TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

58
TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING MK. STELA – Jursn Tanah.fpub.2013 Landuse Planning di kampus UB ……!

description

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING. Landuse Planning di kampus UB ……!. MK. STELA – Jursn Tanah.fpub.2013. TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Page 1: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

MK. STELA – Jursn Tanah.fpub.2013

Landuse Planning di kampus UB ……!

Page 2: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Perencanaan penggunaan lahan (tataguna lahan) adalah penilaian secara sistematis potensi lahan dan air, alternatif

penggunaan lahan, dan kondisi sosial-ekonomi; untuk memilih dan mengadopsi alternatif guna-lahan yang terbaik.

Tujuannya adalah memilih dan mempraktekkan penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sambil menjaga

kelestarian sumberdaya lahan untuk masa depan.

Faktor-faktor yang mendorong perlunya landuse planning:

1. Perlunya perubahan,

2. Kebutuhan untuk memperbaiki pengelolaan lahan

3. Kebutuhan akan pola penggunaan lahan yang berbeda.

Page 3: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Kapan tataguna lahan bermanfaat?

Dua kondisi harus dipenuhi agar tataguna lahan bermanfaat:

1.Perlunya tataguna lahan untuk mencegah konversi lahan yang tidak diinginkan;

2.Harus ada kemauan politik dan kemampuan untuk melaksanakan rencana (tataguna lahan).

Page 4: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Memanfaatkan sumberdaya lahan yang terbatas, dengan cara sebaik-baiknya.

Kebutuhan dasar manusia akan bahan makanan, air, bahan bakar, pakaian dan tempat tinggal harus dipenuhi dari “lahan” yang

ketersediaannya terbatas.

Kalau jumlah manusia bertambah dan aspirasinya juga meningkat, maka “lahan” menjadi sumberdaya yang semakin langka.

Lahan harus dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup, pengelolaan lahan ini akan mengakibatkan “perubahan lahan” dan menimbulkan

konflik di antara berbagai tipe penggunaan lahan, konflik antara kepentingan individu dan kepentingan bersama.

Lahan-lahan yang dibangun untuk “kota” dan “kawasan industri” tidak dapat digunakan untuk lahan pertanian; demikian pula pengembangan

lahan pertanian baru mungkin akan bersaing dengan kehutanan, kawasan resapan air, dan habitat kehidupan liar.

Page 5: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Tataguna lahan untuk memanfaatkan sumberdaya lahan yang terbatas dengan sebaik-baiknya, dengan cara :

1. Menilai kebutuhan sekarang dan masa depan dan mengevaluasi secara sistematis kemampuan lahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut;

2. Mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik di antara tipe-tipe penggunaan lahan, di antara kebutuhan individu dan masyarakat, di antara kebutuhan generasi sekarang dan generasi-generasi masa depan;

3. Mencari opsi yang berkelanjutan dan memilih opsi terbaik untuk memenuhi kebutuhan;

4. Merencanakan untuk melakukan perubahan yang diperlukan;

5. Belajar dari pengalaman.

Page 6: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

GOALS TATAGUNA LAHAN:

1. Efisiensi.

Penggunaan lahan harus ekonomis, sehingga salah satu tujuan dari TATAGUNA LAHAN adalah untuk menyusun penggunaan lahan yang efisien dan produktif. Untuk suatu penggunaan lahan tertentu, wilayah tertentu lebih cocok daripada wilayah lainnya. Efisiensi dicapai dengan mencocokkan berbagai penggunaan lahan dengan kondisi daerah, sehingga menghasilkan manfaat terbesar dengan biaya terkecil.

Efisiensi berarti “hal yang berbeda untuk orang yang berbeda”.

Untuk individu pengguna lahan, “efisiensi” berarti keuntungan terbesar atas investasi modal dan tenaga kerja, atau manfaat terbesar dari lahan yang tersedia.

Bagi pemerintah, makna “efisiensi” lebih kompleks; mungkin termasuk memperbaiki nilai tukar global dengan memproduksi komoditi ekspor atau substitusi impor.

Page 7: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

GOALS TATAGUNA LAHAN:

2. Ekuitas dan Akseptabilitas.

Penggunaan lahan harus dapat diterima secara sosial.

Tujuan penggunaan lahan mencakup keamanan pangan, kesempatan pekerjaan dan keamanan pendapatan di daerah pedesaan.

Perbaikan lahan dan redistribusi lahan dapat dilakukan untuk mengurangi ketimpangan atau untuk pengentasan kemiskinan.

Page 8: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

GOALS TATAGUNA LAHAN:

3. Sustaiabilitas - KeberlanjutanPenggunaan lahan yang berkelanjutan adalah yang memenuhi kebutuhan saat ini, dan pada saat yang sama juga melestarikan sumberdaya lahan generasi mendatang.

Hal ini memerlukan kombinasi sinergistik antara produksi dan konservasi: produksi barang yang dibutuhkan oleh orang-orang sekarang, dikombinasikan dengan konservasi sumberdaya lahan untuk memastikan fungsi produksinya berlanjut di masa mendatang.

Suatu komunitas yang merusak sumberdaya lahannya, pasti mengancam masa depannya.

Penggunaan lahan harus direncanakan bagi masyarakat secara keseluruhan; karena konservasi lahan, air dan sumberdaya lainnya sering berarti di luar kepentingan individu pengguna lahan.

Page 9: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

FOKUS TATAGUNA LAHAN

1. Planning for PeopleKebutuhan masyarakat mendorong proses perencanaan. Petani lokal, pengguna lahan lain, dan masyarakat luas yang bergantung pada lahan harus menerima perlunya perubahan penggunaan lahan, karena mereka hidup dari hasil-hasil penggunaan lahan tersebut.

Perencanaan penggunaan lahan harus “positif”. Tim perencanaan harus menganalisis kebutuhan masyarakat dan juga pengetahuan lokal, keterampilan, tenaga kerja dan modal yang dapat berkontribusi. Hal ini berarti harus mempelajari praktik penggunaan lahan yang ada dan mencari alternatif baru, sambil mendorong perhatian publik atas bahaya yang mungkin terjadi kalau penggunaan lahan seperti sekarang ini diteruskan; berarti perlu perubahan.

Akseptabilitas lokal paling mudah dicapai dengan partisipasi lokal dalam perencanaan.

Dukungan dari para pemimpin lokal sangat penting; partisipasi lembaga yang menguasai sumberdaya untuk melaksanakan rencana juga sangat penting.

Page 10: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

FOKUS TATAGUNA LAHAN

2. Land is not the same everywhere

Modal, tenaga kerja, keterampilan manajemen dan teknologi dapat dipindahkan ke tempat yang membutuhkannya.

Lahan tidak dapat dipindahkan, dan daerah yang berbeda mempunyai kesempatan yang berbeda dan masalah manajemen yang berbeda pula.

Sumberdaya lahan “relatif tidak berubah” dalam jangka pendek, tetapi dapat mengalami degradasi secara ireversible, misalnya kehilangan tanah oleh erosi.

Informasi tentang ketersediaan dan kualitas sumberdaya lahan sangat penting untuk perencanaan tataguna lahan.

Page 11: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

FOKUS TATAGUNA LAHAN

3. Teknologi.

Elemen ketiga dalam perencanaan lahan adalah IPTEK tentang penggunaan lahan: agronomi, silvikultur, peternakan dan sarana lain yang memanfaatkan lahan.

Teknologi yang direkomendasikan haruslah teknologi tepat guna, sehingga penggunanya mampu mengaplikasikan teknologi tersebut dengan modal, keahlian dan sumberdaya yang dimilikinya.

Teknologi baru mungkin memiliki implikasi sosial dan lingkungan yang harus dipertimbangkan oleh perencana.

Page 12: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

FOKUS TATAGUNA LAHAN

4. Integrasi.

Suatu kekeliruan dalam perencanaan lahan biasanya terjadi karena fokus yang terlalu sempit pada sumberdaya lahan, kurang mempertimbangkan bagaimana lahan tersebut digunakan.

Lahan pertanian yang baik biasanya juga cocok untuk penggunaan lain yang bersaing. Keputusan penggunaan lahan tidak hanya berdasarkan kesesuaian lahan, tetapi juga mempertimbangkan permintaan akan produk-produk lain dan sejauh mana suatu lahan diperlukan untuk tujuan khusus. Perencanaan harus mengintegrasikan informasi tentang kesesuaian lahan, permintaan akan produk-produk atau penggunaan alternatif , dan kesempatan untuk memenuhi permintaan tersebut dari lahan yang tersedia, sekarang dan di masa depan.Oleh karena itu, perencanaan penggunaan lahan tidak sektoral. Bahkan kalau rencana difokuskan pada satu sektor tertentu, misalnya pengembangan irigasi, pendekatan terpadu harus dilakukan sesuai dnegan perencanaan strategis di tingkat nasional, dengan rincian masing-masing proyek dan program di tingkat kota dan kabupaten.

