Telaah Konsep, Teori dan Praktik -...

132
DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Transcript of Telaah Konsep, Teori dan Praktik -...

Page 1: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

DASAR-DASARBIMBINGAN DAN KONSELING

Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Page 2: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Page 3: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd.Ahmad Syarqawi, S.Pd.I., M.Pd.

Dina Nadira Amelia Siahaan, S.Pd.I., M.Pd.

DASAR-DASARBIMBINGAN

DANKONSELING

Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Page 4: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELINGTelaah Konsep, Teori dan Praktik

Penulis: Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd., dkk

Editor: Drs. Asrul, M.Si.

Copyright © 2019, pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak: Muhammad Yunus NasutionPerancang sampul: Aulia Grafika

Diterbitkan oleh:PERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)

Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756

E-mail: [email protected] person: 08126516306

Cetakan pertama: Maret 2019

ISBN 978-602-5674-84-6

Dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

Page 5: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikKATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dalam situasi dan kondisi apapun, bersyukur terus kita perbanyakuntuk dipersembahkan kehadirat Allah Swt atas segala nikmat, taufikdan hidayahNya yang dianugerahkan kepada kita umat manusia. Seiringdengan itu salawat serta salam disampaikan kepada Rasulullah Muhammadsaw, dengan risalah Islam yang dibawa Rasulullah, kita memiliki pedomanhidup yang berlaku di semua tempat dan sepanjang zaman. Denganmemperbanyak salawat kepada junjungan alam Nabi Muhammad, insyaAllahsyafaatnya diberikan kepada kita sekalian di akhirat kelak.

Buku ini berjudul: Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling yang ditulisuntuk melengkapi referensi sebagai bacaan sumber belajar bagi mahasiswa,peminat kajian ilmu, dan praktisi bimbingan dan konseling yang dapatmemberikan kontribusi memudahkan mengtasi masalah perkembangandan pembelajaran peserta didik. Apalagi dalam dinamika regulasi pelaksanaanbimbingan dan konseling di Indonesia, maka peran strategis mata kuliahbimbingan dan konseling perlu terus ditingkatkan melalui pendidikandan latihan bidang bimbingan konseling secara teoritis dan praktis.

Dengan kehadiran buku ini diharapkan cakrawala dunia pendidikansemakin meluas dan berkembang untuk memudahkan mahasiswa sebagaicalon pendidik dan tenaga kependidikan dalam menguasai konsep, prinsip,dan praktik bimbingan konseling. Terutama bagi para calon guru matapelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau konselor dalam prosespembelajaran di kampus-kampus Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan(LPTK), maupun pusat-pusat latihan BK. Semoga kehadiran buku inibermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bimbingankonseling di sekolah, madrasah, pesantren dan perguruan tinggi.

Wallahu Yaqul al Haq, Wahuwa Yahdissabil.

Medan, Oktober 2018

Penulis

v

Page 6: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikSAMBUTAN DEKAN FITK

UIN SU MEDAN

Bismillahirrahmanirrahim

Kesyukuran yang setinggi-tingginya disampaikan kehadirat Allahswt atas kasih dan sayangNya untuk kita sekalian dan rahmatNya yangbegitu banyak diberikan kepada umat manusia karena dengan keMahakayaanNya, maka Allah tidak mengambil manfaat dari hambaNya, meskipunmanusia mengabdi kepada-Nya sepanjang waktu dan zaman. Semogakita umat Islam tergolong yang pandai bersyukur, sabar, inovatif dantawakkal atas masalah individu, keluarga, umat dan bangsa yang kitapecahkan dengan baik.

Kami menyambut baik terbitnya buku Dasar-Dasar Bimbingandan Konseling (Telaah Konsep , Teori dan Praktik) yang ditulis Prof.Dr. Syafaruddin, M.Pd, Ahmad Syarqawi, S.Pd.I., M.Pd, dan Dina NadiraAmelia Siahaan, S.Pd.I., M.Pd. setidaknya kehadiran buku dimaksudkanuntuk mengisi kelengkapan buku sumber belajar bagi mahasiswa FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan, serta para peminat kajian Bimbingan danKonseling, baik para guru BK, praktisi bimbingan dan konseling di sekolah,madrasan dan pesantren.

Dengan terbitnya buku ini berarti secara kuantitatif dan kualitatif,ketersediaan buku sumber belajar di jurusan Bimbingan dan Konselingatau Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Sumatera Utara dapat membantumahasiswa memperluas cakrawala konseptual dalam memahami mengapapenting bimbingan konseling dalam dunia pendidikan dan lembaga sosialserta kemasyarakatan. Oleh sebab itu, kehadiran buku sebagai jendelailmu pengetahuan diharapkan mendapat tempat di UIN Sumatera Utara,khususnya fakultas yang mengelola dan menyiapkan mahasiswa untukmenjadi guru BK, dan penyuluh kemasyarakatan dalam dinamika kehidupanmasyarakat di tengah arus globalisasi. Apalagi bagi bangsa-bangsa yangsedang membangun maka berbagai persoalan belajar dan pembelajaranserta pergaulan sosial anak semakin rumit, maka penguasaan teori danteknik untuk praktik bimbingan konseling menjadi keniscayaan ketikaBK melakukan profesionalisasi.

vi

Page 7: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikTerima kasih kepada para penulis buku Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling, semoa menjadi amal sholeh dan bermanfaat bagi pengembanganilmu pengetahuan khususnya bimbingan dan konseling di sekolah ataubimbingan penyuluhan di masyarakat.

Medan, 6 Oktober 2018

Dekan,

Dr. H. Amiruddin Siahaan, M.Pd.

vii

Page 8: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

viii

KATA SAMBUTAN EDITOR

Puji dan syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT dengan anugerahhidayah, taufik, dan ‘inayahNya usaha mengedit dan menerbitkan bukuini dapat terlaksana dengan baik sebagaimana diharapkan. Sholawatdan salam disampaikan untuk junjungan alam, nabi Muhammad RasulullahSAW yang membawa risalah Dinul Islam sebagai pedoman hidup bagiumat manusia, sehingga melalui Nabi Muhammad dapat diterima denganbaik ajaran-ajaran Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi sekalianalam).

Buku yang berjudul: “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” sudahditerima untuk diedit dan diterbitkan sehingga dunia perbukuan di perguruantinggi menjadi semakin ramai, khususnya yang ditulis oleh dosen-dosenUniversitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan. Itu artinya, iklimakademik menjadi semakin maju seiring dengan semakin berkembangnyadosen baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kami berterimakasihkepada para penulis buku ini karena memberikan kepercayaan kepadakami untuk mengedit dan menerbitkan buku ini di pentas perbukuannasional, terutama yang disusun oleh Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, AhmadSyarqawi, M.Pd, dan Dina Nadira Amelia Siahaan, S.Pd.I, M.Pd.

Mudah-mudahan dengan terbitnya buku ini, berarti pengembanganilmu pengetahuan pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling mem-berikan kontribusi baru bagi meningkatkan kualitas pendidikan nasional,melalui pendidikan yang efektif menampilkan guru Bimbingan dan Konselingyang mampu mengeliminir masalah-masalah anak didik sehingga mem-belajarkan anak didik dengan aktif, efektif, inovatif dan menyenangkandi sekolah dan madrasah.

Semoga karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensibagi seluruh mahasiswa yang sedang mencari ilmu pada prodi bimbingandan konseling dan prodi-prodi lainnya, serta seluruh para guru Bimbingandan Konseling/ Konselor serta seluruh para pemerhati Bimbingan danKonseling sehingga wawasan, pengetahuan dan keterampilan para calonguru masa depan dapat semakin ditingkatkan seiring dengan perkembanganzaman yang semakin cepat mengalami perubahan.

Page 9: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik ix

Wallahu Yaqulul Haq, Wahuwa Yahdissabil,

Billahittaufiq Walhidayah,

Medan, Maret 2019

Drs. Asrul Daulay, M.Si.

Page 10: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikDAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................... vSambutan Dekan FTIK UIN SU Medan ....................................... viKata Sambutan Editor ................................................................ viiiDaftar Isi ..................................................................................... x

BAB IPENDIDIKAN, LATIHAN DAN BIMBINGAN KONSELING 1A. Konsep Dasar Pendidikan ....................................................... 1B. Pelatihan ................................................................................. 6C. Bimbingan dan Konseling ...................................................... 9D. Relasi Pendidikan dengan Bimbingan dan Konseling ............ 11

BAB IIKONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING ............ 16A. Bimbingan dan Konseling ...................................................... 16

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ............................... 162. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah .................... 183. Fungsi Bimbingan dan Konseling...................................... 194. Asas-asas Bimbingan dan Konseling ................................. 22

B. Peran dan Fungsi Konselor .................................................... 24

BAB IIILANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING ..................... 26A. Pendahuluan .......................................................................... 26B. Landasan Bimbingan dan Konseling ..................................... 27

1. Landasan Filosofis ............................................................. 272. Landasan Religius .............................................................. 283. Landasan Psikologis .......................................................... 324. Landasan Sosial-Budaya.................................................... 375. Landasan Ilmiah Tekhnologi ............................................. 456. Landasan Paedagogis ........................................................ 49

x

x

Page 11: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik xi

BAB IVLAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ........................ 56A. Pendahuluan .......................................................................... 56B. Jenis Layanan dalam Bimbingan dan Konseling ................... 57

1. Layanan Orientasi ............................................................ 582. Layanan Informasi ........................................................... 583. Layanan Penempatan dan Penyaluran ............................. 594. Layanan Penguasaan Konten ........................................... 605. Layanan Konseling Individual .......................................... 616. Layanan Bimbingan Kelompok ........................................ 627. Layanan Konseling Kelompok .......................................... 638. Layanan Konsultasi .......................................................... 649. Layanan Mediasi .............................................................. 6510. Layanan Advokasi............................................................. 66

C. Operasionalisasi Layanan dalam Bimbingan dan Konseling . 66

BAB VKEGIATAN PENDUKUNG DALAM BIMBIINGAN DANKONSELING .............................................................................. 69A. Pendahuluan .......................................................................... 69B. Jenis Kegiatan Pendukung ..................................................... 69

1. Aplikasi Instrumentasi ...................................................... 702. Himpunan Data ................................................................ 713. Konferensi Kasus ............................................................... 724. Kunjungan Rumah ............................................................ 775. Alih Tangan Kasus ............................................................. 786. Tampilan Kepustakaan ...................................................... 79

BAB VIBIDANG PENGEMBANGAN BIMBINGAN DANKONSELING .............................................................................. 81A. Pendahuluan .......................................................................... 81B. Jenis Bidang Pengembangan dalam Bimbingan dan

Konseling ................................................................................ 821. Bidang Pengembangan Pribadi ......................................... 82

Page 12: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikxii

2. Bidang Pengembangan Sosial ........................................... 843. Bidang Pengembangan Belajar ......................................... 864. Bidang Pengembangan Karir ............................................. 87

BAB VIIHUBUNGAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGDENGAN PELAYANAN LAINNYA ......................................... 90A. Pendahuluan .......................................................................... 90B. Jenis Hubungan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

dengan Pelayanan Lainnya .................................................... 911. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan

Kesehatan .......................................................................... 912. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan

Psikologi ............................................................................. 963. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan

Psikoterapi ......................................................................... 100

BAB VIIIPERJALANAN PANJANG BIMBINGAN DAN KONSELING 104A. Pendahuluan .......................................................................... 104B. Sejarah Organisasi Profesi Bimbingan dan Konseling ........... 105

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 116LAMPIRAN ................................................................................ 119TENTANG PENULIS ................................................................ 264

Page 13: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

1DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

1

BAB I

PENDIDIKAN, LATIHANDAN BIMBINGAN KONSELING

A. KONSEP DASAR PENDIDIKANKeberadaan lembaga, kegiatan dan proses pendidikan telah berlangsung

lama, sama usianya dengan masa dan regenerasi dalam kehidupan manusia.Karena pada hakikatnya pendidikan adalah khas kegiatan manusia sebagaimakhluk berbudaya. Sedangkan makhluk lain ciptaan Allah sebagaimanahalnya binatang atau hewan, dan tumbuh-tumbuhan, atau gunung-gunung dipastikan tidak memiliki kebudayaan. Perilakunya juga jauhberbeda dengan manusia. Hewan dan tumbuhan terbentuk dengan sifatyang tetap, sementara manusia perilakunya bernilai budaya dan berkembangsecara terus menerus. Faktanya kegiatan, proses dan lembaga pendidikanmerupakan produk pemikiran, perasaan dan perilaku manusia sebagaibagian budayanyasedangkan makhluk lain memiliki perilaku yang sifatnyastatis. Hal tersebut dalam realitasnya mencakup ruang lingkup yangluas dalam pergaulan manusia di rumah tangga dan sekolah.

Kegiatan pendidikan berlangsung di rumah tangga antara anakdengan orang tua. Kegiatannya dapat berbentuk keteladanan ayah danibu dihadapan anak-anaknya pembiasaan, latihan, nasihat dan hukuman.Begitu juga di sekolah, pendidikan dan pembelajaran dilakukan oleh guruterhadap anak didik. Begitu pula pendidikan berisikan pergaulan yangdisengaja mengarahkan anak-anak oleh guru dan pembimbing di sekolah,bahkan pergaulan sosial yang bersengaja secara luas di masyarakat.

Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan luar biasa. Ketikaanak mulai berlatih merangkak, duduk, berjalan hingga mampu berdiridan berlari dengan keseimbangan sempurna. Kemudian anak-anak mulaiterampil menggunakan peralatan dan melakukan sesuatu yang menjadikesukaan dan keterampilannya. Ketika anak memasuki remaja awal,dan kemudian menjadi tumbuh dewasa untuk menjadi dirinya sendiri.Dalam hal ini setiap orang tua bertanggung jawab mengawal pertumbuhan(fisik) dan perkembangan psikhis (jiwa) anak yang memerlukan pendidikan.

Page 14: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

2 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikada sebagian anak yang cepat mampu berjalan, baru kemudian diiringiketerampilan berbicara, dan berkomunikasi (Ismail Kusmayadi, 2017).

Dalam rentang pertumbuhan dan perkembangan awal anak, makakeberadaan orang tua sebagai pemimpin dan pendidik berperan strategisdalam mengarahkan perkembangan potensi anak sehingga mencapaikecerdasan secara intelektual, spiritual, emosional dan sosial. Denganbimbingan dan pengarahan dari orang tua, maka anak mengetahui danmensikapi nilai-nilai kebaikan hidup secara moralitas maupun keagamaan.Segala potensi yang dibawanya sejak lahir berkembang dalam bimbinganorang tua melalui keteladanan, latihan pembiasaan, nasihat, hukumandan imbalan.

Para pendidik, terutama ayah dan ibu mempunyai tanggung jawabsangat besar dalam mendidik anak-anak dengan kebaikan dan dasar-dasar moral. Tanggung jawab mereka sangat komplek, yaitu perbaikanjiwa mereka, meluruskan kepincangan mereka, mengangkat mereka dariseluruh kehinaan dan pergaulannya yang baik dengan orang-orang lain.Harus diajarkan sejak kecil untuk berlaku benar, dapat dipercaya, istiqomah,mementingkan orang lain, menolong orang yang membutuhkan bantuan,menghargai orang yang lebih besar, menghirmati tamu, berbuat baikkepada tetangga dan mencintai orang lain. Setidaknya ada dua peran utamaorang tua dalam keluarga, yaitu peran sebagai pemimpin dan peran sebagaipendidik.

Berdasarkan teori kepedulian dan pendidikan karakter sepakat bahwacara membuat dunia lebih baik adalah sama halnya bergantung atasorang-orang yang lebih baik dari pada prinsip-prinsip lebih baik, tetapipersoalan yang mengemuka adalah bagaimana seharusnya menghasilkanorang-orang yang lebih baik. Para teoretisi lebih memperhatikan bagaimanamembangun kondisi yang sama untuk mendorong kebaikan-kebaikandaripada pengajaran langsung. Lebih jauh dijelaskan oleh Neil Noddings(2002) bahwa: “Both character educators and care theorists believe that moralmotivation arises within the agent or within interactions. Our hope is thatthe behavior required by prescriptive principles will become descriptive ofactual behavior”. Ahli pendidikan karakter dan teori kepedulian meyakinibahwa motivasi moral muncul dengan adanya agen/pelopor atau carainteraksi. Dengan begitu dapat diharapkan bahwa munculnya perilakudengan prinsip-prinsip yang menjadi paparan saran dari perilaku nyata.Semua prinsip moral harus menjadi perilaku nyata sebagai pendidikanmoral anak yang membentuk kepribadiannya.

Page 15: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

3DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikPendidikan adalah proses menumbuh-kembangkan potensi anak

untuk mencapai kedewasaan. Proses tumbuh kembang anak merupakansebuah proses yang berlangsung teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan.Secara umum menurut Ismail Kusmayadi (2017) bahwa ciri-ciri tumbuhkembang anak, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi bersamaan dan berkorelasi.Misalnya; pertumbuhan otak dan serabut syaraf akan disertai perubahanfungsi yaitu perkembangan inteligensianya.

2. Perkembangan mempunyai pola yang teratur dan berurutan. Pertumbuhandan perkembangan pada tahap awal akan menentukan pertumbuhandan perkembangan tahap selanjutnya. Misalnya sebelum anak bisaberjalan harus bisa berdiri terlebih dahulu.

3. Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai pola yang tetap yaituperkembangan lebih dahulu terjadi pada daerah kepala kemudianmenuju ke arah bawah. Perkembangan terjadi pada kemampuangerak kasar terlebih dahulu kemudian diikuti gerak halus.

4. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.Kematangan merupakan proses dari dalam (intrinsik) yang terjadidengan sendirinya sesuai bakat dan potensi anak. Sedangkan prosesbelajar akan mengasah kemampuan anak sehingga anak memilikikemampuan menggunakan sumber dan potensi yang diwariskankepada anak.

5. Perkembangan dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola perkembanganbagi semua anak dari tahapan umum kepada tahapan spesifik/khusus,yang terjadi secara teratur dan berkesinambungan. Dengan demikiantahapan perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsungdalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok,dan kehidupan setiap individu. Jika bidang-bidang lain seperti ekonomi,pertanian, perindustrian berperan menciptakan sarana dan prasaranabagi kepentingan manusia, maka pendidikan berurusan langsung denganpembentukan manusianya. Pendidikan menentukan model manusia yangakan dihasilkannya.

Menurut E. Mulyasa (2015) pendidikan juga memberikan kontribusiyang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakanwahana dalam nenerjemahnya konstitusi serta sarana dalam membangun

Page 16: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

4 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikwatak bangsa (nation character building). Perkembangan watak atau karaktermulia yang diharapkan anak dipengaruhi banyak faktor, baik faktorinternal bawaan anak maupun faktor eksternal yang merupakan lingkunganpergaulan anak dalam suasana pertumbuhan dan perkembangan yangdialami pribadi anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangansosial anak, yaitu:

1. Keluarga` Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangansosial.

2. KematanganUntuk dapat bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisikdan psikhis, sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberidan menerima nasihat orang lain, memerlukan kematangan intelektualdan emosional, di samping itu kematangan dalam berbahasa jugasangat menentukan.

3. Status Sosial EkonomiKehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial eknomi keluargadalam masyarakat.

4. PendidikanPendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.

5. Kapasitas Mental: emosi dan inteligensiKemampuan berpikir dapat mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuanbelajar, memecahkan masalah, dan bahasa. Perkembangan emosiberpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak (Ismail Kusmayadi,2017).

Dalam konteks ini, keberadaan guru berperan luas dan bersifatmultifungsi. Keberadaan guru sebagai pengajar, teladan, motivator, pemberiannasihat, pembimbing, ilmuan, sebagai innovator, sebagai pemimpin,evaluator, dan sebagai pengawas. Dalam keseluruhan ini pada intinyaguru adalah pendidik yang menentukan arah masa depan dan pembentukankepribadian anak didik supaya menjadi dewasa dan memiliki kematangansebagai pribadi shaleh.

Proses pendidikan dan bimbingan terhadap anak berhadapan denganperubahan nilai yang begitu cepat. Kadangkala anak-anak kurang siapmenghadapi beban belajar di sekolah, interaksi sosial (pergaulan antar

Page 17: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

5DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktiksesama siswa) yang kurang kondusif bagi harapan perubahan perilakuyang baik. Menurut Syafaruddin (dalam Mesiono, 2015) bahwasanyaada sebagian anak didik yang mengalami hambatan dalam pembelajarannyaditandai tugas-tugas belajar tidak selesai dengan baik dan benar, dayaserap rendah, dan pada gilirannya diperlukan bimbingan yang maksimaldan guru-guru mereka diharapkan secara cerdas membantu anak didiksehingga mampu menyelesaikan masalahnya.

Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam artimeneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskandan mengembangkan IPTEK, sedangkan melatih berarti mengembangkanketerampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaanmeliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua,dapat memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya, mulaidari sebagai makhluk beriman (homo ludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homo pithers), dan sebagai makhluk berpikir (homo sapiens).Membantu peserta didik dalam mentransformasikan dirinya sebagaiupaya pembentukan sikap dan membantu peserta dalam mengidentifikasikandiri peserta didik itu sendiri (Hamzah B. Uno, 2007).

Manusia secara potensial dapat memiliki pengetahuan dan mengem-bangkannya menjadi ilmu (science) bahkan melahirkan teknologi karenamanusia dibekali instrument baik berupa pendengaran, penglihatan maupunakal dan hati sehingga pengalaman manusia dalam hidupnya telah melahirkanilmu pengetahuan. Kreativitas manusia dalam pengalaman hidupnya,pendidikan dan latihan telah menghasilkan ilmu pengetahuan dan metodekeilmuan sehingga pengetahuan yang diperolehnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai kebenaran ilmiah dalam batas-batas kemampuanakal (Syafaruddin, dkk, 2017).

Pentingnya pendidikan dan alih informasi serta teknologi dari salahsatu pihak kepada pihak lain atau sifat kerjasama yang menjadi ide sentralperubahan suatu masyarakat ke arah saling kebergantungan, karenadiyakini tidak satupun masyarakat atau bangsa dapat hidup mandiri memenuhisegala hajat kehidupannya tanpa bantuan pihak lain. Di sini diperlukanguru profesional dalam melakukan pembinaan potensi-potensi anakmelalui pembelajaran yang mentransformasikan kebudayaan bangsakepada anak dalam wujud pembelajaran berbagai mata pelajaran danperan guru kelas dalam membelajarkan anak didik. Pembelajaran tersebutdapat dilayani melalui jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar,

Page 18: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

6 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmenengah, dan pendidikan tinggi. Peranan guru dalam pendidikan sangatmenentukan arah kehidupan masa depan anak.

B. PELATIHANPendidikan dan latihan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam esensi

pengembangan sumberdaya manusia. Pelatihan (training) menjadi bagiandari proses meningkatkan keterampilan dalam bidang pekerjaan tertentu.Namun kadangkala istilah pelatihan disandingkan dengan pendidikan,yang kemudian dituliskan dengan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT).

Penyandingan kedua kalimat ini tidak membuat kerancuan diantarakeduanya, bahkan menjadi sebuah dasar dalam memberikan pemahamanuntuk bisa melabelkan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang,apakah kegiatan itu merupakan pendidikan atau pelatihan. Dalam melaksanakanpelatihan, memang membutuhkan sebuah perencanaan yang matang,agar akhir dari pelatihan memiliki output dan outcome yang jelas danterukur. Pelattihan pada umumnya lebih berorientasi pada penambahanatau pengayaan keterampilan (psikomotorik) dari peserta latihan. Dalamkenyataannya dering ditemukan latihan kepemimpinan pemuda, remaja,latihan komputer, latihan bahasa Ingris, dan yang mendekati program for-mal ada latihan-latihan bagi para pegawai, karyawan, atau calon karyawan.

Menurut Mustofa Kamil (2010) istilah pelatihan merupakan terjemahandari kata “training” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah akar kata “training”adalah “train” yang berarti: (1) memberi pelajaran dan praktik (give teachingand practice), (2) menjadikan berkembang dalam arah yang dikehendaki(cause to grow in a required direction), (3) persiapan (preparation), dan (4)praktik (practice).

Pendapat ahli yang telah diungkapkan di atas, dapat difahami bahwasanyapelatihan dalam pelaksanaannya memberikan pelajaran dan untuk selanjutnyadipraktikkan kepada para peserta agar peserta pelatihan memiliki pengetahuandan keterampilan tentang materi yang diberikan. Selanjutnya pelatihanjuga berorientasi kepada pengembangan kemampuan para peserta untukmendapatkan hasil yang lebih maksimal agar kinerja para anggota semakinmeningkat dan berkualitas. Pelatihan sebagai persiapan adalah sebuahupaya dalam memberikan bekal kepada para peserta dalam menghadapisetiap kemungkinan yang akan terjadi di lingkungan yang ada sekitarnya,terutama lingkungan kerja sehingga berbagai kemungkinan yang mengancamprofesionalisme dapat segera diantisifasi oleh para pekerja. Pelatihan sebagai

Page 19: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

7DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikprakti berarti dalam kegiatana training tidak hanya memberikan pengetahuansemata, tetapi jauh dari itu setiap pengetahuan yang telah didapat akandilatihkan kepada peserta sampai mereka dapat melaksanakannya denganterlatih.

Selanjutnya menurut William G. Scott yang dirangkum dalam bukunyaSedarmayanti (2007:163) menegaskan bahwa pelatihan adalah: Trainingin the behavioral sciences is an activity of line and staff which he has its goalexecutive development to achieve greater individual job effectiveness, improvedinterpersonal relationships in the organization, and enhanced executiveadjustment to the context of his total environment”. Secara maknawi dapatdiartikan bahwa pelatihan dalam ilmu pengetahuan perilaku adalah suatukegiatan lini dan staf yang bertujuan mengembangankan pemimpin untukmencapai efektivitas pekerjaan perorangan yang lebih besar, hubunganantara pribadi dalam organisasi yang lebih baik dan penyesuaian pemimpinyang ditingkatkan kepada konteks seluruh lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat difahami bahwasanya pelatihanmerupakan aktifitas yang dilakukan oleh seorang yang telah ahli dalammemberikan pelatihan untuk meng upgrade keterampilan para staf untukdapat memaksimalisasikan tugasnya sehingga pada akhirnya akan menghasilsuasana kerja yang efektif.

Lebih lanjut ditambahkan oleh John H. Proctor dan William M. Thorntonbahwasanya Training is the intentional act of providing means for leangingto take place. Pendapat ini memberikan informasi bahwasanya pelatihanadalah tindakan yang disengaja memberikan alat agar pembelajarandapat dilaksanakan.

Menurut Andrew E. Sikula berpendapat bahwa Training is a short-termeducational process utilizing a systematic and organized procedure by whichnon managerial personnel learn technical knowledge and skills for definitepurpose. Pendapat ini memberikan pesan bahwasanya pelatihan adalahsuatu proses pendidikan jangka pendek memanfaatkan prosedur sistematisdan terorganisir, dimana personil non manajerial mempelajari kemampuandan pengetahuan teknis untuk tujuan tertentu.

Secara umum dapat difahami bahwa pelatihan adalah pekerjaanyang tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan karena kegiatan ini beorientasikepada hasil keterampilan yang diperoleh para peserta dari pelatih sehinggasetelah kegiatan ini diakhiri, diharapkan para peserta latihan dapat melakukansebuah kegiatan dengan baik dan memperoleh hasil kerja yang maksimal.

Page 20: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

8 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Pelatihan akan menunjang maksimalisasi peran para pekerja dalam sebuahorganisasi perusahaan.

