Teknis Budidaya Tanaman Karet

38
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET KOMODITAS KARET DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN 2009 2 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor karet cukup signifikan, dari volume ekspor tahun 2002 sebesar 1.496 ribu ton senilai US$ 1.038 juta meningkat menjadi 2.287 ribu ton senilai US$ 4.300 juta pada tahun 2006 (volume meningkat rata-rata per tahun sebesar 10%). Sedangkan dari aspek penyerapan tenaga kerja, pertanaman karet mampu menyerap lebih dari 2 juta tenaga kerja, belum termasuk tenaga kerja yang terserap dalam berbagai sub sistem lainnya. Selain itu, tanaman karet juga merupakan tanaman tahunan yang mampu memberikan manfaat dalam pelestarian lingkungan, terutama dalam hal penyerapan CO2 dan penghasil O2. Bahkan ke depan, tanaman karet merupakan sumber kayu potensial yang dapat mensubsidi kebutuhan kayu hutan alam yang dari tahun ke tahun ketersediaannya semakin menurun. Pengembangan perkebunan karet yang dilakukan pada wilayah-wilayah bukaan baru terbukti telah menjadi penggerak perekonomian wilayah dengan berbagai multiplier effect. Data empiris membuktikan bahwa dengan banyaknya pengembangan perkebunan karet di wilayah baru yang sebelumnya terpencil, muncul pusat-pusat perekonomian baru 3 seperti di Sumatera Selatan (Mesuji) dan Kalimantan Barat (Sintang, Sambas). Pengembangan karet Indonesia dalam kurun waktu 3 dekade

Transcript of Teknis Budidaya Tanaman Karet

Page 1: Teknis Budidaya Tanaman Karet

TEKNIS BUDIDAYA TANAMANKARETKOMODITAS KARETDIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN20092I. PENDAHULUAN1. Latar BelakangPengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagiperekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahanbaku industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sertasebagai pengembangan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian didaerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian fungsi lingkunganhidup.Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor karetcukup signifikan, dari volume ekspor tahun 2002 sebesar 1.496 ribu tonsenilai US$ 1.038 juta meningkat menjadi 2.287 ribu ton senilai US$4.300 juta pada tahun 2006 (volume meningkat rata-rata per tahunsebesar 10%). Sedangkan dari aspek penyerapan tenaga kerja,pertanaman karet mampu menyerap lebih dari 2 juta tenaga kerja,belum termasuk tenaga kerja yang terserap dalam berbagai sub sistemlainnya.Selain itu, tanaman karet juga merupakan tanaman tahunan yangmampu memberikan manfaat dalam pelestarian lingkungan, terutamadalam hal penyerapan CO2 dan penghasil O2. Bahkan ke depan,tanaman karet merupakan sumber kayu potensial yang dapatmensubsidi kebutuhan kayu hutan alam yang dari tahun ke tahunketersediaannya semakin menurun.Pengembangan perkebunan karet yang dilakukan pada wilayah-wilayahbukaan baru terbukti telah menjadi penggerak perekonomian wilayahdengan berbagai multiplier effect. Data empiris membuktikan bahwadengan banyaknya pengembangan perkebunan karet di wilayah baruyang sebelumnya terpencil, muncul pusat-pusat perekonomian baru3seperti di Sumatera Selatan (Mesuji) dan Kalimantan Barat (Sintang,Sambas).Pengembangan karet Indonesia dalam kurun waktu 3 dekademengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pada tahun 1968, luas arealkaret hanya 2,208 juta ha dan pada tahun 2006 meningkat menjadi3,309 juta ha atau meningkat sekitar 50%. Dari luasan 3,309 juta ha,produksi yang dihasilkan mencapai sebesar 2,637 juta ton. Statuspengusahaan umumnya dikelola melalui Perkebunan Rakyat/PR (85%)dengan melibatkan sekitar 2,1 juta KK petani. Selebihnya diusahakanoleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 8% dan PerkebunanBesar Negara (PBN) sebesar 7%. Dari keseluruhan areal perkebunan

Page 2: Teknis Budidaya Tanaman Karet

rakyat, hanya sebagian kecil dikembangkan melalui Pola PIR, UPP danPartial/Swadaya. Dalam pengembangan komoditas karet, Pemerintahdidukung oleh Pusat Penelitian Sungai Putih, Balai Penelitian SungeiPutih, Balai Penelitian Sembawa, dan Balai Penelitian Getas sertaBadan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian dalampengkajian teknologi.Dari aspek produksi, produktivitas karet rakyat umumnya masih rendahyaitu antara 900-1.000 kg/ha/tahun (50%-60% dari potensi produksi).Rendahnya produktivitas karet rakyat disebabkan sebagian besar belummenggunakan klon unggul, dan tanaman yang sudah tidak produktifmencapai 400.000- 500.000 ha yang perlu segera diremajakan.Untuk meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat,Departemen Pertanian telah menyiapkan program RevitalisasiPerkebunan, melalui kegiatan peremajaan karet tua/rusak/tidakproduktif seluas 250.000 ha dan perluasan karet seluas 50.000 ha dalamkurun waktu 2007-2010. Kegiatan peremajaan dan perluasan karetdimaksud, didukung pembiayaan kredit investasi perbankan dengan4subsidi bunga oleh pemerintah dan melibatkan perusahaan perkebunansebagai mitra khususnya dalam pembangunan kebun.Guna mendukung keberhasilan program tersebut, perlu disusunPedoman Teknis Pembangunan Kebun Karet Rakyat yang dapatdigunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait dalam programrevitalisasi perkebunan.2. TujuanTujuan penyusunan pedoman teknis pembangunan perkebunan karetrakyat adalah :1. Sebagai acuan dan bimbingan dalam pelaksanaan peningkatanproduktivitas usaha tani karet melalui kegiatan peremajaan danperluasan sehingga menghasilkan pemahaman dan persepsi yangsama tentang pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Perkebunantersebut.2. Sebagai dasar penetapan standar kebun untuk menilai kelayakanperolehan paket kredit peremajaan dan perluasan karet rakyat.3. Ruang LingkupRuang lingkup pedoman teknis meliputi materi :1. Kegiatan pembangunan kebun meliputi penerapan teknis budidayakaret mulai dari pembukaan lahan sampai siap sadap.2. Kegiatan pengawalan pelaksanaan meliputi pendampingan teknis,monitoring dan evaluasi.3. Kriteria dan standar penilaian kelayakan kebun.4. Pengertiana. Program Revitalisasi Perkebunan5Program Revitalisasi Perkebunan adalah upaya percepatanpengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaandan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kreditinvestasi perbankan dan subsidi bunga oleh pemerintah denganmelibatkan perusahaan dibidang usaha perkebunan sebagai mitradalam pengembangan pembangunan kebun, pengolahan dan

Page 3: Teknis Budidaya Tanaman Karet

pemasaran hasil.b. PeremajaanPeremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan denganmelakukan penggantian tanaman karet yang sudah tidak produktif(tua/rusak) dengan tanaman karet baru secara keseluruhan danmenerapkan inovasi teknologi.c. PerluasanPerluasan adalah upaya pengembangan areal tanaman perkebunanpada wilayah bukaan baru atau pengutuhan areal di sekitarperkebunan yang sudah ada dengan menggunakan inovasiteknologi.d. DiversifikasiDiversifikasi adalah penganekaragaman usahatani, baik secaravertikal maupun horizontal.Diversifikasi vertikal adalah usaha peningkatan pemanfaatan hasiltanaman karet melalui penganeka-ragaman hasil olahan karet.Diversifikasi horizontal adalah usaha peningkatan pemanfaatanlahan diantara tanaman karet dengan penganekaragaman jenistanaman yang sesuai.e. ProduktivitasProduktivitas adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh tanamanpokok yang sudah menghasilkan per satuan luas per tahun.6Adapun kriteria peremajaan dan perluasan adalah :a. PeremajaanPersyaratan kebun karet untuk dapat dilakukan peremajaan adalah :- Umur tanaman lebih dari 25 tahun.- Tingkat kerusakan bidang sadap minimal 60%.- Produksi per ha di bawah batas minimum nilai ekonomis yaitukurang dari 250 kg karet kering/ha/tahun.- Kerapatan tanaman kurang dari 100 pohon/ha.b. PerluasanPersyaratan kebun karet untuk kegiatan perluasan adalah :- Kondisi lahan dan agroklimat sesuai untuk tanaman karet(lahan tidak tergenang, topografi lahan tidak miring/ maksimalkemiringan 300).- Lahan baru (belum pernah ditanami karet) dan berada disekitarexisting area.- Lokasi relatif dekat dan dapat dijangkau dengan saranatransportasi.Gambar 1. Tanaman Yang Harus Diremajakan7II. BUDIDAYA TANAMANPelaksanaan kegiatan pembangunan kebun karet mengacu pada teknik budidayakaret dengan tahapan sebagai berikut :1. Persyaratan TumbuhBudidaya tanaman karet harus dilakukan di tempat dengan kondisiagroklimat yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksidengan baik. Agar diperoleh pertumbuhan dan produksi yang baik,tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut :

Page 4: Teknis Budidaya Tanaman Karet

a. Iklim- Garis lintang 150 LU sampai 100 LS.- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl.- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th.- Bulan kering kurang dari 3 bulan.- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30km/jam.b. Tanah- Kemiringan tanah kurang dari 10%.- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal 15%.- pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0.- Drainase tanah sedang.8Kriteria kesesuaian lahan tanaman karet sebagai berikut :Tabel 1. Kriteria kesesuaian lahan tanaman karetUraianKlas KesesuaianS1(sangat sesuai)S2(sesuai)S3(agak sesuai)N(tidak sesuai)TemperaturTemperatur rerata (oC) 26 - 30 30 - 34 - > 3424 - 26 22 - 24 < 24Ketersediaan airCurah hujan (mm) 2.500 - 3.000 2.000 - 2.500 1.500 - 1.000 < 1.5003.000 - 3.500 3.500 - 4.000 > 4.000Lama masa kering (bln) 1 - 2 2 - 3 3 - 4 > 4Ketersediaan oksigenDrainase baik sedang agak terhambat terhambatcepatMedia perakaranTekstur halus, agakhalus, sedanghalus, agakhalus, sedangagak kasar kasarPersentase batu di permukaan (%) - 0 - 3 3 - 15 >15Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 60 > 60Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50GambutKetebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200+ dengan sisipan pengkayaan < 140 140 - 200 200 - 400 > 400Kematangan Saprik + Saprik Hernik FibrikHernik + Fibrik +Retensi haraKTK liat (cmol) - - - -Kejenuhan basa (%) < 35 35 - 50 > 50pH H2O 5,0 - 6,0 6,0 - 6,5 > 6,54,5 - 5,0 < 4,5C-organik (%) > 0,8 < 0,8ToksisitasSalinitas (dS/m) < 0,5 0,5 - 1,0 1,0 - 2,0 > 2,0SodisitasAlkalinitas/ESP (%) - - - -Bahaya sulfidikKedalaman sulfidik (cm) > 175 125 - 175 75 - 125 < 75Bahaya erosiLereng (%) < 8 8 - 16 16 - 30 > 3016 - 45 > 45

9Bahaya erosi sangat ringan ringan - sedang berat sangat berat

Page 5: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Bahaya banjirGenangan E0 - E1 > E2Penyiapan lahanBatuan di perakaran (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 > 25Sumber : Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2002

2. Bahan TanamProduktivitas tanaman karet ditentukan oleh banyak faktor, salah satufaktor yang sangat penting tersebut adalah bahan tanam (bibit). Olehkarena bibit karet sangat berperan terhadap keberhasilan suatupertanaman karet, maka dalam menyiapkan bibit karet diperlukanperhatian yang khusus dan teknis budidaya yang tepat, baik dalampenyediaan batang bawah maupun pengelolaan batang atas pada kebunentres. Adapun tahapan penyiapan bibit sebagai berikut :a. Jenis klon anjuranRekomendasi Pusat Penelitian Karet tentang klon-klon anjurankomoditi karet periode tahun 2006 – 2010, berdasarkan hasilrumusan Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005,adalah sebagai berikut :Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM109, IRR 104, PB 217,PB 260Klon penghasillateks-kayu: BPM 1, PB 330, PB 340,RRIC 100, AVROS2037, IRR 5, IRR 32,IRR 39, IRR 42, 112,IRR 118Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72,IRR 7810Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi pada periode tertentu,seperti GT 1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM712, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, tetapi dapatdigunakan dengan beberapa pertimbangan antara lain denganmemperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yangditerapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut. Klon yangdigunakan merupakan klon anjuran dan telah disertifikasi olehBP2MB.b. Batang bawah :Anjuran asal biji untuk batang bawah berasal dari klon AVROS-2037, GT-1, LCB-1320, PR-228, PR-300, PB-260, RRIC-100, danBPM-24.Biji yang akan dipergunakan untuk batang bawah berasal darikebun karet klonal penghasil biji yang mempunyai hasil tinggi. DiIndonesia kebun biji umumnya tersebar pada areal perkebunanbesar dan atau proyek pengembangan karet. Syarat kebun sumberbiji untuk batang bawah yaitu:- Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih.- Kemurnian klon minimal 95%.- Umur tanaman 10-25 tahun.

Page 6: Teknis Budidaya Tanaman Karet

- Pertumbuhan normal dan sehat- Penyadapan sesuai norma.- Luas blok minimal 15 ha.- Topografi relatif datar.c. Sumber benihKlon karet di Indonesia dihasilkan oleh lembaga riset pemerintahmaupun lembaga riset swasta, yaitu :11_ Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, LembagaRiset Perkebunan Indonesia._ Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, LembagaRiset Perkebunan Indonesia._ Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian Karet, Lembaga RisetPerkebunan Indonesia._ Bah Lias Riset Center, PT London Sumatera Plantation.3. Persiapan Lahana. Desain KebunPerencanaan / desain kebun adalah untuk merencanakan tata ruangdalam kebun dan afdeling yang terbagi atas jaringan jalan, arealpembibitan, saluran air serta lokasi afdeling.Panjang dan kualitas jalan di kebun merupakan salah satu faktoryang sangat menentukan dalam menjamin kelancaranpengangkutan bahan, alat dan produksi serta pengontrolanlapangan. Rencana pembuatan jaringan jalan harus selaras dengandesain kebun secara keseluruhan, yang disesuaikan dengan kondisitopografi dan kebutuhan kebun. Berdasarkan kebutuhan dilapangan terdapat jebis jalan yaitu :_ Jalan Utama / kebun (main road)Yaitu jalan yang menghubungkan antara satu afdeling denganafdeling lainnya maupun dari afdeling yang menghubungkanlangsung ke pedagang pengumpul atau dengan jalanluas/umum.Jalan utama/kebun dengan lebar 6 - 8 meter, dapat dilaluikendaraan lebih seringtermasuk kendaraan umum, sehinggaperlu didiperkeras dengan batu.12Jalan utama biasanya dibangun secara terpadu denganinfrastruktur lainnya seperti perumahan dan kantor._ Jalan Kontrol (control road)Yaitu jalan yang terdapat disetiap blok, yang berfungsi untukmemudahkan pengontrolan areal pada tiap blok dan sebagaibatas pemisah antar blok tanaman, dengan lebar jalan kuranglebih 4 - 5 meter.b. Pembukaan LahanPenyiapan lahan untuk budidaya tanaman karet bertujuanmemberikan kondisi pertumbuhan yang baik bagi tanaman sertauntuk mengurangi sumber infeksi/inokulan Rigidophorus lignosusyang dapat menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP).Penyiapan lahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :1). Lahan Bervegetasi Hutan Sekunder atau eks Tanaman Karet

Page 7: Teknis Budidaya Tanaman Karet

i). Secara Mekanis- Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohonnonkaret (new planting) ditebang dengan menggunakangergaji (Chain saw), atau didorong menggunakanekscavator sehingga perakaran ikut terbongkar.- Penumbangan pohon dilakukan dengan arah yang teraturagar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan selanjutnya.- Pohon yang telah tumbang segera dipotong-potong denganpanjang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.- Bagian-bagian cabang dan ranting yang masih tertinggaldipotong-potong lebih pendek untuk memudahkanpengumpulan pada jalur yang telah ditetapkan.- Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yangtersisa, pekerjaan dilanjutkan dengan membongkar tunggulyang masih tersisa di lapang.13- Pembongkaran tunggul dapat dilakukan denganmenggunakan alat berat (buldozer) sehingga sebagian besartunggul dan akar tanaman karet dapat terangkat.- Semua tunggul yang telah dibongkar bersama dengan sisacabang dan ranting dibersihkan dengan caradirumpuk/dikumpulkan.- Hasil rumpukan diusahakan agar terkena sinar mataharisebanyak-banyaknya sehingga cepat kering. Jarak antartumpukan kayu karet diatur sedemikian rupa agar tidakmengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpangtindih dengan barisan tanaman.- Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruhperakaran mutlak harus dibuang dan diangkat untukmencegah tumbuhnya kembali JAP, minimal tunggul yangberdekatan dengan tanaman baru.- Pembongkaran atau penebangan habis seluruh tanamanyang tumbuh (land clearing), yang dianjurkan adalahpengolahan lahan tanpa bakar (zero burning).ii). Secara KimiawiUrutan pekerjaan dalam penyiapan lahan secara kimiawiadalah sebagai berikut :a). Penumbangan- Penumbangan pohon dilakukan dengan kapakataupun chain saw pada ketinggian 50 cm daripermukaan tanah. Sisa tunggul dimanfaatkan untukmemudahkan dalam proses peracunan tunggulpohon.- Apabila dijumpai tanaman yang terserang penyakitJAP, segera dilakukan pem-bongkaran tunggul14beserta akarnya. Bagian-bagian tersebutdikumpulkan dan dibakar habis agar tidak menjadiinang JAP bagi tanaman karet muda yang akanditanam.