Page 13: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Sepuluh langkah (Tahapan) dalam Tataguna Lahan:

1. Langkah 1. Menetapkan tujuan dan kerangka acuan

2. Langkah 2. Organisasi pekerjaan

3. Langkah 3. Menganalisa masalah

4. Langkah 4. Mengidentifikasi peluang untuk perubahan

5. Langkah 5. Evaluasi kesesuaian lahan

6. Langkah 6. Menilai alternatif: Analisis ekonomi , sosial dan lingkungan

7. Langkah 7. Memilih pilihan terbaik

8. Langkah 8. Siapkan rencana penggunaan lahan

9. Langkah 9. Melaksanakan rencana

10.Langkah 10. Memantau dan merevisi rencana.

Page 14: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 1. TUJUAN DAN KERANGKA ACUAN

Tanggung Jawab: Pengambil keputusan dan Perencana bersama-sama:1. Menentukan wilayah perencanaan. 2. Menghubungi orang yang terlibat.3. Memperoleh informasi dasar tentang wilayah, a.l.:

- sumber daya lahan- Penggunaan lahan saat sekarang     - infrastruktur     - populasi / penduduk     - Kepemilikan lahan     - Struktur sosial     - Pemerintah     - LSM dan Organisasi komersial

4. Menetapkan tujuan.5. Membuat identifikasi awal dari masalah dan peluang.6. Mengidentifikasi kendala untuk melaksanakan perbaikan.7. Menetapkan kriteria penggunaan lahan.8. Mengatur ruang lingkup rencana. 9. Atur periode perencanaan10. Menyepakati isi dan format dari rencana.

• Tentukan pertanyaan operasional untuk proyek perencanaan: personil, lembaga bekerja sama, waktu, anggaran.

Page 15: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 2. ORGANISASI PEKERJAAN

Tanggung Jawab : Ketua Tim perencanaan dan Administrator1. Membuat daftar tugas-tugas perencanaan dan kegiatan .

Untuk setiap tugas :- Mengidentifikasi orang-orang dan organisasi yang bertanggung jawab;- Menetapkan sumberdaya yang dibutuhkan ;- Memperkirakan waktu yang dibutuhkan.

2. Menentukan tugas-tugas mana yang harus diselesaikan lebih dahulu.3, Membuat rencana kerja untuk proyek secara keseluruhan (tabel , grafik batang

atau analisis jalur kritis ) .4. Membuat rencana kerja pribadi.5. Mengalokasikan anggaran dan peralatan .6. Mengatur urusan administrasi dan logistik7. Menyediakan dan mengkoordinasikan dukungan teknis :

        • masukan dari instansi lain        • pendampingan lapangan        • laboratorium        • kartografi        • sekretaris

Page 16: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 3. ANALISIS MASALAH

Penanggung-Jawab: Tim perencanaan1. Mengumpulkan data tentang situasi yang ada, jika memungkinkan, peta kompilasi:     - Penduduk;      - Sumber daya lahan;     - Kerja dan pendapatan; - Penggunaan lahan saat ini;     - Produksi dan kecenderungannya; - Infrastruktur.2. Sumber: peta, citra satelit, foto udara, sensus, catatan departemen. Periksa di lapangan apakah sumber yang terpercaya dan up to date.3. Mengidentifikasi dan memetakan:     - Satuan lahan;     - Sistem penggunaan lahan.4. Mengidentifikasi masalah penggunaan lahan:    - Sifat dan tingkat keparahan, satuan lahan dan penggunaan lahan yg kena dampak;     - Analisis penyebab.5. Metode: wawancara dengan pengguna lahan, pemimpin lokal, penyuluh, lembaga; pengintai lapangan.

6. Siapkan laporan masalah.

Page 17: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Dengan asumsi bahwa data tentang struktur administrasi , kerangka hukum dan organisasi yang terkait telah dikumpulkan pada Langkah 1 , maka informasi yang diperlukan di sini meliputi :1. Penduduk . Menganalisa nomor , usia dan struktur jenis kelamin , tren populasi dan

distribusi . Plot data ini - kota, desa dan pemukiman pedesaan - pada peta dasar . 2. Sumber daya lahan . Mendapatkan, menyusun atau , jika perlu , data survei

sumberdaya lahan yang relevan dengan tugas perencanaan . Ini mungkin termasuk bentang alam , iklim, daerah agroklimat , tanah , vegetasi , sumber daya padang rumput , hutan dan satwa liar .

3. Kesempatan kerja dan pendapatan . Meringkas data berdasarkan wilayah , usia, sosial dan kelompok etnis .

4. Penggunaan lahan sekarang. Informasi yang ada akan sering ketinggalan zaman atau tidak dapat diandalkan . Buatlah up - to-date peta pemanfaatan lahan . Ini adalah dasar yang penting untuk merencanakan perubahan .

5. Produksi dan Kecenderungannya. Tabulasi data produksi , tren produksi grafik dan proyeksi ekonomi untuk periode perencanaan . Informasi ini harus sebagai kuantitatif mungkin.

6. Infrastruktur : Plot jalan , pasar dan pusat layanan di peta dasar .

Page 18: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Satuan lahan dan sistem penggunaan lahan .

Untuk menganalisis situasi sekarang, lokasi analisis dipecah menjadi satuan lahan , daerah yang relatif homogen iklimnya , bentang alam , tanah dan vegetasinya . Setiap

unit lahan menyajikan masalah dan peluang-peluang yang sama dan responnya terhadap pengelolaan juga serupa.

Satuan lahan yang sesuai di tingkat nasional mungkin daerah agroklimat , di tingkat kabupaten , sistem lahan , dan , di tingkat lokal , aspek lahan , seri tanah atau unit

pemetaan tanah lainnya .Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi lebih umum sistem penggunaan lahan ,

daerah dengan penggunaan lahan yang sama dan ekonomi . Ini mungkin sistem pertanian atau sistem berbasis kehutanan, dll sistem penggunaan lahan sering

didefinisikan dalam hal tanaman yang dominan , misalnya jagung / sistem tembakau. Kriteria umum lain untuk membedakan sistem penggunaan lahan dalam unit tanah

peternakan besar dan kecil atau orang-orang dengan dan tanpa ternak.Salah satu kesulitan praktis adalah bahwa, baik unit lahan maupun sistem penggunaan lahan, tidak sesuai dengan unit administrasi yang mempunyai ekonomi dan penduduk

dan menjadi unit perencanaan pembangunan.

Tidak ada solusi yang mudah : perencana harus bekerja bersamaan dengan satuan lahan , sistem penggunaan lahan dan unit administratif .

Page 19: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Land-use problems: symptoms and causes

GEJALA –Gejala Problematik TATA GUNA LAHAN

1. Migrasi ke kota-kota2. Pendapatan pedesaan Rendah3. Kurangnya kesempatan kerja4. Kesehatan dan gizi buruk5. Produksi subsisten yang tidak memadai6. Kekurangan bahan bakar dan kayu7. Kekurangan lahan penggembalaan8. Hasil panen rendah dan tidak dapat diandalkan9. Desersi lahan pertanian10.Perambahan pada hutan lindung dan cagar alam11. Konflik antara penggunaan pertanian, peternakan dan non-pertanian

12.Degradasi lahan yang visible, misalnya lahan pertanian yang tererosi, pendangkalan bottomlands, degradasi hutan, salinitas di dalam jaringan irigasi, dan banjir.

Page 20: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Faktor PENYEBAB yang berhubungan dg Penggunaan Lahan.

Masalah-masalah sosial:Tekanan penduduk terhadap sumberdaya lahanKetimpangan distribusi tanah, modal dan peluangPembatasan kepemilikan tanah dan kepemilikan tanahBahaya alam dan keterbatasan:

Pasokan air yang tidak memadai dan distribusiBantuan tidak teraturTanah rawan kekeringanDrainase yang burukPenyakit

Ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dan kesesuaian lahan:Kontrol air yang tidak memadaiPembukaan hutan di steeplandsKonservasi tanah tidak memadaiPeriode memadai semak belukar

Terkait masalah perencanaan pedesaan:Daya yang tidak memadaiKurangnya pupuk dan pestisidaKurangnya pasar, struktur harga memuaskanKurangnya keuanganTransportasi yang tidak memadaiKurangnya dukungan teknis

Page 21: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Masalah penggunaan lahan .

