Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan...

88
halo NTERNIS dedikasi Tanpa batas PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA Edisi XXVI, Maret 2017

Transcript of Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan...

Page 1: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

halo NTERNIS

dedikasiTanpa batas

PERHIMPUNANDOKTER SPESIALISPENYAKIT DALAM

INDONESIA

Edisi XXVI, Maret 2017

Page 2: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit
Page 3: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SALAM REDAKSI

3Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

haloINTERNIS

PERHIMPUNANDOKTER SPESIALISPENYAKIT DALAM

INDONESIA

Redaksi menerima masukan dari sejawat, baik berupa kritik, saran, kiriman naskah/artikel dan foto-foto kegiatan PAPDI di cabang, yang dapat dikirimkan ke:

REDAKSI HALO INTERNISSEKRETARIAT PB PAPDIJl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430Telp. 021-31928025, 31928026 Fax: 021-31928028, 31928027SMS: 085695785909Email: [email protected]: www.pbpapdi.org

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab:Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP

Pemimpin Redaksi:dr. Nadia A. Mulansari, SpPD, K-HOM,

FINASIM

Bidang Materi dan Editing:dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM

dr. Arif Mansjoer, SpPD, FINASIM, KIC, MEpid dr. Elizabeth Merry Wintery, SpPD, FINASIM

Tim Pendukung:Faizah Fauzan El.M, SPi, MSi, Ari Utari, S. Kom,

M. Nawawi, SE, M. Giavani Budianto

Koresponden PAPDI:Cabang Jakarta Raya, Cabang Jawa Barat,

Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumatera Utara, Cabang Semarang, Cabang Sumatera Barat, Cabang Sulawesi Utara, Cabang Sumatera Selatan, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara,

Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi Aceh, Cabang Kalimantan Selatan Tengah, Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten,

Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi,

Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang

Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang

Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara

Sekretariat PB PAPDI:Muhammad Muchtar, Husni Amri,

Oke Fitia, Dilla Fitria, Normalita Sari, Yunus, Supandi

Alamat:

PB PAPDI

Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430Telp. 021-31928025, 31928026, Fax: 021-31928028, 31928027

SMS: 085695785909Email: [email protected]: www.pbpapdi.org

Sejawat nan terhormat,

Tahun 2017 baru memasuki bulan yang ketiga, namun sudah banyak peristiwa yang mengemuka di ruang publik terkait dunia kesehatan. Salah

satu yang penting adalah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tetang Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS). Perpres ini menyatakan setiap setiap dokter spesialis lulusan pendidikan prefesi program dokter spesialis dari perguruan tinggi di dalam negeri dan perguruan tinggi luar negeri wajib mengikuti Wajib Kerja Dokter Spesialis.

Kebijakan ini dikeluarkan untuk mengatasi masalah distribusi dokter spesialis yang masih tidak merata di Indonesia, terutama di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan. Pada tahap awal ada 5 bidang spesialis yang diberangkatkan, salah satunya spesialis penyakit dalam. PB PAPDI menyambut baik program WKDS ini karena bersesuaian dengan Rencana Strategi PB PAPDI yang sudah memetakan distribusi internis di seluruh Indonesia sebelum kebijakan tentang WKDS

dikeluarkan. tentunya dukungan Redaksi mengupas program WKDS ini dalam sajian Berita Utama.

Selain itu, pada Rubrik Fokus dibahas tentang kasus inspeksi mendadak alias sidak yang dilakukan Gubernur Jambi, Zumi Zola, di RSUD Raden Mattaher Jambi pada minggu ketiga Januari 2017. Kasus ini mengundang perhatian banyak pihak dan menimbulkan polemik di masyarakat.

Pada Rubrik Sorot, Redaksi membahas tentang “Akreditasi A Program Studi Ilmu Penyakit Dalam” yang sangat penting untuk diwujudkan. Masih di Rubrik Sorot, dimuat profil Prof. Dr. dr. Karnen G. Bratawidjaja, SpPD, K-AI, FINASIM, yang hampir berusia 87 tahun namun masih aktif berpraktik sebagai internis. Juga, ada pembahasan tentang pseudoscience di bidang pengobatan penyakit jantung.

Pada Rubrik Kabar PAPDI, kami hadirkan liputan tentang PIN PAPDI XIV di Jakarta yang diselenggarakan bersamaan dengan pertemuan AFIM, ACP (SEA) Tahun 2016.

Informasi ringan juga kami hadirkan seputar lokasi wisata yang favorit untuk dikunjungi di akhir pekan atau saat libur panjang. Namanya Pantai Pulau Merah, berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur. Pemandangan pantainya sudah tersohor ke mancanegara. Amat sayang, bilang orang Indonesia sendiri melewatkan keindahannya.

Tak lupa, tersaji pula agenda kegiatan ilmiah seputar bidang ilmu penyakit dalam di tahun 2017 yang bisa sejawat ikuti. Semoga bermanfaat adanya.

Akhir kata, selamat membaca.

Page 4: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

DAFTAR ISI

4 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Hal. 8DEDIKASI TANPA BATAS

Hal. 42TETAP SEHAT PASCAPILKADA SERENTAK

Hal. 30SADAR HIPERTENSIMENUJU INDONESIA SEHAT

Hal. 7-14 BERITA UTAMA• Dedikasi Tanpa Batas• Mengharapkan Dukungan Daerah• Wawancara - Ketua Umum PAPDI

Hal. 15-28 FOKUS• Antara Fakta dan Praduga• Tak Ada SOP yang Dilanggar• Yang Penting Follow Up Pasca Sidak• Yang Tersudut Yang Merajut

Hal. 29-52 SOROT• Akreditasi A Dalam Genggaman• Kejadian Tidak Diinginkan Pada Pemberian Obat Malaria• Risiko Facial Palsy Dibalik Obat Penginterferon Alfa-2a• Vaksin Penangkal Dengue• Problematika Kaum Octogenarian• Mencermati Pseudoscience Pengobatan Jantung

Hal 47-49SOSOK• Prof (Emeritus). DR. Dr. Karnen G. Bratawidjaja, SpPD,

K-AI, FINASIM, FAAAAI

Hal. 53-62 KABAR PAPDI• PIN XIV PB PAPDI,

Mendorong Internis Terlatih dan Mumpuni

Page 5: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

DAFTAR ISI

5Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Hal. 47 SOSOK

Hal. 72 INFO CABANG

Hal. 78JALAN - JALAN

• Kesan dan Pesan Peserta• Penganugerahan Gelar FINASIM 2016

Hal. 63-76INFO CABANG• Jambi “Darurat” Konsultan Internis • Aksi Kemanusiaan PAPDI Di Tanah Rencong• Bantuan Medis Banjir Bandang Bima• Pendidikan Dokter Berkelanjutan (PKB) VIII – PAPDI

Makassar 2016• PIT PAPDI KALTIM – KALTARA 2017• Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang

Hal. 75OBITUARI• Dr. Achmad Dachlan, SpPD, K-Psi, FINASIM Pribadi yang

Bersahaja dan Sederhana

Hal. 76AGENDA

Hal. 77-86JEDA• Menikmati Senja di Pantai Pulau Merah• Tenun Nusantara Merambah Dunia• Humor

Page 6: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

ProfesionalAmanah

PeduliDedikasi

Integritas

SEKRETARIAT PB PAPDIJl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta

Pusat 10430Telp. 021-31928025, 31928026,

Fax Direct: 021-31928028, 31928027SMS: 085695785909

Email: [email protected]: www.pbpapdi.org

TATA NILAI PAPDI

Page 7: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

7Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

BERITA UTAMA

Page 8: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

BERITA UTAMA

8 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

DEDIKASI TANPA BATAS

Seorang dokter sejatinya telah menyiapkan diri mempersembahkan hidupnya untuk

melayani masyarakat, kapanpun dan dimanapun ia berada dan ditugaskan. Dedikasi yang seakan tanpa batas ini

sedikit banyaknya tergambarkan dalam program Wajib Kerja Dokter Spesialis

(WKDS) yang mulai digulirkan pemerintah pada awal tahun 2017.

Selamat bertugas sejawat peserta WKDS. Pengabdian sejawat sekalian menjadi

solusi bagi persoalan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas yang

selama ini dinantikan masyarakat di pelosok daerah Indonesia.

Page 9: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

BERITA UTAMA

9Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Selasa 28 Februari 2017, dalam suasana khidmat di Birawa Assembly Hall Bidakara Jakarta, lima orang dokter spesialis maju ke atas panggung. Mereka

mewakili rekan-rekannya menerima stetoskop dari Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) sebagai simbolis dilepas secara resmi untuk berangkat ke berbagai pelosok Indonesia guna menunaikan tugas Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS). Proses pelepasan dokter spesialis peserta WKDS tahap pertama ini disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Kelima dokter spesialis tersebut adalah: dr. Dwi Indah Cahyani, SpA (ditempatkan di RSUD Kota Madiun, Jawa Timur), dr.

Hendra Hendrizal, Sp B (ditempatkan RSUD Arosuka Solok, Sumatera Barat), dr. Bram Mustiko Utomo, SpOG (ditempatkan RSUD H. Andi Abdurahman Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan), dr. Prasetyo Kirmawanto, SpPD (ditempatkan di RSUD Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara), dan dr. Nur Hajria Brahmi, SpAn (ditempatkan di RSUD Datu Sanggul Rantau Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan). Mereka bersama 66 rekannya siap menjalankan amanah mengabdi di daerah-daerah yang sudah ditetapkan.

Kehadiran Presiden RI dalam peluncuran atau pelepasan peserta WKDS tahap pertama ini menunjukkan bahwa Pemerintah Pusat memang serius dan punya perhatian besar untuk mengatasi masalah

ketersediaan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di tanah air. Salah satu pokok persoalan yang dihadapi selama ini adalah minimnya tenaga dokter spesialis di daerah-daerah. Bahkan ada kabupaten yang sama sekali belum memiliki dokter spesialis, sementara masyarakat sangat membutuhkan kehadiran mereka. Boleh jadi jumlah dokter spesialis di Indonesia sudah cukup banyak, namun tidak terdistribusi dengan merata. Keberadaan dokter spesialis ini terkonsentrasi di kota-kota besar di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis pada tangal 12 Januari 2017 sebagai solusi untuk mengatasi persoalan minimnya

foto: http://transsulawesi.com Seorang dokter sedang memberikan pelayanan kesehatan kepada warga didaerah terpencil.

Page 10: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

BERITA UTAMA

10 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

tenaga kesehatan spesialistik di daerah-daerah, terutama di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Boleh dibilang program WKDS ini merupakan bagian dari perwujudan 9 Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yang dicanangkan pemerintah. Khususnya perwujudan dari agenda ke 5 yang berbunyi: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang di antaranya diupayakan melalui aspek kesehatan.

