teknologi kelapa sawit

12
BAB VI : HASIL DAN PENGOLAHAN 1. Panen Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dalam memanen perlu diperhatikan beberapa ketentuan umum agar buah yang dihasilkan baik mutunya sehingga minyak yang dihasilkan juga bermutu baik. Panenan harus dilaksanakan pada saat yang tepat akan menentukan kuantitas dan kualitas buah kelapa sawit. Proses pembentukan minyak di dalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak. Panenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak yang kurang dari semestinya. Panenan sesudah proses pembentukan minyak selesai, akan merugikan karena banyak buah yang lepas dari tandannya dan jatuh ke tanah. Buah yang terlalu masak, kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas (free fatty acid) yang mengakibatkan rendahnya mutu minyak dan mudah terserang hama dan penyakit. a. Kriteria panen : Suatu areal tanaman dapat dipanen apabila 60 % atau lebih buahnya telah matang panen. Tanaman telah berumur 31 bulan. Berat tandan telah mencapai 3 kg atau lebih. 1

Transcript of teknologi kelapa sawit

Page 1: teknologi kelapa sawit

BAB VI : HASIL DAN PENGOLAHAN

1. Panen

Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi masak 5,5

bulan setelah penyerbukan. Dalam memanen perlu diperhatikan beberapa ketentuan

umum agar buah yang dihasilkan baik mutunya sehingga minyak yang dihasilkan juga

bermutu baik. Panenan harus dilaksanakan pada saat yang tepat akan menentukan

kuantitas dan kualitas buah kelapa sawit. Proses pembentukan minyak di dalam buah

berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak. Panenan yang dilakukan

sebelum proses pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak yang

kurang dari semestinya. Panenan sesudah proses pembentukan minyak selesai, akan

merugikan karena banyak buah yang lepas dari tandannya dan jatuh ke tanah. Buah yang

terlalu masak, kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas (free fatty

acid) yang mengakibatkan rendahnya mutu minyak dan mudah terserang hama dan

penyakit.

a. Kriteria panen :

Suatu areal tanaman dapat dipanen apabila 60 % atau lebih buahnya telah matang

panen.

Tanaman telah berumur 31 bulan.

Berat tandan telah mencapai 3 kg atau lebih.

Penyebaran panen telah mencapai 1 : 5, yaitu setiap 5 pohon terdapat 1 tandan

buah matang panen.

b. Ciri-ciri tandan matang panen.

Adanya buah yang lepas / jatuh dari tandannya sekurang-kurangnya 5 buah untuk

tandan yang beratnya kurang dari 10 kg, atau sekurang-kurangnya 10 buah untuk

tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

c. Persiapan panen.

Untuk memperlancar panenan, perlu dipesiapkan tempat untuk mengumpulkan

hasil.

1

Page 2: teknologi kelapa sawit

Mengadakan perbaikan jalan-jalan untuk memudahkan pengangkutan hasil panen

(pasar pikul).

Para pemanen mempersiapkan alat yang diperlukan seperti dodos untuk pohon

yang masih rendah dan egrek / arit bergagang bambu panjang untuk pohon yang

tinggi.

d. Cara panen

Cara panen yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

Semua tandan yang telah matang harus dipanen.

Tandan buah dipotong dengan dodos atau egrek bergagang panjang.

Sebelum tandan dipotong, pelepah daun yang menyangga buah sebaiknya dipotong

lebih dulu.

Bekas potongan pelepah harus melengkung menyerupai tapal kuda, yaitu miring

keluar.

Pemotongan tandan harus dekat pada pangkalnya.

Setiap tandan yang telah dipanen diberi tanda pada bekas potongannya yang berisi

initial pemanen dan tanggal panenan dilaksanakan.

Pelepah daun yang dipotong dari ppohonnya harus ditumpuk secara teratur pada

gawangan (ruangan kosong di antara barisan tanaman) dan ditelungkupkan.

e. Pengumpulan buah hasil panenan.

Tandan buah yang dipotong (dipanen) harus diletakkan di piringan, mengarah ke

jalan pikul (pasar pikul).

Buah yang lepas (brondolan) di letakkan terpisah dari tandannya.

Tandan yang masih bergagang harus dipotong sedekat mungkin (mepet) dengan

tandannya. Tandan buah dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan

diatur berbaris 5 atau 10.

Buah-buah yang lepas ditumpuk / disatukan terpisah dari tandan. Buah yang lepas

harus bersih dari kotoran (tanah, sampah dll.)

