Teknologi Olah Minimal

25
TEKNOLOGI OLAH MINIMAL PENGATURAN GAS & SUHU PADA PENYIMPANAN BUAH APEL Dosen Pengampu : Fitriyono Ayustaningwarno S.TP, M.Si Disusun Oleh : Iglas Er Sugiar 22030111130042 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transcript of Teknologi Olah Minimal

Page 1: Teknologi Olah Minimal

TEKNOLOGI OLAH MINIMAL

PENGATURAN GAS & SUHU

PADA PENYIMPANAN BUAH APEL

Dosen Pengampu : Fitriyono Ayustaningwarno S.TP, M.Si

Disusun Oleh :

Iglas Er Sugiar 22030111130042

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Page 2: Teknologi Olah Minimal

PENDAHULUAN

Produk buah dan sayur yang diolah minimal adalah produk yang dibuat

dengan menggunakan aplikasi proses yang minimal (pengupasan, pemotongan,

pengirisan dan lain-lain) dengan proses pemanasan minimal atau tanpa

pemanasan sama sekali. Perlakuan minimal ini menyebabkan kesegaran buah dan

sayur masih tetap bertahan, tetapi proses yang diberikan tidak menginaktifkan

mikroba yang ada didalam produk.

Contoh dari produk yang diolah minimal adalah salad buah dan sayur,

produk buah sayur potong/irisan (fresh cut product) dalam bentuk tunggal atau

campuran yang siap untuk dikonsumsi (ready to eat) dan siap masak (ready to

cook). Keunggulan dari produk yang diolah minimal terletak pada aspek

kemudahan dalam pemanfaatannya, selain nilai nutrisi dan kesegarannya yang

relatif tidak berbeda dari buah dan sayur segar.

Proses pengupasan, pemotongan, pengirisan yang diberikan menyebabkan

buah dan sayur yang diolah minimal bersifat sangat mudah rusak dengan umur

simpan yang pendek. Kerusakan produk yang diolah minimal karena perubahan

reaksi fisiologis dan biokimia serta kerusakan mikrobiologis menyebabkan

degradasi warna, tekstur dan flavor produk diolah minimal menjadi lebih cepat dari

bahan segarnya.

Perlukaan jaringan bahan selama proses menyebabkan banyak sel didalam

bahan menjadi rusak dan komponen intraselulernya seperti enzim pengoksidasi

keluar. Kondisi ini menyebabkan perubahan reaksi fisiologis dan biokimia di dalam

produk. Polifenol oksidase merupakan enzim terpenting pada buah dan sayur yang

diolah minimal, penyebab pencoklatan produk. Enzim penting lainnya adalah

lipooksidase yang mengkatalisis peroksidasi menyebabkan pembentukan

komponen aldehid dan keton yang baunya tidak enak. Selain itu, pada produk ini

Page 3: Teknologi Olah Minimal

juga terjadi peningkatan produksi senyawa etilen yang berkontribusi pada sintesis

enzim yang berperan pada proses pematangan buah, juga menyebabkan

gangguan fisiologis seperti pelunakan daging buah. Aktivitas respirasi produk juga

menjadi lebih cepat dari bahan segarnya, peningkatan mencapai 20 -70%

tergantung dari jenis produk, tingkat pemotongan dan suhu proses dan

penyimpanan.

Selain itu, perlukaan jaringan bahan akibat pengupasan, pemotongan dan

pengirisan menyebabkan resiko kontaminasi oleh mikroba juga menjadi lebih

besar. Kandungan air dan aktivitas air (aw) yang tinggi dan kandungan nutrisi yang

baik menyebabkan produk yang diolah minimal ini tidak saja mendukung

pertumbuhan mikroba pembusuk tetapi juga oleh mikroba patogen penyebab

foodborne diseases. Patogen yang sering dihubungkan dengan produk ini adalah

Escherichia coli, Listeria monocytogenes, Clostridium botulinum, Aeromonas

hydrophila, Salmonella spp., dan Campylobacter jejuni.

