TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

38
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM pembuatan las vertical dengan sambungan v PENYUSUN FACHRUL JANUAR 211062 JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN SPESIALAISASI FABRIKASI DAN PENGELASAN LOGAM

Transcript of TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Page 1: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

pembuatan las vertical dengan sambungan v

PENYUSUN

FACHRUL JANUAR

211062

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

SPESIALAISASI FABRIKASI DAN PENGELASAN LOGAM

Page 2: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

AKADEMI TEKNIK SOROAKO

LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Disetujiu Oleh :

Pembimbing :

Musakirawati Baso

Page 3: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

hidayah- Nya lah, penulis dapat menyelesaikan laporan teknik ini tepat pada waktunya.

Tujuannya tidak lain agar pembaca dapat memahami tentang tata cara pengelesan.

Dan dalam penyusunan laporan ini, penulis menyajikan prinsip-prinsip yang

berkaitan tentang pengelasan logam untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu dalam

pengelasan logam. Materi-materi yang terdapat dalam laporan ini juga berdasarkan dari

referensi lain yang berkaitan tentang teknologi pengelasan dan teknologi metalurgi.

Tidak lupa referensi dari internet tentang materi-materi yang baru teknologi pengelasan

turut membangun laporan ini.

Penggambaran-penggambaran teknologi pengelasan dalam laporan ini

diharapkan kepada mahasiswa agar mampu diaplikasikan pada praktik, untuk

menunjang mendapat nilai yang baik. Bukan hanya diaplikasikan pada praktik namun

penulis juga berharap agar ilmu yang di dapat pada laporan ini dapat bersifat permanen

terhadap mahasiswa sehingga kiranya pada saat lulus dari AKADEMI TEKNIK

SOROAKO agar dapat diterapkan pada industri/instansi tempat mahasiswa bekerja.

Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa

khususnya dibidang teknologi pengelasan logam.

Soroako, Juni 2012Penulis,

Page 4: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Fachrul Januar

211062

ABSTRAK

Perkembangan industri saat ini sangat pesat sehingga industri-industri tersebut

membutuhkan berbagai tenaga ahli khususnya pada teknik mesin pada

kejuruan/spsialisasi fabrikasi dan pengelasan logam, sehingga beberapa dari perguruan

tinggi mengembangkan mahasiswa di bidang fabrikasi, khususnya di AKADEMI

TEKNIK SOROAKO.

Maka dari itu penulis banyak membahas tentang pengelasan logam dalam

laporan ini, di mana pada penyambungan dua buah logam atau lebih itu dapat diketahui

oleh mahasiswa, misalnya pada pengelasan sambungan, dengan menggunakan berbagai

macam metode penyambungan diantaranya yaitu : butt joint (sambungan tumpul),

corner joint(sambungan sudut), lap joint (sambungan tumpang) dan tee joint

(sambungan T), namun pada laporan ini lebih membahas spesifik kearah teknik

“sambungan pengelasan vetikal dengan kampuh V”

Penyambungan logam dengan cara pengelasan memudahkan industi-industri

untuk membuat konstruksi bangunan yang di inginkan. Maka diharapkan kepada

mahasiswa agar mampu mengelas dengan baik untuk di terima di industri-industri besar.

Page 5: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................................3

ABSTRAK...................................................................................................................................4

DAFTAR ISI...............................................................................................................................5

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................6

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................6

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................7

1.3 RUANG LINGKUP KAJIAN......................................................................................8

1.4 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................8

1.5 CARA MEMPEROLEH DATA..................................................................................8

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN...............................................................................9

BAB 2 TEORI DASAR..........................................................................................................10

2.1 Definisi.....................................................................................................................10

2.2 Jenis-jenis mesin las listrik :.............................................................................11

2.3 Perlengkapan Las listrik :..................................................................................12

2.4 Prinsip-prinsip pada pengelasan....................................................................15

2.4.1 Klasifikasi Cara Pengelasan.....................................................................15

2.4.2 Las Busur Listrik..........................................................................................16

2.5 Bentuk-bentuk sambungan pada pengelasan...........................................16

2.6 Klasifikasi Sambungan las dasar....................................................................19

2.6.1 Sambungan T...............................................................................................19

2.6.2 Sambungan Tumpul...................................................................................19

2.6.3 Sambungan Sudut......................................................................................20

Page 6: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

2.6.4 Sambungan Tumpang...............................................................................20

2.7 Posisi-posisi pengelasan....................................................................................21

2.8 Kesehatan dan Keselamata Kerja..................................................................22

BAB 3 PEMBAHASAN.........................................................................................................23

