TANSFORMASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN …eprints.ums.ac.id/66890/6/naspub.pdfadanya silabus, RPP,...
Transcript of TANSFORMASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN …eprints.ums.ac.id/66890/6/naspub.pdfadanya silabus, RPP,...
TANSFORMASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN
TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA
Disusum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Strata 1
pada Program Studi Pendidikan Islam (S.Pd)
Oleh :
SITI KHODIJAH
G000140056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
TANSFORMASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM
SURAKARTA
Abstrak
Transformasi yaitu perubahan sesuatu menuju sesuatu yang lain mulai dari sifat, bentuk, dan
nama. Jika digabungkan dengan kurikulum tentu maknanya yaitu suatu perubahan sistem
pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Penelitian ini membahas tentang
Perubahan Kurikulum yang ada di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta sebagai objek
untuk diteliti. Penulis memilih penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui transformasi
kurikulum apa saja yang telah dilakukan di Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dan
bagaimana bentuk transformasi yang ada di Pondok pesantren Ta’mirul Islam Surakarta. .
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan
deskriptif, penulis melakukan penelitian lapangan melalui sumber data dan informasi yang
didapat dalam wawancara dan data tertulis, observasi serta dokumentasi. Berdasarkan
penelitian data yang dilakukan di Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta menyimpulkan
bahwasanya telah terjadi perubahan kurikulum. dipesantren Ta’mirul didalamnya bermula
dari pendidikan surau, berubah menjadi pesantren syawal lalu menjadi kulliyatul mujahiddin
dan alyah kursus, berubah menjadi kulliyatul mualimin dengan jenis pesantren muadalah
setelah ada peraturan undang-undang dari pemerintah. Didalam penelitian ini penulis hanya
membahas tentang kulliyatul mujahiddin dan mualimin saja untuk dibahas. Kurikulum
Kulliyatul Mujahidin Al-Islamiyah bermakna persemaian pejuang islam, sesuai dengan
namanya para santri yang mondok di Pesantren Tersebut sangat bersungguh- sungguh dalam
menuntut ilmunya, hal itu terbukti dari tidak adanya Ijazah formal serta kurangnya sarana
prasarana yang memadai. Berlanjut ke Kurikulum Kulliyatul Mualimin Al-İslamiyah yaitu
persemaian pengajar islam, kurikulum mementingkan legal formal. Oleh sebab itu sudah
adanya silabus, RPP, Ijazah, akan tetapi dikarenakan pesantren ini berbasis Mu’adalah yang
artinya disetarakan maka tidak terdapat Ujian Nasional didalam pesantren tersebut, dan
Ijazahnya juga dibaut sendiri dan ditandatangani sendiri serta diakui pemerintah dengan SK
NO 240/C/KEP/MN/2003.
Kata kunci: transformasi, kurikulum, pondok pesantren
Abstract
To idealize the development of the times need for a transformation in an education, especially
in pesantren education which is the oldest education in Indonesia. Transformation is the
change of something to something else starting from the nature, form, and name. When
combined with the curriculum, of course the meaning is a change in the learning system to
realize the learning objectives. In this study will discuss about the changes in the curriculum
that exist in the Islamic Boarding School Ta'mirul Islam Surakarta as an object to be studied.
The authors chose the study aims to find out what curriculum transformation has been done in
pesantren Ta'mirul Islam Surakarta and how the form of transformation that exist in Pondok
Pesantren Ta'mirul Islam Surakarta. In this study, the authors used this type of field research
with a descriptive approach, the authors conducted field research through sources of data and
information obtained in interviews and written data, observation and documentation. Based
on research data conducted in Islamic Boarding Schools Ta'mirul Surakarta concluded that
there has been a change in the curriculum. Pesantren Ta'mirul in it starts from surau
education, turns into a pesantren syawal and then becomes kulliyatul mujahiddin and alyah
courses, turns into kulliyatul mualimin with your pesantren type after the law is passed from
the government. In this study the author only discuss about kulliyatul mujahiddin and
mualimin just to be discussed. The curriculum of Kulliyatul Mujahidin Al-Islamiyah means
the nursery of Islamic fighters, as the name implies the santri who boarded in the Pesantren
were all serious in demanding their knowledge, this was evident from the absence of a formal
2
diploma and lack of adequate infrastructure. Continuing to Curriculum Kulliyatul Mualimin
Al-İslamiyah is a nursery of Islamic teachers, a formal legal importance curriculum.
