Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

91
PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR xxx/ SK – xx/ xx/ 2014 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERIODE 2014 - 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, Menimbang :a. bahwa untuk melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang DPRD perlu dilaksanakan secara tertib; b. bahwa DPRD masa tugas tahun 2014 sampai 2019 perlu segera melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang sesuai dengan yang diamanatkan peraturan perundang-undangan; c. bahwa sampai saat ini Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah belum mengalami perubahan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara periode 2014 sampai 2019. Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004, tentang pemerintah daerah (Lembaran Negara RI tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara RI nomor 4437) sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang- undang No. 32 tahun 2004, tentang pemerintah 1 No Nama Jabatan Paraf 1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan 2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan 3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

description

Tata tertib DPRD 2014

Transcript of Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Page 1: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

NOMOR xxx/ SK – xx/ xx/ 2014 TENTANG

PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERIODE 2014 - 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang DPRD perlu dilaksanakan secara tertib;

b. bahwa DPRD masa tugas tahun 2014 sampai 2019 perlu segera melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang sesuai dengan yang diamanatkan peraturan perundang-undangan;

c. bahwa sampai saat ini Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah belum mengalami perubahan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara periode 2014 sampai 2019.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004, tentang pemerintah daerah (Lembaran Negara RI tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara RI nomor 4437) sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang pemerintah daerah (Lembaran Negara RI tahun 2008 nomor 59, tambahan lembaran negara RI nomor 4844);

3. Undang-undang RI No. 27 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

4. Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2004 tentang kedudukan Protokoler dan keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 90, tambahan lembaran negara nomor 4416), sebagaimana

1No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 2: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2007 tentang perubahan ketiga Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2004 tentang kedudukan Protokoler dan keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 47, tambahan lembaran negara nomor 4712);

6. Peraturan Pemerintah RI nomor 16 tahun 2010 Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

M E M U T U S K A N :

MENETAPKAN : TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERIODE 2014 – 2019.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Tata Tertib ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara;2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah Kabupaten

Kutai Kartanegara sebagai badan eksekutif Daerah;3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah; 4. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Timur;5. Bupati adalah Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara;6. Pimpinan DPRD adalah, Pimpinan DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara;7. Pengadilan Negeri adalan Pengadilan Negeri Tenggarong;8. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara;9. Anggota DPRD adalah Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara;10. Alat Kelengkapan DPRD adalah alat kelengkapan DPRD Kabupaten

Kutai Kartanegara;11. Fraksi adalah Fraksi-Fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Kutai

Kartanegara;12. Komisi adalah Komisi-Komisi yang ada di DPRD Kabupaten Kutai

Kartanegara yang merupakan pengelompokkan anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara secara fungsional berdasarkan tugas-tugas yang ada di DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara;

13. Badan Musyawarah adalah Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara;

14. Badan Anggaran adalah Badan Anggaran DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara;

15. Badan Kehormatan adalah Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara;

16. Badan Legislasi adalah Badan Legislasi DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara;

17. Panitia khusus adalah Panitia Khusus DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara yang di bentuk untuk pembahasan hal yang khusus;

2No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 3: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

18. Kode Etik DPRD adalah Kode Etik DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara yang mengatur tentang ketentuan etika perilaku sebagai acuan kinerja anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara dalam melaksanakan tugasnya;

19. Peraturan daerah adalah peraturan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara;

20. Orientasi pelaksanaan tugas bagi anggota DPRD yang selanjutnya disebut orientasi adalah suatu proses pengenalan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi anggota DPRD sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

21. Pendalaman tugas adalah peningkatan kemampuan pelaksanaan tugas anggota DPRD dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan politik dalam negeri;

22. Sekretaris DPRD adalah Sekretaris DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan pejabat perangkat daerah yang memimpin Sekretariat DPRD;

23. Sekretariat DPRD adalah Sekretariat DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan unsur pendukung DPRD.

B A B IISUSUNAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

DPRD terdiri atas Anggota Partai Politik peserta Pemilihan Umum yang dipilih berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 di Daerah Pemilihan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pasal 3

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten.

B A B IIIKEANGGOTAAN

Pasal 4

(1) Anggota DPRD berjumlah 45 (empat puluh lima) orang;(2) Peresmian Keanggotaan DPRD ditetapkan dengan Keputusan Gubernur

Kalimantan Timur berdasarkan laporan dari Komisi Pemilihan Umum Daerah;

(3) Masa jabatan anggota DPRD adalah 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal pengucapan sumpah/janji anggota DPRD dan berakhir pada saat anggota DPRD yang baru mengucapkan sumpah/janji;

(4) Anggota DPRD yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama bertepatan pada tanggal berakhirnya masa jabatan 5 (lima) tahun anggota DPRD yang lama;

(5) Dalam hal terdapat anggota DPRD yang baru tidak dapat mengucapkan sumpah/janji bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan 5 (lima)

3No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 4: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

tahun anggota DPRD yang lama, masa jabatan anggota DPRD dimaksud berakhir bersamaan dengan masa jabatan anggota DPRD yang mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama;

(6) Dalam hal tanggal berakhirnya masa jabatan anggota DPRD jatuh pada hari libur atau hari yang diliburkan, pengucapan sumpah/janji dilaksanakan hari berikutnya sesudah hari libur atau hari yang diliburkan dimaksud.

Pasal 5

(1) Anggota DPRD sebelum memangku jabatannya, mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD;

(2) Dalam hal ketua pengadilan negeri berhalangan, pengucapan sumpah/janji anggota DPRD dipandu oleh wakil ketua pengadilan negeri;

(3) Dalam hal wakil ketua pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhalangan, pengucapan sumpah/janji anggota DPRD dipandu oleh hakim senior pada pengadilan negeri yang ditunjuk oleh ketua pengadilan negeri.

Pasal 6

(1) Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, didampingi oleh rohaniawan sesuai dengan agamanya masing-masing;

(2) Dalam pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) anggota DPRD yang beragama:a. Islam, diawali dengan frasa “Demi Allah”;b. Protestan dan Katolik, diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhan

menolong saya”;c. Budha, diawali dengan frasa “Demi Hyang Adi Budha”; dand. Hindu, diawali dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

(3)Setelah mengakhiri pengucapan sumpah/janji, anggota DPRD menandatangani berita acara pengucapan sumpah/janji ;

(4)Anggota DPRD yang berhalangan mengucapkan sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), yang bersangkutan mengucapkan sumpah/janji dipandu oleh ketua atau wakil ketua DPRD dalam rapat paripurna istimewa DPRD ;

(5)Anggota DPRD pengganti antarwaktu sebelum memangku jabatannya, mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh ketua atau wakil ketua DPRD dalam rapat paripurna istimewa DPRD.

Pasal 7

Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada pasal 5 adalah sebagai berikut:

“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji:

bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Kutai Kartanegara dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya;

4No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 5: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

bahwa saya akan memegang teguh Pancasila dan menegakkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta peraturan perundang-undangan;

bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi serta berbakti kepada bangsa dan negara;

bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya wakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.”

Pasal 8

(1)Tata cara pengucapan sumpah/janji Anggota DPRD sebagaimana yang dimaksud pasal 5 terdiri dari tata urutan acara, tata pakaian dan tata tempat;

(2)Tata urutan acara untuk pelaksanaan pengucapan sumpah/janji Anggota DPRD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.b. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pimpinan rapat;c. Pembukaan Rapat oleh Pimpinan DPRD.d. Pembacaan Keputusan Peresmian, pemberhentian, dan

pengangkatan anggota DPRD oleh Sekretaris DPRD.e. Pengucapan sumpah/janji Anggota DPRD dipandu oleh Ketua

Pengadilan Negeri.f. Penandatanganan berita acara sumpah/janji Anggota DPRD secara

simbolis oleh satu orang dari masing-masing kelompok agama dan Ketua Pengadilan Negeri.

g. Pengumuman Pimpinan Sementara DPRD oleh Sekretaris DPRD.h. Serah terima Pimpinan DPRD dari Pimpinan Lama kepada Pimpinan

Sementara secara simbolis dengan penyerahan palu pimpinan.i. Sambutan Pimpinan Sementara DPRD.j. Sambutan Gubernur Propinsi Kalimantan Timur.k. Pembacaan doa.l. Penutupan oleh Pimpinan Sementara DPRD dan,m. Penyampaian ucapan selamat.

(3)Tata pakaian yang digunakan dalam dalam acara pengucapan sumpah/janji Anggota DPRD meliputi :

a. Ketua Pengadilan Negeri menggunakan pakaian sesuai ketentuan dari instansi yang bersangkutan.

b. Bupati menggunakan pakaian sipil lengkap dengan peci nasional.c. Anggota DPRD yang akan mengucapkan sumpah/janji menggunakan

pakaian sipil lengkap warna gelap dengan peci nasional bagi pria dan wanita menggunakan pakaian nasional atau pakaian sipil lengkap warna gelap ; dan

d. Undangan bagi Anggota TNI/Polri menggunakan pakaian dinas upacara, undangan sipil menggunakan pakaian sipil lengkap dengan peci nasional bagi pria dan wanita menggunakan pakaian nasional.

5No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 6: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(4)Tata tempat dalam acara pengucapan sumpah/janji Anggota DPRD meliputi :

a. Pimpinan DPRD duduk disebelah kiri bupati dan Ketua Pengadilan Negeri atau Pejabat yang ditunjuk disebelah kanan Bupati;

b. Anggota DPRD yang akan mengucapkan sumpah/janji duduk ditempat yang telah disediakan;

c. Setelah pengucapan sumpah/janji Pimpinan Sementara DPRD duduk disebelah kiri Bupati;

d. Pimpinan DPRD yang lama dan Ketua Pengadilan Negeri atau pejabat yang ditunjuk duduk ditempat yang telah disediakan;

e. Sekretaris DPRD duduk dibelakang Pimpinan DPRD;f. Para undangan dan Anggota DPRD lainnya duduk ditempat yang

telah disediakan dan;g. Pers/kru TV/radio disediakan tempat tersendiri.

BAB IVFUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG

Bagian Kesatu

Fungsi

Pasal 9

(1)DPRD mempunyai fungsi:

a. legislasi;b. anggaran; danc. pengawasan.

(2)Fungsi legislasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah bersama Bupati dan melakukan penyebarluasan informasi peraturan daerah;

(3)Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diwujudkan dalam membahas dan menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama Bupati;

(4)Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang diwujudkan dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, peraturan daerah dan peraturan lainnya, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di daerah;

(5)Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di daerah.

Bagian KeduaTugas dan Wewenang

Pasal 10

DPRD mempunyai tugas dan wewenang:a. membentuk peraturan daerah bersama Bupati;b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah

mengenai APBD yang diajukan oleh Bupati;6

No Nama Jabatan Paraf1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 7: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD;

d. mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian bupati dan/atau wakil bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur, untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

e. memilih wakil bupati dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil bupati;f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional

yang dilakukan oleh pemerintah daerah;h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah;i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah

lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;j. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dank. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB VPELAKSANAAN HAK

Bagian KesatuUmum

Pasal 11

DPRD mempunyai hak:a. Interpelasi;b. Angket; danc. Menyatakan pendapat.

Pasal 12

Anggota DPRD mempunyai hak:

a. mengajukan rancangan peraturan daerah;b. mengajukan pertanyaan;c. menyampaikan usul dan pendapat;d. memilih dan dipilih;e. membela diri;f. imunitas;g. mengikuti orientasi dan pendalaman tugas;h. protokoler; dani. keuangan dan administratif.

Bagian Kedua

7No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 8: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pelaksanaan Hak DPRD

Paragraf 1Hak Interpelasi

Pasal 13

(1) Hak interpelasi sebagaimana pada pasal (11) pada huruf a, adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada bupati mengenai kebijakan pemerintah Kabupaten yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara;

(2) Hak interpelasi sebagaimana pada pasal (11) pada huruf a diusulkan paling sedikit 7 (tujuh) orang Anggota DPRD dan lebih dari 1 (satu) fraksi;

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada pimpinan DPRD, disusun secara tertulis, singkat, jelas, dan di tanda tangani oleh para pengusul serta diberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRD;

(4) Usul meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), oleh pimpinan DPRD disampaikan pada rapat paripurna;

(5) Dalam rapat paripurna dimaksud pada ayat (4) para pengusul diberi kesempatan memberikan penjelasan dengan lisan atas usul meminta keterangan tersebut;

(6) Pembicaraan mengenai sesuatu usul meminta keterangan, dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan melalui fraksi;

(7) Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan anggota DPRD;(8) Keputusan persetujuan atau penolakan terhadap usul pemintaan

keterangan kepada pemerintah daerah ditetapkan dalam rapat paripurna;

(9) Usul permintaan keterangan DPRD sebelum memperoleh keputusan, para pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulannya;

(10) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak interpelasi DPRD apabila mendapat persetujuan dari rapat parpurna DPRD Kabupaten yang dihadiri lebih ½ dari jumlah anggota DPRD Kabupaten dan putusan diambil dengan persetujuan lebih dari ½ dari jumlah Anggota DPRD yang hadir.

Pasal 14

(1) Bupati dapat hadir untuk memberikan penjelasan tertulis terhadap permintaan keterangan anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dalam rapat paripurna DPRD;

(2) Apabila Bupati tidak dapat hadir untuk memberikan penjelasan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati menugaskan pejabat terkait untuk mewakilinya;

(3) Setiap anggota DPRD dapat mengajukan pertanyaan atas penjelasan tertulis Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

(4) Terhadap penjelasan tertulis Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2), DPRD dapat menyatakan pendapatnya;

(5) Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan secara resmi oleh DPRD kepada Bupati;

8No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 9: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(6) Pernyataan pendapat DPRD atas penjelasan tertulis Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dijadikan bahan untuk DPRD dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan untuk Bupati dijadikan bahan dalam penetapan pelaksanaan kebijakan.

