Tata Suara

18
FISIOLOGI SUARA ASAL SUARA Suara terjadi akibat adanya getaran. Jika sebuah benda dipukul, ditarik ditiup, digores atau ditekuk secara berulang-ulang maka partikel udara yang berada dekat dengan benda itu akan bergerak pula mengikuti gerakan benda tersebut. Gerakan benda yang berulang-ulang menyebabkan pemampatan dan perenggangan udara secara bergantian. Pernampatan dan perenggangan ini menimbulkan gelombang suara di udara. Gelombang suara merambat melalui udara hingga sampai ke telinga dan menggetarkan gendang telinga. Itulah yang disebut sebagai ‘mendengar suara’. Kesimpulannya, suara yang didengar manusia timbul karena adanya getaran benda yang merupakan sumber suara dan adanya medium penghantar yang membawa getaran sumber suara sampai ke telinga. Gelombang suara yang paling sederhana yaitu gelombang suara sinus (sinusoidal). FREKUENSI Frekuensi adalah jumlah siklus dalam setiap getaran yang lengkap didalam setiap detiknya (jumlah getaran setiap detik). Satuan frekuensi adalah Hertz, diambil dari nama penemu gelombang radio pada tahun 1886, Heinfich Hertz. Kadang-kadang digunakan juga cycles per second (cps). Contoh, jika sebuah benda bergetar sebanyak 100 kali setiap detiknya maka berarti getaran benda tersebut menimbulkan suara yang berfrekuensi 100 Hertz (Hz). Jumlah getaran kelipatan seribu biasanya dinyatakan dengan ‘kilo’. 10.000 hertz = 10 kilohertz (kHz).

description

teori dasar tata suara

Transcript of Tata Suara

Page 1: Tata Suara

FISIOLOGI SUARA

ASAL SUARA Suara terjadi akibat adanya getaran. Jika sebuah benda dipukul, ditarik ditiup, digores atau

ditekuk secara berulang-ulang maka partikel udara yang berada dekat dengan benda itu akan

bergerak pula mengikuti gerakan benda tersebut. Gerakan benda yang berulang-ulang menyebabkan

pemampatan dan perenggangan udara secara bergantian. Pernampatan dan perenggangan ini

menimbulkan gelombang suara di udara. Gelombang suara merambat melalui udara hingga sampai

ke telinga dan menggetarkan gendang telinga. Itulah yang disebut sebagai ‘mendengar suara’.

Kesimpulannya, suara yang didengar manusia timbul karena adanya getaran benda yang

merupakan sumber suara dan adanya medium penghantar yang membawa getaran sumber suara

sampai ke telinga. Gelombang suara yang paling sederhana yaitu gelombang suara sinus

(sinusoidal).

FREKUENSI Frekuensi adalah jumlah siklus dalam setiap getaran yang lengkap didalam setiap detiknya

(jumlah getaran setiap detik). Satuan frekuensi adalah Hertz, diambil dari nama penemu gelombang

radio pada tahun 1886, Heinfich Hertz. Kadang-kadang digunakan juga cycles per second (cps). Contoh,

jika sebuah benda bergetar sebanyak 100 kali setiap detiknya maka berarti getaran benda tersebut

menimbulkan suara yang berfrekuensi 100 Hertz (Hz). Jumlah getaran kelipatan seribu biasanya

dinyatakan dengan ‘kilo’. 10.000 hertz = 10 kilohertz (kHz).

Page 2: Tata Suara

PENDENGARAN MANUSIA & AUDIBLE RANGE Manusia mempunyai sensitive transducer (membran peka getaran) pada telinganya yang

secara umum sanggup bergetar (dalam bahasa sederhana disebut ‘bisa mendengar’) dengan

jangkauan frekuensi 16 Hz - 16.000 Hz (16 kHz), ada pula yang menyebut 20 - 20.000 Hz (20 kHz).

Frekuensi terendah dan tertinggi dari jangkauan frekwensi yang bias didengar manusia

tersebut sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai ‘dirasakan’ daripada didengar. Frekuensi diatas

16.000 Hz disebut sebagai frekuensi Ultrasonic, sedangkan frekuensi di bawah 16 Hz disebut

Infrasonic. Di ambang batas tersebut, biasanya manusia merasakan hal-hal yang bersifat fisik

misalnya manusia cenderung merasakan sakit di telinga ketika mendengar sayatan suara biola pada

oktav tertinggi. Sedangkan pada ambang batas frekuensi rendah, suara getaran gempa bumi

membuat manusia cenderung merasa cemas, takut dan detak jantung meningkat. Para sound designer

untuk film bioskop sering mengeksploitasi suara dengan pada frekuensi tersebut untuk

meningkatkan ketegangan penonton. Meskipun hal ini juga harus didukung sistem tata suara

(loudspeaker dsb) yang mampu mereproduksi suara dengan frekuensi tersebut.