LINGKUP NASIONAL

Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP yang sekaligus anggota Komite Penempatan Dokter Spesialis (KPDS) masa bakti tahun 2016 – 2019, mengatakan program Wajib Kerja Dokter Spesialis ini merupakan yang pertama dilaksanakan di Indonesia. Sebelumnya memang pernah ada program pengabdian ke daerah yang dikenal dengan istilah “dokter Inpres” atau dokter pegawai tidak tetap (PTT), namun diperuntukkan bagi kalangan dokter umum.

“Kalau untuk dokter spesialis baru (WKDS) yang pertama kali. Yang agak mirip dengan WKDS adalah program tugas belajar (tubel). Dokter umum dikirim oleh Pemerintah Daerah untuk mengambil pendidikan spesialis. Setelah menamatkan pendidikan mereka diharuskan kembali mengabdi ke daerah asalnya karena Pemda yang membiayai pendidikan mereka. Tetapi tidak semua Pemda melaksanakan program tugas belajar. Kalau program yang ini (WKDS) beda. Ini sifatnya nasional,” terang Idrus.

Anggota Komite Penempatan Dokter Spesialis dr. Sumariyono, SpPD, K-R, FINASIM mengungkapkan tujuan WKDS pada intinya adalah untuk memenuhi kebutuhan minimal dan pemerataan dokter spesialis di rumah sakit. Sebagai contoh, standar minimal jumlah dokter spesialis penyakit dalam (SpPD) di rumah sakit sesuai Permenkes nomor 56 Tahun 2014 adalah:

• Rumah Sakit Tipe A, minimal 6 orang SpPD

• Rumah Sakit Tipe B, minimal 3 orang SpPD

• Rumah Sakit Tipe C, minimal 2 orang SpPD

• Rumah Sakit Tipe D, minimal 1 orang SpPD

Pada kenyataannya masih banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar minimum jumlah dokter spesialis. Kalau pun terpenuhi, seringkali standar minimum ini belum mencukupi kebutuhan ideal pelayanan rumah sakit. “Idealnya disesuaikan dengan beban kerja di masing-masing rumah sakit. Ada rumah sakit tipe C, tetapi beban pelayanannya tinggi, maka mungkin tidak cukup hanya 2 orang SpPD,” tutur Sumariyono.

Beban kerja rumah sakit dipengaruhi oleh jumlah penduduk di lingkungan sekitarnya. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tanggal 31 Desember 2015 telah mengeluarkan data rasio jumlah dokter spesialis per 100.000 penduduk, yang kemudian secara terang benderang memperlihatkan kondisi distribusi dokter spesialis yang tidak merata. KKI mencatatkan target rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk pada tahun 2015 adalah 10,2. Adapun pencapaiannya secara nasional adalah 12,2. Namun bila dilihat per provinsi, angka rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk sangat tidak seimbang. Untuk DKI Jakarta, angka rasionya sangat tinggi mencapai 66,8. Disusul oleh Provinsi DI Yogyakarta sebesar 36,7, kemudian Bali dengan angka rasio 26,4.

Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya 11 provinsi yang angka rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk yang mencapai angka di atas target 10,2. Sisanya di bawah itu. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapatkan nilai rasio terendah 2,3. Di atasnya Sulawesi Barat dengan nilai rasio sebesar 2,9 dan Maluku Utara 3,4.

Inilah yang menjadi dasar kuat bagi pemerintah untuk menerapkan program WKDS. Semangat untuk meningkatkan dan memeratakan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia mengalahkan segala tantangan dan kendala yang menghadang. Sebagaimana diingatkan oleh Menkes pada momen pelepasan peserta WKDS tahap pertama, bahwa yang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah, jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

PANGGILAN TUGAS

Pada tahap awal penempatan Wajib Kerja Dokter Spesialis diprioritaskan bagi lulusan pendidikan 5 program pendidikan spesialis, terdiri dari bidang spesialis empat dasar yaitu program Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Spesialis Bedah ditambah dengan Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.

Para peserta WKDS ditempatkan di rumah sakit seluruh Indonesia, diprioritaskan pada rumah sakit daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK), rumah sakit rujukan regional, dan rumah sakit rujukan provinsi. Analisa data Rekapitulasi Kekurangan Dokter Spesialis 4 Dasar dan Anestesi Tahun 2017 diketahui sebanyak 937 rumah sakit di Indonesia kekurangan tenaga dokter spesialis 4 dasar dan anestesi. Masing-masingnya dengan jumlah kebutuhan yang beragam. Program WKDS direncanakan terus bergulir setiap tahunnya. Bila dengan program WKDS kebutuhan dokter spesialis di rumah sakit-

Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP

Tujuan WKDS pada intinya adalah untuk memenuhi kebutuhan minimal dan pemerataan dokter spesialis di rumah sakit.

Page 11: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

BERITA UTAMA

11Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, pada lembar lampiran Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Kesehatan pada urusan Nomor 2 Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan: Pemerintah Pusat melakukan penetapan penempatan dokter spesialis dan dokter gigi bagi daerah yang tidak mampu dan tidak diminati.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, asal 28 ayat 1: dalam keadaan tertentu pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada tenaga kesehatan yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi untuk

melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis, pasal 7 ayat 1: setiap dokter spesialis lulusan pendidikan profesi program dokter spesialis dari perguruan tinggi di dalam negeri dan perguruan tinggi di luar negeri wajib mengikuti Wajib Kerja Dokter Spesialis.

Sumber:

Makalah Wajib Kerja Dokter Spesialis, disampaian oleh Usman Sumantri Kepala PPSDM Kesehatan dalam temu Media, tanggal 3 Februari 2017.

DASAR HUKUM WKDS

KRITERIA RUMAH SAKIT

JUMLAH RUMAH

SAKIT

KEKURANGAN DOKTER SPESIALIS

Sp. Anak Sp. Obstetri Ginekologi

Sp. Penyakit Dalam Sp. Bedah Sp. Anestesi

RS Daerah Perbatasan 19 13 13 15 13 7

RS Rujukan Regional 110 74 61 63 100 61

RS Rujukan Provinsi 20 36 33 33 59 12

RS Rujukan Nasional 14 2 0 7 9 1

RS Kelas C (Pemda) 270 144 107 106 137 39

RS Kelas D (Pemda) 130 46 41 46 61 0

RS Kelas A dan B 143 41 19 34 76 34

RS TNI-POLRI 167 78 62 61 61 10

RS BUMN 64 26 19 23 30 8

TOTAL 937 460 355 388 546 172

Sumber:

Makalah Wajib Kerja Dokter Spesialis, disampaikan oleh Usman Sumantri Kepala PPSDM Kesehatan dalam temu Media, tanggal 3 Februari 2017. (Berdasarkan dara RS Online, 10 Januari 2017, menggunakan Standar PK 56/2014 (RSU) dan 340/2014 tentang Klasifikasi RS (RSK).

rumah sakit prioritas ini sudah terpenuhi, maka penempatan peserta selanjutnya akan dilakukan di Rumah Sakit Pemerintah Pusat atau Rumah Sakit Pemerintah Daerah lainnya sesuai perencanaan kebutuhan.

Menurut Idrus, bagi peserta WKDS mandiri yang menjalankan pendidikan dengan biaya swadana, masa tugas di daerah selama 1 tahun. Bagi peserta WKDS yang menerima beasiswa atau menerima bantuan dana pendidikan, masa tugasnya disesuaikan dengan kententuan peraturan yang sudah ditetapkan. Sekitar tiga bulan sebelum masa tugas peserta WKDS berakhir, sudah disiapkan calon penggantinya. Dengan begitu, program WKDS akan terus bergulir.

WKDS adalah panggilan tugas dan sebuah kehormatan dari negara bagi para dokter spesialis muda. Sumariyono yang merupakan wakil dari Kolegium Ilmu Penyakit Dalam untuk Komite Penempatan Dokter Spesialis dalam pelaksanaan program WKDS menghimbau para lulusan PPDS, khususnya para internis yang baru lulus untuk menjalani program ini dengan semangat pengabdian. “Mari kita ikut berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi Warga Negara Indonesia, terutama di daerah yang masih sangat kekurangan dokter spesialis. Keberadaan kita sebagai dokter spesialis penyakit dalam sangat dibutuhkan oleh mereka. Melaksanakan WKDS adalah ibadah untuk menolong dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk bangsa,” himbau Sumariyono bagi semua peserta maupun calon peserta WKDS.halo

INTERNIS

Bila dengan program WKDS kebutuhan dokter spesialis di rumah sakit-rumah sakit prioritas ini sudah terpenuhi, maka penempatan peserta selanjutnya akan dilakukan di Rumah Sakit Pemerintah Pusat atau Rumah Sakit Pemerintah Daerah lainnya sesuai perencanaan kebutuhan.

dr. Sumariyono, SpPD, K-R, FINASIM

REKAPITULASI KEKURANGAN DOKTER SPESIALIS 4 DASAR & ANESTESI TAHUN 2017

Page 12: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

BERITA UTAMA

12 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Untuk melaksanakan program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS), pemerintah membentuk Komite Penempatan Dokter Spesialis

(KPDS) yang terdiri dari 21 anggota. KPDS dikukuhkan oleh Menteri Kesehatan Prod. Dr. dr. Nila Djuwita F Moelek, SpM (K) pada tanggal 6 Februari 2016 di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta untuk masa tugas tahun 2016 – 2019.

KPDS berfungsi menyusun perencanaan pemerataan dokter spesialis; menyiapkan wahana untuk kesiapan Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS); memberikan masukan dalam menyusun rencana tahunan; membantu pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan WKDS; serta

MENGHARAPKAN DUKUNGAN DAERAHPendanaan dari Pemerintah Pusat terbatas. Pemerintah Daerah dihimbau untuk mendukung pelaksanaan WKDS di daerah masing-masing.

melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan WKDS.

Keanggotaan KPDS mewakili unsur Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Dalam Negeri, Organisasi Profesi dan Kolegium, Konsil Kedokteran Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan, Ikatan Dokter Indonesia, Asosiasi perumahsakitan dan Badan Pengawas Rumah Sakit. Dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) diwakili oleh Ketua Umum PB PAPDI Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. Sedangkan dari Kolegium Ilmu Penyakit Dalam diwakili oleh dr. Sumariyono, SpPD, K-R, FINASIM.

Menurut Idrus, ada mekanisme yang harus dijalani dalam menempatan peserta WKDS di daerah. Mmekanisme ini diawali dengan permintaan atau usulan dari daerah kepada Kementerian Kesehatan bahwa rumah sakit di wilayahnya membutuhkan tenaga dokter spesialis. Usulan ini dianalisa oleh tim pusat, kemudian dilakukan visitasi untuk melihat kondisi di lapangan, apakah rumah sakit yang dimaksud benar membutuhkan dokter spesialis.