Paragraf 2Hak Angket

Pasal 15

(1) Hak angket sebagaimana yang dimaksud pada pasal 11 huruf b, adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah kabupaten yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(2) Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang anggota DPRD dan lebih dari satu fraksi dapat mengusulkan penggunaan hak angket untuk mengadakan penyelidikan terhadap kebijakan Bupati yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat daerah dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada pimpinan DPRD, disusun secara tertulis, singkat, jelas dan ditandatangani oleh para pengusul serta diberi nomor pokok oleh sekretariat DPRD;

(4) Usul melaksanakan penyelidikan tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh pimpinan DPRD disampaikan pada rapat paripurna setelah mendapatkan pertimbangan dari badan musyawarah;

(5) Pembicaraan mengenai sesuatu usul mengadakan penyelidikan, dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan dan selanjutnya pengusul memberikan jawaban atas pandangan anggota DPRD lainnya;

(6) Keputusan atas usul mengadakan penyelidikan kepada pemerintah daerah dapat disetujui atau ditolak, ditetapkan pada rapat paripurna DPRD;

(7) Usul mengadakan penyelidikan, sebelum memperoleh keputusan DPRD, para pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulannya;

(8) Apabila usul mengadakan penyelidikan disetujui sebagai permintaan penyelidikan, maka DPRD menyatakan pendapat utuk mengadakan penyelidikan dan menyampaikan secara resmi kepada Bupati;

(9) Dalam pelaksanaan penyelidikan DPRD dapat membentuk pansus yang akan melaksanakan penyelidikan dan hasilnya dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD;

(10) Apabila hasil penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat diatas diterima oleh DPRD dan ada indikasi tindak pidana, DPRD menyerahkan penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

(11) Apabila hasil penyelidikan Bupati dan/atau wakil Bupati berstatus sebagai terdakwa, presiden memberhentikan sementara Bupati dan atau wakil Bupati yang bersangkutan dari jabatannya;

9No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 10: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(12) Apabila keputusan pengadilan telah mempunyai ketentuan hukum tetap dan menyatakan Bupati dan/atau wakil Bupati bersalah, DPRD mengusulkan pemberhentian Bupati dan/atau wakil Bupati kepada Presiden;

(13) Apabila keputusan pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan menyatakan Bupati dan/atau wakil Bupati tidak bersalah presiden mencabut pemberhentian sementara serta merehabilitasi nama baik Bupati dan/atau wakil Bupati;

(14) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana pada ayat (11), (12), dan (13) untuk pemberhentian sementara, pemberhentian dan rehabilitasi nama baik Bupati dan/atau wakil Bupati, presiden dapat mendelegasikan kepada Menteri Dalam Negeri;

(15) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak angket DPRD apabila mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPRD yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir;

(16) DPRD dapat memutuskan menerima atau menolak usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

(17) Dalam hal DPRD menerima usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD membentuk panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD dan diputuskan dalam paripurna DPRD;

(18) Dalam hal menolak usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidak dapat di ajukan kembali;

(19) Panitia Angket sebagaimana dimaksud pada ayat (17), dalam melakukan penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat memanggil pejabat pemerintah kabupaten, badan hukum, atau warga masyarakat di kabupaten yang di anggap mengetahui atau patut mengetahui masalah yang di selidiki untuk memberikan keterangan dan untuk meminta menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal yang sedang diselidiki;

(20) Pejabat pemerintah kabupaten, badan hukum, atau warga masyarakat di kabupaten yang di panggil sebagaimana yang dimaksud pada ayat (19) wajib memenuhi panggilan DPRD kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan;

(21) Dalam hal pejabat pemerintah kabupaten, badan hukum, atau warga masyarakat di kabupaten telah dipanggil dengan patut secara berturut-turut tidak memenuhi panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (20), DPRD dapat memanggil secara paksa dengan bantuan kepolisian negara republik indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(22) Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat paripurna DPRD paling lama 60 hari sejak dibentuknya panitia angket.

Paragraf 3Hak Menyatakan Pendapat

Pasal 16

(1) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada pasal 11 huruf c, adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan bupati atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di

10No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 11: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket;

(2) Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang anggota DPRD dan lebih dari satu fraksi berhak mengajukan usul pernyataan pendapat terhadap kebijakan Bupati atau mengenai kejadian luar biasa di daerah;

(3) Usul pernyataan di maksud pada ayat (2) serta penjelasannya disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD, dengan disertai daftar nama dan tanda tangan para pengusul serta diberi nomor pokok oleh sekretariat DPRD;

(4) Usul pernyataan pendapat tersebut oleh pimpinan DPRD disampaikan dalam rapat paripurna setelah mendapatkan pertimbangan dari badan musyawarah;

(5) Dalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (4), para pengusul diberi kesempatan memberikan penjelasan atas usul pernyataan pendapat tersebut;

(6) Pembicaraan mengenai sesuatu usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan melalui fraksi, Bupati untuk menyatakan pendapat dan para pengusul memberikan jawaban atas pandangan anggota DPRD lainnya dan atas pendapat Bupati;

(7) Usul pernyataan pendapat, sebelum memperoleh keputusan DPRD, para pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulannya;

(8) Pembicaraan diakhiri dengan keputusan DPRD yang menerima atau menolak usul pernyataan pendapat menjadi pernyataan pendapat DPRD;

(9) Apabila DPRD menerima usul pernyataan pendapat maka keputusan DPRD berupa pernyataan pendapat, saran penyelesaian dan peringatan;

(10) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi hak menyatakan pendapat DPRD apabila mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPRD yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tigaper empat) dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir.

Bagian KetigaPelaksanaan Hak Anggota

Pasal 17

(1)Setiap anggota DPRD mempunyai hak mengajukan rancangan peraturan daerah;

(2)Usul prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada pimpinan DPRD dalam bentuk rancangan peraturan daerah disertai penjelasan secara tertulis dan diberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRD;

(3)Usul prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh pimpinan DPRD disampaikan kepada Badan Legislasi Daerah untuk dilakukan pengkajian.

(4)Berdasarkan hasil pengkajian Badan Legislasi Daerah pimpinan DPRD menyampaikan kepada rapat paripurna DPRD;

(5)Dalam rapat paripurna, para pengusul diberi kesempatan memberikan penjelasan atas usul prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (2);

11No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 12: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(6)Pembahasan mengenai sesuatu usul prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada:a. anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan; danb. para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota

DPRD lainnya.(7)Usul prakarsa sebelum diputuskan menjadi prakarsa DPRD, para

pengusul berhak mengajukan perubahan dan/atau mencabutnya kembali;

(8)Rapat paripurna DPRD memutuskan menerima atau menolak usul prakarsa menjadi prakarsa DPRD;

(9)Tata cara pembahasan rancangan peraturan daerah atas prakarsa DPRD mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pembahasan rancangan peraturan daerah atas prakarsa Bupati.

Pasal 18

(1)Setiap anggota DPRD dapat mengajukan pertanyaan kepada pemerintah daerah berkaitan dengan fungsi, tugas, dan wewenang DPRD baik secara lisan maupun secara tertulis;

(2)Jawaban terhadap pertanyaan anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan secara lisan atau secara tertulis dalam tenggang waktu yang disepakati bersama.

Pasal 19

(1)Setiap anggota DPRD dalam rapat DPRD berhak mengajukan usul dan pendapat baik kepada pemerintah daerah maupun kepada pimpinan DPRD;

(2)Usul dan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan dengan memperhatikan tata krama, etika, moral, sopan santun, dan kepatutan sesuai kode etik DPRD.

Pasal 20

Setiap anggota DPRD berhak untuk memilih dan dipilih menjadi anggota atau pimpinan dari alat kelengkapan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

(1)Setiap anggota DPRD berhak membela diri terhadap dugaan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, kode etik, dan peraturan tata tertib DPRD;

(2)Hak membela diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebelum pengambilan keputusan oleh Badan Kehormatan.

Pasal 22

(1)Anggota DPRD tidak dapat dituntut di depan pengadilan karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakan secara

12No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 13: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

lisan ataupun tertulis dalam rapat DPRD maupun di luar rapat DPRD yang berkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD;

(2)Anggota DPRD tidak dapat diganti antarwaktu karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakan dalam rapat DPRD maupun di luar rapat DPRD yang berkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD;

(3)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal anggota DPRD yang bersangkutan mengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksud dalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

(1)Anggota DPRD mempunyai hak untuk mengikuti orientasi pelaksanaan tugas sebagai anggota DPRD pada permulaan masa jabatannya dan mengikuti pendalaman tugas pada masa jabatannya;

(2)Anggota DPRD melaporkan hasil pelaksanaan orientasi dan pendalaman tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pimpinan DPRD dan kepada pimpinan fraksinya.

Pasal 24

Hak protokoler, keuangan, dan administratif pimpinan dan anggota DPRD diatur tersendiri dalam Peraturan Daerah.

BAB VIKEWAJIBAN ANGGOTA DPRD

Pasal 25

Anggota DPRD mempunyai kewajiban:a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dan menaati peraturan perundang-undangan;c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan

Negara persatuan Republik Indonesia;d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,

kelompok, dan golongan;e. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;f. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah;g. menaati tata tertib dan kode etik;h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;i. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja

secara berkala;j. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat;

dank. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada

konstituen di daerah pemilihannya.

BAB VIIFRAKSI

13No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 14: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 26

(1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD serta hak dan kewajiban anggota DPRD, dibentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPRD;

(2) Setiap anggota DPRD wajib menjadi anggota salah satu fraksi;(3) Setiap fraksi di DPRD beranggotakan paling sedikit sama dengan jumlah

komisi di DPRD;(4) Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD mencapai ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau lebih dapat membentuk 1 (satu) fraksi;

(5) Dalam hal partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), anggotanya dapat bergabung dengan fraksi yang ada atau membentuk fraksi gabungan;

(6) Dalam hal tidak ada 1 (satu) partai politik yang memenuhi persyaratan untuk membentuk fraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka dibentuk fraksi gabungan yang jumlahnya paling banyak 2 (dua) fraksi gabungan;

(7) Partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) harus mendudukkan anggotanya dalam satu fraksi;

(8) Pembentukan fraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) dilaporkan kepada pimpinan DPRD untuk diumumkan dalam rapat paripurna DPRD;

(9) Fraksi yang telah diumumkan dalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (8) bersifat tetap selama masa keanggotaan DPRD.

Pasal 27

(1)Untuk menentukan 2 (dua) fraksi gabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (6), partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama dan kedua di DPRD tetapi tidak memenuhi ketentuan untuk membentuk fraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3) mengambil inisiatif untuk membentuk 2 (dua) fraksi gabungan;

(2)Dalam hal terdapat partai politik yang memiliki kursi terbanyak pertama dan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 1 (satu), untuk menentukan 2 (dua) fraksi gabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (6), partai politik yang memperoleh jumlah suara terbanyak dalam pemilihan umum mengambil inisiatif untuk membentuk 2 (dua) fraksi gabungan;

(3)Dalam hal terdapat partai politik yang memperoleh jumlah suara terbanyak pertama dan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) lebih dari 1 (satu), partai politik yang memiliki persebaran suara lebih luas secara berjenjang mengambil inisiatif untuk membentuk 2 (dua) fraksi gabungan.

Pasal 28

14No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 15: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(1)Fraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 mempunyai sekretariat fraksi;

(2)Sekretariat fraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu kelancaran pelaksanaan tugas fraksi;

(3)Untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disediakan sarana dan anggaran sesuai dengan kebutuhan dan dengan memperhatikan kemampuan APBD;

(4)Dalam penyediaan sarana dan anggaran sebagaimana dimaksud Ayat (3) disesuaikan dengan jumlah anggota Fraksi.

Pasal 29

(1)Setiap fraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dibantu oleh 1 (satu) orang tenaga ahli;

(2)Tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi persyaratan:a. berpendidikan serendah-rendahnya strata satu (S1) dengan

pengalaman kerja paling singkat 5 (lima) tahun, strata dua (S2) dengan pengalaman kerja paling singkat 3 (tiga) tahun, atau strata tiga (S3) dengan pengalaman kerja paling singkat 1 (satu) tahun;

b. menguasai bidang pemerintahan; danc. menguasai tugas dan fungsi DPRD.

Pasal 30

(1)Dalam hal jumlah anggota fraksi lebih dari 4 (empat) orang, pimpinan fraksi terdiri atas ketua, wakil ketua, dan sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota fraksi;

(2)Dalam hal jumlah anggota fraksi hanya 4 (empat) orang, pimpinan fraksi terdiri atas ketua dan sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota fraksi;

(3)Pimpinan fraksi yang telah terbentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaporkan kepada pimpinan DPRD untuk diumumkan dalam rapat paripurna.

BAB VIIIALAT KELENGKAPAN DPRD

Bagian KesatuUmum

Pasal 31

(1)Alat kelengkapan DPRD terdiri atas:a. Pimpinan;b. Badan Musyawarah;c. Komisi;d. Badan Legislasi Daerah;e. Badan Anggaran;f. Badan Kehormatan; dan

15No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 16: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

g. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.

(2) Kepemimpinan alat kelengkapan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat kolektif dan kolegial;

(3) Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantu oleh sekretariat.

(4) Khusus bantuan dalam bentuk penempatan staf sekretariat dengan jumlah paling banyak 3 (tiga) orang;

(5) Penempatan staf alat kelengkapan sebagaimana dimaksud Ayat (4) berdasarkan persetujuan Ketua Alat Kelengkapan.

Pasal 32

(1) Sebelum pemilihan pimpinan alat kelengkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf c, huruf d, dan huruf f, pimpinan DPRD mengadakan rapat konsultasi dengan pimpinan fraksi sebagai pengganti rapat Badan Musyawarah pada awal masa keanggotaan DPRD untuk menentukan:a. jumlah komisi;b. mitra kerja komisi;c. jumlah anggota alat kelengkapan; dand. komposisi pimpinan alat kelengkapan dari tiap-tiap fraksi.

(2)Mitra kerja komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan;

(3)Penentuan jumlah anggota dan komposisi pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d dilakukan berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan prinsip proporsionalitas jumlah anggota tiap-tiap fraksi;

(4)Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai dalam penentuan jumlah anggota dan komposisi pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dalam rapat paripurna;

(5)Hasil rapat konsultasi disampaikan oleh pimpinan DPRD dalam rapat paripurna untuk ditetapkan.

Pasal 33

Pimpinan alat kelengkapan tidak boleh merangkap sebagai pimpinan pada alat kelengkapan tetap lainnya, kecuali pimpinan DPRD sebagai Pimpinan Badan Musyawarah dan Ketua DPRD sebagai Pimpinan Badan Anggaran.

Bagian KeduaPimpinan

Paragraf 1Tata Cara Penetapan Pimpinan

Pasal 34

16No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 17: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(1)Pimpinan DPRD terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 3 (tiga) orang wakil ketua;

(2)Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPRD;

(3)Ketua DPRD ialah anggota DPRD yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama di DPRD;

(4)Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ketua DPRD ialah anggota DPRD yang berasal dari partai politik yang memperoleh suara terbanyak;

(5)Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh suara terbanyak sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4), penentuan ketua DPRD dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara partai politik yang lebih luas secara berjenjang;

(6)Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wakil ketua DPRD ialah anggota DPRD yang berasal dari partai politik yang memperoleh suara terbanyak kedua, ketiga, dan/atau keempat;

(7)Apabila masih terdapat kursi wakil ketua DPRD yang belum terisi sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka kursi wakil ketua diisi oleh anggota DPRD yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi terbanyak kedua;

(8)Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak kedua sama, wakil ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditentukan berdasarkan urutan hasil perolehan suara terbanyak;

(9)Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (7), penentuan wakil ketua DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara partai politik yang lebih luas secara berjenjang.

Pasal 35

(1)Dalam hal pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) belum terbentuk, DPRD dipimpin oleh pimpinan sementara DPRD dengan tugas pokok memimpin rapat DPRD, memfasilitasi pembentukan fraksi, memfasilitasi penyusunan peraturan DPRD tentang tata tertib, dan memproses penetapan pimpinan DPRD definitif;

(2)Pimpinan sementara DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu) orang wakil ketua yang berasal dari 2 (dua) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama dan kedua di DPRD;

(3)Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketua sementara DPRD ditentukan secara musyawarah oleh wakil partai politik yang bersangkutan;

(4)Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mencapai kesepakatan, ketua dan wakil ketua sementara DPRD berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan suara dalam pemilihan umum.

17No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 18: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 36

(1)Partai politik yang berhak mengisi kursi pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 A yat (1), menyampaikan 1 (satu) orang calon pimpinan DPRD kepada pimpinan sementara DPRD untuk diumumkan dan ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD sebagai calon pimpinan DPRD;

(2)Pimpinan sementara DPRD menyampaikan nama calon pimpinan DPRD kepada gubernur melalui bupati untuk diresmikan pengangkatannya.