2

Page 3: teknologi kelapa sawit

Tandan dan buah yang lepas dari TPH diangkut dengan truk / trailer ke pabrik.

Pengankutan harus dilaksanakan secepat-cepatnya.

f. Giliran panen

Setiap pekerja pemanen dalam satu hari diwajibkan dapat memanen 600 – 1000 kg

buah (50 – 80 tandan buah), tergantung umur tanaman.

Agar supaya seorang pemanen dapat memanen sejumlah itu, dalam giliran panen

seminggu (7 hari) umum digunakan sistem panen 5 / 7, yaitu 7 hari panenan hanya

dilakukan 5 hari. Sisa yang 2 hari digunakan untuk libur dan perbaikan alat-alat yang

digunakan.

g. Banyaknya hasil

Banyaknya hasil setiap hektar tanaman produktif tergantung dari berbagai faktor,

antara lain : kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim, umur tanaman,

gangguan hama / penyakit dan pemeliharaan tanaman. Contoh data hasil per hektar

per tahun dari jenis Dura yang keadaannya normal dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel : Hasil tanaman jenis Dura dg. pertumbuhan normal

Umur tanaman (tahun) Hasil minyak (kg / ha) Hasil inti (kg / ha)

4 500 100

5 750 150

6 1000 200

7 1300 260

8 1600 320

9 1900 380

10 2000 400

11 2200 440

12 2250 450

3

Page 4: teknologi kelapa sawit

2. Pengolahan.

Pengolahan tandan buah segar sampai diperoleh minyak sawit kasar (crude palm oil,

CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang.

Urutan pengolahan kelapa sawit sebagai berikut :

Pengangkutan buah ke pabrik

Perebusan buah (sterilisasi)

Pelepasan buah (stripping) dari tandan dan pelumatan (digesting)

Pengeluaran minyak.

a. Pengangkutan buah ke pabrik.

Buah kelapa sawit dari kebun harus secepatnya diangkut dengan alat angkutan yang

tepat yang dapat mengangkut buah sebanyak-banyaknya, seperti lori, traktor gandeng

atau truk.

Sesampainya di pabrik, buah harus segera ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam

lori perebusan yang biasanya berkapasitas 2,5 ton setiap lori.

Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak

bebas (free fatay acid) tinggi.

Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas (alb), pengolahan harus sudah

dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah panenan.

b. Perebusan buah.

Buah serta lorinya direbus dalam tempat rebusan dengan mengalirkan / menekankan

uap panas selama 60 menit ke dalam tempat rebusan.

Suhu uap yang digunakan adalah 125 0C dan tekanan dalam ruang sterilisasi 2,5

atmosfir.

Maksud dari perebusan buah adalah :

Agar buah mudah dilepas dari tandannya.

4

Page 5: teknologi kelapa sawit

Untuk membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas.

Agar daging buah menjadi lunak.

Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya.

Untuk menambah kelembaban dalam daging buah sehingga minyak lebih mudah

dikeluarkan (dipisahkan).

Untuk mengkoagulasikan protein sehingga proses pemurnian minyak lebih

mudah.

c. Pelepasan buah dan pelumatan

Tandan buah yang telah direbus dimasukkan ke dalam mesin pelepas buah

(thresher), kemudian buah yang lepas (rontok) dibawa ke dalam mesin pelumat

(digester).

Sambil dilumat, buah dipanasi (diuapi) lagi supaya daging buah hancur dan lepas

dari bijinya, keadaan demikian memudahkan proses pengeluaran (ekstraksi)

minyak.

Tandan kosong (telah lepas buah-buahnya) kemudian diangkut ke tempat

pembakaran (incinerator) dan digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan

uap yang digunakan dalam proses sterilisasi.

Sisa pembakaran berupa abu yang mengandung 30% K2O, yang digunakan

untuk pemupukan Kalium di kebun. Sebagian tandan kosong digunakan sebagai

bahan mulsa.

d. Pengeluaran minyak

Ada bermacam cara untuk mengeluarkan minyak (extraction of oil), tetapi

yang umum dipakai adalah pengepresan dengan menggunakan alat / mesin

pengepres tipe hydraulic, centrifugal atau tipe continuous screw press.

Daging buah yang sudah dilumatkan di mesin pelumat dimasukkan ke dalam

alt pengepres, kemudian dipres sehingga minyak dapat dikeluarkan dan dipisahkan

dari ampasnya.

5

Page 6: teknologi kelapa sawit

Minyak yang keluar ditampung untuk selanjutnya dimurnikan, sedangkan

ampasnya keluar secara terpisah dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.

e. Pemurnian dan penjernihan minyak.

