TEKNOLOGI BUDIDAYA KAMBING BERBASIS PADANG...

21
PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL RPTP : TEKNOLOGI BUDIDAYA KAMBING BERBASIS PADANG PENGGEMBALAAN PASTURA CAMPURAN KETERANGAN UMUM 1. PROGRAM IPTEK (Sektor 16): 1.01 X 1.02 Gen 1.02 Kom 2.01 2.02 3.01 3.02 2. NOMOR PUNAS RISTEK: 3. NAMA LEMBAGA : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4. NAMA UNIT ORGANISASI : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 5. NAMA : DIPA LOKA Kambing Potong Sungei Putih 6. NOMOR KODE DIPA : 7. POSISI KEGIATAN DALAM DIPA : Proyek Bagian Proyek Tolok Ukur Lainnya ........................................................ 8. ALAMAT DAN KODE POS : Jl. Raya Pajajaran Kav E 59 Bogor 16151 9. NOMOR TELEPON : (0251) 322185, 328383, 322138 10. NOMOR FAX : (0251) 328382, 380588 X 0 1 0 3 0 1 0 3

Transcript of TEKNOLOGI BUDIDAYA KAMBING BERBASIS PADANG...

PROPOSAL USULAN KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN 2012

JUDUL RPTP :

TEKNOLOGI BUDIDAYA KAMBING BERBASIS PADANG

PENGGEMBALAAN PASTURA CAMPURAN

KETERANGAN UMUM

1. PROGRAM IPTEK (Sektor 16):

1.01

X

1.02

Gen

1.02

Kom

2.01 2.02 3.01 3.02

2. NOMOR PUNAS RISTEK:

3. NAMA LEMBAGA : Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian

4. NAMA UNIT ORGANISASI : Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan

5. NAMA : DIPA LOKA Kambing Potong Sungei

Putih

6. NOMOR KODE DIPA :

7. POSISI KEGIATAN DALAM DIPA :

Proyek Bagian Proyek Tolok Ukur

Lainnya ........................................................

8. ALAMAT DAN KODE POS : Jl. Raya Pajajaran Kav E 59 Bogor 16151

9. NOMOR TELEPON : (0251) 322185, 328383, 322138

10. NOMOR FAX : (0251) 328382, 380588

X

0 1 0 3 0 1 0 3

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

2

DATA USULAN KEGIATAN

1. SIFAT USULAN KEGIATAN : Lanjutan Baru

2. TAHUN AWAL KEGIATAN DALAM PELITA VII : 2011

3. JENIS KEGIATAN/PENELITIAN : Laboratorium Lapangan x

4. PENELITI/PENANGGUNG JAWAB : Ir. Juniar Sirait, M.Si.

5. PERSONALIA

Peneliti/Pelaksana : Orang Bulan

Teknisi/pembantu pelaksana : Orang Bulan

6. BIAYA KEGIATAN

SUMBER DANA 2012 JUMLAH

Rp. Murni 157.000.000 157.000.000

BLN

Jumlah 157.000.000 157.000.000

MENYETUJUI Medan, Januari 2012

LOKA PENELITIAN PENELITI UTAMA/

KEPALA KAMBING POTONG PENANGGUNG JAWAB

Dr. Ir. Aron Batubara, M.Sc. Ir. Juniar Sirait, M.Si.

NIP. 19680522 199503 1 002 NIP. 19660618 199203 2 001

MENGETAHUI:

KEPALA PUSAT PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Dr. Bess Tiesnamurti

NIP. 19570524 198303 2 001

x

x

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

3

ABSTRAK

Hijauan pakan ternak merupakan aspek penting dalam pemeliharaan ternak

ruminansia, baik pada sistem pemeliharaan ekstensif maupun intensif.

Ketersediaan hijauan pakan pada padang penggembalaan maupun untuk sistem

potong angkut cukup menentukan keberhasilan pengembangan ternak ruminansia.

Aspek kesehatan ternak juga hal yang sangat urgen diperhatikan karena akan

mempengaruhi produktivitas ternak. Penyakit scabies merupakan salah satu

penyakit yang sering menyerang ternak kambing, dan dapat menyebakan kerugian

besar bagi peternak. Dilaksanakan penelitian dengan RPTP berjudul ”Teknologi

Budidaya Kambing Berbasis Padang Penggembalaan Pastura Campuran” di

Kebun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih. Penelitian ini

terdiri atas 2 kegiatan (ROPP) yakni: 1) Produktivitas, kapasitas tampung dan

tingkat parasit internal ternak kambing yang digembalakan pada lahan pastura dan

2) Pengamatan beberapa tingkah laku kambing yang digembalakan pada lahan

pastura. Penelitian bertujuan meningkatkan produktivitas ternak kambing yang

digembalakan pada pastura campuran dan monokultur; mempelajari kapasitas

tampung pastura campuran dan monokultur, mempelajari teknologi

penggembalaan untuk menekan tingkat parasit internal pada kambing serta

mengamati pola tingkah laku ternak kambing yang digembalakan pada pastura.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

4

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permasalahan umum yang dihadapi peternak yang menggembalakan

ternaknya di padang penggembalaan alam adalah rendahnya produksi dan kualitas

hijauan pakan yang terdapat didalamnya. Hal ini berakibat pada rendahnya

produktivitas ternak yang dipelihara. Tujuan peningkatan produksi ternak akan

sulit dicapai tanpa memikirkan penyediaan hijauan pakan secara kontinu, baik

kuantitas maupun kualitas. Diperlukan program perbaikan padang penggembalaan

melalui introduksi dan seleksi hijauan pakan.

