TarekatMasonBebasDanMasyarakatDiHindiaBelandaDanIndonesia1764-1962

677

Click here to load reader

Transcript of TarekatMasonBebasDanMasyarakatDiHindiaBelandaDanIndonesia1764-1962

  • "Raden Sarif Bastaman Saleh, lahir di sekitar tahun 181 0 di Semarang dan meninggal tahun 1880 di Bogor. Pelukis termasyur ini di-anggap sebagai anggota Tare kat Mason orang Indonesia yang pertama. Pendidikannya di-peroleh di Eropa tetapi kebanyakan hidupnya ia berkarya di Indonesia. Ia boleh dianggap sebagai pembangun jembatan antara dua kebu dayaan."

  • TAREKAT MASON BEBAS DAN MASYARAKAT DI HIND lA BELAND A

    DAN INDONESIA 1764-1962 ~~NK"'"'

    8~~* !N"Oil

    PROPR IETARY RANK

  • SampJd f!.uaN. .E.uiUMm dvti !Radol Saieli, (~ fiUJ~~-), (LtWeJtdam.

    !]Jefw.d., gedun.g i!.lup. (( SWt. Ut liet (9..D4fen''' o.eliaJuulf} (Jaltulf} !JJCl!Jf!L.NilS..

  • TAREKAT MASON BEBAS DAN MASYARAKAT 01 HIND lA BELAND A

    DAN INDONESIA 1764-1962

    Dr. Th. Stevens

    L4. PUSTAKA SINAR HARAPAN ~ Jakarta, 2004

  • Publication has been milde possible with the financial support of lhe Foundation for the Production and

    Translation of Dutch Literature, Amsterdam Penerbitan ini dimungkinkan oleh pendanaan

    Yayasan Produksi dari Penterjemahan Sasba Belanda, Amsterdam

    TAREKAT MASON BEBAS DAN MASYARAI

  • 9.>ip~t frepada paJta anggota dcut mantan aJlfJf)tJta

    daJti 5AJte!iat .Att.ado.tr. :J]ef1.ru, di !Jlindia-:Jlelanda du1u dcut di !huhurMa.

    v

  • RECOMMENDATION COMMITTEE

    Drs. J.D. van Rossum, Grandmaster of the Order of Freemasons in the Netherlands

    Drs. E.P. K waadgras, Cur a tor of the Collections of the Order Mr. P.S. Peeters, Founder of lhe International Organization

    for Graphic Training Co-operation Dr. J.A Faber, Professor Emeritus of Economic and Social

    History, the University of Amsterdam Dr. lr. P. Richardus, Chief-Scientist in Agriculture, the

    University of Wageningen, Retired Drs. R.N. Voorneman, Historian I Editor Dr. D.W.L. van Son, Teacher Oassical Greek and Roman

    Languages, Retired Dr. Ir. J.J. Verstappen, Director Human Resources of Shell

    International, Retired Mr. A. de Heus, Creative Director

    vi

  • DAFTARISI

    DARJ PENERBIT ....................................................................... xi Toenggoel P Singian M.S.; M.Ed.

    KATA PENGANTAR ............................................................... XV Drs.]. Diederik vnn Rossum Suhu Agung Tareknt Mason Bebas di bnwnh Timur Besat Belandn

    PERTANGGUNGJAWABAN ............................................... xvii

    PENGANTAR .......................................... .................................... 1 1. Apakah Tarekat Mason Bebas (Vrijmetselarij) itu?

    Tujuan universal dan tahun-tahtm pertama organisasi Tarekat Mason Bebas di Nederland ................ 1

    2. Loge-loge Beland a tertua di Asia dan htiliungan mereka dengan Tarekat di Nederland ........................... .. 13

    3. Tarekat Mason Bebas dan ciri-ciri masyarakat Hindia Belanda yang beragam .......................................... 19

    4. Selayang pandang pcnulisan sejarah masonik di Hindia Belanda ....................................... : ............... .... ... .. 33

    vii

  • ------------------------------------DAITAA ~

    5. Sekelumit ten tang tempat Tarekat Mason Bebas Hindi a Beland a dalJm penulisan sejarah umum ........... 42

    BAB I SERATUS TAHUN PERTAMA: 1764 - K.L. 1870.49 1. Hindia Belanda pada hari-hari terakhir

    Kompeni (1760-1800) dan di bawah negara Nederland .... ... .. ................................. ... ..... ......... .. 49 Sekilas tinjauan sejarah .............................. .. ....... 49

    2. Keberadaan singkat loge ''La 01oisie" di 13atavia (1764-1766) .............................................. 56

    3. Landasan Tarekat Mason Bebas di Hindia 13elanda Menguat. Loge-loge di Batavia ''La Fidele Sincerite" (1767) dan "La Vertueuse" (1769) ........ ......................................... 65

    4. Loge "La Constante et Fidele" di Semarang (1801) ...... .. .. .... .. .. .. .. .. ............. ..... ..... .. 109

    5. Loge "De Vriendschap" di Surabaya (1809) . 120 6. Peleburan Loge-loge di Batavia kc dalam

    Loge Baru "De Ster in het Oosten" (1837) ..... 128 7. Loge ' 'Mata Hari'' di Padang (J 858) ................ 133

    BAB II TRANSISI KE ZAMAN BARU 1870-1890 ........... 139 1. Tahap pendahuluan menuju Hindia Belanda

    yang modern ............................ ........................... 139 Tinjauan sejarah ...... ....... .. ..... ............................. J 39

    2. Pertumbuhan Tarekat Mason Bebas (Vrijmetselarij) yang dipercepat ..................... . 149

    3. Kegiatan-kegiatan paling dini derni kepentingan masyarakat ................................... 156

    4. A5. Carpentier Alting sebagai mata rantai penghubung dengan zaman baru ................... 161

    vi ij

  • BAS III ZAMAN 13ERKEMBANGNYA TAREKAT MASON BEBAS (VRIJMETSELARIJ) 01 HlNDIA BELAND A 1890-1930 ........................... 189 1. Berakhirnya zaman keterpurukan ekonomi.

    Pendapat-pendapat baru tentang pemerintahan kolonial dan munculnya kelompok-kelompok dcngan kepentingan-kepentingan tertentu .. . 189 Tinjauan sejarah ......... .... ...... ........ .. ... .. ............... 189

    2. A.S. Carpentier Alting dan sernangat baru .... 205 3. Pcndirian lndisciT Maronniek Tijdschrift

    (Majalah Masonik Hindia) dan "Loge Agung Provinsial Hindia Belanda". Ketegangan dalam hubungan dengan Nederland ............. 219

    4. Pertumbuhan terus dari jumlah loge dan jumlah anggota. Profesi-profesi mereka ......... 246

    5. Tarekat Mason Bebas (Vrijmetselarij) dan masyarakat. Upaya untuk mernperbaiki kedudukan orang Indo-Eropa di masyarakat .. ....... ...... .... .. ...... .... ........................... 252

    6. Orang-orang Indonesia rnulai mengarnbil bagian dalarn Tarekat ........................................ 299

    7. Kaum Mason Bebas (Vrijmetselarij) ten tang rnasa depan masyarakat Hindia Belanda ....... 332

    BAB IV TAREKAT MASON DAN PERJUANGAN UNTUK KESINAMBUNGAN HIDUP 1930-1962 ............ 363 1. Krisis ekonomi, perang, usaha-usaha

    pemulihan dan konsolidasi Republik ............. 363 Tinjauan sejarah ................................................. 363

    2. Tarekat Mason Bebas (Vrijrnetselarij) eli Hindia Belanda semasa penmcingan hubungan-hubungan pada tahun tigapuluhan ................ 378

    3. Tarekat, Loge-loge dan anggota-anggota menurut jumlah .................................................. 386

    ix

  • ------ - ----------DAR!PENERJ3J'r

    4. Tarekat Mason Bebas (Vrijrnetselarij) dan rnasalah pengangguran .............. .. .................. ... 391

    5. Kaurn Mason Bebas (Vrijmetselarij), ekstremisme politik Belanda dan sosialisme nasional pada tahun tigapuluhan ................. .. 398

    6. Hubungan tegang antara Tarekat Mason Bebas (Vrijmetsela rij) di Nederland dan Hindia Beland a .................. ......................... 416

    7. Tare kat dan kaum Mason Bebas (Vrijmetselarij) semasa pendudukan Jepang dan permulaan baru pada tahun 1945 ........... ...................... ....... 425

    8. Perkembangan sejak tahun 1945. Menuju hubungan-hubungan baru ............................. .. 454

    9. Berclirinya ''Majelis Tahunan Indonesia'' ....... 510 10. Peresmian 11Majelis Tahunan Indonesia" ....... 553 11. Tarekat Mason Be bas (Vrijrnetselarij) di

    Indonesia berakhir ........... ................. .............. ... 560

    BAB V RINGKASAN ............... ....................... .. ... ..... ........... 567

    SUMMARY [Ikhtisar dalam bah a sa Inggris] ......... ............ 577

    LAMPlRAN-LAMPIRAN ..................... ...... ........................... 585

    KEPUSTAKAAN ..................... ....................... .................... ..... 615

    lNDEKS NAMA-NAMA ............................... ....... .................. 623

  • DARI PENERBIT

    D r. Taufik Abdullah, ahli sejarah ternama, senng bergurau bahwa ada History (sejarah) dan ada lebih banyak lagi His Story (cerita:nya). Karni ingin meneruskan gurauan ini dengan berkata bahwa ada Sejarah dan ada sejnrnh. Yakni ada Sejnrnh Utama yang mengkisahkan pergolakan dan gerakan fokaJ dari sesuatu masyarakat tetapi ada juga sejarah snmpingan yang seakan terpendam dan memang tidak begitu penting pada umumnya namun, pada tempatnya sendiri, memainka.n peranan besar dan mempu-nyai dampak mendalam pada para pclaku dan sekitarnya.

    Dr. Stevens menguraikan sejarah suatu tarekat yang khu-sus terdiri dari pria, ya.ng berkedudukan map an, pad a jaman 1-iindia Belanda dan beberapa tahun sesudah kemerdekaan. Pada awalnya pergerakan ini hanya beranggotakan pria Eropa, terutama Belanda, dan di kemudian harinya mulailah orang Indonesia masuk- kebanyakannya dari kaum ningrat. Menjelang akhir sejarahnya, tarekat inimenjadi suatu tarekat

    xi

  • - - - - --- -------- ---DARI PENERBIT

    Indonesia. Pergerakan ini kemudian dibubarkan oleh Soekamo dan kemudian tidal< pemah timbullagi di indone-sia - padahal organisasi yang dibubarkan bersamaan seperti the Rotary Club telah bangkit kern bali. Hal ini tidaklah menjadi soal bagi penerbitan buku ini karena Pus taka Sinar Harapan terutama tertarik pada aspek sosial-historis dari tarekat ini di Indonesia.

    Ada tiga hal yang menarik dari sejarah organisasi ini. Yang pertama ialah tarekat ini tidak pernah berakar di bumi Indo-nesia padahal banyak pemimpin Indonesia sebelum Perang Dunia II menjadi anggota malah memegang posisi pimpinan dan banyak pula kaitannya dengan gerakan kemerdekaan dini. Yang kedua ialah bahwa walaupun ban yak anggotanya memegang jabatan ku.nci baik di pihak Beland a maupun di pihak Indonesia, pada umurnnya para anggota tarekal ini tidak dapat berpengaruh di kubnnya masing masing apalagi berperan dalam konllik Indonesia- Belanda. Yang ketiga ialah melalui banyak pekerjaan pelayanan masyarakat terutama melalui sekolah sekolahnya yang bermutu tinggi telal1 ter-bentuk- mungkin juga dengan tidak sengaja- kavvula mud a yang nantinya menjadi sebagian dari elite Indonesia modern.

    Bnku ini merupakan langkah pertama dari Penerbit Pus-taka Sinar Harapan untuk memajukan sejnrnh sampingnn In-donesia. Dalamseri ini yang terutama akan ditampilkan ialah karya-karya mengenai jaman kolonial modem - katakanlah an tara tahun1860 sampai norma1isasi hubu.ngan setelah Irian Jaya. Penulis yang ditonjolkan bukan saja terdiri dari penulis BeJanda, yang digolongkan sebagai penulis Belanda ialah semuanya yang memakai bahasa Belanda, dan penulis lrtdonesia tetapi juga penulis lainnya di luar ke dua golongan ini.

    xu

  • Dalam konteks ini Pustaka Sinar Harapan berharap mener-bitkan buku-buku mcngenai sejarah sesuatu daerah ataupun sejarah; dari organisasi masyarakat; keluarga; biografi, sejarah dan budaya pcrkapalan, dari perusahaan perkebunan serta keluarga-kcluarga yang mcnjalankannya; kemiliteran; kepo-lisian; pamong praja- Binnenlands Bestuur; kepanduan; go-longan Tionghoa; pendidikan; budaya campuran; dan sebagai-nya; baik yang dih.dis dengan kacamata Belanda maupun sudut pan dang lainnya. Mungkin karya-karya seperti ini dapat memperkaya khasanah kita dan membantu kita untuk lebih mengerti keselLtnli1an sejarah kita.

