Tata Surya
-
Upload
bima-bintang -
Category
Documents
-
view
35 -
download
0
description
Transcript of Tata Surya
![Page 1: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/1.jpg)
5-1
TERJADINYA TATA SURYA
Berdasarkan kenyataan bahwa planet-planet terletak hampir pada satu bidang
datar di sekeliling matahari, melahirkan perkiraan, hipotesis, atau teori yang hampir
sama tentang terjadinya tata surya kita, yaitu planet-planet lahir dari matahari atau
kelahiran planet-planet itu dari ujud yang sama dengan matahari. Bidang datar tempat
planet-planet yang hampir sebidang dengan ekuator matahari memberikan penjelasan
tentang massa asal planet-planet itu telah berputar sejak benda langit itu terbentuk.
Salah satu teori yang dapat diterima para ahli Astronomi pada zamannya adalah
yang dikemukakan oleh Immanuel Kant, seorang ahli Filsafat Jerman (1755) yang
ternyata mempunyai persamaan dengan yang dikemukakan oleh Pierre Simon de
Laplace (1796) seorang ahli Astronomi Perancis. Laplace menamakan teorinya itu
sebagai “nebular hypothesis”, karena ia sendiri tidak dapat menerangkan sejelas-
jelasnya tentang teorinya itu, jadi hanya merupakan suatu hipotesis.
Menurut Teori Kabut Kant dan Laplace (nebulae berarti kabut), matahari dan
planet-planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya. Kabut
seperti ini banyak terdapat di antara bintang-bintang di dalam galaksi kita. Karena
perputarannya itu, sebagian dari massa kabut lepas, membentuk gelang-gelang
sekeliling bagian utama gumpalan kabut itu. Lama kelamaan gelang itu membentuk
gumpalan-gumpalan dan kemudian membeku menjadi planet-planet. Demikian juga
bulan dan satelit-satelit planet lain terbentuk.
Teori ini memang mempunyai kekurangan-kerurangan, antara lain kabut yang
sangat renggang itu tidak mungkin membentuk planet-planet yang padat pada ukuran
yang sekarang, karena akan sangat menyusut. Lagi pula tidak mungkin kecepatan rotasi
planet-planet itu seperti yang terjadi sekarang.
5. TATA SURYA
![Page 2: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/2.jpg)
5-2
Teori lain yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffery (1917), keduanya orang
Inggris, dikenal sebagai teori Pasang-surut. Teori ini mengemukakan bahwa pada suatu
masa dahulu kala, ke dekat matahari lewat sebuah bintang yang besar. Karena gaya
tarik bintang itu, pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti pasang
surut air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian dari masssa matahari
membentuk tonjolan ke arah bintang itu. Kemudian bersamaan dengan menjauhnya
bintang itu, tonjolan massa matahari itu ikut tertarik membentuk bentukan cerutu yang
akhirnya lepas dari matahari. Masa gas yang berbentuk cerutu itu kemudian terputus-
putus membentuk tetesan raksasa dengan ukuran yang berbeda-beda. Tetesan gas itu
lama kelaman membeku menjadi planet-planet. Itulah sebabnya planet-planet terletak
pada suatu bidang datar, bahkan pada suatu waktu nanti akan membentuk satu garis
lurus lagi. Pada tahun 1982 beberapa planet memang terletak pada satu garis lurus,
sehingga pada waktu itu tercetus bermacam-macam ramalan tentang peristiwa alam
yang mungkin terjadi, misalnya akan banyak terjadi gempa, gelombang besar dan
Gambar 2.1 Terjadinya Tata Surya Menurut Teori Kabut
![Page 3: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/3.jpg)
5-3
sebagainya. Namun semua itu tidak terbukti, sekalipun memang benar beberapa planet
terletak pada satu garus lurus dengan matahari.
Gambar 2.2 Terjadinya Tata Surya
Menurut Teori Pasang Surut
Teori ini pun mempunyai kelemahan, misalnya bintang apakah yang lewat itu?
Apakah bintang itu hanya lewat sekali itu saja? Berapa besar jarak antara bintang itu
dengan matahari pada waktu berpapasan dan sebagainya? Semua itu tidak dapat
diterangkan.
Moulton seorang ahli Astronomi dan Chamberlain seorang ahli Geologi,
keduanya orang Amerika mengemukakan teorinya yang dikenal dengan teori
Planetesimal (1900). Hampir sama dengan teori Kant dan Laplace, awal pembentuikan
planet itu adalah kabut pijar. Namun Moulton dan Chamberlain mengemukakan bahwa
di dalam kabut itu terdapat material padat yang berhamburan yang dinamakannya
planetesimal. Benda padat inilah yang kemudian saling menarik di antara sesamanya
karena gaya tariknya masing-masing, sihingga lama kelamaan terbentuklah gumpalan
yang besar yang dinamakan planet.
Pada abad ke-20 muncul teori-teori modern yang menerangkan terjadinya tata
surya kita, seperti yang dikemukakan oleh Von Weizsaecker (1945), G.P. Kuiper dan
![Page 4: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/4.jpg)
5-4
sebagainya. Pada dasarnya teori modern ini mendekati teori kabut Kant dan Laplace,
bahwa disekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan dan
secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas itu
dinamakan proto planet.
ANGGOTA TATA SURYA
Tata surya kita terdiri atas sebuah matahari; planet-planet dengan bumi salah
satu diantaranya; satelit-satelit yaitu benda langit pengikut planet, diantaranya bulan
kita; komet yang dinamakan juga bintang berekor; dan meteor.
Matahari
Matahari adalah sebuah bintang, sama dengan bintang-bintang lain yang
bertebaran di malam hari yang cerah. Namun karena matahari jauh lebih dekat ke bumi
kita, maka matahari tampak seperti piringan cahaya yang besar, sedangkan bintang-
bintang lain hanya merupakan titik-titik cahaya saja. Padahal matahari hanyalah sebuah
bintang berukuran sedang saja.
Dapat kita bayangkan betapa panasnya matahari itu. Walaupun jaraknya 150
juta kilometer, tetapi panasnya masih dapat kita rasakan. Para astronom dapat
menghitung bahwa suhu di permukaan matahari adalah 5.500o Celcius. Di dalam
matahari suhunya lebih tinggi lagi. Seluruh matahari terdiri dari gas karena tak ada
benda cair atau padat pada suhu setinggi itu.
Matahari mempunyai ukuran sangat besar. Garis tengah matahari kira-kira 109
kali garis tengah bumi. Dengan demikian isi matahari adalah 1,3 juta kali isi bumi.
Dengan kata lain, andaikata matahari dapat dikosongkan, maka 1,3 juta bumi dapat
muat di dalamnya. Walaupun sebesar itu, tetapi matahari bukanlah bintang terbesar.
Para astronom bahkan menggolongkan matahari sebagai bintang yang kerdil. Bintang
Antares, yaitu bintang merah dan terang di rasi Scorpio, mempunyai garis tengah 400
kali garis tengah matahari. Tetapi ada juga bintang-bintang yang lebih kecil dari
matahari.
![Page 5: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/5.jpg)
5-5
Matahari memancarkan panas dengan jumlah yang sangat besar. Ini
berlangsung terus sejak milyaran tahun yang lalu. Tentu ini menimbulkan pertanyaan
apakah sumber tenaga yang menghasilkan panas matahari itu? Mengapa sumber tenaga
itu tidak habis-habis? Lama orang mencari jawabannya. Bahan-bahan bakar kimia
seperti yang kita kenal di bumi seperti minyak, gas, atau batu bara pasti tidak mungkin.
Bila bahan bakar matahari itu semacam bahan bakar kimia, maka matahari sudah akan
padam dalam beberapa ribu tahun saja.
Pada permulaan abad ke-20 orang melihat adanya sumber tenaga baru, yaitu
tenaga nuklir atau tenaga inti. Persoalan sumber tenaga matahari baru bisa dipecahkan
pada tahun 1939 oleh seorang ahli fisika bernama Hans Bethe. Menurut Bhete bahan
bakar matahari tak lain adalah gas hidrogen. Sungguh bahan bakar yang melimpah
karena hampir seluruh matahari terdiri dari gas hidrogen. Di pusat matahari yang panas
itu terjadi reaksi nuklir di mana gas hidrogen diubah menjadi gas helium. Dalam reaksi
nuklir itu dihasilkan panas yang besar. Panas itulah yang kita rasakan di bumi ini.
