TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan...

148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH LAKON “KELUARGA YANG DIKUBURKAN” KARYA AFRIZAL MALNA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh CORRY AGUSTIN. AM C0206013 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan...

Page 1: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH LAKON “KELUARGA YANG

DIKUBURKAN” KARYA AFRIZAL MALNA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh

CORRY AGUSTIN. AM

C0206013

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH LAKON “KELUARGA YANG

DIKUBURKAN” KARYA AFRIZAL MALNA

Disusun oleh

CORRY AGUSTIN. AM

C0206013

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Hanindawan

NIP 195912041991031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Sastra Indonesia

Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag.

NIP 196206101989031001

Page 3: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH LAKON “KELUARGA YANG

DIKUBURKAN” KARYA AFRIZAL MALNA

Disusun oleh

CORRY AGUSTIN. AM

C0206013

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada tanggal…………………..

Jabatan Nama Tanda Tangan

1. Ketua Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag NIP 196206101989031001

2. Sekretaris Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum NIP 196412311994032005

3. Penguji I Drs. Hanindawan NIP 195912041991031002

4. Penguji II Dra. Murtini, M. S. NIP 195707141983032001

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Sudarno, M.A. NIP 195303141985061001

Page 4: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Corry Agustin. AM

NIM : C0206013

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Teknik Penyutradaraan Budi Riyanto dalam Naskah Lakon “keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuat oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan

Corry Agustin. AM

Page 5: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

· Hidup bukan untuk mengeluh dan mengaduh (W.S Rendra)

· Keberhasilan adalah kemampuan untuk tegak berdiri setelah

terjatuh.

· Kata “berhasil” yang muncul sebelum kata “kerja keras” hanya ada

dalam kamus.

Page 6: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini, penulis persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu (Almh.) yang telah memberikan kehidupan bagiku.

Adikku, Asnia tempatku berbagi.

Lelakiku

Page 7: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan bagi hamba-Nya sehingga skripsi

berjudul Teknik Penyutradaraan Budi Riyanto dalam Naskah Lakon “Keluarga

yang Dikuburkan” Karya Afrizal Malna bisa diselesaikan meskipun ada

halangan dan rintangan. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan

mencapai gelar Sarjana Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa

bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka

dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi kesempatan kepada penulis

untuk menyusun skripsi ini.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag selaku ketua jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

3. Drs. Hanindawan selaku pembimbing dalam menyusun skripsi ini, yang

dengan sabar dan bijak memberi bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi

ini dapat selesai.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta pada umumnya yang telah memberikan ilmu kepada

penulis sehingga bermanfaat dalam menyusun skripsi ini.

Page 8: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Segenap staf perpustakaan dan tata usaha yang telah membantu penulis dalam

melengkapi syarat-syarat ujian skripsi untuk menjadi sarjana sastra.

6. Segenap staf perpustakaan pusat Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

7. Budi “Bodot” Riyanto, terimakasih atas kesediannya memberikan beberapa

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan naskah “Keluarga

yang Dikuburkan”

8. Keluarga di rumah, bapak, ibu (Almh.), dan adik “gendut” Asnia atas doa dan

dorongannya.

9. Lelakiku, yang menemani setiap hari dan dengan sabar menghadapi

perempuan manja (Elang Firdaus Rahayu Kurniawan, akan tiba saatnya nanti

ada).

10. Teman-teman Sasindo 2006, teman-teman seperjuangan yang telah

memberikan sesuatu untuk dikenang, Rike, Toto, Lia, Brigita, Dimmy, Apin,

Dian, Yuyun, Hafidz, Ina, Nurul, Tiara, Ririn, Rohmah, Mila, Wendi “Babe”,

Farida, Taqwa, Yan-yan, Adit, Aji, Amel, Ayum, Toni, Widya, dan teman-

teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan semangat dan dorongan agar diselesaikannya skripsi ini.

11. Teater Tesa, rumah kedua yang telah membuat banyak kenangan. Ayot,

Mama, Gondes, Mas Uli, Mas Andri, Jambrong, Adis, Bre, Fina “Kencit’,

Suryo, Pakdhe, Dewinta, Desi, Kiki, Mbak Atha, terimakasih atas celoteh

kalian setiap hari. Tak lupa para sesepuh Tesa Mas Ma, Pak Bas, Kung Tabah,

Lek Bodot, Mas Janta, Mbak Frides, Mbak Amee, Mbak Wiwin, Mas Pele,

Mas Kencot, Mas Didit, Mbak Fitri, mas Alfian yang dengan setia mengikuti

Page 9: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

dan mendampingi perjalanan hidup Tesa, serta semua keluarga besar Teater

Tesa yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

12. Keluarga besar Mbah Abu, Bulik Ut, Budhe Sri, Pakde Mukhsin, Mas Nur,

Mas Iqbal, Mbak Norma dan Raihan kecil, terimakasih untuk terus

mengingatkan menyelesaikan skripsi ini dan pesan-pesan untuk hari esok.

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih penuh dengan kelemahan dan

kekurangan serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menerima

segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan bagi mahasiswa sastra pada khususnya.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 10: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................... iv

HALAMAN MOTTO............................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ vi

KATA PENGANTAR............................................................................ vii

DAFTAR ISI........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xiii

ABSTRAK............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B Pembatasan Masalah ............................................................. 6

C Rumusan Masalah................................................................. 6

D Tujuan Penelitian................................................................... 7

E Manfaat Penelitian................................................................. 7

F Sistematika Penulisan........................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR....................... 10

Page 11: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

A Penelitian Terdahulu…..….................................................. 10

B Kajian Pustaka…..……………………………………… 12

C Kerangka Pikir................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 25

A. Metode Penelitian................................................................. 25

B. Objek Penelitian ................................................................. 25

C. Sumber Data dan Data …………......................................... 26

D. Teknik Pengumpulan Data................................................... 26

E. Teknik Analisis Data.............................................................. 27

BAB IV ANALISIS............................................................................. 29

Teknik Penyutradaraan Budi Riyanto................................. 29

a. Menentukan Nada Dasar………………………....... 34

b. Menentukan Casting/Pemeranan………………....... 39

c. Latihan……………………………………..………... 43

d. Tata dan Teknik Pentas……………………………... 77

e. Menguatkan atau Melemahkan Scene………………. 106

f. Menciptakan Aspek Laku………………………..…. 122

g. Mempengaruhi Jiwa Pemain………………………… 124

h. Koordinasi…………………………………………… 127

BAB V PENUTUP............................................................................... 129

A. Simpulan.............................................................................. 129

B. Saran................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 132

Page 12: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

LAMPIRAN........................................................................................

A. Wawancara……………………….................................... 134

B. Pamflet Pertunjukan…………………………………….. 137

C. Biografi Sutradara............................................................... 138

D. Artikel Pendukung.............................................................. 140

E. Biografi Teater Tesa………………………………..……... 141

F. Naskah “Keluarga yang Dikuburkan”…………………… 144

Page 13: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar blocking 1……………………………………………….. 55

Gambar blocking 2………………………………………………… 56

Gambar blocking 3………………………………………………… 57

Gambar blocking 4………………………………………………… 58

Gambar blocking 5………………………………………………… 59

Gambar blocking 6………………………………………………… 60

Gambar blocking 7………………………………………………… 61

Gambar blocking 9…………………………………………………. 63

Gambar blocking 10……………………………………………….. 64

Gambar blocking 11………………………………………………… 65

Gambar blocking 12………………………………………………… 66

Gambar blocking 13……………………………………………….. 67

Gambar blocking 14………………………………………………… 68

Gambar blocking 15…………………………………………………. 69

Gambar blocking 16…………………………………………………. 70

Page 14: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Gambar blocking 17………………………………………………... 71

Gambar tata panggung ……………………………………………… 79

Gambar tata ruang…………………………………………………… 81

Gambar set lampu…………………………………………………… 83

Gambar set lampu spesial Basuki………………………………………… 84

Gambar set lampu jalan raya………………………………………… 86

Gambar set lampu surat wasiat……………………………………… 87

Gambar tata rias Basuki…………………………………………….. 91

Gambar tata rias Budi ………………………………………………. 93

Gambar tata rias Iwan ……………………………………………… 94

Gambar tata busana Basuki…………………………………............ 96

Gambar tata busana Krima 1………………………………………. 97

Gambar tata busana Krima 2………………………………………. 98

Gambar tata busana Budi 1.………………………………………… 99

Gambar tata busana Budi 2…………………………………………... 99

Gambar tata busana Budi 3…………………………………………… 100

Gambar tata busana Doni 1.………………………………………… 101

Gambar tata busana Doni 2…………………………………………. 102

Page 15: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Gambar tata busana Iwan……………………………………………. 103

Gambar tata busana Sekar 1…………………………………………… 104

Gambar tata busana Sekar 2…………………………………………….. 104

Gambar adegan Doni mencukur rambut Basuki…………………… 110

Gambar adegan Doni dan Budi……………………………………………. 112

Gambar adegan monolog Budi……………………………………… 114

Gambar adegan Budi dan Sekar………….…………………………. 116

Gambar adegan Doni, Budi dan Sekar……………………………… 117

Gambar adegan monolog Iwan…………………………………………… 118

Gambar adegan jalan raya………….……………………………….. 119

Gambar adegan Iwan dan Basuki……………………………………… 121

Gambar adegan monolog Basuki…………………………………….. 121

Page 16: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Corry Agustin AM. C0206013. 2010. Teknik penyutradaraan Budi Riyanto dalam naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” Karya Afrizal Malna. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini membahas bagaimana teknik penyutradaran Budi Riyanto sebagai bentuk penyutradaraan terhadap naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna?

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan teknik-teknik penyutradaraan Budi Riyanto sebagai bentuk penyutradaraan terhadap naskah lakon “Keluarga yang dikuburkan” karya Afrizal Malna.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah proses penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna yang merupakan adaptasi bebas dari naskah lakon “The Buried Child” karya Sam Shepard. Adapun data untuk penelitian ini adalah teknik-teknik yang dilakukan oleh Budi Riyanto dari bulan Desember 2006 sampai November 2007 berkenaan dengan tugasnya sebagai seorang sutradara yang menyutradarai naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” dan bentuk visualisasi pertunjukannya. Didukung data yang berupa artikel-artikel yang berhubungan dengan teater secara umum, ataupun artikel yang memuat pementasan tersebut, juga data-data lain berupa wawancara, buku-buku, majalah, dan artikel-artikel cyber dari internet. Teknik yang digunakan adalah (1) teknik pustaka, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari buku yang mempunyai hubungan atau buku-buku yang dapat menunjang penulis dalam penelitian. (2) teknik observasi dan wawancara, teknik observasi yang dilakukan penulis adalah pengamatan lapangan, yaitu ketika proses latihan dan pementasan. Setelah teknik observasi, penulis melakukan teknik wawancara dan kemudian mencatat yang selanjutnya diinventarisasikan sebagai data yang diolah dalam penelitian.

Berdasarkan analisis yang telah di sampaikan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

Teknik penyutradaraan yang digunakan Budi Riyanto dalam mengangkat naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”, meliputi menentukan nada dasar, menentukan casting/ pemeranan, latihan (terdiri dari olah vokal, olah tubuh, olah rasa, reading, blocking), tata dan teknik pentas (tata setting/ruang, tata lampu, tata rias dan busana, dan tata musik), menguatkan atau melemahkan scene, menciptakan aspek-aspek laku, mempengaruhi jiwa pemain, koordinasi.

Budi Riyanto mencoba mengangkat naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” yang diadaptasi bebas dari “The Buried Child” karya Sam Shepard. Naskah lakon ini menceritakan berbagai masalah-masalah yang dialami oleh sebuah keluarga karena adanya kekacauan komunikasi. Budi Riyanto

Page 17: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

menggabungkan konsep realis dan bentuk-bentuk simbolis dengan tujuan mempermudah interpretasi penonton.

Pementasan ini diperankan oleh enam orang aktor. aktor yang ikut dalam proses pementasan ini gabungan dari aktor yang sudah lama ikut berproses bersama Teater Tesa maupun baru (mahasiswa baru). Setiap aktor memiliki latar belakang yang berbeda dan kemampuan yang berbeda-beda dalam menangkap maksud dari naskah lakon tersebut. Untuk menghindari adanya ketidakseimbangan permainan, Budi Riyanto menggabungkan gaya penyutradaraan Gordon Craig dan Laisses Faire.

Gaya penyutradaraan Gordon Craig merupakan gaya penyutradaraan yang mutlak, semua ide dan gagasan dari sutradara harus dilakukan oleh para aktor. Gaya penyutradaraan Laisses Faire adalah suatu gaya penyutradaraan yang memberikan kebebasan para aktor untuk lebih mengekspresikan diri. Budi Riyanto menerapkan gaya Gordon Craig untuk aktor-aktor yang belum memiliki “jam terbang” tinggi, sedangkan gaya Laisses Faire diterapkan pada aktor yang memiliki “jam terbang” tinggi. “jam terbang” setiap aktor ditentukan dari lamanya ia bergabung dengan Teater Tesa dan seberapa sering ia ikut dalam setiap proses pementasan yang diadakan oleh Teater Tesa. Meskipun menggunakan penggabungan gaya Gordon Craig dan Laisses Faire, Budi Riyanto juga mengadakan diskusi-diskusi dalam setiap kesempatan. Dari diskusi-diskusi ini dapat dilihat bahwa Budi Riyanto tidak selalu memaksakan kehendak (diktator). Budi Riyanto bersedia mendengarkan masukan dari orang lain, meskipun tidak semua masukan ia terima dengan berbagai pertimbangan.

Page 18: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyutradaraan merupakan hal yang berhubungan dengan proses yang

dilakukan dari awal hingga tampilnya sebuah pementasan diatas panggung.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyutradaraan adalah proses, cara,

perbuatan menyutradarai. Hal ini tentu saja berkaitan dengan seni peran.

(http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=penyutradaraan). Orang yang

menyutradarai suatu seni peran adalah orang yang sudah cukup berpengalaman

dibidangnya. Sebuah penyutradaraan dilakukan oleh orang yang disebut sebagai

sutradara.

Sutradara adalah orang yang membawa sebuah naskah drama ke atas

panggung dengan menafsirkan naskah tersebut dan memvisualisasikan ke dalam

seni garap teater secara utuh. Seorang sutradara merupakan sosok yang sangat

penting dalam sebuah proses penggarapan drama.

Dalam sebuah proses penggarapan, seorang sutradara bertugas untuk

mengatur dan mengarahkan segala sesuatu yang kemudian akan diwujudkan

secara visual diatas panggung. Menurut Nano Riantiarno dalam sebuah esainya

“Sutradara adalah suatu jabatan yang banyak mengandung resiko dan harus

dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sutradara wajib memberikan

instruksi-instruksi. Semua instruksi yang keluar dari seorang sutradara adalah

sebuah instruksi yang penuh dengan pertimbangan dan perhitungan” (Tommy. F

Awuy, 1999: 174). Dari pendapat Nano dapat dikatakan bahwa seorang sutradara

Page 19: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

haruslah memiliki sebuah pemahaman yang matang pada sebuah naskah drama

yang digarapnya, hal ini karena semua instruksi yang keluar dari seorang

sutradara adalah pemahaman yang ditangkap oleh sutradara dari teks suatu naskah

yang dibacanya.

Hasanudin W.S berpendapat bahwa “Sutradara adalah seseorang yang

mengkoordinir dan mengarahkan segala unsur pementasan drama (pemain dan

property), memberikan penafsiran pokok atas naskah, dan hal-hal lainnya, dengan

kecakapannya sehingga mencapai suatu pementasan seni pertunjukan drama”

(Hasanudin W.S, 2009: 198).

Seorang sutradara adalah seorang seniman atau pekerja seni yang bertugas

untuk mengkoordinasi suatu proses penggarapan dari naskah lakon yang

dipilihnya. Sutradara juga bertanggung jawab penuh atas sebuah pertunjukan dari

awal proses hingga naskah tersebut ditampilkan di atas panggung.

Dalam perannya sebagai seorang sutradara, ia dianggap mampu untuk

menciptakan sebuah peristiwa teater. Teater merupakan pertunjukan dari

serangkaian peristiwa. Dengan pemeran sebagai materi baku utama dalam upaya

mengungkapkan pengalaman. Kata-kata yang diungkapkan diatas pentas

mengandung suatu kompleksitas tersendiri, karena merupakan kata untuk:

1. dilakukan 2. didengar 3. dilihat (Ags. Arya Dipayana: 75).

Seni pertunjukan teater yang dipertontonkan kepada para penikmat seni

merupakan sebuah proses seni yang melibatkan berbagai unsur. Unsur-unsur itu

meliputi proses kemunculan ide, proses keutuhan penggarapan dan apresiasi

penonton. Semua proses dalam peristiwa teater memerlukan seorang koordinator

Page 20: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang bertangggung jawab dan mampu mengolah pertunjukan menjadi suatu

tontonan yang apik dan mempunyai keutuhan yang estetik.

Estetika yang ditampilkan pertunjukan teater sangat dipengaruhi oleh

imajinasi seorang sutradara dalam meramu naskah tersebut. Pemahaman sutradara

terhadap suatu naskah juga merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh

sutradara.

Budi Riyanto adalah seorang pekerja seni yang memiliki imajinasi dan

pemahaman yang mendalam dalam setiap naskah yang digarapnya. Budi Riyanto

memulai perjalanan teaternya ketika memasuki masa perkuliahan. Budi Riyanto

bergabung dengan Teater Tesa pada tahun 1996, sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Sekarang

selain bergabung dengan kelompok teater LUNGID dan menjadi pelatih di teater

DEPAN (Politeknik Pratama Mulia) Budi Riyanto masih setia menemani setiap

proses perjalanan TESA. Selama bergabung dengan Teater Tesa, Budi Riyanto

banyak mengikuti proses penggarapan. Budi Riyanto pernah bermain dalam

beberapa pertunjukan, antara lain :

a). Revolusi Burung-Burung, Naskah Anonim

b). Dalam Bayangan Tuhan, Naskah Arifin C. Noer

c). Soliloqui Pelayaran Hitam, Naskah Meong Purwanto

d). Destrarasta, Naskah St. Wiyono

e). Pedati Kita Dikubangan, Naskah Hanindawan

f). Sula, Naskah Ambhita Dian Ningrum

g). Topeng-Topeng, Naskah Rahman Sabur

h). Paing Si Bedinde, Naskah Hanindawan

Page 21: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

i). Pakaian dan Kepalsuan, Naskah Averchencho

j). Syeh Siti Jenar, Naskah Ferdi Kastamarta

k). TUK, Naskah Bambang Widoyo, SP (Kentoet)

l). Visa, Naskah Goenawan Muhammad

m). ROL, Naskah Bambang Widoyo, SP (Kentoet)

Berdasarkan pengalamannya bermain dalam beberapa naskah tersebut,

Budi Riyanto memulai untuk mencoba masuk dalam tahapan yang lebih tinggi di

dalam jagad seni teater, yaitu menjadi seorang sutradara. beberapa naskah lakon

yang telah disutradarai adalah sebagai berikut:

a). Destrarasta, Naskah St. Wiyono

b). Topeng – topeng, Naskah Rahman Sabur

c). Keluarga Yang Dikuburkan Naskah Afrizal Malna

d). Paing Si Bedinde, Naskah Hanindawan

e). Ozone, Naskah Arifin C. Noer

f). Petang di Taman,Naskah Iwan Simatupang

g). Hanya Satu Kali, Naskah Galswoorty dan K. Modelwene

h). Paragraf Dalam Hujan, Naskah Meong Purwanto

Selain sebagai seorang pelakon seni dan sutradara muda di kota Solo, Budi

Riyanto yang telah lama bergelut dalam dunia seni peran ini adalah seorang

mahasiswa alumni Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Budi Riyanto mencoba untuk

menerapkan ilmu yang didapatnya semasa kuliah untuk membawa sebuah naskah

lakon keatas panggung.

Teater Tesa sendiri merupakan salah satu komunitas teater kampus di

Solo. Tidak dapat dipungkiri bahwa dari berbagai komunitas teater di Indonesia,

Page 22: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

komunitas teater kampus merupakan komunitas yang paling banyak ada di

Indonesia. Dari komunitas teater kampus inilah yang kemudian menjadi cikal

bakal adanya teater-teater independent.

Dari pengalaman beberapa kali yang penulis alami sebagai pemain yang

berproses dengan Budi Riyanto, penulis beranggapan bahwa Budi Riyanto adalah

sosok sutradara dan seniman yang matang dan gaya penyutradaraannya siap untuk

diteliti dan dikaji.

Naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” ini dimainkan oleh enam

orang aktor. Semua aktor yang bermain dalam naskah lakon ini merupakan

gabungan dari anggota TESA, baik anggota baru maupun anggota yang sudah

lama berproses bersama TESA. Karena adanya keberagaman dalam setiap pemain

inilah yang kemudian membuat Budi Riyanto menerapkan gaya penyutradaraan

yang berbeda antara aktor yang satu dengan yang lain. Adanya perbedaan gaya

yang diterapkan pada setiap pemain ini dilihat dari “jam terbang” masing-masing

aktor. ”Jam terbang” masing-masing aktor disini dilihat dari berapa lamanya

aktor bergabung dengan Teater Tesa dan seberapa sering sang aktor ikut dalam

berbagai proses pementasan Teater Tesa. Aktor yang belum mempunyai “jam

terbang” yang tinggi tentu saja harus bisa mengimbangi aktor yang telah

mempunyai “jam terbang” yang lebih tinggi begitu pula sebaliknya, aktor yang

mempunyai “jam terbang” lebih tinggi juga di tuntut untuk dapat mengimbangi

aktor yang lain. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan permainan yang seimbang

antara aktor yang satu dengan aktor yang lain di atas panggung.