    Toenggoel P. Siagian M.S.; M.Ed. Direktur- P.ustnkn Sinnr Hnrnpnn

  • KATA PENGANTAR

    Pergerakan Mason Be bas telah berkiprah lebih dari dua abad eli berbagai bagian dunia. Setiap insan Mason Bebas mengernban tugas, di manapun ia berada dan bekerja, untuk memajukan segala sesuatu yang rnempersatu-kan dan menghapus pemisah antar manusia. Lagipula, se-orang Mason Bebas ditugasi w1tuk membantu sesama manu-sia di lingkungannya sendiri. Tarekat Mason Bebas me.narik anggota ke dalarn suatu cara ke1ja yang simbolis dan merang-sang rnereka untuk me.mberi makna kepada pengertian per-saudaraa.n. Karen a tare kat ini tidak menganut sesuaht dogma atau ajaran mengenai perbedaan latar belakang kemasyara-katan, budaya ataupun agama maka timbul suatu semangat toleransi dan kerja sama. Tujuan akhir dari pergerakan ini ialah tercapainya suatu du.nia eli mana setiap orang, mendapat tern pat yang layak. Cara pendekatan ini juga lebih rnerang-sang kemajemukan daripada suatu keseragarnan man usia dan budaya. Rumah pertemuan Mason Bebas me.mpersatukan

    XV

  • _________________ KATA PENGANTAR

    anggota anggotanya dalam suatu usaha pencapaian kebersa-maan manusia. Bolehlah dianggap bahwa sekiranya mereka bukan anggota, mereka tidak akan begitu mudah dapat saling bertemu apalagi rnenghorrnati satu pada yang lain. Buku ini membicaTal

  • PERTANGGUNGJAWABAN

    Sejarah Tarekat Mason Bebas (Vrijmetselarij) di Hinclia Belanda yang lama - mengingat sedikitnya jumlah terbitan mengenai pokok ini - belum mendapat ban yak perhatian. Kelangkaan ini mungkin berhubungan dengan usa-ha pengkajian sejarah Hindia Belandapada umurnnya. Pene-litian selama ini ditujukan terutama pada bidangpolitik, rnili-ter dan ekonom.i, sedangkan segi-segi sosial dari sejarah Hin-dia Belanda huang diperhatikan. AJtli sosiologi Van Doom menekankan bahwa para peneliti Belanda pada zaman kolo-nialisme memang mempunyai perhatian untuk banyak hal, namun rnereka hampir-hampir tidal< memperhatikan sejarah segm.en penduduk Belanda sendiri. Di kemudian hari, pada dekade-dekade pertama setelah dekolonisasi, seakan ada tabu atas perha tian historis terhadap Hinclia Beland a, dan para pe-neliti lebih sibuk dengan sejarah penduduk Indonesia. Pada kenyataannya, bam pada tahap yang relatif masih baru, ter-cipta ruang 1.mtuk mengkaji sejarah orang-orang Belanda.

    xvii

  • ----------------PERTANGGVNGJAWABAN

    Namun ahli-ahli sejarah Belanda dari generasi yang lebih muda masih belum banyak rnenulis mengenai hal ini. Sebaliknya, justru orang asing yang meletakkan landasan bagi suatu pandangan baru terhadap masyarakat kolonial. Hanya pene1itian yang berkesinambungan yang dapat menghasilkan pengetahuan yang diperlukan untuk menembus rnasuk ke dalam dri-ciri khas masyarakat tersebut dan- dalarn hal ini - untuk meneliti dalam perspekti yang luas munculnya organisasi-organisasi dan perhimpunan-perhimpunan kemasyarakatan seperti Tarekat Mason Bebas. Kajian-kajian yang tersedia di mana ada acuan kepada Tarekat Mason Be bas Hindia Belanda semen tara itu memmjukkan bahwa maknanya bagi masyarakat Hindia Belanda juga diakui oleh pihak-pihak yang bukan Mason Bebas. Antara lain suatu bunga rampai mengungkapkan bahwa loge-loge di Batavia memainkan peranan penting dalam kehidupan kebttdayaan ibu kota. Beberapa penulis khususnya memu1jul< pad a pengaruh kaum Mason Bebas atas pendirian Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Perhimpunan Kesenian dan Timu Pengetahuan Batavia) yang kesohor. Sedangkan penulis lain menggarisbawahi sumbangan kaum Mason Be bas di bidang kesenian dan pendidikan. Kemudian penga1uh Tarekat Ma-son Bebas atas emansipasi segmen penduduk Indo-Eropa telah mendapat perhatian, dan tidaklah terlupakan bahwa rnereka juga memplmyai pengaruh dalam gerakan nasional Indonesia. Kaum Mason Bebas sudah pad a tahap dini meng-adakan hubungan dengan salah satu organisasi politik Indo-nesia yang pertama, yang bemama "Budi Utomo". Juga di bidang perorangan pengaruh kaum Mason Bebas telah membawa dampak, umpamanya mel a lui sokongan keuangan bagi mahasiswa-mahasiwa Indonesia yang berbal

  • mengenai Tarekat Mason Bebas Hindia Belanda secara kese-luruhan.

    Berdasarkan uraian di atas mestinya jelas babwa orang yang ingin mengenal perkembangan Tarekat Mason Bebas Hindi a Beland a, sebaiknya memberikan batas-ba tas yang jelas pada bidang penelitiannya sebe1umnya. Kekurangan-keku-rangan yang telah disinyalir dalam sejarah sosial Hindia Belanda pada umumnya, sejarah Tarekat Mason Bebas pada khususnya, menyebabkan bahwa penyusunannya terpaksa dilakul

  • ----------------PERTANGGUNG)AWABAN

    laporan ten tang b~rbagai kegiatan di bidang kemasyarakatan yang sampai saat itu sulit clilacak. Naskah itu adalah Gedenkboek der Vnjmetselnrij in Nederlnndsch Oost-lndie 1767-1917 (Buku Peringatan Tare.kat Mason Bebas di Hinclia. Belanda 1767-1917), yang menurut tulisan di kaki halaman telah diterbitkan oleh tiga loge tertua di Jawa. Penemuan tersebut merupal

  • Belanda yang dulu berusaha rnewujudkan tugas masonik mereka untuk membuat dunia yang mengclilingi mereka itu - dikatakan secara sederhana - menjadi lebih mudah dihuni atau dihayati. Dalam hubungan ini perlu segera dijelaskan sifat rnasyarakat di mana kegiatan Tarekat Mason Bebas harus diternpatkan. Di sitti langsung muncul persoalan bahwa untuk tug as itu, seperti telah dikemukakan sebelumnya, sebenarnya pengetahuan kami terlalu sedikit. Kalau kita mulai dengan menggambarkan masyarakat Indonesia, maka tidak satupun istilah - umpamanaya fedodal, birokratis-patrlmonial, despotil
  • ------------- ---PERTANGGUNG)AWABAN

    pemerintahan Belanda mulai berurusan dengan kepala-kepala distrik dan kepala-kepala desa. Sebenamya munculnya pen-duduk di panggung sejarah, ban1 terjadi pada waktu orang-orang Indonesia secara perorangan dijadikan "objek" pengurusan pemerintahan, dan gejala itu dimulai pada awal abad ke-20.

    Sewaktu aparat pemerintahan kolonial semakin menem-bus lapisan pribumi, dunia-dunia berbagai segmen penduduk masih berjalan secara terpisal1. Sebagian besar orang Belanda tinggal di kota-kota besar, di mana inlander (orang priburni) hanya dikenal sebagai pembantu rumah tangga atau penjaja berbagai barang. Dengan diberlakukannya apa yang dinama-kan "politik etika" sekitar tahun 1900, terjadilah pen1bahan dalam kebijakan yang bertujuan mempersiapkan penduduk Indonesia untuk suatu kehidupan yang merdeka. Pemerintah kolonial menerima tanggungjawab tidak hanya tmtuk golong-an penduduk Eropa, tetapi pada prinsipnya juga untuk orang Indonesia. Namun itu terutama menyangkut lapisan atas penduduk, khalayak ramai pada kenyataa:nnya tidak ba-nyak merasakannya. Ini dapat dipexjelas dengan meninjau ha-sil dari kebijakan pendiclikan: walaupun jumlah murid orang Indonesia yang memperoleh pendidikan dari tahm1 1900 sam-pai tahun 1940 menanjak tajam, gejala butahtrruf masih me-rajalela.

    Di jajal1an Hindia Belanda sekitar tal1un 1900 terdapat dua segmen penduduk yang menurut pandangan sekarang ruse-but sebagai golongan terkebelakang: segmen penduduk orang Indo-Eropa, yang terutama tinggal eli kota-kota, dan yang sebagian besar hid up pada tingkat sosial-ekonomi yang rendah1 dan segmen penduduk pribumi Indonesia yang men-carinafkah disektor agraria. Kedua kelompok inisecara nyata mengalarni kemunduran ekonomi, dimana bail< faktor struk-

    xxii

  • tural maupun faktor keadaan pasar memainkan peranan. Faktor struktural ialah bahwa pcrtumbuhan penduduk yang terus meningkat sejak pertengahan abad ke-19 tidak disertai suatu perluasan proporsional dati sm;nber-sumber pencarian nafkah. Faktor keadaan pasar diciptal
  • .- - - ------------- PERTANGGUNGfAWABAN

    orang-orang lndo-Eropa yang baru saja masuk ke lapangan pekerjaan tersebut. Penclidikan yang lebih baik juga meng-akibatkan bahwa generasi-generasi muda dididik dengan pandangan dunia yang san gat berbeda daripada orangtuanya: yaitu pandangan dunia dari Barat dengan nilai-nilai modern-nya ten tang perkembangan perorangan, pernerintahan secara dernokratis, dan kemerdekaan nasional. Ada yang rnengata-kan bahwa orang ll1donesia yang mengecap pendidikan Belanda, jushu didorong oleh pendidikan itu ke arah gagasan negara Indonesia yang merdeka.

    Di sini juga tempatnya untuk membicarakan tentang terciptanya gerakan nasional Indonesia, yang tampil tidak lama setelah tahun 1900 dalam bentuk terorganisasi. Yang mencolok ialah bahwa pada waktu itu dari pihak Indonesia terjadi perhatian yang semakin besar untuk Tarekat Mason Bebas. Jatuh bcrsamaannya kedua hal ini adalah sesuatu yang men arik perhatian, sebab pada tahap clini tokoh-tokoh dari kalangan elit pribumi tua memegang pimpinan dari gerakan nasional. Kalau mula-mula yang menarik mereka ialah terutama masalah pencerahan- penyadaran kembali ten tang nilai-nilai tradisional yang sudah terdesak di bawah tekanan pengaruh Kristen-Barat yang meningkat - dan kalau pada awalanya cakrawalanya terbatas pada wilayah pusat di Jawa, maka di kemudian hari perhatian makin tertuju ke Indonesia yang baru dan merdeka, yang untuk semen tara rnasih terikat dengan Nederland dalam satu atau lain bentuk.

    Prasejarahnya mulai di Jawa pada tahun 1908 ketika atas prakarsa mahasiswa-mahasiswa Jawa di Batnvinse Artsenschool (Sekolah Kedokteran Batavia) didhikan perkumpulan "Budi Utomo". Para mahasiswa terutama berasal dari keluarga-keluarga bupati yang terikat dengan keraton raja-raja di Jawa Tengah. Di lingkungan Budi Utomo sedang digumuli suatu

    xxiv

  • jenis masyarakat baru di mana kaum elit lama dengan sendirinya akan menjalankan ftmgsi yang penting. Kerja sama dengan pihak Belanda tidak mereka tolak; sebaliknya mereka in gin bel ajar dan rnengambil alih apa yang bermanfaat. Yang rnenarik adalah hubungan dengan Tare kat Mason Be bas, dan hubungan antara Mason Bebas orang Indonesia dan yang or-ang asing. Mereka sating bertemu di dalam pusat-pusat kehidupan masonik, di loge-loge, dan banyak tukar pikiran berkisar pada jatidiri negeri dan bangsa Indonesia. Di loge-loge, pergaulannya berlangsung atas dasar persarnaan, dan pendapat-pendapatyang berbeda dikemukakan secara timbal balik, dan hal itu berguna bagi kelanjutan gerakan nasional dan bagi Tarekat Mason Bebas.

    Bukan hanya gerakan nasional, melainkan juga negara kolonial dan negara yang akan datang merupakan pokok pernbicaraan penting di dalam kehidupan loge-loge. Contoh yang menyolok adalah pidato-pidato Mason Bebas H.J. van Mook pada masa rnudanya di awal tahun duapuluhan di loge Jogya "Mataram". Pidato-pidato Van Mook diperhatikan dengan baik, walaupun ia sendiri merasa bahwa gagasan-gagasannya masih kurang matang. Terna-terna seperti rasa hormat untuk orang Jawa dan kebudayaannya, dan usaha menuju suatu jenis masyarakat di mana ada tern pat bagi setiap penduduk Hindia Belanda dibahas di situ, sama seperti dikernukakannya dua puluh tahtm kemudian pada waktu ia sudah seorang negarawan.

    Hubungan antara Tarekat Mason Bebas dengan gerakan nasional mencapai titik puncaknya - setelah suatu proses pematangan yang berlangsung beberapa dekade- ketika pada pertengahan tahun limapuluhan Tarekat Mason Bebas Indo-nesia menjadi suatu Kuasa Agung rnasonik. Sebagai "Timur Agung Indonesia" a tau "Majelis Tahrman Indonesia1' diharap-

    XXV

  • --------------- -PERTANGGIJNGJAWABAN

    kan bahwa ia akan mernainkan peranan penting dalam Indonesia yang baru. Bahwa hal itu tidak terjadi clisebabkan oleh ketegangan-ketegangan politik di negeri itu, sehingga sebagai akibatnya pada tahun 1961 Tarekat Mason Bebas Indonesia yang terorganisasi tarnat riwayatnya.