Untuk menentukan masalah LANDUSE, perlu menganalisis situasi sekarang , menentukan aktivitas landuse yang tidak bagus dan mengidentifikasi cara-cara yang

dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Tahapan diagnosis masalah landuse ini sangat penting . Tanpa mengidentifikasi

masalah dan menganalisa penyebabnya , maka tidak mungkin merencanakan untuk memperbaiki keadaan . Tiga metode yang berkaitan erat , semuanya dapat digunakan

pada tahap ini , yaitu analisis sistem pertanian, diagnosis & desain, dan rapid rural appraisal ( RRA ) .

Metode survei lapangan dapat diringkas sebagai :    • Bertanya & berbicara dengan orang ;    • Melihat & observasi lahan langsung.

" Orang-orang “, termasuk petani dan pengguna lainnya , pemimpin lokal , penyuluh dan lembaga sosial yang aktif di lokasi analisis. Kalau waktu memungkinkan , satu set

wawancara harus dilakukan dengan petani sampel pada setiap sistem penggunaan lahan. Identifikasi yang dianggap paling penting adalah yang dilakukan oleh petani , oleh

lembaga-lembaga lokal dan oleh tim perencanaan .Pada saat yang sama , mendiagnosa penyebab masalah yang diidentifikasi . Misalnya,

kekurangan pakan ternak dapat disebabkan oleh serbuan budidaya di lahan bekas penggembalaan , ditambah dengan kurangnya rotasi penggembalaan dan / atau

pengendalian jumlah ternak yang terakhir. Efek mungkin tidak langsung : kekurangan tenaga kerja di peternakan pada periode kritis mungkin diperburuk oleh fakta bahwa perempuan harus melakukan perjalanan jarak jauh untuk mengumpulkan kayu bakar

atau air .

Observasi lapangan ini melengkapi wawancara . Meminta untuk ditampilkan di sekitar peternakan dan perjalanan tentang daerah . Ini akan mengungkapkan masalah fisik

seperti erosi tanah , secara berlebihan dan degradasi hutan .

Page 22: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 4. IDENTIFIKASI PELUANG UNTUK PERUBAHAN

Tanggung Jawab : tim perencanaan

• Berdasarkan tujuan dan masalah , mengisolasi masalah yang solusi selain perencanaan penggunaan lahan harus dicari .

Menghasilkan berbagai pilihan untuk memecahkan setiap masalah, dalam hal :- Peluang : orang-orang , sumber daya lahan , teknologi ditingkatkan , langkah-langkah ekonomi , tindakan pemerintah ;- penggunaan lahan strategi : tidak ada perubahan , produksi maksimum , minimum investasi , konservasi maksimum , ekuitas maksimum ;- Jenis produksi , peran konservasi , kemandirian terhadap investasi eksternal .

• Mengembangkan opsi realistis yang paling memenuhi kebutuhan produksi , konservasi dan keberlanjutan dan meminimalkan konflik penggunaan lahan .• Mempersiapkan anggaran garis besar dan kerangka waktu untuk setiap opsi .• Menyajikan laporan masalah dan alternatif untuk perubahan dalam hal cocok untuk diskusi publik dan eksekutif .

Tanggung Jawab : pengambil keputusan• Putuskan apakah tujuan dapat dicapai .• Pilih masalah prioritas .• Pilih alternatif yang paling menjanjikan untuk studi kelayakan , menentukan target .• Tentukan tindakan yang diperlukan pada tingkat lain dari perencanaan .

Page 23: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Identifikasi opsi untuk memecahkan masalahSituasi yang ada : kekurangan pangan kronis, degradasi lahan penggembalaan .Spesifikasi perbaikan pemanfaatan lahan : meningkatkan pendapatan pedesaan, degradasi lahan penangkapan .

Pilihan-pilihan :1. Perencanaan non - penggunaan lahan opsi - emigrasi atau , dalam jangka panjang ,

pengendalian kelahiran .2. Kebijakan melakukan apa-apa , yang berarti degradasi lahan mempercepat dan meningkatkan

ketergantungan pada bantuan pangan , karena itu ditolak .3. Sebuah peningkatan yang berkelanjutan dalam produksi dapat dicapai dengan :

a. Kontrol jumlah stok dikombinasikan dengan rotasi penggembalaan , memungkinkan hijauan untuk memulihkan ;

b. Kombinasi dari merumput terkontrol dan meningkatkan produksi hijauan oleh top-dressing , pembibitan dan fisik tindakan konservasi tanah untuk meningkatkan infiltrasi curah hujan

c. Dengan pemberian makanan tambahan saham selama periode kritis , baik menggunakan pakan hijauan diimpor atau dilestarikan tumbuh secara lokal dengan menggunakan irigasi.

Pilihan ini hanya mengontrol masalah ternak . Beberapa alternatif yang diperlukan yang akan mengurangi kekurangan makanan dan bahan bakar . Oleh karena itu , harus mempertimbangkan diversifikasi penggunaan lahan dengan menggabungkan peternakan, tanaman dan produksi kayu bakar mungkin dalam bentuk agroforestri.Untuk salah satu opsi yang akan diterapkan , harus ada reformasi hak guna dan hak atas tanah penggembalaan yang dapat diterima oleh masyarakat secara keseluruhan .

Page 24: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Peluang-peluang

Perencanaan melibatkan mencari dan menilai peluang untuk menutup kesenjangan antara situasi sekarang dan tujuan . Peluang disajikan oleh manusia dan sumberdaya lahan yang belum dimanfaatkan, teknologi baru dan keadaan ekonomi atau politik .Masyarakat memberikan peluang-peluang dalam bentuk tenaga kerja, keterampilan dan budaya dan, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan kesulitan untuk bertahan hidup . Kerjasama di tingkat lokal dapat dipromosikan dengan mendorong partisipasi kelompok penggunaan lahan dalam proses perencanaan dan melalui organisasi pembeli dan produsen .

Lahan mungkin memiliki zone-zone yang belum dikembangkan, atau sumberdaya yg belum dimanfaatkan, seperti tenaga air, bahan mineral , pemandangan alam dan habitat alamiah. Lokasi daerah perencanaan dapat memberikan keuntungan strategis bagi perdagangan atau pertahanan. Lahan memiliki potensi produksi yang lebih besar atau lebih beragam , memerlukan investasi untuk pengelolaannya.

Jenis-jenis tanaman baru dan penggunaan lahan mungkin banyak tersedia. Keadaan mungkin telah mengalami banyak perubahan, misalnya karena pertumbuhan penduduk , sehingga tidak mungkin lagi untuk memecahkan masalah dengan meningkatkan penggunaan lahan yang ada . Suatu tipe penggunaan yang baru mungkin saja diperlukan , misalnya “irigasi”.

Page 25: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Peluang-peluang

Peningkatan teknologi dapat mengubah potensi produksi tanah, misalnya teknologi pupuk , pestisida , drainase atau irigasi yang lebih baik; cara-cara baru untuk menyimpan hasil panen atau pengolahan hasil, meningkatkan produktivitas tanaman dan ternak. Penelitian dan penyuluhan memainkan peran kunci dalam mengembangkan , mengadaptasi dan memperkenalkan teknologi baru .

Peluang ekonomi meliputi sumber modal baru , pasar baru atau yang ditingkatkan , perubahan struktur harga, peningkatan transportasi dan komunikasi . Seringkali , penerapan teknologi ditingkatkan untuk tanah diberikan sulit atau tidak mungkin dengan harga relatif input dan produk .

Tindakan pemerintah dapat menciptakan peluang , misalnya dengan reformasi penguasaan tanah dan struktur administrasi dan melalui kebijakan perpajakan , harga, subsidi dan investasi .

Pada tahap ini , peluang dianggap tidak perlu ditentukan secara detail tetapi harus luas untuk mencakup semua kemungkinan yang muncul realistis (proses kadang-kadang disebut " sumbang “) .

Page 26: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Alternatif strategi penggunaan lahan .Tak satu pun dari strategi berikut yang dapat diimplementasikan secara sendirian.

Mereka mewakili ekstrim-ekstrim yang akan digunakan sebagai dasar untuk analisis dan perbandingan berbagai tindakan (aktivitas).

1. Tidak ada perubahan . Lanjutkan sistem penggunaan lahan yang ada sekarang. Karena ada masalah , ini tidak mungkin untuk diadopsi , tetapi analisis konsekuensinya berguna untuk melihat apakah perbaikan yang disarankan dapat memperbaiki .