Pasal 37

(1)Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2), sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji di gedung DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara yang dipandu oleh ketua Pengadilan Negeri Tenggarong bagi pimpinan DPRD kabupaten;

(2)Dalam hal pengucapan sumpah/janji di gedung DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena alasan tertentu tidak dapat dilaksanakan, pengucapan sumpah/janji pimpinan DPRD dapat dilaksanakan di tempat lain;

(3)Dalam hal ketua pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan, pengucapan sumpah/janji pimpinan DPRD dipandu oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tenggarong;

(4)Dalam hal wakil ketua pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berhalangan, pengucapan sumpah/janji pimpinan DPRD kabupaten dipandu oleh hakim senior pada pengadilan negeri yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri.

Paragraf 2Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 38

(1)Pimpinan DPRD mempunyai tugas:a. memimpin sidang DPRD dan menyimpulkan hasil sidang untuk

diambil keputusan;b. menyusun rencana kerja pimpinan dan mengadakan pembagian

kerja antara ketua dan wakil ketua;c. melakukan koordinasi dalam upaya mensinergikan pelaksanaan

agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan DPRD;d. menjadi juru bicara DPRD;e. melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD;f. mewakili DPRD dalam berhubungan dengan lembaga/instansi

lainnya;g. mengadakan konsultasi dengan Bupati dan pimpinan

lembaga/instansi vertikal lainnya sesuai dengan keputusan DPRD;h. mewakili DPRD di pengadilan;i. melaksanakan keputusan DPRD berkenaan dengan penetapan

sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

18No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 19: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

j. menyusun rencana anggaran DPRD bersama sekretariat DPRD yang pengesahannya dilakukan dalam rapat paripurna;

k. menyampaikan laporan kinerja pimpinan DPRD dalam rapat paripurna DPRD yang khusus diadakan untuk itu;

l. Memberikan persetujuan agenda dan pelaksanaan kegiatan DPRD;m. Menandatangani surat keluar DPRD;

(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud Ayat (1) merupakan otoritas Ketua DPRD yang dalam pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada Wakil Ketua DPRD lainnya;

(3) Pelaksanaan ketentuan Ayat (2) dimusyawarahkan oleh unsur Pimpinan;(4) Dalam hal salah seorang pimpinan DPRD berhalangan sementara

kurang dari 30 (tiga puluh) hari, pimpinan DPRD mengadakan musyawarah untuk menentukan salah satu pimpinan DPRD untuk melaksanakan tugas pimpinan DPRD yang berhalangan sementara sampai dengan pimpinan yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas kembali;

(5) Dalam hal salah seorang pimpinan DPRD berhalangan sementara lebih dari 30 (tiga puluh) hari, partai politik asal pimpinan DPRD yang berhalangan sementara mengusulkan kepada pimpinan DPRD salah seorang anggota DPRD yang berasal dari partai politik tersebut untuk melaksanakan tugas pimpinan DPRD yang berhalangan sementara.

Paragraf 3Pemberhentian Pimpinan

Pasal 39

(1)Masa jabatan pimpinan DPRD terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji pimpinan dan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan keanggotaan DPRD;

(2)Pimpinan DPRD berhenti dari jabatannya sebelum berakhir masa jabatannya karena:a. meninggal dunia;b. mengundurkan diri sebagai pimpinan DPRD;c. diberhentikan sebagai anggota DPRD sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; ataud. diberhentikan sebagai pimpinan DPRD.

(3)Pimpinan DPRD diberhentikan dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d apabila yang bersangkutan:a. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPRD berdasarkan

keputusan Badan Kehormatan; ataub. diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. (4)Dalam hal salah seorang pimpinan DPRD berhenti dari jabatannya

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), anggota pimpinan lainnya menetapkan salah seorang di antara pimpinan untuk melaksanakan tugas pimpinan yang berhenti sampai dengan ditetapkannya pimpinan pengganti yang definitif;

(5)Dalam hal ketua dan para wakil ketua berhenti secara bersamaan, tugas pimpinan DPRD dilaksanakan oleh pimpinan sementara yang dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 35.

19No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 20: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 40

(1)Usul pemberhentian pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 Ayat (2) dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD oleh pimpinan DPRD lainnya;

(2)Pemberhentian pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD;

(3)Pemberhentian pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan DPRD.

Pasal 41

(1)Keputusan DPRD tentang pemberhentian pimpinan DPRD, disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada gubernur melalui bupati untuk peresmian pemberhentiannya;

(2)Keputusan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan berita acara rapat paripurna DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2).

Pasal 42

(1)Pengganti pimpinan DPRD yang berhenti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 berasal dari partai politik yang sama dengan pimpinan DPRD yang berhenti;

(2)Calon pengganti pimpinan DPRD yang berhenti diusulkan oleh pimpinan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk diumumkan dalam rapat paripurna DPRD dan ditetapkan dengan keputusan DPRD;

(3)Pimpinan DPRD mengusulkan peresmian pengangkatan calon pengganti pimpinan DPRD kepada gubernur melalui bupati.

Bagian KetigaBadan Musyawarah

Paragraf 1Penetapan Anggota Dan Pimpinan Badan Musyawarah

Pasal 43

(1) Badan Musyawarah merupakan Alat Kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD;

(2) Badan Musyawarah terdiri atas unsur-unsur fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggota dan paling banyak 1/2 (setengah) dari jumlah anggota DPRD yang aktif;

(3) Susunan keanggotaan Badan Musyawarah ditetapkan dalam rapat paripurna setelah terbentuknya pimpinan DPRD, Komisi, Badan Anggaran, dan Fraksi;

(4) Ketua dan Wakil Ketua karena jabatannya adalah Pimpinan Badan Musyawarah merangkap anggota;

(5) Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Badan Musyawarah bukan anggota.

20No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 21: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Paragraf 2 Tata Cara Pelaksanaan Tugas Badan Musyawarah

Pasal 44

(1)Badan Musyawarah mempunyai tugas:a. menetapkan agenda DPRD untuk 1 (satu) tahun sidang, 1 (satu)

masa persidangan, atau sebagian dari suatu masa sidang, perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, dan jangka waktu penyelesaian rancangan peraturan daerah, dengan tidak mengurangi kewenangan rapat paripurna untuk mengubahnya;

b. memberikan pendapat kepada pimpinan DPRD dalam menentukan garis kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD;

c. meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan DPRD yang lain untuk memberikan keterangan/penjelasan mengenai pelaksanaan tugas masing-masing;

d. melakukan evaluasi terhadap jadwal yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud huruf a;

e. menetapkan jadwal kegiatan dan acara rapat DPRD;f. memberi saran/pendapat untuk memperlancar kegiatan;g. merekomendasikan pembentukan panitia khusus; danh. melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat paripurna

kepada Badan Musyawarah.

(2)Setiap anggota Badan Musyawarah wajib:a. mengadakan konsultasi dengan fraksi sebelum mengikuti rapat

Badan Musyawarah; danb. menyampaikan pokok-pokok hasil rapat Badan Musyawarah kepada

fraksi.

Pasal 45

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf a, Badan Musyawarah:a. membicarakan rancangan jadwal acara DPRD sesuai dengan fokus

bahasan dalam setiap masa persidangan yang diajukan oleh pimpinan DPRD selaku pimpinan Badan Musyawarah;

b. menetapkan rancangan jadwal acara DPRD dalam rapat Badan Musyawarah; dan

c. menyampaikan jadwal acara DPRD kepada alat kelengkapan, fraksi, dan seluruh anggota.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf b, Badan Musyawarah menyampaikan pendapat secara langsung kepada pimpinan DPRD;

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c, Badan Musyawarah meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan DPRD untuk memberikan

21No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 22: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

keterangan/penjelasan mengenai pelaksanaan tugas masing-masing dalam rapat Badan Musyawarah;

Paragraf 3Rapat Dan Pengambilan Keputusan Badan Musyawarah

Pasal 46

(1) Badan Musyawarah dapat mengundang pimpinan alat kelengkapan DPRD yang lain dan/atau anggota untuk menghadiri rapat Badan Musyawarah, dan mempunyai hak bicara namun tidak mempunyai hak suara;

(2) Apabila dalam masa reses ada masalah yang menyangkut tugas dan wewenang DPRD yang dianggap mendasar dan perlu segera diambil keputusan, pimpinan DPRD secepatnya memanggil Badan Musyawarah untuk mengadakan rapat setelah mengadakan konsultasi dengan pimpinan fraksi;

(3) Pengambilan keputusan dalam rapat Badan Musyawarah dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Bab IX tentang Tata Cara Rapat dan Pengambilan Keputusan dan apabila keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak tidak terpenuhi, pimpinan Badan Musyawarah memberikan keputusan akhir.

Pasal 47

Dalam hal rapat Badan Musyawarah tidak dapat dilaksanakan, diadakan rapat konsultasi pengganti rapat Badan Musyawarah antara pimpinan DPRD dan pimpinan fraksi.

Bagian KeempatKomisi

Paragraf 1Tata Cara Penetapan Anggota Dan Komisi

Pasal 48

(1) DPRD terdiri dari 4 (empat) komisi;(2) Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan

dibentuk oleh DPRD;(3) Setiap anggota DPRD kecuali Pimpinan DPRD, wajib menjadi anggota

salah satu komisi;(4) Jumlah anggota tiap Komisi diupayakan sama, dengan ketentuan

sebagai berikut :a. Komisi 1 maksimal 10 Orang;b. Komisi 2 maksimal 10 Orang;c. Komisi 3 maksimal 11 orang; dand. Komisi 4 maksimal 10 orang.

(5) Penempatan anggota DPRD dalam Komisi-komisi dan perpindahan didasarkan atas usul Fraksi;

22No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 23: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Paragraf 2Tata Cara Pemilihan Pimpinan Komisi

Pasal 49(1) Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris Komisi dipilih dari dan oleh anggota

komisi dan dilaporkan dalam Rapat Paripurna DPRD;(2) Masa penempatan anggota dalam komisi dan perpindahan ke Komisi

lain, diputuskan oleh Pimpinan DPRD atas usulan Fraksi pada awal tahun anggaran;

(3) Anggota DPRD pengganti antar waktu menduduki tempat anggota komisi yang digantikan;

(4) Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan sekretaris komisi ditetapkan paling lama 2½ (dua setengah) tahun dan dapat dipilih kembali.

Paragraf 3Tata Cara Pelaksanaan Tugas Komisi

Pasal 50

(1) Komisi mempunyai tugas :

a. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Daerah Kutai Kartanegara;

b. Melakukan pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Daerah, dan Rancangan Keputusan DPRD;

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan sesuai dengan bidang komisi masing-masing, adapun pembidangan komisi adalah mengikuti pembidangan asisten dipemerintah kabupaten;

d. Membantu Pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan oleh Bupati dan masyarakat kepada DPRD;

e. Menerima, menampung dan memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah;

f. Melakukan kunjungan kerja komisi yang bersangkutan atas persetujuan Ketua DPRD;

g. Mengadakan rapat kerja dan dengar pendapat;h. Mengajukan usul kepada Ketua DPRD yang termasuk dalam ruang

lingkup bidang tugas masing-masing komisi;i. Memberikan laporan tertulis kepada Ketua DPRD tentang hasil

pelaksanaan tugas Komisi;

(2) Komisi terdiri dari :a. Komisi I;b. Komisi II;c. Komisi III; dand. Komisi IV

23No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 24: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(3) Bidang kerja Komisi terdiri dari:

a.Komisi I membidangi Hukum dan Pemerintahan, meliputi :1) Tata pemerintahan2) Kepegawaian Daerah3) Organisasi dan tata laksana4) Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 5) Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 6) Politik;7) Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;8) Ketertiban Umum;9) Hukum dan Perundang-undangan;10) Pertanahan; dan11) Tapal batas.

b. Komisi II membidangi Pembangunan, meliputi :1) Perhubungan; 2) Cipta Karya dan Tata Ruang; 3) Bina Marga dan Sumber Daya Air; 4) Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura; 5) Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;6) Peternakan dan Kesehatan Hewan; 7) Kelautan dan Perikanan; 8) Perkebunan dan Kehutanan; 9) Pertambangan dan Energi; 10)Lingkungan Hidup; 11)Perumahan; dan12)Pertamanan dan Kebersihan.

c. Komisi III membidangi Ekonomi dan Keuangan, meliputi :1) Perindustrian, 2) Perdagangan;3) Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar; 4) Pendapatan Daerah;5) Penanaman Modal dan Promosi Daerah;6) Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;7) Perusahaan Daerah;8) Perbankan;9) Perizinan; dan10)Kebudayaan dan Pariwisata.

d. Komisi IV membidangi Kesejahteraan Rakyat, meliputi :1) Pendidikan; 2) Pemuda dan Olahraga; 3) Kesehatan; 4) Kesejahteraan Sosial; 5) Komunikasi dan Informatika; 6) Kearsipan dan Perpustakaan;7) Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak;8) Penelitian dan Pengembangan Daerah;9) Penanggulangan Bencana Daerah; dan 10)Agama.

24No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 25: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Bagian KelimaBadan Legislasi

Paragraf 1Tata Cara Penetapan Anggota Badan Legislasi

Pasal 51

Badan Legislasi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, dibentuk dalam rapat paripurna DPRD.

Pasal 52

(1) Susunan dan keanggotaan Badan Legislasi Daerah dibentuk pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun sidang;

(2) Jumlah anggota Badan Legislasi Daerah ditetapkan dalam rapat paripurna;

(3) Jumlah anggota Badan Legislasi Daerah setara dengan jumlah anggota satu komisi;

(4) Anggota Badan Legislasi Daerah diusulkan masing-masing fraksi.

Paragraf 2Tata Cara Pemilihan Pimpinan Badan Legislasi

Pasal 53

(1)Pimpinan Badan Legislasi terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu) orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Legislasi berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat;

(2)Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah sekretaris Badan Legislasi dan bukan sebagai anggota;

(3)Masa jabatan pimpinan Badan Legislasi paling lama 2½ (dua setengah) tahun dan dapat dipilih kembali;

(4)Keanggotaan Badan Legislasi dapat diganti pada setiap tahun anggaran.

Paragraf 3Tata Cara pelaksanaanTugas Badan Legislasi

Pasal 54

Badan Legislasi bertugas:a. menyusun rancangan program legislasi yang memuat daftar urutan dan

prioritas rancangan peraturan daerah beserta alasannya untuk setiap tahun anggaran;

b. koordinasi untuk penyusunan program legislasi antara DPRD dan pemerintah daerah;

c. menyiapkan rancangan peraturan daerah usul DPRD berdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan;

25No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 26: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

d. melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi dan/atau gabungan komisi sebelum rancangan peraturan daerah tersebut disampaikan kepada Ketua DPRD;

e. memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan daerah yang diajukan oleh anggota, komisi dan/atau gabungan komisi, di luar prioritas rancangan peraturan daerah tahun berjalan atau di luar rancangan peraturan daerah yang terdaftar dalam program legislasi;

f. mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan rancangan peraturan daerah melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus;

g. memberikan masukan kepada Ketua DPRD atas rancangan peraturan daerah yang ditugaskan oleh Badan Musyawarah; dan

h. membuat laporan kinerja pada masa akhir keanggotaan DPRD baik yang sudah maupun yang belum terselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya.

Bagian KeenamBadan Anggaran

Paragraf 1Tata Cara Penetapan Anggota Badan Anggaran

Pasal 55

(1) Badan Anggaran merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD;

(2) Badan Anggaran terdiri atas unsur-unsur fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggota dan paling banyak 1/2 (setengah) dari jumlah anggota DPRD yang aktif;

(3) Anggota Badan Anggaran diusulkan oleh masing-masing fraksi dengan mempertimbangkan keanggotaannya dalam tiap-tiap komisi.