PITCH Terdapat satu istilah tidak baku namun umum dalam kehidupan sehari-hari yaitu ‘fals’. Kata

tersebut untuk menggambarkan ketidak tepatan dalam mengatur tinggi-rendah suara relatif. Contoh :

Seorang vokalis memainkan lagu yang instrument musiknya menggunakan nada dasar ‘A’. Frekuensi

nada ‘A’ adalah 440 Hz, vokal yang dinyanyikan ternyata ‘fals’ dengan frekuensi kira-kira 435 Hz.

Maka bisa dikatakan vokalis tersebut menyanyi dengan ‘pitch’ yang lebih rendah dari nada yang

seharusnya.

Kesimpulannya semakin banyak getaran setiap detiknya semakin tinggi ‘pitch’-nya. Suara

gelas pecah (‘pyaarrr’) mempunyai frekuensi lebih tinggi daripada frekuensi karung beras yang jatuh

(‘bruuugg’) maka dikatakan bahwa pitch suara gelas pecah lebih tinggi daripada suara karung beras

jatuh. Suara-suara yang dihasilkan akibat perbedaan pitch juga memberikan persepsi karakter nada

suara seperti bright (cerah), mellow (lembut), raspy (serak), hissy (berdesis) dan sebagainya.

Page 3: Tata Suara

OKTAF Istilah ini biasa dijumpai dalam dunia musik, yaitu istilah untuk pembagian jangkauan frekuensi

suara yang bisa didengar telinga manusia. Pembagian ini dilakukan karena frekuensi suara

masing-masing mempunyai keunikan dan karakteristik tersendiri. Satu oktaf adalah interval antara

dua frekuensi yang mempunyai perbandingan 2 : 1. Jangkauan pendengaran manusia yang juga biasa

disebut spektrum audio tersebut mencakup hampir 10 oktaf. Dalam dunia audio sering juga

digolongkan dalam bass, midrange dan treble.

LOW BASS (Oktaf I & II, frekuensi 16 Hz - 63 Hz)

Contoh : Not paling bawah alat musik piano, organ, tuba dan bass, gempa bumi, gemuruh

Ialu lintas, gemuruh badai, ledakan. Suara dalam oktaf tersebut identik dengan kekuatan,

semangat, penuh tenaga. Penambahan kekuatan pada oktaf ini akan menimbulkan kesan

tebal dan berlumpur.

UPPER BASS (Oktaf III & IV, frekuensi 64 Hz – 256 Hz)

Contoh : Suara drum, piano, bass, cello, trombone dan french horn. Dalam oktaf ini

suara-suara tersebut menimbulkan keseimbangan pada struktur musik. Penambahan

kekuatan pada oktaf ini mengakibatkan suara menjadi tebal, sementara pengurangan akan

menyebabkan suara menjadi tipis.

MIDRANGE (Oktaf V, VI, VII, frekuensi 256 Hz - 2.048 Hz)

Oktaf ini sering disebut frekuensi fundamental, harmonik dan overtone bagian rendah dari

sumber suara. Midrange biasanya menimbulkan suara yang tidak menyenangkan.

Penambahan kekuatan pada oktaf VI akan menimbulkan hornlike effect (suara terasa seperti

terompet). Sedangkan penambahan kekuatan pada oktaf VII menyebabkan suara menjadi

kecil atau ringan (tinny). Terlalu banyak mendengarkan suara-suara midrange bisa

mengganggu dan melelahkan.

UPPER MIDRANGE (Oktaf VIII, frekuensi 2.048 Hz - 4.096 Hz)

Telinga manusia lebih sensitif pada oktaf VIII ini dibanding oktaf-oktaf lainnya. Bagian

rendah dari oktaf VIII (2.048 Hz - 3.500 Hz) mengandung frekuensi vokal atau dialog

manusia. Penambahan kekuatan akan meningkatkan kejelasan pada vokal/ dialog,

khususnya pada jangkauan frekuensi 3.000 Hz - 3.500 Hz. Namun jika terlalu berlebihan

suara menjadi kasar (abrasive) dan tidak menyenangkan, vokal atau dialog menjadi keras

(hars) dan lispy (seperti pengucapan ‘s’ dan ‘z’ yang tidak tepat hingga kesannya seperti

mengucapkan ‘th’), membuat konsonan sulit dimengerti.