Hijauan pakan yang akan diintroduksikan untuk padang penggembalaan

adalah spesies yang toleran terhadap renggutan/injakan ternak serta memiliki

pertumbuhan kembali (regrowth) yang cepat. Hijauan pakan yang diintroduksi

terdiri atas rumput dan leguminosa. Beberapa spesies rumput yang cocok untuk

penggembalaan adalah rumput bede (Brachiaaria decumbens), rumput benggala

(Panicum maximum) dan rumput bebe (Brachiaria brizantha); beberapa

leguminosa adalah stilo (Stylosanthes guianensis), pintoi (Arachis pintoi) dan

lamtoro (Leucaena leucocephala).

Penyakit merupakan salah satu hambatan dalam pemeliharaan usahaternak

kambing, sebab produktivitas ternak kambing akan terganggu apabila ternak

terserang penyakit. Berdasarkan penyebabnya, penyakit yang menyerang ternak

kambing diklasifikasika atas penyakit infeksius (dapat disebabkan oleh bakteri,

virus dan parasit) dan non-infeksius. Serangan kedua penyakit ini tergolong

tinggi. GULTOM et al. (1991) melaporkan frekwensi serangan penyakit ternak

kambing di Jawa Tengah yang paling tinggi (19,74%) adalah diare dan timpani

serta diikuti oleh scabies (18,42%). Umumnya penanganan penyakit yang

dilakukan oleh peternak adalah penggunaan obat tradisional dengan alasan mudah

diperoleh, mudah penggunaannya serta lebih ekonomis. Diharapkan dengan

perbaikan kualitas padang penggembalaan dan terjaminnya ketersediaan hijauan

pakan ternak dengan didukung oleh pemberian pakan tambahan, ternak yang

dipelihara akan tumbuh kembang dengan sehat dan produktivitas meningkat.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

5

Salah satu faktor yang penting dalam peningkatan produksi ternak

terutama ternak kambing adalah penyediaan tanaman pakan ternak yang

berkualitas secara kontinu serta berkelanjutan.

Dasar Pertimbangan

Pertanaman campuran rumput-leguminosa merupakan salah satu upaya

penyediaan hijauan pakan yang berkualitas dan kontinu dalam rangka menopang

produktivitas ternak ruminansia. Menurut McILROY (1972), beberapa keuntungan

pertanaman campuran adalah pembentukan padang rumput yang lebih cepat dan

penggunaan tanah yang lebih baik, distribusi pertumbuhan musiman yang lebih

baik, meningkatkan produksi dengan palatabilitas lebih baik serta peningkatan

nilai gizi padang penggembalaan. Menurut OSMAN dan NERSOWAN (1981)

kandungan N dalam pertanaman campuran lebih tinggi dibanding monokultur.

Manajemen penggembalaan yang baik akan menghasilkan produktivitas ternak

yang lebih baik pula. Penggembalaan dengan sistem rotasi disertai dengan

penyesuaian jumlah ternak yang digembalakan sesuai dengan ketersediaan hijauan

dapat memperbaiki performans ternak yang digembalakan.

Tujuan:

Tujuan tahunan:

1. Peningkatan pertambahan bobot hidup (PBH) ternak kambing yang

digembalakan pada lahan pastura

2. Peningkatan kapasitas tampung ternak kambing pada lahan

penggembalaan pertanaman pastura campuran dan monokultur

3. Mempelajari teknologi penggembalaan untuk menekan tingkat parasit

internal pada kambing

4. Mengamati pola tingkah laku ternak kambing yang digembalakan pada

pastura

5. Menghitung jumlah ulangan beberapa tingkah laku ternak kambing

dalam satu periode

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

6

6. Menganalisis jarak waktu ulangan beberapa tingkah laku ternak

kambing

7. Menganalisis jenis hijauan yang paling disukai ternak

8. Menganalisis suhu dan kelembaban lingkungan ternak dipadang

penggembalaan pastura campuran

Tujuan jangka panjang:

1. Meningkatkan produktivitas ternak kambing (PBH) yang

digembalakan melalui perbaikan kualitas padang penggembalaan

2. Menyediakan hijauan pakan ternak yang lebih berkualitas secara

berkesinambungan

Keluaran yang Diharapkan

Keluaran tahunan:

1. Meningkatnya pertambahan bobot hidup (PBH) ternak kambing yang

digembalakan pada lahan pastura

2. Meningkatnya kapasitas tampung padang penggembalaan yang sudah

diperbaiki

3. Teknik penggembalaan ternak untuk menekan tingkat parasit internal

pada kambing

4. Data jumlah ulangan beberapa tingkah laku ternak kambing dipadang

penggembalaan pastura campuran

5. Data rataan jarak waktu yang diperlukan setiap ulangan beberapa

tingkah laku ternak kambing. dipadang penggembalaan pastura

campuran

6. Data nama jenis hijauan yang paling disukai ternak kambing

7. Data suhu dan kelembaban

Keluaran jangka panjang:

