Tekling tugas 1.docx

23
1. Apa itu teknik lingkungan ? Mengapa ilmu teknik lingkungan diperlukan? Bagaimana sejarah perkembangan teknik lingkungan? Teknik Lingkungan merupakan salah satu cabang ilmu keteknikan yang memanfaatkan prinsip-prinsip dan praktek- praktek rekayasa serta manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, serta lingkungan yang terdiri dari air, tanah, udara, secara keseluruhan. Perekayasaan disini maksudnya adalah merekayasa alat-alat dan metoda yang digunakan untuk meminimalisir efek negatif limbah (baik dari industri maupun rumah tangga) terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Ruang lingkup bidang ini adalah konservasi sumber daya air, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan lingkungan, upaya pengendalian pencemaran, penyaluran limbah dan buangan, pengendalian pencemaran akibat limbah cair, gas dan lumpur dan pengelolaan kualitas perairan, tanah, atmosfer, serta pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan. Ilmu teknik lingkungan diperlukan : - untuk mengantisipasi semakin kompleksnya permasalahan lingkungan yang timbul dari waktu ke waktu yang dihadapi umat manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif, khususnya permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan masalah pencemaran industri, baik pencemaran terhadap air maupun udara. - untuk mencoba membantu memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi manusia sehubungan dengan masalah lingkungan yang timbul dengan menggunakan pendekatan ilmu dan teknologi lingkungan, baik secara preventif maupun rehabilitatif/kuratif. - untuk membantu Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan- Badan atau Dinas terkait di Provinsi Lampung dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang cakap, handal, tangguh serta profesional di bidang lingkungan. Sejarah teknik lingkungan : Pencemaran oleh industri sudah mulai ada sejak dimulainya revolusi industri di Inggris pada tahun 1763. Sejak saat itu berbagai permasalahan lingkungan sehubungan dengan

Transcript of Tekling tugas 1.docx

Page 1: Tekling tugas 1.docx

1. Apa itu teknik lingkungan ? Mengapa ilmu teknik lingkungan diperlukan? Bagaimana sejarah perkembangan teknik lingkungan?

Teknik Lingkungan merupakan salah satu cabang ilmu keteknikan yang memanfaatkan prinsip-prinsip dan praktek-praktek rekayasa serta manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, serta lingkungan yang terdiri dari air, tanah, udara, secara keseluruhan. Perekayasaan disini maksudnya adalah merekayasa alat-alat dan metoda yang digunakan untuk meminimalisir efek negatif limbah (baik dari industri maupun rumah tangga) terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Ruang lingkup bidang ini adalah konservasi sumber daya air, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan lingkungan, upaya pengendalian pencemaran, penyaluran limbah dan buangan, pengendalian pencemaran akibat limbah cair, gas dan lumpur dan pengelolaan kualitas perairan, tanah, atmosfer, serta pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan.

Ilmu teknik lingkungan diperlukan :- untuk mengantisipasi semakin kompleksnya permasalahan lingkungan yang

timbul dari waktu ke waktu yang dihadapi umat manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif, khususnya permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan masalah pencemaran industri, baik pencemaran terhadap air maupun udara.

- untuk mencoba membantu memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi manusia sehubungan dengan masalah lingkungan yang timbul dengan menggunakan pendekatan ilmu dan teknologi lingkungan, baik secara preventif maupun rehabilitatif/kuratif.

- untuk membantu Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan-Badan atau Dinas terkait di  Provinsi Lampung dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang cakap, handal, tangguh serta profesional di bidang lingkungan.

