Teknik Ekstraksi Komplikasi
-
Upload
nelly-suriamah -
Category
Documents
-
view
402 -
download
16
description
Transcript of Teknik Ekstraksi Komplikasi
Teknik Ekstraksi Komplikasi
Dwi Ariawan**Staf Pengajar Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UI
Pendahuluan
Ekstraksi gigi merupakan tindakan yang dilakukan sehari-hari dalam praktek dokter gigi.
Seorang dokter gigi perlu menguasai dasar ilmu mengenai ekstraksi gigi meliputi anatomi gigi
dan rongga mulut, instrumen yang diperlukan untuk ekstraksi serta teknik ekstraksi gigi yang
benar. Dalam praktek dokter gigi sering ditemukan kasus ekstraksi gigi yang sulit seperti
dilaserasi ujung akar gigi, gigi dengan akar yang ankylosis, atau gigi dengan akar atau ujung akar
yang hipersementosis. Untuk menangani kasus-kasus tersebut dokter gigi dapat melakukan
tindakan ekstraksi gigi dengan pembedahan atau disebut juga dengan ekstraksi komplikasi.
Teknik ekstraksi komplikasi perlu dikuasai dengan baik oleh seorang dokter gigi karena kasus-
kasus yang ditemui tidak selalu merupakan kasus yang sederhana.
Prosedur Ekstraksi Gigi
Ekstaksi gigi dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
1. Teknik tertutup atau teknik sederhana (closed technique or simple technique).
2. Teknik terbuka atau ekstraksi komplikasi (open technique or surgical extraction). 1,2
Definisi Ekstraksi Komplikasi
Ekstraksi komplikasi (surgical tooth extraction) merupakan metode ekstraksi dengan
melakukan pencabutan gigi dari soketnya setelah dilakukan pembuatan flap dan pengambilan
sebagian tulang yang menyangga gigi. 1
Indikasi Ekstraksi Komplikasi
1. Gigi atau akar gigi yang tidak bisa dikeluarkan dengan menggunakan elevator atau tang
ekstraksi
2. Gigi yang tidak erupsi
3. Gigi dengan akar yang bengkok atau dilaserasi
1
4. Gigi pasca perawatan endodontik atau gigi dengan karies yang besar
5. Gigi yang hipersementosis atau ankylosis 2
Instrumen dan peralatan yang diperlukan
1. Surgical micromotor
2. Suction unit
3. Surgical handpiece
4. Bur tulang (round dan fissure)
5. Scalpel handle dengan bilah pisau no. 15
6. Rasparatorium (periosteal elevator)
7. Retraktor (Minnesota dan Langenbeck)
8. Elevator (Bein dan Cryer)
9. Tang ekstraksi
10. Needle holder
11. Pinset chirurgis
12. Knobel tang (Rongeur forceps)
13. Bone file
14. Suction tip
15. Kuret periapikal
16. Jarum jahit dengan benang (sebaiknya tipe atraumatik ukuran 3/0)
17. Gunting benang 1
2
Tahapan Pembedahan
1. Pembuatan flap.
2. Pengambilan sebagian tulang alveolar sampai tampak sebagian akar gigi.
3. Ekstraksi gigi atau akar dengan menggunakan elevator atau tang ekstraksi.
4. Penjahitan dan perawatan luka. 1
Flap jaringan lunak
1. Dibuat dengan insisi bedah.
2. Memiliki suplai darah.
3. Memungkinkan akses pembedahan ke jaringan dibawahnya.
4. Dapat dikembalikan ke posisinya semula.
5. Dapat dipertahankan dengan jahitan dan diharapkan dapat sembuh dengan baik. 3
Prinsip dasar desain flap
1. Dasar dari flap sebaiknya lebih luas dari free margin untuk mempertahankan suplai darah
yang adekuat.
2. Flap harus memiliki ukuran yang cukup besar untuk akses tindakan pembedahan
3. Flap yang dibuat harus merupakan full-thickness flap
4. Insisi yang dibuat harus berada di atas tulang yang intak sehingga setelah operasi selesai
flap dikembalikan di atas tulang
5. Desain dari flap harus menghindari struktur vital yang ada di daerah operasi (misalnya
n.lingualis dan n.mentalis)
6. Papilla interdental tidak diikutsertakan dalam flap 2,3
Prinsip dasar Insisi
1. Scalpel handle dipegang dengan pen grasp untuk pengendalian yang maksimal dan
sensititivitas yang baik
2. Insisi dilakukan dari posterior ke arah anterior dengan insisi yang optimal melalui papilla
interdental
3
Jenis-jenis Desain Flap
1. Envelope flap
2. Triangular flap / Three-cornered flap
3. Trapeziodal flap
4. Semilunar flap
Daftar Pustaka
1. Fragiskos DF. Oral Surgery. Berlin: Springer, 2007: 34-119
2. Balaji SM. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier, 2007: 211-
224
4
3. Peterson LJ. Principles of Complicated Exodontia. In: Peterson LJ, Ellis E, Hupp JR, and
Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4th ed. St. Louis: Mosby, 2003:
156-183
5