Pelatihan bertujuan sebagai langkah strategis yang dapat dilakukanuntuk meningkatkan keterampilan para staf melalui proses pendidikankhusus dan dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat. Selanjutnyadiungkapkan oleh Henry Simamora (1995:287) Pelatihan adalah serangkaianaktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan,pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang individu. Pelatihanberkenaan dengan perolehan keahlian-keahlian atau pengetahuan tertentu.Program pelatihan berusaha untuk mengajarkan trainee sebagaimanamelaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu

Pelatihan selalu dilihat dan difokuskan dalam hubungan denganpekerjaan-pekerjaan tertentu. Dalam kenyataannya pelatihan sebenarnyatidak harus selalu dalam kaitan dengan pekerjaan, atau tidak selalu diper-untukkan bagi pegawai (Mustofa Kamil, 2010). Pelatihan dapat dilakukanuntuk mengembangkan bakat dan minat, pelatihan dalam peningkatankompetensi para pekerja profesi dan karir. Karena itu, dalam kerangkamenambah keterampilan baru, atau persiapan memasuki pekerjaan tertentu,maka latihan-latihan keterampilan selalu dilaksanakan programnya. Dalamkonteks ini, latihan juga menyertakan kegiatan pembelajaran, atau mem-belajarkan dan memudahkan para peserta untuk mencapai keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan yang dilaksanakan. Dengankata lain, latihan menjadi bagian dari proses pendidikan, sebagaimanahalnya kegiatan pembelajaran/pengajaran, bimbingan, dan pembinaan.Keterhubungan kegiatan kegiatan tersebut yang menjadi totalitas kegiatanpendidikan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Hubungan Pendidikan, pengajaran, pembimbingan,pembinaan dan pelatihan

Pendidikan

 Pengajaran

Pelatihan

Pembimbingan

Pembinaan

Page 21: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

9DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikC. BIMBINGAN DAN KONSELING

Anak didik adalah pribadi yang menjadi perhatian dalam dunia bimbingandan konseling. Faktanya, anak didik hidup, tumbuh dan berkembangtidak hanya di dalam keluarga, tetapi juga di lingkungan yang lebih luas.Dalam lingkungan yang lebh luas anak didik melakukan kegiatan belajardan bergaul di sekolah. Bahkan tidak hanya di sekolah bergaul dengansesame siswa tetapi juga bergaul dengan guru ketika pembelajaran ber-langsung di dalam kelas dan di luar kelas seperti di perpustakaan, laboratoriumdan taman sekolah serta lapangan olah raga. Begitu anak pulang darisekolah, pergaulan yang lebih luas juga dilakoni oleh anak didik, bergauldan bermain dengan teman sebayanya sebagai bagian dari mengisi waktuluang setelah pulang dari sekolah. Di sisi lain, pengaruh lingkungan eksternaldapat bersifat positif dan juga negatif terhadap perkembangan kepribadiananak didik, di tengah perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yangbegitu cepat dan canggih. Anak didik harus dapat memilah dan memilihkemanfaatan kemajuan sains dan teknologi bagi perkembangan pribadidan masa depannya.

Dalam konteks ini orang-orang dewasa, guru, konseling dan kalanganprofesional bertanggung jawab memberikan kepeduliaan terhadap budayadosen, dan harus peduli terhadap masalah siswa sebagai anak yang ber-kembang menuju kedewasaan. Oleh karena itu, layanan bimbingan dankonseling sangat diperlukan sebagai sarana untuk membantu (to help)masyarakat agar tidak salah langkah dalam menyikapi perkembanganyang serba canggih (Bambang Ismaya, 2015).

Karena nampaknya hidup bagi anak adalah persoalan bermainsesuai dengan usia yang dijalaninya. Begitupun ada saja masalah yangdihadapi anak dalam tugas pertumbuhan dan perkembangannya untukmenjadi pribadi yang berkepribadian seutuhnya. Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam perkembangannya, baik masalah belajar,masalah pergaulan sosial, masalah ekonomi, maupun masalah keberagamaan,maka perlu bimbingan orang tua, anggota keluarga lainnya, guru, psikolog,konselor dan profesional lainnya.

Di dunia pendidikan pada zamannya dikenal pula kegiatan bimbingandan konseling yang dilakukan atas dasar tanggung jawab untuk membantumemecahkan masalah yang dihadapi anak. Ketika anak-anak mulai bergauldalam lingkungan eksternal lebih luas, maka dia menghadapi masalahlebih luas dan rumit pula. Disini diperlukan bantuan orang dewasa untuk

Page 22: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

10 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmenghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan kemampuan dirisendiri. Karena itu layanan bimbingan dan konseling menjadi tugas pokokguru pembimbing atau konselor membantu anak memaksimalkan pengem-bangan potensinya. Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2011) kegiatankonseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pada umumnya dilaksanakan secara individual

2) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka

3) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan seorang yang ahli

4) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untukmemecahkan masalah yang dihadapi klien

5) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkanmasalahnya dengan kemampuan sendiri

6) Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan berupabantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada konseli dengancara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang denganmemberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahanyang dialami oleh konseli dengan cara terus menerus dan simultan.

Sunaryo (dalam Bambang Ismaya, 2015) mengemukakan bahwakonseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu,makna bantuan itu sendiri yaitu sebagai upaya untuk membantu oranglain agar ia mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu meng-hadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas konseloradalah menciptakan kondisi-kondisi fasilitatif yang diperlukan bagi pertumbuhandan perkembangan klien.

Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Hubungan konselingterjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselordengan klien. Hubungan itu tidak hanya bersifat kognitif dan dangkal,tetapi juga melibatkan semua unsur kepribadian dari keuda belah pihakyang meliputi: pikiran, perasaan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan,harapan dan lain-lain. Dalam proses konseling kedua belah pihak hendaknyamenunjukkan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena konselingitu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.

Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas sebagianbesar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dan kliennya.Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannyadalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.

Page 23: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

11DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikDari seluruh pengertian konseling yang ada Shertzer dan Stone (1980:82-88) menyimpulkan bahwa yang menjadi tujuan konseling pada umumnyadan di sekolah pada khususnya adalah mengadakan perubahan perilakupada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif danmemuaskan.

Khusus di sekolah Boy dan Pins (Depdikbud, 1983:14) menyatakanbahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih matangdan lebih mengaktualisasikan dirinya membantu siswa maju dengan caraposiif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri. Persepsi dan wawasan siswa berubah danakibat dari wawasan baru yang diperoleh, maka timbullah pada diri siswareorientasi positif terhadap kepribadian dan kehidupannya.

D. RELASI PENDIDIKAN DENGAN BIMBINGAN DANKONSELINGSunaryo Kartanidata (2007:104) menegaskan bahwa apabila kita

berbicara tentang bimbingan dan konseling tidak terlepas dari pendidikan,karena bimbingan dan konseling ada didalam pendidikan. Dalam upayamembantu individu mewujudkan pribadi yang utuh, bimbingan dankonseling peduli terhadap pengembangan nalar yang motekar “kreatif”untuk mencapai kehidupan yang baik dan benar.

Upaya bimbingan dalam merealisasikan fungsi-fungsi pendidikanseperti disebutkan terarah kepada upaya membantu individu dengankemotekaran nalarnya, untuk memperhalus (refine), menginternalisasikan,memperbaharui dan mengintegrasikan sistem nilai kedalam perlakumandiri.

Pendidikan yang bermutu adalah upaya manusia mengintegrasikantiga bidang kegiatan utama dalam pendidikan secara sinergi, yaitu bidangadministratif, dan kepemimpinan, bidang instruksional serta bidangpembinaan siswa (bimbingan dan konseling). Pendidikan yang hanyamelaksanakan bidang administrative dan pengajaran dengan mengabaikanbidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yangpintar dan terampil dalam aspek akademik tetapi kurang memiliki kemampuanatau kematangan dalam aspek psikososiospiritual (Muhammad DjawadDahlan dan Achmad Juntika Nurihsan, 2007).

Bangsa yang maju dan modern adalah bangsa yang unggul peradabannya.

Page 24: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

12 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikDalam hal ini peradaban adalah bentuk budaya paling tinggi dari suatukelompok masyarakat yang dibedakan secara nyata dari makhluk hiduplainnya. Menurut Ahmad Juntika Nurihsan (2015) peradaban mencerminkankualitas kehidupan manusia dalam masyarakat. Kualitas peradaban diukurdari ketentraman (human security), kedamaian (peacefull), keadilan (justice),dan kesejahteraan (welfare) yang merata.

Model bimbingan komprehensif adalah suatu konsp dasar dan kerangkakerja bimbingan yang berasumsi sebagai berikut:

1. Bimbingan adalah suatu program yang memiliki ciri-ciri sebagaiberikut: (a) memiliki standar pencapaian perkembangan peserta didik,(b) memiliki aktivitas dan proses untuk membantu peserta didik men-capai standar perkembangannya, (c) aktivitas dilakukan oleh personelyang profesional dan bersertifikat, (d) memiliki sumber dan materiyang mendukung, (e) memiliki personel dan hasil bimbingannyadievaluasi.

2. Program bimbingan adalah perkembangan dan komprehensif. Programbimbingan dilakukan secara teratur, terencana dan sistematis didasarkanpada upaya membantu peserta didik berkembang dalam bidang akademik,karir, pribadi dan sosial. Program bimbingan lebih mengutamakanpada upaya membantu seluruh peserta didik mengalami pertumbuhandan perkembangannya. Namun demikian, program bimbingan membantujuga peserta didik yang menghadapi krisis dan masalah yang harussegera diatasi. Program bimbingan adalah komprehensif dalam artilayanan dan aktivitas bimbingan dilakukan (bimbingan klasikal, bimbingankelompok, konseling individual, konsultasi, referral, penelitian danpengembangan, hubungan dengan staf dan masyarakat, penasihatandan mengembangkan pengelolaan program bimbingan).

3. Program bimbingan dilakukan dengan menggunakan pendekatantim. Bimbingan komprehensif didasarkan pada asumsi bahwa seluruhstaf sekolah dilibatkan dalam kegiatan bimbingan. Namun demikiankonselor professional dan bersertifikat adalah ujung tombak dalammelaksanakan program bimbingan. Konselor sekolah tidak hanyamemberikan layanan langsung kepada peserta didik tetapi juga bekerjamelayani konsultasi dan melakukan kolaborasi dengan anggotatim bimbingan, anggota staf sekolah, orang tua dan anggota masyarakat.

4. Program bimbingan dikembangkan melalui perencanaan, pelaksanaan,penilaian dan pengembangan yang dilakukan secara sistematis. Proses

Page 25: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

13DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikini menjamin tercapainya tujuan program bimbingan yang sudahdirancang secara mantap.

5. Program bimbingan memiliki kepemimpinan yang mantap. Kepemimpinanini menjamin pertanggung jawaban terhadap program dan terhadapmutu kinerja staf (Ahmad Juntika Nurihsan, 2015).

Program bimbingan komprehensif dipahami sebagai program bimbinganyang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan layanan terhadap semuaanak dan semua aspek potensi yang dimiliki sehingga siswa mampuatau memiliki keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi dengankemampuannya. Dalam konteks ini guru pembimbing atau konselordengan ilmu dan keterampilannya hanya membantu untuk memudahkansiswa memecahkan masalah, mengambil keputusan sehingga terampildan mencapai tujuan kematangan dan kedewasaan yang menyeluruh,baik intelektual, moralitas, spiritual, sosial, dan estetika.

Pendidikan yang bermutu adalah aktivitas yang mengintegrasikantiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratifdan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler dan bidang pem-binaan siswa (bimbingan dan konseling). Pendidikan yang hanya melaksanakanbidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bim-bingan, mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar danterampil dalam aspek akademik tetapi kurang memiliki kemampuan ataukematangan dalam aspek psikososios spiritual (Samsu Yusuf dan JuntikaNurihsan, 2011).

Ketiga bidang utama di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Bidang Administratif dan KepemimpinanBidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan, program secara efisien.Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemmpinan (kepala sekolahdan staf administrasi lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan,organisasi, deskripsi jabatan, atau pembagian tugas, pembiayaan,penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi danevaluasi program.

2) Bidang instruksional dan kurikulumBidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untukmemberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap.Pihak yang bertanggung jawab secara langsung bidang ini adalahpara guru.

Page 26: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

14 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik3) Bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling).

Bidang ini terkait dengan program pemberian layanan, bantuan kepadapeserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yangoptimal melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.Personelyang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembinaansiswa ini adalah guru pembimbing atau konselor (Samsu Yusuf danJuntika Nurihsan, 2011).

Itu artinya pemberian layanan pembinaan siswa dipahami sebagaikegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan adalah membantuanak untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan dirinya secaraoptimal di tengah lingkungan yang berubah untuk memenuhi tugas per-kembangannya. Sedangkan konseling berisikan kegiatan bantuan kepadasiswa sehingga mampu mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajarandan pergaulannya sehari-hari. Menurut Mamat Supriatna, peserta didiksebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi(becoming) yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.Untuk mencapai kematangan tersebut peserta didik memerlukan bimbingan,karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentangdirinya dan lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arahkehidupannya. Di samping itu terdapat suatu keniscayaan, bahwa prosesperkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus, atau sterildari masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu tidak selaluberjalan dalam jalur linier, lurus atau searah dengan potensi, harapandan nilai-nilai yang dianut.

Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan,baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat inheren lingkungan adalah perubahan.Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat memengaruhi gayahidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itusulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkandiskontinuitas perkembangan perilaku individu, seperti terjadinya stagnasi/kemandegan, masalah –masalah pribadi atau penyimpangan perilaku.Perubahan lingkungan yang diduga memengaruhi gaya hidup dan diskontinuitas:ledakan penduduk, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosialekonomi masyarakat, revolusi informasi, pergeseran fungsi atau strukturkeluarga, dan perkembangan struktur masyarakat dari agraris ke industri(Mamat Supriatna, 2011).

Page 27: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

15DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikDengan demikian bimbingan dan konseling yang berkembang saat

ini adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Bimbingan dan konselingperkembangan bagi murid adalah upaya pemberian bantuan kepadamurid yang dilakukan secara berkesinambungan supaya mereka dapatmemahami dirinya sehingga mereka sanggup bertindak secara wajarsesuai dengan tuntutan lingkungan, keluarga dan masyarakat serta kehidupanpada umumnya. Bimbingan membantu mereka mencapai tugas perkembangansecara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi (Amin Budiamindan Setiawati, 2009).

Page 28: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

16 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBAB II

KONSEP DASAR BIMBINGANDAN KONSELING

A. BIMBINGAN DAN KONSELING1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata guidancedan counseling dalam bahasa Inggris. Arti dari kedua istilah itu baru dapatditangkap dengan tepat, bila ditinjau apa yang dimaksudkan dengankedua kata asli dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris Guidancedikaitkan dengan kata dasar guide, yang artinya: menunjukkan jalan,memimpin, menuntun, memberikan petunjuk, mengatur dan mengarahkan,atau memberikan nasihat.

Menurut Dunsmoor dan Miller (dalam Abu Bakar M. Luddin, 2009),bimbingan adalah membantu individu untuk memahami dan menggunakansecara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan dan pribadiyang merekan miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai bentukbantuan yang sistematik, dimana siswa dibantu untuk dapat memperolehpenyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap lingkungannya.

Kemudian bimbingan menurut C. Patterson, yaitu:

Proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorangkonselor dengan satu atau lebih klien dimana konselor menggunakanmetode-medote psikologis atas dasar pengetahuan sistematika tentangkepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mentalklien”. Selanjutnya menurut Shertzer dan Stone “Konseling adalahinteraksi yang terjadi antara dua orang individu, masing-masingdisebut konselor dan klien. Interaksi ini terjadi dalam susana profesional,dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien”.

Lebih lanjut Menurut Berdnad & Fullmer “Konseling adalah meliputipemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-

16

Page 29: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

17DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikkebutuhan, motivasi dan potensi-potensi yang unik dari individu yangbersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut”.

Selanjutnya Menurut Mc. Daniel (dalam Lahmuddin) “Konselingmerupakan rangkaian pertemuan konselor dengan klien. Dalam pertemuanitu, konselor membantu klien mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.Tujuanpemberian bantuan itu adalah agar klien dapat menyusuaikan diri, baikdengan diri maupun lingkungan”.

Pengertian bimbingan secara luas adalah suatu proses pemberianyang terus menerus dan sistematis kepada individu di dalam memecahkanmasalah yang dihadapinya agar tercapainya kemampuan untuk dapatmemahami dirinya, kemampuan untuk dapat merealisasikan kemampuandirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapaipenyesuaian diri dalam lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah,dan masyarakat.

Sedangkan konseling adalah pertemuan empat mata antara konselordan konseling yang berisi usaha yang unik dan manusiawi, yang dilakukandalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas normo-norma yangberlaku. Di dalam pelayanan konseling terdapat beberapa bentuk darikonseling itu sendiri antara lain: Konseling perorangan (individual) dankonseling kelompok (Prayitno dan Erman Amti, 2004).

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melaluiwawancara dan teknik pengubahan tingkah laku lainnya oleh seorangahli (konselor) kepada individu-individu yang sedang mengalami masalah(klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien”(Abu Bakar M. Luddin, 2009).

Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling merupakansuatu profesi yang mestinya hanya dilakukan oleh orang-orang yangberkompotensi baik dari segi ilmu pengetahuan, kemahiran, pendidikandan pengalaman. Serta membantu dalam suatu masalah, memberi jalanpenyelesaian dalam masalah yang dihadapi. Ada hubungan timbal balikantara individu, dimana konselor berusaha untuk mencapai pengertiantentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yangdihadapinya yang akan datang. Konselor hanya memberi jalan hasil akhirada ditangan konseling itu sendiri.

Page 30: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

18 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yangdiharapkan, atau sesuatu yang ingin dicapai melalu berbagai kegiatanyang diprogramkan.Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataanyang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi siswa yang diharapkanberkembang (kompetensi siswa) melalui berbagai strategi layanan kegiatanyang diprogramkan.

Menurut Rochman Natawidjaja (2007:464) Bimbingan dan konselingbertujuan untuk membantu siswa agar memilikk kemampuan untukmengembangkan potensi dirinya, atau menginternalisasi nilai-nilai yangterkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya.Kemampuan meniternalisasi itu meliputi kepada tiga tahapan, diantaranyayaitu: (1) pemahaman (awareness), (2) sikap (accommodation), dan keteram-pilan atau tindakan (action).

Selanjutnya ditambahakan oleh Ahman (Rochman Natawidjaja,2007:231) menegaskan bahwasanya tujuan pemberian layanan bimbingandan konseling adalah (1) membantu siswa mengembangkan pemahamandiri, sesuai dengan kecakapan, minat, hasil belajar dan kesempatan yangada, (2) membantu siswa menjalani proses sosialisasi dan personalisasinilai-nilai dan mengambngkan kepekaan terhadap kebutuhan dan keadaanorang lain, (3) membantu siswa mengembangkan motif instrinsik dalambelajar sehingga tercapai tujuan pengajaran yang bermakna, (4) menumbuhkandorongan untuk mengarahkan diri, memecahkan masalah, menentukanpilihan dan keputusan, melibatkan diri dalam proses pendidikan, (5)membantu siswa mengembangkan sikap dan nilai yang mengarah kepadapembentukan keutuhan pribadi, (6) membantu siswa dalam memahamiperilaku orang lain, (7) membantu siswa memperoleh kepuasan pribadidalam penyesuaian diri terhadap masyarakat.

Secara umum, Dewa Ketut Sukardi (2010) menjelaskan bahwasanyatujuan penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan konselingadalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya, dalam halmengenal kekuatan dan kelemahan dirinya serta menerima dirinya secarapositif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling disekolah ialah agarpeserta didik, dapat:

a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin.

Page 31: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

19DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikb. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.

c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputilingkungannya, yang meliputu lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan,sosial, ekonomi dan kebudayaan.

d. Mengatasi kesulitan dan mengidentifikasi dan memecahkan masalahanya.

e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, danbakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.

f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolahuntuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkandisekolah tersebut (Wardati, dkk, 2011).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bimbingankonseling adalah mengatasi masalah yang dialami anak dalam perkem-bangannya, sekaligus memaksimalkan tugas perkembangan anak sehinggamampu memecahkan segala masalah yang dihadapi dan menjadi dewasayang seutuhnya.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan Bimbingan dan Konseling mengemban sejumlah fungsiyang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.Menurut Dewa Ketut Sukardi (2010) bahwasanya fungsi-fungsi tersebutadalah berikut ini:

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akanmenghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentusesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahamanitu meliputi:

1) Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh pesertadidik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, guru kelas, danguru pembimbing.

2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalam-nya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh pesertadidik-sendiri, orang tua, guru pada umumnya, guru kelas, danguru pembimbing.

3) Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasukdidalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan,dan sosial informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta didik.

Page 32: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

20 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikb. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan koseling yang akan

menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagaipermasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugiantertentu dalam proses perkembangannya,

c. Fungsi pengetasan,yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akanmenghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahanyang dialami oleh peserta didik.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan,yaitu fungsi bimbingandan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannyaberbagai potensi positif peserta didik dalam rangka perkembangandirinya secara mantap dan berkelanjutan.

Lebih lanjut ditambahkan oleh Ahman (Rochman Natawidjaja, 2007:231)keberadaan bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi dalamproses pelaksanaannya, diantaranya adalah (1) fungsi pemahaman, yaitumemahami karakter siswa. Bimbingan akan efektif jika bertolak dari karak-teristik dan kebutuhan siswa, (2) fungsi pengembangan, yaitu fungsimembantu siswa dalam mengembangkan kecakapan dan kemampuanyang dimiliki melalui berbagai kesempatan yang diperoleh secara wajar,realistis dan normative, (3) fungsi pencegahan, yaitu mencegar individudari perkembangan atau hal-hal yang tidak dikehendaki, (4) fungsi penyembuhan,yaitu membantu memecahkan masalah yang dihadapi dan mengembangkankemampuan dalam menyelesaikan masalah berikutnya, (5) fungsi penyesuaian,yaitu berfungsi membantu individu untuk memperoleh penyesuaian pribadiyang sehat, sehingga dapat hidup serasi antara dirinya dengan lingkungannya,(6) fungsi adaptasi, yaitu fungsi penyesuaian program kegiatan terhadapkemampuan dan kondisi individu, (7) fungsi penyaluran, yaitu fungsimembantu individu dalam memilih bidang-bidang pendidikan dan pekerjaanyang sesuai dengan potensi dan kebutuhan individu.

Dalam perspektif Islam, maka agama Islam sebagai pedoman hidupmemberikan ajaran, prinsip, dan hukum dalam menuntun perilaku umatIslam sehingga sesuai dengan fitrah manusia dan keinginan Allah SWT.Berkenaan dengan pentingnya bimbingan bagi manusia dijelaskan Allahdalam alqur’an surat Asy-Syura ayat 52:

Page 33: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

21DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Artinya : Dengan itu kami memberi petunjuk siapa yang kami kehendakidi antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus (QS.42:52).

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap manusia dalam perkembanganjiwanya secara fitrah senantiasa memerlukan petunjuk, bimbingan danpenyuluhan agar pribadinya berada di jalan yang benar dalam upayamemaksimalkan kematangan menjadi orang yang beriman dan bertaqwa.Dalam konteks ini, untuk memberikan pembimbingan dan penyuluhandiperlukan ilmu pengetahuan baik tentang agama, maupun pengetahuantentang jiwa, pendidikan, dan filsafat.

Setiap anak yang menjadi subjek pembimbingan pada prinsipnyamemang memiliki fitrah dari Allah SWT. Fitrah ini tidak pernah berubahsebagai sifat dasar yang cenderung kepada kebenaran sebagaimana yangdikehendaki Islam. Berkenaan dengan fitrah yang dibawa lahir setiap anak,dijelaskan Allah dalam alqur’an surat Ar Rum ayat 30:

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama(Islam) (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakanmanusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaanAllah.(Itulah) agama yang lurus tidak kebanyakan manusiatidak mengetahui. (QS.30:30).

Fitrah Allah dalam ayat ini maksudnya ciptaaan Allah. Manusiadiciptakan Allah mempunyai naluri beragama, yaitu agama tauhid. Kalauada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidak wajar (Al Mujib,2010). Untuk itulah diperlukan pembimbingan dan penyuluhan yangberbasis kepada nilai Islam agar anak-anak berada dalam jalan yang benarsesuai keinginan Islam.

y7Ï9≡ x‹x. uρ !$ uΖø‹ ym÷ρr& y7ø‹ s9Î) % [nρâ‘ ô⎯ÏiΒ $tΡ Ì øΒr& 4 $ tΒ |MΖä. “ Í‘ô‰s? $ tΒ Ü=≈ tG Å3ø9$# Ÿωuρ ß⎯≈ yϑƒM} $# ⎯Å3≈ s9uρçμ≈ oΨù= yèy_ #Y‘θçΡ “ωöκ ¨Ξ ⎯ÏμÎ/ ⎯tΒ â™!$ t±®Σ ô⎯ÏΒ $ tΡ ÏŠ$ t6Ïã 4 y7 ¯ΡÎ) uρ ü“ωöκ tJ s9 4’n< Î) :Þ≡ uÅÀ 5ΟŠÉ)tG ó¡•Β ∩∈⊄∪

óΟÏ% r'sù y7 yγô_uρ È⎦⎪Ïe$# Ï9 $Z‹ÏΖ ym 4 |N t ôÜÏù «!$# ©ÉL ©9$# t sÜsù }̈ $ ¨Ζ9$# $ pκ ön= tæ 4 Ÿω Ÿ≅ƒ ωö7 s? È, ù=y⇐Ï9 «!$# 4 šÏ9≡ sŒ

Ú⎥⎪Ïe$!$# ÞΟÍhŠ s)ø9$#  ∅Å3≈s9uρ u sYò2r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ÿω tβθ ßϑn= ôè tƒ ∩⊂⊃∪

Page 34: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

22 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik4. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaituketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam penyelengraan pelayanan(Prayitno dan Erman Amti, 2004).

Asas-asas yang dimaksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan,keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,kenormatifan, keahlian, ahli tangan, dan tut wuri hadayani.

a. Asas kerahasiaan

Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangansiswa (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keteranganyang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.

b. Asas kesukarelaan

Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa (klien)mengkuti/menjalani layanan/ kegiatan yang diperuntukkan baginya.Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan.

c. Asas keterbukaan

Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaranlayanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalammemberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerimaberbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi mengembangkandirinya.

d. Asas kegiatan

Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaranlayanan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan/kegiatanbimbingan dan Konseling harus mendorong dan memotivasi siswa untukaktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.

e. Asa kemandirian

Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling,

Page 35: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

23DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyaitu siswa (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dankonseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri.

f. Asas kekinian

Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingandan konseling, yakni permasalahan yang dihadapi siswa/klien adalahdalam kondisi sekarang. Adapun masa lampau dan masa depan dilihatsebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang diperbuatsiswa (klien) pada saat sekarang.

g. Asas kedinamisan

Asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanansiswa/klien hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terusberkembang serta berkelanjutan sesuai dengan keutuhan dan tahapperkembangannya dari waktu ke waktu.

h. Asas keterpaduan

Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingandan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihaklain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.

i. Asas kenormatifan

Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingandan konseling didasarkan pada norma- norma, baik norma agama, hukum,peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan- kebiasaanyang berlaku.

j. Asas keahlian

Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dankonseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalamhal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konselinglainnya hendaknya merupakan tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingandan konseling.

Page 36: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

24 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikk. Asas alih tangan kasus

Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menye-lenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntasatas suatu permasalahan siswa (klien) dapat mengalihtangankan kepadapihak yang lebih ahli.

l. Asas Tut Wuri Handayani

Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konselingsecara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikanrasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangandan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa (klien)untuk maju.

B. PERAN DAN FUNGSI KONSELORKeberadaan guru Bimbingan dan Konseling, atau konselor adalah

pribadi yang memiliki pemahaman, pengetahuan, sikap dan keterampilanuntuk membimbing siswa bermasalah, termasuk anggota masyarakatyang memerlukan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Guru Bimbingan dan Konseling, atau konselor merupakan profesiyang sedang berkembang di negara Indonesia, baik dalam konteks lingkunganpendidikan dan masyarakat. Kehadiran guru Bimbingan dan Konseling,atau konselor akan memberikan warna kehidupan yang lebih baik kepadasetiap individu yang memanfaatkan layanan ini dalam menjalani kehidupannyasebagai makhluk Allah dan tugas kemanusiaannya.

Menurut Gantina Komalasari, et .al, dalam proses konseling, keberadaankonselor berperan mempertahankan tiga kondisi inti (core condition),yang menghadirkan iklim kondusif untuk mendorong terjadinya perubahanterapeutik dan perkembangan konseling. Gantina Komalasari, Eka Wahyuni,dan Karsih, (2011) dalam peran tersebut koselor menunjukkan:

1) Sikap yang selaras dan keaslian (congruence or genuinenees), yaitusetiap konselor tidak boleh berpura-pura dalam menjalani setiap prosesdalam layanan bimbingan dan konseling. Tampilan wajah, tingkahlaku, penyambutan dan kehangatan yang dibangun oleh konselorharus benar-benar mencerminkan gaya yang tidak berpura-pura.

2) Penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard and acceptance),

Page 37: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

25DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyaitu seorang konselor tidak dibenarkan dalam memilih-milih klienyang akan diberikan layanan konseling dan klien yang tidak akandiberikan layanan konseling. Bimbingan dan konseling diperuntukkankepada semua individu yang normal tanpa terkecuali. Konsep ini lahirdari istilah yang sering disampaikan oleh para ahli “counseling forall” yang artinya konseling untuk semua. Lebih lanjut ditambahkandengan motto konseling yang disampaikan oleh Prof Prayitno “konselingdisekolah mantap, diluar sekolah sigap, dimana-mana siap”. Mottoini akan memberikan pemahaman bahwa konselor siap dalam menerimaklien yang normal untuk selanjutnya diberikan layanan bimbingandan konseling. dan

3) Pemahaman empati yang tepat (accurate empathic understanding),yaitu dalam proses konseling empati merupakan salah satu carakonselor dalam memahami kondisi klien yang sesungguhnya. Dalammenampilkan empati yang diberikan oleh konselor diharapkan empatiyang sesuai dengan perasaan yang sedang dialami klien.

Page 38: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

26 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBAB III

LANDASAN-LANDASAN BK

A. PENDAHULUANLayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari

pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatanlayanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan,namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh,yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembanganlayanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupunpraktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkanserta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnyabagi para penerima jasa layanan (klien).

Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebakdalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semuapihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahamandan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnyaoleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadimutlak adanya. Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yangterjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini, seperti adanyaanggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagaipersepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling,sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahamandan penguasaan konselor tentang landasan bimbingan dan konseling.Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukansecara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasanbimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisanini akan dipaparkan tentang beberapa landasan yang menjadi pijakandalam setiap gerak langkah bimbingan dan konseling.

26

Page 39: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

27DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikB. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konselingpada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasaditerapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangankurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikansecara umum.Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnyamerupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkankhususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkanlayanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapatberdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan pondasi yang kuat dan tahanlama.

Apabila bangunan tersebut tidak memiliki pondasi yang kokoh, makabangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula,dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari olehpondasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuranterhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjaditaruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik,berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapatempat aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingandan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasansosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi.Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasanbimbingan dan konseling tersebut :

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikanarahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakansetiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkansecara logis, etis maupun estetis. Landasan filosofis dalam bimbingan dankonseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yanghakiki atas pertanyaan filosofis tentang: apakah manusia itu? Untukmenemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidakdapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafatklasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern.Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat. (Victor Frankl,Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003)telah men-deskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :

Page 40: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

28 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktika. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mem-

pergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.

b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinyaapabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yangada pada dirinya.

c. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikandirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.

d. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan burukdan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkanatau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.

e. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harusdikaji secara mendalam.

f. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaanmanusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannyasendiri.

g. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannyasendiri.

h. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannyauntuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannyasendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukansiapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusiaitu.

i. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalamsuasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadisadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.

Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upayabimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikattentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengankliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagaisosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.

2. Landasan Religius

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dannasehat menasehati, saling menasehati supaya menepati kesabaran.

Page 41: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

29DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik(Q.S. Al Baqarah, 103: 1-3). Agama merupakan wahyu Allah. Walaupundiakui bahwa wahyu Allah itu benar, tetapi dalam penafsirannya bisaterjadi banyak perbedaan antara berbagai ulama, sehingga muncul masalah-masalah khilafiyah ini kerap kali bukan saja menimbulkan konflik sosialkehidupan dan keimanannya. Dalam pada itu perkembangan ilmu danteknologi dewasa ini semakin meledak, perkembangan ilmu dan teknologiini kerap kali tidak mampu dijelaskan secara agamis oleh tokoh agamaatau yang dianggap tokoh agama, sehingga orang-orang yang memilikibanyak pengetahuan (ilmu) “umum” tetapi pengetahuan dan keyakinanagamanya sangat sedikit sekali, dapat menjadi bimbang dengan ajaranagama yang dianutnya, karena menurut kaca matanya tampak ajaranagamanya itu tidak rasional. Konflik-konflik batin dalam diri manusiayang berkenaan dengan ajaran agama (Islam maupun lainnya) banyakragamnya, oleh karenanya diperlukan selalu adanya bimbingan dankonseling Islami yang memberikan bimbingan kehidupan keagamaankepada individu agar mampu mencapai kehidupan yang bahagia di duniadan akherat.

Oleh karena itulah maka Islam mengajarkan hidup dalam keseimbangan,keselarasan dan keserasian antara kehidupan keduniaan dan keakhiratan.Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (nikmat)duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allahtelah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakandi (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yangberbuat kerusakan. (Q.S. Al Qasas, 28: 77). Bekerjalah untuk kepen1inganduniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi, dan bekerjalah untuk akhiratmuseolah-olah kamu akan mati esok hari. (H.R. Ibnu Asakir).

Agama merupakan faktor yang penting sebagai pedoman hidup bagimanusia telah memberikan petunjuk (hudan) tentang berbagai aspekkehidupan termasuk pembinaan atau pengembangan mental (rohani)yang sehat. Sebagai petunjuk hidup bagi manusia dalam mencapai mentalnyayang sehat, agama (menurut Syamsu Yusuf, 2005) berfungsi sebagaiberikut.

a. Memelihara Fitrah

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Namun manusiamempunyai hawa nafsu (naluri atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan/

Page 42: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

30 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikkeinginan) Agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya dan ter-hindar dari godaan setan (sehingga dirinya tetap suci), maka manusiaharus beragama, atau bertakwa. Apabila manusia telah bertakwa kepadaTuhan” berarti dia telah memelihara fitrahnya, dan ini juga berarti diatermasuk orang yang akan memperoleh rahmat Allah.

b. Memelihara Jiwa

Agama sangat menghargai harkat dan martabat, atau kemuliaanmanusia.Dalam memelihara kemuliaan jiwa manusia, agama mengharamkanatau melarang manusia melakukan penganiayaan, penyiksaan, atau pem-bunuhan, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

c. Memelihara Akal

Allah telah memberikan karunia kepada manusia yaitu akal. Denganakalnya inilah, manusia memiliki (a) kemampuan untuk membedakanyang baik dan yang buruk, atau memahami dan menerima nilai-nilai agama,dan (b) mengembangkan ilmu dan teknologi, atau mengembangkankebudayaan. Melalui kemampuannya inilah manusia dapat berkembangmenjadi makhluk yang berbudaya (beradab). Karena pentingnya peranakal ini, maka agama memberi petunjuk kepada manusia untuk mengem-bangkan dan memeliharanya, yaitu hendaknya manusia (a) mensyukurinikmat akal itu dengan cara memanfaatkannya seoptimal mungkin untukberfikir, belajar atau mencari ilmu; dan (b) menjauhkan diri perbuatanyang merusak akal, seperti: meminum minuman keras (miras), menggunakanobat-obat terlarang, menggunakan narkotik (naza), dan hal-hal lain yangmerusak keberfungsian akal yang sehat.

d. Memelihara Keturunan

Agama mengajarkan kepada manusia tentang cara memeliharaketurunan atau sistem regenerasi yang suci. Aturan atau norma agamauntuk memelihara keturunan itu adalah pernikahan. Pernikahan merupakanupacara agama yang sakral (suci), yang wajib ditempuh oleh sepasangpria dan wanita sebelum melakukan hubungan biologis sebagai suami-istri. Pernikahan ini bertujuan untuk mewuiudkan keluarga yang sakinah(tentram, nyaman mawaddah (cinta kasih, mutual respect), dan rahmah(menerima curahan karunia dari Allah).

Page 43: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

31DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikMenurut Zakiah Daradjat (1982) salah satu peranan agama adalah

sebagai terapi (penyembuhan) bagi gangguan kejiwaan. Pengamalanagama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi orang dari kejatuhankepada gangguan iiwa dan dapat mengembalikan kesehatan jiwa bagiorang yang gelisah. Semakin dekat seseorang kepada Tuhan, semakinbanyak ibadahnya, maka akan semakin tenteramlah jiwanya; serta semakinmampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran-kesukaran dalam hidup.Demikian pula sebaliknya, semakin jauh orang itu dari agama akan semakinsusahlah mencari ketenteraman batin. Terkait dengan dampak ditinggalkannyaagama dalam kehidupan manusia, kita menyaksikan semakin meluasnyakepincangan sosial, seperti merebaknya kemiskinan, dan gelandangandi kota-kota besar, mewabahnya pornogafi dan prostitusi; HIV dan AIDS;meratanya penyalahgunaan obat bius, kejahatan terorganisasi, pecahnyarumah tangga hingga mencapai 67% di negara-negara modern; kematianribuan orang karena kelaparan di Afrika dan Asia, ditengah melimpahnyabarang konsu.msi di sementara bagian belahan dan utara (Suara Pembaharuan,27 November 1997). M.Surya (1977) mengemukakan bahwa agama memegangperanan sebagai penentu dalam proses penyesuaian diri. Hal ini diakuioleh ahli klinis, psikiatris, pendeta, dan konselor bahwa agama adalahfaktor penting dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan mental.Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangifrustrasi, dan ketegangan lainnya, dan memberikan suasana damai dantenang. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-polatingkah laku yang akan memberikan. tuntunan bagi arti, tujuan dankestabilan hidup umat manusia. Kehidupan yang efektif menuntut adanyatuntunan hidup yang mutlak. Shalat dan doa merupakan medium dalamagama untuk menuju ke arah kehidupan yang berarti. Jalaluddin Rakhmat,dalam bukunya Psikologi Agama, menguraikan dengan kata-kata yangindah: “Agama adalah kenyataan terdekat sekaligus misteri terjauh. Begitudekat, karena ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita seharihari, baikdi rumah, kantor, media, pasar, dan di mana saja. Begitu misterius, karenaia sering tampil dengan wajah yang sering tampak berlawanan: memotivasikekerasan tanpa belas kasihan, atau pengabdian tanpa batas; mengilhamipencarian ilmu yang tertinggi, atau menyuburkan takhayul dan menciptakangerakan paling kolosal atau menyingkap misteri ruhani yang paling personal;memekikkan perang paling keji atau menebarkan kedamaian palinghakiki.

Bimbingan dan konseling Islami merupakan bantuan kepada klien

Page 44: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

32 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikatau konseli untuk mengenal, memahami dan menghayati fitrahnya, sehinggasegala gerak tingkah laku dan tindakannya sejalan dengan fitrahnya tersebut.Manusia, menurut Islam, dilahirkan dalam atau dengan membawa fitrah,yaitu berbagai kemampuan potensial bawaan dan Fitrah kerap kali jugadiartikan sebagai bakat, kemampuan, atau potensi. Dalam konteks (arti)luas, maka potensi dan bakat tersebut diperhatikan pula dalam bimbingandan konseling Islami, seperti akan disebutkan di bawah ini

Bimbingan dan konseling Islami diselenggarakan semata-mata karenaAllah. Konsekuensi dari azas ini berarti pembimbing melakukan tugasnyadengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih, sementara yang dibimbingpun menerima atau meminta bimbingan dan atau konseling pundengan ikhlas dan rela pula, karena semua pihak merasa bahwa semuayang dilakukan adalah karena dan untuk pengabdian kepada Allahsemata. sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk Allahyang harus senantiasa mengabdi pada-Nya.

Rohani manusia memiliki unsur daya kemampuan pikir, merasakanatau menghayati dan kehendak atau hawa nafsu, serta juga akal. Kemampuanini merupakan sisi lain kemampuan fundamental potensial untuk: (1)mengetahui (“mendengar”), (2) memperhatikan atau menganalisis (“melihat”;dengan bantuan atau dukungan pikiran), dan (3) menghayati (“hati”;dengan dukungan kalbu dan akal). Bimbingan dan konseling Islami menyadarikeadaan kodrati manusia tersebut, dan dengan berpijak pada firman-firman Tuhan serta hadis Nabi, membantu klien atau yang dibimbingmemperoleh keseimbangan diri dalam segi mental rohaniah tersebut.

3. Landasan Psikologis

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikanpemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaranlayanan (klien).Secara luas untuk bisa hidup bahagia, manusia memerlukankeadaan mental psikologis yang baik (selaras, seimbang). Dalam kehidupannyata, baik karena faktor internal maupun eksternal, apa yang diperlukanmanusia bagi psikologisnya itu bisa tidak terpenuhi atau dicari dengancara yang tidak selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah.

Seperti telah diketahui dari surat AI-Baqarah ayat 155 di muka(uraian tentang sebab dari sudut jasmaniah). Dalam kehidupan akanmuncul rasa ketakutan yang tergolong berkaitan dengan segi psikologis.

Page 45: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

33DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikDisisi lain, kondisi psikologis manusia pun (sifat, sikap) ada juga yanglemah atau memiliki kekurangan. Dan aku tidak membebaskan diriku(dari kesalahan), karena sesungguhnya aku menyuruh kepada kejahatan,kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya TuhankuMaha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Yusuf, 12: 53). Sesungguhnyamanusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, bila ditimpa kesusahania berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan ia akan kikir terkecualiorang yang mengerjakan sholat. (Q.S.Al Ma’arij, 70:19-21). Berdasarkankenyataan-kenyataan bimbingan dan konseling berlandaskan agama,diperlukan untuk membantu manusia agar dalam memenuhi kebutuhanpsikologisnya dapat senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjukAllah SWT, termasuk mengatasi kondisi-kondisi psikologis yang membuatseseorang menjadi berada dalam keadaan tidak selaras. Untuk kepentinganbimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasaioleh konselor adalah tentang: (a) motif dan motivasi; (b) pembawaandan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e) kepribadian.

a. Motif dan Motivasi

Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkanseseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari olehkebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti:rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentukdari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilantertentu dan sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkandan digerakkan, baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupundari luar individu (motivasi ekstrinsik), menjadi bentuk perilaku instrumentalatau aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.

b. Pembawaan dan Lingkungan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yangmembentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitusegala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan,yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongandarah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu.Pembawaanpada dasarnya bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untukmengoptimalkan dan mewujudkannya bergantung pada lingkungandimana individu itu berada. Pembawaan dan lingkungan setiap individu

Page 46: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

34 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikakan berbeda-beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggidan ada pula yang sedang atau bahkan rendah.Misalnya dalam kecerdasan,ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil,embisil atau ideot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yangdibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasaranayang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapatberkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup danberada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana danprasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yangdimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik dan menjadi tersia-siakan.

c. Perkembangan Individu

Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan ber-kembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal)hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik,bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentangperkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya:(1) Teori dari Mc Candless tentang pentingnya dorongan biologis dankultural dalam perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang doronganseksual; (3) Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4)Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlbergtentang perkembangan moral; (6) teori dari Zunker tentang perkembangankarier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teoridari Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu semenjakmasa bayi sampai dengan masa dewasa. Dalam menjalankan tugas-tugasnya,konselor harus memahami berbagai aspek perkembangan individu yangdilayaninya sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu itu dimasa depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan lingkungan.

d. Belajar

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar daripsikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidakakan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan denganbelajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanu-siaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatuyang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu.Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang

Page 47: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

35DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikbaru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektifmaupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukanprasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan darikematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.

Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajarterdapat beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranyaadalah: (1) Teori Belajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau TeoriPemrosesan Informasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulaiberkembang teori belajar alternatif konstruktivisme.

e. Kepribadian

Hingga saat ini para ahli tampaknya masih belum menemukan rumusantentang kepribadian secara bulat dan komprehensif.Dalam suatu penelitiankepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall danGardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadianyang berbeda-beda.Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnyadia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebihlengkap.Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasidinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukancaranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.Katakunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneiderdalam Syamsu Yusuf (2003) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatuproses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mentaldalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, keteganganemosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antarapemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilakuitu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individulainnya.Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya,misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif danafektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukankualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksidengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapateori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya: Teori Psikoanalisadari Sigmund Freud, Teori Analitik dari Carl Gustav Jung, Teori SosialPsikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari

Page 48: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

36 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikMurray, Teori Medan dari Kurt Lewin, Teori Psikologi Individual dari Allport,Teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, Teori The Self dariCarl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003)mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :

1) Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku,konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

2) Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnyamereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

3) Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atauambivalen.

4) Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadaprangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung,sedih, atau putus asa.

5) Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resikodari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerimaresiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yangdihadapi.

6) Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubunganinterpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dankemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalamupaya memahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayani(klien) maka konselor harus dapat memahami dan mengembangkansetiap motif dan motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yangdilayaninya (klien). Selain itu, seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasiaspek-aspek potensi bawaan dan menjadikannya sebagai modal untukmemperoleh kesuksesan dan kebahagian hidup kliennya. Begitu pula,konselor sedapat mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusifbagi pengembangan segenap potensi bawaan kliennya. Terkait denganupaya pengembangan belajar klien, konselor dituntut untuk memahamitentang aspek-aspek dalam belajar serta berbagai teori belajar yang men-dasarinya. Berkenaan dengan upaya pengembangan kepribadian klien,konselor kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikankepribadian kliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapatmenguasai landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologiyang harus dikuasai dengan baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi

Page 49: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

37DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikperkembangan, psikologi belajar atau psikologi pendidikan dan psikologikepribadian.

4. Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikanpemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensikebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu.Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkanuntuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutansosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya.

Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupiindividu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalamproses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan.Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, makatidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang padaakhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi danperilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupunsosialnya.

a. Individu sebagai Produk lingkungan Sosial Budaya

Manusia hidup berpuak-puak, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa.Masing-masing suku dan bangsa itu memiliki lingkungan budayanyasendiri yang berbeda dengan lainnya.Perbedaan itu ada yang amat besar,cukup besar, ada yang tidak begitu besar, ada yang agak kecil, dan ada yangcukup halus. Organisasi sosial, lembaga-lembaga keagamaan, kemasyarakatan,pendidikan, keluarga, politik, dan masyarakat secara menyeluruh memberikanpengaruh yang kuat terhadap sikap, kesempatan, dan pola hidup warganya.Unsur-unsur budaya yang dibawakan oleh organisasi dan lembaga-lembagatersebut mempengaruhi apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh individu,tingkat pendidikan yang ingin dicapainya, tujuan dan jenis-jenis pekerjaanyang dipilihnya, rekreasinya, dan kelompok-kelompok yang dimasukinya.Dengan segala tuntutan dan pengaruh dari lingkungan sosial budaya ituterjadilah hubungan timbal balik antara individu dan lingkungannya.

Page 50: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

38 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikb. Bimbingan dan Konseling Antarbudaya

Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antarakonselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memilikilatar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Komunikasi dan penyesuaiandiri antar individu yang berasal dari latar belakang budaya yang samacenderung lebih mudah daripada antar mereka yang berasal dari latarbudaya yang berbeda. Ada lima macam hambatan yang mungkin timbuldalam komunikasi dan penyesuaian diri antar budaya, yaitu perbedaanbahasa, komunikasi non verbal, stereotif, kecenderungan menilai, dankecemasan.

Ketiadaan penguasaan bahasa asing yang dipakai oleh pihak-pihakyang berkomunikasi menyebabkan komunikasi dapat terhenti, atautersendat-sendat yang mengakibatkan terjadinya kekurangpengertiandan kesalahpahaman. Pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat,atau bahasa non-verbal lainnya tidak banyak menolong, bahkan seringisyarat yang sama dalam bahasa non-verbal itu memiliki arti yang berbeda-beda atau bahkan bertentangan dalam budaya yang berbeda. Persepsiatau pandangan stereotif cenderung menyamaratakan sifat-sifat individuatau golongan tertentu berdasarkan prasangka subjektif, dan biasanyatidak tepat. Stereotif menyebabkan seseorang memandang orang lainmenurut kemauan orang yang memandangnya itu berdasarkan anggapan-anggapan yang sudah tertanam pada dirinya, dan orang tersebut biasanyatidak mau menerima kenyataan-kenyataan yang berbeda dari anggapannyaitu. Penilaian terhadap orang lain memang sering dilakukan oleh individu-individu yang berkomunikasi. Kecenderungan menilai ini baik yang meng-hasilkan penilaian positif maupun negatif, seringkali didasarkan padastandar objektif, dan sering pula merangsang timbulnya reaksi-reaksibaik positif maupun negatif dari pihak yang dinilai. Sumber hambatankomunikasi dan penyesuaian yang lain ialah kecemasan yang ada padapihak-pihak yang berinteraksi dalam suasana antar budaya. Kecemasanini muncul ketika seorang individu harus memasuki atau bertugas denganbudaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yangberlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya itu dapatmenuju kesuasana/culture shock yang menyebabkan orang yang bersangkutanmenjadi tidak tahu sama sekali apa, dimana, dan kapan berbuat sesuatu.

Karena inti proses pelayanan bimbingan konseling adalah komunikasiantara klien dan konselor, maka proses pelayanan bimbingan dan konseling

Page 51: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

39DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyang bersifat antar budaya berasal dari sumber-sumber hambatan komunikasiseperti tersebut. Perbedaan dalam latar belakang ras atau etnik, kelassosial ekonomi dan pola bahasa menimbulkan masalah dalam hubungankonseling, dari awal pengembangan hubungan yang akrab dan salingmempercayai antara klien dan konselor, penstrukturan suasana konseling,sampai peniadaan sikap menolak dari klien.

Lebih jauh aspek-aspek budaya tidak hanya mempengaruhi proseskonseling saja, tetapi lebih luas lagi, yaitu tujuannya, prosesnya, sasarannya,dan bahkan alasan penyelenggaraan konseling itu sendiri. Lingkungansosial budaya yang kaku, otoriter dan mengekang kebebasan perkembanganindividu misalnya, tidak memberikan temapt bagi konseling yang berlandaskanpada kebebasan dan kemerdekaan. Pengaruh aspek-aspek budaya itu akanlebih terasa lagi apabila dikaitkan dengan kemampuan konselor. MenurutSue dkk, Konselor yang diharapkan akan berhasil dalam menyelenggarakankonseling antar budaya adalah mereka yang telah mengembangkan tigadimensi kemampuan, yaitu dimensi keyakinan dan sikap, pengetahuan,dan keterampilan yang sesuai dengan klien antar budaya yang akandilayani. Konselor yang terkukung atas budayanya sendiri, tidak selayaknyamenangani klien-klien antar budaya.Dalam kaitannya itu, secara tegasdikatakan bahwa pelayanan terhadap klien-klien yang berlatar belakangbudaya berbeda oleh konselor yang tidak memiliki pemahaman dan kemampuanmelayani secara khusus klien antar budaya itu dianggap tidak etis.

Tuntutan tentang kompetensi konselor antar budaya diatas membawaimplikasi terhadap pribadi-pribadi konselor serta sekaligus lembaga pendidikandan latihan bagi konselor. Kurikulum dan program pendidikan serta latihanteori dan praktek perlu mencakup pengkajian dan kegiatan praktek lapanganberkenaan dengan aspek-aspek sosial budaya klien yang berbeda-beda.Untukitu hasil-hasil penelitian sangan diperlukan agar para calon konselor danpara pendidik konselor yakin tentang berbagai unsur konseling antarbudaya. Untuk membimbing penelitian dan mengarahkan perhatian merekakepada berbagai aspek konseling antar budaya itu, Pedersen dkk, mengemukakansejumlah hipotesis, yaitu :

1) Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan konseling antar budayayang apada diri klien dan konselornya, maka dimungkinkan konselingitu akan berhasil.

2) Makin besar kesamaan pemahaman tentang ketergantungan, komunikasiterbuka, dan berbagai aspek hubungan konseling lainnya pada diri

Page 52: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

40 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikklien dan konselornya, maka makin besar kemungkinan konselingitu akan berhasil.

3) Makin besar kemungkinan penyederhanaan harapan yang ingin dicapaioleh klien menjadi tujuan-tujuan operasional yang bersifat tingkahlaku maka makin efektiflah konseling dengan klien tersebut.

4) Makin bersifat personal dan penuh dengan suasana emosional suasanakonseling antar budaya, makin mungkinlah klien menanggapi pembicaraandalam konseling dengan bahasanya, dan makin mungkinlah konselormemahami sosialisasi klien dalam budayanya.

5) Keefektifan konseling antar budaya tergantung pada kesensitifankonselor terhadap proses komunikasi pada umumnya, dan terhadapgaya komunikasi dalam budaya klien.

6) Latar belakang dan latihan khusus, serta latar belakang terhadappermasalahan hidup sehari-hari yang relefan dengan budaya tertentu,akan meningkatkan keefektifan konseling dengan klien yang berasaldari latar belakang budaya tersebut.

7) Makin klien kurang memahami proses konseling antar budaya, makinperlu konselor memberikan pengarahan kepada klien itu tentangketerampilan berkomunikasi, pengambilan keputusan, dan transfer(mempergunakan keterampilann tertentu pada situasi-situasi yangberbeda).

8) Keefektifan konseling antar budaya akan meningkat sesuai denganpemahaman tentang nilai-nilai dan kerangka budaya asli klien dalamhubungannya dalam budaya yang sekarang dan yang akan datangyang akan dimasuki klien.

9) Konseling antar budaya akan meningkat keefektifannya denganadanya pengetahuan dan dimanfaatkannya kelompok-kelompok antarbudaya yang berpandangan amat menentukan terhadap klien.

10) Keefektifan konseling antar budaya akan bertambah dengan meningkatnyakesadaran konselor tentang proses adaptasi terhadap kecemasandan kebingungan yang dihadapi oleh individu yang berpindah daribudaya yang satu kebudaya yang lainnya, dan dengan pemahamankonselor tentang berbagai keterampilan yang diperlukan bagi klienuntuk memasuki budaya yang baru.

11) Meskipun konseling antar budaya yang efektif memerlukan pertimbangantentang kehidupan sekarang dan kemungkinan tugas-tugas yang

Page 53: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

41DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikakan datang yang perlu ditempuh, namun fokus yang paling utamaadalah hal-hal yang amat dipentingkan oleh klien.

12) Model konseling yang khususnya dirancang untuk pola budaya tertentuakan efektif digunakan terhadap klien-klien yang berasal dari budayatersebut daripada budaya lainnya.

13) Konseling antar budaya akan efektif apabila konselor memperlihatkanperhatian kepada kliennya sebagai seorang individu yang spesial.

Kebutuhan akan konseling antar budaya di Indonesia makin terasa,mengingat penduduk indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yangmemiliki beraneka ragam corak budaya yang berbeda-beda. Para konseloryang berada di Indonesia dihadapkan pada kenyataan adanya keanekaragaman budaya yang menguasai kehidupan para pendukungnya. Kebinekaaanbudaya yang berkembang sebagai perwujudan adaptasi aktif pendudukterhadap lingkungannya maupun karena perbedaan pengalaman dalamlintasan sejarah, tidak dapat diabaikan pengaruhnya terhadap penyelenggaraanbimbingan dan konseling ditanah air. Dalam kenyataannya, disampingmasyarakat yang telah mengembangkan struktur kehidupan masyarakatyang kompleks, masih banyak masyarkat Indonesia yang hidup dalamkelompok-kelompok sosial yang terbentuk atas dasar hubungan kerabat.Begitupula, sebagaimana telah disinggung terdahulu, disamping adanyasub budaya yang telah mengembangkan teknologi yang memperkecilpenggunaan tenaga kerja hewan dan memperbesar kemanfaatan tenagamesin-mesin listrik, tenaga surya, dan bahkan nuklir, dewasa ini masihada sub kultur di Indonesia yang berkembang atas dasar teknologi sederhana.

Karakteristik sosial budaya masyarakat yang majemuk itu tidak dapatdiabaikan dalam perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan dankonseling. Pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan mengem-bangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabatmanusia Indonesia harus berakar pada budaya bangsa indonesia sendiri.Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan bimbingan dan konseling harusdilandasi dan mempertimbangkan keanekaragam sosial budaya yanghidup dalam masyarakat, disamping kesadaran akan dinamika sosialbudaya itu menuju masyarakat yang lebih maju.

Klien-klien dari latar belakang sosial budaya yang berbineka itutidak dapat disamaratakan penanganannya. Meskipun bangsa indonesiaini menuju pada satu budaya kesatuan indonesia, namun akar budaya

Page 54: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

42 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikasli yang sekarang masih hidup dan besar pengaruhnya terhadap masyarakatbudaya asli itu patut dikenali, dihargai, dan dijadikan pertimbangan utamadalam pelayanan bimbingan dan konseling. Hal itu semua menjadi tanggungjawab konselor dan lembaga pendidikan konselor diseluruh tanah air.

