Teknologi Budidaya Rumput Laut

73
Oleh : Cocon, SPi Disampaikan pada acara Training Budidaya Rumput Laut Bagi Pembudidaya Kab. Penajam dan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur Jepara Indah Hotel, 9 Desember 2010 DIREKTORAT PRODUKSI DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

description

Gambaran teknis budidaya rumput laut E. cottoni sebagai bahan acuan untuk para pelaku usaha dalam memanfaatkan potensi perairan melalui budidaya rumput laut

Transcript of Teknologi Budidaya Rumput Laut

Page 1: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Oleh :

Cocon, SPi

Disampaikan pada acara Training Budidaya Rumput Laut Bagi Pembudidaya Kab. Penajam dan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur

Jepara Indah Hotel, 9 Desember 2010

DIREKTORAT PRODUKSIDIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Page 2: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504 buah dan panjang garis

pantai mencapai 81.000 km dan memiliki potensi budidaya laut yang besar dikembangkan.

Potensi budidaya laut Indonesia diperkirakan mencapai luas 24,5 juta ha, dan 1.110.900

ha diantaranya merupakan areal yang potensial untuk budidaya rumput laut. Luas efektif

perairan untuk pengembangan budidaya rumput laut diperkirakan mencapai 222.180 ha

(20 % dari luas areal potensial). Dari luas efektif perairan laut tersebut, baru sekitar 18%

saja yang telah dimanfaatkan, sehingga peluang pengembangan budidaya rumput laut

masih sangat besar

Page 3: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Mampu dibudidayakan secara massal

Teknologi sederhana dan telah tersedia

Salah satu alternatif usaha yang mampu menyentuh aspek pemberdayaanmasyarakat

Potensial untuk di kembangkan (Keragaman spesies dan luasnyapengembangan)

Model usaha dapat dilakukan mulai dari Usaha Kecil, Menengah dan Besar

Cash flow produksi yang singkat (45 hari panen) dengan margin keuntunganyang cukup besar sehingga secara ekonomi sangat efektif dan efisien

Permintaan pasar yang terbuka luas baik nasional maupun orientasi eksport

Page 4: Teknologi Budidaya Rumput Laut

KERAPUBANDENGPATINNILAMASLELESIDATGURAMEABALONEIKAN HIAS

UDANG

RUMPUT LAUT

… ???

Page 5: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Karaginofit Penghasil Karaginan

Agarofit Penghasil Agar

Alginofit Penghasil Alginat

Page 6: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Jenis algae karaginofit Fraksi karaginan

Furcellaria fastigiata

Agardhiella tenera

Eucheuma spinosum

Eucheuma cottonii

Anatheca montagnei

Hypnea musciformis

Hypnea nidifica

Hypnea setosa

Chondrus crispus, Halymenia sp

Chondrus spp,

Gigartina stellata

Gigartina acicularis

Gigartina pistillata

Iridea radula

Phyllophora nervosa

Gymnogongrus spp.

Tichocarpus crinitus

Kappa

Iota

Iota

Kappa, Lambda

Iota

Kappa

Kappa

Kappa

Kappa, Lambda, Iota

Lambda

Lambda, Kappa, Iota

Lambda, Kappa

Lambda, Kappa

Iridophyean,Kappa, Lambda

Phyllophoran

Iota, Lambda, Kappa

KANDUNGAN UTAMA RUMPUT LAUT

A. Karaginofit : Terdapat dalam Marga Eucheuma terdiri dari 3 Fraksi yaitu Iota, Kappa dan Lamda

Page 7: Teknologi Budidaya Rumput Laut

B. AGAROFIT : Merupakan Jenis Rumput Laut Penghasil Agar terdapat dalam jenis

Gracillaria spp, Gelidium spp dan Gelidiela spp.

C. Alginofit : Merupakan jenis rumput laut penghasil alginat terdapat dalam jenis

Sargassum spp, Turbinaria spp, Laminaria spp dan Macrocystis spp

Sargassum spp Turbinaria spp

Page 8: Teknologi Budidaya Rumput Laut

14/02/2010 10

Pasta Gigi

Shampoo Lotion

Tablet Kapsul

Obat, SalepBahan Gigi Buatan

Eucheuma sp., Chondrus sp.

Gracilaria sp.Gelidium sp.

Sargassum sp.Laminaria sp.

