Tata Surya

33
5-1 TERJADINYA TATA SURYA Berdasarkan kenyataan bahwa planet-planet terletak hampir pada satu bidang datar di sekeliling matahari, melahirkan perkiraan, hipotesis, atau teori yang hampir sama tentang terjadinya tata surya kita, yaitu planet-planet lahir dari matahari atau kelahiran planet-planet itu dari ujud yang sama dengan matahari. Bidang datar tempat planet-planet yang hampir sebidang dengan ekuator matahari memberikan penjelasan tentang massa asal planet-planet itu telah berputar sejak benda langit itu terbentuk. Salah satu teori yang dapat diterima para ahli Astronomi pada zamannya adalah yang dikemukakan oleh Immanuel Kant, seorang ahli Filsafat Jerman (1755) yang ternyata mempunyai persamaan dengan yang dikemukakan oleh Pierre Simon de Laplace (1796) seorang ahli Astronomi Perancis. Laplace menamakan teorinya itu sebagai “nebular hypothesis”, karena ia sendiri tidak dapat menerangkan sejelas- jelasnya tentang teorinya itu, jadi hanya merupakan suatu hipotesis. Menurut Teori Kabut Kant dan Laplace (nebulae berarti kabut), matahari dan planet-planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya. Kabut seperti ini banyak terdapat di antara bintang-bintang di dalam galaksi kita. Karena perputarannya itu, sebagian dari massa kabut lepas, membentuk gelang-gelang sekeliling bagian utama gumpalan kabut itu. Lama kelamaan gelang itu membentuk gumpalan-gumpalan dan kemudian membeku menjadi planet-planet. Demikian juga bulan dan satelit-satelit planet lain terbentuk. Teori ini memang mempunyai kekurangan-kerurangan, antara lain kabut yang sangat renggang itu tidak mungkin membentuk planet-planet yang padat pada ukuran yang sekarang, karena akan sangat menyusut. Lagi pula tidak mungkin kecepatan rotasi planet-planet itu seperti yang terjadi sekarang. 5. TATA SURYA

description

ini file kosmografi pendidikan geografi

Transcript of Tata Surya

Page 1: Tata Surya

5-1

TERJADINYA TATA SURYA

Berdasarkan kenyataan bahwa planet-planet terletak hampir pada satu bidang

datar di sekeliling matahari, melahirkan perkiraan, hipotesis, atau teori yang hampir

sama tentang terjadinya tata surya kita, yaitu planet-planet lahir dari matahari atau

kelahiran planet-planet itu dari ujud yang sama dengan matahari. Bidang datar tempat

planet-planet yang hampir sebidang dengan ekuator matahari memberikan penjelasan

tentang massa asal planet-planet itu telah berputar sejak benda langit itu terbentuk.

Salah satu teori yang dapat diterima para ahli Astronomi pada zamannya adalah

yang dikemukakan oleh Immanuel Kant, seorang ahli Filsafat Jerman (1755) yang

ternyata mempunyai persamaan dengan yang dikemukakan oleh Pierre Simon de

Laplace (1796) seorang ahli Astronomi Perancis. Laplace menamakan teorinya itu

sebagai “nebular hypothesis”, karena ia sendiri tidak dapat menerangkan sejelas-

jelasnya tentang teorinya itu, jadi hanya merupakan suatu hipotesis.

Menurut Teori Kabut Kant dan Laplace (nebulae berarti kabut), matahari dan

planet-planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya. Kabut

seperti ini banyak terdapat di antara bintang-bintang di dalam galaksi kita. Karena

perputarannya itu, sebagian dari massa kabut lepas, membentuk gelang-gelang

sekeliling bagian utama gumpalan kabut itu. Lama kelamaan gelang itu membentuk

gumpalan-gumpalan dan kemudian membeku menjadi planet-planet. Demikian juga

bulan dan satelit-satelit planet lain terbentuk.

Teori ini memang mempunyai kekurangan-kerurangan, antara lain kabut yang

sangat renggang itu tidak mungkin membentuk planet-planet yang padat pada ukuran

yang sekarang, karena akan sangat menyusut. Lagi pula tidak mungkin kecepatan rotasi

planet-planet itu seperti yang terjadi sekarang.

5. TATA SURYA

Page 2: Tata Surya

5-2

Teori lain yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffery (1917), keduanya orang

Inggris, dikenal sebagai teori Pasang-surut. Teori ini mengemukakan bahwa pada suatu

masa dahulu kala, ke dekat matahari lewat sebuah bintang yang besar. Karena gaya

tarik bintang itu, pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti pasang

surut air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian dari masssa matahari

membentuk tonjolan ke arah bintang itu. Kemudian bersamaan dengan menjauhnya

bintang itu, tonjolan massa matahari itu ikut tertarik membentuk bentukan cerutu yang

akhirnya lepas dari matahari. Masa gas yang berbentuk cerutu itu kemudian terputus-

putus membentuk tetesan raksasa dengan ukuran yang berbeda-beda. Tetesan gas itu

lama kelaman membeku menjadi planet-planet. Itulah sebabnya planet-planet terletak

pada suatu bidang datar, bahkan pada suatu waktu nanti akan membentuk satu garis

lurus lagi. Pada tahun 1982 beberapa planet memang terletak pada satu garis lurus,

sehingga pada waktu itu tercetus bermacam-macam ramalan tentang peristiwa alam

yang mungkin terjadi, misalnya akan banyak terjadi gempa, gelombang besar dan

Gambar 2.1 Terjadinya Tata Surya Menurut Teori Kabut

Page 3: Tata Surya

5-3

sebagainya. Namun semua itu tidak terbukti, sekalipun memang benar beberapa planet

terletak pada satu garus lurus dengan matahari.

Gambar 2.2 Terjadinya Tata Surya

Menurut Teori Pasang Surut

Teori ini pun mempunyai kelemahan, misalnya bintang apakah yang lewat itu?

Apakah bintang itu hanya lewat sekali itu saja? Berapa besar jarak antara bintang itu

dengan matahari pada waktu berpapasan dan sebagainya? Semua itu tidak dapat

diterangkan.

Moulton seorang ahli Astronomi dan Chamberlain seorang ahli Geologi,

keduanya orang Amerika mengemukakan teorinya yang dikenal dengan teori

Planetesimal (1900). Hampir sama dengan teori Kant dan Laplace, awal pembentuikan

planet itu adalah kabut pijar. Namun Moulton dan Chamberlain mengemukakan bahwa

di dalam kabut itu terdapat material padat yang berhamburan yang dinamakannya

planetesimal. Benda padat inilah yang kemudian saling menarik di antara sesamanya

karena gaya tariknya masing-masing, sihingga lama kelamaan terbentuklah gumpalan

yang besar yang dinamakan planet.

Pada abad ke-20 muncul teori-teori modern yang menerangkan terjadinya tata

surya kita, seperti yang dikemukakan oleh Von Weizsaecker (1945), G.P. Kuiper dan

Page 4: Tata Surya

5-4

sebagainya. Pada dasarnya teori modern ini mendekati teori kabut Kant dan Laplace,

bahwa disekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan dan

secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas itu

dinamakan proto planet.

ANGGOTA TATA SURYA

Tata surya kita terdiri atas sebuah matahari; planet-planet dengan bumi salah

satu diantaranya; satelit-satelit yaitu benda langit pengikut planet, diantaranya bulan

kita; komet yang dinamakan juga bintang berekor; dan meteor.

Matahari

Matahari adalah sebuah bintang, sama dengan bintang-bintang lain yang

bertebaran di malam hari yang cerah. Namun karena matahari jauh lebih dekat ke bumi

kita, maka matahari tampak seperti piringan cahaya yang besar, sedangkan bintang-

bintang lain hanya merupakan titik-titik cahaya saja. Padahal matahari hanyalah sebuah

bintang berukuran sedang saja.

Dapat kita bayangkan betapa panasnya matahari itu. Walaupun jaraknya 150

juta kilometer, tetapi panasnya masih dapat kita rasakan. Para astronom dapat

menghitung bahwa suhu di permukaan matahari adalah 5.500o Celcius. Di dalam

matahari suhunya lebih tinggi lagi. Seluruh matahari terdiri dari gas karena tak ada

benda cair atau padat pada suhu setinggi itu.

Matahari mempunyai ukuran sangat besar. Garis tengah matahari kira-kira 109

kali garis tengah bumi. Dengan demikian isi matahari adalah 1,3 juta kali isi bumi.