Dalam rangka penelitian teknik penyutradaraan Budi Riyanto dalam

naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna yang merupakan

Page 23: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

adaptasi bebas dari naskah lakon “The Buried Child” yang ditulis oleh Sam

Shepard, penulis berupaya mengungkapkan teknik Budi Riyanto ketika

menyutradarai naskah lakon tersebut.

Adapun proses penyutradaraan yang akan diteliti adalah proses

penyutradaraan yang dilakukan oleh sutradara Budi Riyanto terhadap naskah

lakon “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna yang dilakukan dari

bulan Desember 2006 sampai November 2007 dan dipentaskan oleh kelompok

kerja Teater Tesa Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Teknik

penyutradaraan Budi Riyanto dalam naskah lakon Keluarga yang Dikuburkan

Karya Afrizal Malna ”

B. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas sebenarnya masih terdapat banyak

masalah yang harus di bahas baik masalah teks, keaktoran, dan lain sebagainya.

Namun, agar penelitian lebih fokus, pembatasan masalah pada penelitian ini

hanya penulis batasi pada teknik penyutradaraan sutradara Budi Riyanto terhadap

naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

permasalahan penelitian, yaitu bagaimana teknik penyutradaran sutradara Budi

Riyanto sebagai bentuk penyutradaraan terhadap naskah lakon “Keluarga yang

Dikuburkan” karya Afrizal Malna?

Page 24: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan teknik-teknik

penyutradaraan sutradara Budi Riyanto sebagai bentuk penyutradaraan terhadap

naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan dan

penggunaan teori sastra, khususnya teori pementasan drama dalam

memvisualisasikan suatu naskah lakon di atas panggung.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan atau dipergunakan

oleh seorang sutradara atau calon sutradara sebagai bentuk

penyutradaraan apabila ingin mementaskan suatu naskah lakon.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah cara penyajian suatu urutan penulisan yang

dibuat secara sistematis. Sistematika sangatlah penting artinya sebagai pedoman

penelitian yang akan memberikan gambaran mengenai langkah-langkah penelitian

sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, sehingga

memudahkan pemahaman yang menyeluruh dari penelitian tersebut.

Penulisan penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yang masing-masing

bab memuat suatu pembicaraan yang berlainan. Antara bab satu dengan bab yang

Page 25: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

lainnya mempunyai keterikatan yang erat dan mempunyai kesinambungan,

sehingga terbentuk satu kesatuan yang utuh. Uraian secara garis besar tentang

kelima bab tersebut adalah sebagai berikut.

Bab pertama berisi pendahuluan yang di dalamnya menguraikan latar

belakang masalah yang berhubungan dengan objek penelitian. Pembatasan

masalah berisi tentang pembatasan masalah yang diteliti agar tidak melenceng

dari pokok penelitian. Pokok permasalahan yang akan diteliti dipaparkan dalam

perumusan masalah; tujuan penelitian menjelaskan untuk apa penelitian ini

dilakukan; manfaat penelitian menjelaskan tentang manfaat praktis dan teoritis

dari penelitian; dan sistematika penulisan yan akan memberikan keterangan

mengenai alur penulisan dalam penelitian ini.

Bab kedua berisi penelitian terdahulu, kajian pustaka, dan kerangka

berpikir. Kajian pustaka membahas mengenai teori teknik penyutradaraan

sutradara.

Bab ketiga menjelaskan metode penelitian, yaitu mengenai data apa saja

yang akan dijadikan sumber data, bagaimana teknik atau cara dalam pemerolehan

data, dan bagaimana teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian

ini.

Bab keempat merupakan pembahasan yang menyajikan mengenai analisis

data, yaitu uraian mengenai teknik penyutradaraan sutradara Budi Riyanto

terhadap naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna yang

merupakan adaptasi bebas dari naskah lakon “The Buried Child” yang ditulis oleh

Sam Shepard.

Page 26: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Bab kelima berupa penutup yang memuat simpulan yang berisi pernyataan

singkat dari hasil penelitian dan pembahasan, selain itu juga akan disertakan

beberapa saran relevan dalam penelitian ini.

Page 27: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran yang penulis lakukan di universitas sekitar

Solo (UMS, UNS, UNIVET, UNISRI, UGM), diperoleh beberapa penulisan

skripsi dengan menggunakan teknik penyutradaraan seperti di bawah ini:

1. Anton Tri Cahyono. C0296012. Konsep Penyutradaraan Ista Bagus Putranto

dalam Lakon ”Wabah” Karya Hanindawan. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah aspek-aspek formal yang

membangun naskah lakon Wabah karya Hanindawan sebagai objek awal

untuk menangkap makna, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji aspek

interpretasi sebagai bekal menyusun konsep penyutradaraan lakon tersebut

sebagai bentuk dari proses penyutradaraan Ista Bagus Putranto.

Penelitian ini merupakan hasil dari proses penyutradaraan sutradara Ista

Bagus Putranto dengan Teater Kedok Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2001 di Aula

Fakultas Kedokteran.

Secara keseluruhan, unsur-unsur naskah lakon Wabah mempunyai

keterjalinan yang erat antara penokohan, alur, latar, tikaian, tema dan amanat,

serta cakapan. Interpretasi sutradara Ista Bagus Putranto yang kreatif dan

penggarapan tata panggung, tata lampu, tata rias dan busana, serta tata musik

menghasilkan cerita yang menarik saat dipentaskan. Hal ini didukung oleh

Page 28: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

konsep penyutradaraan sutradara Ista Bagus Putranto yang menggunakan

metode campuran antara teori Laissez Faire dan Gordon Craig.

2. Janta Setiana. C0200032. Teknik Penyutradaraan Rohmat Basuki dalam

Naskah Lakon ”Aum” Karya Putu Wijaya. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini menjawab masalah bagaimana teknik penyutradaraan dan tugas

sutradara Rohmat Basuki sebagai bentuk penyutradaraaan terhadap naskah

lakon Aum karya Putu Wijaya.

Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan teknik penyutradaraan dan

tugas sutradara dari Rohmat Basuki selama menyutradarai naskah lakon Aum

karya Putu Wijaya sebagai kebutuhan pementasan.

Simpulan dari penelitian ini yaitu teknik penyutradaraan yang dilakukan oleh

Rohmat Basuki dalam menyutradarai naskah lakon Aum karya Putu Wijaya.

Kedelapan teknik Rohmat Basuki itu, antara lain: 1) menentukan nada dasar,

meliputi: menentukan dan memberikan suasana khusus, membuat lakon

gembira menjadi suatu banyolan, mengurangi bobot tragedi yang berlebihan,

memberikan prinsip dasar pada lakon, 2) memilih pemain atau pengkastingan,

meliputi: casting to type, casting by ability, dan antitype casting, 3) latihan,

meliputi olah vokal, olah tubuh, olah rasa, reading, dan blocking, 4) tata

teknik dan pentas, meliputi: tata ruang, tata lampu, tata musik, tata rias, dan

tata busana, 5) menguatkan dan melemahkan scene, meliputi adegan yang

dibuat oleh sutradara Rohmat Basuki dari adegan I sampai XI, 6)

menciptakan aspek-aspek laku, dengan pendekatan ketat dan fleksibel, 7)

mempengaruhi jiwa pemain, meliputi: observasi, diskusi, dan latihan alam, 8)

Page 29: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

koordinasi, meliputi: mengumpulkan semua yang terlibat, baik para pemain,

crew setting, crew ligthing, makeuper, pemusik, dan produksi untuk tumbuh

bersama dalam menyukseskan pertunjukan Aum karya Putu Wijaya ke dalam

pertunjukan drama.

Pendekatan yang dilakukan oleh Rohmat Basuki dalam menyutradarai naskah

lakon Aum karya Putu Wijaya adalah menggunakan gaya penyutradaraan

Laisez Faire dan Gordon Craig. Laisez Faire adalah gaya penyutradraan

dengan memberikan kesempatan bagi para pemain untuk lebih

mengembangkan dirinya, gaya Laisez faire dilakukan pada para pemain yang

memiliki “jam terbang” tinggi dalam pengalaman bermainnya, sedangkan

Gordon Craig yaitu gaya penyutradaraan dengan cara-cara ketat, gaya ini

digunakan bagi pemain-pemain yang pemula.

Dari penelusuran penulis, teori tentang teknik penyutradaraan hanya

digunakan oleh dua orang penulis, yaitu Anton Tri Cahyono dan Janta

Setiana, sehingga Teknik Penyutradaraan Budi Riyanto dalam Naskah Lakon

”Keluarga yang Dikuburkan” benar-benar belum diteliti oleh penulis lain.

B. Kajian Pustaka

Teknik penyutradaraan adalah suatu cara seorang sutradara dalam

melakonkan perannya untuk mengangkat sebuah naskah lakon ke dalam bentuk

pementasan.

Ajib Hamzah berpendapat bahwa “Sutradara ketika berkehendak

menyutradarai suatu naskah lakon, keberangkatan naskah lakon itu didukung oleh

konsep yang telah dimiliki sebagai hasil kontrak dengan naskah” (1985: 196-197).

Page 30: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sementara Suyatna Anirun berpendapat bahwa setiap pagelaran drama selalu

bertolak dari pencetusnya ide-ide. Ide-ide yang telah melembaga menjadi suatu

gagasan-gagasan itu mengembang menjadi bahasa teater” (1978: 19).

Sutradara adalah orang yang dapat mengaktualisasikan naskah lakon ke

dalam panggung pementasan. Sutradara tidak dapat bekerja sendiri. Dalam setiap

proses pementasan, sutradara akan berhadapan dengan naskah, aktor, kru

panggung, serta penonton. Harymawan menjelaskan bahwa kedudukan seorang

sutradara berada di tengah-tengah segitiga, ia bertindak sebagai pusat kekuatan,

berikut adalah bagan yang menjelaskan posisi sutradara dalam proses pementasan:

pengarang/ naskah

sutradara

aktor penonton

(Harymawan, 1993: 64).

Menurut Suyatna Anirun, ada empat unsur yang mengusung terciptanya

sebuah teater yaitu, naskah, pemain, tempat pertunjukan, dan penonton. Semua

merupakan satu kesatuan yang meruang, hanya dari sana kita akan mendapat

kemungkinan terciptanya atmosfer teateral. Atmosfer tersebut hanya tercita

apabila naskah sedang dimainkan, dipertunjukkan dengan tingkat permainan yang

optimal, bertenaga dan berpengaruh, diusung oleh kondisi ruangan dan teknik

akustik yang memadai sehingga secara visual memungkinkan terjadinya

komunikasi estetis maupun emosional dengan penonton (Suyatna Anirun, 2002:

41).

Page 31: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Seorang sutradara adalah seorang seniman, ia menyiapkan dan

merencanakan kerja dan usaha-usaha kreatif untuk dapat menyuguhkan

pementasan yang baik, namun sutradara juga menyadari bahwa seni bukan suatu

dogma, apa yang diharapkan objektif selalu menjadi subjektif. Hal ini berkaitan

dengan citra seseorang terhadap keindahan masing-masing ditentukan oleh sikap

dan penalaran yang berbeda-beda.

Teknik penyutradaraan yang digunakan sutradara dalam memunculkan

naskah lakon ke atas pangung meliputi beberapa cara, menurut Japi Tambayong,

teknik yang digunakan oleh sutradara meliputi “memilih naskah, menentukan

pokok penafsiran, memilih pemain, bekerja dengan staff, melatih pemain, dan

mengkoordinasi setiap bagian” (1981: 68-70). Sementara Harymawan dalam

bukunya berjudul Dramaturgi menguraikan teknik dalam proses penyutradaraan

adalah menentukan nada dasar, casting, tata dan teknik pentas, menyusun miss

and scene, menguatkan dan melemahkan scene, menciptakan aspek-aspek laku,

dan mempengaruhi jiwa pemain. Adapun penjelasan dari tugas dalam proses

sutradara adalah sebagai berikut :

a. Menentukan Nada Dasar

Menentukan nada dasar adalah mencari motif yang memasuki

karya lakon dan kemudian memberi ciri kejiwaan dalam suatu

perwujudan naskah lakon dasar dapat bersifat sebagaimana berikut:

1). Menentukan dan memberikan suasana khusus.

2). Membuat lakon gembira menjadi suatu banyolan.

3). Mengurangi bobot tragedi yang terlalu berlebihan.

4). Memberikan prinsip dasar pada lakon.

Page 32: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

5). Ringan

b. Menentukan Casting

Yang dimaksud casting ialah proses penuangan untuk

menentukan pemeran berdasarkan analisis naskah untuk diwujudkan

dalam pentas. Beberapa macam casting yang digunakan sutradara,

adalah sebagai berikut:

1). Casting by ability : casting berdasarkan kecakapan yang

terbaik dan terpandai sebagai pemeran utama, serta

menjadikan pemain dengan tokoh-tokoh yang penting dan

sukar.

2). Casting to type : casting berdasarkan kondisi/kesesuaian fisik

dengan peran tokoh. Sutradara akan memilih pemainnya

yang sesuai dalam memerankan tokoh dengan melihat

kesesuaian fisik pemain dengan tokoh yang akan

dilakoninya.

3). Antitype casting : casting yang agak bertentangan dengan

keadaan watak maupun sifat pemeran dalam memerankan

tokoh yang akan dimainkannya. Proses pengcastingan

dengan model ini akan membuat pemain lebih mengeksplor

dirinya.

4). Casting to emotional temperament: casting berdasarkan pada

hasil observasi hidup pribadi, adanya kesamaan/kesesuaian

dengan peran yang dimainkan dalam hal emosi dan

temperamen. Pada tipe pengkastingan gaya emotional

Page 33: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

temperament, sutradara akan lebih mudah menggarap para

pemainnya karena pemain memiliki kemiripan kondisi

keseharian dengan tokoh yang dilakoninya.

5). Therapeutic casting: casting yang dikemukakan untuk

seorang pelaku yang bertentangan sekali watak aslinya

dengan maksud menyembuhkan atau terapi mengurangi

ketakseimbangan jiwanya. Pada tipe penyutradaraan gaya

therapeutic casting, sutradara sudah mencapai tahapan suhu

di mana ia mengerti betul kondisi para pemainnya dan

berusaha untuk menyeimbangkan kondisi kejiwaan para

pemainnya.

Dalam melakukan casting, sutradara harus memilih pemain atau

orang yang sesuai untuk memainkan tokoh yang dimaksud. Kesesuaian

itu berdasar pada fisik, karakter, warna suara, temperamen

kesehariannya, dan mungkin juga pengalaman atau ““jam terbang””

yang dimilikinya dalam dunia panggung atau seni peran.

c. Tata dan Teknik Pentas

Tata dan teknis pentas adalah segala yang menyangkut soal tata

setting, tata rias dan busana, tata cahaya dan tata musik, kesemuanya

disesuaikan dengan nada dasar. Dalam merencanakan tata pentas,

seorang sutradara mempunyai konsep mengenai tata pentas sebuah

lakon yang akan disutradarainya, yang memberikan gambaran

mengenai tata setting, tata rias dan busana, tata cahaya, dan tata

musiknya.

Page 34: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pelaksanaan tata pentas ini dikerjakan oleh pekerja panggung,

seperti penata setting, perias dan penata kostum, penata lampu dan

penata musik. Hubungan sutradara dengan pekerja panggung tersebut,

sutradara hanya memberikan konsep tata pentas secara garis besarnya

saja, dan pekerja panggung mengerjakan menurut konsep tata pentas

sutradara.

d. Menyusun Miss en Scene

Menyusun miss en scene adalah menyusun segala perubahan

yang terjadi dan terdapat pada daerah pemain akibat adanya

perpindahan pemeran atas perlengkapan panggung, pemberian bentuk

bisa dicapai dengan hal-hal berikut :

1). Sikap pemain

2). Pengelompokan

3). Pembagian Tempat Kedudukan Para Pelaku

4). Variasi Saat Keluar dan Masuk

5). Variasi Posisi dari Dua Pemain yang Berhadap-hadapan

6). Komposisi dengan Menggunakan Garis dalam Penempatan

Pelaku

7). Ekspresi Kontras dalam Pakaian Pemeran

8). Efek yang Ditimbulkan oleh Tata Sinar Lampu

9). Memperhatikan Latar Belakang Pentas

10). Keseimbangan dalam Komposisi Pentas

11). Dekorasi

Page 35: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dalam menyusun miss en scene, sutradara akan menjumpai

permasalahan mengenai bahasa naskah yang diangkat ke bahasa

panggung, yang lazim disebut tekstur. Bahasa panggung atau tekstur

meliputi, tata pentas, action, blocking, dan mood. Tata pentas meliputi

aksi dan reaksi yang dilakukan oleh tokoh atau pelaku di panggung;

baik dalam bentuk gesture (gerak isyarat), business (kesibukan), dan

movement (gerak berpindah tempat). Adapun blocking meliputi

pengelompokkan pemain, pembagian tempat kedudukan pemain, variasi

saat keluar dan masuk panggung, keseimbangan dalam komposisi

dengan menggunakan garis dalam penempatan pelaku. Mood

merupakan suasana jiwa yang tercipta atau diciptakan dalam setiap

babak atau adegan.

e. Menguatkan atau Melunakkan Scene

Teknik ini adalah cara penggarapan suatu lakon yang dituangkan

pada bagian-bagian adegan lakon. Sutradara bebas menentukan tekanan

pada bagian-bagian lakon menurut pandangannya sendiri tanpa

mengubah naskah. Kondisi penguatan dan pelunakan scene bisa

didukung dengan efek cahaya dan musikalitas.

f. Menciptakan Aspek-aspek Laku

Sutradara memberikan saran-saran pada para aktor agar mereka

menciptakan apa yang disebut laku simbolik atau akting kreatif, yaitu

cara berperan yang biasanya tidak terdapat dalam instruksi naskah,

tetapi diciptakan untuk memperkaya permainan, sehingga penonton

lebih jelas dengan kondisi batin seorang pemeran.

Page 36: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

g. Mempengaruhi Jiwa Pemain

Ada dua macam kedudukan sutradara sebagai penggarap cerita

lakon:

1). Ciri Sutradara Teknikus

Dia akan menciptakan suatu pagelaran pentas yang

menyolok dan menarik perhatian publik dengan teknik dekor

yang luar biasa, tata sinar yang mewujudkan kostum yang

menarik. Penyutradaraan teknikus terkesan mengelabuhi

penonton dengan tampilan secara visual tanpa memahami unsur

keaktorannya yang notabene sebagai media penyampai suatu

maksud dari teks drama.

2). Ciri Sutradara Psikolog

Gaya sutradara psikologi memang kurang memperhatikan

aspek selain keaktoran karena dalam penggambaran watak dia

akan lebih mengutamakan tekanan psikologis, khususnya pada

cara acting yang murni ketika prestasi permainan pribadi

ditempatkan dalam arti sebenarnya. Jadi aspek di luar wilayah

keaktoran agak dikesampingkan.

h. Koordinasi

Sutradara memerlukan koordinasi dengan semua pihak yang

berhubungan dengan proses pementasan.

Dalam sebuah proses penggarapan suatu naskah lakon, seorang sutradara

harus mampu memilih jalur yang akan dipilihnya untuk menjalankan

penyutradaraannya. Jalur yang dipilihnya akan menjadi pedoman

Page 37: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kepemimpinannya dan menentukan tindakan yang akan diambilnya dalam sebuah

proses tersebut. Japi Tambayong membagi kepemimpinan seorang sutradara,

antara lain sebagai berikut :

a. Sutradara Konseptor: sutradara, tak pelak, adalah dengan sendirinya konseptor. Tetapi, seorang sutradara konseptor, berdiri sebagai pemegang konsep penafsiran yang ketat. Ia menyerahkan konsep penafsirannya pada para pemain, dan dibiarkannya pemain-pemain itu mengembangankan konsep itu secara kreatif, tetapi juga terikat.

b. Sutradara Koordinator: jika sebuah pertunjukan bersifat komersial, tentu aktor-aktor yang dipilih bermain adalah aktor-aktor ternama, atau paling tidak aktor-aktor yang sudah jadi. Mereka dipakai dan dibayar. Tugas sutradara disini, kuran lebih adalah pengarah. Ia tinggal mengkoordinasi pemain-pemain itu dengan konsep penafsirannya.

c. Sutradara Diktator, sutradara di sini tidak percaya pada pemain-pemainnya. Ia menjadi guru yang mengharapkan pemainnya dicetak persis seperti dirinya. Baginya tidak berlaku konsep penafsiran dua arah seperti sutradara konseptor. Ia mendambakan seni sebagai dirinya, “seni adalah aku”. Pemain-pemainnya tetap buta tuli, mereka hanya dibuat robot.

d. Sutradara Suhu: untuk Indonesia, barangkali pedoman sutradara sebagai suhu, amat diperlukan bagi pembangunan jangka panjang. Sutradara adalah seorang suhu, yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin anggota pemainnya. Kelompok teaternya dibuat seperti sebuah padepokan. Ada masanya belajar bersama-sama, ada masanya membangkang dan menyanggah guru, lalu ada masanya berdiri sendiri. Para aktor diberi keyakinan, bahwa mereka adalah cantrik-cantrik yang kelak harus hadir dengan dirinya sendiri, melawan secara jantan kepada pemimpinnya. Jantan di sini berarti, ilmunya telah benar-benar mustaid. (Japi Tambayong, 1981: 73-74).