Paragraf 2Tata Cara Pemilihan Pimpinan Badan Anggaran

Pasal 56

(1) Ketua dan wakil ketua DPRD karena jabatannya adalah pimpinan Badan Anggaran merangkap anggota;

(2) Susunan keanggotaan, ketua, dan wakil ketua Badan Anggaran ditetapkan dalam rapat paripurna;

(3) Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah sekretaris Badan Anggaran dan bukan sebagai anggota;

(4) Penempatan anggota DPRD dalam Badan Anggaran dan perpindahannya ke alat kelengkapan DPRD lainnya didasarkan atas usul fraksi dan dapat dilakukan setiap awal tahun anggaran.

Paragraf 3Tata Cara Pelaksanaan Tugas Badan Anggaran

Pasal 57

26No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 27: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Badan Anggaran mempunyai tugas:a. memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD

kepada Bupati dalam mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah paling lambat 5 (lima) bulan sebelum ditetapkannya APBD;

b. melakukan konsultasi yang dapat diwakili oleh anggotanya kepada komisi terkait untuk memperoleh masukan dalam rangka pembahasan rancangan kebijakan umum APBD serta prioritas dan plafon anggaran sementara;

c. memberikan saran dan pendapat kepada Bupati dalam mempersiapkan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

d. melakukan penyempurnaan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan hasil evaluasi gubernur bersama tim anggaran pemerintah daerah;

e. melakukan pembahasan bersama tim anggaran pemerintah daerah terhadap rancangan kebijakan umum APBD serta rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang disampaikan oleh Bupati; dan

f. memberikan saran kepada Ketua DPRD dalam penyusunan anggaran belanja DPRD.

Bagian KetujuhBadan Kehormatan

Paragraf 1Tata Cara Penetapan Angggota Badan Kehormatan

Pasal 58

(1) Badan Kehormatan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap yang dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan DPRD;

(2) Anggota Badan Kehormatan berjumlah 5 (lima) orang;(3) Anggota Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dipilih dan ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD berdasarkan usul dari masing-masing fraksi;

(4) Untuk memilih anggota Badan Kehormatan, masing-masing fraksi berhak mengusulkan 1 (satu) orang calon anggota Badan Kehormatan;

(5) Anggota DPRD pengganti antar waktu menduduki tempat anggota badan kehormatan yang digantikan.

Paragraf 2Tata Cara Pemilihan Pimpinan Badan Kehormatan

Pasal 59

(1) Pimpinan Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas seorang Ketua dan Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Kehormatan;

27No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 28: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(2) Masa tugas Anggota Badan Kehormatan paling lama 2 1/2 (dua setengah) tahun dan dapat dipilih kembali;

(3) Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh sekretariat secara fungsional dilaksanakan oleh sekretariat DPRD.

Paragraf 3Tata Cara Pelaksanaan Tugas Badan Kehormatan

Pasal 60

(1) Badan Kehormatan mempunyai tugas :

a. Memantau, mengevaluasi disiplin, etika, dan moral para Anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan Kode Etik DPRD;

b. Meneliti dugaan Pelanggaran yang dilakukan Anggota DPRD terhadap Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD serta sumpah / janji;

c. Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan pengambilan keputusan atas pengaduan Pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih;

d. Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c sebagai rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh DPRD; dan

e. Menyampaikan rekomendasi kepada Pimpinan DPRD berupa Rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti adanya Pelanggaran yang dilakukan Anggota DPRD atas pengaduan Pimpinan DPRD, masyarakat dan atau pemilih.

(2) Dalam melaksanakan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, Badan Kehormatan dapat meminta bantuan dari ahli independen.

Pasal 61

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Kehormatan berwenang :

a. Memanggil Anggota yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan pembelaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan; dan

b. Meminta keterangan pelapor, saksi, dan/atau pihak - pihak lain yang terkait, termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain

c. menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti melanggar kode etik dan/atau peraturan tata tertib DPRD.

Pasal 62

(1)Mekanisme pengaduan/pelaporan pelanggaran :

a. Pengaduan/pelaporan tentang dugaan adanya pelanggaran diajukan secara tertulis kepada Pimpinan DPRD disertai identitas pelapor yang jelas dengan tembusan Badan Kehormatan;

28No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 29: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

b. Pengaduan/pelaporan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dikesampingkan apabila tidak sesuai dengan identitas pelapor yang jelas;

c. Pimpinan DPRD menyampaikan pengaduan/pelaporan kepada Badan Kehormatan untuk ditindak lanjuti;

d. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pengaduan/pelaporan sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak disampaikan oleh Pimpinan DPRD, Badan Kehormatan dapat menindak lanjuti.

(2)Mekanisme penelitian dan pemeriksaan pengaduan/pelaporan :

a. Badan Kehormatan melakukan penelitian dan pemeriksaan pengaduan/pelaporan melalui permintaan keterangan dan penjelasan pelapor, saksi dan/atau yang bersangkutan serta pemeriksaan dokumen atau bukti lain;

b. Badan Kehormatan membuat kesimpulan hasil penelitian dan pemeriksaan dengan disertai berita acara penelitian dan pemeriksaan;

c. Badan Kehormatan membuat kesimpulan hasil penelitian dan pemeriksaan kepada Pimpinan DPRD untuk ditindak lanjuti dalam rapat paripurna DPRD;

d. Rapat Paripurna DPRD dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kesimpulan sebagaimana dimaksud huruf b diterima oleh Pimpinan DPRD;

e. Rapat Paripurna DPRD dapat menyetujui atau menolak kesimpulan Badan Kehormatan;

f. Apabila Rapat Paripurna DPRD menolak kesimpulan Badan kehormatan dan menyatakan yang bersangkutan tidak bersalah, DPRD berkewajiban merehabilitasi nama baik yang bersangkutan secara tertulis dan disampaikan kepada yang bersangkutan, Pimpinan fraksi dan Pimpinan Partai Politik yang bersangkutan.

3. Pimpinan DPRD dan/atau Badan Kehormatan menjamin kerahasiaan pelapor.

Pasal 63

Sanksi

(1) DPRD menetapkan sanksi atau rehabilitasi terhadap anggota yang dilaporkan setelah mendengar pertimbangan dan penilaian dari badan kehormatan;

(2) Sanksi yang diberikan dapat berupa teguran lisan atau teguran tertulis sampai dengan diberhentikan sebagai anggota sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan;

(3) Sanksi berupa teguran lisan dan teguran tertulis disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada anggota yang bersangkutan dan disampaikan kepada Pimpinan Fraksi dan Partai Politik bersangkutan secara tertulis; dan

(4) Sanksi berupa pemberhentian sebagai Anggota DPRD, diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

29No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 30: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Paragraf 4Tata Cara Pemberhentian Anggota Badan Kehormatan

Pasal 64

Anggota Badan Kehormatan berhenti atau diberhentikan dari jabatannya karena:

a. Meninggal dunia;b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis;c. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan

tetap sebagai Anggota Badan Kehormatan;d. Melanggar Tata Tertib DPRD;e. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;f. Ditarik keanggotaannya sebagai Anggota Badan Kehormatan oleh Fraksi

yang mengusulkan.

Pasal 65

Setiap orang, kelompok atau organisasi dapat mengajukan pengaduan kepada Badan Kehormatan dalam hal memiliki bukti yang cukup bahwa terdapat anggota DPRD yang tidak melaksanakan salah satu kewajiban atau lebih sebagaimana dimaksud dalam pasal 25.

Bagian kedelapanPanitia Khusus

Paragraf 1Tata Cara Pembentukan Dan Penetapan Anggota Panitia Khusus

Pasal 66

(1) Dalam hal diperlukan, DPRD dapat membentuk alat kelengkapan lain berupa panitia khusus;

(2) Panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tidak tetap;

(3) Panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dalam rapat paripurna DPRD atas usul anggota setelah mendengar pertimbangan Badan Musyawarah;

(4) Pembentukan panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan DPRD;

(5) Jumlah anggota panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling sedikit sama dengan jumlah fraksi atau paling banyak 10 (sepuluh) orang dengan tetap mempertimbangkan jumlah anggota setiap komisi yang terkait dan disesuaikan dengan program atau kegiatan serta kemampuan anggaran DPRD;

(6) Anggota panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (5), terdiri atas anggota komisi terkait yang diusulkan oleh masing-masing fraksi;

(7) Anggota Pansus dapat diganti oleh Fraksi yang bersangkutan, apabila berhalangan tetap atau ada pertimbangan lain dari fraksinya;

(8) Anggota pansus tidak boleh merangkap pada pansus lainnya;

30No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 31: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(9) Unsur Pimpinan hanya boleh terlibat dalam 1 (satu) Pansus.

Paragraf 2Tata Cara Pemilihan Pimpinan Panitia Khusus

Pasal 67

(1) Ketua dan wakil ketua panitia khusus dipilih dari dan oleh anggota panitia khusus;

(2) Pimpinan panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan DPRD;

(3) Penggantian pimpinan panitia khusus dapat dilakukan oleh fraksi yang bersangkutan untuk selanjutnya ditetapkan dalam rapat panitia khusus yang dipimpin oleh Ketua DPR;

Paragraf 3Tata Cara Pelaksanaan Tugas Panitia Khusus

Pasal 68

(1) Masa tugas pansus maksimal 2 (dua) bulan; (2) Jika masa tugas melewati ketentuan Ayat (1), ketua Pansus dapat

mengusulkan tambahan waktu kepada Ketua DPRD;(3) Tambahan waktu sebagaimana dimaksud Ayat (1) maksimal 1 (satu)

bulan.

Pasal 69

(1) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 panitia khusus dapat melakukan: a. rapat kerja dengan SKPD terkait;b. rapat dengan tim perumus; c. Konsultasi; d. Kajian kebijakan publik; dane. Rapat dengar pendapat umum.

(2)Rapat dengar pendapat umum sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf e dapat dilaksanakan dalam bentuk ;a. Sosialisasi;b. Seminar; danc. Lokakarya atau diskusi publik.

(3) Pembiayaan dalam pelaksanaan tugas seperti yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) dibebankan oleh anggaran sekretariat DPRD;

(4) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud Ayat (1) Ketua Pansus harus berkoordinasi dengan unsur pimpinan;

(5) Hasil pelaksanaan kegiatan dilaporkan kepada Ketua DPRD sebelum di sampaikan dalam Rapat Paripurna.

BAB IXPELAKSANAAN DAN PROSEDUR KEGIATAN

Bagian PertamaUmum

31No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 32: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 70

(1) Kegiatan DPRD terdiri dari :a. Konsultasi;b. Kajian kebijakan publik;c. Kunjungan Kerja Kecamatan;d. Inspeksi Mendadak (Sidak);e. Orientasi Dan Pendalaman Tugas; danf. Kegiatan lain yang ditugaskan Ketua DPRD.

(2)Setiap alat kelengkapan sebelum melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud Ayat (1) mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua DPRD yang berisikan latar belakang, maksud dan tujuan serta output yang akan dicapai;

(3)Pengajuan permohonan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), harus ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Alat Kelengkapan;

(4)Dikecualikan ketentuan Ayat (3) cukup ditantadatangani oleh Ketua bagi Alat Kelengkapan yang tidak memiliki Sekretaris;

(5)Setiap anggota alat kelengkapan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud Ayat (1) berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) dari Ketua DPRD, setelah berkoordinasi dengan unsur pimpinan lainnya;

(6)Jika Ketua DPRD berhalangan, Surat Perintah Tugas (SPT) sebagaimana dimaksud Ayat (2) dapat didelegasikan secara tertulis kepada unsur pimpinan lainnya.

Pasal 71

(1) Setiap pelaksanaan kegiatan DPRD sebagaimana dimaksud Pasal 70 Ayat (1) harus didampingi oleh sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang staf pendamping sesuai dengan penugasannya dan 1 (satu) orang staf yang bertugas membuat dokumentasi visual kegiatan, serta 1 (satu) orang dari tim ahli yang sesuai dengan bidang penugasannya;

(2) Staf pendamping bertanggunjawab atas :a. Kelengkapan surat-menyurat terkait dengan perencanaan kegiatan;b. Data-data atau dokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan;c. Agenda kegiatan;d. Dokumen, catatan, notulen dan laporan hasil kegiatan;e. Transportasi dan akomodasi anggota DPRD pelaksanan kegiatan

berserta bukti transaksi;f. Tanggunjawab lain yang diamanahkan ketua alat kelengkapan.

(3)Tanggung jawab Staf Pendamping sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) huruf e harus membuat duplikasi dalam bentuk hard copy dan soft copy semua bukti transaksi dan kemudian di arsip dengan file khusus;

32No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 33: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(4) Staf yang bertugas membuat dokumen visual kegiatan bertanggunjawab atas :a. Foto dan/atau video kegiatan; danb. Publikasi kegiatan ke media massa;

(5) Tim ahli bertugas atas :a. Memberikan telaahan terhadap persoalan yang akan ditindaklanjuti

dengan kegiatan;b. Memberikan rekomendasi tindaklanjut hasil kegiatan; danc. Membuat laporan kegiatan.

Pasal 72

(1) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 70 Ayat (1) DPRD

harus sesuai dengan jadwal;

(2) Dikecualikan ketentuan Ayat (1) apabila ada kegiatan penting dan mendesak, harus memperoleh persetujuan Ketua DPRD;

(3) Kegiatan penting dan mendesak sebagaimana dimaksud Ayat (2) sebagai berikut :a. Kondisi mendesak yang memerlukan penanganan segera; dan

b. Kegiatan penting lainnya berdasarkan undangan resmi.

Pasal 73

(1) SPT Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD, ditandatangani oleh Ketua DPRD;

(2) Jika Ketua DPRD berhalangan, SPT ditandatangani oleh Wakil Ketua DPRD;

(3) Surat Perintah Tugas (SPT) Staf pendamping dan Staf Ahli DPRD ditandatangani oleh Sekretaris DPRD setelah mendapatkan persetujuan dari Ketua DPRD;

(4) Untuk penomoran SPT dilaksanakan oleh Sub. Bagian Administrasi Perjalanan Dinas pada Bagian Tata Usaha Sekretariat DPRD.

Pasal 74 (1) Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis

operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD;

(2) Pelaksanaan kegiatan Sekretariat DPRD, harus dilaporkan kepada ketua DPRD;

(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud Ayat (1) meliputi kegiatan yang berakibat pada pengeluaran biaya;

(4) Laporan sebagaimana dimaksud Ayat (2) dimaksudkan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan.

33No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 34: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Bagian KeduaKonsultasi Alat Kelengkapan

Paragraf 1Pelaksanaan Konsultasi Alat Kelengkapan

Pasal 75

(1)Konsultasi dapat dilakukan kepada instansi yang lebih tinggi, baik ditingkat Provinsi maupun Di tingkat Pusat;

(2)Konsultasi hanya dapat dilakukan atas nama alat kelengkapan/gabungan alat kelengkapan.

Paragraf 2Prosedur Konsultasi Alat Kelengkapan

Pasal 76

(1) Alat kelengkapan atau gabungan alat kelengkapan menyampaikan pokok persoalan yang akan dikonsultasikan ke Ketua DPRD;

(2) Pokok persoalan sebagaimana dimaksud Ayat (1) yang disampaikan oleh salah satu alat kelengkapan kepada Ketua DPRD harus ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris;

(3) Jika pokok persoalan sebagaimana dimaksud Ayat (1) melibatkan lebih dari satu alat kelengkapan, maka ditandatangani bersama oleh masing-masing ketua alat kelengkapan;

(4) Atas pokok persoalan yang sebagaimana dimaksud Ayat (1) ketua DPRD mempertimbangkan untuk persetujuan;

(5) Dalam mempertimbangkan sebagaimana dimaksud Ayat (4) Ketua DPRD dapat meminta pedapat Tim Ahli;

(6) Apabila pokok persoalan yang disampaikan alat kelengkapan tidak disetujui Ketua DPRD, maka alat kelengkapan memperbaiki sebagaimana arahan Ketua DPRD;

(7) Hasil persetujuan Ketua DPRD ditandaklanjuti melalui surat resmi DPRD kepada instansi yang menjadi tujuan konsultasi.