    Setelah memmjukkan batasan bidang penelitian, maka pertanyaan kedua perlu dihadapi, yakni mengenaj bahan yang perlu diperiksa untuk pengkajian pokok ini. Kami beruntung karena arsip dan perpus takaan Tarekat memiliki banyaksekali bahon yang menarik untuk penulisan sejarah. Sepanjang masa banyak bahan dari Hindia Belanda dibawa ke Nederland, sedangkan pada tahap terakhir Tarekat Mason Bebas Hindia Belanda, ban yak berkas dipindahkan ke Nederland. Koleksi naskah masonik Hindia membuka peluang pengkajian yang ban yak, dan persoalannya hanyalah bah wa pemeriksaan yang saksam a dari bahan-bahan te rsebut melampaui tenaga seorang peneliti perorangan dalam kurun waktu yang tersedia. J a eli data yang cligunakan dalam penelitian ini bukan bersifat primer melainkan sekunder. Artinya bahan-bahan itu m e rupakan bah an tertulis dalam ben tuk buku-buku peringatan dan terbitan-terbitan lainnya. Di antaranya yang terpenting ialah lndisch Mnqon niek Tijdschrift (Majalah Masonik Hindia, selanjutnya disebut "T.M.T." a tau sebagai penyebutan sumber uiMT"). Majalah ini terbit selama lebih dari setengah. abad dan ternyata benar-benar merupakansuatusumber men-dasar 1mtuk penyusunan kembali perkembangan-perkem-bangan eli dalam Tarekat Mason Bebas Hindia Belanda. Di dalamnya juga terdapat banyak laporan tentang apa yang dahulu telal1 berlangsung. Mempelajari J.M.T. dipermudah oleh dua indeks yang disusun Vermaat dan Lowensteijn. Dalam penelitian ini juga telah digunakan data dari su atu kucsioner yang diadakan pada tahun 1987 di antara k.l. dua

    xxvi

  • ratus Mason Be bas yang sudah menjadi anggota Tarekat sejak mereka tinggal di Hindia Belanda. Penting juga bila ditinjau dari beberapa sudut adalah percakapan-percakapan yang diadakan pada tahun-tahun yang silam dengan orang-orang yang rnengisi kuesioner. Tanpa pengertian yang dihasilkan rneJalui percakapan-percakapan tersebut, kajian ini rnungkin akan lain arahnya.

    Dari pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan, jelas bahwa buku i:ni diharapkan bukan saja akan mencapai kawn Mason Bebas yang menaruh minat, melainkan pil1ak-pihak lain yang pada umumnya rnenaruh perhahan atas sejarah Hindia Belanda. Oleh karena itu dengan sendilinya banyak yang harus dijelc1skan dan diterangkan yang buat kaurn Ma-son Bebas sudah jelas. Sebagai penjelasan dapat dikatakan bahwa Tnrekat Mason Bebas, atau selengkapnya "Tarekat Kaum Mason Bebas di bawah Majelis Tahunan Nederland" merupakan perhimpunan loge-loge yang i:ndependen, yang dahulu juga mcliputi loge-loge di Hindia Beland a. Loge-loge a tau "tempat-tempat kerja" ini merupakan pusat-pusat peker-jaan masonik. Gagasan Tarekat Mason Bebas sendiri perlu dijelaskan. Dalam Pengantar ini perlu diterangkan kepada pembaca urn urn bahwa Tare kat Mason Be bas bukanlah suatu organisasi yang secara ketat dipimpin dari atas, melainkan merupakan suatu perhimpunan yang anggota-anggotanya menggabungkan diri berdasarkan sejumlah asas pokok yang lcrbentuk oleh tradisi.

    Jadi loge-loge memiliki kemerdekaan yang besar. Di da-lamnya berlaku beberapa peraturan yang mengaturperilaku, namun dalam hal menghayati jiwa Tarekat Mason Bebas, maka yang diutamakan ialah tafsi ran pribadi dari para anggota secara perorangan. Bagi scorang Mason Bebas usaha untuk mengenal diri sendiri merupakan hal paling pokok, dan

    xxvii

  • ----------------PER'rANCGUNCJAWABAN

    peribahasa Gnoothi seauton (11Kenalilah dirimu sendiri") -yang dikutip dari kuil Apolo eli Delfi - memiliki makna istimewa. Berpangkal pada pengenalan akan diri sendiri tanggungjawab pribadi perlu dikembangkan dan pengertiar\ bahwa manusia tidak hidup bagi dirinya sendiri, melainkan bahwa ia harus menyumbang terhadap kebahagiaan umat manusia. Membaca kata-kata yang luhur ini, pembaca harus mencoba memindahkan dirinya ke zaman ketika tradisi dari Tarekat Mason Bebas yang ada sekarang ini memperoleh

    bentukny~ yaitu awal abad kc-18. Pengaruh Pencerahan, dengan gagasannya tentang "pe-

    nyempumaan" manusia, hidup tentS dalam Tarekat Mason Bebas. Dari revolusi Perancis kemudian diambil alih pengerti-an tentang "Tare kat" dan rlpersamaan", dan dapat ditambah-kan bahwa bagi seorang Mason Bebas hal-halitupada kenya-taannya jatuh bersamaan, sebab bagi dia semua man usia" da-lam wujudnya11 sam a (memang berbeda, namun sama dalam nilai) dan terikat sah1 sa rna lain "dalam Tarekat". Di kalangan mereka, para Mason Bebas sating menyapa dengan Bruder a tau "Saudara".

    Kalau pekerjaan denti kepentingan masyarakat di dalam Tarekat Mason Bebas Hindia Belanda mula-mula ditujukan untuk memenuh.i kebutuhan langsu.ng dian tara orang-orang rrriskin ban gsa Eropa, sejak paruh kedua abad ke-19 telah dila-kukan prakarsa-prakarsa denga.n tujuan yang lebih Ianggeng, seperti pend irian badan-badan di bidang pendidikan, pembi-naan dan perkembangan. Tare kat Mason Bebas HindiaBclan-da pada suatu saat, ketika pernerintah Hdak menganggap ke-giatan-kegiatan itu sebagai tugasnya, malahan rnendapat na-ma di bidang masyarakat. Itu temyata umpama.nya dari teks Encyclopa.edie van Nederlnndsc/7-Indie (Ensiklopedi Hindia Bc-landa), di mana dikatakan bahwa ada "beberapa badan yang

    xxvili

  • bermanfaat bagi tunum, unhtk memajukan peradaban dan pencerahan", yang telah didirikan oleh loge-loge Tarekat Mason Bebas.

    Untuk mencegah terjadinya salah pengertian, perlu diuta-rakan bahwa Tarekat Mason Be bas janganlah dianggap teruta-ma sebagai suatu badan yang menangani masalah sosial. Se-orang Mason Be bas, bila eli tanya ten tang maksud tujuan yang hendak clicapainya, pada umumnya akan menjawab bahwa ia berusaha "menjadi manusia yang lebih batk" dan bahwa ia menganggap sebagai tugasnya untuk memberikan sumbang-sih terhadap perbaikan kehidupan masyarakat. Kemudian pa-da urnumnya ia akan merujttk kepada Anggaran Dasar Tare-kat Mason Bebas, eli mana tujuan-tujuanuya diuraikan. Fasal kedua (butir 1) Anggaran Dasar terse but berbicara tentang ... melaksanakan "seni hidup yang tertinggi" atau usaha terus-menerus untuk mengembangkan sifat-sifat roh dan jiwa, yang dapat mengangkat man usia dan umat manusia kc tingkat ro-hani dan moral yang lebih tinggi ... Tare kat selalu menekankan tanggungjawab pribadi dari seorang Mason Bebas. Diutama-kan upaya untuk mengembangkan manusia dan umat manu-sia secara harmonis dan dari ban yak segi, namun metode apa yang cliterapkan hampir-hampir tidak dapat dilukiskan bagi orang bukan-Mason Bebas tanpa memasuki bidang ajruan khusus yang hanya dikenal oleh anggota Mason Bebas.

    Pertemuan-pertemuan masonik bertujuan untuk mema-jukan perkembangan kepribadian scseorang. Pertemuan-per-temuan tersebut bersifat tertutup dan berlangsw1g menun1t peraturan-peraturan tetap, yang bertujuan agar para hadirin memperdalam pengertian mereka. Ada perberbedaan dalam frekuensi dan isi acaranya, dahulu kala pertemuan-pertemuan masonik biasanya diadakan sekali sebulan dan diadakan un-tuk memperkenalkan Tarekat kepada calon-calon anggota,

    xxix

  • ~~~~------------PERTANGGUNGJAWABAN

    atau untuk menaikkan derajat yang sudah pada tingkat mu-rid ke tingkat gezel (anggota). Kalau langkah itu sudah dila-kukan, maka pad a tahap berikutnya anggota ditingkatkan ke Mason Be bas ahli. Peristiwa-peristiwa itu berlangsung secara khldmat di ruangan yang disebut Rumah Pemujaan Masonik.

    Pertemuan-pertemuan di rumah pemujaan a tau ''Loge Ter-buka" dewasa ini merupakan bagian yang khidmat dari kehi-dupan loge dan para anggota perlu berpakaian sepatutnya_ Sebaliknya para anggota juga berkumpul dalam pertemuan-pertemuan biasa a tau "kompariti" yang diadakan di apa yang disebut "Pelataran Depan". Dalam pertemuan-pertemuan bia-sa suatu wejangan atau ''benda bangunan" yang disampaikan oleh salah seorang anggota loge merupakan mata acara utama. Benda-benda bangunanini yang dalam perputaran jaman su-dah meliputi bidang yang san gat luas, juga mempunyai tujuan pembinaan dalam arti masonik. Lambat laun terjadilah kebia-saan untuk menyajikan berbagai pokok dalam bentuk benda bangtman kepada para anggota loge. Pokok-pokok dari we-jangan tersebut dapat terdiri dari pokok falsafah, kemasyara-katan, kesenian a tau pun politik urn urn. Namun yang terakhir ini hanya dengan syarat, yang djnyatakan secara tegas, bahwa pernbicara jangan memberi alasan untuk terjadinya perselisih-an yang dapat membahayakan persatuan dalarn loge. Sejum-lah benda bangunan ini dari tahun ke tal1un telah dimuat di I.M.T., suatu kumpulan dengan pokok-pokok yang beragam yang menunjukkan apa yang menjadi perhatian dalam setiap kurun waktu. Dapat ditambahkan bahwa suatu benda ba-ngunan biasanya diikuti oleh suatu pertukaran pikiran terbu-ka di mana setiap anggota dapat ikut serta. Mengenai nilai benda-benda bangunan itu, tidak banyak yang dapat dikata-kan, namun dapat dibayangkan bahwa pembinaan yang diha-rapkan daripadanya tidak hanya bersifat falsafah-masonik.

    XXX

  • Amanat-amanat tentang tema-tema lain juga mempunyai :urtgsi pembinaan di dalam suatu dunia di mana tidak ada !\esempatan lain untuk bertukar pikiran.

    Masih ada satu hal yang memerlukan perhatian, yakni ten-tang status sosial para anggota. Kita dapatmemastikan bahwa para Mason Bebas Hindia Belanda sampai pada abad ke duapuluh berasal dari lapisan teratas masyarakat. Namun persoalan tidak sesederhana itu, sebab pad a akhir a bad ke-18 di Batavia ada dua loge, di mana yang pertama memptmyai anggota-anggota dari lapisan atas masyarakat, sedangkan yang kedua memiliki anggota-anggota dengan kedudukan tang lebih rendah. Bagaimana keadaan itu dapat disesuaikan dengan prinsip persamaan rnasonik, merupakan persoalan :ersendiri. Rupanya loge-loge ini mengikuti susunan hierarki Jari masyarakat kolonial, di mana umtan pangkatdi masyara-1 Jt menentukan dengan ketat siapa bergaul dengan -siapa.

    "~dua loge Batavia itu mpanya merupakan pencerminan dari. rr.asyarakat berkelas di mana mereka menjadi anggota. Mena-nk bahwa di kemudian hari ada pembicaraan ten tang "loge t eias". Pada tahun 1837 kedua loge- terpaksa karen a menyu-':'l!tnya keanggotaan- memutuskan untuk melebur, tetapi apa-sah sejak itu tidak lagi diadakan pembedaan sosial an tara ang-

    ~ma-anggota perorangan dari loge ini?Tentu akan menarik untukmemeril

  • ----------------PERTANGGUNGJAWA6AN

    umum, seperti yang ternyata dari sensus tahun 1930. Komu-nitas orang Eropa pada waktu itu sudah menjadi lebih "demo-kratis" dibanding dengan keadaan pada tahun 1900.

    Kedudukan yang ditempati orang-orang Mason Bebas se-cara perorangan pada umumnya cukup tinggi, sedangkan jumlah Mason Bebas sepanjang masa sebenarnya hanya kecil saja. Pada sekitar tahun 1900 keanggotaan berjumlah 500 Jiwa, dan pada awal tahun tigapuluhan jumlahnya meningkat menjadi 1400 ji wa. Dalam hal ini dapat dicatat bahwa jumlah seluruh komunitas Eropa bertambah dengan perbandingan yang sama. Mengingat jumlah-jumlah tersebut, wajar kalau pengaruh Tarekat Mason Bebas di Indonesia hanya terbatas pula.