Menurut Nano Riantiarno, dalam dunia penyutradaraan, tercatat ada empat

jenis “gaya” sutradara. Semua berkaitan erat dengan perilaku atau perangainya

sebagai seorang manusia. “gaya” dari sutradara tersebut yaitu sebagai berikut :

a) Sutradara Pemarah

Dalam dunia penggarapan, banyak sutradara yang mengikuti

“gaya” ini. Hal ini disebabkan karena adanya suatu pengertian bahwa

seorang sutradara marah-marah untuk menghasilkan hasil yang optimal.

Page 38: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Sutradara pemarah sulit sekali untuk menjalin komunikasi yang

baik dengan para pekerja panggung dan pemain-pemainnya. Padahal kerja

panggung dalam suatu proses merupkan suatu kerja bersama. Dunia

kesenian bagi sutradara pemarah makin lama akan makin sempit. Dia akan

kehilangan banyak momen berharga.

b) Sutradara Pendiam

Gaya jenis ini juga memiliki banyak pengikut. Sutradara jenis ini

biasanya lebih suka bekerja sendirian. Dia kurang gemar memerintah atau

berpetuah, tapi lebih suka langsung memberi contoh. Harapannya, semoga

yang lain tak enak hati dan mau bekerja lebih optimal pada masing-masing

bidangnya. Sutradara jenis ini dapat menjadi bumerang bagi proses

pementasan tersebut. Hal ini akan membuat orang yang ikut dalam proses

pementasannya akan bertindak seenaknya.

c) Sutradara Cerewet

Biasanya seorang sutradara yang cerewet menyimpan niat untuk

membuat hasil kerjanya jadi sesempurna mungkin. Dia suka menganggap

para pekerjanya adalah orang-orang yang bodoh yang harus selalu digiring

dan wajib diberitahu hingga hal-hal paling detil. Perkembangan pekerjaan

harus berasal dari dirinya saja. Pertimbangan orang lain kurang dihargai,

dan semua keputusan harus atas ijinnya.

Sutradara jenis ini mengatur sampai pada hal sekecil apapun. Ia

ingin semua berjalan seperti keinginannya.

d) Sutradara Romantis

Page 39: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sutradara jenis ini entah mengapa selalu ingin memacari para

pemainnya. Ia ingin merasa lebih dekat dengan pemainnya. Sutradara ini

merasa bahwa kedekatan antara dirinya dengan aktor akan mempermudah

dalam memberikan petunjuk maupun instruksi-instruksi meskipun hal

tersebut tentunya mempunyai benberapa kendala seperti

mengesampingkan profesionalismenya sebagai seorang sutradara.

Hal yang berbeda dikemukakan oleh Harymawan dalam bukunya,

dramaturgi. Menurut Harymawan, terdapat dua gaya sutradara, yaitu gaya Gordon

Craig dan Gaya Laisez Faire. Gordon Craig menyatakan bahwa ide dan gagasan

seorang sutradara harus dilaksanakan oleh para aktor. para aktor harus

mendedikasikan dirinya pada ide-ide sutradara. Gaya Gordon Craig ini

menciptakan sesuatu yang sesuai dengan harapan sutradara, sempurna, dan teliti,

namun gaya ini akan menjadikan seorang sutradara terkesan diktator. Gaya Laisez

Faire merupakan kebalikan dari Gordon Craig. Sutradara memberikan kesempatan

bagi para aktornya untuk lebih leluasa berekspresi. Sutradara bertindak sebagai

pendamping, namun hal ini akan menimbulkan adanya kekacauan dan kurang

teratur karena tiap-tiap aktor dibiarkan berkembang menurut kemampuannya,

sehingga hanya aktor-aktor yang berpengalaman saja yang dapat menghadirkan

pementasan yang baik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyutradaraan

sebuah naskah lakon berangkat dari suatu konsep penyutradaraan yang didapat

oleh seorang sutradara untuk memvisualisasikan suatu naskah lakon ke atas

panggung, dalam hal ini seorang sutradara harus mempunyai pedoman dalam

sebuah proses penggarapan.

Page 40: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Teknik penyutradaraan merupakan cara yang digunakan oleh sutradara

dalam mengangkat naskah lakon yang ia pilih menjadi sebuah pementasan. Gaya

yang digunakan oleh seorang sutradara akan dapat mempengaruhi bagaimana

bentuk pementasan yang akan ditampilkan di atas panggung.

Beberapa teori tersebut di atas akan dipakai sebagai dasar atau landasan

dalam memecahkan permasalahan dalam penelitian ini.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas akan mempermudah

mengungkap permasalahan yaitu tentang teknik penyutradaraan sutradara Budi

Teknik Penyutradaraan Budi Riyanto

Menentukan nada dasar

Menentukan casting/pemeranan

Latihan

Tata dan Teknik Pentas

Menguatkan atau Melemahkan

Scene

Menciptakan Aspek-aspek

Laku

Mempengaruhi Jiwa Pemain

Koordinasi

Gaya Penyutradaraan Laisez Faire dan Gordon Craig

Page 41: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Riyanto terhadap naskah lakon “Keluarga yang dikuburkan” karya Afrizal

Malna.

Teknik penyutradaraan yang diterapkan oleh Budi Riyanto meliputi

delapan langkah, yaitu: menentukan nada dasar, menentukan casting/ pemeranan,

latihan (terdiri dari olah vokal, olah tubuh, olah rasa, reading, blocking), tata dan

teknik pentas (tata setting/ruang, tata lampu, tata rias dan busana, dan tata musik),

menguatkan atau melemahkan scene, menciptakan aspek-aspek laku,

mempengaruhi jiwa pemain, dan koordinasi.

Budi Riyanto menggunakan gaya penyutradaraan Laisez Faire dan Gordon

Craig. Teori Gordon Craig menyatakan bahwa ide gagasan dari sutradara harus

dipatuhi dengan mutlak, para pemain harus mendedikasikan dirinya terhadap ide

sutradara. Gaya penyutradaraan ini biasanya digunakan Budi Riyanto untuk

berproses dengan pemain-pemain pemula/ baru. Pemain pemula/ baru disini

dilihat dari lamanya ia bergabung dengan teater TESA (mahasiswa baru).

Sedangkan teori Laisez Faire adalah suatu gaya penyutradaraan yang memberikan

suatu kebebasan bagi pemain untuk mengekspresikan dirinya.

Page 42: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODE PENELTIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif

digunakan untuk mengungkap, memahami sesuatu dibalik fenomena dan

mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui, bahkan belum

diketahui, serta dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit

diungkapkan (Strauus dan Corbin, 2003). Dalam penelitian kualitatif, data yang

diteliti berupa kata dan bukan yang berupa angka dikumpulkan dari studi kepustakaan

(Mulyadi, 2005: 9).

Metode kualitatif dapat digolongkan ke dalam metode deskriptif yang

penerapannya bersifat menuturkan, memaparkan, memberikan analisis, dan

menafsirkan (Soediro Satoto, 1995:15). Dengan demikian ini tidak terbatas hanya

sampai pada penyusunan dan pengumpulan data, tetapi juga meliputi analisis

interpretasi data yang ada.

B. Objek Penelitian

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah teknik penyutradaraan yang

dilakukan oleh Budi Riyanto dalam naskah lakon “Keluarga yang dikuburkan” karya

Afrizal Malna yang merupakan adaptasi bebas dari naskah lakon “The Buried Child”

yang ditulis oleh Sam Shepard.

Page 43: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

C. Sumber Data dan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah lakon “Keluarga

yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna, dokumentasi pementasan Teater Tesa

dan sutradara Budi Riyanto.

2. Data

Adapun data untuk penelitian ini adalah gerakan-gerakan dan

visualisasi yang dilakukan oleh Budi Riyanto dalam pementasan “Keluarga

yang Dikuburkan” oleh Teater Tesa di Teater Arena Taman Budaya Surakarta

tanggal 21 November 2007, serta kata, kalimat yang terdapat dalam naskah

lakon “Keluarga yang Dikuburkan”.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pustaka, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan

mempelajari buku yang mempunyai hubungan atau buku-buku yang dapat

menunjang penulis dalam penelitian.

2. Teknik Observasi dan wawancara, teknik observasi yang dilakukan penulis

adalah pengamatan lapangan, yaitu ketika proses latihan dan pementasan.

Setelah teknik observasi, penulis melakukan teknik wawancara dan

kemudian mencatat yang selanjutnya diinventarisasikan sebagai data yang

diolah dalam penelitian.

Page 44: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

E. Teknik Analisis

1. “Pembacaan: pembacaan untuk kepentingan analisis, pembaca harus bisa

menjaga jarak dengan tokoh-tokoh drama dan permasalahan yang

dihadapi tokoh drama tersebut agar tidak melihat permasalahan tersebut

dengan emosional tetapi rasional

2. Penginventarisasian: merupakan langkah pencatatan tentang konsep-

konsep ataupun teknik-teknik penyutradaraan sebuah naskah lakon.

Pencatatan harus secermat mungkin sampai data-data sekecil apapun,

dengan prinsip bahwa semua data yang terdapat dalam konsep atau teknik

penyutradaraan ada fungsi dan maksudnya.

3. Pengidentifikasian: suatu usaha mengelompokkan data yang telah selesai

diinventaris.

4. Penginterpretasian: merupakan tahap pemberian makna dari data yang

telah ada. Tahap ini merupakan usaha peneliti mengembalikan data

imajinatif dalam proses penciptaan ke data objektif dengan menjelaskan

kembali imajinasi dalam data tersebut.

Page 45: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

5. Pembuktian: merupakan pencarian bukti, contoh, menalar hubungan hasil

interpretasi dengan bukti dan penelitian, yakni dengan tidak mengabaikan

bukti dan contoh yang menurut peneliti tidak relevan.

6. Pengumpulan serta pelaporan: yaitu menyusun kesimpulan-kesimpulan

permasalahn-permasalahan kecil yang kemudian disusun menjadi laporan”

(Hasanuddin W.S, 2009, 105-107).

Page 46: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB IV

ANALISIS

Teknik Penyutradaraan Budi Riyanto

Teknik penyutradaraan yang digunakan oleh Budi Riyanto merupakan suatu

cara atau teknik seorang sutradara saat melakonkan perannya sebagai orang yang

menyutradarai suatu naskah lakon. Teknik yang digunakan oleh seorang sutradara

yang berbeda satu sama lain dapat mempengaruhi bentuk suatu pementasan.

Seorang sutradara secara umum akan memperhatikan beberapa hal sebelum

menyutradarai sebuah naskah. Beberapa hal yang diperhatikan Budi Riyanto

merupakan hal-hal yang nantinya akan mempengaruhi teknik yang digunakannya.

Hal yang sangat diperhatikan oleh Budi Riyanto di antaranya adalah penyikapan

terhadap teks naskah lakon yang hendak dibawakan, pengalaman para aktor yang

dipilihnya serta nama almamater yang dibawanya.

Naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” merupakan sebuah naskah dari

Amerika karya Sam Shepard yang diadaptasi oleh Afrizal Malna. Dalam

menyikapi naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”, yang dipertimbangkan

oleh Budi Riyanto adalah masalah-masalah yang terdapat dalam naskah tersebut

dan bentuk kemungkinan pementasannya. Hal ini disebabkan dalam setiap

penyutradaraan akan berakhir pada sebuah pementasan di atas panggung.

Penyutradaraan naskah lakon yang dilakukan oleh Budi Riyanto menggunakan

konsep realis, tetapi dalam beberapa adegan maupun dialog ditemui bentuk-

bentuk simbolis. Yang dimaksud dengan konsep realis di sini adalah suatu bentuk

pementasan yang melukiskan semua kejadian apa adanya dan tidak berlebihan.

Page 47: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Meskipun unsur keindahan masih mendapat perhatian, tetapi dicoba untuk meniru

kehidupan nyata. Ciri realis menurut Herman J Waluyo adalah (1) aktingnya yang

bersifat wajar seperti dalam kehidupan sehari-hari, (2) aspek visual dalam

pertunjukan tidak berlebihan dan disesuaikan dengan realitas kehidupan sehari-

hari (Herman. J Waluyo, 2006: 59), sedangkan yang dimaksud dengan simbolis

adalah pemakaian untuk mengekspresikan ide-ide (Suyatna Anirun, 2002: 169).

Penggunaan konsep realis dan beberapa bentuk simbolis dalam pementasan

tidak lepas dari keinginan Budi Riyanto agar mempermudah interpretasi

penonton dan agar pementasan terkesan luwes dan tidak monoton. Dalam

permainan dialog, banyak pendialogan antartokoh yang disampaikan dengan cara-

cara simbolik. Hal ini juga ditemui dalam properti-properti tokoh. Nampak adanya

properti buah-buahan seperti jagung yang memang dapat dikaitkan sebagai

properti yang menyimbolkan masyarakat desa yang bercocok tanam. Ini berarti

naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” menjadi bentuk lakon yang realis

simbolis.

Teater Tesa merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa yang berada di

Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. Teater Tesa merupakan salah satu teater

kampus yang lahir pada 14 Oktober 1987. Dalam kesehariannya, para anggota

Teater Tesa selalu dilatih untuk dapat mencari dan mengamati makna dari

kehidupan yang dijalaninya. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat mendalami

karakter dan watak dari peran yang nantinya akan dimainkannya dalam suatu

pementasan. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa ada beberapa orang dari

anggota Teater Tesa tidak dapat melakukannya dengan baik. Inilah yang nantinya

dapat mempengaruhi pembawaan karakter peran yang ia mainkan dalam

Page 48: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pementasan. Aktor yang tidak dapat membawakan karakter peran yang

dimainkannya dengan baik tentu akan terlihat sangat kaku dan akan nampak juga

perannya yang dibuat-buat.

Pementasan “Keluarga yang Dikuburkan” ini merupakan penggabungan

antara aktor yang sudah mempunyai “jam terbang” yang tinggi dan aktor yang

baru dalam dunia pementasan. Aktor yang sudah memiliki “jam terbang” tinggi di

sini ditentukan dari lamanya sang aktor bergabung dengan Teater Tesa dan

seberapa sering bermain dalam berbagai pementasan, sedangkan aktor yang belum

memiliki “jam terbang” tinggi dalam hal ini adalah anggota yang baru bergabung

dengan keanggotaan Teater Tesa (mahasiswa baru). Aktor yang belum memiliki

cukup pengalaman akan terasa sulit mengimbangi permainan dari aktor yang

sudah lebih berpengalaman.

Berbagai kesulitan akan ditemui oleh aktor baru dalam usahanya

mengimbangi permainan aktor yang lebih berpengalaman, misalnya dalam

bentuk-bentuk gerak dan penghayatan terhadap naskah lakon yang dimainkan.

Sutradara yang memiliki kepekaan yang tinggi tentu akan melihat hal ini sebagai

sebuah tantangan. Ia harus berusaha untuk membuat permainan para aktornya

terlihat seimbang.

Sebuah pementasan tidak hanya bertumpu pada para aktor, Budi Riyanto

juga memperhatikan elemen-elemen pendukung seperti musik, lighting, setting,

make up dan costum. Elemen-elemen pementasan ini dapat mendukung dan

mempercantik tampilan sebuah pementasan. Dalam sebuah pementasan terdapat

beberapa kru panggung yang mempersembahkan elemen-elemen pendukung

Page 49: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tersebut kehadapan penonton. Kru panggung dan pendukung pementasan lainnya

antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kru musik

2. Kru setting

3. Kru lighting

4. Make up dan costum

Sama seperti aktor yang bermain di atas panggung, keberadaan kru dan

pendukung pementasan lainnya sangat diperlukan untuk melengkapi keutuhan

sebuah pementasan. Antara satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan karena

akan menghasilkan suatu pementasan yang tidak utuh dan kurang maksimal.

Beberapa hal tersebut yang coba di atasi oleh Budi Riyanto dengan menggunakan

gabungan dari gaya penyutradaraan Laissez Faire dan gaya penyutradaraan

Gordon Craig.

Sebagai seorang sutradara, Budi Riyanto sadar bahwa tugas yang

dilakoninya tidak mudah. Ia harus dapat membuat pementasan di atas panggung

terlihat menarik. Dalam sebuah proses pementasan, ia selalu melihat latar

belakang para aktornya. Hal ini merupakan suatu bentuk strategi untuk dapat

menentukan teknik dan gaya penyutradaraan yang akan ia terapkan pada masing-

masing aktor.

Adanya keberagaman kemampuan para aktor membuat Budi Riyanto

menggunakan gaya penyutradaraan yang berbeda pada setiap aktor. Keberagaman

para aktor sebenarnya tidak hanya dilihat dari “jam terbang” yang dimilikinya

namun juga bakat yang dimiliki oleh setiap individu. Budi Riyanto menggunakan

gaya Laissez Faire dan Gordon Craig dalam gaya penyutradaraannya. Penggunaan

Page 50: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

gaya Laissez Faire digunakan oleh Budi Riyanto kepada para aktor yang memang

sudah memiliki bakat dan “jam terbang” yang tinggi, sedangkan untuk aktor

pemula Budi Riyanto menggunakan gaya Gordon Craig, namun hal ini bukan

merupakan suatu keharusan. Budi Riyanto sangat kondisional dalam menerapkan

gaya penyutradaraan kepada para aktornya. Ada saatnya ia meminta para aktornya

untuk mencari sendiri hal-hal yang berkaitan dengan peran yang dimainkan

namun ada juga saatnya ia memberikan contoh baik dalam pendialogan, blocking,

maupun suasana yang terjadi pada suatu adegan.

Sama seperti penerapan gaya penyutradaraan terhadap aktor, Budi Riyanto

juga menerapkan hal yang sama terhadap kru pendukung pementasan. Setiap kru

pendukung pementasan hanya diberikan beberapa pengarahan tentang apa yang

harus dilakukan para kru untuk dapat memberikan sebuah tontonan yang apik.

Misal kru musik, Budi Riyanto memberikan arahan suasana pada setiap adegan

dan timing kapan musik harus masuk dan kapan harus berhenti. Budi Riyanto

memberikan kebebasan kepada kru musik untuk meramu musik yang akan

muncul dalam pementasan. Setelah kru musik menemukan beberapa alternatif

musik yang akan ditampilkan, kru musik mempresentasikan kepada Budi Riyanto,

selanjutnya diadakan diskusi untuk menentukan musik mana yang akan dipakai.

Ini tidak hanya terjadi pada kru musik tetapi juga pada kru pendukung

pementasan yang lain. Meskipun memberikan kebebasan kepada setiap krunya

untuk menyuguhkan elemen-elemen pendukung pementasan, Budi Riyanto tidak

serta merta melepas semuanya kepada kru. Pada awalnya, Budi Riyanto

memberikan kebebasan kepada para kru untuk mencari kemudian kru

Page 51: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mempresentasikan dan mendiskusikan kepada Budi Riyanto dari diskusi tersebut

akan ditentukan mana yang akan digunakan sebagai pendukung pementasan.

Budi Riyanto menggunakan teknik penyutradaraan yang meliputi:

1. menentukan nada dasar

2. menentukan casting/ pemeranan

3. latihan (terdiri dari olah vokal, olah tubuh, olah rasa, reading, blocking)

4. tata dan teknik pentas (tata setting/ruang, tata lampu, tata rias dan busana, dan

tata musik)

5. menguatkan atau melemahkan scene

6. menciptakan aspek-aspek laku

7. mempengaruhi jiwa pemain

8. koordinasi.

Berikut adalah teknik yang digunakan oleh Budi Riyanto dalam proses

membuat sebuah pertunjukan:

1. Menentukan Nada Dasar

Naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” tergolong naskah realis,

naskah lakon yang cenderung lebih mengarah kepada realita kehidupan

sehari-hari pada suatu masyarakat tertentu atau lebih mengerucut pada sebuah

keluarga.

Tugas pertama sutradara ialah mencari motif yang termasuk karya

lakon yang memberi ciri kejiwaan dan selalu nampak dalam penyutradaraan.

Tugas sutradara untuk memberi ciri kejiwaan tersebut disebut menentukan

nada dasar. Nada dasar tersebut dapat bersifat menentukan dan memberikan

suasana khusus, membuat lakon gembira menjadi suatu banyolan,

Page 52: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mengurangi bobot tragedi yang terlalu berlebihan, memberikan prinsip dasar

pada lakon, ringan (Harymawan, 1993: 66).

Dari sifat nada dasar tersebut, Budi Riyanto menggunakan:

a. Menentukan dan memberikan suasana khusus

Menurut jenisnya, naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”

termasuk dalam jenis tragedi. Drama tragedi sendiri memiliki unsur duka,

sehingga penonton dibawa dalam suasana mengharu biru yang

menyedihkan.

Naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” memiliki ciri-ciri

seperti yang disebut di atas. Naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”

berkisah tentang konflik dalam sebuah keluarga yang di dalamnya

menggambarkan suasana duka dan tetap berakhir dengan sebuah suasana

duka dengan peristiwa yang mengharu biru. Peristiwa itu dapat dilihat dari

beberapa dialog dari para tokoh-tokohnya. Salah satu persoalan yang

menimbulkan ketragisan tampak pada dialog Basuki.

Basuki: Aku adalah sebuah bangunan yang telah berantakan. Tidak ada seorang pun yang bisa memasukinya lagi, karena orang sudah tidak dapat mengenali dimana letak pintu masuk dari bangunan itu. Tetapi aku masih merasakan bahwa masih ada halaman belakang dari bangunan yang runtuh itu, yang ditumbuhi jagung yang telah kau petik itu (Afrizal Malna: 14).

