teknik sipil

59
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Rangka Kuda-kuda Direncanakan : Panjang bentang kuda-kuda = 9,0 m Sudut kemiringan atap = 28 o Penutup atap = genteng (50 kg/m 2 - PPBBI 1983) Jarak antar kuda-kuda = 3,0 m Plafond + penggantung = 18 kg/m 2 (PPI – 1983) Mutu baja yang digunakan = Bj 37 Tegangan dasar izin ( ) = 1600 kg/cm 2 Modulus elastisitas baja = 2,1 x 10 6 kg/cm 2 1.2 Peraturan yang Digunakan Andrian (0804101010165)

description

perhitungan baja

Transcript of teknik sipil

Page 1: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rangka Kuda-kuda

Direncanakan :

Panjang bentang kuda-kuda = 9,0 m

Sudut kemiringan atap = 28 o

Penutup atap = genteng (50 kg/m2 - PPBBI 1983)

Jarak antar kuda-kuda = 3,0 m

Plafond + penggantung = 18 kg/m2 (PPI – 1983)

Mutu baja yang digunakan = Bj 37

Tegangan dasar izin ( ) = 1600 kg/cm2

Modulus elastisitas baja = 2,1 x 106 kg/cm2

1.2 Peraturan yang Digunakan

Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja

(PPBBI), SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI – 1983).

1.3 Penempatan Beban

Andrian (0804101010165)

Page 2: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 2

1.3.1 Beban mati

1. Berat sendiri konstruksi kuda-kuda

Muatan ini dianggap bekerja pada tiap-tiap titik buhul (bagian atas dan

bawah)

2. Berat akibat penutup atap dan gording

Dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas

3. Berat plafond + penggantung

Dianggap bekerja pada titik buhul bagian bawah

1.3.2 Beban hidup

1. Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatannya sebesar

minimum 100 kg.

2. Beban air hujan sebesar (40 – 0,8α) kg/m

1.3.3 Beban angin

Angin tekan dan angin hisap yang terjadi dianggap bekerja tegak lurus bidang

atap pada tiap titik buhul bagian atas, sehingga komponen angin hanya bekerja pada

arah sumbu y saja dan komponen angin dalam arah sumbu x = 0.

Untuk konstruksi gedung tertutup, dimana α < 65o, maka :

Koef angin tekan : 0,02 α – 0,4

Koef angin hisap : - 0,4

1.4 Ketentuan Alat Sambung

Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi baut

disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan rumus pada

PPBBI 1983.

1.5 Perhitungan panjang batang Andrian (0804101010165)

Page 3: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 3

1. Tinggi kuda kuda

V3 = 4,5 x (tg α )

= 4,5 x (tg 28o)

= 2,4 m

2. Batang bawah

Batang :

B1 = B2 = B3=B4= B5 =B6 = 1,5 meter

3. Batang atas

A1 =A6 =

4. Batang vertikal

V1 = V2 = V3 = V4 = V5 = B1 tg α = 1,5 tg 28 = 0,8 m

5. Batang diagonal

D1 = D2 = D3 = D4 =

Tabel 1.1 Panjang Batang Kuda-kuda

Nama Batang Panjang Batang (m)

B1

B2

B3

B4

B5

B6

1,51,51,51,51,51,5

V1

V2

V3

V4

V5

0,80,80,80,80,8

D1

D2 1,71,7

Andrian (0804101010165)

Page 4: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 4

D3

D4

1,71,7

A1

A2

A3

A4 A5

A6

1,71,71,71,71,71,7

Andrian (0804101010165)

Page 5: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 5

BAB II

PERENCANAAN GORDING

Direncanakan :

Jarak antar kuda-kuda = 3,0 m

Jarak gording = 1 m

Atap yang digunakan = genteng (10 kg/m2) (PPI – 1983)

Mutu baja = Bj 37

Tegangan dasar izin ( ) = 1600 kg/cm2

Modulus elastisitas baja (E) = 2,1 x 106 kg/cm2

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 20 x 2,3

Dari tabel baja, diperoleh data profil :

Ix = 80,7 cm4 Iy = 19 cm4

Wx = 16,1 cm3 Wy = 6,06 cm3

F = 5,172 cm2 q = 4,06 kg/m

Rumus yang digunakan :

Beban terpusat

Bidang momen : M = ¼ PL

Bidang geser : D = ½ P

Lendutan : f =

Beban terbagi rata

Bidang momen : M = 1/8 qL2

Bidang geser : D = ½ qL

Lendutan : f =

Andrian (0804101010165)

Page 6: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 6

2.1 Perhitungan Momen Akibat Beban

2.1. 1 Beban mati

Berat sendiri gording = (profil LLC 100 x 50 x 20 x 2,3) = 4,06 kg/m

Berat atap = berat genteng x jarak gording

= 50 x 1 = 5 0 kg/m

q = 54,06 kg/m

qy = q cos α = 54,6 cos 28 = 48,209 kg/m

qx = q sin α = 54,6 sin 28 = 25,633 kg/m

Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (25,633) (3)2 = 28,837 kgm

My = 1/8 qy L2 = 1/8 (48,209) (3)2 = 54,235 kgm

Dx = ½ qy L = ½ (48,209) (3) = 72,313 kg

Dy = ½ qx L = ½ (25,633) (3) = 38,449 kg

Lendutan yang timbul :

fx = =

fy = =

2.1.2 Beban hidup

a. Beban Terpusat ( P = 100 kg)

Py = P cos α = 100 cos 28 = 88,29 kg

Px = P sin α = 100 sin 28 = 46,95 kg

My = ¼ Px L = ¼ (46,95) (3,0) = 35,21 kgm

Mx = ¼ PyL = ¼ (88,29) (3,0)= 66,22 kgm

Dy = ½ Px = ½ (46,95)` = 23,47 kg

Andrian (0804101010165)

Page 7: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 7

Dx = ½ Py = ½ (88,29) = 44,14 kg

Lendutan yang timbul :

fx = =

fy = =

b. Beban terbagi rata

q = (40 – 0,8α) = (40 – 0,8 (28)) = 17,6 kg/m

Beban akibat air hujan yang diterima gording :

q = Beban air hujan x jarak gording

= 17,6 x 1 = 17,6 kg/m

qx = q sin α = 17,6 sin 28 = 8,26 kg/m

qy = q cos α= 17,6 cos 28 = 15,53 kg/m

My = 1/8 qx L2 = 1/8 (8,26) (3,0)2 = 9,29 kgm

Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (15,53) (3,0)2 = 17,47 kgm

Dy = ½ qx L = ½ (8,26) (3,0) = 12,39 kg

Dx = ½ qy L = ½ (15,53) (3,0) = 23,29 kg

Lendutan yang timbul :

fx = =

fy = =

Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata, maka

tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat.

