tehnik_injeksi

18
TEHNIK INJEKSI CHRISTOPHER RYALINO PELATIHAN PRA-PJP UNTUK KOMEDIK June 13, 2008

description

KD

Transcript of tehnik_injeksi

Page 1: tehnik_injeksi

TEHNIK INJEKSI

CHRISTOPHER RYALINO

PELATIHAN PRA-PJP UNTUK KOMEDIK

June 13, 2008

Page 2: tehnik_injeksi

© 2008

Page 3: tehnik_injeksi

TEHNIK INJEKSICHRISTOPHER RYALINO

PENDAHULUANMelakukan tindakan injeksi merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh

paramedis. Walaupun tindakan injeksi saat ini disarankan untuk dihindari, tetap saja

prosedur ini memiliki kelebihan dalam fungsinya

untuk „memasukkan ‟ lamsubstansitubuhpasien. tertentu (obat) ke d

Masyarakat di perifer, misalnya di desa-desa yang kebanyakan

tingkat pendidikannya menengah ke menjadi favorit. Banyak orang

demikian merasa bahwa kalau dia belum disuntik, artinya dia

belum ke dokter, dan dia belum sembuh.

Karena itu adalah penting bagi kita untuk mempelajari tehnik injeksi

ini. Namun bagaimana pun juga, menguasai tehnik injeksi tanpa

memahami prosedurnya secara lengkap dapat meningkatkan risiko

timbulnya komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan. Pada tahun

1999 sebagai mahasiswa fakultas kedokteran semester I saya

mengikuti Kersoskes bersama rekan-rekan semester VII (angkatan

1996) di sebuah desa di Lombok. Dengan profesionalisme dan

kegigihan seorang mahasiswa semester I saya menyuntik pasien di

acara Pelayanan Kesehatan.

bawah,tindakan “menyun

GAMBAR PASIEN AK AN

DIINJEKSI .

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

008

Malam harinya, seorang bapak datangke posko kami dan mengeluh badannya panas dan pantatnya sedikit bengkak.

Ketika ditanya apakah ia disuntik hari itu, sibapak menjawab, “Iya pak do Tidak salah lagi, ia berkata dengan mantap sambil menunjuk saya. Walhasil, di acaraYankes keesokan harinya, tidaka

d

a

s

a

t

u

p

u

n

k

a

k

a

k

k

e

l

a

s

y

a(

N

K

Sudah dijelaskan tadi bahwa terkadang tindakan me para kaum medis selalu. Dan untukmenyenangkan pasien dan juga membuat dia merasa sudah sembuh, kita dengangagah berani akan menyuntiknya, walaupun hanyadengan berbekal injeksi vitaminB12.

Injeksi mulai menjadi

sering dilakukan oleh

praktisi medis sejak

diketemukannya

Penicillin pada dekade

1940-an. Sampai saat

ini, banyak sekali

obat-obat yang sudah

tersedia dalam bentuk

injeksi, baik diberikan

secara intramuscular,

intravena, subkutan,

Page 4: tehnik_injeksi

dan lain-lain. Obat- oba t a

1

Page 5: tehnik_injeksi

TEHNI K PENYUNTIKANDalam kesempatan ini kita akan membahas tiga tehnik penyuntikan yang umum dipakai, yaitu:

1. Injeksi intramuscular 2. Injeksi intravena 3. Injeksi subcutan

Sesuai dengan tujuan pelatihan ini, maka dari ketiga tehnik tersebut di atas, kita akan lebih banyak membahas perihal injeksi intramuscular.

Semua peserta pelatihan diharapkan untuk mampu melakukan injeksi intramuscular dengan baik sesuai dengan prosedur yang benar,

sehingga akan diharapkan berguna pada saat melakukan pelayanan kesehatan nanti.

GAMBAR PERBEDA AN S UD UT MAS UK JA RU M PAD A INJEKSI INT RA DER MAL , SUBK UT AN, D AN IN TRA MU SCULA R .