Dengan kata lain, andaikata matahari dapat dikosongkan, maka 1,3 juta bumi dapat

muat di dalamnya. Walaupun sebesar itu, tetapi matahari bukanlah bintang terbesar.

Para astronom bahkan menggolongkan matahari sebagai bintang yang kerdil. Bintang

Antares, yaitu bintang merah dan terang di rasi Scorpio, mempunyai garis tengah 400

kali garis tengah matahari. Tetapi ada juga bintang-bintang yang lebih kecil dari

matahari.

Page 5: Tata Surya

5-5

Matahari memancarkan panas dengan jumlah yang sangat besar. Ini

berlangsung terus sejak milyaran tahun yang lalu. Tentu ini menimbulkan pertanyaan

apakah sumber tenaga yang menghasilkan panas matahari itu? Mengapa sumber tenaga

itu tidak habis-habis? Lama orang mencari jawabannya. Bahan-bahan bakar kimia

seperti yang kita kenal di bumi seperti minyak, gas, atau batu bara pasti tidak mungkin.

Bila bahan bakar matahari itu semacam bahan bakar kimia, maka matahari sudah akan

padam dalam beberapa ribu tahun saja.

Pada permulaan abad ke-20 orang melihat adanya sumber tenaga baru, yaitu

tenaga nuklir atau tenaga inti. Persoalan sumber tenaga matahari baru bisa dipecahkan

pada tahun 1939 oleh seorang ahli fisika bernama Hans Bethe. Menurut Bhete bahan

bakar matahari tak lain adalah gas hidrogen. Sungguh bahan bakar yang melimpah

karena hampir seluruh matahari terdiri dari gas hidrogen. Di pusat matahari yang panas

itu terjadi reaksi nuklir di mana gas hidrogen diubah menjadi gas helium. Dalam reaksi

nuklir itu dihasilkan panas yang besar. Panas itulah yang kita rasakan di bumi ini.

Setiap detik matahari kehilangan 4 juta ton materinya untuk diubah menjadi panas

melalui reaksi nuklir itu. Jumlah itu sangat besar bagi kita, tetapi amat kecil untuk

matahari. Matahari tidak akan kehabisan bahan bakar selama 10 milyar tahun.

Matahari yang kelihatan mulus itu sebenarnya mengandung cacat juga. Kadang-

kadang terlihat bintik-bintik hitam di permukaannya, seperti tahi lalat tampaknya.

Bintik-bintik itu sebenarnya sudah terlihat sejak lama sekali. Dalam sebuah cacatan

kuno di Cina ditulis mengenai terlihatnya sebuah noda hitam di matahari pada tahun 28

sebelum Masehi. Tetapi rupanya catatan itu lama dilupakan orang. Baru pada tahun

1610, seorang astronom Italia bernama Galileo mengumumkan bahwa ia melihat bintik-

bintik hitam di matahari melalui teropong yang dibuatnya.

Umur dari bintik-bintik itu tidak tentu. Ada yang berumur beberapa hari, ada

juga yang berumur beberapa minggu. Jadi bintik-bintik itu bukan noda yang tetap tetapi

dapat timbul dan lenyap. Bintik-bintik itu biasanya terdapat dalam kelompok-

kelompok. Besarnya berbeda-beda, ada yang kecil, hanya sekitar 100 kilometer saja,

ada juga yang puluhan ribu kilometer. Pada tahun 1858 terlihat suatu bintik yang

sangat besar, garis tengahnya 230.000 kilometer, yaitu kira-kira 18 kali garis tengah

bumi.

Page 6: Tata Surya

5-6

Bintik-bintik itu kelihatan hitam karena suhunya lebih rendah daripada suhu

sekelilingnya. Suhu di tengah bintik itu hanya 4.000o Celcius, sedangkan suhu

sekelilingnya 5.500o Celcius, karena itulah tampaknya lebih gelap dibanding dengan

sekitarnya. Kita melihatnya sebagai noda-noda hitam.

Gambar 2.3 Bintik Matahari

Seorang astronom Inggris bernama Carrington pada tanggal 1 September 1859

melihat suatu keanehan di permukaan matahari. Ia melihat titik-titik bercahaya terang

di sekitar kelompok bintik-bintik matahari. Titik itu meluas, makin terang dan menjadi

sangat cemerlang. Kemudian cahaya itu melemah dan lenyap setelah kira-kira satu jam.

Peristiwa yang dilihat Carrington itu adalah suatu ledakan matahari. Ledakan-ledakan

semacam itu terjadi pada saat jumlah bintik-bintik matahari paling banyak.

Yang sangat menarik perhatian ialah bahwa hampir bersamaan dengan

terjadinya ledakan, hubungan radio di bumi terganggu selama beberapa saat. Sehari

atau dua hari kemudian alat-alat pengukur kemaknitan bumi kacau kerjanya. Di daerah

kutup terlihat cahaya-cahaya yang aneh di langit yang disebut cahaya kutub.

Page 7: Tata Surya

5-7

Planet dan Asteroid

Kata planet berasal dari kata Yunani planetai, yang berarti “pengembara” dan

menyatakan gerak-gerik planet yang nampaknya terkatung-katung antara bintang tetap.

Oleh karena perpusaran dan peredaran bumi, semua bintang seolah-olah serentak

bergerak dalam daur harian dan tahunan yang teratur. Planet-planet pun ikut serta

dalam gerak semu ini, tetapi juga bergerak secara nyata mengelilingi matahari,

sedangkan jaraknya dari bumi cukup dekat hingga geraknya yang sebenarnya pun dapat

diketahui. Apabila gerak ini digabungkan dengan gerak semu, maka timbullah

ketidakteraturan. Selain mempunyai kecepatan yang berbeda-beda dalam mengitari

matahari, kebanyakan planet bergerak pada orbit yang berlainan kemiringan terhadap

khatulistiwa matahari.

Gambar 2.4 Lintasan Planet, Asteroid, dan Komet

Planet terbesar dalam tata surya

Bintang-bintang hanya tampak sebagai titik-titik cahaya saja bila dilihat dengan

teropong, lain halnya dengan planet-planet. Pada suatu malam dalam bulan Januari

1610 Galileo mengarahkan teropongnya ke planet Jupiter. Sungguh takjub ia. Jupiter

kelihatan sebagai bulatan, bukan hanya sekedar titik saja. Di dekatnya terlihat empat

Page 8: Tata Surya

5-8

benda bercahaya, kelihatannya seperti bintang. Ternyata keempat benda itu bergerak

mengelilingi Jupiter. Benda-benda bercahaya itu tidak lain adalah satelit Jupiter. Kita

mengetahui bahwa setidaknya Jupiter memiliki 16 buah satelit, tetapi hanya 4 yang

mudah dilihat dengan teropong.

Gambar 2.4 Planet Jupiter

Jupiter adalah planet yang terbesar dalam tata surya. Garis tengahnya kira-kira

11 kali garis tengah bumi. Rotasi planet ini sangat cepat. Periode rotasinya hanya kira-

kira 10 jam. Dengan teropong kita melihat Jupiter tidak berbentuk bola sempurna

seperti bulan misalnya, tetapi agak pepat pada kedua kutubnya. Ini akibat rotasinya

yang cepat itu. Dapat pula dilihat adanya garis-garis gelap dan terang di permukaan

planet itu. Garis-garis ini adalah awan-awan di angkasa planet tersebut. Yang menarik

lagi, di permukaan Jupiter terdapat sebuah naktah merah besar, panjangnya kira-kira

30.000 hingga 40.000 kilometer dan lebarnya sekirar 14.000 kilometer. Noktah merah

ini diduga adalah angin puyuh raksasa yang terjadi di sana. Orang yang pertama kali

Page 9: Tata Surya

5-9

melihat noktah merah ini adalah seorang astronom Italia bernama Giovanni Domenico

Cassini pada tahun 1665. Ini berarti bahwa umur angin puyuh itu sudah lebih dari 300

tahun karena sampai sekarang masih terlihat. Tak ada angin puyuh yang umurnya

begitu lama di bumi.

Seluruh Jupiter terdiri dari lautan. Bukan lautan air melainkan lautan hidrogen.