Andrian (0804101010165)

Page 8: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 8

2.1.3 Beban angin

Tekanan angin rencana diambil 40 kg/m2 (PPI 1983 hal 22)

a. Angin tekan

α < 28o, maka koefisien angin tekan :

C = 0,02α – 0,4

= 0,02 (28) – 0,4

= 0,16

qx = 0

qy = koef angin x tekanan angin x jarak gording

= 0,16 x 40 x 1

= 6,4 kg/m

My = 0

Mx = 1/8 qyL2 = 1/8 (6,4) (3,0)2 = 7,2 kgm

Dy = 0

Dx = ½ qy L = ½ (6,4) (3,0) = 9,6 kg

Lendutan yang timbul

fy = 0

fx = =

b. Angin hisap

Koef angin hisap = -0,4

qx = 0

qy = koef angin x tek. angin x jarak gording

= - 0,4 x 40 x 1

= - 16 kg/m

My = 0

Mx = 1/8 qyL2 = 1/8 (16) (3,0)2 = 18 kgm (-)

Dy = 0

Dx = ½ qy L = ½ (16) (3,0) = 24 kg

Andrian (0804101010165)

Page 9: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 9

Lendutan yang timbul

fy = 0

fx = =

Komentar : Beban angin hisap tidak di perhitungkan dalam kombinasi beban

Tabel 2.1 Momen dan gaya geser akibat variasi dan kombinasi beban

Momen

dan

gaya Geser

Beban

Mati

Beban

Hidup

Beban

Angin

tekan

Kombinasi Beban

Primer Sekunder

(1) (2) (3) (4) (2) + (3) (2)+(3)+(4)

Mx (kgm)

My(kgm)

Dx(kg)

Dy(kg)

28,837

54,235

72,313

38,449

66,22 35,21

44,14

23,47

7,2

0

9,6

0

95,057

89,445

116,453

61,919

102,257

89,445

126,053

61,919

2.2 Kontrol Kekuatan Gording

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 20 x 2,3

Dari tabel baja, diperoleh data profil :

Ix = 80,7 cm4 Iy = 19 cm4

Wx = 16,1 cm3 Wy = 6,06 cm3

F = 5,172 cm2 q = 4,06 kg/m

2.2.1 Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan

σlt ytb = ≤ = 1600 kg/cm2 (beban primer)

σlt ytb = ≤ 5/4 = 5/4 x 1600 kg/cm2

= 2000 kg/cm2 (beban sekunder)

Andrian (0804101010165)

Page 10: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 10

a. Pembebanan primer

σlt ytb = =

σlt ytb =

σlt ytb = 1206,64 kg/cm2 < =1600 kg/cm2 ........... (aman)

b. Pembebanan sekunder

σlt ytb = =

σlt ytb =

σlt ytb = 1539,50 kg/cm2 < 5/4 =2000 kg/cm2 ............ (aman)

2.2.2 Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan geser

Tegangan geser yang diizinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama

dengan 0,58 kali tegangan dasar (PPBBI 1983 hal 5)

= 0,58

= 0,58 x 1600

= 928 kg/cm2

τytb ≤ = 928 kg/cm2 (beban primer)

τytb ≤ 5/4 = 5/4 x 928 = 1.160 kg/cm2 (beban sekunder)

Profil LLC 100 x 50 x 20 x 2,3

A = 10 cm

B = 5 cm

C = 2 cm

t = 0,23 cm

Cx = 5 cm

Cy = 1,86 cm

Tegangan Geser Maksimum

Andrian (0804101010165)

Page 11: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 11

a. Terhadap sumbu x – x

F1 = 0,23 x 5 = 1,15 cm2

F2 = 0,23 x (5 – (2 x 0,23)) = 1,04 cm2

F3 = 0,23 x 2 = 0,46 cm2

y1 = ½ (5) = 2,5 cm

y2 = 5 – ( ½ x 0,23) = 4,89 cm

y3 = 5 – ( ½ x 2) = 4 cm

Sx = (F1 . y1) + (F2 . y2) + (F3 . y3)

= (1,15 x 2,5) + (1,04 x 4,89) + (0,46 x 4)

= 9,82 cm3

bx = 0,23 cm

b. Terhadap sumbu y – y

F1 = 0,23 (10) = 2,3 cm2

F2 = F3 = 0,23 (1,86 – 0,23) = 0,37 cm2

x1 = 1,86 – (0,23 / 2) = 1,75 cm

x2 = ½ (1,86 – 0,23) = 0,82 cm

Sy = (F1 . x1) + (F2 . x2) + (F3 . x3)

= (2,3 x 1,75) + (0,37 x 0,82) + (0,37 x 0,82)

= 4,63 cm3

by = 0,23 x 2 = 0,46 cm

Beban Primer

τytb = +

= = 94,413 kg/cm2 < = 928 kg/cm2

Beban Sekunder

Andrian (0804101010165)

Page 12: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 12

τytb = +

= = 99,49 kg/cm2 < 5/4 = 1.160 kg/cm2

2.2.3 Kontrol kekuatan gording terhadap lendutan

Batas lendutan maksimum arah vertikal untuk gording batang tunggal menerus

adalah :

fmaks = = = 1,67 cm

Lendutan yang timbul terhadap sb. x – x

fx = fx beban mati + fx beban hidup + fx beban angin

= + 0,293+ 0,039

= 0,632 cm

Lendutan yang timbul terhadap sb. y – y

fy = fy beban mati + fy beban hidup + fy beban angin

= 0,159 + 0,662 + 0

= 0,821 cm

Total lendutan yang dialami gording :

fytb = = = cm

fytb = 1,036 cm < fmaks = 1,67 cm .......................... (aman)

Gording dengan profil LLC 100 x 50 x 20 x 2,3 dapat digunakan.