Sejarah teknik lingkungan :Pencemaran oleh industri sudah mulai ada sejak dimulainya revolusi industri di Inggris pada tahun 1763. Sejak saat itu berbagai permasalahan lingkungan sehubungan dengan pencemaran udara dan air dalam kaitannya dengan menjamurnya industri di berbagai belahan dunia dengan berbagai dampak kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkannya telah menjadi suatu problem besar yang semakin berkembang menjadi isu global, seperti masalah pemanasan global (global warming) dengan efek rumah kacanya (green house effect),  hujan asam (acid rain), penyusutan lapisan ozon (ozone depletion). Pada saat timbulnya berbagai permasalahan lingkungan khususnya pencemaran oleh industri sebagaimana dikemukakan di atas, ilmu teknik lingkungan barangkali belumlah dikenal sebagai salah satu disiplin ilmu dan belum berkembang. Orang dapat saja mendirikan suatu industri tanpa mengetahui tentang ilmu teknik industri, apalagi merencanakan, merancang/mendisain suatu teknologi pengelolaan limbah untuk industri belumlah terpikirkan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan pada saat dimulainya revolusi industri pencemaran air dan udara merajalela di berbagai belahan dunia. Lama kelamaan belajar dari  pengalaman dan permasalahan yang dihadapi manusia sehari-hari dalam interaksi dengan lingkungannya, semakin lama semakin disadari bahwa untuk mengantisipasi masalah lingkungan tersebut perlu suatu upaya perencanaan, pengelolaan, pengendalian maupun pencegahan dengan menggunakan suatu ilmu dan teknologi. Kemudian lahirlah ilmu “Teknik Lingkungan”. Ilmu Teknik Lingkungan pada dasarnya adalah perpaduan (integrasi) dari 3 bidang ilmu yaitu Tata Ruang (dari Planologi), Kesehatan

Page 2: Tekling tugas 1.docx

Lingkungan (dari Kesehatan Masyarakat), dan Teknik Penyehatan (dari Teknik Sipil). Oleh karena telah diakui sebagai  suatu disiplin ilmu, tentunya Ilmu Teknik lingkungan telah memenuhi kriteria atau ciri keilmuan seperti adanya obyek yang dikaji, memiliki metode yang jelas (metode ilmiah), tersusun dalam suatu sistem yang teratur dan terkontrol, dan bersifat universal.

2. Jelaskan Ilmu apa saja yang dipelajari pada teknik lingkungan. Jelaskan juga IPAB dan IPALIlmu yg dipelajari teknik lingkungan adalah :- Belajar Pencegahan Produksi Limbah

Limbah diproduksi dari kegiatan produksi, seperti sisa-sisa bahan bakar, sisa bahan baku, dan hasil produksi yang gagal. Di teknik lingkungan, dipelajari bagaimana caranya meminimisasi produksi limbah dan memaksimalkan kualitas produk. Caranya, mulai dari pembuatan chart atau diagram alir tentang kegiatan dan bahan apa saja yang digunakan dalam proses produksi, beserta jumlah dan dampaknya bagi proses produksi dan lingkungan. Dari diagram itu dianalisa aspek apa yang dapat dirubah agar produksi limbah berkurang. Bisa juga dengan menganalisis limbah apa saja yang masih bisa dijadikan bahan baku produksi, sehingga jumlah limbah berkurang.

- Belajar Pengelolaan LimbahLimbah yang dihasilkan, tidak bisa langsung dibuang begitu saja. Limbah harus dikelola dengan baik. Dikelola disini maksudnya, diletakkan di wadah yang sesuai (dengan karateristik bak yang aman dan tidak akan rusak dan merusak lingkungan bila dituangkan limbah ke dalamnya), peletakan wadah harus ditempat yang sesuai ( tidak mengganggu jalannya proses produksi), pengangkutan dan pengaliran limbah harus sesuai dan tepat ( dialirkan dengan media yang baik dan tidak mudah rusak jika kontak dengan limbah korosif), manajemen pengelolaan limbah harus baik (meliputi pada jam berapa limbah dikelola, berapa jumlah pekerja, dsb). Pengelolaan limbah hanya sebatas waktu dimana saat limbah selesai diproduksi sampai waktu dimana saat limbah harus diolah, dan waktu dimana saat limbah harus dibuang.