Bagian KeduaKajian Kebijakan Publik

Paragraf 1Pelaksanaan Kajian Kebijakan Publik

Pasal 77

(1)Kajian kebijakan publik dapat dilakukan ke Kabupatan/Kota didalam wilayah Provinsi maupun diluar wilayah Provinsi;

34No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 35: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(2)Kajian kebijakan publik hanya dapat dilakukan atas nama alat kelengkapan/gabungan alat kelengkapan;

Paragraf 2Prosedur Kajian Kebijakan Publik

Pasal 78

Prosedur Kajian Kebijakan Publik berlaku mutatis mutandis sebagaimana ketentuan ketentuan Pasal 76.

Bagian Ketiga Kunjungan Kerja Kecamatan

Paragraf 1Pelaksanaan Kunjungan Kerja Kecamatan

Pasal 79

(1)Kunjungan Kerja Kecamatan hanya dapat dilakukan di Wilayah Kecamatan Kabupaten Kutai Kartanegara;

(2)Kunjungan Kerja Kecamatan hanya dapat dilakukan oleh Komisi /Komisi gabungan.

Paragraf 2Prosedur Pelaksanaan Kunjungan Kerja Kecamatan

Pasal 80

Prosedur pelaksanaan kunjungan kerja kecamatan berlaku mutatis mutandis sebagaimana ketentuan ketentuan Pasal 76.

Bagian KempatInspeksi Mendadak

Paragraf 1Pelaksanaan Inspeksi Mendadak

Pasal 81

(1) Pelaksanaan Inspeksi Mendadak hanya dapat dilakukan di Wilayah Kecamatan Kabupaten Kutai Kartanegara;

(2) Pelaksanaan Inspeksi Mendadak hanya dapat dilakukan oleh Komisi /Komisi gabungan;

Paragraf 2Prosedur Pelaksanan Inspeksi Mendadak

Pasal 82

35No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 36: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Prosedur pelaksanaan inspeksi mendadak berlaku mutatis mutandis sebagaimana ketentuan ketentuan Pasal 76.

Bagian KelimaOrientasi Dan Pendalaman Tugas

Paragraf 1Tujuan Dan Sasaran

Pasal 83

Tujuan orientasi dan pendalaman tugas untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan semangat pengabdian dalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 84

Sasaran Orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD:a. Meningkatnya pemahaman peran dan fungsi anggota DPRD;b. Mendorong anggota DPRD untuk berperan aktif dalam perumusan

kebijakan, pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di daerah.

Pasal 85(1) Orientasi dan pendalaman tugas anggota diikuti oleh anggota DPRD;(2) Orientasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah

pengucapan sumpah/janji Anggota DPRD.

Paragraf 2Penyelenggara

Pasal 86

(1) Orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD dapat dilakukan oleh:a. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri

bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik; dan

b. Pemerintah Daerah Provinsi.

(2) Selain Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Provinsi, orientasi dan pendalaman tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dapat dilakukan oleh:a. Sekretariat DPRD, b. Partai politik, atau c. Perguruan tinggi.

(3) Sekretariat DPRD, partai politik atau perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (2) dalam menyelenggarakan orientasi dan

36No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 37: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

pendalaman tugas bagi anggota DPRD harus berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri melalui Gubernur.

(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi materi pembelajaran, modul dan tenaga pengajar.

Paragraf 3Materi Pembelajaran, Narasumber Dan Metode

Pasal 87

Orientasi dan pendalaman tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 meliputi materi pembelajaran wajib dan materi pembelajaran pilihan.

Pasal 88

(1) Materi pembelajaran wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 meliputi: a. Pancasila; b. UUD 1945; dan c. Wawasan kebangsaan.

(2) Materi pembelajaran pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 antara lain:a. Demokrasi dan Kebangsaan Indonesia; b. Sistem Pemerintahan Nasional dan Daerah; c. Kewenangan, Tugas dan Fungsi DPRD; d. Hubungan DPRD dan Pemerintah Daerah; e. Kepemimpinan dan Etika Pemerintahan; f. Penyusunan Peraturan Daerah; g. Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; h. Etika Budaya Politik; i. Pengenalan Budaya lokal; j. Pengelolaan Keuangan Daerah; dank. Isu-isu Aktual.

Pasal 89

Pelaksanaan Orientasi dan Pendalaman Tugas anggota DPRD selama 4 (empat) hari (30) Jam Pelajaran.

Pasal 90

Narasumber orientasi dan pendalaman tugas, antara lain:a. pejabat struktural dan pejabat fungsional sesuai dengan keahlian

dibidangnya;b. pakar/praktisi sesuai dengan keahlian dibidangnya; danb. akademisi sesuai dengan keahlian dibidangnya.

37No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 38: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 91

Metode pembelajaran orientasi dan pendalaman tugas, antara lain:a. ceramah; danb. diskusi.

Pasal 92

Peserta orientasi dan Pendalaman tugas anggota DPRD yang telah mengikuti pembelajaran dengan baik diberikan sertifikat yang ditandatangani Kepala Badan Diklat atas nama Menteri Dalam Negeri.

Paragraf 4Prosedur Pelaksanaan Orientasi Dan Pendalaman Tugas

Pasal 93

(1) Materi Orientasi Dan Pendalaman Tugas diusulkan oleh Alat kelengkapan kepada Ketua DPRD;

(2) Materi Orientasi Dan Pendalaman Tugas sebagaimana dimaksud Ayat (1) yang disampaikan kepada Ketua DPRD harus ditandatangani oleh Sekretaris dan Ketua alat kelangkapan pengusul;

(3) Jika pokok persoalan sebagaimana dimaksud Ayat (2) melibatkan lebih dari satu alat kelengkapan, maka ditandatangani bersama oleh masing-masing ketua alat kelengkapan;

(4) Atas pokok persoalan yang sebagaimana dimaksud Ayat (2) ketua DPRD mempertimbangkan untuk persetujuan;

(5) Apabila pokok persoalan yang disampaikan alat kelengkapan tidak disetujui Ketua DPRD, maka alat kelengkapan memperbaiki sebaimana arahan Ketua DPRD;

(6) Hasil persetujuan Ketua DPRD ditandaklanjuti melalui surat resmi DPRD kepada institusi yang menjadi pelaksana kegiatan.

Bagian Keenam Tata Acara Konsultasi dan Kajian Kebijakan Publik

Pasal 94

Tata cara konsultasi dan kajian kebijakan publik sebagai berikut:a. Pimpinan rombongan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan;b. Pimpinan rombongan menyampaikan kata sambutan Ketua DPRD atas

nama DPRD;c. Perkenalan peserta kegiatan;d. Sambutan dari penerima rombongan;e. Diskusi dan Tanya jawab;f. Kata Penutup;g. Penyerahan Cindera mata, jika diperlukan; danh. Foto bersama;

38No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 39: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Bagian KetujuhTata Acara Kunjungan Kerja Kecamatan

Pasal 95

Tata cara kunjungan kerja kecamatan sebagai berikut:a. Pimpinan rombongan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan;b. Pimpinan rombongan menyampaikan kata sambutan Ketua DPRD

atas nama DPRD;c. Perkenalan peserta kegiatan;d. Sambutan dari penerima rombongan;e. Diskusi dan Tanya jawab;f. Kata Penutup; dang. Foto kegiatan.

Bagian KedelapanTata Cara Inspeksi Mendadak

Pasal 96

Tata cara cara inspeksi mendadak sebagai berikut:a. Penyampaian maksud dan tujuan, jika diperlukan;b. Tanya jawab, jika diperlukan; danc. Foto kegiatan.

BAB X

HARI KERJA DAN PERSIDANGAN

Bagian PetamaHari Kerja

Pasal 97

(1) Hari kerja DPRD adalah hari Senin sampai dengan hari Jum’at, kecuali hari libur nasional;

(2) Dikecualikan ketentuan Ayat (1) apabila :a. kegiatan yang diadakan di luar Daerah provinsi; b. kegiatan yang bersifat penting dan mendesak.

Bagian KeduaPersidangan

Pasal 98

(1)Pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD, tahun sidang DPRD dimulai pada saat pengucapan sumpah/janji anggota DPRD;

39No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 40: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(2)Tahun sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) masa persidangan;

(3)Masa persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi masa sidang dan masa reses, kecuali pada persidangan terakhir dari satu periode keanggotaan DPRD dilakukan tanpa masa reses;

(4)Masa reses sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan paling lama 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) kali reses;

(5)Masa reses dipergunakan oleh anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok untuk mengunjungi daerah pemilihannya guna menyerap aspirasi masyarakat;

(6)Anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok wajib membuat laporan tertulis atas hasil pelaksanaan tugasnya pada masa reses sebagaimana dimaksud pada ayat (5), yang disampaikan kepada pimpinan DPRD dalam rapat paripurna;

(7)Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud Ayat (6) disampaikan secara kolektif pada daerah pemilihan yang sama;

(8)Format laporan sebagaimana dimaksud Ayat (7) paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :a. Latar belakang;b. Maksud dan Tujuan;c. Waktu dan tempat;d. Hasil reses; dane. Rekomendasi.

(9)Jadwal dan kegiatan acara selama masa reses sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan oleh pimpinan DPRD setelah mendengar pertimbangan Badan Musyawarah.

BAB XIRAPAT DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Bagian PertamaRapat

Paragraf 1Umum

Pasal 99

(1)Jenis Rapat DPRD terdiri atas:a. rapat paripurna;b. rapat paripurna istimewa;c. rapat pimpinan DPRD;d. rapat fraksi;e. rapat konsultasi;f. rapat Badan Musyawarah;g. rapat komisi;h. rapat gabungan komisi;i. rapat Badan Anggaran;j. rapat Badan Legislasi;k. rapat Badan Kehormatan;l. rapat panitia khusus;

40No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 41: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

m. rapat kerja;n. rapat kerja khusus;o. rapat forum kordinasi;p. rapat dengar pendapat; danq. rapat dengar pendapat umum.

(2) Rapat paripurna merupakan forum rapat tertinggi anggota DPRD dalam pengambilan keputusan yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua DPRD;

(3) Rapat paripurna istimewa merupakan rapat anggota DPRD yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua untuk melaksanakan acara tertentu dan tidak mengambil keputusan;

(4) Rapat pimpinan DPRD merupakan rapat para anggota pimpinan DPRD yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua DPRD;

(5) Rapat fraksi adalah rapat anggota fraksi yang dipimpin oleh pimpinan fraksi;

(6) Rapat konsultasi adalah rapat antara pimpinan DPRD dengan pimpinan fraksi dan pimpinan alat kelengkapan DPRD yang dipimpin oleh pimpinan DPRD;

(7) Rapat Badan Musyawarah merupakan rapat anggota Badan Musyawarah yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua Badan Musyawarah;

(8) Rapat komisi merupakan rapat anggota komisi yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua komisi;

(9) Rapat gabungan komisi merupakan rapat antar komisi yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua DPRD;

(10) Rapat Badan Anggaran merupakan rapat anggota Badan Anggaran yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua Badan Anggaran;

(11) Rapat Badan Legislasi Daerah merupakan rapat anggota Badan Legislasi Daerah yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua Badan Legislasi Daerah;

(12) Rapat Badan Kehormatan merupakan rapat anggota Badan Kehormatan yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua Badan Kehormatan;

(13) Rapat panitia khusus merupakan rapat anggota panitia khusus yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua panitia khusus;

(14) Rapat kerja merupakan rapat antara DPRD dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk atau antara Badan Anggaran, komisi, gabungan komisi, atau panitia khusus dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk;

(15) Rapat kerja khusus merupakan rapat antara DPRD dengan masyarakat dan Pemerintah Daerah atau instansi vertikal lainnya yang bersifat khusus;

(16) Rapat forum kordinasi merupakan rapat antara DPRD dengan pemerintah daerah dan atau instansi vertikal lainnya;

(17) Rapat dengar pendapat merupakan rapat antara DPRD dan pemerintah daerah;

(18) Rapat dengar pendapat umum merupakan rapat antara DPRD dan masyarakat baik lembaga/organisasi kemasyarakatan maupun perseorangan atau antara komisi, gabungan komisi, atau panitia khusus dan masyarakat baik lembaga/organisasi kemasyarakatan maupun perseorangan.

41No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 42: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 100

(1)Rapat paripurna DPRD diadakan secara berkala paling sedikit 6 (enam) kali dalam 1 (satu) tahun masa sidang;

(2)Rapat paripurna selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan atas usul:a. Bupati;b. pimpinan alat kelengkapan DPRD; atauc. anggota dengan jumlah paling sedikit 1/5 (satu perlima) dari jumlah

anggota DPRD yang mencerminkan lebih dari 1 (satu) fraksi.(3)Rapat paripurna DPRD diselenggarakan atas undangan ketua atau wakil

ketua DPRD berdasarkan jadwal rapat yang telah ditetapkan oleh Badan Musyawarah.

Pasal 101

(1)Hasil rapat paripurna DPRD dituangkan dalam bentuk peraturan atau keputusan DPRD;

(2)Hasil rapat pimpinan DPRD ditetapkan dalam keputusan pimpinan DPRD;

(3)Peraturan atau keputusan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan ketentuan peraturan perundangundangan;

(4)Peraturan atau keputusan DPRD dilaporkan kepada gubernur, paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah ditetapkan.

Pasal 102

Semua rapat di DPRD pada dasarnya bersifat terbuka, kecuali rapat tertentu yang dinyatakan tertutup.

Pasal 103

(1)Rapat DPRD yang bersifat terbuka meliputi rapat paripurna DPRD, rapat paripurna istimewa, dan rapat dengar pendapat umum;

(2)Rapat DPRD yang bersifat tertutup meliputi rapat pimpinan DPRD, rapat konsultasi, rapat Badan Musyawarah, rapat Badan Anggaran, dan rapat Badan Kehormatan;

(3)Rapat DPRD yang bersifat terbuka dan dapat dinyatakan tertutup meliputi rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat panitia khusus, rapat Badan Legislasi, rapat kerja, dan rapat dengar pendapat.

Pasal 104

Rapat DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (3) dinyatakan tertutup oleh pimpinan rapat berdasarkan kesepakatan peserta rapat sesuai dengan substansi yang akan dibahas.

42No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 43: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 105

(1) Pembicaraan dalam rapat tertutup tidak boleh diumumkan;(2) Materi yang telah disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan,

dilarang diumumkan oleh peserta rapat;(3) Setiap orang yang melihat, mendengar, atau mengetahui pembicaraan

atau materi rapat tertutup yang harus dirahasiakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib merahasiakannya;

(4) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 106

(1)Pimpinan rapat setelah membuka rapat memberitahukan surat masuk dan surat keluar untuk diberitahukan kepada peserta atau untuk dibahas dalam rapat, kecuali surat yang berkaitan dengan urusan kerumahtanggaan DPRD;

(2)Pada setiap rapat DPRD dibuat risalah rapat yang memuat proses dan materi pembicaraan rapat;

(3)Dalam hal rapat DPRD dinyatakan tertutup, risalah rapat wajib disampaikan oleh pimpinan rapat kepada pimpinan DPRD, kecuali rapat tertutup yang dipimpin langsung oleh pimpinan DPRD.