BAB III

PERHITUNGAN PEMBEBANAN

Andrian (0804101010165)

Page 13: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 13

3.1 Beban Mati

3.1.1 Berat rangka kuda-kuda

Beban rangka kuda-kuda dihitung didasarkan rumus Ir. Loa Wan Kiong

q = (L – 2) s/d (L + 5)

= (9 – 2) s/d (9 + 5)

= 7 kg/m2 s/d 14 kg/m2

Diambil yang maksimum yaitu 14 kg/m2

Pelimpahan ke titik buhul :

qmax x jarak kuda-kuda x panjang bentang kuda-kuda

jumlah titik buhul

= 31,5 kg

Bracing / ikatan angin

Diambil 25% dari berat sendiri kuda-kuda

P = 25 % x 31,5 = 7,875 kg

3.1.2 Berat penutup atap + berat gording

Penutup atap = genteng (50 kg/m2)

Gording = 14,06 kg/m

P1 = Berat penutup atap = 50 x jarak kuda-kuda x jarak gording

= 50 x 3,0 x 1 = 150 kg

P2 = Berat gording = 14,06 x jarak kuda-kuda = 14,06 x 3,0 =42,18 kg

P = P1 + P2 = 150 + 42,18 = 192,18 kg

P′ = ½ P1 + P2

P′ = ½ (150) + 42,18 = 117,18 kg

Batang A – H

∑MA = 0

Andrian (0804101010165)

Page 14: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 14

RHA =

= 37,417 kg

∑V = 0

RAH = ((117,18+(192,18 x 2)) – 37,417

= 464,123 kg

Batang H – I

∑MH = 0

RIH =

= 183,136 kg

∑V = 0

RHI = (192,18 x 2) – 183,136

= 201,224 kg

Batang I – J

∑MI = 0

RJI =

= 250,964 kg

∑V = 0

RIJ = (192,18 x 2) – 250,964

= 133,396 kg

Jadi, beban penutup atap + gording untuk tiap titik buhul :

Titik A = B → P = RAH = 464,123 kg

Titik H = L → P = RHA + RHI = 37,417 + 201,224 = 238,641 kg

Andrian (0804101010165)

Page 15: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 15

Titik I = K → P = RIH + RIJ = 183,136 + 133,396 = 316,532 kg

Titik J → P = RJI x 2 = 250,964 x 2 = 501,928 kg

2.1.3 Berat plafond + penggantung

Berat plafond dan penggantung = 18 kg/m2 (PPI – 1983)

Titik A = B = ½ B1 x 3,0 x 18

= ½ (1,5) x 3,0 x 18

= 40,5 kg

Titik C = G = ½ (B1 + B2) x 3,0 x 18

= ½ (1,5+1,5) x 3,0 x 18

= 81 kg

Titik D = F = ½ (B2 + B3) x 3,0 x 18

= ½ (1,5+1,5) x 3,0 x 18

= 81 kg

Titik E = ½ (B3 + B4) x 3,0 x 18

= ½ (1,5+1,5) x 3,0 x 18

= 81 kg

3.2 Beban Hidup

3.2.1 Beban orang / pekerja

Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatannya adalah

sebesar minimum 100 kg (PPI – 1983 hal 13).

3.2.2 Beban air hujan

Beban terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari beban air hujan adalah

sebesar (40 – 0,8α) kg/m2 (PPI – 1983 hal 13).

q = 40 – 0,8 α = 40 – 0,8 (28) = 17,6 kg/m2

Titik A = B = (½ A1 + tritisan ) x 3,0 x 17,6

= ( ½ (1,7)+ 1,13)x 3,0 x 17,6

= 108,24 kg

Titik H = L = ½ (A1 + A2) x 3,0 x 17,6

Andrian (0804101010165)

Page 16: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 16

= ½ (1,7+1,7) x 3,0 x 17,6

= 83,04 kg

Titik I = K = ½ (A2 + A3) x 3,0 x 17,6

= ½ (1,7+1,7) x 3,0 x 17,6

= 83,04 kg

Titik J = ½ (A3 + A4) x 3,0 x 17,6

= ½ (1,73+1,73) x 3,0 x 17,6

= 83,04 kg

3.3 Beban angin

Tekanan angin (w) = 40 kg/m2 , α = 28o

3.3.1 Angin tekan

Koef. Angin tekan = 0,02 α – 0,4

= 0,02 (28) – 0,4

= 0,16

Titik A = B = (½ A1 + tritisan) x 3,0 x 0,16 x 40

= ( ½ (1,7) + 1,13) x 3,0 x 0,16 x 40

= 47,52 kg

Titik H = L = ½ (A1 + A2) x 3,0 x 0,16 x 40

= ½ (1,7+1,7) x 3,0 x 0,16 x 40

= 40,8 kg

Titik I = K = ½ (A2 + A3) x 3,0 x 0,16 x 40

= ½ (1,7+1,7) x 3,0 x 0,16 x 40

= 40,8 kg

Titik J = ½ (A3) x 3,0 x 0,16 x 40

= ½ (1,7) x 3,0 x 0,16 x 40

= 20,4 kg

3.3.2 Angin Hisap

Koef. Angin hisap = - 0,4

Titik A = B = (½ A1 + tritisan) x 3,0 x 0,4 x 40

= ( ½ (1,7) + 1,13) x 3,0 x 0,4 x 40

Andrian (0804101010165)

Page 17: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 17

= 95,04 kg

Titik H = L = ½ (A1 + A2) x 3,0 x 0,4 x 40

= ½ (1,7+1,7) x 3,0 x 0,4 x 40

= 81,6 kg

Titik I = K = ½ (A2 + A3) x 3,0 x 0,4 x 40

= ½ (1,7+1,7) x 3,0 x 0,4 x 40

= 81,6 kg

Titik J = ½ (A3) x 3,0 x 0,4 x 40

= ½ (1,7) x 3,0 x 0,4 x 40

= 40,8 kg

Titik Angin tekan Angin hisap

buhul (kg) (kg)

A 47,52 -95,04

H 40,8 -81,6

I 40,8 -81,6

J 20,4 -40,8

K 40,8 -81,6

L 40,8 -81,6

B 47,52 -95,04

Dari tabel pelimpahan beban dan pembebanan angin diatas, maka gaya-gaya batang

dapat diketahui dengan perhitungan menggunakan metode Cremona.

