Teknik Konstruksi

6
1. Sebuah bujur sangkar ABCD dibagi menjadi banyak bujur sangkar kecil, sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini. A 1 2 3 4 5 B 1 2 3 4 5 D C Jika kita berpikir secara logic (vertikal) maka dengan mudah terlihat ada satu bujursangkar besar dan 25 bujursangkar kecil dalam gambar diatas. Tetapi jika kita berpikir secara kreatif (lateral), kita dapat mengungkap adanya banyak bujursangkar tersembunyi sehingga jumlah bujursangkar dalam gambar disamping akan lebih banyak dari 26 bujur sangkar. Sekarang anda diminta menghitung jumlah bujursangkar (terlihat maupun tersembunyi) dalam bujursangkar ABCD tergambar dengan memakai cara berpikir kreatif (lateral). Jumlah bujur sangkar kecil : Horizontal n = 5 Vertikal n = 5 Jika n = 1, ada 1 1x1 bujursangkar. Jika n = 2, ada 1 2x2 bujursangkar, 4 1x1 bujursangkar. Jika n = 3, ada 1 3x3 bujursangkar, 4 2x2 bujursangkar, 9 1x1 bujursangkar. Pola penjumlahan diatas adalah Jika n = n, ada 1 nxn , 4 (n-1)x(n-1) , 9 (n-2)x(n-2), ....., n 2 (1x1) Jumlah bujur sangkar menjadi 1 2 + 2 2 + 3 2 + ... + n 2 = 6 ) 1 2 )( 1 ( + + n n n Total Bujur sangkar = = + + 6 ) 1 5 . 2 )( 1 5 ( 5 55 bujur sangkar yang terdiri dari 1 --- 5x5 bujursangkar 4 --- 4x4 bujursangkar 9 --- 3x3 bujursangkar 16 --- 2x2 bujursangkar 25 --- 1x1 bujursangkar

Transcript of Teknik Konstruksi

  • 1. Sebuah bujur sangkar ABCD dibagi menjadi banyak bujur sangkar kecil,

    sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini.

    A 1 2 3 4 5 B

    1

    2

    3

    4

    5

    D C

    Jika kita berpikir secara logic (vertikal) maka dengan mudah terlihat ada satu

    bujursangkar besar dan 25 bujursangkar kecil dalam gambar diatas. Tetapi jika kita

    berpikir secara kreatif (lateral), kita dapat mengungkap adanya banyak bujursangkar

    tersembunyi sehingga jumlah bujursangkar dalam gambar disamping akan lebih

    banyak dari 26 bujur sangkar. Sekarang anda diminta menghitung jumlah

    bujursangkar (terlihat maupun tersembunyi) dalam bujursangkar ABCD tergambar

    dengan memakai cara berpikir kreatif (lateral).

    Jumlah bujur sangkar kecil : Horizontal n = 5 Vertikal n = 5 Jika n = 1, ada 1 1x1 bujursangkar. Jika n = 2, ada 1 2x2 bujursangkar, 4 1x1 bujursangkar. Jika n = 3, ada 1 3x3 bujursangkar, 4 2x2 bujursangkar, 9 1x1 bujursangkar. Pola penjumlahan diatas adalah Jika n = n, ada 1 nxn , 4 (n-1)x(n-1) , 9 (n-2)x(n-2), ....., n2 (1x1) Jumlah bujur sangkar menjadi

    12 + 22 + 32 + ... + n2 = 6

    )12)(1( ++ nnn

    Total Bujur sangkar = =++

    6

    )15.2)(15(555 bujur sangkar yang terdiri dari

    1 --- 5x5 bujursangkar 4 --- 4x4 bujursangkar 9 --- 3x3 bujursangkar 16 --- 2x2 bujursangkar 25 --- 1x1 bujursangkar

  • 2. Bagilah bentuk tidak teratur dalam gambar matematika dibawah ini, menjadi 2 (dua) bentuk baru yang sama dan sebangun dengan menyambut baik kehadiran hal-hal yang mencampuri dari luar (one welcomes chance of instructions). Sehubungan bentuk tidak teratur tergambar disamping, tidak mempunyai garis simetris, maka solusi problema ini, tidak dapat memakai cara berpikir normatif (logik) tetapi harus berani meninggalkan pola lama dan mencari pola baru (berpikir kreatif).

    Pengukuran dengan menggunakan penggaris pada kertas soal yang dibagikan :

    Terbagi menjadi dua buah bentuk baru yang sama dan sebangun. 3. Pada kurun waktu tahun 1967 - 1970, satu kontraktor nasional ditugaskan

    melaksanakan pekerjaan rumah pompa dan bangunan penangkap pasir di proyek irigasi Karanganyar, kabupaten Demak, Jawa Tengah. Lokasi proyek berada 5,00 km sebelah barat kota Kudus, pusat industri rokok kretek di Jawa Tengah. Pekerjaan ini diperoleh kontraktor melalui penunjukan langsung dengan sistem kontrak unit price. Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas pekerjaan tanah dan pondasi rumah pompa. Sesuai gambar design yang dibuat konsultan perencana, ukuran galian tanah terdiri lebar-dasar 12,00 m dan kedalaman 14,00 m. Jenis pondasi terdiri 600 buah Strauss-Pile Beton 30,00 cm - panjang 130,00 cm.