Tampak kondisi suasana Basuki yang mempunyai masalah dengan

psikologisnya. Ia seperti menanggung beban yang berat. Basuki merasakan

bahwa hidupnya sudah tidak berarti lagi bagaikan sebuah bangunan yang

telah berantakan. Kondisi psikologis Basuki yang berantakan itu muncul

karena sebuah konflik dalam keluarganya yang tidak pernah ada habisnya.

Page 53: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Suasana kesedihan yang mendalam juga tampak dalam dialog

Krima.

Krima: ...Aku pandangi ketika ia berangkat meninggalkan kita. Aku melihat matanya membuang kebencian yang terakhir padaku. Kebencian dan cinta, waktu itu beterbangan seperti kata-kata yang kehilangan makna. Aku seperti tidak lagi berpijak di atas lantai. Aku tidak lagi merasakan dunia. Waktu itu, “keluarga” hanyalah kata-kata yang berserakan dalam kalimat-kalimat yang kacau…. (Afrizal Malna: 08). Kondisi suasana yang muncul pada dialog tersebut

menggambarkan suasana kesedihan yang mendalam yang dialami Krima.

Kesedihan itu terjadi ketika Krima teringat pada masa lalunya yang

menyedihkan.

Menurut Budi Riyanto, bentuk tragedi dalam naskah lakon ini ada

pada komunikasi yang kacau yang terjadi dalam keluarga Basuki.

Komunikasi kacau tersebut disimbolkan dengan dimunculkannya televisi

ditengah-tengah kehidupan mereka. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa

dialog di bawah ini:

Basuki: Dulu aku seorang petani. Keluarga yang hidup telah membuat seluruh alat-alat pertanianku menjadi hidup, dan selalu membuatku bergairah untuk bekerja. Alat-alat itu menjadi bagian dari anggota tubuhku. Tetapi setelah anak-anak mulai besar, dan kehidupan televisi yang datang menawarkan tugas-tugas baru bagi keluarga-keluarga di desa kami, cinta mulai menjadi persoalan tetk bengek. Saat itulah aku merasakan peralatan-peralatan pertanianku mulai padam dari cahaya kehidupan. Dan televisi semakin masuk ke tengah-tengah keluarga kami, mengatur dan menentukan sampai kepada hal-hal yang harus diputuskan oleh keluarga kami. Setelah itu aku tak tahu lagi untuk apa aku bekerja. Semua terasa sudah jelas, dan tak perlu lagi ada yang dikerjakan. Tiba-tiba aku merasa telah menjadi makhluk Doni, yang tak tahu lagi apa yang harus dikerjakan, kecuali menggunduli kepalaku. Ya Doni adalah sebuah wabah yang diderita oleh manusia yang kabel-kabel komunikasinya telah putus. (Afrizal Malna: 27).

Page 54: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dimunculkannya televisi yang sangat menghipnotis Basuki hingga

kehidupan sehari-hari Basuki tidak dapat dipisahkan dari Basuki. Ketika

Basuki muncul televisi juga muncul. Dengan cara itulah Budi Riyanto

memberikan sentuhan suasana yang khusus.

b. Mengurangi bobot tragedi yang terlalu berlebihan

Dalam memberikan tekanan nada tragedi, hal yang paling dasar

yang dibutuhkan adalah kemampuan para pemeran dalam penghayatan dan

peleburan dalam suasana duka. Hal lain yang dapat dimunculkan adalah

masuknya musik yang mampu melebur dan menciptakan suasana dengan

suasana kedukaan tersebut, teknik lampu juga harus dapat mendukung dan

menciptakan suasana duka tersebut. Dengan demikian nada tragedi akan

diperoleh jika aktor dapat menguasai dan mempergunakan dengan tepat

kapan dibutuhkannya suasana duka dan kapan suasana duka tersebut tidak

diperlukan.

c. Memberikan prinsip dasar pada lakon

Memberikan prinsip dasar pada lakon diperlukan untuk mendasari

pemeranan yang akan dimainkan oleh aktor. Beberapa interpretasi tentang

nada dasar tokoh-tokoh dalam naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”

adalah sebagai berikut:

1) Basuki

Basuki adalah seorang lelaki tua yang mempunyai masalah

keluarga. Ia menguburkan anak hasil perselingkuhan istrinya di

belakang rumah. Basuki yang sudah tua sering sakit-sakitan namun ia

Page 55: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

selalu menolak untuk minum obat, ia lebih suka minum-minuman

keras. Basuki takut kepada Doni yang selalu mencukur rambutnya.

2) Krima

Krima adalah seorang perempuan tua yang tergolong cantik

untuk usianya yang sudah berkepala 5. Meskipun sudah bersuami,

Krima menjalin hubungan terlarang dengan seorang lelaki lain. Ia

adalah wanita yang tegar dalam menghadapi konflik-konflik yang

muncul dalam keluarganya.

3) Budi

Budi adalah anak dari pertama Krima dan Basuki yang pergi

merantau selama 15 tahun di Lorosae. Ketika ia pulang ke rumah, ia

tidak diterima baik oleh ayahnya sendiri, bahkan ia tidak dianggap

sebagai anak. Budi menuruni sifat ayahnya yang suka minum-

minuman keras. Budi merupakan sosok lelaki keras tetapi takut

terhadap ayahnya.

4) Doni

Doni adalah anak kedua dari Basuki dan Krima. Doni

merupakan sosok lelaki yang sangat menyukai pekerjaanya sebagai

seorang penebang pohon. Kaki kirinya pincang karena terkena gergaji

mesin. Ia selalu ingin membahagiakan dan memberikan sesuatu yang

berharga pada ayahnya, namun ayahnya selalu menolak

keberadaannya. Doni mereasa bahwa dirinya tidak berguna karena

kakinya yang pincang.

5) Iwan

Page 56: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Iwan adalah anak lelaki dari Budi. Ia ingin mencari tahu

keberadaan ayahnya yang meninggalkannya sewaktu ia kecil. Iwan

mengetahui bahwa dalam keluarga ayahnya ada sebuah rahasia yang

sengaja disembunyikan oleh Basuki.

6) Sekar

Sekar adalah kekasih Iwan yang datang dalam keluarga tersebut.

Sekar adalah seorang perempuan muda yang cantik. Budi, Doni dan

Basuki pun tertarik pada kecantikan Sekar. Sekar selalu ingin tahu

tentang masalah yang menimpa keluarga tersebut.

2. Menentukan Casting/ pemeranan

Dalam setiap proses pementasan yang dilakukan oleh Budi

Riyanto, ia selalu menentukan casting/pemeranan dalam setiap lakon

dengan banyak pertimbangan. Ada saatnya ketika dalam pemilihan aktor,

Budi Riyanto memperhatikan situasi serta kondisi setiap anggota. Budi

Riyanto juga tidak menutup kemungkinan adanya keingginan dari setiap

anggota untuk ikut berpartisipasi dalam setiap proses pementasan yang

digarapnya.

Naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” ini dimainkan oleh

enam orang aktor. Pertimbangan penentuan casting yang dilakukan Budi

Riyanto didasari dari beberapa hal, yaitu kesediaan dan kedisiplinan aktor

yang ditunjuk untuk pemeranan dalam naskah lakon ini.

Kesediaan aktor yang ditunjuk dalam proses pementasan

merupakan suatu hal yang penting dalam pemeranan. Kesediaan

ditunjuknya seorang aktor untuk memerankan tokoh yang berada dalam

Page 57: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

naskah akan sangat mempengaruhi penghayatan serta keikutsertaannya

dalam proses tersebut. Budi Riyanto tidak akan memaksakan kehendak

agar aktor yang ditunjuk menerimanya. Dalam sebuiah proses pementasan

dibutuhkan adanya kerelaan agar tercipta suasana yang kondusif dan tidak

ada unsur keterpaksaan dari setiap aktor.

Kedisiplinan merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh setiap aktor.

Setiap proses pementasan, para aktor diharuskan disiplin dalam segala hal.

Kedisiplinan setiap aktor akan menciptakan suasana yang kondusif dalam

sebuah proses, entah itu dalam latihan atau ketika berhubungan dengan

aktor yang lain. Dalam masalah kedisiplinan Budi Riyanto akan

menyerahkan koordinasi pada para aktor, misalnya dalam penentuan jam

latihan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing aktor.

Penentuan casting yang dilakukan oleh Budi Riyanto dalam proses

pementasan ini dilakukan dengan casting by ability, antitype casting, dan

casting to type. Menurut Harymawan, casting by ability adalah pemilihan

aktor yang didasarkan pada kecakapan yang terpandai dan terbaik, sebagai

pemeran yang penting/utama dan sukar. Antitype casting adalah pemilihan

yang bertentangan dengan watak atau fisik si pemain. Casting to type

adalah pemilihan berdasarkan pada kecocokan fisik si pemain.

(Harymawan, 1998:67).

Budi Riyanto menggunakan tiga macam dalam pemilihan casting

dalam naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”, pemilihannya adalah

sebagai berikut:

Page 58: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) Casting by ability adalah pemilihan aktor yang didasarkan pada

kecakapan yang terpandai dan terbaik, sebagai pemeran yang

penting/utama dan sukar. Para aktor yang dipilih berdasarkan casting by

ability adalah Halfidz dan Topik. “jam terbang” yang tinggi merupakan

alasan bagi Budi Riyanto untuk memilih kedua aktor tersebut.

2) Antitype casting adalah pemilihan yang bertentangan dengan watak atau

fisik si pemain. Aktor yang dipilih berdasarkan antitype casting adalah

Corry. Dalam naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” terdapat

tokoh Krima yang merupakan seorang ibu yang tua dan memiliki 2

orang anak dengan ciri fisik tinggi dan bertubuh indah. Krima

mempunyai watak yang tegar dalam menghadapi konflik-konflik yang

terjadi dalam keluarganya . Budi Riyanto menunjuk Corry untuk

memerankan Krima dan mengubah watak dasarnya menjadi watak

Krima.

3) Casting to type adalah pemilihan berdasarkan pada kecocokan fisik si

pemain. Para aktor yang dipilih berdasarkan casting to type adalah

Alfian,Arifin, Eni.

Berikut ini adalah hasil casting pemeran yang dilakukan oleh Budi

Riyanto dalam naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” ;

Basuki : Alfian

Krima : Corry

Doni : Halfidz

Budi : Topik

Iwan : Arifin

Sekar : Eni

Page 59: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Dalam pementasan ini, yang termasuk aktor yang memiliki “jam

terbang” tinggi adalah Alfian, Halfidz, Topik, Arifin, sedangkan aktor

yang belum memiliki “jam terbang” tinggi adalah Eni dan Corry. Berikut

ini adalah pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing

aktor:

Alfian: Alfian bergabung dengan Teater Tesa pada tahun 2003.

Sebagai anggota Teater Tesa, ia pernah ikut dalam beberapa proses

pementasan seperti “Hanya Satu Kali” karya Galswoorty dan K.

Modelwene sebagai sipir, “ Akrasia” karya Anang adaptasi novel Fajar

Wijayanti sebagai Tyo, “Ayah Telah Berwarna Hijau” karya Afrizal

Malna sebagai ayah, “ Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna

adaptasi naskah Sam Shepard sebagai Basuki.

Halfidz: bergabung dengan Teater Tesa pada 2004, ia pernah

mengikuti proses pementasan “Aum” karya Putu Wijaya sebagai menantu,

“Gulipat” karya Hanindawan sebagai kepala keamanan, “monolog Spinx

XXX” karya Ben Jon, “Metamorfosis Nol Koma” karya Mahatma Zat A

sebagai Orang 1, “ Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna

adaptasi naskah Sam Shepard sebagai Doni.

Topik: Topik bergabung dengan Teater Tesa tahun 2003 dan

mengikuti beberapa proses pementasan seperti “Martir” karya M. El

Hakim sebagai setan, “ Interlude” karya Gunawan Muhammad sebagai

laki-laki, “ Sebuah Cerpen” sebagai pimpinan redaksi, “Aum” karya Putu

Wijaya sebagai Ucok, “Gulipat” karya Hanindawan sebagai monumen

Page 60: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sesuai petunjuk, “Keluarga yang Dikuburkan” karya Afrizal Malna

adaptasi naskah Sam Shepard sebagai Budi.

Arifin: bergabung dengan Teater Tesa pada 2003, ia pernah

mengikuti beberapa pementasan seperti “Hanya Satu Kali” Galswoorty

dan K. Modelwene sebagai korban, “Sebuah Cerpen” sebagai penulis

cerpen, “Aum” karya Putu Wijaya sebagai orang udik 1, “Gulipat” karya

Hanindawan sebagai petugas keamanan 2, “Ayah Telah Berwarna Hijau”

karya Afrizal Malna sebagai Herman, “Keluarga yang Dikuburkan” karya

Afrizal Malna adaptasi naskah Sam Shepard sebagai Iwan.

Eni: bergabung dengan Teater Tesa tahun 2005. Sebelumnya, ia

adalah anggota yang bekerja dibalik panggung. Pernah beberapa kali ikut

dalam proses pementasan seperti “Gulipat” karya Hanindawan sebagai

loper koran, “Pen” karya Halfidz Rizman sebagai wanita, “Ayah Telah

Berwarna Hijau” karya Afrizal Malna sebagai Susi, “Keluarga yang

Dikuburkan” karya Afrizal Malna adaptasi naskah Sam Shepard sebagai

Sekar.

Corry: bergabung pada 2006 dengan Teater Tesa. Sebelum

mengikuti proses “Keluarga yang Dikuburkan”, ia pernah mengikuti

proses pementasan “Bunglon” yang merupakan proses awal ketika ia

menjadi anggota baru.

3. Latihan

Latihan diperlukan dalam setiap proses pementasan. Budi Riyanto

selalu meminta para aktor untuk bersungguh-sungguh dalam setiap latihan

Page 61: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

karena akan mempengaruhi apa yang nantinya akan ditampilkan di atas

panggung.

Pada saat latihan ini, Budi Riyanto menerapkan hal yang berbeda

pada beberapa aktor, namun tidak semuanya dilakukan berbeda. Untuk

latihan-latihan seperti olah vokal, olah tubuh, dan olah rasa yang dilakukan

secara bersama-sama, Budi Riyanto tidak membedakan aktor yang satu

dengan aktor yang lain. Tidak adanya perbedaan dalam latihan-latihan

tersebut karena latihan tersebut memang membutuhkan ketelatenan dan

tidak hanya digunakan pada saat proses pementasan saja.

Latihan reading dan blocking merupakan latihan-latihan yang

sudah masuk kedalam naskah lakon. Untuk latihan-latihan yang

berhubungan dengan naskah lakon, Budi Riyanto memberikan perbedaan

kepada aktor yang satu dengan yang lain dengan menggunakan Laisez

Faire dan Gordon Craig. Hal ini dilakukan Budi Riyanto agar hasil akhir

atau pementasan dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Budi Riyanto melakukan latihan-latihan dasar seperti olah vokal,

olah tubuh, dan olah rasa. Setelah melalui tahap latihan dasar, Budi

Riyanto kemudian akan masuk kedalam naskah dengan latihan reading

dan blocking. Berikut adalah penjelasannya:

a. Olah Vokal

Vokal adalah “unsur paling utama untuk menyampaikan pikiran

dan perasaan secara verbal dari rangkaian dialog yang dihafal aktor”

(Japi Tambayong,1981:19). Vokal yang baik didapat dari latihan vokal

yang terus-menerus.

Page 62: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Latihan olah vokal ini bertujuan untuk mengolah suara sehingga

suara dapat menjadi lebih sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

sutradara. Suara dapat berubah sesuai dengan karakter dalam naskah

lakon. Seorang aktor juga harus dapat menyesuaikan suara dengan

ruangan pentas yang digunakan. Maksudnya adalah pentas dengan

ruangan yang terbuka akan membutuhkan kekuatan vokal yang lebih

besar daripada ruangan yang tertutup. Hal ini disebabkan karena pada

ruangan tertutup ada kemungkinan terjadi gema yang menyebabkan

terjadinya artikulasi yang kurang jelas.

Budi Riyanto sebagai seorang sutradara juga memperhatikan hal-

hal tersebut sehingga Budi Riyanto mewajibkan para aktornya untuk

latihan vokal setiap hari. Bentuk latihan vokal yang dilakukan oleh

Budi Riyanto adalah sebagai berikut:

1) Latihan Pernapasan

Latihan pernapasan ada tiga macam, yaitu pernapasan perut,

pernapasan diafragma dan pernapasan dada. Latihan yang digunakan

oleh Budi Riyanto dalam proses ini adalah pernapasan perut ini

karena ia beranggapan bahwa kekuatan dari pernapasan berasal dari

perut.

Yang dilakukan pertama adalah menghirup napas perlahan

dan dalam melalui hidung bersamaan dengan menghirup napas

tersebut kedua tangan naik perlahan-lahan sesuai dengan hitungan

ketika menghirup napas. Ketika posisi tangan berada di atas, napas

ditahan sejenak kemudian napas dilepaskan perlahan-lahan sambil

Page 63: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

menurunkan tangan perlahan-lahan pula. Bersamaan dengan

habisnya napas kedua tangan kembali berada di samping. Ini

dilakukan secara berulang-ulang.

2) Latihan Artikulasi Vokal

Latihan artikulasi vokal yang di gunakan Budi Riyanto dalam

proses ini ada beberapa tahap, sebagai berikut;

Tahap pertama adalah latihan getaran dalam. Mula-mula

menghirup napas secara perlahan-lahan melalui mulut, tahan

beberapa detik kemudian melepaskan sedikit demi sedikit dengan

menggetarkan pita suara dengan tidak membuka mulut sehingga

dihasilkan suara {hmmmm}. Getaran dalam ini dilakukan secara

berulang-ulang sesuai kebutuhan. Budi Riyanto biasanya meminta

para aktor untuk melakukannya selama 20-30 menit, namun hal

tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan latihan.

Tahap kedua adalah latihan getaran luar. Sama seperti getaran

dalam, menghirup napas secara perlahan-lahan melalui mulut, tahan

beberapa detik hanya saja ketika melepaskannya dilakukan dengan

menggetarkan pita suara dengan membuka mulut sehingga

menghasilkan suara {aaaaaa}. Getaran luar ini awalnya dilakukan

secara perlahan dan semakin lama semakin keras . Lama latihan

getaran luar ini sama dengan lamanya latihan getaran dalam. Getaran

dalam ini juga mempunyai beberapa bagian:

Pertama adalah melakukan getaran luar dengan pengucapan

huruf-huruf vokal {a,i,u,e,o}. Awal yang dilakukan sama, yaitu

Page 64: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menghirup napas secara perlahan-lahan melalui mulut, tahan

beberapa detik kemudian sambil membuka mulut mengeluarkan

huruf-huruf vokal tersebut secara berurutan atau satu-satu diucapkan

hingga beberapa kali dan berganti huruf setiap beberapa kali

pengucapan.

Kedua adalah melakukan getaran luar disertai dengan

hentakan. Yang dilakukan awalnya sama dengan getaran luar namun

ketika pelepasannya dilakukan dengan menghentakan suara yang

keluar. Huruf-huruf yang dilafalkan bervariasi namun yang umum

digunakan adalah huruf-huruf vokal {a,i,u,e,o}.

b. Olah Tubuh

Olah tubuh ini dilakukan agar para aktor memiliki ketahanan fisik

yang bagus. Ketahanan fisik ini diperlukan aktor di atas panggung

karena ketika berada di atas panggung dibutuhkan energy yang besar.

Selain sebagai pembentuk ketahanan fisik, olah tubuh ini juga

dapat melatih dan menciptakan gesture serta keluwesan para aktor. Olah

tubuh ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap:

Tahap pertama adalah Pemanasan. Pemanasan ini dilakukan pada

awal latihan. Pemanasan bertujuan untuk melemaskan sendi-sendi dan

otot-otot tubuh dan tidak terjadi kram pada saat latihan. Budi Riyanto

memilih salah satu dari aktor untuk menuntun aktor yang lain

melakukan pemanasan ringan seperti melemaskan otot-otot leher,

tangan, dan kaki.

Page 65: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tahap kedua adalah lari-lari kecil di tempat latihan dengan

membentuk lingkaran kecil. Semakin lama lari akan menjadi cepat dan

lingkaran yang dibentuk akan semakin membesar. Setelah melakukan

lari di tempat latihan, Budi Riyanto akan menuntun para aktor untuk

berlari mengitari kampus.

Tahap ketiga adalah latihan fisik. Dalam latihan fisik ini Budi

Riyanto meminta para aktor untuk melakukan sit up dan push up juga

beberapa gerakan lain. Ketika melakukan gerakan fisik ini Budi Riyanto

juga meminta agar para aktor untuk mengatur pernapasan dan

mengkombinasikan dengan olah vokal.

Tahap keempat adalah melakukan intensitas gerak. Intensitas

gerak ini dilakukan dengan berbagai cara. Setiap kali latihan, Budi

Riyanto akan meminta para aktor melakukan gerakan intensitas yang

berbeda-beda setiap harinya. Misalnya dengan berjalan secara perlahan-

lahan dari satu ujung ke ujung yang lainnya dengan menggerakkan

seluruh tubuh dengan intensitas gerak yang apik sehingga menciptakan

gerakan-gerakan seperti tarian-tarian. Intensitas gerak ini juga dapat

melatih kelenturan-kelenturan tubuh.

Tahap kelima adalah meditasi. Meditasi ini juga merupakan akhir

dari latihan olah tubuh. Dalam meditasi, para aktor berkonsentrasi dan

melemaskan tubuh serta mengingat latihan-latihan sebelumnya sebelum

ia masuk pada latihan yang selanjutnya.

