Teknologi Budidaya Rumput Laut
-
Upload
kang-chons -
Category
Documents
-
view
856 -
download
22
description
Transcript of Teknologi Budidaya Rumput Laut
Oleh :
Cocon, SPi
Disampaikan pada acara Training Budidaya Rumput Laut Bagi Pembudidaya Kab. Penajam dan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur
Jepara Indah Hotel, 9 Desember 2010
DIREKTORAT PRODUKSIDIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504 buah dan panjang garis
pantai mencapai 81.000 km dan memiliki potensi budidaya laut yang besar dikembangkan.
Potensi budidaya laut Indonesia diperkirakan mencapai luas 24,5 juta ha, dan 1.110.900
ha diantaranya merupakan areal yang potensial untuk budidaya rumput laut. Luas efektif
perairan untuk pengembangan budidaya rumput laut diperkirakan mencapai 222.180 ha
(20 % dari luas areal potensial). Dari luas efektif perairan laut tersebut, baru sekitar 18%
saja yang telah dimanfaatkan, sehingga peluang pengembangan budidaya rumput laut
masih sangat besar
Mampu dibudidayakan secara massal
Teknologi sederhana dan telah tersedia
Salah satu alternatif usaha yang mampu menyentuh aspek pemberdayaanmasyarakat
Potensial untuk di kembangkan (Keragaman spesies dan luasnyapengembangan)
Model usaha dapat dilakukan mulai dari Usaha Kecil, Menengah dan Besar
Cash flow produksi yang singkat (45 hari panen) dengan margin keuntunganyang cukup besar sehingga secara ekonomi sangat efektif dan efisien
Permintaan pasar yang terbuka luas baik nasional maupun orientasi eksport
KERAPUBANDENGPATINNILAMASLELESIDATGURAMEABALONEIKAN HIAS
UDANG
RUMPUT LAUT
… ???
Karaginofit Penghasil Karaginan
Agarofit Penghasil Agar
Alginofit Penghasil Alginat
Jenis algae karaginofit Fraksi karaginan
Furcellaria fastigiata
Agardhiella tenera
Eucheuma spinosum
Eucheuma cottonii
Anatheca montagnei
Hypnea musciformis
Hypnea nidifica
Hypnea setosa
Chondrus crispus, Halymenia sp
Chondrus spp,
Gigartina stellata
Gigartina acicularis
Gigartina pistillata
Iridea radula
Phyllophora nervosa
Gymnogongrus spp.
Tichocarpus crinitus
Kappa
Iota
Iota
Kappa, Lambda
Iota
Kappa
Kappa
Kappa
Kappa, Lambda, Iota
Lambda
Lambda, Kappa, Iota
Lambda, Kappa
Lambda, Kappa
Iridophyean,Kappa, Lambda
Phyllophoran
Iota, Lambda, Kappa
KANDUNGAN UTAMA RUMPUT LAUT
A. Karaginofit : Terdapat dalam Marga Eucheuma terdiri dari 3 Fraksi yaitu Iota, Kappa dan Lamda
B. AGAROFIT : Merupakan Jenis Rumput Laut Penghasil Agar terdapat dalam jenis
Gracillaria spp, Gelidium spp dan Gelidiela spp.
C. Alginofit : Merupakan jenis rumput laut penghasil alginat terdapat dalam jenis
Sargassum spp, Turbinaria spp, Laminaria spp dan Macrocystis spp
Sargassum spp Turbinaria spp
14/02/2010 10
Pasta Gigi
Shampoo Lotion
Tablet Kapsul
Obat, SalepBahan Gigi Buatan
Eucheuma sp., Chondrus sp.
Gracilaria sp.Gelidium sp.
Sargassum sp.Laminaria sp.