Tersedianya lahan penggembalaan untuk ternak kambing dengan jumlah

dan kualitas hijauan yang terjamin

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

7

Perkiraan Manfaat dan Dampak

1. Meningkatkan produktivitas ternak kambing yang digembalakan melalui

perbaikan kualitas padang penggembalaan

2. Menjamin ketersediaan hijauan pakan ternak kambing secara

berkesinambungan utamanya yang toleran injakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teoritis

Pertanaman campuran leguminosa dengan rumput pada padang

penggembalaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hijauan

pakan ternak. Pengaruh pertanaman campuran antara rumput dan leguminosa

terhadap kualitas hijauan pakan telah dilaporkan oleh SINGH et al. (1981) dan

CRODER (1983) dimana penyisipan leguminosa sentro dalam campuran rumput

meningkatkan kandungan dan produksi nitrogen hijauan pakan.

Peningkatan kualitas hijauan rumput yang ditanam secara campuran

dengan leguminosa dapat dipahami dengan terjadinya pengikatan nitrogen dari

udara oleh tanaman leguminosa. Fiksasi nitrogen oleh bakteri rhizobium terjadi

pada bintil akar leguminosa (SYARIFUDDIN, 1981). Unsur nitrogen yang

dihasilkan bintil akar leguminosa yang bersimbiosis dengan rhizobium

mempunyai pengaruh terhadap ketegaran tanaman rumput, sehingga pertumbuhan

rumput liar/gulma berkurang secara drastis (HAMPREYS, 1980). Tanaman

leguminosa dengan bintil akar yang efektif mampu mengikat nitrogen bebas dari

udara sebanyak 50-900 kg N/ha/thn (JOHANSEN, 1979).

Salah satu kendala utama dalam peningkatan produktivitas peternakan di

negara berkembang adalah kualitas dan kuantitas pakan yang berfluktasi

khususnya selama musim kemarau (VAN DTT et al. 2005). Hal ini pada akhirnya

akan mempengaruhi pencapaian target untuk swasembada daging. Ternak

kambing merupakan salah satu penyumbang pemenuhan kebutuhan sumber

protein hewani (daging) disamping ternak ruminansia lainnya. RESTALL dan

MITCHELL (1986) menyebutkan daging kambing dipilih untuk dikonsumsi oleh

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

8

sekitar 67% penduduk dunia, tidak seperti daging babi maupun sapi yang oleh

sebagian umat beragama dilarang untuk dikonsumsi.

Pencapaian target swasembada daging dapat didukung antara lain melalui

penyediaan hijauan pakan yang berkualitas secara berkesinabungan untuk ternak

ruminansia. Mempertahankan persistensi dan produksi hijauan yang ada dalam

pastura serta meningkatkan proporsi tanaman atau bagian tanaman yang disukai

oleh ternak menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam manajemen

penggembalaan.

Penurunan kandungan nutrisi dengan meningkatnya usia tanaman dapat

digambarkan melalui rasio daun/batang pada tanaman (WATERS dan GIVENS,

1992). Helai daun mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan

dengan bagian batang tanaman (WHITEHEAD, 2000). SHEHU et al. (2001)

menunjukkan bahwa kandungan protein pada batang cenderung lebih rendah

dibandingkan protein kasar fraksi daun. Terkait dengan nilai nutrisi hijauan pakan

dilakukan rotasi penggembalaan 40-45 hari pada musim hujan untuk kembali ke

pedok sebelumnya. Hal ini bertujuan memberikan kesempatan bagi tanaman

untuk tumbuh kembali sehingga dapat dikonsumsi ternak padqa umur yang tidak

terlalu tua atau muda.

SIRAIT (2008) menyatakan bahwa tanaman pakan ternak sangat membutuhkan

nitrogen (urea) untuk mendukung pertumbuhnya karena nitrogen merupakan

unsur esensial pada berbagai senyawa penyusun tanaman termasuk unsur

penyusun klorofil untuk medukung pertumbuhan tanaman. Dengan pertanaman

pastura campuran dan leguminosa, penggunaan nitrogen dapat diminimalisir

karena adanya penambatan nitrogen dari udara oleh bintil akar yang terdapat pada

leguminosa.

Tingkat penggembalaan menurut ANONIMUS (2011) adalah jumlah ternak

yang digembalakan dalam pastura selama satu bulan atau per periode

penggembalaan, umumnya dinyatakan dalam unit ternak per bulan (AUM).

Produktivitas ternak umumnya menurun dengan penambahan tingkat

penggembalaan. Pada tingkat penggembalaan yang terlalu tinggi akan terjadi

over-grazing, dimana jumlah hijauan yang dikonsumsi melebihi tingkat

pertumbuhan tanaman, hingga mengakibatkan kerusakan. Sebaliknya bila tingkat

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

9

penggembalaan cukup rendah, hijauan yang tersedia tidak dimanfaatkan secara

optimum dan penggunaan lahan penggembalaan menjadi tidak efisien.