Karena produk buah dan sayur yang diolah minimal biasanya tidak mengalami

proses pemanasan, maka mereka harus ditangani dan disimpan pada suhu

refrigerasi: 5ºC atau lebih rendah untuk mencapai umur simpan yang cukup dan

aman secara mikrobiologis. Penerapan GMP (Good Manufacturing Practice) dan

prosedur sanitasi serta pendinginan produk menjadi suatu keharusan karena

beberapa patogen seperti Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolitica,

Salmonella spp. dan Aeromonas hydrophila mungkin masih bisa bertahan dan

bahkan memperbanyak diri pada suhu rendah.

Page 4: Teknologi Olah Minimal

USAHA-USAHA UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN PRODUK

TEKNOLOGI OLAH MINIMAL

Penyimpanan pada suhu rendah

o ↓ laju respirasi

o ↓ laju pertumbuhan m.o. pembusuk

o ↓ laju kerusakan lain

Penggunaan BTM

o Gol. sulfit : mencegah browning & efek antimikroba

o as. askorbat, as. sitrat, CaCl

Penggunaan teknik CAS/MAS

o Konsentrasi O2 minimal 0.5 – 5%

o Konsentrasi CO2 : 2 – 15 %

o Tergantung jenis komoditi

Penggunaan pelapis edible (air – lilin)

o Syarat :

barrier yang efisien

permeabilitas selektif terhadap gas

dapat mengatur migrasi komponen larut air

dapat digabung dengan zat pewarna, perisa atau pengawet

Page 5: Teknologi Olah Minimal

Teknik pemotongan

o Selada : iris dengan pisau tajam

o Wortel : kupas dengan pisau tajam

Penyimpanan suhu 5 ± 10C

Tidak menyebabkan kerusakan dingin pada buah rambutan hasil

teknologi olah minimal

Meminimalkan kerja enzim & respirasi

Perendaman dalam Na-metabisulfit 200 ppm & as.askorbat 450 ppm

inaktivasi enzim

mengurangi jumlah mikroba awal

hari ke-0 : < 3 x 102 kol./g

hari ke-12 : < 4 x 103 kol./g

Page 6: Teknologi Olah Minimal

ISI

MANFAAT BUAH APEL

Berikut beberapa manfaat buah apel yang telah berhasil dibuktikan dalam

serangkaian penelitian.

Menjaga kadar gula darah stabil. Buah apel memiliki kandungan serat

tinggi, hingga mencapai 20% dari kebutuhan harian jika Anda

mengkonsumsi 1 buah. Struktur daging buah yang keras membuat Anda

harus mengunyahnya dengan telaten dan perlahan serta agak lama. Ini

membuat otak memberi sinyal kenyang pada pencernaan, dan mengurangi

nafsu makan. Selain itu serat yang tinggi pada apel membuat perut terasa

kenyang lebih lama. Dengan begitu kadar gula darah dapat dijaga agar

stabil.

Menjauhkan resiko asma. Buah apel yang dikonsumsi oleh ibu hamil,

ternyata membantu pertumbuhan paru-paru bayi sempurna. Ini menurunkan

resiko terjadinya penyakit asma pada sang bayi. Pada paru-paru orang

dewasa pun apel melindungi dari resiko kanker paru dengan menguatkan

organ pernafasan tersebut.

Menurunkan kolesterol. Zat pektin dan polifenol dalam apel terbukti

mampu menurunkan kadar kolesterol. Terutama polifenol yang terdapat

dalam kulit apel, 2 sampai 6 kali lebih banyak dibanding dagingnya.

Melawan kanker. Kanker mulut, kanker paru, usus besar, payudara, dll

dapat diminimalisasi kemungkinan munculnya dengan mengkonsumsi apel.

Ini karena antioksidan tinggi yang dikandungnya.

Page 7: Teknologi Olah Minimal

Bikin pintar. Produksi asetilkolin meningkat dengan konsumsi apel. Itu

adalah zat kimia yang berfungsi menghubungkan sel syaraf otak, sehingga

menurunkan resiko Alzheimer, dan membuat kondisi otak sehat. Dengan

itu, Anda bisa tetap pintar dan terhindar dari kepikunan.

PEMBAHASAN

Di makalah ini akan dijelaskan tentang pengaturan gas & suhu pada

penyimpanan buah apel. Apel (Malus sylvestris) adalah tanaman yang berasal dari

daerah subtropis. Kemudian tanaman ini mulai di budidayakan ke daerah tropik.

