Teknik Budidaya Bivalvia

12
Universitas Gadjah Mada 1 TEKNIK BUDIDAYA BIVALVIA TEKNIK BUDIDAYA BIVALVIA (KERANG KERANGAN) A. Pendahuluan Bivalvia atau lebih banyak dikenal dengan nama kelompok kerang kerangan, banyak terdapat di perairan laut di seluruh Indonesia. Disebut bivalvia karena jenis binatang ini mempunyai 2 valve atau cangkang, yang pada umumnya simetris. Jenis ini biasanya banyak dijumpai di daerah daerah muara (eustuarin), perairan pantai dan juga pada ekosistem terumbu karang. Jenis jenis yang hidup di daerah muara antara lain Kerang hijau (Perna viridis), Kerang darah (Anadara granosa), Tiram (Crassostresa spp.), Serimping (Amusium pleuronectes), Simping (Placuna placenta). Jenis jenis kerang yang hidup di ekosistem terumbu karang antara lain Pinctada maxima, Pinctada margaritifera atau lebih banyak dikenal sebagai kerang mutiara. Pemanfaatan kerang kerangan sebagai bahan makanan sudah dilakukan sejak lama, terutama bagi nelayan dan masyarakat yang hidup di tepi pantai. Masyarakat cenderung hanya mengambil atau memanen kerang kerangan ini, tapa melakukan usaha usaha untuk budidayanya. Di beberapa tempat kerang telah mengalami penurunan populasi secara drastis, seperti kerang darah (Anadara granosa), dan tiram (Crassosetra calculate). Untuk menghindari terjadinya kepunahan dan untuk menjamin tersedianya kerang seiring dengan semakin meningkatnya permintaan produk kerang kerangan ini, maka usaha usaha ke arah pembudidayaannya perlu terus dilakukan. Beberapa negara tetangga kita seperti Malaysia, Filipina dan Thailand bahkan negara Negara di Eropa telah mengembangkan usaha ini secara besar besaran dan mampu menempatkan negara mereka sebagai penghasil kerang terbesar. Pemanfaatan sumber protein dari laut, terutama untuk jenis kerang kerangan ini masih perlu ditingkatkan dan dimasyarakatkan. Selain untuk sumber protein, beberapa jenis kerang dapat menjadi bahan industry bahkan untuk menjadi komoditi eksport, contohnya adalah kerang mutiara. Berdasarkan pada kemanfaatannya, maka budidaya kerang dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu kerang sebagai sumber protein (bahan makanan) dan yang kedua kerang yang menjadi bahan baku industri. Tabel berikut ini menunjukkan beberapa jenis kerang yang sudah dibudidayakan, nama lokal dan habitatnya.

description

teknik budidaya kerang darah

Transcript of Teknik Budidaya Bivalvia

Page 1: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 1

TEKNIK BUDIDAYA BIVALVIA

TEKNIK BUDIDAYA BIVALVIA (KERANG – KERANGAN)

A. Pendahuluan

Bivalvia atau lebih banyak dikenal dengan nama kelompok kerang – kerangan, banyak

terdapat di perairan laut di seluruh Indonesia. Disebut bivalvia karena jenis binatang ini

mempunyai 2 valve atau cangkang, yang pada umumnya simetris. Jenis ini biasanya banyak

dijumpai di daerah – daerah muara (eustuarin), perairan pantai dan juga pada ekosistem

terumbu karang. Jenis – jenis yang hidup di daerah muara antara lain Kerang hijau (Perna

viridis), Kerang darah (Anadara granosa), Tiram (Crassostresa spp.), Serimping (Amusium

pleuronectes), Simping (Placuna placenta). Jenis – jenis kerang yang hidup di ekosistem

terumbu karang antara lain Pinctada maxima, Pinctada margaritifera atau lebih banyak

dikenal sebagai kerang mutiara.

