Teh Hijau dan Khasiatnya bagi Kesehatan Tubuh
-
Upload
muhammad-bakhtiar -
Category
Documents
-
view
6.168 -
download
3
description
Transcript of Teh Hijau dan Khasiatnya bagi Kesehatan Tubuh
TEH HIJAU DAN KHASIATNYA BAGI
KESEHATAN TUBUH
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti ujian nasional
Oleh
Muhammad Bakhtiar
050610034
SMA DWIWARNA (BOARDING SCHOOL)
JALAN RAYA PARUNG KM. 40 BOGOR
2007
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini disahkan pada tanggal
............................................................
Oleh
Guru Penguji Guru Pembimbing
Iryanto Yossa Ir. Widiati S.
Mengetahui,
Direktur SMA Dwiwarna Wakakur SMA Dwiwarna
Dr. dr. Carmen Jahja, SportMed Euis Tresna, S.Pd. MSi.
ii
ABSTRAK
Teh merupakan minuman hasil olahan daun teh yang sering kita jumpai di
dataran tinggi. Berdasarkan proses pengolahannya, teh dibagi menjadi tiga yaitu
teh hijau (tidak difermentasikan), teh oolong (semifermentasi), dan teh hitam
(fermentasi penuh).
Teh sebagai salah satu minuman populer di kalangan masyarakat memiliki
berbagai manfaat. Di samping sebagai pelepas dahaga, beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa teh memiliki banyak khasiat dalam dunia kesehatan. Di
antara ketiga jenis teh yang ada saat ini, teh hijaulah yang paling dipercaya
mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Hal ini disebabkan teh hijau
memiliki kandungan katekin paling tinggi dibandingkan jenis teh lainnya.
Di antara banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam daun teh,
katekin merupakan senyawa paling penting. Sebab, selain berfungsi sebagai
pemberi rasa, warna, dan aroma pada teh, katekin juga berfungsi sebagai
antioksidan serta pencegah berbagai jenis penyakit.
Di tengah-tengah perkembangan industri yang meningkat pesat saat ini,
ancaman terserang berbagai penyakit pun semakin besar, mulai dari penyakit yang
tergolong ringan seperti influenza, hingga penyakit serius seperti kanker. Oleh
karena itu, dibutuhkan senyawa yang mampu mencegah penyakit-penyakit
tersebut. Salah satu senyawa yang memberikan harapan besar bagi dunia
kesehatan ialah senyawa katekin (polifenol) yang terdapat pada teh, khususnya teh
hijau.
iii
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di sejumlah
negara, katekin pada teh hijau terbukti mampu menghambat radikal bebas
penyebab kanker. Di samping itu, katekin teh hijau pun mampu mengurangi risiko
seseorang untuk mengalami serangan jantung, melancarkan sekresi air seni,
meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah karies pada gigi, dan sebagainya.
Uraian lebih lanjut mengenai khasiat teh hijau bagi kesehatan tubuh kita
terdapat pada bab II dari karya tulis ini.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya bagi Allah SWT. karena dengan rahmat dan izin-Nya
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya. Semoga curahan rahmatnya akan sampai kepada kita sekalian.
Amin… .
Hingga saat ini persentase pengetahuan masyarakat akan khasiat teh dalam
dunia kesehatan masih tergolong rendah. Banyak masyarakat yang suka meminum
teh hanya karena merasa senang dan gemar terhadap minuman ini. Oleh karena
itu, penulis berharap penyusunan karya tulis ini dapat memberikan informasi akan
hal tersebut.
Karya tulis ini tak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis
yang tak henti-hentinya mengingatkan agar karya tulis ini segera diselesaikan, Ir.
Widiati S. selaku guru pembimbing, Bapak dan Ibu guru penanggung jawab KTI
yang setia menunggu hingga karya tulis ini rampung, pihak Server/IT yang selalu
bersedia meminjamkan laboratorium komputer untuk pengetikan, para pembina
asrama, teman-teman sekelas maupun seluruh angkatan 8 serta tanpa mengurangi
rasa hormat dan terima kasih kepada pihak lain yang namanya tak dapat dituliskan
satu per satu.
v
Sebagaimana kata pepatah, tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang
sempurna, begitu pula dengan karya tulis ini. Maka dari itu, penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam karya tulis ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan meskipun penulis telah berupaya semaksimal mungkin
untuk memuaskan pembaca.
Akhir kata, semoga segala sesuatu yang diharapkan penulis dari penyusunan
karya tulis ini dapat tercapai. Amin Ya Rabbal ‘Alamin... .
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bogor, Maret 2007
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
ABSTRAK.................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL......................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................... 2
1.4 Manfaat................................................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN PENELITIAN.............................................. 4
2.1 Kajian Pustaka......................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Teh dan Pengklasifikasiannya..................... 4
2.1.2 Kandungan Kimia pada Daun Teh................................ 6
2.2 Metode Penelitian................................................................... 12
2.3 Hasil dan Pembahasan............................................................ 12
BAB III PENUTUP.................................................................................... 32
3.1 Simpulan................................................................................. 32
3.2 Saran........................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 34
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Komposisi Pucuk Daun Teh (% berat kering)............................................. 6
Tabel 2
Sifat Fisik dan Kimia Katekin...................................................................... 8
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Teh hijau, dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol................................... 4
Gambar 2
Teh hitam, memiliki warna merah keemasan atau kecoklatan.................... 5
Gambar 3
Teh oolong, diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat......... 5
Gambar 4
Pucuk daun teh, paling kaya kandungan katekin galatnya........................... 7
Gambar 5
Struktur polifenol......................................................................................... 8
Gambar 6
Teh memiliki khasiat penting bagi kesehatan tubuh.................................... 13
Gambar 7
Kanker payudara, salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan mengonsumsi teh hijau................................................................................. 16
Gambar 8
Teh hijau mampu menghambat terjadinya kanker rongga mulut................ 18
Gambar 9
Karies gigi dapat dicegah dengan mengonsumsi teh hijau.......................... 26
Gambar 10
Osteoporosis, penyakit yang sering diderita oleh seseorang yang telah lanjut usia..................................................................................................... 29
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era yang semakin maju seperti saat ini, terdapat berbagai jenis
minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari. Namun sebagian besar dari minuman-minuman tersebut tidak memiliki
manfaat bagi kesehatan tubuh kita, bahkan tidak sedikit yang bisa
menimbulkan penyakit. Hal ini disebabkan oleh zat-zat kimia yang terkandung
dalam minuman tersebut.
