TEHNIK PEMBUKTIAN PIDANA PPh · PDF filePembayaran kpd rekanan, pemotongan ... terhadap kasus...

44

Transcript of TEHNIK PEMBUKTIAN PIDANA PPh · PDF filePembayaran kpd rekanan, pemotongan ... terhadap kasus...

SELF ASSESSMENT

dimana

Wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, dan membayar

sendiri pajak yang terutang

Tulang punggung sistem ini adalah

“VOLUNTARY COMPLIANCE”

(kepatuhan sukarela)

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI

INDONESIA

Self Assessment mengandung konsekuensi sebagai berikut :

◦ sistem self assessment ini meletakkan tanggung jawab pemungutan pajaksepenuhnya pada wajib pajak.

◦ Memungkinkan terjadinya perlawanan terhadap proses pemungutan pajakmerupakan suatu fenomena yang sering terjadi baik denganmemanfaatkan celah hukum (Tax avoidance) maupun melalui upayapenyelundupan pajak (Tax Evasion)

Peran penting Direktorat Jenderal Pajak, dalam menyukseskan pemungutanpajak dengan sistem self assessment ini, terletak pada kemampuannya untukdapat secara optimal melaksanakan fungsi pengawasan dan penegakanhukum atas terjadinya segala bentuk penyimpangan pemenuhan kewajibanperpajakan baik berupa pelanggaran administratif maupun tindak pidana.

Sistem Self Assessment “ Mendaftar diri Ke DJP , menghitung, memotong/memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Pajak yang terutang. Bendahara sebagai Wajib Pajak mempunyai Perbedaan /karakteristik khusus dengan Wajib Pajak biasa Lain! Wajib pajak perusahaan

1. PPh Pasal 4 ayat (2) harus di setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir:

2. PPh Pasal 21 Oleh pemotong PPh harus di setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya stlh Masa Pajak berakhir:

3. PPh Pasal 23 dan Pasal 26 tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya stlh Masa Pajak berakhir:

dan menyampaikan SPT Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir

Masa /bln Januari Tanggal 10 Feb Tgl 20 Feb

Pembayaran kpd rekanan, saat pemotongan

/pemungutan

Pembayaran ke Bank Persepsi/Ktr

Pos

Pelaporan

PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara;

Wajib melaporkan hasil pemungutannya paling lama 14 (empat belas) hari stlh Masa Pajak berakhir.

Masa /bln Januari Tgl 14 Feb

Pembayaran kpd rekanan, pemotongan /pemungutan, Pembayaran ke Bank/Ktr Pos (bersama-sama)

Pelaporan

PPN atau PPN dan PPnBM yangpemungutannya dilakukan oleh BendaharaPengeluaran sebagai Pemungut PPN, harusdisetor paling lama tanggal 7 ( tujuh ) bulanberikutnya setelah Masa Pajak berakhir;

Wajib melaporkan paling lama akhir bulanberikutnya setelah masa Pajak berakhir.

Masa /bln Januari Tanggal 07 Feb Tgl Akhir Feb

Pembayaran kpd rekanan, pemotongan

/pemungutan

Pembayaran ke Bank Persepsi

/Ktr Pos

Pelaporan

PPN atau PPN dan PPnBM yangpemungutannya dilakukan oleh PejabatPenandatangan Surat Perintah Membayarsebagai Pemungut PPN, harus disetor padahari yang sama dengan pelaksanaanpembayaran kepada PKP RekananPemerintah melalui KPPN

JanuariTgl Akhir Februari

Pembayaran/ Pemotongan/Penyetoran Pelaporan

PPN atau PPN dan PPnBM oleh Pejabat Penandatangan

Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN

Kewajiban yang tidak di”taat” i;

tidak diikuti menimbulkan;

Kewajiban yang ditunda/tertunda/tidak terlaksana mengakibatkan adanya

Hukuman“SANKSI” Jenis jenis hukuman /Sanksi di bidang

Perpajakan Sanksi di bidang Perpajakan :1. Administrasi. (KUP) 2. Pidana.(KUP,KUHP,Tipikor)

Tidak Melapor/Terlambat melapor,

Sudah melaporkan namun membetulkan SPT pertama dst, namun ada kekurangan pembayaran

Tidak memotong/tidak memungut Pajak -pajak yang terutang.

Memotong/Memungut tapi tidak menyetor seluruhnya atau menyetor sebagian.

Sanksi administrasi ini tidak melihatunsur/memperhatikan “NIAT” yaitu Karena “Alpa atauSengaja.”

