tehnik_injeksi
description
Transcript of tehnik_injeksi
TEHNIK INJEKSI
CHRISTOPHER RYALINO
PELATIHAN PRA-PJP UNTUK KOMEDIK
June 13, 2008
© 2008
TEHNIK INJEKSICHRISTOPHER RYALINO
PENDAHULUANMelakukan tindakan injeksi merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh
paramedis. Walaupun tindakan injeksi saat ini disarankan untuk dihindari, tetap saja
prosedur ini memiliki kelebihan dalam fungsinya
untuk „memasukkan ‟ lamsubstansitubuhpasien. tertentu (obat) ke d
Masyarakat di perifer, misalnya di desa-desa yang kebanyakan
tingkat pendidikannya menengah ke menjadi favorit. Banyak orang
demikian merasa bahwa kalau dia belum disuntik, artinya dia
belum ke dokter, dan dia belum sembuh.
Karena itu adalah penting bagi kita untuk mempelajari tehnik injeksi
ini. Namun bagaimana pun juga, menguasai tehnik injeksi tanpa
memahami prosedurnya secara lengkap dapat meningkatkan risiko
timbulnya komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan. Pada tahun
1999 sebagai mahasiswa fakultas kedokteran semester I saya
mengikuti Kersoskes bersama rekan-rekan semester VII (angkatan
1996) di sebuah desa di Lombok. Dengan profesionalisme dan
kegigihan seorang mahasiswa semester I saya menyuntik pasien di
acara Pelayanan Kesehatan.
bawah,tindakan “menyun
GAMBAR PASIEN AK AN
DIINJEKSI .
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
008
Malam harinya, seorang bapak datangke posko kami dan mengeluh badannya panas dan pantatnya sedikit bengkak.
Ketika ditanya apakah ia disuntik hari itu, sibapak menjawab, “Iya pak do Tidak salah lagi, ia berkata dengan mantap sambil menunjuk saya. Walhasil, di acaraYankes keesokan harinya, tidaka
d
a
s
a
t
u
p
u
n
k
a
k
a
k
k
e
l
a
s
y
a(
N
K
Sudah dijelaskan tadi bahwa terkadang tindakan me para kaum medis selalu. Dan untukmenyenangkan pasien dan juga membuat dia merasa sudah sembuh, kita dengangagah berani akan menyuntiknya, walaupun hanyadengan berbekal injeksi vitaminB12.
Injeksi mulai menjadi
sering dilakukan oleh
praktisi medis sejak
diketemukannya
Penicillin pada dekade
1940-an. Sampai saat
ini, banyak sekali
obat-obat yang sudah
tersedia dalam bentuk
injeksi, baik diberikan
secara intramuscular,
intravena, subkutan,
dan lain-lain. Obat- oba t a
1
TEHNI K PENYUNTIKANDalam kesempatan ini kita akan membahas tiga tehnik penyuntikan yang umum dipakai, yaitu:
1. Injeksi intramuscular 2. Injeksi intravena 3. Injeksi subcutan
Sesuai dengan tujuan pelatihan ini, maka dari ketiga tehnik tersebut di atas, kita akan lebih banyak membahas perihal injeksi intramuscular.
Semua peserta pelatihan diharapkan untuk mampu melakukan injeksi intramuscular dengan baik sesuai dengan prosedur yang benar,
sehingga akan diharapkan berguna pada saat melakukan pelayanan kesehatan nanti.
GAMBAR PERBEDA AN S UD UT MAS UK JA RU M PAD A INJEKSI INT RA DER MAL , SUBK UT AN, D AN IN TRA MU SCULA R .
TEHNI K ASPIRASIWalaupun aspirasi tidak lagi dilakukan pada metode injeksi
subkutan, pada penyuntikan intramuscular dan
intravena prosedur ini harus dilakukan. Apabila pada
injeksi intramuscular secara tidak sengaja ujung jarum
menembus pembuluh darah, maka obat yang disuntikkan
akhirnya masuk secara intravena. Hal ini dapat
mengakibatkan terbentuknya emboli sebagai akibat reaksi
komponen kimia dari obat tersebut.