Therefore, there is already a syllabus, RPP, diploma, but because this pesantren is based on
Mu'adalah which means it is equalized there is no National Examination in the pesantren, and
the diploma is also self-signed and self-signed and the government acknowledges with SK
NO 240 / C / KEP / MN / 2003.
Keywords: transformation, curriculum, boarding school.
1. PENDAHULUAN
Pondok Pesantren1 adalah salah satu lembaga Pendidikan tertua di Indonesia, Pendidikan ini
bermula dari masuknya Islam di Indonesia, dilihat dari segi berdirinya Pesantren, sudah jelas
terlihat jika cara belajarnya sangat klasik. Menurut catatan sejarah Pendidikan Agama Islam
bermula dari Pendidikan surau yang didalamnya mengajarkan membaca dan menghafal Al-
quran saja. Yang dipimpin oleh seorang ustadz atau ulama. Metode pembelajaran yang
diterapkan yaitu metode hafalan..
Berlanjut di Pendidikan Pesantren. Pendidikan Pesantren hingga sekarang masih
sering dijumpai tertama di pulau Jawa. Perkembangan pendidikan surau menjadi Pesantren
tentu menuntut untuk menambah kurikulum yang diajarkannya. Awalnya para ulama hanya
mengajarkan mengaji saja namun semakin banyak yang mendukung maka perlu adanya
perubahan kurikulum , kurikulum adalah suatu proses atau cara dalam program pembelajaran
untuk mencapai tujuan suatu Pendidikan,2
Didalam lembaga Pendidikan Pesantren sangat jarang mengenal dan membahas
tentang kurikulum. Istilah tersebut lebih mudah dipahami dengan sejumlah mata pelajaran,
namun makna sebenarnya dari kurikulum ialah seluruh kegiatan, keterampilan dan
kepribadian yang diajarkan oleh pendidik untuk mempengaruhi peserta didik, kompenen
kurikulum seperti merancang tujuan pembelajaran, melaksanakan strategi, dan evalusai.
Sehingga dapat mewujudkan tujuan pembelajaran didalam lembaga Pendidikan.
Menurut Saylor bersama Alexander didalam bukunya Nasution, mereka mengatakan
“the curriculm is the sum total of school efforts to influence learning. Whather in the
classroom, on the play ground, or out of school”.3 Dengan artian segala usaha yang ditempuh
sekolah untuk merangsang belajar, baik didalam kelas, lingkungan sekolah,ataupun diluar
sekolah. Seharusnya kurikulum didalam Pesantren mengacu kepada teori tersebut sehingga
1Pesantren adalah tempat belajar para santri dan Pondok berarti rumah, kata pondok berasal dari Bahasa
Arab “Funduq” yang artinya hotel atau asrama. Zamaksyar Dhofier, Tadisi Pesantren (Jakarta, LP3ES,1983),18 2 Abdurrachman Mas’ud, Dinamika Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2002), Vii
3Nasution, Asas-Asas Kurikulum.(Jakarta: Bumi Aksara,2001), 5
3
transformasi kurikulum didalam Pesantren dapat diterapkan seperti kegiatan intra dan extra-
kurikuler.
Hal tersebut membutuhkan strategi yang ampuh, peran kiai sangat dibutuhkan dalam
hal tersebut, karena pada mulanya kesuksesan suatu pesantren tergantung oleh pengelolaan
kiai yang mampu mengeksistensikan pondok pesantren sehingga pesantren dapat bertahan
lama dan menimbulkan minat terhadap masyarakat. Tidak sedikit pesantren dapat menerapkan
strategi seperti ini dikarenakan kiayi yang tidak ingin merubah sistem pendidikan sehingga
pesantren tidak bertahan lama.