Tak ada daratan di sana. Udara terutama terdiri dari gas hidrogen dan senyawa-

senyawanya seperti metan dan amoniak, helium juga banyak terdapat di sana. Kita

tentu tak dapat bernafas dalam udara seperti itu. Gaya tarik gravitasi di permukaan

Jupiter lebih besar daripada di permukaan bumi. Orang yang beratnya 50 kilogram di

bumi akan mempunyai berat 132 kilogram di sana akibat gaya tarik gravitasi yang kuat

itu. Karena letaknya yang jauh (778 juta kilometer) dari matahari, suhu di sana sangat

dingin, kira-kira 140o Celcius di bawah nol. Planet raksasa ini memang tidak cocok

untuk ditinggali oleh manusia.

Planet yang bercincin

Saturnus adalah planet yang paling mengesankan untuk dilihat dengan teropong.

Planet ini dilingkari oleh sebuah cincin. Orang yang pertama kali melihat cincin ini

adalah seorang astronom Belanda bernama Christian Huyghens pada tahun 1665.

Sebenarnya Galileo juga pernah melihat Saturnus dengan teropongnya. Tetapi ia tidak

menemukan cincin Saturnus itu karena teropongnya terlalu kecil. Ia hanya melihat

seolah-olah Saturnus mempunyai “telinga”.

Banyak bukti menunjukkan bahwa cincin itu bukan merupakan pelat lempengan

yang padat seperti kelihatannya. Cincin itu sebenarnya terdiri dari butiran-butiran es

yang bergerak mengelilingi planet tersebut. Bila kebetulan ada bintang di belakang

cincin itu, maka bintang itu masih dapat dilihat. Selain Huyghens, astronom lain yang

pertama-tama menyelidiki Saturnus adalah Gian Domenico Cassini dari Italia. Cassini

ini juga dikenal sebagai penemu noktah merah di Jupiter. Pada tahun 1675 Cassini

melihat bahwa cincin Saturnus itu terdiri dari dua lapisan. Jari-jari lapisan yang terluar

(disebut cincin A) kira-kira 120.000 kilometer, sedang lapisan yang kedua (cincin B)

berjari-jari 90.000 kilometer. Dengan teropong yang sangat kuat malahan terlihat

bahwa cincin itu sebenarnya terdiri dari tiga lapisan. Tetapi lapisan yang ketiga ini

Page 10: Tata Surya

5-10

terlihat sangat lemah. Letak lapisan ini (cincin C) terletak lebih ke dalam, jari-jarinya

73.000 kilometer.

Baik Huyghens maupun Cassini menemukan bahwa seperti Jupiter, Saturnus

juga dikelilingi beberapa buah bulan. Sekarang kita mengetahui bahwa sedikitnya ada

17 buah bulan mengelilingi planet ini.

Pertanyan yang timbul ketika para astronom melihat cincin Saturnus itu adalah:

“Dari mana asalnya cincin itu?” Pertanyaan ini baru dapat dijawab oleh seorang

astronom Perancis bernama Edouard Roche pada tahun 1850.

Menurut Roche, cincin itu pada mulanya adalah sebuah bulan dari Saturnus

yang bergerak mendekati planet induknya. Bulan ini akan mengalami suatu gaya yang

disebut gaya pasang surut. Gaya ini timbul karena adanya perbedaan gaya tarik

gravitasi Saturnus pada bagian-bagian tubuh bulan itu. Bagian bulan yang lebih dekat

ke Saturnus tertarik lebih kuat daripada bagian yang lebih jauh. Pasang surut air laut di

bumi juga disebabkan gaya semacam itu yang diakibatkan gaya tarik gravitasi bulan dan

matahari. Karena itu gaya ini disebut gaya pasang surut. Bulan Saturnus itu makin

mendekat hingga akhirnya gaya pasang surut ini menjadi sangat kuat hingga memecah

Gambar 2.5 Planet Saturnus

Page 11: Tata Surya

5-11

bulan Saturnus itu hingga hancur. Pecahan dari bulan yang malang ini sekarang masih

berserakan mengelilingi planet induknya dan kita lihat sebagai cincin Saturnus.

Saturnus adalah planet kedua yang terbesar dalam tata surya. Garis tengah

planet ini kira-kira 9,5 kali garis tengah bumi. Seperti Jupiter, planet ini sebagian besar

terdiri dari hidrogen dan helium. Suhu di permukaan Saturnus kira-kira 180o Celcius di

bawah nol.

Planet yang terdekat dengan matahari

Di antara lima planet yang diketahui orang sejak zaman kuno, Merkurius adalah

planet yang paling lemah cahayanya. Planet ini yang terkecil dalam tata surya, garis

tengahnya kurang dari setengah garis tengah bumi.

Merkurius sangat sukar untuk diamati. Bukan karena kecilnya itu saja, tetapi

karena letaknya yang dekat dengan matahari, malahan diketahui yang terdekat. Saat

yang baik untuk mengamati sebuah benda langit ialah kalau benda langit itu jauh berada

di atas cakrawala. Kalau Merkurius berada jauh di atas cakrawala, matahari tentu juga

di atas cakrawala, karena letak keduanya tak pernah berjauhan. Ini berarti siang hari.

Satu-satunya kemungkinan untuk mengamati Merkurius hanyalah pada waktu fajar atau

senja hari, tergantung pada kedudukan planet ini. Tetapi saat itu Merkurius terlalu

dekat dengan cakrawala hingga pengamatan dengan teropong akan sangat terganggu

oleh aliran udara di permukaan bumi.

Para ahli kemudian menemukan suatu cara untuk menyelidiki Merkurius. Orang

dari bumi mengirim gelombang radar ke planet itu. Gelombang radar itu dipantulkan

oleh permukaan planet tersebut dan diterima lagi di bumi. Dengan mempelajari

perubahan-perubahan pada gelombang radar itu setelah dipantulkan oleh permukaan

planet, orang dapat mempelajari keadaan planet itu.

Dengan cara seperti itu orang dapat menentukan bahwa periode rotasi Merkurius

adalah 58,65 hari, bukan 88 hari seperti dahulu dikira orang, sama dengan periode

revolusinya. Dengan demikian di sana tak ada malam atau siang yang abadi. Dengan

cara mengirim gelombang radar itu orang juga dapat mengetahui bahwa permukaan

Merkurius ternyata kasar. Orang kemudian menduga bahwa di sana terdapat banyak

kawah dan gunung seperti di bulan.

Page 12: Tata Surya

5-12

Gambar 2.6 Planet Merkurius

Merkurius adalah planet yang kering. Tak ada udara maupun air di sana.

Karena letaknya yang dekat dengan matahari, siang hari di sana sangat panas, suhunya

dapat mencapai 350o Celcius. Matahari tampak 2 hingga 3 kali lebih besar daripada

kalau dilihat dari bumi. Panjangnya siang hari di sana adalah 176 hari di bumi. Kalau

siang hari di sana sangat panas, malam harinya sangat dingin. Suhu malam hari kira-

kira -150o Celcius. Merkurius tidak mempunyai bulan, jadi malam hari di sana selalu

gelap.

Planet yang selalu diselimuti awan

Venus adalah benda langit yang paling terang setelah matahari dan bulan.

Cahayanya sangat cemerlang. Kadang-kadang planet ini terlihat pada sore hari dan

kadang-kadang pada pagi hari. Orang menamakannya Bintang Kejora, walaupun

sebenarnya Venus bukanlah sebuah bintang. Galileo melihat planet ini berbentuk sabit

Page 13: Tata Surya

5-13

seperti bulan muda atau bulan tua. Ini menunjukkan bahwa Venus adalah benda gelap

seperti bulan. Hanya bagaian yang disinari matahari saja yang dapat kita lihat.

Gambar 2.7 Fase Venus Dilihat dari Bumi

Seperti juga bentuk sabit bulan, bentuk sabit Venus juga berubah-ubah.

Kadang-kadang bentuknya tipis seperti kuku, kadang-kadang besar. Dengan

mempelajari berubahnya bentuk sabit itu, Galileo memperoleh bukti bahwa Venus

memang bergerak mengelilingi matahari, bukan mengelilingi bumi. Venus

seringkali disebut juga saudara kembar bumi. Ini beralasan juga karena di antara

kesembilan planet yang mengelilingin matahari, Venus besarnya hampir sama dengan

bumi. Di samping itu Venus juga merupakan planet terdekat dengan bumi. Sekalipun

Venus adalah tetangga dekat bumi, tetapi Venus adalah planet yang sangat diliputi tabir

rahasia. Venus selalu diliputi awan yang tebal.