Ice Cream Susu Coklat
Roti, WaperSirup, BeerYoghurtSoft drinkJeliJam
Saus
Salad DressingSaus Makanan Dlm Kaleng
Permen
IntegrattingTablet
Sabun
Cat Keramik
Pakan Ternak, Ikan
Printing Tekstil
Kertas
Film
Pengeboran
SEAWEED TREE
PEMANFAATAN PRODUK
Rumput laut merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis penting bagi kebutuhanmasyarakat Global
Gambaran kebutuhan hidrokoloid rumput laut dunia- Produk agar : 9.000 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku sekitar 40.000 ton/tahun- Produk karaginan : 22.000 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku sekitar 150.000
ton/tahun- Produk alginat : 50.000 ton/tahun dengan kebutuhan bahan baku sekitar 300.000
ton/tahun
Posisi Indonesia sebagai negara produsen bahan baku rumput laut dengan lahan potensialyang besar, mempunyai posisi penting dan strategis dalam rangka memenuhi kebutuhanrumput laut dunia. Hasil kajian menunjukan bahwa total kawasan potensial untukpengembangan budidaya rumput laut (luas indikatif) sebesar 769.452 hektar yang tersebar diseluruh perairan Indonesia
SEAPlant.net 21
Tropical seashores within 10% latitude
Coral Triangle71%
LatinAmerica 14%
IndianOcean
West Africa
Pacific Oceania 3%East Africa
seacoastwithin 10o
N/S latitude118,043 KM
SolomonIslands
7%
Indonesia65%
Malaysia6%
PapuaNew Guinea
6%
Philippines
15%
Timor Leste 1%
seacoastwithin 10o
N/S latitude83,556 KM
5%3%
4%
GLOBAL CORAL TRIANGLE 6
WHERE KAPPAPHYCUS GROWS BEST
SEAPlant.net 5
Cultivated seaweeds in commerce
global production is about
1.2 M dry tons/yr
tropical RAGS production
is almost 25% of the total
290 K dry tons/yr
Laminaria 56%
Porphyra
11%
Kappaphycus 17%
Undaria 8%
Gracilaria 5%
Eucheuma 2% Other 1%
Based on FAO and SEAPlant.net data
35%
50%
15%
Indonesia
Philippines
Other
118,952
176,065
267,029
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
2005 2006 2007
To
ns
Year
Sumber : BPPT
Satuan : ton
No. Rincian 2009* 2010 2011 2012 2013 2014
Kenaikan
rata-rata
(%)
Kenaikan
2009 ke
2014 (%)2009-2014
Jumlah 4.780.100 5.376.200 6.847.500 9.415.700 13.020.800 16.891.000 29 353
12 27 38 38 30
1 Rumput laut 2.574.000 2.672.800 3.504.200 5.100.000 7.500.000 10.000.000 32 389
2 Catfish 332.600 495.600 749.000 1.146.000 1.777.000 2.783.000
- Patin 132.600 225.000 383.000 651.000 1.107.000 1.883.000 70 1.420
- Lele 200.000 270.600 366.000 495.000 670.000 900.000 35 450
3 Nila 378.300 491.800 639.300 850.000 1.105.000 1.242.900 27 329
4 Bandeng 291.300 349.600 419.000 503.400 604.000 700.000 19 240
5 Udang 348.100 400.300 460.000 529.000 608.000 699.000 15 201
- Udang windu 103.450 109.140 115.720 128.700 148.500 188.000 13 182
- Udang vaname 244.650 291.160 344.280 400.300 459.500 511.000 16 209
6 Mas 254.400 267.100 280.400 300.000 325.000 350.000 7 138
7 Gurame 38.500 40.300 42.300 44.400 46.600 48.900 5 127
8 Kakap 4.600 5.000 5.500 6.500 7.500 8.500 13 185
9 Kerapu 5.300 7.000 9.000 11.000 15.000 20.000 31 377
10 Lainnya 553.000 646.700 738.800 925.400 1.032.700 1.038.700 14 188
PROYEKSI PRODUKSI RUMPUT LAUT INDONESIA SAMPAI 2014
Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya, KKP
EKSTENSIFIKASI
INTENSIFIKASI
DIVERSIFIKASI
TahunEkspor Seaweeds &
other Algae Used in
Pharmacy
Impor Seaweeds &
other Algae Used in
Parmacy
Berat Netto
(Kg)
Nilai FOB
(US $)
Berat Netto
(Kg)
Nilai CIF
(US $)
2005 42.593.102 18.446.158 189.652 203.339
2006 58.525.446 24.708.811 126.645 143.291
2007 9.241.022 4.091.873 69.624 213.435
2008 7.992.915 7.924.870 495 317.727
TahunEkspor Seaweeds &
other Algae not for
Human
Impor Seaweeds &
other Algae not for Human
Berat Netto
(Kg)
Nilai FOB