Pemanfaatan kerang – kerangan sebagai bahan makanan sudah dilakukan sejak lama,

terutama bagi nelayan dan masyarakat yang hidup di tepi pantai. Masyarakat cenderung

hanya mengambil atau memanen kerang – kerangan ini, tapa melakukan usaha – usaha

untuk budidayanya. Di beberapa tempat kerang telah mengalami penurunan populasi secara

drastis, seperti kerang darah (Anadara granosa), dan tiram (Crassosetra calculate).

Untuk menghindari terjadinya kepunahan dan untuk menjamin tersedianya kerang

seiring dengan semakin meningkatnya permintaan produk kerang – kerangan ini, maka

usaha – usaha ke arah pembudidayaannya perlu terus dilakukan. Beberapa negara tetangga

kita seperti Malaysia, Filipina dan Thailand bahkan negara – Negara di Eropa telah

mengembangkan usaha ini secara besar – besaran dan mampu menempatkan negara

mereka sebagai penghasil kerang terbesar. Pemanfaatan sumber protein dari laut, terutama

untuk jenis kerang – kerangan ini masih perlu ditingkatkan dan dimasyarakatkan. Selain

untuk sumber protein, beberapa jenis kerang dapat menjadi bahan industry bahkan untuk

menjadi komoditi eksport, contohnya adalah kerang mutiara.

Berdasarkan pada kemanfaatannya, maka budidaya kerang dikelompokan menjadi 2

bagian, yaitu kerang sebagai sumber protein (bahan makanan) dan yang kedua kerang yang

menjadi bahan baku industri. Tabel berikut ini menunjukkan beberapa jenis kerang yang

sudah dibudidayakan, nama lokal dan habitatnya.

Page 2: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 2

Tabel III. 1. Jenis-Jenis Kerang Yang Menjadi Sumber Protein.

No. Nama Jenis Nama Daerah Habitat

1. Suku Archidae

a. Ariadara granosa

b. Anadara modifera

c. Anadara indica

d. Anadara inflata

e. Scapharca globosa

f. Anadara pillula

Kerang darah

Kerang koja

Kerang bulu

Kerang bulu

Kerang bulu

Kerang gelatik

Eustuanin mebenankan diri

pada lumpur, Iebih

menyukai dasar berlumpur,

Perairan berpasir/ lumpur

2. Suku Mytilidae

Perna viridis

Kerang hijau Muara/eustuanin, melekat

pada subtrat.

3. Suku Pectinidae Amusium

pleuronectes

Serimping Membenankan diri atau

melekat pada subtrat

4. Suku Ostreidae

a. Crassostrea calculata

b. Crassostrea iredaele

Tiram

Tiram

5. Suku Veneridae Meretrix

meretrix

Kerang Tahu

Tabel III.2.Jenis-jenis Kerang Yang Menjadi Komoditi Eksport

No. Nama Jenis Nama Daerah Habitat

1. SUKU Ptenicjae

a. Pinctada margaritifera

b. Pinctada maxima;

Kerang mutiara

Kerang mutiara

Habitat terumbu karang

2. Suku Placunidae

Placuna placenta

Simping Membenamkari diri pada

Iumpur

3. Suku Tridacnidae

a. Tridacna gigas

b. Tridacna squamosa

Kimah

Kimah

Habitat terumbu karang

Selain dimanfaatkan dagingnya ada beberapa jenis kerang yang dimanfaatkan

cangkangnya. Sebagai contoh Serimpirig (Amusium pleuronectes), cangkang merupakan

komoditi eksport, demikian juga dengan Kimah (Tridacna Spp).

