TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN...

24
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I S I A K, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 111 Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan sesuai dengan Pasal 22 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka perlu untuk menetapkan tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa dalam suatu Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 3. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam Propinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

Transcript of TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN...

Page 1: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 16 TAHUN 2001

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I S I A K,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 111 Undang–undang

Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan sesuai dengan

Pasal 22 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999

tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka perlu untuk

menetapkan tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, dan

Pemberhentian Kepala Desa dalam suatu Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3848);

3. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten

Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan

Kota Batam Propinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3902);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999

tentang Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Rancangan

Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan

Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

Page 2: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Dan Penyesuaian Peristilahan dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang

Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa.

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK TENTANG TATA

CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Bupati adalah Bupati Siak;

b. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten;

c. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan Pemerintah

Desa dan Badan Perwakilan Desa;

d. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa;

e. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD, adalah Badan Perwakilan

yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa, yang berfungsi

mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

pemerintahan desa;

f. Bakal Calon adalah warga masyarakat Desa atau putra Desa setempat yang

berdasarkan hasil penjaringan oleh panitia pemilihan ditetapkan sebagai Bakal Calon

Kepala Desa;

g. Calon adalah Bakal Calon yang telah memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh BPD

sebagai Calon Kepala Desa;

h. Calon yang berhak dipilih adalah Calon Kepala Desa yang telah mendapat

pengesahan dari BPD;

i. Calon Terpilih adalah Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dalam

Pemilihan Kepala Desa;

j. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh Bupati atas usul

BPD untuk melaksanakan hak, tugas, wewenang, dan kewajiban Kepala Desa dalam

kurun waktu tertentu;

Page 3: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

k. Pemilih adalah penduduk Desa yang bersangkutan dan telah memenuhi persyaratan

untuk menggunakan hak pilihnya;

l. Hak Pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan sikap pilihannya;

m. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk

mendapatkan Bakal Calon dari warga masyarakat Desa atau putra Desa setempat;

n. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan baik dari segi

administrasi maupun pengetahuan, dan kepemimpinan para Bakal Calon;

o. Putra Desa adalah mereka yang dilahirkan di Desa dari orangtua yang terdaftar

sebagai penduduk Desa, baik dibesarkan atau tidak dibesarkan di Desa yang

bersangkutan;

p. Tim monitoring adalah DPRD, Pemerintah Kabupaten, dan Camat.

BAB II

Bagian Pertama

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 2

(1) BPD membentuk Panitia Pemilihan yang keanggotaannya terdiri dari anggota BPD,

dan dapat dibantu oleh Perangkat Desa, maupun pemuka-pemuka masyarakat lainnya

di Desa yang bersangkutan;

(2) Susunan Panitia Pemilihan ditetapkan dengan Keputusan BPD dan diberitahukan

secara tertulis kepada Bupati melalui Camat;

(3) Rapat BPD dalam rangka pembentukan Panitia Pemilihan dapat dihadiri oleh Camat

selaku pembimbing dan pengarah;

(4) Susunan Panitia Pemilihan terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa

orang anggota sesuai dengan kebutuhan;

(5) BPD bertanggungjawab atas terselenggaranya Pemilihan Kepala Desa.

Bagian Kedua

TUGAS DAN FUNGSI PANITIA PEMILIHAN

Pasal 3

Panitia Pemilihan sebagaimana tercantum pada Pasal 2 ayat (1) mempunyai tugas dan

fungsi :

a. Menyusun Rencana Kerja Panitia Pemilihan dan Rencana Biaya Pemilihan;

b. Melaksanakan penjaringan Bakal Calon;

c. Melaksanakan penyaringan Bakal Calon;

d. Mengajukan Bakal Calon yang telah memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai

Calon Kepala Desa oleh BPD;

e. Melaksanakan Pendaftaran Pemilih untuk selanjutnya ditetapkan oleh Ketua Panitia

Pemilihan dan disahkan oleh BPD;

Page 4: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

f. Mempersiapkan sarana dan prasarana Pemilihan (pemungutan dan penghitungan

suara);

g. Mengajukan Rencana Kerja Pemilihan;

h. Menetapkan jadwal Pemilihan setelah dikonsultasikan kepada BPD dan Camat;

i. Mengumumkan nama-nama Calon yang berhak dipilih dan tanda gambar masing-

masing;

j. Melaksanakan Pemilihan (pemungutan dan penghitungan suara);

k. Membuat Berita Acara Pemilihan yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan,

Calon atau Saksi-saksi yang ditunjuk oleh Calon, untuk mendapatkan penetapan dari

BPD dan diketahui oleh Camat;

l. Mengambil Keputusan apabila timbul permasalahan.

Pasal 4

Apabila di antara anggota Panitia Pemilihan ada yang ditetapkan sebagai Bakal Calon,

atau Calon, atau berhalangan, maka keanggotaannya dalam Panitia Pemilihan digantikan

oleh anggota BPD lainnya, atau Perangkat Desa yang lain, ataupun masyarakat lainnya

berdasarkan Keputusan BPD.

BAB III

HAK MEMILIH DAN DIPILIH

Pasal 5

Yang dapat memilih Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik

Indonesia dengan syarat-syarat sebagai berikut :

a. Terdafar sebagai penduduk Desa yang bersangkutan secara sah;

b. Sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin;

c. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap;

d. Tidak pernah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan

keterangan yang berwajib dalam suatu kegiatan mengkhianati Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 6

(1) Yang dapat dipilih menjadi Kepala Desa adalah Penduduk Desa Warga Negara

Republik Indonesia dengan syarat-syarat :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang–Undang Dasar 1945;

c. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang

mengkhianati Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, G30S/PKI dan/atau

kegiatan organisasi terlarang lainnya;

d. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau

berpengetahuan yang sederajat;

Page 5: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

e. Berumur sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun dan setinggi-tingginya

60 (enam puluh) tahun;

f. Sehat jasmani dan rohani;

g. Nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya;

h. Berkelakuan baik, jujur, dan adil;

i. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana;

j. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap;

k. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat;

l. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;

m. Memenuhi syarat-syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat yang diatur dalam

Peraturan Daerah;

n. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Desa yang

bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak terputus-

putus.