(US $)
Berat Netto
(Kg)
Nilai CIF
(US $)
2005 5.649.088 2.987.267 357 5.838
2006 8.347.233 4.011.800 236 1.791
2007 14.695.328 7.859.446 30.272 34.356
2008 16.804.382 21.623.468 199.208 199.151
TahunEkspor Seaweeds &
other Algae for Human
Impor Seaweeds &
other Algae for Human
Berat Netto
(Kg)
Nilai FOB
(US $)
Berat Netto
(Kg)
Nilai CIF
(US $)
2005 21.022.066 14.121.594 89.226 231.359
2006 28.715.376 20.865.615 195.560 331.672
2007 44.705.264 34.268.341 161.911 256.909
2008 52.694.577 66.221.337 116.376 345.973
FRANCE3%
USA4%
S. KOREA4%
CHINA / HONGKONG
43%
SPAIN8%
DENMARK8%
BRAZIL 1%
PHILIPPINES17%
CHILE3%
OTHERS9%
Note : 80 % eksport dalam bentuk raw
material
A. Alga Merah (Rhodophyceae)
Eucheuma cottonii Eucheuma spinosum Gracillaria spp
Kappa karaginan Iota karaginan Agar
Ptilophora sp
Bahan Pulp dan etanol
Halymenia spp
Lamda karaginan
Eucheuma cottoni strain saccul
Kappa karaginan
• Perkembangbiakan rumput laut pada dasarnya ada dua macam,yaitu secara kawin (generatif), antara gamet jantan dengan gametbetina dan secara tidak kawin dengan cara vegetatif, konjugatif danperseporaan.
• Morfologi rumput laut Eucheuma cotonii mempunyai ciri-ciri Thallussilindris, permukaan licin, cartilagineus, warna hijau, hijau kuning,abu-abu atau merah. Terdapat duri-duri pada thallus sama sepertihalnya pada thallus E. Spinosum tetapi tidak bersusun melingkarithallus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utamakeluar saling berdekatan di daerah basal (pangkal). Tumbuh melekatke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabangpertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbundengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari.
• Habitat rumput laut ini biasanya melekat pada substrat dengan alatperekat berupa cakram.
Strain Lokal (tembalang) Strain Maumerre
Teknologi budidaya rumput laut E. Cottoni mencakup kegiatan pra-produksi, produksi, panen dan pasca panen, antara lain meliputi :
a. Pemilihan lokasi budidaya
b. Pemelihan metode budidaya
c. Penyediaan bibit
d. Penanaman
e. Pemeliharaan dan perawatan
f. Panen
g. Pengelolaan pasca panen
Pemilihan lokasi merupakan faktor penentu terhadap keberhasilanusaha budidaya. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasibudidaya yang ideal antara lain :
• Faktor resiko, mencakup pertimbangan keamanan, keterlindunganlokasi dan sosial (ada tidaknya konflik kepentingan denganusaha/aktivitas sosial)
• Faktor Kemudahan, mencakup aksestabiilitas dan ketersedaian bibitserta sumberdaya manusia
• Faktor ekologis, mencakup parameter fisika dan kimia lokasi budidaya
No Parameter Satuan Diperbolehkan Diinginkan
A. Oseanografi
1 Kedalaman (*) m5-40 7 – 25
2 Arus m/dt0,15 – 0,50 0,25-0,35
3 Substrat Dasar -pasir Pasir, pecahan karang
4 Keterlindungan - terlindung sangat terlindung
B. Kualitas Air
1 Suhu 0C alami alami
2 Salinitas Mg/l 10% alami
3 PH - 6-9 6,5-8,5
4 TSS Mg/l 80 < 25
Note : (*) U/ sistem lepas dasar minimal masih terendam pada saat surut terendah
Pemilihan metode budidaya perlu mempertimbangkan
faktor ekologis dan efisiensi. Ada beberapa metode
budidaya yang secara umum digunakan dalam
budidaya rumput laut E. Cottoni, antara lain :
•Metode rawai (long line method)
•Metode lepas dasar (off bottom method)
•Metode rakit apung (raft floating method)
•Metode jalur kombinasi
Metode lepas dasar digunakan pada lokasi perairan yang mempunyai topografipantai yang landai serta masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kedalamanperairan ideal adalah minimal 30 cm pada saat surut terendah dan maksimal 2meter pada pasang tertinggi dengan pola pergerakan air yang cukup.
