

Mastoidektomi sederhanaOperasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki

Mastoidektomi radikalOperasi ini dilakukan pada OMSK bahaya dengan infeksi atau koleastoma yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan,sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.Tujuan operasi ini untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intracranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki. Kerugian operasi ini adalah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien haru dating dengan teratur untuk control,supaya tidak terjadi infeksi kembali. Pendengaran berkurang sekali,sehingga dapat menghambat pendidikan atau karier pasien.Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi serta membuat meatoplasti yang lebar,sehingga rongga operasi kering permanen,tetapi terdapat cacat anatomi,yaitu meatus liang telinga luar menjadi lebar.

Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy)Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan koleastoma di daerah atik,tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ini untuk untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid,dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

MiringioplastiOperasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan,dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe 1. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membrane timpani. Tujuan operasi ini ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang menetap. Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membrane timpani.

TimpanoplastiOperasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe aman yang tidak bias ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membrane timpani seringkali harus dilakukan juga rekosstruksi tulang pendengaran . berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II.III,IV, dan V. sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi,untuk membersihkan jaringan patologik. Tidak jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6 sampai 12 bulan.

Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga). Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani,dikerjakan melalui dua jalan (combined approach) yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Teknik operasi ini pada OMSK tipe bahaya belum disepakati oleh para ahli,oleh karena sering terjadi kambuhnya kolesteatoma kembali.

KomplikasiInfeksi telinga tengah dan mastoidRongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung melalui aditus ad antrum. Oleh karena itu infeksi kronis telinga tengah yang sudah berlangsung lama biasanya disertai infeksi kronis di infeksi kronis di rongga mastoid. Infeksi rongga mastoid dikenal dengan mastoiditis. Beberapa ahli menggolongkan mastoiditis kedalam komplikasi OMSK.

OTITIS MEDIA NON SUPURATIFPendahuluanNama lain adalah otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis media sekretoria, otitis media mucoid (glue ear).Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media mukoid (glue ear). Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga tengah muncul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, dan rongga mastoid. Faktor yang berperan utama dalam keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba Eustachius. Faktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah adenoid hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum (cleft-palate), tumor nasofaring, barotraumas, sinusitis, rhinitis, defisiensi imunologik atau metabolik. Keadaan alergik sering berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan di telinga tengah (efusi di telinga tengah).Beberapa ahli memberi batasan yaitu otitis media efusi adalah keadaan terdapat cairan di telinga tengah baik berbentuk nanah, sekret encer, ataupun sekret yang kental (mukoid/ glue ear). Dengan kata lain, otitis media efusi dapat berupa OMA (otitis media akut), OMS (otitis media serosa), atau OMM (otitis media mukoid). Menurut penulis batasan otitis media efusi tersebut akan mempersulit pengertian, terutama bagi mahasiswa dan dokter umum.Oleh karena itu, penulis dalam referensi ini mempergunakan kata otitis media serosa/ otitis media sekretoria/ otitis media mukoid/ otitis media efusi terbatas pada keadaan dimana terdapat efusi dalam kavum timpani dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Bila efusi tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan disertai tanda-tanda radang maka disebut otitis media akut (OMA).Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis, yaitu otitis media serosa akut dan kronik.

Otitis Media Serosa AkutOtitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Keadaan akut ini dapat disebabkan antara lain oleh:(1) Sumbatan tuba pada keadaan tersebut terbentuk cairan di telinga tengan disebabkan oleh tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotrauma(2) Virus, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan infeksi virus pada jalan napas atas(3) Alergi, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan keadaan alergi pada jalan napas atas(4) IdiopatikGejala dan PengobatanGejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran berkurang. Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepaka berubah. Rasa sedkit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbulnya tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya barotraumas), tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pela menghilang. Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila penyebab timbulnya sekret adalah virus atau alergi. Tinnitus, vertigo atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk ringan.Pada otoskopi tampak membran timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garputala.Pengobatan dapat secara medikamentosa dan pembedahan. Pada pengobatan medikal, diberikan obat vasokonstriktor (tetes hidung), anti histamin, serta perasat Valsava, bila tidak ada tanda-tanda infeksi di jalan napas atas. Setelah satu atau dua minggu, bila gejala-gejala masih menetap, dilakukan miringotomi dan bila masih belum sembuh, maka dilakukan miringotomi serta pemasangan pipa ventilasi (Grommet).

Otitis Media Serosa KronikBatasan antara kondisi otitis media akut dengan otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya sekret. Pada otitis media serosa akut, sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengan dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus selalu dipikirkan adanya kemungkinan karsinoma nasofaring.Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terhadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna. Penyebab lain diperkirakan adanya hubungan dengan infeksi virus, keadaan alergi, atau gangguan mekanis pada tuba.Gejala Klinik dan PengobatanPerasaan tuli pada otitis media serosa kronik lebih menonjol (40-50 dB), oleh karena adanya sekret yang kental atau glue ear. Pada anak-anak yang berumur 5-8 tahun keadaan ini sering diketagu secara kebetulan waktu dilakukan pemeriksaan THT atau dilakukan uji pendengaran.Pada otoskopi terlihat mebran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan.Pengobatan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan sekret dengan miringotomi dan memasang pipa ventilasi (Grommet). Pada kasus yang masih baru pemberiaan dekongestan tetes hidung serta dikombinasi dengan antihistamin-dekongestan per oral kadang-kadang bisa berhasil. Sebahagian ahli menganjurkan pengobatan medikamentosa selama 3 bulan, bila tidak berhasil baru dilakukan tindakan operasi. Di samping itu harus pula dinilai serta diobati faktor-faktor penyebab alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi hidung dan sinus