Setiap detik matahari kehilangan 4 juta ton materinya untuk diubah menjadi panas
melalui reaksi nuklir itu. Jumlah itu sangat besar bagi kita, tetapi amat kecil untuk
matahari. Matahari tidak akan kehabisan bahan bakar selama 10 milyar tahun.
Matahari yang kelihatan mulus itu sebenarnya mengandung cacat juga. Kadang-
kadang terlihat bintik-bintik hitam di permukaannya, seperti tahi lalat tampaknya.
Bintik-bintik itu sebenarnya sudah terlihat sejak lama sekali. Dalam sebuah cacatan
kuno di Cina ditulis mengenai terlihatnya sebuah noda hitam di matahari pada tahun 28
sebelum Masehi. Tetapi rupanya catatan itu lama dilupakan orang. Baru pada tahun
1610, seorang astronom Italia bernama Galileo mengumumkan bahwa ia melihat bintik-
bintik hitam di matahari melalui teropong yang dibuatnya.
Umur dari bintik-bintik itu tidak tentu. Ada yang berumur beberapa hari, ada
juga yang berumur beberapa minggu. Jadi bintik-bintik itu bukan noda yang tetap tetapi
dapat timbul dan lenyap. Bintik-bintik itu biasanya terdapat dalam kelompok-
kelompok. Besarnya berbeda-beda, ada yang kecil, hanya sekitar 100 kilometer saja,
ada juga yang puluhan ribu kilometer. Pada tahun 1858 terlihat suatu bintik yang
sangat besar, garis tengahnya 230.000 kilometer, yaitu kira-kira 18 kali garis tengah
bumi.
![Page 6: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/6.jpg)
5-6
Bintik-bintik itu kelihatan hitam karena suhunya lebih rendah daripada suhu
sekelilingnya. Suhu di tengah bintik itu hanya 4.000o Celcius, sedangkan suhu
sekelilingnya 5.500o Celcius, karena itulah tampaknya lebih gelap dibanding dengan
sekitarnya. Kita melihatnya sebagai noda-noda hitam.
Gambar 2.3 Bintik Matahari
Seorang astronom Inggris bernama Carrington pada tanggal 1 September 1859
melihat suatu keanehan di permukaan matahari. Ia melihat titik-titik bercahaya terang
di sekitar kelompok bintik-bintik matahari. Titik itu meluas, makin terang dan menjadi
sangat cemerlang. Kemudian cahaya itu melemah dan lenyap setelah kira-kira satu jam.
Peristiwa yang dilihat Carrington itu adalah suatu ledakan matahari. Ledakan-ledakan
semacam itu terjadi pada saat jumlah bintik-bintik matahari paling banyak.
Yang sangat menarik perhatian ialah bahwa hampir bersamaan dengan
terjadinya ledakan, hubungan radio di bumi terganggu selama beberapa saat. Sehari
atau dua hari kemudian alat-alat pengukur kemaknitan bumi kacau kerjanya. Di daerah
kutup terlihat cahaya-cahaya yang aneh di langit yang disebut cahaya kutub.
![Page 7: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/7.jpg)
5-7
Planet dan Asteroid
Kata planet berasal dari kata Yunani planetai, yang berarti “pengembara” dan
menyatakan gerak-gerik planet yang nampaknya terkatung-katung antara bintang tetap.
Oleh karena perpusaran dan peredaran bumi, semua bintang seolah-olah serentak
bergerak dalam daur harian dan tahunan yang teratur. Planet-planet pun ikut serta
dalam gerak semu ini, tetapi juga bergerak secara nyata mengelilingi matahari,
sedangkan jaraknya dari bumi cukup dekat hingga geraknya yang sebenarnya pun dapat
diketahui. Apabila gerak ini digabungkan dengan gerak semu, maka timbullah
ketidakteraturan. Selain mempunyai kecepatan yang berbeda-beda dalam mengitari
matahari, kebanyakan planet bergerak pada orbit yang berlainan kemiringan terhadap
khatulistiwa matahari.
Gambar 2.4 Lintasan Planet, Asteroid, dan Komet
Planet terbesar dalam tata surya
Bintang-bintang hanya tampak sebagai titik-titik cahaya saja bila dilihat dengan
teropong, lain halnya dengan planet-planet. Pada suatu malam dalam bulan Januari
1610 Galileo mengarahkan teropongnya ke planet Jupiter. Sungguh takjub ia. Jupiter
kelihatan sebagai bulatan, bukan hanya sekedar titik saja. Di dekatnya terlihat empat
![Page 8: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/8.jpg)
5-8
benda bercahaya, kelihatannya seperti bintang. Ternyata keempat benda itu bergerak
mengelilingi Jupiter. Benda-benda bercahaya itu tidak lain adalah satelit Jupiter. Kita
mengetahui bahwa setidaknya Jupiter memiliki 16 buah satelit, tetapi hanya 4 yang
mudah dilihat dengan teropong.
Gambar 2.4 Planet Jupiter
Jupiter adalah planet yang terbesar dalam tata surya. Garis tengahnya kira-kira
11 kali garis tengah bumi. Rotasi planet ini sangat cepat. Periode rotasinya hanya kira-
kira 10 jam. Dengan teropong kita melihat Jupiter tidak berbentuk bola sempurna
seperti bulan misalnya, tetapi agak pepat pada kedua kutubnya. Ini akibat rotasinya
yang cepat itu. Dapat pula dilihat adanya garis-garis gelap dan terang di permukaan
planet itu. Garis-garis ini adalah awan-awan di angkasa planet tersebut. Yang menarik
lagi, di permukaan Jupiter terdapat sebuah naktah merah besar, panjangnya kira-kira
30.000 hingga 40.000 kilometer dan lebarnya sekirar 14.000 kilometer. Noktah merah
ini diduga adalah angin puyuh raksasa yang terjadi di sana. Orang yang pertama kali
![Page 9: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/9.jpg)
5-9
melihat noktah merah ini adalah seorang astronom Italia bernama Giovanni Domenico
Cassini pada tahun 1665. Ini berarti bahwa umur angin puyuh itu sudah lebih dari 300
tahun karena sampai sekarang masih terlihat. Tak ada angin puyuh yang umurnya
begitu lama di bumi.
Seluruh Jupiter terdiri dari lautan. Bukan lautan air melainkan lautan hidrogen.
Tak ada daratan di sana. Udara terutama terdiri dari gas hidrogen dan senyawa-
senyawanya seperti metan dan amoniak, helium juga banyak terdapat di sana. Kita
tentu tak dapat bernafas dalam udara seperti itu. Gaya tarik gravitasi di permukaan
Jupiter lebih besar daripada di permukaan bumi. Orang yang beratnya 50 kilogram di
bumi akan mempunyai berat 132 kilogram di sana akibat gaya tarik gravitasi yang kuat
itu. Karena letaknya yang jauh (778 juta kilometer) dari matahari, suhu di sana sangat
dingin, kira-kira 140o Celcius di bawah nol. Planet raksasa ini memang tidak cocok
untuk ditinggali oleh manusia.
Planet yang bercincin
Saturnus adalah planet yang paling mengesankan untuk dilihat dengan teropong.
Planet ini dilingkari oleh sebuah cincin. Orang yang pertama kali melihat cincin ini
adalah seorang astronom Belanda bernama Christian Huyghens pada tahun 1665.
Sebenarnya Galileo juga pernah melihat Saturnus dengan teropongnya. Tetapi ia tidak
menemukan cincin Saturnus itu karena teropongnya terlalu kecil. Ia hanya melihat
seolah-olah Saturnus mempunyai “telinga”.