1) Faktor-Faktor Sosial Budaya yang Menimbulkan Kebutuhanakan Bimbingan

Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalahyang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat.Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaannya semakin banyakdan rumit pulalah masalah yang dihadapi oleh individu yang terdapatdalam masyarakat itu. Jadi kebutuhan akan bimbingan timbul karenaterdapat factor yang menambah rumitnya keadaan masyarakat dimanaindividu itu hidup. Faktor-faktor itu diantaranya sebagai berikut.

a. Perubahan Konstelasi KeluargaKetidakberfungsian keluarga yang melahirkan dampak negatif bagiperkembangan moralitas anak. Perubahan pola kerja keluarga, renggangnyahubungan orang tua dengan anak, kurangnya perhatian dan kesempatanuntuk membimbing anak, serta berbagai stres konflik dan frustasipara orang tua maupun anak.Bagi keluarga yang mengalami disfungsionaltersebut sering kali dihadapkan kepada kebuntuan dan kesulitanmencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang dihadapinya,sehingga apabila tidak segera mendapat bantuan dari luar, makamasalah yang dihadapinya semakin parah.

b. Perkembangan PendidikanDemokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasidalam bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.Hal ini berartipemberian kesempatan kepada setiap orang untuk menikmati pendidikanyang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun oleh badan swasta.Kesempatan terbuka ini menyebabkan berkumpulnya murid-muriddari berbagia kalangan yang berbeda-beda latar belakangnya antaralain: agama, etnis, keadaan social, adat istiadat, dan ekonomi. Halini sering menimbulkan terjadinya kelompok-kelompok kecil yangberusaha memisahkan diri dari kelompok besar dimana mereka berada.Dan hal ini menambah meruncingnya pertentanagan-petentanganyang memerlukan pemecahan yang sungguh-sungguh.Pemecahan

Page 55: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

43DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikini dapat diperoleh dengan melaksanakan bimbingan bagi anggotakelompok yang bersangkutan.

c. Dunia KerjaDewasa ini masalah karir telah menjadi komponen layanan bimbinganyang lebih penting dibandingkan pada masa sebelumnya.Fenomenaini disebabkan oleh adanya berbagai perubahan dalam dunia kerja.Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga-tenaga yang terampil dan memilikisikap mental yang tangguh dalam bekerja. Bimbingan dan konselingdibutuhkan untuk membantu menyiapkan mental para pekerja yangtangguh itu.

d. Perkembangan Kota MetropolitanPerkembangan masyarakat telah mengubah pola kehidupan masyarakatterutama di kota-kota besar yang tahap perkembangannya lebih tinggidan sangat cepat, pola kehidupan telah banyak berubah. Kehidupankolektif menjadi semakin tipis, telah berubah menjadi kehidupanyang lebih bersifat individualistic, hubungan antar warga semakinrenggang, sibuk dengan urusan masing-masing. Perhatian dan penghargaanhal-hal yang bersifat material atau kebendaan menjadi semakin besar.Oleh karena itu, nilai-nilai kebendaan semakin menonjol dan semakinmenjadi ukuran.

e. Perkembangan KomunikasiDampak media massa terutama televisi terhadap kehidupan manusiasangatlah besar pengaruhnya. Banyak tontonan yang tidak seharusnyadi lihat oleh anak-anak dan kurangnya pengawasan orang tua meng-akibatkan anak-anak menjadi mudah terpengaruh terhadap tayanganacara televisi.

f. Seksisme dan RasismeSeksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jeniskelamin dari jenis kelamin lainnya. Sedangkan rasisme paham yangmengunggulkan ras yang satu dari ras lainnya. Fenomena ini sepertinampak dari sikap para orang tua yang masih memegang budayatradisional dalam pemilihan karir bagi anak wanita, yaitu membatasiatau tidak memberikan kebebasan kepada anak wanita untuk memilihsendiri karir yang diminatinya

g. Kesehatan MentalSemakin maraknya masalah kesehatan mental seperti gangguanjiwa, banyak orang yang melakukan percobaan bunuh diri, banyak

Page 56: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

44 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikremaja yang melakukan kriminalitas dan lain sebagainya.Menyikapimasalah tersebut maka sekolah, lembaga pendidikan lainnya dituntutuntuk menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konselingdalam upaya mengembangkan mental yang sehat, dan mencegahserta menyembuhkan mental yang tidak sehat.

h. Perkembangan TeknologiDengan perkembangan teknologi yang pesat maka timbul beberapamasalah seperti penggantian tenaga manusia dengan alat-alat mekanis-elektronik dan bertambahnya jenis pekerjaanbaru dan jabatan yangmemerlukan keahlian khusus. Hal ini menimbulkan kebutuhan padamasyarakat untuk meminta bantuan kepada orang lain atau badanyang berwenang untuk memecahkannya.

i. Kondisi Moral dan KeagamaanKebebasan untuk menganut agama sesuai dengan keyakinan masing-masing individu menyebabkan seorang individu berfikir dan menilaisetiap agama yang dianutnya. Kadang-kadang menilainya berdasarkannilai-nilai moral umum yang dianggapnya paling baik. Hal semacamini kadang-kadang menimbulkan keraguan akan kepercayaan yangtelah diwarisinya dari orang tua mereka.

j. Kondisi Sosial EkonomiPerbedaan yang besar dalam factor ekonomi diantara anggota kelompokcampuran, menimbulkan masalah yang berat. Masalah ini terutamasangat dirasakan oleh individu yang berasal dari golongan ekonomilemah, tidak mampu, atau golongan “rendahan”. Dikalangan mereka,terutama anak-anak yang berasal dari social ekonomi lemah, tidakmustahil timbul kecemburuan social, perasaan rendah diri, atau perasaantidak nyaman untuk bergaul dengan anak-anak dari kelompok orang-orang kaya. Untuk menanggulangi masalah ini dengan sendirinyamemerlukan adanya bimbingan, baik terhadap mereka yang datangdari golongan yang kurang mampu ataupun mereka dari golongansebaliknya.

Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antarakonselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memilikilatar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003)mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbuldalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu: (a)perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan

Page 57: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

45DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmenilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakanoleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman.Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda,dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakansifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif(social prejudice) yang biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap oranglain disamping dapat menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikitpula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul ketika seorangindividu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakanasing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasanaantar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan diatidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu.Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat terjalinharmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.

Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia,Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konselingmultikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatanmultikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural sepertiIndonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangatbhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingandan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsayang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalamkondisi pluralistik.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesionalyang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya,pelaksanaannya, maupun pengembangan-pengembangan pelayananitu secara berkelanjutan. Landasan ilmiah dan teknologi membicarakansifat keilmuan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagaiilmu yang multidimensional yang menerima sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. Sehingga bimbingan dan konseling diharapkansemakin kokoh. Dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yangberkembang pesat. Disamping itu penelitian dalam bimbingan dan konselingsendiri memberikan bahan-bahan yang yang segar dalam perkembanganbimbingan dan konseling yang berkelanjutan.

Page 58: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

46 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktika. Keilmuan Bimbingan dan Konseling

Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentangbimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagailayaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyaiobyek kajiannya sendiri, metode pengalihan pengetahuan yang menjadiruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.

Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yangdiberikan kepada individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayananyakni fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/pengembangan. Dalam menjabarkan tentang bimbingan dan konselingdapat digunakan berbagai cara/ metode, seperti pengamatan, wawancara,analisis document (Riwayat hidup, laporan perkembangan), prosedurteks penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya mengenaiobyek kajian bimbingan dan konseling merupakan wujud dari keilmuanbimbingan dan konseling.

b. Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial,artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu statistikdan evaluasi memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukurandan evaluasi karakteristik individu; biologi memberikan pemahamantentang kehidupan kejasmanian individu. Hal itu sangat penting bagiteori dan praktek bimbingan dan konseling.

c. Pengembangan Bimbingan Konseling Melalui Penelitian

Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling bolehjadi dapat dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan,namun pengembangan yang lebih lengkap dan teruji didalam praktekadalah apabila pemikiran dan perenungan itu memperhatikan pula hasil-hasil penelitian dilapangan. Melalui penelitian suatu teori dan praktekbimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan/keefektifan dilapangan. Layanan bimbingan dan konseling akan semakinberkembangan dan maju jika dilakukan penelitian secara terus menerusterhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling.Pengembangan praktek pelayanan bimbingan dan konseling, tidak bolehtidak harus melalui penelitian bahkan kalau dapat penelitian yang bersifat

Page 59: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

47DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikeksperimen. Dengan demikian melalui penelitian suatu teori dan praktekbimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketetapandan keefektifan/ keefisienannya di lapangan (Prayitno, 2004).

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesionalyang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupunprakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secaralogis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti:pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventoryatau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian,buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya. Sejak awal dicetuskannyagerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah menekankanpentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungansecara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003)

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”.Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembanganteori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti: psikologi, ilmu pen-didikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi,manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplinilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingandan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya.Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selaindihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melaluiberbagai bentuk penelitian.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasiberbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyakdikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno,2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialahbimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh.Surya(2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologikomputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya(klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapatjuga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet,dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangandalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasikonselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingandan konseling.

Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor

Page 60: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

48 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikdidalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakanoleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan.Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuandan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikirankritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian. Berkenaandengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, Prayitno(2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan menambahkanlandasan paedagogis, landasan religius dan landasan yuridis-formal.

Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjaudari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individudan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b)pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikanlebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankanpada tiga hal pokok, yaitu: (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b) sikapyang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalanke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama; dan (c) upaya yangmemungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasanadan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) sertakemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragamauntuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah. Ditegaskanpula oleh Moh.Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konselingsaat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual.Berangkat dari kehidupanmodern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuanekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkanberbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniahdan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembangkecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilaispiritual. Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnyabimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual atau religi. Landasanyuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundanganyang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dankonseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang,Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedomanlainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konselingdi Indonesia.

Page 61: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

49DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik6. Landasan Pedagogis

Pedagogi merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmupendidikan anak Jadi pedagogi mencoba menjelaskan tentang seluk belukpendidikan anak, pedagodie merupakan teori pendidikan anak. Pedagogisebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru, khususnya guru taman kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengananak yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untukmenyampaikan, atau mentransformasikan pengetahuan kepada paraanak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkankepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikapmental anak, mengembangkan hati nurani atau kata hati anak, sehinggaia (anak) akan sensitif terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkatderajat manusia, dan menghargai sesama manusia. Begitu juga guruharus mengembangkan keterampilaan anak, keterampilan hidup di masyarakatsehingga ia mampu menghadapi segala permasalahan hidupnya.

a. Pedagogik: pendidikan dalam arti khusus

Pedagogik merupakan suatu kajian tentang pendidikan anak, berasaldari kata yunani “Paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “Agogos” artinyamengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti membantuanak laki-laki pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkananak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan pedagogik ialahseorang ahli yang membimbing anak kearah tujuan hidup tertentu. MenurutProf. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajarimasalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak“mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi, pedagogikadalah ilmu mendidik anak.

Langeveld (1980), membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah“pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu mendidik, lebih menitikberatkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiranbagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilahpedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktik,menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak.

Pedagodik merupakan suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis,dan obyektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia,hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan, serta hakikat proses pendidikan.Walaupun demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai “terraincegnita”

Page 62: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

50 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik(daerah tak dikenal) dalam lapangan pendidikan, karena masalah hakikathidup dan hakikat manusia banyak diliputi dengan kabut misteri.

Dari uraian diatas pedagogik pembahasannya terbatas kepada anak,jadi yang menjadi objek kajian pedagogik adalah pergaulan pendidikanantara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa, menurut Langevelddisebut “situasi pendidikan’. Jadi, proses pendidikan menurut pedagogikberlangsung secara anak lahir sampai anak mencapai dewasa. Pendidikdalam hal ini bisa orang tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai penggantiorangtua, membimbing anak yang belum dewasa mengantarkannyauntuk dapat hidup mandiri, agar anak dapat menjadi dirinya sendiri.

b. Pedagogik: pendidikan dalam arti luas

Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkankesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. MenurutHanderson, pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkunganfisik, berlangsung sepanjang hayat, sejak manusia lahir. Warisan socialmerupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagimanusia untuk pengembangan manusia yang terbaik dan intelegen, untukmeningkatkan kesejahteraan hidupnya.Dalam GBHN Tahun 1973 dikemukakanpengertian pendidikan, bahwa, “pendidikan pada hakikatnya merupakansuatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemam-puan manusia, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, danberlangsung seumur hidup”.

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasionaldikatakan bahwa: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,dan Negara.

1) Landasan Pedagogis bimbingan dan konseling

Pada bagian ini pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingandan konseling dari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembanganmanusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan,

Page 63: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

51DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikpendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling, dan pendidikanlebih lanjut sebagai inti tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.

a) Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu.

Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan. Didepan telah dikemuka-kan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling berfokus pada manusiabahkan dikatakan bimbingan dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia.Manusia yang dimaksud disini adalah manusia yang berkembang, yangterus menerus berusaha mewujudkan keempat dimensi kemanusiaannyamenjadi manusia seutuhnya. Wahana paling utama untuk terjadinya prosesdan tercapainya tujuan perkembangan itu tidak lain adalah pendidikan.

Apakah pendidikan itu?Dalam artinya yang paling luas, pendidikanialah upaya memanusiakan manusia. Seorang bayi manusia hanya akandapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya sebagaimanatelah dikemukakan pada bagian terdahulu, hanya melalui pendidikan.Tanpa pendidikan, bayi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampumemperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialannya, kesusilaannya,dan keberagamaannya. Ia akan menjadi manusia alam bukan manusiabudaya yang hidup bersama dengan manusia-manusia lainnya dalamtata budaya tertentu.

Dalam kaitan itu, pendidikan dapat diartikan sebagai upaya membudayakanmanusia muda. Upaya pembudayaan ini meliputi pada garis besarnyapenyiapan manusia muda menguasai alam lingkungannya, memahamidan melaksanakan nilai-nilai dan norma yang berlaku, melakukan perananyang sesuai, menyelenggarakan kehidupan yang layak, dan meneruskankehidupan generasi orangtua mereka. Untuk tugas masa depan itu, melaluiproses pendidikan manusia muda memperkembangkan diri dan sekaligusmempersiapkan diri dengan potensi yang ada pada diri mereka dan prasaranaserta sarana-sarana yang tersedia.

Sejalan dengan pandangan tersebut, rakyat dan pemerintah Indo-nesia, melalui undang-undang No. 2/1989 tentang Sistem PendidikanNasional menetapkan pengertian pendidikan sebagai usaha sadar untukmenyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

Pengertian terakhir ini terasa lebih praktis dan secara langsung lebihmenunjuk kepada komponen-komponen utama pendidikan itu sendiri.Pertama,pendidikan merupakan usaha sadar.Oleh karena itu program pendidikan

Page 64: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

52 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikharus dirancang dan diselenggarakan dengan perhitungan-perhitunganyang matang. Kedua, pendidikan merupakan penyiapan peserta didik;artinya, para peserta didik itu hendak dibawa kearah tujuan yang jelasyang sesuai dengan tatanan kehidupan sosial budaya yang dikehendaki.Ketiga, tujuan tersebut adalah peranan peserta didik itu kelak dalamtatanan masyarakat yang yang lebih berkembang. Keempat, proses pendidikandilakukan melalui praktek-praktek bimbingan, pengajaran, dan/ataulatihan. Kelima, segenap kemampuan pendidikan itu tidak dapat dipisah-pisahkan, keempatnya harus selalu dipadukan dan saling terkait yangsatu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, setiap kegiatan pendidikan,sekecil apapun harus terkandung didalamnya usaha sadar, penyiapanpeserta didik, untuk peranannya yang akan datang dan dilakukan melaluibentuk kegiatan bimbingan pengajaran, dan/atau latihan.

Dalam pengertian pendidikan tersebut, secara eksplisit, disebutkanbimbingan sebagai salah satu bentuk upaya pendidikan. Oleh karena itusegenap pembicaraan kita tentang bimbingan dan konseling tidak bolehlepas dari pengertian pendidikan yang telah dirumuskan secara praktisitu, dengan demikian dalam pelayanan bimbingan dan konseling harusterkandung komponen-komponen tersebut, yaitu:

a) Merupakan usaha sadar b) Menyiapkan peserta didik (dalam hal ini klien)c) Untuk peranannya dimasa yang akan datang (dalam hal ini diwujudkan

melalui tujuan-tujuan bimbingan dan konseling).

Apabila di dalam undang-undang No. 2/1989 itu disebutkan bahwapendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa danmengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yangberiman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekertiluhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani danrohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan, maka tujuan bimbingan dan konselingpun tidak boleh menyimpang dari tujuan-tujuan tersebut. Demikianlah,tujuan bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah agar konseli-konseli lebih mantap dalam keberagamaannya, berbudi luhur, berpengetahuandan berketerampilan yang memadai sesuai dengan kebutuhann kehidupandan pengembangan dirinya, sehat jasmani dan rohaninya, mandiri (denganlima ciri yang telah diuraikan pada bab terdahulu) serta memiliki tanggung

Page 65: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

53DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikjawab sosial kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan-tujuan tersebutpada prakteknya disinkronisasikan dengan permasalahan yang dihadapioleh konseli pada saat pelayanan bimbingan dan konseling diberikan.Secara keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling menghendakidan mengacu kepada kehidupan bangsa Indonesia yang cerdas dansejahtera, serta terbinanya manusia Indonesia seutuhnya.

Pemahaman bahwa bimbingan dan konseling merupakan bagianterpadu dari upaya pendidikan telah muncul sejak puluhan tahun yanglampau dalam literature pokok di negara tempat awal berkembangnyagerakan bimbingan dan konseling. Crow & Crow mengemukakan bahwabimbingan menyediakan unsur-unsur diluar individu yang dapat diper-gunakannya untuk memperkembangkan diri. Dalam artinya yang luas,imbingan dapat dianggap sebagai suatu bentuk upaya pendidikan. Dalamarti yang sempit bimbingan meliputi berbagai teknik, termasuk di dalamnyakonseling, yang memungkinkan individu menolong dirinya sendiri. Mengikutipendapat Crow & Crow itu, perkembangan individu dan kemandiriantampaknya amat dipentingkan dalam proses bimbingan dan konselingyang sekaligus merupakan pendidikan itu. Untuk dapat berkembang denganbaik dan mandiri, tentulah individu memerlukan pengetahuan dan keterampilan,jasmani dan rohani yang sehat, serta kemampuan penerapan nilai dannorma-norma hidup kemasyarakatan. Integrasi bimbingan dan konselingdalam pendidikan juga tampak dari dimasukkannya secara terus-menerusprogram-program bimbingan dan konseling kedalam program-programsekolah.

Pelayanan bimbingan dan konseling di luar sekolah juga tetap mengacupada upaya pendidikan. Pertama, terkait langsung dengan pendidikanluar sekolah, dan kedua, meskipun diselenggarakan dalam kawasan non-pendidikan (seperti dalam kawanan kerja dan industri, kesehatan, perkawinan)pelayanan bimbingan dan konseling tetap mengacu pada pendidikankarena pelayanan itu tetap merupakan usaha sadar menyiapkan pesertabimbing (klien) untuk peranannya di masa yang akan datang.

c. Pendidikan sebagai inti proses bimbingan konseling

Di depan telah disebutkan bahwa pendidikan melalui bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan. Ciri apakah yang menandai berlangsungnyaupaya pendidikan melalui ketiga kegiatan besar itu? Ciri pokoknya adadua, yaitu peserta didik yang terlibat didalamnya menjalani proses belajar,

Page 66: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

54 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikdan kegiatan tersebut bersifat normatif. Apabila kedua ciri itu tidak ada,maka upaya dilakukan itu tidak dapat dikatakan pendidikan. Barangkaliada kegiatan-kegiatan yang dinamakan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, terapi apabila di dalamnya tidak terkandung unsur-unsurbelajar dan norma-norma positif yang berlaku, maka kegiatan-kegiatanitu tidak dapat di golongkan ke dalam upaya pendidikan.

Demikianlah, bimbingan dan konseling mengembangkan prosesbelajar yang dijalani oleh konseli-konselinya. Kesadaran ini telah tampilsejak pengembangan gerakan bimbingan dan konseling secara meluasdi Amerika Serikat. Pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan bahwabimbingan dan konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar,belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untukmengembangkan dan menerapkan secara efektif berbagai pemahaman.Mengenai sifat normatif, pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkanpada norma-norma yang berlaku, baik isinya, prosesnya, tekniknya, maupuninstrumentasi yang dipergunakannya. Pelayanan yang tidak normatif,bukanlah pelayanan bimbingan dan konseling. Sifat normatif merupakankondisi inheren pada ilmu pendidikan. Demikian juga pada bimbingandan konseling. Kesamaan kondisi inheren itulah agaknya yang merupakandisiplin ilmu yang amat terkait satu sama lain. Disamping itu, penekananpada proses belajar juga merupakan pengikat diantara keduanya.

d. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dankonseling

Pendidikan merupakan upaya berkelanjutan. Apabila suatu kegiatanatau program pendidikan selesai, individu tidak hanya berhenti disana.Ia maju terus dengan kegiatan dan program pendidikan lainnya. Ibaratbola salju yang menggelinding, makin jauh menggelinding makin besar.Proses pendidikan yang berhasil setiap kali memperkaya peserta didikdan makin memantapkan pribadi peserta didik menuju manusia seutuhnya.Demikian pula dengan hasil bimbingan dan konseling. Hasil pelayananitu tidak hanya berhenti sampai pada pencapaian hasil itu saja, melainkanperlu terus digelindingkan untuk mencapai hasil-hasil berikutnya. Namun,berbeda dari pendidikan, individu yang berhasil dalam proses bimbingandan konseling tidak diharapkan segera memasuki program bimbingandan konseling lainnya. Bahkan sebaliknya, individu yang berhasil dalambimbingan dan konseling itu diharapkan tidak perlu memasuki program

Page 67: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

55DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikbimbingan dan konseling lagi ataupun mengambil program bimbinganlebih lanjut. Oleh karena itu tidak dikenal istilah bimbingan dan konselingberkelanjutan dalam arti membimbing individu yang sama terus menerus.

Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus (jangka pendek)dan tujuan umum (jangka panjang). Dengan ungkapan lain Crow & Crowmenyatakan bahwa tujuan khusus yang segera hendak dicapai (jangkapendek) dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah membantuindividu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, sedangkantujuan akhir (jangka panjang) ialah bimbingan diri-sendiri. Bimbingandiri sendiri itu dicapai hendaknya tidak melalui bimbingan yang berkelanjutan,melainkan bimbingan-bimbingan yang telah diberikan terdahulu hendaknyadapat mengembangkan kemampuan klien untuk mengatasi masalah-masalahnya sendiri dan memperkembangkan diri sendiri tanpa bantuanpelayanan bimbingan dan konseling lagi. Disinilah sekali lagi perbedaanantara pendidikan dan bimbingan: Pada bimbingan diri sendiri bantuanbimbingan tidak diperlukan lagi, tetapi pendidikan masih tetap diperlukan.[13]

Hasil bimbingan yang mampu membuat individu melakukan bimbingandiri sendiri merupakan modal besar tambahan yang akan lebih memungkinkankesuksesan pendidikan yang dijalani oleh individu itu lebih lanjut. Borders& Drury menyimpulkan dari kajian komprehensif tentang program-pro-gram bimbingan dan konseling disekolah (di Amerika Serikat) selama30 tahun terakhir, bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di sekolahtelah memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembanganpendidikan dan pribadi siswa.Konseling individual dan kelompok, bimbingandalam kelas, dan kegiatan konsultasi lainnya memberikan sumbanganlangsung kepada keberhasilan siswa di sekolah maupun di luar sekolah.Laporan tersebut secara langsung dibenarkan dan disokong oleh Gerler.

Tujuan bimbingan dan konseling, disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya,hal itu dapat dimengerti karena program-program bimbingan dan konselingmeliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yangmenyangkut kawasan kematangan pendidikan dan karier, kematanganpersonal dan emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk pesertadidik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah.Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilanpendidikan pada umumnya.

Page 68: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

56 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBAB IV

LAYANAN BIMBINGANDAN KONSELING

A. PENDAHULUANPelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak

sembarang dilaksanakan. Pelaksanaannya sebaiknya dilaksanakan sesuaidengan ketentuan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh parapemerhati bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu, ada hal yang harusdiperhatikan oleh konselor sesaat sebelum melaksanakan pelayanan,hal yang sebaiknya diperhatikan saat pelayanan berlangsung dan halyang harus di evaluasi setelah proses pelayanan dalam bimbingan dankonseling berlangsung.

Dalam pelaksanaannya, layanan bimbingan dan konseling saratdengan ungkapan-ungkapan yang menyatakan “pelayanan yang profesional”lebih jauh prayitno (2017:57) menegaskan bahwa dalam pelaksanaanlayanan bimbingan dan konseling sebaiknya mengacu kepada konsep“pelayanan yang berhasil”. Dalam hal ini, berhasil dalam membuat perencanaanyang matang, berhasil dalam pelaksanaan proses pemberian layanan dansesuai dengan rencana yang telah dibuat, serta berhasil dalam memberikansesuatu yang bermakna bagi klien. Kebermaknaan yang dirasakan kliendapat mengacu kepada adanya sesuatu yang baru diperoleh oleh kliensehingga klien mampu membuat berbagai alternatif penyelesaian masalahdan berani mengambil keputusan untuk kehidupan efektif yang lebih baik.

Layanan dalam bimbingan dan konseling sangat beragam. Keragamanini merupakan hal yang dapat dijadikan bukti bahwasanya Bimbingandan Konseling adalah sebuah kajian yang sangat kaya dan sarat denganberbagai pilihan yang dapat dijadikan sebagai jalan dalam menyelesaikanmasalah yang sedang dialami oleh klien. Dengan keragaman, konselorjuga dapat lebih leluasa dalam memilih jenis layanan yang akan dipakai,sehingga tidak ada alasan bagi para konselor untuk tidak melaksanakanalayanan bimbingan dan konseling karena jenis atau cara layanan yangsedikit.

56

Page 69: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

57DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikB. JENIS LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN

KONSELINGLayanan konseling adalah suatu layanan yang diberikan oleh seorang

konselor kepada klien dengan tujuan membantu klien dalam menyelesaikanmasalahnya. Layanan ini bisa diberikan kepada satu orang klien saja. Didalam layanan konseling terdapat macam-macam layanan lainnya,yang dapat mudah dalam membantu klien serta ada teknik-teknik umumdan teknik-teknik khusus dalam penyelesaian masalah yang diberikanseorang konselor kepada klien.

Menurut Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 bahwasanya layananbimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis danberkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guruBK untuk memfasilitasi perkembangan klien agar dapat mencapai kemandiriandalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambilkeputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehinggamencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.

Layanan dalam Bimbingan dan Konseling adalah serangkaian langkahyang diberikan kepada klien sebagai respon dari masalah yang disampaikannyakepada konselor. Sebagai konselor yang professional, selalu tidak terburu-buru dalam memberikan jenis layanan apa yang seharusnya diberikankepada klien. Konselor akan berusaha memahami secara sekilas tentangapa masalah yang dialami klien lalu menentukan jenis layanan apa yangsekiranya diberikan kepada klien.

Hal ini sama dengan perlakuan yang dilakukan sang dokter kepadapasiennya. Dokter tidak langsung memberikan obat kepada klien, tetapisesaat setelah pasien datang dan menghampiri dokter, sebagian besardokter akan bertanya apa keluahan yang dialami oleh pasiennya. Selanjutnyadokter akan memeriksa kondisi tubuh pasien dengan menggunakan berbagaialat kesehatan yang telah disediakan sebelumnya.

Setelah kedua langkah ini dilakukan, barulah dokter memberikanobat yang cocok dan dianggap mampu meredakan atau bahkan menghilangkanrasa sakit yang dialami pasien. Inilah langkah professional dalam memberikanyang terbaik kepada pasien. Berangkat dari ilustrasi di atas, maka dapatdijelaskan bahwa alternative jenis layanan yang mungkin dapat diberikankepada klien sesaat dalam proses pelayanan Bimbingan dan Konselingadalah sebagai berikut:

Page 70: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

58 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik1. Layanan Orientasi

Hallen (2002:83) menegaskan bahwasanya layanan orientasi adalahlayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didikmemahami lingkungan yang baru dimasukinya. Menurut Prayitno (2017:74)bahwa layanan orientasi adalah sebuah layanan yang diberikan kepadaklien untuk memberikan pemahaman kepada klien agar dapat menjalanikehidupan yang lebih baik ke depan. Secara umum dapat dimaknai bahwaorientasi berarti kedepan atau kearah yang baru. Dalam hal ini berartilayanan orientasi adalah layanan yang diberikan oleh konselor kepadaklien untuk memberikan hal-hal yang kemungkinan tingkah laku yangakan ditampilkannya ke depan.