Sangat sedikit orang yang menyadari akan dampak yang dihasilkan oleh
minuman yang dikonsumsinya. Terlebih lagi banyak minuman yang
menggunakan bahan pewarna dan bahan pengawet yang bisa membahayakan
kesehatan kita. Oleh karenanya, kita harus bisa membiasakan diri untuk
meminum minuman yang diolah dari alam serta aman dan sehat untuk
dikonsumsi.
Salah satu di antara minuman tersebut ialah teh. Teh telah menjadi bahan
minuman yang paling terkenal di dunia setelah air. Di dalamnya terkandung
berbagai senyawa kimia yang berfungsi sebagai pembentuk rasa nikmat.
Selain itu, sejak bertahun-tahun yang lalu peranan teh telah berkembang untuk
dunia kesehatan dan pengobatan. Bahkan dunia kedokteran modern mulai
mengakui peranan teh untuk melawan berbagai penyakit.
Di antara jenis teh yang dinilai memiliki khasiat paling baik untuk
kesehatan adalah teh hijau. Namun tidak semua orang mengetahui akan
1
senyawa kimia potensial yang terkandung di dalam daun teh serta peranannya
bagi dunia kesehatan dan pengobatan. Di samping itu, tak bisa kita pungkiri
bahwa jumlah masyarakat yang gemar mengonsumsi teh hijau masih
tergolong sedikit, khususnya di Indonesia.
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, tercetuslah sebuah ide untuk
menyusun karya tulis ini agar dapat memberikan informasi mengenai senyawa
kimia yang terkandung dalam teh hijau serta khasiatnya bagi kesehatan tubuh
kita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan-permasalahan
yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah :
a. Apa pengertian teh, dan bagaimanakah pengklasifikasiannya?
b. Apa saja senyawa kimia yang terkandung di dalam daun teh?
c. Apa saja khasiat teh hijau bagi kesehatan tubuh kita?
1.3 Tujuan
Hampir semua manusia di dunia ini pasti pernah mengonsumsi minuman
yang bernama teh. Namun tentunya kita masih belum mengetahui dengan jelas
senyawa kimia apa saja yang terkandung di dalamnya dan apa khasiatnya bagi
kesehatan tubuh kita.
Oleh sebab itu, melalui Karya Tulis Ilmiah ini penulis bertujuan untuk
menyalurkan informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber mengenai
khasiat teh bagi kesehatan tubuh manusia yang ditekankan pada salah satu
2
jenis teh, yaitu teh hijau beserta kandungan senyawa kimia penting di
dalamnya.
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini bagi pribadi penulis
adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional di
SMA Dwiwarna.
1.4 Manfaat
Dengan adanya penulisan karya tulis ini diharapakan dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Di antaranya adalah pembaca bisa memperoleh
informasi seputar teh hijau dan manfaatnya bagi kesehatan. Selain itu bisa
menumbuhkan kesadaran pembaca khususnya, dan masyarakat pada
umumnya, untuk mencari tahu kandungan-kandungan yang terdapat dalam
setiap makanan maupun minuman yang dikonsumsi, apakah berdampak baik
atau buruk bagi kesehatan tubuh.
3
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Teh dan Pengklasifikasiannya
Teh merupakan salah satu bahan minuman yang terkenal di dunia
setelah air. Bahan minuman ini diperoleh dari hasil pengolahan daun teh
yang tumbuh di daerah dataran tinggi.
Berdasarkan hasil dan proses pengolahannya, teh dikelompokkan
dalam tiga jenis, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh oolong
(semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh).
Teh hijau dibuat melalui metode inaktivasi enzim polifenol
oksidasenya di dalam daun teh segar. Metode ini dapat dilakukan melaui
pemanasan (udara panas) dan penguapan (steam/uap air). Kedua proses
tersebut berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin.
Gambar 1.Teh hijau, dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol
Teh hitam dibuat melalui oksidasi katekin dalam daun segar
dengan katalis polifenol oksidase atau disebut dengan fermentasi. Proses
fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi polifenol sederhana, yaitu
4
katekin teh diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat
sehingga memberi ciri khas teh hitam, yaitu berwarna, kuat, dan berasa
tajam.
Gambar 2. Teh hitam, memiliki warna merah keemasan atau kecoklatan
Teh oolong diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat
setelah penggulungan. Oksidasi terhenti dalam proses pemanasan,
sehingga teh oolong disebut dengan teh semifermentasi. Karakteristik
teh ini berada di antara teh hijau dan teh hitam.
Gambar 3. Teh oolong, diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat
Perbedaan utama yang cukup berarti dari ketiga proses pengolahan
teh tersebut ada pada kandungan katekinnya. Kandungan katekin
tertinggi ada pada teh hijau, disusul teh oolong, dan teh hitam. Pada
umumnya teh hijau mengandung 16%-30% senyawa katekin, hal inilah
5
yang menyebabkan teh hijau dinilai memiliki khasiat paling baik bagi
kesehatan dibandingkan dengan kedua jenis teh lainnya.
2.1.2 Kandungan Kimia pada Daun Teh
Daun teh sebagai bahan utama dalam pembuatan minuman (teh)
tentu mengandung berbagai jenis senyawa kimia di dalamnya. Vakuola
dalam sel daun teh mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti
katekin, kafein, aneka asam amino, dan berbagai gula. Dalam sitoplasma
terdapat enzim pengoksida, yaitu polifenol oksidase, klorofil, dan
karoten. Presentase kandungan katekin dan kafein menunjukkan tingkat
mutu seduhan dari pucuk daun teh yang digunakan. Gambaran mengenai
komposisi pucuk daun teh disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1. Komposisi Pucuk Daun Teh (% berat kering)
Bagian Sel Senyawa Total Larut Dalam Air
Dinding SelSelulosa 24.0 0.0
Lignin 6.5 2.3
Protoplasma
Protein 17.0 0.0
Lemak 8.0 0.0
Tepung 0.5 0.0
Vakuola
Polifenol / Katekin 22.0 22.0
Kafein 4.0 4.0
Asam Amino 7.0 7.0
Asam Gula 3.0 3.0
Asam Organik 3.0 3.0
Abu / Mineral 5.0 4.0
Jumlah 100.0 45.3
(Bhatia, 1963)
6
Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat dibagi menjadi empat
kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi
penyebab aroma, dan enzim. Keempat kelompok tersebut yang
menimbulkan berbagai macam sifat yang dapat kita temukan pada teh.
