Telepon genggam yang mencemaskan

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dihindarkan lagi, perkembangan media teknologi komunikasi di Informasi di Indonesia saat ini semakin canggih, hal ini dapat dilihat dari semakin bertambah banyaknya masyarakat yang menggunakan media komunikasi berupa handphone. Handphone pada awalnya merupakan barang yang langka dan dianggap mewah, serta hanya orang kalangan ekonomi atas yang dapat memilikinya. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kini handphone menjadi barang primer serta mudah dibeli. Handphone sekarang ini sudah menjadi alat komunikasi yang penting dan di gemari oleh berbagai kalangan masyarakat, baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Selain dijadikan sebagai alat komunikasi, handphone juga sudah menjadi trend gaya hidup di masyarakat pada saat ini. Komunikasi memang diperlukan untuk menjalin suatu interaksi dalam masyarakat. Syarat terjadinya interaksi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak tidak hanya terjadi secara berhadapan langsung, kontak dapat terjadi melalui perantara, perantara tersebut bisa melalui peralatan. Oleh karena itu, orang dapat 1

Transcript of Telepon genggam yang mencemaskan

Page 1: Telepon genggam yang mencemaskan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak dapat dihindarkan lagi, perkembangan media teknologi komunikasi di

Informasi di Indonesia saat ini semakin canggih, hal ini dapat dilihat dari semakin

bertambah banyaknya masyarakat yang menggunakan media komunikasi berupa

handphone. Handphone pada awalnya merupakan barang yang langka dan dianggap

mewah, serta hanya orang kalangan ekonomi atas yang dapat memilikinya. Namun

seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kini handphone menjadi

barang primer serta mudah dibeli. Handphone sekarang ini sudah menjadi alat

komunikasi yang penting dan di gemari oleh berbagai kalangan masyarakat, baik

anak-anak, remaja maupun orang tua. Selain dijadikan sebagai alat komunikasi,

handphone juga sudah menjadi trend gaya hidup di masyarakat pada saat ini.

Komunikasi memang diperlukan untuk menjalin suatu interaksi dalam

masyarakat. Syarat terjadinya interaksi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.

Kontak tidak hanya terjadi secara berhadapan langsung, kontak dapat terjadi melalui

perantara, perantara tersebut bisa melalui peralatan. Oleh karena itu, orang dapat

mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain tanpa bertemu, misalkan

dengan berbicara dengan orang lain (Soerjono, 1982: 58). Untuk berbicara dengan

orang lain diperlukan suatu komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses

pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-

tanda, atau tingkah laku (Rochajat, 2 2011: 20). Komunikasi dapat berlangsung dari

mana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalkan dengan

menggunakan media komunikasi berupa handphone yang sekarang ini sedang trend

di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja teori yang relevan dari telepon genggam yang mencemaskan?

b. Apa yang dimaksud dengan penggunaan telepon genggam yang

mencemaskan?

1

Page 2: Telepon genggam yang mencemaskan

c. Apa saja akibat yang ditimbulkan saat kita menggunakan telepon

genggam yang berlebihan?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui apa saja teori yang relevan dari penggunaan telepon

genggam yang mencemaskan.

b. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan penggunaan

telepon genggam yang mencemaskan.

c. Mengetahui apa saja akibat yang ditimbulkan saat kita menggunakan

telepon genggam secara berlebihan.

1.4 Manfaat

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah sosial dan

media massa yang ada di dalam masyarakat, yaitu penggunaan telepon genggam

yang mencemaskan. Dan membuat pembaca sadar bahwa menggunakan telepon

genggam secara berlebihan dapat menimbulkan banyak akibat.

2

Page 3: Telepon genggam yang mencemaskan

BAB II

TEORI YANG RELEVAN

2.1 Teori Ketergantungan Media 

Teori Ketergantungan Media (bahasa Inggris: Dependency Theory) adalah teori

tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada

suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin

penting untuk orang itu. Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin

DeFleur. Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak

terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar.

Teori ini memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat

yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada

dasarnya merupakan suatu pendekatan struktural sosial yang berangkat dari gagasan

mengenai sifat suatu masyarakat modern (atau masyarakat massa), di mana media

massa dapat dianggap sebagai sitem informasi yang memiliki peran penting dalam

proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok, atau

individu dalam aktivitas sosial.

Jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh jumlah kondisi

struktural, meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan,

konfliknya atau tidak stabilnya masyarakat tersebut, dan kedia, berkaitan dengan apa

yang dilakukan media yang pada dasarnya melayangi berbagai fungsi informasi.

2.2 Teori Determinisme

.