Andrian (0804101010165)

Page 18: teknik sipil

Perencana Kontruksi Gedung I (Baja)) 18

Tabel 3.1 Pembebanan

Titik buhul

Beban Mati (Kg) Beban Hidup Jumlah Pembulatan

Berat sendiri

Berat atap + Berat plafond + Penggantung

Hujan Orang/Pekerja (kg) (kg)Gording (kg/m) (kg)    

         A 31.5 464,123 40,5 108,24 100 744,363 745B 31.5 464,123 40,5 108,24 100 744,363 745C 31.5 - 81 - 100 212,5 213D 31.5 - 81 - 100 212,5 213E 31.5 - 81 - 100 212,5 213F 31.5 - 81 - 100 212,5 213G 31.5 - 81 - 100 212,5 213H 31.5 238,641 - 83,04 100 453,181 454I 31.5 316,532 - 83,04 100 531,072 532J 31.5 501,928 - 83,04 100 716,468 717K 31.5 316,532 - 83,04 100 531,072 532L 31.5 238,641 - 83,04 100 453,181 454

TOTAL 5236,2 5244

Andrian (0804101010165)

Page 19: teknik sipil

Perencana Kontruksi Gedung I (Baja)) 19

BATANG

PANJANGBEBAN TETAP BEBAN ANGIN (kg) BEBAN HIDUP (kg)

GAYA MAKSIMUM

GAYA DESAIN

(m) (kg)

BEBAN ANGIN

TEK.KIR-HIS KANAN

BEBAN ANGIN

TEK.KAN-HIS SEKUNDER SEKUNDER (kg) (kg)    KIRI I II    

1 2 3 4 5 (3+4) (3+5) 6 7B1 1,5 3804,18 162,76 -309,1 3966,94 3495,08 3966,94

3966,94

B2 1,5 2645,65 75,85 -135,28 2721,5 2510,37 2721,5B3 1,5 1359,24 -86,91 38,53 1272,33 1397,77 1397,77B4 1,5 3804,18 151,7 -222,37 3955,88 3581,81 3955,88

Andrian (0804101010165)

Page 20: teknik sipil

Perencana Kontruksi Gedung I (Baja)) 20

B5 1,5 2645,65 162,76 -135,47 2808,41 2510,18 2808,41B6 1,5 1359,24 162,76 -48,01 1522 1311,23 1522V1 0,8 -2081 86,54 164,35 -1994,46 -1916,65 -1994,46  V2 0,8 -1465 46,21 71,93 -1418,79 -1393,07 -1418,79  V3 0,8 2458 -76,92 -333,84 2381,08 2124,16 2381,08 2381,08V4 0,8 -1465 65,17 72,03 -1399,83 -1392,97 -1399,83  V5 0,8 -2081 113,79 25,53 -1967,21 -2055,47 -2055,47  D1 1,7 4236,51 183,34 -349,58 4419,85 3886,93 4419,85  D2 1,7 3617,92 -183,34 -207,8 3434,58 3410,12 3434,58 4419,85D3 1,7 3617,92 85,91 -503,29 3703,83 3114,63 3703,83  D4 1,7 4236,51 183,34 -54,38 4419,85 4182,13 4419,85  A1 1,7 -4236,51 29,09 162,1 -4207,42 -4074,41 -4207,42  A2 1,7 -3617,92 105,83 358,71 -3512,09 -3259,21 -3512,09  A3 1,7 -4542,36 182,56 358,46 -4359,8 -4183,9 -4359,8

-4421,37A4 1,7 -4542,36 120,99 391 -4421,37 -4151,36 -4421,37A5 1,7 -3617,92 249,42 160,84 -3368,5 -3457,08 -3457,08  A6 1,7 -4236,51 21,69 29,25 -4214,82 -4207,26 -4214,82  

Andrian (0804101010165)

Page 21: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 21

BAB IV

PENDIMENSIAN BATANG

Rangka batang kuda-kuda direncanakan dari profil tersusun siku-siku

sama kaki (┘└ )

4.1 Ketentuan dan Rumus yang Digunakan

(Berdasarkan PPBBI – 1983 hal 20 – 22)

4.1.1 Batang tarik

Perhitungan didasarkan pada daya dukung luas netto (Fn)

Fn =

Fbr =

Kontrol tegangan

σytb = ≤

4.1.2 Batang tekan

Dipengaruhi oleh tekuk

Panjang tekuk (Lk)

Dimana : Lk = L (sendi-sendi, K (koef, tekuk) = 1)

Kelangsingan : λ = ≤

Syarat : λmaks ≤ 140 untuk konstruksi utama (SKBI 1987)

Profil yang dipilih berdasarkan iη = imin

Kelangsingan sumbu masif (λx < 140)

λx =

Kelangsingan sumbu ( λI < 50)

λ1 =

Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ]

Andrian (0804101010165)

Page 22: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 22

iy =

Kelangsingan sumbu tidak masif (λy < 140)

λy =

λiy =

Dimana : m = jumlah batang tunggal yang membentuk batang tersusun

Syarat untuk menjaga kestabilan elemen :

λx ≥ 1,2 λ1

λ iy ≥ 1,2 λ1

Tegangan yang timbul :

σytb = ≤

4.1.3 Kekuatan kopel

Digunakan pada batang tekan

Pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa seluruh panjang batang

tersusun terdapat gaya lintang sebesar :

D = 0,02 P

Gaya geser memanjang (torsi)

T =

dimana : L1 = jarak kopel

a = (e + ½δ)

Momen pada plat kopel

M = T . ½C

dimana : C = jarak antar baut pada profil

C = (2w + δ)

Plat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan :

>10 (PPBBI 1983 hal 21)

Andrian (0804101010165)

Page 23: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 23

dimana : IP = Momen inersia plat kopel

a = jarak profil tersusun

Ll = jarak tengah-tengah plat kopel pada arah batang tekan

Il = Iη = Momen inersia minimum 1 profil

4.2 Perhitungan Pendimensian

4.2.1 Batang A1 – A6

Gaya design Pmaks = 4421,37 kg (tekan)

Lk = L = 1,70 m = 170 cm

iη = imin = = = 1,21 cm

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 65 , 65 , 7

Dari tabel baja diperoleh data :

Ix = Iy = 33,4 cm4 iη = 1,26 cm

F = 8,70 cm2 Iη = 13,8 cm4

Fn = 7,30 cm2 w = 4,60 cm

ix = iy = 1,96 cm e = 1,85 cm

Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,5 cm

Kontrol

λx = = = 86,73 < 140 ................. (aman)

λ1 = = = 134,92 > 50 (perlu plat kopel)

Jarak Plat Kopel

Panjang Lmaks = λmaks . in = 50 x 1,21 = 61 cm

Jumlah jarak kopel =

Sehingga L1 menjadi = = 56,667 cm

Andrian (0804101010165)