2. Produksi maksimum . Hal ini mungkin untuk semua produk , untuk produk tertentu (misalnya tanaman pangan ) , untuk keuntungan finansial maksimum atau untuk mendukung sejumlah besar orang di lahan.

3. Minimum investasi publik . Untuk membawa perbaikan yang bermanfaat bagi rakyat sementara membuat tuntutan terendah pada dana investasi yang langka .

4. Maksimum konservasi . Produksi maksimum dalam jangka pendek dapat menyebabkan erosi atau polusi . Alternatif konservasi maksimum mungkin mahal atau mungkin menyiratkan tingkat produksi yang lebih rendah .

5. Ekuitas maksimum . Suatu upaya yang disengaja untuk memberikan manfaat tambahan bagi kelompok masyarakat miskin atau kelompok minoritas .

Page 27: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Mengidentifikasi berbagai solusi yang mungkin .

Pilihan-pilihan solusi dapat disusun meburut tema-tema tertentu. Perencana harus menemukan tema yang paling relevan dengan tujuan dan daerah perencanaan . Sekali lagi , seringkali diperlukan kompromi di antara kondisi ekstrim.

1. Jenis produksi. Jenis produksi mana yang harus didorong : komersial , subsisten atau kombinasi dari keduanya? Bagaimana seharusnya lahan dan sumber daya dialokasikan di antara berbagai jenis produksi?

2. Produksi atau konservasi ? . Suatu trade- off di antara alternatif-alternatif ini sering diperlukan dalam jangka pendek . Standar dan alokasi lahan untuk berbagai penggunaan, mungkin berbeda di antara alternatif ini . Misalnya, kemiringan maksimum lahan pertanian mungkin 20° dalam sistem “produksi ” dan 8° dalam sistem “pelestarian”.

3. Kemandirian atau investasi dari luar ? Sebuah alternatif kemandirian biasanya didasarkan pada tanaman tradisional , teknologi menengah dan kredit lokal. Suatu alternatif yang membutuhkan bantuan eksternal adalah memperkenalkan teknologi yang lebih canggih , mungkin berupa jenis tanaman baru dan dukungan keuangan eksternal.

Page 28: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 5. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN .

Tanggung Jawab : tim perencanaan

• Menjelaskan jenis penggunaan lahan secara cukup rinci untuk analisis selanjutnya .

• Pilih kualitas lahan dan karakteristik lahan yang akan digunakan dalam perbandingan persyaratan penggunaan lahan dengan tanah .• Peta unit lahan dan menentukan karakteristik lahan yang relevan dan kualitas .• Atur membatasi nilai untuk persyaratan penggunaan lahan , yang akan digunakan untuk menentukan batas-batas kelas untuk kesesuaian lahan . Memperhitungkan keberlanjutan account dan rasio manfaat terhadap input .

• Sesuaikan penggunaan lahan dengan tanah :- Membandingkan persyaratan penggunaan lahan dengan kualitas lahan atau karakteristik untuk menentukan kelas kesesuaian lahan sementara ;- Mempertimbangkan modifikasi jenis penggunaan lahan , agar mereka menjadi lebih cocok untuk tanah ;- Mempertimbangkan prasarana yang bisa membuat tanah lebih cocok untuk penggunaan lahan .

• Peta kesesuaian lahan untuk setiap jenis penggunaan lahan .• Rencana penelitian yang dibutuhkan : survei tambahan , penelitian oleh lembaga luar atau di dalam rencana tata guna lahan .

Page 29: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Evaluasi kesesuaian lahan .

Langkah ini merupakan bagian tengah dari evaluasi lahan , prosedur yang menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :1 . Untuk setiap jenis tertentu dari penggunaan lahan , daerah mana lahan yang paling cocok ?2 . Untuk setiap daerah tertentu tanah , yang jenis penggunaan itu paling cocok ?

Sebuah cara yang sistematis untuk melakukan hal ini diatur dalam Kerangka untuk evaluasi lahan ( FAO , 1976) dan prosedur rinci diberikan dalam pedoman evaluasi untuk pertanian tadah hujan , irigasi pertanian, kehutanan dan penggembalaan yang luas . Dalam bentuk sederhana , prosedur ini :1 . menggambarkan menjanjikan tipe penggunaan lahan ;2 . untuk setiap jenis penggunaan lahan , menentukan persyaratan , misalnya untuk air , nutrisi , menghindari erosi ;3 . melakukan survei yang diperlukan untuk peta satuan lahan dan untuk menggambarkan sifat fisik mereka , misalnya iklim, kemiringan , tanah ;4 . membandingkan persyaratan dari jenis penggunaan lahan dengan sifat-sifat satuan lahan untuk sampai pada klasifikasi kesesuaian lahan .

Tanah tidak dapat dinilai dari " terbaik " untuk " terburuk " terlepas dari jenis penggunaan dan pengelolaan dilakukan karena masing-masing jenis penggunaan memiliki persyaratan khusus . Sebagai contoh:1 . Beras memiliki persyaratan air yang tinggi dan varietas yang paling tumbuh baik di genangan air , tidak ada tanaman serealia lain akan mentolerir genangan air selama periode yang pertumbuhan aktif .2 . Teh , tebu dan kelapa sawit memerlukan transportasi yang efisien untuk pabrik pengolahan , sebagian besar tanaman yang ditanam untuk subsisten tidak.3 . Untuk operasi mekanis , batu dan singkapan batuan adalah faktor pembatas , dengan hewan atau tangan alat , budidaya dapat bekerja di bawah kendala tersebut .

Page 30: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Deskripsi jenis penggunaan lahan

Sebuah tipe penggunaan lahan adalah jenis penggunaan lahan dijelaskan dalam hal produk dan praktek manajemen ( Tabel 3 ) . Untuk survei pengintaian di tingkat nasional , deskripsi yang sangat umum mungkin cukup , misalnya "Produksi sorgum " , " konservasi kehutanan " . Pada tingkat kabupaten dan lokal , maka perlu untuk menentukan penggunaan secara lebih rinci . Misalnya, akan produksi sorgum menjadi mekanik atau berbasis pada traksi hewan? Akan pupuk digunakan ? Akankah hutan konservasi dikelola oleh dinas kehutanan pemerintah atau oleh masyarakat lokal ?

Deskripsi tersebut melayani dua tujuan . Pertama , mereka adalah dasar untuk menentukan dalam persyaratan penggunaan a. Kedua , spesifikasi manajemen dapat digunakan sebagai dasar untuk penyuluhan dan perencanaan input yang diperlukan .

Jenis penggunaan lahan akan didasarkan pada perbaikan yang menjanjikan diidentifikasi pada Langkah 4 . Mereka mungkin modifikasi kegunaan yang ada, seperti menggabungkan pohon pakan ternak atau tindakan konservasi tanah , atau sesuatu yang baru ke daerah , seperti pengenalan tanaman komersial baru.

Page 31: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Deskripsi jenis penggunaan lahan

Sebuah tipe penggunaan lahan adalah jenis penggunaan lahan dijelaskan dalam hal produk dan praktek manajemen . Untuk survei pengintaian di tingkat nasional , deskripsi yang sangat umum mungkin cukup , misalnya "Produksi sorgum " , " konservasi kehutanan " . Pada tingkat kabupaten dan lokal , maka perlu untuk menentukan penggunaan secara lebih rinci . Misalnya, akan produksi sorgum menjadi mekanik atau berbasis pada traksi hewan? Akan pupuk digunakan ? Akankah hutan konservasi dikelola oleh dinas kehutanan pemerintah atau oleh masyarakat lokal ?

Deskripsi tersebut melayani dua tujuan . Pertama , mereka adalah dasar untuk menentukan dalam persyaratan penggunaan a. Kedua , spesifikasi manajemen dapat digunakan sebagai dasar untuk penyuluhan dan perencanaan input yang diperlukan .

Jenis penggunaan lahan akan didasarkan pada perbaikan yang menjanjikan . Mereka mungkin modifikasi kegunaan yang ada, seperti menggabungkan pohon pakan ternak atau tindakan konservasi tanah , atau sesuatu yang baru ke daerah , seperti pengenalan tanaman komersial baru.

