tantangan pancasila di era globalisasi.docx

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi,Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa indonesia,karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat,sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia,jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia.Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia. Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila sebagai dasar 1

Transcript of tantangan pancasila di era globalisasi.docx

Page 1: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik

ketika negara Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi,Negara

Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai

dasar negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi

tantangan global dunia yang terus berkembang.

Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap

menjaga eksistensi kepribadian bangsa indonesia,karena dengan adanya

globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat,sehingga berbagai

kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat.

Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa

Indonesia,jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari

dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena

dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di

dunia.Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif

dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan

indonesia. Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila sebagai

dasar dan pedoman negara dalam menghadapi tantangan global yang terus

meningkat diera globalisasi.

B. Rumusan masalah

a. Bagaimana peranan pancasila dalam era globalisasi ?

b. Hal apa saja yang dilakukan dalam menghadapi era globalisasi yang

berlandas pada ideologi pancasila?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari dibuatnya makalah ini :

1. Mengkaji hal – hal yang harus dilakukan dalam menghadapi era

globalisasi yang berlandasan pada pancasila.

2. Mencari tahu peranan pancasila dalam era globalisasi ini.

1

Page 2: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

Manfaat :

1. Mendapat pengetahuan dan wawasan baru.

2. Mengetahui sikap yang harus dilakukan untuk menghadapi era

globalisasi yang berdasarkan pancasila.

2

Page 3: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Secara Etimologis

Secara etimologis pancasila berasal dari bahasa sansekerta dari india

(bahasa kastaBrahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalaha bahasa prakerta.

Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan budha di India.

Ajaran Budha bersumber pada kitab suci tri pritaka, terdiri atas tiga macam buku

besar yaitu: Sutta Pitaka , Abhidama Pitaka dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran

budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi,

dan setiap golongan berbeda kewajiban moralnya.

Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan

suatu bangsa mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila itu dijadikan tuntunan dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah

laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat dan alam

semesta. Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata

kehidupan bernegara seperti yang diatur dalam UUD.

B. Landasan historis

Bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan

yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di

dalam kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila

yang merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari

tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa

Indonesia sendiri sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa yang

besar seperti yang dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedaulatan

Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit.

3

Page 4: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

Setelah berproses dalam rentang perjalanan sejarah yang panjang sampai

kepada tahap pematangannya oleh para pendiri Negara pada saat akan mendirikan

Negara Indonesia merdeka telah berhasil merancang dasar Negara yang justru

bersumber pada nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup, dan berkembang dalam

kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia yang kemudian diformulasikan dan

disistematisasikan dalam rancangan dasar Negara yang diberi nama Pancasila.

Nama tersebut untuk pertama kalinya diberikan oleh salah seorang penggagasnya

yaitu Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan Badan

Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran

dan petunjuk seorang temannya yang ahli bahasa.

Dengan demikian secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat

dilepaskan dari nilai-nilai Pancasila, serta telah melahirkan suatu keyakinan yang

tinggi pada bangsa Indonesia terhadap kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai

pandangan hidup Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Sejak resmi disahkan

menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sampai dengan saat ini dan insya Allah

untuk selamanya.

C. Kedudukan Pancasila

1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Manusia seabagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam

perjuangan unutk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa

memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu pandangan

hidup . Nilai-nilai luhur adalah merupakan tolak ukur kebaikan yang

berkenaan dengan hal-hal bersifat mendasar dan abadi dalam hidup

manusia, seperti cita-cita yang hendak dicapainya dalam hidup manusia.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian

yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupkan

suatu sumber nilai, norma serta kaidah baik moral maupun hukum negara,

4

Page 5: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau UUD, maupun yang

tidak tertulis atau konvensi. Dalam kedudukannya seabagai dasar negara,

Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Sebagai sumber

dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum indonesia

maka pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan

UUD 1945, kemudian di jelmakan atau di jabarkan lebih lanjut dalam

pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,

yang pada akhirnya di jabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta

hukum positif lainnya.

3. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka pancasila

pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau

pemikiran seseorang atau sekelompok orang sebagaimana ideologi-

ideologi lain di dunia. Namun pancasila diangkat dari nilai-nilai adat

istiadat, nilai kebudayaan, serta nilai religius yang terdapat dalam

pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara.

Dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) pancasila

tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sediri,

sehingga bangsa Indonesia merupakan kausa materialis (asal bahan)

Pancasila

4. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan

oleh para pendiri bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan

ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila

sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh

segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara membuktikan bahwa

pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.

Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam

eksistensi kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa

Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi harus diingat

5

Page 6: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati

hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas

kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi

kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan

dirinya sendiri.Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas

tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.

Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-

batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa

Indonesia harus membuka diri. Dahulu dengan tangan terbuka menerima

masuknya pengaruh budaya hindu, islam ,serta masuknya kaum barat yang

akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa kolonialisme

tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat

bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan

imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti

penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi

penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan

berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa

lebih menyakitkan.

Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup

diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh

kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsalain. Bahkan negara sosialis

seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan

terpaksa membuka diri. Maka konsep pembangunan modern harus

membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri.

Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern,

bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi,

ilmu pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai

sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.

Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia

mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai

6

Page 7: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai

budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti

ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada

Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan

bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-

nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan

sendirinya.

Dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justru jati diri

bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat

Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga

budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai

terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai

bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama

dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang

kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham

liberalisme. Padahal negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato

Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi

Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta

musyawarah dan mufakat.

Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan

faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan

Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa

Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan

tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan

dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau

mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham

liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat

Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa

bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya,

seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para

7

Page 8: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan

kelompoknya semata.

Dalam kondisi seperti itu Pancasila sebagai pandangan hidup dan

dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-

nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai

Pancasila itu sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang

nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya,

setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu

berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak

dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman

dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi

dari persoalan tersebut .

D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme

1) Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia

dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah

fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena

terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan terjadinya perkembangan

berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat

pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta

mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia.

Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak

positif,berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat

terasa,baik itu di bidang politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi

informasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang

bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil

hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak

kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini. Kehadiran globalisasi tentunya

membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.

8

Page 9: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh

negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti

kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan

mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

2) Pengaruh positif globalisasi

a. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka

dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara,

jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya

akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif

tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

b. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,

meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.

Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi

bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

c. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang

baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa

lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang

pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa

nasionalisme kita terhadap bangsa.

3) Pengaruh negatif globalisasi

a. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa

liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga

tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke

ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa

nasionalisme bangsa akan hilang

b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk

dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri di

Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri

menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita

terhadap bangsa Indonesia.

c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas

diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung

9

Page 10: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai

kiblat.

d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang

kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi

ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang

kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

e. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian

antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka

orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung

berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat

menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau

hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara

global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada

masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan

menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia.

Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak

anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional

bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

E. Pancasila Di Era Globalisasi

Realitas kontemporer memperlihatkan bahwa tantangan terhadap

ideologi Pancasila, baik kini maupun nanti, beberapa di antaranya telah

tampak di permukaan. Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai

gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Apa yang terjadi di Aceh, Maluku, dan Papua

merupakan sebagian contoh di dalamnya. Penanganan yang tidak tepat dan

tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman

serius bagi tetap eksisnya Pancasila di bumi Indonesia. Bahkan, bisa jadi

akan mengakibatkan Indonesia tinggal sebuah nama sebagaimana halnya

Yugoslavia dan Uni Soviet. Tidak kalah seriusnya dengan tantangan dari

10

Page 11: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

dalam, Pancasila juga kini tengah dihadapkan dengan tantangan eskternal

berskala besar berupa mondialisasi atau globalisasi.

Globalisasi yang berbasiskan pada perkembangan teknologi informasi,

komunikasi, dan transportasi, secara drastis telah mentransendensi batas-

batas etnis bahkan bangsa. Jadilah Indonesia kini, tanpa bisa dihindari dan

menghindari, menjadi bagian dari arus besar berbagai perubahan yang

terjadi di dunia. Sekecil apa pun perubahan yang terjadi di belahan dunia

lain akan langsung diketahui atau bahkan dirasakan akibatnya oleh

Indonesia. Sebaliknya, sekecil apa pun peristiwa yang terjadi di Indonesia

secara cepat akan menjadi bagian dari konsumsi informasi masyarakat

dunia.

Pengaruh dari globalisasi ini dengan demikian begitu cepat dan

mendalam. Menjadi sebuah petanyaan besar bagi bangsa Indonesia,

sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan tersebut? Akankah

Pancasila tetap eksis sebagai ideologi bangsa? Jawabannya tentu akan

terpulang kepada bangsa Indonesia sendiri sebagai pemilik Pancasila.