Page 3: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 3

B. Biologi Kerang

Untuk dapat melaksanakan budidaya kerang dengan baik, maka perlu diketahui sifat

biologi kerang yang mencakup cara hidup, perkembangbiakan, makanan dan cara

makannya. Cara hidup kerang dapat berlainan satu dengan yang lain, walaupun termasuk

dalam satu suku. Suku Arcidae biasanya hidup dengan membenamkan diri ke dalam lumpur

dasar perairan. Kerang darah (Anadara granosa), kerang bulu (Anadara indica, Anadara

infiata, dan Ariadara globosa) Iebih banyak ditemukan di perairan yang berlumpur. Kerang

Gelauk (Anadara pillula) Iebih banyak dijumpai diperairan dengan dasar lumpur pasir.

Kerang hijau (Perna viridis) Iebih banyak hidup dengan melekatkan dirinya pada subtrat atau

benda air. Serimping lebih banyak berada di dasar perairan, dan akan meletaknya cangkang

di dasar perairan bila sedang tidak aktif berenang. Suku Ostreidae (Tiram) hidup dengan

melekatkan diri pada subtrad yang keras tidak dengan bissusnya tetapi salah satu

cangkangnya. Suku Arcidae, seperti kerang tahu (Meretrix meretrix) dan simping (Placuna

placenta) biasa hidup dengan membenamkan diri dalam lumpur.

Kerang Mutiara (seperti Pinctada maxima, Pinctada margaritifera) biasa hidup di

peraiaran terumbu karang sampai kedalaman 30 meter. Kerang ini juga melekatkan diri pada

suatu subtrad dengan bissusnya. Tridacna gigas dan Tridacna Squamosa juga hidup

diperairan terumbu karang.

Secara umum kerang atau tiram terniasuk pada binatang yang filter feeder atau

bahkan non selektive filter feeder (makan dengan cara menyaring dan tanpa pilih-pilih). Jika

dilihat dan jenis makanannya maka kerang dikelompokan menjadi kerang pemakan suspensi

(suspention feeder) dan kerang pemakan endapan (deposite feeder). Contoh karang

suspension feeder : Kerang hijau, Kerang Mutiara, Serimping, Tiram, Kimah. Contoh kerang

yang Deposite feeder : Kerang tahu (Metntrix mereitrix), dan simping. Dengan cara makan

seperti ini maka kerang atau tiram sangat peka terhadap polutan yang ada di perairan,

sehingga menempatkan kerang sebagai indikator biologis untuk pencemaran perairan.

Kerang atau tiram ini juga digunakan oleh para petambak untuk pengelolaan kualitas air,

khususnya untuk mengurangi partikel tersuspensi atau endapan organik di dalam petakan

tambaknya.

Tiram adalah binatang yang mempunyai sifat dicecious (mempunyai dua jenis kelamin

jantan dan betina), tetapi bisa berubah menjadi hermaprodit dan kemudian bisa menjadi

jantan jika kondisinya memburuk. Pada jenis-jenis kerang hanya dikenal reproduksi seksual.

Dalam reproduksi kerang dapat dibagi menjadi 3 fase utama, yaitu fase perkembangan

gonad, fase pemijahan dan pembuahan dan fase perkembangan dan pertumbuhan.

Fase perkembangan gonad dibedakan menjadi stadium berkembang dan stadium

masak. Pada stadium berkembang terbagi lagi menjadi 4 substadium, satu, dua, tiga dan

Page 4: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 4

empat. Pada stadium masak seluruh rongga folikel tersisi oleh sel-sel telur atau

spermatozoa.

Pada fase pemijahan dan pembuahan sel telur atau sperma yang telah masak, siap

untuk dipijahkan. Untuk terjadinya pembuahan perlu adanya stimufan, yang secara alami

ada berbagai faktor seperti perubahan suhu, salinitas, cahaya, tekanan, arus dan yang

lainnya. Diperairan tropis pemijahan terjadi sepanjang tahun, dengan intensitas pemijahan

yang berbeda-beda. Sebagai contoh pengamatan Kastoro (1975) menyebutkan bahwa

Crassostrea calculata (Tiram) memikah sepanjang tahun dengan puncak musim bulan April -

Juni, Agustus-September dan Desember.