Page 24: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 24

λ1 menjadi = ...............< 50 (aman)

Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [33,4 + 8,70 (1,85 + )2] = 143,534 cm4

iy = = = 2,872

λy = =

λiy = = = 77,265 <

140 ......... (aman)

Syarat :

1,2 λ1 = 1,2 x 46,832 = 56,20

λx ≥ 1,2 λ1 → 86,73 > 56,20 .................... (aman)

λiy ≥ 1,2 λ1→ 77,265 > 56,20 .................... (aman)

Tegangan yang timbul akibat plat kopel :

Karena λx > λiy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λx = 86,73

Dari tabel 2 PBBI 1984 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) :

λx = 86,73 , Diperoleh

ω = 1,761 + (1,781-1,761) = 1,736

Kontrol tegangan :

σytb = = = 525,719 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2

Plat kopel

Direncanakan baut 5/8'' (1,59 cm) dimensi plat kopel 5 x 100 mm2

D = 0,02 P = 0,02 x 4421,37 = 88,427 kg

- Tebal plat kopel direncanakan (t) = 5 mm = 0,5 cm

- Tinggi plat kopel (h)

h = 6 d = 6 1,59 cm = 9,54 ≈ 10 cm

1,5 d = 1,5 1,59 cm = 2,385 ≈ 2,5 cm

3 d = 3 1,59 cm = 4,77 ≈ 5 cm

Andrian (0804101010165)

Page 25: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 25

Gaya Geser Memanjang (torsi)

D . L1 = T1 (2e + δ)

T1 = = = 1193,069 kg

T1 = T2 = 1193,069 kg

Jarak antar baut : C = 2w + δ

= 2 (3,5) + 0,5

= 7,5 cm

Momen : M = Tl . ½C

= 1193,069 x ½ (7,5)

= 5786,388 kg.cm

Momen pada plat :

Σx2 = 0

Σy2 = 2 (2,5)2 = 12,5 cm2

Σx2 + Σy2 = 0 + 12,5 = 12,5 cm2

kx = = = 1157,278 kg

ky = = = 0 kg

Andrian (0804101010165)

Page 26: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 26

Gaya vertikal yang diterima baut :

Kv = kg

Gaya horizontal yang diterima baut :

KH = Kx = 1157,278 kg

Gaya total yang diterima baut

R = = = 1301,976 kg

Kontrol plat kopel :

= 0,6 = 0,6 x 1600 kg/cm2 = 960 kg/cm2

σytb = ≤

τytb = ≤

> 10

Kontrol tegangan :

W = 1/6 bh2 = 1/6 x 0,5 x 102 = 8,33 cm3

σytb = = = 694,644 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2 ............ (aman)

Luas plat : F = t.h = 0,5 x 10= 5 cm2

τytb = = = 357,921 kg/cm2 < = 960 kg/cm2.......... ....(aman)

Momen kelembaman plat kopel (PPBBI 1983 hal 21)

IP = 2 x 1/12 t.h3 = 2 x 1/12 (0,5) (10)3 = 83,33 cm4

> 10

> 10

> 10

Andrian (0804101010165)

Page 27: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 27

19,84 cm > 2,39 cm ...................... (aman)

Kontrol kekuatan baut

1. Kontrol terhadap geser :

Pgsr = F x x n dimana : n = jumlah bidang geser

= ¼ π d2 x 0,5 x x n

= ¼ π (1,59)2 x 0,5 x 1600 x 1

= 1588,452 kg > R = 1301,976 kg

2. Kontrol terhadap tumpuan

tu = 1,5 (untuk S1 ≥ 2d)

tu = 1,2 (untuk 1,5d ≤ S1 ≤ 2d

Ptu = Ftu . σtu

= t . d . 1,2 dimana : t = tebal plat

= 0,5 x 1,59 x 1,2 x 1600

= 1526,4 kg > R = 1301,976 kg ...................... (aman)

4.2.2 Batang B1 – B6

Gaya design Pmaks = 3966,94 kg (tarik)

Fn = = = 2,479 cm2

Fbr = = = 2,917 cm2

Dipilih profil ┘└ 35 , 35 , 6

F = 3,87 cm2

Kontrol tegangan :

Andrian (0804101010165)

→ PPBBI 1983 hal 68

Page 28: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 28

σytb = = = 512,524 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2..............(aman)

4.2.3 Batang vertikal

1. Batang V3

Gaya design Pmaks = 2381,08 kg (tarik)

Fn = = = 1,488 cm2

Fbr = = = 1,751 cm2

Dipilih profil ┘└ 25 , 25 , 4

F = 1,85 cm2

Kontrol tegangan :

σytb = = = 643,535 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2 ...............(aman)

2. Batang V1, V2, V4 dan V5

Gaya design Pmaks = 2055,47 kg (tekan)

Lk = L = 0,80 m = 80 cm

iη = imin = = = 0,57 cm

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 30 , 30 , 4

Dari tabel baja diperoleh data :

Ix = Iy = 1,81 cm4 iη = 0,58 cm

F = 2,27 cm2 Iη = 0,76 cm4

Fn = 1,285 cm2 w = 2,12 cm

ix = iy = 0,89 cm e = 0,89 cm

Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,5 cm

Kontrol

Andrian (0804101010165)

Page 29: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 29

λx = = = 89,88 < 140 ................. (aman)

λ1 = = = 137,93 > 50 (perlu plat kopel)

Jarak Plat Kopel

Panjang Lmaks = λmaks . in = 50 x 0,58 = 29 cm

Jumlah jarak kopel =

Sehingga L1 menjadi = = 26,667 cm

λ1 menjadi = ...............< 50 (aman)

Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [1,81 + 2,27 (0,89 + )2] = 9,52 cm4

iy = = = 1,448

λy = =

λiy = = = 71,878 <

140 ......... (aman)

Syarat :

1,2 λ1 = 1,2 x 45,978 = 55,174

λx ≥ 1,2 λ1 → 89,88 > 55,174 .................... (aman)

λiy ≥ 1,2 λ1→ 71,878 > 55,174 .................... (aman)

Tegangan yang timbul akibat plat kopel :

Karena λx > λiy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λx = 89,88

Dari tabel 2 PBBI 1984 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) :

λx = 89,88 , Diperoleh

ω = 1,761 + (1,781-1,761) = 1,798

Kontrol tegangan : Andrian (0804101010165)