    Akhirnya sepatah l

  • tang Timur)" menyatakan pada tahun 1869: "Asimilasi berbagal ras di Timur, [yaitu Batavia, St.], supaya semua menjadi saudara, adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh para Mason Bebas."

    Perlu dinyatakan bahwa hasilnya mengecewakan. Bahkan pad a tahun 1940 pnn jwnlah orang Indonesia hanya merupa-kan bagian kecil dari jurnlah selunlh anggota. Di sam ping rna-salah keanggotaan orang Indonesia, juga timbul pertanyaan tentang sikap yang harus diambil Mason Bebas Belanda terhadap penduduk Indonesia. Setelah pada akh.ir tahun 1920, juga karena pengaruh munculnya gerakan nasionalis, te1iadi perundngan dalam hubungan berbagai segmen pend uduk sattt sama lain, pada tahun 1929 dalam I.M.T. dinyatakan:

    " ... nada dan sikap hidup dari komunitas Eropa di Hindia Beland a menunjukkan gejala del usi ras; gejala itu tidak menguntungkan kepentingan mana pun, bahkan hubungan kerja sama dan kepercayaan yang baik malahan menjad i rusak."

    Itu sebabnya, demikian ditandaskan penulis kepada pem-baca-pembacanya, perlu direnungkan lebih banyak di loge-loge bagaimana "masalah yang membakar" dalam masyara-kat itu perlu ditangani.

    "Tarekat Mason Bebas dan Negeri Tumpangan kita bersama-sama menyodorkan pertanyaan kepada kita: Bagaimana sikap kita terhadap penduduk pribumi?"

    Hampir dua puluh tahun kemudian, di tengah proses de-ko1onisasi, seorang Mason Bebas asal Indonesia sekali lagi mengemukakan betapa perlunya kerja sama:

    "Jalan menuju masyarakat yang )ebih baik, d i mana per-samaan dalam wujud semua orang benar-benar diprak-

    xxxiii

  • ----------------PERTAl'IICCUNGJAWABA>'I

    tikkan dan di mana Timur dan Barat dapat sating bertemu dt RantCit Persaudarailn Tarekat, masih panjang dan sulit, namun tujuannya bcgitu indah sehingga tidak mungkin kita tidak mau menempuh jalan itu."

    Dapat d1simpulkan bahwa pcrkembangan Tarekat Mason Bebas Hindia Bclimda sehubungan dcngan evolusi masyara-kat di Hindi a Belanda mcrupakan tema utama buku ini. Per-hatian akan ditujukan terutama kepada pcrtanyaan: sampai sebagaimana jauh kaum Mason Bebas telah memberikan sum-bangsih tcrhadap usaha mcmperbaiki masyarakat, terutama segmcn orang Eropa dari masyarakat tersebut. Kemudian akan dibahas kcanggotaaJ\ kaum Mason Bebas Indonesia dan berdirinya suatu Tarekat Mnson Bebas Indonesia yang inde-penden.

    Dalam Bab Pertamn dibahas periode sampai kira-kira tahun 1870 yang juga meliputi tahun-tahun ketika Kompeni (VOC) mengcloln hunian-hunian Belanda di Asia, 1764-1800. Sctelah suatu masa transisi yang singkat di Jaw a diberlakukan apa yang disebut culluurstelsel (undang-undang pembudida-yaan tanaman) yang dalam garis besarnya dipertahankan sampai tahun 1870. ltu merupakan masa waktu segmen pen-duduk Belanda masih terbatas jumlahnya dan pemerintahan kolonial memainkan peran yang dominan. Sekitar tahun 1870 sudah ada beberapa loge di jawa dan pulau-puJau di luamya, namun jumlah anggotanya tidak banyak dan kegiatan "ke-luar" bel urn mencolok. Bagi Tarckat Mason Be bas tahun-tahun 1870-1890 merupakan ancang-ancang mcnuju perkembangan besar yang kemudian akan berlangsung.

    Pada Bab Kedua dibahas tentang kemajuan, yang jatuh bersamaan dengan pemberlakuan dan perluasan produksi dengan cara perkebunan bebas di Jawa dan sete1ah ''pembuka-an'' juga di daerah yang disebut "daerah-daerah luar". Berkat

    xxxiv

  • perhubLmgan yang lebih baik dengan negeri indul
  • ----------------P !:RTA!IICCU:"
  • pengurnpulan angka dan data lainnya dari adminis trasi keanggotaan . Saya mendapat banyak dukungan dari Mr. A. Holle yang merupakan seorang mentor yang simpati.k, dan dari banyak orang lain yang mernmjuk jalan kepada saya di bidang yang tidak saya kenal. Pada akhirnya saya berterima kasih juga kepada kaum Mason Bebas Indonesia dengan siapa saya telah bertukar pikiran. Saya rnenyimpan kenangan indah dari pertemuan-pertemuan itu.

    Dengan sendirinya seluruh kekurangan menjadi tanggung rawab saya. Saya terbuka bagi kornentar yang luitis, sebab pekeijaannya pasti belum selesai. Tetapi bagaimana pun bunyi kritik itu nanti, pembaca dapat meyakini bahwa saya secara

    ~erius berusaha menerangkan Tarekat Mason Bebas di Hindia Belanda dengan berbagai cara.

    Tarekat Mason Be bas, VTijmetselarij ... lahir dalam bentuknya yang sekarang di Inggris pad a tahun 1717 melalui penggabungan em pat loge menjadi satu loge agung. Gerakan !tu telah menyebal' ke selun1h dunia. Mercka menghindar.i setiap perurnusan ajaran a gam a, namun bekerja demi kemu-liaan Jtrrubangun TertinggiAlam Semesta. Mereka menerima sebagai asas dasar pengakuan nilai tinggi kepribadian manu-

    sia~ hak setiap orang UJltuk secara mandiri mencari kebenaran, :anggung jawab moral manusia untuk perilakunya, kesamaan wujud dari semua orang, persaudaraan umum man usia, tugas setiap orang untuk mengabdi untuk kesejahteraan masyara-kat. Dengan lambang-lambang dan ritus rahasia, yang dasar-nya dibentuk oleh gagasan bahwa umat man usia merupakan rumah pemujaan di mana manusia menjadi baht bangtman maupun pembangun, Mason Bebas melakukan pekerjaan ru-rnah pemujaannya: yakni peresmian anggota baru, kenaikan tingkat, pesta tahtman (Santo Yan) dan peke1jaan pelataran-depannya: pertemuan-pertemuan dengan pe.mbahasan we-

    xxxvii

  • ----------------PERTANGCUNC)AWABAN

    jangan-wejangan ("benda-benda bangunan") mengenai po-kok-pokok yang bersifat religius-falsafah, kemasyaraJ

  • tadan yang bermanfaat bagi umurn, untuk rnemajukan reradaban dan pencerahan, dalam bentuk dana studi, sekolah-sekolah industri dan kejuruan, taman kanak-kanak, .espendidikan, perpustakaan rakyat, ceramah-ceramah untuk ;>emuda-pemudi, dana bantuan pakaian sekolah dan dana oantuan makanan. Lagipula Kaum Mason Bebas, dengan ban-tuan dan kerja sama dengan sebagian besar orang bukan Ma-.. ::m Be bas, telah membangun bank-bank pembantu.

    Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie, Jilid IV, Den Haag dan Leiden, 1905

    xxxix

  • PENGANTAR

    1. Apakah Tarekat Mason Be bas (Vrijmetselarij) itu? Tujuan universal dan tahun-tahun pertama organisasi Tarekat Mason Bebas di Nederland.

    W alaupun terdapat ban yak literatur masonik ten tang pertanyaan apa Tarekat Mason Bebas itu, pembaca umum rasanya tidak segera akan mernbacanya. Suatu ringkasan ten tang apa yang ditulis W.J.M Akkermans mengenai pokok ini da1arn cara populer, mungkin dapat mem-

    ~rikan gambaransebagai pen gantar.1 Narnun pembaca perlu ar ~

  • - -------------------PE!':GMITAR

    Dalam Tarekat Mason Bebas nilai tinggi kepnbadian manusia berada di latar depan. Manusia sebagai individu dalam pemikiran masonik ditcmpatkan secara sen tra l. Pekerjaan, pekerjaan rohanl, dalam Tarekat Mason Bebas diarahkan pada penemuan wujud diri sendiri. Erat berhu-bw1gan dengan ini, asas-asasnya be1tujuan memajukan apa yang dapat mempersalukan manusia dan melenyapkan apa yang dapat memisahkan manusia. Menurut tradlsi yang sangat kuno, sebuah loge Mnson Bebas merupakan pusat pemersatuan manusia yang kalau tidal< akan terus saling terpisah. Dengan mengolah dirinya sendiri, berupaya menjadi ''manusia yang lebih baik", berusaha mencapai Tarekat semua manusia, Mason Bebas membangun kehi-dupan bersnma~ kehidupan masyarakat. Gambaran ideal ini dalam Tarekat Mason Bebas disebut: "dibangunny(l rumt1h pemujaan umal manusia".

    Dalam gambaran tentang manusia yang dibuat kaum Ma-son Bcbfts1 gagasan "batt1 kasar" memainkan peranan pentmg. ltuJC'lh yang dikupas dalam tinjauan berikut:

    Dalam pernyataan asas-asas dari Tarekat Mason Bebas di bawah Mnjelis Tahunan Nederland, ditetapkon bahwa Tare kat Mason Bebas bekerja dengan caranya sendiri dcngan simbol-simbol dan ritus. Ritusnya dapat dilukiskan sebagai tindakan yang seluruhnya simbolis daJ\ bersifat upacara, yang ditempatkan dalam hubungan yang bermakna bagi mereka yang mengalarninya. Suatu gambaran dar! ritus adalah bahwa manusia secara simbolis dilihat s~bagai batu kasar. Tugas yang diberikan Mason Bebas kepada dirinya sendiri adalah bahwa batu kasar ini - jati dirinya sendiri -dikerjakan menjadi bentuk yang mumi, batu kubus. Suatu bentuk dengan ukuran-ukuran mutni dan dengan bidang-bidang yang berdiri tegak lurus satu sama lain. Batu kubus inilah yang harus pas dalam pembangunan, dalam arti kiasan; karya bangunan rohani, rumah pemujaan yang hendak dibangun kaum Mason Bebas bagi dirinya dan bagi umat manusia.

    2

  • Dengan mengolah dirinya sendiri, manusia dapat rne:nja-.:!ikan dirmya cocok untuk "dipakai dalam pembangtman m.mah pemujaan". Batu kasar diri sendiri harus dibuat cocok jcngan batu-batu lain, dengan sesama manusia. Tidak satu ~ .1tn pun yang sama bentuknya dengan batu-batu lain, tetapi

    mua batu sama nilainya. Dengan demikian Mason Bebas .mcngerjakan dirinya sendiri dan dunia, lingkungannyai

    ~ngan demikian ia menyumbang pada penyelesaian rumah pt:mujaan dari umat manusia.

    Titik tolak dari dunia pemikiran ini adalah bahwa tidak rang manusia pun sempurna. Dcngan mengolah dirmya

    _ ~Jiri, manusia dapat menjadi "manusia yang lebih baik". Cta-citanya, kubus yang murni, tersembunyi dalam wujud d.nnya sendlri dan "hanya menunggu" untuk dibebaskan.

    Oi samping itu manusia mempunyai kemampuan rnere-:wm pengalaman dan pengetahuan, dan man usia dcngan de-

    m.Ucandapat melanjutkan dari titik dimana generasi-generasi ::,c:"t~lumnya mengakhiri karya rnereka. Man usia dapat mena-

    n~ ?dajaran dari pengalaman sendiri dan juga darl pemiJ

  • ------------ - - ------PENCANTAR

    tug as yang diberikan kepada diri sendirl. "Pugas ini- rnencari l

  • manusia- dan tugas setiap orang mengabdi derru kesejah-teraan masyarakat."

    Pada akhir uraiannya penulis rnenyarnpaikan rumusan singkat beri_kut ten tang tujuan umum:

    1'Tarekat Mason Bebas rnengupayakan perkembangan harmonis manusia dan umat man usia".

    Dalam AnggaTan Dasar sendiri pertanyaan a pa sebenarnya Tarekat Mason Bebas itu diajukan juga kepada Tarekat. lh1 dilakul

  • -------------------PENGANTAR

    3. I a bertolak dari kepercayaan yang kokoh kepada kenyataan adanya Tarekat dunia susila dan rohani .

    4. Ia juga berpegang pada asas akan pengakuan dari: - tingginya nilai kepribadian manusia; - hak setiap orang 1.mtuk secara mandiri mencari kcbe-

    naran;

    - tanggung jawab moraJ man usia atas perilakunya; - persamaan dalam wujud semua manusia; - tarekat umum semua man usia; - kewajiban setiap orang untuk berbal

  • Tarekat tidak mempunyai ban yak bahan ten tang peri ode ilu. Scbab itu kebanyakan penulis terpaksa mengacu pad a suat\.1 dol
  • --------------------------------------P~GA~~

    kedua eli Den Haag, yang dinamakan "LeV eritable Zele (Pan-dangan jauh yang Sejati)." Dagran menjadi salah seorang pencliri serta ketua dari loge tersebut. Namun juga pad a tahtm 1735 Tarekat Mason Bebas Belanda clitimpa larangan dari Staten van Holland en Westfriesland (DPR Holland dan Friesland Barat). Alasan tmtuk itu adalah hubungan dekat dari kaum Mason Bebas terkemuka dengan partai dari Pangeran Willem rv- waktu iht adalalh peri ode kedua tanpa wali negeri (stadhouder). Dalam suah1 penelitian baru-baru ini tentang persoalan terse but, ternyata ada motif-motif lainnya juga.6

    Dibutuhkan wakh1 k.l. sepuluh tahun sebelum kegiatan loge dapat dilanjutkan. Radermacher rnasih tetap Suhu Agtmg, dengan Dagran sebagai Wakil Suhu Agtmg [seorang pejabat yang menjabat sebagai wakilnya, St.]. Yang disebut terakh.i.r ini telah mernbuka kedua loge itu setelah larangan clicabut. Pada waktu Radermacher meninggal pada tahun 1748, J.G. baron van Wassenaar menjadi Suhu Agtmg yang baru, dan ia memegang jabatan terse but sampai tahun 1752. Lowongan yang dengan demikian terjadi baru terisi pada ta-htm 1756. Dengan terpilihnya A.N. baron van Aerssen van Beyeren sebagai Suhu Agtmg dan Carel baron van Boetzelaer sebagai wakilnya, Tarekat Mason Be bas memperoleh landasan yangkokoh .