Ice Cream Susu Coklat

Roti, WaperSirup, BeerYoghurtSoft drinkJeliJam

Saus

Salad DressingSaus Makanan Dlm Kaleng

Permen

IntegrattingTablet

Sabun

Cat Keramik

Pakan Ternak, Ikan

Printing Tekstil

Kertas

Film

Pengeboran

SEAWEED TREE

PEMANFAATAN PRODUK

Page 9: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Rumput laut merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis penting bagi kebutuhanmasyarakat Global

Gambaran kebutuhan hidrokoloid rumput laut dunia- Produk agar : 9.000 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku sekitar 40.000 ton/tahun- Produk karaginan : 22.000 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku sekitar 150.000

ton/tahun- Produk alginat : 50.000 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku sekitar 300.000

ton/tahun

Posisi Indonesia sebagai negara produsen bahan baku rumput laut dengan lahan potensialyang besar, mempunyai posisi penting dan strategis dalam rangka memenuhi kebutuhanrumput laut dunia. Hasil kajian menunjukan bahwa total kawasan potensial untukpengembangan budidaya rumput laut (luas indikatif) sebesar 769.452 hektar yang tersebar diseluruh perairan Indonesia

Page 10: Teknologi Budidaya Rumput Laut

SEAPlant.net 21

Tropical seashores within 10% latitude

Coral Triangle71%

LatinAmerica 14%

IndianOcean

West Africa

Pacific Oceania 3%East Africa

seacoastwithin 10o

N/S latitude118,043 KM

SolomonIslands

7%

Indonesia65%

Malaysia6%

PapuaNew Guinea

6%

Philippines

15%

Timor Leste 1%

seacoastwithin 10o

N/S latitude83,556 KM

5%3%

4%

GLOBAL CORAL TRIANGLE 6

WHERE KAPPAPHYCUS GROWS BEST

Page 11: Teknologi Budidaya Rumput Laut

SEAPlant.net 5

Cultivated seaweeds in commerce

global production is about

1.2 M dry tons/yr

tropical RAGS production

is almost 25% of the total

290 K dry tons/yr

Laminaria 56%

Porphyra

11%

Kappaphycus 17%

Undaria 8%

Gracilaria 5%

Eucheuma 2% Other 1%

Based on FAO and SEAPlant.net data

35%

50%

15%

Indonesia

Philippines

Other

Page 12: Teknologi Budidaya Rumput Laut

118,952

176,065

267,029

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

2005 2006 2007

To

ns

Year

Sumber : BPPT

Page 13: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Satuan : ton

No. Rincian 2009* 2010 2011 2012 2013 2014

Kenaikan

rata-rata

(%)

Kenaikan

2009 ke

2014 (%)2009-2014

Jumlah 4.780.100 5.376.200 6.847.500 9.415.700 13.020.800 16.891.000 29 353

12 27 38 38 30

1 Rumput laut 2.574.000 2.672.800 3.504.200 5.100.000 7.500.000 10.000.000 32 389

2 Catfish 332.600 495.600 749.000 1.146.000 1.777.000 2.783.000

- Patin 132.600 225.000 383.000 651.000 1.107.000 1.883.000 70 1.420

- Lele 200.000 270.600 366.000 495.000 670.000 900.000 35 450

3 Nila 378.300 491.800 639.300 850.000 1.105.000 1.242.900 27 329

4 Bandeng 291.300 349.600 419.000 503.400 604.000 700.000 19 240

5 Udang 348.100 400.300 460.000 529.000 608.000 699.000 15 201

- Udang windu 103.450 109.140 115.720 128.700 148.500 188.000 13 182

- Udang vaname 244.650 291.160 344.280 400.300 459.500 511.000 16 209

6 Mas 254.400 267.100 280.400 300.000 325.000 350.000 7 138

7 Gurame 38.500 40.300 42.300 44.400 46.600 48.900 5 127

8 Kakap 4.600 5.000 5.500 6.500 7.500 8.500 13 185

9 Kerapu 5.300 7.000 9.000 11.000 15.000 20.000 31 377

10 Lainnya 553.000 646.700 738.800 925.400 1.032.700 1.038.700 14 188

PROYEKSI PRODUKSI RUMPUT LAUT INDONESIA SAMPAI 2014

Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya, KKP

Page 14: Teknologi Budidaya Rumput Laut

EKSTENSIFIKASI

INTENSIFIKASI

DIVERSIFIKASI

Page 15: Teknologi Budidaya Rumput Laut

TahunEkspor Seaweeds &

other Algae Used in

Pharmacy

Impor Seaweeds &

other Algae Used in

Parmacy

Berat Netto

(Kg)

Nilai FOB

(US $)

Berat Netto

(Kg)

Nilai CIF

(US $)

2005 42.593.102 18.446.158 189.652 203.339

2006 58.525.446 24.708.811 126.645 143.291

2007 9.241.022 4.091.873 69.624 213.435

2008 7.992.915 7.924.870 495 317.727

TahunEkspor Seaweeds &

other Algae not for

Human

Impor Seaweeds &

other Algae not for Human

Berat Netto

(Kg)