(2) Bagi Pegawai Negeri (Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, dan anggota Polri) yang

mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa, selain harus memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), juga harus memiliki surat

keterangan persetujuan dari atasan yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.

Pasal 7

Dalam Pemilihan Kepala Desa, Pemilih dan Calon yang berhak dipilih wajib hadir untuk

melaksanakan hak pilihnya dan tidak boleh mewakilkan kepada siapapun dan dengan

alasan apapun.

BAB IV

PENCALONAN KEPALA DESA

Pasal 8

(1) 6 (enam) bulan sebelumya berakhirnya masa jabatan Kepala Desa, yang bersangkutan

mengajukan permohonan berhenti kepada Badan Perwakilan Desa;

(2) Berdasarkan permohonan berhenti dari Kepala Desa tersebut, BPD mengusulkan

pemberhentian Kepala Desa yang bersangkutan kepada Bupati dan memberitahukan

secara tertulis rencana pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa;

(3) BPD segera membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa untuk periode berikutnya.

Pasal 9

Setelah terbentuk Panitia Pemilihan, Pimpinan BPD bersama Panitia Pemilihan segera

melaksanakan sosialisasi mengenai rencana pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.

Page 6: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

Pasal 10

Panitia Pemilihan mengumumkan jadwal pendaftaran Pemilih dan jadwal pendaftaran

Bakal Calon, disertai penjelasan syarat-syarat Pemilih dan syarat-syarat Bakal Calon.

Pasal 11

(1) Bakal Calon selain harus memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 6,

juga harus menyampaikan persyaratan administrasi sebagai berikut :

a. Surat Permohonan menjadi Calon Kepala Desa;

b. Photokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);

c. Photokopi Kartu Keluarga;

d. Pas photo ukuran 4 x 6 sebanyak 3 lembar (hitam putih atau berwarna);

e. Photokopi Akte Lahir;

f. Photokopi Ijazah atau STTB yang dilegalisir oleh instansi yang berwenang;

g. Daftar Riwayat Hidup;

h. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari instansi yang berwenang;

i. Keterangan tidak dicabut hak pilihnya dari Pengadilan Negeri;

j. Pernyataan tidak terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945;

k. Surat Izin/Pernyataan tidak keberatan secara tertulis dari atasan yang berwenang

bagi PNS, TNI, dan Polri Aktif;

l. Pernyataan tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat

(khusus bagi Pegawai Negeri).

(2) Persyaratan administrasi sebagaimana ayat (1) Pasal ini dibuat rangkap 3 (tiga).

Pasal 12

Semua anggota Panitia Pemilihan aktif melaksanakan penjaringan Bakal Calon, sehingga

diperoleh dan terdaftar Bakal Calon yang memenuhi persyaratan.

Pasal 13

(1) Sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, Panitia Pemilihan menutup kegiatan

pendaftaran Bakal Calon dan melaksanakan penyaringan berdasarkan persyaratan

yang ditetapkan;

(2) Penyaringan Bakal Calon dapat dilaksanakan dengan melakukan ujian saringan

berupa tes pengetahuan kepemimpinan dari Bakal Calon yang dilaksanakan oleh

Panitia Pemilihan;

(3) Hasil penyaringan Bakal Calon harus diperoleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang

Bakal Calon untuk diajukan ke BPD dan ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa;

(4) Hasil penyaringan Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke

dalam Berita Acara penyaringan Bakal Calon.

Pasal 14

(1) Bakal Calon yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan diajukan kepada BPD

untuk dibahas dalam rapat BPD;

Page 7: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

(2) Pimpinan BPD wajib melakukan penelitian terhadap berkas persyaratan Calon dan

selanjutnya mengadakan musyawarah untuk ditetapkan menjadi Calon yang berhak

dipilih;

(3) Calon yang berhak dipilih diberitahukan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat

disertai dengan 1 (satu) berkas persyaratan administrasi Calon dan surat pengantar

dari Camat.

BAB V

TATA CARA PENDAFTARAN

Pasal 15

(1) Sebelum melaksanakan pendaftaran, Panitia Pemilihan melakukan pengumuman

kepada seluruh masyarakat Desa tentang waktu pelaksanaan pendaftaran;

(2) Anggota Panitia Pemilihan yang melaksanakan tugas sebagai petugas pendaftar harus

dibekali dengan Keputusan Panitia Pemilihan tentang penunjukan sebagai petugas

pendaftar dan Surat Tugas;

(3) Panitia Pemilihan dalam melaksanakan pendaftaran Pemilih dibantu oleh pengurus

RT dan RW;

(4) Pendaftaran pemilih dilakukan dengan teliti berdasarkan persyaratan sebagaimana

ditetapkan dalam Pasal 5;

(5) Daftar pemilih minimal dibuat 3 (tiga) rangkap atau dapat diperbanyak sesuai

kebutuhan;

(6) Perubahan daftar pemilih atau pembuatan daftar pemilih tambahan dapat dilakukan

paling lambat 1 (satu) hari atau 24 jam sebelum pelaksanaan pemungutan suara;

(7) Daftar pemilih ditandatangani oleh Panitia Pemilihan (Ketua dan Sekretaris), dan

diajukan kepada BPD untuk disahkan, selanjutnya daftar pemilih tersebut

diberitahukan kepada Camat;

(8) Setelah mendapat pengesahan dari BPD, Panitia Pemilihan mengumumkan daftar

pemilih kepada masyarakat, baik melalui papan pengumuman maupun media lainnya.