Page 66: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c. Olah Rasa

Olah rasa merupakan latihan yang salah satunya bertujuan untuk

melatih kepekaan dalam proses pementasan. Sebenarnya bukan hanya

untuk melatih kepekaan ketika berada dalam proses pementasan tapi

juga dapat berfungsi sebagai latihan kepekaan terhadap lingkungan

sekitar.

Untuk sebuah proses pementasan, olah rasa ini bertujuan agar

para aktor lebih menghayati tokoh yang akan diperankan. Usaha untuk

menghayati tokoh dalam naskah ini oleh Budi Riyanto dilakukan

dengan beberapa cara, antara lain observasi langsung, meditasi, dan

imajinasi oleh pemain.

Observasi langsung yang dilakukan oleh para aktor untuk

mengamati orang atau profesi orang yang akan ia perankan bukanlah

hal yang wajib dilakukan oleh setiap aktor karena tidak semua tokoh

dalam sebuah naskah lakon adalah tokoh riil. Tokoh yang ada dalam

sebuah naskah lakon dapat berupa tokoh-tokoh imajinatif pengarang

saja. Budi Riyanto meminta para aktor untuk mengamati perilaku atau

profesi orang yang akan diperankan dengan tujuan agar para aktor lebih

mengerti dunia orang-orang tersebut. Misalnya seorang aktor yang

memerankan tokoh sebagai orang tua akan mengamati gerak gerik serta

perilaku keseharian orang tua yang ada di sekitarnya. Pengamatan ini

dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan gesture di atas

panggung.

Page 67: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Meditasi ini merupakan salah satu cara Budi Riyanto untuk

mengolah perasaan para aktor. Saat melakukan meditasi ini, Budi

Riyanto akan meminta para aktor untuk duduk bersila dan memejamkan

mata, posisi tubuh tegak namun tidak kaku. Ketika para aktor

memejamkan mata, Budi Riyanto akan memberikan gambaran setiap

tokoh satu persatu. Ia mencoba untuk membuat para aktor lebih

menyelami karakter tokoh tersebut. Dengan suasana yang tenang dan

sepi, yang terdengar adalah suara dari Budi Riyanto. Cara ini digunakan

Budi Riyanto agar apa yang ia sampaikan dapat ditangkap oleh semua

indera yang dimiliki oleh para aktor.

Imajinasi aktor merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para

aktor untuk menciptakan karakter suatu tokoh. Imajinasi yang

dihasilkan para aktor untuk menghadirkan seorang tokoh ini tidak lepas

dari usaha Budi Riyanto yang berlaku sebagai sutradara. Gambaran

awal imajinasi tokoh yang diciptakan oleh para aktor ini kadang kala

tidak sama dengan apa yang diharapkan oleh sutradara. Ketika meditasi,

Budi Riyanto memberikan gambaran tokoh yang diperankan, di sinilah

imajinasi para aktor bermain.

d. Reading

Reading atau membaca adalah latihan yang dilakukan pada setiap

proses pementasan naskah lakon. Dengan adanya latihan reading, para

aktor dapat mengetahui apa yang tersurat dan tersirat dari naskah

tersebut. Hal ini tentu saja harus dilakukan dengan latihan reading yang

Page 68: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

berulang-ulang. Latihan reading ini selain dilakukan selama jam latihan

juga dapat dilakukan diluar jam latihan.

Bagi para aktor, reading yang dilakukan secara terus menerus

dapat membantunya dalam menentukan bentuk pendialogan dari tokoh

yang akan ia perankan. Seorang aktor harus dapat membuat

pendialogan yang enak di dengar dan tidak monoton. Variasi

pendialogan dapat dibangun lewat intonasi, dan tempo-tempo

pendialogan.

Setiap latihan reading, Budi Riyanto selalu mengupas naskah dan

menjelaskan maksud dari naskah tersebut yang ditangkap oleh Budi

Riyanto, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan terdapat

perpedaan pendapat antara Budi Riyanto dengan para aktor mengenai

maksud dan isi dari naskah lakon tersebut.

Dalam setiap latihan reading, Budi Riyanto memberikan

kebebasan para aktor untuk mengeksplor kepandaian aktor dalam

mengolah dialog-dialog yang terdapat dalam naskah, namun Budi

Riyanto juga memberikan contoh pendialogan atau memberikan daya

imajinasi tentang dialog tersebut. Hal ini berlaku pada aktor yang sudah

berpengalaman maupun yang belum berpengalaman. Hanya saja Budi

Riyanto memberikan pengarahan yang lebih detail pada aktor yang

belum berpengalaman.

Untuk aktor yang memiliki “jam terbang” tinggi seperti Alfian,

Halfidz, Arifin, dan Topik, Budi Riyanto menggunakan Laisez Faire.

Budi Riyanto hanya memberikan arahan yang berhubungan dengan

Page 69: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

suasana dan karakter tokoh yang dimainkan, sedangkan untuk

pendialogannya, Budi Riyanto menyerahkan kepada aktor untuk dapat

mengolah dan mencari pendialogan yang tepat.

Aktor yang belum memiliki pengalaman seperti Corry dan Eni

mendapat perhatian khusus dari Budi Riyanto. Budi Riyanto

menggunakan Gordon Craig untuk menangani kedua aktor tersebut.

Saat reading, Budi Riyanto tidak hanya memberikan arahan mengenai

karakter dan suasana yang terjadi saat dialog terjadi tapi juga

memberikan contoh dialog yang sesuai. Meskipun memberikan contoh

pendialogan secara langsung, Budi Riyanto juga tetap menerima

masukan dari aktor yang bersangkutan agar pendialogan terkesan

luwes.

e. Blocking

Blocking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu

ketempat yang lain (Japi Tambayong, 1981: 80-82). Seorang sutradara

menentukan blocking dari setiap aktor dan mengatur agar blocking yang

dilakukan tidak terkesan menjemukan.

Selain blocking, secara bersamaan sutradara menentukan pula gait

dan gesture dari aktor. Gait ini merupakan catatan dari sutradara dalam

memberikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak

aktor. Gesture adalah gerak-gerak besar, yaitu tangan, kaki, kepala, dan

tubuh pada umumnya (Japi Tambayong, 1981: 80).

Ketika melakukan blocking, Budi Riyanto juga memberikan

arahan mengenai cara berjalan atau bergerak seorang aktor dan gesture

Page 70: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang harus dilakukan oleh aktor. Hal tersebut semata-mata dilakukan

agar blocking yang dilakukan aktor yang satu dan yang lain dapat

bervariasi dan tidak monoton sehingga dapat menciptakan suasana

yang diinginkan. Gagasan sutradara dalam menentukan blocking ini

tidak lepas dari kejelian sutradara dalam menginterpretasikan dialog-

dialog yang ada dalam naskah lakon yang dibawakan.

Agar blocking yang dilakukan oleh aktor sesuai dengan dialog

yang diucapkan, maka proses blocking dan reading dilakukan secara

bersamaan. Proses blocking dan reading yang dilakukan ini juga dapat

memberikan gambaran bagi seorang sutradara dapat menentukan

blocking yang tepat dan sesuai. Pengaturan blocking ini dilakukan

berulang kali dan terus menerus.

Seperti halnya dengan reading, pada saat blocking pun Budi

Riyanto memberikan perhatian yang berbeda antara aktor yang sudah

berpengalaman dan yang belum berpengalaman. Aktor seperti Alfian,

Halfidz, Arifin dan Topik, Budi Riyanto memberikan gambaran

blocking-blocking secara kasar dan meminta para aktor untuk dapat

mengatur sendiri bagaimana aktor dapat mengisi panggung agar terlihat

seimbang dan tidak ada panggung yang kosong. Gesture dan

perpindahan tempat diserahkan oleh aktor, Budi Riyanto hanya

memberikan timing kapan aktor keluar dan masuk.

Budi Riyanto memberikan contoh dan instruksi blocking secara

detail kepada Corry dan Eni. Seperti halnya dengan reading, Budi

Riyanto juga memberikan contoh secara langsung di atas panggung

Page 71: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

seperti langkah dan arah yang harus diambil oleh Corry dan Eni saat

hendak berpindah tempat dan juga memberikan secara langsung contoh-

contoh gesture yang harus dilakukan.

Blocking dan adegan adalah hal yang saling membutuhkan satu

sama lain karena blocking bertujuan untuk membentuk dan

memperjelas adegan. Penulis akan memberikan dan menjelaskan

blocking-blocking yang dibuat oleh Budi Riyanto dalam proses

penggarapan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”.

Blocking 1

Basuki tidur di kursi malas. Doni masuk dengan membawa

gunting. Doni mendekati Basuki dan mencukur rambut Basuki. Pada

adegan tersebut Budi Riyanto menginstruksikan Doni masuk

mengendap-endap melalui sisi kanan depan panggung (pintu depan) dan

Basuki terlelap di kursi malasnya yang berada di samping kanan dalam

panggung. Setelah mendekati dan memastikan Basuki terlelap, Doni

mencukur rambut Basuki dengan hati-hati kemudian keluar melalui

pintu dapur.

Berikut gambar blocking tersebut.

Page 72: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar1

blocking 1

Sumber : dokumentasi teater Tesa

Blocking 2

Basuki duduk memandangi televisi sembari mengucapkan

dialognya di kursi malas. Krima masuk dari lantai atas dan turun

mendekati Basuki. Krima menuju lemari kecil disebelah kursi malas

Basuki dan menyiapkan obat-obatan. Krima menuju ke dapur dan

kembali masuk dengan membawa nampan berisi semangka. Krima

duduk di kursi yang berada di depan meja makan (membelakangi

penonton) dan mengiris semangka. Krima berjalan menuju televisi dan

meletakkan semangka di atasnya.

Page 73: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 2

blocking 2

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 3

Budi masuk melalui pintu depan membawa setumpuk jagung.

Budi Riyanto menginstruksikan tokoh Budi untuk mengisi panggung

sebelah kiri saat berdialog dengan Basuki agar panggung dapat

seimbang dengan Basuki yang berada di sebelah kanan panggung.

Berikut gambar blocking tersebut:

Page 74: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 3

blocking 3

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 4

Basuki di kursi malas. Budi berada di sisi kiri depan panggung.

Krima bermonolog. Krima masuk dari lantai atas. Saat menuruni

tangga, Krima berhenti sejenak di tengah tangga dengan tetap

bermonolog. Krima berjalan menuju tengah panggung. Budi Riyanto

menginstruksikan Krima untuk berhenti dan berdiri sejenak di tengah

panggung setelah itu Krima berjalan ke sisi panggung sebelah kiri.

Page 75: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dengan masih bermonolog, Krima berjalan dan mengisi panggung

sebelah kanan.

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 4

blocking 4

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 5

Doni masuk melalui pintu depan membawa gergaji mesin. Ia

berjalan dengan berusaha menyembunyikan kakinya yang pincang.

Basuki yang berada di kursi malasnya memandangi Doni. Doni

melangkah masuk mendekati televisi dan mengambil irisan semangka

Page 76: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

di atasnya. Budi yang berada di sisi panggung sebelah kiri berusaha

membersihkan kulit jagung yang berserakan. Doni memandangi Budi

dari dekat televisi kemudian keluar melalui pintu dapur. Krima yang

berdiri di sisi kanan panggung berjalan menuju pintu depan dan keluar.

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 5

blocking 5

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 6

Basuki berusaha tidur di kursi malasnya. Doni masuk dari

pintu depan membawa gergaji mesin yang masih menyala dan menuju

tengah panggung. Budi Riyanto menginstruksikan Doni untuk mengisi

Page 77: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tengah panggung dan berdialog dengan posisi menghadap Basuki di

kursi malasnya. Basuki berteriak dan terjatuh dari kursi malasnya. Doni

yang berada di tengah panggung panik dan lari keluar melalui pintu

dapur.

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 6

blocking 6

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 7

Budi berlari masuk dari pintu dapur dan membantu Basuki

bangkit dan membaringkannya di kursi malasnya. Budi duduk di kursi

Page 78: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

sebelah kanan meja makan (membelakangi Basuki). Budi berjalan

mendekati televisi dan mematikannya.

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 7

blocking 7

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 8

Basuki tidur di kursi malas. Budi berada di dekat televisi. Doni

masuk dari pintu dapur membawa keranjang yang berisi tomat. Doni

berdiri di tengah panggung dengan posisi berhadapan dengan Budi yang

berada di dekat televisi. Budi dan Doni berdialog dengan berbisik. Budi

Page 79: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

mendekati Doni. Saat Doni berteriak keduanya terkejut, Budi berlari

untuk bersembunyi di dekat lemari kecil yang berada di samping kursi

malas Basuki sedangkan Doni mundur beberapa langkah dari tempatnya

berdiri. Doni kembali ke posisi semula. Budi kembali mendekati Doni

dan mengulurkan tangannya. Doni menumpahkan sekeranjang tomat

kepada Budi. Budi jongkok sambil memunguti tomat yang berserakan.

Doni keluar melalui pintu depan.

Blocking 9

Iwan dan Sekar masuk dari pintu depan. Keduanya berdiri di

depan panggung dan berdialog. Sekar mendekati meja makan dan

mengambil semangka tapi dari depan panggung Iwan melarang Sekar

mengambil semangka itu. Pada saat yang bersamaan, Budi masuk dari

pintu dapur. Setelah terjadi dialog beberapa saat, Budi keluar melalui

pintu depan. Iwan keluar mengejar Budi dan meninggalkan Sekar.

Berikut gambar blocking tersebut:

Page 80: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Gambar 9

blocking 9

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 10

Basuki berada di kursi malas dan bergumam. Sekar masuk

melalui pintu dapur dengan membawa secangkir kopi panas. Sekar

berdiri di belakang panggung sebelah kiri kemudian mendekati Basuki

dan saling berdialog. Sekar menuju ke dapur dan kembali masuk

dengan membawa sekeranjang sayuran. Sekar duduk di kursi sebelah

kiri meja makan, berhadapan dengan Basuki dan berdialog.

Berikut gambar blocking tersebut:

Page 81: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 10

blocking 10

Sumber: dokumentasi Taeter Tesa

Blocking 11

Basuki berada di kursi malas. Budi masuk melalui pintu dapur

dan berjalan menuju sebelah kiri panggung. Sekar mendekati Budi.

Budi berdialog dengan Sekar. Doni masuk melalui pintu depan

membawa gergaji mesin.

Berikut gambar blocking tersebut:

Page 82: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 11

blocking 11

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 12

Sekar berdiri di tengah panggung. Basuki berada di kursi

malas. Budi dan Doni mendekati sekar. Budi berdiri di belakang Sekar.

Doni dan Sekar berhadapan dan saling berdialog.

Berikut gambar blocking tersebut

Page 83: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Gambar 12

blocking 12

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 13

Sekar berteriak dan membelakangi penonton. Iwan berlari

masuk dari pintu dapur dan mendekati Sekar. Budi dan Doni keluar

melalui pintu dapur. Iwan dan sekar berdiri di tengah panggung. Basuki

terlelap di kursi malas.

Berikut gambar blocking tersebut

Page 84: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 13

blocking 13

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 14

Pada blocking ini, sutradara membangun sebuah ruangan baru.

Blocking Krima berada di tengah panggung di depan meja makan dan

berjalan mondar mandir ke kiri dan ke kanan panggung. Blocking Sekar

duduk di kursi. Posisi Sekar berada di sebelah kiri panggung. Blocking

Basuki duduk di atas kursi malas. Posisi Basuki berada di sebelah

tengah depan panggung. Blocking Iwan berdiri di belakang kursi Sekar

dengan posisi membelakangi penonton.

Page 85: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 14

blocking 14

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 15

Basuki kembali pada posisi semula, yaitu di kursi malas yang

berada di sebelah kanan depan panggung. Iwan masuk melalui pintu

dapur berjalan mendekati Basuki dengan membawa irisan semangka.

Iwan duduk di kursi sebelah kiri meja makan. Budi Riyanto

menginstruksikan kepada Iwan untuk mengisi panggung saat berdialog

dengan Basuki. Iwan keluar melalui pintu dapur.

Page 86: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 15

blocking 15

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 16

Pada blocking ini, Budi Riyanto menginstruksikan Basuki

untuk bangun dari kursi malasnya dan berjalan menuju tengah

panggung. Saat berdialog membacakan surat wasiat, Krima masuk dari

pinru dapur bersama seorang pendeta. Krima dan pendeta itu duduk

Page 87: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

saling berhadapan di meja makan. Sekar dan Iwan keluar dari pintu

kamar dan duduk saling memeluk di kursi malas Basuki.

Berikut gambar blocking tersebut:

Gambar 16

blocking 16

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Blocking 17

Budi berdiri di tengah panggung. Dari arah pintu dapur Doni

masuk dan berbisik.

Berikut gambar blocking tersebut

Page 88: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 17

blocking 17

I

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Page 89: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Dokumentasi Proses Latihan.

Dokumentasi Proses Latihan “Keluarga yang Dikuburkan” Bulan Desember 2006

Minggu I Hari Materi Ket.

Senin Reading teks berputar, belum ditentukan tokohnya.

Untuk Casting, Pemilihan tokoh belum ditentukan

Rabu Reading teks berputar, belum ditentukan tokohnya.

Kamis Reading teks berputar, belum ditentukan tokohnya.

Sabtu Latihan vokal dan olah tubuh

Minggu II

Senin Reading teks berputar, belum ditentukan tokohnya.

Untuk Casting, Pemilihan tokoh belum ditentukan

Rabu Reading teks berputar, belum ditentukan tokohnya.

Kamis Reading teks berputar, belum ditentukan tokohnya.

Sabtu Latihan vokal dan olah tubuh

Minggu III

Senin Reading teks. Mulai menentukan percobaan casting pemain secara spesifik

Rabu Reading teks per tokoh Menentukan casting tokoh dengan percobaan dialog, karakter vokal, dan pembantu sederhana semisal gestur tubuh.

Kamis Reading teks per tokoh Menentukan casting tokoh dengan percobaan dialog, karakter vokal, dan pembantu sederhana semisal gestur tubuh.

Sabtu Latihan vokal dan olah tubuh

Minggu ke IV

Senin Reading teks per tokoh Menentukan casting tokoh dengan percobaan dialog, karakter vokal, dan pembantu sederhana semisal gestur tubuh.

Rabu Reading teks per tokoh Menentukan casting tokoh dengan percobaan dialog,

Page 90: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

karakter vokal, dan pembantu sederhana semisal gestur tubuh.

Kamis Reading teks per tokoh Tokoh telah ditentukan: Alfian : Basuki Corry : Krima Halfidz : Doni Topik : Budi Arifin : Iwan Eni : Sekar

Sabtu Latihan vokal dan olah tubuh

Januari 2007 – Februari 2007

Minggu I – Minggu IV

Senin Olah Vokal dan reading

Rabu Olah Vokal, olah tubuh, olah rasa, fisik, reading

Kamis Olah Vokal, olah tubuh, olah rasa, fisik, reading

Sabtu Olah Vokal, olah tubuh, olah rasa, fisik, reading

Maret 2007 – April 2007

Pada rentang waktu 2 bulan ini, pemain diberi tugas menghafalkan teks secara utuh. Latihan rutin olah vokal, olah tubuh, olah rasa, dan fisik diwajibkan untuk

dijadikan latihan keseharian. Dalam rentang waktu 2 bulan ini pemain telah menguasai teks secara utuh.

Kemampuan tubuh dan fisik telah layak dan proposional. Pemahaman dan pendalaman akan karakter tokoh telah dikuasai (melalui latihan observasi), baik secara fisik, gestur, pendialokan, maupun perasaan.

Mei 2007

Minggu I

Senin Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9.

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9.

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9.

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9.

Minggu II

Senin Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9.

Page 91: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9.

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 -9

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1- 9

Minggu III Senin Masuk dalam bentuk garap per

bagian, Reading dan blocking Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 1 – 9

Minggu IV Senin Masuk dalam bentuk garap per

bagian, Reading dan blocking Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Catatan untuk bulan Mei: Mulai bulan Mei latihan olah Vokal, olah tubuh, olah rasa, fisik dijadikan latihan keseharian, wajib dan sudah menjadi tanggung jawab per individu pemain. Sebelum latihan utama diwajibkan untuk latihan vokal dan fisik, hal ini berlangsung hingga hari pementasan.

Juni 2007

Minggu I

Senin Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Minggu II

Senin Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Page 92: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 9 – 15

Minggu III Senin Masuk dalam bentuk garap per

bagian, Reading dan blocking Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Minggu IV Senin Masuk dalam bentuk garap per

bagian, Reading dan blocking Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Juli 2007

Minggu I

Senin Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 15 – 26

Minggu II Senin Masuk dalam bentuk garap per

bagian, Reading dan blocking Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Page 93: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Minggu III Senin Masuk dalam bentuk garap per

bagian, Reading dan blocking Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Minggu IV Senin Masuk dalam bentuk garap per

bagian, Reading dan blocking Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Rabu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Kamis Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Sabtu Masuk dalam bentuk garap per bagian, Reading dan blocking

Bentuk garap dan blocking halaman 26 – 33

Agustus – September 2007

Elemen musik, lighting, dan properti mulai ikut masuk mengikuti latihan. Ini juga merupakan bentuk latihan untuk kru musik, kru lighting dan kru setting serta kru pendukung lain. Ketika musik, lighting dan properti sudah mulai masuk mengisi ruangan, maka latihan pun menjadi lebih intens dan sudah menjadi latihan garap secara utuh.

Oktober 2007

Pada minggu pertama dan kedua bulan oktober ini, latihan berhenti sementara karena ada momen lebaran. Ketika adanya libur latihan ini, Budi Riyanto selalu mengingatkan kepada para aktor untuk tetap menjaga aura latihan.