Faktor penyebab terjadinya transformasi kurikulum pesantren terbagi menjadi dua
yaitu pertama : faktor external yaitu tantangan globalisasi zaman dan modernisasi, dalam hal
ini kiai harus pandai mengkolaborasikan Pendidikan Agama dengan pendidikan umum,
kedua : faktor internal yaitu kurangnya dana untuk pembiayaan, SDM yang tidak memadai,
sarana prasarana yang kurang, dan kurikulum yang kurang updateterhadap sosial dan zaman.4
Sehingga menyebabkan kemusnahan pesantren.
Jenis pesantren di Indonesia dibagi menjadi beberapa macam diantaranya ialah
pesantren klasik yang masih mengajarkan kitab-kitab klasik atau kitab kuning dengan metode
sorogan dan hafalan saja. pesantren ini bisa disebut pesantren salaf. Kedua, pesantren klasik
yang menambahkan ekstrakurikuler dan menyeimbangkan pelajaran umum didalamnya. Jenis
pesantren ini ialah transformasi dari pesantren salaf ke kholaf yang masih belum bisa
meninggalkan ajaran kitab kuningnya.
Keempat, mengembangka keterampilan tapi masih memokokkan ilmu agamnya.
Pesantren ini dapat disebut pesantren kholaf karena didalam pesantren ini tidak lagi
menggunakan kitab kuning sebagai bahan ajarnya dan didalam pesantren ini sudah berbasis
mutu sama halnya di sekolah umum lainya. Dan yang kelima pesantren yang mengasuh
beraneka ragam pendidikan baik formal maupun non formal.
Pesantren tersebut bisa diartikan sebagai pesantren muadalah yaitu pesantren yang
mempunyai hak cipta sendiri, mulai dari kurikulumnya hingga ijazah pesantren tersebut
mempunyai ijazah sendiri dan sudah diakui oleh pemerintah kestaraanya sudah disamakan
dengan ijazah SMP/SMA umum lainya.5 dari beberapa pendapat tersebut bisa disimpulkan
4Majdid Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren (Jakarta: Paramida, 1997), 03
5 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, “Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di Indonesia”,
(Jakarta:Prenada Media, 2004),149
4
bahwa adanya perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan di pesantren yang tentunya
menyangkut kurikulumnya.
Tujuan didirikanya pendidikan pesantren yaitu, membina warga negara agar
berkepribadian muslimin yang haqiqi sesuai dengan ajaran Agama Islam serta menanamkan
kepribadian muslim dan berakhlak mulia di kehidupannya sehingga dapat mencontohkan
prilaku yang diajarkan oleh Rosulullah lewat Pendidikan Agama di pesantrenya dan serta
menjadi orang yang berguna bagi Agama, masyarakat, bangsa dan negara.6
Adapun tujuan khusus yaitu, mendidik santri untuk menjadi seorang muslim yang
bertaqwa kepada Allah, untuk menjadi kader-kader ulama dan mubaligh, menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan dirinya dan bertanggung jawab terhadap bangsa, menjadi
tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan mental spiritual, dan membantu santri
untuk meningkatkan ke sejahteraan sosial masyarakat dan lingkungan dalam rangka
membangun masyarakat dan bangsa.7
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta. Pesantren ini terletak di kampung
Tegalsari kota Surakarta. Mulanya hanyalah masjid/surau tempat untuk ibadah sholat dan
mengaji atau taman pendidikan Quran (TPQ Masjid Tegalsari), materi yang diajarkan hanya
baca tulis Al-quran. Kemudian ulama yang mengajarkanya mempunyai inisiatif untuk
merubah pendidikan surau menjadi pesantren kilat disekitar surau tersebut.