Jenis-jenis Sanksi Administrasi berupa : 1 Denda Rp. 500.000 U” PPN Rp. 100.000 U” Masa Lain Rp. 1.000.000 U’Thn Badan Rp. 100.000 U” Thn OP

dikarenakan menyampaikan tidak tepat waktu atau tidak menyampaikan ke DJP

Masa lain seperti, PPh Pasal 21, 22, 23/26, 4(2). Perhitungan per Masa per satu SPT.

2. Bunga : 2 % /bulan, sudah dilaporkannamun ada kekurangan pajak yangakan dibayar.

Bunga dihitung sejak penyampaianSPT berakhir harus disampaikan s.dtanggal pembayaran kekurangantersebut.

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN

BUKTI

PERMULAAN

PENYIDIKAN

ANALISIS

IDLP

LAPORAN

INTELIJEN

PENINDAKAN PEMBERKASAN PENYERAHAN

BERKAS

PERKARA

Rik Tsk.

Rik Ahli

Rik Saksi

PEMERIKSAAN

Penangkapan &

Penahanan

Penyitaan

Penggeledahan

Pencegahan

Pasal 44 UU No. 16Tahun 2009 Tentang KUP dan

KEP. Dirjen No. 272/PJ./2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengamatan, Pemeriksaan

Bukti Permulaan dan Penyidikan Tindak Pidana Dibidang Perpajakan

Koordinasi dengan POLRI dan Kejaksaan

UU No 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

MINDIK

Sprindik

Instruksi Sidik

Usul Sidik

Lap. Kejadian

SPDP

PENGERTIAN PENYIDIKAN :

Serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU ini untuk mencari serta mengumpulkan buktiyang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

PENYIDIKAN

Tindak Pidana Di Bidang PerpajakanPasal 1 angka 31 UU KUP

PENGERTIAN PENYIDIKAN :

Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencariserta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terangtindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukantersangkanya.

KUHAP

Psl. 1 angka 1 Jo.

Psl. 6 ayat 1

KUP

Pasal 44 ayat (1)

Pejabat polisi negara Republik Indonesia

atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu

yang diberi wewenang khusus oleh Undang

Undang untuk melakukan penyidikan.

Penyidikan TP di bidang perpajakan hanya dapat

sus sebagai penyidik TP di bidang perpajakan.

PENYIDIK

Unsur-unsur Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan :

1. Unsur Subyek

Pelaku perbuatan pidana : Setiap orang

a. Orang pribadi

b. Badan hukum (Pengurus, Wakil, Kuasa & Pegawai WP)

Termasuk : * yang menyuruh

* yang turut serta melakukan

* yang menganjurkan

* yang membantu melakukan

2. Unsur Perbuatan

a. Memenuhi rumusan Pasal 38, 39, 41A, 41B, 41 C dan 43 KUP

b. Memenuhi rumusan Pasal 24,25 PBB, 13,14 BM, 41A PPSP

c. Perbuatan tersebut diancam dengan sanksi pidana

d. Perbuatan tersebut dilakukan di bidang perpajakan

3. Unsur Akibat

Dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

4. Unsur Kesalahan

a. Kealpaan

b. Kesengajaan

TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PASAL-PASAL YANG MENGATUR

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

UU KUP

Ps. 38,

39,39A, 41,

41A, 41B,

41C, 43

UU PBB

Ps. 24,

25

UU BM

Ps. 13,

14

UU PPSP

Ps. 41A

Pasal 38

Pasal 39

Pasal 41

Pasal 41A

Pasal 41B

Pasal 43

Pasal 40

Penyertaan Tipid Ps 38, Ps 39 dan Ps 39A

Penyertaan Tipid Ps 41A dan Ps 41B

Tindak Pidana (Alpa) bukan yang pertama

kali

Daluwarsa

Tipid Rahasia Jabatan

Tipid Tidak Melaksanakan Pasal 35

Tipid Menghalangi/Mempersulit DIK

.