Page 8: Teknis Budidaya Tanaman Karet

b). Peracunan tunggul- Peracunan tunggul dapat dilakukan antara laindengan 2,4,5-T ataupun garlon. Dalam halmemakai 2,4,5-T maka dipergunakan 5% butylester 2,4,5-T dilarutkan dengan minyak solar.- Pelumasan larutan pada tunggul pohon dilakukandengan menggunakan kuas pada pangkal tungguldengan ketinggian 20 cm dari permukaan tanahdengan lebar 20 cm.- Apabila menggunakan garlon, maka terlebihdahulu dilakukan pengupasan kulit pada ketinggian10 cm dari tanah dengan lebar pengupasan 20 cm.Peracunan cara ini dilakukan dengan melumaskanlarutan 10% garlon dalam minyak solar.- Pelumasan diberikan pada bagian tunggul yangkulitnya sudah dikupas secara merata. Cara inihanya efektif apabila dilakukan pada tunggul kayukaret yang masih segar/hidup.2). Lahan Bervegetasi Alang-alangi). Secara Mekanis- Pohon-pohon kecil kecil (diameter kurang dari 10 cm)ditebas dan tunggulnya dibongkar.- Selanjutnya dilakukan pembajakan dengan traktor 2-3kali dengan tenggang waktu 1 bulan, sambil15dibersihkan dari sisa potongan akar tumbuhan, setelahdidiamkan 2 minggu lahan digaru 1-2 kali hinggamerata.- Cara ini diterapkan pada lahan yang datar (kemiringan0-15%), lapisan olah tanah cukup tebal (lebih 10 cm)dan tidak berbatu.ii). Secara Kimiawi- Pada areal yang kondisi pertumbuhan alang-alangnyacukup tinggi (> 30 cm) dan disertai dengan anakankayu atau semak, diperlukan pekerjaan pengimasandan penyemprotan herbisida untuk pembersihan lahan.- Alang-alang ideal adalah dewasa, tinggi + 50 cm, danbelum berbunga. Bila alang-alang sudah tua dansebagian daunnya mengering maka sebaiknya dibabatdulu.- Penyemprotan areal vegetasi alang-alang denganherbisida dilakukan dua kali. Pertama, areal alangalangdisemprot secara menyeluruh kemudiandilanjutkan dengan penyemprotan kedua secara spot.Interval waktu antara rotasi I dan II berkisar 3-4minggu.- Agar efektivitas penyemprotan dapat tercapai denganbaik, disarankan agar kondisi daun alang-alang yangdisemprot masih muda. Apabila kondisi daun sudahtua, sebaiknya dilakukan pembabatan terlebih dahulu,

Page 9: Teknis Budidaya Tanaman Karet

selanjutnya setelah daun muda tumbuh, tindakanpenyemprotan baru dapat dilakukan.- Selain faktor umur daun, efektivitas penyemprotanalang-alang juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca.16Keberhasilan pe-nyemprotan akan tinggi apabila dalamwaktu 4-6 jam setelah penyemprotan herbisida tidakturun hujan.- Apabila dalam kurun waktu tersebut terjadi hujan,maka penyemprotan harus diulang kembali.Selanjutnya areal yang sudah disemprot diberi tandasesuai dengan tanggal penyemprotan. Daun yang sudahmulai mengering agar dijaga dari resiko kebakaran.c. Pengolahan tanahSetelah pembukaan selesai, tahap selanjutnya adalah melakukanpengolahan tanah, dengan tujuan memperbaiki struktur tanah agarmenjadi gembur (remah) dan porus, sehingga aerasi tanah menjadilancar. Di samping itu, sisa-sisa akar yang mungkin menjadisumber infeksi penyakit JAP dapatf terangkat ke permukaan tanah.Tahapan dalam pengolahan tanah adalah sebagai berikut :i). Ripper- Pekerjaan ripper dilakukan untuk mengangkat sisa-sisaakar tanaman yang belum terangkat melalui pembongkarantunggul dan masih tertinggal di dalam tanah.Gambar 2.Pengolahan Tanah17- Pengangkatan sisa akar ini ditujukan agar akar menjadikering oleh panas sinar matahari dalam jangka waktutertentu sehingga inokulum JAP yang masih tersisa dalamtanah akan mati.- Ripper dilakukan dengan menggunakan alat ripper yangditarik dengan menggunakan traktor rantai. Pekerjaan inidilakukan dua kali terhadap seluruh areal yang akanditanam ulang dengan kedalaman garpu sekitar 45 cm.- Agar akar yang terangkat ke permukaan tanah keringsempurna, maka antara ripper I dan ripper II diberitenggang waktu 2-3 minggu. Selanjutnya agar hasilpekerjaan tersebut sempurna maka arah ripper I dan ripperII saling bersilangan dan tegak lurus satu sama lain.ii). Luku- Tujuan luku adalah untuk menghancurkan dan membaliktanah bagian atas menjadi agregat yang lebih kecil,sehingga sumber penyakit yang ada dalam tanah akanterkena sinar matahari dan mati.- Selain itu, dengan adanya penggemburan tanah, makatanah menjadi porus, tidak padat dan akhirnya mudahditembus akar tanaman karet yang masih mengalamipertumbuhan. Sehingga jangkauan akar menjadi semakinluas sehingga kemampuan memperoleh suplai hara maupun

Page 10: Teknis Budidaya Tanaman Karet

air semakin banyak.- Seperti halnya ripper, pekerjaan luku juga dilakukan duakali. Pekerjaan ini dilakukan dengan alat piringan lukuyang ditarik menggunakan traktor ban. Kedalaman lukuminimal 40 cm sesuai dengan distribusi akar serabuttanaman karet.18- Luku dilakukan sebanyak 2 kali dengan arah menyilangsaling tegak lurus satu sama lainnya, interval waktu antaraluku I dan luku II selang 21 hari.iii). Rajang- Kegiatan rajang dilakukan untuk meratakan bongkahanbongkahantanah sebagai akibat pekerjaan luku.- Arah dari pekerjaan rajang menyilang tegak lurus denganluku II dengan interval waktu yang diperlukan selama 21hari setelah pekerjaan luku II selesai.iv). Ayap akar- Pekerjaan ini ditujukan untuk memperkecil resiko seranganJAP akibat tersisanya inokulum penyakit yang masihtertinggal bersama dengan sisa akar tanaman- Pekerjaan ayap akar dilakukan untuk mengumpul-kan sisasisapotongan akar karet yang terungkap ke permukaantanah baik melalui proses ripper maupun luku..- Semua sisa akar tanaman dan potongan kayu karet yangmasih tertinggal diayap secara manual dan dikumpulkan ditempat tertentu untuk mempermudah pemusnahannya.- Pekerjaan ini dilakukan dengan 5 rotasi masing-masingayap akar I dikerjakan setelah ripper I, ayap akar II setelahripper II, ayap akar III setelah luku I, ayap akar IV setelahluku II, dan ayap akar V setelah rajang.4. Pembibitan19Kualitas dan standar mutu benih harus diperhatikan mulai dari bijiuntuk batang bawah sampai bibit karet yang siap ditanam di lapang(klon), dengan peryaratan masing-masing tahapan sebagai berikut :a. Biji untuk batang bawah- Berasal dari pohon induk yang berumur minimal 10 tahun danasal klon diketahui secara pasti (propellegitim).- Umur biji diketahui dengan pasti dan masih segar.- Biji yang baik adalah biji yang bernas, dengan permukaanmengkilat, biji tidak berlobang, dan tidak cacat serta telahmencapai ukuran/besar optimal dan kesegaran minimal 70%.b. Biji yang sudah disemai dan akan dipindahkan ke pembibitan :- Telah berkecambah sebelum hari ke-22.- Akar tunggang kecambah harus lurus.- Tidak terserang hama atau penyakit.- Stadia yang dipindahkan adalah stadia pancing atau jarum.c. Bibit batang bawah untuk diokulasi.- Bibit yang siap diokulasi yaitu bibit yang pertumbuhannyarelatif seragam dan sudah mencapai diameter batang tertentu

Page 11: Teknis Budidaya Tanaman Karet

untuk dapat di okulasi hijau atau okulasi cokelat.Gambar 3. Bibit Tanaman Karet20- Bibit terawat dengan baik.- Bibit batang bawah yang tumbuh kerdil, terseranghama/penyakit, berdaun kuning, bentuk tidak normal, danberakar bengkok harus dicabut untuk dibuang.d. Mata okulasi (entres)- Berasal dari kebun kayu okulasi (kebun entres) yang sudahdimurnikan dan terawat baik dan sehat.- Merupakan klon anjuran dengan asal yang jelas.- Umurnya hampir sama dengan umur bibit batang bawah.- Kayu okulasi segera dimanfaatkan setelah dipotong daritanaman induk.- Pada saat dipotong keadaan entres pada stadia pucuk dormanserta daun terlihat sehat.- Entres yang baik kulitnya mudah dikelupas.e. Stum mata tidur.- Mempunyai akar tunggang yang lurus, tidak bercabang atautidak berbentuk garpu, dan tidak melingkar serta mempunyaiakar-akar lateral 5-10 cm.- Panjang akar tunggang minimal 35 cm.- Pertautan mata okulasi sempurna dan masih hidup.- Stum masih segar, bila ditoreh masih mengeluarkan lateks danbebas dari serangan jamur akar putih.- Umur stum tidak lebih dari 12 bulan.f. Bahan tanam dalam polibag.- Tinggi daun payung pertama, diukur dari pertautan okulasisampai ke titik tumbuh _ 25 cm, dengan diameter minimal 8mm yang diukur pada ketinggian 10 cm dari pertautan okulasi.- Daun hijau segar (tidak menguning) dan sehat (tidak terseranghama penyakit).21- Bahan tanam yang akan digunakan dalam bentuk polibagdengan kriteria bibit mencapai stadia 1-2 payung (20 - 40 cm),memiliki internode > 20 cm dan diameter tunas > 4 mm, bebashama penyakit, umur 2 – 4 bulan.6. Penanamana. Persiapan PenanamanSetelah lahan siap ditanami, langkah selanjutnya adalah persiapantanam dengan tahapan sebagai berikut :i). Mengajir- Ajir dibuat agar pelaksanaan penanaman karet sesuaidengan tata tanam dan jarak tanam yang telahdirencanakan.- Ajir juga berfungsi untuk memudahkan pembuatan lubangtanam dan pelaksanaan penanaman.- Untuk memperoleh hasil yang optimal, jarak tanam karetyang direkomendasikan adalah 6 m x 3 m atau jumlahpopulasi sekitar 550 pohon per ha.

