Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

24
1 Tata Cara Pengenaan Sanksi PDRD Tata Cara Pengenaan Sanksi PDRD Untuk Kabupaten/Kota Untuk Kabupaten/Kota Sesuai Sesuai UU 28 Tahun 2009 UU 28 Tahun 2009 Oleh Oleh : Drs. Haryanto Kadi, MSc Drs. Haryanto Kadi, MSc DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Jakarta, 2010 Jakarta, 2010

Transcript of Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Page 1: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

11

Tata Cara Pengenaan Sanksi PDRD Tata Cara Pengenaan Sanksi PDRD Untuk Kabupaten/KotaUntuk Kabupaten/Kota

Sesuai Sesuai UU 28 Tahun 2009UU 28 Tahun 2009

OlehOleh ::

Drs. Haryanto Kadi, MScDrs. Haryanto Kadi, MSc

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGANKEMENTERIAN KEUANGAN

Jakarta, 2010Jakarta, 2010

Page 2: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Dasar Hukum (1)

Pasal 157 ayat (1) UU No. 28-2009:• Rancangan Peraturan Daerah provinsi tentang Pajak dan Retribusi

yang telah disetujui bersama oleh gubernur dan DPRD provinsi sebelum ditetapkan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan dimaksud.

Pasal 157 ayat (2) UU No. 28-2009:• Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota tentang Pajak dan

Retribusi yang telah disetujui bersama oleh bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota sebelum ditetapkan disampaikan kepada gubernur dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan dimaksud.

Page 3: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Dasar Hukum (2)Pasal 158 ayat (1) UU No. 28-2009:

• Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

Pasal 158 ayat (4) UU No. 28-2009:

• Berdasarkan rekomendasi pembatalan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri mengajukan permohonan pembatalan Peraturan Daerah dimaksud kepada Presiden.

Pasal 158 ayat (5) UU No. 28-2009:

• Keputusan pembatalan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak diterimanya Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 158 ayat (6) UU No. 28-2009:

• Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah keputusan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Kepala Daerah harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Daerah dan selanjutnya DPRD bersama Kepala Daerah mencabut Peraturan Daerah dimaksud.

Page 4: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Dasar Hukum (3)Pasal 158 ayat (7) UU No. 28-2009:

7) Jika provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan pembatalan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dengan alasan-alasan yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Kepala Daerah dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung.

Pasal 158 ayat (8) UU No. 28-2009:

7) Jika keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

Pasal 158 ayat (8) UU No. 28-2009:

7) Jika Pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden untuk membatalkan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 5), Peraturan Daerah dimaksud dinyatakan berlaku.

Page 5: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Dasar Hukum (4)Pasal 159 ayat (1) UU No. 28-2009:Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 158 ayat (1) dan ayat (6) oleh Daerah dikenakan sanksi berupa penundaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil atau restitusi.

Pasal 159 ayat (2) UU No. 28-2009:Tata cara pelaksanaan penundaan atau pemotongan

Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil atau restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan

Page 6: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Peraturan Menteri Keuangan

No. 11/PMK.07/2010No. 11/PMK.07/2010

TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN

KETENTUANDI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

RETRIBUSI DAERAH66

Page 7: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

PENYAMPAIAN, EVALUASI DAN KOORDINASI RAPERDA

(1)1. Raperda kabupaten/kota yang telah disetujui

bersama antara bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota, sebelum ditetapkan menjadi Perda kabupaten/kota, terlebih dahulu disampaikan kepada gubernur dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan bersama antara bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota.

 

2. Penyampaian Raperda dilakukan dengan melampirkan dokumen persetujuan bersama antara bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota.

Page 8: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

PENYAMPAIAN, EVALUASI DAN KOORDINASI RAPERDA (2)1. Raperda kabupaten/kota sebelum ditetapkan menjadi Perda

kabupaten/kota, terlebih dahulu harus dievaluasi oleh Gubernur.

•  

2. Gubernur dalam melakukan evaluasi berkoordinasi dengan Menteri Keuangan.

3. Hasil evaluasi dan koordinasi Raperda disampaikan oleh gubernur kepada daerah yang bersangkutan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya Raperda dimaksud.

4. Evaluasi dan koordinasi Raperda dilakukan untuk menjamin agar Raperda tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Page 9: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

PENETAPAN RAPERDA DAN PENYAMPAIAN PERDA

1. Dalam hal hasil evaluasi dan koordinasi kabupaten/kota berupa persetujuan, bupati/walikota menetapkan Raperda kabupaten/kota menjadi Perda kabupaten/kota.

2. Dalam hal hasil evaluasi dan koordinasi berupa penolakan, bupati/walikota bersama DPRD kabupaten/kota memperbaiki Raperda kabupaten/kota.