Banyak bukti menunjukkan bahwa cincin itu bukan merupakan pelat lempengan
yang padat seperti kelihatannya. Cincin itu sebenarnya terdiri dari butiran-butiran es
yang bergerak mengelilingi planet tersebut. Bila kebetulan ada bintang di belakang
cincin itu, maka bintang itu masih dapat dilihat. Selain Huyghens, astronom lain yang
pertama-tama menyelidiki Saturnus adalah Gian Domenico Cassini dari Italia. Cassini
ini juga dikenal sebagai penemu noktah merah di Jupiter. Pada tahun 1675 Cassini
melihat bahwa cincin Saturnus itu terdiri dari dua lapisan. Jari-jari lapisan yang terluar
(disebut cincin A) kira-kira 120.000 kilometer, sedang lapisan yang kedua (cincin B)
berjari-jari 90.000 kilometer. Dengan teropong yang sangat kuat malahan terlihat
bahwa cincin itu sebenarnya terdiri dari tiga lapisan. Tetapi lapisan yang ketiga ini
![Page 10: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/10.jpg)
5-10
terlihat sangat lemah. Letak lapisan ini (cincin C) terletak lebih ke dalam, jari-jarinya
73.000 kilometer.
Baik Huyghens maupun Cassini menemukan bahwa seperti Jupiter, Saturnus
juga dikelilingi beberapa buah bulan. Sekarang kita mengetahui bahwa sedikitnya ada
17 buah bulan mengelilingi planet ini.
Pertanyan yang timbul ketika para astronom melihat cincin Saturnus itu adalah:
“Dari mana asalnya cincin itu?” Pertanyaan ini baru dapat dijawab oleh seorang
astronom Perancis bernama Edouard Roche pada tahun 1850.
Menurut Roche, cincin itu pada mulanya adalah sebuah bulan dari Saturnus
yang bergerak mendekati planet induknya. Bulan ini akan mengalami suatu gaya yang
disebut gaya pasang surut. Gaya ini timbul karena adanya perbedaan gaya tarik
gravitasi Saturnus pada bagian-bagian tubuh bulan itu. Bagian bulan yang lebih dekat
ke Saturnus tertarik lebih kuat daripada bagian yang lebih jauh. Pasang surut air laut di
bumi juga disebabkan gaya semacam itu yang diakibatkan gaya tarik gravitasi bulan dan
matahari. Karena itu gaya ini disebut gaya pasang surut. Bulan Saturnus itu makin
mendekat hingga akhirnya gaya pasang surut ini menjadi sangat kuat hingga memecah
Gambar 2.5 Planet Saturnus
![Page 11: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/11.jpg)
5-11
bulan Saturnus itu hingga hancur. Pecahan dari bulan yang malang ini sekarang masih
berserakan mengelilingi planet induknya dan kita lihat sebagai cincin Saturnus.
Saturnus adalah planet kedua yang terbesar dalam tata surya. Garis tengah
planet ini kira-kira 9,5 kali garis tengah bumi. Seperti Jupiter, planet ini sebagian besar
terdiri dari hidrogen dan helium. Suhu di permukaan Saturnus kira-kira 180o Celcius di
bawah nol.
Planet yang terdekat dengan matahari
Di antara lima planet yang diketahui orang sejak zaman kuno, Merkurius adalah
planet yang paling lemah cahayanya. Planet ini yang terkecil dalam tata surya, garis
tengahnya kurang dari setengah garis tengah bumi.
Merkurius sangat sukar untuk diamati. Bukan karena kecilnya itu saja, tetapi
karena letaknya yang dekat dengan matahari, malahan diketahui yang terdekat. Saat
yang baik untuk mengamati sebuah benda langit ialah kalau benda langit itu jauh berada
di atas cakrawala. Kalau Merkurius berada jauh di atas cakrawala, matahari tentu juga
di atas cakrawala, karena letak keduanya tak pernah berjauhan. Ini berarti siang hari.
Satu-satunya kemungkinan untuk mengamati Merkurius hanyalah pada waktu fajar atau
senja hari, tergantung pada kedudukan planet ini. Tetapi saat itu Merkurius terlalu
dekat dengan cakrawala hingga pengamatan dengan teropong akan sangat terganggu
oleh aliran udara di permukaan bumi.
Para ahli kemudian menemukan suatu cara untuk menyelidiki Merkurius. Orang
dari bumi mengirim gelombang radar ke planet itu. Gelombang radar itu dipantulkan
oleh permukaan planet tersebut dan diterima lagi di bumi. Dengan mempelajari
perubahan-perubahan pada gelombang radar itu setelah dipantulkan oleh permukaan
planet, orang dapat mempelajari keadaan planet itu.
Dengan cara seperti itu orang dapat menentukan bahwa periode rotasi Merkurius
adalah 58,65 hari, bukan 88 hari seperti dahulu dikira orang, sama dengan periode
revolusinya. Dengan demikian di sana tak ada malam atau siang yang abadi. Dengan
cara mengirim gelombang radar itu orang juga dapat mengetahui bahwa permukaan
Merkurius ternyata kasar. Orang kemudian menduga bahwa di sana terdapat banyak
kawah dan gunung seperti di bulan.
![Page 12: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/12.jpg)
5-12
Gambar 2.6 Planet Merkurius
Merkurius adalah planet yang kering. Tak ada udara maupun air di sana.
Karena letaknya yang dekat dengan matahari, siang hari di sana sangat panas, suhunya
dapat mencapai 350o Celcius. Matahari tampak 2 hingga 3 kali lebih besar daripada
kalau dilihat dari bumi. Panjangnya siang hari di sana adalah 176 hari di bumi. Kalau
siang hari di sana sangat panas, malam harinya sangat dingin. Suhu malam hari kira-
kira -150o Celcius. Merkurius tidak mempunyai bulan, jadi malam hari di sana selalu
gelap.
Planet yang selalu diselimuti awan
Venus adalah benda langit yang paling terang setelah matahari dan bulan.
Cahayanya sangat cemerlang. Kadang-kadang planet ini terlihat pada sore hari dan
kadang-kadang pada pagi hari. Orang menamakannya Bintang Kejora, walaupun
sebenarnya Venus bukanlah sebuah bintang. Galileo melihat planet ini berbentuk sabit
![Page 13: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/13.jpg)
5-13
seperti bulan muda atau bulan tua. Ini menunjukkan bahwa Venus adalah benda gelap
seperti bulan. Hanya bagaian yang disinari matahari saja yang dapat kita lihat.
Gambar 2.7 Fase Venus Dilihat dari Bumi
Seperti juga bentuk sabit bulan, bentuk sabit Venus juga berubah-ubah.
Kadang-kadang bentuknya tipis seperti kuku, kadang-kadang besar. Dengan
mempelajari berubahnya bentuk sabit itu, Galileo memperoleh bukti bahwa Venus
memang bergerak mengelilingi matahari, bukan mengelilingi bumi. Venus
seringkali disebut juga saudara kembar bumi. Ini beralasan juga karena di antara
kesembilan planet yang mengelilingin matahari, Venus besarnya hampir sama dengan
bumi. Di samping itu Venus juga merupakan planet terdekat dengan bumi. Sekalipun
Venus adalah tetangga dekat bumi, tetapi Venus adalah planet yang sangat diliputi tabir
rahasia. Venus selalu diliputi awan yang tebal.
![Page 14: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/14.jpg)
5-14
Gambar 2.7
Planet Venus
Selama tiga abad orang mempertentangkan berapa sebenarnya periode rotasi
Venus itu. Jawabannya baru ditemukan pada tahun 1962. Venus ternyata berotasi
sangat lambat, periode rotasinya 243 hari. Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah
rotasi bumi. Andaikan kita bisa ke sana dan awan-awan yang meliputi Venus bisa
disingkirkan, kita akan melihat matahari terbit disebelah barat dan tenggelam di sebelah
timur.
Vanus adalah sebuah planet yang kering, gurun pasir terhampar di
permukaannya. Hampir tak ada air di sana, berbeda sekali dengan permukaan bumi
yang sebagian besar merupakan lautan. Di sana juga terdapat kawah-kawah, tetapi
tidak sebanyak yang terdapat di bulan atau di Merkurius. Venus adalah planet yang
sangat panas, suhu di permukaannya sekitar 400o Celcius. Tekanan udara di sana kira-
kira 90 kali lebih besar daripada di bumi. Udara banyak mengandung gas karbon
dioksida dan sedikit sekali mengandung oksigen. Seperti Merkurius, Venus tidak
mempunyai bulan. Melihat hal-hal itu, sebutan Venus sebagai saudara kembar bumi
menjadi tidak tepat lagi. Venus lain sekali dengan bumi.