Perjalanan kehidupan manusia selalu mengarah ke depan. Untukmenyikapi ini maka layanan orientasi sangat dibutuhkan dalam pelayananbimbingan dan konseling. sebagai sebuah ilustrasi, seorang anak yangberusia tujuh tahun mulai masuk ke sekolah jenjang SD. Dalam suasanadan kondisi ini, anak tersebut sudah pasti sedang mengalami hal baru,apalagi selama ini anak tersebut hanya belajar pada jenjang taman kanak-kanak. Untuk menyikapi hal ini maka perlu seorang konselor memberikanlayanan orientasi untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentanglingkungan yang baru saja dirasakannya. Dengan pelaksanaan ini, diharapkansiswa tidak menampilkan tingkah laku yang salah dan dapat berterimadilingkungan sekolahnya yang baru.

2. Layanan Informasi

WS. Winkel (2003:189) menegaskan bahwa layanan informasi merupakansuatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasiyang mereka perlukan. Lebih lanjut ditambahkan oleh Prayitno (2017:79)bahwa layanan informasi adalah salah satu layanan yang memberikanfasilitas kepada klien dengan memberikan berbagai informasi yang dimintaatau yang dibutuhkan oleh klien sehingga dengan informasi yang diperoleh,klien dapat mengambil sikap tentang apa yang akan dilakukan ke depan.

Layanan informasi merupakan salah satu layanan yang sangatpenting dilaksankan, mengingat tidak semua masalah dapat diselesaikandengan menggunakan layanan orentasi.Oleh karena itu, seorang konselordapat memberikan layanan informasi. Setiap orang membutuhkan informasi,dengan informasi, setiap individu mendapatkan berbagai kondisi tentang

Page 71: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

59DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktiksesuatu, sehingga dengan informasi itu, individu mendapatkan berbagaihal untuk menambah wawasan, pemahaman yang lebih mantap.

Pelaksanaan layanan informasi ini dapat dilakukan dengan menggunakandua cara yang pertama yaitu dengan cara diminta oleh klien berbagaiinformasi kepada konselorya dan yang kedua adalah dengan cara konseloritu sendiri yang memberikannya kepada klien. Pada pelaksanaan carayang kedua, konselor tidak hanya memberikan begitu saja kepada klien,tetapi konselor memberikannya atas dasar analisis yang dilakukan olehkonselor bahwa klien benar-benar membutuhkan informasi yang ingindisampaikan oleh konselor.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan Penempatan dan Penyaluran perlu diselenggarakan secaraterencana dan tertib mengikuti prosedur dan langkah-langkah sistematik-strategis. Langkah pengkajian kondisi merupakan dasar bagi arah penempatanyang dimaksud sebelum melanjutkan ketahap selanjutnya. Purwoko (2008:38)menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran adalah serangkaiankegiatan bantuan yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat menempatkandan menyalurkan segala potensinya pada kondisi yang sesuai. Mulyadi(2003:98) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran merupakanlayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didikmemperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatandan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau programstudi, program latihan, magang, kegiatan ekstrakurikuler) sesuai denganpotensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya.

Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah usaha-usaha membantusiswa merencanakan masa depannya selama masih disekolah atau madrasahdan sesudah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapanuntuk kelak memangku jabatan tertentu.

Menurut Prayitno Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah suatukegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompokyang mengalami mismatch (ketidak sesuaian antara potensi dengan usahapengembangan), dan penempatan individu pada lingkungan yang cocokbagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembangsecara optimal.

Layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan oleh konselor

Page 72: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

60 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktiksebaiknya dilaksanakan dengan baik dan tepat. Dalam hal ini penempatanadalah tempat yang disediakan oleh konselor untuk klien. Dimana tempatini adalah tempat yang dijadikan oleh klien sebagai wadah untuk mengasahbakat, minat, keterampilan dan lain-lain agar segala kemampuan yangdimilikinya dapat berkembang secara optimal.

Selanjutnya penyaluran adalah kegiatan yang dilakukan oleh konseloruntuk menyalurkan klien sesuai dengan tempatnya masing-masing.Kegiatan ini dilakukan untuk memfasilitasi klien agar selalu mengalamiperkembangan kearah yang lebih baik. Upaya penyaluran yang dilakukanoleh konselor tidak dibenarkan dilakukan secara sembarangan.Sebaiknyadilakukan dengan berbagai dukungan data dan informasi sehingga dalampelaksanaannya tidak menjadi salah penyaluran.

Layanan ini diberikan kepada siapa saja yang membutuhkannyaatau kepada siapa yang dianggap oleh konselor membutuhkannya.Dalampelaksanaannya dibutuhkan keterampilan dan kemampuan konseloruntuk melakasanakan kegiatan ini, sehingga segala hak-hak yang seharusnyadidapatkan oleh klien tidak terabaikan. Oleh karenanya konselor harusmemahami apa potensi yang dimiliki oleh klien. Dalam hal ini harus mengacukepada konsep pancadaya yang telah di kembangkan oleh Prof. Prayitno(Prayitno, 2017).

4. Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten adalah layanan yang diberikan kepadaklien agar klien dapat melakukan sesuatu dengan terampil (Tohirin, 2014).Layanan penguasaan konten sejak semula disebut dengan layanan pem-belajaran.Tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu bimbingan dan konselingyang disesuaikan dengan perkembangan kehidupan manusia, maka layananini diganti dengan sebutan layanan penguasaan konten. Menurut Prayitno(2017) bahwa layanan penguasaan konten merupakan sebuah layananyang diberikan kepada klien agar klien dapat menguasai konten tertentudan selanjutnya dapat dilaksanakannya dalam kehidupannya sehari-hari.

Layanan ini diberikan agar klien memiliki keterampilan tertentusehingga ke depan para klien memiliki keahlian-keahlian yang dapatdijadikan sebagai kemampuan pribadinya. Layanan ini perlu diberikankepada klien agar wawasan, kemampuan, pemahaman klien semakinbertambah sesuai dengan tuntutan masyarakatnya.

Page 73: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

61DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik5. Layanan Konseling Individual

Hallen (2002) mengungkapkan bahwa layanan konseling individualyaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan pesertadidik mendapat layanan langsung tatap muka dengan guru BK. Lebihlanjut ditegaskan bahwa Layanan Konseling Individu adalah merupakansalah satu pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung.Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship(hubungan muka ke muka, atau hubungan empat mata) antara konselordengan individu yang terjadi ketika seorang konselor bertemu secarapribadi dengan klien untuk tujuan konseling. Ini adalah interaksi antarakonselor dan konseli dimana banyak yang berfikir bahwa ini adalah esensidari pekerjaan konselor.

Konseling individu merupakan bentuk layanan yang paling utamadalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Dengan demikiankonseling perorangan merupakan ”jantung hati”. Implikasi lain pengertian”jantung hati” adalah apabila seorang konselor telah menguasai denganbaik apa, mengapa dan bagaimana pelayanan konseling itu (memahami,menghayati dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilandengan berbagai teknik dan teknologinya), maka diharapkan ia dapatmenyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya tanpa mengalamibanyak kesulitan.

Banyak peserta didik yang tidak mau membicarakan masalah pribadiatau urusan pribadi mereka dalam diskusi kelas dengan guru. Beberapadari mereka ragu untuk berbicara di depan kelompok-kelompok kecil.Oleh karena itu, konseling individu dalam sekolah-sekolah, tidak terlepasdari psikoterapi, didasarkan pada asumsi bahwa klien itu akan lebih sukaberbicara sendirian dengan seorang konselor. Selain itu, kerahasiaan,selalu dianggap sebagai dasar konseling.

Akibatnya, muncul asumsi bahwa siswa membutuhkan pertemuanpribadi dengan seorang konselor untuk mengungkapkan pikiran merekadan untuk meyakinkan bahwa pengungkapan mereka akan dilindungi.Tidak ada yang lebih aman dari pada konseling individu.

Secara menyeluruh dan umum, proses konseling individu dari kegiatanpaling awal sampai kegiatan akhir, terdapat lima tahap yaitu: tahap pengantaran(introduction), tahap penjajagan (insvention), tahap penafsiran (inter-pretation), tahap pembinaan (intervention) dan tahap penilaian (inspection).

Page 74: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

62 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikDalam keseluruhan proses layanan konseling individu, konselor harusmenyadari posisi dan peran yang sedang dilakukannya.

Menurut Gysbers (2006), strategi dalam layanan perencanaan individual,meliputi :

a. Individual appraisal, individu diminta oleh konselor untuk menginterpretasitentang bakat, minat, keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinyasendiri.

b. Individual advisement, konselor meminta individu yang bersangkutanuntuk mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi.Kemudian bagaimana individu tersebut untuk merealisasikan.

c. Transition planning, konselor bekerja sama dengan pihak guru yanglain membantu individu untuk membuat rencana apakah akan melanjutkansekolah, bekerja, atau mengikuti training/kursus.

d. Follow up, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain menindaklanjuti dari data yang diperoleh untuk kemudian dievaluasi.

6. Layanan Bimbingan Kelompok

Hallen (2002) menjelaskan bahwa layanan bimbingan kelompokyaitu layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakantopik-topik penting. Bimbingan kelompok mengacu kepada aktivitas-aktivitasyang berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman melalui sebuahaktivitas kelompok yang terencana dan terorganisir.

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok menyediakaninformasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompokmenjadi lebih sosial atau untuk untuk membantu anggota-anggota kelompokuntuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Mungin Eddy Wibowo, 2005)

Peranan anggota kelompok dalam bimbingan kelompok, yaitu aktifmembahas permasalahan atau topik umum tertentu yang hasil pembahasannyaitu berguna bagi para anggota kelompok: berpartisipasi aktif dalam dinamikainteraksi sosial, menyumbang bagi pembahasan masalah, dan menyerapberbagai informasi untuk diri sendiri. Suasana interaksi multiarah, mendalamdengan melibatkan aspek kognitif. Sifat pembicaraan umum, tidak rahasia,dan kegiatan berkembang sesuai dengan tingkat perubahan dan pendalamanmasalah/topik.

Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan

Page 75: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

63DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikkepada klien secara kelompok dengan jumlah anggota kelompok berkisarantara 10-15 orang. Dalam pelaksanaannya bimbingan kelompok dipimpinoleh satu orang konselor yang telah terampil dalam memimpin kegiatankelompok. Oleh karena itu, seorang calon konselor harus benar-benarmempelajari dan mendalami pelaksanaan layanan bimbingan kelompokagar pelaksanaan yang professional benar-benar dapat terwujud secarautuh.

7. Layanan Konseling Kelompok

Hallen (2002) bahwa layanan konseling kelompok yaitu layananyang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasandan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, bergerak,yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok.Selanjutnya layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakandua jenis layanan yang saling keterkaitannya sangat besar. Dalam kegiatankelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok).

Ohlsen dalam Mungin Eddy Wibowo (2005) menyatakan bahwa konselingkelompok merupakan pengalaman terpenting bagi orang-orang yangtidak mempunyai masalah-masalah emosional yang serius. Dalam konselingkelompok ada hubungan antara konselor dengan anggota kelompokpenuh rasa penerimaan kepercayaan dan rasa aman. Dalam hubunganini anggota kelompok (klien belajar menghadapi, mengekspresikan danmenguasai perasaan-perasaan atau pemikiran-pemikiran yang mengganggunyayang merupakan masalah baginya.

Topik atau masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat“pribadi” yaitu masalah itu memang merupakan masalah pribadi yangsecara langsung dialami, atau lebih tepat lagi merupakan masalah ataukebutuhan yang sedang dialami oleh para anggota kelompok yang menyam-paikan topik atau masalah itu. Masalah atau topik pribadi “berada di dalamdiri anggota kelompok yang menyampaikannya, menjadi “milik” ataubagian dari pribadi anggota kelompok yang bersangkutan (Mungin EddyWibowo, 2005).

Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok, sangat berbedadengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, walaupun secaraumum kelihatan sama. Dalam beberapa pemahaman dijelaskan bahwaantara pelaskanaan layanan konseling kelompok dengan bimbingan kelompok

Page 76: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

64 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikdapat dikatakan “sama tetapi berbeda”. Bahkan dalam beberapa pendapatdikatakan bahwa perbedaan antara pelaksanaan layanan bimbingankelompok dengan konseling kelompok sama dengan “dua orang anakkembar” yang sepintas lalu kelihatan sama tetapi mengalami banyakperbedaan.

Sepintas lalu memang sulit bagi guru lain dalam memberdayakannya.Tetapi kondisi ini dapat dijawab dengan memperhatikan secara seksamatentang pelaksanaan yang dilakukan oleh konselor, apakah yang dilakukanitu layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok.

Dalam pelaksanaan konseling kelompok, jumlah anggota kelompokberkisar antara 8-10 orang. Jumlah ini agak sedikit dibanding denganjumlah anggota bimbingan kelompok. Lebih lanjut ditambakan olehPrayitno (2017) bahwa pelaksanaan layanan ini dapat dilakukan dimanasaja, baik dalam ruang tertutup atau ruangan terbuka, asalkan kenyamanandan keamanan klien dapat terjaga dengan baik.

8. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi adalah adalah layanan yang diberikan oleh seorangkonselor kepada klien (tepatnya dalam jenis layanan ini sangat akrabdisebut dengan konsulti) untuk memberikan berbagai pemahaman danwawasan dalam menyelesaikan masalah orang ketiga (Tohirin, 2014).Lebih lanjut ditambahkan oleh Prayitno (2017) bahwasanya layana konsultasiadalah layanan yang diberikan kepada klien untuk membantu klien menye-lesaikan masalah orang ketiga. Dalam hal ini klien datang kepada konseloruntuk meminta bantuan tentang bagaimana langkah yang diberikankepada orang ketiga yang masalahnya sedang ditangani oleh klien.

Dalam pelaksanaan layanan konsultasi, penting digaris bawahibahwasanya yang bermasalah bukan kliennya, tetapi orang ketiga yangmeminta bantuan kepada klien untuk diselesaikan masalahnya. Sementaraklien tersebut kurang terampil dalam menyelesaikan masalah orangketiga dan akhirnya klien meminta bantuan kepada konselor senior yangdianggap mampu memberikan alternative solusi untuk menyelesaikanmasalah yang sedang dialami oleh orang ketiga.

Layanan konsultasi ini dapat dilakukan dengan perorangan ataubeberapa orang atas dasar persetujuan bersama. Lebih lanjut, dijelaskanbahwa layanan ini dapat dilakukan dimana saja, seperti dikantor, ruangan

Page 77: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

65DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikterbuka, ditempat praktik konselor dan sebagainya.Sesaat pelaksanaanini berlangsung, juga diharapkan adanya asas kerahasiaan yang dijagaagar pelaksanaan konseling dapat berlangsung dengan baik, nyaman,aman dan profesional.

9. Layanan Mediasi

Layanan mediasi adalah layanan yang diberikan kepada klien yangsedang mengalami permasalahan persengkatan atau perselisihan. Akibatdari perselisihan ini terjadilah suasana yang tidak efektif sehingga keduasaling membenci, memcaci dan memaki. Menurut Prayitno (2017) bahwasanyalayanan mediasi berasal dari kata media yang berarti perantara atau peng-hubung.Dengan demikian dapat dimaknai bahwasanya mediasi adalahkegiatan yang mengantari atau menghubungkan dua hal yang semulaterpisah, saling berbeda menjadi bersatu dan saling terkait secara positif.

Dalam pelaksanaan layanan mediasi, seorang konselor sebaiknyatetap mewaspadai apa yang terjadi selama proses konseling. konselorharus mampu bersikap netral dan tidak memihak kepada yang satu danserta menjatuhkan atau menyalahkan yang lain. Membenarkan yangbenar dan menyalahkan yang salah tidak malah sebaliknya membenarkanyang salah dan menyalahkan yang benar. Oleh karena itu, keprofesionalan,analisis yang mendalam dan keterampilan sangat dibutuhkan agar pertikaianyang sedang berlangsung dapat hilang secara berangsur. Menurut Tohirin(2014) bahwasanya beberapa masalah yang dapat diselesaikan denganmenggunakan layanan mediasi adalah sebagai berikut:

a. Pertikaian atas kepemilikan sesuatub. Kejadian dadakan (seperti tawuran, perkelahian dan persengketaan)c. Perasaan tersinggungd. Dendam dan sakit harie. Tuntutan atau hak yang seharusnya dimiliki.

Berdasarkan berbagai jenis masalah yang telah dijelaskan terdahuludapat dimaknai bahwasanya layanan mediasi hanya diberikan kepadadua orang atau dua kelompok yang sedang tidak saling menyukai, danantara satu orang dengan sekelompok orang.

Pelaksanaan layanan mediasi ini dapat dikatakan selesai apabilakedua orang yang bersengketa tidak lagi menampilkan sikap persengketaanitu. Lebih jauh dari itu, diharapkan klien dapat menampilkan sikap-sikap

Page 78: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

66 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikpositif yang mampu memberikan kehangatan dan kedamaian kepadasetiap individu yang berada disekitarnya.

10.Layanan Advokasi

Layanan advokasi adalah adalah layanan yang diberikan oleh konseloruntuk mencari, meminta hak klien yang telah tercerai dari dirinya (Prayitno,2017). Menurut penulis, layanan advokasi adalah layanan yang diberikanoleh konselor kepada klien untuk membantu klien mencari, menganalisismeminta kembali hak-hak klien yang selama ini pernah hilang dari dirinyadan selanjutnya diambil dan diberikan kembali kepada klien. Jauh dariitu konselor juga sebaiknya harus memberikan berbagai masukan danarahan tentang bagaimana menggunakan hak yang pernah hilang itudengan sebaik-baiknya serta mensyukurinya.

Layanan advokasi merupakan layanan yang diberikan untuk mem-bebaskan klien dari berbagai ketidakefektifan karena adanya hal-hal yangsempat menghalangi atau bahkan menghambat kehidupannya efektifnyasehari-hari. Selama ini advokasi sering kita dengar dalam lingkungan hukum,sehingga kita terkadang menganggap bahwa layanan ini jarang ataubahkan tidak terpakai dalam dunia pendidikan.

Dalam pelaksanaannya di sekolah layanan ini berupaya untuk memberikanhak-hak pendidikan kepada para siswa sehingga siswa benar-benar men-dapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Selama ini sering kitamendengar guru menuntut hak-hak yang seharusnya dikerjakan olehsiswa (pekerjaan rumah, kedisiplinan dan lain sebagainya), tetapi kitajuga harus memperhatikan dan memberikan hak-hak yang seharusnyadiberikan kepada siswa (contoh ketauladanan, metari pelajaran yangberkualitas dan lain sebagainya).

C. OPERASIONALISASI LAYANAN DALAM BIMBINGANDAN KONSELINGMenurut Prayitno (dalam Mesiono, dkk. 2015:7) bahwa secara umum

operasionalisasi layanan dalam kegiatan bimbingan dan konseling dapatdilaksanakan sebagai berikut:

1. Pengantaran, yaitu kegiatan awal untuk membangun suasana rapportsehingga klien memasuki proses konseling dengan rasa aman, nyaman,dinamis, positif dan sukarela. Pengantaran dalam hal ini adalah kondisi

Page 79: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

67DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyang diciptakan oleh konselor untuk menghilangkan hal-hal yangtelah mempengaruhi klien sebelum berlangsungnya kegiatan konseling,sehingga klien merasa sadar bahwa dirinya sedang berada dalam ruangan,suasana konseling. pada tahap pengantaran, konselor wajib memberikankesan yang sangta baik kepada klien, karena kesan pertama akansangat menentukan kesan-kesan berikutnya. Suasana penggiringanini merupakan usaha yang tidak mudah untuk dilakukan, maka dibutuhkanketerampilan yang cakap dari konselor sehingga tidak terkesan adanyasuasana pemaksaan yang dialami klien saat konselor melaksanakanproses pengantaran.

2. Penjajakan, yaitu kegiatan untuk mengungkapkan kondisi diri klien(perasaan, pikiran, keinginan, sikap dan kehendak) dalam suasanakekinian. Penjajakan adalah suasana untuk mendalami hal-hal yangada dalam diri klien yang mungkin akan diawali dari pertanyaanyang sangat sederhana. Pertanyaan sederhana inilah nantikan yangdijadikan oleh konselor sebagai langkah awal dalam memberikanpertanyaan-pertanyaan yang sifatnya khusus dan semakin mengkerucuthingga sampai kepada inti dan poin permasalahan yang sedang dialamioleh klien. Dalam suasana penjajakan dibutuhkan kemampuan konseloruntuk bertanya, menanggapi dan memberikan respon dari setiapjawaban yang diberikan oleh klien.

3. Penafsiran, yaitu keinginan untuk memahami dan mendalami lebihjauh atas berbagai hal yang dikemukakan klien melalui proses klienberfikir, merasa, bersikap, kemungkinan bertindak dan bertanggungjawab secara positif. Kegiatan ini dapat terarah pada analisis diagnosisterhadap kondisi yang perlu diperbaiki. Upaya penafsiran yang dilakukanoleh konselor diharapkan jangan sampai mengalami kesalahan, karenaakan bersifat fatal terhadap trust (kepercayaan) klien terhadap konselor.Sebaliknya ketepatan dalam memberikan penafsiran terhadap ungkapanyang disampaikan oleh klien akan meningkatkan trust (kepercayaan)klien terhadap konselor. Kegiatan penafsiran merupakan upaya yangmembtuhkan analisis yang sangat dalam dan tajam, sehingga upayapenafsiran yang dilakukan menghasilkan arti dan makna yang sesuaidengan maksud klien.

4. Pembinaan, yaitu kegiatan yang menunjang terbangunnya KES danatau teratasinya kondisi KES-T, berdasarkan hasil analisis diagnosis,terarah pada difahaminya/dikuasainya acuan yang tepat, kompetensiyang memadai, upaya yang efektif, perasaan positif dan kesungguhan

Page 80: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

68 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyang menjamin suksesnya usaha. Upaya pembinaan adalah upayayang dilakukan sesaat setelah penafsiran dilakukan. Pembinaanbermaksud untuk memberikan masukan dan perbaikan kepadaklien sehingga klien dalam menampilkan tingkah laku yang sesuaidengan kondisi tertentu dalam suasana tertentu. Dalam melaksanakanproses pembinaan dibutuhkan skill dari konselor agar tercipta suasanayang sifatnya tidak mengajari. Konselor bekerja untuk membukafikiran, perasaan klien bahwa apa yang selama ini dilakukan olehklien salah dan selanjutnya harus diperbaiki sesuai dengan tuntutanlingkungannya.

5. Penilaian, yaitu kegiatan untuk mengetahui hasil yang dicapai klienmelalui kegiatan belajarnya dalam proses konseling yang ia jalanidan tindak lanjutnya. Pelaksanaan penilaian adalah langkah terakhirdalam pelaksanaan operasionalisasi layanan bimbingan dan konseling.Kegiatan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pemahamanyang telah dimiliki oleh klien dari hasil proses konseling dan sekuatapa klien termotivasi untuk merubah tingkah laku yang salah menjaditingkah laku yang benar serta kapan klien akan memulai tingkahlaku yang benar dalam kehidupannya sehari-hari. Hasil pelaksanaanproses penilaian yang dilakukan oleh konselor sangat menentukanapakah proses konseling cukup dilaksanakan hanya sekali sesi sajaatau bahkan membutuhkan sesi yang kedua, ketiga, keempat danseterusnya. Dalam melaksanakan penilaian, secara umum konselordapat menggunakan konsep LAISEG, LAIJAPEN dan LAIJAPANG.

Page 81: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

69DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBAB V

KEGIATAN PENDUKUNG DALAMBIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENDAHULUANKegiatan pendukung merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan

dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.Menurut Tohirin (2014:197) layanan bimbingan dan konseling tidak dapatdilaksanakan secara efektif dan tujuannya tidak dapat tercapai sesuaidengan apa yang telah direncanakan tanpa adanya kegiatan pendukung.Secara umum, kegiatan ini sifatnya hanya mendukung kegiatan bimbingandan konseling semata, tetapi harus difahami dan dimaknai bahwa apabilakegiatan ini tidak diikutsertakan dalam pelayanan BK disekolah makakegiatan tersebut akan terasa hampa dan tidak bermakna sama sekali.Sehingga keberadaannya dalam kegiatan bimbingan dan konseling sangatdiharapkan.

Kegiatan pendukung dalam Bimbingan dan Konseling adalah halyang dapat dilakukan sebelum atau setelah proses layanan bimbingandan konseling berlangsung. Kegiatan ini sifatnya mendukung yang akanmemberikan dorongan yang sangat kuat terhadap keberhasilan konseling.sinergitas antara kegiatan pendukung, dan jenis layanan bimbingan dankonseling memberikan power yang sangat baik terhadap layanan yangberkualitas.

B. JENIS KEGIATAN PENDUKUNGKegiatan pendukung dalam layanan bimbingan dan konseling sangat

beragam. Keberagaman inilah nantinya akan menjadi pilihan bagi konselordalam mencocokkan antara jenis layanan konseling yang diberikan dengankegiatan pendukung yang sesuai untuk disandingkan. Kemantapan kegiatanpendukung akan sangat mempengaruhi pelayanan konseling yang lebihprofessional.

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, kegiatan

69

Page 82: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

70 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikpendukung merupakan bagian terpenting yang tidak dapat dipisahkandalam pelaksanaan konseling. Berbagai data, informasi dan keterangandapat diperoleh melalui kegiatan pendukung. Berikut akan dijelaskanbeberapa jenis kegiatan pendukung, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi Instrumentasi

Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkandata dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan pesertadidik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakanberbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahamipeserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristiklingkungan.

Menurut prayitno (2017:235) aplikasi intrumentasi adalah pengungkapanmelalui pengukuran yang dilakukan oleh seorang tenaga yang ahli dalammengaplikasikan dan selanjutnya diungkapkan melalui berbagai datayang telah diperolehnya. Aplikasi instrumentasi ini sangat dibutuhkandalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dengan aplikasiinstrumentasi yang diberikan, konselor mendapatkan berbagai informasiyang dibutuhkan tentang kondisi klien guna mempermudah konselordalam memberikan bantuan layanan bimbingan dan konseling.

Secara lebih tegas menurut penulis bahwa aplikasi instrumentasimerupakan diperolehnya berbagai informasi yang terkait dengan pribadicalon klien melalui alat ukur yang telah terstandar atau instrument tertentu.Sehubungan dengan hasil perolehan data yang diperoleh dari hasil instrumentasiini, maka dibutuhkan kecermatan dan keterampilan konselor dalam mem-pergunakan data yang telah didapat dan tidak akan menyampaikna datayang diperoleh tersebut keopada siapapun kecuali kepada kliennya.

Menurut Prayitno (2017) informasi yang dapat diungkapkan darihasil aplikasi instrumentasi adalah sebagai berikut:

a. Kondisi fisik individu: keadaan jasmani dan kesehatanb. Kondisi dasar psikologis: potensi dasar, bakat, minat dan sikapc. Kondisi dinamik-fungsional psikologisd. Kondisi kegiatan dan hasil belajare. Kondisi hubungan sosialf. Kondisi lingkungan dan keluargag. Kondisi arah pengembangan pilihan dan kenyataan karir

Page 83: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

71DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikh. Kondisi keberagamaani. Kondisi berwarganegaraan danj. Kondisi yang berpotensial bermasalah dan atau mengalami masalah

Dalam pelaksanaan aplikasi instrumentasi, seorang konselor harusmemegang tegus segala persyaratan dan tata cara pelaksanaannya. Olehkarena itu, seorang konselor harus memiliki pemahaman, keterampilandan kejujuran dalam melaksanakan, memberikan penilaian dan menyampaikanhasil dari nilai aplikasi instrumentasi.

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling hasil pemberianaplikasi instrumentasi sangat berguna untuk:

a. perencanaan program layanan bimbingan dan konseling. baik yangbersifat program harian, mingguan, bulanan, semester dan bahkantahunan.

b. Penetapan peserta layananc. Hasil instrumentasi dapat dijadikan sebagai isi atau materi dalam

layanan bimbingan dan konselingd. Hasil instrumentasi dapat dijadikan sebagai tindak lanjut layanan

yang akan diberikan kepada kliene. Hasil instrumentasi juga dapat dijadikan sebagai langkah dan upaya

pengembangan.

Selanjutnya salah satu contoh pelaksanaan aplikasi instrumentasiyang dapat dilakukan adalah pemberian angket, tes intelegensi, bakat,minat dan lain sebagainya.Tes ini dapat diberikan kepada seluruh siswasesuai dengan kebutuhan data yang diinginkan oleh guru BK. Seperti biasanyates ini bisanya diberikan kepada siswa yang baru masuk (biasanya kelasVII SMP/MTs dan kelas IX SMA/MA/MAK/SMK).