Pada fase perkembangan dan pertumbuhan zygote yang terbentuk berkembang

mencapai phase burayak (larva) yang disebut trochophore. Burayak ini terdiri atas

ektoderma apikal, rambut getar (cilia) dan sekeliling tubuhnya, flagela Apikal, stornodeum

dan cangkang. Burayak ini berenang dengan cara berputar dengan bantuan flagellanya.

Selanjutnya trochopora berkembang menjadi veIiger. Pada stadia ini bentuknya Iebih

komplek dengan bermacam-macam organ untuk mencapai perkembangan selanjutnya.

Veliger cenderung berada di dasar perairan, dan berubah stadium berenang menjadi

stadium merayap dan pada stdium ini disebut dengan stadium pediveliger. Pada stadium ini

tanda-tandanya cangkang bulat, velum, bentuk yang mencolok. Pada stadium ini burayak

mencari subtrad untuk menetap dan angka mortalitasnya sangat tinggi. Pembahan yang

terjadi antara masa menempel dan terbentuknya cangkang pada burayak disebut masa

metamorphosa. Setelah phase ini burayak akan tumbuh menjadi anak kerang, yang

menempel pada subtrad dengan bantuan byssusnya.

C. Teknik Budidaya

Pada, dasarnya budidaya tiram dibedakan menjadi usaha untuk mengumpulkan

benih atau Spat dan usaha untuk pembesaran. Usaha pengumpulan spat banyak dilakukan

oleh para nelayan karena usaha pembenihan sendiri secara ekonomis belum dilakukan

secara berkelanjutan . Dalam usaha pengumpulan spat ini yang harus dipertimbangkan

adalah jenis kolektor dan waktu penempatan. Kolektor adalah benda yang dimasukan ke

dalam air yang bertujuan untuk mengumpulkan spat tiram.

1. Pengumpulan spat / anak kerang.

Secara umum burayak akan mencari benda-benda air yang terumbai atau berupa

filament. Ada berbagai jenis kolektor yang telah digunakanoleh nelayan untuk

mengumpulkan kerang. Sebagai contoh untuk mengumpulkan kerang hijau (Perna

viridis) telah digunakan kolektor seperti tambang plastic yang berdiameter 5 mm, dan

pada setiap jarak 5-6 cm diselingi sabut kelapa yang dibuat setengah lingkaran (seperti

pada gambar). Kolektor atau tambang-tambang tersebut digantungkan pada rak bambu

Page 5: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 5

yang terapung. Jenis lain adalah baerupa kolektor kupu-kupu (butterty collector) yaitu

kolektor yang terbuat dari tambang palsting yang setiap jarak 30 cm disisipkan potongan

jaring. Kolektor-kolektor ini diikatkan pada rakit pada waktu-waktu tertentu. Pemasangan

kolektor harus mempertimbangkan waktu pemijahan, dan tidak setiap saat ada burayak.

Kolektor yang dipasang jauh sebelum waktu pemijahan, maka akan dihinggapi teritip,

lumut atau lumpur sehingga spat tidak mau menempel. Cara menempel kerang berbeda

dengan cara menempel tiram. Kerang biasanya menempel dengan bissusnya, sedang

tiram menempel erat dengan salah satu cangkangnya. Beberapa nelayan Jakarta juga

menggunakan cangkang kerang untuk menjadi kolektor. kolektor ini disebar di dasar

peraiaran pada bulan Februari dan meraka akan panen pada bulan Oktober -

November. Spat kerang mutiara sering dikumpulkan menggunakan kolektor yang

berupa daun-daunan atau serabut plastik.

Kerang-kerangan yang hidup di dasar perairan pengumpulan spat-nya agak sulit

dilakukan, seperti pengumpulan kerang suku Archidae. Untuk mengumpulkan spat ini di

Malaysia digunakan dredge atau trowl.