Hasil-Hasil PenelitianTerkait

Pertanaman campuran antara rumput dan leguminosa terutama di padang

penggembalaa alam maupun untuk cut and carry telah meningkatkan produksi

hijauan. SURATMINI et al. (1995) melaporkan bahwa produksi hijauan rumput

Panicum maximum, Setaria spachelata dan Paspalum macrophylum pada

pertanaman campuran dengan Arachis glabrata cv. florigraze lebih tinggi

dibandingkan ditanam secara monokultur/tunggal. Untuk mendukung

pertumbuhan dan produksi tanaman pakan ternak yang optimum dibutuhkan

aplikasi pupuk organik maupun anorganik, guna memenuhi kebutuhan unsur hara

yang ketersediaannya di tanah tropis seperti Indonesia umumnya rendah.

Kombinasi pertanaman campuran rumput dengan leguminosa diharapkan dapat

mengurangi kebutuhan akan pupuk. Hal ini dimungkinkan dengan adanya

kemampuan tanaman leguminosa mengikat nitrogen dari udara bila bersimbiosis

dengan bakteri tanah rhizobium. HARDJOSOEWIGNJO (1977) melaporkan bahwa

hijauan rumput benggala yang ditanam secara campuran dengan kacangan

lamtoro, stylo maupun sentro mengandung protein kasar yang nyata lebih tinggi

dibanding pertanaman rumput murni. Kandungan protein kasar meningkat dari

10,57% menjadi 14,19% apabila rumput benggala dicampur dengan sentro.

Defenisi umum dari perilaku adalah "segala tindakan dan respon terhadap

stimulasi," "respon dari sebuah kelompok, individu, atau spesies dengan

lingkungannya, di mana sesuatu berfungsi" (MERRIAM-WEBSTER COLLEGIATE

DICTIONARY, 1996). Tingkah laku ternak adalah suatu bentuk aktivitas ternak

yang melibatkan fungsi fisiologis sebagai hasil dari perpaduan antara aktivitas

keturunan dengan pengalaman individu dalam menanggapi atau menghadapi suatu

objek. (BUNGSUAYU, 2011). Menurut defenisi umum diketahui bahwa perilaku

hewan bervariasi antara hewan ternak peliharaan. Namun, kesamaannya adalah

sama-sama dipengaruhi gizi. Kandungan nutrisi yang diberikan kepada Ternak

kambing, akan berefek pada perilakunya, sehingga dapat dibedakan antara

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

10

kambing yang dipelihara dipadang penggembalaan dengan kambing yang

dipelihara didalam kandang secara intensif.

Ternak kambing salah satu ternak ruminansia kecil sebagai komoditas

pertanian dan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat indonesia baik segi

ekonomi maupun secara sosial. Dari data DITJENAK (2009) jumlah populasi

ternak kambing mencapai 15.858.000 ekor/thn, pemotongan ternak kambing

didalam negri adalah sebanyak 3.129.504 ekor/thn. data ini menggambarkan

bahwa indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan konsumsi daging kambing

dalam negri. Namun pesatnya peningkatan populasi penduduk Indonesia harus

diimbangi dengan pertambahan jumlah ternak kambing. Selain dalam negeri,

permintaan ternak kambing untuk ekspor ke luar negeri sangat tinggi, namun

belum bisa dipenuhi. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan.

Padang penggembalaan alami yang luas dan sudah tersedia secara cuma-

cuma di negara Indonesia merupakan potensi sekaligus kesempatan untuk

meningkatkan jumlah ternak kambing. Padang penggembalaan merupakan areal

ternak untuk melakukan berbagai aktivitas seperti merumput, berjalan, memamah

biak dan lain-lain. Namun rendahnya produksi dan mutu pakan dipadang

penggembalaan sangat erat kaitannnya dengan kemampuan tanah meningkatkan

nutrisi pakan. Peningkatan kesuburan tanah sangat penting, karena umumnya

padang penggembalaan memiliki unsur hara yang sedikit (miskin) N, S dan P.

Untuk memenuhi kebutuhan ternak, diperlukan pengelolaan padang

penggembalaan yang lebih baik yang umumnya disebut Pastura. Menurut

PURNOMO (2006) pastura adalah teknologi pengolahan lahan untuk meningkatkan

produktivitas padang penggembalaan alam. Pastura terdiri atas leguminosa

maupun rumput yang dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui introduksi

rumput dan legum unggul.

Target pemerintah untuk mencapai swasembada daging memerlukan

banyak strategi yang harus dilakukan, salah satunya adalah mendukung dan

mendorong pengembangan peternakan kambing melalui program Village

Breeding Centre. Peningkatan produksi ternak khususnya ternak ruminansia akan

berhasil dengan baik jika ketersediaan pakan hijauan sebagai sumber pakan dapat

dipenuhi secara kualitas dan kuantitas dan tersedia secara kontinyu. Hijauan

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

11

makanan ternak bersumber dari padang penggembalaan rumput alami atau dengan

melakukan penanaman hijauan makanan ternak (pastura). Manajemen

penggembalaan ternak sangat penting terkait dengan tingkah laku ternak dipadang

penggembalaan pastura. Menurut ANIMUT et al. (2005a) bahwa stocking rate

adalah model penggembalaan ternak yang dapat mempengaruhi perilaku kambing

dalam banyak hal seperti: berjalan, menyebar, merumput (makan), berlari,

memamah, dll.