Pasal 107

(1)Waktu-waktu rapat DPRD :c. Siang : hari senin sampai hari jum’at pukul 09.00 WITA sampai 17.00

WITA;d. Malam: hari senin sampai hari jum’at pukul 20.00 WITA sampai 24.00

WITA;(2)Penyimpangan dari waktu rapat sebagaimana dimaksud ayat (1)

disepakati oleh peserta rapat tersebut.

Pasal 108

(1)Rapat DPRD dilaksanakan di gedung DPRD;(2)Dalam hal rapat tidak dapat dilaksanakan di gedung DPRD karena

kebutuhan atau alasan tertentu, rapat DPRD dapat dilaksanakan di tempat lain yang ditentukan oleh Ketua DPRD.

Pasal 109

(1)Setiap anggota DPRD wajib menghadiri rapat DPRD, baik rapat paripurna maupun rapat alat kelengkapan sesuai dengan tugas dan kewajibannya;

(2)Anggota DPRD yang menghadiri rapat DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menandatangani daftar hadir rapat;

43No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 44: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(3)Para undangan yang menghadiri rapat DPRD, disediakan daftar hadir rapat tersendiri;

(4)Anggota DPRD yang hadir apabila akan meninggalkan ruangan rapat, wajib memberitahukan kepada pimpinan rapat.

Paragraf 2Tata Cara Mengikuti Rapat

Pasal 110

Dalam rapat paripurna, setiap orang tidak diperkenankan untuk:a. makan;b. merokok; danc. mengaktifkan nada dering atau berbicara dengan alat komunikasi

seluler.

Pasal 111

(1) Dalam rapat paripurna setiap anggota dan undangan wajib memakai pakaian sesuai dengan yang tercantum dalam undangan;

(2) Dalam setiap rapat selain rapat paripurna di dalam atau diluar gedung DPRD, anggota wajib mengenakan pakaian yang sopan, rapi, dan resmi.

Paragraf 3Tata Cara Mengubah Acara Rapat

Pasal 112

(1) Fraksi, alat kelengkapan DPRD, atau Pemerintah Daerah dapat mengajukan usul perubahan kepada Ketua DPRD mengenai acara yang telah ditetapkan oleh Badan Musyawarah, baik mengenai perubahan waktu maupun mengenai masalah baru, yang akan diagendakan untuk segera dibicarakan dalam rapat Badan Musyawarah;

(2) Usul perubahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan secara tertulis dengan menyebutkan waktu dan masalah yang diusulkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum acara rapat yang bersangkutan dilaksanakan;

(3) Ketua DPRD mengajukan usul perubahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Badan Musyawarah untuk segera dibicarakan.

(4) Badan Musyawarah membicarakan dan mengambil keputusan tentang usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3);

(5) Dalam hal Badan Musyawarah tidak dapat mengadakan rapat, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47.

Pasal 113

(1) Dalam keadaan memaksa, Ketua DPRD, pimpinan fraksi, atau Bupati dapat mengajukan usul perubahan tentang acara rapat paripurna yang sedang berlangsung;

(2) Rapat yang bersangkutan segera mengambil keputusan tentang usul perubahan acara tersebut.

44No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 45: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Paragraf 4Tata Cara Permusyawaratan

Pasal 114

(1) Pimpinan rapat menjaga agar rapat berjalan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan DPRD tentang Tata Tertib;

(2) Pimpinan rapat hanya berbicara selaku pimpinan rapat untuk menjelaskan masalah yang menjadi pembicaraan, menunjukkan duduk persoalan yang sebenarnya, mengembalikan pembicaraan kepada pokok persoalan, dan menyimpulkan pembicaraan anggota rapat;

(3) Dalam hal Pimpinan rapat hendak berbicara selaku anggota rapat, untuk sementara pimpinan rapat diserahkan kepada anggota pimpinan yang lain;

(4) Pimpinan yang hendak berbicara selaku anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berpindah dari kursi pimpinan ke kursi anggota.

Pasal 115 (1) Giliran berbicara diatur oleh Pimpinan rapat;(2) Anggota rapat yang telah diberi kesempatan berbicara, harus terlebih

dahulu menyebutkan nama dan Fraksinya;(3) Pembicara dalam rapat tidak boleh diganggu selama berbicara;(4) Setiap anggota diberikan waktu untuk bicara atau mengajukan

pertanyaan paling lama 5 (lima) menit;(5) Pimpinan rapat dapat memperpanjang dan menentukan lamanya

perpanjangan waktu anggota rapat berbicara;(6) Pimpinan rapat memperingatkan dan memintanya supaya pembicara

mengakhiri pembicaraan apabila seorang pembicara melampaui batas waktu yang telah ditentukan;

(7) Seorang pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan;(8) Apabila seorang pembicara menurut pendapat ketua rapat

menyimpang dari pokok pembicaraan, Pimpinan rapat memperingatkan dan meminta supaya pembicara kembali kepada pokok pembicaraan.

Pasal 116

(1)Pimpinan rapat memberikan kesempatan kepada anggota rapat yang melakukan interupsi untuk:a. meminta penjelasan tentang duduk persoalan sebenarnya mengenai

masalah yang sedang dibicarakan;b. menjelaskan soal yang di dalam pembicaraan menyangkut diri

dan/atau tugasnya;c. mengajukan usul prosedur mengenai soal yang sedang dibicarakan;d. atau mengajukan usul agar rapat ditunda untuk sementara.

(2) Pimpinan rapat dapat membatasi lamanya pembicara melakukan interupsi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperingatkan dan

45No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 46: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

menghentikan pembicara apabila interupsi tidak ada hubungannya dengan materi yang sedang dibicarakan;

(3)Setiap anggota yang diberikan waktu untuk bicara dalam interupsi paling lama 3 (tiga) menit;

(4)Pimpinan rapat memperingatkan dan memintanya supaya pembicara mengakhiri pembicaraan apabila seorang pembicara melampaui batas waktu yang telah ditentukan;

(5) Terhadap pembicaraan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b, tidak dapat diadakan pembahasan;

(6) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dan huruf d, untuk dapat dibahas harus mendapat persetujuan rapat.

Pasal 117

(1) Pimpinan rapat memperingatkan pembicara yang menggunakan kata-kata yang tidak layak, melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban rapat, atau menganjurkan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum;

(2) Pimpinan rapat meminta agar yang bersangkutan menghentikan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan/atau memberikan kesempatan kepadanya untuk menarik kembali kata-katanya dan menghentikan perbuatannya;

(3) Dalam hal pembicara memenuhi permintaan Pimpinan rapat, kata-kata pembicara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap tidak pernah diucapkan dan tidak dimuat dalam risalah atau catatan rapat.

Pasal 118(1) Dalam hal pembicara tidak memenuhi peringatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 117 Ayat (1) Pimpinan rapat melarang pembicara meneruskan pembicaraan dan perbuatannya;

(2) Dalam hal larangan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masih juga tidak diindahkan oleh pembicara, Pimpinan rapat meminta kepada yang bersangkutan meninggalkan rapat;

(3) Dalam hal pembicara tersebut tidak mengindahkan permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pembicara tersebut dikeluarkan dengan paksa dari ruang rapat atas perintah Pimpinan rapat;

(4) Ruang rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalah ruangan yang dipergunakan untuk rapat, termasuk ruangan untuk undangan dan peninjau.

Pasal 119

(1) Pimpinan rapat dapat menutup atau menunda rapat apabila berpendapat bahwa rapat tidak mungkin dilanjutkan karena terjadi peristiwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117, dan Pasal 118;

(2) Dalam hal kejadian luar biasa, Pimpinan rapat dapat menutup atau menunda rapat yang sedang berlangsung dengan meminta persetujuan dari peserta rapat;

46No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 47: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(3) Lama penundaan rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), tidak boleh lebih dari 24 (dua puluh empat) jam.

Paragraf 5Risalah, Catatan Rapat, dan Laporan Singkat

Pasal 120

(1) Untuk setiap rapat paripurna, rapat paripurna istimewa, rapat pansus, rapat kerja, rapat dengar pendapat dan rapat dengar pendapat umum dibuat risalah yang ditandatangani oleh Pimpinan rapat atau sekretaris rapat atas nama Pimpinan rapat;

(2) Risalah adalah catatan rapat yang dibuat secara lengkap dan berisi seluruh jalannya pembicaraan yang dilakukan dalam rapat serta dilengkapi dengan catatan tentang:a. jenis dan sifat rapat;b. hari dan tanggal rapat;c. tempat rapat;d. acara rapat;e. waktu pembukaan dan penutupan rapat;f. pimpinan dan sekretaris rapat;g. jumlah dan nama anggota yang menandatangani daftar hadir; h. undangan yang hadir; dani. Lampiran absensi;

(3) Sekretaris rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f adalah pegawai di lingkungan Sekretariat DPRD yang ditunjuk untuk itu;

(4) Untuk mendukung risalah rapat sebagaimana yang tercantum pada ayat (2) di dukung dengan alat perekam elektronik.

Pasal 121

(1) Sekretaris rapat menyusun risalah untuk dibagikan kepada anggota dan pihak yang bersangkutan setelah rapat selesai;

(2) Risalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipublikasikan melalui media masa dan dapat diakses oleh masyarakat.

Pasal 122

(1) Dalam setiap rapat pimpinan DPRD, rapat Badan Musyawarah, rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, rapat Badan Kehormatan, dan rapat panitia khusus, dibuat catatan rapat dan laporan singkat yang ditandangani oleh Pimpinan rapat atau sekretaris rapat atas nama ketua rapat yang bersangkutan;

(2) Catatan rapat adalah catatan yang memuat pokok pembicaraan, kesimpulan dan/atau keputusan yang dihasilkan dalam rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), serta dilengkapi dengan catatan tentang hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120 ayat (2);

(3) Laporan singkat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat kesimpulan dan/atau keputusan rapat.

47No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 48: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 123

(1) Sekretaris rapat secepatnya menyusun laporan singkat dan catatan rapat sementara untuk segera dibagikan kepada anggota dan pihak yang bersangkutan setelah rapat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120 ayat (1) selesai;

(2) Setiap anggota dan pihak yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mengadakan koreksi terhadap catatan rapat sementara dalam waktu 2 (dua) hari sejak diterimanya catatan rapat sementara tersebut dan menyampaikannya kepada sekretaris rapat yang bersangkutan.

Pasal 124

(1) Dalam risalah, catatan rapat, dan laporan singkat mengenai rapat tertutup yang bersifat rahasia, harus dicantumkan dengan jelas kata “rahasia”.

(2) Rapat yang bersifat tertutup dapat memutuskan bahwa suatu hal yang dibicarakan dan/atau diputuskan dalam rapat itu tidak dimasukkan dalam risalah, catatan rapat, dan/atau laporan singkat.

Paragraf 6Undangan, Peninjau, dan Wartawan

Pasal 125

(1) Undangan adalah:a. mereka yang bukan anggota, yang hadir dalam rapat DPRD atas

undangan pimpinan DPRD; danb. anggota yang hadir dalam rapat alat kelengkapan DPRD atas

undangan pimpinan DPRD selain anggota alat kelengkapan yang bersangkutan.

(2) Peninjau dan wartawan adalah mereka yang hadir dalam rapat DPRD tanpa undangan pimpinan DPRD dengan sepengetahuan dari pimpinan DPRD atau pimpinan alat kelengkapan yang bersangkutan;

(3) Undangan dapat berbicara dalam rapat atas persetujuan pimpinan rapat, tetapi tidak mempunyai hak suara;

(4) Peninjau dan wartawan tidak mempunyai hak suara, hak bicara, dan tidak boleh menyatakan sesuatu, baik dengan perkataan maupun perbuatan;

(5) Undangan dan peninjau disediakan tempat tersendiri;(6) Wartawan menempati tempat yang disediakan;(7) Undangan, peninjau, dan wartawan wajib mentaati tata tertib rapat

dan/atau ketentuan lain yang diatur oleh DPRD.

Pasal 126

48No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 49: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(1) Pimpinan rapat menjaga agar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125 tetap dipatuhi;

(2) Pimpinan rapat dapat meminta agar undangan, peninjau, dan/atau wartawan yang mengganggu ketertiban rapat meninggalkan ruang rapat dan apabila permintaan itu tidak diindahkan, yang bersangkutan dikeluarkan dengan paksa dari ruang rapat atas perintah pimpinan rapat;

(3) Pimpinan rapat dapat menutup atau menunda rapat apabila terjadi peristiwa, sebagaimana dimaksud pada ayat (2);

(4) Lama penundaan rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak boleh lebih dari 24 (dua puluh empat) jam.

Bagian KeduaPengambilan Keputusan

Pasal 127

(1)Pengambilan keputusan dalam rapat DPRD dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat;

(2)Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 128

(1) Setiap rapat DPRD dapat mengambil keputusan apabila memenuhi kuorum;

(2) Kuorum sebagaimana dimaksud Ayat (1) berdasarkan jumlah anggota DPRD yang aktif;

(3) Rapat paripurna memenuhi kuorum apabila:a. dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah

anggota DPRD yang aktif untuk mengambil persetujuan atas pelaksanaan hak angket dan hak menyatakan pendapat serta untuk mengambil keputusan mengenai usul pemberhentian Bupati dan/atau wakil Bupati;

b. dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD yang aktif untuk memberhentikan pimpinan DPRD serta untuk menetapkan peraturan daerah dan APBD; atau

c. dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRD yang aktif untuk rapat paripurna DPRD selain rapat sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b.

(4)Keputusan rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan sah apabila:a. disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah

anggota DPRD yang hadir, untuk rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a;

b. disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRD yang hadir, untuk rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b; atau

c. disetujui dengan suara terbanyak, untuk rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c.

49No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 50: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(5)Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak terpenuhi, rapat ditunda paling banyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari 1 (satu) jam;

(6)Apabila pada akhir waktu penundaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kuorum belum juga terpenuhi, pimpinan rapat dapat menunda rapat paling lama 3 (tiga) hari atau sampai waktu yang ditetapkan oleh Badan Musyawarah;

(7)Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, dan huruf b untuk pelaksanaan hak angket, hak menyatakan pendapat, dan memberhentikan pimpinan DPRD, serta menetapkan peraturan daerah, rapat tidak dapat mengambil keputusan dan rapat paripurna DPRD tidak dapat diulang lagi;

(8)Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b untuk menetapkan APBD, rapat tidak dapat mengambil keputusan dan penyelesaiannya diserahkan kepada kepada gubernur Kalimantan Timur;

(9)Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, cara penyelesaiannya diserahkan kepada pimpinan DPRD dan pimpinan fraksi;

(10) Setiap penundaan rapat, dibuat berita acara penundaan rapat yang ditandatangani oleh pimpinan rapat.

Pasal 129

(1)Rapat alat kelengkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (1) huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, huruf j, huruf k, dan huruf l memenuhi kuorum apabila dihadiri secara fisik oleh paling sedikit 50 % (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) anggota alat kelengkapan yang bersangkutan dan lebih dari 1 (satu) fraksi;

(2)Dalam hal rapat alat kelengkapan DPRD mengambil keputusan, keputusan dinyatakan sah apabila disetujui oleh suara terbanyak dari anggota alat kelengkapan yang hadir.

Pasal 130

Setiap keputusan rapat DPRD, baik berdasarkan musyawarah untuk mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak, merupakan kesepakatan untuk ditindaklanjuti oleh semua pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan.