Saat melakukan visitasi ke rumah sakit, tim visitasi juga melihat kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan spesialistik. Misalkan untuk pelayanan spesialis penyakit dalam dibutuhkan sarana pemeriksaan foto rontgen, peralatan ultrasonografi, dan laboratorium. “Bagaimana internis akan bekerja, menentukan diagnosa kolesterol tinggi atau diabetes bila tidak ada dukungan laboratorium,” kata Idrus.

Pelepasan Peserta WKDS oleh Menteri Kesehatan RI.

Page 13: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

BERITA UTAMA

13Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

mengajukan dan kemudian ada tim dari kemenkes dan perhimpunan untuk melakukan visitasi. Pada visitasi ini akan dilihat apakah benar rumah sakit tersebut membutuhkan spesialis. Dari segi sarananya apa sudah tersedia. Misalnya dokter penyakit dalam, ya mesti ada fasilitas X- ray. Ada sarana laboratorium. Begitu juga fasilitas rumah untuk dokter. Kalau sampai fasilitas belum tersedia, ya jangan. Kalau perhimpunan tidak acc, ya tidak jadi. Jadi bagus juga karena pemerintah minta masukan dari kita,” tutur Idrus.

Selain pengadaan sarana prasarana pelayanan kesehatan spesialistik dan fasilitas pribadi, para peserta WKDS juga mendapatkan insentif dari Pemerintah Pusat yang jumlahnya berkisar antara Rp22 - 30 juta per bulan, tergantung pada wilayah yang ditempati. Insentif Rp30 juta diberikan untuk mereka yang bertugas di daerah terpencil dan perbatasan. Insentif tersebut sebetulnya belum mememadai untuk kebutuhan seorang spesialis, karenanya menurut Idrus, Pemerintah Pusat menghimbau Pemerintah Daerah untuk memberikan insentif tambahan bagi dokter spesialis yang bertugas di di wilayah. Besarnya insentif tambahan ini disesuaikan

dengan kesanggupan daerah masing-masing.

ANGKATAN PERTAMA

Pada tahun 2016, sebanyak 114 rumah sakit dari 113 kabupaten/kota di 29 provinsi mengusulkan penempatan dokter spesialis. Dari usulan tersebut sebanyak 121 rumah sakit mendapatkan visitasi. Hasilnya, hanya 90 rumah sakit di 85 kabupaten/kota dari 27 provinsi yang direkomendasikan siap menerima peserta WKDS. Secara simultan akan terus dilakukan visitasi bagi rumah sakit-rumah sakit yang baru mengusulkan.

Pada pelaksanaan tahun 2017, target peserta WKDS sebanyak 1.000 – 1.250 dokter spesialis. Penugasan ke lokasi penempatan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan jumah kelulusan dari pendidikan profesi program dokter spesialis, sehingga tidak ada waktu tunggu bagi lulusan yang akan melaksanakan WKDS.

Program WKDS berlaku wajib bagi dokter spesialis yang lulus setelah tanggal 12 Januari 2017. Bila tidak bersedia, konsekuensinya tidak akan mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) yang menjadi syarat untuk mendapatkan izin praktik. Menurut Idrus, peserta WKDS akan mendapatkan satu STR. Dengan kata lain, mereka hanya diperkenankan berpraktik di rumah sakit tempat ditugaskan.

“STR kan sebenarnya 3. Tetapi supaya mereka fokus mengabdi, hanya di kasih 1 STR, yaitu di rumah sakit itu. Jadi kalaupun mau praktik sore, ya harus di situ saja,” terang Idrus yang juga menjelaskan selepas menjalani WKDS ini para dokter spesialis bisa mendapatkan 3 STR.

Idrus mengatakan, pada pemberangkatan WKDS angkatan pertama dan gelombang pertama tahun 2017 yang direncanakan berangkat akhir Maret ini, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam mengirim 18 internis. Menyusul gelombang berikutnya 11 internis.

Secara keseluruhan, menurut Sumariyono, pada tahun 2017diprediksikan lulusan Ilmu Penyakit Dalam sebanyak 310 orang. Jelas, semua dari mereka akan menjadi peserta WKDS. “Mari kita ikut WKDS,” ujar Sumariyono. halo

INTERNIS

Penyediaan sarana dan prasaran dokter spesialis ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang bersangkutan. Termasuk menyediakan fasilitas seperti tempat tinggal, jaminan keamanan, dan kendaraan bila memungkinkan bagi dokter yang bertugas. Bila semua kelengkapan sudah tersedia, tim visitasi akan memberikan rekomendasi bahwa rumah sakit yang ajukan sudah memenuhi kriteria untuk menerima peserta WKDS. Dalam hal ini, perhimpunan profesi dokter spesialis dilibatkan dalam visitasi, dan menjadi penentu dalam memberikan rekomendasi apakah sebuah rumah sakit layak menerima peserta WKDS.

Di sisi lain, institusi pendidikan dokter spesialis melapokan jumlah lulusan berserta sumber pendanaan pendidikan. Kemudian kolegium akan mengirimkan nama-nama calon peserta WKDS, untuk ditetapkan peserta WKDS. Pada saat yang ditentukan mereka di kirim ke rumah sakit-rumah sakit daerah yang sudah ditetapkann pula untuk menerima dokter spesialis.

“Program ini sifatnya tergantung permintaan dari kabupaten dan provinsi. Kalau ada kabupaten butuh, mereka

MEKANISME PELAKSANAAN WKDS

Daerah Mengusulkan

kepada Kemenkes

Analisa Usulan

Visitasi Rumah Sakit oleh Tim (Pusat,

Dinkes Provinsi, dan Organisasi Profesi

Cabang)

Rekomendasi Hasil Visitasi

Penetapan Lokasi Rumah Sakit

Kolegium Mengirimkan Calon Peserta WKDS

Institusi Pendidikan Melaporkan

Jumlah Kelulusan beserta Sumber Pendanaan

Penetapan Peserta

Penempatan Peserta WKDS

Sumber: Makalah Wajib Kerja Dokter Spesialis, disampaian oleh Usman Sumantri Kepala PPSDM Kesehatan dalam temu Media, tanggal 3 Februari 2017

Analisis Usulan

Page 14: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

WAWANCARA

14 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) mendukung program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) dan turut menjadi bagian dalam menyukseskan program ini. HALO INTERNIS berbincang-bincang dengan Ketua Umum PB PAPDI Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP terkait pelaksanaan WKDS tahap pertama pada tanggal 15 Maret 2016 di Jakarta. Berikut petikannya.

Bagaimana PAPDI memandang program WKDS ini dari sisi profesi dan perhimpunan?Saya kira ini tujuannya sangat baik. Dan jauh

masalah keamanan. Insentifnya benar ga sih. Jangan-jangan insentifnya tidak keluar setelah mereka bekerja satu tahun. Tetapi kemarin saya lihat, dikirim melalui grup WhatsApp WKDS, keputusan Ibu Sri Mulyani bahwa mereka yang akan dikirim ke daerah kepulauan dan perbatasan akan mendapatkan insentif yang layak. Mudah-mudahan ini serius.

Apa saja hak para peserta WKDS yang harus dipenuhi pemerintah? Pertama, kesejahteraan mereka harus terpenuhi. Ada rumah, tempat tinggal yang baik. Ada jaminan keamanan. Kerja kan harus aman. Harus ada juga uang insentif. Ini tergantung dari daerahnya, terpencil atau tidak. Kalau daerah terpencil, insentifnya sekitar Rp30 juta (per bulan). Yang tidak terpencil sekitar Rp22 juta. Disamping itu ada juga insentif dari Pemda. Tapi itu kan tidak fixed. Tergantung dari kemampuan Pemda-nya dan juga dari pelayanannya

Apakah insentif ini sudah mencukupi bagi dokter spesialis?Sebenarnya kita dari perhimpunan kita mengusulkan insentif Rp60 juta (per bulan). Tetapi saat ini pemerintah sepertinya sedang ada keterbatasan dana. Jadi mungkin itu (Rp22- 30 juta) yang dari insentif pusat, nanti dari pemdanya dihimbau (memberikan tambahan insentif). Makanya dari Kementerian Kesehatan ada rencana mengadakan pertemuan dengan bupati dan walikota seluruh Indonesia untuk minta dukungan.

Menurut Anda, apa manfaat program wajib kerja ini bagi pribadi peserta WKDS?Saya kira ini sebuah pengalaman. Tidak ada yang sia-sia. Paling tidak memberi kematangan dan leadership. Kita bisa lihat dokter yang menjalani PTT dengan yang tidak PTT. Biasanya yang ikut PTT dalam meghadapi pasien lebih humble, lebih bisa berempati karena dia sudah terbiasa membaur dengan masyarakat. Di daerah kita bukan hanya praktik, kita bersosialisasi. Jadi lebih matang. Yang langsung spesialis, tidak PTT, biasanya masuk ke pelayanan kurang bisa berhubungan dengan pasien. Mungkin ia pintar, tapi biasanya kurang matang. Tetap ada manfaatnya. Kita mendukung. halo

INTERNIS

Kesejahteraan Peserta WKDS Harus Terpenuhi

Ketua Umum PB PAPDI Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP

sebelum ini PAPDI sudah membuat mapping seperti ini. Kita itu membuat tim adhoc untuk membuat mapping guna melihat kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam di daerah-daerah. Memang sebarannya belum merata, seperti Papua, Maluku Utara, Sulawesi Tengah. Ada beberapa daerah yang memang belum terjangkau spesialis penyakit dalam.

Bagaimana tanggapan para lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) terkait WKDS ini?Sebenarnya ada sebagian yang ragu. Misalnya terkait insentif dan sarana prasarana. Tetapi kalau kita lihat komitmen

pemerintah dan apa yang sudah dikerjakan, kelihatannya serius.

Karena ini kan sebagai salah satu program Nawa Cita-nya Pak Jokowi yang harus berhasil. Kemarin setelah

peresmian WKDS oleh Pak Jokowi waktu Rakerkesnas di Bikadara (26 Februari – 1 Maret 2017),

ada breafing untuk dokter-dokter yang akan berangkat. Sebagian

menanyakan

Page 15: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

15Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

fokus

foto http://treasurepursuits.com

Page 16: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

16 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Keheningan tengah malam yang menyelimuti kawasan RSUD Raden Mattaher Kota Jambi pada tanggal 20 Januari 2017, terkoyak

dengan kegaduhan yang terjadi di ruang perawatan bedah. Gubernur Jambi, Zumi Zola, yang tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah sakit nomor satu di wilayah Provinsi Jambi itu, marah besar melihat fakta yang ditemuinya.

Sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Gubernur Zola ditemani Plt Direktur Utama RSUD Raden Mattaher, drg. Iwan Hendrawan disertai awak media berkeliling meninjau RSUD Raden Mattaher. Begitu memasuki gedung perawatan bedah, sang Gubernur marah. Ia mendapati pos jaga perawat (nurses station) kosong, tidak ada yang menjaga. Gubernur Zola mencari mereka sampai ke ruang perawat yang tertutup rapat. Diintip dari dari kaca dipintu, ruangan itu gelap. Plt Dirut RSUD Raden Mattaher membuka pintu, lalu masuk. Saat lampu dinyalakan terlihat para petugas sedang tidur. Langsung saja, dengan suara keras Gubernur Zola menyuruh mereka bangun. “Bangun! Bangun! Keluar!!” teriaknya. Tidak sekadar marah, media mengabarkan Gubernur Zola juga meluapkan kemarahannya dengan menendang kursi dan tempat sampah yang terletak di depan ruang perawat.

Para perawat yang tertidur tadi bergegas keluar menempati nurses station. Dengan berapi-api, Gubernur Zola mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya kepada mereka. Sampai ia menginstruksikan Plt Dirut Rumah Sakit untuk memberikan SP3 atau Surat Peringatan Terakhir. Peristiwa ini disaksikan pula oleh warga masyarakat yang menunggui keluarganya yang tengah mejalani rawat inap.

Dalam sekelebat, video aksi “ngamuk” tengah malam Gubernur Zola di RSUD Raden Mattaher ini tersiar ke media massa mainstream maupun media sosial, dan menjadi viral menyebar ke seantero Indonesia. Muncul beragam tanggapan. Sudah pasti ada yang pro dan kontra. Banyak yang menyentil dengan mengatakan sidak tersebut bagian dari upaya pencitraan diri Gubernur. Di sisi lain, tidak sedikit pula yang memujinya, dan memberi ancungan jempol.

Masyarakat terbelah dalam menyikapi kasus sidak ini. Dukungan atau sikap pro dilontarkan lebih oleh masyarakat Jambi yang berharap ini bisa menjadi momentum untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan di RSUD Raden Mattahar. Sedangkan yang kontra kebanyakan berasal dari kalangan kesehatan, baik perawat maupun dokter beserta keluarga dan karib kerabatnya. Boleh dibilang ini sebagai bentuk solidaritas atas ketidaknyamanan

polemik SIDAK GU BERNUR ZOLASang gubernur berusaha menghadirkan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat. Sayang, ada cara yang dinilai kurang tepat. Informasi yang tidak utuh menyulutkan api. Timbul polemik yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Page 17: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

17Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

polemik SIDAK GU BERNUR ZOLA

Dalam sekelebat, video aksi “ngamuk” tengah malam Gubernur Zola di RSUD Raden Mattaher ini tersiar ke media massa mainstream maupun media sosial, dan menjadi viral menyebar ke seantero Nusantara.

foto: http://freepik.com

Page 18: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

18 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

yang dihadapi rekan-rekannya, sesama petugas rumah sakit. Gubernur Zola disebut tidak beretika dalam menegur para perawat tersebut. Apalagi teguran, atau lebih tepatnya kemarahan, itu disampaikan di hadapan warga dan disyuting kamera media massa.

Apa yang melatarbelakangi Gubernur Zola marah sedemikian rupa? Zumi Zola dilantik menjadi Gubernur Jambi tanggal 12 Februari 2016 untuk masa tugas sampai tahun 2021. Kala itu lelaki kelahiran Jakarta, 31 Maret 1980 ini mendapat predikat gubernur termuda di Indonesia, memangku jabatan gubernur di usia yang belum genap 36 tahun.

Dalam wawancaranya dengan KompasTV tanggal 22 Januari 2017, Gubernur Zola mengaku sejak awal menjabat gubernur, ia banyak menerima laporan dari masyarakat tentang buruknya pelayanan di RSUD Raden Mattaher, terutama pelayanan di ruang rawat inap kelas III yang rata-rata pasiennya berobat dengan menggunakan fasilitas program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), atau oleh masyarakat awam disebut BPJS. Karenanya, ia sangat ingin membenahi rumah sakit RSUD Raden Mattaher untuk kepentingan masyarakat, terlebih lagi rumah sakit inilah yang menjadi rujukan tertinggi di Provinsi Jambi.

Sidak Gubernur Zola ke RSUD Raden Mattaher tanggal 20 Januari 2017 tengah malam, bukanlah sidak yang pertama. Sebelumnya, Gubernur Zola sudah pernah

melakukan inspeksi mendadak ke rumah sakit tipe B ini. Hanya, waktu itu dilakukan siang hari. Gubernur Zola pun sempat kesal karena mendapati banyak stok obat yang habis. Kala itu, ia langsung melakukan evaluasi dan berdiskusi dengan Dewan Pengawas RSUD Raden Mattaher yang antara lain merupakan dokter-dokter senior. Harapannya, manajemen rumah sakit segera melakukan pembenahan sehingga hal-hal yang dikeluhkan masyarakat tidak terjadi lagi. Dampak dari sidak pertama ini puluhan karyawan rumah sakit dibebastugaskan.

Hampir setahun berselang, aduan yang negatif tentang pelayanan di bangsal kelas III RSUD Raden Mattaher, terutama selepas

jam 12 malam masih saja diterimanya. “Saya terus pantau. Ada memang yang bekerja bagus, ada yang harus dievaluasi. Termasuk soal keluhan masyarakat, setelah jam 12 malam ketika ada pasien sakit parah mengeluh kesakitan, memanggil perawat sulit sekali,” tuturnya.

Gubernur Zola menceritakan pernah ada warga mengadu, malam-malam mencari petugas sampai menggedor-gedor kamar perawat minta bantuan karena bekas operasi istrinya berdarah, tapi tidak dilayani. Pasien itu akhirnya meninggal dunia. Keluarganya ikhlas melepas kepergiannya, namun mereka sangat menyesalkan buruknya pelayanan rumah sakit yang mereka terima.

Ketika menyaksikan sendiri nurses station kosong di malam hari, dan mendapati perawat tidur di ruangan dengan lampu yang sengaja dimatikan, pecahlah amarah Gubernur Zola.

“Saya lihat kejadiannya memang seperti itu. Harusnya rumah sakit ini memberikan pelayanan yang prima. Saya sampaikan ke direksi rumah sakit, mereka mengiyakan, memang itu keadaan yang ada di rumah sakit itu. Saya sudah memberikan waktu hampir satu tahun, memberikan arahan. Tetapi keluhan masyarakat masih ada. Itu bentuk ketegasan saya,” tandasnya.

BERITA TIDAK UTUH

Gubernur Zola menegaskan kemarahannya bukan ditujukan untuk semua petugas kesehatan yang ada di RSUD Raden Mattaher, melainkan pada oknum perawat

foto

: http

://kl

ikja

mbi

.new

s

Suasana sidak Gubernur Zola beberapa waktu yang lalu.

RSUD Raden Mattaher Jambi

Page 19: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

19Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Karenanya, ketika sidak di tanggal 20 Januari 2017 tersebut, ia juga meninjau unit-unit lain di lingkungan RSUD Raden Mattaher. Ia mengapresiasi para petugas di Instalagi Gawat Darurat (IGD) dan Pusat Pelayanan Jantung yang terlihat siaga melayani pasien di tengah malam, di waktu yang lazimnya orang-orang beristirahat dan tidur.

Di mata Gubernur Zola, yang dilakukan para petugas kesehatan tersebut merupakan dedikasi kepada kemanusiaan yang tidak ternilai harganya. Secara pribadi, ia mengakui bahwa profesi medis dan para medis merupakan profesi mulia. Tidak mudah mendedikasikan diri dan keahlian untuk melayani masyarakat dengan tuntutan kerja yang seakan-akan tiada ada batas. Kapanpun, harus siap siaga melayani masyarakat kebutuhan kesehatan masyarakat.

“Saya tidak mengatakan semua dokter, perawat tenaga medis (di RSUD Raden Mattaher) itu tidak disiplin. Saya apresiasi yang sudah melakukan kerja dengan baik. Saya sadari tugas medis bukan tugas yang mudah. Ini tugas mulia. Saya ajak mereka semua untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Kita evaluasi agar pelayanan yang baik ini tercapai untuk masyarakat,” imbuhnya.

Namun sisi positif pelayanan RSUD Raden Mattaher yang diapresiasi Zola ini luput dari pemberitaan. Media massa yang menyertai sidak sang Gubernur hanya terpaku mengekspos kegaduhan dan “adegan” marah-marah di ruang perawatan bedah. Barangkali prinsip “bad news is good news” masih mendominasi mindset pengungkapan berita, sehingga fakta yang sesungguhnya di lapangan tidak ditampilkan secara utuh.

Hal ini dibenarkan oleh Ketua PAPDI Cabang Jambi, dr. M. Jufri Makmur, SpPD, FINASIM, yang sehari-hari bertugas di RSUD Raden Mattaher. Kepada HALO INTERNIS, Jufri mengungkapkan bahwa secara keseluruhan pelayanan di rumah sakit tersebut sudah sudah cukup baik. “Malah paripurna. Bahkan baru akreditasi beberapa bulan lalu, hasilnya pelayanan bagus. Jadi kasus ini insidentil saja,” tukasnya.

Jufri mengatakan, Zola Gubernur memberikan apresiasi terhadap pelayanan

yang sudah bagus. “Apalagi pada saat itu Pak Gubernur juga menyidak di semua bagian dan (hasilnya) bagus. Di bangsal penyakit dalam juga bagus. Pak gubernur juga puas. Hanya di satu tempat itu saja yang (perawat) lagi pada tidur. Sebenarnya hal yang wajar. Kita juga tidak memungkiri pasti ada kekurangannya. Hanya masalahnya, yang kurang itu saja diekspos di medsos,” papar Jufri.

Yang sebenarnya terjadi, menurut Jufri, pada saat kejadian sidak di ruang rawat bedah tersebut, tidak semua perawat tertidur. “Ada perawat lain yang sedang menangani pasien, lagi mengganti infus dan lainnya. Tetapi kebetulan yang dijumpai Pak Gubernur di nurses station lagi pada tidur semua, karena pasiennya tenang. Jadi kalau ada kesempatan untuk istirahat ya istirahat saja. Tetapi kalau ada pasien yang memerlukan bantuan ya segera dibantu. Itu saja intinya. Kecuali kalau pasiennya sampai teriak-teriak dan perawat tidak ada, ya, itu salah,” tuturnya.