Gambar : Kerangka bambu untuk meletakan kolektor (atas)

Pengumpul benih (spat) kerang hijau (bawah)

Page 6: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 6

2. Pembesaran

Tidak semua jenis kerang yang dikupulkan dengan kolektor dapat hidup terus panpa

ke tempat lain. Kerang hijau tetap dapat dibesarkan pada kolektor sampai pada saat

panenan. Untuk menghindari penempelan kerang yang terlalu padat maka kolektor perlu

dipindahkan pada tempat lain yang tidak banyak burayaknya. Jika kepadatan spat pada

kolektor terlalu tinggi maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan kerang itu sendiri.

Dalam pokok bahasan usaha pembesaran kerang akan dijelaskan salah satu jenis

kerang yaitu kerang hijau. Kerang hijau pernah menjadi primadona bagi para petani ikan

dan nelayan, dan dibudidayakan secara besar-besaran.

Sistematika Kerang Hijau :

Phylum : Molusca

Kelas : Lamellibranchiata

Kelompok : Filibranchia

Sub Kelompok : Anisomyaria

Suku : Mytilidae

Marga : Mytflus

Jenis : Mytilus viridis

Nama Lokal : Kemudi kapal, Kapal-kapalan, si kijing, kaung-kaung.

Kerang hijau banyak ditemul di daerah pantai, dan penyebarannya di daerah tropic,

dengan kisaran suhu air 27 - 37°C. Cangkang sama simetris, warna hijau kecoklatan,

cangkang dihubungkan dengan engsel dan tubuhnya dibagi menjadi 3 bagian yakni

kaki, mantel dan organ dalam atau viceral mass. Hidupnya menempel pada benda air

atau subtrad yang ada di dalam air, dan tumbuh baik pada perairan dengan kedalaman

1-7 m. Kerang hijau akan tumbuh baik pada perairan yang kaya dengan plankton dan

baban organik tersuspensi. Secara umum kualitas air yang optimal bagi Kerang hijau

adalah pH air 6,5-8,5 , oksigen terlarut 3-8 ppm, dan salirñtas 27 - 34 %, namun kerang

hijau tahan terhadap perubahan kadar garam yang tinggi.

Di perairan tropis kerang hijau dapat memijah sepanjang tahun, tetapi puncaknya

terjadi pada bulan Maret sampai Juli. Seekor kerang hijau dapat menghasilkan sel telur

sebanyak 1,2 juta butir.

Untuk pengumpulan benih kerang hijau digunakan kolektor, dan untuk keperluan

tersebut terdapat bermacam-macam jenis kolektor seperti kolektor gantung, kolektor

tancap, maupun kolektor terbenam. Larva kerang hijau banyak terkandung di lapisan

permukaan perairan (pada kedalaman 0 - 3 meter dan pada lapisan 0 - 1 m merupakan

yang paling banyak mengandung spat yang Iebih banyak. Untuk mengatur kepadatan

spat pada kolektor, maka kolektor perlu dilakukan pemantauan secara periodik sehingga

Page 7: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 7

apabila spat sudah terlalu padat kolektor segera dipindahkan. Pemasangan kolektor

biasanya dilakukan selama 1 bulan, kemudian benih ini ditransplantasi atau dipindahkan

ke lokasi lain. Selama pengangkutan benih-benih dapat bertahan hidup tanpa air selama

24 jam, namun akan lebih baik jika pengangkutannya dalam keadaan tertutup.