A. Substansi Fenol
Substansi ini hanya terdiri dari dua senyawa kimia, yaitu
katekin (polifenol) dan flavanol.
a. Katekin (Polifenol)
Katekin (polifenol) teh berbeda dengan katekin pada tanaman
lain. Katekin dalam teh tidak bersifat menyamak dan tidak
berpengaruh buruk terhadap pencernaan makanan, melainkan
bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi,
memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan
menghambat pertumbuhan sel kanker.
Katekin merupakan senyawa yang memiliki pengaruh paling
besar terhadap seluruh komponen teh. Dalam pengolahannya,
senyawa ini dihubungkan dengan semua sifat produk teh, yaitu
aroma, warna, dan rasa.
Gambar 4. Pucuk daun teh, paling kaya kandungan katekin galatnya
7
Katekin sebagai salah satu substansi pada teh tentu memiliki
sifat fisik maupun sifat kimia. Adapun sifat-sifat tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Katekin
Sifat Fisik Sifat Kimia
Kenampakan : putih Sensitif terhadap oksigen
Titik beku : 104-106oC Sensitif terhadap cahaya
Titik didih : 245oC Berfungsi sebagai antioksidan
Tekanan uap : 1 mmHg pada
75oC
Substansi yang dihindari : unsur
oksidasi, asam klorida, asam
anhidrida, basa, dan asam nitritDensitas uap : 3.8 g/m3
Flash point : 137oC Larut dalam air hangat
Explosion limits (batas atas) :
1.97%
Stabil dalam konsisi agak asam
atau netral (pH optimum 4-8)
(Anonim, 2001)
Gambar 5. Struktur polifenol
8
b. Flavanol
Flavanol tanaman teh menunjukkan suatu kelompok senyawa
yang sangat mirip komposisi kimianya dengan katekin. Senyawa ini
merupakan salah satu antioksidan alami yang terdapat dalam
tanaman pangan dan mempunyai kemampuan mengikat logam.
B. Substansi Bukan Fenol
a. Karbohidrat
Daun teh juga memiliki karbohidrat, dari gula yang sederhana
hingga yang kompleks, di antaranya yaitu sukrosa, glukosa, dan
fruktosa. Keseluruhan karbohidrat yang dikandung teh adalah 0.75%
dari berat kering daun. (Syah, 2006)
b. Substansi Pektin
Substansi pektin terutama terdiri atas pektin dan asam pektat.
Besarnya bervariasi, 4.9-7.6% dari berat kering daun. Substansi ini
dianggap ikut menentukan sifat baik dari teh, khususnya teh hitam.
(Syah, 2006)
c. Alkaloid
Sifat penyegar teh berasal dari substansi alkaloid yag
terkandung di dalamnya, yaitu sebesar 3-4% dari berat kering daun.
Alkaloid yang utama dalam daun teh adalah kafein. (Syah, 2006)
Kafein tidak mengalami perubahan selama pengolahan teh,
namun dianggap sebagai bahan yang menentukan kualitas teh. Hasil
oksidasi dari reaksi antara kafein dengan katekin akan membentuk
senyawa yang menentukan kesegaran dari seduhan teh.
9
d. Klorofil dan Zat Warna yang Lain
Warna hijau pada daun teh ditentukan oleh adanya klorofil.
Besar zat warna dalam daun teh sekitar 0.019% dari berat kering.
Berbagai reaksi yang terjadi pada proses pengolahan teh dapat
mengakibatkan perubahan warna pada daun teh. (Bambang, 1993)
e. Protein dan Asam-asam Amino
Protein pada daun teh memiliki peranan penting dalam
pembentukan aroma pada teh. Protein ini akan mengalami
pembongkaran menjadi asam-asam amino.
Reaksi asam amino dengan katekin pada temperatur tinggi
menghasilkan aldehid yang bertanggungjawab atas aroma teh. Dalam
daun teh juga muncul asam amino yang biasanya dikenal sebagai
theanin, yang berhubungan dengan kualitas minuman teh.
f. Asam Organik
Dalam proses metabolisme (terutama respirasi), asam organik
berperan penting sebagai pengatur proses oksidasi dan reduksi.
Selain itu, asam organik juga merupakan bahan pembentuk
karbohidrat, asam amino, dan lemak untuk tanaman. Namun peranan
asam organik selama pengolahan teh tidak terlalu nyata.
g. Substansi Resin
10
Aroma teh juga bergantung pada minyak esensial dan resin.
Kandungan resin beratnya 3%dari berat kering daun. Peranan resin
yang lain adalah menikkan daya tahan tanaman teh terhadap kondisi
beku. (Anonim, 2001)
h. Vitamin
Daun teh mengandung beberapa vitamin, yaitu vitamin C, K,
A, B1, dan B2. Selama proses pengolahan teh, vitamin C mengalami
oksidasi sehingga kandungannya dalam teh akan hilang. Demikian
pula dengan vitamin E.
Kandungan vitamin C pada teh sebesar 100-250 mg. Namun,
kandungan sebesar itu hanya terdapat pada teh hijau. Vitamin K pada
teh hijau juga terdapat dalam jumlah yang banyak. (Anonim, 2001)
i. Substansi Mineral
Substansi mineral bertanggung jawab atas perubahan koloid
dan langsung berpengaruh terhadap metabolisme sel. Kandungan
mineral dalam daun teh cukup banyak. Mineral berfungsi dalam
pembentukan enzim di dalam tubuh, termassuk antioksidan.
Kandungan mineral dalam daun teh adalah magnesium, kalium,
flour, natrium, kalsium, seng, mangan, cuprum, dan trace mineral.
C. Substansi Penyebab Aroma
Salah satu sifat penting dari kualitas teh adalah aroma.
Munculnya aroma pada teh secara langsung atau tidak langsung
selalu dihubungkan dengan terjadinya oksidasi senyawa katekin.
11
Ada beberapa pendapat mengenai sumber aroma dari teh.
Pendapat tertua mengatakan bahwa aroma teh berasal dari glikosida
yang terurai menjadi gula sederhana dan senyawa yang beraroma.
Peneliti lain menyatakan bahwa munculnya aroma teh adalah akibat
dari penguraian protein.