Usaha budidaya ternak kambing telah banyak dilakukan, baik secara

instensif, semi intensif maupun ekstensif. Untuk mencapai keberhasilan produksi

ternak maka sangat penting mempelajari berbagai aspek fisiologi dan ekologinya

(WIRDATETI et al., 2005). Salah satunya ialah pengetahuan tingkah laku ternak

pada pastura sebagai informasi dan pengetahuan awal untuk mendukung

penelitian-penelitian selanjutnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kegiatan 1: Produktivitas, Kapasitas Tampung dan Tingkat Parasit Internal

Ternak Kambing yang Digembalakan pada Lahan Pastura

Sub-kegiatan 1: Pertambahan Bobot Hidup (PBH) dan Kapasitas Tampung

Ternak Kambing yang Digembalakan pada Lahan Pastura

Pendekatan

Penelitian dilakukan dengan pendekatan agronomis dan biologis melalui

penanaman pastura campuran leguminosa dan rumput serta penggembalaan ternak

kambing pada lahan pastura yang telah ditanam.

Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan penelitian mencakup dua aspek yakni aspek budidaya dan aspek

penggembalaan ternak. Aspek budidaya tanaman pakan ternak untuk pastura

campuran menggunakan leguminosa dan rumput meliputi kegiatan sebagai

berikut:

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

12

1. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan dengan baik dan sempurna. Lahan diolah

sebanyak dua kali pencangkolan. Selanjutnya lahan dibersihkan dengan

membuang perkaran tanaman pengganggu seperti lalang maupun tanaman

lainnya. Pencangkolan dan pembersihan tersebut bertujuan untuk

memperoleh struktur tanah yang baik dalam mendukung pertumbuhan

rumput yang ditanam. Setelah selesai pengolahan tanah, dilanjutkan

dengan pembuatan plot-plot penelitian sesuai dengan perlakuan.

2. Persiapan bahan tanaman

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian sebagian berupa biji

(untuk Stylosanthes guianensis) dan sebagian lagi berupa sobekan rumpun

(pols)

3. Penanaman

Penanaman direncanakan pada lahan seluas 3000 m2 yang dibagi dalam

delapan petak besar masing-masing seluas 375 m2. Empat petak untuk

pastura campuran dan empat petak lagi untuk pertanaman monokultur.

Masing-masing petak dibagi dalam 5 sub-petak (seluas 75m2) sebagai

ulangan. Bahan tanaman untuk rumput bede, rumput notatum dan arachis

menggunakan sobekan rumpun (pols), sedang stylo menggunakan biji

yang terlebih dahulu diperbanyak dalam polibag. Hijauan ditanam di

dalam larikan dan pengaturan jarak larikan dilakukan dengan

menggunakan tali rapia sehingga hasilnya lebih lurus dan rapi.

4. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada awal penanaman dan selanjutnya

tergantung ketersediaan air tanah. Bila curah hujan cukup tidak perlu

penyiraman. Penyiraman dilakukan secara manual menggunakan gembor.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

13

5. Pemupukan

Dilakukan pengapuran sebanyak 5 t/ha menggunakan kapur kerang untuk

meningkatkan pH tanah. Pupuk dasar yang digunakan hanya pupuk

kandang sebanyak 5 t/ha. Pemupukan menggunakan pupuk majemuk

NPK (15-15-15) dilakukan 1 bulan setelah tanam sebanyak 150 kg/ha.

6. Penyiangan/mencabut tanaman pengganggu

Untuk pertumbuhan TPT yang lebih baik, lahan pertanaman dibersihkan

dari tanaman pengganggu/gulma. Hal ini bertujuan mengurangi persaingan

antara TPT dan gulma dalam memperoleh tiga faktor penting (cahaya, hara

dan air) untuk pertumbuhannya. Penyiangan dilakukan secara manual

setiap ada gulma yang tumbuh, utamanya saat TPT masih muda.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lapangan Percobaan Loka Penelitian Kambing

Potong. Penelitian dilaksanakan pada tahun anggaran 2012 yakni bulan Januari

hingga Desember tahun 2012.

Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

Jenis hijauan yang diintroduksi dan diadaptasikan untuk diamati terdiri

atas rumput dan leguminosa masing-masing 2 spesies. Spesies rumput terdiri atas

rumput bede (Brachiaria decumbens) dan rumput notatum (Paspalum notatum),

sedang spesies leguminosa adalah Arachis pintoi dan Stylosanthes guianensis.

Penelitian dilakukan dalam rancangan acak lengkap (pastura campuran

rumput dan leguminosa). Ada 4 perlakuan pastura campuran, yakni: 1) rumput

bede dan arachis; 2) rumput bede dan stylosanthes; 3) rumput notatum dan arachis

serta 4) rumput notatum dan stylosanthes masing-masing 5 ulangan (GOMEZ dan

GOMEZ, 1995). Terdapat 20 petak percobaan untuk pastura campuran, masing-

masing petak seluas 75m2. Keempat spesies juga ditanam dalam pertanaman

monokultur masing-masing 5 ulangan. Terdapat 20 petak percobaan untuk

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

14

monokultur, masing-masing petak seluas 75m2. Dengan demikian total penelitian

terdiri atas 40 petak pada lahan seluas 3000m2.