Pembesaran kerang hijau dilakukan dengan cara memindahkan atau meletakan

kolektor yang telah penuh dengan spat ke lokasi pemeliharaan. Pemilihan lokasi untuk

pemeliharaan kerang seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang pemilihan

lokasi. Cara pemasangan kolektor yang telah penuh dengan spat dapat dilakukan

dengan beberapa metoda sebagai berikut:

1. Metoda Rakit (lihat gambar)

Metode ini dilakukan dengan cara meletakan kolektor yang penuh dengan spat,

kedalam rakit yang telah dipersiapkan sebelumnya. Rakit dapat terbuat dari bambu

atau kayu, yang dilengkapi dengan pelampung. Keuntungan penggunaan rakit

adalah:

a. Dapat dipindahkan dengan mudah apabila lokasi pemeliharaan kurang

menguntungkan

b. Dapat mengikuti irama pasang surut, sehingga kedalaman air pada surut

terendah harus Iebih besar dari panjangnya kolektor.

c. Memudahkan perawatan kerang yang dipelihara.

Biasanya kolektor dipanen setelah dipasang selama 1 bulandan kolektor dipasang

pada rakit dengan jarak kolektor satu dengan yang lain adalah 30 cm.

2. Metoda Rak

Metoda ini hampir sama dengan metoda rakit, namun kondisinya Iebih tetap. Rak

tidak dapat turun naik sesuai dengan kondisi pasang dan surut, dan rak ini juga tidak

mudah dipindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

3. Metoda Long Line (lihat gambar).

Metoda ini Iebih dekat dengan metoda rakit namun hanya terdiri dan satu buah tali

yang dilengkapi dengan beberapa pelampung, agar tali ini mampu mengangkat

benan kerang yang dipelihara. Cara ini juga memungkinkan tempat pemeliharaan ini

dapat dipindah dari satu tempat ke tempat Iainnya.

Kecepatan pertumbuhan kerang hijau sangat dipengaruhi oleh padat tebar, dan semakin

pacat tebar akan semakin cepat pertumbuhannya. Namun pertumbuhan ini kurang

dipengaruhi oleh kedalaman air. Padat tebar optimum adalah 200 ekor / meter kolektor

atau 800 ekor / 4 meter kolektor. Pada kepadatan optimum pertumbuhan kerang dapat

10 mm per bulan. Lama pemeliharaan samapai mencapai ukuran yang dapat

dipasarkan adalah 6 - 8 bulan, dengan hasil yang dicapai 28 Kg / 4 m kolektor.

Page 8: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 8

Gambar : Pembesaran kerang hijau dengan metoda long-line

Penanganan Pasta Panen.

Oleh karena kerang bersifat filter feeder, maka penanganan pasca panen harus betul-

betul perlu mendapat perhatian agar konsuen tidak dirugikart. Secara umum

penanganan pasca panen, meliputi :

Page 9: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 9

a. Pemisahan kerang yang satu dengan Iainnya

b. Dicuci atau kerang didiamkan dalam air yang relatif Iebih bersih dan mengalir.

c. Kerang dibersihkan dari teritip atau biofauling yang lain.

d. Dicuci atau dibilas dengan air bersih dan kerang siap dipasarkan.

D. Teknik Budidaya Kerang Mutiara

Pada dasarnya hampir semua jenis kerang atau tiram dapat menghasilkan mutiara,

namun dalam budidaya kerang/tiram mutiara laut paling tidak ada 4 jenis kerang yang

banyak diusahakan oleh petani ikan antara lain : Pinctada maxima, P. margaritifera, P.

fucuta dan P. martensi. Sistematika dan kerang mutiara ini adalah :

Phylum : Mullusca

Kelas : Pellecypoda

Ordo : Anysomyaria

Familia : Pterideae

Genus : Pinctada

Species : Pinctada maxima, P. margaritifera, P. fucuta dan P. martensi.

