Tata Cara Pengajuan Keberatan Pajak

16
Tata Cara Pengajuan Keberatan Pajak Yang Dimaksud Dengan "Keberatan" dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini WP dapat mengajukan keberatan. Hal-hal yang Dapat Diajukan Keberatan Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas: a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) SKPKBT diterbitkan bila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang

description

tata cara pajak

Transcript of Tata Cara Pengajuan Keberatan Pajak

Tata Cara Pengajuan Keberatan PajakYang Dimaksud Dengan "Keberatan" dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini WP dapat mengajukan keberatan.Hal-hal yang Dapat Diajukan KeberatanWajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas:a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)SKPKBT diterbitkan bila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan peeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT.c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)SKPKLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.e. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga.Ketentuan Pengajuan KeberatanKeberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat WP terdaftar, dengan syarat:a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.b.Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan-alasan yang jelas.c. Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu tahun/masa pajak.Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak dan keberatan yang tidak memenuhi syarat, dianggap bukan Surat Keberatan, sehingga tidak diproses.Jangka Waktu Pengajuan KeberatanKeberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga.a.Untuk surat keberatan yang disampaikan langsung ke KPP, maka jangka waktu 3 (tiga) bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai saat keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak.b. Untuk surat keberatan yang disampaikan melalui pos ( harus dengan pos tercatat ), jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga sampai dengan tanggal tanda bukti pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro.Permintaan Penjelasan/Pemberian Keterangan Tambahana.Untuk keperluan pengajuan keberatan WP dapat meminta penjelasan/ keterangan tambahan dan Kepala KPP wajib memberikan penjelasan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan, pemotongan, atau pemungutan.b. WP dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis sebelum surat keputusan keberatannya diterbitkan.

Tata Cara Pengajuan Permohonan BandingApabila WP tidak atau belum puas dengan keputusan yang diberikan atas keberatan, WP dapat mengajukan banding. kepada badan peradilan pajak, dengan syarat:a.Tertulis dalam bahasa Indonesia.b. Dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan atas keberatan diterima.c. Alasan yang jelas.d. Dilampiri salinan Surat Keputusan atas keberatan.Pengajuan permohonan Banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.Putusan badan peradilan pajak bukan merupakan keputusan Tata Usaha Negara.Imbalan BungaApabila pengajuan keberatan atau permohonan banding diterima sebagian atau seluruhnya, sepanjang utang pajak sebagaimana dimaksud dalam SKPKB dan SKPKBT telah dibayar yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, maka kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak tanggal pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan Banding.

GugatanWajib Pajak atau Penanggung Pajak dapat mengajukan gugatan kepada bpp terhadap:1. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang;2.Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 UU KUP;3.Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 UU KUP yang berkaitan dengan STP;4.Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang berkaitan dengan STP;Jangka Waktu Pengajuan Gugatan1. Gugatan terhadap angka 1 diajukan paling lambat 14 hari sejak pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan atau Pengumuman Lelang;2.Gugatan terhadap angka 2, 3, dan 4 diajukan paling lambat 30 hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat.

Peninjauan KembaliApabila pihak yang bersangkutan tidak/belum puas dengan putusan Pengadilan Pajak, maka pihak yang bersengketa dapat mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak dan hanya dapat diajukan satu kali.Alasan-alasan Peninjauan Kembali1. Putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada kebohongan atau tipu muslihat;2.Terdapat bukti tertulis baru dan penting dan bersifat menentukan;3. Dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari yang dituntut.4. Ada suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya;5. Putusan nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Jangka Waktu Peninjauan Kembali1. Permohonan Peninjauan Kembali dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 diajukan paling lambat 3 bulan sejak diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau ditemukan bukti tertulis baru;2.Permohonan Peninjauan Kembali dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam angka 3, 4, dan 5 diajukan paling lambat 3 bulan sejak putusan dikirimoleh Pengadilan Pajak.