Page 12: Teknis Budidaya Tanaman Karet

6 m 6 m 6 m 3 m3 m22ii). Pembuatan Lubang Tanam- Tujuan pembuatan lubang tanam adalah menyediakanruang perakaran, menggemburkan tanah dan tempat untukmenambahkan bahan organik tanah.- Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40cm dan disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman.- Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan meng-gunakancangkul tanah. Tanah bagian bawah (sub-soil) dipisahkandengan dengan tanah bagian atas (top-soil).- Selanjutnya diberikan pupuk dasar yaitu SP 36 dengandosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha.c. Penanamani). WaktuPenanaman tanaman karet dilakukan pada awal musimpenghujan, yang pada umumnya dimulai pada bulanSeptember, sehingga saat tersebut merupakan awal yangbaik/optimal untuk memulai penanaman dan harus berakhirsebelum musim kemarau.ii). Pelaksanaan TanamBibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupunbibit dengan payung satu. Adapun ketentuan bibit siap tanamadalah sebagai berikut :Gambar 4. Skema Jarak Tanam Karet23- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka mataokulasi harus sudah membengkak/ mentis. Hal ini dapatdiperoleh dengan cara menunda pencabutan bibit minimalseminggu sejak dilakukan pemotongan batang bawah.- Sedangkan, jika bahan tanam yang dipakai adalah bibityang sudah ditumbuhkan dalam polybag, maka bahan yangdipakai maksimum memiliki dua payung daun tua. Bibitkaret dalam polybag yang siap ditanam ke lapan ditandaidengan payung daun terakhir sudah tua.Bibit berasal dari Stum Mata Tidur- Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit ketengah-tengah lubang tanam. Arah mata okulasidiseragamkan menghadap gawangan pada tanah yangrata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulaidiarahkan bertolak belakang dengan dinding teras.- Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian bawah(sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah bagian atas(top-soil). Selanjutnya, tanah dipadatkan secarabertahap sehingga timbunan menjadi padat dankompak, tidak ada rongga udara dalam lubang tanam.- Lubang tanam ditimbun sampai penuh, hinggapermukaan rata dengan tanah di sekelilingnya.Kepadatan yang baik, ditandai dengan tidak goyang

Page 13: Teknis Budidaya Tanaman Karet

dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam.Bibit dalam polybag- Kantong dalam polybag dibuka dengan hati-hati agarmedia tanam tidak pecah.- Bibit ditanam tegak lurus dengan arah okulasimenghadap Timur di tengah-tengah lubang tanam,24kemudian ditimbun dengan tanah bagian bawah (subsoil),selanjutnya dengan tanah bagian atas (top soil) .- Pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai daribagian pinggir ke arah tengah. Tanah pada bagiantanaman dibuat cembung untuk menghindari air agartidak menggenang.d. Penanaman Tanaman Sela (Intercrop)- Penanaman tanaman sela di areal peremajaan/perluasan karetdilaksanakan setelah persiapan lahan (setelah pengajiran danpembuatan lubang tanam) dan dilakukan selama tanamanbelum menghasilkan (TBM).- Jenis tanaman sela yang dianjurkan antara lain padi gogo,jagung, nenas, pisang, kacang tanah, dan kedelai.- Tidak dianjurkan ditanam tanaman sela karet yangmengganggu pertumbuhan karet dan menjadi tanaman inangatau sumber hama penyakit seperti ubi kayu. Intensitaspertanaman 1-2 kali/tahun dan ditanam di gawangan karetdengan jarak minimal 1 meter dari barisan karet.e. Penyulaman- Bibit yang baru ditanam harus diperiksa setiap 1-2 minggu,selama tiga bulan pertama setelah penanaman, untukGambar 5. Penanaman Tanaman Sela/Intercrop25memastikan kondisi tanaman. Bibit yang mati harus segeradisulam agar populasi dapat dipertahankan.- Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatifseumur dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukandengan selalu menyediakan bahan tanam untuk sulamandalam polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.7. Pemeliharaan Tanamana. Pembuangan Tunas Palsu- Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mataokulasi. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum matatidur, sedangkan pada bibit stum mini atau bibit polybag, tunaspalsu jumlahnya relatif kecil.- Agar tanaman dalam satu blok dapat tumbuh seragam. tunaspalsu harus dibuang, karena dapat menghambat tumbuhnyamata okulasi dan bahkan dapat menyebabkan mata okulasitidak tumbuh sama sekali.- Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunasberkayu. Hanya satu tunas yang ditinggalkan dan dipeliharayaitu tunas yang tumbuh dari mata okulasi. Pembuangan tunaspalsu ini akan mempertahankan kemurnian klon yang ditanam.

Page 14: Teknis Budidaya Tanaman Karet

b. Pembuangan Tunas Cabang- Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh pada batang utamapada ketinggian sampai dengan 2,75 m-3,0 m dari atas tanah.Pembuangan tunas cabang akan menghasilkan bidang sadapyang bulat, lurus, dan tegak.- Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu,karena cabang yang telah berkayu selain sukar dipotong, akanmerusak batang kalau pemotongannya kurang hati-hati.26c. Perangsangan Percabangan- Percabangan yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangatpenting, untuk menghindari kerusakan oleh angin.- Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon yangsulit membentuk percabangan (GT-1, RRIM-600), sedangkanpada klon yang lain seperti PB-260 dan RRIC- 100,percabangan mudah terbentuk sehingga tidak perluperangsangan.- Untuk perangsangan cabang ada beberapa cara yang dapatdilakukan, yaitu pembuangan ujung tunas, penutupan ujungtunas, pengguguran daun, pengikatan batang, dan pengeratanbatang, dengan penjelasan sebagai berikut :Pembuangan ujung tunasKurang lebih pada ketinggian 2,5 m – 3 m dari pertautanokulasi, tunas muda yang baru tumbuh di atas payung teratasdibuang dengan cara dipotong atau digunting.Tunas-tunas yang terdapat pada ketiak daun dari daun payungteratas akan segera tumbuh. Cara ini akan menghasilkancabang yang banyak tetapi karena letaknya menumpuk, makatanaman akan mudah patah oleh angin yang kencang.Untuk menghindari kerusakan oleh angin, kurangi jumlahcabang hingga tersisa kurang lebih 3 cabang dalam kedudukanyang imbang.Penutupan ujung tunasUjung tunas muda yang baru tumbuh serta masih berdaunmerah dan lemah, ditutup atau dikerudungi dengan kertas ataukain yang sudah dicelup dengan parafin.Setelah tujuh hari daun-daun yang tadinya berwarna merah,telah mengeriput dan tidak berkembang.27Bila tunas-tunas dibawahnya sudah tumbuh, penutup tajukharus segera dibuka. Cara ini akan menghasilkan cabang yangbertingkat dan lebih tahan terhadap angin.Pengguguran daun (perompesan)Payung teratas yang dalam keadaan tua pada tanaman berumur1,5-2 tahun dirompes seluruhnya. Tiga bulan kemudiantunascalon batang akan tumbuh.Tiga bulan kemudian perompesan dapat diulang pada tanamanyang belum berhasil membentuk cabang.Peliharalah cabang yang bertingkat, agar tanaman lebih kuatterhadap angin kencang dan serangan jamur upas.

Page 15: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Pengikatan batangCara ini dilakukan dengan menggunakan kawat yang diikatkanpada bagian batang pada ketinggian 2,5 – 3 meter. Setelahbeberapa minggu kemudian, tanaman akan membentuk cabang.Pengeratan batangPengeratan batang dilakukan dengan menggunakan pisaukhusus yang disebut “double blade ring cut” pada ketinggian2,5-3 meter. Tingkat keberhasilan cara ini sangat tinggi.Untuk menghindari dari angin kencang, kurangi percabanganhingga tinggal kurang lebih 3 cabang.d. PemupukanTujuan pemupukan adalah meningkatkan pertumbuhan tanaman,menjaga keseimbangan hara tanah dan tanaman, meningkatkan danmempertahankan produksi, meningkat-kan ketahanan tanaman28terhadap serangan hama penyakit dan mempertahankan kesuburantanah serta menjaga kelestariannya.Gejala umum tanaman karet kurang atau tidak mendapatpemupukan yang sempurna antara lain tanaman kerdil, daunberwarna pucat dengan ukuran kecil, ukuran lilit batang lebih kecildari ukuran standar, periode tanaman belum menghasilkan lebihdari 6 tahun, serta produksi karet kering jauh dibawah potensi.Keberhasilan pemupukan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitudosis pupuk, jenis pupuk, waktu dan frekuensi pemupukan, carapemupukan.Setiap akan melakukan pemupukan, kuirang lebih satu minggusebelumnya perlu dilakukan pembersihan gulma karena gulmadapat menyerap sebagian dari pupuk yang ditabur, yang akhirnyamerugikan tanaman karetnya.i). Dosis pemupukanDosis pemupukan dibedakan atas dosis untuk tanaman dipembibitan, polybag dan di lapangan, dengan rincian sebagaiberikut :1) Pemupukan di polybagTabel 2. Pemupukan di polybagWaktuPemupukan(bulan setelahditanam dipolybag)Jenis pupuk (gram/polybag)Urea TSP KCl Kieserit **)0 *) 2 2 1 11 5 5 2 22 5 5 2 23 5 5 2 2

29dst setiap bulan 5 5 2 2Keterangan : *) kira-kira 1 minggu setelah tanam**) kieserit dapat diganti dengan dolomit

2) Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahunTabel 3. Pemupukan TBM kurang dari 1 tahunTanah Kurang Subur

Page 16: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Umur(Bulan)Jumlah Pupuk (gram/pohon)Urea TSP RP KCl Kies0 - - 250* - -2 25 - - - -4 25 60 - 20 106 40 - - 30 -9 60 60 - 50 2012 75 - - - -Tanah SuburUmur(Bulan)Jumlah Pupuk (gram/pohon)Urea TSP RP KCl Kies0 - - 250* - -2 25 - - - -4 25 75 - 25 256 50 - - 50 -9 75 75 - 75 2512 100 - - - -3) Pemupukan pada masa TBM (2-5 tahun)Tabel 4. Pemupukan TBM (2-5 tahun)Umur(Tahun)Jenis pupuk (gram/pohon)Urea TSP MoP Kies2325025017520020020075100