3.1 Proses pembuatan Las vertikal dengan sambungan V..........................23

3.2 POTENSI BAHAYA.................................................................................................27

BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................28

4.1 KESIMPULAN..........................................................................................................28

4.2 SARAN......................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................30

Page 7: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada zaman ini teknik las telah dipergunakan secara luas dalam

penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstriksi

mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan

mesin yang di buat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi

lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga biaya

keseluruhannya menjadi lebih murah.

Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya

pengelasan hanya dipergunakan pada sambungan-sambungan dan reparasi yang

kurang penting. Tetapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan

waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan

penggunaan kontruksi- konstruksi las meupakan hal yang umum di semua

Negara di dunia.

Dan seiring teruwujudnya standar-standar teknik dalam pengelasan akan

membantu memperluas lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar

ukuran-ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang

dicapai sampai dengan saat ini teknologi las memegang peranan penting dalam

masyrakat industri modern.

Dalam ini AKADEMI TEKNIK SOROAKO (ATS) mempunyai peranan

untuk menghasilkan alumni-alumni yang berkwalitas, maka di adakan praktik

pengelasan logam yang diberikan kepada mahasiswa.

Pratik pengelasan tersebut melatih mahasiswa agar dapat melakukan

proses pengelasan ayun secara vertical dengan baik dan dapat diaplikasikan di

tempat kerja/ industri.

Page 8: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Dalam penggunaan teknik pengelasan dala konstruksi sangat luas,

meliputi : perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana, pipa saluran, kendaraan rel

dan lain sebagainya.

1.2 RUMUSAN MASALAHAdapun yang akan dibahas dalam laporan teknik ini:

Apa defenisi tentang pengelasan ?

Bagaimana prinsip-prinsip pengelasan ?

Bagaimana bentuk sambungan dalam teknik pengelasan logam?

Bagaiamana cara membuat las ayun secara vertical ?

1.3 RUANG LINGKUP KAJIANSeiring perkembangan industri saat ini, banyak membutuhkan tenaga-

tenga ahli dalam bidang teknik, untuk menunjang kelancaran industry tersebtu,

khususnya di bidang fabrikasi.

Prosedur pengelasan sebenarnya kelihatan sangat sederhana, tetapi di

dalam pengelasan mempunyai banyak masalah-masalah yang harus di atasi di

mana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena

dalam pengelasan, pengetahuan harus turut membantu dalam mendampingi

praktek. Adapun materi yang akan di bahas pada :

a. Prinsip-prinsip pengelasan

b. Perlengkapan las listrik

c. Bentuk sambungan dalam teknik pengelasan

d. Cara pembuatan las ayun vertikal

Dalam hal ini dikatakan bahwa dalam membuat suatu benda kerja, harus

harus direncanakan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan benda keja yang

baik.

1.4 TUJUAN PENULISANAdapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu:

Page 9: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelasan

Memahami cara-cara dalam teknik pengelasan logam

Mengetahui bentuk-bentuk sambungan pengelasan logam

Memahani cara membuat las ayun secara vertikal

1.5 CARA MEMPEROLEH DATAAdapun cara memperoleh data laporan ini yaitu:

Menggunakan literature dari beberapa buku

Pada pembuatan laporan ini, di perlukan beberapa buku

literatur/referensi sebagai bahan acuan.

Melalui situs-situs internet yang berkaitan dengan teknik pengelasan

Untuk memperluas dalam mencari pencarian referensi, maka di

perlukan internet untuk mencari referensi.

Study Lapangan

Pada laporan ini penulis telah melalui praktik pada proses pengelasan,

sehingga penulis dapat mengembil referensi dari hasil study lapangan

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASANSitematika pembahasan dalam laporan ini yaitu:

BAB 1 meliputi PENDAHULUAN yaitu :

Latar belakang yang berisikan keterangan-keterangan tentang

teknologi pengelasan

Rumusan masalah yang berisikan masalah-masalah yang akan di bahas

dalam laporan ini

Ruang lingkup kajian yang berisikan masalah yang akan dikaji dalam

memecahkan masalah yang terdapat pada rumusan masalah

Tujuan penulisan yang berisikan tujuan dari penulis untuk membuat

laporan ini.