PENGADILAN PAJAKPengadilan pajakadalah badan peradilan yang melaksanakanKekuasaan kehakiman di Indonesiabagiwajib pajakatau penanggungpajakyang mencari keadilan terhadap sengketa pajak.Dimana yang dimaksud sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dibidang perpajakan antara wajib pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukanBandingatauGugatankepada Pengadilan pajak. Itu termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan undang-undang penagihan dengan surat paksaPengadilan pajak dibentuk berdasarkanUndang-UndangNomor 14 Tahun 2002 tentangPengadilan Pajak. Kedudukan Pengadilan Pajak berada diibu kota negara. Persidangan oleh Pengadilan Pajak dilakukan di tempat kedudukannya, dan dapat pula dilakukan di tempat lain berdasarkan ketetapan Ketua Pengadilan Pajak.Susunan Pengadilan Pajak terdiri atas: Pimpinan, Hakim Anggota, Sekretaris, dan Panitera. Pimpinan Pengadilan Pajak sendiri terdiri dari seorang Ketua dan sebanyak-banyaknya 5 orang Wakil Ketua. Pembinaan serta pengawasan umum terhadap hakkim Pengadilan Pajak dilakukan olehMahkamah Agung. Sedangkan pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan ditanggulangi olehKementrian Keuangan.Selain itu, ada juga penjelasan dalam pasal 9A ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 dan dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 , secara tegas dinyatakan bahwa putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan khusus di lingkunganPeradilan Tata Usaha Negara.Adapun dasar untuk menegaskan kedudukan Pengadilan Pajak dalam lingkup peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, adalah berdasarkan PutusanMahkamah Konstitusiatas perkara nomor 004/PUU-11/2004 dinyatakan,pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung.

PENGADILAN PAJAK, KEDUDUKAN DAN KEKUASAANA.Pengadilan Pajak (Pasal 2)1.Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak.

2.Pengadilan Pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 adalah kelanjutan dari Badan Penyelesaian Sengketa Pajak sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997.

B. Kedudukan Pengadilan Pajak1.Pengadilan pajak berkedudukan di ibukota Negara.

2.Sidang Pengadilan Pajak dilakukan di tempat kedudukannya

3.Apabila dipandang perlu dapat dilakukan di tempat lain yang ditetapkan oleh Ketua.

C.Kekuasaan Pengadilan Pajak ( Pasal 31, 32 & 33)1.Pengadilan Pajak merupakanPengadilan tingkat pertama dan terakhirdalam memeriksa dan memutus Sengketa Pajak oleh karenanya putusan Pengadilan Pajak tidak dapat diajukan Gugatan ke Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara atau Badan Peradilan lain, kecuali putusan berupa "tidak dapat diterima" yang menyangkut kewenangan/kompetensi

2.Pengadilan pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus Sengketa Pajak

3.Pengadilan Pajak dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan keberatan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau, Keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

5.Pengadilan Pajak mengawasi kuasa hukum yang memberikan bantuan hukum kepada pihak-pihak yang bersengketa dalam sidang-sidang Pengadilan Pajak.

6.Pengadilan Pajak dapat memanggil atau meminta data atau keterangan yang berkaitan dengan Sengketa Pajak dari pihak ketiga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D.Susunan Pengadilan Pajak (Pasal 6 dan 7)1.Pengadilan Pajak terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Sekretaris dan Panitera

2.Pimpinan Pengadilan pajak terdiri seorang Ketua dan paling banyak 5 (lima) orang Wakil Ketua

REFERENSIBukuMardiasmo.2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. CV. Andi Offset. JogjakartaMedia Onlinehttp://www.pajak.net/info/tata_cara_pengajuan_keberatan_pajak.htm. Diakses 12 Maret 2013.http://www.pajak.go.id/content/seri-kup-banding-gugatan-dan-peninjauan-kembali-pajak. Diakses 12 Maret 2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Pajak. Diakses 12 Maret 2013.http://www.pajakonline.com/engine/learning/. Diakses 12 Maret 2013.