Teknik Menulis Karya Ilmiah

download Teknik Menulis Karya Ilmiah

If you can't read please download the document

Transcript of Teknik Menulis Karya Ilmiah

TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH

14

TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH :

BEBERAPA POKOK PIKIRAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Siti Isnaniah,S.Pd

Oleh:

Andri Widyatama J 110070008

Fransiskus S JayantoJ 110070022

Ratna MartasariJ 110070034

Nurwahida PuspitasariJ 110070038

Dicky Adi NugrohoJ 110070044

Indah Dwi AstutiJ 110070045

Aji Candra WinataJ 110070048

Bemmy CandraJ 110070049

Rendy Nursholeh Tajudin J 110070051

FISIOTERAPI (D4)

FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2007

TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH:

BEBERAPA POKOK PIKIRAN

Pendahuluan

Menulis karya ilmiah merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki serta menjadi tuntutan bagi orang-orang yang bergelut dalam dunia akademis, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, guru.

Suka atau tidak, setiap mahasiswa sebagai salah satu anggota masyarakat akademis harus menjadi penulis yang baik. Ini disebabkan, menulis merupakan hal pokok yang digunakan oleh dosen dalam mengukur kemampuan akademis mahasiswanya. Sebelum mahasiswa dinyatakan lulus, umumnya mahasiswa harus menulis karya ilmiah atau laporan penelitian yang mengacu pada standar penulisan ilmiah yang telah ditetapkan oleh lembaga. Dengan demikian, selain harus menjadi penulis, mahasiswa juga harus mengetahui tata cara menulis ilmiah secara standar.

Dalam tahap sederhana, tulisan ilmiah dimulai dengan penguasaan menulis paragraf dan penguasaan menulis esai. Penguasaan secara teknis dan teoritis mengenai penulisan paragraf akan membantu penulis menguasai tulisan yang lebih luas dan lebih mendalam dalam bentuk makalah dan artikel untuk jurnal. Karena itu, penulis tidak saja harus menguasi kaidah penulisan ilmiah, penulisaan gaya penulisan, tetapi juga praktik dan penguasaan gramatika,

Bertolak pada kondisi yang telah diuraikan di atas, penulis memandang perlu untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa perihal pokok-pokok pikiran yang terkait dengan keterampilan menulis karya ilmiah sehingga pada gilirannya mahasiswa diharapkan mampu menulis karya ilmiah yang baik dan benar.

Hakikat Menulis

Writing is of strategic importance to the outcome of these ideological struggles, as we discuss in relation to two significant sites: the press and schooling.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu. Menulis merupakam suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa (Lado dalam Tarigan, 1986: 21).

Sementara itu, menurut Morsey dalam Tarigan (1986: 20) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis maka sang penulis haruslah trampil memanfaatkan grafonologi, struktur bahasa dan kosa kata.

Melihat definisi-definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasannya menulis merupakan suatu kegiatan pengungkapan ide, gagasan, perasaan atau emosi yang dapat dinyatakan dalam bentuk lambing-lambang, grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang dan menulis merupakan alat berkomunikasi secara tidak langsung karena diperlukan suatu perantara antar orang lain untuk berkomunikasi. Perantara itu merupakan tulisan yang dapat berbentuk lambang-lambang yang biasanya dibakukan dalam sebuah buku.

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan; tetapi karena tujuan itu sangat beraneka ragam, maka bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori di bawah ini:

Memberitahukan atau mengajarMenyakinkan atau mendesakMenghibur atau menyenangkanMengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api (D Angelo dalam Tarigan, 1986: 22)

Hakikat Tulisan Karya Ilmiah

Sebuah tulisan dikembangkan dengan mengacu pada tiga hal : tujuan, audiens, dan tone. Tujuan tulisan mengacu pada untuk apa tulisan disajikan. Dalam konteks ini penulis bisa memilih mode atau retorika yang sesuai misalnya narasi, deskripsi, eksposisi, atau argumentasi. Dari segi audiens penulis bisa mengatur bobot dan gaya penulisan menjadi formal, informal, atau populer. Tujuan dan audiens, menentukan bagaimana gaya bahasa dan sikap (tone) dari penulis.