Hasil dari pemberian angket dan tes yang diberikan akan diambildata mentahnya diolah dengan menggunakan ilmu matematika dan statistik.Untuk selanjutnya hasil pengolahan data akan diinterpretasikan dan akandisampaikan hasilnya kepada siswa secara pribadi.

2. Himpunan Data

Data merupakan serangkaian gambaran, nilai, informasi tentangsesuatu. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, data sangat

Page 84: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

72 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikdibutuhkan sebagai alasan dan landasan bagi para konselor untuk memberikanperlakuan (treatment) yang sesuai dengan kondisi klien saat sedangterjadinya masalah. Data yang diperoleh dari berbagai sumber dihimpun,dikelompokkan oleh konselor untuk dijadikan menjadi satu agar konselordapat dengan mudah memahami data tersebut baik secara individualmaupun secara kelompok.

Himpunan data dalam bahasa asing dikenal dengan commulativerecord. Seorang konselor sebaiknya mengumpulkan data sebanyak-banyaknyaagar sewaktu-waktu apabila konselor membutuhkan informasi yangpenting tentang sesuatu, konselor dengan mudah mendapatkan datayang telah terhimpun secara rapi di dalam file data. Operasionalisasi pelaksanaanhimpunan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan bentuk himpunan data, menata fasilitas,menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaanyang sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan oleh konselor

b. Pelaksanaan memetik dan memasukkan kedalam file sesuai denganklasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkanfile

c. Evaluasi dan analisis keefektifan dan keefesiensian data yang telahdikumpulakan serta tingkat kebermanfaatannya

d. Tindak lanjut, yaitu sebagai respon yang diberikan terhadap kondisihimpunan data.

3. Konferensi Kasus

a. Pengertian

Kasus adalah kondisi yang mengandung permasalahan tertentu.Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang diupayakan oleh konseloruntuk membahas suatu kasus dan arah-arah penanggulangannya. Konferensikasus direncanakan dan dipimpin oleh konselor, dihadiri oleh pihak-pihaktertentu (secara terbatas) yang sangat terkait dengan penanggulangankasus tersebut.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa konferensi kasus adalah kegiatanuntuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuanyang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahandan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.Tujuan konferensi

Page 85: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

73DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikkasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmendari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalamrangka pengentasan permasalahan klien.

Jadi, konferensi kasus adalah kegiatan pendukung atau pelengkapdalam Bimbingan dan Konseling untuk membahas permasalahan siswa(klien) dalam suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapatmemberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannyapermasalahan siswa (klien).

Penyelenggaraan konferensi kasus bersifat ad hoc non formal, artinyakhusus berkenaan dengan kasus tertentu saja. Konferensi kasus tidakdibentuk secara formal dengan organisasi formal. Oleh karena itu, penyeleng-garaan konferensi kasus juga tidak terikat pada jumlah hadirin tertentu,serta keharusan membuat keputusan tertentu.Konselor berkewajibanpenuh membawa dan menegakkan kaidah-kaidah konseling ke dalampertemuan konferensi kasus.

b. Tujuan

Menurut Prayitno (2017), tujuan konferensi kasus adalah untukmengumpulkan data yang lebih banyak dan lebih akurat serta menggalangkomitmen pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan. Data dan komitmenitu sebesar-besarnya digunakan demi kepentingan klien dan/atau individuyang terkait dengan permasalahan yang dibahas.

Hallen (2005:85) mengemukakan bahwa konferensi kasus bertujuanuntuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien)dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yangdiharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, dan komitmen bagiterentaskannya permasalahan tersebut.

Secara umum, tujuan diadakan konferensi kasus yaitu untuk meng-usahakan cara yang terbaik bagi pemecahan masalah yang dialami siswa(klien) dan secara khusus konferensi kasus bertujuan untuk :

1. Mendapatkan konsistensi, kalau guru atau konselor ternyata menemukanberbagai data/informasi yang dipandang saling bertentangan ataukurang serasi satu sama lain (cross check data).

2. Mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi dalam menafsirkandata yang cukup komprehensif dan pelik yang menyangkut diri siswa(klien) guna memudahkan pengambilan keputusan.

Page 86: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

74 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik3. Mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen

peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapisiswa (klien) beserta upaya pengentasannya.

c. Fungsi

1. Fungsi Pemahaman, Semakin lengkap dan akuratnya data tentangpermasalahan yang akan dibahas, maka semakin dipahamilah secaramendalam permasalahan itu.

2. Fungsi Pencegahan, Pemahaman tersebut digunakan untuk menanganipermasalahan yang dimaksud dalam arah pencegahan kemungkinanterjadi hal-hal yang merugikan.

3. Fungsi Pengentasan, Pemahaman tersebut digunakan untuk menanganipermasalahan yang dimaksud dalam arah pengentasan masalah yangdialami oleh klien dan/atau individu-individu yang masalahnya dibahasitu.

4. Fungsi Pengembangan dan Pemeliharaan, hasil konferensi kasusjuga dapat digunakan untuk upaya pengembangan dan pemeliharaanpotensi individu dan/atau pihak-pihak lain yang terkait dengan per-masalahan yang dibahas dalam konferensi kasus.

5. Fungsi Advokasi, Dengan tercegah dan terentaskannya permasalahan,serta berkembang dan terpeliharanya berbagai potensi yang dimaksudkanitu, hak-hak klien dan/atauindividu-individu yang terkait lainnya dapatterjaga dan terpelihara aktualisasinya.

Pembahasan permasalahan dalam konferensi kasus menyangkutupaya pengentasab masalah dan peranan masing-masing pihak dalamupaya yang dimaksud itu.Dengan demikian, fungsi utama bimbingandan konseling yang diemban oleh konferensi kasus adalah fungsi pemahamandan fungsi pengentasan.

d. Prosedur

Dalam konferensi kasus secara spesifik dibahas permasalahan yangdialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri olehpihak-pihak terkait seperti guru pembimbing atau guru kelas di SD, walikelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahlilainnya yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan. Permasalahan

Page 87: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

75DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikitu didalami dan dianalisis dari berbagai segi, baik rincian masalahnya,sebab-sebab, dan sangkut paut antara berbagai hal yang ada didalamnya,maupun berbagai kemungkinan pemecahan serta faktor-faktor penunjangnya.Diharapkan pula melalui konferensi kasus itu akan terbina kerja samayang harmonis diantara peserta pertemuan dalam mengatasi masalahyang dialami klien. Konferensi kasus dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Kepala sekolah atau Koordinator BK/Konselor mengundang para pesertakonferensi kasus, baik atas insiatif guru, wali kelas atau konseloritu sendiri. Mereka yang diundang adalah orang-orang yang memilikipengaruh kuat atas permasalahan dihadapi siswa (klien) dan merekayang dipandang memiliki keahlian tertentu terkait dengan permasalahanyang dihadapi siswa (klien), seperti: orang tua, wakil kepala sekolah,guru tertentu yang memiliki kepentingan dengan masalah siswa(klien), wali kelas, dan bila perlu dapat menghadirkan ahli dari luaryang berkepentingan dengan masalah siswa (klien), seperti: psikolog,dokter, polisi, dan ahli lain yang terkait.

2. Pada saat awal pertemuan konferensi kasus, kepala sekolah ataukonselor membuka acara pertemuan dengan menyampaikan maksuddan tujuan dilaksanakan konferensi kasus dan permintaan komitmendari para peserta untuk membantu mengentaskan masalah yangdihadapi siswa (klien), serta menyampaikan pentingnya pemenuhanasas–asas dalam bimbingan dan konseling, khususnya asas kerahasiaan.

3. Guru atau konselor menampilkan dan mendekripsikan permasalahanyang dihadapi siswa (klien). Dalam mendekripsikan masalah siswa(klien), seyogyanya terlebih dahulu disampaikan tentang hal-halpositif dari siswa (klien), misalkan tentang potensi, sikap, dan perilakupositif yang dimiliki siswa (klien), sehingga para peserta bisa melihathal-hal positif dari siswa (klien) yang bersangkutan. Selanjutnya,disampaikan berbagai gejala dan permasalahan siswa (klien) dandata/informasi lainnya tentang siswa (klien) yang sudah terindentifikasi/terinventarisasi, serta upaya-upaya pengentasan yang telah dilakukansebelumnya.

4. Setelah pemaparan masalah siswa (klien), selanjutnya para pesertalain mendiskusikan dan dimintai tanggapan, masukan, dan konstribusipersetujuan atau penerimaan tugas dan peran masing-masing dalamrangka pengentasan/remedial atas masalah yang dihadapi siswa (klien).

Page 88: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

76 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik5. Setelah berdiskusi atau mungkin juga berdebat, maka selanjutnya

konferensi menyimpulkan beberapa rekomendas/keputusan berupaalternatif-alternatif untuk dipertimbangkan oleh konselor, para peserta,dan siswa (klien) yang bersangkutan, untuk mengambil langkah-langkahpenting berikutnya dalam rangka pengentasan masalah siswa (klien).

e. Pendekatan dan Teknik

1. Kelompok Non-FormalPertemuan konferensi kasus menggunakan format tidak resmi, dalamarti tidak menggunakan cara-cara yang bersifat instruksional, artinyatidak ada instruksi atau perintah dari siapapun juga.Asas kesukarelaandan keterbukaan mewarnai segenap suasana kegiatan konferensikasus.

2. Pendekatan NormatifDitujukan untuk mencapai tujuan konferensi kasus dalam rangkapelayanan konseling, maka hal-hal yang perlu mendapat perhatiandan diupayakan aktualisasinya adalah :

a) Penyebutan nama seseorang harus disertai penerapan asas kerahasiaan.

b) Pengungkapan sesuatu dan pembahasannya harus didasarkanpada tujuan positif yang menguntungkan semua pihak yang terkait.

c) Pembicaraan dalam suasana bebas dan terbuka, objektif tanpapamrih, dan tidak didasarkan atas kriteria kalah-menang.

d) Dinamika kelompok diwarnai semangat memberi dan menerima.

e) Bahasa dan cara-cara yang digunakan diwarnai oleh asas kenormatifan.

3. Pembicaraan TerfokusSemua peserta konferensi kasus bebas mengembangkan apa yangdiketahui, dipikirkan, dirasakan, dialami, dan/atau dibayangkan akanterjadi berkenaan pokok pembicaraan yang harus terfokus. Konselordalam hal ini harus mampu :

a) Membangun suasana nyaman bagi seluruh peserta dalam mengikutipembicaraan.

b) Mendorong para peserta untuk berperan optimal dalam pembahasankasus.

c) Mengambil sari pati dan menyimpulkan seluruh isi pembicaraan.

Page 89: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

77DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik4. Terminasi Proses

Penyelenggaraan konferensi kasus berakhir sesuai jadwal yang telahdirencanakan.Terminasi ini mengakhiri seluruh pembicaraan kasusyang diagendakan oleh konselor. Untuk suatu kasus mungkin hanyadilakukan konferensi kasus satu kali, mungkin dua kali atau lebih,tergantung pada proses pelayanan konseling terhadap kasus yangdimaksud.

4. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data,keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahanpeserta didik melalui kunjungan rumah klien.Lebih tegas dijelaskan bahwa-sanya kunjungan rumah adalah upaya yang dilakukan konselor untukmendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahananak agar mendapat berbagai informasi yang dapat digunakan lebih efektif.

Kunjungan rumah tidak penting dilakukan kepada seluruh siswa.Kegiatanini dilakukan hanya untuk siswa tertentu saja yang data dan keterangantentang siswa tersebut sangat dibutuhkan oleh konselor, sementara dataitu hanya dapat diperoleh dengan melaksanakan kunjungan rumah saja.Dalam melaksanakan kegiatan ini, hal yang menjadi fokus perhatian sesaatdalam pelaksanaan kunjungan rumah adalah sebagai berikut:

1. Orang tua/wali2. Anggota keluarga yang lainnya3. Orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga4. Kondisi fisik rumah, isinya dan lingkungannya5. Kondisi ekonomi dan hubungan sosio-emosional yang terjadi dalam

keluarga. (Prayitno, 2017).

Jauh dari pada itu, penulis menambahkan bahwa hal yang semestinyajuga menjadi perhatian khusus adalah kondisi alam tempat rumah klienberada dan jarak tempuh antara rumah dengan sekolah tempat klienbelajar. Dalam melaksanakan kunjungan rumah, diharapkan konselorharus benar-benar membawakan sifat yang bersahaja kepada seluruhanggota keluarga sehingga tidak terkesan ingin mencampuri urusanrumah tangga orang lain.

Contohnya: Seorang siswa sudah tidak masuk sekolah selama 2 minggu.Saat ia hadir kemudian dia dipanggil ke ruang BK dan dilaksanakan konseling

Page 90: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

78 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikperorangan. Dari hasil konseling perorangan kemudian dipanggillah orangtuanya melalui surat yang dikirim lewat siswa tersebut, ternyata tidakdisampaikan. Jadi, kemudian dilakukanlah kunjungan rumah.

Awalnya kunjungan rumah diadakan di tempat kerja Ibunya. Diketahuibahwa ia sudah tidak minat sekolah. Oleh sebab itu, guru pembimbingberinisiatif untuk melakukan kegiatan kunjungan rumah dengan mendapatkanalamat dari teman sekelas siswa tersebut.

Dari kunjungan rumah diketahui bahwa siswa tersebut sedangada masalah dengan Ayah tirinya, sehingga melampiaskan dengan bolossekolah. Ia kemudian diberi penjelasan berupa usaha menyadarkan siswatersebut tentang kesalahannya. Akhirnya ia pun setuju untuk sekolahdengan optimal. Keesokan harinya, siswa tersebut pun sekolah dengandiantar oleh Ibunya. Setelah kunjungan rumah tersebut dilaksanakan,siswa tersebut pun bersekolah seperti biasa. Namun, dua hari kemudianselama seminggu dia tidak datang lagi.

Kemudian dilakukanlah kunjungan rumah tanpa sepengetahuansiswa tersebut. Dari kunjungan rumah yang kedua kalinya diperoleh bahwasiswa tersebut sudah tidak memiliki minat untuk sekolah di SMK ini lagi.Sehingga pada akhirnya, tidak ada perkembangan yang bagus dari siswatersebut.Hal ini dikarenakan siswa tersebut yang semakin sering tidakmasuk. Siswa tersebut pun dikembalikan pada orang tuanya. Setelah lamakejadian tersebut terjadi, salah satu guru pembimbing menanyakan padateman siswa tersebut dan diketahui bahwa dia nganggur saja dirumah.

5. Tampilan Kepustakaan

Tampilan Kepustakaan adalah salah satu kegiatan pendukung Bimbingandan Konseling yang membantu peserta didik (klien) dalam memperkayadan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialamidan dibahas bersama konselor pada khususnya dan dalam pengembangandiri pada umumnya.

Salah satu contoh tampilan kepustakaan adalah seorang klien yangbaru saja diberikan layanan konseling oleh seorang konselor.

Berdasarkan hasil sesi konseling yang telah dilakukan maka dapatdisimpulkan bahwasanya klien mengalami masalah tentang kurangnyapemahaman siswa tentang dunia perguruan tinggi.Untuk menyelesaikanmasalah ini maka konselor menyarankan kepada klien untuk membaca

Page 91: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

79DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikbuku-buku tentang kumpulan dan dunia perguruan tinggi yang ada diperpustakaan milik sekolah yang ditempatkan diruangan BK.

Tampilan kepustakaan akan sangat membantu klien dalam memperkayadan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialamidan dibahas bersama konselor pada khususnya dan dalam pengembangandiri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkanoleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan atau klien secaramandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkansendiri bahan-bahan yang ada disana sesuai dengan keperluan.

Secara umum, tujuan dari pelaskanaan tampilan kepustakaan adalahsebagai berikut:

1. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulisatau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan

2. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilankepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangandari pihak-pihak yang bersangkutan

3. Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konselingsecara langsung dan berdaya guna.

6. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk memperoleh penangananyang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien denganmemindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten,seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya,dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yanglebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihakyang lebih kompeten.

Dalam pelaksanaan alih tangan kasus, ada dua langkah yang dapatdilakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan proses alih tangan kasus kepada orang lain yang satuprofesi dengan konselor (tepatnya kepada konselor lain yang lebihsenior dan lebih profesional)

2. Melakukan proses alih tangan kasus kepada orang lain yang berbedaprofesi dengan konselor. Dalam hal ini, konselor harus memahamimana masalah yang seharusnya diselesaikan oleh konselor dan mana

Page 92: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

80 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmasalah yang seharusnya diselesaikan oleh pekerja sosial lainnya.Melalui kondisi ini ada lima masalah yang tidak menjadi penangananbimbingan dan konseling dan harus dialihkan kepada proses lainnya,diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Penyakit fisik, masalah ini sebaiknya ditangani oleh dokter, bidandan pelayan kesehatan lainnya.

b) Kriminalitas, masalah ini sebaiknya ditangani oleh pihak kepolisian

c) Psikotropika, yaitu yang didalamnya ada masalah kriminalitasdan penyakit, sebaiknya diselesaikan oleh psikiatri dan kepolisianyang saling bersinergi satu sama lain

d) Guna-guna, yaitu masalah yang berada diluar aqal sehat manusia.Biasanya masalah ini akan dimintai bantuan “dukun” atau paranormal

e) Keabnormalan akut, yaitu masalah kondisi fisik dan atau mentalyang bersifat “luar biasa” dalam arah dibawah normal. Biasanyadiselesaikan oleh psikiater atau dokter.

Page 93: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

81DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBAB VI

BIDANG PENGEMBANGAN DALAMBIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENDAHULUANDalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, tidak hanya

terfokus kepada penyelesaian dan pencegahan masalah saja, tetapi jauhdari itu juga mencakup kepada fokus pengembangan. Bidang pengembangandalam pelaksanaan konseling menjadi kajian penting untuk dianalisis,dilaksanakan dan dikembangkan menjadi sebuah bahan dan acuan dalampelaksanaannya.

Dalam konsep kajian psikologi, manusia atau individu merupakanmakhluk yang selalu mengalami perubahan sesuai dengan usianya masing-masing (Santrock, 156:2009). Perubahan ini merupakan dampak dari perubahan-perubahan yang tejadi pada diri, lingkungan dan sosial individu, sehinggadidalam menjalani kehidupannya sehari-hari individu harus mampu meng-hadapi setiap perubahan yang terjadi.

Perubahan ini pada akhirnya nanti akan menjadi tugas-tugas per-kembangan yang harus diselesaikan pada fase-fase tertentu selama kehidupanmanusia dan menjadi sebuah kajian penting untuk diteliti dan dijadikansebagai materi dasar dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling.Perkembangan adalah proses perubahan sepanjang hidup. Setiap periodedari rentang kehidupan dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada periodesebelumnya dan apa yang terjadi saat ini akan pula mempengaruhi apayang akan terjadi kemudian.

Menurut Papalia, dkk (2009:129) bahwasanya perkembangan yangterjadi pada setiap manusia menjadi sebuah bagian penting untuk dijadikansebagian kajian dalam memahami individu. Semakin konselor dapatmemahami individu maka dapat diprediksi akan semakin mempermudahkonselor dalam memahami masalah klien dan memberikan alternatifpenyelesaian masalah. Secara umum, tujuan yang ingin dicapai setelahmemahami perkembangan individu untuk memberikan

81

Page 94: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

82 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik1. Gambaran yaitu untuk mengetahui bagaimana kemungkinan gambaran

perkembangan yang akan dialami oleh setiap individu pada usiatertentu. Hal ini dapat dijadikan sebagai rujukan tentang kemungkinanapa-apa saja yang seharusnya dilakukan oleh individu dalam menyelesaikantugas perkembangannya.

2. Penjelasan, yaitu untuk memberikan keterangan dan penjelasantentang berbagai tugas perkembangan yang dilakukan oleh setiapindivdu.

3. Peramalan, yaitu dengan mempelajari tugas perkembangan individupada setiap fase-fasenya maka dapat dijadikan sebagai upaya untukmeramal atau memprediksi tentang apa-apa saja tugas yang harusdilakukan oleh individu pada usia tertentu.

4. Intervensi, yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengubah tingkahlaku individu kepada arah tingkah laku yang sesuai dengan tugasperkembangan yang harus dikerjakan pada usianya.

Dari berbagai tugas perkembangan yang telah dijelaskan konsepdiatas, maka dapat difahami bahwasanya perkembangan merupakansalah satu kajian yang harus diperhatikan oleh seorang konselor dalammemberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Hal ini sesuai denganpendapat yang disampaikan oleh Jhon J. Pietrofesa, (1982:12), bahwa“The counselor should seek to aid his/her clients in solving the developmentaltasks of life”. Hal ini bermakna bahwa konselor harus paham tentang tugasperkembangan, sehingga konselor bisa memberikan bantuan yang tepat.

Segenap tugas perkembangan manusia yang telah dijelaskan dalamkajian psikologi, oleh bidang ilmu bimbingan dan konseling merampungkankonsep ini menjadi bidang pengembangan. Bidang pengembangan inidibagi menjadi empat, yaitu bidang pengembangan pribadi, sosial, belajardan karir. Untuk selanjutnya konsep ini tertuang dalam PermendikbudNomor 111 tahun 2014 bahwasanya salah satu yang menjadi fokus dalampelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah fokus pengembangan.

B. JENIS BIDANG PENGEMBANGAN DALAMBIMBINGAN DAN KONSELING

1. Bidang pengembangan Pribadi

Bidang pengembangan pribadi adalah bantuan bagi klien untuk

Page 95: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

83DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmenemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwakepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani(W.S. Winkel, M.M. Sri Hastuti, 127:2013). Pengembangan pribadi merupakanupaya yang dilakukan oleh seorang konselor agar diri klien itu sendirimengalami perubahan kearah perkembangan yang sesuai dengan kebutuhandirinya sendiri dan lingkungan.

Secara umum pengembangan pribadi ini mengacu kepada berkembangnyapancadaya pada diri individu: bagaimana supaya dapat beriman dan bertakwa,dapat mencipta, dapat merasa, dapat berprakarsa, dan dapat berkarya.Secara lebih terarah, bidang ini berorientasi pada bagaimana individudapat melakukan sendiri berbagai hal untuk kehidupannya sendiri; dapatmelayani diri sendiri; dapat menjadi pribadi mandiri yang mampu mengem-bangkan KES dan menangani KES-T pada diri sendiri.

Bidang bimbingan dan konseling pribadi merupakan proses pemberianbantuan kepada konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggungjawab tentang perkembangan aspek pribadinya. Melalui bimbingan pribadidiharapkan konseli dapat mencapai perkembangan pribadinya secaraoptimal dan mencapai 27 kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatandalam kehidupannya. Materi bimbingan pribadi yang dapat dikembangkandalam tema-tema layanan bimbingan antara lain: mengenali kelebihandan kekuarangan diri, meningkatkan kepercayaan diri, pengembangankelebihan diri, pengentasan kelemahan diri, arti dan tujuan beribadah,nilai-nilai agama sebagai pedoman hidup,mengenal perasaan diri dancara mengekspresikannya secara efektif, manajemen stress, mengenalperan sosial sebagai laki-laki atau perempuan (M. Ramli, dkk, 25:2017).

Selanjutnya tujuan Pelayanan bidang pengembanganpribadi, sebagaiberikut:

a. mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi

b. individu mampu mengatasi, mengambil sikap dan memecahkan masalahnyasendiri

c. individu mampu mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,perawatan jasmani dan pengisian waktu luang (Tohirin, 125:2007)

Berikutnya ruang Lingkup Layanan bidang pengembangan pribadidapat dijelaskan sebagai berikut (A.Hallen, 2002:78):

Page 96: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

84 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktika. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan

dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannyauntuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupansehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.

c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyalurandan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif danproduktif.

d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usahapenanggulangannya.

e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.

f. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusanyang telah diambilnya.

g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehatbaik secara rohaniah maupun jasmaniah.

2. Bidang pengembangan Sosial

Apabila bidang pengembangan pribadi berorienasi pada diri (individu)sendiri, bidang pengembangan sosial berorientasi pada hubungan sosial,yaitu hubungan individu dengan orang-orang lain. Unsur-unsur komunikasidan kebersamaan dalam arti yang seluas-luasnya menjadi acuan pokokdalam bidang pengembangan sosial. Bidang pengembangan sosial adalahbidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami danmenilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehatdan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungansosial yang lebih luas yang dilandasi budi pekerti, tanggung jawab kemasya-rakatan dan kenegaraan.

Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu klienagar mampu berempati, memahami keragaman latar sosial budaya, meng-hormati dan menghargai orang lain, menyesuaikan dengan nilai dannorma yang berlaku, berinteraksi sosial yang efektif, bekerjasama secarabertanggung jawab, dan mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkanprinsip yang saling menguntungkan.Tema yang dapat dikembangkanberdasarkan tujuan tersebut antara lain: keragaman budaya, nilai-nilaidan norma sosial, sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli,dan kerjasama), keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, danketerampilan hubungan sosial yang efektif (M. Ramli, dkk, 2017:26).

Page 97: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

85DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktika. Aspek-aspek Bimbingan Sosial

Selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu jugadihadapkan pada problem yang terkait dengan orang lain. Dengan perkataanlain, masalah individu ada yang bersifat pribadi dan ada yang bersifatsosial. Kadang-kadang individu mengalami kesulitan atau masalah dalamhubungannya dengan individu lain atau lingkungan sosialnya. Masalahini dapat timbul karena individu kurang mampu atau gagal dalam ber-hubungan dengan lingkungan sosialnya yang kurang sesuai dengan keadaandirinya. Problem individu yang berhubungan dengan lingkungan sosialnyamisalnya:

1) Kesulitan dalam persahabatan2) Kesulitan mencari teman 3) Merasa terasing dalam aktivitas kelompok4) Kesulitan memperoleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok5) Kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga6) Kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru.

Selain problem diatas, aspek-aspek sosial yang memerlukan layananbimbingan sosial adalah :

1) Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya2) Kemampuan individu melakukan adaptasi3) Kemampuan individu melakukan hubungan sosial (interaksi sosial)

dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat(Tohirin, 2007:128-129).

b. Tujuan Bimbingan Sosial

Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu yangdibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungannya.Bimbingan sosial juga bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkandan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individudapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya(Tohirin, 128: 2007).

c. Ruang Lingkup Bidang Sosial, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasidengan baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif

Page 98: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

86 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik2) Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan

sosial dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun sertanila-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku

3) Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonisdan produktif

4) Pengenalan, pemahaman dan pemantapan tentang peraturan,kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta upayadan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis dan ber-tanggung jawab

5) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapatserta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif

6) Orientasi tentang hidup berkeluarga (A.Hallen, 79:2002):

3. Bidang pengembangan Belajar

Bidang ini lebih khusus terfokus pada bagaimana individu melakukankegiatan belajar. Hal ini sangat penting terutama bagi individu-individuyang sedang mengalami program pendidikan tertentu dengan tujuandiperolehnya hasil belajar yang optimal dan dicapainya tujuan pendidikandalam kategori sukses.

Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu klein/ pesertadidik agar: (1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar; (2) memahamiberbagai hambatan belajar; (3) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yangpositif; (4) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;(5) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilandalam perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan (6)memiliki kesiapan menghadapi ujian. Tema-tema yang dapat dikembangkanantara lain: pengenalan potensi diri dalam belajar, keterampilan belajaryang efisiensi dan keefektifan, hambatan dalam belajar, kebiasaan belajaryang positif, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan nonakademik dalam pendidikan, persiapan menghadapi ujian, dan sebagainya(M. Ramli, dkk, 27:2017).

Bidang pengembangan belajar yaitu bidang pelayanan yang membantupeserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikutipendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri, serta membantupeserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaanbelajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan sejalan

Page 99: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

87DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikdengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian sertamempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke tingkatyang lebih tinggi atau untuk terjun ke lapangan pekerjaan tertentu.

a. Aspek-aspek Bimbingan Belajar

Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbinganbelajar, yaitu:

1) Pengenalan kurikulum2) Pemilihan jurusan3) Cara belajar yang tepat4) Perencanaan pendidikan (Tohirin, 128:2007).

b. Tujuan Bimbingan Belajar

Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah membantu siswaagar mencapai perkembangan yang optimal sehingga tidak menghambatperkembangan belajar siswa. Sedangkan secara khusus, tujuan bimbinganbelajar adalah agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalahbelajar(Tohirin, 131:2007).

c. Ruang Lingkup Bimbingan Belajar.