    Ten tang susunan sosial dan sifat dari Tareka t Mason Be bas Belanda pada abad ke-18, Boerenbeker mengatakan bahwa anggota-anggotanya pada waktu itu berasal dari kaum ningrat, para bupati dan tokoh-tokohmasyarakat, dan bahwa pihak militer diwakili dengan bail

  • kebiasaan di Inggris Raya, mereka suka hal-hal rahasia dan bersikap agak bercanda terhadap bentuk-bentuk keupacaraan yang telah ditentukan. Boerenbekcr merumuskannya sebagai berikut '' di Benua [Eropa ], orang dengan sernangat tinggi me-lakukan penelitian pribadi dari nilai-nilai batin yang tertanam dalam metoda Seni Kerajaan, di mana unsur permainan hadir begitu menonjol. Di benua, mereka tidak terikat dengan tradisi yang telah terbentuk selama berabad-abad di loge-loge pertu kangan di Inggris. Sebab i tu mereka dapat seluruhnya terjun ke da1am bentuk yang ditawarkan, suatu bentuk yang membuka kemungkinan tmtuk memainkan permainan serba tahu dengan sentuhan ningrat secara serius dan dengan pengabdian."7 Ciri-ciri ini dapat ditemukan kembali dalam s tatus Suhu Agung di negeri kita, dan dengan cara pejabat tersebut menampilkan peranannya. Bukanlah kebetulan bahwa para Suhu Agung di abad ke-18 selalu berasal dari lingkungan ningrat.

    Pada umumnya pendirian loge Agtmg dianggap terjadi pada tanggal 26 Desember, yakni hari di mana waki l-wakil dari 11 loge yang disebut "loges Fondatrices (Loge-loge Pendiri)'' berkumpul di Den Haag. Namun pendapat bahwa pada waktu itu masatahnya adalah pemilihan Suhu Agung yang baru dan bahwa Loge Agung pada kenyataannya mentpakan penerus dari loge yang didirikan tahun 1735, ada benarnya juga. Salah saht tindakan pe1tama dari loge Agtmg adalah penugasankepadaj.P.J. duBois untuk menerjemahkan ConstUutions dari Mason Bebas Skotlandia James Anderson dengan judul terjemahan Verbinte1zissen en wet ten deeser Mnnt-sclmppije (Ikatan dan hukurn Perhimpunan i:ni). Pada kenya-raannya DuBois melakukan lebih dari itu. Ia merancang se-buah Kitab Undang-undang untuk Tarekat Mason Bebas

    - Boerenbeker 1979, xv

    9

  • --------------------------------------~CA~~AA

    Nederland, di mana ia memang bertolak dari karya Ander-son, tetapi eli pihak lain juga memperhitungkan pendapat-pendapat dj Belanda serta sistem hukurn yang berlaku di Belanda. K.itab Undang-undang dari Du Bois yang selesai pada tahun 1761 telah sangat mempengaruhi organisasi dan cara kerja Tarekat Mason Bebas Nederland. Untuk pertumbuhan menuju jatidiri sendiri, penting agar Kuasa Agung Belanda menjad.i mandiri pada tahun 1770, terlepas dari Inggris, yang sampai tahun itu mempakan induknya.

    Tare kat Mason Be bas dipenga.Tuhi suasana zaman ituf dan Bocrenbeker mengatakan organisasi i tu menjadi ''pembawa dan penyebar pil

  • ubah dalam arti kewargaan. Unsur ningrat suasana ringan telah digeser oleh sifat warga-serius yang sejak saat itu menjadi sifat khas Tarekat Mason Bebas Nederland.

    Kalau. Kitab Undang-undang berlakujuga bagi persekutu-an kaum Mason Be bas di "Jajahan-jajahan serta Negeri-negeri Republik Batavia", maka Resolutie-Boek (Buku Resolusi) dari Loge Agung yang diterbitkan Boerenbeker mengenai tahun-tahun 1756-1781 memuat keputusan-keputusan bcrkaitan de-ngan loge-loge di Beland a dan ''Pemukiman Penduduk J ajah-an''. Sudah sejak agak dini, sewaktu Loge Agung pad a 23 Desember 1739, telah diambil keputusan untuk mengangkat Jacob Larwood van Scheevikhaven rnenjadi "Suhu Agung f'ro-vinsial atas Hindia Belanda".9 Sebelum keputusan pengang-katan dike1uarkan, telah dilakukan pembayaran uang yang cukup besar, sebab Van Sd1eevikhaven telah men transfer jum-lah uang sebesar 100 dukat, sebagai "Dongratuit" [semacam uangpengakuan, St.]. Yang dimaksud denganHindia Belanda adalah seluruh daerah di Asia di mana VOC rnempunyai pe-mukiman. Suatu loge di Jaw a menuntt buku resolusi itu baru ada pada tahun 1764.10

    Pada tahun 1770, seperti telah dikatakan sebelumnya, Loge Agung Jnggris memberikan pengakuan kepada loge di Beland a sebagai "Loge Agung Nasional Provinsi-provinsi Serikat, Ne-geri-negeri urn urn dan jajahan-jajahannya." Pada waktu itu wi-layah hukum masonik Inggris rneliputi scluruh dunia, kecuali wilayah-wilayah di mana beroperasi loge-loge agung lain yang diakuinya. Wilayah dari Loge Agung Belanda jatuh bersarnaan dengan wilayah kekuasaan Negara Nederland, dan sebenar-nya wilayah Kompeni tidak termasuk di dalamnya, sebab ban1 masuk menjadi bagian Negara Nederland pad a tahtm1800. 9. Idem, 21 10. Idem, 74

  • ---------------------------------------P~GM~AA

    Sebagai penutup dari fase awal Tarel

  • men genal dan menguasai seluruh katekhisrnus. Setelah para anggota berlatih dcngan cara ini, pa ra pengunjung diantar keluar dengan khidmad. Kemudian meoyusul suatu acara rumah tangga kedua, di mana dibicarakan apakah para anggota yang mau meninggalkan loge akan diberikan paten atau tidak. Paspor masonik seperti itu tidak diberikaJl sebelum semua kewajiban kontribusi bulanan dilunasi. Kadang-kadru1g )uga terjadi bahwa alasan yang diberikan untuk permintaan supaya d iberhentikan dan diberikan paten temyata kurang dapal diterima, dan oleh sebab ilu tidak diberikan paten, u mpamanya selama yang bersangkutanmasih harus menyelesaikan tugasnya cti loge. Dalam pembicaraan rumah langga ini juga ditetapkan tujuan untuk uang yang dikumpulkan dalam pertemu a11 itu; scringkali uang itu dipe runtukkan sebagai bantuan kepada orang-orang yang memiliki pa ten dan surat rekomendasi yang baik dan memohon bantu an kepada loge. Setelah acara rumah tangga itu selesa i, loge ditutup dengan upaca ra singka t. Orang-orang tidak langsun g pergi, melainkan bcrkumpu1 di loge meja, yang juga dibuka dan ditutup dengan up
  • ------------------PENGANTAR

    didirikan di Tandalga, Bcnggala.13 Atas dasar keputusan-keputusan yang diambil Loge Agung di Belanda pada tahtm 1759, ternyata bahwa Surat Konstitusi memang benar-bcnar telah diberikan. 1~ Berkat Hageman, menjadi jelas bahwa berdi-rinya loge "Salomon" berhubungan dengan ekspedisi militer yang pad a tahun 1759 dikirim dari Batavia untuk melindungi mili.k Kompeni dj pesisir Benggala dari pihak lnggris. Gugus perang Be Ianda waktu itu terdiri dari tujuh ratus orang dan di antara mereka terdapat nakhoda Jacobus Larwood van Schcevikhaven. Seperti telah dikemukakan, rnenumt keputus-an Loge Agung pada akhir tahun itu, sebagai anggota loge Amsterdam "Concordia Vincit Arumos" ia telah diangkat menjadi ''Utusan" atau "Suhu Agung Provinsi atas Hindia Belanda." Dia rupanya juga pendiri dari loge "Salomon".1s Mendal1ului berdirinya loge-loge di Batavia pada tahun 1764 dan 1767, akan dibicarakan dulu kehidupan masonik di pernu-kiman-pemukiman yang dimiliki Kompeni eli luar Hindia (In-donesia), yaitu pusat-pusat perdagangan di Sri Lanka dan di pesisir India.

    Di bawah George Steendekker, yang juga nakhoda sama seperti Scheevikhaven dan juga penggantinya sebagai Suhu Agung Provinsi pada tahun-tahun 1770-1773, pada tahun 1770 didirikan loge "De Getrouwigheid (Kesetiaan)" di Kolombo, dan pada tahun 1770 loge "D'Opregtheid (Kejujuran)" juga di Sri Lanka. Pad a tahun itu juga di Tanjung Harapan Baik di Aftika, yang sejak dahulu merupakan tempat pembekalan bagi kapal-kapal Kompeni, didirikan loge "De Goede Hoop (Harapan Baik)". Setahun kemudian eli Negapatnam, di pesisir Koromandel di India, didirikan loge "De Langgewenschte

    13. Hageman 1866, 48 14. Boerenbeker 1979, 21 dan 266 15. Hageman 1866, 6

    14

  • (Yang Sudah Lama Diharapkanys. Akhirnya, pada tahun 1775 didirikan loge "St. Jean de la Concorde" di kota llougly di daerah Suratte, India. Bahwa tidak banyak diketahui ten tang loge-loge tersebut, mungkin disebabkan oleh karena pada akhir abad ke-18 semua milik Kompeni di India dire but pihak Inggris. Dalam keadaan sepertiitu, kegiatan, loge-loge itu ter-hentikan atau diambil alih pihak Inggris dan diberikan nama yang lain.

    Seperti telah dikemukakan sebelumnya, utusan-utusan dari loge-loge yang berl

  • --------------------------------------PeNG~AR

    aturan-peraturan baru tahun 1760, pengangkatan, pendelega-sian dan pengutusan untuk "wilayah-wilayah jauh" masih tetap merupakan prerogatif Suhu Agung Holland.18

    Pcnetapan seorang Suhu Agung Provinsial atas Hindi a Be-land a menimbulkan pertanyaan, wilayah-wilayah mana saja yang termasuk di bawahnya. Dalam kenyataannya, wilayah-nya sangat kecil, sebab hanya meliputi wilayah loge ''Salo-mon" . Keadaan itu dapat dibandingkan dengan keadaan di Belanda pada tahun 1735 ketika J,C. Radermacher menjadi Suhu Agung dari satu-sahmya loge Belanda, yang diberi nama keren ''Loge du Grand Maitre des Provinces Unies et de la Generalite (Loge Suhu Agung Provinsi-provinsi Serikat dan Negeri-negeri Umum)." Gelar-gelar menterengjuga tidak ku-rang di Asia, sebab di tahun 1765 loge "Salomon'' dibentuk sebagaJ "Loge Agung Provinsialuntuk Benggala, Hindustan, Persia, dan pesisir-pesisir Koromandel serta Malabar, dan juga pulau Sri Lanka."19

    Setelah Van Scheevikhaven, masih dua orang Belanda di Asia menjadi wakil dari Suhu Agung Holland, yakni George Stcendekker, yang tercatat dalam buku Hageman sebagai Wakil Suhu Agung Nasional, dan Abraham van der Weyden. Steendekker dan Van der Wcyden seakan diangkat secara ad hoc, dengan tugas untuk memberikan konstih1Si kepada suatu loge tertentu di Hindia. Misi itu mercka terima berkat kenyata-an bahwa mereka memang harus ke Hindia berhubung de-ngan pekerjaan mereka. Peresmian loge-loge "La Vertueuse (Kesucian)'' dan "La Fidele Sincerite (Kesctiaan Ikhlas)'' me-mang terjadi sewaktu kehadiran mereka. Tidak ada lagi wakil-wakil lain yang diangkat, dan memang dapat dimengerti,

    18. Hageman 1866, 17. 19. Lowensteijn 1961, 129

    16

  • men gin gat bahwa an tara tahtm 1772 dan tahun 1801 tidak ada lagi penambahan loge baru di Hindia. Resolusi-resolusi Loge Agung tidak menyebut lagi ten tang jab a tan wakil Suhu Agung sampai terjadinya pertemuan Majelis Tahtman Republik Bata-via pada tahun 1799. Tahun itu merupakan awal suatu fase baru dalam sejarah Tarekat Mason Bebas Hindia, dan dalam hubungan masonik-organisatoris an tara Belanda dan Hindia.