![Page 15: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/15.jpg)
5-15
Planet berwarna merah
Mars adalah planet yang berwarna kemerah-merahan. Tidak mengherankan
kalau planet ini dinamakan Mars atau dewa perang dalam dongeng Romawi kuno.
Mars lebih kecil daripada bumi. Garis tengahnya kira-kira setengah garis tengah bumi.
Gaya tarik gravitasi Mars kira-kira 2,5 kali lebih kecil dibandingkan gaya tarik gravitasi
bumi. Seorang yang beratnya 50 kilogram di bumi, di Mars hanya akan mempunyai
berat 19 kilogram.
Periode rotasi Mars hampir sama dengan bumi, yaitu 24 jam, 37 menit.
Keadaan di permukaan planet ini kelihatannya tidak sekejam di planet-planet lain.
Dapat dimengerti bahwa dulu orang sangat menaruh harapan akan menemukan adanya
kehidupan di Mars. Tetapi harapan ini makin menipis sekarang setelah orang
mengetahui keadaan sebenarnya di planet tersebut.
Orang dapat melihat dengan jelas permukaan Mars melalui teropong. Di kutub-
kutub Mars terlihat ada lapisan es. Luasnya lapisan es itu berubah-ubah, bergantung
pada musim yang terjadi di sana. Di kutub yang mengalami musim dingin lapisan
esnya besar; lapisan es ini menyusut pada musim panas. Kutub-kutub es ini terdiri dari
karbon dioksida yang membeku.
Mars kadang-kadang mendekati bumi hingga jarak 55,5 juta kilometer. Ini
adalah jarak terdekat Mars ke bumi. Pada tahun 1877, ketika Mars berada pada jarak
yang dekat itu dengan bumi, seorang astronom Italia bernama Giovanni V. Schiaparelli
menggunakan kesempatan baik ini untuk mengamati Mars. Schiaparelli melaporkan
bahwa ia melihat kanal-kanal atau terusan-terusan di permukaan Mars. Beberapa
astronom lain sesudah Schiaparelli juga melaporkan melihat hal yang sama. Pada
waktu itu banyak orang menduga bahwa terusan-terusan itu dibuat oleh makhluk-
makhluk hidup di sana. Sekarang orang mengetahui bahwa terusan-terusan itu ternyata
tidak ada. Rupanya mereka salah menafsirkan apa yang mereka lihat.
Pada tahun 1877, Asaph Hall menemukan bahwa Mars mempunyai dua buah
satelit yang kecil, garis tengahnya sekitar 10 hingga 20 kilometer saja.
![Page 16: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/16.jpg)
5-16
Gambar 2.8 Planet Mars dan Satelitnya
Udara di Mars sangat tipis, sebagian besar terdiri dari gas karbon dioksida.
Tekanan udara di permukaan Mars sangat rendah, kurang dari 1/100 tekanan udara di
bumi. Ini sama dengan tekanan udara pada ketinggian 30 kilometer di atas permukaan
laut di bumi. Suhu siang hari di musim panas kira-kira 30o Celcius, tetapi suhu malam
hari dapat mencapai -100o Celcius. Planet ini sangat kering, tak ada air di sana. Kita
tahu bahwa air adalah syarat utama agar kehidupan dapat berlangsung.
Sejak tahun 1962, beberapa pesawat antariksa tak berawak telah diluncurkan ke
Mars. Pesawat-pesawat seri Mariner dari Amerika berhasil mendekati Mars hingga
jarak beberapa ribu kilometer saja dari permukaan planet ini. Misalnya, pesawat
Mariner 9 pada bulan September 1971 berhasil mendekati Mars hingga jarak 1395
kilometer. Lebih dari 7 ribu gambar dikirimkannya ke bumi. Ternyata permukaan
Mars juga ditaburi kawah-kawah seperti bulan dan Merkurius. Bedanya, di bulan dan
Merkurius tak ada udara, sedangkan di Mars ada walaupun tipis. Karena adanya udara,
![Page 17: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/17.jpg)
5-17
maka kawah-kawah di Mars telah terkikis sedikit demi sedikit oleh angin yang ada di
sana. Ini disebut erosi.
Ditemukannya Uranus
Seorang Jerman bernama Frederick William Herschel pada tahun 1759 pindah
ke Inggris dan bekerja sebagai pemain musik di sana. Di samping pekerjaannya itu ia
sangat berminat pada astronomi. Ia banyak mempelajari buku-buku astronomi.
Bersama adik wanitanya, Herschel membuat sebuah teropong. Setiap malam mereka
mengamati benda-benda langit dengan teropongnya itu.
Pada tahun 1781, Herschel melihat sebuah benda langit yang anah. Benda langit
ini kelihatan bulat, tidak berupa titik cahaya saja seperti bintang-bintang. Ia mengamati
terus benda langit itu. Ternyata benda langit itu bergerak terhadap latar belakang
bintang-bintang. Setelah mempelajari gerak benda tersebut, akhirnya Herschel yakin
bahwa ia menemukan sebuah planet.
Penemuan ini adalah penemuan besar waktu itu. Galileo, Huyghens, dan
Cassini telah menemukan bulan dari beberapa planet. Herschel menemukan sebuah
planet, bukan hanya sekedar bulan. Ini adalah planet pertama yang ditemukan setelah
berabad-abad. Planet ini kemudian dinamakan Uranus, yang juga adalah nama dari
dewa Romawi, yaitu ayah Saturnus. Letak uranus lebih jauh dari Saturnus, yang
sebelum itu dianggap sebagai planet terjauh dari matahari. Jarak Uranus kira-kira 2 kali
jarak Saturnus.
Penemuan ini sangat mengesankan dunia ilmu pengetahuan. Pada tahun 1789
seorang ahli kimia Jerman bernama Martin Heinrich Kloproth menemukan sebuah
unsur kimia baru. Unsur ini dinamakan uranium, diturunkan dari kata Uranus.
Selain menemukan planet tersebut, Herschel juga menemukan bahwa Uranus
mempunyai dua buah satelit. Tetapi diketahui bahwa sebenarnya Uranus memiliki lima
buah satelit.
![Page 18: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/18.jpg)
5-18
Gambar 2.8 Planet Uranus dan Satelitnya
Uranus termasuk planet yang besar, walaupun tak sebesar Jupiter dan Saturnus.
Garis tengahnya kira-kira 4 kali garis tengah bumi. Planet ini sulit diselidiki karena
letaknya yang jauh. Pengamatan dari bumi menunjukkan bahwa lapisan udara di
Uranus mirip seperti di Jupiter dan Saturnus. Di sana banyak terdapat hidrogen, helium,
dan metan. Lapisan udara di sana lebih jernih dibandingkan lapisan udara di Jupiter dan
Saturnus. Di Uranus matahari tampak 19 kali lebih kecil daripada kalau dilihat dari
bumi. Tentu saja planet ini sangat dingin, suhu di permukaannya kira-kira -210o
Celcius.
Planet yang ditemukan di atas kertas
Pada tahun 1820 seorang astronom Perancis bernama Alexis Bouvard
menghitung letak Uranus dan mencocokkannya dengan hasil yang diamati dengan
teropong. Ternyata lintasan Uranus menyimpang dari lintasan yang seharusnya
![Page 19: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/19.jpg)
5-19
menurut perhitungannya. Penyimpangannya dari perhitungan itu memang kecil, tetapi
hal itu cukup anah karena rumus Newton biasanya dapat digunakan untuk menentukan
lintasan suatu planet dengan tepat.
Seorang astronom Jerman bernama Friedrich Wilhelm Beel mengemukakan
bahwa barangkali ada planet yang belum diketahui yang mengganggu gerak Uranus itu.
Antara planet ini dan Uranus terdapat gaya tarik grafitasi yang membuat lintasan
Uranus menyimpang.
Pada tahun 1843 seorang mahasiswa di Universitas Cambridge di Inggris
bernama John Couch Adams tertarik pada gerak Uranus itu. Ia melakukan perhitungan
untuk menentukan di mana gerangan letak planet yang mungkin mengganggu Uranus
itu. Adams menyelesaikan perhitungannya pada bulan September 1845. Adams
mengajukan hasil perhitungannya itu pada astronom kerajaan, yaitu Sir George Airy, di
Greenwich. Maksudnya agar Airy mencari planet itu di tempat yang ditentukan oleh
perhitungannya itu. Tetapi Airy kurang menanggapinya. Maklum Adam seorang
mahasiswa yang belum dikenal. Airy terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Di Perancis seorang astronom muda bernama Jean Joseph Leverrier melakukan
pekerjaan yang sama seperti yang dilakukan Adams. Adams dan Leverrier melakukan
perkerjaan itu sendiri-sendiri, dan mereka belum pernah berhubungan. Leverrier
mengumumkan hasil perhituingannya 10 bulan setelah Adams.