Minyak yang keluar dari mesin pengepres mengandung 45 % sampai 55 % air,

lumpur dan bahan-bahan lainnya.

Minyak yang masih kasar ini dibawa ke tangki pemurnian atau tangki klarifikasi.

Setelah mengalami pemurnian akan diperoleh 90 % minyak, dan sisanya adalah

lumpur.

Setelah dilakukan penyaringan kemudian minyak ditampung dalam tangki dan

dijernihkan lebih lanjut untuk memisahkan air yang masih terkandung di

dalamnya.

Selanjutnya minyak dilewatkan pada continuous vaccum drier sehingga diperoleh

minyak berkadar air kurang dari 0,1 %. Minyak ini ditampung dalam tangki-

tangki penampungan dan sudah siap untuk dijual pada konsumen.

Kualitas minyak kelapa sawit ditentukan oleh kadar asam lemak bebas,

kandungan air dan mudah atau tidaknya minyak tersebut dijernihkan

(bleachability).

Arnott (1963) mengkategorikan kandungan bahan-bahan yang dapat merusak

kualitas minyak kelapa sawit ,sbb.:

Bahan

Sangat

rendah

(%)

Rendah

(%)Sedang (%) Tinggi (%)

Sangat

tinggi

(%)

Asam lemak

bebas<20 2,0 - 2,7 2,8 - 3,7 3,8 - 5,0 >5,0

Kadar air <0,1 0,1-0,19 0,2-0,39 0,4 - 0,6 >0,6

Kadar

kotoran<0,005 0,005-0,01 0,01 -0,025 0,026 -0,05 >0,05

6

Page 7: teknologi kelapa sawit

f. Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah

Sisa pengepresan (lihat butir d.) yang berupa ampas dibawa ke alat pembuang sisa

daging buah (depericarper).

Pada proses pemisahan biji dari sabutnya, digunakan proses pengeringan dan

penghembusan.

Dengan proses ini serat dan bahan-bahan lain yang kering dan ringan terhembus

keluar melalui cyclone, kemudian ditampung untuk digunakan sebagai bahan

bakar.

g. Pengeringan dan pemecahan biji

Biji dari alat pembuang daging buah (depericarper) diangkut ke silo dan

dikeringkan di sini.

Biji - biji yang telah kering ini, intinya mengkerut dan mudah dilepaskan dari

cangkang atau tempurungnya.

Biji-biji yang telah dipisahkan berdasarkan diameternya, kemudian dipecah lagi

agar inti dan cangkangnya dapat dipisahkan.

h. Pemisahan inti dari cangkang

Prinsip pemisahan biji dari cangkangnya adalah karena adanya perbedaan berat

jenis antara inti dan cangkang.

Caranya adalah dengan mengapungkan biji-biji yang telah dipecahkan dalam

larutan lempung yang mempunyai beat jenis 1,16.

Dalam keadaan ini inti kelapa sawit akan mengapung dalam larutan dan cangkang

akan mengendap di dasar.

Inti dan cangkang diambil secara terpisah kemudian dicuci sampai bersih. Alat

yang digunakan untuk memisahkan inti dari cangkangnya disebut hydrocyclone

separator.

7

Page 8: teknologi kelapa sawit

Inti buah dibawa ke silo dan dikeringkan pada suhu 800C. Selama pengeringan

harus selalu dibolak-balik agar keringnya merata.

Inti yang telah kering dipak, kemudian dimasukkan ke dalam karung goni dan

siap untuik dijual atau diolah lebih lanjut.

Cangkang buah kelapa sawit sereing dipakai sebagai bahan baker ketel uap, bahan

pengerasan jalan-jalan kebun atau diolah menjadi arang yang banyak digunakan

dalam industri karbin aktif.

Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit diperoleh produk utama dan beberapa

produk sampingan. Sebagai produk utama adalah minyak kelapa sawit (crude palm oil)

dan inti sawit, sedangkan produk sampingannya adalah tempurung, ampas dan tandan

kosong.

Kegunaan dari masing-masing produk tersebut adalah :

Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun, minyak goring,

mentega dan lain-lain.

Inti sawit yang menghasilkan minyak inti digunakan sebagai bahan kosmetika.

Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan baker, yaitu arang

aktif yang biasa digunakan dalam industri kesehatan.

Tandan kosong untuk bahan baker ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk

Kalium.

Ampas lumatan daging buah untuk bahan baker ketel uap.

8

Page 9: teknologi kelapa sawit

9