Page 14: Tata Surya

5-14

Gambar 2.7

Planet Venus

Selama tiga abad orang mempertentangkan berapa sebenarnya periode rotasi

Venus itu. Jawabannya baru ditemukan pada tahun 1962. Venus ternyata berotasi

sangat lambat, periode rotasinya 243 hari. Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah

rotasi bumi. Andaikan kita bisa ke sana dan awan-awan yang meliputi Venus bisa

disingkirkan, kita akan melihat matahari terbit disebelah barat dan tenggelam di sebelah

timur.

Vanus adalah sebuah planet yang kering, gurun pasir terhampar di

permukaannya. Hampir tak ada air di sana, berbeda sekali dengan permukaan bumi

yang sebagian besar merupakan lautan. Di sana juga terdapat kawah-kawah, tetapi

tidak sebanyak yang terdapat di bulan atau di Merkurius. Venus adalah planet yang

sangat panas, suhu di permukaannya sekitar 400o Celcius. Tekanan udara di sana kira-

kira 90 kali lebih besar daripada di bumi. Udara banyak mengandung gas karbon

dioksida dan sedikit sekali mengandung oksigen. Seperti Merkurius, Venus tidak

mempunyai bulan. Melihat hal-hal itu, sebutan Venus sebagai saudara kembar bumi

menjadi tidak tepat lagi. Venus lain sekali dengan bumi.

Page 15: Tata Surya

5-15

Planet berwarna merah

Mars adalah planet yang berwarna kemerah-merahan. Tidak mengherankan

kalau planet ini dinamakan Mars atau dewa perang dalam dongeng Romawi kuno.

Mars lebih kecil daripada bumi. Garis tengahnya kira-kira setengah garis tengah bumi.

Gaya tarik gravitasi Mars kira-kira 2,5 kali lebih kecil dibandingkan gaya tarik gravitasi

bumi. Seorang yang beratnya 50 kilogram di bumi, di Mars hanya akan mempunyai

berat 19 kilogram.

Periode rotasi Mars hampir sama dengan bumi, yaitu 24 jam, 37 menit.

Keadaan di permukaan planet ini kelihatannya tidak sekejam di planet-planet lain.

Dapat dimengerti bahwa dulu orang sangat menaruh harapan akan menemukan adanya

kehidupan di Mars. Tetapi harapan ini makin menipis sekarang setelah orang

mengetahui keadaan sebenarnya di planet tersebut.

Orang dapat melihat dengan jelas permukaan Mars melalui teropong. Di kutub-

kutub Mars terlihat ada lapisan es. Luasnya lapisan es itu berubah-ubah, bergantung

pada musim yang terjadi di sana. Di kutub yang mengalami musim dingin lapisan

esnya besar; lapisan es ini menyusut pada musim panas. Kutub-kutub es ini terdiri dari

karbon dioksida yang membeku.

Mars kadang-kadang mendekati bumi hingga jarak 55,5 juta kilometer. Ini

adalah jarak terdekat Mars ke bumi. Pada tahun 1877, ketika Mars berada pada jarak

yang dekat itu dengan bumi, seorang astronom Italia bernama Giovanni V. Schiaparelli

menggunakan kesempatan baik ini untuk mengamati Mars. Schiaparelli melaporkan

bahwa ia melihat kanal-kanal atau terusan-terusan di permukaan Mars. Beberapa

astronom lain sesudah Schiaparelli juga melaporkan melihat hal yang sama. Pada

waktu itu banyak orang menduga bahwa terusan-terusan itu dibuat oleh makhluk-

makhluk hidup di sana. Sekarang orang mengetahui bahwa terusan-terusan itu ternyata

tidak ada. Rupanya mereka salah menafsirkan apa yang mereka lihat.

Pada tahun 1877, Asaph Hall menemukan bahwa Mars mempunyai dua buah

satelit yang kecil, garis tengahnya sekitar 10 hingga 20 kilometer saja.

Page 16: Tata Surya

5-16

Gambar 2.8 Planet Mars dan Satelitnya

Udara di Mars sangat tipis, sebagian besar terdiri dari gas karbon dioksida.

Tekanan udara di permukaan Mars sangat rendah, kurang dari 1/100 tekanan udara di

bumi. Ini sama dengan tekanan udara pada ketinggian 30 kilometer di atas permukaan

laut di bumi. Suhu siang hari di musim panas kira-kira 30o Celcius, tetapi suhu malam

hari dapat mencapai -100o Celcius. Planet ini sangat kering, tak ada air di sana. Kita

tahu bahwa air adalah syarat utama agar kehidupan dapat berlangsung.

Sejak tahun 1962, beberapa pesawat antariksa tak berawak telah diluncurkan ke

Mars. Pesawat-pesawat seri Mariner dari Amerika berhasil mendekati Mars hingga

jarak beberapa ribu kilometer saja dari permukaan planet ini. Misalnya, pesawat

Mariner 9 pada bulan September 1971 berhasil mendekati Mars hingga jarak 1395

kilometer. Lebih dari 7 ribu gambar dikirimkannya ke bumi. Ternyata permukaan

Mars juga ditaburi kawah-kawah seperti bulan dan Merkurius. Bedanya, di bulan dan

Merkurius tak ada udara, sedangkan di Mars ada walaupun tipis. Karena adanya udara,

Page 17: Tata Surya

5-17

maka kawah-kawah di Mars telah terkikis sedikit demi sedikit oleh angin yang ada di

sana. Ini disebut erosi.

Ditemukannya Uranus

Seorang Jerman bernama Frederick William Herschel pada tahun 1759 pindah

ke Inggris dan bekerja sebagai pemain musik di sana. Di samping pekerjaannya itu ia

sangat berminat pada astronomi. Ia banyak mempelajari buku-buku astronomi.

Bersama adik wanitanya, Herschel membuat sebuah teropong. Setiap malam mereka

mengamati benda-benda langit dengan teropongnya itu.

Pada tahun 1781, Herschel melihat sebuah benda langit yang anah. Benda langit

ini kelihatan bulat, tidak berupa titik cahaya saja seperti bintang-bintang. Ia mengamati

terus benda langit itu. Ternyata benda langit itu bergerak terhadap latar belakang

bintang-bintang. Setelah mempelajari gerak benda tersebut, akhirnya Herschel yakin

bahwa ia menemukan sebuah planet.

Penemuan ini adalah penemuan besar waktu itu. Galileo, Huyghens, dan

Cassini telah menemukan bulan dari beberapa planet. Herschel menemukan sebuah

planet, bukan hanya sekedar bulan. Ini adalah planet pertama yang ditemukan setelah

berabad-abad. Planet ini kemudian dinamakan Uranus, yang juga adalah nama dari

dewa Romawi, yaitu ayah Saturnus. Letak uranus lebih jauh dari Saturnus, yang

sebelum itu dianggap sebagai planet terjauh dari matahari. Jarak Uranus kira-kira 2 kali

jarak Saturnus.

Penemuan ini sangat mengesankan dunia ilmu pengetahuan. Pada tahun 1789

seorang ahli kimia Jerman bernama Martin Heinrich Kloproth menemukan sebuah

unsur kimia baru. Unsur ini dinamakan uranium, diturunkan dari kata Uranus.

Selain menemukan planet tersebut, Herschel juga menemukan bahwa Uranus

mempunyai dua buah satelit. Tetapi diketahui bahwa sebenarnya Uranus memiliki lima

buah satelit.

Page 18: Tata Surya

5-18

Gambar 2.8 Planet Uranus dan Satelitnya

Uranus termasuk planet yang besar, walaupun tak sebesar Jupiter dan Saturnus.

Garis tengahnya kira-kira 4 kali garis tengah bumi. Planet ini sulit diselidiki karena

letaknya yang jauh. Pengamatan dari bumi menunjukkan bahwa lapisan udara di

Uranus mirip seperti di Jupiter dan Saturnus. Di sana banyak terdapat hidrogen, helium,

dan metan. Lapisan udara di sana lebih jernih dibandingkan lapisan udara di Jupiter dan

Saturnus. Di Uranus matahari tampak 19 kali lebih kecil daripada kalau dilihat dari

bumi. Tentu saja planet ini sangat dingin, suhu di permukaannya kira-kira -210o

Celcius.

Planet yang ditemukan di atas kertas

Pada tahun 1820 seorang astronom Perancis bernama Alexis Bouvard

menghitung letak Uranus dan mencocokkannya dengan hasil yang diamati dengan

teropong. Ternyata lintasan Uranus menyimpang dari lintasan yang seharusnya

Page 19: Tata Surya

5-19

menurut perhitungannya. Penyimpangannya dari perhitungan itu memang kecil, tetapi

hal itu cukup anah karena rumus Newton biasanya dapat digunakan untuk menentukan

lintasan suatu planet dengan tepat.