TEHNI K ASPIRASIWalaupun aspirasi tidak lagi dilakukan pada metode injeksi

subkutan, pada penyuntikan intramuscular dan

intravena prosedur ini harus dilakukan. Apabila pada

injeksi intramuscular secara tidak sengaja ujung jarum

menembus pembuluh darah, maka obat yang disuntikkan

akhirnya masuk secara intravena. Hal ini dapat

mengakibatkan terbentuknya emboli sebagai akibat reaksi

komponen kimia dari obat tersebut.

Aspirasi dilakukan dengan cara berikut:

Setelah Anda menusukkan jarum ke lokasi suntikan, pegang bagian bawah syringe dengan tangan non-dominan Anda, dan tarik bagian tongkat syringe ke atas dengan tangan dominan. Apabila jarum telah menembus pembuluh darah, darah akan masuk tertarik ke dalam syringe.

Page 6: tehnik_injeksi

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

008

2

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

00

8

Page 7: tehnik_injeksi

Apabila ini terjadi, dan tehnik injeksi yang Anda

lakukan adalah injeksi intravena, maka prosedur yang Anda lakukan sejauh ini benar.Jarum telah memasuki pembuluh darah, dan obat kini siap dimasukkan langsung kepembuluh darah balik tersebut.

Apabila darah masuk tertarik, dan tehnik injeksi yang Anda lakukan adalah intramuscular, maka prosedur yang Anda

lakukan salah. Jarum yang semestinya mencapai jaringan otot rupanya bersarang di pembuluh darah.Hal ini biasanya

terjadi karena lokasi injeksi kurang tepat. Cabut jarum dan ulangi prosedur penyuntikan dari awal.

TEHNI K DESINFEKSI KULI T DI LOKASI SUNTIKANWalaupun tehnik desinfeksi kulit dengan kapas alkohol sebelum prosedur penyuntikan sudah dikenal luas,

pada kenyataannya ada perbedaan temuan. Misalnya menggunakan kapas alkohol sebelum menyuntikkan

insulin secara subkutan seringkali membuat kulit menjadi mengeras karena efek alkohol.

Dann (1969) dan Koivisto & Felig (1978) menemukan bahwa tehnik desinfeksi dengan alkohol tidak

selalu mutlak diperlukan, dan ketika prosedur itu ditiadakan, rupanya angka infeksi post-injeksi yang

terjadi tidak lebih banyak daripada yang dilakukan swab alkohol sebelumnya.

Para ahli berpendapat bahwa apabila pasien tampak bersih secara fisik, dan tenaga medis juga mengikuti standar asepsis yang benar, desinfeksi kulit sebelum penyuntikan intramuscular adalah tidak perlu. Dan apabila memang dipandang perlu,maka kulit itu harus diswab dengan kapas alkohol selama 30 detik, dan kemudian tunggu 30 detik lagi agar kulit menjadi kering lagi.

Jika injeksi dilakukan sebelum kulit kering, masih ada kemungkinan bakteri belum mati, dan malah bersama-sama

dengan alkohol bisa saja ikut menginokulasi lokasi penyuntikan sehingga meningkatkan risiko infeksi.

INJEKSI INTRAMUSCULARAdalah tindakan menyuntikkan obat ke dalam otot yang terperfusi baik,

sehingga akan mampu memberikan efek sistemik dalam waktu yang singkat,

dan juga biasanya mampu menyerap dalam dosis yang besar. Lokasi

penyuntikan harus dipertimbangkan dengan mengingat kondisi fisik

pasien, usia pasien, dan jumlah obat yang akan diberikan. Apabila

pada lokasi suntikan yang diinginkan terdapat pembengkakan, peradangan,

infeksi, ataupun terdapat lesi dalam bentuk apapun, penyuntikan di lokasi ini

harus dihindari.

GAMBAR IN JEKSI IM

LOKASITerdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah

terbukti bahwa obatnya akan diabsorbsi dengan baik oleh tubuh.

1. PADA DAERAH LENGAN ATAS (DELTOID) 1 Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun kekurangannya area penyuntikan paling kecil, dan jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).

2 Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cmtepat di bawah tonjolan acromion.

