TEKNIK PEMAKAIAN PROPERTI PIRING PADA PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/33309/3/SKRIPSI TANPA BAB...

55
TEKNIK PEMAKAIAN PROPERTI PIRING PADA PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI PIRING DUA BELAS DI SMK AL-HIKMAH KALIREJO (Skripsi) Oleh MINDAYU NANTASHINTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Transcript of TEKNIK PEMAKAIAN PROPERTI PIRING PADA PEMBELAJARAN …digilib.unila.ac.id/33309/3/SKRIPSI TANPA BAB...

TEKNIK PEMAKAIAN PROPERTI PIRING PADA PEMBELAJARAN

RAGAM GERAK TARI PIRING DUA BELAS DI SMK AL-HIKMAH

KALIREJO

(Skripsi)

Oleh

MINDAYU NANTASHINTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

ABSTRAK

TEKNIK PEMAKAIAN PROPERTI PIRING PADA

PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI PIRING DUA BELAS

DI SMK AL-HIKMAH KALIREJO

Oleh

MINDAYU NANTASHINTA

Penelitian ini membahas tentang teknik pemakaian properti piring pada

pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan cara guru mengajarkan teknik

pemakaian properti piring pada ragam gerak tari piring dua belas di SMK Al-

Hikmah Kalirejo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dokumentasi

dan kuesioner. Sumber data yakni guru dan enam orang siswa dalam

ekstrakulikuler seni tari di SMK Al-Hikmah Kalirejo. Pengamatan yang dilakukan

merujuk pada teori belajar behavioristik (stimulus-respon). Data yang dihasilkan

kemudian direduksi menggunakan teori kompetensi pedagogik dan disajikan

untuk ditarik kesimpulan.

Cara guru mengajarkan teknik pemakaian properti piring pada pembelajaran

ragam gerak tari piring dua belas dengan menggunakan pendekatan iklim sosio-

emosional yaitu berupa membimbing siswa secara individu serta memberikan

motivasi dan kondisi belajar yang nyaman dan tidak menegangkan. Guru juga

menggunakan metode demonstrasi dan latihan, serta memberikan materi secara

bertahap dari teknik dan bentuk latihan yang mudah meningkat ke yang lebih

sulit.

_____

Kata kunci : pembelajaran tari, tari piring dua belas, teknik properti piring

ABSTRACT

TECHNIQUE OF USING PLATE PROPERTIES

ON MOVEMENTS VARIETY OF PIRING DUA BELAS DANCE

LEARNING IN SMK AL HIKMAH KALIREJO

By

MINDAYU NANTASHINTA

This research discuss how technique of using plate properties in movements

variety of piring dua belas dance learning in SMK Al-Hikmah Kalirejo. The

objective is to describe how the teachers method to teach the technique of using

plate properties in movements variety of piring dua belas dance learning in SMK

Al-Hikmah Kalirejo. The kind of research is descriptive qualitative research. Data

collection instrumen in this study that is, observation, interview, documentation

and questioner. The data source in this study are teacher and six students in dance

extracurricular in SMK Al-Hikmah Kalirejo. The observation refer to

behavioristik learning theory (stimulus-response). The obtained data will in

reduction related on theory of pedagogic competency and presented to make

conclusions.

The teacher method to teach the technique of using plate properties in movements

variety of piring dua belas dance learning using sosio-emotional approach in the

form of guiding students individually and provide motivation and make

comfortable and non-stressful learning conditions. The teacher also using

demonstration and drill method, also giving gradual material from easy

teachniques and exercises to more difficult ones.

______

Keywords : dance learning, piring dua belas dance, plate properties technique,

TEKNIK PEMAKAIAN PROPERTI PIRING PADA PEMBELAJARAN

RAGAM GERAK TARI PIRING DUA BELAS DI SMK AL-HIKMAH

KALIREJO

Oleh

MINDAYU NANTASHINTA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kalirejo pada tanggal 04 Oktober 1996, merupakan anak

ketiga dari bapak Alustyo Sumanto dan ibu Tuminah. Pendidikan yang ditempuh

penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Kalirejo Lampung Tengah pada

tahun 2002-2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kalirejo Lampung

Tengah pada tahun 2008-2011, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kalirejo

Lampung Tengah pada tahun 2011-2014.

Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program

Studi Pendidikan Seni Tari. Pada Tahun 2017 penulis menjabat sebagai Ketua

Umum Ikatan Mahasiswa Seni Tari (IMASTAR) Periode IV, pada tahun yang

sama penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Simpangsari

Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat, serta Program Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Sumberjaya Kecamatan Sumberjaya Kabupaten

Lampung Barat.

MOTTO

Ketika kau melakukan usaha mendekati cita-citamu, di waktu yang bersamaan

cita-citamu juga sedang mendekatimu. Alam semesta bekerja seperti itu.

(Fiersa Besari)

Jika saya tidak sabar lalu apa yang bisa saya lakukan. Dan saya tidak akan

terbantu hanya dengan perasaan resah.

(Al-Farj Ba’da al-Syiddah)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji dan syukur hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Karya ini

kupersembahkan sebagai bukti kasih sayang dan baktiku kepada:

1. Mamak dan Bapak yang selalu melimpahiku dengan doa dan kasih sayang.

Mbak dan Mas-ku yang teladannya selalu membuatku belajar, serta keponakan-

keponakan kecilku yang selalu membuat semangat.

2. Program Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung atas ilmu, pengalaman, kekeluargaan dan persahabatan

yang sangat berkesan.

3. Keluarga besar dan rekan-rekan yang selalu mendukung setiap proses.

SANWACANA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, karena

atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Teknik Pemakaian Properti Piring pada Pembelajaran Ragam

Gerak Tari Piring Dua Belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo” sebagai salah satu

syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing I atas bimbingan

dan ilmunya yang sangat membantu penulis dalam menemukan wawasan

baru.

2. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II atas kesabaran,

ilmu dan nasihatnya yang membantu penulis melewati tahap skripsi

dengan baik.

3. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn. selaku Pembahas atas bimbingan dan

dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

4. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn., Dr. Dwiyana Habsary, S.Sn., M.Hum.,

Hasyimkan, S.Sn., M.A., Dr. I Wayan Mustika, S.Sn., M.Hum., Indra

Bulan S.Pd., M.A., Diantori, S.Sn. atas pengalaman dan ilmu yang telah

diberikan, semoga dapat menjadi kebaikan dan pahala yang terus mengalir.

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik.

6. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung atas dukungannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

7. Staff dan Karyawan Program Studi Pendidikan Seni Tari, terkhusus Mas

Jaya Saputra.

8. Mamak dan Bapak-ku yang selalu mendoakan, mendukung, menjadi

penyemangat, dan selalu memberikan yang terbaik, skripsi bukan satu-

satunya bentuk bakti maka izinkan ananda berbakti lebih banyak lagi.

9. Mbak dan Mas (Indah Nantashindeu, Ayu Nantashandei, Hajran Yonas Z.)

, keponakan-keponakanku (Risky Nantas Romadhoni, Muhammad Dhian

Satria, Adelia Soja), serta keluarga besar yang selalu memberikan doa

serta menjadi teladan, dan penyemangat.