Page 32: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Contoh deskripsi tipe landuse

Judul Budidaya padi oleh petani kecil

PRODUKSI: Pemasraan, hasil

Grain for subsistence, surplus sold in local market. Straw fed to draught animals. Average yield, 2.6 t/ha. When water is not limited, wet-season yield may be 4 t/ha and dry-season yield may be 5 t/ha

Unit pengelolaan:Size, configuration, ownership

Family-owned plots from 0.2 to 2 ha, usually associated with as many as 4 ha of upland which may be up to 2 or 3 km distant

Teknologi budidaya dan saprodi:Labour, skill, power, varieties, seeds, agrochemicals

Labour requirements from 200 person-days/ha without mechanization to 150 person-days/ha where buffaloes or tractors are used Terraced fields need extra labour to maintain bunds and waterways

Power requirements. Power for ploughing, harrowing and threshing may be provided by two-wheeled tractors. Alternatively, buffaloes may be used for land preparation or all work may be manual. Tractors may reduce tillage time by 60% and total time between crops by 30%

Land preparation seeks to control weeds, create a good physical medium for rooting and reduce water seepage loss. This is achieved by ploughing or hoeing twice, followed by harrowing under flooded conditions

Recommended varieties. Varieties are selected locally to suit specific sites and according to the season. The growing period must be long enough to span the flood period and to allow cultivation and harvesting under favourable conditions.

Planting rates are 20 to 40 kg/ha, seedlings are spaced from 20x20 to 25x25 cm depending on tillering capacity and length of stalks

Fertilizer. To replace nutrients removed by a crop of 4 t/ha requires 60 kg N. 30 kg P2O5

Weed control by maintaining adequate water depth and hand weeding until the crop canopy is closed

Pests and diseases. Chemicals used to control rice blast and stem borers. Good husbandry and resistant varieties control other fungal diseases

CROPPING CHARACTERISTICS

Rice is grown as a monoculture, one or two crops per year. Fallow land is grazed by draught buffaloes and other domestic livestock

WATER Most crops are rain fed, with water stored in level, bunded fields. Irrigation, from tanks or by stream diversion, enables a second crop to be grown in the dry season

Page 33: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Dalam setiap proyek tertentu, hanya sejumlah terbatas kualitas lahan perlu diseleksi untuk digunakan dalam evaluasi. Kriteria pemilihan adalah:

1. Kualitas harus memiliki dampak yang bermakna baik pada kinerja atau pada biaya produksi. Beberapa kualitas mempengaruhi sebagian besar jenis penggunaan lahan, misalnya "ketersediaan air", yang lainnya yang lebih spesifik, misalnya "kondisi pematangan" adalah kualitas yang mempengaruhi tanaman biji-bijian tetapi tidak karet.

2. Nilai kritis kualitas harus terjadi di daerah perencanaan. Jika kualitas memadai di mana-mana, tidak perlu untuk memasukkannya. Misalnya, tanaman yang paling tropis sensitif terhadap embun beku tetapi, di sebagian besar daerah tropis dataran rendah, tanah kualitas "es bahaya" tidak perlu dipertimbangkan.

Page 34: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Kualitas Lahan untuk pertanian tadah hujan

Kualitas Lahan Karakteristik lahan yg menentukan Kualitas Lahan

Ketersediaan energi

Sunshine hours in growing season, temperature regime

Ketersediaan air Evaporative demand set against rainfall, soil water storage and rooting conditions

Kondisi untuk pemasakan tanaman

Period of successive dry days with specified sunshine and temperature

Bahaya Iklim Frequency of damaging frost, hail or winds during growing period

Kecukupan oksigen di zone akar

Soil drainage class, depth to water-table

Kecukupan hara Kandungan hara dalam tanah, pH, kandungan BOT

Bahaya erosi tanah Rainfall and wind erosivity set against soil cover, slope angle and length and soil permeability

Toksisitas Kandungan Al larut dan Fe-larut; pH

Page 35: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Pemetaan satuan lahan dan karakteristik .

Satuan lahan diidentifikasi sebagai dasar untuk diagnosis masalah . Sekarang mungkin diperlukan untuk memetakan unit-unit ini secara lebih rinci , misalnya dengan membagi sistem lahan menjadi aspek tanah atau unit pemetaan tanah kompleks menjadi seri tanah . Kriteria untuk Pemilihan satuan lahan adalah bahwa mereka diharapkan untuk menanggapi manajemen dalam cara yang relatif sama di skala penelitian.

Apakah sekarang perlu sebagai bagian dari rencana penggunaan lahan untuk melakukan survei awal tergantung pada persyaratan dari rencana dan detail dan keandalan informasi yang tersedia . Survei tanah , studi agroklimat , inventarisasi hutan dan persediaan sumber daya rumput adalah sumber utama . Untuk perencanaan penggunaan lahan di tingkat nasional , survei pengintaian pada skala sekitar 1:250000 mungkin memadai , perencanaan di tingkat kabupaten akan membutuhkan setidaknya survei semi- rinci pada skala sekitar 1:50000 .

Survei sumber daya alam mengambil sejumlah besar waktu dan akan menunda prosedur perencanaan . Namun, pengalaman masa lalu telah menunjukkan bahwa untuk melanjutkan proyek pengembangan lahan tanpa data sumber daya yang memadai dapat menyebabkan bencana , baik untuk produksi dan konservasi . Dalam prakteknya , survei dan penelitian jenis penggunaan lahan sumber daya dapat dilanjutkan pada saat yang sama , dengan pertukaran informasi .

Page 36: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Menetapkan nilai faktor pembatas untuk kebutuhan penggunaan lahan .

Membatasi nilai adalah nilai-nilai kualitas tanah atau karakteristik lahan yang menentukan batas-batas kelas kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu.Yang pertama dan paling penting keputusan untuk memisahkan tanah yang cocok dari yang tidak . Kriteria penting untuk menentukan kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu yang keberlanjutan dan rasio manfaat terhadap biaya .

• Tanah harus mampu mendukung penggunaan lahan secara berkelanjutan . Ini berarti bahwa penggunaan tidak harus semakin menurunkan tanah . Banyak perubahan penggunaan lahan menyebabkan kerugian awal sumber daya lahan : misalnya, bila hutan dibuka untuk perkebunan teh atau untuk pertanian subur , selalu ada hilangnya habitat hutan dan satwa liar serta tanah dan akumulasi nutrisi tanaman .

Sejak saat itu , baik tingkat produktivitas harus dikelola oleh sistem baru manajemen . Misalnya, jika erosi tanah tidak terkontrol , tipe penggunaan lahan baru tidak dapat dipertahankan . Menurut jenis penggunaan lahan , batas atas kualitas " bahaya erosi " tanah mungkin diatur dalam hal lereng , sebagai berikut :    - Perkebunan teh , tingkat tinggi manajemen : 20    - Petani teh, rata-rata tingkat manajemen : 15    - Tadah hujan tanaman subur dengan praktek konservasi tanah sederhana: 8

Penggunaan harus menghasilkan manfaat yang membenarkan input . Pengguna harus membuat hidup yang wajar dari tanah . Pengalaman lokal biasanya akan menjadi panduan terbaik . Atau , analisis keuangan dapat dilakukan .

Hal ini kemudian memungkinkan untuk membedakan hingga tiga kelas kesesuaian , meskipun hal ini tidak selalu diperlukan . Tanah digolongkan sebagai sangat cocok adalah tanah yang terbaik untuk penggunaan tertentu , lahan yang cukup sesuai jelas layak digunakan tetapi memiliki keterbatasan , sedangkan lahan yang sesuai marginal jatuh dekat ( tapi di atas ) batas untuk kesesuaian . Lahan yang tidak cocok dapat dibagi menjadi permanen tidak cocok , di mana ada keterbatasan penggunaan berkelanjutan yang jelas tidak praktis untuk mengatasi , dan saat ini tidak cocok , di mana keterbatasan tersebut dapat diatasi tetapi tidak dengan biaya yang saat ini diterima .

Page 37: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Contoh persyaratan penggunaan lahan untuk “bunded rice”

Kualitas Lahan Karakteristik Nilai pembatas karakteristik lahan

Lahan S1 S2 S3 N

Kecukupan energi Mean annual temperature,(°C) or

>24 21-24 18-21 <18

Elevation (m)* 0-600 600-1200 1200-1800 >1800

Kecukupan air 75% probability rainfall (mm)

>1300 900-1300 500-900 <500

Soil drainage class Poorly drained Imperfectly drained

Moderately well drained

Excessively drained

Soil texture C, ZC, ZCL, L SC, SCL, ZL, Z SL S, LS

Soil depth (cm) >80 60-80 40-60 <40

Kecukupan hara pH of flooded soil 6-7 5 6 4.5-5 <4.5K

    7-8 8-8.5 >8.5

Bahaya salinitas ECe (mS cm-1) <3 3-5 5-7 >7

Mudahnya pengendalian air

Slope angle (degrees)

<1 1 -2 2-6 >6

Mudahnya pengolahan tanah

Stones and rock outcrops (%)

Nil 1-5 5-10 >10

Page 38: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 6 . PENILAIAN ALTERNATIF : LINGKUNGAN , ANALISIS EKONOMI DAN SOSIAL .