Sedangkan bagian atas dari oktaf VIII (diatas 3.500 Hz) mengandung pitch yang kaya dan

menyenangkan yang bisa memberikan daya pisah (definisi suara), juga memberikan

kejernihan dan realitas yang lebih baik. Pendengar menyadari frekuensi pada jangkauan ini

(dan juga pada bagian bawah oktaf IX, sampai 6.000 Hz) sebagai suara yang dekat (close) atau

biasa dikenal sebagai "presence range" (bagian frekuensi yang bisa lebih menghadirkan

/mendekatkan suara).

Page 4: Tata Suara

TREBLE (Oktaf IX & X, frekuensi 4.096 Hz - 16.384 Hz)

Oktaf-oktaf ini sebenarnya hanya menyumbang kurang lebih 2 % dari total output spektrum

suara. Frekuensi ini identik dengan suara yang cemerlang (briiliance) dan ceria (sparkle),

terutama bagian atas oktaf IX dan bagian bawah oktaf X. Penambahan kekuatan pada

frekuensi 5.000 Hz yang merupakan 'jantung" dari presence range akan memberikan kesan

seolah terjadi peningkatan kekerasan secara keseluruhan pada mid range. Pengurangan pada

5.000 Hz membuat suara seperti menjauh dan transparan. Sedangkan penambahan kekuatan

pada frekuensi diatas 6.000 HZ membuat suara mendesis dan menyebabkan noise elektronik

dan noise sistem perekaman. Sebaliknya jika kekuatannya dikurangi akan mengakibatkan

suara terkesan tumpul.

INTENSITAS SUARA

Untuk bisa bergetar maka benda harus berubah dari posisi semula, artinya benda tersebut

melakukan penyimpangan. Besar kecilnya penyimpangan ini di sebut ‘amplitudo’. Amplitudo ini

akan menentukan besar kecilnya perapatan dan perenggangan udara yang pada akhirnya akan

menentukan keras lemahnya suara yang masuk ke dalam telingan kita. Besar kecilnya amplitudo

akan mempengaruhi intensitas atau kekerasan suara.

Intensitas suara diukur dengan satuan decibel (db), yaitu satuan ukuran untuk intensitas

relatif dari tekanan akustik. Tekanan akustik diukur dalam db sound pressure level (db-SPL). Manusia

mempunyai potensi untuk mendengar mulai dari 0 db-SPL, yang merupakan ambang pendengaran

(treshold of hearing), hingga mencapai 140 db-SPL, ambang ketegangan (treshold of pain). Jangkauan dari

0 db-SPL (keheningan) sampai 140 db-SPL (paling keras) disebut jangkauan dinamika atau bidang

dinamika (dynamic range) dari kemampuan dengar manusia.

AMPLITUDO Yaitu tinggi rendahnya gelombang suara yang mempengaruhi besar kecilnya perapatan dan

perenggangan udara. Perapatan dan perenggangan udara akan mempengaruhi tekanan akustik suara

(sound pressure) dalam gelombang suara yang masuk ke telinga sehingga pada akhirnya akan

menentukan keras lemahnya suara (intensitas). Satuannya adalah decibel (db) sound pressure level

(SPL), yaitu satuan ukuran untuk intensitas relatif dari tekanan akustik. Tekanan akustik diukur dalam

db sound pressure level (db-SPL).

KEKERASAN SUARA INTENSITAS

Ambang pendengaran (auditory treshold) 0db

Suara nafas 10db

Ruangan dalam keadaan tenang 20db

Page 5: Tata Suara

Gedung dalam keadaan tenang 30db

Suasana rumah 50db

Pembicaraan normal 60db

Televisi 60dB

Mobil 70dB

Pabrik 75db

Lalu lintas normal 80db

Lalu lintas sangat ramai 90dB

Take-Off pesawat jet 120db

Senapan mesin jarak 1 meter 130db

Batas sakit telinga (treshold of pain) 140db

BIDANG DINAMIKA (DYNAMIC RANGE) Bidang dinamika adalah rentang antara wilayah suara yang paling keras (fortissimmo) sampai

suara yang paling lembut (pianissimo). Rentang tersebut sering dikenal sebagai ‘loudness’. Persepsi

terhadap loudness pada dasarnya adalah subyektif, tergantung pada kondisi lingkungan. Contohnya,

suara orang berbisik dan suara ledakan bom pada kejadian nyata memiliki perbedaan kekerasan yang

sangat tajam, sementara dalam film tidak mungkin merekam suara dan mereproduksikan suara yang

bisa menyamai bidang dinamika seperti dalam kenyataan sebenarnya. hal ini disebabkan terbatasnya

kemampuan mikrofon, alat perekam dan alat reproduksi suara (amplifier dan speaker). Suara yang

sangat keras akan membuat hasil rekaman distorsi, sedangkan suara yang terlalu lembut akan

mengakibatkan suara atmosfir lingkungan yang berlebihan dan noise peralatan.

