TBB 3 Kualitas Batubara 2

57
Kualitas Batubara The reference of best services on time for mineral

description

tentang batubara

Transcript of TBB 3 Kualitas Batubara 2

  • Kualitas BatubaraThe reference of best services on time for mineral

  • Kualitas BatubaraKesepakatan antara penguna Batubara dengan harga jual Batubara, ditentukan oleh Kualitas Batubara.

    Pengetahuan yang akurat dari kualitas batubara adalah yang sangat essential pada setiap tahapan produksi dan pengiriman Batubara ke pembeli / end user.

  • Daur KualitasSELLERBUYERLOAD PORTDISPATCHDISCHARGE PORTRECEIPTWEIGHINGWEIGHINGSAMPLINGSAMPLINGPREPARATIONPREPARATIONANALYSISANALYSISCOMMERCIALVALUECOMMERCIALVALUE$PRODUCTIONMININGdeliveryWitnessingPLANNINGMODELEND USE QA

  • Kualitas Batubara Supply Contract 100,000 tons @ 40.00 USD per tonCoal Quality & Quantity Menentukan Harga Jual

  • PENGOTORAN ( IMPURITIES ) Batubara yang diambil dari hasil penambangan selalu mengandung bahan-bahan pengotoran ( impurities ).

    Ada 2 macam pengotor :Pengotor Bawaan ( Inherent impurities )merupakan pengotor bawaan yg terdapat dalam batubara.Pengotor Luar ( External impurities )merupakan pengotor dari luar timbul pd saat proses penambangan antara lain terbawanya tanah yg berasal dari lapisan penutup (overburden)

  • Kualitas BatubaraSebagai Contoh:

    Harga jual batubara steaming adalah energy / nilai kalori, dengan berdasarkan pada batasan penalti dan reject terhadap:

    ash, sulphur, moisture, HGI, size distribution,

    nitrogenash analysis, ash fusibility, trace elements dan yang lainnya.

  • Kualitas BatubaraHarga jual final selalu diadjustment berdasarkan penentuan kualitas dan kuantitas final.

    Bila si penjual / shipper atau si pembeli/buyer tidak mempunyai kepastian dari suatu kualitas dan kuantitas batubara (dengan target-target presisi), sementara harga jual sudah ditetapkan pada suatu estimasi harga yang terbaik, maka dapat dipastikan ada salah satu pihak yang dirugikan.

  • Kualitas batubara ditentukan melalui suaturangkaian kegiatan melalui sampling, samplepreparation dan testing.

    Kualitas BatubaraBagaimana, kapan, dimana, dan untuk apa contoh diambil?

    Bagaimana melakukan sample preparation yang benar?

    Bagaimana melakukan pengujian batubara yang akurat?

  • Metallurgical CoalsBatubara yang bersifat coking Temperature diatas ren tang 300 s/d 500 C menunjukkan sifat plastisDigunakan dalam proses pembuatan baja~ 25% dari produksi batubara duniaMoistureAshCSNFluidityDilatationMaceral AnalysisMean Maximum ReflectancePhosphorusSize DistributionCoke Strength

  • Steaming CoalsBatubara ini digunakan untuk menaikan uap untuk tenaga listrikDapat juga digunakan untuk pembakar dalam industri semen~ 70% dari produksi batubara duniaYang dijual adalah energi CV merupakan parameter penting.MoistureAshVolatile MatterTotal SulphurCalorific ValueCarbon & HydrogenNitrogenAsh AnalysisAsh FusibilityTrace ElementsSize DistributionHGI

  • Batubara KonversiBatubara yang digunakan sebagai bahan proses gasifaction atau liquifaction

    Digunakan untuk pengunaan khusus, spt elektroda carbon aktif

    ~ 5%dari produksi batubara dunia

    Fischer AssayPetrographic AnalysisSteaming Coal Parameters

  • Air Dried BasisKondisi humidity dan temperatur berbeda pada masing-masing laboratorium. Tidak akan pernah sama. Sehingga hasil pengujian akan berbeda pada masing-masing laboratorium untuk sample yang sama, tergantung hasil moisture in the analysis sample.

    Perbedaan sangat signifikan. Tabel disamping adalah analisa satu sampel yang sama pada dua laboratorium berbeda. Perhatikan perbedaan pada GAD, GDB, GAD pada basis 10 %

    ParameterLab ALab BDifferenceRM %ad10.012.02.0-Ash %ad5.04.80.2Ash %db5.65.50.10.3VM %ad40.038.71.3VM %db44.444.00.41.0TS %ad0.800.790.01TS %db0.890.900.01010GCV kcal/kg ad65006380120GCV kcal/kg db722272502872GCV kcal/kg at 10.0 % adb6500652525

  • Toleransi untuk calorific value adalah 72 kcal/kg (ISO1928)Toleransi diapplikasikan untuk membandingkan hasil pada moisture basis yang sama (umumnya dilaporkan dalam adb atau db)Bila hasil dikomparasi pada as determined maka diluar batas toleransi, 120 kcal/kgJika hasil dikomparasi dengan moisture basis sama sama 10 % adb atau di komparasi pada db, maka masih dalam batas toleransi.Hal ini berlaku untuk parameter analisa lainnya. Air Dried Basis =adb atau db

  • Beberapa Hal yg menentukan mutu batubaraKandungan total air (Total Moisture )Kandungan abu ( ASH Content )Kandungan Zat terbang (Volatile Matter )Kandungan karbon ( Fixed Karbon )

  • A. Moisture dalam BatubaraPada dasarnya moisture adalah kandungan jumlah air baik yg terikat maupun tidak pada batubara.

    Kandungan lengas (air) akan mempengaruhi dalam penggunaan batubara.

    Bagaimana cara mengatasinya ?

    Dengan cara memperkecil ukuran butir batubara, meski tidak dapat hilang sama sekali.Makin halus butir batubara makin luas jumlah permukaan butir secara keseluruhan sehingga makin banyak pula air yg menempel

    Batubara mempunyai sifat hirdophobic (apabila batubara telah dikeringkan maka batubara tersebut akan sulit menyerap air sehingga tidak akan menambah air internal).

  • Ada beberapa istilah yang digunakan untuk mengambarkan bentuk bentuk moisture dalam batubara.

    1. Free Moisture Moisture yang ada dalam permukaan partikel batubara dan luasan kapileritas dengan tekanan uap normal, dikenal juga sebagai surface moisture. Ini merupakan kelimpahan dari pada natural (inherent) moisture.

    Free Moisture tercampur secara mekanikal dengan batubara pada permukaan, luasan cracking dan kapileritas

    Jumlah Free Moisture pada dasarnya tergantung pada proses pembasahan dan pengeringan yang terjadi selama penambangan, prosesing, transportasi, handling dan penyimpanan serta size distribusi batubara.

  • Moisture dalam Batubara2. Inherent Moisture - Moisture yang keberadaannya dalam batubara merupakan bagian yang terintegrasi secara alamiah, yang mengisi struktur pori-pori batubara dengan tekanan uap normal yang sangat rendah. Disebut juga Bed Moisture atau moisture dalam batubara sebelum dikeluarkan ke atmosfere (ASTM D121)Moisture dalam senyawa kimia moisture yang keberadaannya sebagai air hidrat dan bersenyawa secara kimiawi dalam kandungan batubara, merupakan bagian dari Inherent Moisture.Inherent moisture tidak sama dengan Moisture in the analysis sample. 3. Residual Moisture berarti moisture yang tertahan dalam batubara setelah mencapai equilibrium dengan udara ambient. Secara sederhana moisture yang tertahan setelah pengeringan udara (AS2418 dan ASTM D121)

  • Moisture dalam Batubara4. Moisture in the analysis sample = Air dry moisture Merupakan moisture dalam sample batubara yang dikeluarkan dengan kondisi standar.(AS2418)Moisture in the analysis sample ditentukan melalui pengeringan 1 g sample dibawah kondisi standar pada 107 oC. Perbedaan berat sebelum dan sesudah pemanasan merupakan moisture in the analysis sample.5. Moisture Holding Capacity = Equilibrium Moisture (ASTM D 121 dan D1412).Sejumlah moisture yang terkandung dalam contoh analisa batubara yang diequilibrium dengan udara pada relatif humidity 96 % dan temperature 30 oC. (AS 2418, BS 1038.17). Hasil uji ini digunakan untuk estimasi inherent moisture.

  • 6. Total MoistureTotal Moisture merupakan gambaran kandungan air total dalam batubara pada saat pengambilan contoh. Total moisture dipengaruhi oleh cuaca, metoda penambangan, processing, stock pilling dan transportasi. Penting meyiapkan batas aman pada spesifikasi TM untuk pengapalan batubara di musim hujan.Moisture juga dapat menyebabkan masalah pada handling dan transportasi batubara, dimana dapat menyebabkan batubara menempel pada chute, conveyor, dan menambah biaya milling dan grinding.

  • B. Kandungan abu ( ASH Content )Komposisi batubara bersifat heterogen, terdiri dari senyawa organik (berasal dari tumbuhan-tumbuhan) dan senyawa anorganik.Apabila batubara dibakar maka senyawa anorganik yg ada akan diubah menjadi senyawa oksida yg berukuran butiran halus yg disebut dengan abu (ash).Ash merupakan kumpulan dari non combustible material atau Ash merupakan residue pembakaran batubara. Untuk penggunaan batubara PLTU maka ada 2 macam ash : abu dasar (terkumpul di dasar tungku, 20 %)abu terbang (akan keluar melalui cerobong asap, 80 %).

  • Ash Content dianalisa dengan membakar 1 g sample GA dibawah kondisi standard pada 815 oC (ISO) and 750 oC (ASTM).Dalam kontrak penjualan biasanya ash content mempunyai batasan maksimum. Konsistensi Ash dalam produk batubara penting. Produk batubara dengan ash bervariasi, menyebabkan masalah pada proses pengunaannya.

    Apa kerugian dari adanya ash ? Ash merupakan material yang abrasive dan untuk berkadar tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pulverisers dan boiler.Juga Ash content yg tinggi, akan menurunkan nilai kalori. Ash yg bercampur dgn klinker akan menurunkan kualitas klinkerAsh dapat mengandung SO2 sehingga jika terlepas di udara maka dapat menimbulkan reaksi dan akhirnya menciptakan hujan asamCara mengatasinya dengan penggunaan filter/electrostatic presipitatatorAsh content lanjutan ..

  • Unsur Mineral dihitung berdasarkan teoritis

    Formula : Mineral Matter = 1.08 Ash + 0.55 Sulphur

    Klasifikasi ASTMMineral Matter = 1.06 Ash +0.53 Sulphur +0.74 CO2-0.32

    Formula Ash Content

  • Unsur Mineral (mineral matter) merupakan bagian anorganik yang dikandung oleh batubara.Penting dicatat, bahwa ash dan mineral matter tidak sama. Merupakan parameter yang berbeda.Unsur Mineral terdapat dalam batubara dengan jumlah yang berbeda tergantung pada tingkatan dan formasinya.Perbedaan antara unsur mineral dengan ash adalah dari pembakarannya. Selama pembakaran berbagai perubahan terjadi pada mineral, seperti hilangnya air hidrat dari mineral silikat, perubahan pyrite menjadi ferri oxide dengan membuang sulphur oxide, hilangnya carbon dioksida dari bahan carbonat, oksidasi iron pyrite ke iron oksida.Perbedaan Mineral dengan Ash

  • Sulit mengekstraksi unsur Mineral dari batubara. Mineral matter content dikalkulasi mengunakan formula yang sudah mengakomodir perubahan kimia sewaktu pembakaran.

    Formula MM = 1.08 Ash + 0.55 Sulphur. (original formula)MM = 1.13 Ash + 0.47 S. Pyritic + Cl.ASTM MM = 1.06 Ash + 0.53 Sulphur + 0.74 CO2 0.32Australian StandarMM =1.1 Ash

    Formula untuk Mineral

  • Volatile Matter merupakan bagian dari kandungan batubara yang menguap pada temperatur tertentu dalam kondisi standar. Terdiri dari gas gas yang mudah terbakar, seperti H, CO dan Metan, juga gas yang tidak mudah terbakar seperti CO2.Volatile Matter

  • Volatile MatterVolatile Matter mempengaruhi penyalaan (ignition),pembakaran dan stabilitas nyala dalam boiler. Sehingga volatile Matter terpenting dalam mendesain boiler.Volatile matter dibawah 20% bermasalah dalam penyalaan stabilitas nyala pada kebanyakan boiler.Merupakan salah satu parameter untuk penentuan coal rank.

    Kenapa Volatile Matter penting dianalisa ?

  • Fixed carbonMaterial yg tersisa, setelah berkurangnya moisture, volatile matter, dan ash.Makin berkurang kandungan air berarti moisture content makin kecil, nilai fixed carbon makin tinggi.Nilai FC tinggi maka CV juga makin tinggi

  • Fixed Carbon

    Fixed Carbon is by difference

    FC = 100 (M + Ash + VM)

    Fuel Ratio = FC / VM (in the same basis)Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)

  • Carbon dan Hydrogen ditentukan dengan pembakaran sample batubara dialiri oxygen dan gas gas yang dihasilkan ditangkap dengan metode gravimetri ataupun mengunakan metode instrumental.Carbon dan Hydrogen digunakan untuk kalkulasi pembakaran.Nitrogen adalah sumber gas yang menyebabkan polusi. Gas Nitrogen Oxide (NOx) ada dalam emisi gas buang.Tipikal yang diinginkan Nitrogen dafb kurang dari 2 %, Tipikal batubara indonesia mempunyai kadar Nitrogen rendah. Carbon & Hydrogen, C & H

  • Analisa Penetapan Total Sulphur dengan pembakaran sample batubara dengan dialiri oxygen dan gas yang dihasilkan ditangkap dan dihitung total gas tersebut dengan titrasi. Gas yang dihasilkan adalah gas sulfur oksida, dikenal juga sebagai SOx, yang dapat juga diukur dengan deteksi infra red melalui suatu instrumen laboratorium dalam kondisi standar.

    Kenapa Total Sulphur mesti diukur ?Sulphur merupakan sumber polusi yang serius dari gas-gas yang dihasilkan dalam pembakaran batubara.Tingkat emisi Sulphur Oxide diatur dan dimonitor oleh regulasi pemerintah.Produk batubara dengan sulphur yang konsisten, penting bagi proses penggunaan batubara.Dapat membentuk senyawa sulfat sehingga timbul korosi pada peralatan maupun pada saat pengangkutan.

    Total Sulphur

  • Sulphur dalam batubara dapat berbentuk anorganic pyritic sulphur (iron), sulphate sulphur dan organik sulphur (berasal dari aktifitas bakteri) .

    Bagaimana cara mengatasinya ?Pyritic Sulfur dapat dipisahkan dengan proses crushing dan washing plant.SOx dapat dihilangkan dari gas hasil pembakaran dengan proses scrubbing sebelum dilepas ke atmosphere. Total Sulphur tinggi dapat diturunkan melalui blending dengan batubara rendah sulphur. Untuk batubara dengan Sulphur tinggi, pengetahuan tentang bentuk-bentuk sulphur penting, dalam mengontrol sulphur.Total Sulphur

  • Calorific value yang dalam laboratorium mengunakan instrument yang terkontrol dengan microprocessor otomatis. Caranya : Batubara dibakar dalam tabung berisi oksigen dengan tekanan tertentu dan kenaikan panas yang dihasilkan tabung dicatat dan dibandingkan dengan material standard.

    Normalnya dijual pada salah satu dari tiga moisture basis dibawah :Gross Air DriedGross As ReceivedNet As ReceivedCalorific Value = Nilai Kalor Batubara

  • Calorific Value basis GAD Ada yg menyebut dengan High heating ValueGAD basis tergantung pada pelaporan air dried moisture (atau mouisture in the analysis sampale) basis.Masalah yg sering muncul adalah hasil GAD ketika dikomparasi antar laboratorium berbeda sehingga akan mengakibatkan kerugian pada penjual.

    Cara mengatasinya Basis ditentukan melalui analisa di laboratorium berkali-kali sampai mendapatkan nilai dimana moisture tidak berubah lagi secara signifikanHumiditi dan temperatur laboratorium harus dikontrol dalam batasan pada rentang 50 60% RH dan 25 oC dengan menggunakan de- humidifier dan air conditioning.

  • Calorific Value basis GAR GAR adalah gross as received basisCalorific Value yang dilaporkan pada basis Total Moisture Tingginya Total Moisture dapat menyebabkan turunnya hasil GAR.Adanya hujan (musim hujan) harus menjadi perhatian dimana Total Moisture dapat dengan luar biasa lebih tinggi dari normalnya.

  • Calorific Value basis NARAda yg menyembut dengan low heating value, Net Calorific Value umumnya dilaporkan sebagai as received basis- Net As Received (NAR)Net Calorific Value adalah kandungan energi batubara dikurangi energi untuk untuk menghilangkan air yang dihasilkan dari Total Moisture dan sebagai hasil pembakaran. Net Calorific Value dapat juga menyatakan aktual energi panas yang tersedia pada pembakaran batubara dalam kondisi normal di boiler.

  • Net Calorific Value at Constant Pressure ISO 1928: {GCVdb (j/g)-212 x Hdb-0.8x[Odb+Ndb]}x(1-0.01TM)-(24.4XTM)

    ASTM D5865: GCVar(j/g)-(215.5xHar) where Har=Hadb x [(100-TM/(100-Madb)]-0.1119 x TMCalorific Value NAR

  • Contoh Kalkulasi Net Calorific Value at Contstan Pressure

    GCV ar = 5150 kcal/kg = 21562 J/gTM % ar = 25.0, M % adb = 15.0GCV db = 6867 kcal/kg = 28751 J/gH % adb = 3.65, H % db = 4.29, H % ar (ASTM) = 6.02O % db + N % db = 17.50

    ISO1928 NCV ar = 20261 J/g = 4839 kcal/kgASTM D5865 NCV ar = 20265 J/g = 4840 kcal/kg

  • Ash analysis adalah analisa kimia dari abu batubara untuk menentukan kandungan mayor dan minor elemennya. Biasanya dilaporkan SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O,MnO2, P2O5, TiO2 and SO3.Hasil digunakan untuk mengklasifikasi abu batubara dalam kaitan menentukan potensi slagging dan fouling serta menentukan dampak evaluasi dampak terhadap lingkungan. Ash Analysis

  • Ash Analysis_Slaging IndexSlagging indek merupakan estimasi empiris potensial batubara membuat slag.Slagging index memprediksi potensial campuran deposit pada dinding furnace dalam bagian radiant di boiler.

    Kenapa slagging index perlu diukur. ?Ini dapat menyebabkan kerusakan pada pipa, perubahan dalam pemindahan panas, dan korosi pada boiler.Slagging dan fouling menyebabkan masalah operasional dan efisiensi pada boiler

  • Formula Slagging index

    Slagging indek merupakan kalkukasi oksida basa dibagi dengan oksida asam dikalikan Total Sulphur

    (Fe + Ca + Mg + Na + K) Slagging Indek = --------------------------------- X Total Sulphur(Si, Al and Ti)

  • Ash Analysis_Fouling IndexFouling index mengambarkan tendensi abu batubara membentuk ikatan deposit pada superheater atau preheater. Secara dasar ini disebabkan oleh interaksi dari uap alkali (sodium atau potasium) dengan oksida sulphur. Fouling = oksida basa / oksida asam x sodium oxideTipikal Fouling Index, Low = < 0.2 ; Medium = 0.2 0.5Penting diperhatikan Ash Tipe, apakah bituminous atau lignitLignitic Ash type = CaO + MgO > Fe2O3 and CaO + MgO + Fe2O3 > 20 %

  • Ash Analysis

  • Ash Fusion Temperature memberikan suatu hasil dalam skala laboratorium terhadap karakteristik profil leleh dari abu batubara.Keterkaitan AFT dalam kaitan terhadap kontrak penjualan adalah untuk memenuhi spesifikasi tipe dan disain boiler, temperatur pengoperatian and profil abu.Perlu dicatat bahwa AFT merupakan sifat fisik dan tidak dapat dikalkulasi secara matematis untuk tujuan blending.AFT merupakan data yang sangat berguna untuk mengevaluasi hal-hal yang berhubungan dengan slagging dan penumpukan abu. Apabila temperatur gas yang mengandung abu lebih rendah dari ash softening temperature maka abu akan mengendap sebagai debu dan mudah untuk dibuang. Dan apabila temperatur gas lebih tinggi dari ash softening temp. maka akan terjadi pembentukan terak.Ash Fusion Temperature

  • Ash Fusion Temperature Untuk Reducing:Gas CO2 200 ml/menit + Gas H2 200 ml/menit Untuk Oksidising :Gas CO2 400 ml/menit

  • HGI adalah suatu tolok ukur secara laboratorium dari mudah atau sulitnya batubara digerus atau di pulverising. HGI adalah nilai mudah atau sukarnya batubara digrinding/digerus menjadi bahan bakar bubuk.Operator menginginkan yang mudah untuk digerus tetapi batubara begitu getas, menimbulkan debu dan masalah dalam proses handlingnya.Formula HGI : 13,6 + 6,93 WDimana W = berat (dalam gram) batubara halus dengan ukuran 200 mesh.Hardgrove Grindability Index

  • Dalam pengujiannya HGI dipengaruhi moisture dalam sample uji, makanya penetapan HGI harus dengan hasil pengujian residual moisture.Perlu dicatat bahwa HGI merupakan sifat fisik dan tidak dapat di blending secara kalkulasi matematis.Dalam prakteknya, selain dipengaruhi moisture, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur mineral dalam batubara.

    Hardgrove Grindability Index

  • Trace ElementTrace Element adalah Arsenic (As), Barium (Ba), Beryllium (Be), Boron (B), Chromium (Cr), Copper (Cu), Fluorine (F), Lead (Pb), Manganese (Mn), Mercury (Hg), Molibdenum (Mo), Nickel (Ni), Selenium (Se), Strontium (Sr), Vanadium (V), dan Zinc (Zn).Merupakan sumber polusi serius dalam stack emission dan abu yang dihasilkan.Merupakan tambahan parameter khusus dalam kontrak penjualan. Dilaporkan dalam parts per million ppm air dried dalam batubara.

  • Distribusi ukuran dari produk batubara dilaporkan pada banyak ukuran butir yang berbeda-beda. Tipekal distribusi ukuran yang lazim digunakan adalah 50, 40, 31.5, 22.4, 11.2, 6.7, 4.75, 2, 1 dan 0.5mm.

    Kontrak penjualan mempunyai tipikal spesifikasi untuk persen oversize, + 50 mm untuk kebanyakan batubara dan untuk jumlah yang lebih kecil -2 atau 1mm.

    Banyaknya yang oversize dapat menyebabkan masalah dalam handling. Lebih banyak yang halus juga menyebabkan masalah dalam penanganannya, debut dan bersifat penyimpan moisture (sehingga Total moisture jadi tinggi) serta masalah kehilangan quantitas. Lazimnya, maximum 5% untuk ukuran + 50mm dan 25 to 30% untuk ukuran-2mm.

    Size distribution dapat dikontrol dari metode penambangan, processing, handling and ergonomis stockpile.Size Distribution / Distribusi Ukuran

  • Pengujian Untuk Batubara CokingBatubara Coking hanya batubara yang memiliki sifat -sifat coking, yang digunakan dalam proses pembuatan baja.

    Total moisture, proximate, ultimate, ash analysis, calorie, trace element, ash fusion, hgi dan size distribusi, merupakan pengujian yang normal untuk batubara koking.

    Untuk mengevaluasi sifat-sifat koking, diperlukan parameter uji sebagai berikut :

    Crusible Swelling NumberGieseler PlastometerDilatometerGray-King Caking TestPetrografic Analysis

  • Crusible Swelling NumberBeberapa gram sample GA, dipanaskan dalam kondisi standar didalam suatu crusible standar. Batubara yang mempunyai sifat koking akan mengembang membentuk kancing koking. Ukuran kancing koking ini dibandingkan dengan seri profil standar untuk mendapatkan hasil index (rentang nilai dari 0 9).

    Nilai CSN diatas 4 biasanya mengindikasikan mempunyai kualitas koking yang bagus. Nilai CSN kurang dari 4 lemah atau tidak berkualitas koking.

  • Merupakan pengukuran empiris dari fluiditas batubara dalam rentang plastis. Ketika batubara koking dipanaskan, komponen bereaksi menjadi cair, biasanya kisaran temperatur 300 C dan kembali memadat pada kisaran 500 C

    Derajat fluiditas diukur dengan alat yang disebut plastometer. Yang diukur adalah rentang temperatur mencair.

    Hasil fluiditas digunakan untuk mencampur batubara guna pembuatan koking dengan kualitas bagus. Rentang fluiditas batubara dapat dipadukanGieseler Plastometer

  • Perubahan dalam volume atau panjangselama batubara mencair diukur mengunakan alat yang dinamakan Dilatometer.

    Menyatakan indikasi dari sifat expansi atau contraksi batubara.

    Contoh batubara dikompres membentuk pensil dipanaskan pada tingkatan standar tertentu. Batubara Coking akan mengalami fase kontraksi awal kemudian fase expansi. Jumlah expansi dan kontraksi diukur seperti mengukur temperatur.Dilatometer

  • Gray-King Caking TestSample batubara halus dipanaskan dengan pipa horisontal dengan panas perlahan sampai temperatur 300 C.

    Profil dari sisa pembakaran dikomparasi pada suatu seri profil standard dengan rentang dari A G dan G1 G14.

    Dimana A menunjukan tidak bersifat caking dan G merupakan batubara yang mengembang.

    Type G diklasifikasi lebih lanjut lagi dari G1 G14.

    Semakin tinggi angka G, semakin bagus nilai cakingnya.

  • Petrographic AnalysisBlok batubara yang dipress padat, sekitar 25 mm persegi disiapkan dan dipotong tengahnya. Satu sisi dari potongan ini dilapisi minyak immersi dan dipelajari dibawah mikroskop menggunakan pantulan cahaya polarisasi.

    Dua bentuk analisa secara umum dilaporkanMaceral dan microlithotype Analysis Reflectan analysis

  • Maceral dan Microlithotype AnalysisMaceral adalah partikel organik batubara. Istilah ini digunakan untuk mengindikasi analogi dengan mineral (yang mana perbedaan tipe an organik ditemukan dalam batubara dan batuan lainnya).

    Analisa maceral mengklasifikasi maceral kedalam berbagai tipe:Vitrinite turunan dari struktur sel tumbuhanExinite turunan dari buangan dan pelapisan wax dari tumbuhan.Inertinite dengan atau tanpa struktur tumbuhan yang dikenal.

    Analisa Maceral memberikan informasi tentang sifat batubara selama pembentukan batubara, coal rank dan formasi batubara.

    Batubara dikelompokkan menjadi dua kategori besar:Batubara Humus Hasil dari pembusukan tumbuhan dalam kondisi aerob, kebanyakan tipe lapisan banded coal batubara bitumen.Batubara Sapropelic Hasil dari pembusukan tumbuhan dalam kondisi anaerob, penampakan non banded .

  • Maceral dan Microlithotype AnalysisSistem eropa memberikan penamaan menjadi 4 tipe banded coal :VitrainClarainDurainFusain

    Lithotype kedepan sebagai pengklasifikasi dalam microlithotype. Analisa microlithotype digunakan sebagai tambahan informasi dalam studi pembentukan batubara.

    Perbedaan microlithotype umumnya diasosiasikan dengan kepastian grup maseral.Yang dikenal sebagai lithotype

    *Ash yg ditimbulkan pada industri semen biasanya diusahakan untuk homogen agar klinkernya tetap kualitasnya. Karena itu kontrak pembelian batubara di sauatu temapt akan dilakukan dalam jangka panjang.*Antrachite memiliki VM rendah*Semakin tinggi nilai fuel ratio, karbon yg tidak terbakar semakin banyak.Antrachite memiliki nilai VM lowPembagian : Antrachite = 10-60Semi antrachite = 6-10Semi bituminous = 3-7Bitumonous = 0,5-3

    *Nitrogen ditentukan dengan mendestruksi nitrogen dalam batubara, didestilasi, dan dihitung melalui titrasi, dalam metode Kjeldahl. Atau mengunakan metoda instrumental dengan komparasi emisi nitrogen yang dihasilkan dengan standard.