Cara memperoleh data yang berisikan cara-cara penulis dalam

memperoleh data yan terdapat dalam laporan ini

Sitematikan pembahasan yang berisikan susunan/ kerangka laporan ini

beserta pembahasannya.

Page 10: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

BAB 2 meliputi TEORI DASAR yaitu :

Teori Umum yang berisikan tentang teori yang mendasar mengenai

praktik yang akan di bahas

Teori Khusus yang berisikan tentang teori yang lebih spesifik terhadap

praktik yang akan di bahas

BAB 3 meliputi PEMBAHASAN yang berisikan tentang penjelasan

paraktik yang akan di bahas.

BAB 4 meliputi PENUTUP yaitu:

Kesimpulan yang berisikan tentang keterangan-keterangan

penting hasil dari pembahasan materi

Saran yang berisikan tentang pendapat penulis yang di ajukan

kepada pembaca untuk ditindak lanjuti.

Page 11: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

BAB 2 TEORI DASAR

2.1 DefinisiPengelasan adalah penyambungan logam atau logam paduan yang

dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Adapun definisi pengelesan

menurut beberapa referensi/literature lainnya yaitu :

Bersadarkan definsi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah

ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang

dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definesi tersebut

dapat disimpulkan bahwa las adalah sambungan setempat dari

beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. (Deutche

Industrie Normen)

Mengelas adalah pekerjaan menyambung dua logam atau logam

paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik

cair logam tersebut baik dengan atau tanpa tekanan serta di tambah

atau tanpa logam pengisi. (Ir. Suharto, 1991)

2.2 Jenis-jenis mesin las listrik : Mesin las listrik- Transformasi arus bolak-balik

Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik fase tunggal

dengan voltase tegangan yang rendah pada lengkung listrik. Mesin ini

yang digunakan pada proses praktik pengelasan di ATS.

BAB 2 Gambar 1.1

Page 12: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Mesin las listrik- Rictifier arus searah

Mesin ini merubah arus bolak-balik menjadi arus searah.

Biasanya pada mesin ini mempunya tombol tunggal untuk mengontrol

arus listrik.

Generator yang searah yang diajalankan dengan arus bolak-balik

Mesin ini bekeraja dengan arus listrik bolak-balik. Sebuah motor

listrik diguanakan untuk menjalankan generator yang membangkitkan

arus listrik searah yag tetap tegangannya.

2.3 Perlengkapan Las listrik : Kabel Las

BAB 2 Gambar 1.2

BAB 2 Gambar 1.3

Page 13: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Penyambung Kabel

Penjepit Benda Kerja

Pemegang Elektroda

Topeng Las

Perlengkapan Pembersih

BAB 2 Gambar 1.4

BAB 2 Gambar 1.5

BAB 2 Gambar 1.7

BAB 2 Gambar 1.8

BAB 2 Gambar 1.6

Page 14: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Tang penjepit

Adapun yang penting dari pengelasan yaitu fluks. Inti logam elektroda

meneruskan energi listrik ke busur api dan dilebut bersama-sama dengan lapisan fluks

yang membentuk tetesan lebur antara logam dan fluks. Busur dari api las terdiri dari

daerah gas bertemperatur sangat tinggi hingga mencapai 6000°. Fluks juga

memberikan suatu perisai gas yang melindingi logam cair terhadap ujung elektroda

dan genangan las cair.

Fungsi lapisan elektroda dapat diringkaskan sebagai berikut :

Menyediakan suatu perisai yang melindungi gas sekeliling busur api dan

logam cair den dengan demikian mencegah oksigen dan nitrogen dari

udara memasuki logam las.

Membuat busur api stabil dan mudah di control

Mengisi kembali setiap kekurangan yang disebabkan oleh oksidasi

elemen-elemen tertentu dari genangan las selama pengelasan dan

menjamin las mempunya sifat-sifat mekanis yang memuaskan.

