TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

13
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nukl'r - Jakarta, II Desember 2003 TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ISSN 1693 - 7902 Veronica Tuka, Ida N. Finahari dan Djumadi Pusat Pendayagunaan Iptek Nuklir (PPdIN) - BAT AN dan Koordinator Penunjang Alat Medik Instalasi Radioterapi - RSCM ABSTRAK TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM. Telah dilakukan pengkajian tentang teknologi pengelolaan limbah radioaktif yang ada di RSCM. Pengkajian ini dilakukan ~~ngan cara mengevaluasi sistem pengelolaan limbah radioaktif yang ada di RSCM. Dari pengkajian tersebut dapat dijelaskan bahwa pengelolaan limbah radioaktif yang ada di RSCM telah mengacu pada peraturan yang telah dibuat oleh Batan, Bapeten, Depkes maupun Kementrian Lingkungan hidup. Limbah radioaktif yang ada di RSCM dibedakan dalam limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berupa urin yang mengandung radioisotop 1-131, dikelola dengan menggunakan sistem tangki bersusun. Sedangkan limbah padatnya disimpan sementara dalam ruang khusus (berdinding tebal 105 dan 90 cm) sebelum dikirim ke BAT AN. Untuk pakaian bekas pakai disimpan pula dalam ruang khusus hingga radioaktivitasnya meluruh sampai batas yang diijinkan, setelah itu dicuci dan digunakan kembali. Kata Kunci : Limbah Radioaktif, Limbah Cair, Limbah Padat. ABSTRACT TECHNOLOGY OF RADIOACTIVE WASTE MANAGEMENT AT RSCM. Technology of management of radioactive waste in RSCM has been assessed. The assessment has been carried out by evaluating radioactive waste management system in RSCM. The results can be explained that radioactive waste management at RSCM has already referred to the regulations prepared by Batan, Bapeten, etc. Radioactive waste in RSCM consist of liquid and solid wastes. Liquid waste as urine contents 1-131 radioisotope is managed using stack tank system, while for solid waste is treated by temporary storaging them in special room (which thickness of the wall is 105 and 90 cm) before sending them to BATAN. And the clothe used are kept in special room until its radioactivity completely decayed to the background, after that, to be washed and reused. Keywords: Radioactive Waste, Liquid Waste, Solid Waste. 194

Transcript of TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Page 1: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nukl'r - Jakarta, II Desember 2003

TEKNOLOGIPENGELOLAANLIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM

ISSN 1693 - 7902

Veronica Tuka, Ida N. Finahari dan DjumadiPusat Pendayagunaan Iptek Nuklir (PPdIN) - BAT AN

dan Koordinator Penunjang Alat Medik Instalasi Radioterapi - RSCM

ABSTRAKTEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM. Telah

dilakukan pengkajian tentang teknologi pengelolaan limbah radioaktif yang ada diRSCM. Pengkajian ini dilakukan ~~ngan cara mengevaluasi sistem pengelolaan limbahradioaktif yang ada di RSCM. Dari pengkajian tersebut dapat dijelaskan bahwapengelolaan limbah radioaktif yang ada di RSCM telah mengacu pada peraturan yangtelah dibuat oleh Batan, Bapeten, Depkes maupun Kementrian Lingkungan hidup.Limbah radioaktif yang ada di RSCM dibedakan dalam limbah cair dan limbah padat.Limbah cair berupa urin yang mengandung radioisotop 1-131, dikelola denganmenggunakan sistem tangki bersusun. Sedangkan limbah padatnya disimpan sementaradalam ruang khusus (berdinding tebal 105 dan 90 cm) sebelum dikirim ke BAT AN.Untuk pakaian bekas pakai disimpan pula dalam ruang khusus hingga radioaktivitasnyameluruh sampai batas yang diijinkan, setelah itu dicuci dan digunakan kembali.Kata Kunci : Limbah Radioaktif, Limbah Cair, Limbah Padat.