    Untuk dapat menjawab pertanyaan mengapa di Den Haag diambillangkah seperti itu, maka penting diketahui situasi pada saat itu di Eropa. Oleh karena adanya persekutuan Pe--rancis-Belanda melawan Inggris, maka hubungan ke seberang I au tan rnenjadi sang at sulit. Wilayah-wilayah kolonial Beland a hants men gurus diri sendiri, dan ha 1 yang sama dapat dikata-kan tentang Tarekat Mason Bebas di Hindia. Mungkin juga bijaksana untuk menjadikan Tarekat Mason Bebas Hindia lebih mandiri, mengingat bahwa ada kemungkinan wilayah itu jatuh ke tangan musuh. Selama berlangsungnya Majelis Tahunan tersebut, diumurnkan pengangkatan "Wakil Suhu Agung atas bagian-bagian tirnur dan barat H.india Batavia", dan yang dipllih ialah Nicolaas Engelhard.20

    Engelhard, direktur dan gubemur pesisir timur taut Jawa, merupakan tokoh yang san gat berpengaruh dalam hierarki dan berkedudukan di Sernarang. Berdasarkan instruksi kepa-danya pada tahLm 1798 oleh "Suhu Agung Nasional dan Peja-bat-pejabat Besar Tarel

  • --------- ----------PENCANTAH

    Secara organisatoris, Den Haag mcmbawahkan Tan~knt Mason Bebas Hindia dan hal itu selalu dipertahankan. Pem-bawahan itu mempunyai arti rangkap, sebab di dalam Tarekat, loge-loge Hindia tidak sam a kedudukannya seperti loge-loge Be1anda. Mereka bukan saja tidak mempunyai hak suara di Majelis Tahunan [Sidang urn urn tahunan dari pengutUs besar dan utusan-utusan berbagai loge. St.l malahan mereka tidak diperbolehkan untuk cliwakili orang lain. J.H. Carpentier Alting di kemudian hari membandingkan soal tidak ada sua-ranya jajahan l-lindia Belanda secara politis dengan keadaan Tarekat Mason Bcbas Hindia, dan mcnyindir bahwa kaum Mason Be bas Beland a pad a umumnya memptmyai prasangka yang sama terhadap kaurn Mason Bebas Hindia seperti pra-sangka di Belanda pada umumnya terhadap orang-orang Belanda di jajahan-jajahan.21 Setelah pada tahun 1837 hal itu dipersoalkan oleh loge-loge di Amsterdam, baru pada tahun 1844 diberi hak kepada loge-loge di seberang lautan untuk cliwakili oleh suatu loge Belanda dalam penyelenggaraan Majelis Tahunan.

    Dalarn pembawahan organisatoris tidak terjadi perubahan setelah pad a tahun 1899 didirikan Loge Agung Provinsial un-tuk Hindia Belanda. Loge Agung ini tidak mernpunyai status Lain kecuali mempersatukan loge-loge Hindia, sebab ia tidak pemah mernpunyai kedudukan mandiri. Walauptm sc1ama abad keduapuluh keinginan atas kemerdekaan Tarekat Ma-son Bebas sering disuarakan, dan ketegangan-ketegangan kadang-kadang memuncak, sarnpai akhir Tarekat Mason Bebas Belanda di Indonesia kesatuan itu tetap dipertahankan.

    21. IMT th 12, 107

    18

  • 3. Tarekat Mason Bebas dan ciri-ciri masyarakat Hindia Belanda yang beragam

    Pertanyaan sekarang timbul: hubungan apakah terdapat an tara Tarekat Mason Bebas sebagai gejaiCI kultur Eropa Barat dan sebagai perhimpunan yang sebagian besar anggota-ang-gotanya orang Belanda, dengan masyarakat kolonial di Hindia yang majemuk? "Majemuk" artinya bahwa masyarakat diben-tuk oleh orang-orang dengan latar belakang etnis yang bera-gam, ''kolonial", sebab ada kelompok dominan yang terdiri dari orang-orang Belanda. Dengan sendirinya kedudukan dari Tarel

  • _______________________________________ p~~,~~

    But there is neitlwr East nor West, Border, 110r Breed, nor Bi1tlz, When two strong rnen sta11d face to fact! Though t.hey come from the end of earth Terjernahan bebas ke dalam bahasa Indonesia oleh Toenggoci P. Siagian. berbunyi23, 0 , Timur tetnplnh 'Timur, dan Barn/ letrrplah Barnt, Tnk pernah kedurmya nwngkin berfen1111 Sampni tibn hari di mann Bumi dan Lnngit me11glwdrtp Kursi Pe~tgadilan Allah; Tapi tidak ada nrtinya Timur rztnupun Bnrat, Balas, asnl ntnupun usul Kalau d11a lelald kuat berdtri saling berhndapnn Walaupun mereka datang dan ujung dunia yn.ng bertentangan. Masalahnya disimpulkan di sini: memang ada perbedaan-

    perbedaannyata dalam batas, ras, dankelahiran, namun hal-hal itu tidaklah perlu menjadi halangan untuk pengertian dan kerja sama. Sepertinya Kipling dengan pesan ini ingin meng-ubah sikap orang-orang sezamannya, yang Iebih condong memegang pendapat yang bertentangan dari yang diaJlutnya. la sudah terbiasa dengan masyarakat majemuk di India lnggris, dan pendapat seperti yang terungkap dari sajak itu, mungkin merupakan akibat dari pengalamannya yang diper-olehnya di dunia itu.

    Suatu pertanyaan yang menarik adalah sampai sebagai-mana jauh terciptanya credo Kipling dipengaruhi Tarekat Mason Bebas di India Inggris, di mana loge pertama sudah didirikan pada tahun 1730. Bukan saja credo itu memenuhi asas-asas Tare kat Mason Be bas, tetapi juga pral

  • anggota-anggota a gam a berlainan dan dengan latar belakang berbeda, sangat mungkin terlaksana. Dalam suatu artikel da-lam Algemeen Ma9onniek Tijdschrift (Majalah Masonik Umum), De Boer menyampaikan kata-kata Kipling sendiri: ''Al
  • -------------------PENCANT,\~

    Tcmyata bahwa pada tahun 1775 orang India pertama menjadi anggota Tarekat1 yaitu anak lelaki tertua dari Nabob [gelar dari pejabat tinggi pribumi, St] dari Karnatik. Dalam suatu ringkasan untuk Algemeen Ma9omziek Tijdschrift Venema me-nuli.s bahwa orang-orang India jelas tidak clidorong menjadi anggota. Malahan di loge-loge yang ada rupanya terdapat sua-sana sedemikian ntpa, sehingga para anggota fndia tergerak untuk mendirikan loge-loge baru yang tent tam a dimaksudkan untuk bangsa mereka sendi.ri. Dengan cara itu pada tahun 1883 elidirikan "Coronation Lodge''. Suatu perkembangan yang nyata dalam Tarekat Mason Bebas di India baru terjadi setelah pada tahun 1961 didirikan "Grand Lodge of India'' . Sejak tahun itu terjadi pertumbuhan pesat sehingga pada ta-hun 1970 sudah ada enam puluh loge dengan k.l. 3500 ang-gota.26

    SeteJah fakta-fakta yang nyata ini, kelihatannya lebih baik untuk mengatakan bahwa Kipling secara romantis ingin mengungkapkan suaht impian, eli mana upaya menuju Tare-kat umum man usia merupakan suatu gagasan yang menarik. Dalam hal itu perlu diingat bahwa waktu itu ada perasaan superior yang umum pada orang Barat.

    Penting untuk bertanya dengan cara apa kaum Mason Bebas Nederland menggambarkan penyebaran Tarekat dan kerja sama a tara Timur dan Barat sebagai titik tolak masonik dalam hubungan Belanda Hindia.

    Sebelum hal ini dibicarakan1 perlu dikatakan sesuatu dahu-1u mengenai pendapatyang terdapat eli fase dini da1i Tarel

  • di Inggris Raya danlrlandia pada awal a bad ke-18, tidak dapat diliayangkan adanya Tarekat Mason Bebas.27 Pengaruh lnggris a,L kelihatan dari The Old Charges yang berasal dari tahun 1723, : ang juga tersebar di Belanda. Terbitan tersebut mentpakan

    ~:umpulan perahuan, mula-mula hanya climaksudkan untuk dtgunakan di loge-loge di London. Salah satu peraluran ialal1 ahwa para anggota di luar loge harus menghindari tcrjadinya ~ertikaian kata tentang agama, kebangsaan dan politik. eraturanini rupanya berhubtmgan dengan keributan dalam

    =tege1i dari zaman Cromwell, dan perbedaan pendapat yang ::1iam mengenai soal agama pada zaman Reformasi.

    Gagasan ten tang Tarekat universal, salah satu saka guru .Jari Tarekat Mason Bebas, meminta para anggota untuk meng-... payakan apa yang mempersatukan manusia dan meng-hmdari apa yang membawa perpecahan. Konsekuensinya .alah sikap toleransi dan rasa hormat terhadap pendapat

    orang lain. Sebab itu memperuncing perbedaan pendapat ~ntang soal agama, tidak dibenarkan berdasarkan ala san itu. Icntunya juga di negara Belanda ditekankan kepada kaum

    Jason Bebas supaya menghormati pendapat orang lain, dan rnengusahakan suatu Tarekat yang mempersatukan semua. r~raturan-peratura.n tersebut yang terdapat dalam versi

    ~ d.hasa Belanda dari The Old Charges, bertolak dari gagasan rahwa kaum Mason Bebas terhisab pada "semua bangsa,

    ~gat, kekerabatan dan bahasa", dan bahwa Tarekat Mason 3ebas harus menjadi sumber dari persahabatan yang setia

    ~.mara orang, yang kalau tidak begitu akan tetap terpisah satu ~a lain. Ungkapan "semua bangsa, logat, kekerabatan dan _:lhasa" juga ditemukan dalam surat-surat konstitusi yang

    eluarkan atas nama Suhu Agung Tarekat Nederland pada

    ..,- Zeijlemaker 1972,13

    23

  • --------------------------------------P~C~AR

    pendirian loge baru di Hindia. Sebagai contoh dapat diguna-kan surat konstitusi Suhu Agung Nederland Van Boetzelaer tahun 1769, yang dikeluarkan untuk loge Batavia La Verhtese. 211 Dari dokumen tersebut temyata bahwa salah satu tugas sang Suhu Agung adalah untuk memajukan Tarekat Mason Bebas bukan hanya eli negara sendiri, meJainkan menyebarkannya ke seluruh dunia. Teks yang menyebut hal itu adalah sebagni berikut:

    "Begitulah sesuai dengan Kewajiban yang dibebankan kepada kami, untuk memberitahu tentang Terang, yang kami beruntung telah terima, juga kepada orang lain, ya bahkan sampai ke ujttng dunia yang dikenal dan dengan demikian menyebarkan pengetahuan kami yang luhur di tengah-tengal1 bangsa-bangsa, bahasa-bahasa dan negara-negara ... "

    Sekitar tal1un 1770 penyebaran Tarekat Mason Bebas di wilayah Kompeni rupanya merupakan sesuatu yang telah diprogramkan. Pertanyaannya sekarang ialah kapan usaha-usaha pertama dilakukan untuk melaksanakan kewajiban itu terhadap penduduk non-Eropa, dan apa hasilnya.

    Untuk menjelaskan, eli dunia yang seperti apa Tarckal Mason Bebas masuk di Hindia, perlu dikatakan sesuatu mengenai keadaan setempat dan hubungan an tara segmen-segmen penduduk yang berlainan itu di tempat-tempat di mana loge-loge pertama didirikan. Mula-mula loge-loge ini hanya ditemukan eli kota-kota dagang yang besar di pesisir, yaitu Batavia, Semarang, Surabaya dan Padang. Di kota-kota tersebut unsur Eropa mempunyai posisi yang kuat. Setelah beberapa waktu, jumlah orang Eropa bertambah dan mem-bangun komunitas yang tertutup di mana para anggotanya

    28. Buku Peringatan 1767-1917, 161

    24

  • saling membutuhkan. Hubungan dengan segmen-segmen warga kota lain terjadi pada tingkt1t pemerintahan, dan diba-tasi pad a wakil-wakil dari kaum elit setempat. Hubungan yang pribadi an tara orang Eropa dan non-Eropa terjadi di keluarga-keluarga di mana lakj-laki dan perempuan orang Indonesia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Di kota-kota yang !ebih kecil eli pedalaman, di mana jumlah orang Bclanda jauh lebth kecil, pengaruh mereka terhadap lingkungan sekitamya pun tidak besar, dan hubungan-hubungan te~alin secara lebih langsung dan pada tingkat yang bcrbeda. Oleh karena sering adak mengenal lingkungannya, orang-orang Belanda yang kebanyakan merupakan pegawai pcmerintah, administratu r perkcbunan, atau tentara, harus lebih mengandalkan tokoh-tokoh dari masyarakat Indonesia. Kontak-kontak yang dengan dernikian terjadi. membantumengurangi nntangan-nntangan yang ada, dan bahkan rnenghasilkan rasa honnat dan peng-hargaan satu sama lain. Hubungan-hubtmgan pribadi yang dengan demikian tetjalin merupakan alasan mengapa ang-gota-anggota Tare kat Mason Bebas orang IndonesiCl pertama ndak muncul di kota-kota pesisir melainkan di pusat-pusat di pedalaman.