Setelah sukses dengan pesantren kilat, pada tahun 1986 berdirilah pesantren Ta’mirul
serta tambahan kurikulum Aliyah kursus dengan menambahkan kulliyatul mujahiddin. Pada
tahun 1988 pendidikan Aliyah tidak lagi kursus (kalong) tetapi berubah menjadi Aliyah
Formal, hingga tahun 1992 kuliyatul mujahiddin dibubarkan. Setelah tahun 2003 pesantren
merubah nama kurikulumnya menjadi aliyah umum dan kulliyatul mualimin, kurikulum
tersebut sama dengan kurikulum yang ada di Pesantren Gontor. Serta turunya SK tentang
Pesantren Muadalah.8
Akan tetapi dalam panandangan lain tentu akan menjadikan dampak negatif dan
dampak positif yang akan terjadi, selain dari dampak tersebut respon pesantren terhadap
transformasi kurikulum juga dibutuhkan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu perlu adanya
penelitian objektif dan ilmiah yang dilakukan di pesantren terebut.
6 Ahmad Mutohar & Nurul Anam, Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam,(Yogyakarta, Pustaka
Pelajar,2013 ). 188 7 Depag Ri, Pedoman Pondok Pesantren (Jakarta, Drijen Kelembagaan Agama Islam, 1985). 66-67
8 Http//.Takmirulislam.Com, 18/03/2018,20.00
5
Setelah mengetahui latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah: 1.) apa saja Transformasi kurikulum yang ada di Pondok Pesantren
Ta’mirul Islam Surakarta ? 2.) bagaimana Bentuk Transformasi Kurikulum yang ada di
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta?
Tujuan penelitian: Untuk mendeskripsikan transformasi Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
tinjauan kurikulum , dan menetahui faktor penyebab pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
melakukan transformasi dalam tinjauan kurikulumnya.
2. METODE
2.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field Research). Dengan melakukan
penelitian dilapangan atau objek lokasi untuk menyelidiki apa saja yang terjadi di
objek penelitian tersebut.9
2.2 Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif yaitu dengan menyajikan gambaran tentang keadaan atau
perilaku sosial secara rinci dan akurat melalui hasil data deskriptif yang berasal
dari data tertulis atau wawancara lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
yaitu mengenai transformasi kurikulum di pesantren ta’mirul islam surakarta.
2.3 Sumber data
Peneliti menggunakan sumber data untuk diteliti dengan informasi yang didapat
dari objek penelitian melalui wawancara dan data tertulis.
2.4 Subjek penelitian
Penelitian ini ditujukan oleh santri dan guru di pondok pesantren ta’mirul islam
surakarta.
2.5 Metode pengumpulan data
a) Observasi
Yaitu pencatatan suatu obyek serta pengamatan dengan sistemmaita
yang dislidiki. Dalam observasi ini boleh dilakukan sekali dan boleh
berulang kali.10
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
9 Abdurrahman Fathoni, “Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi” (Jakarta: Pt. Rineka
Cipta, 2006). 96 10
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta, Ugm, 2012),69
6
proses kegiatan pembelajaraan atau situasi dan kondisi dalam perubahan
kurikulum di pesantren ta’mirul.
b) Interview atau Wawancara
Suatu proses pertanyaan dan jawaban dari dua orang atau lebih yang
berhadapan langsung, dan dapat mengerti bahasa isyarat, lisan serta gerak
geriknya.11
Dalam wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data-data
tenang perubahan kurikulum apa saja yang ada di pondok pesantren ta’mirul
islam surakarta.
2.6 Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan gambaran
umum tentang pondok pesantren ta’mirul islam tegalsari surakarta, Tentang
kurikulumnya.Metode dokumentsi adalah metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal yang variablenya berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar,
majalah, notulen, dan sebagainya.12
2.7 Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan melalui instrumen maupun non instrumen merupakan hasil
informasi, baik informasi dari kegiatan sendiri atau pengalamanya responden maupun
bukan kegiatan sendiri dari responden yang bersangkutan. 13
Peneliti memperoleh data melalui, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Disini penulis menggunakan alat induktif, yang mana analisis data berupa informasi
yang diperoleh, dan kemudian dikembangkan menjadi hipotesis.14
Peneliti
menganalisis data dengan deskriptif analitik, melalui gambar,kata-kata dan perilaku.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mana tidak menggunakan angka atau
frekuensi.