Satu unit metode lepas dasar biasanya berukuran 100 m x 5 m.
Luasan ini membutuhkan bahan-bahan sebanyak :
• Patok kayu panjang 1 – 1,5 m (diameter 5 cm) sebanyak 275 buah
• Tali utama : bahan PE (diameter 8 mm) sebanyak 10 kg (pengikat tali ris)
• Tali ris : bahan PE (diameter 5 mm) sebanyak 15 kg
• Tali PE (diameter 1-2 mm) sebanyak 1 kg atau tali Rafia 1 kg (untuk mengikatbibit)
• Bibit rumput laut sebanyak 1.000 kg (ukuran bibit biasanya 100-150 gram/titik)
Note : Sarana budidaya disesuaikan dengan kondisi lokasi
Metode ini dilakukan di atas dasar perairan yang berpasir ataupasir berlumpur. Hal ini penting untuk memudahkan penancapanpatok/pancang. Penancapan patok akan sulit dilakukan bila dasarperairan terdiri dari batu karang. Patok terbuat dari kayu yangkuat dengan diameter sekitar 10 cm sepanjang 1 m yang salahsatu ujungnya runcing. Jarak antara patok untuk merentangkan taliris sekitar 2,5 m. Setiap patok dipasang berjajar dan dihubungkandengan tali ris polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Jarak antaratali rentang sekitar 20 cm. Tali ris yang telah berisi ikatan tanamandirentangkan pada tali ris utama dan posisi tanaman budidayaberada sekitar 30 cm diatas dasar perairan (perkirakan pada saatsurut terendah masih tetap terendam air).
Cara 1 : Menggunakan tiang pancang
sebanyak 6 buah
Cara 2 : Menggunakan pancang setiap
jalur
Budidaya dengan Metode Lepas Dasar
Topografi perairan yang ideal untuk
Budidaya dengan Metode Lepas Dasar
Deskripsi Metode Rakit Apung
• Metode rakit apung adalah cara pembudidayaan rumput laut denganmenggunakan rakit yang terbuat dari bambu/kayu. Metode rakit apung cocokdigunakan pada lokasi yang tidak ber-arus kuat dengan kedalaman 7-15 meter.Ukuran tiap rakit sangat bervariasi bergantung pada ketersediaan material yangdisesuaikan dengan kondisi perairan. Jarak antar rakit idealnya 1 m.
• Keuntungan pemeliharaan dengan metode ini antara lain adalah pemeliharaanmudah dilakukan, gangguan hama sedikit, pemilihan lokasi lebih fleksibel danintensitas cahaya matahari lebih besar , sedangkan kekurangannyadaya tahankontruksi tidak lama serta kapasitas produksi yang dihasilkan cukup minim dibanding metode lain, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan sarana budidayarelatif tinggi, tanaman sering muncul kepermukaan air terutama saat laut kurangberombak sehingga dapat menyebabkan cabang-cabang tanaman menjadi pucatkarena kehilangan pigmen dan akhirnya akan mati.
Sebagai gambaran satu unit usaha terdiri dari 5 rakit dengan ukuran per-rakit 10 m x
10 m. Sarana dan peralatan yang diperlukan untuk 1 unit usaha budidaya rumput
laut adalah sebagai berikut :
NO ITEM KEBUTUHAN SATUAN JUMLAH SATUAN
1Tali Ris PE 5 mm Kg 25
2Tali jangkar PE 10 Kg 5
3 Tali Ikat Rakit PE 5 mm Kg 15
4 Bambu (P= 10 m) Batang 25
5 Tali Rafia Kg 15
6 Jangkar pemberat Buah 10
7 Bibit Kg 400
Note : Jumlah sarana budidaya disesuaikan dengan kondisi lapangan
1. Jarak antar rakit : 1-1,5 meter
2. Jarak antar tali ris : 30 cm
3. Jarak antar titik : 25 cm
4. Panjang tali jangkar : 1,5 x kedalaman
5. Berat bibit per titik : 100 – 150 gram
• Metode rawai (long line) adalah metode budidaya dengan menggunakantali panjang yang dibentangkan. Metode budidaya ini banyak diminatioleh masyarakat karena alat dan bahan yang digunakan lebih tahanlama, lebih murah dan mudah untuk didapat. Tali (diameter 8 mm)yang digunakan sepanjang 50 – 100 m yang pada kedua ujungnya diberijangkar dan pelampung besar. Setiap jarak 25 m diberi pelampungutama yang dapat terbuat dari drum plastik atau Styrofoam. Setiap jarak5 m diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal ataubotol aqua bekas (500 ml) yang berfungsi untuk memudahkanpergerakan tanaman setiap saat
• Metode longline dinilai paling efektif dan efisien karena selain murahjuga mampu menghasilkan kapasitas produksi yang besar dan dayatahan kontruksi yang baik. Lokasi yang cocok adalah pada perairanyang cukup arus, kedalaman 7-30 meter.