Pasal 131

50No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 51: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Setiap Keputusan Rapat DPRD, berdasarkan musyawarah maupun berdasarkan pemungutan suara harus dilengkapi daftar hadir dan risalah rapat yang ditandatangani oleh Pimpinan Rapat.

Bagian KeempatKeputusan Berdasarkan Mufakat

Pasal 132

(1) Pengambilan keputusan berdasarkan mufakat dilakukan setelah kepada anggota rapat yang hadir diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta saran, yang kemudian dipandang cukup untuk diterima oleh rapat sebagai sumbangan pendapat dan pemikiran bagi penyelesaian masalah yang sedang dimusyawarahkan;

(2) Untuk dapat mengambil keputusan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan/ketua rapat menyiapkan rancangan keputusan yang mencerminkan pendapat dalam rapat.

Pasal 133

Keputusan berdasarkan mufakat adalah sah apabila diambil dalam rapat yang dihadiri oleh unsur fraksi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 132 ayat (1), dan disetujui oleh semua yang hadir.

Bagian KelimaKeputusan Berdasarkan Suara Terbanyak

Pasal 134

Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil apabila keputusan berdasarkan mufakat sudah tidak terpenuhi karena adanya pendirian sebagian anggota rapat yang tidak dapat dipertemukan lagi dengan pendirian anggota rapat yang lain.

Pasal 135

(1)Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat dilakukan secara terbuka atau secara rahasia;

(2)Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak secara terbuka dilakukan apabila menyangkut kebijakan;

(3)Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak secara rahasia dilakukan apabila menyangkut orang atau masalah lain yang ditentukan dalam rapat.

Pasal 136

(1)Pemberian suara secara terbuka untuk menyatakan setuju, menolak, atau tidak menyatakan pilihan (abstain) dilakukan oleh anggota rapat yang hadir dengan cara lisan, mengangkat tangan, berdiri, tertulis, atau dengan cara lain yang disepakati oleh anggota rapat;

51No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 52: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(2)Penghitungan suara dilakukan dengan menghitung secara langsung tiap-tiap anggota rapat;

(3) Anggota yang meninggalkan sidang dianggap telah hadir dan tidak mempengaruhi sahnya keputusan;

(4)Dalam hal hasil pemungutan suara tidak memenuhi ketentuan suara terbanyak, dilakukan pemungutan suara ulangan yang pelaksanaannya ditangguhkan sampai rapat berikutnya dengan tenggang waktu tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam;

(5)Dalam hal hasil pemungutan suara ulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ternyata tidak juga memenuhi ketentuan, maka masalahnya menjadi batal.

Pasal 137

(1)Pemberian suara secara rahasia dilakukan dengan tertulis, tanpa mencantumkan nama, tanda tangan, fraksi pemberi suara, atau tanda lain yang dapat menghilangkan sifat kerahasiaan;

(2)Pemberian suara secara rahasia dapat juga dilakukan dengan cara lain yang tetap menjamin sifat kerahasiaan;

(3)Dalam hal hasil pemungutan suara tidak memenuhi ketentuan suara terbanyak, maka pemungutan suara diulang sekali lagi dalam rapat itu juga;

(4)Dalam hal hasil pemungutan suara ulang, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak juga memenuhi ketentuan suara terbanyak, pemungutan suara secara rahasia, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi batal.

Pasal 138

Setiap keputusan rapat DPRD, baik berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak bersifat mengikat bagi semua pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan.

BAB XII

TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

Pasal 139

(1)Rancangan peraturan daerah dapat berasal dari DPRD atau Bupati;(2)Rancangan peraturan daerah yang berasal dari DPRD atau Bupati

disertai penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik;(3)Rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan berdasarkan program legislasi;(4)Dalam keadaan tertentu, DPRD atau Bupati dapat mengajukan

rancangan peraturan daerah di luar program legislasi.

Pasal 140

52No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 53: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(1)Rancangan peraturan daerah yang berasal dari DPRD dapat diajukan oleh anggota DPRD, komisi, gabungan komisi, atau Badan Legislasi;

(2)Rancangan peraturan daerah yang diajukan oleh anggota DPRD, komisi, gabungan komisi, atau Badan Legislasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik, daftar nama dan tanda tangan pengusul, dan diberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRD;

(3)Rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh pimpinan DPRD disampaikan kepada Badan Legislasi untuk dilakukan pengkajian;

(4)Pimpinan DPRD menyampaikan hasil pengkajian Badan Legislasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada rapat paripurna DPRD;

(5)Rancangan peraturan daerah yang telah dikaji oleh Badan Legislasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada semua anggota DPRD selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat paripurna DPRD;

(6)Dalam rapat paripurna DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (5):a. pengusul memberikan penjelasan;b. fraksi dan anggota DPRD lainnya memberikan pandangan; danc. pengusul memberikan jawaban atas pandangan fraksi dan anggota

DPRD lainnya.(7)Rapat paripurna DPRD memutuskan usul rancangan peraturan daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa:a. persetujuan;b. persetujuan dengan pengubahan; atauc. penolakan.

(8)Dalam hal persetujuan dengan pengubahan, DPRD menugasi komisi, gabungan komisi, Badan Legislasi, atau panitia khusus untuk menyempurnakan rancangan peraturan daerah tersebut;

(9)Rancangan peraturan daerah yang telah disiapkan oleh DPRD disampaikan dengan surat pimpinan DPRD kepada Bupati.

Pasal 141

(1) Rancangan peraturan daerah yang berasal dari Bupati diajukan dengan surat Bupati kepada pimpinan DPRD;

(2) Rancangan peraturan daerah yang berasal dari Bupati disiapkan dan diajukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 142

Apabila dalam satu masa sidang Bupati dan DPRD menyampaikan rancangan peraturan daerah mengenai materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan peraturan daerah yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan peraturan daerah yang disampaikan oleh Bupati digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.

Pasal 143

53No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 54: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(1)Rancangan peraturan daerah yang berasal dari DPRD atau Bupati dibahas oleh DPRD dan Bupati untuk mendapatkan persetujuan bersama;

(2)Pembahasan rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembicaraan, yaitu pembicaraan tingkat I dan pembicaraan tingkat II;

(3)Pembicaraan tingkat I sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:a. Dalam hal rancangan peraturan daerah berasal dari Bupati dilakukan

dengan kegiatan sebagai berikut:1) penjelasan Bupati dalam rapat paripurna mengenai rancangan

peraturan daerah;2) pemandangan umum fraksi terhadap rancangan peraturan

daerah; dan3) tanggapan dan/atau jawaban Bupati terhadap pemandangan

umum fraksi.

b. Dalam hal rancangan peraturan daerah berasal dari DPRD dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:(1) penjelasan pimpinan komisi, pimpinan gabungan komisi, pimpinan

Badan Legislasi Daerah, atau pimpinan panitia khusus dalam rapat paripurna mengenai rancangan peraturan daerah;

(2)pendapat Bupati terhadap rancangan peraturan daerah; dan(3)tanggapan dan/atau jawaban fraksi terhadap pendapat Bupati.

c. Pembahasan dalam rapat komisi, gabungan komisi, atau panitia khusus yang dilakukan bersama dengan Bupati atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakilinya.

(4)Pembicaraan tingkat II sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:a. Pengambilan keputusan dalam rapat paripurna yang didahului

dengan:1) penyampaian laporan pimpinan komisi/pimpinan gabungan

komisi/pimpinan panitia khusus yang berisi proses pembahasan, pendapat fraksi dan hasil pembicaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c; dan

2) permintaan persetujuan dari anggota secara lisan oleh pimpinan rapat paripurna.

b. Pendapat akhir Bupati.

(5)Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a angka 2 tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak;

(6)Dalam hal rancangan peraturan daerah tidak mendapat persetujuan bersama antara DPRD dan Bupati, rancangan peraturan daerah tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPRD masa itu.

Pasal 144

(1)Rancangan peraturan daerah dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh DPRD dan Bupati;

(2)Penarikan kembali rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh DPRD, dilakukan dengan keputusan pimpinan DPRD dengan disertai alasan penarikan;

54No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 55: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(3)Penarikan kembali rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh Bupati, disampaikan dengan surat Bupati disertai alasan penarikan;

(4)Rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama DPRD dan Bupati;

(5)Penarikan kembali rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya dapat dilakukan dalam rapat paripurna DPRD yang dihadiri oleh Bupati;

(6)Rancangan peraturan daerah yang ditarik kembali tidak dapat diajukan lagi pada masa sidang yang sama.

Pasal 145

(1)Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah;

(2)Penyampaian rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

Pasal 146

(1)Rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 ditetapkan oleh Bupati dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan peraturan daerah tersebut disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati;

(2)Dalam hal rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditandatangani oleh Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan peraturan daerah tersebut disetujui bersama, rancangan peraturan daerah tersebut sah menjadi peraturan daerah dan wajib diundangkan dalam lembaran daerah;

(3)Dalam hal sahnya rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka kalimat pengesahannya berbunyi: Peraturan Daerah ini dinyatakan sah;

(4)Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dibubuhkan pada halaman terakhir peraturan daerah sebelum pengundangan naskah peraturan daerah ke dalam lembaran daerah;

(5)Peraturan daerah berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah;(6)Rancangan peraturan daerah yang berkaitan dengan APBD, pajak

daerah, retribusi daerah, dan tata ruang daerah sebelum ditetapkan harus dievaluasi oleh Pemerintah dan/atau gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(7)Peraturan daerah setelah diundangkan dalam lembaran daerah harus disampaikan kepada Pemerintah dan/atau gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIIIKODE ETIK

55No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 56: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pasal 147

(1)DPRD menyusun kode etik yang berisi norma yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota DPRD selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD.

(2)Ketentuan mengenai kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan DPRD tentang kode etik.

(3)Peraturan DPRD tentang kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat ketentuan tentang:a. pengertian kode etik;b. tujuan kode etik; danc. pengaturan mengenai:

1) sikap dan perilaku anggota DPRD;2) tata kerja anggota DPRD;3) tata hubungan antar penyelenggara pemerintahan daerah;4) tata hubungan antar anggota DPRD;5) tata hubungan antara anggota DPRD dan pihak lain;6) penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban, dan sanggahan;7) kewajiban anggota DPRD;8) larangan bagi anggota DPRD;9) hal-hal yang tidak patut dilakukan oleh anggota DPRD;

10) sanksi dan mekanisme penjatuhan sanksi; dan11) rehabilitasi.

Pasal 148

Pengaturan mengenai sikap dan perilaku anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 1 memuat ketentuan antara lain:a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;b. mempertahankan keutuhan negara serta menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa;c. menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia;d. memiliki integritas tinggi dan jujur;e. menegakkan kebenaran dan keadilan;f. memperjuangkan aspirasi masyarakat tanpa memandang perbedaan

suku, agama, ras, asal usul, golongan, dan jenis kelamin;g. mengutamakan pelaksanaan tugas dan kewajiban anggota DPRD

daripada kegiatan lain di luar tugas dan kewajiban DPRD; danh. menaati ketentuan mengenai kewajiban dan larangan bagi anggota

DPRD sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 149

Pengaturan mengenai tata kerja anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 2) memuat ketentuan antara lain:a. menunjukkan profesionalisme sebagai anggota DPRD;b. melaksanakan tugas dan kewajiban demi kepentingan dan

kesejahteraan masyarakat;c. berupaya meningkatkan kualitas dan kinerja;

56No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 57: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

d. mengikuti seluruh agenda kerja DPRD, kecuali berhalangan atas izin dari pimpinan fraksi;

e. menghadiri rapat DPRD secara fisik;f. bersikap sopan dan santun serta senantiasa menjaga ketertiban pada

setiap rapat DPRD;g. menjaga rahasia termasuk hasil rapat yang disepakati untuk

dirahasiakan sampai dengan dinyatakan terbuka untuk umum;h. memperoleh izin tertulis dari pejabat yang berwenang untuk perjalanan

ke luar negeri, baik atas beban APBD maupun pihak lain;i. melaksanakan perjalanan dinas atas izin tertulis dan/atau penugasan

dari pimpinan DPRD, serta berdasarkan ketersediaan anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

j. tidak menyampaikan hasil dari suatu rapat DPRD yang tidak dihadirinya kepada pihak lain; dan

k. tidak membawa anggota keluarga dalam perjalanan dinas, kecuali atas alasan tertentu dan seizin pimpinan DPRD.

Pasal 150

Pengaturan mengenai tata hubungan antar penyelenggara pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 3), tata hubungan antar anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (3) huruf c angka 4), serta tata hubungan antara anggota DPRD dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 5) memuat ketentuan antara lain anggota DPRD bersikap adil, terbuka, akomodatif, responsif, dan profesional dalam hubungan kemitraan, serta menghormati lembaga DPRD dan lembaga penyelenggara pemerintahan lainnya.

Pasal 151

Pengaturan mengenai penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban, dan sanggahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 6) memuat ketentuan antara lain memperhatikan tata krama, etika, moral, sopan santun, dan kepatutan sebagai wakil rakyat.

Pasal 152

Pengaturan mengenai kewajiban anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 7) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 153

Pengaturan mengenai larangan bagi anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 8) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 154

57No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 58: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Pengaturan mengenai hal-hal yang tidak patut dilakukan oleh anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 9) memuat ketentuan mengenai sikap, perilaku, dan ucapan yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, kesopanan dan adat budaya setempat.

Pasal 155

Pengaturan mengenai sanksi dan mekanisme penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 10) serta rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (3) huruf c angka 11) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIVLARANGAN DAN SANKSI

Bagian KesatuLarangan

Pasal 156

1. Anggota DPRD dilarang merangkap jabatan sebagai :a. Pejabat Negara atau pejabat daerah lainnya;b. Hakim pada badan peradilan;c. Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI/Polri, Pegawai Badan Usaha Milik

Daerah dan/atau Badan lain yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD.

2. Anggota DPRD dilarang melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat/pengacara, notaris, dokter praktek dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPRD;

3. Anggota DPRD dilarang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme;4. Anggota DPRD yang melakukan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) wajib melepaskan pekerjaan tersebut selama menjadi anggota DPRD;

5. Anggota DPRD yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberhentikan oleh pimpinan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Kehormatan DPRD.

Bagian KeduaSanksi

Pasal 157

1. Anggota DPRD yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dikenai sanksi berdasarkan keputusan Badan Kehormatan;

2. Anggota DPRD yang dinyatakan terbukti melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat (1) dan/atau ayat (2) dikenai sanksi pemberhentian sebagai anggota DPRD;

58No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 59: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

3. Anggota DPRD yang dinyatakan terbukti melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat (3) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pemberhentian sebagai anggota DPRD.

Pasal 158

Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) berupa:a. teguran lisan;b. teguran tertulis; dan/atauc. diberhentikan dari pimpinan pada alat kelengkapan.

Pasal 159

Setiap orang, kelompok, atau organisasi dapat mengajukan pengaduan kepada Badan Kehormatan dalam hal memiliki bukti yang cukup bahwa terdapat anggota DPRD yang melanggar ketentuan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156.

BAB XV

PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTAR WAKTU DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA

Bagian KesatuPemberhentian Antar Waktu

Pasal 160

(1)Anggota DPRD berhenti antarwaktu karena :

a. meninggal Dunia;b. mengundurkan diri; atauc. diberhentikan.