10. H. Muhsinun, M.Pd. selaku Kepala SMK Al-Hikmah Kalirejo Lampung

Tengah yang telah memberikan bimbingan dan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah yang dipimpin.

11. Rendri Feriana Lazorgi, S.Pd. selaku guru ekstrakulikuler tari di SMK Al-

Hikmah Kalirejo Lampung Tengah yang telah menjadi pembimbing

sekaligus kakak bagi penulis serta adik-adikku siswa ektrakurikuler tari di

SMK Al-Hikmah Kalirejo yang telah membantu penulis selama

melaksanakan penelitian.

12. Keluarga terhangat yang memberikan tempat untuk berproses dan

mengembangkan diri yaitu Ikatan Mahasiswa Seni Tari (IMASTAR),

Sanggar Sapta Budaya, Sanggar Gar-Dancestory, Dian Anggraini Dance

Company dan Teater Potlot yang selalu memberikan dukungan, semangat

baru dan rasa kekeluargaan yang erat.

13. Beni Bertiana, S.Pd. yang telah memberikan banyak motivasi, doa,

bimbingan dan kasih sayang kepada penulis.

14. Dra. Titik Nurhayati yang telah memberi banyak ilmu, dukungan serta

bimbingan kepada penulis dalam mempelajari dan meneliti tentang Tari

piring dua belas maupun karya lain.

15. Sahabatku Seni Tari Angkatan 2014, kalian adalah partner hebat sekaligus

sahabat terdekat, terimakasih atas segalanya.

16. Gangstar (Thantia Oczalina, Sadita Wyddia Shiura, Puspita Ayu Ningtyas,

Rani Okta Safitri, Zakia Nurul Jannaty), Khalis Cundoko Manik,

Febrianto Wikan Jaya Ali, Puguh Nurohim, Hanungrah Zulaiha, dan Ni

Wayan Prastining Tyas yang selalu sabar mendengar keluh-kesah dan

selalu setia memberi semangat kepadaku.

17. Keluarga Besar SMP Negeri 2 Sumberjaya Lampung Barat serta Pantiana

Eli L., Tiara Massandra SSP., Siti Khotijah, Fanny Yuliarmi, Ni Nyoman

Rai S., Putri Astari Makki, Anisa Damayanti, dan Umar Abdul L. atas

kekeluargaan dan pengalaman selama KKN.

18. Kepada keluarga Seni Tari dari angkatan 2008-2017 atas kekeluargaan,

bimbingan, doa dan dukungannya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, 15 Agustus 2018

Mindayu Nantashinta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

RIWAYAT HIDUP

MOTTO

PERSEMBAHAN

SANWACANA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Properti Tari ..................................................................................................7

2.2 Analisis Tari ..................................................................................................8

2.3 Tari Piring Dua Belas ...................................................................................10

2.3.1 Sejarah Tari Piring Dua Belas ............................................................10

2.3.2 Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas ..................................................12

2.3.3 Teknik Pemakaian Properti Piring pada Ragam Gerak

Tari Piring Dua Belas ........................................................................13

2.3.4 Makna Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas ......................................16

2.4 Pembelajaran .................................................................................................16

2.5 Teori Behavioristik........................................................................................17

2.6 Kompetensi Pedagogik .................................................................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ...........................................................................................24

3.2 Sumber Data ..................................................................................................25

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................25

3.4 Teknik Analisis Data .....................................................................................28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Sekolah ................................................................................................31

4.2 Properti Piring pada Tari Piring Dua Belas ..................................................32

4.3 Hasil Penelitian .............................................................................................34

4.3.1 Memegang Piring ................................................................................34

4.3.2 Memutar Piring ...................................................................................38

4.3.3 Menukar Piring ...................................................................................44

4.3.4 Melangkah di Atas Piring ...................................................................48

4.5 Pembahasan ...................................................................................................51

4.6 Temuan ..........................................................................................................56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .......................................................................................................58

5.2 Saran ..............................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ....................................................6

Tabel 3.1 Instrumen Wawancara Guru Ekstrakurikuler

SMK Al-Hikmah Kalirejo ..................................................................27

Tabel 4.1 Bentuk Latihan pada Pembelajaran Teknik Pemakaian Properti

Piring tari Piring Dua Belas ...............................................................52

DAFTAR GAMBAR

2.1 Penari sedang menari Piring Dua Belas .....................................................11

4.1 Sekolah Menengah Kejuruan Al-Hikmah Kalirejo .....................................31

4.2 Piring kecil untuk dipegang penari .............................................................33

4.3 Piring besar yang diletakkan di lantai pentas untuk dilangkahi dan dilewati

penari ..........................................................................................................33

4.4 Perbandingan ukuran piring besar dan piring kecil.....................................34

4.5 Perbandingan kedalaman cekungan piring..................................................34

4.6 Guru menjelaskan bagian telapak tangan sebagai tumpuan memegang

piring ...........................................................................................................35

4.7 Guru menjelaskan teknik jari dalam memegang piring ..............................36

4.8 Guru meminta siswa berlatih memegang piring dengan membalikkan

telapak tangan ............................................................................................37

4.9 Siswa berlatih memegang piring dengan membalik tangan .......................38

4.10 Pola tangan angka 8 saat memutar piring ..................................................40

4.11 Pembelajaran dilakukan di halaman tanah .................................................41

4.12 Guru mendemonstrasikan ragam gerak tanpa menggunakan piring ..........42

4.13 Siswa mengaplikasikan teknik memutar piring ke dalam ragam gerak

menggunakan satu tangan ..........................................................................42

4.14 Siswa mengaplikasikan teknik memutar piring ke dalam ragam gerak

menggunakan dua tangan ..........................................................................42

4.15 Siswa berlatih bersama teman yang lain. ..................................................44

4.16 Guru mempraktikkan dan menjelaskan teknik menukar piring ................45

4.17 Siswa belajar menukar piring menggunakan satu piring ..........................46

4.18 Siswa menukar piring (nokkoh) dalam posisi rendah (jongkok) ...............47

4.19 Siswa menukar piring (nokkoh) dengan posisi berdiri ..............................48

4.20 Guru mempraktikkan sembari menjelaskan teknik melangkah di atas

Piring .........................................................................................................49

4.21 Siswa berlatih melangkah di atas piring secara bersamaan .......................50

4.22 Siswa berlatih melangkah di atas piring sembari memegang properti

Piring ..........................................................................................................50

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Properti tari merupakan suatu bentuk peralatan penunjang gerak sebagai wujud

ekspresi. Karena identitasnya sebagai alat atau peralatan, maka kehadirannya

bersifat fungsional. Dengan demikian, upaya penggunaan properti tari lebih

berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam upaya lebih memberikan

arti pada gerak, atau sebagai tuntutan ekspresi (Meri dalam Hidajat, 2004: 62).

Terdapat dua jenis properti yaitu set property dan hand property. Set property

adalah media atau alat yang digunakan pada panggung, sedangkan hand property

adalah media atau alat yang digunakan pelaku tari berfungsi untuk mendukung

karakter yang dimainkan, seperti selendang dan lainnya (Ismayanti, 2013:2).