Penanggung Jawab : Tim Perencanaan

Kajian ini pertama-tama merujuk pada kombinasi individu penggunaan lahan dengan satuan lahan yang telah digolongkan sebagai cocok dari segi fisik; dan ke dua, merujuk

pada kombinasi alternatif penggunaan lahan yang sedang dianalisis dalam perencanaan.

1. Analisa dampak lingkungan: tanah dan sumber daya air , padang rumput dan sumber daya hutan , konservasi satwa liar , sumber daya untuk pariwisata dan rekreasi , efek off-site .

2. Analisis Keuangan: adalah penggunaan lahan jenis diusulkan menguntungkan bagi petani atau pengguna lahan lainnya ?

3. Analisis ekonomi : apa nilai dari perubahan yang diusulkan kepada masyarakat , di dalam dan di luar wilayah perencanaan ? Apakah ada daerah lahan sangat penting ( untuk produksi atau konservasi ) untuk keperluan tertentu ?

4. Dampak Sosial : Efek apa yang akan usulan perubahan terhadap bagian yang berbeda dari masyarakat , khususnya perempuan , kelompok minoritas dan kaum miskin ?

5. Perencanaan strategis : bagaimana perubahan yang diusulkan dalam penggunaan laud mempengaruhi aspek yang lebih luas dari perencanaan pembangunan pedesaan, termasuk tujuan nasional ?

Page 39: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Mengukur nilai dari sistem penggunaan lahan .

• Marjin laba kotor . Nilai pasar dari produk dikurangi biaya variabel yang dapat diatribusikan langsung ke produk ( dalam kasus tanaman pertanian - bibit, pupuk , bahan bakar, air , tenaga kerja, mesin disewa , dll ) .• Marjin bersih . Marjin laba kotor dikurangi biaya produksi yang tetap ( misalnya, penyusutan peralatan pertanian , bangunan , distribusi air, karya konservasi tanah ) .• Hasil margin kotor atau analisis margin bersih dapat diinterpretasikan dalam beberapa cara :    - Yang tanah terbaik untuk setiap tanaman atau jenis penggunaan lahan ?    - Yang adalah penggunaan terbaik untuk setiap unit tanah?    - Akankah perubahan yang diusulkan akan menguntungkan ?• pertanian penganggaran parsial , hanya menghitung efek dari setiap usulan perubahan penggunaan lahan , merupakan cara yang sederhana dalam memproyeksikan efek tingkat petani untuk petani perwakilan . Perbedaan antara laba bersih yang diperoleh di bawah ini dan penggunaan lahan alternatif biasanya disebut sebagai "kembali " . Investasi, pemeliharaan dan biaya lainnya yang diperlukan untuk membawa perubahan yang diinginkan dalam penggunaan lahan yang disebut sebagai " biaya " .• Jika penanaman modal yang terlibat - misalnya dalam perbaikan tanah yang akan menyebabkan aliran manfaat selama waktu yang lama - analisa cash flow dapat digunakan untuk menempatkan biaya dan manfaat atas dasar yang sebanding , yaitu nilai tunainya . Uang mendapatkan bunga sehingga nilainya meningkat dari waktu ke waktu . Dengan cara yang sama , pendapatan yang dijanjikan di masa depan bernilai kurang dari pendapatan yang sama sekarang , dan layak yang sekarang dapat dihitung dengan kebalikan dari bunga, yang disebut diskon . Tingkat bunga diasumsikan untuk diskon disebut tingkat diskonto .

• analisis arus kas Discounted dari semua manfaat dan semua biaya untuk nilai sekarang setara mereka memproduksi tiga ukuran nilai dari sebuah aliran pendapatan yang dapat digunakan untuk membandingkan opsi pengembangan lahan dengan peluang alternatif untuk investasi :a . Nilai sekarang bersih . The present worth manfaat dikurangi nilai sekarang dari biaya .b . Manfaat : rasio biaya . The present worth manfaat dibagi dengan nilai sekarang dari biaya .c . Internal rate of return . Tingkat diskon di mana nilai sekarang dari manfaat menjadi sama dengan nilai sekarang dari biaya .

Page 40: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Dampak lingkungan.Evaluasi kesesuaian lahan telah diklasifikasikan sebagai " tidak cocok " penggunaan

lahan yang terus mendegradasi tanah . Analisis dampak lingkungan berprespektif jangka panjang. Ia membandingkan apa yang akan terjadi pada setiap alternatif sistem

manajemen, dalam hal kualitas hidup seluruh masyarakat dan memperhitungkan efek-efeknya yang terjadi di dalam dan di luar wilayah perencanaan .

Pengetahuan yang mendalam tentang fisik, kimia dan proses biologi dan bagaimana berinteraksi dengan masyarakat , diperlukan untuk memperkirakan dampak lingkungan

yang mungkin timbul dari sistem penggunaan lahan.

Seringkali , dampak dari suatu kegiatan tertentu bersifat jangka panjang atau beberapa dapak tidak digunakan sebagai faktor penyebab masalah landuse. Sebagai contoh , di Sri Lanka erosi pesisir dan banjir telah disebabkan oleh eksploitasi karang bawah laut

untuk produksi kapur .

Di Afrika Barat , erosi pantai saat ini telah dikaitkan dengan bendungan besar , dibangun di atas sungai-sungai utama lebih dari 20 tahun yang lalu , yang telah mencegat

pasokan sedimen ke zona pesisir .

Page 41: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Dampak lingkungan.

Berikut adalah contoh dampak lingkungan yang harus dipertimbangkan :

1. Tanah dan sumber daya air . Bahaya erosi tanah , longsor dan sedimentasi; keamanan pasokan air dan kualitas air di dalam dan di luar wilayah perencanaan .

2. Rumput dan sumber daya hutan . Degradasi rangelands , penebangan hutan atau degradasi hutan .

3. Kualitas habitat satwa liar . Struktur dan komposisi hutan , padang rumput dan lahan basah , daerah kritis yang diperlukan untuk mempertahankan vegetasi liar dan komunitas hewannya , termasuk konservasi plasma nutfah , efek samping dari perkembangan lahan terhadap ekosistem perairan;

4. Nilai Keindah dan rekreasional untuk industri pariwisata dan rekreasi . Toleransi gangguan yang berhubungan dengan rekreasi , dan kompatibilitas dengan penggunaan lahan lainnya .

Page 42: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

ANALISIS EKONOMI

Kesesuaian lahan dinyatakan baik secara kualitatif ( tinggi, sedang, dan sesuai marginal , atau tidak cocok ) atau dalam istilah fisik kuantitatif ( misalnya tanaman atau kayu hasil ) . Dengan

membandingkan produksi dan manfaat lain dengan masukan dalam bentuk uang , ukuran ekstra kuantitatif kesesuaian lahan disediakan .

Sebuah asumsi yang mendasari analisis keuangan dan ekonomi adalah bahwa harga pasar , didirikan pada pasar yang kompetitif , mencerminkan nilai-nilai sosial. Bila tidak ada pasar yang kompetitif untuk sumber daya , yang sering terjadi dengan sumber daya terbarukan lahan dan

tenaga kerja keluarga , beberapa ukuran lain senilai harus ditemukan .

Analisis keuangan melihat profitabilitas dari sudut pandang seorang petani atau investor swasta lainnya , dengan membandingkan pendapatan produsen dengan biaya mereka . Petani tidak akan

berlatih penggunaan lahan kecuali , dari sudut pandang mereka , membayar . Analisa keuangan dapat menjawab beberapa langsung , pertanyaan praktis :

    • Apakah tanaman ini , atau penggunaan lahan , pilihan yang paling menguntungkan ?    • Dimana dapat tanaman ini ditanam , atau penggunaan lahan dipraktekkan , paling

menguntungkan ?

Page 43: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

ANALISIS EKONOMI

Analisis ekonomi memperkirakan nilai suatu sistem penggunaan lahan bagi masyarakat secara keseluruhan . Sebagai contoh, jika harga untuk produsen dikurangi dengan pajak atau dinilai terlalu tinggi karena ada subsidi , maka pajak atau subsidi ini harus dihilangkan untuk sampai pada harga

bayangan untuk produksi. Biaya harus diperlakukan dengan cara yang sama .Kalau ada konsekuensi ekonomi yang jelas akibat dampak lingkungan , misalnya pengurangan sedimen di sungai , nilai uang bagi masyarakat dapat diperkirakan dan dimasukkan ke dalam

analisis ekonomi .Perbandingan keuangan dengan analisis ekonomi dapat menganalisis perlunya perubahan

kebijakan . Jika analisis keuangan menunjukkan bahwa penggunaan lahan menguntungkan petani maka kemungkinan petani dapat melanjutkan, namun dalam jangka panjang penggunaan lahan itu

mungkin saja merusak lingkungan.