Page 8: tehnik_injeksi

3

Page 9: tehnik_injeksi

1Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis. Hal ini terjadi apabilakita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya.

2Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gaya seorangperagawati), dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yangmudah untuk disuntik dan dapat mengurangi nyeri.

2. PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (GLUTEUS MAXIMUS)

1 Paling mudah dilakukan, namun angkaterjadi komplikasi paling tinggi. 2Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea superior

3 Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan

glutea, kemudian buat dua garis imajiner vertical yang

memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat pada

masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada kuadran

lateral atas.

4 Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien 5 berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi. GAMBAR LOKA SI GLUTEUS MAXIMUS

3. PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (GLUTEUS MEDIUS) 1Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau sebaliknya). Posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS. Kemudian gerakkan jari tengah Anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah Anda akan membentuk huruf V.

2Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m. gluteus medius.

3Volume ideal antara 1-4 ml.

4. PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (VASTUS LATERALIS)

1Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak padasepertiga tengah paha bagian luar.

2 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.

3 Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).

GAMBAR VAST US LATE RALIS

5. PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (RECTUS FEMORIS) 1Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletakpada sepertiga tengah paha bagian depan.

2 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat. 3Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).

4 Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.

GAMBAR RECTUS FE MO RIS

Page 10: tehnik_injeksi

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

008

4

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

00

8

Page 11: tehnik_injeksi

PROSEDUR TINDAKAN

1Siapkanobatyangakandisuntikkan,masukkankedalamsyringe.

2Pertama-tama,pastikanidentitaspasien.Andatidakmaumenyuntikkanobatkepasienyangsalah.

3 Posisikanpasiendalamposisiyangnyaman,danjugamudahsertaidealbagiAndauntukmelakukaninjeksiyangdiinginkan.

4 Tentukanlokasipenyun

tikan yang benar sesuai dengan petunjuk di atas. Bersihkan kulitdi atasnya dengan alkohol atau cairan desinfektan lain.

5Pegang syringe dengan tangan dominan Anda (gunakan ibu jari dan jari telunjuk).

6Gunakan tangan non-dominan untuk mengencangkan kulit di sekitar lokasi suntikan.

7 Masukkan jarum sehingga menembus otot yang dicari.Gunakan pengetahuan anatomi Anda untukmemperkirakan kedalaman jarum.

8Lakukan aspirasi.Bila tidak ada darah, lanjutkan. Bila ada darah, cabut jarum, ulangiprosedur.

9Masukkan obat dengan perlahan (1 ml per 10 detik) sampai dosis yang diinginkan tercapai.

10 Setelah usai, tarik jarum syringe. Tergantung jenis obat yang dimasukkan, ada beberapa obat

yang memerlukan pemijatan ringan untuk membantu penyerapan, namun ada pula yang

tidak. Pahami secara menyeluruh obat yang Anda suntikkan, atau silahkan baca rekomendasi

dari pabrik pembuat obat. 11Pisahkan jarum dari syringe. Buang keduanya di tempat sampah khusus sampah medis.

12 Periksa lokasi suntikan sekali lagi untuk memastikan bahwatidak ada perdarahan, pembengkakan, atau reaksi-reaksi lainyang terjadi.

13 Catat dalam rekam medis pasien jenis obat yang dimasukkan, jumlahnya, dan waktupemberian.

TEHNIK INJEKSISudut masuk jarum berperan penting dalam derajat nyeri pasien saat injeksi. Injeksi

intramuscular sebaiknya dilakukan dengan memasukkan jarum tegak lurus dengan kulit (90

derajat) untuk memastikan jarumnya mengenai otot yang dimaksud. Penelitian oleh Katsma dan

Smith (1997) menemukan bahwa perawat-perawat di Inggris tidak selalu menyuntikkan jarum

90 derajat pada injeksi intramuscular, dan rupanya hal ini berpengaruh pada penilaian derajat

nyeri yang dirasakan pasien.