D. Enzim-Enzim
Beberapa enzim terdapat dalam daun teh. Peranan penting dari
enzim-enzim ini adalah sebagai biokatalisator pada setiap reaksi
kimia di dalam tanaman. Enzim yang dikandung dalam daun teh di
antaranya invertase, amilase, β-glukosidase, oximetilase, protease,
dan peroksidase.
2.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam upaya
merampungkan Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi literatur, di mana penulis
mencari dan memperoleh informasi mengenai teh hijau dan khasiatnya dari
berbagai sumber yang ada, baik media cetak maupun media elektronik.
2.3 Hasil dan Pembahasan
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya bahwa teh
hijau mengandung berbagai jenis zat kimia yang penting bagi tubuh. Di antara
senyawa-senyawa kimia tersebut yang memiliki peranan paling penting adalah
katekin. Senyawa kimia ini terbukti memiliki kemampuan sebagai antioksidan
yang lebih tinggi daripada vitamin C maupun vitamin E. Selain itu, katekin
12
(polifenol) teh hijau juga terbukti memiliki beberapa aktivitas biokimia yang
berguna bagi kesehatan tubuh manusia.
Gambar 6 . Teh memiliki khasiat penting bagi kesehatan tubuh
Adapun peranannya bagi kesehatan tubuh manusia antara lain sebagai
berikut.
1. Teh Hijau Sebagai Antikanker
Kanker termasuk penyakit yang sangat ditakuti saat ini. Kemajuan
di bidang ilmu makanan yang memproduksi bermacam-macam
tambahan pangan sintetis dapat menjadi salah satu pemicu kanker.
Kebiasaan merokok dan menggunakan kosmetik juga sering dianggap
sebagai penyebab penyakit kanker.
Kemajuan di bidang industri saat ini menimbulkan kekhawatiran
terhadap dampak polusi dan dampak produk-produk industri yang
memiliki sifat karsinogenik. Telah dilaporkan bahwa di seluruh dunia
terjadi peningkata kasus kanker sebesar 3-5% setiap tahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa tindakan pencegahan terhadap penyakit kanker
masih harus belum efektif dan perlu dicari senyawa pencegahnya. Salah
13
satu pilihan yang memberikan harapan besar untuk pencegahan penyakit
ini adalah teh hijau. Kandungan terbesar dalam teh hijau adalah senyawa
epigalokatekin galat (EGCG) yang diunggulkan sebagai senyawa
pencegah kanker.
Berdasarkan penelitian, teh hijau dengan kandungan katekinnya
dapat menekan pembentukan tumor yang diinduksi oleh 7,12-dimetil-
benz-a-antrasena (DMBA) pada tikus hingga 82%. EGCG juga dapat
menghambat karsinogenesis yang disebabkan oleh benzo-α-piren
(polutan yang berasal dari asap tembakau). Penelitian juga membuktikan
bahwa teh hijau dapat menurunkan risiko kanker usus di Shanghai, Cina.
Efek positif ini juga terkait erat dengan dosis yang digunakan.
Semakin tinggi kandungan katekinnya, akan semakin baik hasilnya
terhadap pencegahan berbagai macam penyakit. Peneliti dari Universitas
Murcia di Spanyol dan John Innes Center di Norwich Inggris
menyatakan bahwa senyawa EGCG yang dikandung teh hijau mampu
menghambat pertumbuhan sel kanker. Teh hijau memiliki kandungan
EGCG lima kali lebih banyak dibandingkan dengan teh biasa. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa struktur molekul EGCG dapat
dikembangkan sebagai obat antikanker yang baru.
a. Teh Hijau Mencegah Kanker Perut
14
Tidak hanya mampu melepaskan rasa dahaga, namun teh hijau
dapat pula mencegah terjadinya kenker perut. Sejumlah factor diyakini
dapat meningkatkan kanker perut, seperti mengonsumsi daging asap
dengan kadar garam berlebihan, kurangnya asupan serat, merokok, dan
sejarah penyakit dalam keluarga.
Teh yang baik untuk diminum guna mencegah kanker perut adalah
teh hijau. Hasil riset terbaru menunjukkan bahwa satu gelas teh hijau
setiap hari sangat bermanfaat untuk mencegah peradangan pada lambung
yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker perut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 600 pria dan perempuan di
Cina yang menjadi peminum teh hijau hanya berisiko setengah kali
mengidap penyakit gastritis kronis dan kanker perut. Penyakit tersebut
termasuk yang paling banyak menyerang laki-laki dan perempuan di
Cina. Teh hijau mampu menurunkan kanker perut dalam kurun waktu
yang lama, maka semakin sering dan lama seseorang mengonsumsi teh
hijau, semakin rendah risiko mereka mengidap kanker perut.
b. Teh Hijau dan Kanker Payudara
Khasiat teh hijau untuk kesehatan payudara telah lama kita dengar,
tetapi sebagian orang masih meragukan kebenarannya. Keraguan
tersebut telah terjawab karena senyawa katekin dalam teh hijau memang
mampu melindungi payudara dari serangan kanker. Berdasarkan hasil
percobaan, tikus yang meminum teh hijau, ukuran tumor payudaranya
mengecil dan keganasannya pun berkurang dibandingkan dengan tikus
15
yang hanya meminum air biasa. Selain itu, tumor tikus yang meminum
teh hijau tumbuh lebih lambat dan tidak lagi menyerang sel-sel yang
sehat.
Gambar 7.Kanker payudara, salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan mengonsumsi teh hijau
Senyawa polifenol (katekin) tergolong dalam antioksidan yang
sangat ampuh menetralkan radikal bebas yang menjadi penyebab kanker
payudara. Radikal bebas itu sendiri terbentuk secara alami dalam tubuh.
Molekul ini dapat mengganggu sel-sel sehat dan dituding sebagai salah
satu penyebab berbagai macam penyakit kanker.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa teh hijau mampu
menetralisasi penghancur sel dari daging olahan yang diawetkan dan
menangkal amina heterosiklik (HCA). Senyawa yang muncul tatkala kita
memasak daging ini diduga sebagai zat penyebab mutasi yang
merangsang munculnya radikal bebas dan secara luas merusak DNA
pada sel-sel tubuh manusia. Berbagai percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa HCA dapat mengakibatkan kanker payudara,
kanker usus besar, kanker pankreas, kanker hati, dan kanker kandung
16
kemih. Kekuatan antioksidan pada teh hijau mampu mencegah efek
buruk dari HCA tersebut.
c. Teh Hijau Cegah Kanker Kandungan
Risiko terserang kanker kandungan pada perempuan yang
meminum teh hijau setiap hari dapat dikurangi hingga 60%. Ini
merupakan hasil penelitian gabungan yang dilakukan Universitas Curtin
Australia dengan Rumah Sakit Kanker di Huangzhou, Cina.