Mulanya tanaman apel banyak tumbuh di Peru, kemudian beberapa negara mulai

membudidayakan seperti Amerika, Austria, dan Jepang. Di Indonesia tanaman

apel dibudidayakan di Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan

(Nongkojajar) Jawa Timur. Tanaman apel dibawa oleh orang Belanda ke

Indonesia. Di Indonesia tanaman apel mulai diusahakan petani pada tahun 1950,

dan pada tahun 1960 tanaman tersebut mulai berkembang dengan pesat. Buah

Apel (Malus sylvetris) mempunyai bentuk bulat sampai lonjong bagian pucuk buah

berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan renggang,

tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah hijau kemerah-

merahan, hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua dan

sebagainya sesuai dengan varietas (Soelarso,1998).

Menurut Soelarso (1998) , karakteristik buah apel apel dapat dinilai menurut :

• Nilai fisik : Kekerasan, berat jenis, dan mudahnya lepas dari tangkainya.

• Nilai visual : Warna kulit dan ukuran

• Analisis Kimia : Kadar vitamin, Kadar pati dan asam

• Metode fisiologi : Respirasi.

Kandungan dari buah apel antara lain : vitamin A 2%, vitamin C 11,42

mg/100 gram, besi 2%, air 83,39%, Carbohidrat : 7%, mempunyai rasa manis dan

sedikit asam untuk buah segarnya. Buah apel yang telah dipetik di masukkan

Page 8: Teknologi Olah Minimal

dalam kardus dengan berat rata-rata 40 pounds, di mana tiap kardus rata-rata

dapat memuat hingga 48 buah. Dasar kotak kardus diberi potongan-potongan

kertas, dan sebelum kotak ditutup diberi lagi potongan-potongan kertas

Buah apel lebih tahan lama daripada buah-buahan lainnya. Buah apel yang

telah disimpan memiliki rasa yang enak, daripada pada saat dipetik. Buah apel

setelah dipetik tetap mengalami pernafasan dan penguapan, maka apabila

dibiarkan buah akan masak, kelewat masak, dan akan membusuk. Buah apel yang

disimpan di dalam kamar pendingin dapat tetap segar selama 4 – 7 bulan. Pada

suhu 32o F – 33o F (0 sampai 6o C). Buah apel tidak boleh disimpan bersama-

sama dengan bahan-bahan lain yang mempunyai bau kuat, misalnya bawang,

minyak tahan, dan sebagainya, karena buah appel dapat mengabsorbsi bau

(Soelarsoe, 1998). CAS (Controlled Atmosphere Storage) adalah suatu cara

penyimpanan dengan melakukan modifikasi kadar O2 dan/atau CO2 yang terdapat

dalam atmosfer di sekitar produk yang disimpan. Kondisi kadar O2 dan/atau CO2

yang yang dimodifikasi tersebut untuk menghambat laju pematangan dan

kerusakan buah, dan tidak menimbulkan kerusakan terhadap komoditi yang ringkih

atau mudah rusak.

Pada bidang komersial cara CA ini masih terbatas  pada apel. Pada

dasarnya cara CAS ini dapat memperpanjang umur simpan sampai dua kali lebih

lama bila dibanding dengan kamar pendingin biasa. Pada apel biasanya kombinasi

kadar rendah O2 yaitu 2 – 3% dan CO2 1 – 8% tergantung varietas apelnya,

dengan perlakuan suhu 2 – 40 C dapat meningkatkan daya simpan pada varietas

yang peka suhu dingin, respirasi dapat dihambat 30 – 60%. Dengan teknolgi CAS

jenis apel Delicious, golden delicious, rome beauty dan staymen apples dapat

disimpan CAS pada suhu -1 – 00 C sehingga dapat memasarkan apel sepanjang

tahun. Juga bila kadar CO2 meningkat sampai melewati tingkat kadar yang

dikehendaki, maka kadar CO2 tersebut dapat dikendalikan dengan cara

mensirkulasikan sebagian udara ruang storage melalui CO2 scrubber yang

mengandung Ca(OH2) (hydrate line) atau karbon aktif.