Selain selendang, alat yang biasa digunakan sebagai properti dalam tari adalah

kipas dan piring. Properti kipas dapat kita temukan pada tari srimpi dari Jawa

Tengah dan tari legong dari Bali, serta properti piring pada tari piring dua belas

dari Lampung. Properti piring pada tari piring dua belas termasuk ke dalam hand

property karena berfungsi untuk mendukung tarian yang dimainkan.

Tari piring dua belas pada zaman dahulu ditarikan oleh Ratu untuk menyambut

para hulu balang yang datang dari medan perang. Namun karena pada zaman

sekarang sudah tidak ada peperangan, maka tarian ini dapat dipentaskan untuk

2

penyambutan tamu agung atau tetua adat, acara adat, perkawinan, penetapan gelar

dan perayaan hari besar nasional. (Nurhayati dalam Aprilia, 2016: 17). Tari piring

dua belas memiliki enam ragam gerak yang terdiri dari mejong sumbah,

ngakakhelap, ngahelop, sabatang (sabatang masuk, sabatang keluar), laga puyuh

dan nokkoh (UPTD Taman Budaya Lampung, 2016: 3). Tarian ini menggunakan

dua buah piring kecil yang dipegang oleh penari, dan dua belas buah piring

berukuran lebih besar yang diletakkan di lantai. Penari membawa piring kecil

bergerak melangkahi piring dan berjalan di atas piring.

Pemakaian piring dalam tarian ini memiliki teknik baik piring yang dipegang

maupun diinjak, pemakaian piring sebagai properti pada tarian ini memiliki

kesulitan yang lebih daripada pemakaian properti yang lain (Nurhayati,

wawancara, 30 Januari 2018). Teknik ini perlu dilatih agar penari dapat bergerak

menggunakan properti dengan baik. Hal ini dikarenakan tari bukan hanya

menyalurkan kelebihan energi, maka dalam menari dibutuhkan metode atau cara

latihan tari guna menunjang keterampilan gerak di bidang tari. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Mustika (2013: 33) bahwa, teknik tari merupakan metode

atau cara latihan tari yang sangat baik dan efektif sebagai persiapan fisik

disamping juga untuk menunjang keterampilan gerak di bidang tari, atau untuk

mempersiapkan seorang penari.

Salah satu usaha untuk memberikan pelatihan tari guna menunjang keterampilan

gerak di bidang tari yaitu melalui pembelajaran. Hal ini didukung oleh

Rombepajung dalam Thobroni (2015: 17) bahwa pembelajaran adalah

pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui

pelajaran, pengalaman, atau pengajaran.

3

Pembelajaran tersebut dapat dilakukan di esktrakulikuler. Menurut Permendikbud

Nomor 62 Tahun 2014, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang

dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakulikuler dan

kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.

Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan

potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian

peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Maka dari itu, ekstrakurikuler dirasa pas untuk dapat

membantu mengembangkan potensi siswa dalam menari di SMK Al-Hikmah

Kalirejo.

Berdasarkan wawancara dengan guru ekstrakurikuler tari di sekolah tersebut, tari

piring dua belas ini diajarkan guna melatih kemampuan siswa dalam memakai

properti piring yang menurut beliau memiliki kesulitan yang lebih daripada

properti tari yang pernah digunakan sebelumnya seperti kipas dan kain.

Penggunaan properti piring pada tari piring dua belas ini juga guna meningkatkan

semangat siswa dalam berlatih tari karena sebelum menguasai tarian piring dua

belas harus menguasai teknik pemakaian piringnya.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian dilaksanakan dengan tujuan

untuk mendeskripsikan bagaimana cara mengajarkan teknik pemakaian properti

piring pada ragam gerak tari piring dua belas. Oleh karena itu, penelitian ini

memilih judul “Teknik Pemakaian Properti Piring pada Pembelajaran Ragam

Gerak Tari Piring Dua Belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo”.

4

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini yakni

bagaimana cara guru mengajarkan teknik pemakaian properti piring pada ragam

gerak tari piring dua belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan cara guru mengajarkan teknik

pemakaian properti piring pada ragam gerak tari piring dua belas di SMK Al-

Hikmah Kalirejo?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber pengetahuan yang

bermanfaat bagi semua pihak, maka manfaat yang diharapkan adalah sebagai

berikut.

1. Diharapkan dapat dijadikan referensi dalam belajar atau memberikan

pembelajaran tentang teknik pemakaian properti piring pada ragam gerak

tari piring dua belas

2. Diharapkan mampu menjadi referensi/ide/acuan dalam melakukan

penelitian tentang teknik pemakaian properti piring pada ragam gerak tari

piring dua belas maupun penelitian tentang tari piring dua belas.

5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian, tempat

penelitian, dan waktu penelitian. Berikut penjabaran dari ruang lingkup penelitian.

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah cara guru dalam mengajarkan teknik pemakaian

properti piring pada pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas. Teknik

pemakaian piring yang diamati berupa cara guru dalam mengajarkan teknik

pemakaian properti piring pada ragam gerak tari piring dua belas (stimulus)

dan respon siswa ketika belajar teknik pemakaian properti piring tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa pada ekstrakurikuler tari piring

dua belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMK Al-Hikmah Kalirejo yang bertempat di

Jalan Raya Sridadi Km. 05 RT.4 RW.2 Kelurahan Sridadi, Kecamatan

Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Sekolah ini merupakan salah satu

Sekolah Menengah Kejuruan Swasta yang ada di kecamatan Kalirejo.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan April 2018 sampai minggu

ke-2 bulan Mei 2018. Rincian kegiatan yang dilakukan untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

6

Tabel 1.1 Rincian Waktu Kegiatan Penelitian

NO. Uraian

Kegiatan

J

a

n

F

e

b

M

a

r

April Mei Juni

J

u

l

i

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

1 Observasi

Pendahuluan

2 Penelitian

Pertemuan I

3 Penelitian

Pertemuan II

4 Penelitian

Pertemuan III

5 Pengolahan

Data

6 Hasil

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Properti Tari

Properti (property) adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti alat-alat

pertunjukkan (Hidajat, 2004: 61). Sedangkan menurut Meri dalam Hidajat (2004:

62), properti merupakan suatu bentuk peralatan penunjang gerak sebagai wujud

ekspresi. Karena identitasnya sebagai alat atau peralatan, maka kehadirannya

bersifat fungsional. Dengan demikian, upaya penggunaan properti tari lebih

berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam upaya lebih memberikan

arti pada gerak atau sebagai tuntutan ekspresi. Properti tari adalah segala peralatan

dan kelengkapan dalam penampilan atau peragaan menari. Properti tari dengan

demikian adalah segala sesuatu yang diperlukan penari di ruang pentas

(Ismayanti, 2013:10).

Berdasarkan hal tersebut, maka piring pada tari piring dua belas dapat dikatakan

sebagai properti (dance property) dikarenakan piring digunakan oleh tubuh dalam

gerak selama pertunjukkan tari dan dikembangkan sebagai sebuah media yang

mempunyai nilai-nilai simbolik yang digunakan sebagai alat penyampaian pesan-

pesan.