Jumlah ternak kambing yang digunakan untuk digembalakan sebanyak 20

ekor. Penggembalaan dilakukan dengan memasukkan 5 ekor ternak kambing

muda pada perlakuan pertanaman monokultur. Penggembalaan diatur dengan

sistem penggembalaan bergilir pada masing-masing ulangan. Ternak

digembalakan mulai pukul 13.00 hingga 17.00 wib selama 8 hari pada setiap

perlakuan, diawali dengan ulangan pertama, selanjutnya dipindahkan ke ulangan

kedua setelah 8 hari. Hal yang sama dilakukan hingga ulangan kelima, dengan

demikian selang waktu bagi setiap ulangan untuk digembalakan kembali selama

40 hari. Waktu sepanjang 40 hari ini untuk memberikan kesempatan bagi hijauan

untuk tumbuh kembali (regrowth). Penggembalaan ternak untuk masa adaptasi

dan pengamatan pertambahan bobot hidup direncanakan selama 6 bulan.

Parameter yang Diamati

1. Pertambahan Bobot Hidup

Bobot ternak ditimbang pada awal penelitian sebelum mulai

penggembalaan. Penimbangan ternak selanjutnya dilakukan sekali dalam 2

minggu selama 6 bulan. Pertambahan bobot hidup dihitung dengan mengurangi

bobot ternak awal dari bobot akhir.

2. Kapasitas Tampung Ternak

Kapasitas tampung ternak dapat dihitung berdasarkan produksi hijauan

pada setiap perlakuan penanaman hijauan. Untuk mengetahui produksi hijauan

baik pastura campuran maupun monokultur, diambil sampel berupa cuplikan 1x1

m2 untuk setiap perlakuan dan ulangan; ditimbang dalam keadaan segar.

Pengukuran produksi pada perlakuan monokultur dilakukan sebelum

penggembalaan dan setelah rotasi penggembalaan saat akan kembali ke petak

penggembalaan awal. Berdasarkan data produksi hijauan serta kebutuhan ternak

akan hijauan dihitung kapasitas tampung ternak.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

15

3. Nilai Nutrisi Tanaman Pakan Ternak

Dalam mendukung produktivitas ternak, perlu diketahui nilai nutrisi

hijauan yang dikonsumsi ternak. Untuk itu diambil sampel masing-masing 300 g

(komposit dari kelima ulangan) untuk kepentingan analisis nilai nutrisi. Analisis

kimia mencakup bahan kering, bahan organik, NDF, ADF, energi dan kandungan

nitrogen. Digunakan metoda Van Soest untuk NDF,ADF dan bahan organik

(GOERING and VAN SOEST, 1970) serta prosedur Kjeldahl untuk analisis Nitrogen

(AOAC, 1990).

Analisis Data

Data dianalisis dengan prosedur GLM dari SAS (SAS, 1987), dan bila

terdapat perbedaan antar perlakuan naungan dan spesies serta interaksinya pada

analisis keragaman, dilakukan uji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple Range

Test) menurut STEEL and TORRIE (1993).

Sub-kegiatan 2: Tingkat Parasit Internal Ternak Kambing yang

Digembalakan pada Lahan Pastura

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lapangan Percobaan Loka Penelitian Kambing

Potong. Penelitian dilaksanakan pada tahun anggaran 2012 diantara bulan Januari

hingga Desember tahun 2012.

Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

Penggembalaan dikelompokkan dalam dua perlakuan yaitu rotasi

penggembalaan 30 hari (R30) dan 45 hari (R45). Jumlah ternak kambing yang

digunakan untuk penggembalaan R30 dan R45 masing-masing 16 ekor (total 32

ekor). Penggembalaan dilakukan dengan memasukkan 4 ekor ternak kambing

pada setiap perlakuan pertanaman pastura. Pada penggembalaan R30, ternak

dipindahkan dari ulangan 1 ke ulangan berikutnya setiap 6 hari, sedang pada R45

pemindahan ternak dilakukan setiap 9 hari.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

16

Parameter yang Diamati

1. Jumlah parasit internal

Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel feses 32 ekor ternak

untuk selanjutnya dihitung jumlah telur cacing yang terdapat pada feses.

Pengambilan sampel dilakukan sebelum perlakuan penggembalaan dan setelah

satu rotasi penggembalaan (baik pada R30 maupun R45) masing-masing untuk

musim hujan dan musim kemarau

Kegiatan 2: Pengamatan Beberapa Tingkah Laku Kambing di Padang

Penggembalaan Pastura Campuran

Tempat dan Waktu Penelitian

Pengamatan dilakukan dipadang penggembalaan Loka Penelitian Kambing

Potong, Sungai Putih pada tahun 2012

Bahan dan Metode Pelaksanaan

Luas padang penggembalan pastura sekitar 0,3 ha, pastura terdiri

campuran 2 jenis rumput dan 2 jenis leguminosa, yaitu rumput Paspalum notatum

dan Brachiaria decumbens serta leguminosa Stylosanthes guianensis dan Arachis

pintoi. Keempat jenis hijauan tersebut ditanam secara terpisah dalam 4 pedok

masing-masing satu jenis pakan ditanam dalam satu pedok. Ternak digembalakan

selama 4 jam mulai pukul 13.00 s/d 17.00 WIB, sedang pengamatan dilakukan

mulai pukul 14.00 WIB. Pengamatan tingkah laku dengan menggunakan metode

time sampling, lama satu kali pengamatan yaitu selama 3 (tiga) jam. Pengamatan

dilakukan dengan cara memperhatikan aktivitas ternak selama digembalakan di

padang penggembalaan pastura campuran.