Aspirasi dilakukan dengan cara berikut:
Setelah Anda menusukkan jarum ke lokasi suntikan, pegang bagian bawah syringe dengan tangan non-dominan Anda, dan tarik bagian tongkat syringe ke atas dengan tangan dominan. Apabila jarum telah menembus pembuluh darah, darah akan masuk tertarik ke dalam syringe.
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
008
2
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
00
8
Apabila ini terjadi, dan tehnik injeksi yang Anda
lakukan adalah injeksi intravena, maka prosedur yang Anda lakukan sejauh ini benar.Jarum telah memasuki pembuluh darah, dan obat kini siap dimasukkan langsung kepembuluh darah balik tersebut.
Apabila darah masuk tertarik, dan tehnik injeksi yang Anda lakukan adalah intramuscular, maka prosedur yang Anda
lakukan salah. Jarum yang semestinya mencapai jaringan otot rupanya bersarang di pembuluh darah.Hal ini biasanya
terjadi karena lokasi injeksi kurang tepat. Cabut jarum dan ulangi prosedur penyuntikan dari awal.
TEHNI K DESINFEKSI KULI T DI LOKASI SUNTIKANWalaupun tehnik desinfeksi kulit dengan kapas alkohol sebelum prosedur penyuntikan sudah dikenal luas,
pada kenyataannya ada perbedaan temuan. Misalnya menggunakan kapas alkohol sebelum menyuntikkan
insulin secara subkutan seringkali membuat kulit menjadi mengeras karena efek alkohol.
Dann (1969) dan Koivisto & Felig (1978) menemukan bahwa tehnik desinfeksi dengan alkohol tidak
selalu mutlak diperlukan, dan ketika prosedur itu ditiadakan, rupanya angka infeksi post-injeksi yang
terjadi tidak lebih banyak daripada yang dilakukan swab alkohol sebelumnya.
Para ahli berpendapat bahwa apabila pasien tampak bersih secara fisik, dan tenaga medis juga mengikuti standar asepsis yang benar, desinfeksi kulit sebelum penyuntikan intramuscular adalah tidak perlu. Dan apabila memang dipandang perlu,maka kulit itu harus diswab dengan kapas alkohol selama 30 detik, dan kemudian tunggu 30 detik lagi agar kulit menjadi kering lagi.
Jika injeksi dilakukan sebelum kulit kering, masih ada kemungkinan bakteri belum mati, dan malah bersama-sama
dengan alkohol bisa saja ikut menginokulasi lokasi penyuntikan sehingga meningkatkan risiko infeksi.
INJEKSI INTRAMUSCULARAdalah tindakan menyuntikkan obat ke dalam otot yang terperfusi baik,
sehingga akan mampu memberikan efek sistemik dalam waktu yang singkat,
dan juga biasanya mampu menyerap dalam dosis yang besar. Lokasi
penyuntikan harus dipertimbangkan dengan mengingat kondisi fisik
pasien, usia pasien, dan jumlah obat yang akan diberikan. Apabila
pada lokasi suntikan yang diinginkan terdapat pembengkakan, peradangan,
infeksi, ataupun terdapat lesi dalam bentuk apapun, penyuntikan di lokasi ini
harus dihindari.
GAMBAR IN JEKSI IM
LOKASITerdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah
terbukti bahwa obatnya akan diabsorbsi dengan baik oleh tubuh.
1. PADA DAERAH LENGAN ATAS (DELTOID) 1 Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun kekurangannya area penyuntikan paling kecil, dan jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
2 Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cmtepat di bawah tonjolan acromion.
3
1Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis. Hal ini terjadi apabilakita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya.
2Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gaya seorangperagawati), dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yangmudah untuk disuntik dan dapat mengurangi nyeri.
2. PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (GLUTEUS MAXIMUS)
1 Paling mudah dilakukan, namun angkaterjadi komplikasi paling tinggi. 2Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea superior
3 Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan
glutea, kemudian buat dua garis imajiner vertical yang
memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat pada
masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada kuadran
lateral atas.
4 Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien 5 berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi. GAMBAR LOKA SI GLUTEUS MAXIMUS
3. PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (GLUTEUS MEDIUS) 1Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau sebaliknya). Posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS. Kemudian gerakkan jari tengah Anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah Anda akan membentuk huruf V.
2Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m. gluteus medius.
3Volume ideal antara 1-4 ml.
4. PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (VASTUS LATERALIS)
1Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak padasepertiga tengah paha bagian luar.
2 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
3 Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
GAMBAR VAST US LATE RALIS
5. PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (RECTUS FEMORIS) 1Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletakpada sepertiga tengah paha bagian depan.
2 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat. 3Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
4 Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.
GAMBAR RECTUS FE MO RIS
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
008
4
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
00
8
PROSEDUR TINDAKAN
1Siapkanobatyangakandisuntikkan,masukkankedalamsyringe.
2Pertama-tama,pastikanidentitaspasien.Andatidakmaumenyuntikkanobatkepasienyangsalah.
3 Posisikanpasiendalamposisiyangnyaman,danjugamudahsertaidealbagiAndauntukmelakukaninjeksiyangdiinginkan.
4 Tentukanlokasipenyun
tikan yang benar sesuai dengan petunjuk di atas. Bersihkan kulitdi atasnya dengan alkohol atau cairan desinfektan lain.
5Pegang syringe dengan tangan dominan Anda (gunakan ibu jari dan jari telunjuk).
6Gunakan tangan non-dominan untuk mengencangkan kulit di sekitar lokasi suntikan.
7 Masukkan jarum sehingga menembus otot yang dicari.Gunakan pengetahuan anatomi Anda untukmemperkirakan kedalaman jarum.
8Lakukan aspirasi.Bila tidak ada darah, lanjutkan. Bila ada darah, cabut jarum, ulangiprosedur.
9Masukkan obat dengan perlahan (1 ml per 10 detik) sampai dosis yang diinginkan tercapai.
10 Setelah usai, tarik jarum syringe. Tergantung jenis obat yang dimasukkan, ada beberapa obat
yang memerlukan pemijatan ringan untuk membantu penyerapan, namun ada pula yang
tidak. Pahami secara menyeluruh obat yang Anda suntikkan, atau silahkan baca rekomendasi
dari pabrik pembuat obat. 11Pisahkan jarum dari syringe. Buang keduanya di tempat sampah khusus sampah medis.
12 Periksa lokasi suntikan sekali lagi untuk memastikan bahwatidak ada perdarahan, pembengkakan, atau reaksi-reaksi lainyang terjadi.
13 Catat dalam rekam medis pasien jenis obat yang dimasukkan, jumlahnya, dan waktupemberian.
TEHNIK INJEKSISudut masuk jarum berperan penting dalam derajat nyeri pasien saat injeksi. Injeksi
intramuscular sebaiknya dilakukan dengan memasukkan jarum tegak lurus dengan kulit (90
derajat) untuk memastikan jarumnya mengenai otot yang dimaksud. Penelitian oleh Katsma dan
Smith (1997) menemukan bahwa perawat-perawat di Inggris tidak selalu menyuntikkan jarum
90 derajat pada injeksi intramuscular, dan rupanya hal ini berpengaruh pada penilaian derajat
nyeri yang dirasakan pasien.
Tehnik injeksi yang dilakukan hampir di seluruh dunia adalah dengancara mengencangkan kulit di sekitar lokasi injeksi dengan tujuan: (Stilwell, 1992)
1. Memudahkan penusukan jarum. Jarum akan lebih mudah menusukkulit dengan sudut 90 derajat apabila kulit yang ditusuk beradadalam keadaan teregang.