BAB 2 Gambar 1.9

BAB 2 Gambar 1.10

Page 15: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Menyediakan suaru terak pelinding juga menurunkan kecepatan

pendinginan logam las dan dengan demikian menurunkan kerapuhan

akibat pendinginan.

Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.

Memungkinkan dipergunakannya posisi-posisi yang berbeda.

Adapun pengklasifiksaian eletroda menurut standat ASTM :

Menurut standar ASTM elektroda mempunyai simbol dan arti dari symbol

tersebut, sehingga penggunaan elektroda dapat dibedakan. Adapun simbol tersebut

yaitu :

ASTM : E

Contoh :

E 6010

E = Elektroda las listrik

60 = Kekuatan tarik (Tensile strength 60000, yield strength 50000 dan elongation 17)

1 = Posisi pengelasan ( dapat di pakai datar, horizontal,vertical, dan overhead)

10 =Jenis arus (AC DCSP) dan daya tembus (dalam)

ELEKTRODA LAS LISTRIK

KEKUATAN TARIK

POSISI PENGELASAN

SUMBER ARUS, DAYA TEMBUS

Page 16: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

2.4 Prinsip-prinsip pada pengelasan

2.4.1 Klasifikasi Cara Pengelasan

Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut

bekerja dan bentuk pemanasannya (Wiryosumarto, dkk, 200).

Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan cara kerja dapat

dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu :

Pengelasan cair

Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana

sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas

dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.

Pengelasan tekan

Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana

sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi

satu.

Pematrian

Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan

diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang

menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.

2.4.2 Las Busur Listrik

Las busur listrik adalah cara pengelasan dengan

mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas

pencair logam. Klasifikasi las busur listrik yang digunakan hingga

saat ini dalam proses

pengelasa adalah las eletroda

terbungkus fluks. Prinsip

pengelasan las busur listrik

adalah sebagai berikut : arus

listrik yang cukup padat pada BAB 2 Gambar 1.11

Page 17: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

tegangan rendah bila dialirkan pada dua buah logam yang

konduktif akan menghasilkan loncatan elektroda yang dapat

menimbulkan panas yang sangat tinggi hingga mencapai suhu

6000°C sehingga dapat mudah mencair kedua logam tersebut.

2.5 Bentuk-bentuk sambungan pada pengelasanPenyambungan dalam pengelasan diperlukan untuk meneruskan beban

atau tegangan diantara bagian-bagian yang disambung. Kerana meneruskan

beban, maka bagian sambungan juga akan menerima beban. Oleh karenanya,

bagian sambungan paling tidak memiliki kekuatan yang sama dengan bagian

yang disambung. Untuk menyambung dua komponen logam diperlukan

berbagai jenis sambungan. Pada sambungan inilah nantinya logam tambahan

akan diberikan, sehingga terdapat kesatuan antara komponen-komponen yang

disambung. Berbagai jenis sambungan yang dimaksud adalah :

Sambungan Tumpul (Butt Joint)

Sambungan T (Tee Joint)

BAB 2 Gambar 1.12

BAB 2 Gambar 1.3

Page 18: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

Sambungan Sudut (Corner Joint)

Sambungan Tumpang (Lap Joint)

BAB 2 Gambar 1.14

BAB 2 Gambar 1.15

Page 19: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

2.6 Klasifikasi Sambungan las dasar

2.6.1 Sambungan T

2.6.2 Sambungan Tumpul

2.6.3 Sambungan Sudut

BAB 2 Gambar 1.16

BAB 2 Gambar 1.17

Page 20: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

2.6.4 Sambungan Tumpang

2.7 Posisi-posisi pengelasan2.7.1 Posisi Flat

Kedudukan benda kerja yang akan dilas berada di bawah tangan

operator.

BAB 2 Gamabr 1.19

Page 21: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

2.7.2 Posisi Pengelasan mendatar

Posisi benda kerja tegak lurus dan jalur pengelasan mendatar

mengikuti alur.

2.7.3 Posisi pengelasan tegak

Posisi benda kerja tegak dan pengelasan dapat dilakukan dari bawah

ke atas atau sebaliknya.

2.7.4 Posisi pengelasan di atas kepala

Operator las di bawah benda kerja yanga akan dilas.