Seorang astronom Jerman bernama Friedrich Wilhelm Beel mengemukakan

bahwa barangkali ada planet yang belum diketahui yang mengganggu gerak Uranus itu.

Antara planet ini dan Uranus terdapat gaya tarik grafitasi yang membuat lintasan

Uranus menyimpang.

Pada tahun 1843 seorang mahasiswa di Universitas Cambridge di Inggris

bernama John Couch Adams tertarik pada gerak Uranus itu. Ia melakukan perhitungan

untuk menentukan di mana gerangan letak planet yang mungkin mengganggu Uranus

itu. Adams menyelesaikan perhitungannya pada bulan September 1845. Adams

mengajukan hasil perhitungannya itu pada astronom kerajaan, yaitu Sir George Airy, di

Greenwich. Maksudnya agar Airy mencari planet itu di tempat yang ditentukan oleh

perhitungannya itu. Tetapi Airy kurang menanggapinya. Maklum Adam seorang

mahasiswa yang belum dikenal. Airy terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Di Perancis seorang astronom muda bernama Jean Joseph Leverrier melakukan

pekerjaan yang sama seperti yang dilakukan Adams. Adams dan Leverrier melakukan

perkerjaan itu sendiri-sendiri, dan mereka belum pernah berhubungan. Leverrier

mengumumkan hasil perhituingannya 10 bulan setelah Adams.

Mengetahui hal itu, Airy teringat kembali akan hasil pekerjaan Adams. Ia

meminta Profesor James Challis di Observatorium Cambridge untuk mencari planet itu.

Tetapi ia kedahuluan. Pada tanggal 23 September 1846, seorang atronom Jerman

bernama Johann Gotfried Galle dari Observatorium Berlin menerima surat dari

Leverrier. Malam itu juga Galle mencari planet itu di tempat yang tunjukkan oleh

Leverrier. Ia mencocokkan apa yang dilihatnya melalui teropong dengan sebuah peta

bintang, memang benar, di situ ia melihat sebuah “bintang” yang tak ada pada peta.

Besak malamnya, “bintang” itu berpindah tempat. Tak salah lagi “bintang” itu sebuah

planet. Galle telah berhasil menemukan planet baru itu. Planet itu dinamakan

Neptunus menurut nama dewa laut Romawi kuno. Adams dan Leverrier tidak

bersitegang siapa yang lebih dulu menemukan planet itu. Mereka saling memberi

selamat untuk penemuan ini.

Page 20: Tata Surya

5-20

Jarak Neptunus ke matahari kira-kira 30 kali jarak bumi ke matahari. Planet ini

besarnya hampir sama dengan Uranus, hanya sedikit lebih kecil. Kalau Uranus masih

dapat dilihat dengan mata seperti suatu bintang yang lemah, Neptunus hanya bisa dilihat

melalui teropong karena jaraknya yang jauh.

Keadaan di Neptunus kelihatannya mirip dengan keadaan di Uranus. Lapisan

udaranya mengandung hidrogen, helium, dan metan. Tentu saja Neptunus lebih dingin

daripada Uranus karena letaknya yang lebih jauh dari matahari. Suhu di permukaannya

diperkirakan -220o Celcius. Planet ini mempunyai dua buah satelit.

Planet yang terjauh

Dulu orang mengira bahwa Saturnus adalah planet yang terjauh dari matahari.

Kemudian Herschel menemukan Uranus. Bukan saja itu, Galle menemukan Neptunus

berdasarkan perhitunggan Leverrier. Tentu saja orang bertanya, jangan-jangan ada

planet yang lebih jauh lagi.

Pada tahun 1905 seorang astronom Amerika bernama Percival Lowell mencoba

mencari planet yang belum diketahui itu. Ia melakukan pekerjaan seperti yang pernah

dilakukan oleh Adams dan Leverrier. Diamatinya gerakan Uranus dan Neptunus dan

dicarinya kalau ada penyimpangan dari gerakan planet tersebut. Berdasarkan

pengamatan-pengamatannya, Lowell berkesimpulan pasti ada planet lain di samping

Neptunus yang mengganggu gerakan Uranus. Ia menamakan planet lain itu planet X.

Pada tahun 1915 ia mengumumkan di mana letak planet baru itu berdasarkan

perhitungannya. Ia sendiri juga mencarinya. Ia mencari foto-foto daerah tempat planet

itu mungkin berada. Tetapi ia tak sempat menyelesaikan pekerjaannya itu karena ia

meninggal pada tahun 1916. Pengganti-pengganti Lowell meneruskan pekerjaan itu.

Dapat dibayangkan betapa sulit menemukan planet baru itu. Kalau Uranus

sudah sedemikian lemah cahayanya, maka planet baru ini pasti lebih lemah lagi

cahayanya. Tiap potret yang diambil mengandung ratusan ribu bintang. Tentu sulit

sekali mencari, mana di antara bintang-bintang tersebut yang sebenarnya planet.

Dengan kata lain, orang harus menentukan benda langit mana di antara ratusan ribu

bintang itu yang berubah letaknya.

Page 21: Tata Surya

5-21

Baru 15 tahun kemudian, pada tanggal 18 Pebruari 1930, seorang staf muda dari

Observatorium Lowell bernama Clyde W. Tombough menemukan planet baru itu.

Planet ini dinamakan Pluto (dewa kegelapan). Nama ini sangat tepat karena planet yang

letaknya amat jauh dari matahari itu, pasti diliputi kegelapan. Jaraknya dari matahari

kira-kira 40 kali jarak bumi ke matahari. Dengan demikian planet ini hanya menerima

cahaya matahari 1/1.600 dari yang sampai ke bumi. Planet ini paling sukar untuk

diamati, sehingga sedikit sekali yang diketahui tentangnya.

Saat ini orang hanya mengetahui sedikit tentang planet ini. Pluto mempunyai

periode rotasi 6 hari 9 jam. Jadi rotasi planet ini lambat. Belum diketahui apakah

planet ini mempunyai satelit atau tidak. Pluto adalah planet yang kecil, lebih kecil

daripada Mars tetapi lebih besar daripada Merkurius. Suhu di planet ini tentu sangat

dingin, kira-kira -230o Celcius. Kelihatannya Pluto tidak mengandung udara.

Planet yang kita diami

Setelah mengarungi tata surya, kita kembali ke bumi, planet tempat tinggal kita.

Nenek moyang kita dulu menganggap bumi ini datar. Baru pada abad keempat sebelum

Masehi, seorang sarjana Yunani bernama Aristoteles mengemukakan bahwa bumi

berbentuk bola.

Kita sekarang tahu bahwa garis tengah bumi adalah 12.756 kilometer. Orang

yang pertama kali mengukur garis tengah bumi adalah Erathosthenes, seorang sarjana

Yunani, kira-kira 200 tahun sebelum Masehi. Ia mencatat perbedaan kedudukan

matahari dilihat dari kota Syene dan Iskandariah. Dari situ ia dapat menghitung garis

tengah bumi. Walaupun caranya masih sederhana, hasil yang didapatnya tidak berbeda

jauh dari perhitungan orang sekarang.

Sungguh banyak yang kita ketahui mengenai bumi kita, karena kita berada di

atasnya. Kita tahu bahwa lebih dari 70 persen permukaan bumi terdiri dari lautan.

Dasar laut yang terdalam kira-kira 11.000 meter di bawah permukaan laut. Pegunungan

terhampar di banyak tempat di daratan bumi. Gunung yang tertinggi adalah Mount

Everest yang tingginya 8.884 meter. Kita tahu pula bahwa angkasa bumi sebagian

besar terdiri dari nitrogen dan oksigen. Begitu banyak yang diketahui orang mengenai

bumi, hingga satu buku dapat ditulis khusus mengenai bumi.

Page 22: Tata Surya

5-22

Gambar 2.9 Bumi Terlihat dari Luar Angkasa

Adakah kehidupan di bumi? Sungguh aneh pertanyaan ini. Tetapi andai saja

kita hidup di Mars dan kita tidak tahu di bumi ada kehidupan. Andaikan pula kita

mempunyai teropong besar seperti yang ada di bumi sekarang. Dapatkah kita melihat

kehidupan di bumi? Ternyata memang sukar. Kita tak akan dapat melihat “tanda-tanda

kehidupan” seperti kota-kota, bendungan dan tanggul, karena terlalu kecil. Bagaimana

kalau kita mendekat? Seorang astronom Amerika bernama Karl Sagan pernah

menganalisa foto-foto bumi yang diambil oleh satelit Tiros yang beredar mengelilingi

bumi. Ribuan foto dari satelit itu tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan di

bumi. Ini semua untuk menggambarkan betapa sulit menemukan kehidupan di planet

lain andaikan kehidupan itu ada di sana.

