TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM
-
Author
sevenfoldsm07 -
Category
Documents
-
view
800 -
download
14
Embed Size (px)
Transcript of TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM
pembuatan las vertical dengan sambungan v
PENYUSUN
FACHRUL JANUAR
211062
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
SPESIALAISASI FABRIKASI DAN PENGELASAN LOGAM

AKADEMI TEKNIK SOROAKO
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM
Disetujiu Oleh :
Pembimbing :
Musakirawati Baso

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah- Nya lah, penulis dapat menyelesaikan laporan teknik ini tepat pada waktunya.
Tujuannya tidak lain agar pembaca dapat memahami tentang tata cara pengelesan.
Dan dalam penyusunan laporan ini, penulis menyajikan prinsip-prinsip yang
berkaitan tentang pengelasan logam untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu dalam
pengelasan logam. Materi-materi yang terdapat dalam laporan ini juga berdasarkan dari
referensi lain yang berkaitan tentang teknologi pengelasan dan teknologi metalurgi.
Tidak lupa referensi dari internet tentang materi-materi yang baru teknologi pengelasan
turut membangun laporan ini.
Penggambaran-penggambaran teknologi pengelasan dalam laporan ini
diharapkan kepada mahasiswa agar mampu diaplikasikan pada praktik, untuk
menunjang mendapat nilai yang baik. Bukan hanya diaplikasikan pada praktik namun
penulis juga berharap agar ilmu yang di dapat pada laporan ini dapat bersifat permanen
terhadap mahasiswa sehingga kiranya pada saat lulus dari AKADEMI TEKNIK
SOROAKO agar dapat diterapkan pada industri/instansi tempat mahasiswa bekerja.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dibidang teknologi pengelasan logam.
Soroako, Juni 2012Penulis,

Fachrul Januar
211062
ABSTRAK
Perkembangan industri saat ini sangat pesat sehingga industri-industri tersebut
membutuhkan berbagai tenaga ahli khususnya pada teknik mesin pada
kejuruan/spsialisasi fabrikasi dan pengelasan logam, sehingga beberapa dari perguruan
tinggi mengembangkan mahasiswa di bidang fabrikasi, khususnya di AKADEMI
TEKNIK SOROAKO.
Maka dari itu penulis banyak membahas tentang pengelasan logam dalam
laporan ini, di mana pada penyambungan dua buah logam atau lebih itu dapat diketahui
oleh mahasiswa, misalnya pada pengelasan sambungan, dengan menggunakan berbagai
macam metode penyambungan diantaranya yaitu : butt joint (sambungan tumpul),
corner joint(sambungan sudut), lap joint (sambungan tumpang) dan tee joint
(sambungan T), namun pada laporan ini lebih membahas spesifik kearah teknik
“sambungan pengelasan vetikal dengan kampuh V”
Penyambungan logam dengan cara pengelasan memudahkan industi-industri
untuk membuat konstruksi bangunan yang di inginkan. Maka diharapkan kepada
mahasiswa agar mampu mengelas dengan baik untuk di terima di industri-industri besar.

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
ABSTRAK...................................................................................................................................4
DAFTAR ISI...............................................................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................6
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................7
1.3 RUANG LINGKUP KAJIAN......................................................................................8
1.4 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................8
1.5 CARA MEMPEROLEH DATA..................................................................................8
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN...............................................................................9
BAB 2 TEORI DASAR..........................................................................................................10
2.1 Definisi.....................................................................................................................10
2.2 Jenis-jenis mesin las listrik :.............................................................................11
2.3 Perlengkapan Las listrik :..................................................................................12
2.4 Prinsip-prinsip pada pengelasan....................................................................15
2.4.1 Klasifikasi Cara Pengelasan.....................................................................15
2.4.2 Las Busur Listrik..........................................................................................16
2.5 Bentuk-bentuk sambungan pada pengelasan...........................................16
2.6 Klasifikasi Sambungan las dasar....................................................................19
2.6.1 Sambungan T...............................................................................................19
2.6.2 Sambungan Tumpul...................................................................................19
2.6.3 Sambungan Sudut......................................................................................20

