Tatalaksana Klinis MERS CoV (3)

40
TATALAKSANA KLINIS MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME CORONA VIRUS (MERS COV) WHO GUIDELINE OF MERS COV Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

description

mers

Transcript of Tatalaksana Klinis MERS CoV (3)

Tatalaksana klinis MERS CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus)

Tatalaksana klinis Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus(MERS coV)

WHO Guideline of MERS CoV

Erlina BurhanPerhimpunan Dokter Paru IndonesiaPendahuluanDefinisi :MERS CoV : penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari ringan samapi berat (The Coronavirus Study Group of the International Committee on Taxonomy of Viruses , May 2012) Kasus pertama dilaporkan April 2012 di Arab SaudiLaporan WHONegaraJumlah kasus (meninggal)Prancis2 (1)Itali1 (0)Jordania2 (2)Qatar5 (3)Saudi Arabia108 (47)Tunisia3 (1)Inggris (UK)3 (2)Uni emirat Arab (UAE)6 (2)Total130 (58)Situasi kasus MERS CoV mulai April 2012 27 September 2013 TujuanPedoman tatalaksana ini diperuntukkan bagi dokter yang merawat pasien remaja dan dewasa dengan SARI dalam keadaan kritis dan penatalaksanaan di Intensive Care Unit (ICU) dengan sumber daya yang terbatas Penatalaksanaan kasus pada anak merujuk ke tatalaksana SARI pada anak (IDAI). Pedoman ini tidak menghilangkan kewenangan klinis spesialistik Alur penatalaksanaan MERS-CoV mengikuti alur penatalaksanaan Flu Burung , merujuk pada buku tatalaksana Flu Burung di rumah sakit.

Gambaran klinisSeperti infeksi pernapasan akut berat (severe acute respiratory infection/SARI PneumoniaAcute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), disertai gagal ginjal, perikarditis dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC). Pada pasien immunocompromise ditemukan gejala awal demam dan diare. Susunan Bab 1 Deteksi dan tatalaksana dini pasien dengan ISPA berat/SARI, termasuk upaya pencegahan, pengendalian infeksi dan pengobatan. Bab 2 Tatalaksana pasien yang mengalami perburukan gangguan pernapasan berat dan ARDS. Bab 3 Tatalaksana pasien yang mengalami perburukan syok septik. Bab 4 Perawatan berkelanjutan pasien kritis serta pencegahan komplikasi.

BAB 1: Deteksi dan Tatalaksana Dini

Sebelum menentukan pasien suspek MERS CoV dilakukan : Anamnesis: demam suhu > 38 C, batuk dan sesak, ditanyakan pula riwayat bepergian dari negara timur tengah 14 hari sebelum onsetPemeriksaan fisis: sesuai dengan gambaran pneumoniaRadiologi: Foto toraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran ARDSLaboratorium: ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok dan sputum

7klasifikasi"Kasus dalam penyelidikan"/Suspek Kasus ProbableKasus konfirmasiKasus dalam penyelidikan/suspek A. Pasien dengan ISPA) yaitu demam atau riwayat demam, batuk DAN pneumonia atau dengan ARDS (pasien immunocompromised mempunyai gejala dan tanda yang tidak jelas) DAN salah satu dari berikut :Riwayat perjalanan ke Timur Tengah atau Negara terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum mulainya gejalaDAN pneumonia yang bukan disebabkan oleh infeksi lainnyaPenyakit muncul dalam satu klaster yang terjadi dalam waktu 14 hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi lain.Penyakit terjadi pada petugas kesehatan yang bekerja di RS/layanan kesehatan yang merawat pasien dengan ISPA berat (SARI), terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi lainKasus dalam penyelidikan/suspek B. Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah atau negara terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum mulai sakit selain ISPA (Pada pasien dengan gangguan kekebalan tubuh kemungkinan tanda dan gejala tidak jelas)C. Seseorang dengan penyakit pernapasan akut dengan berbagai tingkat keparahan (ringan berat) yang dalam waktu 14 hari sebelum mulai sakit, memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi MERS-CoV yang sedang sakit

Tidak perlu menunggu hasil tes untuk patogen lain sebelum pengujian untuk MERS CoV.Kasus ProbablePasien Dalam Investigasi, dengan bukti klinis, radiologis, atau histopatologis parenkim paru (pneumonia atau ARDS) tetapi tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan konfirmasi secara laboratorik disebabkan pasien atau sampel yang tidak ada atau tes yang tidak tersedia untuk memeriksa infeksi saluran pernafasan lainnya; DAN kontak erat* dengan pasien terkonfirmasi secara laboratorik; DAN belum dapat ditentukan jenis infeksi atau etiologi lainnya, termasuk setelah dilakukannya semua tes dengan indikasi klinis untuk CAP

Kasus ProbableDefinisi dengan menggunakan kriteria klinis, epidemiologis, dan laboratoris:Seseorang menderita demam > 38C, gejala ISPA lainnya dengan bukti klinis /radiologis / histopatologis Pneumonia atau ARDS yang memiliki hubungan langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit. DAN Tidak tersedia Pemeriksaan untuk MERS-CoV atau pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat hasilnya negatif.

Kasus ProbableSeseorang menderita demam > 38C, gejala ISPA lainnya dengan bukti klinis / radiologis / histopatologis Pneumonia atau ARDS yang melakukan perjalanan ke salah satu negara terjangkit infeksi MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum timbul sakit, DAN Hasil pemeriksaan laboratorium MERS-CoV yang tidak meyakinkan (yaitu, satu pemeriksaan skrining positif tanpa konfirmasi).Kasus ProbableSeseorang menderita demam > 38C, gejala ISPA lainnya dengan berbagai derajat keparahan yang memiliki hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV DAN hasil pemeriksaan laboratorium MERS-CoV yang tidak meyakinkan (yaitu, satu pemeriksaanskrining positif tanpa konfirmasi)

Kasus konfirmasiSeseorang menderita infeksi MERS-CoV dengan konfirmasi laboratorium

Perjalanan penyakitInfeksi Pernapasan akut (ISPA)Demam > 38 C sakit tenggorokan, batuk, sesak/napas cepat Kriteria napas cepat pada anak :Usia < 2 bulan : 60 x/menit atau lebihUsia 2-