Nilai FOB

(US $)

Berat Netto

(Kg)

Nilai CIF

(US $)

2005 5.649.088 2.987.267 357 5.838

2006 8.347.233 4.011.800 236 1.791

2007 14.695.328 7.859.446 30.272 34.356

2008 16.804.382 21.623.468 199.208 199.151

TahunEkspor Seaweeds &

other Algae for Human

Impor Seaweeds &

other Algae for Human

Berat Netto

(Kg)

Nilai FOB

(US $)

Berat Netto

(Kg)

Nilai CIF

(US $)

2005 21.022.066 14.121.594 89.226 231.359

2006 28.715.376 20.865.615 195.560 331.672

2007 44.705.264 34.268.341 161.911 256.909

2008 52.694.577 66.221.337 116.376 345.973

Page 16: Teknologi Budidaya Rumput Laut

FRANCE3%

USA4%

S. KOREA4%

CHINA / HONGKONG

43%

SPAIN8%

DENMARK8%

BRAZIL 1%

PHILIPPINES17%

CHILE3%

OTHERS9%

Note : 80 % eksport dalam bentuk raw

material

Page 17: Teknologi Budidaya Rumput Laut
Page 18: Teknologi Budidaya Rumput Laut

A. Alga Merah (Rhodophyceae)

Eucheuma cottonii Eucheuma spinosum Gracillaria spp

Kappa karaginan Iota karaginan Agar

Page 19: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Ptilophora sp

Bahan Pulp dan etanol

Halymenia spp

Lamda karaginan

Eucheuma cottoni strain saccul

Kappa karaginan

Page 20: Teknologi Budidaya Rumput Laut

• Perkembangbiakan rumput laut pada dasarnya ada dua macam,yaitu secara kawin (generatif), antara gamet jantan dengan gametbetina dan secara tidak kawin dengan cara vegetatif, konjugatif danperseporaan.

• Morfologi rumput laut Eucheuma cotonii mempunyai ciri-ciri Thallussilindris, permukaan licin, cartilagineus, warna hijau, hijau kuning,abu-abu atau merah. Terdapat duri-duri pada thallus sama sepertihalnya pada thallus E. Spinosum tetapi tidak bersusun melingkarithallus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utamakeluar saling berdekatan di daerah basal (pangkal). Tumbuh melekatke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabangpertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbundengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari.

• Habitat rumput laut ini biasanya melekat pada substrat dengan alatperekat berupa cakram.

Page 21: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Strain Lokal (tembalang) Strain Maumerre

Page 22: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Teknologi budidaya rumput laut E. Cottoni mencakup kegiatan pra-produksi, produksi, panen dan pasca panen, antara lain meliputi :

a. Pemilihan lokasi budidaya

b. Pemelihan metode budidaya

c. Penyediaan bibit

d. Penanaman

e. Pemeliharaan dan perawatan

f. Panen

g. Pengelolaan pasca panen

Page 23: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Pemilihan lokasi merupakan faktor penentu terhadap keberhasilanusaha budidaya. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasibudidaya yang ideal antara lain :

• Faktor resiko, mencakup pertimbangan keamanan, keterlindunganlokasi dan sosial (ada tidaknya konflik kepentingan denganusaha/aktivitas sosial)

• Faktor Kemudahan, mencakup aksestabiilitas dan ketersedaian bibitserta sumberdaya manusia

• Faktor ekologis, mencakup parameter fisika dan kimia lokasi budidaya

Page 24: Teknologi Budidaya Rumput Laut
Page 25: Teknologi Budidaya Rumput Laut

No Parameter Satuan Diperbolehkan Diinginkan

A. Oseanografi

1 Kedalaman (*) m5-40 7 – 25

2 Arus m/dt0,15 – 0,50 0,25-0,35

3 Substrat Dasar -pasir Pasir, pecahan karang

4 Keterlindungan - terlindung sangat terlindung

B. Kualitas Air

1 Suhu 0C alami alami

2 Salinitas Mg/l 10% alami

3 PH - 6-9 6,5-8,5

4 TSS Mg/l 80 < 25

Note : (*) U/ sistem lepas dasar minimal masih terendam pada saat surut terendah

Page 26: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Pemilihan metode budidaya perlu mempertimbangkan

faktor ekologis dan efisiensi. Ada beberapa metode

budidaya yang secara umum digunakan dalam

budidaya rumput laut E. Cottoni, antara lain :

•Metode rawai (long line method)

•Metode lepas dasar (off bottom method)

•Metode rakit apung (raft floating method)

•Metode jalur kombinasi

Page 27: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Metode lepas dasar digunakan pada lokasi perairan yang mempunyai topografipantai yang landai serta masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kedalamanperairan ideal adalah minimal 30 cm pada saat surut terendah dan maksimal 2meter pada pasang tertinggi dengan pola pergerakan air yang cukup.