Marshall McLuhan adalah pencetus dari teori determinisme teknologi ini pada

tahun 1962 melalui tulisannya The Guttenberg Galaxy : The Making of Typographic

Man. Dasar teorinya adalah perubahan pada cara berkomunikasi akan membentuk cara

berpikir, berperilaku, dan bergerak ke abad teknologi selanjutnya di dalam kehidupan

manusia.

3

Page 4: Telepon genggam yang mencemaskan

Sebagai intinya adalah determinisme teori, yaitu penemuan atau perkembangan

teknologi komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. Seperti

yang disampaikan dalam edisi kelima buku A First Look At Coommunication Theory

By Griffin dan Emory A, McLuhan   memetakan sejarah peradaban kehidupan manusia

ke dalam empat periode:

1. The Tribal Age. Menurut McLuhan, pada era ini dikenal dengan nama era purba atau

era suku zaman dahulu, manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam

berkomunikasi. Komunikasi pada era ini hanya mendasarkan diri pada narasi,

cerita, dongeng tuturan, dan sejenisnya dimana telinga adalah “raja”, atau dalam

istilah lama orang mengenal paham“hearing is believing”, dan kemampuan visual

manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi. sehingga, Era primitif ini

kemudian tergusur dengan ditemukannya alfabet atau huruf.

2. The Age of Literacy. Semenjak ditemukannya alfabet atau huruf, maka cara manusia

berkomunikasi banyak berubah. Indera penglihatan kemudian menjadi dominan di

era ini, mengalahkan indera pendengaran. Manusia berkomunikasi tidak lagi

mengandalkan tuturan, tapi lebih kepada tulisan.

3. The Print Age. Era ini dimulai sejak ditemukannya mesin cetak yang menjadikan

alfabet semakin menyebarluas ke penjuru dunia. Kekuatan kata-kata melalui mesin

cetak tersebut semakin merajalela. Kehadiran mesin cetak, dan kemudian media

cetak, menjadikan manusia lebih bebas lagi untuk berkomunikasi.

4. The Electronic Age. Era ini juga menandai ditemukannya berbagai macam alat atau

teknologi komunikasi. Telegram, telpon, radio, film, televisi, VCR, fax, komputer,

dan internet. Manusia kemudian menjadi hidup di dalam apa yang disebut sebagai

“global village”. Media massa pada era ini mampu membawa manusia mampu

untuk bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di mana saja, dan

seketika itu juga.

McLuhan juga menyebutkan bahwa media massa adalah ekstensi atau perpanjangan

dari inderawi manusia (extention of man). Media tidak hanya memperpanjang

jangkauan kita terhadap suatu tempat, peristiwa, informasi, tapi juga menjadikan hidup

kita lebih efisien. Lebih dari itu media juga membantu kita dalam menafsirkan tentang

kehidupan kita.

4

Page 5: Telepon genggam yang mencemaskan

Dalam perspektif McLuhan, media itu sendiri lebih penting daripada isi pesan yang

disampaikan oleh media tersebut. Misalkan saja, mungkin isi tayangan di televisi

memang penting atau menarik, akan tetapi sebenarnya kehadiran televisi di ruang

keluarga tersebut menjadi jauh lebih penting lagi. Televisi, dengan kehadirannya saja

sudah menjadi penting, bukan lagi tentang isi pesannnya. Kehadiran media massa telah

lebih banyak mengubah kehidupan manusia, lebih dari apa isi pesan yang mereka

sampaikan.

Inti dari teori McLuhan ini jelas menjadi gambaran yang disebut determinisme

teklologi. Yang berarti penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi yang

sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia.Determinisme menurut sumber

wikipedia indonesia berasal dari bahasa Latin determinare yang artinya menentukan

atau menetapkan batas atau membatasi. Secara umum, pemikiran ini berpendapat bahwa

keadaan hidup dan perilaku manusia ditentukan oleh faktor-faktor

fisik geografis, biologis, psikologis,sosiologis, ekonomis dan keagamaan yang ada

termasuk didalamnya perubahan pada peradaban manusia. Determinisme juga

berpegangan bahwa perilaku etis manusia ditentukan oleh lingkungan, adat istiadat,

tradisi, norma dan nilai etis masyarakat. Istilah ini dimasukkan menjadi istilah filsafat

olehWilliam Hamilton yang menerapkannya pada Thomas Hobbes. Penganut awal

pemikiran determinisme ini adalah demokritos yang percaya bahwa sebab-akibat

menjadi penjelasan bagi semua kejadian sesuai dengan landasan setiap perubahan yang

terjadi didalamnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut McLuhan eksistensi

manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi dimasing-masing tempat

berlangsungnya peradaban mereka.