8

Terdapat dua jenis properti yaitu set property dan hand property. Set property

adalah media atau alat yang digunakan pada panggung, sedangkan hand property

adalah media atau alat yang digunakan pelaku tari berfungsi untuk mendukung

karakter yang dimainkan, seperti selendang dan lainnya (Ismayanti, 2013: 2).

Maka properti piring pada tari piring dua belas ini termasuk ke dalam hand

property.

Bentuk properti diantaranya adalah bentuk properti realis, yaitu bentuk benda

peralatan penunjang tari yang dirancang sesuai bentuk aslinya, bahkan yang

memanfaatkan benda-benda sesungguhnya misalnya bola, tongkat, topi, kipas,

dan lain sebagainya (Hidajat, 2004: 63) . Maka dari itu properti piring pada tari

piring dua belas termasuk bentuk properti realis.

Properti tari dalam pembelajaran di penelitian ini berupa piring. Terdapat dua

jenis piring yaitu piring yang dipegang penari dan piring yang lebih besar untuk

diletakkan di lantai yang dilangkahi dan dijadikan pijakan saat menari.

2.2 Analisis Tari

Tari secara tekstual dapat dilihat dari bentuk atau struktur yang nampak.

Fenomena tari dianalisis atau ditelaah secara koreografis, struktural dan simbolik.

Tarian dapat dianalisis menggunakan konsep koreografi dengan telaah bentuk

geraknya, teknik geraknya serta gaya geraknya.

Tari dianalisis dari teknik geraknya dipahami sebagai cara mengerjakan seluruh

proses baik fisik maupun mental yang memungkinkan para penari mewujudkan

pengalaman estetisnya dalam sebuah komposisi tari, sebagaimana keterampilan

9

untuk melakukannya. Oleh karena itu, dengan keterampilan teknik ini para penari

harus mengenal sungguh-sungguh „teknik bentuk‟, teknik medium‟, dan „teknik

instrumen‟. (Hadi, 2007: 29).

Menurut Hadi dalam bukunya yang berjudul “Kajian Tari Teks dan Konteks”

teknik gerak akan menghadirkan bentuk gerak, dan teknik gerak akan dipengaruhi

gaya gerak (ciri khas atau corak yang menyertai suatu teknik gerak dan bentuk

gerak). Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya sebuah teknik terhadap suatu

bentuk gerak, karena bentuk gerak akan tercipta menjadi suatu bentuk gerak

bergantung pada teknik gerak yang membentuknya.

Menurut Hadi, teknik gerak terdiri dari teknik bentuk, teknik medium dan teknik

instrumen. Teknik bentuk merupakan suatu kepekaan terhadap bentuk komposisi

tari seperti elemen-elemen gerak, ruang dan waktu. Gerak yakni gerakan-gerakan

yang sudah dipolakan menjadi bentuk yang dapat dikomunikasikan secara

langsung dari perasaan, dimana dalam kestuan gerak tersebut terdapat relax dan

tension yang menghasilkan saat-saat “mengaso”. Dalam gerak juga terdapat

movement (kenyatan gerak fisik penari) dan motion (gerak ilusi dan residu akibat

gerakan movement).

Sedangkan keruangan dipahami sebagai wujud tiga dimenasi yang didalamnya

seorang penari menciptakan “imaji dinamis” yang memungkinkan bagian-bagian

komponen tubuh penari membawa banyak kemungkinan menjajagi ruangan.

Ruang ini berwujud ruang positif-negatif, level, pola lantai, arah, dimensi dan

bidang. Selanjutnya adalah waktu, waktu sebagai suatu alat untuk memperkuat

hubungan-hubungan kekuatan dari rangkaian gerak, alat untuk mengembangkan

10

secara kontinyu serta mengalirkan secara dinamis. Struktur waktu dapat dianalisis

adanya aspe-aspek tempo, ritme, dan durasi (Hadi, 2014: 26).

Teknik medium dimaksudkan bahwa medium tari adalah gerak. Dalam tari gerak

adalah dasar ekspresi, maka dari itu gerak sebagai ekspresi dalam pengalaman

emosional. Teknik instrumen dipahami bahwa seorang penari harus mengenal

tubuhnya sebagai medium gerak. Penari harus menguasai teknik pernapasan

secara baik, kelenturan tubuh, kontrol muskular dan stamina.

Dalam pemahaman konsep teknik bentuk, medium, serta teknik instrumen,

analisis secara tekstual terhadap “teknik” penari, yaitu berusaha menganalisis

keterampilan teknik seorang penari mewujudkan bentuk tari . Permasalahan yang

perlu dianalisis misalnya sikap badan, sikap kaki, sikap pandangan mata, sikap

leher dan kepala, dan kontrol keseimbangan tubuh. Sikap badan contohnya sikap

tulang punggung yang tegap, tulang belikat datar, dada membuka dan lain

sebagainya. Sikap kaki contohnya mendhak (posisi berdiri merendah). Sikap

pandangan mata misalnya pandangan mata yang berkaitan dengan ekspresi muka.

Kontrol keseimbangan tubuh misalnya membuat keseimbangan, ayunan, jalan,

berputar dan sebagainya.

2.3 Tari Piring Dua Belas

2.3.1 Sejarah Tari Piring Dua Belas

Tari piring dua belas adalah tarian Ratu Paksi Marga Benawang sebagai luapan

rasa bahagia menyambut hulu balang yang datang dari medan perang. Tarian ini

menggunakan piring berjumlah 12 menggambarkan jumlah kebandaran yang ada

11

di Paksi Marga Benawang yaitu Bandar Rajabasa, Bandar Sanggi, Bandar

Ngakhip, Bandar Nyata , Bandar Baturga , Bandar Limau, Bandar Putih, Bandar

Kelumbayan yang termasuk ke dalam Bandar Luakh serta Bandar Telagening,

Bandar Maja, Bandar Muakhas, Bandar Belunguh yang termasuk ke dalam

Bandar Lom. (Video Penggalian Tari Piring Dua Belas Taman Budaya Lampung,

6 Juni 2006)

2.1 Penari sedang menari Piring dua belas.

(Foto: Dokumentasi Taman Budaya Lampung, 2013)

Tari piring dua belas diperkirakan telah ada sebelum Islam masuk ke daerah

Paksi Marga Benawang. Tari piring dua belas ada saat Raja Paksi Marga

Benawang dipimpin oleh Raja Semaka. Tarian ini ditarikan oleh Ratu untuk

menyambut hulu balang yang kembali dari perang, perang ini melawan anak tumi,

kerajaan lain, bahkan Portugis yang berusaha merebut Teluk Semaka.

Ratu yang dimaksud dalam sejarah ini adalah istri dari Raja. Ratu menari diiringi

musik yang dimainkan oleh abdi kerajaan dan syair dinyanyikan oleh dayang-

dayang dari Ratu tersebut. Properti piring yang digunakan berkaitan dengan tujuan

12

Ratu untuk menjamu para hulubalang dan pasukannya yang datang dari medan

perang. Dua piring yang dipegang menggambarkan bahwa segala sesuatu ada dua

hal, kalah-menang, susah-senang, serta baik dan buruk. Dua belas piring

menggambarkan dua belas kebandaran.