Deskripsi Metode Longline
Satu unit budidaya sistem long line biasanya berukuran 10 m x 100 m ( 0,1 Ha).
Adapun kebutuhan sarana budidaya meliputi :
NO ITEM KEBUTUHAN SATUAN JUMLAH SATUAN
1 Tali Ris PE 5 mm Kg 20
2 Rafia Kg 5
3 Tali Jangkar PE 10 mm Kg 10
4 Jangkar pemberat Bh 6
5 Pelampung inti Bh 20
6 Tali Utama (PE 8 mm) Kg 8
6 Pelampung Ris (Aqua : 1 Lt) Bh 200
7 Bibit Kg 800
1. Jarak antar Line/ris : 1-1,5 meter
2. Jarak antar titik : 25 cm
3. Panjang tali jangkar : 1,5 x kedalaman
4. Berat bibit per titik : 100 – 150 gram
Aktivitas Budidaya Rumput Laut Metode Long Line
• Metode ini merupakan kombinasi antara metode rakit dan metode long
line. Kerangka metode ini terbuat dari bambu yang disusun sejajar.
• Pada kedua ujung setiap bambu dihubungkan dengan tali PE 6 mm
sehingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 5 m x 7 m
perpetak. Satu unit terdiri dari 7 – 10 petak.
• Pada kedua ujung setiap unit diberi jangkar seberat 25 kg. penanaman
dimulai dengan mengikat bibit rumput ke tali jalur yang telah dilenkapi
teli PE 5 mm sebagai pengikatbibit rumput laut.
• Setelah bibit diikat kemudian tali jalur tersebut dipasang pada kerangka
yang telah tersedia dengan jarak tanam yang digunakan minimal 25 cm
x 30 cm.
Deskripsi Metode Jalur Kombinasi
Lay Out Metode Jalur Kombinasi
x
xx
xx
xx
xx
xxxx
x
xxx
xx
xx
x
xxxxxx
xx
xx
x
x
xx
xx
x
xx
xx
xx
xx
xx
x
xx
xx
xx
xx
xx
xx
x
xxxx
x
xxx
xx
xx
x
xxxxxx
xx
xx
x
x
xx
xx
x
xx
xx
xx
xx
xx
x
xx
xx
xx
xx
xx
xx
x
5 m
30 cm
35 cm
7 mx x x x x x
x
x x x x x x x x x x x x x x x
Gambar 1. Satu Unit Rakit Metode Kombinasi
B = bambu pannjag 5 m, J = Jangkar
Satu unit budidaya sistem Jalur kombinasi biasanya berukuran 10 m x 100 m ( 0,1
Ha). Adapun kebutuhan sarana budidaya meliputi :
NO ITEM KEBUTUHAN SATUAN JUMLAH SATUAN
1 Tali Ris PE 5 mm Kg 20
2 Rafia Kg 5
3 Tali Jangkar PE 10 mm Kg 10
4 Jangkar pemberat Bh 6
5 Pelampung inti Bh 20
6 Tali Utama (PE 8 mm) Kg 8
6 Pelampung Ris (Aqua : 1 Lt) Bh 200
7 Bibit Kg 800
8 Bambu Bh 10
Bibit sebaiknya dipilih dari tanaman yang masih segar yang dapatdiperoleh dari tanaman rumput laut yang tumbuh secara alami maupundari tanaman budidaya. Penyediaan harus tepat waktu yaitu segerasetelah konstruksi rakit budidaya terpasang. Bibit yang digunakanberupa stek, harus sehat, masih muda dan banyak cabang.