30453003002002002502501001004) Pemupukan pada masa TMTabel 5. Pemupukan TMUmur tanaman(Tahun)Jenis pupuk (gram/pohon)Urea TSP KCl KiesPupuk dasar - 100 - -1 125 200 125 752 150 225 125 753 175 275 150 1004 225 275 150 1005 250 275 150 100

Page 17: Teknis Budidaya Tanaman Karet

6 250 225 150 100> 7 175 150 300 100ii) Cara PemupukanPemupukan dapat diberikan langsung ke tanah dan pemupukanmelalui daun. Pemupukan melalui tanah umumnya diberikandalam bentuk butir, tepung, tablet atau larutan.1) Pemupukan dengan butiran (granular)Pemupukan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitulangsung ditabur di atas permukaan tanahdi bawah tajukpohon, tanah di sekitar pohon dicangkul ringan terlebihdahulu kemudian pupuk ditabur, pupuk dibenam dibeberapa tempat di sekitar pohon, dan pupuk dibenamdalam alir atau parit dangkal di sekitar pohon ataumemanjang sepanjang barisan tanaman. Adapun frekuensipemupukan sebagai berikut :Tabel 6. Frekuensi PemupukanUmur Tanaman(tahun)Frekuensi Pemupukan

311 Urea, 4 kali per tahun *)TSP, KCl, Kieserit, 2 kali per tahun2 Urea, 3 kali per tahun **)TSP, KCl, Kieserit, 2 kali per tahun3, 4, 5 Urea, TSP, KCl, Kieserit, 2 kali pertahun ***)> 6 Urea, TSP, KCl, Kieserit, 1 kali pertahun ****)Keterangan :*) Pemberian Urea ke-1, 2, 3 dan 4 masing-masing setelahtanaman berumur 2, 5, 8 dan 12 bulan di lapangan. Tiappemberian : seperempat dosis dalam setahun.**) Pemberian Urea ke-1, 2 dan 3 masing-masing setelah tanamanberumur 15,18 dan 24 bulan di lapangan.***) Pemberian pertama dan kedua, termasuk dosis TSP, KCl danKieserit pada tahun ke-1, 2 di lapangan, masing-masing padabulan Pebruari dan Agustus/September.****) Diberikan menjelang daun tumbuh kembali setelah masa gugurdaun.Tabel 7. Lokasi penebaran pupuk sebagai berikut :Umur Tanamansetelah tanam(bulan)Lokasi penebaran pupuk5 - Disebar di piringan pohon, pupukditabur mulai dari jarak 20 cm s/d 60cm dari pohon- Disebar di piringan pohon, pupukditabur mulai dari jarak 25 cm s/d 70cm dari pohon8 Disebar di piringan pohon, pupuk ditaburmulai dari jarak 30 cm s/d 75 cm dari pohon12 Disebar di piringan pohon, pupuk ditaburmulai dari jarak 35 cm s/d 80 cm dari pohon

3215 Disebar di piringan pohon, pupuk ditaburmulai dari jarak 35 cm s/d 85 cm dari pohon18 Disebar di piringan pohon, pupuk ditaburmulai dari jarak 40 cm s/d 90 cm dari pohon

Page 18: Teknis Budidaya Tanaman Karet

24 Disebar di piringan pohon, pupuk ditaburmulai dari jarak 45 cm s/d 100 cm daripohon25 - 36 Disebar pada jalur tanam mulai dari jarak90 cm s/d 165 cm dari barisan pohon37 - 48 Disebar pada jalur tanam mulai dari jarak100 cm cm s/d 175 cm dari pohon> 49 Disebar pada jalur tanam mulai dari jarak100 cm cm s/d 175 cm dari pohon

2) Pemupukan dengan tabletPemupukan dengan tablet mempunyai keuntungan yaitulebih efektif dan efisien, karena bentuknya padat,sehingga :- Kehilangan hara dari pupuk yang terjadi melalui prosespencucian dan erosi dapat dikurangi- Hara pupuk larut dengan proses lepas lambat (slowrelease) sehingga secara efektif dan efisien dapatdiserap oleh tanaman- Aplikasi pupuk lebih mudah, menghemat tenaga danbiayaPupuk tablet dengan formula tertentu digunakan dengancara membenamkan/ditugal ke dalam tanah sdi sekitartanaman dengan jumlah sesuai dengan dosis yangdiperlukan untuk jangka waktu tertentu (2 tahun).Pemupukan ini dilakukan sesaat setelah tanam dan barudiulangi lagi pada waktu persediaan pupuk dalam tanahsudah habis (tahun ke-3).33e. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)Salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi adalahadanya serangan OPT yang terdiri dari hama, penyakit dan gulma.Beberapa OPT penting pada tanaman karet adalah sebagai berikut :i). Penyakita. Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)Gejala SeranganSerangan jamur menyebabkan akar menjadi busuk danapabila perakaran dibuka maka pada permukaan akarterdapat semacam benang-benang berwarna putihkekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yangmenempel kuat dan sulit dilepas.Gejala serangan yang tampak adalah daun-daun yangsemula tampak hijau segar berubah menjadiberwarnahijau gelap kusam, layu akhirnya kering dan gugurkemudian diikuti kematian tanaman.Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarnacoklat.Deteksi Dini PenyakitPemberian mulsa/rumput kering pada leher akar, 2-3minggu kemudian mulsa diangkat, bila terserang JAPakan tampak benang warna putih menempel pada leherakar.Dilakukan pada awal dan akhir musim hujan.Balit Sembawa

Page 19: Teknis Budidaya Tanaman Karet

34Gambar 6. Gejala Serangan JAP pada karetPengendalianPengendalian JAP lebih diarahkan kepada pencegahanpertambahan tanaman terserang. Cara pencegahan JAP :Menanam tanaman penutup tanah jenis kacangkancangan,minimal satu tahun lebih awal daripenanaman karet.Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakanjamur Trichoderma harzianum yang dicampur dengankompos sebanyak 200 gr/lubang tanam (1 kg T.Harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupukkandang).Pengendalian pada areal yang sudah terserang JAP:Pada serangan ringan masih dapat diselamat-kandengan cara membuka perakaran, dengan membuatlubang tanam 30 cm disekitar leher akar dengankedalaman sesuai serangan jamur.c. Hifa jamur pada leher akar d. badan buah jamurBalit Sembawa

35Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok denganalat yang tidak melukai akar. Bagian akar yang busukdipotong dan dibakar. Bekas kerokan dan potongandiberi ter dan Izal kemudian seluruh permukaan akardioles dengan fungisida yang direkomendasikan.Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutupkembali dengan tanah.Empat tanaman di sekitar tanaman yang sakit ditaburidengan T. Harzianum dan pupuk.Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulansetelah pengolesan dengan membuka perakaran,apabila masih terdapat benang jamur maka dikerok dandioles dengan fungisida kembali.Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungsidadilakukan setiap 6 bulan sampai tanaman sehat.Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbangharus segera dibongkar, bagian pangkal batang danakarnya dikubur diluar areal pertanaman,menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidaktercecer di dalam kebun.Bekas lubang dan 4 tanaman di sekitarnya ditaburi 200gram campuran Trichoderma sp. dengan pupukkandang 200 gr per lubang atau tanaman.PencegahanPada lahan yang sudah terinfeksi dengan JAP, danakan ditanami karet dibersihkan dari tunggul-tunggulkaret. Lubang penanaman diberi belerang100 - 200gram per lobang.36

Page 20: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Disekitar tanaman muda yang berumur kurang dari 2tahun ditanami tanaman antagonis antara lain Lidahmertua, Kunyit dan Lengkuas.b. Penyakit Bidang Sadapb1. Mouldy RotPenyebabJamur Ceratocystis fimbriataGejala SeranganMula-mula tampak selaput tipis berwarna putihpada bidang sadap didekat alur sadap. Selaput iniberkembang membentuk lapisan seperti beludruberwarna kelabu sejajar dengan alur sadap.Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintikberwarna coklat kehitaman.Serangan bisa meluas sampai ke kambium danbagian kayu.Pada serangan berat bagian yang sakit membusukberwarna hitam kecokelatan sehingga sangatmengganggu pemulihan kulit.Bekas serangan membentuk cekungan berwarnahitam seperti melilit sejajar alur sadap. Bekasbidang sadap bergelombang sehingga menyulitkanpenyadapan berikutnya atau tidak bisa lagi disadap.PengendalianDi daerah yang beriklim basah atau rawan penyakitini dinajurkan menanam klon resisten yang telahdirekomendasikan.37Pisau sadap diberi desinfektan sebelumdigunakan.Menurunkan intensitas penyadapan ataumenghentikan penyadapan pada serangan berat.Hindari torehan yang terlalu dalam pada saatpenyadapan agar kulit cepat pulih.Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5cm di atas irisan sadap sehari setelah penyadapandan getah belum dilepas. Interval pengolesan 1-2minggu sekali sampai tanaman kembali sehat.b.2 Kering Alur Sadap (KAS)Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang relatifterselubung, karena secara morfologis tanaman tampaksehat, malah selringkali menampakkanpertumbuhantajuk yang lebih baik dibandingkan tanaman normal,tetapi kulit tidak mengeluarkan lateks bila disadap.PenyebabKetidakseimbangan fisiologis dan penyadapan yangberlebihan..Balit Sembawa