TIMBRE Pada program televisi, color bar yang digunakan sebagai leader pita umumnya juga

menyertakan tone sebagai patokan pengukuran level audio. Software editing non-linear seperti Adobe

Premiere menyertakan tone 1000Hz dengan level -12dB. Tone tersebut pada dasarnya adalah

gelombang yang murni atau gelombang sinusoidal (sine wave). Gelombang ini adalah suara frekuensi

tunggal yang tidak mengandung suara-suara lain (harmonic dan overtones).

Suara yang umum kita dengar setiap hari sebenarnya suara yang didalamnya mengandung

beberapa frekuensi yang berbeda yang menghasilkan bentuk gelombang suara atau waveform secara

bervariasi sehingga memberikan karakter pada setiap suara. Misalnya struktur harmonik dan overtone

yang ada pada suara gitar sangat jauh berbeda dengan struktur pada suara piano sehingga masing-

masing dianggap mempunyai karakter yang berbeda. Perbedaan struktur harmonik dan overtone pada

setiap ini disebut dengan timbre atau warna suara.

Contoh nyata keunikan warna suara adalah pada suara manusia, meskipun misalnya sama-

sama mempunyai suara bariton dengan level suara yang sama namun waveform pasti berbeda. Jadi

Page 6: Tata Suara

tidak ada suara manusia yang 100% mempunyai warna suara yang sama. Warna suara juga dapat

ditimbulkan oleh jenis dan bahan sumber suaranya serta cara suara tersebut ditimbulkan. Suara flute

yang terbuat dari logam akan berbeda dengan suara seruling yang terbuat dari bambu. Suara senar

pada piano yang dipukul oleh hammer akan berbeda dengan suara drum yang dipukul dengan stick.

Demikian juga suara pukulan hammer pada piano tersebut akan berbeda dibanding suara petikan

senar pada gitar atau harpa.

ENVELOPE Salah satu yang juga mempengaruhi warna suara (timbre) adalah envelope. Envelope adalah

perubahan intensitas suara yang diakibatkan oleh berjalannya waktu. Envelope dibagi dalam 3 (tiga)

jenis :

Attack : Waktu yang dibutuhkan sejak suara tersebut muncul sampai mencapai level tertingginya.

Sustain : Periode waktu selama level suara tertinggi tersebut muncul.

Decay : Kebalikan dari attack, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak suara pada level tertingginya

sampai suara tersebut hilang atau tidak terdengar.

Cara sumber suara mengeluarkan suara sangat mempengaruhi envelope. Suara kontra-bass yang

digesek akan terdengar lebih lembut dan menyentuh dikarenakan attack, sustain dan decay-nya adalah

secara berangsur-angsur (envelop-nya lama, halus, tidak tiba-tiba), sedangkan jika kontra-bass tersebut

dipetik akan mengeluarkan suara yang tegas. Hal tersebut dikarenakan attack, sustain dan decay-nya

adalah secara tiba-tiba (envelopnya singkat).

RESONANSI Hal lain yang ikut mempengaruhi warna suara adalah resonansi, Resonansi adalah adalah

ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain di dekatnya. Sifat resonansi

biasanya adalah saling berinterferensi sempurna (saling menguatkan). Gitar akustik adalah salah satu

contoh suara yang ditimbulkan akibat adanya resonansi. Ruangan pada gitar akustik yang terbuat

dari kayu ikut bergetar dengan frekuensi yang sama dengan getaran senar sehingga menghasilkan

energi suara yang lebih keras. Panel kayu pada gitar akustik disebut dengan resonator. Perbedaan

bentuk dan perbedaan bahan resonator akan menghasilkan warna suara yang berbeda-beda pula.

Page 7: Tata Suara

KECEPATAN SUARA Kecepatan suara ikut mempunyai pengaruh terhadap pitch dan intensitas meski pengaruhnya

kecil. Kecepatan suara merambat di udara terbuka adalah 1.130 feet/detik (340 m/detik) pada

permukaan laut dengan temperatur 70 derajat Fahrenheit. Sedangkan kecepatannya di air 4.800

feet/detik tergantung pada struktur kepekatan molekul air. Kecepatan suara dipengaruhi oleh

temperatur. Udara yang lebih panas menyebabkan kecepatan suara naik, udara yang lebih dingin

membuat kecepatan suara turun. Setiap perubahan 1 derajat Fahrenheit kecepatan suara berubah 1,1

feet/detik.