3. Raperda kabupaten/kota yang telah diperbaiki disampaikan kembali oleh bupati/walikota kepada gubernur dan Menteri Keuangan sebagai laporan.

4. Raperda kabupaten/kota yang telah diperbaiki berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi, bupati/ walikota menetapkan Raperda kabupaten/kota menjadi Perda kabupaten/kota.

5. Raperda kabupaten/kota yang telah ditetapkan disampaikan oleh bupati/walikota kepada gubernur dan Menteri Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penetapan Perda kabupaten/kota.

Page 10: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Pembatalan Perda

1. Terhadap Perda yang ditetapkan tetapi tidak mengikuti hasil evaluasi dan koordinasi sehingga bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Menteri Keuangan merekomendasikan pembatalan Perda dimaksud kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.

2. Terhadap Perda yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang diakibatkan oleh adanya perubahan kebijakan nasional, Menteri Keuangan merekomendasikan pembatalan Perda dimaksud kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.

3. Berdasarkan rekomendasi pembatalan Perda, Menteri Dalam Negeri mengajukan Rancangan Peraturan Presiden mengenai pembatalan Perda kepada Presiden paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal diterimanya rekomendasi pembatalan Perda dimaksud.

4. Kepala Daerah harus memberhentikan pelaksanaan Perda paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkannya Rancangan Peraturan Presiden mengenai pembatalan Perda.

Page 11: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

BENTUK PELANGGARAN & SANKSI (1)

Bentuk pelanggaran ketentuan di bidang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah terbagi dalam dua kelompok, yaitu:

a.Pelanggaran terhadap prosedur penetapan Raperda menjadi Perda:

a) Daerah menetapkan Raperda dengan tidak melalui proses evaluasi;

b) Daerah menetapkan Raperda tetapi tidak mengikuti hasil evaluasi dan koordinasi;

c) Daerah tidak menyampaikan Perda.

Bentuk Sanksi:berupa penundaan DAU atau DBH Pajak Penghasilan bagi Daerah yang tidak memperoleh DAU

Page 12: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

BENTUK PELANGGARAN & SANKSI (2)

b. Pelanggaran terhadap larangan pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah berdasarkan Perda yang telah dibatalkan. Daerah tetap melakukan pemungutan pajak daerah

dan retribusi daerah berdasarkan Perda yang telah dibatalkan oleh Peraturan Presiden mengenai pembatalan Perda.

Bentuk Sanksi: berupa pemotongan DAU atau DBH Pajak

Penghasilan bagi Daerah yang tidak memperoleh DAU

Page 13: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Besaran Penundaan atau Pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau

Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan

1. Besaran sanksi penundaan DAU atau DBH Pajak Penghasilan ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) untuk setiap periode penyaluran.

2. Besaran sanksi pemotongan DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan ditetapkan sebesar perkiraan penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah dipungut berdasarkan Perda yang telah dibatalkan untuk setiap periode penyaluran DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan.

3. Perkiraan penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah dipungut dapat dihitung berdasarkan pendekatan rencana penerimaan yang tercantum dalam APBD Daerah yang bersangkutan.

4. Dalam hal rencana penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah dibatalkan tidak atau belum tercantum dalam APBD, maka sanksi pemotongan ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari jumlah DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan yang disalurkan setiap periode penyaluran.

5. Pengenaan sanksi pemotongan ditetapkan yang terbesar setelah membandingkan hasil penghitungan 5% (lima persen) dari jumlah DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan yang disalurkan setiap periode penyaluran.

Page 14: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

TATA CARA PENGENAAN DAN PENCABUTAN SANKSI

1. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menetapkan keputusan mengenai pengenaan sanksi bagi Daerah yang melakukan Pelanggaran.

2. Khusus untuk pengenaan sanksi berupa pemotongan DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan, keputusan ditetapkan setelah Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menyampaikan surat teguran kepada Daerah yang bersangkutan.

3. Surat teguran berisi pemberitahuan bahwa Daerah yang bersangkutan akan dikenakan Sanksi berupa pemotongan DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan jika Daerah tidak menghentikan pelaksanaan Perda yang telah dibatalkan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditetapkannya Rancangan Peraturan Presiden mengenai pembatalan Perda.

4. Surat teguran disampaikan dengan melampirkan copy salinan Peraturan Presiden mengenai pembatalan Perda.

5. Keputusan pengenaan Sanksi tidak diterbitkan dalam hal Kepala Daerah menyampaikan surat atau keputusan penghentian pelaksanaan Perda yang dibatalkan kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat teguran dimaksud.