Ruang lingkup bimbingan belajar dapat dirinci sebagai berikut:

1) Pengembangan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektifdan efesien serta produktif dengan sumber belajar yang bervariasidan kaya

2) Menumbuhkan disiplin siswa dalam belajar dan berlatih, baik secaramandiri maupun kelompok

3) Mengembangkan materi program belajar

4) Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial,dan budaya lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembanganpengetahuan, ketrampilan dan pengembangan pribadi.

5) Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yanglebih tinggi (Deni Febrini, 82:2001).

4. Bidang pengembangan Karir

Bidang ini juga khusus, terfokus pada pengenalan, pemilihan, persiapan,

Page 100: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

88 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikdan akhirnya sukses karir. Dengan pemahaman bahwa semua orang harusbekerja, maka bidang pengembangan karir ini menjadi sangat urgendan perlu diselenggarakan sejak sedini mungkin.

Bimbingan dan konseling karir bertujuan menfasilitasi perkembangan,eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentanghidup klien. Dengan demikian, klien akan (1) memiliki pemahaman diri(kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan;(2) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi kariryang menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positifterhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasaipelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaanyang menjadi cita-cita karirnya masa depan; (5) memiliki kemampuanuntuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan,persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; (6) memiliki kemampuan merencanakanmasa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperolehperan-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupansosial ekonomi; (7) membentuk pola-pola karir;(8) mengenal keterampilan,kemampuan dan minat;(9) memiliki kemampuan atau kematangan untukmengambil keputusan karir (M. Ramli, dkk, 28:2017).

Menurut W.S. Winkel, M.M. Sri Hastuti (82:2013) bidang pengembangankarir adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada individu untukdapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitandengan dunia pendidikan maupun dunia karir. Dalam bidang bimbingankarir ini, pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk mengenalpotensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karir (Hallen,80: 2002).

a. Faktor-Faktor pokok dalam bidang pengembangan karir adalah sebagaiberikut:

1) Faktor internal, yaitu terkait dengan nilai-nilai kehidupan, tarafintelegensi, bakat khusus, minat, sifat, pengetahuan dan keadaanjasmani

2) Faktor eksternal, yaitu terkait dengan masyarakat, keadaan sosialekonomi negara atau daerah, status sosial ekonomi keluarga,pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti,pendidikan sekolah, pergaulan dengan teman sebaya, tuntutan

Page 101: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

89DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap programstudi atau latihan(W.S. Winkel, M.M. Sri Hastuti , 647:2013)

b. Ruang Lingkup Bimbingan Karir

1) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungankarir yang hendak dipilih dan dikembangkan

2) Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya dankarir yang hendak dipilih dan dikembangkan pada khususnya

3) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja, usaha dan memperolehpenghasilan yang baik dan halal untuk memenuhi kebutuhan dantuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

4) Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatanSLTA

5) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikanyang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendakdikembangkan (Deni Febrini, 82:2001)

Disamping itu, tujuan bimbingan karir di sekolah dan madrasahadalah agar siswa mampu memahami, merencanakan, memilih, menyesuaikandiri dan mengembangkan karir tertentu setelah mereka selesai dari pen-didikannya. Dengan demikian, bimbingan karir di sekolah atau di madrasahtidak secara langsung membantu siswa untuk berkarir tetapi lebib banyakbersifat informasi (Tohirin, 134:2007).

Page 102: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

90 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBAB VII

HUBUNGAN PELAYANANBIMBINGAN DAN KONSELING

DENGAN PELAYANAN LAINNYA

A. PENDAHULUANPelayanan bimbingan dan konseling merupakan bentuk dan jenis

pelayanan yang sangat berbeda dengan pelayanan lainnya. Dalam banyakkonteks dan praktek, konseling merupakan bentuk bantuan yang diberikankepada individu yang normal, tetapi memiliki masalah dalam menjalanikehidupan sehari-hari atau dikenal dengan sebutan KES-T.Keberadaanpelayanan bimbingan dan konseling dalam masyarakat merupakan pelayananyang sudah cukup lama ada. Tetapi kendati demikian, walaupun pelayananini dapat dikatakan sebagai pelayanan yang sudah lama, masih banyakpara masyarakat umum dan sekolah yang belum memaknai cara kerjapelayanan bimbingan dan konseling.

Ternyata waktu yang sudah cukup lama tidak dapat memberikanjaminan kepada masyarakat tentang sebuah makna dari setiap aktifitasyang dilakukan oleh manusia, termasuk didalamnya aktifitas pelayananbimbingan dan konseling.Bimbingan dan konseling sebagai kajian ilmuyang berkembang pada awal abad ke 19 di Amerika, telah banyak mengalamiperkembangan yang sangat drastis sehingga setiap saat mengalami perubahansesuai dengan tuntutan dan kebutuhan para penggunanya.

Sulit bagi kita untuk memberikan sebuah kata kunci tentang apayang menyebabkan masyarakat umum dan sekolah sulit untuk memahamisecara mendalam tentang bagaimana pelaksanaan layanan bimbingandan konseling dengan pelaksanaan layanan lainnya. Secara umum dankasat mata apabila dilihat dari luar, sulit untuk membedakan pelayananbimbingan dan konseling dengan psikologi, sehingga banyak terjadi kesalah-pahaman diantara kedua layanan ini.Disamping itu juga, antara pelayananbimbingan konseling dengan layanan kesehatan dan terapi.

Didalam beberapa pendapat para ahli, ternyata banyak terjadi perbedaan

90

Page 103: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

91DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikpemahaman antara layanan bimbingan dan konseling dengan lainnya,sehingga pada beberapa pendapat para ahli ada yang mengatakan hampirsama dan beberapa pendapat lainnya mengatakan berbeda. Perbedaanpendapat ini sebaiknya jangan kita jadikan sebagai celah dalam membentukperselisihan, tetapi sebaiknya kita jadikan sebagai tempat dalam melakukanberbagai penelitian sehingga dapat memberikan penerangan kepada parapenggiat kajian bimbingan dan konseling dalam memperdalam danmemperjelas pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang sesungguhnya.

Secara umum apabila dilihat secara garis besar antara pelayananbimbingan dan konseling dengan layanan lainnya sama-sama memberikanupaya bantuan dengan target sasaran adalah manusia. Oleh karena itudidalam beberapa buku yang telah dibaca, dinyatakan bahwa layananbimbingan dan konseling merupakan bantuan layanan sosial yang sangatdibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

Pada bab ini akan disinggung berbagai pemahaman tentang bagaimanalayanan bimbingan dan konseling dalam memberikan bantuannya kepadapara klien dan bagaimana pula keterkaitan atau ketidak keterkaitan diantaraberbagai layanan. Kajian ini akan menghantarkan para pembaca kepadapemahaman yang lebih utuh tentang sosok bimbingan dan konseling yangsesunguhnya serta bagaimana keterkaitannya dengan layanan-layananlainnya.

B. JENIS HUBUNGAN PELAYANAN BIMBINGAN DANKONSELING DENGAN PELAYANAN LAINNYA

1. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan Kesehatan

Layanan bimbingan dan konseling selalu bersinggungan denganinteraksi yang terjadi antara konselor dengan kliennya. Konselor adalahseseorang yang telah menyelesaikan pendidikan starata satu pada bidangkajian bimbingan dan konseling dan ditambah dengan telah menyelesaikanProgram Pendidikan Konselor (PPK).Selanjutnya klien adalah individuyang menjadi sasaran penerima layanan bimbingan dan konseling yangpada beberapa suasana klien ini dapat juga disebut dengan siswa (apabiladilakukan didalam suasana sekolah), mahasiswa (apabila dilakukan didalamsuasana sekolah tinggi/universitas), suami/istri/anak (apabila dilakukandalam suasana konseling keluarga) dan lain sebagainya.

Page 104: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

92 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikSelanjutnya apabila membahas tentang pelayanan kesehatan, maka

kita akanmendapatkan adanya komunikasi/interaksi antara dokter danpasien, perawat dan pasien.Terlihat dengan jelas adanya upaya bantuanyang diberikan oleh dokter kepada pasien. Seorang dokter/perawat adalahindividu yang memberikan bantuan kepada pasien yang sedang mengalamirasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Menurut undang-undang nomor29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran menerangkan bahwa dokteradalah mereka yang telah menyelesaikan atau lulusan pendidikan kedokterandidalam maupun diluar negeri yang diakui oleh pemerintah republikIndonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sementara pasien adalah individu yang dibantu karena mengalamirasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Menurut undang-undang nomor29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran menerangkan bahwa pasienadalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannyauntuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secaralangsung maupun tidak langsung kepada dokter.Dalam hal ini, pasienmerupakan manusia yang memiliki kebutuhan untuk mendapatkan kesehatan.

Kondisi pisik yang lemah sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja sehinggaterus mengalami kelemahan yang mengakibatkan kurang berfungsinyasetiap organ tubuhnya. Tetapi sebaliknya, kondisi pisik yang lemah harusdibantu dan didukung melalui penguatan kondisi psikis, sehingga kekuatanpsikis akan mempu memberikan semangat dan tenaga untuk menguatkankondisi pisik pasien.

Kondisi pisik yang lemah dapat dibantu oleh seorang dokter dengancara memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang sedang dideritaoleh pasien. Sementara itu, didalam memberikan obat kepada pasiendibutuhkan komunikasi yang dapat memberikan semangat dan peluangsehat kepada pasien sehingga pasien merasakan adanya dorongan-doronganyang membawa dan mengantarkan pasien kepada kondisi sehat.

Dalam suasana pemberian obat kepada pasien, dibutuhkan layanankonsultasi yang sifatnya profesional sehingga dalam hal ini, dokter harusmemiliki keterampilan komunikasi yang baik agar pasien dengan mudahmemahami makna penggunaan obat yang diberikan. Selain kualitas obatyang baik, keakraban dan komunikasi yang terjalin antara dokter/perawatdan pasien adalah hal yang tidak kalah penting mempercepat kesembuhanpasien.

Menurut Sofyan S. Willis (2009:64) mengatakan, bahwa cara komunikasi

Page 105: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

93DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyang baik adalah bukan hanya dialog searah berupa instruksi dokter kepadapasiennya, akan tetapi yang lebih utama adalah dialog dua arah, sehinggamembuat pasien menyatakan semua keinginan, keluhan dan kecemasankapada dokter. Disamping itu jalannya komunikasi juga sangat tergantungkepada sahut menyahutnya setiap kalimat yang disampaikan oleh dokterdan pasien.

Dalam proses layanan bimbingan dan konseling, seorang konselorsangat membutuhkan berbagai data dan keterangan terkait dengan kondisikesehatan atau sejarah kesehatan yang klien. Data dan keterangan inidigunakan seorang konselor sebagai bahan dasar dalam memberikanpelayanan bimbingan dan konseling. Kesehatan siswa perlu mendapatperhatian dari guru BK, karena gejala yang tampak akibat kesehatanyang terganggu, seperti siswa yang tidak dapat dengan jelas membacatulisan di papan tulis, sering tidak mendengar keterangan guru, perlusecepatnya diketahui oleh guru BK. Kondisi agar mempermudah guru BKdalam memberikan tindakan yang akan diberikan, apakah dilakukanalih tangan kasus atau diberikan pelayanan konseling yang lebih intens.Menurut Susilo Raharjo, dkk (2017:219) menyatakan bahwasanya untukmengetahui kondisi kesehatan siswa, maka ada dua komponen yangseharusnya diketahui oleh seorang konselor, diantaranya adalah sebagaiberikut:

a. Kondisi fisik luar siswa; hal ini berupa data tentang tinggi dan beratbadan, kelengkapan anggota tubuh dan lain sebagainya,

b. Kondisi organ tubuh bagian dalam; hal ini berupa golongan darah,paru-paru, jantung dan penyakit tertentu yang pernah diderita siswa.

Berikut ini format data kesehatan siswa yang dibutuhkan oleh guruBimbingan dan Konseling, yaitu:

Page 106: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

94 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikData Fisik Dan Kesehatan Siswa

Nama Siswa :No. Induk Siswa :Jenis Kelamin :Kelas :

1. Ukuran badan

2. Kesehatan

3. Penyakit yang sering diderita:a. …………………………b. …………………………c. …………………………d. …………………………

4. Penyakit keras/kronis yang pernah diderita

Tanggal diukur Tinggi badan (cm) Berat badan (kg)

Tanggal diperiksa

Kondisi kesehatan Disebutkan BS, B, C, K, KS pada kolom kondisi kesehatan sesuai dengan tanggal pemeriksaan

a. Kesehatan badan b. Mata c. Telinga d. Hidung e. Tenggorokan f. Gigi g. Paru-paru h. Kesehatan kulit i. Dll…

No Penyakit Lamanya Tahun Keterangan

Page 107: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

95DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik5. Perawatan rumah sakit

6. Dokter yang biasa merawat

a. Nama :b. Alamat :

7. Cacat tubuh atau kelaian fisik

a.b.c.d.e.

8. Pengaruh keadaan fisik terhadap tingkah laku pada umumnya

a.b.c.d.

9. Data tes physical fitness

a.b.c.d.e.

Catatan lain yang berhubungan dengan fisik (prestasi olah raga dan lainsebagainya)

a.

Pernah dioperasi tahun

Kecelakaan tahun

Sakit tahun

Lamanya perawatan

Nama rumah sakit

Page 108: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

96 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikb.c.d.

2. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan Psikologi

Layanan bimbingan dan konseling dengan layanan psikologi merupakandua bentuk layanan yang sangat berbeda. Sepintas lalu, apabila dilihatoleh orang awam, pelayanan bimbingan dan konseling dengan psikologimerupakan pelayanan yang sama sehingga perbedaan keduanya tidakterlihat dengan jelas (Agung Prihantoro, 2018:291). Bahkan pada beberapasekolah, ditemukan masih ditemukan sekolah yang memberikan tugaspelayanan bimbingan dan konseling kepada guru yang menyelesaikanS1 psikologi.

Fakta ini sangat bernampak negatif kepada kedua profesi tersebut.Seyogyanya kedua layanan ini memiliki pelaksanaan, arah dan tujuanyang jauh berbeda. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulubahwasanya layanan bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi merekayang sehat tetapi memiliki kendala atau masalah dalam menjalani kehidupansehari-hari. Sementara layanan psikologi diperuntukkan bagi individuyang mengalami gangguan psikologi sehingga membutuhkan pelayananpsikologi untuk memberikan ketenangan yang bermuara kepada penyembuhanpenyakit psikologis.

Pada beberapa situasi dan kondisi tertentu, layanan bimbingan dankonseling dapat menyelesaikan masalah psikologi yang sifatnya ringan,seperti kecemasan, takut yang berlebihan dan lain sebagainya. Dalam halini bukan berarti layanan bimbingan dan konseling telah mengambil lahangarapan psikologi, tetapi karena bimbingan dan konseling merupakankajian ilmu yang pada beberapa teknik menggunakan konsep-konsep psikologi.

Pada beberapa konsep lainnya dijelakan bahwasanya layanan bimbingandan konseling dengan layanan psikologi merupakan dua bentuk layananyang saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Kedua salingbersinergi sehingga dalam keutuhan layanan bimbingan dan konselingdibutuhkan kaidah-kaidah psikologi dan sebaliknya dalam layanan psikologidibutuhkan kaidah-kaidah bimbingan dan konseling.

Setiap pelaskana layanan bimbingan dan konseling harus memahamiaspek-aspek psikologi kliennya, sehingga dengan modal itu pulalah para

Page 109: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

97DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikkonselor dapat memberikan bimbingan dan arahan yang tepat, sehinggaklien memiliki pencerahan diri dan mampu memperoleh kehidupan yanglebih bermakna, yaitu kehidupan yang dapat memberikan manfaat kepadamakhluk hidupa yang ada disekitarnya.

Menurut Lahmuddin Lubis (2011:17) dijelaskan bahwasanya untukkepentingan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, dibutuhkanbeberapa konsep kajian psikologi yang harus difahami konselor, diantaranyaadalah sebagai berikut:

a. Motif dan motivasi, yaitu dorongan-dorongan yang datang dari dalamdiri individu untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya setiap tingkahlaku yang dilakukan oleh individu, tidak mutlak karena adanya stimulusyang diberikan tetapi ada pula faktor dorongan dari dalam diri individuitu tersebut. Beberapa bentuk motif berasal dari dalam diri individuadalah:

1) Perasaan takut2) Dorongan kasih sayang3) Dorongan ingin tahu4) Dorongan untuk melarikan diri5) Dorongan untuk menyerang6) Dorongan untuk berusaha7) Dorongan untuk mengejar.

b. Pembawaan dan lingkungan, kedua konsep ini menjadi motor penggerakbagi setiap individu dalam memutuskan tingkah laku yang akanditampilkan pada saat-saat tertentu. Pembawaan merupakan kondisi-kondisi terntentu yang telah ada pada diri individu pada saat lahir.Pembawaan ini pada akhirnya menjadi variabel yang akan mempengaruhitingkah laku individu selama berinteraksi dengan orang lain. Olehkarena itu, pemahaman tentang pembawaan sangat dibutuhkanoleh konselor dalam mentelaah dan memahami individu dalam kegiatansehari-harinya.

c. Perkembangan individu, setiap manusia mengalami pertumbuhandan perkembangan. Perkembangan merupakan salah satu indica-tor yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam memberikan proseslayanan bimbingan dan konseling kepada klien. Pada usia-usia tertentuindividu harus menyelesaikan tugas-tugas tertentu pula, sehinggaapabila individu tersebut tidak menyelesaikan tugas perkembangannyapada usia tertentu maka individu tersebut sedang berada dalam sebuah

Page 110: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

98 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmasalah yang sebaiknya diselesaikan melalui jasa pelayanan bimbingandan konseling.

Agar perkembangan pribadi individu dapat berlangsung dengan baikdan terhindar dari masalah-masalah psikologis, maka perlu diberikanbantuan yang sifatnya pribadi. Bantuan yang dapat menfasilitasiperkembangan klien melalui pendekatan psikologis adalah layananbimbingan dan konseling. bagi konselor mehamai aspek-aspek psikologiperibadi merupakan tuntutan yang mutlak, karena pada dasarnyalayanan bimbingan dan koseling merupakan upaya untuk memfasilitasiperkembangan aspek-aspek psikologi, pribadi atau perilaku klien,sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu memperolehkehidupan yang bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi orang laindan lingkungan sekitarnya.

d. Belajar, merupakan salah satu pembahasan yang sangat pentingdalam kajian psikologi. Konsep ini diambil psikologi karena belajarmerupakan bagian yang tidak akan pernah ditinggalkan oleh individuselama kehidupannya. Pembahasan ini mencakup tentang pendidikananak-anak, remaja dan dewasa (andragogi). Dalam menjalani kegiatanbelajar, banyak masalah yang dialami oleh individu sehingga parapraktisi psikologi selalu menggarap konsep ini untuk ditinjau berdasarkankajiannya psikologi. Disamping itu, bimbingan dan konseling jugatidak kalah penting, sehingga selalu melakukan penelitian untuk mem-berikan alternatif solusi setiap masalah yang dialami oleh individudalam belajar.

e. Kepribadian, setiap individu memiliki kepribadian yang unik danberbeda dengan individu lainya. Keragaman individu sangat berinbangdengan jumlah kepribadian, sehigga banyak sudah tipe kepribadianyang harus difahami oleh konselor. Sampai saat ini, untuk sementarawaktu dapat dikatakan belum ada para ahli yang dapat mendefinisikankepribadian secara tuntas. W. Allport (dalam Lahmuddin Lubis, 2011:24) menerangkan bahwasanya ada 50 definisi tentang kepribadianyang berbeda-beda, sehingga mengahasilkan makna yang berbedapula. Kepribadian merupakan konsep penting psikologi yang harusdifahami oleh seorang konselor sehingga didalam pelaksanaan layananbimbingan dan konseling, kemampuan konselor tidak hanya melihatklien dari bentuk pisiknya saja, tetapi harus menerawang sampai kedalamdiri individu (termasuk didalamnya kepribadian dan kondisi psikologisklien).

Page 111: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

99DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikMenurut Syamsu yusuf & Juntuk Nurihsan (2009:157) menegaskan

bahwasanya kondisi psikologi yang harus difahami oleh seorang konselorsaat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling adalah

a. Motifb. Konflik dan frustasic. Sikapd. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individue. Masalah perkembangan individuf. Masalah perbedaan individug. Masalah kebutuhan individuh. Masalah penyesuaian diri dan kesehatan mentali. Masalah belajarj. Kecerdasan jamakk. Kreatifitasl. Stress dan pengelolaannya.

Berdasarkan berbagai uraian yang telah dijelaskan pada bagianterdahulu dapat disimpulkan bahwasanya antara layanan bimbingan dankonseling dengan psikologi merupakan dua bentuk layanan yang sangatberbeda, tetapi keduanya saling mendukung dalam pelaksanaan layanannyamasing-masing.bimbingan konseling sangat dibutuhkan dalam psikologidan psikologi sangat dibutuhkan dalam layanan bimbingan dan konseling.Sehingga pada diantara keduanya dapat digambarkan sebagai berikut:

Psikologi

Bimbingan dan Konseling

Page 112: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

100 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik3. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan Psikoterapi

Layanan bimbingan dan konseling dengan layanan psikoterapi merupa-kan bentuk layanan yang sangat dibutuhkan oleh individu dalam menjalanikehidupannya. Banyak diantara individu yang selalu ingin berada dalambimbingan dan arahan para konselor dan terapis. Mereka selalu merasaketakutan dalam mengambil keputusan, melakukan sesuatu, ketakutantentang kondisi masa depan, merasa menyesal terhadap kesalahan yangpernah dilakukan dan lain sebagainya.

Pada era teknologi saat ini, kompleksitas permasalahan dan penyakitmasyarakat semakin beragam seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi. Ini membuktikan bahwasanya eksistensi dan pelayananbimbingan dan konseling dengan psikoterapi semakin diharapkan. Kebutuhanindividu terhadap kedua bentuk layanan ini, telah memberikan gambaryang kabur terhadap kedua profesi ini, sehingga terkadang memberikankesan bahwa keduanya sama.

Masih ditemukan beberapa klien/pasien yang mendatangi para pelaksanasosial/pekerja sosial dengan cara sembarangan tanpa melakukan identifikasiterlebih dahulu masalah atau kendala yang dialaminya. Mereka tidakmemahami secara mendalam apa perbedaan diantara keduanya danapa yang menjadi sasaran penyelesaiannya bimbingan dan konselingdengan psikoterapi.

Secara umum, memang tidak dapat dipungkiri bahwasanya banyakpara ahli yang terkesan menyamakan antara konsep bimbingan dan konselingdengan psikoterapi (Singgih D.Gunarsa, 1996:85). Pada tahun 1942 Rogerstelah mengeluarkan karya ilmiah tebaiknya berupa buku yang berjudulCounseling and Psychotherapy yang apabila ditelaah secara mendalamtidak menyebutkan secara mendasar perbedaan antara keduanya.

Seperti yang diungkapkan oleh Andi Mappiare (2001:108) bahwasanyapersamaan antara layanan bimbingan dan konseling dengan psikoterapiadalah sebagai berikut:

a. Layanan bimbingan dan konseling dengan psikoterpi secara umummengarah kepada tujuan yang sama yaitu mengantarkan klien/pasienpada kondisi yang lebih baik.

b. Suasana pelayanan bimbingan dan konseleing dengan psikoterapitergambar dalam komunikasi/interaksi yang lebih akrab.

Page 113: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

101DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikc. Palayanan bimbingan dan konseling mengarahkan klien/pasien kepada

kemampuan dalam memahami diri sendiri, membuat perencanaanmasa depan yang lebih baik dan kemandirian dalam menjalani kehidupan.

Seiring perjalanan waktu, penelitian dan pertemuan keprofesionalanyang terus dilakukan, pada akhir-akhir perdebatan diantara keduanyatelah selesai dan akhirnya telah menemukan benang merah antara bimbingandan konseling dengan psikologi. Disamping itu, banyak para ahli yangtelah berhasil membedakan keduanya secara jelas (Jhon McLeod, 2006:8).Perbedaan ini dapat dijadikan sebagai rujukan dan acuan dalam memahamikedua konsep ini secara mendalam.

Blacher (dalam Latipun, 2001:281) menegaskan bahwasanya perbedaanyang sangat mendasar antara bimbingan dan konseling dengan psikoterapiadalah sebagai berikut:

a. Layanan bimbingan dan konseling hanya terfokus kepada upayapemberian bantuan terhadap individu yang mengalami kendala ataumasalah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bukan mereka yangsedang mengalami penyakit kejiwaan

b. Layanan bimbingan dan konseling terfokus kepada perencanaanmasa depan. Upaya yang dilakukan adalah rangkaian apa saja yangdilakukan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik pada masayang akan datang

c. Individu yang mendapatkan proses layanan bimbingan dan konselingdisebut dengan klien atau sebagain para ahli ada yang mengatakankonseli

d. Layanan bimbingan dan konseling memiliki nilai dan kode etik yangtelah baku yang tidak dapat disembunyikan dari kliennya, bahkanharus diperlihatkan agar keprofesionalan dan trust klien terdapatkonselornya semakin meningkat

e. Layanan bimbingan dan konseling terfokus untuk merubah tingkahlaku klien sehingga ke depan, tingkah lakunya dapat disesuaikan dengankondisi dan harapan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Lebih lanjut (Jhon McLeod, 2006:9) telah berhasil memberikan per-bedaan yang sangat mendasar diantara keduanya, yaitu:

a. Psikoterapi dilaksanakan dalam suasana medis, sementara layananbimbingan dan konseling dilakukan dalam suasana pendidikan.

Page 114: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

102 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikb. Pelayanan psikoterapi kebanyakan dilakukan oleh para pelaksana

yang professional yang eksklusif, sementara itu layanan bimbingandan konseling dapat diberikan oleh pekerja yang nonprofessional.

c. Kegiatan psikoterapi diperuntukkan bagi individu yang sedang mengalamikondisi sakit, sementara layanan bimbingan dan konseling tidak kepadaorang yang sedang sakit.

Disamping itu, namora Lumongga Lubis (2010:15) menegaskanbahwasanya dalam pelayanan yang lebih professional, perbedaan antaralayanan bimbingan dan konseling dengan layanan psikoterapi dapat dilihatpada tabel berikut ini:

Selanjutnya menurut Prawitasari (dalam Fwnti Hikmawati, 2014:148)bahwasanya psikoterapi hanya terfokus kepada penyelesaian masalahtentang:

a. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.b. Mengubah struktur kognitif.c. Mengurangi tekanan emosi melalui pemberian kesempatan untuk

mengekspresikan perasaan yang dalam.d. Membantu klien mengembangkan potensinya.e. Mengubah kebiasaan dan membentuk tingkah laku baru.f. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan.g. Meningkatkan pengetahuan diri dan insight.h. Meningkatkan hubungan antar pribadi.i. Mengubah lingkungan sosial individu.

No Proses Konseling

(%) Psikoterapi

(%) 1 Listening 20 60 2 Questioning L 10 3 Evaluating 5 5 4 Interpreting 1 3 5 Supporting 5 10 6 Explaining 15 5 7 Informing 20 3 8 Advising 10 3 9 Ordering 9 1

Page 115: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

103DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikj. Mengubah proses somatik supaya mengurangi rasa sakit dank. Meningkatkan kesadaran tubuh melalui latihan-latihan fisik.l. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran,

kontrol dan kreativitas diri.

Penjelasan yang disampaikan oleh prawitasari dapat dimaknai bahwayang menjadi penyelesaian psikoterapi adalah hal-hal yang berkaitandengan fisiologis, emosional, kognitif, behavioral, dan sosial

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dijelaskan pada bagianterdahulu maka dapat disimpulkan bahwasanya antara layanan bimbingandan konseling dengan psikoterapi, memang harus diakui memiliki persamaantetapi banyak perbedaan yang sangat mendasar sehingga diharapkanpemahaman ini dapat menjadi alasan bagi para pembaca dalam menentukanmana pelaksanaan layanan yang sarat dengan bimbingan dan konselingdan mana yang sarat dengan pelaksanaan psikoterapi.

Page 116: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

104 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBAB VIII

PERJALANAN PANJANGBIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENDAHULUANLayanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu kajian

penting dalam dunia pendidikan. Pentingnya layanan ini telah berhasilmembuat perhatian para seluruh civitas akademika untuk terus melakukanpengembangan-pengembangan yang bermuara pada sebuah inovasiterbaru dalam menjawab tantangan kehidupan manusia pada era modernsaat ini.Hal ini sependapat dengan yang disampaiakan oleh Efrod (dalamSyafaruddin, dkk 2017:4) bahwasanya permasalahan yang selalu berubahmenuntut pelayanan bimbingan dan konseling harus melakukan evolusiyang berkesinambungan secara baik.