(2) Anggota DPRD diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila :

a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai anggota DPRD selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

b. Melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPRD;c. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara atau lebih;

d. Tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alat kelengkapan DPRD yang menjadi tugas dan kewajibannya sebanyak 6 kali berturut-turut tanpa alasan yang sah;

e. Diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

59No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 60: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

f. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum;

g. Melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam undang-undang;

h. Diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau

i. Menjadi anggota partai politik lain.(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga

berlaku bagi anggota DPRD yang berkedudukan sebagai pimpinan DPRD dan/atau pimpinan alat kelengkapan DPRD.

Pasal 161

(1) Pemberhentian Anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam pasal 160 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf d, huruf f dan huruf g, dilakukan setelah adanya penyelidikan dan verifikasi yang di tuangkan dalam keputusan Badan Kehormatan DPRD atas pengaduan dari pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih;

(2) Keputusan Badan Kehormatan DPRD mengenai pemberhentian Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh Badan Kehormatan DPRD kepada rapat paripurna;

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak keputusan Badan Kehormatan DPRD yang telah dilaporkan dalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pimpinan DPRD menyampaikan keputusan Badan Kehormatan DPRD kepada pimpinan partai politik yang bersangkutan;

(4) Pimpinan partai politik yang bersangkutan menyampaikan keputusan tentang pemberhentian anggota kepada pimpinan DPRD, paling lambat 30 hari sejak diterimanya keputusan Badan kehormatan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dari pimpinan DPRD;

(5) Dalam hal pimpinan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak memberikan keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pimpinan DPRD meneruskan keputusan badan kehormatan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Gubernur melalui Bupati untuk memperoleh peresmian pemberhentian;

(6) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Bupati menyampaikan keputusan tersebut kepada Gubernur;

(7) Gubernur meresmikan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling lama 14 hari sejak diterimanya keputusan badan kehormatan DPRD atau keputusan pimpinan Partai politik tentang pemberhentian anggotanya dari Bupati.

Bagian KeduaPengantian Antarwaktu

Pasal 162

(1)Anggota DPRD yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 ayat (1) digantikan oleh calon anggota DPRD yang memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya dalam daftar peringkat

60No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 61: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

perolehan suara dari partai politik yang sama pada daerah pemilihan yang sama;

(2)Dalam hal calon anggota DPRD yang memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengundurkan diri, meninggal dunia, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPRD, anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digantikan oleh calon anggota DPRD yang memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya dari partai politik yang sama pada daerah pemilihan yang sama;

(3)Masa jabatan anggota DPRD pengganti antar waktu melanjutkan sisa masa jabatan anggota DPRD yang digantikannya.

Pasal 163

(1) Pimpinan DPRD menyampaikan nama anggota DPRD yang diberhentikan antar waktu dan meminta nama calon pengganti antar waktu kepada KPU kabupaten;

(2) KPU kabupaten menyampaikan nama calon pengganti antar waktu berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) kepada pimpinan DPRD paling lambat 5 hari sejak diterimanya surat Pimpinan DPRD;

(3) Paling lambat 7 hari sejak menerima nama calon pengganti antar waktu dari KPU Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pimpinan DPRD menyampaikan nama anggota DPRD yang diberhentikan dan nama calon pengganti antar waktu kepada Gubernur melalui Bupati;

(4) Paling lambat 7 hari sejak menerima nama anggota DPRD yang diberhentikan dan nama calon pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati menyampaikan nama anggota DPRD yang diberhentikan dan nama calon pengganti antar waktu kepada Gubernur;

(5) Paling lambat 14 hari sejak menerima nama anggota DPRD yang diberhentikan dan nama calon pengganti antar waktu dari Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Gubernur meresmikan pemberhentian dan pengangkatannya dengan Keputusan Gubernur;

(6) Sebelum memangku Jabatannya, anggota DPRD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengucapkan sumpah/janji yang pengucapannya dipandu oleh pimpinan DPRD, dengan teks sumpah/janji dan tata cara sebagaimana diatur dalam pasal 7 dan pasal 8.

Pasal 164

(1)Penggantian antarwaktu anggota DPRD tidak dilaksanakan apabila sisa masa jabatan anggota DPRD kurang dari 6 (enam) bulan;

(2)Dalam hal pemberhentian antarwaktu anggota DPRD dilaksanakan dalam waktu sisa masa jabatan anggota DPRD kurang dari 6 (enam) bulan, pemberhentian anggota DPRD tersebut tetap diproses, dengan tidak dilakukan penggantian;

(3)Keanggotaan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kosong sampai berakhirnya masa jabatan anggota DPRD.

61No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 62: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

Bagian KetigaPersyaratan dan Verifikasi Persyaratan

Pasal 165

(1)Calon anggota DPRD pengganti antarwaktu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. warga negara Indonesia yang telah berumur 21 (dua puluh satu)

tahun atau lebih;b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;c. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;d. cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia;e. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat;

f. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

h. sehat jasmani dan rohani;i. terdaftar sebagai pemilih;j. bersedia bekerja penuh waktu;k. mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil, anggota Tentara

Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, pengurus pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara, yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali;

l. bersedia untuk tidak berpraktek sebagai akuntan publik, advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), dan tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPRD provinsi atau DPRD kabupaten/kota sesuai peraturan perundang-undangan;

m. bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara atau pejabat daerah lainnya, pengurus pada badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah, serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara;

n. menjadi anggota partai politik peserta pemilu;o. dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan; danp. dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.

(2)Kelengkapan administrasi bakal calon anggota DPRD pengganti antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan:a. kartu tanda penduduk warga negara Indonesia;b. bukti kelulusan berupa fotokopi ijazah, STTB, syahadah, sertifikat,

atau surat keterangan lain yang dilegalisasi oleh satuan pendidikan atau program pendidikan menengah;

62No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 63: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

c. surat keterangan tidak tersangkut perkara pidana dari Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat;

d. surat keterangan berbadan sehat jasmani dan rohani;e. surat tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih;f. surat pernyataan tentang kesediaan untuk bekerja penuh waktu yang

ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup;g. surat pernyataan kesediaan untuk tidak berpraktek sebagai akuntan

publik, advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), dan tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPRD yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup;

h. surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali sebagai pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, pengurus pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, pengurus pada badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara;

i. kartu tanda anggota partai politik peserta pemilu;j. surat pernyataan tentang kesediaan hanya dicalonkan oleh 1 (satu)

partai politik untuk 1 (satu) lembaga perwakilan yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup; dan

k. surat pernyataan tentang kesediaan hanya dicalonkan pada 1 (satu) daerah pemilihan yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup.

(3)Selain kelengkapan berkas administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bupati dalam mengajukan usulan penggantian antarwaktu anggota DPRD juga harus melampirkan:a. usul pemberhentian anggota DPRD karena alasan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 160 ayat (1) huruf a dan huruf b serta ayat (2) huruf e dan huruf i dari pimpinan partai politik disertai dengan dokumen pendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai politik;

b. usul pemberhentian anggota DPRD karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 ayat (2) huruf c dari pimpinan partai politik disertai dengan salinan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. usul pemberhentian anggota DPRD karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 ayat (2) huruf h dari pimpinan partai politik disertai dengan salinan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dalam hal anggota partai politik yang bersangkutan mengajukan keberatan melalui pengadilan; atau

d. keputusan dan usul pemberhentian sebagai anggota DPRD karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf d, huruf f, dan huruf g dari pimpinan partai politik berdasarkan keputusan Badan Kehormatan setelah dilakukan penyelidikan dan verifikasi; dan

e. fotokopi daftar calon tetap anggota DPRD pada pemilihan umum yang dilegalisir oleh KPU kabupaten; dan

63No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 64: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

f. fotokopi daftar peringkat perolehan suara partai politik yang mengusulkan penggantian antarwaktu anggota DPRD yang dilegalisir oleh KPU kabupaten.

(4)Verifikasi kelengkapan berkas penggantian antarwaktu anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan secara fungsional oleh unit kerja di masing-masing lembaga/instansi sesuai kewenangannya.

Bagian KeempatPemberhentian Sementara

Pasal 166

(1)Anggota DPRD diberhentikan sementara karena:a. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umum yang diancam

dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; ataub. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana khusus.

(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh pimpinan DPRD kepada Gubernur melalui Bupati;

(3) Apabila setelah 7 (tujuh) hari sejak anggota DPRD ditetapkan sebagai terdakwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pimpinan DPRD tidak mengusulkan pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sekretaris DPRD dapat melaporkan status terdakwa anggota DPRD yang bersangkutan kepada Bupati;

(4) Bupati berdasarkan laporan sekretaris DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengajukan usul pemberhentian sementara anggota DPRD kepada Gubernur;

(5)Gubernur memberhentikan sementara sebagai anggota DPRD atas usul Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4);

(6) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berlaku terhitung mulai tanggal anggota DPRD yangbersangkutan ditetapkan sebagai terdakwa;

(7)Anggota DPRD yang diberhentikan sementara tetap mendapatkan hak keuangan berupa uang representasi, uang paket, tunjangan keluarga, dan tunjangan beras serta tunjangan pemeliharaan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 167

(1)Dalam hal anggota DPRD yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 berkedudukan sebagai pimpinan DPRD, pemberhentian sementara sebagai anggota DPRD diikuti dengan pemberhentian sementara sebagai pimpinan DPRD;

(2)Dalam hal pimpinan DPRD diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), partai politik asal pimpinan DPRD yang diberhentikan sementara mengusulkan kepada pimpinan DPRD salah seorang anggota DPRD yang berasal dari partai politik tersebut untuk melaksanakan tugas pimpinan DPRD yang diberhentikan sementara.

Pasal 16864

No Nama Jabatan Paraf1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 65: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(1)Dalam hal anggota DPRD dinyatakan terbukti bersalah karena melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166 ayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, anggota DPRD yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan hormat sebagai anggota DPRD;

(2)Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku mulai tanggal putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap;

(3)Dalam hal anggota DPRD dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166 ayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka anggota DPRD yang bersangkutan diaktifkan kembali apabila masa jabatannya belum berakhir.

BAB XVIPENYIDIKAN

Pasal 169

(1)Pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan terhadap anggota DPRD yang diduga melakukan tindak pidana harus mendapat persetujuan tertulis dari Gubernur;

(2)Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan oleh gubernur dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan;

(3)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila anggota DPRD: a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana;b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

pidana mati atau pidana seumur hidup atau tindak pidana kejahatan terhadap kemanusiaan dan keamanan negara berdasarkan bukti permulaan yang cukup; atau

c. disangka melakukan tindak pidana khusus.

BAB XVIIPELAKSANAAN KONSULTASI DPRD

Pasal 170

(1)Konsultasi antara DPRD dengan pemerintah daerah dilaksanakan dalam bentuk pertemuan antara pimpinan DPRD dengan Bupati;

(2)Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dalam rangka:a. pembicaraan awal mengenai materi muatan rancangan peraturan

daerah dan/atau rancangan kebijakan umum anggaran serta prioritas dan plafon anggaran sementara dalam rangka penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah;

65No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 66: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

b. pembicaraan mengenai penanganan suatu masalah yang memerlukan keputusan/kesepakatan bersama DPRD dan pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan; atau

c. permintaan penjelasan mengenai kebijakan atau program kerja tertentu yang ditetapkan atau dilaksanakan oleh Bupati.

(3)Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pimpinan DPRD didampingi oleh pimpinan alat kelengkapan DPRD yang terkait dengan materi konsultasi dan Bupati didampingi oleh pimpinan perangkat daerah yang terkait;

(4)Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan secara berkala atau sesuai dengan kebutuhan;

(5)Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilaksanakan, baik atas prakarsa pimpinan DPRD maupun Bupati.

(6)Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD.

Pasal 171

(1)Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 juga dapat dilaksanakan dengan pimpinan instansi vertikal di daerah;

(2)Pimpinan DPRD dapat membuat kesepakatan dengan pimpinan instansi vertikal di daerah mengenai mekanisme konsultasi antara DPRD dengan instansi vertikal tersebut.

BAB XVIIPENERIMAAN PENGADUAN DAN PENYALURAN ASPIRASI

MASYARAKAT

Pasal 172

(1)Pimpinan DPRD, alat kelengkapan DPRD, anggota DPRD atau fraksi di DPRD menerima, menampung, menyerap, dan menindaklanjuti pengaduan dan/atau aspirasi masyarakat yang disampaikan secara langsung atau tertulis tentang suatu permasalahan, sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang DPRD;

(2)Pengaduan dan/atau aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan proses administratif oleh sekretariat DPRD dan diteruskan kepada pimpinan DPRD, alat kelengkapan DPRD yang terkait, anggota DPRD, atau fraksi di DPRD;

(3)Pimpinan DPRD, alat kelengkapan DPRD yang terkait, atau fraksi di DPRD dapat menindaklanjuti pengaduan dan/atau aspirasi sesuai kewenangannya;

(4)Anggota DPRD dapat menindaklanjuti pengaduan dan/atau aspirasi kepada pimpinan DPRD, alat kelengkapan DPRD yang terkait, atau fraksinya;

(5)Dalam hal diperlukan, pengaduan dan/atau aspirasi masyarakat dapat ditindaklanjuti dengan:a. rapat dengar pendapat umum;b. rapat dengar pendapat;c. kunjungan kerja; ataud. rapat kerja alat kelengkapan DPRD dengan mitra kerjanya.

66No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 67: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

(6)Tata cara penerimaan dan tindak lanjut pengaduan dan/atau aspirasi masyarakat diatur oleh sekretaris DPRD dengan persetujuan pimpinan DPRD.

BAB XIX

PELAKSANAAN TUGAS KELOMPOK PAKAR TIM AHLI

Pasal 173

(1)Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang DPRD, dibentuk kelompok pakar atau tim ahli;

(2)Kelompok pakar atau tim ahli paling banyak sesuai dengan jumlah alat kelengkapan DPRD;

(3)Kelompok pakar atau tim ahli paling sedikit memenuhi persyaratan:a. berpendidikan serendah-rendahnya strata satu (S1) dengan

pengalaman kerja paling singkat 5 (lima) tahun, strata dua (S2) dengan pengalaman kerja paling singkat 3 (tiga) tahun, atau strata tiga (S3) dengan pengalaman kerja paling singkat 1 (satu) tahun;

b. menguasai bidang yang diperlukan; danc. menguasai tugas dan fungsi DPRD.

(4)Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk sesuai kebutuhan atas usul anggota DPRD;

(5)Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan dengan keputusan Sekretaris DPRD;

(6)Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bekerja sesuai dengan pengelompokan tugas dan wewenang DPRD yang tercermin dalam alat kelengkapan;

(7) Sekretariat DPRD memberikan fasilitas kerja kepada kelompok pakar atau tim ahli;

(8)Sekretaris DPRD memberikan biaya perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB XXKetentuan Penutup

Pasal 174

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan tata tertib ini diputuskan oleh pimpinan DPRD setelah dikonsultasikan dengan pimpinan fraksi-fraksi.

Pasal 175

(1) Peraturan Tata Tertib DPRD ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, agar setiap anggota DPRD mengetahuinya, menetapkan dalam surat Keputusan DPRD;

(2) Peraturan Tata Tertib ini sewaktu-waktu dapat diubah apabila diterbitkannya Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan DPRD.

Ditetapkan di tenggarong,Pada tanggal 18 September 201467

No Nama Jabatan Paraf1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan

Page 68: Tatib_DPRD_ 2014 Tgl 18 Sept _ Final

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARAKETUA SEMENTARA,

H. SALEHUDIN

68No Nama Jabatan Paraf

1 Drs. H. Awang Ilham, MM Sekwan2 Noorhayati Touristiyani, S.Sos Plt. Kabag Persidangan3 Hj. Evva Handayanie , SH Kasubag. Perundangan