Tindak Pidana (Sengaja)

Pengulangan

P e r c o b a n

A l p a

Sengaja

Delik Aduan

KETENTUAN PIDANA DALAM UU KUP

Pasal 39 A Menggunakan/menerbitkan

faktur pajak, bukti potput,

ssp tidak sesuai transaksi

sebenarnya

TAMBAHAN KETENTUAN PIDANA DALAM

UU No. 16 / 2009 KUP

NON PKP menerbitkan faktur

Pasal 41C Tipid tdk melaksanakan Pasal 35 A

Tipid penyalahgunaan data dan

Informasi perpajakan

A L P A

Tidak menyampaikan SPT

Menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap

atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar

(bukan untuk pertama kali)

Dapat menimbulkan kerugian

pada pendapatan Negara

* Kurungan maksimal satu tahun, atau

* Denda maksimal dua kali

A K I B A T

SANKSI PIDANA

PASAL 38

SENGAJA - [ Pasal 39 Ayat (1) ]•a. tidak mendaftarkan diri•b. menyalahgunakan NPWP/NPPKP •c. tidak menyampaikan SPT •d. menyampaikan SPT yang isinya tidak benar/tidak lengkap•e. menolak untuk dilakukan pemeriksaan•f. memperlihatkan pembukuan palsu/dipalsukan•g. tidak menyelenggarakan/memperlihatkan/meminjamkan pembukuan•h. tidak menyimpan buku, catatan, dokumen cfm psl 28 ayat (11)•i. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong/dipungut

A K I B A T

Dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan Negara

SANKSI PIDANA

Penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun

DAN

Denda paling sedikit 2 x dan paling banyak 4 x jumlah pajak

yang terutang / kurang dibayar

PASAL 39

PENGULANGANPasal 39 Ayat (2) KUP

Ancaman Pidana (Pasal 39 Ayat (1))

dilipatkan dua

Dengan syarat belum lewat satu tahun

selesai menjalani pidana, melakukan lagi

Tindak Pidana

PASAL 39

Pasal 39 Ayat (3) KUP

P E R C O B A A N

* Menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP

atau NPPKP.

* Menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak

benar atau tidak lengkap.

( Dalam rangka mengajukan restitusi atau kompensasi atau

pengkreditan pajak)

Pidana Penjara paling singkat 6 Bulan paling lama 2 Tahun

dan

Denda paling sedikit 2 x paling banyak 4 x

jumlah restitusi atau kompensasi atau pengkreditan pajak

PASAL 39

SANKSI PIDANA

SENGAJA

Menerbitkan dan/atau menggunakan Faktur pajak,

bukti potput, dan atau SSP yg tdk berdasarkan transaksi

sebenarnya

Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan

sebagai PKP

Penjara paling singkat 2 Tahun paling lama 6 Tahun

SertaDenda paling sedikit 2 x paling banyak 6 x jumlah faktur pajak atau Potput atau SSP

PASAL 39 A

S A N K S I

A L P A

Tidak memenuhi kewajiban meraha-

siakan segala sesuatu yang diketahui

/diberitahukan kepadanya oleh WP.

karena jabatannya ( seperti tersebut

dalam Pasal 34 KUP. )

S A N K S I

~ Pidana kurungan selama-lamanya

satu tahun, dan

~ Denda setinggi-tingginya

Rp 25.000.000,00

Sengaja

Tidak memenuhi/menyebabkan

tidak terpenuhinya kewajiban

merahasiakan segala sesuatu yang

diketahui/diberitahukan kepada

nya oleh WP. karena jabatanya

(seperti tsb. dalam Pasal 34 KUP.)

S A N K S I

~ Pidana penjara selama-lama

nya dua tahun, dan

~ Denda setinggi-tinggnya

Rp 50.000.000,00

PEJABAT PEJABAT/SESEORANG

SETIAP ORANG (YANG TERIKAT PASAL 35)

YANG DENGAN SENGAJA

• Tidak memberikan keterangan atau bukti atau

• Memberikan keterangan atau bukti yang

tidak benar.

Pasal 41 A

S A N K S I

Pidana Kurungan Maksimal 1 Tahun

dan

Denda paling banyak Rp 25.000.000,00

SETIAP ORANG yang dengan sengaja

Pasal 41 B

S A N K S I

Pidana penjara paling lama

3 tahun

dan

denda paling banyak Rp 75.000.000,00

Menghalangi atau Mempersullit Penyidikan Tindak

Pidana di Bidang Perpajakan

SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA

Pasal 41 C

TIDAK MEMENUHI PASAL 35 (1)

MENYEBABKAN TDK TERPENUHINYA

PASAL 35 (1)

TDK MEMBERI DATA/INFO YG

DIMINTA DJP CFM. PASAL 35 A (2)

MENYALAHGUNAKAN DATA/INFO

PAJAK SHG ADA KERUGIAN NEGARA

KURUNGAN 1 TAHUN atau DENDA Rp. 1

M

KURUNGAN 10 BLN atau DENDA

Rp. 800 JUTA

KURUNGAN 10 BLN atau DENDA

Rp. 800 JUTA

KURUNGAN 10 BLN atau DENDA

Rp. 800 JUTA

PERBUATAN SANKSI

KUHP KUP

Pasal 55 PASAL 43 :