BAB VI

PEMILIHAN CALON YANG BERHAK DIPILIH

Pasal 16

(1) Panitia Pemilihan setelah memberitahukan secara tertulis kepada Bupati melalui

Camat tentang Calon yang berhak dipilih, menyelenggarakan rapat yang dihadiri oleh

seluruh anggota Panitia Pemilihan, angggota BPD, dan para Calon yang berhak

dipilih, serta Camat, dengan agenda rapat sebagai berikut :

a. Mengumumkan nama-nama Calon yang berhak dipilih;

b. Membahas dan menetapkan tanda gambar Calon yang akan digunakan dalam

Pemilihan;

Page 8: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

c. Membahas dan menetapkan jadwal pemilihan (waktu dan tempat pemungutan

suara);

d. Mengevaluasi kesiapan prasarana, sarana, dan biaya pemilihan;

e. Melaksanakan pembagian tugas dalam pelaksanaan pemungutan suara dan

penghitungan suara;

f. Membahas dan menetapkan pembuatan surat undangan untuk pemilih dan petugas

yang akan menyampaikannya;

g. Membahas dan menetapkan pembuatan Surat Suara;

h. Membahas pengajuan saksi dari masing-masing calon yang berhak dipilih.

(2) Penentuan tanda gambar Calon yang berhak dipilih diserahkan kepada Panitia

Pemilihan dengan persetujuan BPD;

(3) Penetapan lokasi tempat pemungutan suara adalah dengan memperhatikan jarak

tempuh dan kemudahan sarana transportasi para pemilih serta memperhatikan faktor

gangguan cuaca;

(4) Sarana dan prasarana pemilihan yang diperlukan dalam Pemungutan Suara adalah :

a. Bangunan untuk berteduh panitia;

b. Bilik Suara;

c. Kotak Suara;

d. Surat Suara;

e. Tempat duduk calon yang berhak dipilih;

f. Meja dan kursi untuk bekerja panitia;

g. Papan pengumuman;

h. Papan untuk penghitungan suara;

i. Bantalan dan paku untuk pencoblosan Surat Suara;

j. Pengeras suara;

k. Formulir-formulir Berita Acara, daftar hadir, laporan, dan Sarana kelengkapan

lainnya sesuai dengan kebutuhan.

(5) Pembagian tugas panitia dalam pelaksanaan pemungutan suara, antara lain :

a. Penerimaan Surat Undangan;

b. Pemegang Daftar Pemilih;

c. Pencatat Pemilih yang hadir;

d. Pemberi Surat Suara;

e. Pengatur antrian pemilih;

f. Penjaga Bilik Suara;

g. Penjaga Kotak Suara;

h. Petugas penerangan;

i. Petugas konsumsi;

j. Petugas keamanan;

k. Petugas pemberi tanda bagi yang sudah memilih;

l. Petugas kesehatan.

Page 9: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

(6) Pembagian tugas dalam penghitungan suara terdiri dari :

a. Petugas yang membuka dan menjaga Kotak Suara;

b. Petugas yang menyusun Surat Suara yang telah dihitung;

c. Petugas yang membaca Surat Suara;

d. Petugas yang mencatat hasil pemungutan Suara;

e. Petugas yang membuat Berita Acara Pemilihan.

(7) Surat undangan untuk pemilih ditandatangani oleh Ketua Panita Pemilihan dan berisi

keterangan yang jelas mengenai hari, tanggal, waktu, pemilihan dan tanggal surat;

(8) Surat Suara berisi tanda gambar sebanyak tanda gambar Calon yang berhak dipilih

dan di sudut kiri bawah ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan;

(9) Saksi dari masing-masing Calon yang berhak dipilih, dibekali dengan Surat

Mandat/Surat Tugas/Surat Keterangan dari calon yang bersangkutan.

Pasal 17

Pada proses pemungutan suara, dihadiri oleh Panitia Pemilihan, Calon yang berhak

dipilih Pemilih, anggota BPD, serta Tim Monitoring yeang terdiri dari unsur DPRD,

Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan.

Pasal 18

Panitia Pemilihan yang mempunyai Hak Pilih, serta Calon yang berhak dipilih dalam

Pemilihan Calon Kepala Desa, tetap mempunyai Hak untuk menggunakan Hak Pilihnya

dengan tetap wajib bersikap netral dalam melaksanakan tugasnya.

BAB VII

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 19

(1) Kampaye merupakan kesempatan bagi para calon yang berhak dipilih untuk

menyampaikan program kerja yang akan dilaksanakan, apabila yang bersangkutan

berhasil terpilih menjadi Kepala Desa;

(2) BPD menetapkan berbagai ketentuan untuk mengatur pelaksanaan kampaye berjalan

tampa mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat;

(3) Pelaksanaan kampaye para calon yang berhak dipilih hendaknya diarahkan pada hal–

hal yang bersifat positif serta menunjang kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan

Desa dan pembangunan;

(4) Pelaksanaan kampaye para calon yang berhak dipilih dimulai 7 (tujuh) hari sebelum

hari H sampai 2 (dua) hari sebelum hari H;

Page 10: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

(5) Kampaye para calon yang berhak dipilih tidak diperkenankan diadakan secara

berlebihan dalam bentuk pembagian barang, uang, dan fasilitas lainnya serta tidak di

benarkan mengadakan pawai sehingga menganggu ketentraman dan ketertiban

masyarakat.