Dalam perkembangannya tari piring dua belas ditarikan oleh Ratu Kerajaan untuk

menyambut tamu agung kerajaan, serta tidak lagi untuk menyambut hulu balang

dari medan perang. Akhir-akhir ini dipentaskan pada acara penayuhan (resepsi

pernikahan bujang gadis). Selain itu juga dipentaskan pada acara-acara pesta adat,

seperti pesta perkawinan, pesta penetapan gelar, pesta penyambutan tamu agung,

dan pesta hari-hari nasional disesuaikan dengan waktu dan tempat berlangsungnya

gawi adat (Mustika, 2013: 74).

Selain fungsi, musik pengiring tari piring dua belas juga mengalami

perkembangan. Dahulu , musik pengiringnya belum menggunakan alat musik

seperti sekarang, melainkan masih menggunakan iringan tepuk tangan, pukulan

kayu dan pukulan kulit binatang. Saat masuk zaman Islam, gambus lunik mulai

digunakan. Namun, penggunaan syair memang sudah ada sejak awal.

2.3.2 Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas

Tari piring dua belas memiliki enam ragam gerak yang terdiri dari mejong

sumbah, ngakakhelap, ngahelop, sabatang, laga puyuh dan nokkoh (UPTD

Taman Budaya Lampung, 2016: 3). Pada praktiknya, gerak sabatang memiliki

sabatang masuk dan sabatang keluar. Selain ragam gerak, tari piring dua belas

memiliki ragam sendi , yaitu gerak penghubung gerak yang terdiri dari ngahelop,

13

sabatang masuk, sabatang keluar, laga puyuh, dan titik di tempat. Untuk gerak

kaki, tari piring dua belas memiliki tiga pola kaki yaitu pola kaki I, pola kaki II,

dan pola kaki III. (Uraian gerak pada Lampiran I)

2.3.3 Teknik Pemakaian Properti Piring pada Ragam Gerak Tari Piring

Dua Belas

Teknik pemakaian properti piring ini merupakan teknik-teknik yang merupakan

hasil dari analisis teknik bentuk pada ragam gerak tari piring dua belas terkhusus

pada ragam gerak yang menggunakan properti piring seperti ngahilok, sabatang

masuk dan sabatang keluar, laga puyuh, nokkoh, dan pola kaki melangkah di atas

piring, kemudian dikelompokkan secara umum menjadi empat teknik yang akan

diuraikan sebagai berikut.

a) Memegang Piring

Memegang piring merupakan hal paling penting dalam kenyamanan

bergerak. Penari akan dihadapkan dengan kesulitan berupa piring yang

licin atau tangan yang berkeringat. Hal ini akan muncul berbeda-beda pada

masing-masing penari.

Dalam memegang piring dibutuhkan keyakinan serta teknik yang benar.

Menurut Dra.Titik Nurhayati pada wawancara 23 Februari 2018, teknik

memegang piring yang benar adalah jari tangan dilebarkan menyesuaikan

piring, sehingga terdapat tumpuan di setiap bagian piring. Jari tangan dan

telapak tangan mencengkeram piring dengan menyisakan ruang diantara

telapak tangan dan piring di bagian tengah piring. Lingkaran bawah piring

14

ditumpu oleh telapak tangan dekat bagian pangkal telapak (otot bawah

ruas ibu jari).

Dalam menggerakkan piring, posisi piring selalu menghadap ke atas. Jika

terdapat gerakkan yang mengharuskan piring menghadap bawah harus

dilakukan dengan cepat, untuk mengurangi resiko piring terjatuh.

b) Memutar piring

Memutar piring yang dimaksud adalah gerakkan memutar piring yang

digerakkan oleh pergelangan tangan dengan piring tetap dalam kondisi

dipegang oleh penari. Saat memutar piring, tepian piring menyentuh

bagian pergelangan tangan sebagai tumpuan piring agar tidak terjatuh. Hal

ini harus diimbangi dengan gerakan lengan dan siku yang fleksibel

mengikuti pergerakan pergelangan tangan, namun tidak diperbolehkan

mengangkat lengan dan siku terlalu tinggi.

Dalam memutar piring juga dibutuhkan ruang yang tidak terlalu kecil

ataupun terlalu besar. Jika ruang dalam memutar piring terlalu kecil atau

dekat dengan tubuh maka dikhawatirkan properti akan menyentuh tubuh

atau pakaian penari, dan jika ruang yang dipakai terlalu besar maka gerak

akan kehilangan maknanya dan penari akan kehilangan kontrol tenaga

pada piringnya. Dikarenakan tari Piring dua belas dibawakan oleh Ratu

maka geraknya anggun dan tidak menggunakan ruang yang terlalu besar.

c) Menukar Piring

Menukar piring dilakukan dengan hitungan yang cepat. Namun

sebelumnya terdapat dua hitungan sebagai persiapan untuk menukar piring

15

dari tangan kiri ke tangan kanan, dan sebaliknya dari tangan kanan ke

tangan kiri. Posisi tangan kiri berada di sudut kiri depan tangan kanan.

Piring ditukar dengan cara dilemparkan menggunakan tenaga yang tidak

terlalu besar.

Piring dari tangan kiri ditangkap oleh tangan kanan dengan posisi tangan

kanan lebih rendah dari tangan kiri, sebaliknya piring dari tangan kanan

ditangkap oleh tangan kiri dengan posisi tangan kiri lebih tinggi dari

tangan kanan. Tangan kanan menangkap piring dari tangan kiri dengan

posisi lebih di depan dari tangan kiri saat menangkap piring dari tangan

kanan. Saat tangan menangkap piring diimbangi dengan tubuh yang

merendah.

Dalam gerakan ini dibutuhkan keyakinan dan konsentrasi yang lebih tinggi

dibanding gerakan yang lain, dikarenakan piring sangat riskan terjatuh.

Maka sebisa mungkin lemparan tidak terlalu jauh agar tangan lebih mudah

saat menangkap.

d) Melangkah di atas piring

Melangkah di atas piring adalah gerakan penari berjalan di atas piring.

Bagian kaki yang diinjakkan di piring bukan semua bagian telapak kaki,

melainkan jari dan telapak kaki bagian depan dengan tumpuan berada di

telapak kaki bagian depan (sedikit menjinjit).

Telapak kaki menginjak piring dengan posisi lutut menekuk. Saat kaki

menginjakkan piring, kaki yang berada di belakang diangkat perlahan

dimulai dari bagian tumit lalu bagian telapak kaki depan dan jari, dan

16

melangkah ke piring selanjutnya. (Deskripsi Teknik Pemakaian Properti

Piring pada Tari Piring Dua Belas terdapat pada Lampiran I)

2.3.4 Makna Ragam Gerak pada Tari Piring Dua Belas

Gerak dalam tari tidaklah sama dengan gerak keseharian. Gerak tari merupakan

gerak yang telah distilir dan didistorsi, artinya sudah mengalami perubahan bentuk

baik gerak-gerak yang bersifat murni yang tidak mengandung maksud-maksud

tertentu maupun gerak maknawi atau yang mempunyai maksud-maksud tertentu.