- Belajar Proses Pengolahan LimbahSebelum dibuang, limbah atau sampah harus diolah terlebih dahulu. Terutama sampah dan limbah hasil produksi suatu industri. Umumnya limbah industri lebih berbahaya daripada limbah domestik (rumahan) yang hanya sampah sisa sayur, bungkus makanan, dan kotoran manusia. Limbah industri berbahaya karena kandungannya yang memiliki nilai resiko tinggi apabila dibuang langsung ke lingkungan. Misalnya, limbah dari industri pembuatan batu baterai mengandung bahan kimia beracun (asam sulfat), kalau dibuang langsung ke sungai dampaknya bisa membahayakan ekosistem sungai dan kualitas air. Apabila airnya digunakan sebagai sumber irigasi, bisa membahayakan kualitas tanaman dan tanah yang terkena aliran air tersebut. Di bagian ini, mahasiswa akan belajar banyak sekali alat-alat yang biasa digunakan oleh industri baik dalam maupun luar negeri untuk mengolah limbah sesuai dengan karateristik limbah yang dihasilkan. Tidak hanya itu, kita juga akan belajar bagaimana mendesain alat dan unit pengolahan limbah tersebut, untuk menghasilkan limbah yang aman dibuang ke sungai. Jenis limbah yang diolah pun tidak hanya limbah cair atau limbah padat saja. Tetapi, emisi pencemaran udara juga harus diperhatikan. Di beberapa industri yang menghasilkan emisi dengan kandungan yang berbahaya, sebelum dibuang bebas ke udara harus melewati serangkaian proses untuk menghilangkan atau minimal

Page 3: Tekling tugas 1.docx

mengurangi kandungan zat/materi berbahaya seperti logam berat, H2S, CO, SOx, atau NOx. 

- Belajar Mengolah AirAir yang kita konsumsi sehari-hari dari kemasan botolan atau PDAM pasti telah melalui proses pengolahan yang sangat panjang. Sumber air apa yang akan dipilih pun dipertimbangkan berdasarkan materi / zat yang terkandung di dalamnya, mulai dari logam berat (Fe, Mg, Mn, Cd, dsb), kandungan oksigen terlarut, kandungan patogen, kekeruhan air, kesadahan air, hingga kandungan garam dalam air. Semuanya diteliti untuk mendapatkan kualitas air mentah yang baik dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang telah ditetapkan. Umumnya sumber air yang dipilih adalah air tawar, seperti air sungai karena air tawar lebih mudah untuk diolah dan kadar garamnya sangat rendah. Setelah dipilih sumber air yang tepat, mulailah proses mendesain bangunan pengolahan air. Bangunan pengolah air adalah sebuah bangunan dalam satu komplek, dimana terdapat unit dan alat untuk mengolah air dari air yang tidak layak minum, menjadi air yang layak minum, atau minimal dapat dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari. Ada banyak unit yang dipelajari, misalnya seperti unit penyaringan, koagulasi (pembubuhan aluminium sulfat untuk mengikat koloid atau partikel kecil), flokulasi (pengadukan air untuk mengoptimalkan pengikatan koloid), sedimentasi (pengendapan partikel koloid), filtrasi (penyaringan air dengan pasir dan kerikil), aerasi (penambahan oksigen ke dalam air dan pengurangan kandungan Fe), desinfeksi (pemberian desinfeksi untuk membunuh patogen). Setelah air bersih selesai diolah, air-air tersebut kemudian dialirkan sampai ke rumah warga. 

Salah satu unit pengolahan air- Belajar Merancang TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

Banyak metode-metode khusus yang dipelajari dalam perancangan TPA. Misalnya, seperti di Amerika, sampah ditimbun dalam tanah yang telah dilapisi lapisan waterproof, lalu tanah timbunan ditanami rumput atau tanaman lain hingga menjadi bukit. Bukit ini bisa menjadi sarana rekreasi edukatif. TPA semacam inilah yang sebenarnya diharapkan oleh pemerintah untuk diwujudkan. Di TPA sendiri juga ada pengolahan dan pengelolaannya. Sampah-sampah yang telah dihasilkan dikelola, dipilah, dan dicacah. Setelah itu diolah dengan treatment khusus sesuai dengan karateristik sampah. Misalnya, sampah organik bisa diolah agar dihasilkan gas metana. Gas metana ini kemudian bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar atau bahan kompor gas. Bisa juga pengolahan sampah menjadi pupuk. Pupuk bisa dijual kembali ke masyarakat. Artinya, sampah tidak terus menumpuk tetapi juga bisa dimanfaatkan kembali. Dalam perancangan TPA juga

Page 4: Tekling tugas 1.docx

diperhitungkan lho, lama waktu penguraian sampah. Jadi, desain pengelolaan dan pengolahannya juga diperhitungkan.