Page 30: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 30

σytb = = = 1438,03 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2

Plat kopel

Direncanakan baut 5/8'' (1,59 cm) dimensi plat kopel 5 x 100 mm2

D = 0,02 P = 0,02 x 2055,47 = 41,109 kg

- Tebal plat kopel direncanakan (t) = 5 mm = 0,5 cm

- Tinggi plat kopel (h)

h = 6 d = 6 1,59 cm = 9,54 ≈ 10 cm

1,5 d = 1,5 1,59 cm = 2,385 ≈ 2,5 cm

3 d = 3 1,59 cm = 4,77 ≈ 5 cm

Gaya Geser Memanjang (torsi)

D . L1 = T1 (2e + δ)

T1 = = = 480,813 kg

T1 = T2 = 480,813 kg

Jarak antar baut : C = 2w + δ

= 2 (1,7) + 0,5

= 3,9 cm

Momen : M = Tl . ½C

= 480,813 x ½ (3,9)

Andrian (0804101010165)

Page 31: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 31

= 1129,911 kg.cm

Momen pada plat :

Σx2 = 0

Σy2 = 2 (2,5)2 = 12,5 cm2

Σx2 + Σy2 = 0 + 12,5 = 12,5 cm2

kx = = = 225,982 kg

ky = = = 0 kg

Gaya vertikal yang diterima baut :

Kv = kg

Gaya horizontal yang diterima baut :

KH = Kx = 225,982 kg

Gaya total yang diterima baut

R = = = 329,945 kg

Kontrol plat kopel :

= 0,6 = 0,6 x 1600 kg/cm2 = 960 kg/cm2

σytb = ≤

τytb = ≤

> 10

Kontrol tegangan :

W = 1/6 bh2 = 1/6 x 0,5 x 102 = 8,33 cm3

σytb = = = 135,643 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2 ............ (aman)

Luas plat : F = t.h = 0,5 x 10= 5 cm2

Andrian (0804101010165)

Page 32: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 32

τytb = = = 144,244 kg/cm2 < = 960 kg/cm2.......... ....(aman)

Momen kelembaman plat kopel (PPBBI 1983 hal 21)

IP = 2 x 1/12 t.h3 = 2 x 1/12 (0,5) (10)3 = 83,33 cm4

> 10

> 10

> 10

19,84 cm > 5,18 cm ...................... (aman)

Kontrol kekuatan baut

3. Kontrol terhadap geser :

Pgsr = F x x n dimana : n = jumlah bidang geser

= ¼ π d2 x 0,5 x x n

= ¼ π (1,59)2 x 0,5 x 1600 x 1

= 1588,452 kg > R = 329,945 kg

4. Kontrol terhadap tumpuan

tu = 1,5 (untuk S1 ≥ 2d)

tu = 1,2 (untuk 1,5d ≤ S1 ≤ 2d

Ptu = Ftu . σtu

= t . d . 1,2 dimana : t = tebal plat

= 0,5 x 1,59 x 1,2 x 1600

= 1526,4 kg > R = 329,945 kg ...................... (aman)

Andrian (0804101010165)

→ PPBBI 1983 hal 68

Page 33: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 33

4.2.4 Batang diagonal

1. Batang D1, D2, D3 dan D4

Gaya design Pmaks = 4419,85 kg (tarik)

Fn = = = 2,762 cm2

Fbr = = = 3,25cm2

Dipilih profil ┘└ 40 , 40 , 5

F = 3,79 cm2

Kontrol tegangan :

σytb = = = 583,094 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2 ............. (aman)

Tabel 4.1 Daftar Profil yang digunakan pada Kuda-kuda

Batang Profil Berat profil

Panjang batang

faktor reduksi Berat batang

  (cm) (kg/m) (m)   (kg)1 2 3 4 5 (3) x (4) x (5) B1 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,5 0,9 4,104B2 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,5 0,9 4,104B3 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,5 0,9 4,104B4 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,5 0,9 4,104B5 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,5 0,9 4,104B6 ┘└ 35 . 35 . 6 3,04 1,5 0,9 4,104V1 ┘└ 30 . 30 . 4 1,78 0,8 0,9 1,2816V2 ┘└ 30 . 30 . 4 1,78 0,8 0,9 1,2816V3 ┘└ 25 . 25 . 4 1,45 0,8 0,9 1,044

Andrian (0804101010165)

Page 34: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 34

V4  ┘└ 30 . 30 . 4 1,78 0,8 0,9 1,2816V5 ┘└ 30 . 30 . 4 1,78 0,8 0,9 1,2816D1 ┘└ 40 . 40 . 5 2,97 1,7 0,9 4,5441D2 ┘└ 40 . 40 . 5 2,97 1,7 0,9 4,5441D3 ┘└ 40 . 40 . 5 2,97 1,7 0,9 4,5441D4 ┘└ 40 . 40 . 5 2,97 1,7 0,9 4,5441A1 ┘└ 65 . 65 . 7 6,83 1,7 0,9 10,4499A2 ┘└ 65 . 65 . 7 6,83 1,7 0,9 10,4499A3 ┘└ 65 . 65 . 7 6,83 1,7 0,9 10,4499A4 ┘└ 65 . 65 . 7 6,83 1,7 0,9 10,4499A5 ┘└ 65 . 65 . 7 6,83 1,7 0,9 10,4499A6 ┘└ 65 . 65 . 7 6,83 1,7 0,9 10,4499

 JUMLAH   111,6702

Karena profil kuda-kuda baja berupa profil ganda, maka :

Berat total = 2 x 111,6702 = 223,3404 kg

Kebutuhan total rangka baja =berat total+25% berat total = 223,3404 + 22,334

= 245,6744 kg

≈ 246 kg

Andrian (0804101010165)

Page 35: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 35

BAB V

ZETTING

5.1 Tinjauan Zetting

Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat pembebanan

dapat dihitung dengan rumus :

dimana :

fs = Penurunan yang terjadi (cm)

S = Gaya batang akibat beban luar (kg)

L = Panjang masing-masing batang (cm)

U = Gaya akibat beban 1 satuan

F = Luas penampang profil (cm2)

E = Modulus elastisitas baja (2,1 x 106 kg/cm2)

Penurunan maksimum yang diizinkan dihitung dengan rumus :

(PPBBI, 1983)

dimana :