Mengetahui hal itu, Airy teringat kembali akan hasil pekerjaan Adams. Ia
meminta Profesor James Challis di Observatorium Cambridge untuk mencari planet itu.
Tetapi ia kedahuluan. Pada tanggal 23 September 1846, seorang atronom Jerman
bernama Johann Gotfried Galle dari Observatorium Berlin menerima surat dari
Leverrier. Malam itu juga Galle mencari planet itu di tempat yang tunjukkan oleh
Leverrier. Ia mencocokkan apa yang dilihatnya melalui teropong dengan sebuah peta
bintang, memang benar, di situ ia melihat sebuah “bintang” yang tak ada pada peta.
Besak malamnya, “bintang” itu berpindah tempat. Tak salah lagi “bintang” itu sebuah
planet. Galle telah berhasil menemukan planet baru itu. Planet itu dinamakan
Neptunus menurut nama dewa laut Romawi kuno. Adams dan Leverrier tidak
bersitegang siapa yang lebih dulu menemukan planet itu. Mereka saling memberi
selamat untuk penemuan ini.
![Page 20: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/20.jpg)
5-20
Jarak Neptunus ke matahari kira-kira 30 kali jarak bumi ke matahari. Planet ini
besarnya hampir sama dengan Uranus, hanya sedikit lebih kecil. Kalau Uranus masih
dapat dilihat dengan mata seperti suatu bintang yang lemah, Neptunus hanya bisa dilihat
melalui teropong karena jaraknya yang jauh.
Keadaan di Neptunus kelihatannya mirip dengan keadaan di Uranus. Lapisan
udaranya mengandung hidrogen, helium, dan metan. Tentu saja Neptunus lebih dingin
daripada Uranus karena letaknya yang lebih jauh dari matahari. Suhu di permukaannya
diperkirakan -220o Celcius. Planet ini mempunyai dua buah satelit.
Planet yang terjauh
Dulu orang mengira bahwa Saturnus adalah planet yang terjauh dari matahari.
Kemudian Herschel menemukan Uranus. Bukan saja itu, Galle menemukan Neptunus
berdasarkan perhitunggan Leverrier. Tentu saja orang bertanya, jangan-jangan ada
planet yang lebih jauh lagi.
Pada tahun 1905 seorang astronom Amerika bernama Percival Lowell mencoba
mencari planet yang belum diketahui itu. Ia melakukan pekerjaan seperti yang pernah
dilakukan oleh Adams dan Leverrier. Diamatinya gerakan Uranus dan Neptunus dan
dicarinya kalau ada penyimpangan dari gerakan planet tersebut. Berdasarkan
pengamatan-pengamatannya, Lowell berkesimpulan pasti ada planet lain di samping
Neptunus yang mengganggu gerakan Uranus. Ia menamakan planet lain itu planet X.
Pada tahun 1915 ia mengumumkan di mana letak planet baru itu berdasarkan
perhitungannya. Ia sendiri juga mencarinya. Ia mencari foto-foto daerah tempat planet
itu mungkin berada. Tetapi ia tak sempat menyelesaikan pekerjaannya itu karena ia
meninggal pada tahun 1916. Pengganti-pengganti Lowell meneruskan pekerjaan itu.
Dapat dibayangkan betapa sulit menemukan planet baru itu. Kalau Uranus
sudah sedemikian lemah cahayanya, maka planet baru ini pasti lebih lemah lagi
cahayanya. Tiap potret yang diambil mengandung ratusan ribu bintang. Tentu sulit
sekali mencari, mana di antara bintang-bintang tersebut yang sebenarnya planet.
Dengan kata lain, orang harus menentukan benda langit mana di antara ratusan ribu
bintang itu yang berubah letaknya.
![Page 21: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/21.jpg)
5-21
Baru 15 tahun kemudian, pada tanggal 18 Pebruari 1930, seorang staf muda dari
Observatorium Lowell bernama Clyde W. Tombough menemukan planet baru itu.
Planet ini dinamakan Pluto (dewa kegelapan). Nama ini sangat tepat karena planet yang
letaknya amat jauh dari matahari itu, pasti diliputi kegelapan. Jaraknya dari matahari
kira-kira 40 kali jarak bumi ke matahari. Dengan demikian planet ini hanya menerima
cahaya matahari 1/1.600 dari yang sampai ke bumi. Planet ini paling sukar untuk
diamati, sehingga sedikit sekali yang diketahui tentangnya.
Saat ini orang hanya mengetahui sedikit tentang planet ini. Pluto mempunyai
periode rotasi 6 hari 9 jam. Jadi rotasi planet ini lambat. Belum diketahui apakah
planet ini mempunyai satelit atau tidak. Pluto adalah planet yang kecil, lebih kecil
daripada Mars tetapi lebih besar daripada Merkurius. Suhu di planet ini tentu sangat
dingin, kira-kira -230o Celcius. Kelihatannya Pluto tidak mengandung udara.
Planet yang kita diami
Setelah mengarungi tata surya, kita kembali ke bumi, planet tempat tinggal kita.
Nenek moyang kita dulu menganggap bumi ini datar. Baru pada abad keempat sebelum
Masehi, seorang sarjana Yunani bernama Aristoteles mengemukakan bahwa bumi
berbentuk bola.
Kita sekarang tahu bahwa garis tengah bumi adalah 12.756 kilometer. Orang
yang pertama kali mengukur garis tengah bumi adalah Erathosthenes, seorang sarjana
Yunani, kira-kira 200 tahun sebelum Masehi. Ia mencatat perbedaan kedudukan
matahari dilihat dari kota Syene dan Iskandariah. Dari situ ia dapat menghitung garis
tengah bumi. Walaupun caranya masih sederhana, hasil yang didapatnya tidak berbeda
jauh dari perhitungan orang sekarang.
Sungguh banyak yang kita ketahui mengenai bumi kita, karena kita berada di
atasnya. Kita tahu bahwa lebih dari 70 persen permukaan bumi terdiri dari lautan.
Dasar laut yang terdalam kira-kira 11.000 meter di bawah permukaan laut. Pegunungan
terhampar di banyak tempat di daratan bumi. Gunung yang tertinggi adalah Mount
Everest yang tingginya 8.884 meter. Kita tahu pula bahwa angkasa bumi sebagian
besar terdiri dari nitrogen dan oksigen. Begitu banyak yang diketahui orang mengenai
bumi, hingga satu buku dapat ditulis khusus mengenai bumi.
![Page 22: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/22.jpg)
5-22
Gambar 2.9 Bumi Terlihat dari Luar Angkasa
Adakah kehidupan di bumi? Sungguh aneh pertanyaan ini. Tetapi andai saja
kita hidup di Mars dan kita tidak tahu di bumi ada kehidupan. Andaikan pula kita
mempunyai teropong besar seperti yang ada di bumi sekarang. Dapatkah kita melihat
kehidupan di bumi? Ternyata memang sukar. Kita tak akan dapat melihat “tanda-tanda
kehidupan” seperti kota-kota, bendungan dan tanggul, karena terlalu kecil. Bagaimana
kalau kita mendekat? Seorang astronom Amerika bernama Karl Sagan pernah
menganalisa foto-foto bumi yang diambil oleh satelit Tiros yang beredar mengelilingi
bumi. Ribuan foto dari satelit itu tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan di
bumi. Ini semua untuk menggambarkan betapa sulit menemukan kehidupan di planet
lain andaikan kehidupan itu ada di sana.
Dari hal-hal yang telah kita bicarakan, kita dapat menarik kesimpulan: hanya
bumilah planet yang paling nyaman dan paling indah untuk kita diami. Planet
Merkurius terlalu panas, sedangkan planet Pluto terlalu gelap dan dingin. Bahkan
planet Venus dan Mars yang terletak dekat dengan bumi rupanya bukan tempat yang
![Page 23: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/23.jpg)
5-23
baik untuk kehidupan manusia. Bumi kita ini, beserta aneka tanaman dan hewan,
sungguh sangat indah. Kita semua wajib menjaga dan merawatnya.