Oktober 2007 – November 2007

Page 94: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Mulai Oktober minggu ketiga sampai November Budi Riyanto meminta semua kru dan aktor latihan garap secara utuh, yang dimaksud di sini adalah latihan pementasan secara keseluruhan. Semua elemen-elemen pementasan harus sudah sesuai dengan porsinya sebagai pendukung kegiatan begitu juga aktor yang berperan di dalamnya.

21 November 2007 pementasan “Keluarga yang Dikuburkan” 4. Tata dan Teknik Pentas

Dalam tata dan teknik pentas ini sutradara bekerjasama dengan kru

panggung untuk menciptakan elemen-elemen pendukung yang akan

membuat pementasan menjadi suatu peristiwa teater yang utuh.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kru panggung meliputi kru

music, kru setting, kru lighting, kru make up dan costume. Setiap kru

mempunyai andil dalam menciptakan elemen-elemen pendukung

pementasan. Budi Riyanto menerapkan Laisez Faire untuk para kru

panggung dalam menghadirkan elemen-elemen pendukung pementasan.

Para kru panggung diminta untuk mencari sendiri apa yang sesuai dengan

yang terdapat dalam naskah, setelah mendapatkan beberapa yang dirasa

cocok semunya didiskusikan kepada Budi Riyanto dan mencari mana yang

cocok dengan maksud sutradara.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal, Budi Riyanto meminta

antara kru panggung yang satu dengan kru panggung yang lain untuk dapat

membangun suatu komunikasi agar dapat menciptakan elemen pendukung

yang harmonis. Sebagai seorang sutradara, Budi Riyanto memberikan

gambaran tentang apa yang terdapat dalam pikirannya. Gambaran pikiran

dari sutradara inilah yang harus dapat ditangkap dan dihadirkan dalam

panggung, misal ketika Budi Riyanto membayangkan tentang sebuah

Page 95: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

rumah sederhana dengan segala bentuk perabotnya, maka kru setting harus

dapat menampilkan tata ruang dengan menangkap apa yang dimaksud

sutradara dan merealisasikan hal tersebut.

a. Tata Ruang

Ruangan adalah suatu bentuk panggung yang di dalamnya

terdapat tempat gerak para aktor dan terdapatnya setting serta latar

yang dapat menciptakan suatu pertunjukan secara utuh. Oleh sebab

itu, tata ruang dalam pembahasan ini membahas tentang bentuk

panggung pementasan.

Budi Riyanto menempatkan aktor pada sebuah ruang sebagai

media gerak para aktor dalam berekspresi. Ruang atau panggung

pertunjukan sebisa mungkin dapat mendukung para aktor dalam

berekspresi sehingga panggung tidak menenggelamkan tokoh tapi

justru dapat membantu tokoh.

Page 96: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Gambar 18

tata panggung:

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Dalam pementasannya, panggung yang dibuat oleh Budi

Riyanto berukuran 1400 cm X 1100 cm. Ruangan panggung dibagi

menjadi enam bagian, yaitu ruang makan, ruang televisi, tangga, pintu

depan, pintu kamar dan pintu dapur. Ruang makan dan ruang televisi

adalah ruangan yang banyak digunakan oleh aktor “Keluarga yang

Dikuburkan” dalam melakukan gerak.

Page 97: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Selain pembagian ruang tersebut, terdapat pula properti-

properti pendukung yang dapat membuat penonton dapat mengenali

tempat terjadinya adegan, seperti adanya meja makan beserta

perlengkapannya seperti piring, gelas, tudung saji, tempat sendok,

teko air, dan mangkok-mangkok. Untuk ruang televisi terdapat

properti seperti televisi, meja televisi, kursi malas, dan lemari kayu

kecil di samping kursi malas. Di atas lemari kayu kecil itu terdapat

obat-obatan, teko air, dan gelas, sedangkan di dalam lemari kayu kecil

terdapat botol-botol minuman keras milik Basuki. Tangga yang

terdapat dalam panggung dibuat dengan menggunakan level yang

ditumpuk sedemikian rupa dan ditutupi dengan background berwarna

hitam.

Background dalam pertunjukan “Keluarga yang Dikuburkan”

ini ditempatkan sebuah kain berwarna hitam. Adapun pemilihan warna

hitam sebagai visual yang dapat menimbulkan efek menonjolnya

kehadiran tokoh di atas panggung. Selain itu, warna hitam bersifat

menyerap cahaya dan tidak memantulkannya, sehingga dapat

membantu pencahayaan menjadi bersih dan untuk menguatkan aspek-

aspek khusus dari pemain. Warna hitam juga merupakan warna yang

netral dalam bingkai pementasan teater. Karena pertunjukan ini

merupakan pertunjukan realis, maka tata panggung dibuat tidak

berlebihan agar sesuai dengan realitas kehidupan sehari-hari. Hal ini

terlihat dari properti-properti seperti yang disebutkan di atas serta

Page 98: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

adanya foto keluarga dan jam dinding yang diletakkan di panggung

belakang.

Berikut adalah gambar tata ruang “Keluarga yang

Dikuburkan”:

Gambar 19

tata ruang

Sumber : Dokumentasi Teater Tesa

b. Tata Lighting

Dalam sebuah peristiwa teater, tata lighting atau pencahayaan

ini bukan hanya sebagai penerangan, tapi juga mempunyai fungsi-

fungsi lain. Menurut Herman J Waluyo, tujuan atau fungsi dari tata

lighting adalah sebagai berikut:

1) Penerangan terhadap pentas dan aktor. 2) Memberikan efek alamiah dari waktu, seperti jam, musim, cuaca,

dan suasana. 3) Membantu melukis dekor (scenery) dalam menambah nilai warna

hingga terdapat efek sinar dan bayangan. 4) Melambangkan maksud dengan memperkuat kejiwaannya.

Page 99: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

5) Dapat mengekspresikan mood dan atmosphere dari lakon, guna mengungkapkan gaya dan tema lakon.

6) Mampu memberikan variasi-variasi, sehingga adegan-adegan tidak statis (Herman. J Waluyo, 2006: 144).

Pemilihan warna lampu dalam pementasan “Keluarga yang

Dikuburkan” ini juga mendapat perhatian dari Budi Riyanto. Budi

Riyanto memberikan beberapa arahan kepada kru lighting agar dapat

memilih warna yang sesuai dengan suasana yang terjadi. Pemilihan

warna yang tepat dapat menimbulkan efek yang ingin ditonjolkan,

misal warna biru untuk suasana yang haru atau gambaran suatu

kesedian yang mendalam.

Dalam pementasan ini Budi Riyanto juga menggunakan lampu

bohlam 100 watt yang digantungkan di atas meja makan, di atas kursi

malas Basuki dan di depan kanan panggung. Tujuan pemberian lampu

bohlam tersebut selain sebagai setting panggung dan membantu

penerangan juga merupakan menanda ruangan yang berbeda atau

sekat ruangan.

Berikut adalah gambar set lampu dalam “Keluarga yang

Dikuburkan”:

Page 100: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 20

Set lampu

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Pemberian lampu-lampu spesial dalam pementasan ini ada

dalam beberapa adegan seperti di bawah ini:

Pemberian lampu spesial pertama adalah adegan Basuki yang

bermonolog tentang hujan. Lampu yang digunakan adalah lampu

profile nomor 3 dengan warna biru yang temaram. Warna biru

temaram ini dipilih untuk menyesuaikan suasana yang terkesan haru.

Lampu spesial ini digunakan oleh Basuki setiap kali ia bermonolog

tentang hujan.

Page 101: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Gambar 21

Set lampu spesial Basuki

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Page 102: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Lampu spesial berikutnya digunakan pada adegan jalan raya

yang merupakan adegan dari mimpi Basuki. Adegan ini menggunakan

lampu fresnel nomor 1 dan 4 secara bersamaan. Warna yang dipilih

oleh Budi Riyanto adalah warna netral. Warna netral yang dimaksud

di sini adalah warna natural dari cahaya tersebut tanpa menggunakan

filter warna.

Gambar 22

Set lampu jalan raya

Page 103: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Lampu spesial terakhir ada pada adegean terakhir ketika

Basuki membacakan surat wasiat. Lampu yang digunakan adalah

lampu profile nomor 2 dengan warna netral. Pada adegan ini tokoh

Krima dan Pendeta yang berada di meja makan disinari dengan lampu

bohlam yang menggantung di atasnya, begitu juga dengan Sekar dan

Iwan yang berada di kursi malas Basuki. Budi Riyanto yang

menginginkan Basuki yang sedang membacakan surat wasiat di

tengah panggung menjadi fokus pada adegan ini diberi lampu spesial.

Page 104: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Gambar 23

Set lampu surat wasiat

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Page 105: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

c. Tata Rias dan Busana

1) Tata Rias

Tata rias adalah seni menggunakan bahan kosmetika untuk

menciptakan wajah peran sesuai dengan tuntutan lakon. Fungsi

pokok dari rias adalah mengubah watak seseorang, baik dari segi

fisik, psikis, dan sosial (Herman. J Waluyo, 2006: 137).

Tata rias merupakan salah satu aspek pendukung dalam

sebuah pementasan. Tata rias seorang aktor dapat mempengaruhi

dan memperkuat mimik muka dan karakter tokoh yang di

bawakannya.

Menurut Herman J. waluyo, jenis tata rias dapat

diklasifikasikan menjadi delapan jenis rias, sebagai berikut:

a) Rias Jenis, yaitu rias yang mengubah peran. Misalnya peran

laki-laki yang diubah menjadi peran perempuan yang

memerlukan rias di berbagai bagian tubuh.

b) Rias Bangsa, yaitu rias yang mengubah kebangsaan seseorang,

misalnya orang jawa yang harus berperan sebagai orang

belanda yang ciri-ciri fisiknya berbeda.

c) Rias Usia, yaitu rias yang mengubah usia seseorang. Misalnya

orang muda yang berperan sebagai orang tua atau sebaliknya.

d) Rias Tokoh, yaitu rias yang membentuk tokoh tertentu yang

sudah memiliki ciri fisik yang harus ditiru.

Page 106: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

e) Rias Watak, yaitu rias sesuai dengan watak peran. Tokoh

sombong, penjahat, dan watak peran yang lain yang dapat

meyakinkan peranannya secara fisik.

f) Rias Temporal, yaitu rias yang membedakan waktu atau saat

tertentu, misalnya rias sehabis mandi, bangun tidur, dan lain-

lain.

g) Rias Aksen, yaitu rias yang hanya memberikan tekanan kepada

pelaku yang mempunyai anasir sama dengan tokoh yang

dibawakan. Misalnya seorang pemuda tampan yang berperan

sebagai pemuda tampan dengan watak, ras dan usia yang sama.

Fungsi rias hanya untuk memberikan tekanan saja.

h) Rias Lokal, yaitu rias yang ditentukan oleh tempat atau hal

yang menimpa peran saat itu. Misalnya rias di penjara, petani,

dan lain-lain.

Yang perlu diperhatikan oleh seorang perias dalam rias

teater ada tiga hal, yaitu jarak antara panggung dengan penonton,

bentuk dan ukuran anatomi peran yang dibawakan, dan sistem

lighting pentas. Jarak antara penonton dan panggung dapat menjadi

ukuran tebal tipisnya riasan yang aktor. Jarak penonton yang dekat

dengan panggung dapat membuat penonton tidak nyaman jika

riasan yang digunakan terlalu tebal begitu juga jika jarak antara

panggung dan penonton jauh. Jika jarak antara penonton dengan

panggung jauh, maka garis-garis dalam riasan dibuat lebih tegas

dan tebal namun jika jarak yang dekat antara penonton dengan

Page 107: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

panggung, maka garis-garis dalam riasan dibuat lebih tipis agar

terkesan lebih alami.

Sistem lighting pentas atau tata cahaya juga dapat

mempengaruhi riasan pada seorang aktor. Perias yang baik dapat

memperhitungkan efek yang dihasilkan oleh riasannya. Misalnya

efek cekung atau menonjol pada wajah ketika tersorot oleh cahaya

dengan pemberian warna dan shading yang tepat.

Dalam pementasan “Keluarga yang Dikuburkan”, yang

digunakan adalah rias usia, rias watak, dan rias aksen. Berikut

adalah deskripsi dari riasan dalam pementasan “Keluarga yang

Dikuburkan”:

a) Basuki

Usia Basuki berkisar antara 90 tahun. Aktor yang

memerankan tokoh ini adalah Alfian yang saat itu berusia

sekitar 23 tahun. Basuki adalah seorang suami, ayah, sekaligus

kakek yang mempunyai watak keras, ia suka minum-minum.

Pada riasan Basuki ini yang digunakan adalah rias usia dan rias

watak.

Dalam riasan Basuki ini rias usia ditunjukan dengan

penggunaan siwit putih untuk membuat kesan uban di

rambutnya. Pada bagian wajah, setelah diberi riasan dasar, pada

kening diberi garis hitam dan putih untuk memberikan kerutan

dahi. Warna hitam dapat memberikan efek cekung sedangkan

warna putih yang diaplikasikan di bawah atau di atas garis hitam

Page 108: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

memberikan efek menonjol sehingga garis kerutan yang

dihasilkan lebih sempurna. Pada bagian mata, diberikan warna

coklat untuk menghasilkan efek mata yang sayu sesuai dengan

gaya hidupnya yang suka minum-minum. Pada alis mata diberi

warna putih, biasanya untuk bagian alis tidak menggunakan

siwit tapi menggunakan eye shadow yang berwarna putih.

Bagian tulang wajah diberi warna campuran antara hitam dan

coklat. Bagian bibir diberi warna kecoklatan dan bagian bawah

diberi warna putih. Blush on yang digunakan berwarna merah

dan diaplikasikan secara tipis-tipis pada bagian pipi agar tidak

terlihat terlalu pucat.

Gambar 24

Tata rias Basuki

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Page 109: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

b) Krima

Krima merupakan sosok seorang ibu, istri, dan nenek

yang berusia sekitar 70 tahun. Aktor yang memerankannya

adalah Corry yang saat itu berusia 19 tahun. Krima merupakan

sosok wanita yang tegar, dan tetap terlihat menawan untuk

wanita seusianya. Riasan yang digunakan pada tokoh Krima

adalah rias usia dan watak.

Sama seperti riasan usia Basuki, pada rambut diberikan

siwit putih untuk kesan uban. Pada dahi diberi garis-garis

kerutan, namun garis kerutan yang diaplikasikan tidak sebanyak

garis yang terdapat pada Basuki. Garis-garis dan kerutan wajah

pada Krima diaplikasikan lebih halus untuk memberikan efek

wanita tua yang masih terlihat kecantikannya. Bagian mata

diberi campuran warna coklat dan sedikit warna merah. Bagian

pipi diberi shading warna coklat. Warna merah tua digunakan

pada bibir dan bagian bawah bibir diberi warna putih. Blush on

warna orange pun digunakan agar memberikan kesan segar.

c) Budi

Budi merupakan seorang anak sekaligus bapak. Umur

Budi berkisar antara 40 tahun. Tokoh Budi diperankan oleh

Topik yang berusia 23 tahun. Jenis riasan yang digunakan

adalah riasan watak. Siwit dipulaskan tipis dan jarang-jarang

untuk memberikan kesan uban. Wajah diberi garis-garis tegas di

Page 110: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

sekitar tulang pipi. Pemberian blush on pada bagian pipi

diberikan agar tidak terlalu pucat.

Gambar 25

Tata rias Budi

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

d) Doni

Yang digunakan untuk tokoh Doni adalah riasan watak.

Doni digambarkan sebagai seorang lelaki berusia sekitar 30

tahun. Sebagai seorang pnebang pohon, kaki Doni yang terkena

gergaji mesin menjadikannya sedikit pincang. Bagian wajah

Doni hanya diberi riasan yang lebih hitam sehingga memberikan

kesan kumal. Pada bagian tulang pipi diberi garis-garis tegas

untuk memberikan kesan karakter yang lebih kuat.

e) Iwan

Iwan digambarkan sebagai seorang pemuda berusia

antara 20 tahun. Tokoh Iwan diperankan oleh Arifin yang saat

itu berumur sama dengan Iwan. Riasan yang digunakan pada

Page 111: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

tokoh Iwan ini adalah rias aksen. Aktor diberikan riasan yang

diaplikasikan secara tipis sehingga terkesan natural. Aktor hanya

diberi bedak dan blush on agar tidak terlihat pucat karena

tersorot oleh cahaya lampu.

Gambar 26

Tata rias Iwan

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

f) Sekar

Sama seperti Iwan, riasan yang diberikan pada Sekar

adalah rias aksen. Aktor diberikan riasan yang tanpa

menggunakan guratan-guratan. Sebagai seorang perempuan

muda yang datang dari kota, riasan pada wajah Sekar terlihat

segar dan cantik. Pemilihan warna riasan di sesuaikan dengan

usia dan warna baju yang dikenakan, misalnyacampuran warna

merah muda dan orange untuk blush on, warna merah untuk

Page 112: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

bibir, dan eye shadow berwarna orange yang diaplikasikan tipis-

tipis agar tidak terkesan terlalu menor.

2) Tata Busana

Tata busana juga merupakan sarana pendukung bagi aktor

ketika memainkan perannya di atas panggung. Busana yang dipakai

oleh para aktor dapat memberikan gambaran tentang status sosial,

kepribadian, maupun usia tokoh yang diperankan. Selain itu,

busana juga dapat memberikan gambaran tentang waktu kejadian

yang terdapat pada pertunjukan tersebut.

Busana yang dikenakan oleh aktor bagaimana pun

bentuknya merupakan suatu sarana yang dapat membantu aktor

untuk membantu gerak aktor di atas panggung sehingga busana

yang digunakan hendaknya tidak mengganggu keleluasaan aktor

untuk bergerak dan melakukan aktingnya.

Berdasarkan pemikiran di atas, berikut ini adalah busana

yang dikenakan oleh tiap-tiap aktor dalam pementasan “Keluarga

yang Dikuburkan”:

a) Basuki

Busana yang digunakan oleh Basuki terdiri dari sweater,

celana pendek, syal, kaos kaki, alas kaki berupa sandal jepit,

dan selimut sebagai pelengkapnya. Busana ini dipilih karena

dari peran yang dilakukan oleh aktor, Basuki merupakan

seorang tua yang sakit-sakitan karena kebiasaannya mabuk-

mabukan. Hal tersebut dapat terlihat dari pemilihan sweater,

Page 113: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

syal, kaos kaki, serta selimut yang dipakai oleh aktor. Warna

yang dipilih untuk sweater dan syal Basuki adalah warna-

warna tua dan pucat yaitu biru tua untuk sweater dan warna

coklat untuk syal. Pemilihan celana pendek dan sandal jepit

dilakukan karena tokoh Basuki tidak pernah keluar rumah.

Sandal jepit dan celana pendek memberikan kesan santai.

Gambar 27

Tata busana Basuki

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

b) Krima

Dalam pementasan ini, Krima melalukan pergantian

busana. Ada dua busana yang dikenakan oleh Krima yang

pertama adalah busana ketika berada di dalam rumah. Saat

berada di dalam rumah, Krima menggunakan rok panjang

berwarna hijau dan sweater dengan warna senada, alas kaki

juga menggunakan sandal jepit.

Page 114: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Gambar 28

Tata busana Krima 1

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Busana yang kedua adalah busana yang digunakan oleh

Krima ketika akan keluar rumah. Krima menggunakanterusan

panjang berwarna hitam dan kerudung berwarna sama.

Pemilihan warna hitam yang terkesan muram ini dipilih untuk

menggambarkan suasana yang dirasakan oleh Krima. Krima

menggunakan alas kaki berupa sandal bertumit tinggi (high

heel) dan membawa sebuah payung besar berwarna hitam.

Page 115: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Gambar 29

Tata busana Krima 2

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

c) Budi

Busana yang digunakan oleh Budi ada tiga busana.

Busan pertama adalah kaos putih yang ditumpuk dengan jaket

bermotif kotak-kotak (flannel), celana panjang berwarna hitam,

dan sepatu boot berwarna hitam. Busana ini digunakan setiap

kali Budi pulang ke rumah (dari bepergian).

Page 116: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Gambar 30

Tata busana Budi 1

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Busana kedua adalah ketika ia berada di rumah. Busana

yang dikenakan adalah kaos putih, celana hitam, dan sandal

jepit.

Gambar 31

Tata busana Budi 2

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Page 117: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Busana ketiga adalah busana ketika Budi selesai mandi.

Busana yang ketiga ini hanya berupa handuk yang dililitkan

pada pinggang tanpa menggunakan alas kaki dan baju.

Gambar 32

Tata busana Budi 3

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

d) Doni

Tokoh Doni dalam pementasan ini menggunakan dua

busana. Busana pertama adalah busana yang digunakan setiap

kali Doni pulang dari bekerja. Doni menggunakan kuluk

(penutup kepala) berwarna hitam, kaos hitam yang ditumpuki

dengan kemeja hitam, celana panjang berwarna hitam, sepatu

boot berwarna hitam, dan selalu membawa gergaji mesin.

Gergaji mesin ini adalah gambaran dari pekerjaannya sebagai

penebang pohon.

Page 118: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Gambar 33

Tata Busana Doni 1

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Busana kedua adalah busana ketika berada di dalam

rumah. Doni menggunakan kuluk (penutup kepala) berwarna

hitam, kaos tanpa lengan berwarna hitam, celana panjang

berwarna hitam dan sepatu boot berwarna hitam. Sepatu boot

yang digunakan oleh Doni merupakan salah satu sarana

pendukung untuk lebih menonjolkan kaki kirinya yang

pincang.