Kemasan tulisan dengan mengacu pada tujuan, audiens, dan tone tersebut akan menentukan tulisan ilmiah populer atau akademik. Tulisan ilmiah populer, ditujukan untuk pembahasan ringkas, audiensnya umum, dan bahasanya sedikit gaul. Tulisan ilmiah akademis ditujukan untuk academic exercises yang menekankan pada keterampilan menulis sumber-sumber untuk dirujuk, dianalisis, dan disintesis.

Karya ilmiah merupakan tulisan yang memiliki bobot akademis tertentu ditinjau dari aspek organisasi tulisan, substansi masalah, akurasi data, dan penyajian. Karya ilmiah dievaluasi secara ketat dari berbagai aspek sebagai kriteria sehingga karya ilmiah yang berbobot harus ditulis dengan cermat. Secara umum karya ilmiah disajikan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penulisan dengan kisaran jumlah kata antara 150 kata, 300 kata, 1.500 kata, 10.000 kata, 30.000 kata, 40.000 kata, dan 75.000 kata (Budiharso, 2005).

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Sudjiman dan Sugono (1991 : 1-3) karya ilmiah adalah sastra karya tulis yang penyusunannya didasarkan pada kajian ilmiah. Penyusunan karya ilmiah didahului oleh penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

Bentuk Tulisan Karya Ilmiah

Menurut Bratowijoyo (1985:8-9) karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang mengaji fakta yang ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam hal ciri khusus karangan ilmiah,dikatakannya pula bahwa karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibat.

Menurut bentuk dan jumlah kata yang disusun, tulisan ilmiah bisa berupa : (1) buku, (2) modul, (3) diktat, (4) paper, (5) makalah, (6) skripsi, (7) tesis, (8) disertasi, (9) komposisi, (10) esai, (11) artikel jurnal ilmiah, (12) laporan penelitian, (13) pidato resmi, (14) resensi buku. Berikut ini secara singkat diterangkan pengertian masing-masing bentuk tulisan itu.

Buku ialah tulisan ilmiah yang berhasil diterbitkan dalam jumlah yang relatif banyak dan biasanya diperjualbelikan, sedangkan modul ialah uraian mata kuliah tertentu yang didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuliahan. Sementara itu, diktat ialah tulisan ilmiah yang lebih panjang dari modul yang disusun untuk digunakan dalam perkuliahan.

Paper adalah tulisan ilmiah yang panjang isinya kurang lebih lima halaman biasanya disusun untuk memenuhi permintaan dosen pengajar mata kuliah tertentu. Sedangkan makalah ialah tulisan ilmiah yang disusun untuk dibahas pada pertemuan ilmiah berupa seminar atau simposium. Makalah biasanya berisi hasil penelitian atau kajian ilmu tertentu atau berupa penemuan baru sebagai tanda bahwa disiplin ilmu yang bersangkutan berkembang.

Skripsi ialah tulisan ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan mengakhiri studi bagi program S1 guna mencapai gelar Sarjana. Sedangkan tesis ialah tulisan yang disusun untuk memenuhi persyaratan menempuh ujiian S2 atau magister. Sementara itu, disertasi ialah tulisan ilmiah yang disusun untuk mencapai derajat akademis doktor (S3).

Komposisi merupakan tulisan ilmiah populer yang digunakan di Amerika Serikat sebagai alat uji mahasiswa. Dalam praktik sehari-hari, komposisi digunakan antara lain untuuk: (1) Ujian menulis, (2) Test TOEFL, (3) Teks pidato resmi, (4) Artikel opini untuk koran, (5) Kolom dalam majalah, dan (6) Replik dan duplik di pengadilan.

Tulisan ilmiah yang lebih luas lagi seringdisebut esai; yang disajikan seperti misalnya dalam bentuk artikel untuk jurnal ilmiah, paper tugas mata kuliah, proposal penelitian, atau proposal proyeksi jumlah kata yang diperlukan untuk menyusun suatu esai yang standar antara 25.000 sampai 30.000 kata.