Jufri menilai ada sisi baik dari peristiwa ini. “Sebenarnya beliau (Gubernur Zumi Zola) melakukan itu kan bertujuan agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang terbaik. Hanya saja yang beredar di masyarakat malah yang negatifnya, misalnya marah-marahnya. Tetapi segi positifnya adalah untuk meningkatkan disiplin. Sebenarnya ada baiknya juga (sidak ini) diekspos, jadi kita tahu kekurangan kita,” terangnya.

PERMOHONAN MAAF

Pemberitaan tentang sidak tengah malam Gubernur Zola ini telah menimbulkan kegaduhan, bukan saja di lingkup Provinsi Jambi, meluas sampai ke tataran nasional. Tidak hewan hujatan dan pujian bersewileran di jagat maya.

Kondisi yang tak elok ini mendorong Manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi mengambil langkah mendinginkan situasi. Empat hari setelah kejadian itu, tepatnya tanggal 24Januari 2017 Manajemen RSUD Raden Mattaher membuatkan kronologis sidak yang dilakukan Gubernur Zola di malam tanggal 20 Januari 2017 tersebut. Sehari berikutnya, digelar konferensi pers yang dipimpin oleh Plt Dirut RSUD Raden Mattaher, drg. Iwan Hendrawan.

Salah satu poin penting yang disampaikan pihak rumah sakit adalah permohonan maaf

kepada seluruh masyarakat khususnya di Provinsi Jambi, atas kejadian sidak beberapa waktu lalu, dimana pihak RSUD Raden Mattaher menyadari, bahwa pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya bisa memuaskan. Pernyataan ini menyisakan tanda tanya bagi banyak pihak. Seakan membenarkan kondisi buruk yang terjadi di RSUD Raden Mattaher selama ini, yang menjadi sebab kemarahan Gubernur Zola.

Sayangnya media massa tidak bisa menggali informasi ini lebih dalam, karena pihak RSUD Raden Mattaher tidak menyediakan sesi tanya jawab dalam jumpa pers tersebut dan enggan pula memberikan keterangan lebih lanjut ketika ditanya wartawan. Sikap manajemen ini seakan menegaskan agar berita kehebohan saat Gubernur sidak tak perlu diperpanjang-panjang. Dan, ini tersirat sekaligus tersurat dalam penyataan rumah sakit yang meminta segala bentuk hujatan dan pernyataan yang bersifat ujaran kebencian kepada semua pihak agar dihentikan, dan meminta agar semua pihak memberi kesempatan kepada pihak RSUD Raden Mataher untuk bekerja lebih baik.

Banyak pelajaran bisa dipetik dari kegaduhan inspeksi mendadak Gubernur Zola. Utamanya bagaimana menghadirkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi kepada masyarakat. Di satu sisi ada hak dan kewajiban pasien yang harus diperhatikan dan dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Di sisi lain, ketika tuntutan terhadap kewajiban dan dedikasi profesi medis dan paramedis begitu tinggi, ada hak dan sisi humanis mereka yang harus pula dipenuhi.

Peristiwa ini mendorong Manajemen RSUD Raden Mataher dan perwakilan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) beraudiensi dengan Gubernur Jambi, membicarakan langkah-langkah yang perlu diambil ke depan untuk perbaikan pelayanan di RSUD Raden Mattaher. Benar kata orang bijak, berkomunikasi dalam menyelesaikan masalah yang dilandasi dengan prinsip saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing, niscaya akan membukakan pintu solusi. halo

INTERNIS

Page 20: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

20 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Video inspeksi mendadak (sidak) tengah malam Gubernur Jambi, Zumi Zola, sudah menjadi viral. Jagat kesehatan Indonesia menjadi

gaduh dengan komentar yang bernada positif maupun negatif. Beberapa pakar di bidang kedokteran turut memberikan pandangan.

Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SpF, SH, MSi, anggota Majelis Kehormatan Etika Rumah Sakit Indonesia – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), mengatakan bahwa ada hal penting yang harus dilihat dalam kasus ini, yakni masalah kode etik dan etiket. Rumah sakit dan pejabat pemerintah memiliki kode etik masing-masing.

Kode etik rumah sakit mengacu pada

prinsip pelayanan kemanusiaan. Artinya, melayani dengan sungguh-sungguh setiap pasien yang datang dari mana pun dan dengan kondisi yang bagaimana pun untuk mendapatkan hak kesehatannya. Di sisi lain, pejabat pemerintahan, semisal gubernur, juga memiliki kode etik yang menganut asas-asas pemerintahan yang baik dan aturan hukum yang baik.

Pada dasarnya, menurut Agus, kode etik berlaku untuk lingkungan atau pelaku-pelaku yang terkait di dalamnya. Dalam hal ini rumah sakit memiliki kode etik yang berkaitan pula dengan kode etik profesi profesional kesehatan, yakni dokter, perawat, dokter gigi, dan sebagainya. Kode etik profesi di lingkup kesehatan itu hampir sama, yaitu sama-sama mengutamakan sisi kemanusiaan.

Muncul pertanyaan, apakah kode etik yang berlaku di rumah sakit juga berlaku untuk mereka yang bukan petugas kesehatan? “Dalam hal ini kalau kita bicara tentang Gubernur, tentu yang dipakai (dalam bersikap) adalah kode etik pejabat. Bukan kode etik rumah sakit. Jadi tidak match. Kode etik pejabat ada aturannya. Ada hukum administratif, ada asas-asas umum pemerintahan yang baik,” ujar Agus, ditemui Selasa (21/2/2017), di ruang Forensik RSCM.

PRADUGA BERSALAH

Sidak yang dilakukan Gubernur, lanjut Agus, tidak menjadi soal sepanjang untuk mengumpulkan fakta. Setelah sidak, hasilnya nanti tentu akan dianalisis, dipertimbangkan. “Tetapi kalau dalam sidaknya kemarin (dimulai) dengan

ANTARA FAKTA DAN PRADUGA

Saat Gubernur Jambi melakukan inspeksi mendadak ke RSUD Raden Mataher, tidak ditemukan ada pasien yang terlantar. Lantas, mengapa Gubernur begitu murka? Praduga bersalahkah penyebabnya?

foto: http://topsy.fr

Page 21: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

21Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

praduga bersalah, tentu saja menurut saya kurang bijak. Mestinya praduga tak bersalah. Tujuannya apakah dia memang ingin mengkonfirmasi. Kalau selama ini alasannya karena sudah mendengar banyak keluhan dari warga, tindakan Gubernur Zumi Zola masih dapat dibenarkan. Tinggal masalahnya, kenapa harus pakai marah-marah, bahkan menendang suatu barang. Tentu saja ini bukan masalah etika, tapi etiket, tata krama seorang gubernur ketika melakukan sidak. Masalah etika Gubernur Zumi Zola mesti kita telaah lagi,” tukasnya.

Rumah Sakit memiliki kewajiban buka pelayanan untuk masyarakat tanpa batas waktu selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan dan 365 hari dalam setahun. Sudah diatur sesuai kompetensi dan kewenangan dari rumah sakit. Kode etik rumah sakit menyediakan perawatan, fokus pada pasien dan menghargai hak pasien. Para petugas kesehatan, menjalankan prosesi sesuai dengan tuntutan kode etik profesi masing-masing yang selaras dengan kode etik rumah sakit dan ketentuan pelayanan kesehatan rumah sakit, dengan tetap memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

“Kita (para petugas kesehatan yang berjaga di rumah sakit) tidak tidur. Berarti kita sudah setia dengan profesi kita. Apalagi rumah sakit yang buka pelayanan sepanjang 24 jam, mestinya tugas dokter dan perawat di rumah sakit itu harus diapresiasi. Kalau saat sidak didapati perawat atau dokter tertidur, sementara tidurnya setelah jaga, tentu manusiawi. Kan tidak semua (petugas) tidur, karena harus bergiliran menjaga pasien. Sebaliknya, jika dokter dan perawat tertidur padahal ada pasien gawat, dan saat sidak kemarin gubernur menemukan itu, nah itu baru proven, terbukti. Tapi kan kemarin, saat sidak Gubernur tidak menemukan ada pasien yang terlantar,” paparnya.

Ketegangan akibat sidak Gubernur Jambi ini sudah mereda. Andai berlarut-larut, Agus mengatakan PERSI bisa menjadi penengah antara pihak-pihak terkait. “Jika melalui PERSI, bisa saja. Terutama lebih menyadarkan, bahwa justru rumah sakit daerah punya pemerintahan daerah (gubernur). Jadi diberi penjelasan. Tidak dalam konteks memperkeruh suasana, meluruskan supaya lebih terjadi koordinasi dan interkolaborasi yang lebih baik ke depannya,” pungkasnya. halo

INTERNIS

Kode Etik Rumah Sakit

Rumah sakit di Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) telah menyusun Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI), yang memuat rangkuman nilai-nilai dan norma-norma perumahsakitan guna dijadikan pedoman bagi semua pihak yang terlibat

dan berkepentingan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perumahsakitan di Indonesia.

Nilai-nilai yang terkandung dalam KODERSI ini merupakan nilai-nilai etik yang identik dengan nilai-nilai akhlak atau moral, yang mutlak diperlukan guna melandasi dan menunjang berlakunya nilai-nilai atau kaidah-kaidah lainnya dalam bidang perumahsakitan, seperti perundang-undangan, hukum dan sebagainya, guna tercapainya pemberian pelayanan kesehatan oleh rumah sakit, yang baik, bermutu dan profesional.

KODERSI terdiri dari VI Bab dan 23 Pasal. Berikut kutipan beberapa pasal yang terkadung di dalamnya.

BAB IKEWAJIBAN UMUM RUMAH SAKIT

Pasal 1 : Rumah Sakit harus mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)

Pasal 2 : Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggung jawab terhadap semua kejadian di rumah sakit.

Pasal 3 : Rumah sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya.

Pasal 4 : Rumah sakit harus memelihara semua catatan/arsip baik medik maupun non medik secara baik.

Pasal 5 : Rumah sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan.

BAB IIKEWAJIBAN RUMAH SAKIT TERHADAP MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

Pasal 6 : Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau di luar rumah sakit.

Pasal 7 : Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan kebijakan pelayanannya pada harapan dan kebutuhan masyarakat setempat.

Pasal 8 : Rumah Sakit dalam menjalankan operasionalnya bertanggung jawab terhadap lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang merugikan masyarakat

BAB IIIKEWAJIBAN RUMAH SAKIT TERHADAP PASIEN

Pasal 9 : Rumah sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien.

Pasal 10 : Rumah sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan tindakan apa yang hendak dilakukan.