Penelitian yang dilakukan terhadap 900 responden perempuan
yang dipilih dari berbagai Negara menunjukkan bahwa dari seluruh
responden, 254 menderita kanker kandungan dan sisanya sehat.
Penyebab kanker antara lain merokok, penggunaan kontrasepsi oral, dan
keturunan. Hasil penelitian ini menyarankan kaum perempuan agar
minum teh hijau setiap hari sebagai langkah pencegahan terhadap kanker
kandungan.
d. Teh Hijau dan Kanker Prostat
Meminum teh hijau dapat menurunkan risiko terkena kanker
prostate pada pria. Senyawa EGCG di dalam teh hijau mampu
menghambat pertumbuhan sel kanker prostate dan dalam dosis yang
tinggi bisa menghancurkannya.
e. Teh Hijau Sebagai Penghambat Kanker Rongga Mulut
Penderita kanker rongga mulut hingga saat ini masih cukup tinggi
jumlahnya. Salah satu penyebab penyakit ini adalah bahan kimia
karsinogenik, antara lain benzo-pyrene yaitu polutan yang berasal dari
17
asap tembakau. Paparan bahan karsinogenik tersebut dapat menyebabkan
perubahan pada sel epitel mukosa menjadi sel ganas yang 30%-nya akan
berubah menjadi kanker.
Gambar 8. Teh hijau mampu menghambat terjadinya kanker rongga mulut
Mukosa rongga mulut merupakan salah satu organ vital yang
mudah terinduksi berbagai penyakit, maka diperlukan suatu mekanisme
pertahanan tubuh, terutama melalui sistem imunologik. Adanya
pembuktian bahwa ekstrak teh hijau bersifat imunomodulator, maka
sistem imun dapat diperbaiki atau diatur sehingga kejadian kanker dapat
dikurangi.
2. Teh Hijau Sebagai Antimikroba dan Antibakteri
Katekin teh hijau bersifat antimikroba yang disebabkan oleh
adanya gugus pyrogallol dan gugus galloil, sedangkan sifat
penghambatan terhadap racun ditentukan oleh struktur tersier
persenyawaan gugus catechol atau pyrogallol dengan gugus galloilnya.
Mikroba pembentuk racun dalam makanan dan peyebab penyakit
pencernaan dapat ditangkal oleh teh hijau. Teh hijau juga dapat
mencegah mikroflora usus besar yang merugikan serta meningkatkan
18
keasaman dalam tubuh, sehingga menekan pembentukan senyawa
merugikan oleh bakteri.
Teh hijau terbukti menghambat penyakit kolera. Selain itu, ekstrak
daun teh telah digunakan untuk terapi pasien di daerah endemik kolera
dan juga untuk pencegahan virus influenza.
Seduhan teh hijau juga menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab karies pada gigi, bakteri penyebab penyakit tipus dan diare. Di
dalam sistem pencernaan, teh hijau juga membantu melawan keracunan
makanan dan berbagai penyakit diantaranya disentri.
Kemampuan teh hijau dalam mencegah dan melawan flu tak lepas
dari peran vitamin C-nya yang tinggi. Dua cangkir teh hijau memiliki
vitamin C sama banyaknya dengan segelas besar jus jeruk.
3. Teh dan Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang
menyebabkan mengerasnya pembuluh arteri karena adanya penyumbatan
oleh kolesterol. Penyakit ini tidak jarang terjadi pada usia muda. Proses
mengerasnya pembuluh darah merupakan proses yang berjalan diam-
diam dan perlahan-lahan tapi pasti. (Aryulina, 2004)
Aterosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Penyakit ini
telah ditemukan pada beberapa mumi yang usianya lebih dari 3500 tahun
yang lalu. Otopsi pada tahun 1931 menunjukkan adanya tanda-tanda
pengapuran pada pembuluh koroner seorang mumi perempuan yang
berusia 50 tahun.
19
Sebuah penelitian di Jepang membuktikan bahwa dari sejumlah
orang yang mengonsumsi teh hijau 2-4 cangkir sehari memiliki risiko
menderita aterosklerosis yang lebih rendah.
Agregasi (pembekuan) darah yang berlebihan disebut trombosis.
Hal ini menyebabkan hambatan sirkulasi darah dan dapat mendatangkan
risiko penyakit jantung atau stroke. EGCG dengan kemampuan
antitrombosisnya mampu mencegah agregasi platelet ini.
4. Teh Hijau untuk Kesehatan Jantung
Suatu penelitian baru di Belanda menunjukkan bahwa orang yang
meminum secangkir teh setiap hari dapat mengurangi risiko serangan
jantung sampai 44%. Hal ini karena adanya kekuatan antioksidan dalam
teh yang dapat menghancurkan lemak pada arteri sehingga menurunkan
risiko terkena penyakit jantung. Selain itu, antioksidan juga dapat
memperlancar sistem sirkulasi darah, menguatkan pembuluh darah, dan
membantu penambahan jumlah sel darah putih yang bertanggung jawab
melawan infeksi.
a. Teh Hijau Mengatasi Penyakit Jantung Koroner
Dengan mengonsumsi teh hijau secara teratur dapat mengurangi
risiko penyakit jantung koroner, karena katekin yang ada dalam teh
dapat mengurangi agregasi platelet.
Risiko kematian akibat penyakit jantung koroner pada peminum
teh berat lebih kecil dibandingkan dengan peminum teh ringan. Minum
teh hijau juga akan memperkuat arteri. Kondisi arteri yang rapuh akan
20
mempermudah penumpukan kolesterol yang bias menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah.
Hasil penelitian lain mengungkapkan, pembuluh darah balik besar
(aorta) para responden yang gemar meminum teh hijau memiliki lapisan
yang mampu mencegah terjadinya penggumpalan darah. Kondisi ini
meyebabkan menurunnya kemungkinan terjadinya serangan jantung
koroner.
b. Teh Hijau Menurunkan Risiko Terjadinya Penyakit
Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular antara lain terkait dengan kadar lipida
darah, tekanan darah, faktor homeostatik, dan oksidatif stres. Beberapa
studi menunjukkan bahwa teh memiliki khasiat menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol darah dan
tekanan darah. (Soerjohardjo, 1971)
Studi di Belanda menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
konsumsi flavanoid dari teh, semakin rendah pula tingkat kematian
akibat penyakit jantung.