Dalam menganalisis data perlu merangkai kegiatan kelompok, telaah,
penafsiran atau teori, yang tersetruktur sitematis, dan verifikasi data yang valid untuk
mendapat nilai akademis dan sosial dan ilmia.15
Penelitian ini mendaptkan data melalui observasi, wawancara/interview, dan
dokumentasi. Dan di kembangkan di hipotesis.16
Dalam penelitian ini analisis data
11 Ibid.89
12 Sukandarrumidi & Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta: Ugm Perss
2008),51 13
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta),86 14
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” (Jakarta: Rineka Cipta,
1992),96 15
Sugiono, “Memahami Penelitian Kualitatif” (Bandung: Alfabeta, 2007), 89.
7
digunakan dalam bentuk deskritif analiktik, yang didapat mellui gambar, kdata, dan
prilaku. Yang dirangakai di kualitatif yang membahas dan amemiliki arti yang lebih
luas di bandingkan sekedar angka saja.17
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kurikulum Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta sebelum ada transformasi
kurikulum
Pesantren ta’mirul islam mengalami beberapa perubahan nama dalam sistem pembelajrannya.
Mulai dari pendidikan surau, pesantren kilat atau pesantren nyawal, lalu Kulliyatu
Mujahiddin Al-islamiyah menjadi aliyah formal dengan tambahan kulliyatul mualimin yang
kurikulumnya sama dengan kurikulum gontor, dengan berbasis Pesantren Mu’adalah yang
artinya disetarakan. Dari beberapa perubahan dan pembaharuan nama kurikulum tersebut
tidak menjadikan pesantren ta’mirul islam merubah mata pelajaran yang ada di pesantrennya.
Kulliyatul Mujahiddin yang artinya persemaian pejuang islam makna ini diambil dari kata
bahasa arab jahada-yujahidu yang artinya bersungguh-sungguh, dari nama tersenut sudah
jelas santri yang belajar disitu sangat bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu tanpa
meminta imbalan Ijazah sebagai tanda lulusnya. Terdapat beberapa model pendidikan didalam
kurikulum ini diantaranya yaitu: Model pendidikan jihad di pesantren ta’mirul islam yaitu 1.)
Jaulah2.) Mujahada 3.) Jihad sosial 4.) jihad ekonomi. Didalam kurikulum mujahiddin ini
tidak terdapat rencana perencanaan pembelajaran ,silabus yang formal.
Standar kelulusan dalam kurikulum ini yaitu santri pandai dalam berbahasa arab, dan
cara menguji kemampuan belajar siswa dengan cara mendatangkan orang arab dan para santri
diminta untuk berbincang-bincang dengan menggunakan bahasa arab setelah itu para santri
diminta untuk menceritakan kembali tentang perbincangan mereka dengan menggunakan
bahasa arab.
Adapun materi pembelajaranya yaitu Bahasa Arab, Fiqih, Usul Fiqih, Tarikh, Hadist
dan Aqidah Akhlak. Adapun kurikulum pendidikan kulliyatul mujahiddin ini dibubarkan
ditahun 1992, pesantren yang ada ditengah kota solo ini kemudian mengganti sistem
pembelajarannya dengan kulliyatul mualimin seperti yang akan di jabarkan dibawah ini.
Kurikulum ini termasuk jenis Pessantren Salaf.