AKUSTIK

Suara seperti halnya sesuatu yang bersifat fisika lainnya tidak dapat berdiri sendiri. Suara

tergantung pada kondisi lingkungan dimana suara terdengar. Benda padat, cair dan bahkan gas

mempunyai pengaruh terhadap kualitas suara tersebut.

ABSORBSI (PENYERAPAN) SUARA OLEH UDARA Gelombang suara tidak dapat merambat sampai ke telinga tanpa adanya udara. Namun

ternyata udara juga dapat mengakibatkan gelombang suara tidak dihantarkan dengan baik. Hal ini

dikarenakan udara mempunyai kemampuan untuk menyerap suara. Contohnya semakin jauh

sumber suara dengan telinga maka suara yang didengar makin lemah. Dalam hal ini energi suara

akan diserap oleh udara sehingga kekuatannya semakin berkurang.

Absorbsi dipengaruhi oleh kelembaban udara dan frekuensi suara itu sendiri. Potensi

kehilangan energi suara pada kelembaban udara tinggi sangat kecil, sedangkan semakin tinggi

frekuensi maka potensi penurunan energi suara akan semakin besar. Pada kelembaban udara 20%

dan frekuensi 10 kHz, potensi penurunan energi suara adalah 9 dB setiap 100 feet perambatan suara.

Sedangkan pada kelembaban 60% dengan frekuensi yang sama, penurunan energi suara hanya 4 dB

per 100 feet. Dalam konteks produksi film & televisi khususnya pada setting outdoor atau long shot,

potensi kehilangan energi suara akan semakin besar jika jarak mikrofon dan sumber suara jauh. Pada

situasi tersebut, sound designer biasanya akan menambahkan mikrofon lavalier/clip-on untuk

menambah detail suara.

ECHO & REVERBERASI (REVERB) Echo (sering disebut gema) dan Reverb (sering disebut gaung) pada prinsipnya adalah

pantulan suara yang diakibatkan benda-benda di sekitarnya. Suara yang keluar dari sumber suara

akan dipantulkan kembali apabila mengenai sebuah benda keras. Karakteristik echo adalah bunyi

yang sama akan dipantulkan lagi dengan delay beberapa milisecond, sedangkan delay pada reverb jauh

lebih kecil sehingga seolah-olah hanya bagian akhir dari bunyi yang terdengar sebagai pantulan. Jika

Page 8: Tata Suara

energi suara mengenai permukaan keras dan datar, suara akan dipantulkan kembali dengan sudut

pantul sama dengan sudut datangnya energi suara tersebut. Apabila suara mengenai bidang

cembung maka suara akan dipantulkan menyebar, sedangkan jika mengenai bidang lengkung, suara

akan dipantulkan terfokus ke arah satu titik.

Dalam konteks produksi film & televisi, rekaman dialog umumnya menghindari terjadinya

reverb dan echo untuk mendapatkan kejelasan suara yang murni. Sebagai bagian dari disain suara,

penambahan efek gaung atau gema biasanya dilakukan pada tahap post-production. Pada produksi

dengan setting ruangan kecil dan berdinding keras, biasanya sound designer akan menempatkan

bahan-bahan penyerap suara untuk menghindari terjadinya reverberasi.

Page 9: Tata Suara

PEMBIASAN (REFRAKSI)

Pantulan suara pada konsep echo dan reverb sesungguhnya tidak berlaku mutlak. Artinya

pantulan suara yang terjadi tidak 100%, beberapa diantaranya akan tetap masuk ke dalam material

reflektor. Suara yang tidak terpantulkan dan terserap ke dalam material akan berubah menjadi energi

panas.

MATERIAL PENYERAP SUARA Benda-benda yang permukaannya keras dan licin biasanya lebih banyak memantulkan suara,

seperti misalnya tembok, beton, keramik, besi. Sedangkan benda yang permukaannya berserat atau

berbutir-butir, seperti softboard dan glasswoll biasanya lebih banyak menyerap suara dan biasanya

tidak dipantulkan kembali. Disain akustik selalu memperhatikan material yang digunakan dan

desain yang membuat pantulan suara minimum bahkan tidak ada sama sekali. Studio rekaman suara,

auditorium, concert hall dan sebagainya adalah contoh bangunan dengan treatment akustik khusus.

MIKROFON

Mikrofon pada dasarnya adalah transducer, yaitu alat yang berfungsi mengubah energi suara menjadi

energi listrik.