Satu unit metode lepas dasar biasanya berukuran 100 m x 5 m.

Luasan ini membutuhkan bahan-bahan sebanyak :

• Patok kayu panjang 1 – 1,5 m (diameter 5 cm) sebanyak 275 buah

• Tali utama : bahan PE (diameter 8 mm) sebanyak 10 kg (pengikat tali ris)

• Tali ris : bahan PE (diameter 5 mm) sebanyak 15 kg

• Tali PE (diameter 1-2 mm) sebanyak 1 kg atau tali Rafia 1 kg (untuk mengikatbibit)

• Bibit rumput laut sebanyak 1.000 kg (ukuran bibit biasanya 100-150 gram/titik)

Note : Sarana budidaya disesuaikan dengan kondisi lokasi

Page 28: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Metode ini dilakukan di atas dasar perairan yang berpasir ataupasir berlumpur. Hal ini penting untuk memudahkan penancapanpatok/pancang. Penancapan patok akan sulit dilakukan bila dasarperairan terdiri dari batu karang. Patok terbuat dari kayu yangkuat dengan diameter sekitar 10 cm sepanjang 1 m yang salahsatu ujungnya runcing. Jarak antara patok untuk merentangkan taliris sekitar 2,5 m. Setiap patok dipasang berjajar dan dihubungkandengan tali ris polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Jarak antaratali rentang sekitar 20 cm. Tali ris yang telah berisi ikatan tanamandirentangkan pada tali ris utama dan posisi tanaman budidayaberada sekitar 30 cm diatas dasar perairan (perkirakan pada saatsurut terendah masih tetap terendam air).

Page 29: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Cara 1 : Menggunakan tiang pancang

sebanyak 6 buah

Cara 2 : Menggunakan pancang setiap

jalur

Page 30: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Budidaya dengan Metode Lepas Dasar

Topografi perairan yang ideal untuk

Budidaya dengan Metode Lepas Dasar

Page 31: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Deskripsi Metode Rakit Apung

• Metode rakit apung adalah cara pembudidayaan rumput laut denganmenggunakan rakit yang terbuat dari bambu/kayu. Metode rakit apung cocokdigunakan pada lokasi yang tidak ber-arus kuat dengan kedalaman 7-15 meter.Ukuran tiap rakit sangat bervariasi bergantung pada ketersediaan material yangdisesuaikan dengan kondisi perairan. Jarak antar rakit idealnya 1 m.

• Keuntungan pemeliharaan dengan metode ini antara lain adalah pemeliharaanmudah dilakukan, gangguan hama sedikit, pemilihan lokasi lebih fleksibel danintensitas cahaya matahari lebih besar , sedangkan kekurangannyadaya tahankontruksi tidak lama serta kapasitas produksi yang dihasilkan cukup minim dibanding metode lain, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan sarana budidayarelatif tinggi, tanaman sering muncul kepermukaan air terutama saat laut kurangberombak sehingga dapat menyebabkan cabang-cabang tanaman menjadi pucatkarena kehilangan pigmen dan akhirnya akan mati.

Page 32: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Sebagai gambaran satu unit usaha terdiri dari 5 rakit dengan ukuran per-rakit 10 m x

10 m. Sarana dan peralatan yang diperlukan untuk 1 unit usaha budidaya rumput

laut adalah sebagai berikut :

NO ITEM KEBUTUHAN SATUAN JUMLAH SATUAN

1Tali Ris PE 5 mm Kg 25

2Tali jangkar PE 10 Kg 5

3 Tali Ikat Rakit PE 5 mm Kg 15

4 Bambu (P= 10 m) Batang 25

5 Tali Rafia Kg 15

6 Jangkar pemberat Buah 10

7 Bibit Kg 400

Note : Jumlah sarana budidaya disesuaikan dengan kondisi lapangan

Page 33: Teknologi Budidaya Rumput Laut

1. Jarak antar rakit : 1-1,5 meter

2. Jarak antar tali ris : 30 cm

3. Jarak antar titik : 25 cm

4. Panjang tali jangkar : 1,5 x kedalaman

5. Berat bibit per titik : 100 – 150 gram

Page 34: Teknologi Budidaya Rumput Laut

• Metode rawai (long line) adalah metode budidaya dengan menggunakantali panjang yang dibentangkan. Metode budidaya ini banyak diminatioleh masyarakat karena alat dan bahan yang digunakan lebih tahanlama, lebih murah dan mudah untuk didapat. Tali (diameter 8 mm)yang digunakan sepanjang 50 – 100 m yang pada kedua ujungnya diberijangkar dan pelampung besar. Setiap jarak 25 m diberi pelampungutama yang dapat terbuat dari drum plastik atau Styrofoam. Setiap jarak5 m diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal ataubotol aqua bekas (500 ml) yang berfungsi untuk memudahkanpergerakan tanaman setiap saat