16
Ibid.96 17
Ibid. 39
8
3.2 Kurikulum Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta setelah ada transformasi
kurikulum
Kulliyatul mualimin adalah pendidikan 6 tahun yang diselenggarakan di pesantren ta’mirul
pendidikan ini setingkat dengan SMP/MTs dan SMA/MA para santri tidak lagi menjadi santri
kalong, akan tetapi santri tetap tinggal di pondok selama 24 jam. Dan di dalam kurikulum ini
siswa tidak lagi mengikuti Ujian Nasional yang di selenggarakan oleh pemerintah. Jenis
kurikulum ini ialah pesantren Kholaf Adapun materi pembelajaranya sebagai berikut:
Rumpun Mata Pelajaran
Al-quran Al-quran
Tauhid
Bahasa arab Insya
Tamrin
Nahwu
Shorof
Balaghoh
Mutholaah
Mantiq
Dirosah islamiyah Tafsie
Hadis
Fiqih
Usul fiqih
Ulumul hadist
Ulumul quran
Tarikh islam
Dinul islam
Bahasa inggris Englis lesson
Grammar
Pendidikan Tarbiyah
Tarbiyah amaliyah
Filsafat Mahfudhzot
Keahlian Faroidh
Nisa’iyah (putri)
Khot
Imla
Komputer
Exstra kurikulum Kosa kata harian
Pramuka
Untuk menambahkan aktivitas dan exstra kurikulum di pesantren ta’mirul islam
menambahkan fasilitas Organisasi dan gerakan pramuka.
Dalam kurikulum ini sudah terdapat rencana perencanaan pembelajran yang
dinamakan I’dad, Silabus yang sesua standar, serta ijazah yang dibuat sendiri dan
diatandatangani sendiri serta Diakui.
9
Standar kelulusan santri berakhak mulia menjadi pendidik bahasa arab dan Agama
Islam, serta Menguasai Bahasa Arab dengan Benar.
3.3 Faktor terjandinya transformasi kurikulum dipesantren takmirul islam surakarta
Telah terjadi transformasi kurikulum di pesantren ta’mirul islam surakarta pada tahun 2003
menjadi menjdi kulliyatul mualimin, hal tersebut disebabkan bebrapa Faktor yang
menyebabkan penyebab perubahan kurikulum dipesantren ta’mirul yaitu antara lain faktor 1.)
Yaitu adanya perubahan yang dibuat oleh manusia antara lain yaitu transformasi sarana
prasarana dan serta, media masa dan perubahan sosial yang terjadi di sekitar pesantren
ta’mirul islam yaitu banyaknya pendidikan yang menjamur disekitar pesantren tersebut yang
menjadikan pesantren tersebut harus bersaing dengan pendidikan yang lainya. 2.) Dimana
semakin berkembang pemikiran anak. Untuk mewujudkan cita-cita kiai Naharursuru. 3).
Yaitu adanya pemaknaan Mujahiddin dengan terorisme. Dan yang terakhir 4) Transformasi
kurikulum di pesantren Ta’mirul Islam mengakibatkan berubahnya Jenis pesantren dimana
Kurikulum Kulliyatul mujahiddin ialah jenis pesantren salaf kemudian berubah menjadi
Kurikulum kulliyatul Mualimin/at adalah jenis Pesantren Kholaf.
4. PENUTUP
4.1 Bentuk Transformasi Kurikulum Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Kurikulum kulliyatul mujahiddin yaitu sistem pendidikan yang mempunyai lima model
pebelajaran di antaranya yaitu; jaulah, mujahaddah, materi pelajaran, jihad sosial, dan jihad
ekonomi. Jaulah yaitu berdakwah di jalan Allah yang diaplikasikan dengan memakmurkan
masjid, mengajak sholat ke masjid dengan mendatangi satu rumah menuju rumah yang
lain. Mujahaddah di sini dimaknai orang yang bersungguh-sungguh. Di mana para santri
diajarkan bersungguh-sungguh dalam mengamalkan agama dan tidak terlalu fanatik
terhadap dunia. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu Bahasa arab, Fiqih, Usul fiqih,
Aqidah, Hadis, Tarikh, Mustolah Hadis dengan bahan ajar kitab kuning. Kurikulum ini
termasuk satuan pendidikan pesantren salaf. Kemudian bertransformasi menjadi
Kurikulum kulliyatul mualimin. Sesuai dengan namanya, maka titik keunggulan
pendidikan KMI ialah materi keagamaan yang sama dan bertambah dari kurikulum
sebelumnya, namun tidak menghapus materi umum sekolah lainya. Hal ini seperti yang
pernah dicita-citakan oleh K.H. Naharusurur “iso ngaji lan ora kalah karo sekolah negeri”.