(Hadi, 2014: 12-13). Begitu juga pada tari piring dua belas, pada setiap geraknya

memiliki makna yang bersumber dari kehidupan sehari-hari atau filosofi

kehidupan. (Uraian makna gerak pada Lampiran I)

2.4 Teori Behavioristik

Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan

sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara

stimulus dan respon. Beberapa ilmuwan termasuk pendiri sekaligus penganut

behavioristi yaitu Thorndike, Watson, Hull, Guthrie dan Skinner (Hamdayama,

2016: 34).

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang

mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respon (yang juga bisa

berbentuk pikiran, perasaan, atau gerakan). Berdasarkan pengertian ini wujud

tingkah laku tersebut, bisa saja dapat diamati atau tidak diamati. Teori belajar

17

Thorndike juga disebut sebagai aliran connectionisme, belajar dapat dilakukan

dengan coba-coba (trial and error). Mencoba-coba dilakukan bila seseorang tidak

tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu, kemungkinan akan

ditemukan respon yang tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapinya.

Pada penelitian ini, peneliti merujuk pada teori behavioristik sesuai pendapat

Thorndike. Peneliti akan mengamati bagaimana proses stimulus dan respon dalam

pembelajaran teknik pemakaian properti piring di SMK Al-Hikmah Kalirejo, yaitu

bagaimana bentuk stimulus yang diberikan guru dan bentuk respon yang diberikan

siswa dalam pembelajaran tersebut.

2.5 Pembelajaran

Salah satu usaha untuk memberikan pelatihan tari guna menunjang keterampilan

gerak di bidang tari yaitu melalui pembelajaran. Hal ini didukung oleh

Rombepajung dalam Thobroni (2015: 17) bahwa pembelajaran adalah

pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui

pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Jadi hasil pembelajaran yang didapatkan

siswa berupa keterampilan. Keterampilan yang didapat siswa setelah

pembelajaran tari adalah keterampilan menari, khususnya keterampilan dalam

menggunakan properti piring.

Dalam unsur pembelajaran salah satunya adalah guru. Guru dengan sadar

berusaha mengatur lingkungan belajar, dengan seperangkat teori dan pengalaman

untuk mempersiapkan program pengajaran yang baik dan sistematis (Djamarah,

18

2015: 72). Menurut Hamdayama ( 2016: 128), seorang guru juga harus bisa

memilih pendekatan yang inovatif dalam strategi pembelajaran. Hal ini agar siswa

mampu terlibat secara aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran.

a. Model Pembelajaran

Model mengajar adalah sebuah perencanaan pengajaran yang

menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar.

Menurut Ismail dalam Hamdayama (2016: 129), berikut ciri khas model

pembelajaran.

1. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya

2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan secara berhasik

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

dapat tercapai

Model pembelajaran diantaranya adalah inquiry, kontekstual, ekspositori,

berbasis masalah, kooperatif, PAIKEM, terpadu, kuantum, kelas rangkap,

tugas terstruktur, tidak terstruktur, portofolio, PKR, dan tematik.

b. Strategi Pembelajaran

Menurut Russefendi dalam Hamdayama (2016: 127), strategi

pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih yang telah

dikaitkan dengan faktor yang menentukan strategi tersebut, yaitu:

1. Pemilihan materi

2. Penyajian materi

19

3. Cara menyajikan materi

4. Sasaran penerima materi

c. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru

atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi

itu disajikan. Pendekatan dalam pengelolaan kelas dapat dibedakan

menjadi beberapa ragam menurut Ahmadi (2018: 177).

1. Pendekatan iklim sosio-emosional

2. Pendekatan modifikasi tingkah laku

3. Pendekatan penghukuman atau ancaman

4. Pendekatan penguasaan dan penekanan

5. Pendekatan proses kelompok

Menurut Fathurrohman dan Sutikno dalam Ahmadi (2018: 180) ,

pendekatan dalam pengelolaan kelas antara lain sebagai berikut.

1. Pendekatan kekuasaan

2. Pendekatan kebebasan

3. Pendekatan keseimbangan peran

4. Pendekatan pengajaran

5. Pendekatan suasana emosi dan sosial

6. Pendekatan kombinasi

20

d. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran diartikan suatu cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Roestiyah (2008: 1-2), metode

mengajar atau teknik penyajian adalah suatu pengetahuan tentang tata cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain

ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau

menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran

tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.

Maka disimpulkan metode mengajar adalah cara yang digunakan guru

dalam menyampaikan/ menyajikan materi pelajaran agar dapat ditangkap

dan dipahami oleh siswa. Terdapat banyak metode mengajar, diantaranya

adalah metode demonstrasi, drill, diskusi, eksperimen, proyek dan

sebagainya.

e. Teknik Mengajar

Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode

pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan

guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Contoh,

mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.

2.6 Kompetensi Pedagogik

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10

ayat (1), disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

21

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik. Menurut Depdiknas dalam Ahmadi ( 2018: 21),

kompetensi pedagogik disebut dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran.

Kompetensi ini dapat dilihat dari merencanakan program belajar mengajar,

kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan

kemampuan melakukan penilaian. Pada penelitian ini, kompetensi ini akan

digunakan dalam membahas data yang telah didapatkan dalam penelitian.

a. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran

Depdiknas dalam Ahmadi (2018: 22), kompetensi penyusunan rencana

pembelajaran meliputi

1. Mampu mendeskripsikan tujuan

2. Mampu memilih materi

3. Mampu mengorganisasi materi

4. Mampu menentukan metode/ strategi pembelajaran

5. Mampu menentukan sumber belajar/ media/ alat peraga pembelajaran

6. Mampu menyusun perangkat penilaian

7. Mampu menentukan teknik penilaian

8. Mampu mengalokasikan waktu

b. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Kompetensi melaksanakan proses belajar berkenaan dengan kemampuan

guru dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Kemampuan ini antara lain

menyangkut penerapan metode pembelajaran yang efektif, penguasaan

22

pengendalian kelas (pengelolaan kelas), penggunaan media pembelajaran,

komunikasi dengan peserta didik, dan cara penilaian hasil pembelajaran

(Ahmadi, 2018: 23). Menurut Depdiknas dalam Ahmadi (2018: 23),

kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar meliputi :

1. Membuka pelajaran

2. Menyajikan materi

3. Menggunakan media dan metode

4. Menggunakan alat peraga

5. Menggunakan bahasa yang komunikatif

6. Menyimpulkan pelajaran

7. Memberikan umpan balik

8. Melaksanakan penilaian

9. Menggunakan waktu

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar

mengajar merupakan suaru kegiatan antar-manusia dengan tujuan

membantu perkembanagan dan menolong keterlibatan siswa dalam

pembelajaran.

c. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar

Kemampuan melakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran siswa

sangat penting untuk dimiliki seorang guru. Kemampuan ini sangat

menentukan evaluasi pembelajaran yang harus dilakukan agar benar-benar

memberikan masukan berupa data yang akurat yang menggambarkan

kemampuan menguasai materi pembelajaran dalam diri peserta didik

23

(Ahmadi, 2018: 25). Menurut Dediknas dalam Ahmadi (2018:26) ,

kompetensi penilaian belajar peserta didik meliputi hal-hal berikut.