Dari keempat jenis ini yang paling banyak diusahakan adalah Pinctada maxima

Penyebaran jenis kerang ini adalah meliputi Sri Lanka, Australia, Jepang, Mexico,

Panama dan Indonesia. Perbedaan dan jenis-jenis tersebut adalah seperti pada tabel

berikut:

Sifat P. martensi P. Margaritifera P. maxima

1. Ukuran a. Dewasa b. Rata-rata

2. Cangkang

a. Kecembungan b. Warna luar

3. Nacre

4. Garis engsel

5. Berat

6. Habitat

7. penyebaran

4 Inchi 3 Inchi Cembung Abu-abu Kuning Atau coklat ungu Perak Kehijauan Sedang 60 - 100 cangkang per 3,75 Kg daerah terumbu karang daerah terumbu karang di daerah tropic dan subtropik

7 inchi 6 inchi Agak cembung Coklat kehijauan Baris titik-titik. Warna logam (metal) Pendek 15 cangkang per 3,75 Kg Kedalaman 1-20 meter Indo pasific, teluk kalifornia, teluk panama, persia dan sudan

12 inchi 8 inchi Datar Coklat kuning pucat Kuning emas Sedang 9 - 10 cangkang per 3,75 Kg. Kedalaman 20 - 75 meter. Laut arafura, kep. Aru, laut banda, dan Ambon

Page 10: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 10

Mutiara alam dapat diperoleh dengan cara melakukan penyelaman-penyelaman ke

dasar perairan atau ke daerah-daerah terumbu karang, namun cara ini lama kelamaan

menghasilkan hasil yang tidak menentu dan populasi kerangnya sendiri semakin habis.

Untuk mengatasi hal tersebut maka para nelayan mulai banyak melakukan

pemeliharaan dan sengaja memasang inti pada kerang agar dapat terbentuk

mutiaranya. Proses terbentuknya mutiara pada kerang atau tiram, adalah karena

adanya benda asing yang masuk ke dalam tubuh kerang dan tidak dapat dikeluarkan

oleh si kerang. Untuk menghilangkan pengaruh dari benda asing tersebut maka benda

asing tersebut diselimuti oleh hasil sekresi dan terbentuklah mutiara. Teknik budidaya

kerang mutiara pada dasarnya sama dengan budidaya kerang/tiram yang lain, namun

ada beberapa perlakuan yang harus dilakukan.

1. Seleksi

Seleksi terhadap tiram/kerang mutiara yang akan dipasang inti, dilakukan dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Bentuk dan kondisi cangkang harus baik dan tidak ada kerusakan phisik.

b. Warna sesuai dengan wama asli kerang/tiram, dan tidak ada biafauling yang

menempel. Jika ada maka harus dibersihkan agar tidak menyebabkan kerusakan

pada cangkang kerang/tiram.

c. Panjang cangkang minimal 12 cm

d. Lebar cangkang minimal 9 cm, dengan rata-rata ketebalan cangkang 3,5 mm.

2. Pemeliharaan.

a. Bibit yang diseleksi dapat berasal dari pembesaran sendiri atau diambil dari

alam.

b. Kerang yang telah diseleksi diaklimatisasikan untuk beberapa saat dan

dipelihara ditempat yang subur, menunggu saat operasi pemasangan inti.

Pemeliharaan biasanya digunakan dengan menggunakan rakit, dan kerang

dipelihara dengan menggunakan keranjang-keranjang pemeliharaan yang selalu

diadakan pengamatan secara rutin untuk mencegah serangan hama.

c. Pembersihan cangkang dan biofauling

3. Persiapan dan Pemasangan Inti.

Ada beberapa bentuk inti yang dipasangkan pada kerang, seperti bentuk bundar,

setengah bundar atau bentuk tetesan air mata. Bentuk yang dipilih disesuaikan

dengan tujuan mutiara yang akan dihasilkan. Bentuk blister atau setengah lingkaran

biasanya dipasang pada kerang yang sudah akan diafkir, karena bentuk ini cara

panennya dilakukan dengan cara merusak cangkang kerang. Satu kerang dapat

dipasang Iebih dari satu inti tergantung dari ukuran kerang, dan satu kerang dapat