Mekanisme pencegahan penyakit kardiovaskular terdapat pada
kemampuan teh hijau menghambat penyerapan kolesterol dan
menghambat pengumpulan sel-sel platelet.
Tekanan darah dipengaruhi oleh kadar angiotensin. Jadi, untuk
menurunkan tekanan darah, pembentukan angiotensin harus dihambat.
Dilaporkan bahwa katekin teh dapat menghambat produksi angiotensin
21
dengan cara menghambat kerja enzim angiotensin transferase yang
berperan dalam metabolisme angiotensin. Melalui mekanisme tersebut
teh berpotensi menurunkan tekanan darah.
5. Teh Hijau Taklukkan Penyakit Ginjal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hijau mampu mencegah
dan mengobati penyakit ginjal. Hasil ini tentu saja erat hubungannya
dengan senyawa katekin yang dikandungnya. Meskipun semua
komponen katekin yang digunakan dalam percobaan mempunyai
kemampuan menyembuhkan penyakit ginjal, tetapi katekin dalam
bentuk EGCG adalah yang paling dominan dan paling berkhasiat.
Salah satu tolok ukur penderita penyakit ginjal adalah
meningkatnya senyawa metilguanidin dalam darah dan urin.
Metilguanidin merupakan racun uremik yang potensial. Dengan
eksperimen in vitro (menggunakan hati tikus) dan in vivo (menggunakan
tikus percobaan) diketahui metilguanidin diproduksi dari senyawa
protein keratin melalui kreatol oleh oksigen aktif atau radikal hidroksil.
Oksigen aktif dan radikal hidroksil inilah biang penyebab kesalahan
metabolik uremia tadi. Hal ini telah diketahui dari para pasien penderita
penyakit ginjal. (Bambang, 1993)
Hasil percobaan menunjukkan bahwa senyawa katekin yang
diberikan pada tikus yang dirusak ginjalnya dengan induksi adenine
dapat menurunkan metilguanidin urin. Hasil yang menakjubkan ini
membuktikan bahwa katekin dapat bereaksi menetralkan hidroksil
22
radikal. Yang lebih hebat lagi adalah kemampuan EGCG teh hijau yang
mampu menetralkan hidroksil radikal dalam tempo lebih cepat.
6. Teh Sebagai Antidiabetes
Kadar glukosa darah pada penderita diabetes dapat berkurang
apabila meminum teh hijau dan teh hitam. Tentu saja efek baik ini perlu
diimbangi dengan mengatur pola makan para penderita. Mangan (Mn)
pada teh bisa membantu menguraikan glukosa menjadi energi. Dengan
demikian teh dapat membantu menjaga kadar gula dalam darah. Ini
sangatlah penting bagi penderita diabetes sebab tingginya glukosa dan
insulin dalam darah memungkinkan orang terkena diabetes.
7. Teh Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Teh memiliki khasiat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
sehingga membantu orang mengalahkan atau menjinakkan berbagai efek
infeksi. Khasiat ini diketahui setelah sejumlah orang yang bukan
peminum teh disuguhi enam gelas teh hitam setiap hari. Setelah dua
pekan, tubuh orang-orang tersebut terlihat lebih mampu melawan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri.
Dari eksperimen di laboratorium diketahui khasiat itu terdapat pada
teh hitam, teh hijau, dan teh oolong yang ternyata merangsang
kemampuan sel pada sistem kekebalan tubuh untuk menjinakkan bakteri
yang masuk ke dalam tubuh. Dalam eksperimen itu digunakan
ethylamine, yaitu zat yang dihasilkan oleh L-theanin (salah satu
kandungan teh) saat L-theanin itu diurai dalam hati. E-thylamine yang
23
juga ditemukan pada sayuran dan anggur diketahui mampu menjinakkan
patogen lain, seperti parasit, virus, dan kemungkinan tumor.
8. Teh Hijau dan Penyakit Parkinson
Satu kelompok peneliti Houston telah meneliti katekin dalam teh
hijau. Penelitian terhadap hewan telah mengindikasikan bahwa ekstrak
teh hijau memiliki efek mencegah parkinson. Namun, mekanisme yang
mendasari perlindungan ini belum dimengerti oleh para ahli. Penyakit
parkinson terjadi apabila sel otak yang memproduksi senyawa dopamin
mati di daerah otak yang mengontrol gerakan. Karena dopamine mati,
terjadi gerakan kejang dan gemetar yang tak terkontrol. Penderita
parkinson juga memiliki gerakan yang sangat lambat dan beberapa
menderita demensia. Beberapa teori menyatakan bahwa parkinson
disebabkan oleh bahan beracun yang membunuh sel otak dan
menyebabkan dopamine mati. Para peneliti ingin melihat efek yang
dimiliki katekin teh hijau terhadap sel otak tersebut. (Soerjohardjo, 1971)
Pada penelitian terhadap tikus ditemukan bahwa katekin
menghambat MPP+ untuk memasuki sel-sel otak. MPP+ adalah bahan
yang dapat membunuh sel otak dan menyebabkan parkinson pada tikus.
Katekin tampaknya terlibat dalam sistem penyaluran yang
memungkinkan racun masuk ke otak dan merusaknya. Namun, hingga
saat ini, efek katekin di otak belum diujikan pada manusia.
9. Teh Turunkan Kolesterol
24
Teh telah lama diduga dapat membantu menurunkan kolesterol.
Sebuah penelitian baru mendukung dugaan tersebut. Percobaan ini
melibatkan 240 pria dan wanita di Cina yang mempunyai tingkat
kolesterol tinggi dan telah mengikuti diet rendah lemak. Setengah dari
partisipan mengonsumsi ekstrak teh selama 12 hari dan setengahnya lagi
mengonsumsi plasebo. Setiap 375 mg kapsul dari gabungan ekstrak yang
digunakan dalam penelitian itu mengandung theaflavin dan katekin yang
setara dengan 35 cangkir teh hitam atau tujuh cangkir teh hijau.
Penelitian ini menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kolesterol
cukup tinggi setelah mengonsumsi suplemen ekstrak teh hitam atau teh
hijau selama 12 hari mengalami penurunan kolesterol LDL sekitar 16%.
Kolesterol LDL adalah jenis kolesterol dalam darah yang berperan
dalam pembentukan plak dalam arteri.