    Setelah pekerjaan penggalian tanah selesai dan diteruskan dengan pekerjaan

    pondasi sesuai gambar desain, tetapi baru mencapai pengecoran beton 102 buah

  • Strauss-Pile, tiba-tiba terjadi longsor tebing galian kanan dan kirinya, dan dasar galian berikut 102 buah Strauss-pile, terangkat keatas (uplift). Peristiwa ini biasa disebut critical sliding, terlihat pada sketsa gambar berikut.

    Kejadian demikian dikategorikan sebagai kejadian force majeur atau bencana alam,

    maka tak ada sanksi pemutusan kontrak antara pemberi tugas (owner) dengan konsultan maupun kontraktor. Tetapi dilakukan tindakan koreksi manajerial sebagai berikut :

    1. Pihak owner mengganti pimpinan proyek dengan pejabat senior yang lebih

    bertanggung jawab dan banyak pengalaman supervisi di proyek. 2. Konsultan perencana ditugaskan membuat redesign pondasi rumah pompa

    tanpa diberi tambahan fee atau imbalan jasa. 3. Kontraktor pelaksana wajib mengganti kepala proyek dengan senior manager

    professional dan telah berpengalaman konstruksi di banyak proyek. Desain baru (redesign) dari konsultan perencana, mengganti 600 buah Strauss-pile beton 30,00 cm panjang 130,00 cm dengan 200 buah tiang pancang beton penampang persegi 35,00 cm x 35,00 cm dan panjang masing masing 24,00 m. Sekarang, kecuali redesign tersebut, anda diminta membuat analisis kejadian gagal konstruksi pondasi rumah pompa itu dan mencari alternative metoda konstruksi tepat guna untuk mencegah terulangnya gagal konstruksi itu.

    Kurangnya data mengenai kemiringan galian tanah, kondisi tanah dan pengaman pekerjaan galian di dalam lokasi proyek membuat kita untuk mengambil asumsi sbb : 1. Kemiringan galian curam 2. Kondisi tanah jelek / tanah tidak punya kohesi 3. Cuaca disekitar lokasi sering hujan / tidak menentu 4. Tidak adanya terpal atau pengaman galian yang lain pada saat pekerjaan

    Pada gambar, kegagalan tanah yang terjadi adalah critical sliding yang penyebab utamanya terdapat beban berlebih (overburden pressure) di bibir galian. Penyebab - penyebab tambahan yang mengakibatkan longsor tersebut dapat dilihat pada poin 1 s/d 4. Terjadinya gaya angkat / uplift pada Strauss-pile lebih dikarenakan desakan tanah pada waktu longsor bukan karena air. Karena muka air tanah masih dibawah dasar Strauss-pile.

    Solusi :

    1. Galian tanah dibuat berundak undak 2. Kemiringan galian tidak boleh terlalu curam, harus dengan rasio yang tepat

  • 3. Disediakan pengaman dari terpal untuk memprotect sisi miring galian sehingga aliran air tidak langsung menghantam tanah galian.

    4. Sisa galian tanah tidak boleh ditimbun di bibir galian / tidak boleh ada pembebanan di pinggir galian

    5. Metode lain dapat menggunakan sheet pile atau soldier pile, tetapi solusi ini cukup mahal. Metode yang lebih murah dapat menggunakan cerucuk bambu.

    6. Pada saat pemancangan (jika tidak sampai tanah keras / pile hanya menanggung beban dengan skin friction saja tidak dengan end bearing) sebaiknya dilakukan pembuatan sumur bor sehingga profil air tanah di sekitar tiang pancang tidak ada. Karena tekanan air atau buoyancy dapat menyebabkan gaya angkat pada tiang pancang.