Ciri-ciri bibit yang baik :
a. Bercabang banyak rimbun dan runcing
b. Tidak terdapat bercak dan terkelupas
c. Warna spesifik (cerah).
d. Umur 25 – 35 hari.
e. Tidak terkena hama dan penyakit
f. Bau khas (alami)
Bibit Strain Maumerre/jumbo Bibit Strain Tembalang/lokal
Faktor-faktor yang harus diperhatikandalam transportasi bibit adalah :
• Bibit harus tetap dalam keadaanbasah/lembab selama dalam perjalanan
• Tidak terkena air tawar
• Tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain
• Jauh dari sumber panas (seperti mesinkendaraan)
• Tidak terkena sinar matahari.Bibit yang diperlakukan tidak
benar
Lama perjalanan darat 6-20 jam
• Pengangkutan dilakukan menggunakan truk sesuai dengan kapasitas bibit (4-8 ton).
• Dasar bak truk di alasi terpal besar sehingga menutupi seluruh baktruk.(terpal dimaksudkan agar bibit terhindar dari pengaruh hujan dan panasmatahari)
• Pada alas bak dilapisi lapisan busa (ukuran ketebalan 1-2 cm), yangsebelumnya dilembabkan dengan air laut (perlakuan ini dimaksudkan agarkondisi rumput laut tetap segar).
• Bibit rumput laut dimasukan secara curah, setiap ketinggian lapisan bibit 30-50 cm dilapisi oleh lapisan busa yang sudah dilembabkan sampai denganlapisan busa terakhir sebagai penutup.
• Setelah bibit dimasukan ke dalam truk, selanjutnya bak truk ditutup rapatdengan lapisan terpal untuk menghindari panas matahari dan hujan.
• Sesampai di lokasi. Bibit segera diadaptasikan dan diseleksi padapenampungan yang telah disiapkan di laut. Penampungan dapatmenggunakan waring/jaring. Dan selanjutnya segera dilakukan penanaman.
A. Melalui darat
Pengangkutan Bibit melalui darat
• Wadah bibit menggunakan Styrofoam standar garuda, pada lapisandasar dilapisi busa/kapas yang sudah dilembabkan dengan air laut.
• Taruh bibit rumput laut yang telah diseleksi, setiap ketinggianlapisan bibit 10 cm dilapisi oleh lapisan busa/kapas yang telahdilembabkan. Kapasitas bibit per-wadah Styrofoam sekitar 10-17 kg.
• Pada tutup Styrofoam diberi lubang kecil (ukuran jarum) untuksirkulasi udara.
• Sesampai di lokasi. Bibit segera diadaptasikan dan diseleksi padapenampungan yang telah disiapkan di laut. Penampungan dapatmenggunakan waring/jaring. Dan selanjutnya segera dilakukanpenanaman
B. Melalui udara
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalamkegiatan penanaman antara lain :
• Penanaman bibit dilakukan pada pagi atausore hari untuk menghindari terik matahariserta dilakukan di pantai atau di tempatteduh dan dijaga agar tetap segar (terendamair laut)
• Bibit yang ditanam harus sesuai standarmutu bibit, dimana umur ideal untukpertumbuhan optimal adalah pada umur 21-25 hari (sebagaimana ciri/spesifikasi bibitdalam bab pemilihan bibit).
• Seleksi thallus/cabang rumput laut denganmenggunakan pisau tajam
• Pengikatan bibit dapat dilakukan di darat(tepi pantai) maupun di laut dengan terlebihdahulu memasang kontruksi budidaya
Bibit dengan kapasitas banyak perlu dibuatkan penampungan sementara di laut
guna menjaga kesegaran bibit
Pengikatan BibitPenanaman di tepi pantai
Penanaman bibit di laut
Merupakan rangkaian kegiatan utama selama
proses produksi, mengingat budidaya rumput laut
secara teknis hampir seluruhnya tergantung
terhadap alam, maka teknik pemeliharaan yang
efektif dan efisien perlu dilakukan secara intensif.
Prinsip : TENDER LOVING CARE
• Mengganti rumput laut yang rusak atau yang lemah dan terkena
penyakit/hama
• Membersihkan rumput laut dari debu, sedimen, binatang penempel
maupun kompetitor (efifit)
• Membersihkan tali ris dari kotoran atau binatang penempel
• Menguatkan ikatan tali ris dan kontruksi budidaya
• Mengganti tali ris maupun kontruksi yang rusak
• Monitoring pertumbuhan rumput laut perlu dilakukan beberapa kali dengan
cara sampling. Sampling dilakukan setiap 2 minggu.