Analisis ekonomi harus mempertimbangkan kerusakan sumberdaya lahan dan penurunan produktivitasnya . Perubahan kebijakan akan diperlukan agar supaya penggunaan lahan

menguntungkan bagi masyarakat, lingkungan dan bagi petani . Analisis keuangan dapat menunjukkan bahwa petani tidak memiliki insentif untuk menghasilkan

surplus yang dapat dijual. Jika kebijakan pemerintah memerlukan peningkatan produksi , perubahan kebijakan harga mungkin menjadi cara yang efektif untuk memberikan insentif bagi

petani untuk melakukan perubahan yang diinginkan .

Page 44: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Dampak Sosial .Penggunaan lahan yang paling menguntungkan untuk setiap bidang lahan dapat

dihitung secara finansial dan ekonomi , tetapi hal ini tidak dapat sepenuhnya mewakili efeknya terhadap masyarakat . Analisis dampak sosial mempelajari efek dari perubahan

landuse terhadap berbagai kelompok masyarakat. Perhatian khusus diberikan untuk efek pada perempuan , etnis minoritas dan kelompok masyarakat yang termiskin.

Ada berbagai metode dan prosedur untuk menilai dampak sosial akibat perubahan landuse. Tujuan sosial dari tata guna lahan harus ditetapkan di awal perencanaan dan

dampak dari setiap landuse dapat dinilai terhadap tujuan ini . Contoh faktor-faktor sosial yang mungkin dipertimbangkan adalah :

1. Penduduk . Diproyeksikan struktur ukuran, distribusi dan usia , keinginan atau migrasi .

2. Kebutuhan dasar. Keamanan pangan , mengurangi risiko ( misalnya dalam perencanaan produksi subsistensi dibandingkan dengan tanam tunai) .

3. Kesempatan kerja dan pendapatan . Misalnya , mekanisasi mungkin telah dianggap sebagai sarana untuk mencapai biaya produksi yang lebih rendah tetapi ini dapat menyebabkan pengangguran .

4. Kepemilikan lahan dan hak adat . Misalnya, penggembalaan dan air hak .5. Struktur administrasi dan perundang-undangan di mana perencanaan harus

dilaksanakan.6. Stabilitas masyarakat .

Page 45: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 7. Memilih pilihan terbaik.Penanggung Jawab: Tim perencanaan1. Menetapkan serangkaian pilihan untuk alokasi atau rekomendasi jenis penggunaan

lahan untuk satuan lahan. Juga menyatakan evaluasi mereka dalam hal kesesuaian lahan dan analisis ekonomi dan sosial lingkungan.

2. Menetapkan konsekuensi dari pilihan ini dalam hal tujuan dan sasaran perencanaan.3. Menyajikan pilihan dan konsekuensi mereka dengan cara yang sesuai untuk ulasan.

Penanggung Jawab: Tim perencanaan dan pengambil keputusan4. Membuat pengaturan untuk konsultasi dengan masyarakat yang terkena dampak

serta dengan lembaga pelaksana, mendapatkan pandangan tentang kelayakan dan akseptabilitas.

5. Merakit dan meninjau komentar yang masuk. Dengan berdasarkan masukan-masukan ini, dibuatlah alternatif pilihan landuse yang diperlukan.

Penanggung Jawab: Pengambil keputusan1. Memutuskan apakah menanggapi komentar sudah memadai.2. Pertimbangkan pilihan-pilihan tujuan dan kriteria kebijakan.3. Memilih pilihan terbaik.4. Otorisasi penyusunan rencana.

Page 46: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Alokasi penggunaan lahan , Rekomendasi dan Asistensi

Dalam situasi perencanaan yang paling sederhana , untuk “lahan baru” , satuan lahan dapat dialokasikan untuk laduse yang spesifik permukiman. Pemukim kemudian dibawa

dan, setidaknya pada awalnya , diperlukan latihan untuk menggunakannya .Hal yang sering terjadi, lahan sudah dibudidayakan, menanam tanaman dll. , sehingga tujuan perencanaan adalah untuk membantu memecahkan masalah landuse yang ada .

Dalam situasi ini , penggunaan lahan tidak bisa hanya “ dialokasikan " . Tipe penggunaan lahan baru dapat direkomendasikan untuk daerah tertentu , melalui

penyuluhan dan melalui penyediaan input dan jasa pendukungnya.Keputusan tentang alokasi lahan atau rekomendasi penggunaan lahan untuk keperluan

yang bersaing dapat dimulai dengan :

1. Seperangkat pedoman kebijakan , misalnya - produksi minimum yang dapat diterima untuk bahan makanan pokok dan kayu bakar, lokasi pilihan dalam jangkauan layanan yang ada, dan jumlah modal pembangunan;

2. Satuan lahan , dideskripsikan dengan survei sumberdaya lahan;3. Tipe penggunaan lahan dirancang supaya berkelanjutan dan ekonomis, dalam

wilayah perencanaan .

Page 47: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Contoh Matriks Pencapaian Tujuan

Tipe Penggunaan Lahan Net income (#) per ha

Net income (#) per caput

Population carrying

capacity per km²

Dampak Lingkungan

Annual crops with livestock, improved management, 1.6 ha farms

113 36 312 Moderate

Annual crops without livestock, improved management, 3 ha farms

50 30 167 Moderate

Coffee, improved management, 1.6 ha farms

-10 -16 156 Rendah

Padang gembalaan -2 75 3 Rendah

Kehutanan 63 51 63 Rendah

Page 48: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Goals achievement, as a percentage of the best option for each criterion

Tipe Land-use Return per ha Return per caput

employed

Population carrying capacity

Dampak Lingkungan

Tanaman semusim dengan ternak

100 48 100 70

Hanya tanaman semusim

44 40 54 60

Padang Gembalaan

2 100 1 90

Kehutanan 56 68 40 100

Page 49: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Goals achievement, weighted by the decision-maker's judgement of the importance of each criterion

Tipe Land-use

Return per ha

Return per caput

Population carrying capacity

Dampak Lingkungan

Total goals achievement

Pembobot 0.3 0.2 0.3 0.2 1.0

Tanaman semusim dengan ternak

30 10 30 14 84

Tanaman semusim

13 8 16 12 49

Padang gembalaan

1 20 1 18 39

Kehutanan 17 14 12 20 63

Page 50: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 8 . PERSIAPAN RENCANA .Penanggung Jawab : Tim perencanaan1. Siapkan peta dasar atau master plan penggunaan lahan dan peta pendukung .2. Menetapkan alokasi penggunaan lahan dan rekomendasinya. Berikan deskripsi jenis

penggunaan lahan , termasuk rekomendasi manajemen pada setiap jenis lahan.3. Tetapkan target untuk berprestasi, jenis penggunaan lahan, daerah dan lembaga .

Tentukan bagaimana pencapaian target. Periksa bahwa pencapaian target tersebut sesuai dengan kemampuan lembaga dan infrastruktur yang tersedia.

4. Buatlah persiapan logistik , menetapkan modal kerja , dan tanggung jawab untuk implementasi .

5. Membangun mekanisme untuk memantau kemajuan dan merevisi rencana. 6. Membuat program penelitian yang diperlukan untuk mendukung perencanaan

tersebut .7. Tentukan keuangan yang diperlukan untuk setiap operasi dan menentukan sumber

dananya.8. Menulis laporan - ringkasan eksekutif , laporan utama , peta dan lampiran .9. Membangun mekanisme komunikasi dengan stakeholder, dan partisipasi semua

lembaga yang terkait.10.Siapkan materi untuk public relations .

Page 51: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Menyiapkan rencana penggunaan lahan .

Laporan tertulis yang memiliki dua fungsi utama :1. untuk menyajikan rencana yang sekarang dianjurkan , dengan alasan untuk

keputusan yang diambil – yaitu merangkum hasil-hasil dari Langkah 1 sampai 7;2. untuk mempersiapkan implementasi.