Tehnik injeksi yang dilakukan hampir di seluruh dunia adalah dengancara mengencangkan kulit di sekitar lokasi injeksi dengan tujuan: (Stilwell, 1992)

1. Memudahkan penusukan jarum. Jarum akan lebih mudah menusukkulit dengan sudut 90 derajat apabila kulit yang ditusuk beradadalam keadaan teregang.

2. Dengan teregangnya kulit, maka secara mekanis akanmembantu mengurangi sensitivitas ujung-ujung serat sarafdi permukaan kulit.

TEHNIK Z-TRACKSelama dua dekade terakhir, telah berkembang tehnik penyuntikan intramuscular yang disebut tehnik Z-

track. Keen (1986) pertama kali mengemukakan dalam penelitiannya bahwa tehnik ini mampi mengurangi

sensasi nyeri dan juga

mampu meminimalkan „kebocoran‟masukruangsubkutis pada(obatsaatjarum dicabutyang).disunti

Tehnik ini dilakukan dengan cara menarik kulit di atas lokasi suntikan ke arah lain, kurang lebih sejauh 1-2 cm. Hal ini akan menggerakkan jaringan cutan dan subcutan

yang ada di atas otot yang akan disuntik. Ingatlah bahwa target suntikan adalah otot, sehingga ketika menarik kulit tersebut kita tidak melepaskan mata kita dari

lokasi suntikan yang benar.

Kemudian lakukan penyuntikan seperti biasa, dan ketika usai menarik jarum, lepaskan kulit yang

sedari tadi Anda pegang. Hal ini mengakibatkan luka penetrasi jarum di jaringan otot akan ditutupi

oleh jaringan kutis dan subkutis yang intak. Menggerakkankan anggota gerak yang disuntik

setelahnya juga dipercaya dapat membantu proses penyerapan obat karena hal itu akan

meningkatkan aliran darah ke daerah yang disuntik.

Page 12: tehnik_injeksi

5

Page 13: tehnik_injeksi

INJEKSI SUBKUTANTehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan diabsorpsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption). Biasanya volume obat yang disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik.

Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat dari

permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis dari

jaringan otot. Peragallo & Dittko (1997)

menggunakan CT scan dalam penelitian mereka dan menemukan bahwa GAMBAR

IN JEKSI SUBKU TA N injeksi

subkutan sering kali masuk ke jaringan otot, terutama bila dilakukanpada daerah abdomen atau paha. Hal ini berbahaya karena insulin yang disuntikkan ke otot akan diserap lebih cepat oleh tubuh dan sebagai akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa darah yang dapat membawa pasien ke kondisi hipoglikemia.

Dari studi yang sama juga didapatkan bahwa suntikan subkutan dipercaya tidak lagi

memerlukan aspirasi. Dari gambaran CT scan ditemukan bahwa suntikan dengan

tehnik subkutan hampir tidak pernah menembus pembuluh darah. Springhouse

Corporation (1993) bahkan menyatakan bahwa apabila penyuntikan subkutan

diawalin dengan aspirasi, akan meningkatkan risiko terjadinya hematom di area

subkutan.

NB: Sejak 1994 perkembangan terapi injeksi insulin sangat cepat. Saat ini jarum alay

suntik insulin bermerk sudah dibuat sedemikian rupa sehingga dengan sudut 90 derajat

dengan kulit, insulin dapat masuk ke jaringan subkutan. Oleh karenanya jangan heran

melihat orang diabetes menyuntikkan insulin ke pahanya sendiri dengan sudut masuk

jarum tegak lurus dengan kulit.

GAMBAR MENC UBIT KULITUN TUK ME MU DA HKA N

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

008

GAMBAR PILIHAN LOKASI INJEKSI PAD A INJEKSI SUBK UT AN

6

Page 14: tehnik_injeksi

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

008

INJEKSI INTRAVENA

Tehnik ini digunakan

apabila kita ingin obat

yang disuntikkan akan

diabsorpsi oleh tubuh

dengan pelan dan

berdurasi panjang (slow

and sustained

absorption). Biasanya

volume obat yang

disuntikkan terbatas

pada 1-2 ml per sekali

suntik.