1. Kemampuan memilih soal berdasarkan tingkat kesulitan

2. Kemampuan memilih soal berdasarkan tingkat pembeda

3. Kemampuan memperbaiki soal yang tidak valid

4. Kemampuan memeriksa jawab

5. Kemamuan mengklasifikasikan hasil-hasil penilaian

6. Kemampuan mengolah dan menganalisis hasil penilaian

7. Kemampuan membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian

8. Kemampuan menentukan korelasi soal berdasarkan hasil penilaian

9. Kemampuan mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian

10. Kemampuan menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis

11. Kemampuan menyusun program tindak lanjut hasil penilaian

12. Kemampuan mengklasifikasikan kemampuan siswa

13. Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian

14. Kemampuan melaksanakan tindak lanjut

15. Kemampuan mengevaluasi hasil tindak lanjut

16. Kemampuan menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil

penilaian.

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian yang berjudul “Teknik Pemakaian Properti Piring pada

Pembelajaran Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas di SMK Al-Hikmah

Kalirejo” merupakan sebuah penelitian yang menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk menyatakan keadaan, kondisi atau situasi, peristiwa atau

hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian dengan

tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau

wilayah penelitian, dan memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan

secara lugas seperti apa adanya (Arikunto dalam Febrina, 2016: 38).

Proses analisis data berlangsung dari mulai observasi pendahuluan dan akan

berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian. Proses analisis

data pada saat observasi pendahuluan di SMK Al-Hikmah Kalirejo guna

untuk mencari dan menyimpulkan suatu permasalahan yang akan menjadi

fokus penelitian. Proses analisis data selanjutnya adalah saat memasuki

penelitian di lapangan yakni di SMK Al-Hikmah Kalirejo. Dengan

pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner, data akan

25

dikumpulkan berkaitan dengan cara guru mengajarkan materi teknik

pemakaian properti piring pada ragam gerak tari piring dua belas merujuk

pada teori behavioristik.

Data-data yang telah terkumpul kemudian akan direduksi guna merangkum

dan memfokuskan pada hal-hal yang pokok agar mempermudah saat

melakukan penyajian data dan akan dibahas menggunakan teori kompetensi

pedagogik. Setelah proses reduksi maka data-data tersebut akan disajikan,

disimpulkan dan dilaporkan dalam bentuk narasi untuk mendeskripsikan

rumusan masalah.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data-data yang berasal dari guru tari

dan siswa sebagai subyek penelitian dan obyek penelitian adalah cara guru

mengajarkan teknik pemakaian piring. Berdasarkan informan tersebut akan

diamati cara guru mengajarkan teknik pemakaian properti piring dan siswa

pada pembelajaran tari piring dua belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan

(Sugiyono, 2016: 308)

26

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi,

wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Dalam penelitian kualitatif, teknik

pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara

mendalam, dan dokumentasi (Sugiyono, 2016: 309). Namun, pada penelitian

ini kuesioner juga digunakan guna mengumpulkan data untuk mengetahui

pendapat-pendapat siswa mengenai pembelajaran yang dilaksanakan.

a. Observasi

Marshall dalam Sugiyono (2016: 310) menyatakan bahwa, melalui

observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku

tersebut. Dari hal tersebut dapat dimengerti bahwa dengan observasi akan

lebih mampu memahami data dalam keseluruhan kondisi sosial sehingga

akan didapat pandangan yang menyeluruh. Selain itu, dengan observasi

peneliti juga memperoleh pengalaman langsung sehingga membuka

kemungkinan melakukan penemuan.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi non partisipan, yaitu

peneliti terlibat langsung hanya sebagai pengamat cara guru dalam

mengajarkan teknik pemakaian properti pada kegiatan ekstrakurikuler dan

respon siswa dalam menerima pelajaran. Peneliti melakukan observasi,

yaitu pada saat penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai cara

mengajar guru dalam proses pembelajaran teknik pemakaian properti tari

piring dua belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo yaitu dengan melihat

bagaiman stimulus yang diberikan guru dan respon dari siswa sebagai

interaksi.

27

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna salam

suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2016: 317). Wawancara

yang peneliti lakukan pertama adalah pada saat penelitian pendahuluan

yaitu dengan Ibu Rendri Feriana Lazorgi selaku pelatih di ekstrakurikuler

tari di SMK Al-Hikmah Kalirejo. Wawancara selanjutnya akan dilakukan

selama penelitian berlangsung yang berkaitan dengan teknik pemakaian

properti piring pada pembelajaran tari piring dua belas di SMK Al-

Hikmah Kalirejo.

Tabel 3.1 Instrumen Wawancara Guru Ekstrakurikuler SMK Al-Hikmah

Kalirejo

NO. Pertanyaan yang diajukan

1 Apakah di sekolah anda terdapat kegiatan ekstrakulikuler tari?

2 Berapa banyak pertemuan ekstrakulikuler dalam seminggu?

3 Tari apa sajakah yang sudah diajarkan dalam kegiatan ekstrakulikuler?

4 Tari apakah yang akan diajarkan pada ekstrakulikuler di semester genap

2017/2018?

5 Berapakah jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tari?

6 Dengan sekolah yang terbilang baru berdiri, bagaimanakah prestasi dari

ekstrakulikuler tari?

7 Apakah pernah mengajarkan tarian yang menggunakan properti tari?

Jika pernah, properti tari apa sajakah yang digunakan?

8 Bagaimana kemampuan siswa dalam belajar menari di ekstrakulikuler

tari?

9 Metode apa yang digunakan guru dalam mengajar di ekstrakulikuler

tari?

10 Bagaimana dukungan sekolah terhadap ekstrakulikuler tari?

28

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2016: 329). Dokumen

yang dimaksud berupa rekaman video dan foto selama penelitian

berlangsung. Hal ini berfungsi untuk memeriksa kembali hasil observasi

selama penelitian khususnya saat pembelajaran. Alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data berbentuk video dan foto adalah kamera ponsel

Lenovo tipe Vibe K4 Note .

d. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2016: 325), kuesioner adalah suatu pengumpulan data

dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada

responden. Pada penelitian ini responden merupakan siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler seni tari di SMK Al-Hikmah Kalirejo.

Kuesioner berisi pertanyaan seputar pengalaman siswa dalam mempelajari

tari piring dua belas guna menambah informasi kepada peneliti dari sudut

pandang siswa. (Daftar pertanyaan pada Lampiran 4)

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

29

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2016: 335). Teknik analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

a. Reduksi Data

Mereduksi data pada penelitian ini akan difokuskan pada data teknik

pemakaian properti piring pada pembelajaran ragam gerak tari Piring

dua belas yaitu pada cara guru mengajar. Data tersebut akan analisis

menggunakan teori kompetensi pedagogik.