Page 11: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 11

dipelihara lebih dari satu periode pemeliharaan. Bahan inti biasanya dibuat dan

bahan plastik dan ukurannya ± 0,5 cm

4. Pemasangan Inti

Pemasangan inti dilakukan pada kerang yang benar-benar sehat, dan dilakukan

secara cermat dan cepat. Untuk keperluan-keperluan tersebut diperlukan alat-alat

sebagai berikut:

- Shell holeder - Nudeus carrier

- Shell opener - Pinset

- Spatula - Baji

Sebelum Inti dipasangkan maka cangkang kerang harus dibuka. Ada 2 cara untuk

membuat cangkang membuka, yaitu dengan menempatkan kerang pada air yang

mengalir atau menempatkan kerang pada keadaan kering. Secara skematis

uruturutan pemasangan inti adalah sebagai berikut :

Pemasangan inti blister (setengah lingkaran) biasanya dipasang pada kerang-kerang

yang sudah pernah di pasang inti bundar. Pada saat pemantauan kerang dipelihara

pada tempat pemeliharaan sementara. Setelah pemasangan Inti kerang dipantau

apakah inti yang dipasang dimuntahkan (dilepaskan) atau tetap pada posisinya.

Untuk keperluan ini diperlukan bantuan foto rontsen, dan biasanya dilakukan di

laboratorium yang dibangun di lokasi pemeliharaan. Jika dalam pemasangan banyak

yang gagal maka kerang diistiraratkan sementara, untuk dipasang inti lagi.

5. Pemeliharaan.

Pemeliharaan kerang-kerang yang sudah dipasang inti dilakukan dengan metoda

rakit. Kerang-kerang ditempatkan di keranjang pemeliharaan dan dipasang

(digantungkan) pada rakit. Perawatan dilakukan dengan membersihkan kerang dan

organisme penempel. Hama yang sering menyerang kerang seperti ikan buas,

cacing dan bunga karang.

Page 12: Teknik Budidaya Bivalvia

Universitas Gadjah Mada 12

E. RANGKUMAN

Budidaya bivalvia (kerang-kerangan) dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan

bahan makanan (sumber protein) dan untuk tujuan industri (kerang mutiara). Budidaya

dilakukan mulai dari pengumpulan benih (spat), dan usaha pembesaran. Teknik budidaya

yang banyak dilakukan adalah dengan metoda rakit, selain metoda yang lain. Usaha

budidaya bivalvia cukup menguntungkan, baik sebagai penghasil bahan makanan maupun

sebagai penghasil mutiara. Usaha pembenihan sudah mulai dilakukan, namun hasilnya

belum memuaskan terutama pada kegiatan pendederannya. Usaha penebaran benih (larva)

ke laut (sea ranching) banyak dilakukan untuk mengatasi semakin menurunnya populasi di

alam. Budidaya bivalvia di tambak banyak dilakukan untuk tujuan memperbaiki kualitas air

tambak, karena kerang bersifat filter feeder.

F. Latihan Soal-Soal.

1. Sebutkan jenis-jenis kerang yang digunakan untuk menghasilkan bahan makanan.

2. Sebutkan jenis-jenis kerang yang digunakan untuk menghasilkan mutiara.

3. Sebutkan daur hidup kerang hijau, dan bagaimana cara budidayanya.

4. DiIihat dari cara makannya kerang dikelompokan menjadi berapa ?, sebutkan contoh

masing-masing kelompok.

5. Bagaimana cara pemasangan inti pada kerang mutiara.

6. Apa perbedaan prinsip antara mutiara bundar dan mutiara blister?

G. Daftar Bahan Bacaan.

1. Widarsih Kastoro, 1988. Budidaya Jenis-Jenis kerang (Bivalvia). Laboratorium

Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Semarang.

2. Anonim, 1985. Buku Petunjuk Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis). Pusat

Pengembangan dan Penelitian Perikanan, Departemen Pertanian.

3. Anonim, 1997. Teknik Budidaya Kerang Mutiara. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perikanan, Departemen Pertanian.