MIKROFON BERDASARKAN CARA KERJANYA Karbon : Telephone Microphone

Keramik : Hydrophone

Ribbon : Ribbon Microphone

Moving Coil : Dynamic Microphone

Capacitor : Condenser Microphone

Page 10: Tata Suara

Pada produksi film & televisi, umumnya hanya 2 (dua) jenis mikrofon yang dipakai, yaitu jenis

mikrofon dynamic dan condenser.

MIKROFON DYNAMIC Energi suara yang masuk akan menggetarkan membran (transducer) peka getaran kemudian

diteruskan oleh kumparan kawat yang disatukan dengan membran tersebut. Akibatnya kumparan

akan ikut bergetar, dan apabila dalam kumparan tersebut diletakkan magnet maka timbul listrik di

kedua ujung kumparan tersebut. Listrik ini secara langsung dihubungkan dengan kabel dan

diteruskan ke mixer audio atau ke alat perekam suara.

Page 11: Tata Suara

MIKROFON CONDENSER (KONDENSOR) AF CAPACITOR

Sebuah elektroda metal yang sangat tipis (biasanya lembar plastik yang dilapis metal)

ditempatkan di depan elektroda lain (counter electrode) yang terbuat dari logam atau keramik

yang dilapis logam. Kedua keping ini berlaku sebagai sebuah kapasitor. Keping yang pertama

berlaku sebagai membran yang akan bergetar mengikuti enerji suara yang mengenainya.

Getaran tersebut akan mengakibatkan perubahan kapasitas atau muatan dari kedua elektroda.

Jika pada kedua elektroda dialirkan sebuah tegangan listrilk secara konstan maka akan terjadi

perubahan besarnya tegangan listrik tersebut yang mengikuti getaran dari membran (elektroda

pertama).

ELECTRET CAPACITOR

Merupakan variasi dari AF Capacitor. Tegangan listrik tidak didapat dari luar tetapi disimpan

dalam kedua lempeng yang berlaku sebagai kapasitor. Mikrofon Electret Capacitor ini lebih

murah dibandingkan mikrofon AF Capacitor.

RF CAPACITOR

RF Capacitor hampir sama dengan AF Capacitor, tetapi dilengkapi sebuah rangkaian efektronik

yang bekerja berdasar oscilator frekuensi tinggi (biasanya 8 MHz). Disini perubahan kapasitas

muatan listrik akibat perubahan energi suara, akan menyebabkan sinyal audio diaktifkan dan di

alirkan ke mixer atau alat perekam suara.

MIKROFON BERDASARKAN POLA PENERIMAAN (POLAR PATTERN)

OMNI DIRECTIONAL

Menerima suara dari semua arah. Biasa digunakan dengan cara dipegang tangan atau

digunakan secara lavalier (clip-on microphone). Mikrofon ini juga dipakai pada beberapa jenis

wireless microphone.

Page 12: Tata Suara

BI DIRECTIONAL

Mikrofon bi-directional mencegah suara dari samping tetapi peka pada arah depan dan belakang.

Biasa juga disebut dengan mikrofon figure-eight (angka delapan, simbol pola ini). Jenis mikrofon

ini bekerja dengan baik pada jarak 5 sampai 15 feet arah depan dan belakang.

UNIDIRECTIONAL

Menerima suara hanya dari satu arah saja. Mikrofon jenis ini paling banyak digunakan dalam

rekaman untuk film, video maupun televisi. Dengan kemampuannya untuk menerima hanya

dari satu arah saja, mikrofon uni-directional sanggup memilah-milah suara, mana yang

diperlukan dan mana yang tidak. Dengan kata lain dapat menghilangkan suara-suara yang

mengganggu. Dalam konteks rekaman dialog, mikrofon ini lebih baik dibanding mikrofon omni-

directional dan bi-directional.

Mikrofon uni-directional sering disebut juga mikrofon cardioid. Jenis mikrofon cardioid

dengan pola penerimaan yang lebih sempit ada beberapa jenis :

Supercardioid

Mempunyai pola penerimaan dengan sudut yang lebih sempit dibanding cardioid. Artinya

mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam meng-isolasi suara. Mikrofon jenis ini bisa juga

disebut "shotgun". Pola penerimaannya tergantung dari frekuensi, pola menjadi semakin sempit

dengan semakin tingginya frekuensi suara. Apabila mikrofon ini digunakan dalam ruangan

yang tinggi reverberasinya akan menghasilkan suara yang cenderung lebih banyak frekuensi

rendah (tebal, tubby).