Pilihan yang lebih disukai untuk perubahan harus dimasukkan ke dalam bentuk yang dapat ditinjau dan jika disetujui , bertindak sebagai rencana penggunaan lahan yang spesifik , dimaksudkan untuk dilaksanakan sebagai proyek pembangunan. Namun, tergantung pada tingkat dan tujuan dari studi perencanaan , hasilnya juga dapat diimplementasikan sebagai pedoman untuk prioritas atau sedang dimasukkan ke dalam undang-undang , anggaran pembangunan , standar manajemen dan program ekstensi .Pembahasan berikutnya berkaitan dengan hasil tata guna lahan tertentu yang diimplementasikan sebagai proyek pembangunan .

Tiga unsur dalam rencana yang sekarang dipersiapkan adalah:1 . Apa yang harus dilakukan ? - Perubahan landuse yang dipilih dan di lokasi mana mereka harus diterapkan atau direkomendasikan .2 . Bagaimana itu dilakukan? - Logistik , biaya dan waktu .3 . Alasan keputusan yang diambil .

Page 52: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Pembuatan PetaPerencanaan penggunaan lahan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dan di mana lokasinya . Prosedur perencanaan sejauh ini didasarkan pada kenyataan bahwa kondisi tanah sangat bervariasi sehingga penggunaan lahan jenis yang akan berkelanjutan dan ekonomis pada satu unit lahan akan gagal , di salah satu atau kedua hal tersebut , pada jenis lain tanah . Oleh karena itu peta, membentuk elemen kunci dalam presentasi hasil .

Beberapa set peta disusun sebagai bagian dari prosedur perencanaan : peta dasar , ringkasan data yang tersedia dan mungkin peta berdasarkan survei asli, peta kesesuaian lahan , dan alokasi atau rekomendasi penggunaan lahan ke daerah-daerah tanah . Ini sekarang disusun dan dicetak sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk implementasi dan revisi .

Page 53: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Pembuatan Peta

Peta-peta ini akan digunakan di lapangan dan di kantor oleh berbagai pihak - eksekutif, teknis dan administratif . Supaya peta berguna , hal-hal berikut harus

diperhatikan :1. Basis - peta detail ( jalan , rel , pemukiman , batas administratif ) harus jelas ,

pengguna akan terus-menerus perlu untuk menemukan di mana mereka berada dan apa yang harus dilakukan , di mana .

2. Pada saat yang sama , fitur yang ditampilkan dalam peta ( misalnya tipe penggunaan lahan , tanah , sumber daya air ) harus mudah untuk melihat , kualitas yang baik kartografi , biasanya menggunakan warna, adalah penting .

3. Legenda ( key ) harus menjadi bagian integral dari peta .4. Peta-peta harus dicetak dalam jumlah yang cukup untuk memasok semua

lembaga pelaksana dengan salinan selama beberapa tahun .

Map bukan merupakan bagian pelengkap dari laporan. Sebaliknya , mungkin lebih dekat kebenaran untuk mengatakan bahwa suplemen teks peta, meskipun mereka sebenarnya saling melengkapi . Peta yang menunjukkan penggunaan lahan alokasi dan rekomendasi adalah titik fokus dari rencana penggunaan lahan .

Page 54: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 9 . PELAKSANAAN RENCANA .

Tanggung Jawab : instansi pelaksana dan perencanaan tim bersama-sama

Implementasi melibatkan berbagai kegiatan praktis , banyak yang berada di luar cakupan panduan ini . Berikut ini merujuk secara khusus untuk peran bahwa tim dapat melakukan perencanaan .

1 . Pastikan bahwa perubahan yang disarankan dalam rencana diterapkan dengan benar dalam rencana; akan tersedia untuk konsultasi teknis, berdiskusi dengan lembaga pelaksana modifikasi yang disarankan.2 . Bantuan untuk menjaga komunikasi antara semua orang dan lembaga yang berpartisipasi dalam atau dipengaruhi oleh rencana , yaitu pengguna lahan , instansi sektoral , pemerintah, organisasi non -pemerintah , organisasi komersial .3 . Membantu dalam koordinasi kegiatan lembaga pelaksana .4 . Membantu dalam pembangunan lembaga dengan memperkuat hubungan antara lembaga-lembaga yang ada , membentuk badan baru di mana diperlukan kerjasama dan penguatan .5 . Fokus pada partisipasi pengguna lahan , memastikan insentif yang memadai .6 . Mengatur penelitian berkaitan dengan rencana , memastikan bahwa hasil dari penelitian dikomunikasikan dan , jika perlu , dimasukkan ke dalam rencana .7 . Mengatur pendidikan dan pelatihan staf proyek dan pengguna lahan .

Page 55: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Melaksanakan rencana .

Tujuan dari seluruh penggunaan lahan latihan perencanaan sejauh ini telah mengidentifikasi dan mempraktekkan perubahan penggunaan lahan menguntungkan . Oleh karena itu , implementasi dimasukkan sebagai " langkah " dalam proses perencanaan , meskipun langkah dari sifat yang

berbeda .

Di tingkat nasional , implementasi mungkin melalui pedoman kebijakan yang juga dapat berfungsi sebagai kerangka untuk pemilihan kemungkinan proyek di tingkat kabupaten . Dalam hal ini , tim perencanaan tetap seluruh bagian dari implementasi , memberikan informasi kepada pemerintah

sebagai dasar untuk keputusan .

Di tingkat lokal , implementasi kadang-kadang dilakukan hampir serentak dengan perencanaan . Tim perencanaan dapat bergerak dari satu tempat ke yang lain dan menyusun rencana rinci untuk

implementasi ( dalam kerangka ditetapkan pada tingkat kabupaten ) , sementara meninggalkan penyuluh setempat , komite pertanian desa atau lembaga lokal lainnya untuk menempatkan

rencana ke dalam praktek . Di tingkat kabupaten , rencananya akan sering dilaksanakan melalui proyek pembangunan . Mungkin ada kesenjangan waktu antara perencanaan dan pelaksanaan

untuk alasan keuangan , birokrasi atau politik. Tanggung jawab untuk menempatkan rencana diberlakukan terletak pada pengambil keputusan , lembaga pelaksana dan orang-orang dari daerah

.

Para pengambil keputusan harus mengeluarkan dana , menginstruksikan instansi sektoral dan memfasilitasi pekerjaan kolaborator sektor swasta . Pemerintah dapat menggunakan insentif

seperti hibah dan subsidi dan dapat memperkenalkan peraturan . Lembaga sektoral seperti Dinas Kehutanan , Pertanian dan Irigasi Departemen dapat bekerja secara langsung di mana mereka memiliki staf dan pengalaman yang diperlukan , alternatif , mereka dapat bekerja secara tidak langsung dengan pelatihan serta melalui penyuluhan , demonstrasi lapangan dan lokakarya .

Page 56: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Langkah 10. MONITORING DAN REVISI

Penanggung Jawab: Tim perencanaan

1. Buatlah daftar tujuan dan pencapaian kriteria yang telah disepakati pada Langkah 1. Tambahkan apapun yang muncul kemudian selama periode perencanaan.

2. Mengumpulkan data yang relevan dengan setiap kriteria pencapaian: fisik, ekonomi dan sosial.

3. Bandingkan apa yang telah dicapai dengan apa yang direncanakan. Mengidentifikasi unsur keberhasilan dan kegagalan.

4. Carilah penjelasan atas kegagalan yang ada. Apakah mereka disebabkan oleh:     - Asumsi perencanaan yang keliru?     - Berubah keadaan ekonomi atau politik?     - Masalah Logistik implementasi?     - Masalah komunikasi dan partisipasi?

5. Tinjau tujuan: Apakah masih masih relevan?6. Lakukan modifikasi atau revisi rencana:

- Modifikasi kecil melalui tindakan oleh lembaga pelaksana;- Revisi besar dengan jalan menyusun proposal dan referensi kembali.

Page 57: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Memantau dan merevisi rencana.Sekarang proses perencanaan telah selesai secara penuh.

Informasi dibutuhkan tentang seberapa baik rencana tersebut dapat dilaksanakan dan apakah itu berhasil, sehingga instansi pelaksana dapat memperbaiki cara untuk menerapkan rencana , dan agar tim perencanaan dapat belajar dari pengalaman dan merespon kondisi yang berubah.

Hal ini diperlukan untuk mengetahui:

1. Apakah aktivitas penggunaan lahan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana?

2. Apakah dampak seperti yang diperkirakan?

3. Apakah biaya seperti yang diperkirakan?

4. Apakah asumsi perencanaan terbukti benar?

5. Apakah tujuan masih berlaku?

6. Seberapa jauh tujuan tercapai?

Page 58: TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

TATAGUNA LAHAN = LANDUSE PLANNING

Sumber: Guidelines for land-use planning. (FAO Development Series No. 1) ISBN 92-5-103282-3

Terima kasih….!