ABSTRACTTECHNOLOGY OF RADIOACTIVE WASTE MANAGEMENT AT RSCM.Technology of management of radioactive waste in RSCM has been assessed. Theassessment has been carried out by evaluating radioactive waste management system inRSCM. The results can be explained that radioactive waste management at RSCM hasalready referred to the regulations prepared by Batan, Bapeten, etc. Radioactive waste inRSCM consist of liquid and solid wastes. Liquid waste as urine contents 1-131radioisotope is managed using stack tank system, while for solid waste is treated bytemporary storaging them in special room (which thickness of the wall is 105 and 90cm) before sending them to BATAN. And the clothe used are kept in special room untilits radioactivity completely decayed to the background, after that, to be washed andreused.

Keywords: Radioactive Waste, Liquid Waste, Solid Waste.

194

Page 2: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003

PENDAHULUAN

ISSN 1693 - 7902

Dinamika pembangunan kota menunjukkan intensitas yang tinggi sehingga selain

berdampak positif bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat juga menjadi

kontradiksi yang harus dihadapi yaitu masalah pengelolaan lingkungan hidup. Masalah

tersebut erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan. Adanya pencemaran

disebabkan oleh buangan limbah baik padat, cair maupun gas yang berasal dari berbagai

sumber. Salah satu sumber limbah adalah yang berasal dari rumah sakit.

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan umum bidang kesehatan merupakan tempat

bertemunya kelompok masyarakat : menderita, yang memberikan pelayanan,

pengunjung dan yang hidup di lingkungan rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit

sebagai tempat potensial untuk terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan

maupun gangguan kesehatan lainnya.

Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis terbesar, maka pengelolaan

limbah medis rumah sakit bersifat khusus karena mengandung bahan berbahaya,

beracun, infeksius dan radioaktif. Limbah medis harus melalui proses pengolahan

terlebih dahulu sebelum diangkut ke temp at pembuangan, untuk limbah radioaktif

(misalnya sumber bekas) setelah ditampung di tempat yang khusus dikirim ke negara

pemasok atau dikirim ke BAT AN (P2PLR) sebagai salah satu institusi yang

bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia. Untuk limbah

radioaktif padat lainnya seperti baju bekas pakai disimpan di gudang khusus sampai

aktivitasnya meluruh sehingga dapat digunakan lagi setelah dicuci sedangkan untuk urin

ditampung dalam tanki bersusun. Perlu kita ketahui bahwa limbah medis radioaktif

hanya dihasilkan oleh rumah sakit yang mempunyai bidang kedokteran nuklir, bidang

ini memanfaatkan iptek nuklir untuk diagnosa dan terapi.

RSCM dalam salah satu kegiatan pelayanan medis menerapkan teknik kedokteran

nuklir menggunakan isotop radioaktif iodine-13I (1-131) untuk terapi kelainan tiroid

(yang digunakan adalah radiasi beta (p) nya). Pemilihan terapi diatas, berdasarkan

beberapa pertimbangan antara lain energi radiasi gamma cukup tinggi (E-364 keY), dan

harganya relatif murah. Namun ada kelemahannya yaitu waktu paruhnya cukup panjang

(-8 hari) dan dapat lepas dari tubuh pasien melalui pernapasan dan keringat selain

melalui ekresi utama lewat urin dan feces. Oleh karena itu dalam upaya melindungi

perawat, dokter, sanak famili pasien dan pengunjung lainnya perlu dilakukan pengaman

195

Page 3: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tcnaga Nyklir - Jakarta. II Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

limbah, agar tidak mengkontaminasi lingkungan. Teknologi pengelolaan limbah baik itu

limbah radioaktif rumah sakit dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan

berkembangnya bidang kesehatan. Makalah ini membahas tentang limbah-limbah yang

dihasilkan oleh rumah sakit di Jakarta khususnya RSCM dan bagaimana rumah sakit

tersebut menanganinya dengan tetap mengacu pada peraturan-peraturan yang

dikeluarkan oleh BAT AN, BAPETEN, 1AEA, DEPKES dan Menteri Lingkungan

Hidup.

Dalam tulisan ini ditunjukan hasil survei pengukuran aktivitas 1-131 pada fasilitas

penampungan limbah urin yang dilakukan oleh Tim P3KRBIN-BA TAN. Hasil studi ini

diharapkan dapat menjadi masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan teknologi pengelolaan limbah radioaktif.