• Metode longline dinilai paling efektif dan efisien karena selain murahjuga mampu menghasilkan kapasitas produksi yang besar dan dayatahan kontruksi yang baik. Lokasi yang cocok adalah pada perairanyang cukup arus, kedalaman 7-30 meter.

Deskripsi Metode Longline

Page 35: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Satu unit budidaya sistem long line biasanya berukuran 10 m x 100 m ( 0,1 Ha).

Adapun kebutuhan sarana budidaya meliputi :

NO ITEM KEBUTUHAN SATUAN JUMLAH SATUAN

1 Tali Ris PE 5 mm Kg 20

2 Rafia Kg 5

3 Tali Jangkar PE 10 mm Kg 10

4 Jangkar pemberat Bh 6

5 Pelampung inti Bh 20

6 Tali Utama (PE 8 mm) Kg 8

6 Pelampung Ris (Aqua : 1 Lt) Bh 200

7 Bibit Kg 800

Page 36: Teknologi Budidaya Rumput Laut

1. Jarak antar Line/ris : 1-1,5 meter

2. Jarak antar titik : 25 cm

3. Panjang tali jangkar : 1,5 x kedalaman

4. Berat bibit per titik : 100 – 150 gram

Page 37: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Aktivitas Budidaya Rumput Laut Metode Long Line

Page 38: Teknologi Budidaya Rumput Laut

• Metode ini merupakan kombinasi antara metode rakit dan metode long

line. Kerangka metode ini terbuat dari bambu yang disusun sejajar.

• Pada kedua ujung setiap bambu dihubungkan dengan tali PE 6 mm

sehingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 5 m x 7 m

perpetak. Satu unit terdiri dari 7 – 10 petak.

• Pada kedua ujung setiap unit diberi jangkar seberat 25 kg. penanaman

dimulai dengan mengikat bibit rumput ke tali jalur yang telah dilenkapi

teli PE 5 mm sebagai pengikatbibit rumput laut.

• Setelah bibit diikat kemudian tali jalur tersebut dipasang pada kerangka

yang telah tersedia dengan jarak tanam yang digunakan minimal 25 cm

x 30 cm.

Deskripsi Metode Jalur Kombinasi

Page 39: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Lay Out Metode Jalur Kombinasi

x

xx

xx

xx

xx

xxxx

x

xxx

xx

xx

x

xxxxxx

xx

xx

x

x

xx

xx

x

xx

xx

xx

xx

xx

x

xx

xx

xx

xx

xx

xx

x

xxxx

x

xxx

xx

xx

x

xxxxxx

xx

xx

x

x

xx

xx

x

xx

xx

xx

xx

xx

x

xx

xx

xx

xx

xx

xx

x

5 m

30 cm

35 cm

7 mx x x x x x

x

x x x x x x x x x x x x x x x

Gambar 1. Satu Unit Rakit Metode Kombinasi

B = bambu pannjag 5 m, J = Jangkar

Page 40: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Satu unit budidaya sistem Jalur kombinasi biasanya berukuran 10 m x 100 m ( 0,1

Ha). Adapun kebutuhan sarana budidaya meliputi :

NO ITEM KEBUTUHAN SATUAN JUMLAH SATUAN

1 Tali Ris PE 5 mm Kg 20

2 Rafia Kg 5

3 Tali Jangkar PE 10 mm Kg 10

4 Jangkar pemberat Bh 6

5 Pelampung inti Bh 20

6 Tali Utama (PE 8 mm) Kg 8

6 Pelampung Ris (Aqua : 1 Lt) Bh 200

7 Bibit Kg 800

8 Bambu Bh 10

Page 41: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Bibit sebaiknya dipilih dari tanaman yang masih segar yang dapatdiperoleh dari tanaman rumput laut yang tumbuh secara alami maupundari tanaman budidaya. Penyediaan harus tepat waktu yaitu segerasetelah konstruksi rakit budidaya terpasang. Bibit yang digunakanberupa stek, harus sehat, masih muda dan banyak cabang.