Pasal 20

(1) Pemungutan suara di laksanakan dalam rapat Pemilihan Calon Kepala desa yang

dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan dengan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3

(dua pertiga) dari jumlah seluruh pemilih yang terdaftar disyahkan oleh BPD;

(2) Apabila pada pembukaan rapat pemungutan suara calon Kepala Desa sebagaimana

dimaksud ayat (1) pasal ini jumlah pemilih belum mencapai Quorum, pimpinan rapat

mengundurkan rapat paling lama 3 (tiga) jam dengan ketentuan Quorum tetap 2/3

(dua per tiga) dari jumlah pemilih;

(3) Apabila Quorum sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini tidak dapat tercapai

Quorum dapat ditentukan pada saat penghitungan suara akan dimulai;

(4) Apabila sampai batas waktu pengunduran sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini

Quorum belum juga tercapai, pelaksanaan rapat pemilihan calon Kepala Desa

dimundurkan oleh Pimpinan Rapat selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh)

hari, dengan Quorum ½ (setengah) ditambah 1 (satu) jumlah pemilih;

(5) Pengunduran waktu rapat pemungutan suara calon Kepala Desa sebagaimana

dimaksud ayat (4) pasal ini diumumkan dalam forum rapat oleh pimpinan rapat dan

diterangkan dalam Berita Acara Penundaan Pemilihan.

Pasal 21

(1) Pemungutan Suara dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta

jujur dan adil;

(2) Pemberian suara dilakukan dengan mencoblos tanda gambar yang berhak dipilih

dalam bilik suara yang disediakan oleh Panitia Pemilihan;

(3) Seorang pemilih hanya memberikan suaranya kepada 1 (satu) orang Calon yang

berhak dipilih;

(4) Seorang pemilih yang berhalangan hadir karena sesuatu alasan, tidak dapat

diwakilkan dengan cara apapun.

Pasal 22

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan pemungutan suara, Panitia Pemilihan menyediakan

sarana atau kelengkapan pemilihan sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (4);

(2) Bentuk dan model Surat Suara sebagaimana dimaksud pasal 16 ayat (8) ditetapkan

oleh Panitia Pemilihan dengan persetujuan BPD;

Page 11: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

(3) Apabila dipandang perlu Panitia Pemilihan dapat menyediakan sarana dan prasarana

lainnya untuk kelancaran pelaksanaan Pemilihan.

Pasal 23

Sebelum melaksanakan Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan

memperlihatkannya kepada para pemilih dan saksi masing-masing Calon yang berhak

dipilih, bahwa kotak suara dalam keadaan kosong, kemudian menutupnya kembali,

mengunci, dan menyerahkan kuncinya kepada Ketua Panitia Pemilihan.

Pasal 24

(1) Pemilih yang hadir diberikan Surat Suara oleh Panitia Pemilihan setelah menyerahkan

surat undangan;

(2) Setelah menerima Surat Suara, pemilih memeriksa atau meneliti, apabila Surat Suara

dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih berhak meminta Surat Suara baru

setelah menyerahkan kembali Surat Suara yang cacat atau rusak;

(3) Bagi pemilih yang tidak bisa hadir karena sakit, cacat, atau usia lanjut, dalam

melaksanakan Hak Pilihnya dapat dibantu oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 25

(1) Pencoblosan Surat Suara dilaksanakan dalam bilik suara dengan menggunakan alat

yang telah disediakan oleh Panitia Pemilihan;

(2) Pemilih yang melakukan kesalahan pada waktu mencoblos Surat Suara, dapat

meminta Surat Suara baru setelah menyerahkan kembali Surat Suara yang salah

tersebut kepada Panitia Pemilihan;

(3) Setelah Surat Suara dicoblos, pemilih memasukkan Surat Suara ke dalam Kotak

Suara yang disediakan dan diusahakan dalam keadaan terlipat.

Pasal 26

(1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para Calon yang berhak dipilih harus

berada di tempat yang telah ditentukan;

(2) Bagi Calon yang tidak memungkinkan hadir karena sakit maka dapat diwakilkan

kehadirannya oleh saksi Calon yang bersangkutan, setelah terlebih dahulu

diumumkan kepada khalayak;

(3) Tempat Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud ayat (1) harus strategis

sehingga dapat terlihat oleh para pemilih, dan Calon dapat melihat jalannya

pemungutan suara.

Page 12: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

Pasal 27

(1) Panitia Pemilihan berkewajiban untuk menjamin berjalannya pemungutan suara

dengan aman, tertib, lancar, dan demokratis;

(2) Panitia Pemilihan berkewajiban untuk menjaga agar setiap orang yang berhak

memilih hanya memberikan satu suara dan menolak pemberian suara yang

diwakilkan dengan alasan apapun;

(3) Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam menangani masalah yang timbul,

penyelesaiannya diputuskan dengan musyawarah berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dan pertimbangan yang objektif rasional, serta dapat

meminta pendapat dari Tim Monitoring.

Pasal 28

(1) Panitia Pemilihan menetukan batas waktu dimulai dan ditutupnya pemungutan suara;

(2) Pemungutan suara ditutup tepat pada waktu yang ditentukan, setelah semua pemilih

yang hadir telah melaksanakan hak pilihnya.

BAB VIII

PELAKSANAAN PENGHITUNGAN SUARA

Pasal 29

Penghitungan suara dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan disaksikan oleh yang berhak

dipilih atau saksi yang mewakilinya, Pimpinan BPD, dan Tim Monitoring.