10. Teh Hijau Mencegah Karies Gigi
Katekin dalam teh hijau mengandung fluor yang dapat memperkuat
struktur email gigi serta menurunkan kadar asam yang dihasilkan oleh
bakteri plak. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa katekin
merupakan bahan yang paling mampu menghambat pembentukan glukan
oleh enzim glukorsiltranferase dari bakteri Streptococcus mutans.
Bakteri ini merupakan bakteri dominan penyebab terjadinya karies gigi.
EGCG dan EG merupakan bahan yang paling mampu mengahambat
pembentukan glukan oleh glukosiltransferase.
25
Di Indonesia penderita karies gigi sangat tinggi (60-80%) dan
cenderung naik setiap tahunnya.Upaya penanggulangan penyakit ini
dengan cara kuratif tidak akan mengurangi terjadinya karies gigi, bahkan
akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, sehingga program
preventif merupakan alternatif terbaik. Tindakan yang dapat dilakukan
antara lain mencegah pembentukan plak sebagai awal terjadinya karies.
Gambar 9. Karies gigi dapat dicegah dengan mengonsumsi teh hijau
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa katekin yang banyak
terkandung dalam teh hijau bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut.
Hasil penelitian Sakanaka dan kawan-kawan, 1991 menemukan bahwa
teh hijau yang mengandung katekin dapat menghambat aktivitas biologi
Streptococcus mutans sebagai bakteri penyebab terjadinya karies gigi.
Hasil penelitian secara in vitro (menggunakan hati tikus)
menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimal katekin dalam teh
hijau yang mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans
adalah 0.375 mg/ml dengan waktu kontak 3 menit. Semakin tinggi
konsentrasi larutan katekin, semakin singkat waktu yang dibutuhkan
untuk mematikan dan menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
26
11. Teh Hijau Cegah Napas Tak Sedap
Dua penelitian menyatakan bahwa secangkir teh hangat selain
dapat menghangatkan tubuh juga menyegarkan mulut. Penelitian
tersebut menggunakan ekstrak teh hijau dicampur dengan beberapa jenis
bakteri yang berbeda, termasuk bakteri penyebab sakit tenggorok dan
pembusukan gigi. Para peneliti menemukan teh hijau efektif membunuh
bakteri dengan cara menghalangi pertumbuhannya.
Penelitian yang sama menyatakan teh hijau juga membantu pasta
gigi dan obat kumur dalam membunuh virus. Pasta gigi dan obat kumur
apabila digunakan secara terpisah kurang efektif membunuh virus, tetapi
dengan menambahkan ekstrak teh hijau, bakteri dapat dibersihkan dan
pasta gigi dapat membunuh virus. Hal ini disebabkan oleh adanya
senyawa katekin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri sampai
30% dan mengurangi produksi senyawa penyebab napas tak sedap.
12. Teh Hijau Mencegah Oksidasi
Sifat antioksidan teh hijau disebabkan oleh katekin. Karena sifat
tersebut, katekin dapat menjadi pelindung bagi membran butir darah
terhadap oksidasi. Dengan demikian, teh hijau dapat melindungi
kerusakan butir darah merah.
Sifat antioksidan teh hijau sangat mendukung kemampuannya
sebagai senyawa pelindung radiasi. Sifat antioksidan teh hijau juga dapat
dimanfaatkan dalam pengawetan makanan, melindungi lemak atau
27
minyak makanan dari kerusakan, dan melindungi beberapa vitamin yang
peka terhadap oksidasi.
13. Teh Hijau Lancarkan Sekresi Air Seni
Teh adalah senyawa diuretik (peluruh air seni) karena di dalamnya
mengandung methylxanthine yang dapat menghambat penyerapan
kembali garam-garam dan air dalam ginjal. Kebiasaan minum teh
membuat sekresi air seni menjadi lancar. (Syah, 2006)
14. Teh Hijau dan Osteoporosis
Osteoporosis sudah lama menjadi penyakit yang menakutkan,
terutama pada perempuan pascamenopause tatkala produksi estrogen
(pemicu pertumbuhan tulang) terhenti. Osteoporosis menyebabkan
massa tulang menjadi mudah patah dan badan membungkuk. Namun
hasil penelitian mutakhir telah memberikan secercah harapan, risiko
osteoporosis bagi mereka yang biasa minum teh sejak muda jauh
berkurang.
Penelitian dilakukan pada 1.256 perempuan berusia 65-75 tahun,
yang terdiri atas 1.134 orang peminum teh dan 122 orang bukan
peminum teh. Mereka diukur BMD (Bone Mineral Density, kepekaan
mineral tulang) pada beberapa tulangnya. Hasilnya ukuran BMD tulang-
tulang peminum teh secara secara signifikan lebih besar daripada
kelompok bukan peminum teh. Ukuran BMD yang besar menunjukkan
kekerasan tulang sehingga tidak mudah rapuh.
28
Gambar 10. Osteoporosis, penyakit yang sering diderita oleh seseorang yang telah lanjut usia
Selama ini muncul anggapan bahwa senyawa tanin dapat
mengahambat penyerapan kalsium dan senyawa kafein akan
meningkatkan kehilangan kalsium tubuh. Ternyata efek negatif tersebut
tidak berlaku pada tanin dan kafein teh. Efek perlindungan terhadap
tulang diduga berasal dari zat gizi dan nongizi seperti vitamin K, mineral
fluor (F), magnesium (Mg), flavanoid, dan zat-zat lainnya yang terdapat
dalam teh.
Teh merupakan sumber vitamin K yang baik. Vitamin K
berhubungan dengan kerapatan massa tulang (bone density). Selain
diperlukan dalam proses pembekuan darah, vitamin K juga berperan
dalam menurunkan kadar undercarboxylated osteocalcin yang
berkorelasi positif dengan risiko rawan patah tulang pada penderita
osteoporosis. Hal itu tampak pada pasien yang sering mengalami cedera,
seperti patah tulang pinggul atau paha (menunjukkan massa tulang tidak
rapat), ternyata kadar vitamin K dalam darahnya rendah.