Ciri-ciri bibit yang baik :

a. Bercabang banyak rimbun dan runcing

b. Tidak terdapat bercak dan terkelupas

c. Warna spesifik (cerah).

d. Umur 25 – 35 hari.

e. Tidak terkena hama dan penyakit

f. Bau khas (alami)

Page 42: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Bibit Strain Maumerre/jumbo Bibit Strain Tembalang/lokal

Page 43: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Faktor-faktor yang harus diperhatikandalam transportasi bibit adalah :

• Bibit harus tetap dalam keadaanbasah/lembab selama dalam perjalanan

• Tidak terkena air tawar

• Tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain

• Jauh dari sumber panas (seperti mesinkendaraan)

• Tidak terkena sinar matahari.Bibit yang diperlakukan tidak

benar

Page 44: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Lama perjalanan darat 6-20 jam

• Pengangkutan dilakukan menggunakan truk sesuai dengan kapasitas bibit (4-8 ton).

• Dasar bak truk di alasi terpal besar sehingga menutupi seluruh baktruk.(terpal dimaksudkan agar bibit terhindar dari pengaruh hujan dan panasmatahari)

• Pada alas bak dilapisi lapisan busa (ukuran ketebalan 1-2 cm), yangsebelumnya dilembabkan dengan air laut (perlakuan ini dimaksudkan agarkondisi rumput laut tetap segar).

• Bibit rumput laut dimasukan secara curah, setiap ketinggian lapisan bibit 30-50 cm dilapisi oleh lapisan busa yang sudah dilembabkan sampai denganlapisan busa terakhir sebagai penutup.

• Setelah bibit dimasukan ke dalam truk, selanjutnya bak truk ditutup rapatdengan lapisan terpal untuk menghindari panas matahari dan hujan.

• Sesampai di lokasi. Bibit segera diadaptasikan dan diseleksi padapenampungan yang telah disiapkan di laut. Penampungan dapatmenggunakan waring/jaring. Dan selanjutnya segera dilakukan penanaman.

A. Melalui darat

Page 45: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Pengangkutan Bibit melalui darat

Page 46: Teknologi Budidaya Rumput Laut

• Wadah bibit menggunakan Styrofoam standar garuda, pada lapisandasar dilapisi busa/kapas yang sudah dilembabkan dengan air laut.

• Taruh bibit rumput laut yang telah diseleksi, setiap ketinggianlapisan bibit 10 cm dilapisi oleh lapisan busa/kapas yang telahdilembabkan. Kapasitas bibit per-wadah Styrofoam sekitar 10-17 kg.

• Pada tutup Styrofoam diberi lubang kecil (ukuran jarum) untuksirkulasi udara.

• Sesampai di lokasi. Bibit segera diadaptasikan dan diseleksi padapenampungan yang telah disiapkan di laut. Penampungan dapatmenggunakan waring/jaring. Dan selanjutnya segera dilakukanpenanaman

B. Melalui udara

Page 47: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalamkegiatan penanaman antara lain :

• Penanaman bibit dilakukan pada pagi atausore hari untuk menghindari terik matahariserta dilakukan di pantai atau di tempatteduh dan dijaga agar tetap segar (terendamair laut)

• Bibit yang ditanam harus sesuai standarmutu bibit, dimana umur ideal untukpertumbuhan optimal adalah pada umur 21-25 hari (sebagaimana ciri/spesifikasi bibitdalam bab pemilihan bibit).

• Seleksi thallus/cabang rumput laut denganmenggunakan pisau tajam

• Pengikatan bibit dapat dilakukan di darat(tepi pantai) maupun di laut dengan terlebihdahulu memasang kontruksi budidaya

Page 48: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Bibit dengan kapasitas banyak perlu dibuatkan penampungan sementara di laut

guna menjaga kesegaran bibit

Page 49: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Pengikatan BibitPenanaman di tepi pantai

Penanaman bibit di laut

Page 50: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Merupakan rangkaian kegiatan utama selama

proses produksi, mengingat budidaya rumput laut

secara teknis hampir seluruhnya tergantung

terhadap alam, maka teknik pemeliharaan yang

efektif dan efisien perlu dilakukan secara intensif.

Prinsip : TENDER LOVING CARE

Page 51: Teknologi Budidaya Rumput Laut

• Mengganti rumput laut yang rusak atau yang lemah dan terkena

penyakit/hama

• Membersihkan rumput laut dari debu, sedimen, binatang penempel

maupun kompetitor (efifit)

• Membersihkan tali ris dari kotoran atau binatang penempel

• Menguatkan ikatan tali ris dan kontruksi budidaya

• Mengganti tali ris maupun kontruksi yang rusak

• Monitoring pertumbuhan rumput laut perlu dilakukan beberapa kali dengan

cara sampling. Sampling dilakukan setiap 2 minggu.