2.8 Kesehatan dan Keselamata KerjaDalam proses pengelasan operator diwajibkan agar memahami dan

mengerjakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), agar operator dapat

meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi. Di setiap pekerjaan/praktik yang

BAB 2 Gamabr 1.20

BAB 2 Gamabr 1.21

BAB 2 Gamabr 1.22

BAB 2 Gamabr 1.23

Page 22: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

dilakukan, terdapat Prosedur kerja Standar (PKS) yang dibuat agar operator dapat

mengetahui potensi bahaya yang terjadi dan dapat mengendalikan potensi bahaya

tersebut. Adapun alat pelindung diri yang di pakai pada proses pengelasan yaitu :

1) Pakaian kerja standar

2) Topeng las/pelindung muka

3) Apron/lapis dada

4) Welding glove/sarung tangan

5) Welding spat/ lidah sepatu

6) Sepatu safety

7) Ear plug

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Proses pembuatan Las vertikal dengan sambungan VDalam pembuatan las ayun vetikal ada beberapa langkah yang harus di

kerjakan agar pada saat proses pengelesan dapat berjalan dengan lancar :

BAB 2 Gamabr 1.24

Page 23: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

1. Sebelum melakukan praktik, di harapkan kepada mahasiswa agar

membuat Operation Plan (OP) tentang benda kerja yang akan dibuat. Dan

benda kerja yang akan dibuat adalah Las Ayun Vertikal.

2. Setelah OP selesai, maka persiapkan alat dan perlengkapan yang di

butuhkan seperti : mesin Las Listrik, kabel las, penyambung kabel,

pemegang elektroda, pemegang elektroda, perlengkapan pembersih, dan

perlengkapan keselamatan kerja.

3. Periksa kondisi masing-masing alat dan peralatan yang digunakan, apakah

masih layak untuk digunakan. Jika ada laporakan kepada Instruktur.

4. Periksa kondisi area kerja agar aman untuk bekerja.

BAB 2 Gamabr 1.25

BAB 2 Gamabr 1.26

Page 24: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

5. Pasang setiap perlengkapan kepada pasangannya seperti : hubungkan

kabel mesin las ke panel utama, pasang kabel las ke mesin las, dll

6. Gunakan alat pelindung diri untuk bagian pemotongan yaitu: google,

apron, cotton gloves, sepatu safety, pakaian kerja standar, ear plug.

7. Bentuk kampuh V dengan sudut 60° pada benda kerja dengan

menggunakan pemotongan Las Oxy-asetiin.

BAB 2 Gamabr 1.27

BAB 2 Gamabr 1.28

BAB 2 Gamabr 1.29

Page 25: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

8. Gunakan Alat pelindung diri untuk bagian penggerindaan yaitu : masker,

face shield, apron, pakian kerja standar, sepatu safety. Setelah itu gerinda

bagian yang telah dipotong agar sisa pemotongan terbuang.

9. On –kan sakelar utama dan On-kan mesin las. Atur Ampere sesuai dengan

jenis elektroda yang di gunakan.

10. Jepit elektroda penembusan pada pemegang elektroda.

11. Gunakan alat pelindung diri untuk proses pengelasan. Seteleah itu lakukan

las catat pada kedua ujung benda keja benda kerja dengan jarak 1 x Ø

elektroda yang digunakan dan bersihkan teraknya.

BAB 2 Gamabr 1.30

BAB 2 Gamabr 1.31

BAB 2 Gamabr 1.32

Page 26: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

12. Kemudian gantung dan cekam benda kerja dengan menggunakan alat

bantu yang terdapat pada meja benda kerja.

13. Buat jalur pertama las penembusan kemudian atur posisi elektroda dan

gerakan elektroda.

14. Setelah selesai, bersihkan terak dan lihat hasil penembusan di belakang

benda kerja. Hasil penembusan yang baik membentuk seperti rigi-rigi las.

15. Kemudian buat jalur las kedua menggunakan elektroda biasa dengan

menggunakan metode las ayun pada jalur las pertama atur posisi dan

gerakan elektroda. Elektroda membentuk sudut 100°-110° kearah tegak

dan 90° kearah mendatar.