Dalam metabolisme tulang, magnesium (Mg) berperan mengatur
jumlah kalsium yang masuk ke dalam sel. Minum teh secara teratur
29
berarti sudah memberi kontribusi sebesar 400-2000 ppm, dari sekitar280
mg anjuran kecukupan harian magnesium. (Syah, 2006)
Mineral fluor (F) bukan hanya diperlukan untuk menjaga kesehatan
gigi dan gusi tapi juga berperan dalam metabolisme tulang. Sumbangan
fluor dari teh terhadap keperluan tubuh sekitar90-350 ppm. (Bambang,
1993)
Flavanoid teh terutama berperan sebagai antioksidan yang kuat
dalam menetralisir keganasan senyawa radikal bebas, pemicu sekaligus
penyebab semakin parahnya kondisi penyakit degeneratif. Hasil
penelitian menujukkan bahwa flavanoid teh ternyata juga mempengaruhi
dan menjaga massa tulang sehingga tidak mudah rapuh.
Namun, minum teh perlu didukung upaya mewaspai faktor risiko
penyebab osteoporosis. Upaya memperbaiki faktor risiko yang bisa
dilakukan antara lain berhenti merokok dan minum alkohol, olah raga
yang sesuai, danmengonsumsi makanan sumber kalsium. Sedangkan
faktor risiko yang tidak bisa diubah adalah genetik, ras Asia, tinggi, dan
berat badan di bawah normal. Di antara tanda-tanda osteoporsis pada
perempuan ialah mengalami menopause lebih cepat daripada usia normal
(45 tahun ke atas) atau masa haid lebih lama daripada perempuan sehat
pada umumnya (5-7 hari).
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan teh dalam mencegah
osteoporosis, sebaiknya meminum teh (hitam, hijau ataupun oolong)
yang dicampur dengan susu sebagai sumber kalsium mineral utama
tulang sekitar 4-5 gelas setiap hari.
30
Berdasarkan uraian di atas, kita telah mengetahui betapa pentingnya
mengonsumsi teh bagi kesehatan tubuh kita. Tapi ternyata, teh juga bisa
memberikan efek negatif bagai tubuh kita, yaitu terganggunya penyerapan zat
besi dalam tubuh. Ini disebabkan oleh gugus galloil pada polifenol teh yang
bertanggung jawab atas pembentukan senyawa komplek dengan zat besi dan
menyebabkan zat tersebut sulit diserap oleh dinding usus. (Syah, 2006)
Kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia sehingga akan
mengakibatkan penurunan kapasitas kerja, penurunan fungsi kekebalan tubuh,
tingkat intelektual rendah, dan sistem pengaturan suhu tubuh menjadi kurang
baik.
Oleh karena itu, alangkah baiknya bila kita mengonsumsi teh tidak
bersamaan dengan waktu makan (di antara waktu makan). Tambahan asupan
vitamin C dan susu sebagai pendamping teh dapat pula menetralkan efek
buruk terhadap penyerapan zat besi. BAB III
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mengonsumsi
teh hijau sangat baik bagi kesehatan tubuh. Di antara senyawa-senyawa yang
terdapat pada daun teh, katekin (polifenol) memiliki jumlah terbanyak
sekaligus memegang peranan paling penting, sebab selain berfungsi sebagai
pemberi warna, aroma, dan rasa, katekin juga berkhasiat sebagai antioksidan
yang sangat ampuh serta terbukti mampu mencegah berbagai macam penyakit.
Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa teh
hijau dengan kandungan katekinnya memiliki peranan penting dalam dunia
kesehatan, di antaranya:
1. Mampu mengurangi risiko serangan jantung.
2. Mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
3. Mencegah karies pada gigi serta napas tak sedap.
4. Melancarkan sekresi air seni.
5. Menurunkan kolesterol.
6. Sebagai antidiabetes, antimikroba dan antibakteri serta pencegah oksidasi.
7. Sebagai pencegah penyakit ginjal, aterosklerosis, osteoporosis, dan
parkinson.
8. Sebagai penghambat sekaligus pemusnah radikal bebas penyebab kanker.
Selain itu, masih banyak penyakit yang dinyatakan mampu dicegah
dengan mengonsumsi teh, khususnya teh hijau.
32
3.2 Saran
Setelah mengetahui manfaat yang dapat diberikan teh hijau bagi
kesehatan tubuh kita, diharapkan agar tingkat konsumsi masyarakat terhadap
teh bertambah, sehingga dapat mengurangi risiko terserangnya masyarakat
oleh berbagai penyakit berbahaya yang rawan bagi tubuh.
Untuk memperoleh manfaat kesehatan teh secara optimal, sebaiknya
seseorang meminum teh sekitar 4-5 gelas sehari. Namun, hal ini perlu
didukung oleh upaya mewaspadai faktor risiko penyebab timbulnya suatu
penyakit dan membiasakan pola hidup sehat, diantaranya menghindari
merokok dan minum alkohol, olah raga secara teratur, serta mengonsumsi
makanan dan minuman lain yang kaya akan vitamin dan mineral yang
diperlukan tubuh.
Di samping itu, hendaknya masyarakat mengonsumsi teh tidak
bersamaan dengan waktu makan, sebab dapat mengganggu proses penyerapan
zat besi oleh tubuh. Akan lebih baik bila ditambahkan dengan mengonsumsi
susu dan vitamin C.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Safety Data for Catechin”. 2001. http://physchem.ox.ac.uk./MSDS/
Anonim. “Karies Gigi”. http://www.unej.or.id/wp-content/uploads/gigi-karies.png
Anonim. “Pengolahan Teh Hijau”. http://www.sosro.com/indonesia/it_proses_hijau.htm
Anonim. “Pengolahan Teh Hitam”. http://www.sosro.com/indonesia/it_proses_hitam.htm
Anonim. “Pengolahan Teh Oolong”. http://www.sosro.com/indonesia/it_proses_oolong.htm
Aryulina, Diah, Choirul Muslim, Endang Widi Winarni dan Syalfinaf Manaf. 2004. Biologi SMA (Untuk Kelas XI). Jakarta: Esis.
Bambang, K. 1993. Teh Hijau dan Kesehatan. Bandung: Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
Bambang, K. “Minum Teh Tidak Mengganggu Penyerapan Zat Besi dalam Tubuh Manusia”. Warta Teh dan kina, vol. 4, 1993, hal. 29-30.
Bambang, K. “Teh di Jepang”. Warta Teh dan Kina, vol. 3, 1992, hal. 37-43.
Bhatia, I.S. 1963. Chemical Aspect of Green Leaf Processing. London: Two and a Bud.
Google. “Images”. http://images.google.co.id/images
Soerjohardjo, Sadatoen. 1971. Ilmu Kesehatan. Jakarta: PT. Balai Buku Nasional.
Syah, Andi Nur Alam. 2006. Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau. Jakarta: Agro Media Pustaka.
34