Asteroid: Planet-planet yang kerdil
Kita tahu bahwa tata surya kita mempunyai 9 buah planet yang mengitari
matahari pada lintasan yang dapat dikatakan tetap. Bumi kita berada pada jarak 150
juta kilometer dari matahari. Dengan mengandaikan jarak bumi ke matahari sama
dengan 1 (satu), maka jarak antara planet-planet lainnya dengan matahari menjadi
sebagai berikut:
Planet Jarak ke Matahari Mekurius Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus
0,39 0,72 1,00 1,52 5,20 9,54
19,20
Apakah keganjilan dalam daftar tersebut? Bagi mata yang kurang jeli, daftar itu
tidak ada keanehannya. Tetapi pada tahun 1772 seorang bernama Titius melihat ada
sesuatu keanehan dalam daftar jarak-jarak planet seperti tercantum di atas. Ia merasa
jarak antara Mars dan Jupiter terlalu jauh untuk dibiarkan kosong tidak berplanet.
Titius berkesimpulan tentu ada planet yang belum ditemukan di antara planet Mars dan
Jupiter. Seorang astronom bernama Bode juga giat menghitung di manakah gerangan
seharusnya letak planet yang belum ditemukan itu. Perhitungan Bode menunjukkan
bahwa letaknya itu adalah pada jarak 2,8 kali jarak matahari – bumi. Hukum mengenai
jarak-jarak planet itu dalam sejarah astronomi kemudian diberi nama Hukum Titius-
Bode.
Tentu saja pendapat Titius dan Bode itu menjadi tantangan bagi para ahli.
Mereka mulai mencari planet yang harusnya terletak di antara lintasan planet Mars dan
planet Jupiter. Pencarian itu baru berhasil pada malam terakhir tahun 1800. Seorang
pastor bernama Piazzi (1746 — 1826) juga merangkap kepala peneropongan bintang di
Pulau Sicillia (Italia Selatan). Pastor itu bermaksud membuat peta langit yang sangat
![Page 24: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/24.jpg)
5-24
teliti. Karena itu dengan cermat pastor Piazzi menentukan letak bintang-bintang pada
petanya.
Pada malam pertama tahun 1801 (1 Januari 1801) Piazzi meneliti letak sebuah
bintang yang sudah dicatat sebelumnya. Anehnya, di dekat bintang itu terlihat bintang
lain yang sebelumnya tidak ada di sana. Cahaya bintang baru itu sangat lemah. Malam
berikutnya, Piazzi mengamati lagi letak bintang penemuannya itu. Ternyata sudah
berpindah tempat, tidak ada lagi di tempatnya kemarin malam. Kalau begitu, benda
tersebut bukan bintang, demikian pikir pastor itu.
Pada tanggal 3 Januari 1801 Piazzi sudah yakin benar bahwa yang diamatinya
malam-malam yang lalu itu bukan sebuah bintang, segera ia mengirimkan surat kepada
seorang teman sejawatnya. Temannya itu tidak lain adalah Bode, yang ketika itu berada
di Berlin (Jerman). Sementara suratnya dalam perjalanan ke Jerman, Piazzi terus
mengamati penemuan barunya itu sampai tanggal 11 Januari, ketika cuaca berubah
menjadi jelek sekali. Enam minggu kemudian Piazzi jatuh sakit.
Bode yang menerima berita dari Piazzi, walau agak terlambat, lalu melakukan
perhitungan. Hasil hitungannya meyakinkan, bahwa apa yang ditemui oleh Piazzi,
memang bukan bintang, juga bukan komet, tetapi sebuah planet kerdil yang terletak di
antara lintasan planet Mars dan Jupiter. Dengan begitu, sudah puaskah dunia
astronomi? Belum! Masih harus diperiksa dan diyakini benar bahwa planet itu betul
planet yang ditemukan Piazzi.
Ketika Piazzi sakit 6 minggu kemudian, pengamatan terhenti. Beruntunglah
bahwa planet Piazzi itu tidak hilang jejaknya. Seorang ahli matematika muda, umur 23
tahun, bernama Gauss (1777 – 1855) menggemparkan ilmu astronomi. Gauss yang
pandai itu, berdasarkan bahan pengamatan Piazzi, menentukan letak planet kerdil
tersebut. Berdasarkan perhitungan Gauss, pada tanggal 7 Desember 1801, von Zach
menemukan kembali planet kerdil yang pernah ditemukan oleh Piazzi.
Penemuan Piazzi, pekerjaan Gauss, dan usaha von Zach yang diceritakan di atas
telah membuka lembaran baru dalam sejarah penemuan planet-planet kecil. Penemuan
Piazzi, sekaligus membuktikan kebenaran ramalan Titius Bode. Piazzi, penemu
pertama planet kecil, diberi kehormatan untuk memberikan nama pada benda
penemuannya itu. Piazzi memilih nama Ceres, nama dewi pelindung bangsa Sicilia.
![Page 25: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/25.jpg)
5-25
Karena kecilnya, kadang-kadang diberi julukan planetoid, artinya planet kecil. Nama
yang lebih umum dipergunakan ialah asteroid, yang mempunyai arti “seperti bintang”.
Tidak lama setelah Ceres, planetoid yang kedua ditemukan oleh Olbers, yang
pekerjaan sehari-harinya sebagai dokter di Bremen (Jerman Utara). Ini terjadi pada
tanggal 28 Maret 1802. Dia memberinya nama Pallas, yakni nama dewi dalam cerita
kuno Yunani. Dengan ditemukannya dua planetoid dalam waktu singkat, para astronom
berlomba-lomba mencari planetoid lainnya. Dalam abad ke-20, para astronom telah
mengetahui bahwa di daerah antara Mars dan Jupiter terdapat tidak kurang dari 40.000
buah planetoid. Beberapa buah di antaranya telah diketahui lintasannya secara baik.
Lebih dari 3.000 buah sudah diberi nama, baik oleh penemunya maupun oleh badan
internasional yang mengatur pemberian nama itu. Untuk menghormati penemu
planetoid yang pertama, maka planetoid nomor 1.000 diberi nama Piazzi.
Ceres, yang pertama kali ditemukan, ternyata merupakan planetoid yang
terbesar dalam kumpulannya. Garis tengah Ceres hanya 700 kilometer. Bandingkan
dengan garis tengah bumi 12.756 kilometer. Berbeda dengan planet, planetoid tidak
memiliki bentuk bundar. Lebih merupakan bentuk bongkahan tak beraturan. Ukuran
tiga planetoid besar lainnya berturut-turut adalah Pallas 400 kilometer, Vesta 350
kilometer, dan Juno 200 kilometer. Ada planetoid yang bergaris tengah hanya 4
kilometer saja.
Satelit
Kebanyakan planet diikuti oleh benda langit lain yang lebih kecil. Benda langit
yang lebih kecil daripada planet dan mengikuti gerakan planet mengelilingi matahari
diberi nama satelit. Kata satelit artinya pengikut. Untuk jelasnya dapat dikatakan
demikian: planet berputar mengelilingi matahari dan satelit berputar mengelilingi
planet.
Jumlah satelit bagi tiap planet tidak sama. Bumi kita sebagai planet hanya
mempunyai sebuah satelit, yaitu bulan. Sering juga kita menyebutkan bulan sebagai
satelit alam. Sebutan itu diberikan untuk membedakannya dengan satelit buatan.
Berbeda dengan satelit alam, satelit buatan adalah satelit yang dibuat oleh ahli ilmu
pengetahuan dan teknik. Tentu saja satelit buatan tidak dapat menyamai satelit alam.
![Page 26: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/26.jpg)
5-26
Lagipula, satelit buatan selain mempunyai lintasan yang lebih dekat dengan bumi juga
tidak dapat bertahan selama-lamanya. Pada suatu ketika akan rusak atau jatuh kembali
ke bumi. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini telah banyak dibuat satelit buatan.
Satelit-satelit itu diluncurkan untuk berbagai tujuan. Ada satelit untuk mengindera
kekayaan alam, ada pula untuk mengumpulkan data cuaca, dan sebagainya.