Gambar 7. Gejala serangan Mouldy Rot

Page 21: Teknis Budidaya Tanaman Karet

38Gejala Serangan_ Tanaman tampak sehat dan pertumbuhan tajuklebih baik dibandingkan tanaman normal._ Tidak keluar latek di sebagian alur sadap.Beberapa minggu kemudian keseluruhan alursadap ini kering dan tidak me-ngeluarkan lateks._ Lateks menjadi encer dan Kadar Karet Kering(K3) berkurang._ Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru kepanel sebelahnya._ Bagian yang kering akan berubah warnanyamenjadi cokelat dan kadang-kadang terbentuk gum(blendok)._ Pada gejala lanjut seluruh panel / kulit bidangsadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas.Deteksi penyakit_ Dilakukan sadap tusuk di bawah bidang sadapsampai ke bawah, apabila tidak keluar cairan latekberari sudah terserang KAS.Keputusan PengendalianBalit Sembawa

Gambar 8. Gejala serangan KAS39_ Segera dilakukan pengendalian bila sebagian alursadap mengalami kekeringan._ Perlu waspada apabila lateks mulai encer.Pengendalian_ Menurunkan intensitas penyadapan padapohon/kebun yang telah mulai menunjuk-kankekeringan alur sadap._ Menghindari atau menurunkan intensitaspenyadapan pada musim gugur daun._ Bidang sadap yang mati dan kulit keringdipulihkan kembali dengan pemberian formulasioleokimia (Antico F-96, No. BB)._ Pemberian oleokimia dengan cara mengerok kulitbidang sadap yang sakit kemudian dioles segerasetelah pengerokan selesai._ Satu tahun kemudian kulit yang baru bisa disadapkembali._ Melakukan pemupukan yang teratur dan seimbang,kemudian ditambah 160 gram KCl/pohon/tahun.c. Penyakit Gugur DaunPenyebab penyakit gugur daun karet ada 3 jenis jamuryaitu Corynespora cassiicola, Colletotrichumgloesporioides dan Oidium heveae. Ketiga penyakit dauntersebut dapat menyerang di pembibitan, tanaman muda,tanaman tua dan di tanaman entres.

Page 22: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Gejala Seranganc.1.Corynespora cassiicola40Penyakit gugur daun yang disebabkan olehCorynespora cassiicola, menyerang daun muda dantua. Serangannya diawali dengan bercak coklat,selanjutnya berkembang menjadi guratan menyerupaitulang ikan. Bercak akan meluas sejajar dengan uratdaun dan kadang tidak teratur. Daun yang terserangkemudian menjadi kuning dan gugur.c.2.Colletotrichum gloesporioidesPenyakit gugur daun yang disebabkan olehColletotrichum gloesporioides, menyerang pucuk dandaun muda. Serangan pada daun muda terlihat bercakbercakberwarna coklat kehitaman, keriput, bagianujungnya mati, menggulung dan akhirnya gugur.Serangan lebih lanjut bercak tersebut menjadiberlubang. Disamping menyerang daun jamur ini jugadapat menyerang ranting muda dengan menimbulkangejala busuk, kering dan akhirnya mati.c.3.Oidium heveaePenyakit gugur daun yang disebabkan oleh Oidiumheveae menyerang pucuk dan daun muda. Penyakit inidikenal dengan embun tepung. Daun-daun yangterserang permukaan-nya mengeriput, ujung daunmengering dan akhirnya gugur. Pada jaringan daunyang terserang tampak adanya bercak tembus cahaya(transluscen), dan dipermukaan daun bagian bawahterdapat koloni bundar berwarna putih seperti tepunghalus yang terdiri dari benang-benang spora dan sporajamur.Pengendalian41_ Menanam klon yang resisten._ Tanaman yang terserang ringan sebaiknya diberi pupuknitrogen dua kali dosis anjuran pada saat daun-daunmulai terbentuk. Pupuk dibenamkan ke dalam tanahagar mudah diserap oleh akar._ Tanaman yang terserang berat dikendalikan denganfungisida yang direkomendasikan, pada saat mulaiterbentuk daun dengan interval 1 minggu sampai daunberwarna hijau (umur dau 21 hari).d. Jamur UpasPenyebab jamur Corticium salmonicolor.Gejala Serangan_ Stadium sarang laba-labaPada permukaan kulit bagian pangkal atau ataspercabangan tampak benang putih seperti sutera miripsarang laba-laba._ Stadium bongkol

Page 23: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Adanya bintil-bintil putih pada permukaan jaring labalaba._ Stadium kortisiumJamur membentuk selimut yaitu kumpulan benangbenangjamur berwarna merah muda. Jamur telahmasuk ke jaringan kayu._ Stadium nekatorJamur membentuk lapisan tebal berwarna hitam yangterdiri dari jaringan kulit yang membusuk dankumpulan tetesan lateks yang berwarna coklatkehitaman meleleh di permukaan bagian terserang.42Cabang atau ranting yang terserang akan membusukdan mati serta mudah patah.Pengendalian_ Menanam klon yang tahan seperti BPM 107, PB 260,PB 330, AVROS 2037, PBM 109, IRR 104, PB 217,PB 340, PBM 1, PR 261 dan RRIC 100 IRR 5, IRR 39,IRR 42, IRR 112 dan IRR 118._ Jarak tanam diatur tidak terlalu rapat._ Cabang/ranting yang telah mati dipotong dandimusnahkan._ Cabang yang masih menunjukkan gejala awal (saranglaba-laba) segera dioles dengan fungisida Bubur Bordoatau fungsida berbahan aktif Tridermorf hingga 30 cmke atas dan ke bawah bagian yang terserang._ Bubur bordo dan fungisida yang mengandung unsurtembaga tidak dianjurkan pada tanaman yang telahdisadap, karena dapat merusak mutu lateks._ Pada kulit yang mulai membusuk, harus dikupassampai bagian kulit sehat kemudian dioles fungisidaBalit Sembawa

Gambar 9. Serangan lanjut jamur upas43hingga 30 cm ke atas dan ke bawah dari bagian yangsakit.ii). Hamaa. Rayap (Microtermes inopiratus dan Coptotermesconfignathus)Gejala Serangan_ Adanya gerekan pada batang dari ujung sampai ke akardan memakan akar._ Biasanya pada kebun yang terserang JAP akan diiringidengan serangan rayap sehingga mempercepat matinyatanaman.Pencegahan_ Sanitasi areal perkebunan._ Membersihkan tunggul-tunggul tanaman sisapembukaan lahan baru_ Pada saat peremajaan tanaman, lubang tanam perludiberi perlakuan anti rayap dengan termisida cair.

Page 24: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Pengendalian_ Membongkar sarang rayap._ Penggunaan agens hayati (nematoda Steinernema sp.dan Heterorhabditi indica, jamur Beauveria. bassianadan Metarrhizium spp.)._ Penyiraman termisida di sekitar perakaran, kuranglebih 1,5 meter dari batang pohon._ Pembasmian sarang dengan fumigan atau termisidacair yang disuntikkan ke pusat sarang.b. Babi hutan (Sus barbatus, Sus scrofa vittatus)Gejala Serangan_ Tanaman muda tiba-tiba tumbang.44_ Perakaran rusak, daun menjadi layu dan kuning.Pengendalian_ Sanitasi lingkungan, memasang jaring, perangkap._ Memberi pagar di sekitar areal kebun_ Membuat parit di sekitar areal kebun_ Berburu bersama dengan kelompok pemburu babimisalnya dengan Perbakin._ Pemberian umpan beracun, namun perlu hati-hatijangan sampai racun tersentuh tangan.iii). GulmaGulma merupakan tumbuhan yang tumbuh sendiri secara alamidan tidak dikehendaki. Di perkebunan karet, gulma dapatmenimbulkan banyak kerugian karena :_ Menyaingi tanaman karet untuk mendapatkan air, unsurhara, udara, cahaya dan ruang atau tempat tumbuh._ Menghambat pertumbuhan tanaman karet, terutamatanaman muda._ Memperpanjang masa tanaman belum menghasilkan 2 – 3tahun._ Menurunkan produksi karet kering per tahun._ Meningkatkan biaya pemeliharaan tanaman._ Dapat berperan sebagai tumbuhan inang penyakit dantempat perlindungan hama.45Jenis gulma yang dominan pada perkebunan karet, antara lain :a. Imperata cylindrica L. (alang-alang)Gulma ini mampu berkembang biak secara cepat melaluibiji (menghasilkan biji 500-1.000 butir per malai, denganjumlah malai 10-20 buah/m2) dan melalui akar rimpang(rhizoma) sebagai alat perkembangbiakan yang efektif.Gulma ini menghasilkan zat allelopati (zat yang dapatmenghambat pertumbuhan tanaman karet).c. Kirinyuha. Alang-alangb. Sembung rambatDitjenbunDitjenbun