Data hasil analisis ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang

terperinci, dirangkum, berkaitan dengan hal-hal pokok dan disusun

secara sistematis agar mudah dipahami. Mulai data dari hasil

observasi, wawancara, dokumentasi (berupa foto atau video), dan

kuesioner pada pelaksanaan pembelajaran.

b. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu hasil yang diperoleh dari

pelaksanaan pembelajaran teknik pemakaian properti piring pada

ragam gerak tari Piring dua belas yang dideskripsikan berdasarkan

hasil observasi dan dibahas menggunakan teori kompetensi pedagogik.

c. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif bertujuan menjawab rumusan

masalah. Setelah data tentang teknik pemakaian properti piring pada

30

pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas mengenai cara guru

mengajar telah disajikan maka akan ditarik kesimpulan.

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, didapat

kesimpulan dalam cara guru mengajarkan teknik pemakaian properti piring

pada pembelajaran tari piring dua belas di SMK Al-Hikmah Kalirejo adalah

sebagai berikut.

1. Guru mengajarkan teknik pemakaian properti piring menggunakan

pendekatan iklim sosio-emosional yaitu dengan menjaga hubungan

interpersonal yang baik untuk menciptakan kondisi belajar yang efektif,

seperti membimbing siswa secara individu, mengurangi kecemasan siswa

akan pecahnya piring saat terjatuh dengan menggunakan ruang terbuka

tanpa lantai semen/keramik/paving, serta memberikan motivasi kepada

siswa apabila terdapat keraguan siswa dalam bergerak.

2. Guru menggunakan metode demonstrasi dan latihan dalam pembelajaran.

Guru menyajikan materi menggunakan metode demonstrasi yang akan

diamati siswa dan kemudian dipraktikkan. Guru juga menampilkan video

tarian untuk diamati siswa, agar siswa mendapat gambaran tarian tersebut.

59

Dengan pengawasan guru, siswa berlatih menguasai teknik memakai

piring yang telah diajarkan.

3. Dalam mengajarkan teknik memakai piring, guru menerapkan strategi

pengajaran berupa mengajarkan teknik dan menerapkan bentuk latihan dari

yang mudah meningkat ke yang lebih sulit. Dimulai dari teknik memegang

piring dengan bentuk latihan Memegang piring menghadap bawah hitungan

1x8 menggunakan tangan kanan kemudian tangan kiri. Teknik memutar piring

dengan bentuk latihan memutar tangan tanpa menggunakan piring (melatih

pola putaran tangan), memutar piring menggunakan tangan kanan lalu

tangan kiri, dan kedua tangan bersamaan.

Teknik menukar piring dengan bentuk latihan menukar piring

menggunakan satu piring kemudian dua piring, melakukan latihan tersebut

dengan posisi duduk, jongkok, dan berdiri. Teknik melangkah di atas

piring dengan bentuk latihan melangkah di atas piring secara bersamaan

dengan siswa lain tanpa membawa piring, dan melangkah di atas piring

individu dengan memegang piring dan memutar arah di ujung piring

5.2 Saran

Dari penelitian ini terdapat beberapa saran yang bisa digunakan untuk

peningkatan penelitian proses pembelajaran maupun penelitian yang

berhubungan dengan tari piring dua belas yaitu antara lain:

60

1. Terdapat hal lain yang dapat diamati dalam pembelajaran tari Piring dua

belas khususnya pada teknik pemakaian propertinya yaitu cara mencegah

atau menanggulangi tangan yang berkeringat saat memakai properti piring,

serta pengaruh tempat latihan terhadap proses belajar memakai properti

piring.

2. Perlu diperhatikan dalam kegiatan perencanaan dan penilaian

pembelajaran serta dalam proses pembelajaran yaitu membuka pelajaran,

karena hal tersebut termasuk ke dalam kompetensi pedagogik yang harus

dikuasai guru.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. 2018. Profesi Keguruan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Aprilia, Sucia. 2016. Kemampuan Siswa Menari Piring 12 pada Kegiatasn

Ekstrakulikuler di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Skripsi Pada Program

Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila : tidak diterbitkan

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2015. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta

Febrina, Sally. 2016. Penggunaan Metode Drill dalam Pembelajaran Tari Bedana

Pada Kegiatan Ekstrakulikuler di SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Skripsi

Pada Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila : tidak diterbitkan

Hadi, Soemandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher

_______________. 2014. Koreografi Bentuk-Tari-Isi. Yogyakarta : Cipta Media

Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hidajat, Robby. 2004. Koreografi Anak-Anak. Yogyakarta: Program Pendidikan

Seni Tari Universitas Negeri Malang

_____________. 2008. Seni Tari: Pengantar Teori dan Praktek Menyusun Tari

Bagi Guru. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas

Negeri Malang

Ismayanti, Nurul Fauziah. 2013. Penggunaan Properti Tari sebagai Stimulus

Untuk Meningkatkan Kreativitas Gerak Tari Pada Siswa Kelas V di SDN

Curug Agung Padalarang Kabupaten Bandung. Skripsi pada Program Studi

Pendidikan Seni Tari FPBS Bandung: tidak diterbitkan

Jazuli, M. 2016. Paradigma Pendidikan Seni. Sukoharjo: CV. Farishma Indonesia

Mariyana. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Tari Piring Dua Belas di

SMA Bandar Lampung. Tesis pada Program Pascasarjana Magister

Teknologi Pendidikan FKIP Unila : tidak diterbitkan

Mustika, I Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung :

AURA

N.K., Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Rahayu, Anisya Wicita. 2016. Kemampuan Siswa Memakai Properti dalam

Pembelajaran Tari Kreasi Lampung di SMP LKMD Sekampung Lampung

Timur. Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila : tidak

diterbitkan

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung. 2016. Diskripsi Tari Tradisional

Daerah Lampung Pembelajaran Gerak Tari : Tari Piring Dua Belas.

Bandar Lampung: UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung

GLOSARIUM

Benawang : Nama salah satu daerah yang dulunya kerajaan di

Tanggamus

Gambus lunik : Gambus kecil, merupakan alat musik yang terbuat dari

kayu nangka dan kulit, berdawai dan bersenar

Hulu Balang : Prajurit perang

Kebandaran : Wilayah yang lingkupnya lebih kecil dari kerajaan

Laga Puyuh : Ragam gerak tari piring dua belas yang berarti burung

yang berlaga

Marga : Masyarakat adat

Mejong Sumbah : Ragam gerak tari piring dua belas yang berarti duduk

menghormat

Ngahelop : Ragam gerak tari piring dua belas yang berarti berjalan

Ngakakhelap : Ragam gerak tari piring dua belas yang berarti

memanggil

Ngokkos : Menghidangkan makanan

Nokkoh : Ragam gerak tari piring dua belas yang berarti

nukar/menukar

Paksi : Kerajaan

Penayuhan : Resepsi pernikahan bujang gadis

Sabatang : Ragam gerak tari piring dua belas yang berarti sungai

Semaka : Salah satu daerah di Tanggamus