Sebagai konsep yang masuk pada tahun 1960 an ke Indonesia, tentunyatelah banyak meninggalkan cerita dan pengalaman yang dapat dikutipsebagai sejarah yang mungkin tidak dapat dilupakan. Bimbingan dankonseling telah hadir dan bergabung selama kurang lebih 58 tahun. Rentangusia ini patut dikatakan memulai memasuki usia tua dan segala pengalamannyadapat dijadikan sebagai pelajaran.

Pada bagian ini, penulis akan berbagai pengetahuan tentang sejarahpanjang layanan bimbingan dan konseling sehingga pada akhirnya menjadiseperti apa yang kita lihat dan rasakan saat ini. Secara garis besar, pelayananbimbingan dan konseling selalu mengarah kepada sebuah konsep yangkokoh dan selalu disesuaikan dengan kontreks kebudayaan Indonesia.

Disamping itu berbagai upaya-upaya dalam melahirkan regulasiyang mengatur tentang layanan bimbingan dan konseling selalu dilakukansebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap perkembangan layananini di Indonesia. Semoga cerita panjang sejarah BK ini dapat mejadi inspirasibagi para pembaca sebagai generasi yang akan meneruskan perjalanpanjang layanan bimbingan dan konseling.

104

Page 117: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

105DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikB. SEJARAH ORGANISASI PROFESI BIMBINGAN

DAN KONSELINGKemerdekaan republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal

17 agustus 1945. Setelah menghasilkan berbagai perubahan yang berdasarbagi pelaksana pendidikan.Sejak itu, perubahan demi perubahan dalambidang pendidikan terus-menerus dilancarkan oleh pemerintah untukdapat mewujudkan cita-cita yang terkandung didalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.Anak-anakyang masuk sekolah tidak lagi terbatas pada hanya anak-anak yang berasaldari golongan masyarakat tertentu saja. Setiap anak berhak mendapatpendidikan. Mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatpendidikan tanpa memandang latar belakangnya (orang tua, ekonomi,kemampuan, dan sebagainya). Sekolah harus menampung semua anakyang beraneka tingkat kemampuan, bakat, minat dan berbagai latar belakang.Berkaitan dengan hal ini semua pengajaran klasikal saja tidak mungkindapat melayani kebutuhan semua anak beraneka ragam. Untuk itu diperlukanadanya pelayanan khusus yang disebut bimbingan dan konseling.

Pembangunan dan pembaharuan dibidang pendidikan tidak hanyaberlangsung pada tingkat pendidikan dasar, tetapi juga pada tingkat pendidikanmenengah dan perguruan tinggi. Pada tahun 1960-an dikenal adanyasekolah menengah kejuruan (STM, SMEA, dsb) dan Sekolah MenengahAtas (SMA). Masing-masing sekolah meliputi berbagai jurusan. Bagaimanamenyalurkan siswa ke jurusan-jurusan yang sesuai dengan bakat, kemauandan minat murid, merupakan sebuah pertanyaan yang tidak begitu mudahdijawab. Pada waktu itu pemerintah juga sedang mengagas apa yangdisebut SMA gaya baru. Memperhatikan hal-hal tersebut, maka padatanggal 20-24 agustus 1960 diadakanlah konfrensi fakultas keguruandan ilmu pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) diMalang untuk membahas masalah tersebut. Salah satu dari konferensiitu ialah dimasukannya didalam dunia pendidikan di Indonesia yangdahulu disebut “Bimbingan Dan Penyuluhan” dan sekarang disebut “BimbinganDan Konseling”.Inilah langkah awal perkembangan bimbingan dan konselingdi Indonesia.

Selanjutnya, pada tahun 1964 perkembangan yang digambarkandiatas diikuti dengan pendirian jurusan bimbingan dan penyuluhan dibeberapa IKIP di Indonesia (antara lain IKIP Bandung dan IKIP Malang)pada tahun berikutnya disusul oleh IKIP/ FKIP lain. Sekitar dua puluh tahun

Page 118: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

106 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikkemudian, mulai tahun 1984/ 1985 jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan(disingkat BP) menjelma menjadi jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan(disingkat PPB), yang meliputi dua program studi, yaitu program studipsikologi pendidikan dan program studi Bimbingan Dan Konseling.

Disimak lebih jauh, selama perkembangannnya, sejak awal tahun1960-an sampai dewasa ini terdapat beberapa peristiwa penting yangmenjadi tonggak-tonggak sejarah perkembangan Bimbingan Dan Konselingdi Indonesia, yaitu :

1. Tahun 1960 s/d 1970

Diawalinya wacana tentang bimbingan dan penyuluhan di tanahair. Bimbingan dan penyuluhan pendidikan dikendaki di masukkan kedalam kegiatan sekolah untuk menunjang misi sekolah mencapai tujuanpendidikannya untuk itu jurusan bimbingan dan penyuluhan didirikanguna menghasilkan tenaga pembimbing dan penyuluh pendidikan yangakan bekerja di sekolah.

2. Tahun 1971

Berdirinya proyek printis sekolah pembangunan (PPSP) pada delapanIKIP, yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIPSemarang, IKIP Malang, IKIP Surabaya, dan IKIP Manado. Melalui proyekitu, pelayanaan bimbingan dan konseling (waktu itu masih bernama Bimbingandan Penyuluhan) ikut dikembangkan. Setelah beberapa kali lokakaryayang dihadiri oleh beberapa pakar pada waktu itu, berhasil disusun buku“Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan Penyuluhan PadaProyek Perintis Sekolah Pembangunan”. Selanjutnya buku ini dimodifikasimenjadi buku “Pedoman Operasional Pelayanan Bimbingan pada Proyek-Proyek Perintis sekolah Pembangunan”.

3. Tahun 1975

a. Lahir Dan Berlakunya Kurikulum Sekolah Menengah Umum yangdisebut kurikulum SMA 1975 sebagai pengganti kurikulum sebelumnya“kurikulum 1968”. Kurikulum 1975 memuat beberapa pedomanpelaksanaan kurikulum tersebut, yang sala satu diantaranyaadalah Buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.

Page 119: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

107DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikb. Diadakannya konfensi nasional bimbingan I di Malang. Konfensi

ini berhasil menelurkan beberapa keputusan penting, yaitu

1) Terbentuknya organisasi profesi bimbingan dengan namaIkatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

2) Tersusunnya AD/ART IPBI, kode etik jabatan konselor, danprogram pekerja IPBI periode 1976-1978

3) Konfensi 1975 itu diikutin oleh beberapa kali konfensi dankongres, yang diadakan secara berturut-turut di salatiga,Semarang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Padang, Surabaya,dan Lampung.

4. Tahun 1978

Diselengarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyeluhandi IKIP

a. Tujuannya ialah menghasilkan tenaga pembimbing dan penyuluhpendidikan yang berkualitifikasi setara diploma (D2/D3 ) yang dapatsecara resmi diangkat oleh pemerintah bekerja disekolah. Hal ini untukmengatasi sulitnya pengangkatan tamatan jurusan BP atau (setingkatsarjana) yang telah dihasilkan oleh IKIP yang sampai saat itu belomada jatah pengangkatannya; padahal kekosongan jabatan guru bim-bingan disekolah perlu diisi.

b. Agaknya tamatan program–program setingkat diploma itu lah yangpertama kali diangkat sebagai guru bimbingan disekolah

5. Tahun 1989

a. Lahirnya surat keputusan menteri pendayagunaan aparaturNegara No. 026/Menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatanguru dalam lingkungan dipartemen pendidikan dan kebudayaan.

1) Didalam kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanyakegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan.

2) Disamping itu disinggung pula adanya peraturan kenaikanpangkat jabatan guru pembimbing, kendati pun tidak begitutegas

b. Lahirnya Undang–Undang Republik Indonesia NO. 2 TAHUN 1989.Tentang systempendidikan nasional. Undang–undang ini selanjutnya

Page 120: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

108 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikdisusul dengan lahirnya peraturan pemerintah (PP No 28 dan29 ) tahun 1990 secara tegas mencantumkan adanya pelayananbimbingan pada satuan satuan pendidikan (masing-masing padabab XX pasal 25, bab X pasal 27).

6. Tahun 1991 s/d 1993

a. Dibentuknya difisi-difisi IPBI :

1) Ikatan Pendidikan Konselor Indonesia (IPKON)2) Ikatan Guru Pembimbing Indonesia (IGPI)3) Ikatan Sarjana Konseling Indonesia (ISKIN)

b. Diperjuangkan IPBI jabatan fungsional tersendiri bagi petugasBimbingan di Sekolah. Diyakini bahwa apabila jabatan fungsionaltersendiri itu terwujud, maka upaya profesionalisasi layanan bim-bingan dan konseling disekolah akan lebih terjamin keterlaksanaannyadengan berhasil.

7. Tahun 1993 s/d 1996

a. Perjuangan IPBI diatas membuahkan hasil dengan diberlakukannya:

1) SK Menpan No. 84/ 1993 tentang Jabatan Fungsional Gurudan Angka kreditnya. Dalam SK ini nama bimbingan danpenyuluhan secara resmi diganti dengan Bimbingan dan Konseling(disingkat BK). Pelaksanaan BK disekolah adalah guru pembimbingyang secara ekplisit dibedakan dari jenis guru layanan (yaituguru mata pelajaran, guru praktik dan guru kelas ). Dengandemikian guru pembimbing merupakan jabatan fungsionaltersendiri anatara jabatan jabatan fungsional guru lainnya.

2) SKB mendikbut dan kepala BAKN No. 0433/p/1993 dan No.25/1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsionalguru dan angka kreditnya

3) SK mendikbut No. 025/O/1995 tentang pentunjuk teknikketentuan pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angkakreditnya.

4) SK Mendikbut No. 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis KetentuanPelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya.

5) SK Menpan No. 118/ 1996 tentang jabatan fungsional pengawassekolah dan angka kreditnya. Dalam SK ini jabatan fungsinal

Page 121: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

109DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmengawas sekolah lainnya (yaitu mengawas sekolah bidangrumpun mata pelajaran, pengawas bidang pendidikan luarbiasa dan pengawas sekolah bidang TK / SD)

b. Sejak tahun 1993 sampai sekarang diselenggarakan penataanguru-guru pembimbing SLTP dan SMU seluruh Indonesia di PPPGkeguruan Jakarta

c. Sarjana (S1) BK lulusan jurusan PPB sudah mulai diangkat menjadiguru pembimbing disekolah sementara itu tamatan program PGSLP/PGSLA dan diploma melanjutkan studi keprograman sarjanaanBK

d. Digalang nya antara IPBI, director jendral pendidikan dasar danmenengah, dan IKIP Malang dalam Penyelenggaraan SertifikasiKewenangan Testing bagi para profesinal bimbingan dan konseling.Kerjasama ini masi berlaku sampai sekarang (sejak 1995). Paratematan program ini memiliki kewenangan menyelenggarakantes inteligensi dan bakat untuk keperluan pelayanan BK.

e. Dibentukannya divisi baru dalam lingkungan IPBI:

1) IDPI (ikatan dosen pembimbing Indonesia)2) IIBKIN (ikatan instrumentasi bimbingan dan konseling)

8. Tahun 1996 s/d 2000

a. Diterbitkan dan diberlakukannya pedoman musyawarah gurupembimbing (MGP). MGP adalah semacam himpunan guru-gurupembimbing yang secara berkala mengadakan pertemuan untukmengembangkan program dan kegiatan BK disekolah.

b. Diterbitkannya secara teratur majalah Suara Pembimbing sebagaiterbitan resmi berkala IPBI (setahun dua kali) yang secara lagsungdikelolah oleh pengurus besar (IPBI). Suara pembimbing itu merupakanpengganti warta bimbingan dan konseling (WBK) yang diterbitkansebelumnya.

c. Disusunnya sejumlah panduan untuk digunakan dalam pelaksanaanbimbingan dan konseling oleh guru pembimbing disekolah. Panduanini disusun oleh pengurus besar IPBI berdasarkan hasil seminardan lokarya yang khusus diadakan untuk itu. Panduan itu meliputi:

1) Panduan Penyusunan Program Bimbingan Dan KonselingDisekolah

Page 122: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

110 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik2) Panduan Penjurusan Siswa SLTP Dan SLTA3) Panduan Bimbingan Teman Sebaya4) Panduan Bimbingan Kegiatan Kelompok Belajar5) Panduan Penilaian Hasil Layanan Bimbingan Dan Konseling6) Panduan Manajemen Bimbingan Dan Konseling Disekolah

d. Disusun dan diterbitkannya buku seri pemandu pelaksanaanbimbingan dan konseling disekolah (SPP-BKS) :

1) Buku I : BK di SD2) Buku II : BK di SLTP3) Buku III : BK di SMU4) Buku IV : BK di SMK

e. Perubahan 10 IKIP Negeri menjadi universitas negeri dan duaSTKIP Negeri menjadi IKIP Negeri dengan arah wider mandate(perluasan mandat). IKIP yang hanya semula hanya menyelenggarakanprogram-program kependidikan, setelah menjadi universitasmenyelenggarakan juga program-program non-kependidikan.Dalam suasana “winder mandate” itu universitas mantan IKIPberupaya mengembangkan fakultas dan program-program studinya.Program yang memangku bidang bimbingan dan konseling berupayalebih menegaskan nama dan keberadaan bimbingan dan konseling,banyak diantara jurusan yang semula bernama PBB (psikologipendidikan dan bimbingan) diubah menjadi jurusan Bimbingandan Konseling

f. Salah satu bentuk nyata winder mandate dalam bidang bimbingandan konseling adalah diselenggarakan rintisan program pendidikanprofest konselor (PPK) untuk menyiapkan (calon) penyandanggelar profesi bimbingan dan konseling, yaitu konselor. RintisanPPK ini diselenggarakan sejak tahun 1999 pada jurusan Bimbingandan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas NegeriPadang (UNP)

9. Tahun 2001 s/d 2002

a. Diselenggarakannya Kongres IX IPBI di Lampung

1) Salah satu keputusan kongres IPBI ke IX yang berlangsungdilampung pada tanggal 15-17 Maret 2001 ialah mengubahnama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

Page 123: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

111DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikyang didirikan pada tanggal 17 desember 1975 di Malangmenjadi Asosiasi Bimbinngan dan Konseling Indonesia (ABKIN).Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pikiran bahwaorganisasi bimbingan dan konseling harus tampil sebagaisuatu organisasi profesi dengan nama yang jelas, eksplisit,serta mendapat pengakuan dan kepercayaan publik. Implikasidari perubahan nama ini tidak semata-mata pada aspekhukum dan legalitas melainkan terutama pada aspek pengem-bangan keilmuan, teknologi dan seni serta layanan profesionaldari bimbingan dan konseling.

2) Secara keorganisasian perubahan nama ini membawa implikasikepada keharusan melakukan konsolidasi dan penataan organisasisebagai suatu organisasi profesi. Perubahan nama dari IPBIyang tampak lebih kental dengan asosiasi person nya menjadiABKIN – yang lebih kental dengan asosiasi profesinya – dipandang sebagai suatu keharusan dan langkah tepat untukmenghindarkan munculnya pikiran dan perasaan adanyaperson-person yang seolah-olah tidak terakomodasi dalamorganisasi, sehingga memandang perlu adanya asosiasi-asosiasilain didalam organisasi yang berorientasi person. Keutuhanorganisasi harus dipertahankan dengan menggunakan perekatprofesi dan bukan perekat person.

3) Secara keilmuan, teknologi, seni, dan profesi, perubahan namamembawa implikasi bagi upaya-upaya pengokohan identitasprofesi, penegasan lingkup layanan, keterkaitan dengan profesilain yang sejenis, dan setting layanan.

b. Dimulainya langkah profesionalisasi tenaga kependidikan oleh DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi, dalam hal ini Direktorat PembinaanPendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan PerguruanTinggi. Direktorat ini membentuk suatu tim (terdiri dari Prof.Prayitno, Prof. Sunaryo Kartadinata, Dr. Mungin Eddy Wibowo,Dr. Ahman, dan Drs. Syamsudin) untuk menyusun konsep tentangstandar profesionalisasi profesi konseling yang di dalamnyatercakup pengertian, tujuan, visi, misi, standar pendidikan, kodeetik, sertifikasi, lisensi dan akreditas tenaga dan lembaga pendidikanbimbingan dan konseling.

Page 124: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

112 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikc. Disusunnya kompetensi guru pembimbing oleh Direktorat SLTP

Ditjen Dikdasmen. Direktorat ini membentuk tim (terdiri dari Prof.Prayitno, Prof. Sunaryo Kartadinata, Dr. Mungin Eddy Wibowo,Dr. Ahman, dan Drs. Agus Mulyadi, M.Pd.) yang secara khususdiserahi tugas menyusun kompetensi guru pembimbing besertabahan-bahan penunjangnya. Bahan-bahan ini selanjutnya akandijadikan materi pelatihan guru pembimbing (khususnya di SLTP)di seluruh Indonesia

d. Dilanjutkannya program rintisan pendidikan profesi konselor(PPL) di Universitas Negeri Padang.

1) Proram rintisan itu telah menghasilkan lima orang konselor(diwisuda tahun 2001) yang semuanya adalah dosen-dosenpada jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP

2) Oleh karena program yang semula merupakan rintisan itusekarang telah memiliki dosen yang bergelar konselor, makaprogram tersebut telah dapat menerima mahasiswa secarareguler

3) Oleh Dirjen Dikti program ini diharapkan dapat membinakonselor yang memenuhi kriteria profesi internasional (suratDirjen Dikti No. 3909/D/T/2001 tanggal 21-12-2001)

4) Sementara itu, untuk lulusan PPK sedang diupayakan diperolehnyaizin praktik pribadi melalui/oleh Pengurus Besar ABKIN.

e. Dilanjutkannya penerbitan suara pembimbing dengan nama baru,yaitu jurnal bimbingan dan konseling sebagai terbitan resmi ABKINpenerbitan ini dikelola oleh Pengurus Besar ABKIN

f. Diterbitkannya jurnal KONSELOR sebagai wadah penerbitanyang memuat wacana serta kajian yang mendalam dan hasil-hasil peneitian tentang bimbingan dan konseling. Jurnal ini dikelolaoleh Jurusan BK FIP UNP bekerja sama dengan Program StudiBK Program Pascasarjana UNP

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, tampaklah bahwa bidangpelayanan bimbingan dan konseling secara terus-menerus dan konsistenmembina diri menjadi suatu pelayanan profesi yang semakin mantap,tidak hanya untuk para pengguna pelayanan BK yang bestatus pesertadidik disekolah, juga untuk warga masyarakat luas di luar sekolah. Organisasiprofesi (dahulu IPBI, sekarang ABKIN) berusaha sekuat tenaga, bekerja

Page 125: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

113DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktiksama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya, menjadi profesibimbingan dan konseling sebagai profesi yang solid.

10.Tahun 2003 s/d 2016

Penetapan melalui undang-undang nomor 20 tahun 2003 tntangsystem pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa konselor adalahpendidik, menjadi tonggak Negara legalitas luar biasa berkenaan denganpengakuan pemerintah itu. Pengakuan monumental ini lebih menegaskanbahwa konselor merupakan tenaga pendidik professional yang bekerjadalam pelayanan bagi perkembangan manusia seutuhnya.

Lebih lanjut Permendiknas no 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasiakademik dan kompetensi konselor (SKAKK) menyatakan bahwa konseloradalah Sarjana (S-1) Bimbingan dan Konseling yang telah menempuhdan menamatkan program pendidikan profesi konselor. Program ini telahdibuka sejak tahun 1999 pertama kali di universitas negeri padang.

Melalui pertauran pemerintah (PP) no 74 tahun 2008 tentang guru,pemerintah menyatakan bahwa di satuan-satuan pendidikan dasar danmenengah bertugas sebagai pendidik yang disebut guru, guru BK atauKonselor : yang dimaksud dengan guru disini tentulah pendidik yangbertugas mengampu mata pelajaran sedangkan guru BK adalah guruyang ditugasi mengampu atau mengelola pelayanan BK, sedangkanKonselor adalah mengampu pelayanan BK yang telah bergelar profesiKonselor. Guru BK yang dimaksudkan belum menempuh atau menamatkanprogram PPK. Posisi Konselor dalam PP tersebut jelas, yaitu sebagai pendidikprofesional (tamatan program PPK) yang mengampu pelayanan BKdisatuan-satuan pendidikan. Dibanding dengan profesi Konselor, posisiguru BK sama, yaitu meneliti tugas pokok dan fungsi yang setara mengampupelayanan BK disatuan pendidikan.

Akhir-akhir ini pengakuan pemerintah semakin menguat dan sangatjelas dengan terbitnya Permendikbud no 81A tahun 2013 tentang implemetasikurikulum yang antara lain menetapkan secara resmi arah dan kompenenpokok BK yang harus direalisasikan di satuan-satuan pendidikan, terutamadi SLTP dan SLTA. Semua item tentang BK yang tercantum pada Permendikbuditu dikutip dalam buku ini juga melandasi buku ini untuk melandasidan setiap kali tumpuan ketika kita perlu melihat kembali arah, tujuandan tugas kinerja guru BK atau Konselor pada jalur dan kinerja yangbenar dan konsisten, sesuai aturan yang secara resmi diberlakukan. Materi

Page 126: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

114 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikBK dalam Permendikbud tersebut memang tidak dinyatakan secara langsungbahwa pelayanan BK termasuk dalam kurikulum dalam arti sebagaimata pelajaran, tetapi permendikbud tersebut menegaskan bahwa keberadaanpelayanan BK adalah implementasi kurikulum yang dimaksudkan itu.Dalam hal ini tentulah berarti bahwa tanpa pelaksanaan pelayananBK maka implementasi kurikulum yang dimaksudkan itu akan kuranglengkap dan bahkan menyimpang dari perlakuan resmi yang berlaku

Permendikbud Nomor 81 A/2013 itu bahkan menetapkan bahwaguru BK atau konselor bekinerja didalam dan diluar waktu jam pelajarandisatuan-satuan pendidikan. Pelayanan BK tersebut dilaksanakan secaratatap muka klasikal terjadwal untuk kelas-kelas (rombongan belajar)peserta didik yang ada satuan pendidikan. Lebih ditegaskan lagi bahwapelayanan tatap muka klasikal terjadwal itu dilakukan dengan volumewaktu 2 (dua) jam pelajaran ( JP) untuk setiap kelas (Rombongan belajar)peserta didik. Disamping itu layanan BK non klasikal juga wajib dilaksanakanoleh guru BK atau konselor sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Pada tahun 2014 ketentuan tentang BK dalam permendikbud No81 A tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum diperbarui denganPermandikbud No 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan KonselingPada Pendidikan dan Pendidikan Menengah. Pasal 13 Permendikbudyang baru ini ditegaskan bahwa ketentuan tentang Bk yang terdapatdalam Peraturan Menteri yang sudah ada tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan dalam Permendikbud yang baru tadi.Dalam hal ini, materi tentang BK pada Permendikbud No. 81A/2013 Tidakada bertentangan dengan materi Permendikbud No 11/2014. Oleh karenanya,materi BK pada Permendikbud No 1A/2013 masih dapat dipergunakan,dan dikutip secara lengkap dalam buku ini.

Lebih jauh, perlu juga mendapat dan hal ini penting untuk menjadiarah pengembangan pelayanan profesional selanjutnya yaitu bahwakeprofesionalan BK tidak terikat atau terganggu pada jenis kurikulumtertentu.Apapun kurikulumnya pelayanan BK di satuan pendidikan tidakboleh kendor ataupun berubah untuk sekedar mengikuti ciri khusus kurikulumtertentu yang berubah, melainkan apapun kurikulumnya pelayananBK harus sebagus dan sehebat mungkin, terus berkembang, mengoptimalkanmutu keprofesionalannya. Seperti profesi kedokteran, bagaimanapunkondisi sasaran pelayanan atau warga masyarakat yang dihadapi olehDokter, seperti masyarakat miskin terbelakang, setengah maju dan sangat

Page 127: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

115DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktikmaju, profesi yang dipegang/dilaksanakan oleh dokter itu tetap semakinmaju dan melayani warga masyarakat seoptimal mungkin.

Dengan timbangan bahwa ketentuan tentang BK pada PermendikbudNo. 81A/2013 tidak ada yang bertentangan dengan ketentuan yang adapada Permendikbud No. 111/2014 maka seluruh materi BK yang adapada Permendikbud No. 81A/2013 di kutip dalam buku ini dan menjadirujukan bagi uraian terkait dengan implementasinya di lapangan. Implementasiyang di maksud disini terutama berkenaan dengan praktik pelayananBK di satuan-satuan pendidikan untuk seluruh peserta didik.

Page 128: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

116 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikDAFTAR PUSTAKA

Agung Prihantoro. 2018. Membantu Memecahkan Masalah Orang LainDengan Teknik Konseling. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Ahmad Juntika Nurihsan. 2015. Bimbingan dan Konseling: dalam BerbagaiLatar Belakang Kehidupan.Bandung: Aditama.

A. Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Ciputat pers: Jakarta.

Amin Budiamin dan Setiawati. 2009. Bimbingan dan Konseling (Jakarta:Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, RI).

Andi Mappiare. 2002. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Raja GrafindoPersada: Jakarta.

Bambang Ismaya. 2015. Bimbingan dan Konseling: Studi, Karir dan Keluarga.Bandung: Aditama.

Deni Febrini. 2001. Bimbingan Konseling. TERAS: Yogyakarta.

E. Mulysa. 2015. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remajarosdakarya.

Fenti Hikmawati. 2014. Bimbingan dan Konseling. Raja Grafindo Persada:Jakarta.

Hamzah B. Uno. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ismail Kusmayadi. 2017. Membongkar Kecerdasan Anak, Menditeksi Bakat& Potensi Anak Sejak Dini. Jakarta: Gudang Ilmu.

John Me Leod. 2008. Pengantar Konseling. Kencana: Jakarta.

Lahmuddin Lubis. 2011. Landasan Formal Bimbingan dan Konseling diIndonesia. Citapustaka Media Perintis: Bandung.

M. Ramli, dkk. 2017. Esensi Bimbingan dan Konseling Pada Satuan Jalur,Jenis, dan Jenjang Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan: Jakarta.

Mamat Supriatna, ed. 2011. Bimbingan dan Konseling berbasis Kompetensi.Jakarta: Rajawali Press.

Mesiono, dkk. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Perdana Publishing:Medan.

116

Page 129: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

117DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan PraktikMuhammad Djawad Dahlan dan Achmad Juntika Nurihsan. 2007. Teori

Bimbingan dan Konseling, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.Bandung: Pedagogia Press, UPI Bandung.

Mustofa Kamil. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta.

Namora Lumongga Lubis. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling. Kencana:Jakarta.

Neil Noddings. 2002. Educating Moral People. New York: ColumbiaUniversity.

Pietrofesa, J. Jhon, dkk. 1982. The Authentic Counselor. John Wiley & Son:New York.

Prayitno, dkk. 2015. Pembelajaran Melalui Pelayanan BK I Satuan Pendidikan.Paramitra Publishing: Jakarta.

Prayitno. 2017. Konseling Profesional yang Berhasil. Rajawali Press: Jakarta.

Samsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2011. Landasan Bimbingan danKonseling. Bandung: Remajarosdakarya.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2011. Profesi Keguruan.Jakarta: Rinekacipta.

Sofyan S. Willis. 2009. Konseling Individual. Alfabeta: Bandung.

Susilo Rahardjo & Gudnanto. 2011. Pemahaman Individu. Kencana: Jakarta.

Syafaruddin (Mesiono, dkk). 2015. Pengembangan Kompetensi Konselorpada Era Globalisasi, Medan: Perdana Publishing.

Syafaruddin, dkk. 2017. Bimbingan dan Konseling dalam Presfektif Alqurandan Sains. Perdana Publishing: Medan.

Syafaruddin, dkk. 2017.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Hijri.

Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan. 2009. Landasan Bimbingan dan Konseling.Remaja Rosdakarya: Bandung.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (BerbasisIntegrasi). Raja Grafindo Persada: Jakarta.

W.S. Winkel, M.M. Sri Hastuti. 2013. Bimbingan dan Konseling di InstitusiPendidikan. Media Abadi: Yogyakarta.

WS.Winkel. 2003. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Gramedia:Jakarta.

Henry Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogyakarta:Bagian Penerbitan STIE-YKPN.

Page 130: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

118 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

Page 131: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

119DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik

119

Page 132: Telaah Konsep, Teori dan Praktik - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk[1].pdf · pelajaran dan guru kelas, serta guru BK atau

120 DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING: Telaah Konsep, Teori dan Praktik