    4. Pada kurun waktu 1981 1990, satu kontraktor nasional mendapat tugas kontraktual

    dari dinas pekerjaan umum propinsi Jawa Barat (ketika itu, daerah Banten masih termasuk propinsi Jawa Barat, belum menjadi propinsi tersendiri) untuk melaksanakan konstruksi proyek jembatan beton di Cikesik, yang terletak dalam jalan raya propinsi antara kota Pandeglang dan Pelabuhan Ratu. Panjang jembatan terdiri 2 bentang masing-masing 20,00 m, lebar jembatan 7,00 m untuk 2 lajur lalu lintas. Pondasi dari tiang beton pancang, bangunan bawah 2 abutment beton dan 1 pilarbeton ditengah, dan bangunan atas terdiri dari balok-balok beton pracetak dan lantai beton tebal 25,00 cm di cor setempat (cast In situ) balok beton pracetak, masing-masing beratnya 12,00 ton, diangkat dan ditempatkan diatas abutment dan pilar, dengan crawler crane berkapasistas 25,00 ton. Setelah pondasi & bangunan bawah selesai dikerjakan dan 10 balok beton pracetak panjang 20,00 m (dimensi 40,00 / 60,00 cm) dicor kanan-kiri jembatan dan telah cukup umur (28 hari), maka dimulailah pengangkatan dan penempatan balok-balok beton pracetak dilokasinya, untuk pekerjaan bangunan atas jembatan itu. Masing-masing bentang dipasang 5 balok beton pracetak. Pada hari pertama, crawler crane telah berhasil mengangkat dan menempatkan 2 (dua) balok beton pracetak diatas bangunan bawah jembatan. Tetapi pada waktu crawler crane mengangkat balok beton ke 3, terdengarlah bedug magrib maka proyek manager, site engineer, pelaksana dan operatornya, semua pergi melakukan sholat di mushola terdekat. Sedangkan crawler crane berikut satu balok beton pracetak yang terangkat, dibiarkan begitu saja di lapangan. Mereka berasumsi, bahwa kapasitas crane 25,00 ton sedang berat balok beton pracetak hanya 12 ton dan crawler cranenya telah berpengalaman dipakai 30 kali untuk mengangkat dan menempatkan balok-balok pracetak di 30 proyek konstruksi terdahulu. Pikir mereka keadaan alat dan balok beton akan aman-aman saja. Apa yang sesungguhnya terjadi dilapangan ketika itu? Setelah mereka selesai melakukan sholat magrib dan kembali kelokasi proyek untuk melanjutkan pekerjaan pemasangan balok beton ke-3 keatas abutment dan pilar jembatan, mereka sangat terkejut menjumpai peristiwa gagal konstruksi crane patah dan balok beton ke-3 jatuh menimpa 2 balok beton yang telah terpasang lebih dahulu diatas bangunan bawah jembatan. Artinya crane berkapasitas 25,00 ton tak mampu menahan beban balok beton berat 12,00 ton. Seketika site engineer, sarjana teknik yunior langsung jatuh pingsan disitu. Suatu tragedy konstruksi yang saat kejadian tak disaksikan oleh seorangpun. Sekarang anda diminta melakukan analisis sebab kegagalan konstruksi dan mencari solusi dengan metoda konstruksi tepat guna di proyek jembatan cikesik itu.

  • Pada kasus ini kegagalan yang terjadi adalah Kegagalan Boom / Kabel. Faktor yang paling umum dalam kegagalan ini disebabkan oleh kelebihan beban, kerusakan peralatan, lengan crane patah, pemasangan pin support yang kurang baik, kabel putus, lengan crane mengalami buckling, kail ujung crane menyambar lengan crane. Biasanya crawler crane mempunyai beban yang berat dan keadaan tanah disekitar lokasi diasumsikan kurang baik karena mengandung banyak air. Terlebih adanya bahaya erosi tanah oleh aliran air sungai. Stabilitas crawler crane biasanya hanya mengandalkan lebaran tapak rantai dari crane itu sendiri. Dikarenakan tipe crawler crane biasanya tidak punya outrigger untuk penyeimbang beban. Tidak ada penjelasan apakah dibawah crawler tersedia support yang kuat atau apakah tanah tersebut sudah distabilkan sehingga tidak adanya settlement yang berlebihan ketika diberi beban. Pada saat pengangkatan balok ke 3 tanah dibawah crawler menerima beban 25 ton (berat crane) dan 12 ton (beton precast) dengan total 37 ton dalam waktu minimal 30 menit. Dengan adanya pembebanan ini dan kondisi tanah yang diragukan kekuatannya, ada indikasi bahwa crane mengalami penurunan atau gerak yang menyebabkan beban / beton precast yang sedang tergantung bebas ikut bergerak. Pergerakan yang lain dapat ditimbulkan oleh keadaan cuaca dan angin yang tidak menentu di sekitar lokasi pengangkatan. Pergerakan beban ini akan menimbulkan moment yang apabila terlalu besar dapat menimbulkan rotasi dan ayunan yang berujung pada failure di lengan / boom dari crane tersebut. Solusi yang dapat digunakan adalah : 1. Memperketat inspeksi dari crane yang digunakan baik itu :

    a. Inspeksi untuk pemeliharaan crane b. Inspeksi dalam keselamatan dan operasional crane, Seperti :

    i. Penempatan bloging / cribbing yang benar ii. Pengawasan terhadap sudut angkat dan kapasitas crane iii. Kondisi cuaca dan angin pada saat pengangkatan

  • iv. Visibilitas dan koordinasi operator pada saat pengangkatan v. Kalau perlu diadakan simulasi pengangkatan tanpa beban terlebih

    dahulu vi. Lain - lain

    2. Beberapa solusi lain yang biasa digunakan untuk erection balok jembatan yang

    melintasi aliran air : a. Floating crane / barges / jack-up platforms b. Bridge launching girders c. Cable crane d. CFT (Cantilever Form Traveler) / MSS (Moving Scaffolding System) e. Tower Crane

    Solusi solusi ini dapat digunakan tetapi tidak terlalu dianjurkan karena membutuhkan budget yang jauh lebih besar.