L = panjang bentang kuda-kuda

Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya batang

akibat beban 1 satuan yang berada di tengah-tengah konstruksi,

= 5 cm

Tabel. 5.1 Perhitungan Zetting Andrian (0804101010165)

Page 36: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 36

Batang S L U F fsytb

  (kg) (cm) (1

satuan) (cm2) (cm)

B1 3423,94 150 0,94 2,24 0,103

B2 2178,5 150 0,94 2,24 0,065

B3 854,77 150 0,94 2,24 0,026

B4 3412,88 150 0,94 2,24 0,102

B5 2265,41 150 0,94 2,24 0,068

B6 979 150 0,94 2,24 0,029

V1 -1451,46 0,8 0,5 2,24 0,000

V2 -875,79 0,8 0,5 2,24 0,000

V3 5838,08 0,8 3 2,24 0,003

V4 -856,83 0,8 0,5 2,24 0,000

 V5 -1512,47 0,8 0,5 2,24 0,000

D1 3876,85 170 1,07 17,4 0,019

D2 6160,83 170 2,13 31 0,034

D3 5891,58 170 2,13 31 0,033

D4 3876,85 170 1,07 17,4 0,019

A1 -3664,42 170 1,07 17,4 -0,018

A2 -5969,09 170 2,13 17,4 -0,059

A3 -6816,8 170 3,2 17,4 -0,101

A4 -6878,37 170 3,2 17,4 -0,102

A5 -5914,08 170 2,13 17,4 -0,059

A6 -3671,82 170 1,07 17,4 -0,018

JUMLAH 0,143

E = Modulus elastisitas baja (2,1 x 106 kg/cm2)

fs = 0,143cm < fmax = 5 cm............(aman)

BAB VI

PERENCANAAN SAMBUNGAN

Andrian (0804101010165)

Page 37: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 37

Sambungan yang digunakan adalah dengan menggunakan las dengan tegangan izin

= 1600 kg/cm2. Jenis las yang digunakan adalah las sudut.

Syarat-syarat untuk sambungan las sudut, ketentuan SNI 03- 1729 -2002

1. Ukuran Las

Ukuran las sudut ditentukan oleh panjang kaki. Panjang kaki harus ditentukan sebagai

panjang tw1, tw2, dari sisi yang terletak sepanjang kaki segitiga yang terbentuk dalam

penampang melintang las (lihat Gambar 4.1). Bila kakinya sama panjang, ukurannya

adalah tw. Bila terdapat sela akar, ukuran tw diberikan oleh panjang kaki segitiga yang

terbentuk dengan mengurangi sela akar seperti

ditunjukan dalam Gambar 4.1.

Gambar 4.1.

2. Ukuran minimum las sudut

3. Ukuran maksimum las sudut sepanjang tepi

Ukuran maksimum las sudut sepanjang tepi komponen yang disambung adalah:

a) Untuk komponen dengan tebal kurang dari 6,4 mm, diambil setebal komponen;

b) Untuk komponen dengan tebal 6,4 mm atau lebih, diambil 1,6 mm kurang dari

tebal komponen kecuali jika dirancang agar memperoleh tebal rencana las tertentu.

4. Tebal rencana las

Andrian (0804101010165)

Page 38: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 38

Tebal rencana las, tt, suatu las sudut ditunjukan dalam Gambar 4.15. Kuat las sudut

Las sudut yang memikul gaya terfaktor per satuan panjang las, Ru,harus memenuhi:Ru ≤ φ Rnw dengan,

φ f Rnw = 0,75tt (0,6 fuw ) (las)

φ f Rnw = 0,75tt (0,6 fu ) (bahan dasar)

dengan φ f = 0,75 faktor reduksi kekuatan saat fraktur

Keterangan:

fuw adalah tegangan tarik putus logam las, MPa

fu adalah tegangan tarik putus bahan dasar, MPa

tt adalah tebal rencana las, mm

6. Data Perencanaan

Mutu Las (fuw ) : 3000 kg/cm2

Mutu Bahan (fu ) : 3700 kg/cm2

(fy ) : 2400 kg/cm2

4.2 Menghitung Kekuatan dan Panjang Las

4.2.1 Titik buhul A = B

Batang ProfilPu e t Panjang Las Digunakan

Lw1 Lw3 Lw1 Lw3(kg) (cm) (mm) (cm) (cm) (cm) (cm)

A1 ┘└ 65 . 65 . 7 4207,42 1,85 7 8,107965 1,574362 9 2B1 ┘└ 35 . 35 . 6 3966,94 1,08 6 8,787516 1,484378 9 2

Batang A1

Ukuran minimum = 4 mm

Andrian (0804101010165)

Page 39: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 39

Ukuran maksimum = 7 – 1,6 = 5,4 mm

Pakai ukuran las 4 mm

te = 0,707 x ukuran las = 0,707x4 = 2,828 = 0,2828cm

a. Bahan Las

φ f Rnw = 0,75tt (0,6 fuw )

= 0.75 (0,2828) (0.6 x 3000)

= 381,78 kg/cm

b. Bahan Dasar

φ f Rnw = 0,75tt (0,6 fu )

= 0.75 (0,2828) (0.6 x 3700)

= 470,86 kg/cm

Diambil nilai terkecil = 381,78 kg/cm (Untuk selanjutnya nilai ini digunakan pada tiap-

tiap sambungan)

Panjang las:

Lw1 = ((T.(d – e))/d)/φ f Rnw = ((4207,42 ( 7 – 1,85))/ 7)/ 381,78 = 8,107965 cm

Lw3 = (T.e/d)/φ f Rnw = (4207,42/7)/ 381,78 = 1,574362 cm

Batang B1

Ukuran minimum = 4 mm

Ukuran maksimum = 6 mm

Pakai ukuran las 4 mm

te = 0,707 x ukuran las = 0,707x4 = 2,828 = 0,2828cm

a. Bahan Las

φ f Rnw = 0,75tt (0,6 fuw )

= 0.75 (0,2828) (0.6 x 3000)

= 381,78 kg/cm

b. Bahan Dasar

φ f Rnw = 0,75tt (0,6 fu )

= 0.75 (0,2828) (0.6 x 3700)

= 470,86 kg/cm

Diambil nilai terkecil = 381,78 kg/cm Andrian (0804101010165)

Page 40: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 40

Panjang las:

Lw1 = ((T.(d – e))/d)/φ f Rnw = ((3966,94 (7– 0,6))/ 7)/ 381,78 = 8,787516 cm

Lw3 = (T.e/d)/φ f Rnw = (3966,94/7)/ 381,78 = 1,484378 cm

4.2.2 Titik buhul C = G

4.2.3 Titik buhul D = F

Batang ProfilPu e t Panjang Las Digunakan

Lw1 Lw3 Lw1 Lw3(kg) (cm) (mm) (cm) (cm) (cm (cm

Andrian (0804101010165)

Batang ProfilPu e t Panjang Las Digunakan

Lw1 Lw3 Lw1 Lw3

(kg) (cm) (mm) (cm) (cm) (cm)

(cm)

B1 ┘└ 35 . 35 . 6 3966,94 1,08 6 8,787516 1,484378 9 2

V1 ┘└ 30 . 30 . 4 1994,46 0,89 4 4,5599 0,746301 5 2

D1 ┘└ 40 . 40 . 5 4419,85 1,16 5 9,658488 1,653851 10 2

Page 41: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 41

) )

B2 ┘└ 35 . 35 . 6 2721,5 1,08 6 6,028633 1,01835 7 2

V2 ┘└ 30 . 30 . 4 1418,79 0,89 4 3,243756 0,530893 4 2

D1 ┘└ 40 . 40 . 5 4419,85 1,16 5 9,658488 1,653851 10 2

D2 ┘└ 40 . 40 . 5 3434,58 1,16 5 7,505425 1,285175 8 2

4.2.4 Titik buhul E

Batang ProfilPu e t Panjang Las Digunakan

Lw1 Lw3 Lw1 Lw3

(kg) (cm) (mm) (cm) (cm) (cm)

(cm)

B3 ┘└ 35 . 35 . 6 1397,77 1,08 6 3,096323 0,523027 4 2

B4 ┘└ 35 . 35 . 6 3955,88 1,08 6 8,763016 1,480239 9 2

D2 ┘└ 40 . 40 . 5 3434,58 1,16 5 7,505425 1,285175 8 2

D3 ┘└ 40 . 40 . 5 3703,83 1,16 5 8,093804 1,385925 9 2

V3 ┘└ 25 . 25 . 4 2381,08 0,76 4 5,559649 0,890969 6 2

.2.5 Titik buhul H = L

Andrian (0804101010165)

Page 42: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 42

Batang ProfilPu e t Panjang Las Digunakan

Lw1 Lw3 Lw1 Lw3

(kg) (cm) (mm) (cm) (cm) (cm)

(cm)

A1 ┘└ 65 . 65 . 7 4207,42 1,85 7 8,107965 1,574362 9 2

A2 ┘└ 65 . 65 . 7 3512,09 1,85 7 6,76802 1,314179 7 2

B2 ┘└ 35 . 35 . 6 2721,5 1,08 6 6,028633 1,01835 7 2

V1 ┘└ 30 . 30 . 4 1994,46 0,89 4 4,5599 0,746301 5 2

4.2.6 Titik buhul I = K

Batang ProfilPu e t Panjang Las Digunakan

Lw1 Lw3 Lw1 Lw3

(kg) (cm) (mm) (cm) (cm) (cm)

(cm)

A2 ┘└ 65 . 65 . 7 3512,09 1,85 7 6,76802 1,314179 7 2

A3 ┘└ 65 . 65 . 7 4359,8 1,85 7 8,401611 1,631381 9 2

B3 ┘└ 35 . 35 . 6 1397,77 1,08 6 3,096323 0,523027 4 2

V2 ┘└ 30 . 30 . 4 1418,79 0,89 4 3,243756 0,530893 4 2

4.2.7 Titik buhul J

Andrian (0804101010165)

Page 43: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 43

Batang ProfilPu e t Panjang Las Digunakan

Lw1 Lw3 Lw1 Lw3(kg) (cm) (mm) (cm) (cm) (cm) (cm)

A3 ┘└ 65 . 65 . 7 4359,8 1,85 7 8,401611 1,631381 9 2A4 ┘└ 65 . 65 . 7 4421,37 1,85 7 8,520261 1,65442 9 2V3 ┘└ 25 . 25 . 4 2381,08 0,76 4 5,559649 0,890969 6 2

Andrian (0804101010165)

Page 44: teknik sipil

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 44

BAB VII

KUBIKASI BAJA

Tabel 7.1 Kubikasi Baja

BatangProfil Luas

Panjang Batang Kubikasi

(mm) (m2) (m) (m3)1 2 3 4 (3) x (4)B1 ┘└ 35 . 35 . 6 0,000387 1,5 0,000581

B2 ┘└ 35 . 35 . 6 0,000387 1,5 0,000581

B3 ┘└ 35 . 35 . 6 0,000387 1,5 0,000581

B4 ┘└ 35 . 35 . 6 0,000387 1,5 0,000581

B5 ┘└ 35 . 35 . 6 0,000387 1,5 0,000581

B6 ┘└ 35 . 35 . 6 0,000387 1,5 0,000581

V1 ┘└ 30 . 30 . 4 0,000227 0,8 0,000182

V2 ┘└ 30 . 30 . 4 0,000227 0,8 0,000182

V3 ┘└ 25 . 25 . 4 0,000185 0,8 0,000148

V4  ┘└ 30 . 30 . 4 0,000227 0,8 0,000182

V5 ┘└ 30 . 30 . 4 0,000227 0,8 0,000182

D1 ┘└ 40 . 40 . 5 0,000379 1,7 0,000644

D2 ┘└ 40 . 40 . 5 0,000379 1,7 0,000644

D3 ┘└ 40 . 40 . 5 0,000379 1,7 0,000644

D4 ┘└ 40 . 40 . 5 0,000379 1,7 0,000644

A1 ┘└ 65 . 65 . 7 0,00087 1,7 0,001479

A2 ┘└ 65 . 65 . 7 0,00087 1,7 0,001479

A3 ┘└ 65 . 65 . 7 0,00087 1,7 0,001479

A4 ┘└ 65 . 65 . 7 0,00087 1,7 0,001479

A5 ┘└ 65 . 65 . 7 0,00087 1,7 0,001479

A6 ┘└ 65 . 65 . 7 0,00087 1,7 0,001479Jumlah 0,015809

o Volume Profil = 0,015809 m2

o Volume profil untuk penyambungan dan pemotongan

= 25 % x 0,015809

= 0,00395225 m3

o Volume total baja = 0,015809 + 0,00395225

= 0,01976125 m3

Andrian (0804101010165)