Injeksi subkutan dilakukan

dengan menyuntikkan jarum

menyudut 45 derajat dari

permukaan kulit. Kulit

sebaiknya sedikit dicubit

untuk menjauhkan jaringan

subkutis dari jaringan otot.

Peragallo & Dittko (1997)

menggunakan CT scan

dalam penelitian mereka

dan menemukan bahwa

injeksi subkutan sering kali

masuk ke jaringan otot,

terutama bila dilakukan

pada

daerah abdomen atau paha. Hal iniGAMBAR PEN YU NTIKA N INTR AVE NA ME NGG UN AKA N WING NEEDLE

berbahaya karena insulin yang disuntikkan keotot akan diserap lebih cepat oleh tubuh dan sebagai akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa darah yang dapat membawa pasien ke kondisi hipoglikemia.

MEMPERKIRAKAN TEMPAT KATUP VENA, DAN MENGHINDARINYAKarena kita akan menyuntikkan obat dengan jarum ke dalam vena, adalah penting bagi kita untuk

menghindari katup vena. Apabila katup vena ini tidak sengaja tertusuk, maka dapat menyebabkan

kerusakan permanen pada katup tersebut, dan bahkan dapat menyebabkan kolaps pada vena yang

bersangkutan.

Katup-katup ini ada dengan tujuan untuk mencegah alirah darah balik pada vena

(mencegah aliran darah menjauhi jantung). Untuk mengetahui dimana saja terdapat katup ini, lakukan tekanan ke arah distal pada vena yang bersangkutan. Hal ini bertujuan

mendorong darah yang ada di vena balik ke arah distal, mendekati katup terakhir yang dilewatinya.

Ikuti tekanan itu dan akan Anda temukan nantinya ada tempat tertentu dimana darah yang Anda dorong itu tidak dapat

“lewat” lagi. Di tempat itulah terdapat katup ven suntikan. Terkesan sederhana, namunterkadang melokalisir posisi katup itu dapat menjadi sesuatu yang sulit untukdilakukan.

Page 15: tehnik_injeksi

PROSEDUR TINDAK

AN1 Cuci tangan terlebih dahulu, Bilaperlu gunakan sarung tanganuntuk melindungi Anda.

2 Tentukan lokasi injeksi. Carilah vena

perifer yang tampak atau yang cukup

besar sehingga akan memudahkan Anda

untuk melakukan injeksi nantinya. Ada

kalanya vena yang ideal tidak ada, dan

kemudian akan tergantung kepada

keahlian dan pengalaman Anda untuk

berhasil melakukan injeksi. 3Bersihkan lokasi injeksi dengan kapas alkohol.

4 Pasang torniquet dibagian proximal darilokasi injeksi.

GAMBAR IN JEKSI INT RA VENA

7

Page 16: tehnik_injeksi

1 Suntikkan jarum dengan sudut sekitar 45 derajat atau kurang ke dalam vena yang telah Anda tentukan.Jarum mengarah ke arah proximal sehingga obat yang nanti disuntikkan tidak akan menyebabkanturbulensi ataupun pengkristalan di lokasi suntikan. 2 Lakukan aspirasi:

15 Bila tidak ada darah, berarti perkiraan Anda salah. Beberapa organisasi keperawatan mengajarkan untuk terus

berusahan melakukan probing dan mencari venanya,selama tidak terjadi hematom. Beberapa lagi menganjurkan

untuk langsung dicabut dan prosedur diulangi lagi.

15 Bila ada darah yang masuk, berwarna merah terang, sedikit berbuih, dan memiliki tekanan, segera

tarik jarum dan langsung lakukan penekanan di bekas lokasi injeksi tadi. Itu berarti Anda mengenai

arteri. Walaupun ini jarang terjadi, karena kecuali Anda menusuk dan melakukan probing terlalu

dalam, Anda tetap harus tahu mengenai resiko ini.

15 Bila ada darah yang masuk, berwarna merah gelap, dan tidak memilikitekanan, itu adalah vena. Lanjutkan dengan langkah berikut. 2

Lepaskan tirniquet dengan hati-hati, jangan sampai menggerakkan jarum yang sudah masuk dengan benar.