Level keunggulan KMI ini bisa disetarakan dengan level pendidikan S1. Hal ini dibuktikan
dalam BAB III mengenai kopetensi lulusan pesantren Ta’mirul yang dituntut untuk bisa
mempraktekkan teori pendidikan yang telah diajarkan. Serta tugas dan pengujian seperti
10
perkuliahan. Serta organisasi yang mendukung sehingga tidak membuat jenuh santri dalam
mondoknya.
4.2 Proses Transformasi Kurikulum Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
a.Faktor psikologis, dalam proses perubahan kurikulum Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Surakarta yaitu mewujudkan cita-cita K.H. Naharusurur yang ingin mendirikan
pesantren Kulliyatul Mualimin dan Mualimat Al-Islamiyah.
b. Faktor sosiologis yaitu tentang tantangan zaman di mana pendidikan dan kurikulum
harus perbaiki demi mewujudkan cita-cita santri.
c. Faktor filosofis, adanya pandangan lain mengenai pemaknaan Mujahiddin.
d. Faktor organisasi, terjadinya perubahan organisasi pesantren salaf ke pesantren kholaf.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mutohar & Nurul Anam. Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam.(Yogyakarta,
Pustaka Pelajar,2013)
Bahar, Agus S. Transformasional Leadership. (Jakarta: Raja Grafindo Prasada, 2013)
Dakir H. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2004)
Depag Ri. Pedoman Pondok Pesantren (Jakarta, Drijen Kelembagaan Agama Islam, 1985)
DEPDIKBUD. Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta: Balai Pustaka,2002)
Djamaluddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Bandung: Cv. Pusaka Setia, 1999)
Firdaus. Skripsi. Pelaksanaan Kurikulum Di Pondok Pesantren Khusus Pengkaderan Da’i
Takwinul Muballighin Yogyakarta”.(Digilib.Uin-Suka.Ac.Id 2018)
Haidar, Putra. Pendidikan Islam. “Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di
Indonesia”.(Jakarta:Prenada Media, 2004)
Http//.Pma_03_12.Pdf-Adobe Reade.
Http//. Lghv1404288771.Pdf-Adobe Reade.
Http//.Pma-18-Tahun-2014(1).Pdf(Scured).Adobe Reade.
Http//.Takmirulislam.Com
Joko, Subagyo. Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta)
Khaeruddin, dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jogjakarta: pilar media, 2007 )
Majdid, Nurcholis. Bilik-Bilik Pesantren. (Jakarta: Paramida, 1997).
Mas’ud, Abdurrachman. 2002,Dinamika Pesantren. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Mulyasa. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Nasution. Asas-Asas Kurikulum.(Jakarta: Bumi Aksara,2001).
Nurrudin. Jurnal,”Transformasi Sistem Pendidikan Pesantren”, (Fenomena, Vol. 13, No. 2
Oktober 2014)
Rahmad, Raharjo. Jurnal. Kurikulum Pesantren Salafi Dan Kholafi, (Pps.Iainuruljadid.Ac.Id
2017)
Ridlwan, Nasir. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren Ditengah
Arus Perubahan, (Yogyakarta, Pusaka Pelajar,2005)
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian, (Yogyakarta, Ugm, 2012)
Sukandarrumidi & Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta:
Ugm Perss 2008)
Soryono, Soekamto. Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafndo Persada 1997)
Syamsu, Rizal. Jurnal. “Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendidikan Pesantren,
Dari Pola Tradisi Ke Pola Modern”.( Jurnal.Upi.Edu Vol. 9 No. 2-2011 )
11
Suharsimi, Arikunto. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992)
Sugiono. “Memahami Penelitian Kualitatif” (Bandung: Alfabeta, 2007)
Zamaksahari Dhofier. Tradisi Pesantren, (LP3S, Jakarta, 1982)