Pasal 11 : Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien (informed consent) sebelum melakukan tindakan medik.

Pasal 12 : Rumah sakit berkewajiban melindungi pasien dari penyalahgunaan teknologi kedokteran.

Page 22: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

22 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Ketua Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. H. N. Nazar, Sp.B, FINACS, MH.Kes

berpandangan Gubernur Jambi, Zumi Zola, sudah mempertimbangkan secara masak inspeksi mendadak yang dilakukannya di RSUD Raden Mattaher pada 20 Januari 2017 tengah malam, termasuk risiko yang akan terjadi sesudah sidak tersebut. Ia membawa serta wartawan, yang sudah pasti akan merekam semua kejadian di saat sidak.

Banyak pihak mempertanyakan alasan

TAK ADA SOP YANG DILANGGAR

Gubernur Zola membawa banyak wartawan cetak maupun elektronik di malam sidak tersebut. Apa sesungguhnya yang hendak diperlihatkan kepada media massa? Seandainya untuk memperlihatkan kesalahan atau kekurangan pelayanan rumah sakit, bukankah itu justru membuat malu pemerintah setempat yang tak lain Zumi Zola sendiri sebagai gubernurnya. Atau, bisa pula dianggap sebagai pencitraan, bahwa Gubernur berusaha memperlihatkan dirinya mencari tahu hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pelayanan rumah sakit. “Persoalannya dia melakukan ekspos terhadap apa yang dia temukan.

foto http://netcategory.net

Page 23: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

23Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

menunggu lama lantaran dokter jaga yang bertugas sedang tidur. “Nah itu baru melanggar SOP rumah sakit,” ujar Nazar. Tapi hal demikian tidak terjadi.

“Kami melihatnya seperti itu, bukan ujug-ujug mau bela dokter atau bela perawat. Yang pasti dokter jaga dan perawat jaga punya hak untuk istrahat. Ini juga demi pelayanan, sama seperti sopir bus yang butuh istirahat. Yang tidak benar, kalau ada pasien apalagi dia tahu tapi tetap tidur. Kalau ada pasien, tapi dokter atau perawat mengerjakan pasien gawat di ruangan lain, Itu yang salah siapa. Berarti rumah sakit itu kekurangan tenaga dokter dan perawat. Semisal terjadi seperti itu, harus dibenahi dalam rangka pembinaan,” imbuh Nazar pula

TIDAK PROPORSIONAL

Secara struktur, RSUD Raden Mattaher berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Jambi. Semua karyawan rumah sakit tersebut adalah bawahan alias anak buah sang Gubernur sendiri. Karenanya, Nazar menilai boleh saja sidak tersebut diartikan sebagai pembinaan terhadap bawahan. Itu merupakan kewenangan Gubernur, namun hendaknya dilakuan secara proporsional. Tidak bias, sehingga tidak menimbulkan polemik di masyarat.

Yang menjadi persoalan adalah ketika sidak ini membuat beberapa pihak tersudutkan, terutama dokter dan perawat. Reaksi marah yang diperlihatan Gubernur menunjukkan seakan-akan para petugas jaga malam telah berbuat kesalahan besar yang berakibat fatal. Sementara, kenyataannya tidak ada hal urgent yang terjadi di saat sidak yang menimbulkan persoalan besar bagi pasien di

rumah sakit tersebut. Kemarahan Gubernur dinilai tidak proporsional, karena dirasa berlebihan dari yang semestinya.

“Mau Gubernur, Bupati, Kepala Dinas, silahkan saja sidak, yang penting sesuai kewenangannya. Kalau sidak dilakukan Gubernur Zumi Zola dengan kepentingan untuk pengawasan sekaligus pembinaan, wajar ia melakukannya. Mau tengah malam atau tidak, itu haknya dia. Yang penting proposional apa tidak. Jangan sampai jadi bias begitu, mengatakan dokter tidur atau perawat tidur waktu jaga malam. Dokter jaga (dikatakan) juga tidak di tempat,” tukas dokter bedah ini.

Sidak yang dilakukan Gubernur Zola juga menemukan hal-hal yang positif. Semestinya, menurut Nazar, ini juga perlu disikapi secara proporsional. Sidak tujuannya tentu bukan hanya mencari kesalahan. Kalau saat sidak hasilnya baik dan pihak rumah sakit sudah menjalankan SOP dengan benar, atau saat sidak ada nilai lebih, rumah sakit tersebut mestinya diberikan penghargaan. Bukan hanya sanksi saja. “Saya yakin tujuan sidak seperti itu. Kalau bisa memergoki sesuatu yang bernilai tambah, harus diberikan reward,” tandasnya.

Nazar mengungkapkan, polemik kasus sidak Gubernur Zola ini sudah ditangani oleh sejawat IDI di wilayah Jambi. “Kawan-kawan di wilayah dan di cabang sudah melakukan advokasi untuk itu. Biar bagaimana pun juga, kami menghendaki penyelesaian baik-baik. Di satu sisi, Gubernur juga Pembina RSUD. Tentu yang paling bijak duduk bersama-sama membicarakan hal ini. Hal ini sudah dilakukan kawan-kawan di wilayah dan cabang IDI,” paparnya.halo

INTERNIS

Apalagi sebagai orang nomor satu dikaitkan dengan pembinaan. Itu barangkali yang disoroti semua orang,” ucap Nazar.

Nazar mengatakan, setiap rumah sakit memiliki standard operating procedures (SOP) yang mengatur sistem kerja petugas di rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk pelayanan di malam hari. Apalagi RSUD Raden Mattaher merupakan rumah sakit pemerintah terbesar di Jambi yang menjadi rujukan dari semua rumah sakit daerah yang ada di provinsi tersebut.

Pada malam saat sidak, Nazar menilai tidak ada SOP rumah sakit yang dilanggar petugas. “Standarnya ada dokter, ada perawat dan sesuai dengan apa yang diatur oleh rumah sakit. Dalam hal ini kan, saat sidak di sana ada dokternya, perawatnya ada juga. Yang saya dengar, dokter saat sidak sedang mengerjakan sesuatu di ruangan lain, sedang menangani pasien. Sementara saat sidak di UGD sedang tidak ada pasien yang gawat. Tidak ada salahnya kalau perawat istirahat sebentar, sebab ada peraturannya kalau dokter dan perawat juga harus beristirahat. Kalau mereka tidak istirahat, akibatnya malah akan merugikan pasien. Kan bergiliran tugas mereka menangani pasien,” urai Nazar.

Bukti tidak ada SOP yang dilanggar menurut Nazar adalah tidak ada pasien yang terabaikan pada malam itu dan tidak terdengar ada keluhan dari keluarga pasien. Pelanggaran dianggap terjadi manakala saat sidak di malam itu ditemukan ada pasien membutuhkan penanganan segera, tapi tidak dilayani oleh petugas, baik dokter maupun perawat. Apalagi bila sampai jumlah pasien banyak dan mereka terpaksa

“Persoalannya dia melakukan ekspos terhadap apa yang dia temukan. Apalagi sebagai orang nomor satu dikaitkan dengan pembinaan. Itu barangkali yang disoroti semua orang,”

FOTO

: http

://w

ww

.jam

bipo

s-on

line.

com

Polemik sidak Gubernur Zola sudah ditangani IDI wilayah Jambi.

Page 24: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

24 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Begitu komentar sebagian masyarakat yang setuju dengan luapan kemarahan Gubernur Jambi, Zumi Zola saat melakukan inspeksi

mendadak di RSUD Raden Mattaher Jambi tanggal 20 Januari 2017 dini hari. Komentar ini dilontarkan dalam acara talk show di salah satu stasiun radio di Jakarta pada Januari 2017 lalu, yang menghadirkan Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP, Wakil Ketua I Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PB PAPDI) sebagai narasumbernya.

Namun ada juga yang mengungkapkan keprihatinannya dan menyesalkan sikap sang Gubernur. Seperti diungkapkan seorang pensiunan perawat yang bersuara di radio, menceritakan pengalamannya bertahun-tahun bertugas di rumah sakit. “Pasti ada sistem dimana ada petugas yang sedang istirahat dan ada yang stand by

sesuai load kerja saat itu,” tuturnya.

Di mata Ari Fahrial, kasus sidak Gubernur Zola bukan perkara sederhana. Banyak rentetan persoalan yang mengekor di belakangnya. Ari Fahrial berpendapat, sebagai seorang gubernur, Zumi Zola memang menjadi orang yang bertanggung jawab atas berbagai hal, termasuk menjadikan rumah sakit layak sebagai tempat pelayanan kesehatan rujukan. “Sah-sah saja jika Gubernur melakukan sidak untuk menkonfirmasi laporan dari masyarakat atas pelayanan rumah sakit tersebut,” ujarnya. Tetapi, menjadi kurang tepat ketika sidak ini diikuti oleh media massa, cetak maupun elektronik. Media massa merekam dan menyiarkan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu diperlihatkan kepada masyarakat. Tindakan marah-marah bahkan sampai menendang tempat sampah, justru menunjukkan Zola sebagai pemimpin yang tidak mampu mengendalikan diri dan emosi.

YANG PENTING FOLLOW UP pasca sidak

“Yang namanya petugas jaga, ya tidak boleh tidur.”

“Dokter dan perawat harus stand by dan melek terus.”

“Dokter tugasnya melayani pasien sehingga tidak boleh tidur.”

“Wajar petugas diperlakukan demikian oleh gubernur jika kerjanya tidak benar.”

foto

http

://m

undo

rosa

.com

.mx

Page 25: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

25Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Tindakan menendang tempat sampah juga memperlihatkan bahwa Gubernur Zola tidak paham potensi-potensi bahaya di rumah sakit. Pasalnya, tempat sampah yang ditendang Gubernur Zola berada di ruang perawatan. Secara umum, tempat sampat di rumah sakit terpilah menjadi dua, dibedakan berdasarkan jenis barang yang dibuang, yaitu sampai medis dan sampah biasa. Tempat sampah berwarna kuning peruntukkan untuk menampung sampah-sampah medis atau diistilahkan sampah infeksius. Tempat sampah yang lain, digunakan untuk menampung sampah biasa atau sampah organik. Kalau saja yang ditendang Gubernur Zola itu adalah tempat sampah infeksius, isinya bisa terserak dan kuman-kuman penyakit yang terkandung di dalamnya berhamburan menulari sang gubernur dan orang-orang di sekitarnya.

Muncul pula persoalan lain. Sikap Gubernur Zola memarahi petugas jaga, dapat mengispirasi masyarakat untuk berbuat hal sama kepada petugas kesehatan di tempat mereka berobat. Masyarakat jadi berani menghardik dan menekan petugas kesehatan di pusat-pusat pelayanan kesehatan saat menyampaikan komplain.