Pasal 30

Para pemilih dapat melihat dan mendengar penghitungan suara yang diperoleh dari hasil

pemugutan suara, dengan tenang, dan tertib, serta tidak menganggu kelancaran tugas

Panitia Pemilihan.

Pasal 31

(1) Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan menghitung Surat Suara yang masuk

dihadapan para saksi;

(2) Panitia Pemilihan meneliti setiap lembar Surat Suara, untuk mengetahui sah atau

tidaknya serta memperlihatkan kepada para saksi;

(3) Suara yang diperoleh dicatat oleh petugas yang ditunjuk, di dalam kertas/formulir

penghitungan suara dan pada papan penghitungan suara, sehinggga dapat dilihat oleh

pemilih yang hadir;

(4) Berkas cacatan penghitungan suara ditandatangani oleh petugas pencatat, ketua

panitia Pemilihan, dan para saksi.

Page 13: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

Pasal 32

(1) Surat Suara dianggap tidak sah apabila :

a. Tidak menggunakan Surat Suara yang telah ditentukan;

b. Surat Suara yang digunakan tidak ditantatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan;

c. Dalam Surat Suara terdapat coretan, tulisan, atau tandatangan pemilih;

d. Terdapat tanda coblosan pada lebih dari satu tanda gambar, atau memberikan

suara untuk lebih dari satu Calon yang berhak dipilih;

e. Mencoblos di luar garis batas tanda gambar Calon yang berhak dipilih;

f. Melubangi tanda gambar dengan tidak menggunakan alat pencoblos yang

disediakan, misalnya dengan disulut rokok, disobek, ditusuk dengan pisau, atau

gunting dan sebagainya;

g. Surat Suara yang digunakan dalan keadaan rusak atau robek.

(2) Surat Suara yang dinyatakan tidak sah, agar dijelaskan/diumumkan alasannya kepada

pemilih yang hadir pada saat itu juga;

(3) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat, antara panitia dengan calon atau saksi

mengenai syah atau tidak syahnya maka ketua panitia berkewajiban untuk

menentukan dan bersifat mengikat.

Pasal 33

(1) Calon yang memperoleh suara terbanyak dengan dukungan sekurang- kurangnya 1/5

(seperlima) dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya, dinyatakan sebagai

calon terpilih ;

(2) Apabila tidak seorang calonpun mendapat dukungan suara terbanyak sebagaimana

dimaksud ayat (1), Panitia menyatakan Pemilihan ulang;

(3) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari saat penanda tanganan Berita Acara Pemilihan;

(4) Apabila setelah pemilihan ulang sebagaimana dimaksud ayat (3) hasilnya tetap sama,

maka BPD mengusulkan penjabat Kepala Desa kepada Bupati untuk mendapat

pengesahan.

BAB IX

PENETAPAN CALON TERPILIH

Pasal 34

(1) Setelah perhitungan suara selesai, Panitia Pemilihan menyusun, menandatangani dan

membacakan Berita Acara Pemilihan dan menyerahkannya kepada Ketua BPD untuk

mendapat penetapan dari BPD;

(2) Calon yang berhak dipilih atau saksi yang ditunjuk, menandatangani Berita Acara

Pemilihan, sebelum Berita Acara Pemilihan tersebut ditetapkan oleh BPD;

Page 14: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

(3) Setelah Berita Acara dinyatakan sah oleh BPD maka ketua Pemilihan atau yang

mewakili mengumumkan hasil pemilihan Calon yang berhak dipilih dihadapan yang

hadir.

BAB X

PENGESAHAN DAN PELANTIKAN KEPALA DESA

Pasal 35

(1) Apabila lebih dari 1 (satu) orang calonmendapat jumlah dukungan suara terbanyak

dengan jumlah yang sama, maka diadakan pemilihan ulang hanya untuk calon-calon

yang memperoleh jumlah suara yang sama tersebut;

(2) Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari sejak penanda tanganan berita acara pemilihan;

(3) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana ayat (2) pasal ini, hasilnya tetap sama maka

untuk menetapkan calon dinyatakan terpilih dan diangkat sebagai Kepala Desa

menjadi kewenangan BPD.

Pasal 36

(1) Setelah Calon terpilih dinyatakan sah oleh BPD, selanjutnya BPD memberitahukan

secara tertulis Calon terpilih kepada Bupati melalui Camat untuk disahkan menjadi

Kepala Desa;

(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) Pasal ini harus disertai dengan

Berita Acara Pemilihan.

BAB X

PENGESAHAN DAN PELANTIKAN KEPALA DESA

Pasal 37

(1) Hasil Pemilihan Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33

disahkan oleh Bupati dengan menerbitkan Peraturan Daerah tentang pengesahan

sebagai Kepala Desa, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Berita Acara

Pemilihan diterima ;

(2) Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku sejak

tanggal pelantikan ;

(3) Kepada Calon Terpilih yang disahkan sebagai Kepala Desa, pada saat pelantikan

diberikan petikan atau salinan dari Peraturan Daerah tentang Pengesahaanya sebagai

Kepala Desa.

Pasal 38

(1) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya Peraturan Daerah,

Kepala Desa yang bersangkutan dilantik oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk;

(2) Pada saat pelantikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Kepala Desa yang

bersangkutan bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh

Page 15: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

dihadapan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, anggota BPD dan Pemuka-pemuka

masyarakat lain di wilayah Desanya;

(3) Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

Pasal ini adalah sebagaimana tercantum dalam Pasal 98 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999, adalah sebagai berikut :

“ Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi

kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan

seadil-adilnya ;

Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila

sebagai Dasar Negara dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan Demokrasi dan

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara serta segala Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia “.