16. Setelah itu bersihkan terak terak las memakai palu.

BAB 2 Gamabr 1.33

BAB 2 Gamabr 1.34

BAB 2 Gamabr 1.35

Page 27: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

17. Kemudian buat jalur yang ketiga sebagai penutup, juga menggunakan

metode las ayun. Posisi elektroda sama pada langkah ke-15.

18. Kemudian bersihkan terak, dan lihat hasil pengelasan.

19. Lakukan pemeriksaan kepada instruktur.

20. Setelah selesai bersihkan mesin area kerja.

3.2 POTENSI BAHAYA Kesetrum listrik Terkena panas berlebih Mata buta Fatal Pernafasan sesak

BAB 4 PENUTUP

BAB 2 Gamabr 1.36

Page 28: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

4.1 KESIMPULANDari pembuatan laporan ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :

1. Penyambungan dua keping logam atau logam paduan dilakukan dengan cara lumer atau cair.

2. Pada saat mengelas atur gerakan gerakan elektroda sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

3. Potensi bahaya yang terdapat pada saat proses pengengelasan sangat tinggi sehingga diberitahukan kepada operator agar memahami PKS dengan baik agar dapat meminimalisirkan potensi bahaya tersebut.

4. Mengelas membutuhkan konsentrasi yang tinggi.5. Perhatikan setiap peralatan yang digunakan, agar dalam kondisi yang baik.6. Atur penggunaan ampere sesuai ketebakan benda kerja dan elektroda yang

digunakan.

4.2 SARANDari kesimpulan diatas penulis memberikan saran kepada pembaca yaitu :

Page 29: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

1. Pada saat proses pengelasan biasanya hasil lasan itu jelek, disarankan kepada operator agar mengidentifikasi hasil lasan.

2. Pergunakan alat pelindung diri dengan baik agar terhindar dari bahaya3. Laporkan kepada Instruktur jika ada yang belum diketahui, jangan mengambil

inisiatif sendiri.

Page 30: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

DAFTAR PUSTAKAo Ir. Dines Ginting, Dasar-dasar pengelasan, Jakarta : Penerbit Erlangga Jln. Kramat IV

No.11, 1985o Hery, Sonowan dan Rochim, Suratma, Pengantar untuk memahami proses pengelasan

logam, Bandung : PT Alfabeta , 2003o Suharno, Prinsip-prinsip teknologi dan metalurgi pengelasan logam, Surakarta :

Lembaga pengembangan pendidikan, 2008o Ir. Suharto, Teknologi pengelasan logam, Malang : Rineka cipta, 1991o ISTC, Kerja las listrik teori, Bandung: ATS- INCO,1990o ISTC,Las listrik 2 , Bandung: ATS-INCO, 1990o http://www.google.co.id/search?q=kabel+las&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-

US:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF-8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=0g7hT_m0GsSIrAff3bjNDg&biw=1366&bih=543&sei=1w7hT67mJ4_zrQeizdnNDg

o http://www.google.co.id/search?q=las+corner&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en- US:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF-8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=8h3hT9aSM8jJrAfc7-3NDg&biw=1366&bih=543&sei=Bh7hT4PyH4PJrAfzkKXODg#um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial&tbm=isch&sa=1&q=sepatu+safety&oq=sepatu+safety&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...17487.30636.4.31207.35.22.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0.2zKcRCgdUWk&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=2d91dfb56c6d655c&biw=1366&bih=543

o http://www.google.co.id/search?q=masker+stndar&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en- US:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF-8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=Ah_hT63sJcqqrAfE0t3NDg&biw=1366&bih=543&sei=Kh_hT-SbF4norQfFutDNDg

o http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US %3Aofficial&tbm=isch&sa=1&q=face+shield&oq=face+shield&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...39296.50809.6.51020.23.14.0.0.0.0.0.0..5.0...0.0.VLTAOfjD5yo&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&biw=1366&bih=543&ech=1&psi=Dx7hT9rdOo3krAeUgt3NDg.1340153387089.20&emsg=NCSR&noj=1&ei=Kx_hT5HjFInkrAfZ-9DPDg

o http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen- US%3Aofficial&biw=1366&bih=543&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=mesin+las&oq=mesin+las&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...227881.231198.0.231235.19.10.0.0.0.0.443.721.2-1j0j1.2.0...0.0.AF9lrMqd_-Y

Page 31: TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM