Tawuran Antar Pelajar

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar merupakan fenomena yang menarik dan tidak asing lagi di telinga kita. Tawuran Sekolah Menengah Atas Negeri 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012 sebagai salah satu contoh yang bisa saya kemukakan. Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan terbuka mempunyai hubungan yang erat dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh remaja. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya tontonan yang menggambarkan kekerasan dapat mudah diakses dari internet ataupun tayangan televisi yang dapat mempengaruhi perilaku. Kekerasan sudah menjadi pemecah masalah yang sangat efektif bagi para remaja. Hal tersebut seolah menjadi bukti nyata bahwa pelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis. Tentu saja perilaku buruk ini merugikan banyak pihak baik pihak yang terlibat secara langsung dalam aksi tawuran tersebut maupun secara tidak langsung. B. Rumusan Masalah.

Transcript of Tawuran Antar Pelajar

Page 1: Tawuran Antar Pelajar

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah.

Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja

terutama oleh para pelajar merupakan fenomena yang menarik

dan tidak asing lagi di telinga kita. Tawuran Sekolah Menengah Atas

Negeri 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24

September 2012 sebagai salah satu contoh yang bisa saya kemukakan.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan

terbuka mempunyai hubungan yang erat dengan meningkatnya

kekerasan yang dilakukan oleh remaja. Hal ini dapat terlihat dari

banyaknya tontonan yang menggambarkan kekerasan dapat

mudah diakses dari internet ataupun tayangan televisi yang

dapat mempengaruhi perilaku.

Kekerasan sudah menjadi pemecah masalah yang sangat

efektif bagi para remaja. Hal tersebut seolah menjadi bukti nyata

bahwa pelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat

anarkis. Tentu saja perilaku buruk ini merugikan banyak pihak

baik pihak yang terlibat secara langsung dalam aksi tawuran

tersebut maupun secara tidak langsung.

B. Rumusan Masalah.

1. Mengapa tawuran antar pelajar dapat terjadi?

2. Apa sajakah faktor penyebab tawuran antar pelajar?

3. Apa sajakah dampak yang ditimbulkan dari tawuran antar pelajar?

4. Bagaimana cara mengatasi.tawuran antar pelajar?

Page 2: Tawuran Antar Pelajar

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Tawuran.

Secara etimologis.

Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan

sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan

“pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga

pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang

dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian

tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.

Secara umum.

. Tawuran adalah suatu tindakan anarkis yang dilakukan oleh dua

kelompok dalam bentuk perkelahian masal di tempat umum sehingga

menimbulkan keributan dan rasa ketakutan (teror) pada warga yang ada di

sekitar tempat kejadian perkara tawuran

2. Kategori Tawuran.

Perilaku agresif.

Adalah setiap perilaku yang merugikan atau menimbulkan korban pada

pihak orang. Peran kognisi sangat besar dalam menentukan apakah suatu

perbuatan dianggap agresif (jika diberi atribusi internal) atau tidak agresif

(dalam hal atribusi eksternal). Dengan atribusi internal yang dimaksud

adalah adanya niat, intensi, motif, atau kesengajaan untuk menyakiti atau

merugikan orang lain. Dalam atribusi eksternal, perbuatan dilakukan karena

desakan situasi, tidak ada pilihan lain, atau tidak disengaja (Sartono, 2002).

Pengaruh kelompok terhadap perilaku agresif, antara lain adalah

menurunkan hambatan dari kendali moral. Selain karena faktor ikut

terpengaruh, juga karena ada perancuan tanggung jawab (tidak merasa ikut

bertanggung jawab karena dikerjakan beramai-ramai), ada desakan

kelompok dan identitas kelompok (kalau tidak ikut dianggap bukan anggota

kelompok), dan ada deindividuasi (identitas sebagai individu tidak akan

dikenal) (Staub dalam Kartono, 1986).

Page 3: Tawuran Antar Pelajar

Karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan

teman-teman sebaya sebagai kelompok maka dapatlah dimengerti bahwa

pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan,

dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga (Hurlock, 1980).

Penyimpangan.

Deviasi/penyimpangan diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang

dari tendensi sentral/ciri-ciri karakteristik rata-rata populasi. Konsep deviasi

hanya berarti apabila ada deskripsi dan pembahasan yang tepat mengenai

norma sosial. Sedangkan norma sendiri berati kaidah aturan pokok, ukuran,

kadar atau patokan yang diterima secara utuh oleh masyarakat guna

mengatur kehidupan dan tingkah laku sehari-hari agar hidup terasa aman dan

menyenangkan. Norma sosial adalah batas-batas dari variasi tingkah laku

yang secara eksplisit dan implisit dimiliki dan dikenal secara retrospektif

oleh anggota suatu kelompok.

Kenakalan remaja.

Istilah kenakalan remaja (juvenile deliquency) mengacu kepada rentang

suatu perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima

secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti

melarikan diri dari rumah), hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti

mencuri). Demi tujuan-tujuan hukum, dibuat suatu perbedaan antara

pelanggaran-pelanggaran indeks (index offenses) dan pelanggaran-

pelanggaran status (status offenses). Pelanggaran-pelanggaran indeks adalah

tindakan kriminal, baik yang dilakukan oleh remaja maupun orang dewasa.

Tindakan-tindakan itu meliputi perampokan, penyerangan dengan kekerasan,

pemerkosaan, pelacuran, dan pembunuhan. Pelanggaran-pelanggaran status

adalah tindakan-tindakan yang tidak terlalu serius seperti lari dari rumah,

bolos dari sekolah, dan ketidakmampuan mengendalikan diri.

Perkelahian massal.

Inti dari pengaruh kelompok terhadap agresivitas pelajar di kota besar

seperti Jakarta atau terhadap agresivitas antar etnik di Bosnia Herzegovina

adalah sama, yaitu identitas kelompok yang sangat kuat yang menyebabkan

timbul sikap negatif dan mengeksklusifkan kelompok lain (Indrakusuma dan

Page 4: Tawuran Antar Pelajar

Denich dalam Kartono, 1886). Faktor-faktor yang mempengaruhi kegemaran

berkelahi secara massal dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses

internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di

sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi

ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.

Sedangkan faktor eksternal atau faktor eksogen dikenal pula sebagai

pengaruh alam sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis adalah semua

perangsang atau pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada

remaja. Faktor eksternal terdiri atas: faktor keluarga, lingkungan sekolah,

dan miliu.

Page 5: Tawuran Antar Pelajar

BAB III

PEMBAHASAN

  Tawuran antar pelajar seperti sudah menjadi tradisi turun temurun. Hal ini

sangat mengenaskan untuk dunia pendidikan jaman sekarang. Beberapa faktor yang

mempengaruhi tawuran antar pelajar.

1. Faktor Internal.

Faktor yang terjadi di dalam diri individu itu sendiri yang keliru dalam

menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang

dari luar. Ketidakmampuan remaja dalam beradaptasi dengan lingkungan

yang kompleks serta ketidakstabilan emosi para remaja ikut andil dalam

terjadinya tawuran. Para remaja sangat membutuhkan perhatian dari orang

yang di sekitar.

2. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :

i. Faktor Keluarga

Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan

tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik

dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama

pada masa remaja.

ii. Faktor Sekolah

Hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu dapat

mempengaruhi pengembangan diri siswa menjadi tidak baik.

Maka dari itu, dituntut peran guru untuk menjadi pendidik yang

memiliki kepribadian dan karakter yang baik agar dapat

diteladani siswa.

iii. Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah, sekolah dan pergaulan antar teman

dapat mempengaruhi perilaku remaja. Kekerasan yang sering

dilihat oleh remaja serta kurangnya partisipasi remaja dalam

mengikuti kegiatan positif seperti organisasi untuk mengisi waktu

senggang dapat memicu remaja melakukan tindak anarkis.

Page 6: Tawuran Antar Pelajar

Tak jarang tawuran antar pelajar disebabkan oleh budaya atau kebiasaan pelajar

sekolah yang bersangkutan dari dulu, saling mengejek, saling menatap antar sesama

pelajar yang berbeda sekolah, saling rebutan wanita, ingin balas dendam karena ada

yang diganggu dan lain sebagainya.

Perilaku anarkis yang dilakukan remaja ini tidak hanya merugikan orang yang

terlibat di dalamnya tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara

langsung. Mari kita lihat dampak negatif karena adanya tawuran pelajar.

Rusaknya fasilitas umum.

Tawuran antar pelajar tentu sangat merugikan orang lain terutama

fasilitas umum yang berada disekitar tempat kejadian tawuran. Misalnya

kendaraan umum, halte, gedung-gedung, dan lain-lainnya.

Terganggunya proses belajar di sekolah.

Pihak sekolah yang terkait akan meliburkan proses belajar mengajar

yang dilakukan sehingga akan merugikan siswa yang tidak ikut serta dalam

tawuran. Selain itu juga nama baik sekolah akan tercemar karena ulah siswanya.

Kerugian fisik.

Pelajar yang ikut serta dalam tawuran kemungkinan akan menjadi

korban, baik itu cedera ringan, cedera berat bahkan sampai kematian.

Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.

Para pelajar berpikir bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif

untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan

apa saja agar tujuannya tercapai. Sehingga dalam hal ini siswa akan cenderung

acuh, tidak perduli dengan orang lain, egois, tidak disiplin dan lain-lain.

Menurunnya moralitas para pelajar.

Untuk memberantas tawuran pelajar tersebut akan sulit dilakukan karena telah

menjadi budaya. Akan tetapi, ada pula beberapa solusi untuk mengatasi dan mengurangi

tawuran antar pelajar.

Membuat peraturan sekolah yang tegas.

Setiap pelajar harus dibuat takut dengan berbagai hukuman yang akan

diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran.

Memberikan pendidikan moral.

Pelajar wajib diajarkan dan diberi pemahaman bahwa semua

Page 7: Tawuran Antar Pelajar

permasalahan dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mencari solusinya

tanpa harus menggunakan kekerasan.

Memfasilitasi para pelajar baik di lingkungan rumah atau di lingkungan sekolah

untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat di waktu luang. Contoh:

mewajibkan pelajar untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal satu

ekstrakurikuler, mengikuti kegiatan organisasi seperti OSIS dan sebagainya.

Memberikan perhatian yang lebih kepada para remaja yang sedang dalam proses

mencari jati dirinya.

Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang

baik dan sehat.

Page 8: Tawuran Antar Pelajar

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Tawuran adalah suatu tindakan anarkis yang dilakukan oleh dua kelompok

dalam bentuk perkelahian masal di tempat umum. Faktor yang menyebabkan

tawuran berasal dari dalam maupun dari luar individu, yaitu keluarga, sekolah dan

lingkungan.

Pelajar merupakan generasi penerus bangsa. Akan tetapi, umumnya pelajar

yang berusia remaja cenderung melakukan hal-hal di luar dugaan seperti tawuran

yang merugikan diri sendiri dn orang lain. Hal ini sangat memprihatinkan dalam

dunia pendidikan sekarang dan semakin menjadi-jadi. Maka orang tua, sekolah,

lingkungan, dan pemerintah sangat berperan penting dalam bertanggung jawab

dan bekerjasama dengan baik untuk menanggulangi permasalahan ini. Dengan

adanya kerjasama, baik sekolah, orangtua dan pemerintah diharapkan dapat

memberi solusi untuk pemecahan masalah ini.

B. Saran.

Dalam menyikapi tawuran antar pelajar tersebut, peran aktif orang tua dan

sekolah sangat dibutuhkan. Mengapa demikian? Alasannya adalah seorang anak

pasti mendapat pendidikan pertama dalam lingkungan keluarga dan akan

menghabiskan waktunya lebih banyak di sekolah untuk mengikuti proses belajar.

Disinilah dituntut pihak orang tua harus ekstra dalam memberikan pengajaran nilai

dan moral, arahan yang baik bersifat mendidik serta perhatian agar anak tersebut

tidak merasa diacuhkan. Pihak sekolah pun dalam hal ini juga tidak kalah penting

peranannya dalam bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang baik bagi

pelajar dalam mengasah kemampuan dan mengembangkan potensi yang ada

dalam dirinya. Pihak masyarakat dan pemerintah pun harus menyadari perannya

dalam menciptakan situasi yang kondusif dan memberikan pengawasan di

lingkungan sekitar.

Page 9: Tawuran Antar Pelajar

DAFTAR PUSTAKA

http://organisasi.org/cara-menanggulangi-mengatasi-tawuran-antar-siswa-pelajar-

sekolah-sd-smp-sma-smk-dll

http://elitasuratmi.wordpress.com/2012/05/02/tawuran-antar-pelajar/

http://skripsitesis4u.blogspot.com/2012/07/tawuran-dengan-berbagai-teori-dan.html

http://www.damandiri.or.id/file/ulfahmariaugmbab1.pdf

http://www.bisnis.com/articles/tawuran-sma-6-vs-sma-70-perkelahian-pelajar-di-bulungan-

sudah-jadi-tradisi-mengapa