Seterusnya kita tidak akan selalu menyebut satelit alam, cukup satelit saja.
Bumi hanya mempunyai sebuah satelit. Tetapi planet Venus dan Merkurius sama sekali
tidak mempunyai satelit. Sedangkan planet raksasa Jupiter mempunyai banyak satelit.
Setidaknya, Jupiter dikelilingi oleh 16 buah satelit dan Saturnus dikelilingi oleh 17 buah
satelit, sehingga planet ini menyerupai “tata surya mini”. Kebanyakan satelit Jupiter
dan Saturnus baru ditemui pada waktu akhir-akhir ini saja, dengan teropong besar.
Tidak mustahil jumlah itu akan bertambah melalui pengamatan yang lebih teliti dan
dengan peralatan yang lebih canggih.
Hampir semua satelit beredar mengelilingi planetnya dengan arah yang sama
dengan arah peredaran planet mengelilingi matahari. Lagipula peredaran itu hampir
semuanya sebidang. Kecepatan tiap satelit mengedari planetnya tidak sama. Hukum
umumnya ialah makin jauh sebuah satelit dari planetnya, makin lambat jalannya dan
tentu saja semakin banyak waktu yang diperlukan untuk sekali berputar.
K o m e t
Komet tampak sebagai sebuah bintang dengan ekornya yang menjurai di
angkasa, karena itu orang Yunani menyebutnya sebagai “aster kometes” yang berarti
bintang berambut panjang. Penamaan ini sampai sekarang masih tetap digunakan,
tetapi hanya tinggal kata belakangnya saja, yaitu komet.
Meskipun pada zaman sebelum masehi komet masih dianggap benda langit yang
misterius dan menakutkan, namun beberapa ahli ilmu pengetahuan telah berusaha untuk
menyingkap tabir rahasia kemisteriusan komet tersebut. Salah seorang diantaranya
adalah Pythagoras, seorang ahli matematika Yunani yang hidup di abad keenam
sebelum masehi. Menurut Pythagoras, komet adalah sebuah benda langit yang dapat
muncul kembali dalam waktu tertentu. Pendapat ini kemudian ditentang oleh
Aristoteles yang hidup tiga abad kemudian. Menurut Aristoteles, komet bukanlah
![Page 27: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/27.jpg)
5-27
sebuah benda langit tetapi suatu fenomena meteorologi biasa yang terjadi di atmosfir
bumi.
Johann Muller dari Konigsberg yang dikenal juga sebagai Regiomontanus, pada
tahun 1472 mencoba mengamati kedudukan komet yang tampak pada waktu itu. Dari
hasil pengamatannya, walaupun masih sangat kasar, Muller berhasil menentukan
lintasan komet tersebut. Beliau berkesimpulan bahwa komet adalah sebuah benda
langit yang harus diselidiki lebih lanjut.
Ketika komet yang sangat terang tampak pada tahun 1577, seorang astronom
Denmark yang bernama Tycho Brahe mengadakan satu seri pengamatan di
observatoriumnya. Pada waktu yang bersamaan, komet tersebut diamati pula di Praha.
Dari kedua pengamatan tersebut, Tycho Brahe berkesimpulan bahwa kedudukan komet
berada lebih jauh daripada bulan. Malahan dari penelitian yang lebih lanjut, Tycho
Brahe berpendapat bahwa lintasan komet tersebut berupa lingkaran yang berada lebih
jauh daripada lintasan planet Venus. Pekerjaan Tycho Brahe ini membuktikan
ketidakbenaran pendapat Aristoteles yang mengatakan bahwa komet adalah fenomena
meteorologi biasa.
Lintasan komet yang berupa elips atau parabola, telah dibuktikan oleh Dorffel
dari Saxony dengan mengamati komet yang tampak selama 18 minggu dalam tahun
1680. Juga Giovanni A. Borelli, seorang ahli matematika Italia, pada tahun 1665 telah
mengemukakan pendapatnya bahwa komet yang tampak pada tahun 1664 mempunyai
lintasan yang berbentuk parabola.
Pada tahun 1687, seorang ahli matematika Inggris yang bernama Isaac Newton,
membuktikan bahwa sebuah benda yang bergerak di sekitar matahari, di mana matahari
berada pada titik fokusnya, tidak hanya akan mempunyai lintasan yang berbentuk elips
tetapi juga dalam bentuk parabola atau hiperbola. Berdasarkan teori Newton ini,
seorang teman Newton yang bernama Edmund Halley, mencoba menghitung lintasan
24 komet yang telah banyak diamati. Dari ke-24 tersebut, dia menemukan bahwa tiga
buah komet, yaitu komet yang tampak pada tahun 1531, 1607, dan 1682 yang diamati
oleh Apian, Kepler, dan Halley sendiri, mempunyai lintasan dan selang waktu
pemunculan yang hampir sama. Dari hasil perhitungan itu, Halley berpendapat bahwa
ketiga komet tersebut dan mungkin juga komet yang tampak pada tahun 1456, adalah
komet yang sama. Karena itu Halley meramalkan bahwa komet tersebut akan tampak
![Page 28: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/28.jpg)
5-28
lagi pada tahun 1758. Ketika tahun 1758 tiba, apa yang diramalkan Halley menjadi
kenyataan, komet tersebut benar-benar muncul kembali dan mencapai puncak
kecerlangannya pada tahun 1759. Tetapi sayang, Halley tidak dapat menyaksikan
kebenaran hasil ramalannya itu, karena pada tahun 1742, dia meninggal dunia. Untuk
menghormati pekerjaan besarnya, komet tersebut kemudian diberi nama Halley.
Meskipun dewasa ini perburuan komet telah dilakukan dengan sistematis, tetapi
kadang kala ada juga komet baru yang lepas dari perburuan, dan baru diketemukan
setelah komet tersebut tampak dengan mata bugil. Misalnya komet Wilson-Hubbard
yang tampak pada tahun 1961, diketemukan 6 hari setelah melewati periheliumnya.
Komet-komet seperti ini biasanya adalah komet yang pergerakannya sangat cepat.
Komet semacam ini seringkali diketemukan oleh pilot pesawat terbang yang sedang
menjalankan tugasnya di udara.
Setiap tahun rata-rata diketemukan 8 sampai 10 komet, tetapi hampir
setengahnya terdiri dari komet-komet yang pernah diketemukan sebelumnya, sehingga
jumlah komet yang telah diketemukan hingga saat ini hanya sekitar 1000 buah.
Gambar 2.10 Lintasan Komet Halley
dan Lintasan Bumi
![Page 29: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/29.jpg)
5-29
Sebagian komet-komet baru yang diketemukan dewasa ini, hanya dapat dilihat pada
foto-foto yang dibuat dengan menggunakan teropong-teropong besar saja. Meskipun
demikian, setiap tahun paling sedikit ada sebuah komet yang dapat dilihat dengan hanya
menggunakan binokuler, malahan terkadang dapat dilihat dengan mata bugil.
Kepala komet terdiri dari “inti” dan “koma”. Koma sebuah komet akan tampak
sebagai bulatan baur yang menyerupai kabut bercahaya, dan di dalam koma inilah
kadang-kadang dapat dilihat intinya. Ketika sebuah komet mendekati matahari,
komanya akan bertambah besar dan juga kecerlangannya bertambah terang. Kadang
kala besarnya koma sebuah komet dapat mencapai ukuran planet Jupiter, tetapi pada
saat komet berada di dekat periheliumnya, seringkali ukuran koma kembali menyusut
sedikit demi sedikit, namun kecerlangannya semakin bertambah terang.
Hampir sepanjang umurnya, sebuah komet selalu berada di suatu daerah yang
sangat dingin yang jauh dari matahari. Pada waktu itu, komet tersebut hanyalah berupa
sebuah gumpalan materi yang berada dalam keadaan beku yang disebut inti komet. Inti
tersebut bergerak dalam sebuah lintasan yang masih tetap di bawah pengaruh gravitasi
matahari. Apabila lintasannya membelok ke arah matahari, permukaan inti tersebut
mulai dipanasi matahari sehingga terjadi proses penguapan. Akibat penguapan ini,
sebagian dari partikel-partikel padat dalam inti akan terbawa oleh molekul-molekul
yang menguap tersebut, sehingga di sekitar inti akan timbul awan gas dan debu yang
disebut koma.