Namun tidak sebatas ini saja, ternyata hadirnya sekian banyak teknologi disekian

peradaban yang dilalui manusia ternyata masih saja ditemui dilema yang kemudian

muncul seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yaitu

berupa keadaan dimana manusia semakin didominasi oleh teknologi komunikasi yang

diciptakannya sendiri. Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh manusia namun

justru kebalikannya, kita yang dikontrol oleh mereka. Sebagai contoh, betapa

gelisahnya kita kalau sampai terlewat satu episode sinetron kesayangan yang biasanya

kita tonton tiap hari. Atau mungkin kalau kita sudah lebih dari seminggu tidak

membuka halaman Friendster di internet. Satu hari saja tidak menonton televisi

5

Page 6: Telepon genggam yang mencemaskan

mungkin kita akan merasa betapa kita telah ketinggalan berapa banyak informasi hari

itu. Ini menjadi fakta bahwa kehadiran media massa, dan segala kemajuan teknologi

komunikasi lainnya yang seharusnya menjadikan kehidupan manusia lebih baik justru

menjadi sebuah ironi dimana dominasi media massa dan teknologi komunikasi semakin

pesat dan tidak begitu membaik.

Selanjutnya, Frederic Le Play (1806-1882) menggunakan perspektif determinisme

ini untuk menganalisa faktor adat dan nilai-nilai budaya tradisional dalam proses

pembentukan tertib sosial. Menurutnya Teori determinisme merupakan teori

monocausal yang menganggap ada faktor tunggal yang menyebabkan sebuah

perubahan. Ia memberikan pertanyaan mendasar, apa yang harus diperbuat agar orang

kembali dapat memperoleh kehidupan dengan rasa aman, kembali berada dalam

kehidupan yang dikendalikan oleh nilai-nilai etika, serta kembali bersatu dengan penuh

pengertian? Ia menjawab bahwa faktor struktural, dalam hal ini keluarga dan pola-pola

relasinya mempengaruhi apakah masyarakat akan bergerak menuju tertib sosial seperti

yang diharapkan.

Keadaan keluarga menurut Le Play dipengaruhi oleh lingkungan dan pekerjaan,

yang pada akhirnya mempengaruhi pola relasi sebuah keluarga. Pola relasi itu lalu

mempengaruhi munculnya masalah dan fakta-fakta sosial. Le Play kemudian melihat

masyarakat Asia Tengah menjumpai lingkungan padang rumput, yang kemudian

melahirkan pola pekerjaan sebagai pengembara, dan membangun pola keluarga yang

menempatkan ayah sebagai pemegang kuasa mutlak. Ledakan penduduk menyebabkan

mereka kemudian terdislokasi, lalu mencari ladang baru. Dalam perburuan ladang baru,

mereka menemukan lingkungan geografis yang berbeda di daratan tepi Samudera

Atlantik. Mereka kemudian mengenal mata pencaharian sebagai nelayan. Mereka tidak

lagi bertahan dengan dengan model keluarga besar, tetapi mengubahnya menjadi

keluarga-keluarga kecil. Individualisme kemudian menjadi kepribadian mereka, dan

muncullah persaingan yang kemudian melahirkan kesadaran pentingnya hubungan

kontraktual.

Masyarakat dari Asia Tengah tersebut sebagian diantaranya menemukan daratan

Afrika dan Amerika Tengah yang kemudian memaksa mereka menjadi pemburu karena

lingkungan yang mereka temui adalah hutan belantara. Budaya dan hukum rimba

6

Page 7: Telepon genggam yang mencemaskan

kemudian menjadi penyebab struktur keluarga yang tidak stabil. Mereka yang kuat akan

menjadi pemimpin dan mendiktekan apa yang harus dilakukan masyarakat.

Teori determinisme geografis Le Play, di samping menunjukkan determinisme

faktor struktural juga diwarnai spirit etnosentrisme yang kuat. Ia beranggapan bahwa

manusia barat memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan ras-ras lainnya. Keyakinan

terhadap faktor lingkungan alam begitu kuat sehingga mengabaikan kemungkinan-

kemungkinan manusia menjinakkan alam itu sendiri. Terkait dengan konteks ini,

Veeger mengingatkan bahwa pandangan determinisme geografis hanya berguna sejauh

kita diperingatkan olehnya bahwa manusia selalu dibatasi oleh situasi dan kondisi, akan

tetapi di dalam ruang gerak yang terbatas ini manusia tetap bebas untuk dapat bertindak,

berfikir dan mengikuti perkembangan teknologi sepanjang peradabannya sendiri

sebagai manusia.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Telepon genggam adalah media komunikasi modern yang bermanfaat

kepada manusia. Namun akhir-akhir ini, HP berkembang kearah yang

mencemaskan. Pertama, kuantitas HP berkembang dalam jumlah yang sangat besar

seirama dengan produsen-produsen HP memproduksi HP murah yang masa

penggunaanya terbatas sehingga diperikrakan akan menjadi limbah yang

menghawatirkan di dunia.  