Materi Penelitian

Pada pengamatan ini digunakan 20 ekor ternak kambing jantan. Ternak

disebar ke dalam 4 pedok dimana setiap pedok digembalakan 5 ekor ternak

kambing.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

17

Parameter yang Diamati

Pengamatan dilakukan dengan cara memperhatikan aktivitas ternak selama

digembalakan dipadang penggembalaan pastura campuran. Data yang diamati

ada dua jenis yaitu 1. Data beberapa tingkah laku yakni makan (merenggut),

memamah (ruminasi), urinasi, dan defekasi. 2 Data lingkungan yakni suhu,

kelembaban dan model renggutan ternak kambing. Pengamatan dilakukan dengan

menggunakan metode time sampling, lama satu kali pengamatan yaitu selama 3

(tiga) jam yaitu mulai dari Pukul 14.00 sampai dengan17.00. kemudian selama 3

jam dibagi kedalam beberapa periode waktu, 1 kali periode waktu yakni 20 menit

pengamatan dan 10 menit istirahat

Analisis Data

Data tingkah laku ternak yang sudah diamati ditabulasi dan dianalisis

secara deskriftif.

IV. TENAGA ORGANISASI DAN PELAKSANA

Tenaga yang Terlibat dalam Kegiatan

No

Nama Lengkap Disiplin

Ilmu Pria/Wanita

Tugas

Jabatan Fungsional Pendidikan

Akhir

Alokasi Waktu

(OB)

1. Juniar Sirait

Peneliti Muda

Agrostologi

S2

P

6

Penanggung

Jawab

2. Andi Tarigan

Peneliti Muda

Agrostologi

S2

P

3 Anggota

3. Simon P. Ginting

Peneliti Madya

Nutrisi

S3

P

3 Anggota

4. Muhamad Syawal

Peneliti Muda

Produksi

S1

P

3 Anggota

5. Mikael Situmorang

Litkayasa

Alsintan

STM

P

3 Teknisi

6. Misro Aliandi

Teknisi

Admnistrasi

SLTA

P

4

Lapangan

percobaan

7. Imanyanto

Teknisi

Admnistrasi

SLTA

P

2

Teknisi

Laboratorium

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

18

Jangka Waktu Penelitian

KEGIATAN TAHUN 2012/BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PERSIAPAN

Proposal ROPP

Pengolahan tanah

Bibit/Penanaman

PELAKSANAAN

Konsultasi/

Koordinasi

Pelaksanaan

Pengamatan

Tabulasi data

Analisis data

Laporan

Pembiayaan

No Tolok Ukur Vol. Sat. Nilai Sat

(Rp)

Jumlah

(Rp)

I Uang Honor Tidak Tetap

a. Upah Harian Lepas

2.000

OH

30.000

60.000.000

II Belanja Perjalanan Lainnya

Perjalanan dinas dalam rangka

koordinasi, konsultasi dan

pelaksanaan penelitian

45 OP 1.000.000 45.000.000

III Belanja Bahan

a. Bahan Perlengkapan Penelitian 1 Paket 12.000.000 12.000.000

b. Pengadaan Bibit HPT 1 Paket 6.000.000 6.000.000

c. Fotocopy 15000 Lbr 200 3.000.000

d. ATK, Bahan Komputer 1 Paket 5.000.000 5.000.000

e. Bahan Kimia 1 Paket 13.000.000 13.000.000

f. Pakan Ternak 1 Paket 6.000.000 6.000.000

g. Pengadaan Pupuk 1 Paket 4.000.000 4.000.000

h. Obat-obatan 1 Paket 3.000.000 3.000.000

T o t a l 157.000.000

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

19

DAFTAR PUSTAKA

ANIMUT, G., A. L. GOETSCH, G. E. AIKEN, R. PUCHALA, G. DETWEILER, C. R.

KREHBIEL, R. C. MERKEL, T. SAHLU, L. J. DAWSON, Z. B. JOHNSON, T. A.

GIPSON. 2005. Grazing behavior and energy expenditure by sheep and goats

co-grazing grass/forb pastures at three stocking rates. Small Rum. Res.

59:191–201.

ANONIMUS. 2011. Animal unit month, stocking rate and carrying capacity.

http://www.gov.mb.ca/agriculture/crops/forages/bjb00s17.html

[15 September 2011].

AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. 15th

Ed. K. Helrich (Ed.).

Association of Official Analytical Chemist, Inc. Arlington, Virginia, USA.

BUNGSUAYU. 2011. Bungsayu.files.wordpress.com/2011/06/9. Tingkah laku.ppt

CRODER, L. V. 1983. Potential of tropical zone cultivated forage. In: Milk and

Meat Production from Sheep and Goats in the Tropics. Winrock

International, USA.

DITJENNAK. 2010. Data Statistik. Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian

Pertanian, Jakarta.

GOERING, H.K., and P.J. VAN SOEST. 1970. Forage Fiber Analyses (Apparatus,

Reagents, Procedures and Some Application). Agric. Handbook 379.