Prinsip : Tender Loving Care

Page 52: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Keterangan : G = Laju pertumbuhan harian (% )

Wt = Bobot rata-rata akhir (gr)

W0 = Bobot rata-rata awal (gr)

t = Waktu pengujian

%1001 xtWo

WtG

Page 53: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Proses perawatan dan monitoring dilakukan secara rutin

Page 54: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Mengingat rumput laut secara umum tergantung

terhadap perubahan lingkungan perairan dan bersifat

open culture, maka pengetahuan terhadap gejala-gejala

hama dan penyakit mutlak diperlukan sehingga akan

mampu menentukan solusi/tindakan efektif maupun

pencegahan terhadap kemungkinan munculnya hama

penyakit rumput laut

Page 55: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Hama yang seringkali menyerang rumput lautdigolongkan menjadi :

• Hama Predator , misalnya ikan beronang, penyu,bulu babi

• Hama kompetitor, misalnya jenis alga lain (ulva,lumut ).

Pencegahan dan pengendalian hama tersebut adalahdengan memilih lokasi yang lebih dalam, cukup arusdan menghindari karang sebagai habitat ikan predator.Hama lumut maupun ulva bisa dikendalikan denganmembersihkan rumput laut scara rutin

F.1. Jenis Hama Rumput Laut

Page 56: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Hama jenis Ulva

Hama lumut kutu (nama

lokal)

Akibat hama ikan

Page 57: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Sedangkan penyakit rumput laut dikenal dengan nama “ice-ice”,penyakit ini disebabkan oleh adanya perubahan lingkunganperairan yang fluktuatif misalnya suhu tinggi, salinitas rendah,kurangnya arus dll. Penyakit ice-ice muncul ditandai dengan warnarumput laut pucat (terjadi pigmentasi), pertumbuhan lambat yangkemudian timbul bercak putih yang menyebar dan menyebabkanbatang dan thallus rumput laut busuk dan kemudian rontok.

Pencegahan dan pengendalian penyakit ice-ice antara lain denganmemilih lokasi yang lebih dalam, cukup arus, salinitas optimal,untuk menghindari intensitas matahari yang kuat maupunintensitas hujan, maka kontruksi budidaya di atur supaya bisaditurunkan lebih dalam. Namun demikian secara umum Ice-icemuncul bersifat musiman sehingga pembudidaya bisa menguragiaktivitas penanaman di bulan-buan tertentu

F.2. Penyakit Rumput Laut

Page 58: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Tanda –tanda serangan

penyakit “ice-ice”

Serangan penyakit“ice-ice”

Page 59: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Perlakuan pemanenan sangat menentukan terhadap kualitas/mutu produk yangdihasilkan, sehingga harus dilakukan dengan baik (memotong menggunakanpisau atau dilepas dari ikatan) agar mutunya terjamin. Pemanenan dengan teknikyang tidak benar (diserut) akan menurunkan mutu produk dalam hal ini Gelstrength dan kandungan karaginan. Pemanenan rumput laut E. Cottonii untukdikeringkan dilakukan setelah usia tanam dinyatakan optimal yaitu antara 40-45hari sejak penanaman. Sedangkan panen untuk bibit dilakukan pada usia 21-28hari.

Ada 2 teknik pemanenan :

• Pemanenan total (full harvest) dilakukan dengan mengangkat semua rumputlaut bersama tali ris ke darat untuk kemudian diseleksi untuk memilih rumputlaut yang siap panen dengan rumput laut untuk bibit dan ditanam kembali.(lebih efektif dan efisien)

• Pemanenan sebagian (half harvest), proses seleksi dilakukan di laut denganmemotong sebagian rumput laut yang siap panen.

Page 60: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dan menjadi pertimbangan dalam

menjamin kualitas hasil produksi rumput laut pada saat pemanenan, sebagai

berikut :

Umur Tanam

Agar diperoleh kandungan dan kekuatan gel karaginan yang tinggi, panen

dilakukan pada umur 45 hari

Kondisi Cuaca

Panen sebaiknya dilakukan pagi hari hal ini agar rumput laut yang dipanen bisa

langsung dijemur sebelum disimpan, dengan tujuan untuk mengurangi

penurunan kualitas sebelum dijemur keesokan harinya.

