Teknik Pengambilan Sampel
-
Upload
rahmawarni -
Category
Documents
-
view
1.710 -
download
6
Transcript of Teknik Pengambilan Sampel
CLICK
ASSALAMU ALAIKUM WR. WB.
START
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE
KELOMPOK 2
FINISH
ALASAN PENGAMBILAN SAMPEL
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE
JENIS KAEKELIRUAN
A. PENYAMPELAN SECARA ACAK
1. PENYAMPELAN ACAK SEDERHANA
2. PENYAMPELAN BERSTRATA
3. PENYAMPELAN PROPORSIONAL
4. PENYAMPELAN KELOMPOK
B. PENYAMPELAN SECARA TIDAK ACAK
1. PENYAMPELAN DENGAN PERTIMBANGAN TERTENTU
2. PENYAMPELAN SISTEMATIS
3. PENYAMPELAN KEBETULAN
4. PENYAMPELAN JATAH
A. 1. PENYAMPELAN ACAK SEDERHANA
Adalah cara memperoleh sample dengan caramemberi peluang yang sama kepada stiapanggota populasi untuk bisa terpilih menjadianggota sample.Sample yang diperoleh dengan cara inidisebut sample acak sederhana (simple random sample) atau sample acak (random sample)
Cara yang digunakan untuk pengacakanantara lain :
Undian Tabel bilangan acak
CARA UNDIAN
CARA TABEL BILANGAN ACAK
Cara
Untuk penggunaan tabel bilangan acakdapat dilakukan dengan memperhatikansebagian kecil bilangan acak yang termuatdalam tabel.
2. PENYAMPELAN BERSTRATA
BACK
Biasa digunakan jika populasi terdiri daribeberapa golongan atau kelompok yang mempunyai susunan bertingkat atau lapisanatau strata (tidak homogen).Contoh : tingkatan kelas (sekolah), tingkatanpenghasilan (masyarakat)
Keuntungan : meningkatkanketerwakilan danmemungkinkan penelitimempelajari perbedaan yang mungkin ada antara variasi sub-kelompok populasi.
Penyampelan proporsional adalahpengambilan sample dengan memperhatikanperimbangan unsur atau kategori dalampopulasi.
Untuk dapat memenuhi prinsip proporsional, peneliti harus mengetahui macam danbanyaknya kelompok atau kategori dalampopulasi.
CONTOH
3. PENYAMPELAN PROPORSIONAL
Misalnya ada 245 pegwai dalam sebuah kantor yang terdiridari 100 orang golongan I, 75 orang golongan II, 50 orang golongan III, dan 20 orang golongan IV. Jika kita mengambilsebuah sample proporsional berukuran 15, maka kita harusmengambil :1. (100/245) x 15 = 6,12 atau 6 orang dari golongan satu2. (75/245) x 15 = 4,59 atau 5 orang dari golongan II3. (50/245) x 15 = 3,06 atau 3 orang dari golongan III4. (20/245) x 15 = 1,20 atau satu orang dari golongan IV
Karena keempat golongan tersebut juga merupakan strata maka sample yang diperoleh dapat disebut sample proporsional berstrata. Jika pengambilan pada setiapgolongan dilakukan dengan cara acak, sampel yang diperoleh disebut sampel acak proporsional berstarata.
CONTOH
4. PENYAMPELAN KELOMPOK
Dalam beberapa keadaan, populasi terdiri darikelompok, seperti penduduk Jakarta dapatdikelompokkan menurut jenis kelamin, jenispekerjaan, dsb; atau dikelompokkanberdasarkan wilayah. Jadi, penyampelankelompok tidak memilih individu, melainkankelompok. Dengan demikian kesimpulan daripeneliti tidak berlaku untukindividu melainkan berlaku untuk kelompok.
BACK
Pemilihan sekelompok subjek berdasarkanciri/sifat yang erat kaitannya dengan ciri/sifat
populasi yang ingin diteliti
CONTOH
B. 1. PENYAMPELAN DENGAN
PERTIMBANGAN TERTENTU (PURPOSIVE
SAMPLING)
Seorang peneliti memilih penduduk yang bermukim pada tiga kecematan yang
masing – masing kecematan diketahui
sangat berhasil, berhasil, dan kurang berhasil
tanaman cengkehnnya.