Esai yang lebih luas cakupannya bisa dalam bentuk laporan penelitian, skripsi, tesis magisteer, atau disertasi doktor. Tulisan jenis ini memerlukan jumlah halaman antara 40 tidak termasuk lampiran. Skripsi atau tesis magister menurut standar di beberapa perguruan tinggi di Inggris dan Amerika ditulis dalam jumlah kata antara 40.000 70.000. Sedangkan disertasi ditulis dalam jumlah kata 70.000 100.000.

Syarat Tulisan Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemiliran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil penelitian pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitianPembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannyaBaik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentuBahasanya lengkap, terperinci, teratur dan cermatBahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir

Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang :

Masalah yang ditelitiMetode penelitianTeknik menulis karangan ilmiahPenguasaan bahasa yang baik

Sedangkan menurut Langan dalam Mansoer Pateda dan Yennie P. Pulubuhu (1993: 5) ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan disebut ilmiah. Syarat itu, ialah : (a) komunikatif, (b) bernalar, (c) logis, (d) ekonomis, (e) berdasarkan landasan teori yang kuat, (f) relevan dengan disiplin ilmu yang dibahas, (g) mempunyai sumber penopang mutakhir, dan (h) bertanggung jawab.

Komunikatif berarti uraian seharusnya mudah dipahami pembaca. Selanjutnya bernalar maksudnya tulisan ilmiah itu harus sistematis, isi pikiran yang dikemukakan berurutan secara bersistem, berhubungan satu dengan yang lain, dan mengikuti metode penulisan yang tepat. Kemudian ekonomis, maksudnya kata dan kalimat yang digunakan harus dipilih sedemikian rupa sehingga padat berisi. Tulisan ilmiah harus berlandaskan teori yang kuat. Untuk mendapatkan teori yang kuat, kita harus banyak membaca dan membandingkan antara teori yang satu dengan teori yang lain. Syarat lain, yakni harus relevan dengan disiplin ilmu yang bersangkutan. Berkaitan dengan landasan teori yang digunakan, maka harus diusahakan agar teori yang digunakan adalah teori mutakhir. Dan akhirnya, satu tulisan ilmiah harus bertanggung jawab. Maksudnya, sumber data, buku acuan, sumber kutipan harus secara jujur disebutkan.

Tahapan Menulis Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah pada hakikatnya merupakan proses pengolahan mental dari seorang penulis dan penuangan hasil olah mentalnya itu kedalam tulisan yang sistematis (Joko Prayitno, 2000:69).

Atas dasar pertimbangan diatas, tulisan kecil ini dibuat dengan tujuan menjawab persoalan diseputar bagaimana proses dan pengtahapan penulisan karya ilmiah itu berlangsung khususnya pada tahapan penguasaan jenis tulisan, yaitu penguasaan paragraph dan peguasaan komposisi atau esai.

Bagian ini dibatasi pada tahapan penguasaan jenis tulisan, yaitu penguasaan paragraf dan penguasaan komposisi atau esai.

Paragraf

Paragraf maksudnya unit tulisan yang paling pendek, bisa berbentuk satu kalimat dan beberapa kalimat. Paragraf yang baik haruslah memenuhi unsur : (1) kalimat topik dan dalam kalimat topik dijelaskan secara tegas ide pembatasnya, (2) memiliki kalimat pengembang, (3) memiliki kalimat penyimpul, (4) memiliki koherensi, dan (5) memiliki keutuhan (unity).