Cara Panen

Panen dilakukan secara hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan fisik pada

thallus/cabang rumput laut, kondisi ini akan memberikan dampak kurang baik

dimana pada luka tersebut akan mengakibatkan keluarnya gel yang terkandung

dalam rumput laut sehingga kualitas rumput laut menurun

Page 61: Teknologi Budidaya Rumput Laut

• Memisahkan antara rumput laut siap jemur/panen dengan thallus untukdijadikan bibit rumput laut. Umur rumput laut siap panen dengan bibit dapatdilihat berdasarkan tampilan thallus rumput laut. Thallus yang mudacenderung mempunyai tampilan warna cerah/transparan serta biladipatahkan akan langsung patah dengan mudah.

• Memisahkan rumput laut dengan jenis rumput laut lain, biasanya tidak jarangpada saat proses budidaya rumput laut Eucheuma cottoni terdapat jenis lainyang menjadi competitor misalnya, Gracillaria, Spinosum sp maupunSargassum yang menempel pada rumpun terutama pada budidaya denganmetode lepas dasar.

• Memisahkan rumput laut dari kemungkinan menempelnya jenisganggang/lumut, kotoran maupun jenis hewan air penempel lain

• Hasil panen rumput laut basah harus dibersihkan dengan jalan dicucisebelumnya dengan air laut sebelum dijemur.

Page 62: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Gb.. Cara panen yang tidak benar dengan jalan dipurus/serut

Gb. Cara panen yang benar denganmelepaskan ikatan tali padarumput laut

Page 63: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Rumput Laut sudah mencapai umur panen (45 hari)

Page 64: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Panen Total Panen Sebagian

Page 65: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Proses pencatatan kondisi rumput laut beserta variable lingkungan serta

mengamati semua kejadian dalam seluruh rangkaian proses produksi

mulai dari seleksi bibit, proses pemeliharaan hingga pemanenan.

Tujuannya untuk mengetahui sebab akibat terhadap permasalahan yang

muncu, sehingga pembudidaya mampu mengambil tindakan/keputusan

yang tepat dalam kegiatan budidaya

Page 66: Teknologi Budidaya Rumput Laut
Page 67: Teknologi Budidaya Rumput Laut

A. BIAYA INVESTASI

No Item Satuan Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp,-) Jumlah (Rp,-)

1 Tali PE 6 mm Kg 200 30.000 6.000.000

2 Tali Jangkar PE 10 mm Kg 30 30.000 900.000

2 Bibit Kg 8.000 2.500 20.000.000

3 Pelampung Aqua Buah 4.000 500 2.000.000

4 Pelampung Inti Buah 6 35.000 210.000

5 Pemberat Buah 6 30.000 180.000

6 Tali Inti PE 8 mm Kg 50 30.000 1.500.000

7 Tali Rafia Kg 100 15.000 1.500.000

8 Biaya pasang kontruksi,3 hr OH 8 30.000 720.000 Total Investasi 33.010.000

B. BIAYA PRODUKSI

1Tali Rafia kg 100 15.000 1.500.000

2Tenaga kerja ikat bibit Ris 100 7.500 750.000

3Tenaga ikat tali ris Ris 100 7.500 750.000

4Tenaga perawatan OB 4 900.000 3.600.000 5Biaya Penyusutan (10%) 3.300.000

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 9.900.000

TOTAL BIAYA KESELURUHAN (INVESTASI + OPERASIONAL) 42.910.000

C. PENDAPATAN1 Total Produksi minimal Kg 40.000

2 Jika Hasil panen dijual basah Kg 32.000 1.000 32.000.000

3 jika Hasil panen dijual kering Kg 3.556 10.000 35.555.556

Keuntungan : Hasil Penjualan - Total biaya produksi 25.655.556

BEP : Total biaya : Laba Usaha 1,67

Gambaran Analisa Usaha Metode Long line, luas lahan : 1 Hektar (100 line)

Page 68: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Catatan :

1 Rasio bibit awal ke panen : 1 : 5 (minimal), 1 : 10 (maksimal)

2 Rasio Berat basah ke kering : 1 : 9 (kadar air 35-37%)

3 Biaya investasi di atas belum termasuk penyiapan sarana penunjang

seperti perahu dan para-para jemur

Keterangan : Tali PE 5mm 1 gulung : 2 Kg panjang 200 m

Tali PE 6 mm 1 gulung : 2,5 kg panjang 180 m

Page 69: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Pengangkutan Bibit via laut Bibit yang datang langsung di ikat

Page 70: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Aktivitas budidaya rumput laut di Perairan Jepara

Page 71: Teknologi Budidaya Rumput Laut

Aktivitas budidaya rumput laut di Kab. Rote Ndao, NTT

Page 72: Teknologi Budidaya Rumput Laut

www.infoaquaculture.com

Page 73: Teknologi Budidaya Rumput Laut

TEKNOLOGI PENGELOLAAN

PASCA PANEN,...