Pada waktu masih berada di dalam kelompoknya yang jauh di tepi tata surya,
materi-materi pembentuk komet merupakan satuan yang kohesif dan kompak karena
adanya gaya tarik gravitasi antar partikel. Namun, kekompakannya itu tidak dapat
dipertahankan kalau sudah dekat dengan matahari, karena matahari memancarkan
radiasi yang sangat besar sekali dan juga menghembuskan angin yang disebut angin
matahari. Interaksi antara komponen komet dengan angin matahari dan tekanan radiasi
tersebut, menyebabkan terbentuknya ekor komet yang kadang-kadang dapat memanjang
sampai puluhan juta kilometer. Karena ekor komet dibentuk akibat tekanan radiasi dan
angin matahari, maka semakin dekat sebuah komet dengan matahari, ekornya akan
semakin panjang.
![Page 30: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/30.jpg)
5-30
Meteor
Apabila suatu malam yang cerah kita keluar rumah dan melayangkan pandangan
ke laut lepas, maka akan tampaklah beribu-ribu bintang. Kadang-kadang kita
dikejutkan oleh suatu titik cahaya bergerak cepat di antara bintang-bintang itu.
Terlihatnya hanya beberapa detik, kemudian lenyap tak berbekas.
Hampir semua suku di negeri kita menyebut cahaya yang berkelebat pada
malam hari itu dengan nama “bintang beralih”. Timbulnya sebutan itu disebabkan
karena, pada mulanya, memang orang mengira ada bintang yang beralih tempat.
Walaupun dalam keadaan sebenarnya bintang memang berpindah tempat, tetapi yang
kita lihat dilangit itu bukan perpindahan sebuah bintang. Letak sebuah bintang sangat
jauh sekali, sehingga perpindahannya, atau gerakannya sangat lambat, hingga hanya
bisa diukur dengan alat yang sangat teliti.
Gambar 2.11 Meteor
Cahaya bergerak cepat yang kita saksikan itu bukan berasal dari bintang-bintang
yang berkilauan di langit, melainkan suatu peristiwa yang terjadi di angkasa bumi kita.
![Page 31: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/31.jpg)
5-31
Benda yang menyebabkan adanya cahaya itu adalah batu yang berasal dari luar
angkasa. Namanya meteor. Batu meteor tidak sama dengan batu yang terdapat di
permukaan bumi. Di sekitar bumi banyak sekali terdapat batu meteor berkeliaran,
kecepatannya mencapai 70 kilometer per detik. Kalau memasuki angkasa bumi, batu
meteor itu akan bergesekan dengan dengan molekul yang terdapat di lapisan angkasa
bumi. Gesekan ini akan menghasilkan panas. Panas itulah yang menyebabkan bungkus
terluar meteor memijar, dari bumi kita lihat seperti garis cahaya.
Kalau kita inginlebih sering melihat meteor, haruslah mau bangun lewat tengah
malam. Karena sesudah tengah malam, jumlah meteor yang menghujani bumi lebih
banyak dibandingkan dengan sebelum tengah malam. Apa sebabnya?
Coba perhatikan peristiwa yang sering kita alami. Kalau kita naik mobil waktu
hujan, maka akan tampak bahwa kaca depan mobil lebih banyak tertimpa air hujan
daripada kaca belakang. Hal itu disebabkan karena kaca depan mobil menyongsong
jatuhnya air hujan.
Bumi kita juga mempunyai gerakan-gerakan. Selain mengelilingi matahari,
bumi juga berputar pada sumbunya. Dengan demikian, kita kadang-kadang berada di
arah depan gerakan bumi, kadang-kadang dibagian belakangnya. Sebelum tengah
malam kita berada di bagian belakang gerakan bumi. Meteor yang kita lihat pun
berkurang, sama halnya dengan kaca mobil bagian belakang yang kurang ditimpa hujan.
Lewat tengah malam kita berada di bagian depan gerakan bumi. Kita menyongsong
meteor, karena itu sesudah lewat tengah malam kita dapat menyaksikan lebih banyak
meteor.
Meteor yang agak besar tidak selalu habis terbakar selama perjalanannya di
dalam angkasa bumi. Lalu kemanakah meteor ini? Tentu saja jatuh ke permukaan
bumi. Meteor yang menyentuh permukaan bumi disebut meteorit. Kalau batu yang
jatuh itu cukup besar, maka di tempat jatuhnya itu akan timbul bekas. Bekas itu
berwujud lubang dan di sekitar lubang itu akan dapat ditemui pecahan meteor, ada yang
besar, tetapi kebanyakan kecil-kecil. Di negeri kita pun sering jatuh batu meteor. Pada
tahun 1975 sebuah meteorit yang beratnya 10 kilogram jatuh di daerah Pasuruan, Jawa
Timur. Meteor itu menimbulkan lubang sedalam setengah meter.
Di daerah padang pasir Arizona, Amerika Serikat, masih dapat dilihat sebuah
lubang besar menyerupai bekas tumbukan sebuah meteor. Kawah tersebut bergaris
![Page 32: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/32.jpg)
5-32
tengah 1.200 meter dan dalamnya 175 meter. Berat meteor yang meninggalkan bekas
sedemikian besar itu diduga sedikitnya 30 ton. Di duga meteor Arizona itu jatuh di
permukaan bumi puluhan ribu tahun yang lalu. Di tempat lain di permukaan bumi
masih banyak terdapat kawah meteor.
Pada abad ini ada dua buah meteor jatuh secara dahsyat. Yang pertama pada
tanggal 30 Juni 1908 di Siberia-tengah. Sebagai akibatnya, hutan seluas beberapa puluh
ribu kilometer persegi menjadi rusak. Konon ledakannya dapat terdengar pada jarak
ratusan kilometer. Gempa yang ditimbulkan benturan meteor itu dapat tercatat sampai
ribuan kilometer dari tempat jatuhnya. Kini orang memandang peristiwa di Siberia itu
sebagai suatu peristiwa aneh juga. Tidak ada pecahan meteorit dapat ditemui di sekitar
hutan yang hangus terbakar itu. Orang mulai bertanya-tanya, apakah yang pernah jatuh
di Siberia itu mungkin komet, bukan meteor?
Gambar 2.12 Kawah Berkat Hantaman Meteor
Peristiwa kedua terjadi di Pegunungan Sikhote-Alin, di Siberia Timur.
Kejadiannya pada tanggal 12 Februari 1947. Meteor yang beratnya ditaksir 1.000 ton
![Page 33: Tata Surya](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042608/55cf9a54550346d033a13eff/html5/thumbnails/33.jpg)
5-33
meledak di udara. Pecahannya yang berjatuhan membentuk tidak kurang dari 100 buah
kawah yang tersebar dalam daerah seluas 2,5 kilometer persegi. Menurut orang yang
menyaksikan peristiwa ini, bola api terlihat “seterang matahari”. Kira-kira 5 ton
meteorit ditemui di tempat itu.
Sampai sekarang belum pernah tercatat ada orang yang meninggal akibat
kejatuhan meteor. Tetapi telah tercatat beberapa buah meteor yang menimpa
perumahan penduduk.
Batu meteor ada yang bergerak berkelompok. Kalau kebetulan bumi menyilang
jalan yang ditempuh kelompok meteor itu, maka akan terjadi peritiwa yang dinamai
hujan meteor. Di langit akan terlihat banyak sekali meteor yang berkelebatan. Pada
tanggal 13 Nopember 1833 pernah terjadi hujan meteor yang benar-benar lebat.
Seolah-olah bumi dihujani oleh api yang datang dari langit. Ditaksir dalam waktu
antara tengah malam hingga fajar dapat dilihat tidak kurang dari 250.000 buah meteor.
Tetapi di permukaan bumi tidak dijumpai meteorit akibat hujan meteor itu. Dengan
kata lain, dari sekian banyak meteor itu tak ada yang sampai jatuh ke bumi.
Tugas
1. Unduh dari internet materi tentang anggota tata surya: matahari, planet, asteroid,
satelit alam, komet, dan meteor.
2. Lebih khusus, unduh dari internet artikel yang menyatakan bahwa Pluto tidak
lagi merupakan sebuah planet, diskusikan dengan teman anda, ambil
kesimpulan.