Prinsip : Tender Loving Care
Keterangan : G = Laju pertumbuhan harian (% )
Wt = Bobot rata-rata akhir (gr)
W0 = Bobot rata-rata awal (gr)
t = Waktu pengujian
%1001 xtWo
WtG
Proses perawatan dan monitoring dilakukan secara rutin
Mengingat rumput laut secara umum tergantung
terhadap perubahan lingkungan perairan dan bersifat
open culture, maka pengetahuan terhadap gejala-gejala
hama dan penyakit mutlak diperlukan sehingga akan
mampu menentukan solusi/tindakan efektif maupun
pencegahan terhadap kemungkinan munculnya hama
penyakit rumput laut
Hama yang seringkali menyerang rumput lautdigolongkan menjadi :
• Hama Predator , misalnya ikan beronang, penyu,bulu babi
• Hama kompetitor, misalnya jenis alga lain (ulva,lumut ).
Pencegahan dan pengendalian hama tersebut adalahdengan memilih lokasi yang lebih dalam, cukup arusdan menghindari karang sebagai habitat ikan predator.Hama lumut maupun ulva bisa dikendalikan denganmembersihkan rumput laut scara rutin
F.1. Jenis Hama Rumput Laut
Hama jenis Ulva
Hama lumut kutu (nama
lokal)
Akibat hama ikan
Sedangkan penyakit rumput laut dikenal dengan nama “ice-ice”,penyakit ini disebabkan oleh adanya perubahan lingkunganperairan yang fluktuatif misalnya suhu tinggi, salinitas rendah,kurangnya arus dll. Penyakit ice-ice muncul ditandai dengan warnarumput laut pucat (terjadi pigmentasi), pertumbuhan lambat yangkemudian timbul bercak putih yang menyebar dan menyebabkanbatang dan thallus rumput laut busuk dan kemudian rontok.
Pencegahan dan pengendalian penyakit ice-ice antara lain denganmemilih lokasi yang lebih dalam, cukup arus, salinitas optimal,untuk menghindari intensitas matahari yang kuat maupunintensitas hujan, maka kontruksi budidaya di atur supaya bisaditurunkan lebih dalam. Namun demikian secara umum Ice-icemuncul bersifat musiman sehingga pembudidaya bisa menguragiaktivitas penanaman di bulan-buan tertentu
F.2. Penyakit Rumput Laut
Tanda –tanda serangan
penyakit “ice-ice”
Serangan penyakit“ice-ice”
Perlakuan pemanenan sangat menentukan terhadap kualitas/mutu produk yangdihasilkan, sehingga harus dilakukan dengan baik (memotong menggunakanpisau atau dilepas dari ikatan) agar mutunya terjamin. Pemanenan dengan teknikyang tidak benar (diserut) akan menurunkan mutu produk dalam hal ini Gelstrength dan kandungan karaginan. Pemanenan rumput laut E. Cottonii untukdikeringkan dilakukan setelah usia tanam dinyatakan optimal yaitu antara 40-45hari sejak penanaman. Sedangkan panen untuk bibit dilakukan pada usia 21-28hari.
Ada 2 teknik pemanenan :
• Pemanenan total (full harvest) dilakukan dengan mengangkat semua rumputlaut bersama tali ris ke darat untuk kemudian diseleksi untuk memilih rumputlaut yang siap panen dengan rumput laut untuk bibit dan ditanam kembali.(lebih efektif dan efisien)
• Pemanenan sebagian (half harvest), proses seleksi dilakukan di laut denganmemotong sebagian rumput laut yang siap panen.
Hal yang perlu mendapatkan perhatian dan menjadi pertimbangan dalam
menjamin kualitas hasil produksi rumput laut pada saat pemanenan, sebagai
berikut :
Umur Tanam
Agar diperoleh kandungan dan kekuatan gel karaginan yang tinggi, panen
dilakukan pada umur 45 hari
Kondisi Cuaca
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari hal ini agar rumput laut yang dipanen bisa
langsung dijemur sebelum disimpan, dengan tujuan untuk mengurangi
penurunan kualitas sebelum dijemur keesokan harinya.