3 Suntikkan obat secara perlahan-lahan. Terkadang mengusap-usap vena di bagian proximal dari lokasiinjeksi dengan kapas alkohol dapat mengurangi nyeri selama memasukkan obat.

dengan kapas alkohol. Penekanan dilakukan kurang lebih 2-5 menit. Atau bisa juga Andagunakan band-aid untuk menutupi luka suntikan itu. 5

Buanglah syringe dan jarum ke dalam tempat sampah medis.

6 Cuci tangan, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan lagi.

*© 2008

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

008

8

Page 17: tehnik_injeksi

TEH

NIK

IN

JEK

SI |

6/1

3/2

008

REFERENSI

Beyea SC, Nicholl LH (1995) Administration of medications via the intramuscular route: anintegrative reviewof the literature and research-based protocol for the procedure.Applied Nursing Research. 5, 1, 23-33.

Burden M (1994) A practical guide to insulin injections. Nursing Standard. 8, 29, 25-29. Campbell J (1995) Injections.Professional Nurse.10, 7, 455-458.

Chaplin G et al (1985) How safe is the air bubble technique for IM injections? Not very say these experts.Nursing. 15, 9, 59. Cockshott WP et al (1982) Intramuscular or intralipomatous injections. New EnglandJournal of Medicine. 307, 6, 356-358.

Covington TP, Trattler MR (1997) Learn how to zero in on the safest site for an intramuscular injection. Nursing. January, 62-63. Dann TC (1969) Routine skin preparation before injection. An unnecessary procedure. Lancet. ii, 96-98.

Katsma D, Smith G (1997) Analysis of needle path during intramuscular injection. NursingResearch. 46, 5, 288-292.

Keen MF (1986) Comparison of Intramuscular injection techniques to reduce site discomfort and lesions. Nursing Research. 35, 4, 207-210.

Koivisto VA, Felig P (1978) Is skin preparation necessary before insulin injection? Lancet. i,

1072-1073.

MacGabhann L (1998) A comparison of two injection techniques. Nursing Standard. 12, 37, 39-41.

Peragallo-Dittko V (1997) Rethinking subcutaneous injection technique. American Journal of Nursing. 97, 5, 71-72.

Polillio AM, Kiley J (1997) Does a needless injection system reduce anxiety in children receiving intramuscular injections? Pediatric Nursing. 23, 1, 46-49.

Quartermaine S, Taylor R (1995) A Comparative study of depot injection techniques. NursingTimes. 91, 30, 36-39.

Simmonds BP (1983) CDC guidelines for the prevention and control of nosocomial infections: guidelines for prevention of intravascular infections. American Journal of Infection Control. 11, 5, 183-189.

Springhouse Corporation (1993) Medication Administration and IV Therapy Manual. Second edition. Pennsylvania, Springhouse Corporation.

Stilwell B (1992) Skills Update. London, MacMillan Magazines.

Thow J, Home P (1990) Insulin injection technique. British Medical Journal. 301, 7, July 3-4.

Torrance C (1989a) Intramuscular injection Part 2. Surgical Nurse. 2, 6, 24-27.

Torrance C (1989b) Intramuscular injection Part 1. Surgical Nurse. 2, 5, 6-10.

United Kingdom Central Council for Nursing, Midwifery and Health Visiting (1992)Standards for Administration of Medicine. London, UKCC.

The writer has made every effort to to trace the holders of the copyrighted printed materials. If we have overlooked any, we will be plased to make necessary arrangements in the first opportunity.

This .pdf file, as well as hundreds other, will be available soon on www.balihealthworld.com The website is currently under construction. Please stand by for any following news.

Have a medical article, study report, or medical-based review of your own? Convert it into .pdf format and save it. As soon as www.balihealthworld.com in online, post it, and receive all the benefits from

Page 18: tehnik_injeksi

shar

ing your knowledge to everyone.

E-mail to [email protected] for more info.9