    Seperti telah dikemukakan sebelumnya, loge-loge tcrtua di wilayah kekuasaan Beland a tidak didirikan di Hindi a TimUJ melainkan di tempat lain di Asia. Terutama di apa yang disebut "kantor-kantor luar" Kumpeni, orang-orang Belanda bersama orang Eropa berkebangsaan lainnya merupakan suatu komunitas tertutup tersendiri di tengah-tengah dunia Timur. Di tempaHempat seperti itu memang ada inti tetap pegawaj Kompeni, namun sebagian besar terdiri dari pcndu-duk yang berpindah, scbagru akibat dari mutasi-mutasi yang terus-menerus terjadi. Loge-loge di tempat-tcmpat itu terdiri dari anggota-anggota orang Eropa yang tidak tetap, semuanya pegawru Kompeni.

    25

  • ----- - -------------PENGANTAR

    Batavia berbeda dengan pemukiman VOC di Asialainnya karena sudah satu setengah abad lamanya kota itu mempu-nyaikontingen Eropa yang besar. Mutasi-mutasi yang ditem-pat lain begitu mengganggu tetapi di Batavia tidak begitu mempengaruhi kehidupan loge. Yang menarik ialah bahwa generasi-gcnerasi pertama kaum Mason Bcbas di Hindia men1pakan bagian dari kaum elit komunitas Eropa, dengan unsur kuat dari kelompok ycmg cUsebut "tamu tua". Mereka adalah orang-orang yang sudah lama bekerja di Kompcni, dcu1 karena begitu lama tinggal di Asia, telah terlepas-akar dengan tanah airnya sendiri. Mereka kadang-kadang sudah rnengum-pulkan harta yang besar, tinggal di rumah-rumah dengan pekarangan dan tanah yang luas di luar Batavia dan hidup sebagai ''tuan besar" . Oleh karena menikah dengan perempu-an Indonesia, a tau perempuan Indo, mereka semakin lerasing dari cara keh.idupan tanah airnya yang lama. Corak itu tampak lebih kuat lagi pada generasi-generasi berikut, yang memper-oleh pendidikan dari para pembantu rumah tangga orang In-donesia. Di sekolah-sekolah di Batavia ya.r1gjumlahnya sedikit saja, bahasa Belanda terdesak, sama halnya seperti pengajaran agama. Para guru dan pendeta rnenghadapi khalayak ya.rtg hampir-hampir bdak lagi mengerti bahasa Belanda. Bahasa pergaulan adalah dialek Batavia tercampur dengan kata Por-tugis dan Melayu.

    Oleh karena adanya arus pegawai baru dari Nederland, keseimbangan tertentu dapat dijaga yang namun berubah ka-rena pecahnya perang. Pada Perang Inggris ke-4 (1780-84) dan pad a tahun-tahun setelah 1795, hubungan dengan Eropa menjadi lebih sulit sehingga arus pegawai baru VOC pun tcrhcnti. Sebagai akibatnya pada akhir a bad itu unsur Hindia semakin kuat. Begitu kuat pengaruh kebudayaan sekitamya, sehingga dunia kolonial di Batavia mengalami proses ''hindia-nisasi", yang juga berpengaruh terhadap kehidupan loge.

    26

  • Berkat penelitian baru, karni sekarang lebih mengetahui ;ipa yang disebut "kebudayaan rnestizd' frnestizo: keturunan seorang ayah kulit putih dan seorang ibu kulit berwa.Ina, St)*. Tanda pengenal kebudayaan Batavia bukanlah bersifat Indo-'tt?sia maupun Belanda, rnelainkan suatu bentuk carnpuran rlengan sifa tnya sendiri. Budaya ini buka11 hanya gejala a bad . ~18, melainkan tetap bertahan dalam garis besarnya di

    ~mudian hari. Serangan terhadap kebudayaan ini mula-mula dllancarkan pacta abad ke-19, namun pada mulanya hanya ::1enca pai sedikit hasil. Sam pai seki tar tah un 1900 pen getah u-.an bahasa Belanda begitu kurang sehingga dua pertiga dnri umlah anak yang diterirna untuk pend.idikan dasar tidak

    rr.encapai standar. Juga dalam gaya hidup, unsur-Ltnsur Hin-dta dipertahankan dan setelah Perang Dunia Kedua pun seba-;ian penting penduduk Hindia Beland a berakar dalam kebu-dayaan Asia, dernikian disimpulkan suatu komisi pemerintah. : ~embali ke titik tolak, perlu dilacak dengan cara bagaimana-:..ah Tarekat Mason Bebas, yang berasal dati Eropa dan sebagai perhimptman rohani dipengaruhi pikiran maju Pencerahan 3bad ke-18, di wilayah Hindi a Belanda berhasil mendapat ang-?ota-anggota non-Eropa. Masuknya orang-orang Indo-Eropa :-emang dipermudah oleh sifat campuran dati loge-loge yang 1da. Kebudayaan Hindia memungkinkan bahwa pendatang-~datang baru, yang juga disebut "baren" (da1i kata baru) ltau "totok" segera te rintegrasi ke dalam loge-loge diHindia. Sekitar tahun 1870, ketika perrnintaan akan pegawai Eropa makin meningkat oleh karena perluasan kegiatan ekonorni, .:ian oleh karena perhubungan yang lebih baik dengan Belan-

    Editor Indonesia: meztizo ialah suatu bentuk kebudayaan yang jelas berdiri sendiri walaupun mengambil unsur-unsur baik dari pihak Eropa maupun dari pihak setempat. Jadi ada saja budaya mestizo di Afrika, di Amerika Tengah atau Selatan ataupun di Asia.

    27

  • -------------------PENGANTI\.1~

    da, wanita-wanita Eropa semakin banyak datang ke Hindia, proses eropanisasi dari komunHas kolonial pun mulai berjalan. SusLman dan sifat loge-loge Hindia pun berubah sebagai aki-batnya, walaupun unsur-unsur spesifiklfudia tetap bertal1an. Tekanan kebudayaan dari Beland a yang semakin bert am bah malahan rnengakibatkan terjadinya reaksi penolakan, seperti a.l. terungkap dari diskusi tentang posisi mandiri Tarekat Mason Bebas Hindia pada rnasa sekitar pergantian abad.

    Suah.t situasi yang bnn1 sam a sekali tercipta ketika muncu l anggota-anggota orang Indonesia (dan Tionghoa) di loge-loge. Pakaian tradisional dari kaum elit Jawa, penggunaanAlquran sebagai Kitab Suci pada pertemuan-pertemuan formal di Ru-mal1 Pemujnan, kebiasaan makan dan minum yang berlainan dll m emberikan wajah baru kcpada kegiatan-kegiatan loge. Juga wejangan orang Indonesia, sering ten tang pokok-pokok yang barn bagi a nggota Eropa, telah memberikan wa rna khas pada kornpariti, sama seperti temu muka yang sa.ntai antara para anggota seusainya pertemuan. Tidak menjadi soal bahwa jumlahnya h anya kccil; sifat eksklusif Eropa telah ditcmbus sehingga terjadi situasi yang baru sama sekali.

    Pcrtanyaan kapankah orang-orang Indonesia pertama menjadi anggota Tarekat tidaklal1 mudah dijawab. Apal

  • diterima di loge Semarang ''La Constante ct Fidele'' sebagai murid, yang bemama Aquasie Boachi, dan discbut Pangeran Ashanti.31 Tidak banyak diketahui tentang dirinya, kccuali bahwa ia berasal dari Pesisir Emas di Afrika yang pada awal a bad ke-19 merupakan gudang prajurit untu k clikilim kc Hin-dia Timur. Oi Semarang ada suatu kontingen prajurit Afrika yang mentpakan bagian dari garnistm, dan walaupun tidak dikctahui apakah Aquasie Boa chi salah satu dari mereka, me-narik pcrhatian bahwa justru di loge Sernarang itulah ia ditcri-ma. Bertah un-lahwl kcmudian ia menjadi pendiri-bersama dari peihirnpumm masonik di Bogar, pendahululoge "Excel-sior" di mana ia menjadi ketua pada tahun 1885. Kedudukan tinggi pangeran Afrika ini menarik perhatian, dan mestinya memberikan gengsi kepadanya di luar loge.

    Suatu "terobosan'' yang nyata baru terjadi pada tahun 1871, ketika Panger an A rio Soeryodilogo (1835-1900) menjadi anggota Joge 1'Matruam" di Yogyakarta, suatu loge yang didi-rikan pada tahun sebclunmya.32 Nama Hu diambil dari nama kerajaan Jawa Tengah yang pada awal abad kc-17 berperang melawan Kompeni. Pernilihan nama i tu agak menarik. Pada tahun 18781 pangeran itu menggantikan kakaknya sebagai kepala keluarga Paku AJam yang memerintah, dan ia diberi gelar Paku Alam V. Sebagai salah satu dari em pat penguasa tradisional diJawa Tengah ia mempunyui pre1:>tise ti.nggi dan dapat dipastikan bahwa keanggo taannya padu Tarekat Ma-son Bebas memudahkan keanggotaan bagi penguasa-pengua-sa Jawa laiimya. Yang menarik ialah bahwa putra-putranya juga menjadi anggota Tare kat Mason Bebas, seperti Pangeran Adipati Aria Notokusuma, yangmenggantikan ayahnya pada tahun 1901 sebagai Palm Alarn VI, Pangeran A rio Notodircjo

    31 .. Buku Peringatan 1767-1917, 361 32. rMT lh 42, 270-273

    29

  • ------------------- PI::NGANTA.R

    [antara 1901-1906 wali dari anak yang kemudian menjadi Paku Alam VTI, St.] danPangeran A rio Kusumo Yudo yang kemudi-an menjadi anggota dari Rand vnn Judie (Dewan Hindia). Terakhir, cucunya Paku Alam VTI, yang antara tahun 1908 dan 1938 menjadi kepala keluarga Paku Alam. Foto-foto dari orang-orang terkemuka Mason Bebas ini dimuat dalam B11ku Peringntnn 1767-1917.33 Kedudukan tinggi para Mason Bebas Indonesia ini merupakan sesuatu yang luar biasa, namun juga anggota-anggota Indonesia lainnya dari Tarekat mempunyai kedudukan yang penting dalam masyarakat. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.

    Yang mcnjadi pertanyaan sekarang ialah bagaimana pendapat kaum Mason Bebas Belanda dari zarnan Kipling ten tang hubungan Timur-Barat dan ten tang keanggotaan or-ang Indonesia di Tarekat. Setelah pergantian abad, banyak tuJisan dalam I.M.T. membahas penerimaan orang Indone-sia, namun pada zaman sebelurnnya hal itu jauhlebih sedikit dibicarakan. Walaupun begitu, ada sumber agak dini yang menarik membahas pokok ini. Malahan sumber ini dapat disebut sebagai suatu pembelaan untuk menggerakkan kaum Mason Bebas supaya berupaya mewujudkan suatu masyara-kat yang terintegrasi di Hind ia, di mana semua su ku di Nusan-tara dapat mempunyai tempal yang terhormat. Pirnpinan dari proses harus dipegang orang Belanda, dan terutama oleh kaum Masort Be bas. Sumber terse but be rasa! dari tal1Un 1869 dan merupakan teks pidato pesta yang disarnpaikan Mr. H .O. van der Linden, Pembicara [pejabat selama perternuan loge, St.] dari loge "De Ster in het Oosten (Bin tang Timur)" ten tang a bad yang lalu. Vander Lindenrnenganggapnya sebagai tan-tangan pada zamannya untuk rnewujudkan suatu masyarakat

    33. Buku Peringatan 1767-1917, halaman 301

    30

  • yang baru, dan dalam hal itu ia memberikan peranan besar kepada kaum Mason Bebas dari Timur dan Barat. Setelah menunjuk kepada contoh yang baik dari orang lnggris di In-dia, Vander Linden dengan berapi-api mendesak agar orang Jawa dHerima juga. Logeharusikut bekerja supaya perbedaan "antara ras atau warna kulit, kelahiran atau tingkat" dapat dilenyapkan. Singkatnya, di depan Tarekat tcrbentang bidang kerja yang luas, dan adalah tugasnya untuk menunjttk jalan kepada penduduknegeri menuju masa dcpan di mana diskri-minasi ras telah dilarang."J4

    Tentang keanggotaan orangTionghoa ada jugasumbernya. Sebngai orang Tionghoa pertama pada tahun 1871, jugn di .rloge Mataram", diterima Ko HoSing (1825-1900).35 Lal1ir di Jawa, ia tidak menguasai bahasa Belanda, namun itu tidak menjadi soal. Sebaliknya lima belas tahun sebelumnya, pcmilik pabrik gut a dan letnan orang Tionghoa [suatu pangkat yang diberikan pemerintah Belanda kepada kepala-kepala distrik Tionghoa di kota-kota, St.] di Surabaya, The Bun Keh, ditolak keanggotaannya dj loge "De Vriendschap" oleh karena alasan bahasa. Ko dianggap sebagai orang modern, orang pcrtama yang mengirim puha-putranya - termasuk M.A. Ko, yang kemudian menjadi Mason Bebas-ke sekolah dasar berbahasa Belanda. Ana.kitu juga menjadi anggota dariloge "Mataram", dan pada tahtm 1913 ia memberi pidato di loge terse but yang begitu dihargai sehingga dimasukkan ke dalam Buku Per-hJgntan 1767-1917. Pidatonya mengupns berbagai adat kebiasa-an di lingkungan Tionghoa diJawa dan mpanya dimaksudkan untuk mcmberikan penjelasan ten tang pokok itu kepada or-ang Belanda. Dalam Buku Peringntnn, baik ayah maupun anal< diperlal-ukan dengan penuh honnat oleh redaksi .