2.6.4 Sambungan Tumpang...............................................................................20
2.7 Posisi-posisi pengelasan....................................................................................21
2.8 Kesehatan dan Keselamata Kerja..................................................................22
BAB 3 PEMBAHASAN.........................................................................................................23
3.1 Proses pembuatan Las vertikal dengan sambungan V..........................23
3.2 POTENSI BAHAYA.................................................................................................27
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................28
4.1 KESIMPULAN..........................................................................................................28
4.2 SARAN......................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................30

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada zaman ini teknik las telah dipergunakan secara luas dalam
penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstriksi
mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan
mesin yang di buat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi
lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga biaya
keseluruhannya menjadi lebih murah.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya
pengelasan hanya dipergunakan pada sambungan-sambungan dan reparasi yang
kurang penting. Tetapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan
waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan
penggunaan kontruksi- konstruksi las meupakan hal yang umum di semua
Negara di dunia.
Dan seiring teruwujudnya standar-standar teknik dalam pengelasan akan
membantu memperluas lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar
ukuran-ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang
dicapai sampai dengan saat ini teknologi las memegang peranan penting dalam
masyrakat industri modern.
Dalam ini AKADEMI TEKNIK SOROAKO (ATS) mempunyai peranan
untuk menghasilkan alumni-alumni yang berkwalitas, maka di adakan praktik
pengelasan logam yang diberikan kepada mahasiswa.
Pratik pengelasan tersebut melatih mahasiswa agar dapat melakukan
proses pengelasan ayun secara vertical dengan baik dan dapat diaplikasikan di
tempat kerja/ industri.

Dalam penggunaan teknik pengelasan dala konstruksi sangat luas,
meliputi : perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana, pipa saluran, kendaraan rel
dan lain sebagainya.
1.2 RUMUSAN MASALAHAdapun yang akan dibahas dalam laporan teknik ini:
Apa defenisi tentang pengelasan ?
Bagaimana prinsip-prinsip pengelasan ?
Bagaimana bentuk sambungan dalam teknik pengelasan logam?
Bagaiamana cara membuat las ayun secara vertical ?
1.3 RUANG LINGKUP KAJIANSeiring perkembangan industri saat ini, banyak membutuhkan tenaga-
tenga ahli dalam bidang teknik, untuk menunjang kelancaran industry tersebtu,
khususnya di bidang fabrikasi.
Prosedur pengelasan sebenarnya kelihatan sangat sederhana, tetapi di
dalam pengelasan mempunyai banyak masalah-masalah yang harus di atasi di
mana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena
dalam pengelasan, pengetahuan harus turut membantu dalam mendampingi
praktek. Adapun materi yang akan di bahas pada :
a. Prinsip-prinsip pengelasan
b. Perlengkapan las listrik
c. Bentuk sambungan dalam teknik pengelasan
d. Cara pembuatan las ayun vertikal
Dalam hal ini dikatakan bahwa dalam membuat suatu benda kerja, harus
harus direncanakan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan benda keja yang
baik.
1.4 TUJUAN PENULISANAdapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu:

Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelasan
Memahami cara-cara dalam teknik pengelasan logam
Mengetahui bentuk-bentuk sambungan pengelasan logam
Memahani cara membuat las ayun secara vertikal
1.5 CARA MEMPEROLEH DATAAdapun cara memperoleh data laporan ini yaitu:
Menggunakan literature dari beberapa buku
Pada pembuatan laporan ini, di perlukan beberapa buku
literatur/referensi sebagai bahan acuan.
Melalui situs-situs internet yang berkaitan dengan teknik pengelasan
Untuk memperluas dalam mencari pencarian referensi, maka di
perlukan internet untuk mencari referensi.
Study Lapangan
Pada laporan ini penulis telah melalui praktik pada proses pengelasan,
sehingga penulis dapat mengembil referensi dari hasil study lapangan
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASANSitematika pembahasan dalam laporan ini yaitu:
BAB 1 meliputi PENDAHULUAN yaitu :
Latar belakang yang berisikan keterangan-keterangan tentang
teknologi pengelasan
Rumusan masalah yang berisikan masalah-masalah yang akan di bahas
dalam laporan ini
Ruang lingkup kajian yang berisikan masalah yang akan dikaji dalam
memecahkan masalah yang terdapat pada rumusan masalah
Tujuan penulisan yang berisikan tujuan dari penulis untuk membuat
laporan ini.
Cara memperoleh data yang berisikan cara-cara penulis dalam
memperoleh data yan terdapat dalam laporan ini
Sitematikan pembahasan yang berisikan susunan/ kerangka laporan ini
beserta pembahasannya.