Washington DC: ARS. USDA.

GOMEZ, K. A. and A. A. GOMEZ. 1995. Prosedur Statistik untuk penelitian

Pertanian. Penerjemah: E. SJAMSUDDIN dan J. S. BAHARSJAH. UI Press,

Jakarta.

HARDJOSOEWIGNJO, S. 1977. Persistence of over seeded legumes into Guinea

grass (Panicum maximum Jacq.). M.S. Thesis. Univ of The Philipines, Los

Banos.

HUMPREYS, L. R. 1980. Deficiencies at adaptation of pasture legumes. Trop.

Grassland. 14:153-158.

JOHANSEN, B. and P. C. KERRIDGE. 1979. Nitrogen fixation and transfer in the

tropical legume-grass sward in South-Eastern Queensland. Trop. Grassland.

13:165-170.

KABI F. and F. B. BAREEBA. 2008. Herbage biomass production and nutritive value of mulberry (Morus alba) and Calliandra calothyrsus harvested at

different cutting frequencies. J Anim Feed Sci Technol 140:178–190.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

20

KARIM A. B, E. R. RHODES and P. S. SAVILL. 1991. Effect of Cutting Interval on

Dry Matter Yield of of Leucaena leucocephala (Lam) De Wit. J Agrofor

Syst 16: 129–137.

McILROY, R. J. 1972. An Introduction to Tropical Grassland Husbandry.

Oxford Univ. Press, London.

MERRIAM-WEBSTER COLLEGIATE DICTIONARY. 1996. www.merriem-

webster.com

OSMAN, A. E. and N. NERSOWAN. 1981. Comparative productivity of two

tropical grasses as influence by fertilizer nitrogen and pastures legume.

Trop. Grassland. 10:179-185.

PURNOMO, J. 2006. Hutan pastura menguntungkan peternak dan melestarikan

lahan. Sinar Tani (30 Agustus – 5 september 2006). Balai Penelitian Tanah.

RAHMAN S. 2002. Introduksi Tanaman Makanan Ternak di Lahan Perkebunan:

respon beberapa jenis tanaman makanan ternak terhadap naungan dan tata

laksana pemotongan. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan 4 (1) : 46-53.

RESTALL, B.J., and T.D. MITCHELL. 1986. Goat farming. In: The Pastoral

Industries of Australia: Practice and Technology of Sheep, Cattle, Goat and

Deer Production, G. ALEXANDER and O.B. WILLIAMS. (Eds.). Sydney

Univ. Press. pp:148-157.

SINGH, L. N., D. C. KATOCH and K. K. DOGRU. 1981. Effect of legume

introduction on forage yield quality of natural grassland. Forage Res. 7:71-

76.

SIRAIT J. 2008. Luas daun, kandungan klorofil dan laju pertumbuhan rumput

pada naungan dan pemupukan yang berbeda. Jurnal Ilmu Ternak dan

Veteriner.13 (2): 109-116.

STATISTICS ANALYTICAL SYSTEM. 1987. SAS User’s Guide: Statistic. 6th

ed.,SAS Institute Inc.,Cary,NC,USA.

STEEL, R.G.D., and J.H. TORRIE. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu

Pendekatan Biometrik. Penerjemah: B. SUMANTRI. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. Terjemahan dari: Principles and Procedures of Statistics.

SURATMINI, P., S.YUHAENI, N.D. PURWANTARI dan B.R. PRAWIRADIPUTRA.

1995. Performans campuran beberapa jenis rumput dengan leguminosa

herba pada taraf pemupukan nitrogen yang berbeda. Hijauan Makanan

Ternak dan Lintas Komoditas. Edisi Khusus. Balai Penelitian Ternak,

Ciawi, Bogor.

MyDoc/Juniar/JSRPTPHijauan2012

21

SYARIFUDDIN, A., SOEHARSONO and J. L. McINTORCH. Multiple cropping in

Indonesia. Proc. Workshop for South and Southeast Asia Cropping System

Network. IRRI, Los Banos, Philipines.

VAN DTT., N. T. MUI and I. LEDIN. 2005. Tropical foliages: effect of

presentation method and species on intake by goats. J. Anim. Feed Sci.

Technol. (118): 1-17.

VAN SOEST P. J., J. B. ROBERTSON and B. A. LEWIS. 1991. Methods for dietary

fibre, neutral detergent fibre, and non-starch polysaccharides in relation to

animal nutrition. J. Dairy Sci. 74:3583–3597.

WATER C. J., D. I. GIVENS. 1992. Nitrogen degradability of fresh herbage: effect

of maturity and growth type and prediction from chemical composition and

by near infrared reflectance spectroscopy. J Anim Feed Sci Technol 75:

3278-3286.

WHITEHEAD, D. C. 2000. Nutrient Element in Grassland: Soil,Plant, Animal

Relationship. Wallingford. CAB International Publising 367.

WIRDATETI, M. MANSUR. dan A. KUNDARMASNO. 2005. Pengamatan tingkah

laku rusa Timur (Cervus timorensis) di PT.Kuala Tembaga, Desa Aer

Tembaga, Bitung-Sulawesi Utara. Animal Production: 7(2): 121-126.