Page 13: Tata Suara

Hypercardiod

Mempunyai sudut penerimaan yang lebih sempit lagi dari jenis super cardioid.

Ultra Directional

Jenis ini mempunyai sudut penerimaan yang paling sempit. Sering disebut dengan "gun

microphone". Karena menggunakan Iensa akustik " (bekerja mirip dengan lensa tele pada kamera,

gunanya untuk mempersempit daya tangkap), maka bentuknya lebih panjang dan lebih berat

dari jenis mikrofon yang lain. Paling banyak digunakan untuk rekaman outdoor dimana jarak

antara mikrofon dan sumber suara sangat dibatasi oleh framing kamera, yaitu apabila jarak

antara mikfrofon dengan sumber suara cukup jauh (lebih dari 1 meter).

RESPON FREKUENSI Adalah kemampuan mikrofon dalam menerima jangkauan frekuensi. Mikrofon yang bagus

umumnya harus bisa menerima semua rentang frekuensi dengan sama baiknya, terutama pada suara

yang terdengar oleh manusia (audible frequency). Dalam dunia tata suara, hal itu sering disebut dengan

frekuensi ‘flat’, Maka jika ditemui mikrofon maupun speaker dangan respon frekuensi ‘flat’

dipastikan keduanya memiliki kualitas yang baik. Umumnya peralatan audio dengan respon

frekuensi ‘flat’ relatif mahal. Untuk perekaman musik, respon frekuensi yang dibutuhkan sekitar 20-

10.000 Hz, sedangkan untuk kebutuhan syuting dengan dialog manusia berada pada respon

frekuensi 100 - 7.500 Hz.

Page 14: Tata Suara

Kemampuan mikrofon dalam membedakan suara langsung dan suara pantulan (reverberation)

lebih rendah dibandingkan telinga manusia. Frekuensi rendah lebih mudah dipantulkan sedangkan

frekuensi tinggi lebih mudah diserap oleh benda-benda yang ada di ruangan.

KEPEKAAN (SENSITIVITY) Sensitifitas dalam mikrofon adalah ukuran besar kecilnya energi listrik yang dihasilkan oleh

mikrofon akibat energi suara yang mengenai membran mikrofon. Dalam hal ini biasanya yang diukur

dalam kepekaan mikrofon adalah ‘efisiensinya’. Mikrofon condenser mempunyai kepekaan lebih

tinggi dibanding mikrofon dynamic karena mikrofon condenser mempunyai rangkaian elektronik

sebagai penguat energi suara yang diubah menjadi energi listrik.

Contoh :

Untuk menerima suara dengan tingkat kekerasan tinggi (seperti ledakan) : mikrofon dynamic lebih

tepat. Jika menggunakan mikrofon condenser kemungkinan akan terjadi kerusakan pada sistemnya

dikarenakan sinyal suara yang berlebihan.

Untuk rekaman dialog pada film/video/televisi yang keras lemahnya (dinamiknya) sangat

bervariasai dari bisikan sampai teriakan, sebaiknya menggunakan jenis mikrofon condenser yang

kepekaannya lebih tinggi.

OFF-AXIS / OFF-MIKE Ini merupakan dinamika sudut penerimaan mikrofon karena pada pelaksanaannya jarak

mikrofon bisa berubah febih dari 3 feet antara shot close-up dan long shot. Hal tersebut paling mudah

diidentifikasi pada pengambilan gambar yang dinamis / moving shot. Jarak antara mikrofon dengan

mulut aktor harus tetap agar level suara terjaga. Untuk itu sudut penerimaan harus tepat.

Efek Off-axis :

- Terjadi penurunan level suara dialog tetapi noise dan atmosfir tetap.

- Terjadi penurunan pada frekuensi tinggi.

Page 15: Tata Suara

- Lebih banyak menangkap suara pantulan yang tidak dikehendaki.

Dalam kaitan dengan off-axis ini tidak semua jenis mikrofon mempunyai sifat yang sama,

Mikrofon omni-directional tidak menimbulkan problem off-axis karena kemampuannya menerima dari

semua arah, tetapi biasanya level dari suara lingkungan tinggi. Mikrofon bi-directional lebih peka

terhadap rumble (noise lingkungan nada rendah), tetapi bagus untuk pengambilan gambar two shot

dimana dua orang berbicara, dalam hal ini off-axis mungkin bisa terjadi. Uni-directional mempunyai

pola penerimaan yang sempit, yang bisa menaikkan perbandingan dialog dengan atmosfir, tetapi di

sisi lain lebih mudah terjadi off-axis atau off-mike terutama pada jenis supercardioid dan hypercardioid.