BAB 2 meliputi TEORI DASAR yaitu :
Teori Umum yang berisikan tentang teori yang mendasar mengenai
praktik yang akan di bahas
Teori Khusus yang berisikan tentang teori yang lebih spesifik terhadap
praktik yang akan di bahas
BAB 3 meliputi PEMBAHASAN yang berisikan tentang penjelasan
paraktik yang akan di bahas.
BAB 4 meliputi PENUTUP yaitu:
Kesimpulan yang berisikan tentang keterangan-keterangan
penting hasil dari pembahasan materi
Saran yang berisikan tentang pendapat penulis yang di ajukan
kepada pembaca untuk ditindak lanjuti.

BAB 2 TEORI DASAR
2.1 DefinisiPengelasan adalah penyambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Adapun definisi pengelesan
menurut beberapa referensi/literature lainnya yaitu :
Bersadarkan definsi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definesi tersebut
dapat disimpulkan bahwa las adalah sambungan setempat dari
beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. (Deutche
Industrie Normen)
Mengelas adalah pekerjaan menyambung dua logam atau logam
paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik
cair logam tersebut baik dengan atau tanpa tekanan serta di tambah
atau tanpa logam pengisi. (Ir. Suharto, 1991)
2.2 Jenis-jenis mesin las listrik : Mesin las listrik- Transformasi arus bolak-balik
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik fase tunggal
dengan voltase tegangan yang rendah pada lengkung listrik. Mesin ini
yang digunakan pada proses praktik pengelasan di ATS.
BAB 2 Gambar 1.1

Mesin las listrik- Rictifier arus searah
Mesin ini merubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Biasanya pada mesin ini mempunya tombol tunggal untuk mengontrol
arus listrik.
Generator yang searah yang diajalankan dengan arus bolak-balik
Mesin ini bekeraja dengan arus listrik bolak-balik. Sebuah motor
listrik diguanakan untuk menjalankan generator yang membangkitkan
arus listrik searah yag tetap tegangannya.
2.3 Perlengkapan Las listrik : Kabel Las
BAB 2 Gambar 1.2
BAB 2 Gambar 1.3

Penyambung Kabel
Penjepit Benda Kerja
Pemegang Elektroda
Topeng Las
Perlengkapan Pembersih
BAB 2 Gambar 1.4
BAB 2 Gambar 1.5
BAB 2 Gambar 1.7
BAB 2 Gambar 1.8
BAB 2 Gambar 1.6

Tang penjepit
Adapun yang penting dari pengelasan yaitu fluks. Inti logam elektroda
meneruskan energi listrik ke busur api dan dilebut bersama-sama dengan lapisan fluks
yang membentuk tetesan lebur antara logam dan fluks. Busur dari api las terdiri dari
daerah gas bertemperatur sangat tinggi hingga mencapai 6000°. Fluks juga
memberikan suatu perisai gas yang melindingi logam cair terhadap ujung elektroda
dan genangan las cair.
Fungsi lapisan elektroda dapat diringkaskan sebagai berikut :
Menyediakan suatu perisai yang melindungi gas sekeliling busur api dan
logam cair den dengan demikian mencegah oksigen dan nitrogen dari
udara memasuki logam las.
Membuat busur api stabil dan mudah di control
Mengisi kembali setiap kekurangan yang disebabkan oleh oksidasi
elemen-elemen tertentu dari genangan las selama pengelasan dan
menjamin las mempunya sifat-sifat mekanis yang memuaskan.
BAB 2 Gambar 1.9
BAB 2 Gambar 1.10