Namun demikian, kalaulah kemudian mencoba untuk mencari jawaban

atas berbagai tantangan tersebut maka jawabannya adalah bahwa Pancasila

akan sanggup menghadapi berbagai tantangan tersebut asalkan Pancasila

benar-benar mampu diaplikasikan sebagai weltanschauung bangsa

Indonesia. Implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup

maka bangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan

sense of pride atas Pancasila.

Untuk menumbuhkembangkan kedua rasa tersebut maka melihat

realitas yang tengah berkembang saat ini setidaknya dua hal mendasar

perlu dilakukan. Penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensi

Pancasila sebagai ideologi bangsa. Penanaman kesadaran tentang

keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung pemahaman

tentang adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran akan

Pancasila sebagai identitas nasional.

Upaya ini memiliki makna strategis manakala realitas menunjukkan

bahwa dalam batas-batas tertentu telah terjadi proses pemudaran kesadaran

11

Page 12: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Salah satu langkah

terbaik untuk mendekatkan kembali atau membumikan kembali Pancasila

ke tengah rakyat Indonesia tidak lain melalui pembangunan kesadaran

sejarah. Tegasnya Pancasila didekatkan kembali dengan cara

menguraikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan

rakyat Indonesia, termasuk menjelaskannya bahwa secara substansial

Pancasila adalah merupakan jawaban yang tepat dan strategis atas

keberagaman Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini maupun masa

yang akan datang.

F.     Pemahaman Tentang Pancasila Dalam Era Globalisasi

Kata Pancasila terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: pañca

berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar

negara Republik Indonesia berisi

1.      Ketuhanan Yang Maha Esa

2.      Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

3.      Persatuan Indonesia

4.      Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

5.      Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dan globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan

peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia

di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya

populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu

negara menjadi bias. Negara Republik Indonesia memang tergolong masih

muda dalam pergaulan dunia sebagai bangsa yang merdeka. Tetapi, perlu

diingat, sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia telah ada jauh sebelum

Indonesia merdeka. Kebesaran dan kegemilangan Kerajaan Sriwijaya,

Majapahit, atau Mataram, menjadi bukti nyata. Kekuasaan kerajaan-

kerajaan di Nusantara bahkan sampai negeri seberang.

Sayangnya, masa emas kerajaan-kerajaan tersebut hilang dan berganti

dengan kehidupan masa kolonialisme dan imperialisme. Selama tiga

12

Page 13: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

setengah abad bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam kegelapan dan

penderitaan. Baru pada 17 Agustus 1945, bangsa dan rakyat Indonesia

dapat kembali menegakan kepala melalui proklamasi kemerdekaan. Jadi,

Pancasila bukan mendadak terlahir pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945, tetapi melalui proses panjang sejalan dengan panjangnya

perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

G. Proses Perjalanan Pancasila menuju Era Globalisasi

Pancasila terlahir dalam nuansa perjuangan dengan melihat

pengalaman dan gagasan-gagasan bangsa lain, tetapi tetap berakar pada

kepribadian dan gagasan-gagasan bangsa Indonesia sendiri. Oleh sebab

itu, Pancasila bisa diterima sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Sejarah telah mencatat, kendati bangsa Indonesia pernah memiliki tiga kali

pergantian UUD, tetapi rumusan Pancasila tetap berlaku di dalamnya.

Kini, yang terpenting adalah bagaimana rakyat, terutama kalangan elite

nasional, melaksanakan Pancasila dalam segala sendi kehidupan berbangsa

dan bernegara. Jangan lagi menjadikan Pancasila sekadar rangkaian kata-

kata indah tanpa makna. Jika begitu, maka Pancasila tak lebih dari

rumusan beku yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila

akan kehilangan makna bila para elite tidak mau bersikap atau bertindak

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Bila Pancasila tidak tersentuh dengan kehidupan nyata, Pancasila tidak

akan bergema. Maka, lambat-laun pengertian dan kesetiaan rakyat

terhadap Pancasila akan kabur dan secara perlahan-lahan menghilang.

Maka, guna meredam pengaruh dari luar perlu dilakukan akulturasi

kebudayaan. Artinya, budaya dari luar disaring oleh budaya nasional

sehingga output yang dikeluarkan seusai dengan nilai dan norma bangsa

dan rakyat Indonesia. Memang masuknya pengaruh negatif budaya asing

tidak dapat lagi dihindari, karena dalam era globalisasi tidak ada negara

yang bisa menutup diri dari dunia luar.