Page 9: Teknologi Olah Minimal

Sedangkan MAS (Modified Atmosphere Storage) merupakan penyimpanan

buah atau sayur segar dalam atmosfer atau udara dengan komposisi CO2 tinggi

dan O2 rendah yang diatur pada awal penyimpanan, atau tidak diatur sama sekali

atau digunakan kemasan/film tertentu yang dapat mengatur sendiri komposisi

udara di dalamnya.

Untuk wadah yang besar MA ditujukan untuk penyimpanan jangka

pendek, transportasi, distribusi, dan pemasaran.

Buah-buah lembek seperti strawberri dan rasberri yang punya umur

simpan pendek karena kapang bisa dengan MAS.

Dengan kantong polietilen besar dapat dengan MAS kemudian diletakkan

dalam rak-rak besar.

-Karena plastik polietilen relatif tidak permiabel thd CO2 dan O2, maka di

beberapa tempat diberi jendela kecil untuk pertukaran gas.

MA juga dipakai pada kemasan kecil untul eceran buah dan sayur.

-Berbagai jenis film plastik yang bisa digunakan MA adalah PVC film 20 –

25 µm atau kresin.

Pengaturan gas pada penyimpanan buah apel dimaksudkan untuk

meminimalkan kerusakan, karena buah apel mudah sekali rusak, kerusakan yang

dimaksud seperti pembusukan dan pencoklatan. Reaksi pencoklatan terjadi saat

kulit apel dihilangkan sehingga daging apel bereaksi langsung dengan udara luar.

Ini karena Bagian korteks buah apel banyak mengandung asam fenolik Sebagian

besar komponen fenolik yang dimiliki oleh apel berbentuk senyawa o-difenol.

Senyawa o-difenol adalah senyawa organik berupa antioksidan yang berfungsi

mengurangi resiko kanker. Dalam proses pencokelatan, enzim fenolase mengubah

o-difenol pada apel menjadi o-quinone yang lebih reaktif. Senyawa o-quinone akan

bereaksi lebih jauh dengan komponen fenolik lainnya dan protein pada jaringan

apel akan membentuk melanin yang memberikan warna cokelat pada apel. Enzim

fenolase memerlukan oksigen agar dapat bekerja. Oksigen berperan sebagai

akseptor hidrogen dalam proses pencokelatan sedangkan Komponen fenolik pada

apel merupakan substrat dari enzim fenolase

Page 10: Teknologi Olah Minimal

Proses pencokelatan juga dapat disebabkan oleh luka pada apel yang

terjadi karena benturan-benturan pada permukaan apel. Ketika apel terluka, ada

beberapa sel yang menjadi rusak. Kerusakan sel ini akan mengekspos komponen

fenolik pada apel sehingga fenolase dapat dengan mudah bereaksi dengan

komponen fenolik tersebut. Proses pencokelatan terjadi ketika fenolase

mengoksidasi komponen fenolik yang sudah terekspos dan membentuk senyawa

melanin yang memberikan warna kecokelatan pada apel. Konsentrasi dari

fenolase yang ada pada apel akan mempengaruhi seberapa jauh proses

pencokelatan terjadi

Tidak hanya reaksi pencoklatan kerusakan yang dapat terjadi pada buah apel,

saat disimpan dalam suhu 4oC selama 30 hari berat apel juga berkurang walaupun

sangat kecil sekitar 0,22% dari berat sebelumnya. Semakin lama umur simpan

maka berat buah apel akan semakin berkurang.

Grafik yang menunjukan penurunan berat apel selama masa simpan

Pada buah apel terdapat juga gas etilen yang dapat mempercepat proses

pematangan, pada penyimpanan buah apel gas etilen ini berusaha dihilangkan

karena dapat mempercepat proses pembusukkan. Penyimpanan buah apel yang

dialiri dengan gas CO2 yang selain berfungsi menghambat kerja etilen, juga

Page 11: Teknologi Olah Minimal

mencegah akumulasi etilen. Dengan teknik ini buah apel yang di panen pada

musim gugur dapat disimpan untuk dijual pada musim panas berikutnya.