Menyediakan suaru terak pelinding juga menurunkan kecepatan
pendinginan logam las dan dengan demikian menurunkan kerapuhan
akibat pendinginan.
Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.
Memungkinkan dipergunakannya posisi-posisi yang berbeda.
Adapun pengklasifiksaian eletroda menurut standat ASTM :
Menurut standar ASTM elektroda mempunyai simbol dan arti dari symbol
tersebut, sehingga penggunaan elektroda dapat dibedakan. Adapun simbol tersebut
yaitu :
ASTM : E
Contoh :
E 6010
E = Elektroda las listrik
60 = Kekuatan tarik (Tensile strength 60000, yield strength 50000 dan elongation 17)
1 = Posisi pengelasan ( dapat di pakai datar, horizontal,vertical, dan overhead)
10 =Jenis arus (AC DCSP) dan daya tembus (dalam)
ELEKTRODA LAS LISTRIK
KEKUATAN TARIK
POSISI PENGELASAN
SUMBER ARUS, DAYA TEMBUS

2.4 Prinsip-prinsip pada pengelasan
2.4.1 Klasifikasi Cara Pengelasan
Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut
bekerja dan bentuk pemanasannya (Wiryosumarto, dkk, 200).
Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan cara kerja dapat
dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu :
Pengelasan cair
Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas
dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.
Pengelasan tekan
Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi
satu.
Pematrian
Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan
diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
2.4.2 Las Busur Listrik
Las busur listrik adalah cara pengelasan dengan
mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas
pencair logam. Klasifikasi las busur listrik yang digunakan hingga
saat ini dalam proses
pengelasa adalah las eletroda
terbungkus fluks. Prinsip
pengelasan las busur listrik
adalah sebagai berikut : arus
listrik yang cukup padat pada BAB 2 Gambar 1.11

tegangan rendah bila dialirkan pada dua buah logam yang
konduktif akan menghasilkan loncatan elektroda yang dapat
menimbulkan panas yang sangat tinggi hingga mencapai suhu
6000°C sehingga dapat mudah mencair kedua logam tersebut.
2.5 Bentuk-bentuk sambungan pada pengelasanPenyambungan dalam pengelasan diperlukan untuk meneruskan beban
atau tegangan diantara bagian-bagian yang disambung. Kerana meneruskan
beban, maka bagian sambungan juga akan menerima beban. Oleh karenanya,
bagian sambungan paling tidak memiliki kekuatan yang sama dengan bagian
yang disambung. Untuk menyambung dua komponen logam diperlukan
berbagai jenis sambungan. Pada sambungan inilah nantinya logam tambahan
akan diberikan, sehingga terdapat kesatuan antara komponen-komponen yang
disambung. Berbagai jenis sambungan yang dimaksud adalah :
Sambungan Tumpul (Butt Joint)
Sambungan T (Tee Joint)
BAB 2 Gambar 1.12
BAB 2 Gambar 1.3

Sambungan Sudut (Corner Joint)
Sambungan Tumpang (Lap Joint)
BAB 2 Gambar 1.14
BAB 2 Gambar 1.15

2.6 Klasifikasi Sambungan las dasar
2.6.1 Sambungan T
2.6.2 Sambungan Tumpul
2.6.3 Sambungan Sudut
BAB 2 Gambar 1.16
BAB 2 Gambar 1.17

2.6.4 Sambungan Tumpang
2.7 Posisi-posisi pengelasan2.7.1 Posisi Flat
Kedudukan benda kerja yang akan dilas berada di bawah tangan
operator.
BAB 2 Gamabr 1.19