KARAKTERISTIK LIMBAH RUMAH SAKIT (I)

Limbah rumah sakit adalah bahan atau buangan padat dan cair yang dihasilkan

dari aktivitas di dalam rumah sakit sehingga dibuang sebagai barang yang tidak

berguna.

Aktivitas yang dilakukan di rumah sakit meliputi pelayanan medis seperti

aktivitas di ruang perawatan, ruang pemeriksaan, ruang bedah, ruang isolasi dan

sebagainya. Sedangkan pelayanan penunjang medis meliputi aktivitas di ruang instalasi

radioterapi, radiologi, farmasi, laboratorium dan sebagainya. Selain pelayanan medis

terse but aktivitas yang dilakukan di rumah sakit adalah pendidikan dan penelitian, yang

kesemuanya menggunakan bahan beracun, berbahaya dan infeksius serta radioaktif.

Pada dasarnya limbah rumah sakit dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu :

Limbah Medis

Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, farmasi atau

yang sejenisnya, serta limbah yang dihasilkan di rumah sakit pada saat dilakukan

perawatan/pengobatan atau penelitian. Limbah medis biasanya berasal dari ruang

perawatan, poliklinik, ruang gawat darurat, ruang kebidanan dan ruang operasi.

Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah medis, maka jenis limbah

medis dapat digolongkan sebagai berikut :

196

Page 4: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

a. Limbah benda tajam

Limbah bend a tajam adalah alat yang memiliki sudut tajam, sisi yang dapat

memotong atau menusuk kulit, seperti jarum, pecahan gelas, pisau bedah.

b. Limbah infeksius

Limbah infeksius ini terdiri dari jaringan busuk, bekas balutan dan spesimen

laboratorium.

c. Limbah jaringan tubuh

Limbah jaringan tubuh adalah limbah yang dihasilkan pada saat pembedahan

atau autopsi.

d. Limbah farmasi

Limbah farmasi adalah limbah yang berasal dari obat-obatan kadaluarsa, yang

tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan

yang dikembalikan oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat serta obat-obatan

yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan.

e. Limbah kimia

Adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan

medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.

f. Limbah radioaktif

Adalah bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari

penggunaan medis atau riset untuk diagnosis dan pengobatan/terapi.

g. Limbah plastik

Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan

saran a pelayanan kesehatan lain. Dengan meningkatnya penggunaan barang­

barang medis disposable seperti suntikan, slang, maka bahan plastik menjadi

buangan yang dihasilkan rumah sakit. Selain alat-alat tersebut, penggunaan

kantong obat, spuit pelapis tempat tidur atau perlak, juga dapat meningkatkan

jumlah limbah plastik.

Limbah Non Medis

Limbah non medis adalah limbah yang berasal dari lingkungan rumah sakit dan

bukan dari hasil perawatan serta pengobatan pasien, limbah ini biasanya terdiri dari :

sisa makanan, sampah kering, abu, sampah jalanan, bangkai binatang, bangkai

kendaraan, dan lain-lain.

197

Page 5: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF RUMAH SAKIT

ISSN 1693 - 7902

Sebelum rumah sakit memberikan terapi dengan memanfaatkan radiasi nuklir,

pihak pengelola hams menyiapkan dan membangun dulu sarana pengolahan limbahnya.

Saat ini pemerintah memberlakukan peraturan yang lebih ketat sebelum rumah sakit

didirikan. Artinya pemilik/pengelola rumah sakit wajib membangun dulu sarana

pengolahan limbahnya termasuk yang berupa radioaktif bila menyediakan pemeriksaan

menggooakan nuklir, sebelum izin rumah sakit dikeluarkan (2).

Peraturan Pengelolaan Limbah Radioaktif Rumah Sakit

BATAN

Undang-oodang No. 10 tahoo 1997 pasal 23 ayat 1(3), yang berisi tentang :

pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan

penyimpanan lestari limbah radioaktif, menyebutkan bahwa pengelolaan limbah

radioaktif dilaksanakan oleh badan pelaksana, dalam hal ini Badan Tenaga Nuklir

Nasional (BAT AN). Sebagai badan pelaksana dalam pengelolaan limbah radioaktif,

BAT AN dalam hal ini P2PLR (Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif)

dengan fasilitas yang dimilikinya mampu melakukan pengelolaan limbah radioaktif cair,

resin bekas, limbah padat, serta limbah sumber bekas yang berasal dari rumah sakit dan

industri. Tabel 1. dibawah ini menggambarkan contoh limbah radioaktif dan

pcngolahannya yang diterima oleh P2PLR-BATAN.

Tabell. Contoh Limbah Radioterapi dan Pengolahannya di P2PLR-BA T AN (4)

AsalJenis

JumlahAktivitas

PengolahanLimbah Radionuklida per buah

RSCM

Co-601484,85 CiKondisioningdalamshell

Cs-13 7

1647,13 Cidrum 2001 atau shell beton

950/350 1

Batan mempunyai instalasi pengelolaan limbah radioaktif (IPLR) beserta

fasilitas penoojangnya. Diagram pada Gambar 1. menunjukkan contoh pengelolaan

limbah radioaktifrumah sakit yang dilakukan oleh P2PLR-BATAN.

198

Page 6: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcsembcr 2003

Penimbul

Limbah Pemasok Sumber

Radiasi

Ya

rSSN 1693 - 7902

Pengumpulan,Pemilahan

Pelepasan yangdikendalikan

Sumber Bekas Kembali ke

Pemasok

j

:;-·-:;-.---;-1Kondisioning

CPenyimpanan

sementara

jangka I !

panjang IPenyimpanan Penyimpanan i

Tempat I dekat permukaan Tanah Dalam IPembuangan '---~-_--I I

Pengelolaan Limbah Terpusat iPengelolaan limbah setempat (tokal) I i

.............................................................................................................................. '..~ ~ ~~ ~~..~ ~~~ ~ ~~~~ ~~..~..~~~~~~~.~ ~ : ..:.~ ~..~~ ~ -.1.

Saluran air

kotor atau

cerobong

Ya

Simpan untukPeluruhan

Tidak

Tingkat aman

dicapai ?

Ya

PenyimpananSementara

Gambar 1. Skema strategi pengelolaan limbah Radioaktif dari Rumah Sakit (4)

BAPETEN (5)

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir dengan

menyelenggarakan peraturan, perizinan dan inspeksi. Badan ini dibentuk dengan

keputusan Presiden No.76 tahun 1998 berdasarkan undang-undang No.10 tahun 1997.

Untuk limbah radioaktif BAPETEN mengatur melalu.i PP No.27 tahun 2002, tentang

pengelolaan limbah radioaktif.

199

Page 7: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003

IAEA (6)

ISSN 1693 - 7902

International Atomic Energy Agency (IAEA) adalah badan internasiorial yang

salah satu tugasnya mengeluarkan petunjuk tentang pengelolaan limbah radioaktif untuk

aplikasi penggunaan zat radioaktif di bidang kedokteran, penelitian dan industri (IAEA­

TECDOC-644 dan 1000), salah satu petunjuknya adalah bahwa seluruh radioisotop

yang digunakan dalam bidang kedokteran nuklir dan khususnya yang digunakan untuk

tujuan diagnosa dan terapi serta waktu paruhnya relatif pendek, pengelolaannya bersifat

dikelola sendiri (in house waste management) dan dikirim ke tempat pengelolaan

(centralised waste management). Untuk limbah umur panjang, dalam hal ini sumber

bekas dikelola oleh badan yang telah ditetapkan di masing-masing negara atau dikirim

ke negara pemasokjika tidak terdapat badan yang berhak mengelolanya.

Pengelolaan Limbah Radioaktif di RSCM

Limbah radioaktif padatnya disimpan di ruang khusus berdinding tebal;( I05 dan

90 em) lihat Gambar 2, sebelum di angkut ke P2PLR-BATAN atau ke negara pemasok,

untuk pakaian yang dipakai oleh pasien disimpan dalam ruang khusus hingga

radioaktivitasnya mendekati aktivitas alam (background) setelah itu dikeluarkan untuk

dieuci dan kemudian digunakan kembali. Untuk urin pasien ditampung dalam tangki

khusus, setelah potensi radiasinya sudah mendekati tingkat aktivitas alam, bisa dibuang

ke lingkungan.

RSCM telah mengembangkan tangki bersusun 4 (empat) untuk menampung urin

pasien dari kedokteran nuklir sebelum dibuang ke lingkungan sebagai limbah umum

(Gambar 3.). Dalam tangki bersusun ini urin pertama kali masuk ke dalam tangki

pertama, setelah penuh urin akan berpindah ke tangki kedua hingga seterusnya sampai

pada tangki ke empat, uraian lebih lanjut akan dibahas dalam bab pembahasan.

200

Page 8: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003

DENJU:tGUDANG PENYIMPANAN SUMBERDIOAKTIF

r;;j:£:_~~-"~'~7""~:.t..c·':':_d;"~ .•~.--

ISSN 1693 - 7902

Keterangan Gambar :1&2. Beton penghalang (Tebal90 & 105 em)3. Limbah Padat4. Limbah Cair

5. Kipas Pembuang6. Kontainer

7. Kontainer Bergerak8. Keluaran Limbah Cair

<•••.•••• ' ~" .... -,~."

Gambar 2. Denah Gudang Penyimpanan Sumber Radioaktif7)

Dinding 1 dan 2 adalah dinding proteksi pesawat Co-60 2 dimensi tadi eukup efektif

untuk proteksi barrier dinding limbah radioaktif padat yang ada.

10

T~I BERSUSUNPENGOLAHAN.J.IMBAH CAIR

Gambar 3. Tangki Bersusun Pengolahan Limbah Cair(7)

1. Kloset Urin

2. Pipa Input3. Tangki I4. Tangki II5. Tangki III6. Tangki IV7. Keran

8. Pipa Output9. Saluran Limbah Umum

10. Lampu IndikatorAktivitas Limbah

Batan dalam hal Pusat Penelitian dan Pengembangan Keselamatan Radiasi dan

Biomedika Nuklir (P3KRBIN) telah melakukan survei dan mengukur aktivitas limbah

eair (urin) yang terdapat di tangki penampungan dengan eara : limbah urin yang ada di

tangki penampungan dieuplik untuk beberapa kedalaman menggunakan pompa

peristaltik dan ditampung di beaker Marinelly ditutup rapat dan disegel. Kemudian

dilakukan peneaeahan menggunakan spektrometri gamma dengan detektor germanium

kemurnian tinggi (HPGe) pada energi 364,5 keY selama 10 menit (untuk tangki I) dan

201

Page 9: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

30 menit (untuk tangki II). Aktivitas 1-131 rata-rata tiap tangki, dihitung menggunakan

persamaan sebagai berikut :

AI-13I = [(NT - NB)/(E.Y)] X Vtangki (Bq)

A = Aktivitas

NT = Cacah Total

NB = Cacah Latar

E = Efisiensi deteksi Spektrometri Gamma (cps/Bq)

Y = Kelimpahan Energi Gamma dari 1-131 (0.812)

V = Volume

Dengan cara pengukuran tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel2. Konsentrasi Limbah Cair (Drin) Pasien Terapi 1-131

No. Kode SampelKonsentrasi 1-131Aktivitas Total

(Bq/l)(Bq)

1.LCILimbah Cair Tangki I76031337 ± 391561624913928 ± 8367637

2.

LC2Limbah Cair Tangki II11181 ± 1052004424 ± 18795

Berdasarkan IAEA- TECDOC-l 000, "clearance level" pelepasan radionuklida ke badan

air untuk 1-131 adalah 1 x 107 Bq/tahun (8)

PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo dalam salah satu kegiatan pelayanan

medis menerapkan teknik kedokteran nuklir menggunakan radioisotop iodine-131 (I­

131) untuk terapi kelainan tiroid. Pemilihan 1-131 untuk terapi di atas, berdasarkan

beberapa pertimbangan antara lain energi radiasi gamma cukup tinggi (E - 364 keV),

dan harganya relatif murah. Namun punya kekurangan yaitu waktu paruhnya cukup

panjang (- 8 hari) dan dapat lepas dari tubuh pasien melalui pemapasan dan keringat,

selain melalui ekresi utama lewat urin dan feces. Mengingat kebutuhan pasien yang

memerlukan pengobatan dengan 1-131 semakin banyak, maka perlu dipikirkan

kemungkinan mengembangkan pengolahan limbah radioaktif terutama limbah cair

berupa urin yang berasal dari pasien yang menjalani pengobatan menggunakan 1-131.