2. Dengan teregangnya kulit, maka secara mekanis akanmembantu mengurangi sensitivitas ujung-ujung serat sarafdi permukaan kulit.
TEHNIK Z-TRACKSelama dua dekade terakhir, telah berkembang tehnik penyuntikan intramuscular yang disebut tehnik Z-
track. Keen (1986) pertama kali mengemukakan dalam penelitiannya bahwa tehnik ini mampi mengurangi
sensasi nyeri dan juga
mampu meminimalkan „kebocoran‟masukruangsubkutis pada(obatsaatjarum dicabutyang).disunti
Tehnik ini dilakukan dengan cara menarik kulit di atas lokasi suntikan ke arah lain, kurang lebih sejauh 1-2 cm. Hal ini akan menggerakkan jaringan cutan dan subcutan
yang ada di atas otot yang akan disuntik. Ingatlah bahwa target suntikan adalah otot, sehingga ketika menarik kulit tersebut kita tidak melepaskan mata kita dari
lokasi suntikan yang benar.
Kemudian lakukan penyuntikan seperti biasa, dan ketika usai menarik jarum, lepaskan kulit yang
sedari tadi Anda pegang. Hal ini mengakibatkan luka penetrasi jarum di jaringan otot akan ditutupi
oleh jaringan kutis dan subkutis yang intak. Menggerakkankan anggota gerak yang disuntik
setelahnya juga dipercaya dapat membantu proses penyerapan obat karena hal itu akan
meningkatkan aliran darah ke daerah yang disuntik.
5
INJEKSI SUBKUTANTehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan diabsorpsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption). Biasanya volume obat yang disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik.
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat dari
permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis dari
jaringan otot. Peragallo & Dittko (1997)
menggunakan CT scan dalam penelitian mereka dan menemukan bahwa GAMBAR
IN JEKSI SUBKU TA N injeksi
subkutan sering kali masuk ke jaringan otot, terutama bila dilakukanpada daerah abdomen atau paha. Hal ini berbahaya karena insulin yang disuntikkan ke otot akan diserap lebih cepat oleh tubuh dan sebagai akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa darah yang dapat membawa pasien ke kondisi hipoglikemia.
Dari studi yang sama juga didapatkan bahwa suntikan subkutan dipercaya tidak lagi
memerlukan aspirasi. Dari gambaran CT scan ditemukan bahwa suntikan dengan
tehnik subkutan hampir tidak pernah menembus pembuluh darah. Springhouse
Corporation (1993) bahkan menyatakan bahwa apabila penyuntikan subkutan
diawalin dengan aspirasi, akan meningkatkan risiko terjadinya hematom di area
subkutan.
NB: Sejak 1994 perkembangan terapi injeksi insulin sangat cepat. Saat ini jarum alay
suntik insulin bermerk sudah dibuat sedemikian rupa sehingga dengan sudut 90 derajat
dengan kulit, insulin dapat masuk ke jaringan subkutan. Oleh karenanya jangan heran
melihat orang diabetes menyuntikkan insulin ke pahanya sendiri dengan sudut masuk
jarum tegak lurus dengan kulit.
GAMBAR MENC UBIT KULITUN TUK ME MU DA HKA N
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
008
GAMBAR PILIHAN LOKASI INJEKSI PAD A INJEKSI SUBK UT AN
6
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
008
INJEKSI INTRAVENA
Tehnik ini digunakan
apabila kita ingin obat
yang disuntikkan akan
diabsorpsi oleh tubuh
dengan pelan dan
berdurasi panjang (slow
and sustained
absorption). Biasanya
volume obat yang
disuntikkan terbatas
pada 1-2 ml per sekali
suntik.