- Belajar Merancang Sistem PlumbingSistem plumbing secara umum adalah sistem perpipaan. Dalam sistem itu meliputi reservoir, pompa, pipa, water closet, urinoir, wastafel, kran air, shower, floor drain, hingga septic tank Perlu perhitungan dan perancangan yang baik, mulai dari berapa jumlah air yang dibutuhkan dalam suatu rumah atau gedung tersebut, berapa ukuran tandon yang dibutuhkan, berapa panjang dan diameter pipa yang dibutuhkan, berapa daya pompa, berapa banyak water closet, urinoir, wastafel, faucet yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan, hingga berapa ukuran septic tank berdasarkan rentang waktu pengurasan dan kebutuhan. Belajar sistem plumbing tidak hanya itu, dalam sistem ini juga dipelajari bagaimana mengalirkan air kotor yang berasal dari kamar mandi. Misalnya, air kotor yang mengalir dari water closet dan urinoir harus dialirkan ke septic tank karena buangannya berupa black water (air yang tidak bisa digunakan lagi), sedangkan air kotor yang mengalir dari floor drain harus dialirkan ke drainase (got) karena buangannya berupa grey water (ada kemungkinan bisa diolah dan digunakan lagi).

- Belajar Merancang Sistem DrainaseDrainase dirancang untuk mengalirkan air hujan. Perancangan drainase didasarkan besarnya curah hujan pada daerah tersebut, luas area yang dilayani, dan tata guna lahan area tersebut

Instalasi Pengolahan Air BersihAir adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting. Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem pengolahannya.

Skema pengolahan air bersih1. Bangunan Intake

Page 5: Tekling tugas 1.docx

 intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant.

2. Water Treatment PlantWater Treatment Plant  adalah bangunan utama pengolahan air bersih.

Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini.

a. KoagulasiDari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada

proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.

Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

b. FlokulasiSetelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit

flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

Page 6: Tekling tugas 1.docx

Proses Flokulasi Partikel Koloid

c. SedimentasiSetelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit

koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Proses Sedimentasi

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

Unit Aselator pada Water Treatment Plant

d. FiltrasiSetelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit

filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media

Page 7: Tekling tugas 1.docx

berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Unit Filtrasi

Untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

3. ReservoirSetelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk

ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Reservoir air bersih

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

Page 8: Tekling tugas 1.docx

Proses Pengolahan Air Bersih

Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)IPAL adalah suatu  perangkat  peralatan teknik beserta perlengkapannya yang

memproses / mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan. Manfaat IPAL :

a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing

b. Agar air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar. c. Agar Biota-biota yang ada di sungai tidak mati

Tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri. Berikut penjelasan tentang proses air limbah domestik ataupun dari industri,akan diolah menjadi air bersih :

a. Air Limbah tersebut di alirkan ke tempat instilasib. Kemudian, air limbah tersebur akan melalui 4 tahap prosesc. Pada proses pertama air limbah itu akan di tampung pada tampungan yang berisi

pasir, yang dimana fungsi pasir tersebut, utnuk mengendapakan aird. yang kedua, air limbah tersebut akan mengalir ke tampungan yang berisi kerikil,

fungsi kerikil sama saja dengan fungsi pasir, yaitu untuk mengendapkan air tersebut.