Oleh sebab itu, bangsa Indonesia harus mempunyai akar-budaya dan

mengikat diri dengan nilai-nilai agama, adat istiadat, serta tradisi yang

13

Page 14: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

tumbuh dalam masyarakat. Di depan Sidang Umum PBB, 30 September

1960, Presiden Soekarno menegaskan bahwa ideologi Pancasila tidak

berdasarkan faham liberalisme ala dunia Barat dan faham sosialis ala

dunia Timur. Juga bukan merupakan hasil kawinan keduanya. Tetapi,

ideologi Pancasila lahir dan digali dari dalam bumi Indonesia sendiri.

Secara singkat Pancasila berintikan Ketuhanan Yang Maha Esa (sila

pertama), nasionalisme (sila kedua), internasionalisme (sila ketiga),

demokrasi (sila keempat), dan keadilan sosial (sila kelima). Dalam

kehidupan kebersamaan antar bangsa di dunia, dalam era globalisasi yang

harus diperhatikan, pertama, pemantapan jatidiri bangsa. Kedua,

pengembangan prinsip-prinsip yang berbasis pada filosofi kemanusiaan

dalam nilai-nilai Pancasila, antara lain:

1.      Perdamaian bukan perang.

2.      Demokrasi bukan penindasan.

3.      Dialog bukan konfrontasi.

4.      Kerjasama bukan eksploitasi.

5.      Keadilan bukan standar ganda.

H.  Pancasila Bersifat Universal

Tata nilai universal yang dibawa arus globalisasi saat ini sebenarnya

tak lebih nilai-nilai Pancasila dalam artian yang luas. Cakupan dan muatan

globalisasi telah ada dalam Pancasila. Karena itu, mempertentangkan

ideologi Pancasila dengan ideologi atau faham lain tak lebih dari sekadar

kesia-siaan belaka. Selain itu, selama masih terjadi pergulatan pada faham

dan pandangan hidup, bangsa dan rakyat Indonesia akan terus berada

dalam kekacauan berpikir dan sikap hidup. Menggantikan Pancasila

sebagai dasar negara tidak mungkin karena faham lain tidak akan

mendapat dukungan bangsa dan rakyat Indonesia.

Pancasila dapat ditetapkan sebagai dasar negara karena sistem nilainya

mengakomodasi semua pandangan hidup dunia internasional tanpa

mengorbankan kepribadian Indonesia. Sesungguhnya, Pancasila bukan

hanya sekadar fondasi nasional negara Indonesia, tetapi berlaku universal

bagi semua komunitas dunia internasional. Kelima sila dalam Pancasila

14

Page 15: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

telah memberikan arah bagi setiap perjalanan bangsa-bangsa di dunia

dengan nilai-nilai yang berlaku universal. Tanpa membedakan ras, warna

kulit, atau agama, setiap negara selaku warga dunia dapat menjalankan

Pancasila dengan teramat mudah. Jika demikian, maka cita-cita dunia

mencapai keadaan aman, damai, dan sejahtera, bukan lagi sebagai sebuah

keniscayaan, tetapi sebuah kenyataan. Mengapa? Karena cita-cita

Pancasila sangat sesuai dengan dambaan dan cita-cita masyarakat dunia.

Bukankah kondisi dunia yang serba carut-marut seperti sekarang ini

diakibatkan oleh faham-faham di luar Pancasila? Bukankah secara de facto

faham komunisme telah gagal dalam memberikan kedamaian dan

kesejahteraan bagi rakyat Uni Soviet? Bukankah faham liberalisme banyak

mendapat tentangan dari negara-negara berkembang? Sebetulnya

Indonesia bisa melepaskan diri dari perangkap hegemonik negara-negara

maju. Cina, Korea Selatan, Brazil, India, dan masih banyak negara lain

yang notabene sebelumnya termasuk negara berkembang, berhasil

menunjukkan jalan keluar untuk lepas dari perangkap neoliberalisme.

Upaya melepaskan diri dari jerat neoliberalisme tersebut mampu mereka

lakukan dengan mengandalkan kekuatan lokal yang terus dibangun dan

digunakan sebagai senjata dalam menghadapi pasar bebas. Dominasi

negara-negara berkembang dapat mencapai titik lelahnya jika, kekuatan-

kekuatan lokal negara berkembang mampu ditingkatkan.