Pasien yang menjalani pengobatan menggunakan 1-131 biasanya menginap di

rumah sakit selama 3-6 hari tergantung dari dosis yang diberikan. Salah satu contoh

pasien yang diberi 1-131 dengan dosis ±100 mCi, sehingga pasien tersebut harus berada

202

Page 10: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 1SSN 1693 - 7902

di ruang khusus (menginap) selama 3 hari. Selama 3 hari pasien membuang urinnya

dikloset yang terdapat di ruang khusus tersebut, urin ini masuk dan ditampung dalam

tangki-tangki yang terbuat dari fiber glass, masing-masing bervolume 250 liter. Masing­

masing tangki dihubungkan menjadi bejana berhubungan dan diletakkan dengan posisi

yang tingginya diatur secara bertingkat, sehingga disebut tangki bersusun. Aliran limbah

dibuat mengalir dari tangki I ke tangki II, lalu dari tangki II ke tangki III, dan

selanjutnya dari tangki III ke tangki IV. Aliran limbah dirancang sedemikian rupa

sehingga cairan limbah yang terdahulu dapat mengalir ke tangki berikutnya, sedangkan

cairan limbah yang terbaru harus mengalami pencairan dengan cairan limbah yang

terdahulu, demikianlah setiap tangki dirancang dengan model saluran yang sarna. Pada

tangki ke III terdapat pelampung, pelampung ini merupakan indikator yang dapat

memberi tanda bahwa tangki IV sudah berisi urin hal ini dapat dilihat pada lampu yang

menyala, lampu ini terdapat ditembok luar ruangan dimana terdapat tangki bersusun

tersebut, urin dari tangki ke IV ini dapat dibuang ke lingkungan setelah di ukur

aktivitasnya.

Dari Tabel 2. diatas terlihat bahwa aktivitas 1-131 pada tangki penarnpungan

limbah urin tinggi pada tangki I dan rendah pada tangki II. Ini berarti desain

penampungan limbah urin terse but baik, sehingga dimungkinkan membuang langsung

ke lingkungan limbah urin dari tangki penampungan ke 4 karena aktivitasnya rendah

sekali. Secara praktis tingkat paparan limbah yang akan di buang maksimum 2 kali

paparan background.

Untuk limbah radioaktif berbentuk padat (misal pakaian pasien) di simpan di

gudang khusus (Gambar 3.) hingga aktivitasnya meluruh dan kemudian dicuci untuk

digunakan kembali, sedangkan untuk limbah sumber bekas dapat dikirim ke BATAN

atau di kirim ke negara pengekspor.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa limbah radioaktif sudah

ditangani sedemikian rupa sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan akibat yang

ditimbulkan oleh limbah tersebut. RSCM terus mengembangan teknologi-teknologi

yang sud<\~ ada untuk memperoleh teknologi pengolahan limbah radioaktif yang lebih

203

Page 11: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

baik lagi. Perkembangan ini tetap mengacu pada standar-standar baku yang ada baik

standar nasional maupun intemasional : DEPKES, BAPETEN, BAT AN, dan IAEA..

Pengolahan limbah radioaktif cair (urin) berupa tangki bertingkat seperti yang

terdapat di RSCM merupakan teknologi pengolahan limbah cair (urin) yang sudah baik,

sehingga dapat termonitor ketika akan di buang ke lingkungan.

Sedangkan untuk pengolahan limbah radioaktif berupa sumber bekas ada 3

altematif: 1. disimpan di gudang rumah sakit, 2. dikirim ke BATAN (P2PLR) atau 3.

diekspor kembali ke negara asalnya.

DAFTAR PUS TAKA

1. ABDUL RAHMAN ARIE W., 'Studi tentang Pengelolaan Sampah Medis Rumah

Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Jakarta, 2002.