Injeksi subkutan dilakukan
dengan menyuntikkan jarum
menyudut 45 derajat dari
permukaan kulit. Kulit
sebaiknya sedikit dicubit
untuk menjauhkan jaringan
subkutis dari jaringan otot.
Peragallo & Dittko (1997)
menggunakan CT scan
dalam penelitian mereka
dan menemukan bahwa
injeksi subkutan sering kali
masuk ke jaringan otot,
terutama bila dilakukan
pada
daerah abdomen atau paha. Hal iniGAMBAR PEN YU NTIKA N INTR AVE NA ME NGG UN AKA N WING NEEDLE
berbahaya karena insulin yang disuntikkan keotot akan diserap lebih cepat oleh tubuh dan sebagai akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa darah yang dapat membawa pasien ke kondisi hipoglikemia.
MEMPERKIRAKAN TEMPAT KATUP VENA, DAN MENGHINDARINYAKarena kita akan menyuntikkan obat dengan jarum ke dalam vena, adalah penting bagi kita untuk
menghindari katup vena. Apabila katup vena ini tidak sengaja tertusuk, maka dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada katup tersebut, dan bahkan dapat menyebabkan kolaps pada vena yang
bersangkutan.
Katup-katup ini ada dengan tujuan untuk mencegah alirah darah balik pada vena
(mencegah aliran darah menjauhi jantung). Untuk mengetahui dimana saja terdapat katup ini, lakukan tekanan ke arah distal pada vena yang bersangkutan. Hal ini bertujuan
mendorong darah yang ada di vena balik ke arah distal, mendekati katup terakhir yang dilewatinya.
Ikuti tekanan itu dan akan Anda temukan nantinya ada tempat tertentu dimana darah yang Anda dorong itu tidak dapat
“lewat” lagi. Di tempat itulah terdapat katup ven suntikan. Terkesan sederhana, namunterkadang melokalisir posisi katup itu dapat menjadi sesuatu yang sulit untukdilakukan.
PROSEDUR TINDAK
AN1 Cuci tangan terlebih dahulu, Bilaperlu gunakan sarung tanganuntuk melindungi Anda.
2 Tentukan lokasi injeksi. Carilah vena
perifer yang tampak atau yang cukup
besar sehingga akan memudahkan Anda
untuk melakukan injeksi nantinya. Ada
kalanya vena yang ideal tidak ada, dan
kemudian akan tergantung kepada
keahlian dan pengalaman Anda untuk
berhasil melakukan injeksi. 3Bersihkan lokasi injeksi dengan kapas alkohol.
4 Pasang torniquet dibagian proximal darilokasi injeksi.
GAMBAR IN JEKSI INT RA VENA
7
1 Suntikkan jarum dengan sudut sekitar 45 derajat atau kurang ke dalam vena yang telah Anda tentukan.Jarum mengarah ke arah proximal sehingga obat yang nanti disuntikkan tidak akan menyebabkanturbulensi ataupun pengkristalan di lokasi suntikan. 2 Lakukan aspirasi:
15 Bila tidak ada darah, berarti perkiraan Anda salah. Beberapa organisasi keperawatan mengajarkan untuk terus
berusahan melakukan probing dan mencari venanya,selama tidak terjadi hematom. Beberapa lagi menganjurkan
untuk langsung dicabut dan prosedur diulangi lagi.
15 Bila ada darah yang masuk, berwarna merah terang, sedikit berbuih, dan memiliki tekanan, segera
tarik jarum dan langsung lakukan penekanan di bekas lokasi injeksi tadi. Itu berarti Anda mengenai
arteri. Walaupun ini jarang terjadi, karena kecuali Anda menusuk dan melakukan probing terlalu
dalam, Anda tetap harus tahu mengenai resiko ini.
15 Bila ada darah yang masuk, berwarna merah gelap, dan tidak memilikitekanan, itu adalah vena. Lanjutkan dengan langkah berikut. 2
Lepaskan tirniquet dengan hati-hati, jangan sampai menggerakkan jarum yang sudah masuk dengan benar.