7

Page 8: Telepon genggam yang mencemaskan

Kedua, HP berkembang ke arah disfungsi sosial, dimana penggunaan HP dapat

merusak sendi-sendi hubungan sosial masyarakat. Seperti umpamanya HP digunakan

sebagai alat pemantik bom yang dapat meneror masyarakat. HP juga dapat digunakan

sebagai media komunikasi dan informasi, namun di masyarakat HP juga dapat

digunakan sebagai media “selingkuh”, membohongi orang lain, membohongi suami

atau istri, mahasiswa dapat menggunakan HP untuk menyontek di kelas atau menjoki

ujian orang lain.

Pada masyarakat Indonesia yang sedang euforia bersama HP, kadang kala

pengguna HP yang tidak sesuai dengan fungsinya  malah menimbulkan berbagai

persoalan. Beberapa contoh umpamanya :

1. Menggunakan HP ketika mengendarai kendaraan bermotor sangat beresiko

mencederai diri sendiri dan orang lain.Karena ber-SMS atau menerima

telepon saat berkendaraan akan mengurangi konsentrasi pengendara serta

mengurangi keterampilan pengendara itu sendiri. Apabila hal ini dilakukan

maka akan sangat berbahaya karena seringkali terjadi kecelakaan di jalan

raya karena pengendara menggunakan telepon sambil menyetir motor atau

mobil. Di beberapa negara perilaku ini menjadi objek pelanggaran

hukum,namun diindonesia perilaku ini sudah biasa.

2. HP seringkali mengganggu suatu forum rapat, majelis taklim,suasana belajar

di kelas, bahkan suasana ibadah di tempat ibadah, karena sering kali peserta

rapat atau majelis taklim mnerima atau menggunakan telepon di saat ia

berada di dalam forum-forum itu. Seringkali pula mahasiswa ber SMS ria

dikelas saat kuliah sedang berlangsung sehingga mengganggu

konsentrasinya.

3. HP yang kadangkala menjadi media yang digunakan untuk hal-hal yang

tidak layak digunakan seperti menggunakan HP untuk menipu,meneror,

memarahi orang, menghasut orang, memfitnah orang dan sebagainya. Sering

pula HP digunakan untuk berselingkuh, hal itu disebabkan karena berkirim

8

Page 9: Telepon genggam yang mencemaskan

SMS seseorang lebih leluasa menyampaikan apa saja yang harus kontak

langsung dengan orang lain.

4. Penggunaan HP yang berlebihan akan meningkatkan pembelian pulsa, hal

ini menyebabkan seseorang sangat boros karena terbiasa bicara panjang

lebar di HP atau mengirim SMS berbaris-baris. Saat ini diperkirakan

penggunaan pulsa HP melebihi anggaran-anggaran perokok

mengonsumsikan tembakau perhari sehingga mengganggu pemenuhan

kebutuhan dasar riil keluarga setiap hari. Tentu hal ini berdampak pula pada

keluarga setiap hari, juga berdampak pula pada kemampuan dan kemauan

orang tua untuk menjalankan uang mereka kepada investasi pendidikan

anak-anak mereka,karena biaya hidup keluarga terkuras habis untuk mebeli

pulsa.

9

Page 10: Telepon genggam yang mencemaskan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Jadi dapat kita simpulkan, bahwa penggunaan telepon genggam yang

mencemaskan disebabkan oleh konsumsi kita terhadap pemakaian telepon genggam itu

sendiri. Pemakaian telepon genggam di Indonesia yang secara berlebihan dapat

menyebabkan beberapa akibat, antara lain:

1. Dapat mencelakakan diri kita sendiri apabila menggunakan HP saat

mengendarai kendaraan.

2. Penggunaan HP dapat menggangu berjalannya rapat, majillis taklim, suasana

belajar, beribadah, dan lain-lainnya.

3. HP digunakan untuk menipu, dan merugikan orang lain.

4. Penggunaan HP yang berlebihan akan meningkatkan pembelian pulsa.

4.2 Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca bahwa menggunakan HP seharusnya

digunakan dengan bertanggung jawab, dan tidak berlebihan, sehingga tidak merugikan

orang lain maupun individu itu sendiri. Penulis juga menyarankan kepada para

mahasiswa dan pelajar untuk menonaktifkan HP nya saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung agar lebih fokus dan ilmu yang diberikan oleh guru/dosen dapat kita terima

dengan baik.

10

Page 11: Telepon genggam yang mencemaskan

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

11