CONTOH
2. PENYAMPELAN SISTEMATIS
(SISTEMATIC SAMPLING)
Teknik ini merupakan modifikasi penyampelan acak, dilakukan bardasarkan
daftar anggota populasi yang sudah tersedia ( daftar nama buku telepon dsb ) ini dilakukan
karena pengambilan acak secara murni membutuhkan banyak waktu untuk populasi
yang cukup besar.
CONTOH
Mengambil 100 kepala RT dari populasi 2000 kepalaRT.
Prosesa. tentukan panjang interval pengambilanb. tentukan anggota sampel untuk masing-
masing interval.
3. PENYAMPELAN KEBETULAN
(INCIDENTAL SAMPLING)
Memilih anggota sampel yang kebetulandijumpai di tempat-tempat tertentu. Anggotapopulasi yang kebetulan tidak dijumpai makatidak diperhatikan dan tidak diperhitungkandalam pemilihan subjek ke dalam sampel
CONTOH
Sampel dipilih dari orang-orang yang lewat di depan pasar dan ditanya pendapatnya tentang rencana perluasan jalan di kota tertentu. Jadi siapa saja yang lewat pada saat itu di depan pasar akan menjadi anggota sampel. Warga kota lainnya tidak ikut di perhitungkan dalam pengambilan sampel.
4. PENYAMPELAN JATAH
(QUOTA SAMPLING)
Banyaknya subyek yang akan diselidikiditentukan terlebih dahulu jika jatah itusudah ditetapkan maka penelitian segeradilaksanakan
CONTOH
Seorang Bidan ingin mengetahui apakahmasyarakat setuju akan adanya program
KB. Sebelum mengumpulkan data ditentukan bahwa dia akan
mewawancarai sebanyak 100 orang yang datang ke Klinik “X”. Kepada setiap
pasien yang datang ke klinik ditanyakanapakah orang itu setuju atau tidak dengan
program tersebut. Orang yang ditanyamungkin hanya menjawab setuju atau
tidak setuju. Bidan tersebut akan berhentisetelah dia menanyai sebanyak 100 orang
dan akan menulis hasil temuannya
JENIS KEKELIRUAN
(SAMPLING ERROR)
A. KEKELIRUAN SAMPEL
A. KEKELIRUAN NONSAMPEL
BACK
Kekeliruan timbul di sebabkan oleh kenyataanbahwa penelitian dilakukan terhadap sampeldan tidak secara lengkap di lakukan terhadappopulasi. Hasil penelitian yang di lakukanterhadap sampel akan berbeda hasilnya jikaprosedur yang sama dilakukan terhadappopulasi.
A. KEKELIRUAN SAMPEL
CONTOH KEKELIRUAN SAMPEL
Ada 50 siswa dalam suatu kelas . sebuahsampel berukuran 20 diambil secara acak dandihitung rata-rata nilai matematika, yaitu 7,25.Tetapi setelah di hitung nilai rata-rata dariseluruh siswa diperoleh 7,37. Selisih kedua hasilini, yaitu 0,12 merupakan kekeliruan sampel.
BACK
B. KEKELIRUAN NONSAMPEL
Kekeliruan bisa terjadi baik berdasarkan sampel atau berdasarkan sensus. Kekeliruan nonsampel merupakan kekeliruan sistematis
yang sulit atau tidak dapat saling meniadakan.
PENYEBAB
PENYEBAB TERJADINYA KEKELIRUAN
NONSAMPEL
Populasi tidak terdefinisikan sebagaimana mestinya.
Angket atau instrumen pengumpulan data tidak dirumuskan dengan tepat.
Istilah yang digunakan tidak terdefinisi dengan baik.
Responden tidak memberikan jawaban yang akurat, atau tidak memberikan jawaban.
Pencatatan, tabulasi, dan perhitungan data yang tidak benar.
BACK