2.7.2 Posisi Pengelasan mendatar
Posisi benda kerja tegak lurus dan jalur pengelasan mendatar
mengikuti alur.
2.7.3 Posisi pengelasan tegak
Posisi benda kerja tegak dan pengelasan dapat dilakukan dari bawah
ke atas atau sebaliknya.
2.7.4 Posisi pengelasan di atas kepala
Operator las di bawah benda kerja yanga akan dilas.
2.8 Kesehatan dan Keselamata KerjaDalam proses pengelasan operator diwajibkan agar memahami dan
mengerjakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), agar operator dapat
meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi. Di setiap pekerjaan/praktik yang
BAB 2 Gamabr 1.20
BAB 2 Gamabr 1.21
BAB 2 Gamabr 1.22
BAB 2 Gamabr 1.23

dilakukan, terdapat Prosedur kerja Standar (PKS) yang dibuat agar operator dapat
mengetahui potensi bahaya yang terjadi dan dapat mengendalikan potensi bahaya
tersebut. Adapun alat pelindung diri yang di pakai pada proses pengelasan yaitu :
1) Pakaian kerja standar
2) Topeng las/pelindung muka
3) Apron/lapis dada
4) Welding glove/sarung tangan
5) Welding spat/ lidah sepatu
6) Sepatu safety
7) Ear plug
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Proses pembuatan Las vertikal dengan sambungan VDalam pembuatan las ayun vetikal ada beberapa langkah yang harus di
kerjakan agar pada saat proses pengelesan dapat berjalan dengan lancar :
BAB 2 Gamabr 1.24

1. Sebelum melakukan praktik, di harapkan kepada mahasiswa agar
membuat Operation Plan (OP) tentang benda kerja yang akan dibuat. Dan
benda kerja yang akan dibuat adalah Las Ayun Vertikal.
2. Setelah OP selesai, maka persiapkan alat dan perlengkapan yang di
butuhkan seperti : mesin Las Listrik, kabel las, penyambung kabel,
pemegang elektroda, pemegang elektroda, perlengkapan pembersih, dan
perlengkapan keselamatan kerja.
3. Periksa kondisi masing-masing alat dan peralatan yang digunakan, apakah
masih layak untuk digunakan. Jika ada laporakan kepada Instruktur.
4. Periksa kondisi area kerja agar aman untuk bekerja.
BAB 2 Gamabr 1.25
BAB 2 Gamabr 1.26

5. Pasang setiap perlengkapan kepada pasangannya seperti : hubungkan
kabel mesin las ke panel utama, pasang kabel las ke mesin las, dll
6. Gunakan alat pelindung diri untuk bagian pemotongan yaitu: google,
apron, cotton gloves, sepatu safety, pakaian kerja standar, ear plug.
7. Bentuk kampuh V dengan sudut 60° pada benda kerja dengan
menggunakan pemotongan Las Oxy-asetiin.
BAB 2 Gamabr 1.27
BAB 2 Gamabr 1.28
BAB 2 Gamabr 1.29

8. Gunakan Alat pelindung diri untuk bagian penggerindaan yaitu : masker,
face shield, apron, pakian kerja standar, sepatu safety. Setelah itu gerinda
bagian yang telah dipotong agar sisa pemotongan terbuang.
9. On –kan sakelar utama dan On-kan mesin las. Atur Ampere sesuai dengan
jenis elektroda yang di gunakan.
10. Jepit elektroda penembusan pada pemegang elektroda.
11. Gunakan alat pelindung diri untuk proses pengelasan. Seteleah itu lakukan
las catat pada kedua ujung benda keja benda kerja dengan jarak 1 x Ø
elektroda yang digunakan dan bersihkan teraknya.
BAB 2 Gamabr 1.30
BAB 2 Gamabr 1.31
BAB 2 Gamabr 1.32

12. Kemudian gantung dan cekam benda kerja dengan menggunakan alat
bantu yang terdapat pada meja benda kerja.
13. Buat jalur pertama las penembusan kemudian atur posisi elektroda dan
gerakan elektroda.
14. Setelah selesai, bersihkan terak dan lihat hasil penembusan di belakang
benda kerja. Hasil penembusan yang baik membentuk seperti rigi-rigi las.
15. Kemudian buat jalur las kedua menggunakan elektroda biasa dengan
menggunakan metode las ayun pada jalur las pertama atur posisi dan
gerakan elektroda. Elektroda membentuk sudut 100°-110° kearah tegak
dan 90° kearah mendatar.
16. Setelah itu bersihkan terak terak las memakai palu.
BAB 2 Gamabr 1.33
BAB 2 Gamabr 1.34
BAB 2 Gamabr 1.35