Dalam hal ini tentu saja peran negara menjadi sangat strategis dalam

mengembangkan kekuatan lokal tersebut. Negeri ini jelas membutuhkan

sistem penyeimbang untuk masuk dalam pasar bebas, baik struktural

maupun kultural. Indonesia perlu menata kekuatan struktural guna

melakukan proses penguatan potensi lokal. Negara-negara maju dengan

segala kekurangannya telah terlebih dulu melakukan penguatan struktural.

Mereka memang memiliki sumberdaya alam yang sangat terbatas, namun

keterbatasan itu disiasati dengan manajerial yang sangat kuat dan ketat.

Negara maju memiliki kemampuan lebih dalam merasionalkan sumber-

sumber lokalnya dan membuat mekanisme hukum yang cukup rinci

15

Page 16: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

dengan batas-batas yang jelas sebagai langkah proteksi terhadap aset

nasional mereka—hal mana yang belum mampu dilakukan di Indonesia.

Indonesia sendiri yang memiliki aset-aset strategis, malah bertindak

jauh lebih liberal dari apa yang dilakukan negara-negara maju pencetus

liberalisme itu sendiri. Indonesia tidak membangun mekanisme kontrol

yang cukup efektif guna memproteksi aset nasional agar jangan sampai

jatuh ke tangan asing. Kemampuan manajerial Indonesia dalam menata

aset-asetnya inilah yang seharusnya menjadi kunci penentu sebesar apa

peluang kita dalam kancah globalisasi. Penguatan struktural yang perlu

dilakukan adalah pengarusutamaan ekonomi rakyat dan industri lokal

dalam kebijakan dan regulasi pemerintah. Selain penguatan struktural,

pembenahan mental (kultural) bangsa inipun perlu dipikirkan. Harus jujur

dan lapang dada kita akui bahwa saat ini bangsa Indonesia memiliki

kebiasaan kultural “mentalitas orang kalah”. Kerap kali kita terlalu terbuka

menerima pengaruh dari luar. Ironisnya, pengaruh luar yang masuk ditelan

begitu saja. Harusnya ada transformasi kebudayaan yang cukup besar

untuk bisa membendung pengaruh tersebut.

Indonesia perlu menggali betul segala potensi yang tersimpan dalam

bumi pertiwi ini. Ambil contoh, Cina. Sejarah kebudayaan panjang yang

mereka lalui telah mampu membangun Cina seperti sekarang yang mampu

menegakkan kepala saat berhadapan dengan kepentingan asing. Identitas

kolektif kebangsaan mereka pun malah semakin menguat. Indonesia

seharusnya mampu melakukan perubahan sebagaimana yang telah

ditunjukkan negara berpopulasi terpadat tersebut. Akan tetapi, langkah

yang ditempuh Indonesia tentu saja harus berbeda dengan Cina. Bukan

semata ingin tampil beda, akan tetapi perbedaan realitas objektif dari

masing-masing negara harus disikapi dengan cara berbeda pula. Dalam

menyikapi konstelasi global, Indonesia dituntut untuk bermain dengan

caranya sendiri.

Kondisi objektif pluralitas masyarakat Indonesia merupakan salah satu

ciri khas yang harus mampu ditata dengan membangkitkan kekuatan-

kekuatan lokal. Apa yang menjadi kekurangan kita selama ini adalah

16

Page 17: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

belum terbangunnya sebuah kebanggaan atas apa yang kita miliki sebagai

bagian integral dari diri kita sendiri—sebuah problem mentalitas yang

hingga hari ini belum mampu kita rubah. Di sinilah sesungguhnya sikap

maupun peran kepemimpinan nasional diharapkan. Sikap kepemimpinan

nasional pada akhirnya akan sangat menentukan bagaimana identitas

kolektif kebangsaan melalui potensi lokal dapat terbangun. Nation

character building yang dilakukan Soekarno pada fase awal pemerintahan

Republik kini seakan tak lagi nampak. Pembangunan karakter nasional

tidak lain adalah upaya membangun identitas kolektif kebangsaan dalam

wadah Republik. Akan tetapi, dalam proses itu, pendekatan top-down yang

dilakukan orde baru tidak perlu diulang lagi. Pendekatan tersebut justru

menimbulkan sinisme masyarakat terhadap potensi lokal, termasuk

Pancasila.