Page 9: Tekling tugas 1.docx

e. Pada tahap pada satu ini, air limbah akan mengalir di tampungan yang berisi banyak enceng gondok.Enceng gondok tersebut berfungsi sebagai penyerap zat-zat kimia terutama amonia dan fosfat.

f. Setelah zat kimia air limbah tersebut diserap oleh enceng gondok, maka air tersebut di saring.

g. Dan terakhir air limbah yang sudah bersih akan di tampung, ke tampungan yang ke empat, dimana tampungan keempat tersebut diisi oleh ikan, yang fungsinya sebagai indikator. Jika Ikan tersebut mati dalam jangka waktu tidak lama, berarti air limbah tersebut belum benar-benar bersih.. untuk lebih jelasnya sobat blogger dapat melihat gambar di bawah ini

Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang. Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke saringan/filter, dan perpipaan serta kelengkapan lainnya.

Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian dicampur melaluistatic mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang teroksidasi dialirkan ke bak koagulasiflokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil air olahan di masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian.

 Cara Kerja IPAL

1.      Pompa Air Baku (Raw water pump)

Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri pelapisan logam.

2.      Pompa Dosing (Dosing pump)

Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.

3.      Pencampur Statik (Static mixer)

Page 10: Tekling tugas 1.docx

Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.

4.      Bak Koagulasi-Flokulasi

Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.

5.      Pompa Filter

Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.

6.      Saringan Multimedia

Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan pemeliharaannya.  Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.

7.      Saringan Karbon Aktif

Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.

8.      Saringan Penukar Ion

Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan cara

Page 11: Tekling tugas 1.docx

melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.

9.      Sistem Jaringan Perpipaan

Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve) yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.

10.  Tangki Bahan-Bahan Kimia

Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing 30 liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai oksidator.

IPAL Skala Rumah Tangga

Cara kerja ipal skala rumah tangga, air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke ruang penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah akan tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang penangkap lemak.

Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang berada di tengah-tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan keluar dari bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati penyaring berupa batu koral dan batok kelapa.

Salah satu alternative untuk mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga adalah dengan cara mengolah air limbah rumah tangga tersebut secara individual (on site treatment) sebelum di buang ke saluran umum. “Proses Pengolahan Air Limbah dengan system Kombinasi Biofilter Anaerob – Aerob”.Air limbah rumah tangga di alirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah berukuran besar seperti daun, kertas, plastic dan lain-lain. Stelah melaui screen air limbah di alirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, bak pengurai senyawa organic yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak kontaktor bak anaerob (dapat dipasang lebih dari satu sesuai dengan kualitas dari jumlah air baku yang akan

Page 12: Tekling tugas 1.docx

di olah) yang diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split dengan arah aliran dari atas ke bawah dan bawah ke atas. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah keatas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerb-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.

Gambar siklus pengelolaan air

 

Page 13: Tekling tugas 1.docx

3. Daftar Kualitas Air

Page 14: Tekling tugas 1.docx
Page 15: Tekling tugas 1.docx
Page 16: Tekling tugas 1.docx
Page 17: Tekling tugas 1.docx

4. Bagaimana cara mentukan kuantitas air disuatu kota?Tabel 1 Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.

Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU dalam Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas. 2006.

Page 18: Tekling tugas 1.docx

dimana :Q (DMI)     = kebutuhan air untuk kebutuhan domestik (m³/tahun)q(u)             = konsumsi air pada daerah perkotaan (liter/kapita/hari)q(r)              = konsumsi air daerah pedesaan (liter/kapita/hari)P(u)             = jumlah penduduk kotaP(r)              = jumlah penduduk pedesaan Kebutuhan air domestik akan dipengaruhi juga oleh pola konsumsinya seperti penduduk kota menggunakan air lebih banyak dibandingkan penduduk desa. Berdasarkan SNI tahun 2002 tentang sumberdaya air penduduk kota membutuhkan 120L/hari/kapita, sedang penduduk pedesaan memerlukan 60L/hari/kapita. Berdasarkan asumsi tersebut maka dapat diformulasikan kebutuhan air penduduk desa maupun kota (SNI, 2002).Kebutuhan air penduduk pedesaan = penduduk x 365 x 60 L = ………. L/Tahun.Kebutuhan air penduduk perkotaan = penduduk x 365 x 120 L = ………. L/Tahun.