Gambar 10. Gulma

Page 25: Teknis Budidaya Tanaman Karet

46b. Mikania micranta (sembung rambat)Gulma ini berkembang biak secara generatif melalui bijiyang viabilitasnya tinggi dan secara vegetatif melalui ruasbatang yang tumbuh akarnya, terutama pada musimpenghujan. Gulma ini peka terhadap naungan sehinggatidak menjadi masalah pada tanaman karet menghasilkan.c. Melastoma affine (harendong)Perkembangbiakan gulma ini melalui biji.d. Lantana camara (tembelekan)Gulma ini berkembang biak dengan biji dan mudahtersebar luas melalui perantaraan angin. Lantana camaratidak tahan terhadap naungan jadi hanya terdapat padaareal tanaman karet belum menghasilkan.e. Chromolaena odorado (kirinyu)Penyebaran gulma ini sangat efektif melalui biji yangdihasilkan dan diterbangkan oleh angin. Satu individumampu menghasilkan biji sekitar 93.000 butir, dimanabijinya memiliki masa dormansi dalam lingkungan kondisiyang buruk serta mempunyai viabilitas yang cukup tinggi.Perkecambahan biji dipacu oleh cahaya matahari sehinggapada penyiapan lahan di musim penghujan dapat berakibatmunculnya gulma ini.f. Paspalum conjugatum Berg (rumput paitan)Gulma ini tumbuh merayap dan membentuk stolon yangmenjadi organ perkembangbiakan vegetatif. Di samping itugulma tersebut juga menghasilkan biji yang viabel. Bijiyang sudah masak diterbangkan oleh angin atau menempelpada benda yang melintasinya.g. Scleria sumatrensis47Gulma ini termasuk golongan teki karena membentukumbi, yang berperan sebagai organ penyimpanan makanancadangan dan organ perkembangbiakan yang potensial.Selain dengan umbi, tumbuhan tersebut dapat berkembangbiak melalui biji.gulma ini termasuk golongan gulmatahunan karena umbinya dapat hidup sepanjang waktu dandalam kondisi lingkungan yang buruk akan menjadidorman. Umbi yang dorman biasanya terhadap herbisidasehingga menyulitkan dalam pengendaliannya.Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara mekanis,biologi dan kimia. Dalam pelaksanannya ketiga cara ini perludilaksanakan secara terpadu, karena tiap cara mempunyaikelebihan dan kekurangan. Adapun cara pengendalian sebagaiberikut :a. Pengendalian MekanisCara mekanis dilakukan dengan menggunakan cangkul,kored atau parang. Namun demikian cara mekanismempunyai kelemahan yaitu tungguk dan akar gulmamasih tertinggal dalam tanah sehingga gulma akan cepat

Page 26: Teknis Budidaya Tanaman Karet

bertunas dan tumbuh kembali.b. Pengendalian BiologiPengendalian secara biologi dilakukan dengan caramenggunakan bantguan hewan seperti kambing, kerbaudan sapi. Ternak tersebut memakan gulma yang tumbuhdiantara tanaman karet.c. Pengendalian KimiaPengendalian gulma pada tanaman karet pada umumnyadijumpai pada tanaman karet belum menghasilkan karenatajuk tanaman belum menutup baris pertanaman.48Pengendalian dilakukan setiap bulan secara mekanisdengan mencangkul ringan jalur tanaman karet selebar 2meter.Cara kimia dilaksanakan dengan menyemprotkanherbisida, sehingga dalam pelaksanannya dapat cepat,sedikit menggunakan tenaga kerja serta tidak merusaktanaman dan sifat fisik tanah. Selain itu, gulma yang telahmati dan membusuk dapat menambah unsur hara dalamtanah._ JenisAda 3 jenis herbisida yang digunakan untukmengendalikan gulma yaitu pra-tumbuh, sistemik dannon-sistemik/kontak. Herbisida pra-tumbuh dapatmencegah biji gulma untuk tidak berkecambah, yangpenggunannya dengan cara di semprotkan ke tanahpada saat menjelang penanaman.Herbisida sistemik adalah herbisida yang dapatmematikan gulma sampai ke akarnya. Bahan aktifherbisida diserap dan ditranslokasikan ke seluruhbagian tumbuhan (tajuk dan akar)Sementara itu herbisida nonsistemik/kontak hanyadapat, mematikan bagian tumbuhan yang secaralangsung terkan semprotan herbisida._ DosisDosis herbisida untuk pengendalian gulma sebagaiberikut :Tabel 8. Dosis HerbisidaNama Kandungan Dosis perhektar

49Formulasi Bahan Aktif Bahan aktifPra Tumbuh untuk Gulma RumputDual 720 g/l metachlor 1,5 kgDual 479 g/l alachlor 2 kgUntuk Gulma Semak BerkayuGarlon 250 g/l triklopiror 1 kgParacol 200 g/l parakuat 1 kgUntuk Gulma Berdaun LebarFerninine 720 As500 g/l 1 2,4 D 1 kgGramoxone 200 g/l parakuator 0,5 kgParacol 200 g/l parakuat + 1 kg

Page 27: Teknis Budidaya Tanaman Karet

200 g/l diuronUntuk Gulma Golongan RumputParacol 200 g/l parakuat + 1 kg200 g/l diuronchlorGramoxone 200 g/l parakuator 0,5 kgRound Up 360 g/l glisofat 1,08 kgUntuk Alang-alangRound Up 360 g/l glisofat 2,16

50III. PANEN1. Menentukan Matang Sadapa. Matang Sadap PohonTanaman siap disadap bila sudah matang sadap pohon, yangditentukan berdasarkan umur dan lilit batangnya._ Umur tanamanTanaman karet siap disadap pada umur sekitar 5 - 6 tahun.Namun demikian, terdapat kondisi lingkungan yang kurangmendukung pertumbuhan tanaman, sehingga pada umur enamtahun tanaman belum siap disadap. Hal sebaliknya dapat pulaPemanenan karet dilakukan dengan carapenyadapan. Penyadapan merupakan salahsatu tindakan membuka pembuluh lateks,agar lateks yang terdapat di dalam tanamandapat keluar. Untuk memperoleh hasil lateksyang optimal, pelaksanaan penyadapan harusmengikuti tahapan yaitu :Gambar 6. Tanaman Karet Yang Disadap51terjadi, kondisi lingkungan dan jenis klon tertentu, pada umurkurang dari lima tahun tanaman sudah dapat disadap.Berdasarkan hal tersebut, umur tanaman tidak dapat digunakansebagai pedoman untuk menetapkan matang sadap. Umurtanaman hanya dapat digunakan sebagai pedoman waktu bagidilakukannya pengukuran lilit batang._ Pengukuran lilit batangPohon karet dinyatakan matang sadap apabila lilit batang sudahmencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada ketinggianbatang 100 cm dari pertautan okulasi untu tanaman okulasi.b. Matang Sadap KebunPenyadapan dapat dimulai apabila kebun karet memenuhi kriteriamatang sadap kebun. Kriteria matang sadap kebunapabila jumlahtanaman yang matang sadap sudah mencapai 60% atau lebih. Padakebun yang terpelihara dengan baik, jumlah tanaman yang matangsadap pohon dapat mencapai 60% - 70% pada umur 5 – 6 tahun.2. Persiapan Buka Sadapa. Penggambaran Bidang SadapPenggambaran bidang sadap dilakukan pada kebun yang sudahmatang sadap kebun. Tanaman yang digambar bidang sadapnyahanya tanaman yang sudah matang sadap pohon. Dalampenggambaran bidang sadap ditetapkan ketentuan yang meliputitinggi bukaan sadap, arah dan sudut kemiringan irisan sadap,

Page 28: Teknis Budidaya Tanaman Karet

panjang irisan sadap dan letak bidang sadap._ Tinggi bukan sadapTanaman karet okulasi mempunyai lilit batang bawah denganbagian atas yang relatif sama (silinder), demikian juga dengan52tebal kulitnya. Tinggi bukaan sadap pada tanaman okulasiadalah 130 cm di atas pertautan okulasi. Ketinggian ini berbedadengan ketinggian pengukuran lilit batang untuk penentuanmatang sadap._ Arah dan sudut kemiringan irisan sadapIrisan sadap diharapkan dapat memotong pembuluh latekssebanyak mungkin agar lateks yang keluar maksimal. Posisipembuluh lateks pada umumnya tidak sejajar dengan batangtanaman tetapi agak miring dari kanan atas ke kiri bawahmembentuk sudut sebesar 3,70 dengan bidang tegak.Agar pembuluh yang terpotong maksimum jumlahnya, arahirisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah, tegak lurusterhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan yang palingbaik berkisar antara 300 – 400 terhadap bidang datar untukbidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas,sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 450._ Panjang irisan sadapPanjang irisan sadap sangat berpengaruh terhadap produksi danpertumbuhan tanaman, konsumsi kulit, kesinambunganproduksi dalam jangka panjang.Panjang irisan sadap adalah 1/2s (irisan miring sepanjang ½spiral atau lingkaran batang)._ Letak bidang sadapPenentuan letak bidang sadap dilakukan agar pelaksanaanpenyadapan cepat dan mudah dikontrol. Bidang sadap harusdiletakkan pada arah yang sama dengan arah pergerakanpenyadap waktu menyadap.b. Pemasangan Talang dan Mangkuk Sadap53Talang dan mangkuk sadap dipasang setelah bidang sadap selesaidigambar. Pemasangannya diletakkan di bawah ujung irisan bagianbawah.Talang sadap terbuat dari seng selebar 2,5 cm dengan panjangsekitar 8 cm. Talang sadap dipasang pada jarak 5 cm – 10 cm dariujung irisan sadap bagian bawah.Mangkuk sadap umumnya terbuat dari plastik, tanah liat ataualuminium. Mangkuk sadap dipasang pada jarak 5-20 cm di bawahtalang sadap. Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin mangkukyang diikat dengan tali cincin pada pohon.3. Pelaksanaan penyadapana. Kedalaman irisan sadapPenyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25 – 30 tahun, olehkarena itu harus diusahakan agar kulit pulihan dapat terbentukdengan baik. Untuk itu kerusakan kabium yang terletak di antarakulit dan kayu selama penyadapan tidak boleh terjadi. Kedalaman