Paragraf yang memiliki kalimat topik dan ide pembatas disebut sebagai paragraf yang linier. Kalimat pengembang, sebagai penjelas dari ide pembatas. Kalimat penyimpul bertujuan untuk menegaskan kembali kalimat topik sehingga pembaca akan mudah mengingat ide yang diungkapkan dalam seluruh teks paragraaf. Kalimat penyimpul bisa dibuat dengan : (1) meringkas isi yang diuraikan dalam kalimat pengembang, (2) memparafrase uraian dalam kalimat pengembang tetapi lebih ringkas, dan (3) mengutip kembali kalimat topik. Koherensi artinya kata dan kalimat yang digunakan dalam seluruh isi paragraf haruslah runut dan padu, sehingga mudah dan enak dibaca. Syarat terakhir paragraf yang baik ialah memiliki unity. Unity maksudnya satu paragraf hanya membahas satu pokok pikiran.

Komposisi atau Esai

Komposisi ialah tulisan yang terdiri dari 3 5 paragraf. Karena sifat uraian bebas, komposisi biasa disebut dengan istilah esai. Tulisan ini secara ilmiah digunakan untuk menguji kompetensi misalnya TOEFL, seleksi masuk program doktor atau tes keluar negeri. Komposisi sangat bermanfaat untuk memberikan informasi akurat mengenai autentisitas seseorang dalam sebuah tes.

Pengembangan Komposisi

Komposisi atau esai memiliki tiga unsur yang harus dipenuhi : (1) paragraf pembuka, (2) paragraf pengembang, dan (3) paragraf penutup.

Gaya Bahasa Dalam Menulis Karya Ilmiah

Karangan ilmiah adalah sebuah tulisan yang memaparkan ilmu pengetahuan. Bahasa yang digunakan dalam karangan ilmiah adalah bahasa tulis.Bahasa tulis yang digunakan dalam tulisan ilmiah adalah bahasa tulis baku, ragam ilmu pengetahuan. Bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan adalah bahasa yang memiliki cirri-ciri: pilihan kata dan peristilahannya dalam paragraph baik, penalaran dan sistematikanya bagus, pemaparan gaya bahasanya menarik (Suwiti dalam Joko Prayitno, 2000:128).

Untuk menulis dengan baik, diperlukan penguasaan retorika dan aspek kebahasan yang lazim digunakan dalam mengungkapkan ide tertulis.

Retorika, didefinisikan sebagai bagaimana cara seseorang menyampaikan ide, melandasi pengetahuan penulis untuk menyampaikan pokok pikiran dan pengembangan pikiran dalam kalimat dan paragraf. Penguasaan penulisan tentang retorika memudahkan penulis menuangkan ide dalam paragraf, memilih kalimat topik, membuat kalimat pengembang, memilih kalimat yang sesuai, dan memilih kosa kata yang cocok.

Aspek kebahasaan dalam menulis meliputi empat hal : (1) penyusunan kalimat efektif dalam bentuk kalimat sederhana, kalimat majemuk, kalimat kompleks, dan kalimat majekmuk kompleks, (2) penggunaan tata bahasa yang baik dan benar, (3) penggunaan kosa kata yang sesuai, dan (4) penggunaan mekanik dalam tulisan, seperti : tanda-tanda baca, huruf kapital, dan penguasaan teknis pengetikan.

Dalam menulis karya ilmiah, ada empat hal yang harus dipertimbangkan sejak awal. Keempat hal tersebut ialah: sikap, tujuan, pembaca, dan waktu yang tersedia untuk menulis (TOPAS = tone, purpose, audience, dan specific, requirement). Sikap pembaca dan tujuan penulisan akan mempengaruhi bagaimana penyajian kalimat, pilihan kata, dan gaya bahasa. Hal penting lain dalam tulisan ilmiah ialah penggunaan pilihan kata atau diksi. Setiap penulis memiliki gaya dan pilihan kata sendiri yang dianggap sesuai. Kata-kata yang efektif ialah kata-kata yang langsung, tidak ambigu dan jelas bagi pembaca.

Gaya bahasa dalam tulisan ilmiah juga dipengaruhi oleh proses penyutingan. Umumnya proses penyutingan dilakukan untuk empat tujuan : (1) penyutingan isi, (2) penyutingan bahasa, (3) penyutingan format, dan (4) penyutingan pra-cetak. Penyutingan isi bertujuan untuk menentukan mutu sebuah artikel. Indikator mutu meliputi: aspek cakupan keilmuan, orisinalitas isi, dampak ilmiah, ketajaman analisis dan simpulan artikel dan kemutakhiran rujuan (DP3M Dikti, 1997).