(1) Ketentuan sebagaimana pasal 39

dan 39A berlaku juga bagi wakil,

kuasa, pegawai dari wajib pajak atau

pihak lain yang menyuruh

melakukan, turut serta melakukan,

menganjurkan, membantu

melakukan tindak pidana

(2) Ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 41A dan 41B

berlaku juga bagi yang menyuruh

melakukan, yang menganjurkan atau

yang membantu melakukan tindak

pidana di bidang perpajakan.

Pasal 43

Dipidana sebagai pembuat suatu

perbuatan pidana :

-Yang Melakukan

-Yang Menyuruh Melakukan

-Yang turut serta melakukan

-Yang Menganjurkan

Pasal 56

Dipidana sebagai pembantu suatu

kejahatan :

-Yang sengaja memberi bantuan pada

waktu kejahatan dilakukan

-Yang sengaja memberi kesempatan atau

sarana atau keterangan utk melakukan

kejahatan

PASAL 38, 39, 39A UU KUP

WAJIB PAJAK

WAKIL ( Pasal 32(1),(2),(4))

KUASA (Pasal 32(3))

PEGAWAI WAJIB PAJAK

PIHAK LAIN :

-Yang Menyuruh

-Yang Turut Serta

-Yang Menganjurkan

-Yang Membantu Melakukan

PASAL 43 Ayat (1)

BARANG SIAPA

Sosialisasi peraturan perpajakan terutama yang terkait dengan tindak pidana perpajakan

Reformasi Organisasi DJP, Penyidikan hanya dilakukan oleh KPDJP dan Kanwil DJP, sehingga pelaksanaan penyidikan dapat lebih terfokus

Meningkatkan upaya penegakan hukum melalui Penyidikan terhadap kasus tindak pidana perpajakan untuk memberi efek jera (deterrent effect) bagi wajib pajak sehingga peraturan perpajakan dapat ditaati secara voluntary compliance

Publikasi terhadap hasil penyidikan yang telah dilaksanakan

JAKSA AGUNG

Pasal 44 B

DENGAN SYARAT

Setelah WP melunasi pajak yang tidak

atau kurang di bayar atau tidak

seharusnya dikembalikan, ditambah de-

ngan sanksi administrasi berupa denda

sebesar empat kali jumlah pajak yang

tidak atau kurang dibayar, atau yang

tidak seharusnya dikembalikan.

Untuk kepentingan penerimaan negara

atas permintaan Menkeu, Jaksa Agung

dapat menghentikan penyidikan tindak

pidana di bidang perpajakan paling lama

dalam jangka waktu 6 bulan sejak

tanggal surat permintaan

PENYIDIK

Pasal 44 A

DALAM HAL :

-Tidak cukup bukti

-Bukan Tindak Pidana

-Daluwarsa

-Tersangka Meninggal Dunia

Siapa yang BERWENANG

melakukan Penyidikan atas

TINDAK PIDANA

PAJAK ?

PPNS DJP

Kecuali

Ps 13 UU BM POLRI

a) Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan /laporan agar menjadi lebih lengkap & jelas;

b) Meneliti, mencari & mengumpul kan keterangan mengenai orang pribadi / badan;

c) Minta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan;

d) Memeriksa buku/catatan dan dokumen lain;

e) Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti;

f) Meminta bantuan tenaga ahli;g) Menyuruh berhenti dan/atau

melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan, memeriksa identitas orang/dokumen;

h) Memotret seseorang;i) Memanggil orang untuk

didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j) Menghentikan penyidikan dan/ atau

k) Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menggunakan pajak yang telah dipotong/dipungut untukkeperluan pribadi atau diputar terlebih dahulu untukusaha/bisnis, akan tetapi usaha/bisnis tsb gagal.

Menggunakan pajak yang telah dipotong/dipungut untukmenutupi pengeluaran kantor yg lainnya yg belum cairdananya, akan tetapi setelah dana cair, pajak tsb tdk segeradisetorkan ke Bank Persepsi.

Melakukan penyetoran pajak melaui orang lain/perantara dg iming-iming mendapat imbalan/komisi dg prosentasetertentu apabila menyetor lewat perantara tsb, akan tetapiternyata pajak tsb tdk disetor ke Bank persepsi danBendahara diberi SSP bodong.

TERIMA KASIH