Dari hal-hal yang telah kita bicarakan, kita dapat menarik kesimpulan: hanya

bumilah planet yang paling nyaman dan paling indah untuk kita diami. Planet

Merkurius terlalu panas, sedangkan planet Pluto terlalu gelap dan dingin. Bahkan

planet Venus dan Mars yang terletak dekat dengan bumi rupanya bukan tempat yang

Page 23: Tata Surya

5-23

baik untuk kehidupan manusia. Bumi kita ini, beserta aneka tanaman dan hewan,

sungguh sangat indah. Kita semua wajib menjaga dan merawatnya.

Asteroid: Planet-planet yang kerdil

Kita tahu bahwa tata surya kita mempunyai 9 buah planet yang mengitari

matahari pada lintasan yang dapat dikatakan tetap. Bumi kita berada pada jarak 150

juta kilometer dari matahari. Dengan mengandaikan jarak bumi ke matahari sama

dengan 1 (satu), maka jarak antara planet-planet lainnya dengan matahari menjadi

sebagai berikut:

Planet Jarak ke Matahari Mekurius Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus

0,39 0,72 1,00 1,52 5,20 9,54

19,20

Apakah keganjilan dalam daftar tersebut? Bagi mata yang kurang jeli, daftar itu

tidak ada keanehannya. Tetapi pada tahun 1772 seorang bernama Titius melihat ada

sesuatu keanehan dalam daftar jarak-jarak planet seperti tercantum di atas. Ia merasa

jarak antara Mars dan Jupiter terlalu jauh untuk dibiarkan kosong tidak berplanet.

Titius berkesimpulan tentu ada planet yang belum ditemukan di antara planet Mars dan

Jupiter. Seorang astronom bernama Bode juga giat menghitung di manakah gerangan

seharusnya letak planet yang belum ditemukan itu. Perhitungan Bode menunjukkan

bahwa letaknya itu adalah pada jarak 2,8 kali jarak matahari – bumi. Hukum mengenai

jarak-jarak planet itu dalam sejarah astronomi kemudian diberi nama Hukum Titius-

Bode.

Tentu saja pendapat Titius dan Bode itu menjadi tantangan bagi para ahli.

Mereka mulai mencari planet yang harusnya terletak di antara lintasan planet Mars dan

planet Jupiter. Pencarian itu baru berhasil pada malam terakhir tahun 1800. Seorang

pastor bernama Piazzi (1746 — 1826) juga merangkap kepala peneropongan bintang di

Pulau Sicillia (Italia Selatan). Pastor itu bermaksud membuat peta langit yang sangat

Page 24: Tata Surya

5-24

teliti. Karena itu dengan cermat pastor Piazzi menentukan letak bintang-bintang pada

petanya.

Pada malam pertama tahun 1801 (1 Januari 1801) Piazzi meneliti letak sebuah

bintang yang sudah dicatat sebelumnya. Anehnya, di dekat bintang itu terlihat bintang

lain yang sebelumnya tidak ada di sana. Cahaya bintang baru itu sangat lemah. Malam

berikutnya, Piazzi mengamati lagi letak bintang penemuannya itu. Ternyata sudah

berpindah tempat, tidak ada lagi di tempatnya kemarin malam. Kalau begitu, benda

tersebut bukan bintang, demikian pikir pastor itu.

Pada tanggal 3 Januari 1801 Piazzi sudah yakin benar bahwa yang diamatinya

malam-malam yang lalu itu bukan sebuah bintang, segera ia mengirimkan surat kepada

seorang teman sejawatnya. Temannya itu tidak lain adalah Bode, yang ketika itu berada

di Berlin (Jerman). Sementara suratnya dalam perjalanan ke Jerman, Piazzi terus

mengamati penemuan barunya itu sampai tanggal 11 Januari, ketika cuaca berubah

menjadi jelek sekali. Enam minggu kemudian Piazzi jatuh sakit.

Bode yang menerima berita dari Piazzi, walau agak terlambat, lalu melakukan

perhitungan. Hasil hitungannya meyakinkan, bahwa apa yang ditemui oleh Piazzi,

memang bukan bintang, juga bukan komet, tetapi sebuah planet kerdil yang terletak di

antara lintasan planet Mars dan Jupiter. Dengan begitu, sudah puaskah dunia

astronomi? Belum! Masih harus diperiksa dan diyakini benar bahwa planet itu betul

planet yang ditemukan Piazzi.

Ketika Piazzi sakit 6 minggu kemudian, pengamatan terhenti. Beruntunglah

bahwa planet Piazzi itu tidak hilang jejaknya. Seorang ahli matematika muda, umur 23

tahun, bernama Gauss (1777 – 1855) menggemparkan ilmu astronomi. Gauss yang

pandai itu, berdasarkan bahan pengamatan Piazzi, menentukan letak planet kerdil

tersebut. Berdasarkan perhitungan Gauss, pada tanggal 7 Desember 1801, von Zach

menemukan kembali planet kerdil yang pernah ditemukan oleh Piazzi.

Penemuan Piazzi, pekerjaan Gauss, dan usaha von Zach yang diceritakan di atas

telah membuka lembaran baru dalam sejarah penemuan planet-planet kecil. Penemuan

Piazzi, sekaligus membuktikan kebenaran ramalan Titius Bode. Piazzi, penemu

pertama planet kecil, diberi kehormatan untuk memberikan nama pada benda

penemuannya itu. Piazzi memilih nama Ceres, nama dewi pelindung bangsa Sicilia.

Page 25: Tata Surya

5-25

Karena kecilnya, kadang-kadang diberi julukan planetoid, artinya planet kecil. Nama

yang lebih umum dipergunakan ialah asteroid, yang mempunyai arti “seperti bintang”.

Tidak lama setelah Ceres, planetoid yang kedua ditemukan oleh Olbers, yang

pekerjaan sehari-harinya sebagai dokter di Bremen (Jerman Utara). Ini terjadi pada

tanggal 28 Maret 1802. Dia memberinya nama Pallas, yakni nama dewi dalam cerita

kuno Yunani. Dengan ditemukannya dua planetoid dalam waktu singkat, para astronom

berlomba-lomba mencari planetoid lainnya. Dalam abad ke-20, para astronom telah

mengetahui bahwa di daerah antara Mars dan Jupiter terdapat tidak kurang dari 40.000

buah planetoid. Beberapa buah di antaranya telah diketahui lintasannya secara baik.

Lebih dari 3.000 buah sudah diberi nama, baik oleh penemunya maupun oleh badan

internasional yang mengatur pemberian nama itu. Untuk menghormati penemu

planetoid yang pertama, maka planetoid nomor 1.000 diberi nama Piazzi.

Ceres, yang pertama kali ditemukan, ternyata merupakan planetoid yang

terbesar dalam kumpulannya. Garis tengah Ceres hanya 700 kilometer. Bandingkan

dengan garis tengah bumi 12.756 kilometer. Berbeda dengan planet, planetoid tidak

memiliki bentuk bundar. Lebih merupakan bentuk bongkahan tak beraturan. Ukuran

tiga planetoid besar lainnya berturut-turut adalah Pallas 400 kilometer, Vesta 350

kilometer, dan Juno 200 kilometer. Ada planetoid yang bergaris tengah hanya 4

kilometer saja.

Satelit

Kebanyakan planet diikuti oleh benda langit lain yang lebih kecil. Benda langit

yang lebih kecil daripada planet dan mengikuti gerakan planet mengelilingi matahari

diberi nama satelit. Kata satelit artinya pengikut. Untuk jelasnya dapat dikatakan

demikian: planet berputar mengelilingi matahari dan satelit berputar mengelilingi

planet.

Jumlah satelit bagi tiap planet tidak sama. Bumi kita sebagai planet hanya

mempunyai sebuah satelit, yaitu bulan. Sering juga kita menyebutkan bulan sebagai

satelit alam. Sebutan itu diberikan untuk membedakannya dengan satelit buatan.

Berbeda dengan satelit alam, satelit buatan adalah satelit yang dibuat oleh ahli ilmu

pengetahuan dan teknik. Tentu saja satelit buatan tidak dapat menyamai satelit alam.