Penyutingan bahasa bertujuan memantapkan tata cara penyajian, penulisan, penyuguhan pendukung, dan ketaat-azasan pada gaya selingkung (DP3M Dikti, 1997). Penyutingan format bertujuan untuk melihat konsistensi penggunaan gaya selingkung. Gaya selingkung merupakan kaidah dan pedoman gaya penulisan yang ditetapkan oleh lembaga. Tujuan penyutingan pra-cetak ialah sebelum naskah di-layout, harus dipastikan bahwa setter bisa membaca dengan baik koreksi kesalahan naskah sehingga setter tidak membuat kekeliruan dalam layout dan setting.

Proses Lahirnya Tulisan

Sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda (1993: 97 - 98), Mc Mahan menjelaskan bahwa tulisan itu muncul atau lahir melalui satu proses, yang disebut proses penciptaan tulisan. Proses itu berurutan sebagai berikut :

merencanakan,menetapkan masalah yang akan ditulis,membatasi masalah yang berarti menentukan lingkupannya,mengkaji tulisan yang pernah ada yang berkaitan dengan tulisan yang akan disusun,membuat kerangka,mengumpulkan bahan,menyusun bahan,menyeleksi dan mengganti kata dan kalimat yang digunakan,memeriksa dan menilai, menyusun konsep akhir,mengetik dan mengandakan,menyiarkan atau menyampaikannya dalam forum ilmiah

Teknik Notasi Ilmiah

Salah satu ciri yang mendukung karya tulis ilmiah adalah kejujuran ilmiah dalam bentuk pernyataan tentang hasil karya orang lain yang telah disajikan dalam bentuk bahan pustaka. Bahan pustaka ini yang disebut daftar pustaka (Lumintaintang, 1997:45).

Masalah yang perlu diperhatikan oleh setiap penulis ialah penulisan daftar pustaka dan catatan kaki.

Daftar Pustaka

Yang dimaksud daftar pustaka ialah daftar sumber tertulis yang dipergunakan untuk menyusun suatu karangan. Sumber-sumber yang disebut dalam daftar pustaka ialah sumber-sumber yang relevan, yang berarti bahwa dari sumber-sumber itu telah dikutip pendapat, data atau keterangan seperti yang disebut dalam teks. Daftar pustaka dicantumkan pada bagian terakhir suatu karangan yaitu sesudah kesimpulan.

Penulisan daftar pustaka hendaknya memenuhi kaidah yang sudah lazim. Penulisannya disusun secara alfabetik, dari A ke Z. penulisan daftar pustaka secara lengkap menggunakan pola urutan : nama pengarang, tahun terbit, judul karangan atau buku, kota penerbitan, dan lembaga penerbitan. Diantara unsur-unsur tersebut dicantumkan tanda titik (.), kecuali diantara nama kota dan nama lembaga penerbitan dicantumkan tanda titik dua (:).

Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan ialah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah (Gorys Keraf, 1993: 179). Kutipan itu dimaksudkan untuk mencari persamaan pendapat, memperbandingkan pendapat, atau boleh jadi justru untuk menyatakan perbedaan-perbedaannya.

Disamping kutipan-kutipan yang secara langsung dimasukkan ke dalam teks, ada juga keterangan yang tidak secara langsung berhubungan dengan pokok pembicaraan, sehingga ditempatkan di luar teks. Keterangan semacam itu lazim disebut dengan catatan kaki. Penulisannya berada di awal baris terakhir suatu halaman teks, ditandai dengan nomor urut berangka Arab sesuai dengan jumlah catatan kaki yang diperlukan. Catatan kaki ditulis berspasi rapat, di bawah garis sepanjang 15 ketukan dari margin kiri.

Simpulan dan Saran

Karya tulis ilmiah merupakan salah satu produk dari kemampuan berbahasa bagi orang-orang yang bergelut dalam dunia akademis, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, guru, dll.