Cara Panen
Panen dilakukan secara hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan fisik pada
thallus/cabang rumput laut, kondisi ini akan memberikan dampak kurang baik
dimana pada luka tersebut akan mengakibatkan keluarnya gel yang terkandung
dalam rumput laut sehingga kualitas rumput laut menurun
• Memisahkan antara rumput laut siap jemur/panen dengan thallus untukdijadikan bibit rumput laut. Umur rumput laut siap panen dengan bibit dapatdilihat berdasarkan tampilan thallus rumput laut. Thallus yang mudacenderung mempunyai tampilan warna cerah/transparan serta biladipatahkan akan langsung patah dengan mudah.
• Memisahkan rumput laut dengan jenis rumput laut lain, biasanya tidak jarangpada saat proses budidaya rumput laut Eucheuma cottoni terdapat jenis lainyang menjadi competitor misalnya, Gracillaria, Spinosum sp maupunSargassum yang menempel pada rumpun terutama pada budidaya denganmetode lepas dasar.
• Memisahkan rumput laut dari kemungkinan menempelnya jenisganggang/lumut, kotoran maupun jenis hewan air penempel lain
• Hasil panen rumput laut basah harus dibersihkan dengan jalan dicucisebelumnya dengan air laut sebelum dijemur.
Gb.. Cara panen yang tidak benar dengan jalan dipurus/serut
Gb. Cara panen yang benar denganmelepaskan ikatan tali padarumput laut
Rumput Laut sudah mencapai umur panen (45 hari)
Panen Total Panen Sebagian
Proses pencatatan kondisi rumput laut beserta variable lingkungan serta
mengamati semua kejadian dalam seluruh rangkaian proses produksi
mulai dari seleksi bibit, proses pemeliharaan hingga pemanenan.
Tujuannya untuk mengetahui sebab akibat terhadap permasalahan yang
muncu, sehingga pembudidaya mampu mengambil tindakan/keputusan
yang tepat dalam kegiatan budidaya
A. BIAYA INVESTASI
No Item Satuan Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp,-) Jumlah (Rp,-)
1 Tali PE 6 mm Kg 200 30.000 6.000.000
2 Tali Jangkar PE 10 mm Kg 30 30.000 900.000
2 Bibit Kg 8.000 2.500 20.000.000
3 Pelampung Aqua Buah 4.000 500 2.000.000
4 Pelampung Inti Buah 6 35.000 210.000
5 Pemberat Buah 6 30.000 180.000
6 Tali Inti PE 8 mm Kg 50 30.000 1.500.000
7 Tali Rafia Kg 100 15.000 1.500.000
8 Biaya pasang kontruksi,3 hr OH 8 30.000 720.000 Total Investasi 33.010.000
B. BIAYA PRODUKSI
1Tali Rafia kg 100 15.000 1.500.000
2Tenaga kerja ikat bibit Ris 100 7.500 750.000
3Tenaga ikat tali ris Ris 100 7.500 750.000
4Tenaga perawatan OB 4 900.000 3.600.000 5Biaya Penyusutan (10%) 3.300.000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 9.900.000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN (INVESTASI + OPERASIONAL) 42.910.000
C. PENDAPATAN1 Total Produksi minimal Kg 40.000
2 Jika Hasil panen dijual basah Kg 32.000 1.000 32.000.000
3 jika Hasil panen dijual kering Kg 3.556 10.000 35.555.556
Keuntungan : Hasil Penjualan - Total biaya produksi 25.655.556
BEP : Total biaya : Laba Usaha 1,67
Gambaran Analisa Usaha Metode Long line, luas lahan : 1 Hektar (100 line)
Catatan :
1 Rasio bibit awal ke panen : 1 : 5 (minimal), 1 : 10 (maksimal)
2 Rasio Berat basah ke kering : 1 : 9 (kadar air 35-37%)
3 Biaya investasi di atas belum termasuk penyiapan sarana penunjang
seperti perahu dan para-para jemur
Keterangan : Tali PE 5mm 1 gulung : 2 Kg panjang 200 m
Tali PE 6 mm 1 gulung : 2,5 kg panjang 180 m
Pengangkutan Bibit via laut Bibit yang datang langsung di ikat
Aktivitas budidaya rumput laut di Perairan Jepara
Aktivitas budidaya rumput laut di Kab. Rote Ndao, NTT
www.infoaquaculture.com
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
PASCA PANEN,...