Page 26: Tata Surya

5-26

Lagipula, satelit buatan selain mempunyai lintasan yang lebih dekat dengan bumi juga

tidak dapat bertahan selama-lamanya. Pada suatu ketika akan rusak atau jatuh kembali

ke bumi. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini telah banyak dibuat satelit buatan.

Satelit-satelit itu diluncurkan untuk berbagai tujuan. Ada satelit untuk mengindera

kekayaan alam, ada pula untuk mengumpulkan data cuaca, dan sebagainya.

Seterusnya kita tidak akan selalu menyebut satelit alam, cukup satelit saja.

Bumi hanya mempunyai sebuah satelit. Tetapi planet Venus dan Merkurius sama sekali

tidak mempunyai satelit. Sedangkan planet raksasa Jupiter mempunyai banyak satelit.

Setidaknya, Jupiter dikelilingi oleh 16 buah satelit dan Saturnus dikelilingi oleh 17 buah

satelit, sehingga planet ini menyerupai “tata surya mini”. Kebanyakan satelit Jupiter

dan Saturnus baru ditemui pada waktu akhir-akhir ini saja, dengan teropong besar.

Tidak mustahil jumlah itu akan bertambah melalui pengamatan yang lebih teliti dan

dengan peralatan yang lebih canggih.

Hampir semua satelit beredar mengelilingi planetnya dengan arah yang sama

dengan arah peredaran planet mengelilingi matahari. Lagipula peredaran itu hampir

semuanya sebidang. Kecepatan tiap satelit mengedari planetnya tidak sama. Hukum

umumnya ialah makin jauh sebuah satelit dari planetnya, makin lambat jalannya dan

tentu saja semakin banyak waktu yang diperlukan untuk sekali berputar.

K o m e t

Komet tampak sebagai sebuah bintang dengan ekornya yang menjurai di

angkasa, karena itu orang Yunani menyebutnya sebagai “aster kometes” yang berarti

bintang berambut panjang. Penamaan ini sampai sekarang masih tetap digunakan,

tetapi hanya tinggal kata belakangnya saja, yaitu komet.

Meskipun pada zaman sebelum masehi komet masih dianggap benda langit yang

misterius dan menakutkan, namun beberapa ahli ilmu pengetahuan telah berusaha untuk

menyingkap tabir rahasia kemisteriusan komet tersebut. Salah seorang diantaranya

adalah Pythagoras, seorang ahli matematika Yunani yang hidup di abad keenam

sebelum masehi. Menurut Pythagoras, komet adalah sebuah benda langit yang dapat

muncul kembali dalam waktu tertentu. Pendapat ini kemudian ditentang oleh

Aristoteles yang hidup tiga abad kemudian. Menurut Aristoteles, komet bukanlah

Page 27: Tata Surya

5-27

sebuah benda langit tetapi suatu fenomena meteorologi biasa yang terjadi di atmosfir

bumi.

Johann Muller dari Konigsberg yang dikenal juga sebagai Regiomontanus, pada

tahun 1472 mencoba mengamati kedudukan komet yang tampak pada waktu itu. Dari

hasil pengamatannya, walaupun masih sangat kasar, Muller berhasil menentukan

lintasan komet tersebut. Beliau berkesimpulan bahwa komet adalah sebuah benda

langit yang harus diselidiki lebih lanjut.

Ketika komet yang sangat terang tampak pada tahun 1577, seorang astronom

Denmark yang bernama Tycho Brahe mengadakan satu seri pengamatan di

observatoriumnya. Pada waktu yang bersamaan, komet tersebut diamati pula di Praha.

Dari kedua pengamatan tersebut, Tycho Brahe berkesimpulan bahwa kedudukan komet

berada lebih jauh daripada bulan. Malahan dari penelitian yang lebih lanjut, Tycho

Brahe berpendapat bahwa lintasan komet tersebut berupa lingkaran yang berada lebih

jauh daripada lintasan planet Venus. Pekerjaan Tycho Brahe ini membuktikan

ketidakbenaran pendapat Aristoteles yang mengatakan bahwa komet adalah fenomena

meteorologi biasa.

Lintasan komet yang berupa elips atau parabola, telah dibuktikan oleh Dorffel

dari Saxony dengan mengamati komet yang tampak selama 18 minggu dalam tahun

1680. Juga Giovanni A. Borelli, seorang ahli matematika Italia, pada tahun 1665 telah

mengemukakan pendapatnya bahwa komet yang tampak pada tahun 1664 mempunyai

lintasan yang berbentuk parabola.

Pada tahun 1687, seorang ahli matematika Inggris yang bernama Isaac Newton,

membuktikan bahwa sebuah benda yang bergerak di sekitar matahari, di mana matahari

berada pada titik fokusnya, tidak hanya akan mempunyai lintasan yang berbentuk elips

tetapi juga dalam bentuk parabola atau hiperbola. Berdasarkan teori Newton ini,

seorang teman Newton yang bernama Edmund Halley, mencoba menghitung lintasan

24 komet yang telah banyak diamati. Dari ke-24 tersebut, dia menemukan bahwa tiga

buah komet, yaitu komet yang tampak pada tahun 1531, 1607, dan 1682 yang diamati

oleh Apian, Kepler, dan Halley sendiri, mempunyai lintasan dan selang waktu

pemunculan yang hampir sama. Dari hasil perhitungan itu, Halley berpendapat bahwa

ketiga komet tersebut dan mungkin juga komet yang tampak pada tahun 1456, adalah

komet yang sama. Karena itu Halley meramalkan bahwa komet tersebut akan tampak

Page 28: Tata Surya

5-28

lagi pada tahun 1758. Ketika tahun 1758 tiba, apa yang diramalkan Halley menjadi

kenyataan, komet tersebut benar-benar muncul kembali dan mencapai puncak

kecerlangannya pada tahun 1759. Tetapi sayang, Halley tidak dapat menyaksikan

kebenaran hasil ramalannya itu, karena pada tahun 1742, dia meninggal dunia. Untuk

menghormati pekerjaan besarnya, komet tersebut kemudian diberi nama Halley.

Meskipun dewasa ini perburuan komet telah dilakukan dengan sistematis, tetapi

kadang kala ada juga komet baru yang lepas dari perburuan, dan baru diketemukan

setelah komet tersebut tampak dengan mata bugil. Misalnya komet Wilson-Hubbard

yang tampak pada tahun 1961, diketemukan 6 hari setelah melewati periheliumnya.

Komet-komet seperti ini biasanya adalah komet yang pergerakannya sangat cepat.

Komet semacam ini seringkali diketemukan oleh pilot pesawat terbang yang sedang

menjalankan tugasnya di udara.

Setiap tahun rata-rata diketemukan 8 sampai 10 komet, tetapi hampir

setengahnya terdiri dari komet-komet yang pernah diketemukan sebelumnya, sehingga

jumlah komet yang telah diketemukan hingga saat ini hanya sekitar 1000 buah.

Gambar 2.10 Lintasan Komet Halley

dan Lintasan Bumi

Page 29: Tata Surya

5-29

Sebagian komet-komet baru yang diketemukan dewasa ini, hanya dapat dilihat pada

foto-foto yang dibuat dengan menggunakan teropong-teropong besar saja. Meskipun

demikian, setiap tahun paling sedikit ada sebuah komet yang dapat dilihat dengan hanya

menggunakan binokuler, malahan terkadang dapat dilihat dengan mata bugil.

Kepala komet terdiri dari “inti” dan “koma”. Koma sebuah komet akan tampak

sebagai bulatan baur yang menyerupai kabut bercahaya, dan di dalam koma inilah

kadang-kadang dapat dilihat intinya. Ketika sebuah komet mendekati matahari,

komanya akan bertambah besar dan juga kecerlangannya bertambah terang. Kadang

kala besarnya koma sebuah komet dapat mencapai ukuran planet Jupiter, tetapi pada

saat komet berada di dekat periheliumnya, seringkali ukuran koma kembali menyusut

sedikit demi sedikit, namun kecerlangannya semakin bertambah terang.

Hampir sepanjang umurnya, sebuah komet selalu berada di suatu daerah yang

sangat dingin yang jauh dari matahari. Pada waktu itu, komet tersebut hanyalah berupa

sebuah gumpalan materi yang berada dalam keadaan beku yang disebut inti komet. Inti

tersebut bergerak dalam sebuah lintasan yang masih tetap di bawah pengaruh gravitasi

matahari. Apabila lintasannya membelok ke arah matahari, permukaan inti tersebut

mulai dipanasi matahari sehingga terjadi proses penguapan. Akibat penguapan ini,

sebagian dari partikel-partikel padat dalam inti akan terbawa oleh molekul-molekul

yang menguap tersebut, sehingga di sekitar inti akan timbul awan gas dan debu yang

disebut koma.