“Padahal sudah ada aturan dan berlaku secara internasional bahwa dokter dan petugas tidak boleh bekerja di dalam tekanan. Kalau semua pasien atau keluarga pasien bisa marah-marah seperti Pak Gubernur akan mempengaruhi kinerja para petugas kesehatan,” tutur Ari Fahrial.

Satu hal lagi, video sidak Gubernur Zola

berpotensi memunculkan kesalahpahaman di tataran masyarakat. Masyarakat awam mungkin banyak yang tidak tahu bagaimana mekanisme dan porsi pembagian tugas antara dokter dan perawat di rumah sakit. Keduanya adalah mitra, yang masing-masing punya tugas dan tanggung jawab yang sudah ditetapkan sesesuai dengan sistem kerja di rumah sakit. Bila tidak berada di tempat, belum tentu perawat atau dokter jaga lalai dari tugasnya.

“Bisa saja setelah jam tertentu, setelah proses perawatan rutin, perawat jaga yang ada bergantian untuk beristirahat. Tetapi pasti ada yang stand by untuk mengganti infus dan menemui pasien yang mengalami keluhan karena sakitnya,” terang Ari Fahrial.

Begitu pula dengan dokter jaga yang bertanggung jawab untuk memonitor pasien di banyak ruangan. Setelah keliling saat dinas malam, bisa saja dokter tersebut beristirahat, tetapi tetap dengan kondisi siap untuk datang jika dipanggil suster atau perawat. Jadi, tidak bisa langsung menuding perawat atau pun dokter lalai dalam tugas hanya karena tidak melihat mereka duduk di kursi jaga.

PASCA SIDAK

Ari Fahrial mencermati, inspeksi mendadak sudah menjadi budaya bagi sebagian pejabat negeri ini. Menurutnya, yang terpenting dari sidak itu bukanlah aksi saat inspeksi dilakukan, melainkan follow up apa yang sudah dan akan dilakukan pasca

sidak tersebut. Intinya, sidak harus diikuti dengan pembenahan yang menghasilkan perbaikan sistem, termasuk pembinahan standard operating procedures (SOP) masing-masing petugas saat menjalankan dinas malam. Harus jelas bagaimana pengaturan jam kerja dokter selama seminggu, termasuk juga tunjangan dan insentif petugas kesehatan. “Harus diantisipasi overload yang terjadi pada perawat atau dokter jaga. Di era JKN ini pasien rawat inap cenderung meningkat pada beberapa rumah sakit rujukan,” ungkap Ari Fahrial.

Adanya SOP akan membantu manajemen menilai kinerja para petugas kesehatan. Harus ada pula sistem sanksi bagi karyawan rumah sakit yang melakuan pelanggaran. Sanksi yang diberikan tentu disesuaikan dengan jenis dan bobot kesalahan yang dilakukan. Yang jelas, pembenahan sistem kerja dan pemberlakuan sanksi ini ditujukan untuk mendukung terwujudnya keselamatan pasien (patient safety) yang merupakan tujuan dari pelayanan kesehatan itu sendiri. halo

INTERNIS

Pasal 20 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) menyebutkan:“Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.”

Pasal ini menegaskan bahwa dokter, harus lebih keras dibanding masyarakat awam, dalam menjaga kesehatan dirinya. Jika ditataran masyarakat umum, mendapatkan kesehatan merupakan hak asasi yang dijamin oleh negara, maka bagi tenaga medis mendapatkan kesehatan itu lebih merupakan kewajiban atas dirinya sendiri. Sebagai warga negara dan umat manusia, hak mendapat kesehatan tentu didapat pula. Tetapi bicara dari sisi profesi, maka yang hak itu menjadi kewajiban yang harus dipenuhi.

Dasar alasannya jelas. Kehadiran para dokter dibutuhkan untuk menolong banyak orang. Jika dirinya sendiri tidak sehat, tentu

tidak akan bisa menjalankan perannya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu upaya menjaga kesehatan itu adalah menyempatkan diri beristirahat, sesibuk apapun pekerjaan yang dihadapi. Lalai beristirahat, berimplikasi lalai menunaikan kewajiban menjaga kesehatan diri sendiri. Berarti lalai melaksanakan kode etik profesi.

Maka, ketika dokter yang bertugas jaga malam di rumah sakit, menyempatkan diri beristirahat sejenak, jangan diartikan mangkir dari tugas. Justru sebaliknya, sang dokter tengah menunaikan kewajibannya, agar dapat terus melaksanakan peran dan fungsinya membantu masyarakat mendapatkan hak kesehatan. halo

INTERNIS

Bukan Hak, Istirahat adalah Kewajiban!

“Padahal sudah ada aturan dan berlaku secara internasional bahwa dokter dan petugas tidak boleh bekerja di dalam tekanan.”

Page 26: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

26 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Dua pihak utama yang berkait erat dengan peristiwa sidak Gubernur Jambi, Zumi Zola, akhirnya angkat bicara. Mereka adalah Manajemen

RSUD Raden Mattaher, tempat peristiwa berlangsung dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi yang menaungi para perawat yang bertugas saat peristiwa terjadi.

Di tengah gonjang ganjing hujatan dan dukungan terhadap Zola, manajemen RSUD

Raden Mattaher maupun PPNI mencermati kasus ini secara detil. Sampai akhirnya menarik kesimpulan yang hampir sama, bahwa telah terjadi pemberitaan yang tidak berimbang dalam kasus sidak Gubernur Zola. Kedua pihak yang tersudut oleh biasnya informasi ini berinisiatif meredam gejolak yang timbul di masyarakat dan berupaya merajut kembali harmonisasi yang baik antara para petugas kesehatan dengan masyarakat, khususnya di Jambi.

Pada tanggal 25 Januari 2017, Manajeman RSUD Raden Mattaher mengklarifikasi

Yang Tersudut Yang Merajut

foto

http

://pe

raw

at.c

o

Page 27: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

27Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

KRONOLOGIS SIDAK GUBERNUR ZOLA

Tengah malam tanggal 20 Januari 2017, Plt Dirut RSUD Raden Mattaher, drg.Iwan Hendrawan, dihubungi via telepon oleh Staff Ahli Gubernur Jambi yang menyampaikan Gubernur akan melakukan inspeksi mendadak ke RSUD Raden Mattaher Jambi.

Pukul 00.30 WIBPlt Dirut RSUD Raden Mattaher menunggu kedatangan Gubernur Jambi dari pintu masuk samping kiri RSUD (tepatnya di samping gedung kantor arah menuju Zaal Bedah).

Pukul 00.35 WIBGubernur Jambi datang melalui pintu masuk samping kiri RSUD, langsung menuju ruang perawatan Zaal Bedah yang merupakan ruang perawatan pertama yang dikunjungi. Mulai dari pintu masuk, tidak ditemukan petugas jaga (security). Berlanjut ke Nurse Station Ruang Bedah laki-laki, juga tidak ada petugas jaga yang berada di posisi tersebut. Plt Dirut membuka ruangan jaga perawat dan masuk bersama Gubernur. Mereka menemukan 3 perawat tertidur di ruangan tersebut, dan langsung memberikan teguran. Sementara saat itu ada 1 orang perawat lagi yang sedang melakukan tindakan perawatan di ruangan pasien. Yang bersangkutan kemudian ikut bergabung bersama 3 rekannya yang sedang mendapat teguran.

Di Nurse Station Ruang Bedah Wanita Gubernur melihat ada 4 orang perawat sedang ber- jaga.

Berlanjut ke Bangsal JantungGubernur melihat nurse station kosong. Kemudian Plt Dirut mengetuk pintu ruang jaga perawat (dibelakang nurse station) dan melihat 3 orang perawat di dalam. Gubernur juga menemukan bell emergency yang tidak berfungsi dan menyampaikan kepada Plt Dirut untuk ditindaklanjuti perbaikannya. Gubernur memberikan arahan kepada perawat untuk bergantian berjaga (jika 2 orang standby, maka yang lainnya bisa istirahat).

Sidak ke Unit ICU dan ICCUDi ruang Unit ICU dan ICCU, Gubernur memberikan arahan agar petugas bergantian berjaga. Gubernur juga berbincang-bincang dengan keluarga pasien luka bakar, dan

menyemangatinya agar bersabar karena pasien sedang ditangani petugas.

Ruang Perawatan Kelas I , II, dan VIP Mayang ManguraiSidak dilanjutkan ke ruang perawatan kelas I, II dan VIP. Didapati perawat telah standby di nurse station masing-masing. Pada saat itu Gubernur mempertanyakan mengapa i-phone (alat komunikasi perawat) berada dalam ruang perawat, tidak di nurse station dan mengintruksikan untuk memindahkannya ke nurse station.

Sidak ke IGDBerlanjut ke IGD. Semua dokter jaga dan perawat yang sedang dinas malam saat itu sedang beraktivitas merawat dan melakukan tindakan kepada pasien. Gubernur berdialog dengan keluarga pasien dan petugas jaga IGD. Ini lokasi terakhir yang dikunjungi Gubernur. Pada momen ini Gubernur mengajak perawat dan dokter jaga untuk berfoto bersama.

Tanggapan Pihak Manajeman RSUD Raden Matteher Jambi:

Setelah menjelaskan kronologis kegiatan sidak Gubernur Jambi secara lengkap, Manajemen RSUD Raden Mattaher menyampaikan tanggapannya atas pemberitaan dan perkembangan situasi yang terjadi. Berikut pernyataan yang disampaikan:

1. Permohonan maaf kepada seluruh masyarakat khususnya di Provinsi Jambi atas kejadian ini, karena kami menyadari pelayanan yang kami berikan belum sepenuhnya bisa memuaskan.

2. Permohonan maaf juga kami sampaikan kepada tenaga kesehatan yang ikut terpojokkan atas kejadian ini, khususnya kepada profesi perawat.

3. Dengan ini juga kami menghimbau agar segala bentuk hujatan dan pernyataan yang bersifat ujaran kebencian kepada semua pihak agar dihentikan dan beri kesempatan kepada kami untuk bekerja lebih baik.

4. Semoga dengan kejadian ini kita semua dapat mengambil hikmahnya demi kebaikan seluruh masyarakat Jambi.

Tanggapan ini dibuat dan ditandangani pada tanggal 24 Januari 2017 dan diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada semua pihak. halo

INTERNIS

FOKUS

kejadian tanggal 20 Januari 2017 dini hari tersebut ke hadapan publik. Meluruskan pemberitaan yang tidak proposional, karena hanya mengemukakan bagian tertentu saja dari rangkaian sidak yang seutuhnya. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Raden Mattaher, drg. Iwan Hendrawan, memaparkan kronologis inspeksi mendadak Gubernur Jambi tersebut agar diketahui publik secara luas.