    34. Vander Linden 1870, passim (di beberapa tempat) 35. Vander Veur 1976, 15

    31

  • ----------------------------------------- PENGANTAR

    M.A. Ko juga disebut dalam suatu laporan dari tahun 1897, eli mana ia disebut Ko MoAn. Laporan itu ditulis Mason Be bas dan penulis cerita-cerita populer Justus van Maurik, seorang Belanda yang sekitar tahun 1895 mengadal

  • mo-an sebagai mason?" ... Tidak Nyonya, say a mala han tidak tahu apa-apa tentangnya sampai lima hari yang lalu (diceritakan ten tang kendaraan yang mengalami kerusakan, dj mana Ko datang membantu). "Dan bagaimanan Anda tahu d ia seorang Mason Bebas?" ... Ia memaka i sebuah charivari (meterai) masonik pada rantai arloj inya. Saya memperkenalkan diri, dan dalam lima menit kami dt1duk di kendaraanseperti saudara-bersallda..ra. Ia membawa kami ke tempat tujuan kami .

    Harus diakui, kutipan di atas tidak dapat dibandingkan dengan Kipling. Namun ia mernberikan kesan tentang pcr-gaulan yang tidal< kaku an tara seorang pengusaha impor Ero-pa dan seorang kontraktor Tionghoa yang mengenal benda-bcnda kuno di J awa. Sewaktu Van Maurik rnenjelaskan kepada khalayak non-Mason Bebas bahwa Tarekat Mason Bebas meru pakan suatu Tarekat, "yang terdapat di antara semua man usia di semua benua", iamelanjutkan bahwasatu-satunya syarat penerimaan ialah tingkat pendidikan tertentu, dan kemudian ditandaskannya bahwa rintangan-rintangan rasial tidak memainkan peranan bagi seorang Mason Bebas, dan bahwa pcngertian yang baik dengan orang bukan-Eropa pada tingkatTarekat Mason Bebas sangat mungkin berlangswtg.

    Pada waktu soal penerimaan orang-orang Indonesia diang-gap sebagaj scsuatu yang san gat diperlukan oleh Vander Lin-den untuk masa depan Tarckat dan untuk pembangunan ma-syarakat, dan Van Maurik menganggap soa1 lumrah kalau di Jawa ada Mason Bebas Tionghoa, pertumbuhan keanggotaan yang bukan-Eropa masih sangat kecil. Sebab-sebab yang memainkan peranan dalam hal itu, akan dibahas kcmudian.

    4. Selayang pandang penulisan sejarah masonik diHindia Belanda

    Sewaktu kaum Mason Bebas Hindia sering mempunyai per-

    33

  • --------------------------------------P~c~~AR

    hatian besar untuk sejarah logenya sendiri - karya-ka1ya ba-ngunan, sumbangan tulisan untuk ltutisch Mafonniek Tijdschrift (Majalah Masonik Hinclia) dan buku-bLtku peringatan menun-jukkan hal itu dengan jelas - dapat dicatat bahwa perkem-bangan Tarekat Mason Bebas Hinclia secara keseluru.han ham-pir-hampir tidak mendapat perhatian. Mungkin hal itu me.nje-laskan mengapa artikel dalam Vripnetselmij i11 Nederlnnds-lndie (Tarekat Mason Bebas di .Hinclia Belanda) - yang pada tahun 1989 dimuat dalam Algemeen Mnfon.n.iek Tijdschrijt (Majalah Masonik Umum)- diberikan judul keci1 Een terrein.verkenning (Peninjauan lapangan).37 Apa yang juga menarik perhatian ialah bahwa kebekuan sejarah terus berlanjut, juga setelah pa-cta awal tahun enampuluhan keberadaan Tarekat Mason Be bas yang terorganisasi di Indonesia telah berakhir. Namun ma-sanya kelihatannya sudal1 tepal untuk merenungkan dua a bad sejarah masonik, tetapi sumbangan-sumbangan hanya terba-tat; pad a bebe.rapa artike.l pendek dalarn AM T., termasuk sua-tu seruan supaya dimulai dengan penulisan sejarah tersebut.38

    Ti.dak mudah unluk mcncari tahu mengapa penclitian atas sejarah sendiri tidak dilakLtkan secara mendalam. Apakah ada kekuranganorang ahli dalam bidang tersebut, ataukah peng-kajian bahan sumber dihalangi masalah-masalah? Apakah diperlukan l

  • Bebas penting sekali di dalam menjalankan gagasan Tarekat Mason Bebas tersebut.39Suatu penjelasan tentang mengapa penelitian sejarah tidak dilakukan mungkin dapat d itcmukan dalam sifat Tare kat Mason Be bas itu sencliri. Pertanyaan sering diajukan apakah gerakan itu cocok untuk ditulis sejarahnya. ltu pernah ctikemukakan, umpamanya, da1am suatu artikel oleh J.H. Carpentier Alting - yang kemudian menjadi Suhu Agung Tarekat- berkenaa n dcngan peringa tan 150 tahun Ma-jelis Tahunan Nederland.40 Setelah penulis memberikan seja-rah singkat ten tang Tare kat di Beland a dan Hindia, ia memberi komentartentang apa yang discbutnya "sejarah batin Tarekat Mason Bebas". Oleh karcna aspck ini pada umumnya me-nyinggtmg sejarah masonik, maka scbaiknya kata-kata Car-pentier Alting dikutip di sini. Ia menjelaskan masalahnya seba-gai beriku t:

    "Sekarang sebenamya kami ingin bcrplnclnh ke uraian tentang sejarah intern Tarekat Hindia Timur .. . ya ng cocok untuk penulisan sejarah. Oleh karena ia tidok memiliki kecocokan tersebut, maka sebaiknya juga tidak di laksanakan ( .. . )Ada sejarah yang tidak dapatdinyarnkan da lam tanggal-tangga l tahun dan angka-angka, yang tidak dapat dibukti-kan oleh dokumen-dokumen, yang tidak terdirl atas scrang-kaian fakta dan peristiwa. BergitulaJ1 halnya dengan sctiap sejarah yang berlangsung di benak dan batin man usia. Kalau kami ingin melukiskan sejarah batin Tarekat, rnaka kita harus menyebul berapa besar jurnlahnya orang-orang di dalam Tarekot yang kehidupan rohani terbangun, betapa di loge-loge kami tidak hanya ada percakapan dan perbin-cangan, namun lebih ban yak lagi yang dipikirkan dan dira-sakan; kami malahan harus menggambarkan berapa banyak pembangunan rohani secara langsung dan tidak langsung telah dipancarkan dan Tarekat ke masyarakat duniawi. Semuanya itu tidak tcrlukiskan."

    39. BdT th 33, 189-193 40. Idem th 12, 101-110

    35

  • - --- - --------------PENGANTAR

    Dengan cara yang diluksikan Carpentier Alting, mal

  • Agung waktu itu, yakni Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele, telah memberikan persetujuan atas penerbitannya. Ternyata juga bahwa karya itu bukan hanya tmh1k kalangan sendiri, melai.nkan juga untuk pihak-pi.hak yang secara umum menaruh perhatian. Visser Smits mengatakan bahwa keterbu-kaan itu sesuatu yang mengherankan, sebab buku iht menurut pendapan1ya memuat ban yak "keterangan yang tidak menye-nangkan". Buku ih1 tidaklah suah1 sukses bagi penerbitnya, sebab oleh karena kurangnya perhatian, maka terbitan itu dihentikan. Walauptm begitu, penerbitG.C.T. van Dorp & Co. di Semarang, yang juga menerbitkan Majalah Masonik Hindia, pada tahun 1927menyatakan kesediaannya untuk mencetak ulang. De Visser Smits melanjutkan bahwa dalam arsip clite-mukan suatu naskah yang menarik yang dapat diperti.mbang-kan 1mtuk diterbitkan. Yang dima.ksudkannya ialah suatu karangan dari tangan Mason Be bas Jeremias Schill di Batavia. Walaupun tidak pemah diterbitkan, naskah itu bermaniaat juga, sebab eli dalam penyusunanbuku peringatan tahun 1917 naskal1 itu sering clijadikan acuan. Karya Schill ban yak ditemu-kan dalam daftar pustaka yang dilampirkan pada buku per-ingatan yang diterbitkan oleh loge "De Ster in hetOosten (Bin-tang Tirntu)" . .P Ternyata bahwa sudah pada tahtm 1843 ia membuat suatu rancangan untuk suatu Gedenlc-Boek voor de fnvasche B1'0ederschap der Orde van. Vrij Metselnren (Buku Peringa tan un tuk Tarekat jawa dari Tarekat Mason Bebas). Sepuluh tahun kemudian di bawah redal
  • ------------------PENCAN1AI<

    1866 mcrupakan suatu ringkasan dari beberapa artiket yang sebeJumnya dimuat daJam Nederlandsch fanrboekjevoor Vrijmet-selnren (Buku Tahunan Belanda tmtuk Kaum Mason Bebas).

    Salah satu kajian tertua yang tidak hanya rnenggambarkan satu loge, adalah sejarah dari loge-loge pertama di Batavia oleh A. Pierens. Ia meninjaunya dalam suatu artikel yang di-muat di lndisch Mn9onniek Tijrl.schrift (Majalah Masonik Hinctia) tahun 1902-1903."3

    Dalam pada itu sudah jelas bahwa di kalangan Mason Bebas ada keengganan untuk rnernbeberkan di depan umum keterangan-keterangan yang bcrhubungan dengan Tarekat Mason Be bas dalam bentuk terbitan. Hanya scbagai pengecua-lian dapat ditemukan penggambaran "dari dalarn" tentang perkara-perkara yang bcrlangsw1g di dalam loge-loge secara tertutup. Salah satu contoh adaJah kisah Q.M.R. Verhuell da-lam Gedenkschriften (Tulisan-tulisan kenangan) mengenai pe-lantikan derajat pertamanya di loge "De Vriendschap" di Sura-baya.t-~ Suatu contoh lain ialah bukn yang sudah disebut sebe-lumnya dari ~tfason Bebas Justus van Maurik yang waktu itu san gat populer, lndrukken van een 'Tofok', Jndische ~VPen en schet-sen (Kesan-kesan seorang "Totok", type dan skctsa Hindia).

    Pada tahun 1917 diterbitkan karya monumental yang al

  • dengan akan diperingatkannya yubileum 150 tahun dariloge tertua di Hindia terse but. Buku ini harus memberikan gambar-an yang selengkap mungkin dari peke!jaan masonik selama 150 tahun di Hindia. Setelah loge-loge "De Ster in het Oosten" (Batavia) dan "De Vriendschap" (Surabaya) mendukungpra-karsa terse but segera pekerjaan itu dirnulru. Semua pengurus loge ditulisi sur at dengan permohonan memberikan bantuan-nya, sedangkan sejumlah ahli diundang untuk memberikan sumba:ngan pikiran. Hasilnya adalah suatu produk dari ham-pir 700 halaman, dilengkapi dengan ban yak foto dan gambar dan diterbitkan dengansampul kulit. Tirasnya mula-mula di-rencanakan sebesar 400, namtm pada kenyataannya mencapai 700 eksemplar. Harga buku ditetapkan sebesar sepuluh gul-den, sedangkan penerbitnya adalah Van Dotp & Co. yang ter-l
  • ___ _________ _______ PENGANTA!l

    ya "penuus, yang m ungkin bukan seorang Mason Be bas, ahli sejarah, dapat mcnempatkan semuanya itu di tengah semun peristi wa masyarakat besar, dan mcmbandingkannya dengan peristiwa-peristiwa itu, di mana organisasi masonik tertenhl telah bckerja. sehingga mereka dapat menyusun sejara h ber-dasarkan keterangan-ketcrangan itu.'' Namun penyusLman sebuah buku yang enak dibaca tentang sejarah Tarekat Ma-son Bebas bukanlah pckerjaan mudah. Pertama-tama perhati-an hcuus dipusatkan pada pengumpulan sumber-sumbcr pokok, dansetelnh itu baru dapatdilaku.kan pcnulisan sejarah.

    Namun ternyata mengenai pokok ini terdapat pendapat yang berbeda-bcda, scbnb di dalam uraian tugas komisi juga dimasukkan penerbitan karangan-karangan historis. Pcnerbit-an itu scharusnya di lakukan melalui Mededeelingen (Pemberita-huan-pernberitahuan) yang diterbitkan secara teratur. Namtm, De Visser Smits bcrpendapatbahwahanya artikel yangbermu-tu bnggi akan climuat dalan1 Mededeelingen . Banyak karya pemikiran dengan latar belal

  • disampaikan usul untuk menerbitkan "suatul
  • -------------------------------------P~G~M(

    men gangkat seorang koresponden yang akan memelihara kontak dengan komisiY'

    Namun prakarsa ini pun tidak bertahan lama. Sebab, pela-cakan dalam I.M. T. tidak rnenghasilkan apa-apa. Tidak adanya kemajuan rupanya disebabkan oleh masalah-masalah aktual yang besar yang clihadapi Tare kat pada tahun tigapuluhan.

    Publikasi terakhir terjadi berkenaan dengan pesta abad loge "De Ster in hetOostenu, pada tahun 1937. Log