Pasal 39

(1) Pelantikan Kepala Desa Baru hasil pemilihan diusahakan dilaksanakan tepat pada

masa berakhirnya jabatan Kepala Desa sebelumnya ;

(2) Apabila akhir masa jabatan jatuh pada hari libur, maka pelantikan Kepala Desa

dilaksanakan pada hari kerja berikutnya atau sehari sebelumnya ;

(3) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari Calon Kepala Desa terpilih belum dilantik

oleh Bupati maka Calon Kepala Desa terpilih ditetapkan dan dilantik oleh BPD

menjadi Kepala Desa Definitif.

Pasal 40

(1) Pelantikan Kepala Desa yang tidak dapat dilaksanakan tepat waktu karena alasan

yang dapat dipertanggung jawabkan, dapat ditunda paling lama 3 ( tiga ) bulan sejak

tanggal berakhirnya masa jabatan Kepala Desa yang bersangkutan, dengan ketentuan

bahwa untuk melaksanakan tugas diangkat Penjabat oleh BPD;

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula pada Desa-Desa yang

dijabat oleh Penjabat Kepala Desa.

Pasal 41

(1) Kepala Desa diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal

pelantikannya ;

(2) Kepala Desa yang berprestasi, mempunyai kondite baik dan memenuhi persyaratan,

dapat dicalonkan untuk dipilih kembali pada masa jabatan berikutnya ;

(3) Apabila masa jabatan kedua telah berakhir, yang bersangkutan tidak dapat

dicalonkan kembali untuk masa jabatan ketiga kalinya.

Page 16: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

BAB XI

LARANGAN BAGI KEPALA DESA

Pasal 42

Kepala Desa dilarang :

a. Melanggar persyaratan yang ditentukan untuk menjadi Kepala Desa sebagaimana

pada Pasal 97 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 ;

b. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara,

Pemerintah dan masyarakat ;

c. Melanggar Sumpah/Janji sebagaimana tersebut pada Pasal 98 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 ;

d. Melalaikan tindakan yang menjadi kewajibannya atau melakukan kegiatan yang

merugikan kepentingan Negara, Pemerintah, Pemerintah Kabupaten dan masyarakat

Desa;

e. Menyalahgunakan wewenang, bertindak sewenang-wenang dan melakukan

penyelewengan terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

f. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku dan atau Norma-norma adat istiadat yang tidak bertentangan

dengan kaidah agama yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

BAB XII

TINDAKAN ADMINISTRATIF, PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Pasal 43

(1) BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan

Kepala Desa secara tertulis enam bulan sebelum berakhir masa jabatannya;

(2) Tiga bulan sebelum berakhir masa jabatannya, Kepala Desa menyampaikan

Pertanggung Jawaban akhir masa Jabatan kepada BPD;

(3) Selambat-lambatnya dua bulan sebelum berakhir masa jabatan Kepala Desa, BPD

segera memproses Pemilihan Kepala Desa yang baru;

(4) Apabila sampai akhir masa jabatan Kepala Desa belum terselenggara Pemilihan

Kepala Desa, maka BPD mengangkat Penjabat Kepala Desa dan memberitahukan

secara tertulis kepada Bupati melalui Camat.

Pasal 44

Kepala Desa yang melalaikan tugas dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam

Peraturan perundang-undangan yang berlaku, dikenakan tindakan administratif berupa

teguran oleh BPD, Camat dan atau Bupati.

Pasal 45

(1) Kepala Desa yang tidak mengindahkan teguran sebagaimana dimaksud Pasal 41 di

atas dikenakan sanksi berupa Pemberhentian Sementara oleh BPD dan diberitahukan

secara tertulis kepada Bupati melalui Camat;

Page 17: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

(2) Pemberhentian Sementara sebagaimana diatur ayat (1) Pasal ini juga berlaku bagi

Kepala Desa yang dituduh atau tersangkut dalam suatu Tindak Pidana .

Pasal 46

(1) Kepala Desa yang dituduh atau tersangkut dalam suatu Tindak Pidana dapat

diberhentikan sementara oleh BPD atas Persetujuan Bupati;

(2) Selama Kepala Desa dikenakan Pemberhentian sementara, maka pekerjaan sehari-hari

dilakukan oleh seorang Penjabat Kepala Desa;

(3) Apabila berdasarkan pemberitahuan dari Penyidik Umum atau berdasarkan Putusan

Pengadilan Tingkat Pertama dinyatakan bahwa Kepala Desa yang bersangkutan tidak

terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, maka BPD mencabut Keputusan

Pemberhentian Sementara dan diberitahukan secara tertulis kepada Bupati melalui

Camat;

(4) Apabila Putusan Pengadilan Tingkat Pertama Kepala Desa terbukti melakukan

perbuatan yang dituduhkan, sedangkan Kepala Desa yang bersangkutan melakukan

upaya banding, maka selambat-lambatnya 1 (satu) Tahun sejak Putusan Pengadilan

Tingkat Pertama upaya banding yang dimaksud belum selesai, BPD dapat

mengusulkan kepada Bupati melalui Camat agar Kepala Desa yang bersangkutan

diberhentikan.

Pasal 47

(1) Kepala Desa berhenti karena :

a. Meninggal dunia;

b. Mengajukan permintaan sendiri;

c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal 97 Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999;

d. Melanggar Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada Pasal 97 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999;

e. Berakhir masa Jabatan dan telah dilantik Kepala Desa yang Baru;

f. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku dan/atau norma yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat Desa;

(2) Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh

Bupati atas usul BPD.