2. M. ACHMAD, "Rumah Sakit Pengguna Nuklir sudah sediakan sarana Pengolah

Limbah", http://www.kbw.go.id/humas/media%20massa/maretlmi29030 14.html

3. Undang-undang No.1 0 tahun 1997, ten tang ketenaganukliran

4. DJAROT S. WISNUBROTO, "Pengelolaan Limbah Radioterapi di BAT AN",

Seminar Teknologi Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir II, Jakarta, 4

September 2002.

5. Keputusan Presiden Nomor 76 tahun 1998 dan PP No.27 tahun 2002, ten tang

pengelolaan limbah radioaktif.

6. IAEA- TECDOC-644 tahun 1992, tentang petunjuk pengelolaan limbah radioaktif

untuk aplikasi penggunaan zat radioaktif di bidang kedokteran, penelitian dan

industri.

7. Sumber gambar dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

8. IAEA-TECDOC-I000, "Clearance of Materials Resulting from the Use of

Radionuc1ides in Medicine, Industry and Research", February 1998.

204

Page 12: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003

DISKUSI

ISSN 1693 - 7902

Pertanyaan (Yessi Widya Sari, S.Si. - Universitas Indonesia)

1. Apa yang mendasari penggunaan tanki sebanyak 4 buah dalam pengolahan

teknologi pengolahan limbah cair radioaktif di RSCM?

2. Indikator apa yang menegaskan bahwa setelah melewati tanki ke 4, limbah cair

radioaktif terse but aman untuk dibuang ke saluran?

Jawaban (Veronika Tuka, PPdIN - BATAN)

I. Dari hasil pengukuran yang dilakukan BATAN, hasil konsentrasi limbah pada tanki

ke 3 sudah rendah dan bisa dibuang ke lingkungan, tapi untuk keamanannya

ditambah 1 tanki lagi menjadi 4 tanki.

2. Penyaluran paparan sample pad a tanki ke 4 tidak melewati 2 kali paparan alam

(BG).

Pertanyaan (Linda Andini, P3TIR - BATAN)

1. Saya ingin tahu apakah sudah pemah terjadi, pada tanki-tanki paruh, sedangkan

aktifitasnya masih tinggi? bagaimana tindakan selanjutnya apakah akhimya

langsung dibuang saja ke lingkungan? atau bagaimana?

2. Limbah cair terdiri dari urin saja atau tennasuk air cucian? Kalau ditambah air

cucian otomatis akan lebih cepat penuh.

Jawaban (Veronika Tuka, PPdIN - BATAN)

1. Sampai saat ini belum pemah terjadi.

2. Limbah urin yang diolah hanya dicairkanldiencerkan air bilasannya saja, untuk

ditambah + 2 - 3 liter, dan hasilnya demikian seperti jawaban untuk lain yaitu pada

tanki ke 4 tidak melampaui 2 kali paparan BG.

205

Page 13: TEKNOLOGIPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI RSCM ...

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

Pertanyaan (Nuryanti, P2EN - BATAN)

1. Kaitannya pada pengelolaan lirnbah radioaktif untuk tabel 2 terlihat rnasih ada

aktifitas total. Ini apakah sudah dikatan arnan?

2. Mengapa sampelnya tidak diarnbil tangki ke 4?

Jawaban (Veronika Tuka, PPdIN - BATAN)

1. Sudah dikatakan arnan, dengan rnelihat tabel 2 aktifitas pada tanki 2 besarnya

hanya 0,2 % dibanding tanki 1. Dengan asurnsi tersebut kita dapat rnenghitung

besarnya aktivitas tarnki 3 dan 4 rnenurut IAEA TECDOC-IOOO clearence level

untuk 1-131 yang dilepas ke selokan (water body) besarnya Ix107 Bq/tahun.

2. Dengan rnelihat tabel 2 aktifitas pada tanki 2 besarnya hanya 0,2 % dibanding

tanki 1. Dengan asurnsi tersebut kita dapat rnenghitung besarnya aktivitas tamki 3

dan 4 menurut IAEA TECDOC-IOOO clearence level untuk 1-131 yang dilepas ke

selokan (water body) besarnya IxI07 Bq/tahun.

206