    *Batubara dengan Pirityc Sulfur tinggi dapat menyebabkan terjadinya spontaneous combustion, dan menaikan slagging sebagai fe yang hadir dalam slag.

    *Calorific value yang ditentukan sebagai gross calorific value (gcv) dalam laboratorium mengunakan instrument yang terkontrol dengan microprocessor otomatis.*HHV = nilai kalor hasil pembakaran dimana semua air dihitung dalam keadaan cair.Semakin tinggi nilai HHV amka semakin lambat jalanx batubara yg diumpankan sebagai batubara.*Ada yg menyembut dengan low heating value, nilai kalor hasil pembakaran dimana semua air dihitung dalam keadaan gas

    Ingat, Gross Calorific Value ditentukan dalam suatu bomb calorimeter dengan kondisi standard pada volume constan. Batubara dibakar dalam boilers pada kondisi tekanan konstan. Sepanjang pembakaran produk air ditahan dalam uap tetap dan tidak memberikan panas.

    *Abu sample batuara dilarutkan dalam botol polypropylene dan dicampurkan dengan hydrofluoric / hydrochloric acid. Boric acid ditambahkan kedalam larutan komplek tadi. Hasil larutan dibaca mengunakan atomic absorption spectrometer untuk tiap element, kecuali phosphorus, yang dibaca dengan UV-vis spectrophotometer. Sulphur trioxide dengan dengan high temperature combustion method atau melalui instrument pengujian sulphur.

    *Tipikal Slagging Indek , low = < 0.6 ; Medium = 0.6 2.0Slagging Factor degree =( Hem (ox) + (IDT (red) x 4))

    *Kontrak penjualan biasanya mempunyai batasan untuk oksida Fe, Ca, Mg, Na, K dan Al. Batubara lower rank mempunyaican kimia ash yang fluktuatif, sementara ash content cenderung stabil harus mempunyai data geologi dan produksi tentang komposisi kimia dalam abu. Komposisi kimia abu batubara juga penting bilamana dijual untuk keperluan proses pembuatan semen.

    *Sample abu dicetak berbentuk piramid dipanaskan dengan kondisi atmosfir reducing atau oxidizing dimulai dari 900 C. Temperature yang menunjukkan mulainya abu berubah bentuk - deformation, melunak spherical, lebih melunak dand mulai meleleh hemispherical dan sempurna meleleh dicatat sebagai flow.

    *Makin kecil HGI maka makin keras keadaan BBUji empiris ini ditentukan dengan menyiapkan pada ukuran butir tertentu digerus mengunakan mesin dalam kondisi standar, jumlah batubara yang tergerus dibandingkan secara linieritas standar batubara.Pengerusan batubara merupakan salah satu yang termahal dari biaya perawatan power stations dan juga menjadi biaya operasional dalam pemakaian energi. Tipikal HGI, 45 minimum dalam kontrak penjualan. HGI merupakan salah satu parameter yang sering dimasukkan kedalam kontrak penjualan untuk adjustmen harga jual.

    *Harga HGI Batubara indonesia = 65-60Harga HGI Batubara Kaltim (sebulu) 14-45Makin tinggi HGI maka makin cepat kemungkinan peralatan grrinding terkena korosi sehingga menjadi aus.*Abu sample batuara dilarutkan dalam botol polypropylene dan dicampurkan dengan hydrofluoric / hydrochloric acid. Boric acid ditambahkan kedalam larutan komplek tadi. Hasil larutan dibaca mengunakan atomic absorption spectrometer untuk tiap elemen. Boron ditentukan dengan larutan Eschka, hasil larutan dibaca mengunakan ICP. Arsenic dan Selen juga dilarutkan dengan prosedur Eschka, dan dibaca dengan atomic absorbtion spectrofotometer. Fluorine dilarutkan dengan asam, dan dibaca dengan teknik elektroda selektif ion.Produsen dan sellers mesti mempunyai data guna memprediksi tingkat produksi trace element.