Pasal 48

(1) Apabila Kepala Desa tidak dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya

karena sakit atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu paling

lama 6 (enam) bulan berturut-turut maka BPD dapat menunjuk Sekretaris Desa atau

Pejabat lainnya untuk menjalankan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai Kepala

Desa dan diberitahukan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat;

(2) Apabila selama 6 (enam) bulan Kepala Desa yang bersangkutan belum dapat

menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya, maka atas usul BPD, Bupati

memberhentikan Kepala Desa tersebut dari Jabatannya dan BPD mengangkat

Penjabat Kepala Desa.

Page 18: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

Pasal 49

Kepala Desa yang berasal dari Pegawai Negeri apabila yang bersangkutan berhenti atau

diberhentikan, maka akan dikembalikan kepada Instansi Induknya.

BAB XIII

TATA CARA PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

Pasal 50

(1) Sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun pada setiap akhir Tahun Anggaran,

Kepala Desa menyampaikan Pertanggungjawaban mengenai Pelaksanaan tugas dan

kewajibannya kepada rakyat melalui BPD dan memberitahukan secara tertulis

mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui Camat;

(2) Dalam hal pertanggungjawaban Kepala Desa ditolak oleh BPD termasuk

pertanggungjawaban keuangan, maka Kepala Desa harus melengkapi atau

menyempurnakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari;

(3) Apabila pada pertanggungjawaban Kepala Desa tidak dapat diterima, maka BPD

meminta pemberhentian Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat.

BAB XIV

PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA

Pasal 51

(1) Pengangkatan Penjabat Kepala Desa ditetapkan oleh BPD atas persetujuan Bupati dan

tembusannya disampaikan kepada camat;

(2) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Calon ditetapkan oleh

BPD dari Perangkat Desa atau warga Desa yang memiliki pengalaman dalam

melaksanakan tugas Pemerintahan Desa ;

(3) Penjabat Kepala Desa diambil supah/janji dan dilantik oleh Bupati atau Pejabat yang

ditunjuk.

Pasal 52

Hak, wewenang dan kewajiban Penjabat Kepala Desa adalah sama dengan hak,

wewenang dan kewajiban Kepala Desa.

BAB XV

BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 53

(1) Biaya Pemilihan Kepala Desa ditetapkan oleh Panitia Pemilihan dengan persetujuan

BPD dan dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

(2) Biaya Pemilihan Kepala Desa ditanggung oleh Pemerintah Desa bersama warga Desa

setempat dengan tidak menutup kemungkinan adanya bantuan dari pihak ketiga yang

tidak mengikat;

(3) Pemerintah Kabupaten memberikan bantuan biaya Pemilihan Kepala Desa sesuai

dengan kemampuan;

Page 19: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

(4) Biaya Pemilihan Kepala Desa tidak dibenarkan dibebankan kepada Calon atau

kelompok tertentu yang mendukung salah satu Calon .

BAB XVI

PEMBINAAN KEPALA DESA

Pasal 54

Terhadap Kepala Desa yang telah dilantik, Bupati berkewajiban menyelenggarakan

pembekalan mengenai wewenang, tugas dan kewajiban serta aspek-aspek lainnya yang

menyangkut penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Pasal 55

Pembekalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 Peraturan Daerah ini harus dilakukan

secara terprogram dan terpadu serta diarahkan untuk dapat meningkatkan kualitas Kepala

Desa dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai dengan tuntutan jaman.

BAB XVII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 56

Lembaga Musyawarah Desa yang pada saat ini, tetap melaksanakan tugas Pemilihan

Kepala Desa sampai terbentuknya BPD yang Definitif.

BAB XVIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 57

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua Peraturan Perundang-

undangan yang mengatur tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan

Pemberhentian Kepala Desa dinyatakan tidak berlaku;

(2) Ketentuan yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini akan diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Daerah atau Peraturan BPD, sepanjang tidak bertentangan dengan

Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pasal 58

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan yang mengatur dan

bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 59

Hal –hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis

pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Page 20: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

Pasal 60

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah

ini dengan penempatannya dalam Lembar Daerah Kabupaten Siak.

Disahkan di Siak Sri Indrapura

pada tanggal 31 Agustus 2001

B U P A T I S I A K,

ARWIN AS.

Di undangkan di Siak Sri Indrapura

pada tanggal 1 September 2001

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK,

Drs. H. KHAIRUL ZAINAL

Pembina NIP. 010086330

LEMBAR DAERAH KABUPATEN SIAK

TAHUN 2001 NOMOR 16 SERI D

Page 21: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK

NOMOR 16 TAHUN 2001

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN

DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

I. PENJELASAN UMUM

Kepala Desa merupakan pimpinan yang mengemban tugas dan kewajiban

yang berat dan merupakan ujung tombak karena ia adalah penyelenggara dan

penanggung jawab utama di bidang Pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan,

urusan Pemerintah Umum termasuk ketentraman dan ketertiban umum.

Disamping itu Kepala Desa juga mengemban tugas mental masyarakat desa

dalam arti menumbuhkan dan mengembangkan semangat untuk membangun yang

dijiwai oleh asas usaha bersama dan kekeluargaan (gotong royong).

Sejalan dengan beratnya beban tugas kepala desa, maka dalam menjalankan

tugas dan kewajibannya kepala desa dibantu oleh perangkat desa. Dengan adanya

pembantu tersebut diharapkan kepala desa dapat menyelenggarakan urusan

pemerintahan desa dengan baik, serasi dan seimbang sesuai dengan dengan

perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundangan

yang berlaku. Oleh karena itu perlu persyaratan tertentu yang harus di penuhi oleh

kepala desa sebagaimana telah diatur dalam peraturan daerah ini

Masa jabatan kepala desa ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dengan

kemungkinan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Masa

jabatan 8 (delapan) tahun menurut Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 3 Tahun

1998 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian

Kepala Desa dianggap cukup lama bagi seorang Kepala Desa untuk dapat

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik.