Dalam tahap sederhana, tulisan ilmiah dimulai dengan penguasaan menulis paragraf dan penguasaan menulis esai. Penguasaan secara teknis dan teoritis mengenai penulisan paragraf akan membantu penulis menguasai tulisan yang lebih luas dan lebih mendalam dalam bentuk makalah dan artikel untuk jurnal, karena itu, penulis tidak saja harus menguasai kaidah penulisan ilmiah, penulisan gaya penulisan, tetapi juga praktik dan penguasaan gramatika.

Demikian, tujuan dari penulisan makalah ini yaitu berbagi pengetahuan dan pengalaman di seputar penulisan karya ilmiah, terutama proses dan pengtahapannya. Penulis menyarankan agar dalam penulisan karya ilmiah digunakan alur pemikiran yang didasarkan atas pola pemikiran yang mapan, didukung oleh bukti-bukti yang memadai, dan disajikan dalam bahasa yang jelas sehingga dapat memuaskan pembaca dalam membaca tulisan anda.

Penyusun menyadari bawah makalah ini belumlah sempurna dan dengan demikian jelas masih perlu dikembangkan lagi pada masa-masa yang akan datang. Wajarlah apabila kritik dan saran senantiasa diharapkan oleh penyusun makalah ini, sehingga kelak semakin memenuhi harapan para pemakainya. Sementara itu melalui lembaran ini ingin disampaikan terima kasih kepada Ibu Siti Isnaniah, S.Pd. selaku dosen pengajar Bahasa Indonesia dan kepada teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Harapan penyusun tiada lain bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pelaku yang bergelut di dalam dunia akademis. Semoga kekurangan yang ada tidaklah mengurangi manfaatnya bagi para pemakai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ngalim. 1998. Bahasa Indonesia Pengantar Menulis Karya Ilmiah Bidang Ekonomi. Makalah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Budhi Setiawan. 2005. Keterampilan Menulis Karya Ilmiah. Makalah. Surakarta: Kelompok Studi dan Penelitian Principium Fakultas Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret.

Budi Raharjo. 2007. Panduan Menulis Karya Ilmiah: Thesis, Skripsi, dan Makalah. http://loommy.wordpress.com/2007/05/04/panduan-menulis-karya-ilmiah-thesis-skripsi-dan-makalah" http://loommy.wordpress.com/2007/05/04/panduan-menulis-karya-ilmiah-thesis-skripsi-dan-makalah /(Diakses 15 November 2007).

Clark, Romi dan Roz Ivanic. 1997. The Politics of Writing. New York: Routledge.

Gorys Keraf. 1993. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Hariwijoyo, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Citra Pustaka.

Harun Joko Prayitno. 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Kharisma. 2001. Tips Menulis Ilmiah Populer. http://kharisma.de/files/education/tips%20menulis%20ilmiah%20populer.pdf" http://kharisma.de/files/education/tips%20menulis%20ilmiah%20populer.pdf. (Diakses 15 November 2007).

Mansoer Pateda dan Yenie P Pulubuhu. 1993. Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Dasar Umum. Ende Flores: Nusa Indah.

Mukayat D Brotowidjojo. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Panuti Sudjiman dan Dendy Sugono. 1991. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kelompok 24 Pengajaran Bahasa Indonesia.

Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1997. Sarana Pendukung Penulisan Artikel Ilmiah. Dalam Laporan Penelitian Penatar Penulisan Artikel Ilmiah di Perguruan Tinggi. Debdikbud: DP3M Dikti.

Revolta, Yon's. 2006. Karya Ilmiah Populer. http://penamuda.multiply.com/journal/item/31/tips-menulis-karya-ilmiah-populer(Diakses 15 November 2007).

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Teguh Budiharso. 2005. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Gala Ilmu.

Yayah B Lumintaintang. 1997. Teknik Penulisan Ilmiah. Debdikbud: DP4M.

Yudiono. 1984. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Ilmiah. Semarang: Basang Penerbit Universitas Diponegoro.