Pada waktu masih berada di dalam kelompoknya yang jauh di tepi tata surya,

materi-materi pembentuk komet merupakan satuan yang kohesif dan kompak karena

adanya gaya tarik gravitasi antar partikel. Namun, kekompakannya itu tidak dapat

dipertahankan kalau sudah dekat dengan matahari, karena matahari memancarkan

radiasi yang sangat besar sekali dan juga menghembuskan angin yang disebut angin

matahari. Interaksi antara komponen komet dengan angin matahari dan tekanan radiasi

tersebut, menyebabkan terbentuknya ekor komet yang kadang-kadang dapat memanjang

sampai puluhan juta kilometer. Karena ekor komet dibentuk akibat tekanan radiasi dan

angin matahari, maka semakin dekat sebuah komet dengan matahari, ekornya akan

semakin panjang.

Page 30: Tata Surya

5-30

Meteor

Apabila suatu malam yang cerah kita keluar rumah dan melayangkan pandangan

ke laut lepas, maka akan tampaklah beribu-ribu bintang. Kadang-kadang kita

dikejutkan oleh suatu titik cahaya bergerak cepat di antara bintang-bintang itu.

Terlihatnya hanya beberapa detik, kemudian lenyap tak berbekas.

Hampir semua suku di negeri kita menyebut cahaya yang berkelebat pada

malam hari itu dengan nama “bintang beralih”. Timbulnya sebutan itu disebabkan

karena, pada mulanya, memang orang mengira ada bintang yang beralih tempat.

Walaupun dalam keadaan sebenarnya bintang memang berpindah tempat, tetapi yang

kita lihat dilangit itu bukan perpindahan sebuah bintang. Letak sebuah bintang sangat

jauh sekali, sehingga perpindahannya, atau gerakannya sangat lambat, hingga hanya

bisa diukur dengan alat yang sangat teliti.

Gambar 2.11 Meteor

Cahaya bergerak cepat yang kita saksikan itu bukan berasal dari bintang-bintang

yang berkilauan di langit, melainkan suatu peristiwa yang terjadi di angkasa bumi kita.

Page 31: Tata Surya

5-31

Benda yang menyebabkan adanya cahaya itu adalah batu yang berasal dari luar

angkasa. Namanya meteor. Batu meteor tidak sama dengan batu yang terdapat di

permukaan bumi. Di sekitar bumi banyak sekali terdapat batu meteor berkeliaran,

kecepatannya mencapai 70 kilometer per detik. Kalau memasuki angkasa bumi, batu

meteor itu akan bergesekan dengan dengan molekul yang terdapat di lapisan angkasa

bumi. Gesekan ini akan menghasilkan panas. Panas itulah yang menyebabkan bungkus

terluar meteor memijar, dari bumi kita lihat seperti garis cahaya.

Kalau kita inginlebih sering melihat meteor, haruslah mau bangun lewat tengah

malam. Karena sesudah tengah malam, jumlah meteor yang menghujani bumi lebih

banyak dibandingkan dengan sebelum tengah malam. Apa sebabnya?

Coba perhatikan peristiwa yang sering kita alami. Kalau kita naik mobil waktu

hujan, maka akan tampak bahwa kaca depan mobil lebih banyak tertimpa air hujan

daripada kaca belakang. Hal itu disebabkan karena kaca depan mobil menyongsong

jatuhnya air hujan.

Bumi kita juga mempunyai gerakan-gerakan. Selain mengelilingi matahari,

bumi juga berputar pada sumbunya. Dengan demikian, kita kadang-kadang berada di

arah depan gerakan bumi, kadang-kadang dibagian belakangnya. Sebelum tengah

malam kita berada di bagian belakang gerakan bumi. Meteor yang kita lihat pun

berkurang, sama halnya dengan kaca mobil bagian belakang yang kurang ditimpa hujan.

Lewat tengah malam kita berada di bagian depan gerakan bumi. Kita menyongsong

meteor, karena itu sesudah lewat tengah malam kita dapat menyaksikan lebih banyak

meteor.

Meteor yang agak besar tidak selalu habis terbakar selama perjalanannya di

dalam angkasa bumi. Lalu kemanakah meteor ini? Tentu saja jatuh ke permukaan

bumi. Meteor yang menyentuh permukaan bumi disebut meteorit. Kalau batu yang

jatuh itu cukup besar, maka di tempat jatuhnya itu akan timbul bekas. Bekas itu

berwujud lubang dan di sekitar lubang itu akan dapat ditemui pecahan meteor, ada yang

besar, tetapi kebanyakan kecil-kecil. Di negeri kita pun sering jatuh batu meteor. Pada

tahun 1975 sebuah meteorit yang beratnya 10 kilogram jatuh di daerah Pasuruan, Jawa

Timur. Meteor itu menimbulkan lubang sedalam setengah meter.

Di daerah padang pasir Arizona, Amerika Serikat, masih dapat dilihat sebuah

lubang besar menyerupai bekas tumbukan sebuah meteor. Kawah tersebut bergaris

Page 32: Tata Surya

5-32

tengah 1.200 meter dan dalamnya 175 meter. Berat meteor yang meninggalkan bekas

sedemikian besar itu diduga sedikitnya 30 ton. Di duga meteor Arizona itu jatuh di

permukaan bumi puluhan ribu tahun yang lalu. Di tempat lain di permukaan bumi

masih banyak terdapat kawah meteor.

Pada abad ini ada dua buah meteor jatuh secara dahsyat. Yang pertama pada

tanggal 30 Juni 1908 di Siberia-tengah. Sebagai akibatnya, hutan seluas beberapa puluh

ribu kilometer persegi menjadi rusak. Konon ledakannya dapat terdengar pada jarak

ratusan kilometer. Gempa yang ditimbulkan benturan meteor itu dapat tercatat sampai

ribuan kilometer dari tempat jatuhnya. Kini orang memandang peristiwa di Siberia itu

sebagai suatu peristiwa aneh juga. Tidak ada pecahan meteorit dapat ditemui di sekitar

hutan yang hangus terbakar itu. Orang mulai bertanya-tanya, apakah yang pernah jatuh

di Siberia itu mungkin komet, bukan meteor?

Gambar 2.12 Kawah Berkat Hantaman Meteor

Peristiwa kedua terjadi di Pegunungan Sikhote-Alin, di Siberia Timur.

Kejadiannya pada tanggal 12 Februari 1947. Meteor yang beratnya ditaksir 1.000 ton

Page 33: Tata Surya

5-33

meledak di udara. Pecahannya yang berjatuhan membentuk tidak kurang dari 100 buah

kawah yang tersebar dalam daerah seluas 2,5 kilometer persegi. Menurut orang yang

menyaksikan peristiwa ini, bola api terlihat “seterang matahari”. Kira-kira 5 ton

meteorit ditemui di tempat itu.

Sampai sekarang belum pernah tercatat ada orang yang meninggal akibat

kejatuhan meteor. Tetapi telah tercatat beberapa buah meteor yang menimpa

perumahan penduduk.

Batu meteor ada yang bergerak berkelompok. Kalau kebetulan bumi menyilang

jalan yang ditempuh kelompok meteor itu, maka akan terjadi peritiwa yang dinamai

hujan meteor. Di langit akan terlihat banyak sekali meteor yang berkelebatan. Pada

tanggal 13 Nopember 1833 pernah terjadi hujan meteor yang benar-benar lebat.

Seolah-olah bumi dihujani oleh api yang datang dari langit. Ditaksir dalam waktu

antara tengah malam hingga fajar dapat dilihat tidak kurang dari 250.000 buah meteor.

Tetapi di permukaan bumi tidak dijumpai meteorit akibat hujan meteor itu. Dengan

kata lain, dari sekian banyak meteor itu tak ada yang sampai jatuh ke bumi.

Tugas

1. Unduh dari internet materi tentang anggota tata surya: matahari, planet, asteroid,

satelit alam, komet, dan meteor.

2. Lebih khusus, unduh dari internet artikel yang menyatakan bahwa Pluto tidak

lagi merupakan sebuah planet, diskusikan dengan teman anda, ambil

kesimpulan.