3 Suntikkan obat secara perlahan-lahan. Terkadang mengusap-usap vena di bagian proximal dari lokasiinjeksi dengan kapas alkohol dapat mengurangi nyeri selama memasukkan obat.
dengan kapas alkohol. Penekanan dilakukan kurang lebih 2-5 menit. Atau bisa juga Andagunakan band-aid untuk menutupi luka suntikan itu. 5
Buanglah syringe dan jarum ke dalam tempat sampah medis.
6 Cuci tangan, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan lagi.
*© 2008
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
008
8
TEH
NIK
IN
JEK
SI |
6/1
3/2
008
REFERENSI
Beyea SC, Nicholl LH (1995) Administration of medications via the intramuscular route: anintegrative reviewof the literature and research-based protocol for the procedure.Applied Nursing Research. 5, 1, 23-33.
Burden M (1994) A practical guide to insulin injections. Nursing Standard. 8, 29, 25-29. Campbell J (1995) Injections.Professional Nurse.10, 7, 455-458.
Chaplin G et al (1985) How safe is the air bubble technique for IM injections? Not very say these experts.Nursing. 15, 9, 59. Cockshott WP et al (1982) Intramuscular or intralipomatous injections. New EnglandJournal of Medicine. 307, 6, 356-358.
Covington TP, Trattler MR (1997) Learn how to zero in on the safest site for an intramuscular injection. Nursing. January, 62-63. Dann TC (1969) Routine skin preparation before injection. An unnecessary procedure. Lancet. ii, 96-98.
Katsma D, Smith G (1997) Analysis of needle path during intramuscular injection. NursingResearch. 46, 5, 288-292.
Keen MF (1986) Comparison of Intramuscular injection techniques to reduce site discomfort and lesions. Nursing Research. 35, 4, 207-210.
Koivisto VA, Felig P (1978) Is skin preparation necessary before insulin injection? Lancet. i,
1072-1073.
MacGabhann L (1998) A comparison of two injection techniques. Nursing Standard. 12, 37, 39-41.
Peragallo-Dittko V (1997) Rethinking subcutaneous injection technique. American Journal of Nursing. 97, 5, 71-72.
Polillio AM, Kiley J (1997) Does a needless injection system reduce anxiety in children receiving intramuscular injections? Pediatric Nursing. 23, 1, 46-49.
Quartermaine S, Taylor R (1995) A Comparative study of depot injection techniques. NursingTimes. 91, 30, 36-39.
Simmonds BP (1983) CDC guidelines for the prevention and control of nosocomial infections: guidelines for prevention of intravascular infections. American Journal of Infection Control. 11, 5, 183-189.
Springhouse Corporation (1993) Medication Administration and IV Therapy Manual. Second edition. Pennsylvania, Springhouse Corporation.
Stilwell B (1992) Skills Update. London, MacMillan Magazines.
Thow J, Home P (1990) Insulin injection technique. British Medical Journal. 301, 7, July 3-4.
Torrance C (1989a) Intramuscular injection Part 2. Surgical Nurse. 2, 6, 24-27.
Torrance C (1989b) Intramuscular injection Part 1. Surgical Nurse. 2, 5, 6-10.
United Kingdom Central Council for Nursing, Midwifery and Health Visiting (1992)Standards for Administration of Medicine. London, UKCC.
The writer has made every effort to to trace the holders of the copyrighted printed materials. If we have overlooked any, we will be plased to make necessary arrangements in the first opportunity.
This .pdf file, as well as hundreds other, will be available soon on www.balihealthworld.com The website is currently under construction. Please stand by for any following news.
Have a medical article, study report, or medical-based review of your own? Convert it into .pdf format and save it. As soon as www.balihealthworld.com in online, post it, and receive all the benefits from