Page 119: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Gambar 34

Tata busana Doni 2

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

e) Iwan

Busana yang digunakan oleh Iwan hanya satu dan tidak

mengalami perubahan. Iwan menggunakan kemeja biru dengan

kaos putih yang terlihat sedikit pada bagian atas, celana jeans

biru, ikat pinggang dan menggunakan sepatu kulit. pemilihan

warna-warna cerah ini bertujuan untuk menunjukkan usia

tokoh yang masih muda.

Page 120: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Gambar 35

Tata busana Iwan

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

f) Sekar

Pada pementasan ini tokoh Sekar menggunakan 2

busana. Pada busana yang pertama, Sekar memakai kaos

berwarna orange terang, jeans hitam, sandal selop berwarna

coklat muda. Sama seperti Iwan, Sekar menggunakan warna-

warna cerah untuk menonjolkan usia mudanya.

Page 121: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Gambar 36

Tata Busana Sekar 1

Sumber: Dokumentasi Teater Tesa

Pada busana kedua, Sekar menggunakan kaos dan celana

yang sama seperti yang digunakan sebelumnya, namun pada

busana kedua ini, Sekar menambahkan jaket bulu tebal

berwarna coklat.

Gambar 37

Tata busana Sekar 2

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Page 122: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

d. Tata Musik

Musik merupakan salah satu unsur pendukung yang digunakan

oleh Budi Riyanto untuk memeriahkan pementasan. Dapat dikatakan

bahwa dalam pementasan ini minim akan hadirnya musik sebagai

pendukung. Budi Riyanto hanya meminta kepada kru musik untuk

memberikan suara hujan yang terus menerus terdengar selama

pementasan, hujan ini tidak dihadirkan secara langsung melainkan

berasal dari rekaman, selain itu adanya suara gergaji mesin yang

dihadirkan secara langsung oleh tokoh Doni setiap kali ia akan masuk.

Televisi yang menjadi simbol penting dalam pementasan ini juga

diberi suara yang berupa potongan-potongan pembacaan berita di

televisi. Sama seperti suara hujan, potongan-potongan pembacaan

berita ini juga berasal dari sebuah rekaman. Pada akhir adegan, ketika

Basuki membacakan surat wasiat, Budi Riyanto meminta kru musik

untuk memberikan musik seriosa dengan sentuhan klasik yang

mendayu-dayu yang ditampilkan juga melalui sebuah rekaman.

Menurut Budi Riyanto, pemberian suara-suara yang muncul dalam

pementasan tersebut dapat membantu menciptakan suasana.

Pada awal adegan terdengar suara mesin gergaji mesin yang

secara langsung berasal dari gergaji mesin yang dibawa oleh Doni ke

panggung, disusul dengan jeritan Basuki. Setelah itu, suara efek hujan

muncul disepanjang pementasan.

Page 123: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

5. Menguatkan atau Melemahkan Scene

Menurut Harymawan, menguatkan atau melemahkan scene

merupakan suatu usaha dari seorang sutradara untuk menentukan tekanan

atau aksen pada lakon menurut pandangan sutradara tanpa mengubah naskah

(Harymawan, 1993: 76).

Hal yang ingin diangkat oleh Budi Riyanto dalam naskah lakon

“Keluarga yang Dikuburkan” ini adalah masalah komunikasi yang kacau

dalam sebuah keluarga. Televisi menjadi simbol kekacauan komunikasi

dalam keluarga Basuki.

Naskah lakon ini mengangkat dampak dari komunikasi yang kacau

dalam sebuah keluarga. Kegagalan Basuki dalam mengatur rumah tangganya

serta perselingkuhan istrinya yang membuatnya frustasi membuatnya

melupakan apapun yang pernah menjadi bagian dari dirinya. Harapan-

harapan kepada Budi dan Doni yang tidak tercapai membuat Krima dan

Basuki memberikan harapan kepada Toni, meskipun Basuki menyimpan

pertanyaan besar tentang identitas Toni. Toni yang meyakini Basuki sebagai

anak hasil perselingkuhan Krima dengan lelaki lain. Disisi lain, Basuki

kecewa dengan keadaan Budi dan Doni, begitu pula Budi dan Doni yang

kecewa kepada Basuki yang tenggelam dalam kefrustasiannya kepada Krima.

Adanya sebuah rahasia yang disembunyikan oleh keluarga tersebut juga

merupakan salah satu permasalahan yang ingin diangkat Budi Riyanto.

Rahasia tersebut adalah pembunuhan yang dilakukan Basuki terhadap anak

yang diyakini Basuki adalah anak hasil perselingkuhan Krima. Aib tersebut

Page 124: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

kemudian disembunyikan di ladang belakang rumah yang awalnya adalah

sebuah ladang jagung.

Gambaran-gambaran kekacauan ini sengaja dikuatkan oleh Budi

Riyanto dalam setiap adegannya. Dialog-dialog yang muncul dalam setiap

adegan yang membahas tentang kekacauan tersebut sengaja dikuatkan oleh

Budi Riyanto. Penguatan ini dapat berupa penguatan secara auditif maupun

secara visual yang terdapat dalam naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”.

Budi Riyanto selalu memperhatikan teks samping yang merupakan suatu

bagian dari naskah lakon yang dapat memberikan suatu gambaran kepada

sutradara dalam menggambarkan adegan.

Kekacauan komunikasi dalam keluarga Basuki terdapat dalam

beberapa adegan, teks samping maupun dialog seperti di bawah ini:

Pada halaman awal naskah terdapat teks samping yang

menggambarkan kekacauan komunikasi Basuki dan Krima.

Televisi siang hari. Hujan turun dan itu adalah awal kata-kata mencitakan ruang dan memainkan dirinya. Kata-kata itu jelas keluar dari rongga-rongga kemiskinan, kekalahan, dan artifisialitas yang berada dimana-mana, dan kata-kata lebih menciptakan benda-benda yang sumpek ketimbang pengertian-pengertian. Ia menciptakan sebuah teater krisis. Basuki dan Krima berada di dalamnya. Berjuang hanya agar mulut masih bisa digerakkan, dan hanya agar tubuh masih terasa digunakan. (Afrizal Malna: 1).

Teks samping yang dicetak tebal di atas, terlihat jelas adanya suatu

komunikasi yang macet antara Basuki dan Krima. Dalam penggarapannya,

Budi Riyanto membuat dialog-dialog antara Budi dan Basuki pada awal

adegan terdengar seperti percakapan-percakapan biasa yang normal dengan

teknik vokal yang sesuai dengan naskah. Percakapan-percakapan yang terjadi

diselingi dengan sedikit konflik-konflik keseharian mereka yang berhubungan

Page 125: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

dengan keinginan Krima agar Basuki minum pil. Saat Krima yang meminta

Basuki untuk meminum pil, Krima menggunakan teknik vokal yang tinggi,

begitu juga Basuki yang membalas dialog Krima dengan vokal yang tinggi.

Konflik-konflik yang terjadi antara Basuki dan Krima ini sebenarnya bukan

merupakan suatu yang dibuat-buat. Mereka selalu mengulang-ulang konflik-

konflik kecil tersebut. Mereka menganggap perdebatan tersebut sebagai

sesuatu yang wajar yang mereka lakukan sehari-hari. Hal tersebut dapat

terlihat dari dialog di bawah ini:

Krima: tentu saja hujan. Kau harus minum pil, kataku. Kalau kau tak menjawab, aku akan turun.

Basuki: apakah sekarang kita sedang berada dalam udara? Krima: apa kau piker udara itu adalah sebuah Balkon? Kau harus

minum pil, kataku. Kau mulai batuk-batuk lagi. Kalau kau tak juga minum, aku akan turun.

Basuki: jangan turun! Krima: apa? Basuki: jangan turun! Krima: kau harus minum pil sayang, aku tak mengerti kalau tak

minum. Satu-satunya yang masih bisa aku pahami dari dirimu adalah kalau kau minum pil, karena kau batuk. Selebihnya aku tak mengerti. Kau tahu apa bedanya kau dengan orang-orang dalam televisi itu? Ialah kalau kau minum pil. Itu lebih penting dari ajaran Kristen atau ajaran manapun. Sakit adalah sakit, dan pil adalah satu-satunya jawaban. Sekali kita minum pil. Kita tidak boleh berhenti, Bas, karena batuk-batuk akan membuat kita terus-terusan menjadi ganjil sebagai apapun. (Afrizal Malna: 2).

Konflik yang muncul antara Basuki dan Krima semakin menjadi. Komunikasi

pun menjadi semakin terlihat sangat kacau. Budi Riyanto memberikan

penekanan-penekanan dalam beberapa dialog seperti di bawah ini:

Krima: kau mau keluar hari ini? Basuki: hujan, dan aku memang tidak suka kemana-mana. Krima : aku hanya bertanya, hanya sebuah kalimat Tanya. Aku tak

belanja hari ini. Kalau kau butuh apa-apa, minta saja pada Budi.

Basuki: anak itu tidak ada.

Page 126: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Krima: ia ada didapur. Katakan saja padanya kalau kau memerlukan sesuatu.

Basuki: ya Krima: ia akan membantumu. Basuki: (berteriak pada televisi) ya! Krima: jangan berteriak, Bas, batukmu akan datang lagi. Doni akan

datang nanti sore memotong rambutmu. Basuki: aku tak butuh potong rambut. Krima: tidak sakit. Basuki: tidak usah. Krima: aku harus keluar sebentar. Basuki: katakan pada Doni, kalau dia datang bawa gunting, aku

akan membunuhnya. Beberapa waktu yang lalu dia telah meninggalkan aku dalam keadaan gundul. Setan!

Krima: itu bukan kesalahanku. Basuki: kau yang menyuruhnya untuk mencukurku! Krima: aku tidak pernah menyuru! Basuki: ya, kau yang menyuruhnya, yang mengaturnya,

merencanakan dengan gayamu yang bodoh itu. Kau yang merancang pakaianku seperti akan mengemas mayat. Aku heran kenapa tidak kau sumbatkan pipa kedalam mulutku waktu itu. Itu akan tampak bagus. Hah? Apa? Pipa! Pipa atau apapun sama saja, dan semua itu kau lakukan ketika aku tertidur.

Krima: kau selalu hanya bisa membeyangkan manusia dari sisi-sisinya yang buruk.

Basuki: bukan buruk, tetapi yang terburuk! Krima: aku tak mau mendengarnya. Kau seperti comberan! Seharian

aku hanya mendengar kata-kata yang sama. Basuki: lebih baik kau katakana hal itu pada Doni. Krima: katakan saja sendiri! Dia anakmu! Seharusnya kau bisa

bicara dengan anakmu sendiri. Basuki: tidak! Dia mencukurku ketika aku tertidur. Krima: dia merasa bertanggungjawab. Basuki: pada rambutku? Krima: pada penampilanmu. Basuki: aku berada di luar kekuasaannya, bahkan diluar kekuasaanku

sendiri. Aku telah tiada bagi siapapun. Aku telah raib, Krima. (Afrizal Malna: 3-4).

Dari dialog di atas, Budi Riyanto menguatkan dengan memberi

penekanan pada ketakutan Basuki terhadap Doni yang selalu mencukur

rambut Basuki. Dialog-dialog Basuki yang bercetak tebal di atas merupakan

bentuk penekanan untuk lebih menguatkan adegan ini. Penekanan-penekanan

Page 127: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

tersebut ditandai dengan pendialogan Basuki yang terkesan marah dengan

intonasi vokal yang melengking tinggi. Ketakutan Basuki terhadap Doni

tersebut dimunculkan Budi Riyanto pada awal adegan ketika Doni masuk

dengan hati-hati dan mencukur rambut Basuki. Budi Riyanto sengaja

menampilkan adegan Doni mencukur rambut Basuki pada awal adegan

dengan tujuan agar penonton dapat menebak dan menghubungkan penyebab

ketakutan Basuki kepada Doni.

Gambar 38

Adegan Doni mencukur rambut basuki

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Selain itu, Budi Riyanto juga menguatkan adegan ini dengan

memberikan penekanan pada dialog Krima yang mengatakan bahwa Basuki

yang seharusnya dapat berbicara dengan anaknya. Dalam dialog ini, Budi

Riyanto kembali menguatkan tentang kacaunya sebuah komunikasi hingga

menyebabkan ketidakmampuan seorang ayah untuk sekedar duduk dan bicara

bersama dengan anaknya.

Page 128: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Krima: katakan saja sendiri! Dia anakmu! Seharusnya kau bisa bicara dengan anakmu sendiri (Afrizal Malna: 4).

Penguatan yang dilakukan oleh Budi Riyanto juga terlihat dari suasana

yang menggambarkan adanya komunikasi yang kacau seperti pada adegan

meja makan. Pada pementasan ini, Budi Riyanto menerjemahkan teks

samping yang terdapat pada naskah seperti di bawah ini:

Budi menghilang. Dari balik kaca tampak bayang-bayang Krima. Dalam remang-remang Krima masuk. Ia membersihkan tubuh Basuki dari tanah. Menyalakan lampu, kemudian menyiapkan meja makan. Membuka beberapa makanan yang dibawanya. Basuki bangun. Doni datang. Budi datang. Seluruh pakaian mereka telah bersih. Kemudian mereka makan bersama, tanpa berkata-kata. Lampu padam, dan dalam gelap, meja makan berbunyi. (Afrizal Malna: 18).

Teks samping tersebut diterjemahkan Budi Riyanto dengan

menghadirkan suasana makan malam yang sepi. Semua keluarga berkumpul,

namun tak ada kata-kata maupun percakan yang terjadi diantara mereka.

Tidak ada komunikasi yang terjadi, semua diam. Secara visual, adegan ini

terlihat sangat sederhana namun dari sini penonton dapat merasakan adanya

sesuatu yang tidak beres dengan keluarga Basuki.

Kekecewaan Budi dan Doni akan keadaan Basuki juga merupakan hal

yang dikuatkan oleh Budi Riyanto. Dialog Doni yang memberikan kesan

kekecewaannya terhadap Basuki diberikan penekanan oleh Budi Riyanto,

seperti di bawah ini:

Aku membawa tomat ini untuk ayah, sudah sejak siang tadi aku menyiapkannya, tetapi aku takut apapun yang aku bawa untuknya seakan-akan tidak bernilai. Aku tak tahu apakah nilai itu terletak pada niatan memberi, atau pada apa yang diberikan, atau pada siapa yang memberikan. Budi, kau tak pernah tahu, sudah sering kali aku dicekam oleh keinginan memberikan sesuatu untuk ayah, tetapi aku tak bisa menyatakan desakan kasih sayangku itu. Dan setiap kali itu pula, aku berlari, kembali membawa pergi apa yang aku bawa untuknya. Setiap kali itu pula aku berlari menuju jembatan, dan aku

Page 129: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

melemparkannya ke dalam sungai. Baju, pakaian hangat, cerutu kesukaannya, atau tomat, semuanya aku lempar ke dalam sungai itu. Aku pandangi benda-benda itu mengalir, sampai hilang dari pandanganku, dan aku merasa sudah menyampaikannya pada ayah. Aku sering berharap bahwa ayah lebih baik berdiri diujung sungai itu, dan menerima nafsu kasih sayangku. Begitulah kepalanya sering gundul ditanganku, karena aku ingin berbuat sesuatu untuknya. Tetapi aku bukan lagi sebuah makhluk yang nyata. Ayah setiap saat lebih dekat dengan makhluk-makhluk di dalam televisi itu. (Afrizal Malna: 15).

Dialog Doni di atas merupakan suatu bentuk kekecewaannya terhadap

Basuki yang selalu mengabaikannya, Basuki yang hanya menghabiskan

waktunya di depan televisi dan tidak lagi menghiraukan keadaan keluarganya.

Pada adegan ini, Budi Riyanto menginstruksikan kepada aktor untuk

melakukan dialog dengan berbisik, tidak dengan vokal yang tinggi dan keras.

Dengan suara berbisik ini, suasana yang terjadi adalah suasana yang sunyi.

Adegan ini menjadi lebih menyayat dengan bentuk pendialogan yang

berbisik. Dialog berbisik tersebut diharapkan sutradara agar penonton dapat

menangkap apa yang dirasakan oleh Doni. Kekecewaan Doni yang

mendalam yang tidak bisa ia ungkapkan kepada Basuki.

Gambar 39

Adegan Doni dan Budi

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Page 130: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Kekecewaan terhadap Basuki juga dirasakan oleh Budi. Basuki

memberikan penekanan untuk menguatkan adegan ini dengan cara lain.

Berikut ini adalah monolog Budi yang menggambarkan kekecewaannya

kepada Basuki:

….Ayahku yang tua, dengarlah puisi malam ini. Alam semesta sedang mengucapkannya kepada kita. (Budi berjalan bolak bali membawa tanah dengan sekop, kemudian menggurukkannya ke tubuh Basuki. ia melakukan sambil terus berkata-kata). Kau memang tidak pernah mati, karena kau membiarkan kata-kata mengulang dirimu sendiri. Dan di sana kami dikuburkan. Di dalam televisi, di dalam harian-harian pagi. Ayah dengarlah puisi gelap itu akan bangkit, menjelaskan kesulitan-kesulitan yang selama ini kita hadapi. Mereka bukan para pembunuh kata-kata. Kau jangan percaya bahwa anak-anak akan merampas menit-menitmu, dan membiarkan para orang tua mati di luar daerah waktu...(Afrizal Malna 17).

Adegan monolog ini dikuatkan dengan vokal aktor yang naik sesuai

dengan emosi Budi yang memuncak. Tanah yang Budi taruh di atas tubuh

Basuki diganti dengan tomat yang dibawa oleh Doni pada adegan

sebelumnya. Budi mengubur Basuki dengan tomat, tomat-tomat yang hendak

diberikan kepada Basuki oleh Doni sebagai lambang kasih sayang. Vokal

aktor pada awal kalimat terkesan santai dan tidak meledak-ledak, vokal

tersebut kemudian semakin tinggi ketika emosi yang dirasakan mulai

memuncak.

Page 131: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Gambar 40

Adegan monolog Budi

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Perselingkuhan Krima dengan lelaki lain yang menjadi penyebab

kefrustasian Basuki ini ditampilkan secara visual oleh Budi Riyanto pada

akhir pertunjukan. Pada saat Basuki membacakan surat wasiat, di belakang

panggung sebelah kanan terlihat Krima yang duduk di meja makan dengan

seorang lelaki, seorang pendeta. Krima yang duduk bersama lelaki lain di

meja makan dilemahkan oleh Budi Riyanto dengan adanya fokus lain dalam

adegan tersebut. Pencahayaan di sekitar meja makan lebih temaram.

Kemunculan Krima dan lelaki lain tersebut diharapkan Budi Riyanto dapat

ditangkap oleh penonton dan penonton dapat mengartikan maksud

kemunculan Krima dan lelaki lain. Fokus utama dalam adegan tersebut adalah

Basuki yang sedang membacakan surat wasiat.

Dalam dialog Basuki tidak terdapat dialog yang secara langsung

menyatakan perselingkuhan Krima, seperti pada dialog Basuki di bawah ini:

Jangan bawa kopi itu kemari. Sudah bertahun-tahun sejak aku tidak tidur lagi dengan istriku, aku tak pernah minum apapun yang dibuat

Page 132: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

oleh orang lain. Aku pernah menemukan racun di dalamnya, yang membuatku hampir mati. (Afrizal Malna: 22).

Dialog Basuki tersebut secara tidak langsung menceritakan

perselingkuhan Krima dengan lelaki lain. Perselingkuhan yang kemudian

diyakini Basuki menghasilkan seorang anak bernama Toni.

Adanya sebuah rahasia pembunuhan yang disembunyikan dalam

keluarga tersebut terdapat dalam dialog Sekar dengan Budi di bawah ini:

Budi: aku mulai tak percaya dengan orang-orang di sekitarku. Mereka semua menjadi serupa sebagai sebuah permainan bentuk dan warna. Satu-satunya dunia yang polos, dunia yang bisa aku percaya, dunia dimana aku bisa menyelam, adalah anakku, Iwan. Tapi rasa kehilangan telah menghancurkan semuanya. Dunia yang aku huni adalah sebuah tempat yang mengambang di atas sebuah sungai yang dangkal. Lalu jagung yang telah membuat darahku mengalir, menarikku kembali. Aku bukan seorang pemberontak yang bisa berdiri di atas bangunan yang telah hancur oleh tangannya sendiri.

Sekar: Iwan juga bukan seorang pemberontak. Budi: tapi kedatangannya akan membongkar sebuah kuburan.

Kuburan itu bernama darah keturunan. Bahwa tidak ada seorang pun yang bisa dibunuh di sana.

(saat itu terdengar suara mesin gergaji) Basuki: jangan tinggalkan aku sendirian lagi, Budi. Budi: bahwa Iwan harus memelihara ibunya, ayahnya, kakeknya,

neneknya. Tali perdarahan yang panjang, yang sekarang tidak bisa lagi menyentuh lapisan-lapisan kaca pesawat televisi, dimana semua anak-anak direnggutnya. (Afrizal Malna: 23-24).

Dari dialog di atas, Budi ingin mengatakan kepada Sekar bahwa ada

sebuah pembunuhan yang merupakan sebuah aib besar dalam keluarga

tersebut. “Kuburan yang bernama darah keturunan” merupakan suatu simbol

bahwa ada hasil dari perselingkuhan Krima yang merupakan aib bagi

keluarga. Adegan tersebut sebenarnya ingin dikuatkan oleh Budi Riyanto,

Page 133: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

tetapi secara visual dan auditif terkesan lemah. Hal tersebut terjadi karena

ketika dialog, vokal dari aktor aktor tertutup suara mesin gergaji.