Saat peyimpanan pada suhu 20 OC di kondisi O2 0,8 kPa dan 1,5 kPa CO2

selama 7 hari menunjukkan penurunan proses pembusukkan. Tekanan parsial O2

yang rendah saat penyimpanan mengurangi terjadinya pembusukkan, hal ini

mungkin dikarenakan efek fungistatik, efek fungistatik adalah efek menghambat

pertumbuhan jamur tanpa menghancurkannya.

Kekerasan daging apel tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh kondisi tekanan

O2 dan CO2 yang sangat minim, penyimpanan pada suhu 0,5-1,0 OC menjaga

kekerasan daging apel tetap tinggi, dibandingkan dengan suhu 0 OC. Hilangnya

kekerasan daging buah biasanya disebabkan oleh proses respirasi dan produksi

gas etilen. Dalam penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan di brazil, diamati

bahwa apel yang setelah enam hari terkena paparan udara pada suhu 20 OC, apel

yang disimpan pada suhu 0 OC ternyata menunjukkan proses respirasi dan

produksi gas etilen yang lebih tinggi daripada buah yang disimpan dalam suhu 0,5-

1,0 OC. telah di laporkan bahwa peningkatan produksi gas etilen menyebabkan

aktivitas dari enzim yang menyebabkan degradasi dinding sel, sehingga hilangnya

kepadatan daging buah.

Pada penyimpanan buah apel di suhu stabil 2-5 OC, suhu yang fluktuasi 2-5 oC lalu suhu ruang dan suhu ruang saja didapatkan Berat apel mengalami

penurunan untuk semua perlakuan penyimpanan. Laju penurunan berat

pada penyimpanan suhu dingin baik stabil maupun yang difluktuasikan

relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan suhu ruang.

Page 12: Teknologi Olah Minimal

Grafik Perubahan Berat buah Apel Selama Penyimpanan

Warna dan penampakan

Hasil pengamatan warna dan penampakan buah apel selama penyimpanan

memperlihatkan perubahan yang sangat cepat pada suhu ruang dibandingan suhu

dingin. Perubahan warna terlihat baik pada kulit buah maupun daging buah. Kulit

buah secara perlahan lahan berubah menjadi buram (tidak cerah) jika

dibandingkan warna dan penampilan awal. Sedangkan daging buah berubah

mencadi kecoklatan sampai coklat gelap. Perubahan ini berlangsung lebih cepat

pada suhu ruang diikuti suhu dingan yang dfluktuasian dan terakhir suhu stabil.

Page 13: Teknologi Olah Minimal

Grafik Perubahan Warna dan Penampakan buah Apel Selama Penyimpanan

Tekstur

Sejalan dengan penurunan mutu warna dan penampakan, maka tekstur

juga mengalami penurunan mutu. Tekstur yang pad buah apel segar adalah keras

dan masih renyaah jika digit, lambat laun menjadi lunak, masir dan berair.

perubahan tekstur berlangsung cepat pada suhu ruang diikuti suhu fluktuasi

sedangkan pada suhu dingin stabil perubahan berjalan lambat

Grafik Perubahan Tekstur Buah Apel Selama Penyimpanan

Page 14: Teknologi Olah Minimal

Cita Rasa

Hasil pengamatan secara organoleptik memperlihatkan penurunan mutu

cita rasa buah apel sejalan dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Rasa

manis dengan sedikit asam pada awalnya lambat laun menjadi rasa hambar dan

masam. Perubahan ini berlangsung lebih cepat pada penyimpanan suhu ruang

dan suhu berfluktuasi dibandingkan suhu dingin yang stabil.

Grafik Perubahan Rasa Buah Apel Selama Penyimpanan

Pengamatan dari segi kimia didapatkan

A. Vitamin C

Kandungan Vitamin C buah Apel selama penyimpanan mengalami

penurunan. Penurunan berlangsung cepat pada semua cara

Page 15: Teknologi Olah Minimal

penyimpanan. Namun demikian terlihat penurunan paling cepat pada

penyimpanan suhu ruang diikuti suhu fluktuasi dan terakhir suhu stabil.