Menyikapi hal tersebut, Indonesia sesungguhnya memiliki satu

pamungkas yang sesungguhnya menyatukan sekian potensi lokal dalam

sebuah perahu untuk mengarungi arus globalisasi, yakni Pancasila.

Sayangnya, pamungkas itu bak pusaka yang tak tersentuh dan

diperlakukan bak kendaraan bemo. Pancasila merupakan sebuah kekuatan

ide yang berakar dari bumi Indonesia untuk menghadapi nilai-nilai dari

luar, sebagai sistem syaraf atau filter terhadap berbagai pengaruh luar,

nilai-nilai dalam Pancasila dapat membangun sistem imun dalam

masyarakat kita terhadap kekuatan-kekuatan dari luar sekaligus

menyeleksi hal-hal baik untuk diserap, dan sebagai sistem dan pandangan

hidup yang merupakan konsensus dasar dari berbagai komponen bangsa

yang plural ini. Lewat Pancasila, moral sosial, toleransi, dan kemanusiaan,

bahkan juga demokrasi bangsa ini dibentuk.

Pancasila seharusnya dijadikan sebagai poros identitas untuk

menghadapi bermacam identitas yang ditawarkan dari luar. Sangat

disayangkan jika wacana Pancasila belakangan ini mulai berkurang.

Mengingat berbagai potensi yang tersimpan di dalamnya, wacana nasional

ini perlu untuk dimunculkan kembali, dibangkitkan kembali dan digali

terus nilai-nilainya agar terus berdialektika dalam jaman yang terus

17

Page 18: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

bergulir. Untuk itu Pancasila harus bisa kita telaah secara analitis.

Pancasila dengan kekayaan nilainya sudah selayaknya digali, diperdalam,

lalu dikontekstualisasikan lagi pada perkembangan situasi kekinian yang

kita hadapi; terlebih jika Pancasila benar-benar ingin diteguhkan sebagai

ideologi bangsa. Satu hal yang menjadi tanya atas Pancasila adalah

bagaimana nilai-nilai lokal tersebut diturunkan menjadi mode of

production untuk menjawab kebutuhan pragmatis hari ini.

18

Page 19: tantangan pancasila di era globalisasi.docx

BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Peran Pancasila sangat penting dalam menghadapi arus globalisasi. Karena

Pancasila merupakan sebuah kekuatan ide yang berakar dari bumi Indonesia

untuk menghadapi nilai-nilai dari luar, sebagai sistem syaraf atau filter

terhadap berbagai pengaruh luar, nilai-nilai dalam Pancasila dapat

membangun sistem imun dalam masyarakat kita terhadap kekuatan-kekuatan

dari luar sekaligus menyeleksi hal-hal baik untuk diserap, dan sebagai sistem

dan pandangan hidup yang merupakan konsensus dasar dari berbagai

komponen bangsa yang plural ini. Lewat Pancasila, moral sosial, toleransi,

dan kemanusiaan, bahkan juga demokrasi bangsa ini dibentuk.

Pancasila seharusnya dijadikan sebagai poros identitas untuk menghadapi

bermacam identitas yang ditawarkan dari luar. Tetapi sangat disayangkan jika

wacana Pancasila belakangan ini mulai berkurang. Mengingat berbagai

potensi yang tersimpan di dalamnya, wacana nasional ini perlu untuk

dimunculkan kembali, dibangkitkan kembali dan digali terus nilai-nilainya

agar terus berdialektika dalam jaman yang terus bergulir.

Untuk itu Pancasila harus bisa kita telaah secara analitis. SARAN Perlu

ditanamkannya nilai – nilai dalam Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Agar kita mampu memfilterisasi arus globalisasi yang ada. Sesuaikah dengan

nilai – nilai Pancasila. Pancasila dapat berperan dalam era globalisasi apabila

dari diri masing – masing sudah tertanam nilai – nilai luhur Pancasila. Tentu

akan percuma peran Pancasila dalam era globalisasi ini, apabila dalam diri

sendiri tidak mempunyai kesadaran akan pentingnya nilai – nilai Pancasila

dalam kehidupan.

B.     Saran

Sebagai warga Negara Indonesia kita wajib menghargai segala nilai-nilai

yang terkandung dalam pancasila, mengingat pancasila adalah falasah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang bersatu dan berdaulat.

19