SIBILAN (SIBILANCE)

Sibilan adalah suara tajam yang muncul pada dialog dengan kata yang mengandung huruf

’S'. Sibilan berada pada daerah frekuensi high mid dan high. Sibilan yang normal akan membuat suara

pembicaraan menjadi bright dan kejelasan suara terkesan meningkat. Tetapi sibilan yang berlebihan

bisa menyebabkan timbulnya distorsi pada sistem rekaman dan reproduksi suara sehingga suara

pembicaraan terkesan menjadi "pecah". Sibilan akan menonjol terutama kalau mikrofon diletakkan

sangat dekat dengan sumber suara, dan pembicara cenderung berbicara secara berbisik. Untuk

mengurangi sibilan yang berlebihan dapat menggunakan prosesor suara (hardware) atau plugin

(software) ‘de-esser’. De-esser ini tugasnya menahan sibilan yang berlebihan tanpa mempengaruhi

kekerasan suara dan frekuensi suara lainnya.

POPPING Popping adalah efek suara yang tidak diinginkan akibat timbulnya getaran lain. Umumnya

karena angin. Angin yang mengenai membran mikrofon akan menimbulkan bunyi yang sangat tidak

diharapkan. Popping merupakan permasalahan yang serius pada perekaman di lokasi terbuka dan

apabila jarak mulut aktor terlalu dekat pada mikrofon. Sedangkan jika angin yang sangat keras

menerpa mikrofon maka akan menyebabkan timbulnya suara yang sangat keras (menyebabkan over

load), yang bisa terekam dan sangat mengganggu hasil rekaman.

Pada perekaman di lokasi terbuka biasanya menggunakan wind screen yang dapat meredam

angin tanpa banyak merugikan suara (dialog) yang kita kehendaki.

Page 16: Tata Suara

Jika angin tidak terlalu keras dapat menggunakan "foam screen", peredam angin yang terbuat

dari busa. Biasanya digunakan pada mikrofon condensor untuk adegan indoor, terutama untuk

mencegah pengaruh angin yang timbul saat mikrofon digerakkan menuruti gerakan aktor atau saat

berpindah dari satu aktor ke aktor yang lain.

Sedangkan di lokasi terbuka dapat menggunakan windscreen khusus yang bentuknya seperti

tabung membungkus mikrofon dari semua arah. Jika lokasi tersebut terdapat angin yang kuat perlu

ditambahkan windjammer. Windjammer ini bentuknya semacam bulu anjing dipasang pada bagian

luar, membungkus windscreen. Resiko penggunaan windjammer adalah akan mengurangi respon

frekuensi mikrofon, terutama pada daerah frekuensi tinggi.

Untuk mengatasi getaran mekanik biasanya digunakan shockmount yaitu tempat kedudukan

mikrofon yang anti getaran. Shockmount ini dipasang antara mikrofon dan penyangga mikrofon,

seperti mike boom atau mike stand.

Page 17: Tata Suara

BASS CUT Beberapa jenis mikrofon dilengkapi dengan bass cut. Yaitu pemotong frekuensi rendah (

50-150 Hz ), dengan tingkat pemotongan bertingkat sampai 20 dB. Bass cut bermanfaat untuk

mengurangi popping, gangguan angin dan rumble (noise dalam frekuensi rendah). Bass cut sering

digunakan dalam perekaman dialog. Untuk interior sebaiknya bass cut jangan lebih dari 100 Hz. Bass

cut hingga frekuensi 150 Hz hanya dipakai apabila keadaan memaksa, terutama untuk perekaman

suara outdoor. Apabila mikrofon tidak dilengkapi dengan bass cut, dapat memanfaatkan bass cut yang

ada di alat perekam dan atau mixer. Bass cut juga sering disebut sebagai ‘high pass ‘.

IMPEDANSI Impedansi adalah adalah merupakan kombinasi atau gabungan antara tahanan listrik arus

searah (DC resistance), induktansi dan kapasitansi yang terjadi pada rangkaian arus listrik bolak balik

(AC circuit). Pada dasarnya impedansi adalah merupakan tahanan (resistansi). Ada dua jenis

impedansi mikrofon yaitu impedansi rendah dan impedansi tinggi. Keuntungan dari impedansi

rendah : jika jarak antara mikrofon dengan mixer atau alat perekam berjauhan (sampai jarak ratusan

meter), hampir tidak mempengaruhi intensitas dan respon frekuensi suara. Mikrofon profesional

Page 18: Tata Suara

biasanya mempunyai impedansi rendah. Sebaiknya impedansi input dan alat perekam atau mixer

harus sesuai dengan impedansi mikrofon.