Grafik perubahan kandungan vitamin C buah apel selama penyimpanan

B. Total AsamTotal asam mempunyai kecenderungan yang sama dengan perubahan

kandungan Vitamin C. Penurunan kandungan total asam terjadi paling cepat pada

penyimpanan suhu ruang dibandingkan dengan suhu dingin. Jika dibandingkan

antara suhu dingin maka penurunan asam tercepat pada suhu berfluktuasi.

Page 16: Teknologi Olah Minimal

Grafik perubahan total asam buah apel selama penyimpananC. pH

Hasil pengamatan pH selama penyimpanan menunjukkan nilai pH yang

sangat bervariasi. Namun demikian perubahan pH tidak signifikan sehingga dapat

dikatakan selama penyimpanan relative stabil untuk semua perlakuan

penyimpanan

Grafik perubahan pH apel selama penyimpanan

Page 17: Teknologi Olah Minimal

D. Total Zat Terlarut

Padatan terlarut mengalami penurunan yang relatif rendah pada buah apel

Penurunan terlihat nyata pada suhu ruang dibandingkan suhu dingin. Baik suhu

berfluktuasi maupun stabil, perubahan relatif kecil dan cenderung stabil

Grafik Perubahan TZT buah Apel Selama Penyimpanan

Buah apel untuk tujuan komersial dapat disimpan selama berbulan-bulan

dalam kamar beratmosfer terkontrol untuk menunda dimulainya proses

pematangan yang teraruh oleh etilena. Buah-buah apel biasanya disimpan dalam

ruangan yang memiliki karbon dioksida yang lebih kental dengan pengembungan

udara yang tinggi untuk mencegah peningkatan konsentrasi etilena serta

memperlambat proses pematangan. Buah apel masih melanjutkan proses

Page 18: Teknologi Olah Minimal

pematangan meskipun telah dipetik. Untuk penyimpanan dalam rumah,

kebanyakan jenis apel dapat disimpan selama sekitar dua minggu bila disimpan di

bagian paling dingin dalam kulkas (yaitu di bawah 5° C). Ada juga kultivar apel

yang lebih tahan lama, seperti Granny Smith dan Fuji.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Penyimpanan Buah apel dengan teknik CAS&MAS dapat menurunkan

resiko perusakan buah

Pengaturan suhu juga sangat berpengaruh dalam proses pengawetan

buah

Pengaturan tekanan udara dimaksudkan untuk menekan produksi gas

etilen

Terjadi perbedaan yang signifikan pada segi fisik maupun kimia pada

buah yang disimpan pada kondisi yang berbeda

SARAN

Sebaiknya buah apel segera dikonsumsi setelah dipanen

Simpan di dalam kulkas untuk memperlambat proses pembusukkan

Percikkan air buah lemon agar warna apel tidak berubah menjadi coklat

Jangan menyimpan apel dicampur dengan sayuran, karena apel

memproduksi etilen, senyawa kimia yang bisa membuat sayuran busuk

Bungkuslah terlebih dahulu buah apel dengan bungkus plastik atau

kertas dan pisahkan penyimpanan buah apel dengan buah yang lainnya.

Page 19: Teknologi Olah Minimal

DAFTAR PUSTAKA

1. Pranas Viškelis , Marina Rubinskienė, Audrius Sasnauskas , Čes lovas

Bobinas and Nomeda Kviklienė. changes in apple fruit quality during a

modified atmosphere storage. Institute of Horticulture, Lithuanian Research

Centre for Agriculture and Forestry; 2010

2. A.M.C.N. Rocha, A.M.M.B. Morais. Shelf life of minimally processed apple

(cv. Jonagored) determined by colour changes. Universidade Catolica

Portuguesa, Portugal; 2006

3. Abadias M, Usall J, Anguera M, Solsona C, Viñas I. Microbiological quality

of fresh, minimally-processed fruit and vegetables, and sprouts from retail

establishments; 2007

4. Goliáš J, Němcová A, Mýlová P. Ethylene production in apple infected by

Gleosporium album Ostrw at cold storage; 2006

5. Anderson Weber, Auri Brackmann, Rogério de Olivera Anese, Vanderlei

Both and Elizandra Pivotto Pavanello. 'Royal Gala' apple quality stored

under ultralow oxygen concentration and low temperature conditions; 2011