6. Keputusan pengenaan Sanksi dijadikan dasar penundaan atau pemotongan DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan

Page 15: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Waktu Pengenaan Sanksi

Pengenaan Sanksi berupa penundaan atau pemotongan DAU dilakukan mulai pada penyaluran bulan berikutnya setelah tanggal penetapan sanksi.

Pengenaan Sanksi berupa penundaan atau pemotongan DBH Pajak Penghasilan dilakukan mulai pada penyaluran triwulan berikutnya setelah tanggal penetapan sanksi.

Page 16: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Catatan Pelaksanaan Penundaan DAU/DBH Pajak

Penghasilano Pelaksanaan penundaan DAU atau DBH Pajak

Penghasilan tidak dapat melampaui tahun anggaran yang bersangkutan.

o DAU atau DBH Pajak Penghasilan yang ditunda disalurkan pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.

o Dalam hal sanksi belum dicabut, penundaan dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya.

Page 17: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Pencabutan Sanksi (1)

• Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menetapkan keputusan dalam rangka pencabutan sanksi.

• Pencabutan sanksi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. terhadap penundaan DAU atau DBH Pajak Penghasilan karena Daerah melakukan pelanggaran, pencabutan sanksi dilakukan apabila Perda telah diterima dan selesai dievaluasi; dan

b. terhadap pemotongan DAU dan/atau DBH Pajak Penghasilan karena Daerah melakukan pelanggaran, pencabutan sanksi dilakukan apabila Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan telah menerima surat atau keputusan Kepala Daerah mengenai penghentian pelaksanaan pemungutan pajak dan/atau retribusi dari Perda yang telah dibatalkan.

Page 18: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Pencabutan Sanksi (2)

• Keputusan pencabutan sanksi ditetapkan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak dipenuhinya persyaratan pencabutan sanksi.

• DAU atau DBH Pajak Penghasilan yang ditunda penyalurannya sebagai akibat dari pengenaan sanksi disalurkan pada penyaluran berikutnya setelah tanggal pencabutan sanksi.

Page 19: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

PEMANTAUAN

a. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan pemantauan atas pemenuhan ketentuan mengenai prosedur penetapan Perda, penyampaian Perda, dan penghentian pelaksanaan pemungutan atas Perda yang telah dibatalkan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setiap tahun anggaran.

c. Hasil pemantauan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan sanksi.

Page 20: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

Ketentuan Teknis

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan ini diatur oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

Tanggal 25 Januari 2010

Page 21: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

SE Mendagri No.: 188.34/17/SJTentang Penataan Perda Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (1)

1. Agar Pemerintah Daerah dan DPRD melakukan Penataan kembali Perda Provinsi dan Kabupaten/Kota ttg Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mengacu kpd UU 28-2009 tentang PDRD

2. Perda ttg PDRD yang bertentangan dgn Peraturan Perundang-undangan yg lebih tinggi, bertentangan dgn kepentingan umum, membuat ekonomi biaya tinggi, menghambat peningkatan iklim investasi di daerah serta materi muatannya tidak termasuk secara limitatif diatur dlm UU 28-2009 ttg PDRD, segera dihentikan pelaksanaannya dan dicabut

Page 22: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

SE Mendagri No.: 188.34/17/SJTentang Penataan Perda Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (2)

3. Perda ttg Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga dan Peraturan Kepala Daerah yg menetapkan besarnya Penerimaan Sumbangan kepada Pihak Ketiga, pada hakekatnya sama dengan pajak daerah. Untuk itu segera dihentikan pelaksanaannya serta dicabut, agar tidak membuat ekonomi biaya tinggi dan menghambat peningkatan iklim investasi di Daerah

4. Segera melakukan revisi / melakukan perubahan terhadap Perda dimaksud., mengusulkan proses perubahan kpd DPRD dan menetapkan Perda sesuai dgn mekanisme yg diatur dlm UU 28-2009 ttg PDRD

Page 23: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

SE Mendagri No.: 188.34/17/SJTentang Penataan Perda Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (3)

5. Melaporkan pelaksanaan penataan, penghentian, dan pencabutan Perda Provinsi, Kabupaten/Kota serta Peraturan Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri

Jakarta 5 Januari 2010

Page 24: Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kota

2424

SekianSekian&&

Terima KasihTerima Kasih

Copyright © 2010 - Kementerian Keuangan RI

Drs. Haryanto Kadi, MScDrs. Haryanto Kadi, MScDirektorat Jenderal PerbendaharaanDirektorat Jenderal Perbendaharaan

Jl. Budi Utomo No. 6 Jakpus Gedung Perbendaharaan III Jl. Budi Utomo No. 6 Jakpus Gedung Perbendaharaan III Lt. 3 Lt. 3

Website: www.perbendaharaan.go.idWebsite: www.perbendaharaan.go.idHP. 0811 87 3935HP. 0811 87 39350811 82 300 600 0811 82 300 600