Page 29: Teknis Budidaya Tanaman Karet

irisan sadap dianjurkan berkisar 1-1,5 mm dari kambium.Pengirisan kulit dilakukan dengan pisau sadap. Ada dua jenis pisausadap yang biasa digunakan yaitu pisau sadap tarik dan pisau sadapdorong. Pisau sadap tarik digunakan untuk melakukan penyadapanpada bidang sadap bawah (mulai ketinggi 130 cm sampai ke kakigajah), dengan arah sadapan ke bawah. Sedangkan pisau sadapdorong, digunakan untuk bidang sadap atas (mulai ketinggian130-260 cm), dengan arah sadapan ke atas.Kedalaman penyadapan diukur dengan menggunakan alat sigmatatau paku yang dipipihkan. Karena alat sigmat harganya mahal dansulit diperoleh, untuk petani sebaiknya menggunakan paku yangdipipihkan. Ujung paku yang dipipihkan terdapat lekukan dengankedalaman 1 mm pada satu sisi dan 1,5 mm sisi lainnya.54b. Ketebalan irisan sadapKetebalan irisan sadap yang dianjurkan adalah berkisar antara 1,5mm – 2 mmsetiap penyadapan, agar penyadapan dapat dilakukanselama kurang lebih 25 – 30 tahun.c. Frekuensi penyadapanFrekuensi penyadapan adalah jumlah penyadapan dilakukan dalamjangka waktu tertentu. Dengan panjang irisan ½ spiral (1/2 s),frekuensi penyadapan adalah 1 kali dalam 3 hari (3/d) untuk 2tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi 1 kalidalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya. Menjelangdilakukannya peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensipenyadapan dapat dilakukan secara bebas.d. Waktu penyadapanJumlah lateks yang keluar dam kecepatan alirannya dipengaruhioleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor mencapai maksimum padasaat menjelang fajar dan akan menurun bila semakin siang.Gambar … Pisau sadap tarikGambar … Pisau sadap dorong55Penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin yaitu antara jam05.00 – 07.30 pagi.4. Sistem EksploitasiCara penyadapan menurut aturan-aturan tertentu yang dilakukan padasuatu periode, tersusun dalam suatu sistem yang dinamakan sistemsadap. Beberapa sistem sadap yang dirangkai dan dilakukan secaraberurutan sepanjang waktu produksi tanaman dinamakan sistemeksploitasi.Untuk memperoleh produksi tanaman karet yang optimal, masingmasingklon idealnya disadap dengan sistem eksploitasi berbeda sesuaidengan konsep penyadapan yang spesifik-diskriminatif. Terlebihdahulu harus dipisahkan klon-klon slow starter dan klon-klon quickstarter.Klon-klon yang tergolong slow starter seperti GT 1, BPM 1, BPM 24,PR 255, PR 261, PR 300, PB 330, RRIC 100, RRIM 717, AVROS2037, BPM 107, BPM 109, PB 217, PR 303, RRIC 102, TM 2, TM 6,TM 8 dan TM 9 dianjurkan menggunakan paket teknologi penyadapan

Page 30: Teknis Budidaya Tanaman Karet

seperti gambar berikut ini.1234567891011121314111214131515161617171818B1-1 B1-2BO-1 BO-2HO-1 HO-2

56Klon-klon quick starter seperti PB 235, PB 260, PB 280, PB 340,RRIM 712, IRR 103, IRR 104, IRR 105, IRR 106, IRR 107, IRR 109,IRR 110,IRR 111, IRR 112, IRR 117, IRR 118, IRR 119, dan IRR 120dianjurkan menggunakan paket teknologi penyadapan seperti gambar dibawah ini.Klon-klon dengan metabolisme sedang/rendah dieksploitasi denganmasih mengharapkan kulit pilihan serta dengan pemberian stimulanyang intensif sedangkan klon-klon dengan metabolisme yang tinggidieksploitasi dengan intensitas rendah tanpa mengharapkan kulitpulihan dan dengan menggunakan sedikit stimulan.Gambar .... Perpindahan panel pada sistem eksploitasi yangsesuai untuk klon-klon slow starter.12345101112131468 7917181615

Page 31: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Free tap2019Free tapHO-1 HO-2BO-1 BO-2

Gambar .....Perpindahan panel padasistem eksploitasi yangsesuai untuk klon-klon quickstarter.57Stimulan dipergunakan bukan untuk tujuan meningkatkan produksilateks, tetapi lebih banyak untuk meningkatakan produktivitaspenyadap per hektar. Dengan memakai stimulan, frekuensi penyadapandapat dikurangi secara signifikan, sehingga biaya penyadap per satuanluas menurun. Dosis stimulan dipengaruhi oleh tipe klon, untuktanaman karet yang tergolong klon slow starter dosis yang dianjurkanoleh Balai Penelitian Sungei Putih adalah 2.5%, 9/y sedangkan untukklon-klon quick starter adalah 2.5%, 3-4/y. Penggunaan stimulan yangtidak sesuai dengan dosis untuk bidang sadap mengkibatkan tanamanmengalami KAS (kering alur sadap) yang dapat mengurangi jumlahproduksi.IV. PENANGANAN PASCA PANENMutu bahan olah karet (BOKAR) yang baik dicerminkan oleh kada karet kering(KKK) dan tingkat kebersihan yang tinggi. Upaya perbaikan mutu bokar harusmulai dilakukan sejak penanganan lateks di kebun sampai dengan tahappengolahan terakhir.Penurunan mutu biasanya disebabkan oleh terjadinya proses prakoagulasi.Prakoagulasi akan menjadi masalah dalam proses pengolahan sit (sit asap atausit angin) dna crepe, sedangkan dalam pengolahan karet bongkah (SIR) tidakmenjadi masalah.Untuk mencegah terjadinya penggumpalan (prokoagulasi) lateks, penggunaananti koagulan merupakan cara upaya terakhir karena membutuhkan biayatambahan.Bahan anti koagulan yang sering digunakan adalah amonia 2,5% dan natriumsulfit (90%-98% kadar Na2SO3). Dosis pemakaian amonia adalah 5 – 10 mlamonia per liter lateks. Dosis natrium sulfit adalah 5 – 10 ml larutan Na2SO3

5810% untuk setiap liternya. Pemberian bahan anti koagulan sedapat mungkindilakukan dalam mangkok lateks. Semakin cepat lateks diberi bahan antikoagulan akan semakin baik.Untuk memperoleh bahan olah karet yang bermutu baik beberapa persyaratanteknis yang harus diikuti yaitu :a. Tidak ditambahkan bahan-bahan non karet.b. Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat.c. Segera digiling dalam keadaan segar.d. Disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dan tidak direndam.Jenis bahan olah karet (bokar) yang dapat diproduksi yaitu :1. Lateks PekatLateks pekat adalah lateks kebun yang dipekatkan dengan cara sentrifusatau didadihkan dari KKK 28% - 30% menjadi KKK 60% - 64%.

Page 32: Teknis Budidaya Tanaman Karet

Peralatan yang diperlukan adalah tangki dadih dari plastik, pengadukkayu, dan saringan lateks 60 mesh. Bahan-bahan yang diperlukanberupa bahan pendadih yaitu campuran amonium alginat dan karboksimetil selulose, bahan pemantap berupa amonium laurat dan pengawetberupa gas atau larutan amoniak.Pengolahan lateks pekat melalui beberapa tahap yaitu penerimaan danpenyaringan lateks kebun, pembuatan larutan pendadih, pendadihandan pemanenan.2. Lump MangkokLump mangkok adalah lateks kebun yang dibiarkan menggumpalsecara alamiah dalam mangkok. Pada musim penghujan untukmempercepat proses penggumpalan lateks dapat digunakan asam semutyang ditambahkan ke dalam mangkok.3. Slab Tipis / Giling59Slab tipis dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lumpmangkok yang dibekukan dengan asam semut di dalam bak pembekuyang berukuran 60 x 40 x 6 cm, tanpa perlakuan penggilingan.Proses pembuatan slab tipis dapat diuraikan sebagai berikut :a. Masukkan dan susun lump mangkok secara merata di dalam bakpembeku.b. Tambahkan larutan asam semut 1% ke dalam lateks kebun, dengandosis 110 ml per liter lateks, kemudian diaduk.c. Tuangkan campuran tersebut ke dalam bak pembeku yang telahdiisi lump mangkok.d. Biarkan sekitar 2 jam, lalu gumpalan diangkat dan disimpan di atasrak dalam tempat yang teduh.Untuk meningkatkan kadar karet kering menjadi sekitar 70%, slab tipisdapat digiling dengan menggunakan handmangle dan hasilnya disebutdengan slab giling.Slab tipis dapat diolah menjadi blanket melalui penggilingan denganmesin creper. Proses penggilingan dilakukan sebanyak 4-6 kali sambildisemprot dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yangterdapat di dalam slab. Hasil blanket mempunyai ketebalan sekitar 0,6cm – 1 cm, dengan KKK sekitar 75%.4. Sit AnginSit angin adalah lembaran karet hasil penggumpalan lateks yangdigiling dan dikeringanginkan sehingga memiliki KKK 90% - 95%.Pengolahan sit angin dilakukan melalaui berbagai tahap yaitupenerimaan dan penyaringan lateks, pengenceran, penggumpalan,pemeraman, penggilingan, pencucian, penirisan dan pengeringan.5. Sit Asap (Ribbed Smoked Sheet/RSS)Proses pengolahan sit asap hamper sama dengan sit angina. Bedanyaterletak pada proses pengeringan, dimana pada sit asap dilakukan60pengasapan pada suhu yang bertahap antara 40o-60o C selama 4 hari,dengan pengaturan sebagai berikut :a. Hari pertama, suhu 40o-45o C, ventilasi ruang asap lebar.b. Hari kedua, suhu 40o-50o C, ventilasi ruang asap sedang.

Page 33: Teknis Budidaya Tanaman Karet

c. Hari ketiga, suhu 50o-55o C, ventilasi ruang asap tertutup.d. Hari keempat, suhu 55o-60o C.Setelah proses pengeringan, dilakukan sortasi sesuai ”Green Book”yang mengklasifikasikan sit asap menjadi RSS-1, RSS-2, RSS-3 danCutting.