17. Kemudian buat jalur yang ketiga sebagai penutup, juga menggunakan
metode las ayun. Posisi elektroda sama pada langkah ke-15.
18. Kemudian bersihkan terak, dan lihat hasil pengelasan.
19. Lakukan pemeriksaan kepada instruktur.
20. Setelah selesai bersihkan mesin area kerja.
3.2 POTENSI BAHAYA Kesetrum listrik Terkena panas berlebih Mata buta Fatal Pernafasan sesak
BAB 4 PENUTUP
BAB 2 Gamabr 1.36

4.1 KESIMPULANDari pembuatan laporan ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Penyambungan dua keping logam atau logam paduan dilakukan dengan cara lumer atau cair.
2. Pada saat mengelas atur gerakan gerakan elektroda sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Potensi bahaya yang terdapat pada saat proses pengengelasan sangat tinggi sehingga diberitahukan kepada operator agar memahami PKS dengan baik agar dapat meminimalisirkan potensi bahaya tersebut.
4. Mengelas membutuhkan konsentrasi yang tinggi.5. Perhatikan setiap peralatan yang digunakan, agar dalam kondisi yang baik.6. Atur penggunaan ampere sesuai ketebakan benda kerja dan elektroda yang
digunakan.
4.2 SARANDari kesimpulan diatas penulis memberikan saran kepada pembaca yaitu :

1. Pada saat proses pengelasan biasanya hasil lasan itu jelek, disarankan kepada operator agar mengidentifikasi hasil lasan.
2. Pergunakan alat pelindung diri dengan baik agar terhindar dari bahaya3. Laporkan kepada Instruktur jika ada yang belum diketahui, jangan mengambil
inisiatif sendiri.

DAFTAR PUSTAKAo Ir. Dines Ginting, Dasar-dasar pengelasan, Jakarta : Penerbit Erlangga Jln. Kramat IV
No.11, 1985o Hery, Sonowan dan Rochim, Suratma, Pengantar untuk memahami proses pengelasan
logam, Bandung : PT Alfabeta , 2003o Suharno, Prinsip-prinsip teknologi dan metalurgi pengelasan logam, Surakarta :
Lembaga pengembangan pendidikan, 2008o Ir. Suharto, Teknologi pengelasan logam, Malang : Rineka cipta, 1991o ISTC, Kerja las listrik teori, Bandung: ATS- INCO,1990o ISTC,Las listrik 2 , Bandung: ATS-INCO, 1990o http://www.google.co.id/search?q=kabel+las&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF-8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=0g7hT_m0GsSIrAff3bjNDg&biw=1366&bih=543&sei=1w7hT67mJ4_zrQeizdnNDg
o http://www.google.co.id/search?q=las+corner&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en- US:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF-8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=8h3hT9aSM8jJrAfc7-3NDg&biw=1366&bih=543&sei=Bh7hT4PyH4PJrAfzkKXODg#um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial&tbm=isch&sa=1&q=sepatu+safety&oq=sepatu+safety&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...17487.30636.4.31207.35.22.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0.2zKcRCgdUWk&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=2d91dfb56c6d655c&biw=1366&bih=543
o http://www.google.co.id/search?q=masker+stndar&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en- US:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF-8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=Ah_hT63sJcqqrAfE0t3NDg&biw=1366&bih=543&sei=Kh_hT-SbF4norQfFutDNDg
o http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US %3Aofficial&tbm=isch&sa=1&q=face+shield&oq=face+shield&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...39296.50809.6.51020.23.14.0.0.0.0.0.0..5.0...0.0.VLTAOfjD5yo&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&biw=1366&bih=543&ech=1&psi=Dx7hT9rdOo3krAeUgt3NDg.1340153387089.20&emsg=NCSR&noj=1&ei=Kx_hT5HjFInkrAfZ-9DPDg
o http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen- US%3Aofficial&biw=1366&bih=543&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=mesin+las&oq=mesin+las&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...227881.231198.0.231235.19.10.0.0.0.0.443.721.2-1j0j1.2.0...0.0.AF9lrMqd_-Y