Gambar 41

Adegan Budi dan Sekar

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Adegan yang terjadi berikutnya adalah kedatangan Doni. Doni yang

masuk ke panggung tertarik akan kehadiran Sekar. Kehadiran Budi, Doni dan

Sekar merupakan sebuah bentuk visual akan adanya sebuah cerita diantara

ketiga orang tersebut. Adegan ini dilemahkan oleh Budi Riyanto karena

merupakan suatu penghubung cerita untuk menuju adegan berikutnya.

Ketegangan terjadi antara Budi dan Doni, Sekar ada dalam ketegangan

tersebut.

Page 134: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Gambar 42

Adegan Doni, Budi dan Sekar

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Adegan kemudian dikuatkan Budi Riyanto dengan kehadiran Iwan

yang secara tiba-tiba memecah ketegangan tersebut. Iwan datang dengan

mempertanyakan sesuatu, berikut adalah dialog Iwan:

Kenapa kita saling menyembunyikan sesuatu? (Afrizal Malna: 25).

Page 135: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Gambar 43

Adegan monolog Iwan

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Dialog Iwan ini merupakan salah satu bentuk penekanan yang ingin

dikuatkan oleh Budi Riyanto. Penguatan tersebut terlihat dari vokal Iwan

yang tinggi dan berkesan marah. Pertanyaan Iwan ini merupakan puncak dari

kegalauan yang dirasakan oleh Iwan. Iwan ingin menyuarakan

kekecewaannya terhadap keluarganya, kenapa dalam keluarganya sudah tidak

ada lagi keterbukaan dan kejujuran. Komunikasi-komunikasi yang tidak

lancar antar anggota keluarga membuat banyak rahasia-rahasia terkubur.

Adegan jalan raya merupakan merupakan visualisasi dari mimpi

Basuki yang dihadirkan oleh Budi Riyanto. Bentuk garap yang berbeda

dengan adegan-adegan realis menjadi sebuah kejutan untuk penonton. Bentuk

garap yang berbeda ini merupakan suatu bentuk gambaran kekacauan

hubungan dalam keluarga. Di sini tokoh tidak saling mengenal satu sama lain.

Tokoh-tokoh ini membawa permasalahannya sendiri-sendiri. Tokoh-tokoh

Page 136: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

inilah yang dikuatkan oleh Budi Riyanto. Permasalahan-permasalahan yang

dibawa oleh masing-masing tokoh merupakan suatu bentuk jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam adegan-adegan sebelumnya.

Gambar 44

Adegan jalan raya

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Dialog-dialog yang merupakan jawaban ada pada dialog-dialog di

bawah ini:

Basuki: aku sudah lama tidak tidur bersama Krima, tetapi ia tetap hamil, kemudian melahirkan anak haram, Doni.

Sekar: siapa Krima? Basuki: istriku, yang suka menyombongkan buah dadanya. Krima: Krima? Basuki: ya. Krima: namaku juga Krima. Basuki: kau juga suka berzinah? Krima: aku seorang wanita saja. Basuki: Dulu aku seorang petani. Keluarga yang hidup telah

membuat seluruh alat-alat pertanianku menjadi hidup, dan selalu membuatku bergairah untuk bekerja. Alat-alat itu menjadi bagian dari anggota tubuhku. Tetapi setelah anak-anak mulai besar, dan kehidupan televisi yang datang menawarkan tugas-tugas baru bagi keluarga-keluarga di desa kami, cinta mulai menjadi persoalan tetek bengek. Saat

Page 137: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

itulah aku merasakan peralatan-peralatan pertanianku mulai padam dari cahaya kehidupan. Dan televisi semakin masuk ke tengah-tengah keluarga kami, mengatur dan menentukan sampai kepada hal-hal yang harus diputuskan oleh keluarga kami. Setelah itu aku tak tahu lagi untuk apa aku bekerja. Semua terasa sudah jelas, dan tak perlu lagi ada yang dikerjakan. Tiba-tiba aku merasa telah menjadi makhluk Doni, yang tak tahu lagi apa yang harus dikerjakan, kecuali menggunduli kepalaku. Ya Doni adalah sebuah wabah yang diderita oleh manusia yang kabel-kabel komunikasinya telah putus (Afrizal Malna: 27-28).

Bangunnya Basuki dari tidur memperjelas adegan jalan raya. Basuki

kemudian berdialog dengan dirinya sendiri:

Sudah malam begini, seharusnya Krima sudah pulang. Sudah lama aku tak pernah lagi merasa menunggu Krima, tetapi malam ini aku seperti sedang berada dalam penantian yang tanpa tepi. Malam seperti tak henti-hentinya, tetapi kami masing-masing sudah tak berani lagi saling menunjukkan diri (Afrizal Malna: 30).

Dialog Basuki tersebut merupakan suatu dampak dari komunikasi

yang kacau. Tidak adanya komunikasi antara Basuki dan Krima membuat

keduanya merasa asing satu sama lain.

Dialog antara Basuki dan Iwan juga merupakan sebuah jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan Iwan. Adegan ini meskipun terlihat datar, namun

terdapat dialog-dialog yang diberi penekanan, dan penekanan-penekanan ini

yang membuat Budi Riyanto menguatkan adegan ini. berikut adalah dialog

antara Basuki dan Iwan:

Basuki: di situlah Doni mengkudeta dirinya sendiri. Tetapi kenapa kau mencari Budi?

Iwan: aku memerlukan medium keluarga untuk menyatakan duniaku. Aku tak punya medium. Kita semua telah kehilangan medium untuk mengucapkan dunia kita sendiri. Medium kita telah porak-poranda, tidak lagi memiliki kekuatan daya ucapnya. Kita hanya kerangka-kerangka dari sebuah bingkai yang telah tiada. Itulah yang membuatku sampai di tempat ini (Afrizal Malna: 31).

Page 138: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Dialog Iwan tersebut menjadi suatu hal yang dikuatkan oleh Budi

Riyanto. Dialog yang diucapkan Iwan dengan vokal yang normal dan tidak

over ini membuat inti dialog yang diharapkan dapat diterima baik oleh

penonton.

Gambar 45

Adegan Iwan dan Basuki

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

Pada adegan Basuki membaca surat wasiat, yang ingin dikuatkan oleh

Budi Riyanto adalah tokoh Basuki yang membaca surat wasiat di tengah-

tengah panggung. Penguatan tokoh Basuki ini terlihat dari lampu fokus yang

meneranginya, meskipun dibelakang Basuki ada tokoh lain yang dimunculkan

dalam adegan ini. Suasana yang ingin dimunculkan Budi Riyanto adalah

suasana haru dan sendu. Suasana ini kemudian dikuatkan dengan suara

nyanyian seriosa klasik. Vokal Basuki yang tinggi berbaur dengan nyanyian

seriosa klasik terdengar sangat kontras. Tokoh Basuki yang ingin dikuatkan

oleh Budi Riyanto, berdiri di tengah panggung disinari dengan pencahayaan

yang temaram dari lampu profile nomor 2 yang berwarna netral.

Page 139: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Gambar 46

Adegan monolog Basuki

Sumber: dokumentasi Teater Tesa

6. Menciptakan Aspek-Aspek Laku

Menciptakan aspek-aspek laku adalah cara seorang sutradara dalam

memberikan saran dan masukan kepada para aktor agar mereka dapat lebih

menciptakan suatu akting-akting yang tidak terdapat dalam suatu naskah

lakon yang biasanya disebut sebagai laku simbolik atau akting kreatif. Akting

kreatif ini diciptakan aktor untuk memperkaya suatu permainan dan membuat

penonton lebih jelas dengan kondisi batin yang ingin disampaikan aktor.

Dalam konsep penyutradaraan oleh Budi Riyanto, akting kreatif ini

merupakan gabungan dari dua macam gaya, yaitu gaya Laissez Faire dan

gaya Gordon Craig.

Budi Riyanto memberikan kesempatan dan kebebasan bagi para aktor

yang memang sanggup dan sudah memiliki “jam terbang” yang tinggi untuk

dapat mengeksplor permainan dan menciptakan akting kreatif, namun tentu

saja akting kreatif ini tidak boleh keluar dari kerangka tokoh yang

Page 140: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

diperankannya. Untuk aktor pemula, Budi Riyanto memang lebih ketat dalam

mengarahkan dan membentuk karakter tokoh yang diperankannya.

Dengan penggabungan dua macam gaya, Budi Riyanto mengharapkan

para aktor dapat memberikan suatu tontonan yang sesuai dengan alur cerita

yang utuh.

Dalam menciptakan aspek-aspek laku ini, Budi Riyanto memberikan

gambaran karakter tokoh-tokoh yang terdapat dalam naskah lakon, antara lain

tokoh Iwan dan Sekar yang merupakan pasangan kekasih. Budi Riyanto

mengambarkan Iwan dan Sekar sebagai pasangan kekasih yang harus terlihat

mesra dan saling melindungi . Untuk menciptakan suasana yang romantis

dengan lebih detail, Budi Riyanto menggunakan Laissez Faire yang memang

memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada aktor untuk berimprovisasi.

Gaya Gordon Craig digunakan oleh Budi Riyanto pada tokoh-tokoh

yang memiliki karakter dan dialog-dialog yang cenderung lebih serius seperti

tokoh Basuki. Hal ini digunakan oleh Budi Riyanto agar tokoh-tokoh tersebut

tidak keluar dari kerangkanya dan juga tidak keluar dari alur cerita.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menciptakan

aspek-aspek laku ini tidak hanya dilihat dari kemampuan aktor memerankan

tokoh, tetapi Budi Riyanto juga memperhatikan karakter-karakter dari tokoh

yang diperankan. Budi Riyanto menerapkan Gordon Craig untuk tokoh-tokoh

yang cenderung lebih serius, seperti Basuki. Meskipun aktor yang

memerankan tokoh Basuki tergolong aktor yang sudah berpengalaman, Budi

Riyanto tetap memberikan rambu-rambu kepada aktor agar tidak keluar dari

kerangka. Hal yang dilakukan Budi Riyanto adalah dengan selalu

Page 141: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

mengadakan diskusi-diskusi dalam setiap jeda latihan. Dalam diskusi

tersebut, selain memberikan gambaran karakter tokoh dengan jelas. Budi

Riyanto juga memberikan detail-detail yang dapat menambah kekayaan aktor

dalam memahami tokoh, seperti perasaan tokoh pada saat adegan-adegan

tertentu.

7. Mempengaruhi Jiwa Pemain

Seorang sutradara tidak hanya bertugas untuk membuat sebuah

pertunjukan yang dapat membekas pada penonton setelah melihat dan

menikmati pertunjukan. Kemampuan sutradara dalam mempengaruhi jiwa

setiap aktornya juga merupakan hal yang penting bagi seorang sutradara.

Sutradara yang dapat mempengaruhi jiwa aktornya akan lebih mudah dalam

mengarahkan aktornya untuk menjadi tokoh yang dikehendaki oleh sutradara.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap proses, ada beberapa aktor

yang sulit untuk menterjemahkan bahasa naskah kedalam permainan dan

menjadi seperti tokoh dalam naskah seperti yang diharapkan oleh sutradara.

Di sinilah kemampuan seorang sutradara dalam mempengaruhi jiwa setiap

aktornya diperlukan.

Harymawan berpendapat, bahwa ada dua cara yang digunakan

sutradara untuk mempengaruhi pemain, yaitu dengan menjelaskan (sutradara

sebagai interpreatator) dan dengan memberi contoh (sutradara sebagai

kreator) (Harymawan, 1993: 78). Budi Riyanto menggunakan penggabungan

cara yang dikemukakan oleh oleh Harymawan. Penggabungan cara tersebut

karena adanya aktor yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

mendalami tokoh yang diperankannya.

Page 142: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Mempengaruhi jiwa aktor di sini bukan hanya dilakukan agar aktor

dapat mengikuti permainan dan menjadi tokoh dalam naskah lakon tersebut

tapi juga mempersiapkan kesiapan mental dari aktor dalam menghadapi

penonton yang menyaksikan pertunjukan. Kesiapan mental ini perlu

dipersiapkan agar tidak terjadi demam panggung atau kepanikan dari aktor

ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pertunjukan terjadi.

Dalam penggabungan cara tersebut, beberapa hal dilakukan oleh Budi

Riyanto yang pertama adalah observasi. Observasi ini bertujuan untuk

melihat secara langsung hal-hal yang berkaitan dengan tokoh yang hendak

diperankan. Misal tokoh Doni yang kakinya pincang sebelah karena gergaji

mesin, aktor diminta untuk mengamati orang-orang yang berkaki pincang.

Tidak hanya sekedar mengamati, aktor juga sebisa mungkin merasa menjadi

seperti orang yang berkaki pincang. Hal tersebut bertujuan agar aktor dapat

mempunyai kepekaan sebagai orang cacat dan hal tersebut akan dapat dilihat

oleh penonton saat tokoh tersebut muncul di atas panggung.

Setelah melakukan observasi, Budi Riyanto mengadakan diskusi

bersama untuk mengetahui apa yang telah didapat oleh aktor dalam observasi

tersebut. Dari diskusi ini, Budi Riyanto dapat mengetahui seberapa jauh aktor

mengenal tokoh yang diperankan.

Aktor-aktor yang sudah berpengalaman akan lebih mudah mendalami

karakter dari tokoh yang dimainkan. Dalam hal ini Budi Riyanto sebagai

sutradara bertindak sebagai interpretator. Untuk menghadapi aktor yang

sudah berpengalaman, Budi Riyanto hanya menjelaskan kepada aktor tentang

tokoh yang akan diperankan, sedangkan untuk aktor-aktor yang belum

Page 143: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

berpengalaman, sutradara bertindak sebagai kreator. Dalam hal ini, sutradara

memberikan contoh kepada aktor tentang tokoh yang akan diperankan.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, menggabungan cara yang dilakukan

Budi Riyanto ini berhubungan dengan adanya perbedaan kemampuan dari

masing-masing aktor.

Untuk mempersiapkan mental para aktor dalam menghadapi hal-hal

yang berkaitan dengan pementasan maupun hal-hal diluar pementasan, Budi

Riyanto lebih sering mendekati aktor secara individu dan sering mengajak

untuk berdiskusi.

Latihan-latihan seperti meditasi dan latihan kepekaan terhadap hal-hal

di sekitar juga merupakan salah satu cara dari Budi Riyanto untuk

mempersiapkan mental aktor.

Sama seperti sebelumnya, untuk aktor-aktor yang sudah

berpengalaman, Budi Riyanto menggunakan Laisez Faire. Laisez Faire di sini

digunakan pada saat aktor yang bersangkutan dirasa mampu untuk

mengendalikan diri untuk mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan

pementasan maupun hal-hal diluar pementasan. Aktor-aktor yang sudah

berpengalaman biasanya lebih bisa memposisikan dirinya ketika mereka

mengikuti suatu proses pementasan, sehingga sutradara memiliki dan

menaruh kepercayaan kepada aktor untuk mengatur dan memposisikan

dirinya sendiri.

Meskipun aktor yang belum memiliki cukup pengalaman juga dapat

memposisikan dirinya ketika mengikuti proses pementasan, namun Budi

Riyanto tetap memberikan perhatian lebih dan lebih sering memberikan

Page 144: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

arahan-arahan kepada aktor tentang hal-hal yang berhubungan dengan

pementasan maupun diluar pementasan. Di sini Budi Riyanto tetap

menggunakan Gordon Craig untuk memberikan petunjuk kepada aktor.

8. Koordinasi

Sebagai seorang sutradara, ia harus dapat berkoordinasi tidak hanya

dengan aktor, tapi harus dapat berkoordinasi dengan semua hal yang

berhubungan dengan seluruh aspek pendukung pementasan. Sutradara

terhubung dengan naskah, aktor, kru panggung (kru setting, kru lighting, kru

musik, kru make up dan costum), tim produksi pementasan dan para penikmat

pertunjukan itu sendiri atau penonton.

Budi Riyanto sebagai seorang sutradara senantiasa berkoordinasi

dengan semua hal yang berhubungan dengan suatu proses pementasan. Budi

Riyanto memilih naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan” dan

menuangkannya dalam suatu bentuk garap. Memilih dan melatih para aktor

agar dapat membawakan tokoh-tokoh dalam naskah lakon tersebut.

Mengkoordinasi kru panggung untuk menciptakan suatu pertunjukan yang

utuh. Berkoordinasi dengan tim produksi agar dapat mengadakan suatu

pertunjukan yang dapat dipertunjukkan dan dinikmati oleh penonton.

Mengkoordinasi para penonton sebagai penikmat pertunjukan untuk dapat

menikmati pertunjukkan dan dapat memberikan kesan kepada para penonton

setelah selesainya pertunjukkan.

Koordinasi yang dilakukan oleh Budi Riyanto mencakup semua hal

yang terkait dengan proses pertunjukan. Sebagai orang yang paling

bertanggung jawab atas sebuah pertunjukan, Budi Riyanto mengkoordinasi

Page 145: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

hal-hal tersebut dan sebisa mungkin dapat memberikan sesuatu yang tidak

hanya sekedar suatu proses pertunjukan tapi juga dapat menjadi suatu hal

yang dapat direnungkan.

Bentuk koordinasi yang dilakukan Budi Riyanto dalam

mengkoordinasi aktor serta kru panggung secara detail sudah dijelaskan

dalam sub bab latihan dan sub bab tata teknik dan pentas. Sedangkan

koordinasi yang dilakukan Budi Riyanto dengan tim produksi dilakukan

dengan berbagai cara, namun Budi Riyanto lebih sering membuat sebuah

forum diskusi untuk membuat suatu keputusan. Forum diskusi yang dipilih

oleh Budi Riyanto ini juga merupakan suatu bentuk latihan bagi masing-

masing individu yang terlibat dalam proses pementasan ini.

Page 146: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai

berikut:

Teknik penyutradaraan yang digunakan Budi Riyanto dalam mengangkat

naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”, meliputi menentukan nada dasar,

menentukan casting/ pemeranan, latihan (terdiri dari olah vokal, olah tubuh, olah

rasa, reading, blocking), tata dan teknik pentas (tata setting/ruang, tata lampu, tata

rias dan busana, dan tata musik), menguatkan atau melemahkan scene,

menciptakan aspek-aspek laku, mempengaruhi jiwa pemain, koordinasi.

Budi Riyanto mencoba mengangkat naskah lakon “Keluarga yang

Dikuburkan” yang diadaptasi bebas dari “The Buried Child” karya Sam Shepard.

Naskah lakon ini menceritakan berbagai masalah yang dialami oleh sebuah

keluarga karena adanya kekacauan komunikasi. Budi Riyanto menggabungkan

konsep realis dan bentuk-bentuk simbolis dengan tujuan mempermudah

interpretasi penonton.

Pementasan ini diperankan oleh enam orang aktor. Aktor yang ikut dalam

proses pementasan ini gabungan dari aktor yang sudah lama ikut berproses

bersama Teater Tesa maupun baru mengikuti proses pementasan. Setiap aktor

memiliki latar belakang yang berbeda dan kemampuan yang berbeda-beda dalam

menangkap maksud dari naskah lakon tersebut. Untuk menghindari adanya

Page 147: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

ketidakseimbangan permainan, Budi Riyanto menggabungkan gaya

penyutradaraan Gordon Craig dan Laisses Faire.

Gaya penyutradaraan Gordon Craig merupakan gaya penyutradaraan yang

mutlak, semua ide dan gagasan dari sutradara harus dilakukan oleh para aktor.

Gaya penyutradaraan Laisez Faire adalah suatu gaya penyutradaraan yang

memberikan kebebasan para aktor untuk lebih mengekspresikan diri. Budi

Riyanto menerapkan gaya Gordon Craig untuk aktor-aktor yang belum memiliki

“jam terbang” tinggi, sedangkan gaya Laisses Faire diterapkan pada aktor yang

memiliki “jam terbang” tinggi. “Jam terbang” setiap aktor ditentukan dari

lamanya ia bergabung dengan Teater Tesa dan seberapa sering ia ikut dalam

setiap proses pementasan yang diadakan oleh Teater Tesa. Gaya penyutradaraan

ini tidak hanya berlaku pada aktor saja tapi juga diterapkan Budi Riyanto terhadap

kru-kru pementasan yang membantu terciptanya sebuah pementasan yang apik.

Meskipun menggunakan penggabungan gaya Gordon Craig dan Laisses Faire,

Budi Riyanto juga mengadakan diskusi-diskusi dalam setiap kesempatan. Dari

diskusi-diskusi ini dapat dilihat bahwa Budi Riyanto tidak selalu memaksakan

kehendak (diktator). Budi Riyanto bersedia mendengarkan masukan dari orang

lain, meskipun tidak semua masukan ia terima dengan berbagai pertimbangan.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji teknik penyutradaraan Budi Riyanto

terhadap naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan”. Penelitian ini menggunakan

pendekatan penyutradaraan sebagai sebuah alternatif penelitian, sehingga masih

ada kemungkinan lain bagi penulis lain untuk mengadakan penelitian dengan

Page 148: TEKNIK PENYUTRADARAAN BUDI RIYANTO DALAM NASKAH … · penyutradaraan dari awal hingga pertunjukan naskah lakon “Keluarga yang Dikuburkan ” karya Afrizal Malna yang merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

pendekatan maupun metode yang berbeda. Penelitian menggunakan metode

maupun pendekatan yang berbeda ini diharapkan dapat memperkaya penelitian

sastra dalam bidang drama.