Enam bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala Desa diharuskan

mengajukan permohonan berhenti kepada pejabat yang berwenang melalui Camat.

Ditinjau dari segi kelancaran pekerjaan waktu 5 (lima) tahun ini cukup untuk

memberikan jaminan terhindarnya perombakan-perombakan kebijaksanaan sebagai

akibat dari penggantian atau mutasi Kepala Desa.

Ketentuan pembatasan untuk dapat dipilih kembali hanya satu kali masa

jabatan berikutnya adalah dengan maksud untuk menghindarkan kemungkinan

menurunnya kegairahan dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa.

Sehubungan dengan itu dipandang perlu menetapkan tata cara pencalonan,

pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa, yang dituangkan dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Siak.

Page 22: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL .

Pasal 1 : Cukup jelas

Pasal 2 : Cukup jelas

Pasal 3 : Cukup jelas

Pasal 4 : Cukup jelas

Pasal 5 : Yang dimaksud dengan Penduduk Warga Negara Indonesia

adalah Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di

Desa yang bersangkutan dan memenuhi syarat untuk memilih.

Pasal 6 :

Ayat (1) : Cukup jelas

Ayat (2) : Cukup jelas

Ayat (3) : Yang dimaksud dengan Putra Desa dalam Peraturan Daerah ini

adalah mereka yang lahir di Desa dari Orang tua yang terdaftar

sebagai Penduduk Desa yang bersangkutan atau mereka yang

lahir di Desa kemudian pernah menjadi penduduk desa yang

bersangkutan sehingga betul-betul mengenal desa tersebut.

Pasal 7 : Cukup jelas

Pasal 8 : Cukup jelas

Pasal 9 : Cukup jelas

Pasal 10 : Cukup jelas

Pasal 11 : Cukup jelas

Pasal 12 : Cukup jelas

Pasal 13 :

Ayat (1) : Cukup jelas

Ayat (2) : Cukup jelas

Ayat (3) : Hasil penjaringan sedikit-dikitnya 2 (dua) orang sebanyak-

banyaknya 5 (lima) orang Bakal Calon agar diartikan bahwa

Peraturan Daerah ini telah memberikan kemungkinan adanya

calon tunggal Kepala Desa yang berhak dipilih.

Pasal 14 : Cukup jelas

Pasal 15 : Cukup jelas

Pasal 16 : Cukup jelas

Pasal 17 : Cukup jelas

Pasal 18 : Cukup jelas

Pasal 19 : Cukup jelas

Pasal 20 :

Ayat (1) : Cukup jelas

Ayat (2) : Cukup jelas

Ayat (3) : Cukup jelas

Ayat (4) : Penempatan quorum ½ dari jumlah pemilih sebagaimana

dimaksud ayat ini adalah apabila dalam kurun waktu

pengunduran 3 jam belum juga mencapai quorum 2/3, maka

Page 23: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

pada jam ke 4 berikutnya sudah dapat diartikan pengunduran

waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari dengan demikian

pada jam ke 4 pelaksanaan pemilihan dapat dilaksanakan

dengan quorum ½ ditambah 1 (satu) dari jumlah pemilih

dengan pengunduran waktu tersebut disepakati oleh calon dan

dituangkan dalam berita acara.

Ayat (5) : Cukup jelas

Pasal 21 : Cukup jelas

Pasal 22 : Cukup jelas

Pasal 23 : Cukup jelas

Pasal 24 : Cukup jelas

Pasal 25 :

Ayat (1) : Surat suara yang harus dicoblos oleh pemilih hanya satu tanda

gambar yang dipilih, apabila pencoblosan dalam satu suara

lebih dari satu tanda gambar maka surat suara dimaksud batal.

Ayat (2) : Pungutan surat suara yang lain hanya berlaku satu kali.

Pasal 26 : Cukup jelas

Pasal 27 : Cukup jelas

Pasal 28 : Cukup jelas

Pasal 29 : Cukup jelas

Pasal 30 : Cukup jelas

Pasal 31 : Cukup jelas

Pasal 32 : Cukup jelas

Pasal 33 :

Ayat (1) : Yang dinyatakan sebagai calon terpilih adalah calon yang

memperoleh suara sekurang-kurangnya 1/5 (seperlima) dari

jumlah pemilih, dalam rangka mengantisipasi kemungkinan

banyaknya kertas suara (blangko) yang kosong.

Pasal 34 : Cukup jelas

Pasal 35 : Cukup jelas

Pasal 36 : Cukup jelas

Pasal 37 : Cukup jelas

Pasal 38 : Cukup jelas

Pasal 39 : Cukup jelas

Pasal 40 : Cukup jelas

Pasal 41 : Cukup jelas

Pasal 42 : Cukup jelas

Pasal 43 : Cukup jelas

Pasal 44 : Cukup jelas

Pasal 45 : Cukup jelas

Pasal 46 : Cukup jelas

Pasal 47 : Cukup jelas

Pasal 48 : Cukup jelas

Page 24: TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN ...dprd.siakkab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PERDA-No.-16... · PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B

Pasal 49 : Cukup jelas

Pasal 50 : Cukup jelas

Pasal 51 : Cukup jelas

Pasal 52 : Cukup jelas

Pasal 53 : Cukup jelas

Pasal 54 : Cukup jelas

Pasal 55 : Cukup jelas

Pasal 56 : Cukup jelas

Pasal 57 : Cukup jelas

Pasal 58 : Cukup jelas

Pasal 59 : Cukup jelas

Pasal 60 : Cukup jelas