Page 28: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

FOKUS

28 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2016

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) yang berdomisili di Jakarta tidak tinggal diam melihat

persoalan ini. Mereka mengadakan rapat dengan berbagai pihak, mencari tahu informasi yang lengkap dibalik kasus sidak ini, termasuk beraudiensi dengan Zumi Zola. Lembaga ini mengeluarkan pernyataan sikap resmi yang disampaikan melalui Ketua PPNI Cabang Jambi, Syafrizal.

Berikut pernyataan resni DPP PPNI yang dikeluarkan tangal 26 Januari 2017:

Setelah mengumpulkan data dengan cermat melalui sumber; perawat yang berangkutan, sejawat perawat RSUD Raden Mattaher lainnya, Manajemen RSUD Raden Mattaher dan Gubernur Jambi, serta pihak/sumber lainnya, DPP PPNI menjelaskan.

1. DPP PPNI berterima kasih kepada seluruh komponen keperawatan di seluruh Indonesia yang memberikan

perhatian yang tinggi pada kasus ini, sehingga mendapat perhatian publik.

2. Sangat menyayangkan potongan video aksi sidak Gubernur Jambi yang beredar di media sosial yang tidak seimbang, sehingga membuat opini yang kurang baik terhadap profesi perawat dan keperawatan di Indonesia. Oleh karenanya pemerintah dan masyarakat hendaknya melihat secara jernih, bahwa masih jauh lebih banyak perawat yang berdedikasi dan melaksanakan pengabdiannya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.

3. PPNI telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jambi dan hasilnya secara umum:

a. Gubernur menghormati dan mengapresiasi PPNI untuk bertemu dan mengklarifikasi terkait sidak Gubernur di RSUD Raden Mattaher Jambi, dan sebaliknya PPNI mengapresiasi keterbukaan informasi dari Gubernur Jambi.

b. Kasus ini memberikan hikmah yaitu adanya kesepahaman untuk perbaikan mutu pelayanan dan perhatian terhadap kondisi kerja perawat yaitu kesejahteraan dan fasilitas, khususnya di RSUD Raden Mataher Jambi terus diupayakan.

c. Gubernur Jambi menyatakan bahwa kasus ini tidak untuk digeneralisasi, karena bukan untuk mempermalukan tetapi untuk peningkatan pelayanan, dan mengucapkan terimakasih serta mengapresiasi kepada sebagian besar perawat yang telah bertugas sebaik mungkin bahkan bekerja dengan hati.

d. PPNI diminta bersama-sama meningkatkan pelayanan kesehatan dan diharapkan selalu memberi masukan kepada pemerintah.

4. Perbaikan terhadap manajemen pelayanan khususnya di rumah sakit haruslah dilakukan secara komperhensif, adil, manusiawi, konsisten dan menghormati keunikan (tenaga/pelayanan) profesi kesehatan, khususnya keperawatan yang selama ini kurang mendapat perhatian serirus, agar terjadi pelayanan yang baik dan memenuhi prinsip keselamatan pasien.

5. Kepada seluruh perawat, melalui kejadian ini mari terus kita pertahankan dan tingkatkan tugas profesi kita kepada masyarakat sehingga makin hari pengakuan masyarakat pada profesi ini semakin meningkat.

Demikian penjelasan ini agar seluruh DPW, DPD, DPK meneruskan ingformasi ini kepada anggota PPNI dan menyudahi polemik di media sosial demi ketenangan dan kenyamanan sejawat perawat di Jambi, khususnya RS Raden Mattaher, dengan tidak mengabaikan semangat persatuan dalam memperjuangkan profesi.

Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu memberikan kemudahan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.

Jakarta, 26 J anuari 2017

Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Penjelasan Resmi DPP PPNI

Page 29: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

29Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

SOROTSOROT

foto http://findtheperfectlens.com

Page 30: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

30 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Kendati Indonesia sudah banyak mengalami kemajuan dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan, namun gambaran “Indonesia

Sehat” sebagaimana yang dikehendaki dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional belum lagi tercapai. Hal ini terlihat dari masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Sementara itu juga masih banyak dijumpai anak balita yang pendek (stunting), dan berbagai masalah gizi. Rata-rata angka stunting di Indonesia 37,2 %. Menurut standar WHO, angka ini terbilang tinggi.

Untuk memperbaiki keadaan ini pemerintah membuat formula program pembangunan kesehatan yang dinamakan “Indonesia Sehat” yang sudah dimulai sejak tahun 2015 dan diharapkan menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tahun 2019. Program Indonesia Sehat dilaksanakan

2016 lalu menggaungkan kembali 12 indikator tersebut. Yaitu:

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

10. Keluarga sudah menjadi anggota

SADAR HIPERTENSI MENUJU INDONESIA SEHAT

foto

http

://sh

utte

rsto

ck.c

om

dengan menggunakan pendekatan keluarga. Dalam artian, sasaran dari program ini difokuskan kepada keluarga. Singkatnya, kesehatan anggota keluarga menjadi tolak ukur untuk melihat apakah program Indonesia Sehat berhasil mencapai target. Keluarga yang dimaksud di sini adalah keluarga inti, terdiri dari ayah ibu dan anak. Mereka umumnya terhimpun dalam satu Kartu Keluarga (KK). Bila di sebuah rumah tinggal pula nenek atau tante, maka dalam rumah tersebut terdapat lebih dari satu keluarga.

12 INDIKATOR KESEHATAN KELUARGA

Ada 12 indikator kesehatan keluarga yang menjadi penanda keberhasilan Program Indonesia Sehat. Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, SpM (K), dalam sambutannya pada peringatan Hari Kesehatan Nasional tanggal 12 November

Ada 12 indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan Program Indonesia Sehat. Salah satunya munculnya kesadaran untuk mengobati dan mengontrol penyakit hipertensi di kalangan keluarga Indonesia.

Page 31: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

31Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 11. Keluarga mempunyai akses sarana air

bersih 12. Keluarga mempunyai akses atau

menggunakan jamban sehat. Jelas terlihat, masalah hipertensi, tuberkulosis paru, dan masalah gangguan jiwa mendapat perhatian yang serius dalam Program Indonesia Sehat. Ketiga penyakit ini mewakili kondisi Indonesia yang mengalami double burden diseases, dimana penyakit tidak menular dan penyakit menular sama-sama menjadi beban utama masalah kesehatan masyarakat. Di satu sisi angka kejadian penyakit tidak menular (seperti hipertensi diabetes, jantung koroner dan sebagainya) semakin tinggi, di sisi lain penyakit menular (seperti TBC), juga masih banyak menggerogoti kesehatan masyarakat.

SADAR HIPERTENSI

Khusus untuk hipertensi, memang menuntut perhatian lebih. Pasalnya, menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, prevalensi hipertensi pada orang dewasa adalah 25,8 persen atau sama dengan 42,1 juta jiwa. Dari sejumlah itu baru 36,8 persen yang telah melakukan kontak dengan petugas kesehatan, sementara sisanya sekitar 60 persen lebih atau sekitar 28 juta orang tidak tahu kalau dirinya menderita hipertensi.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi dari RSUP Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan, Dr. dr. Zulkhair Ali, SpPD, K-GH, FINASIM membenarkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap hipertensi masih sangat rendah. Dan itu terjadi bukan hanya di Indonesia saja, tetapi hampir

di seluruh dunia. “Ada istilah ‘teori 1/3’ dimana dari 1/3 yang terkena hipertensi, yang mengetahuinya hanya 1/3. Dari 1/3 ini hanya 1/3 yang berobat, dan dari yang berobat ini ini hanya hanya 1/3 pula yang terkontrol,” tutur Zulkhair.

Kepedulian terhadap hipertensi bertambah buruk dengan adanya anggapan masyarakat bahwa hipertensi adalah penyakit ringan dan sederhana. “Di masyakat ini masih banyak yang menganggap hipertensi itu penyakit sederhana. Kalau pasien diperiksa dan ternyata mengalami hipertensi, mereka mengatakan, ‘O, cuma hipertensi ya Dok.’ Kesannya penyakit hipertensi itu penyakit ecek-ecek. Dia tidak tahu, padahal di belakang hipertensi menunggu gagal ginjal, stroke, jantung,” tukas Zulkhair.

Hipertensi sendiri sering disebut sebagai penyakit silent killer yang tanpa disadari oleh penderitanya bisa mengakibatkan terjadinya komplikasi penyakit-penyakit berat yang berakibat fatal. “Disebut silent killer karena awalnya tanpa gejala, tahu-tahu tensinya naik, lalu tiba-tiba stroke. Atau malam-malam pergi ke kamar mandi tiba-tiba stroke lalu meninggal. Di sebut silent killler itu karena gejalanya tidak khas. Bahkan orang yang sudah lama hipertensi, tidak ada gejala,” tutur Zulkhair.

Hipertensi tanpa gejala, seperti sakit kepala, justru berbahaya. Zulkhair mengibaratkan seperti rumah tanpa alarm kebakaran. “Kalau rumah kebakaran dan tidak ada alarm, tidak tahu kita. Tahu-tahu terjadi kebakaran besar. Sebaliknya yang punya gejala sakit kepala dia makan obat

sakit kepala. Sama dengan rumah yang kebakaran, alarmnya hidup dia matikan, tetapi apinya di biarkan. Jadi, lagi-lagi pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi ini masih sangat rendah,” jelas Zulkhair.

Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan. Kepedulian masyarakat terhadap penyakit hipertensi harus ditingkatkan. Caranya, selain dengan pemeriksaan kesehatan adalah melakukan sosialisasi. “Kita berharap dengan ter-cover-nya hampir semua penduduk Indonesia dengan BPJS, pasien akan dengan mudah melakukan pemeriksaan di sarana-sarana kesehatan. Mudah-mudahan, walaupun pasien merasa tidak mengalami hipertensi, dengan dilakukan pemeriksaan dia jadi tahu dirinya sudah terkena hipertensi,” ungkap Zulkhair.

Dengan adanya konsep pendekatan keluarga, diharap kepedulian “sadar hipertensi” bisa lebih baik lagi, sehingga 28 juta penderita hipertensi yang semula tidak menyadari dirinya terkena penyakit ini, menjadi tahu, sadar, dan mau melakukan pengobatan serta mengubah pola hidup ke arah yang lebih sehat. Dalam hal ini, para sejawat medis di ruang praktik turut menjadi ujung tombak dalam mengedukasi para pasien hipertensi dan keluarganya. halo

INTERNIS

foto

: http

s://p

ence

rahn

usae

nde.

wor

dpre

ss.c

om

Diharapkan Puskesmas lebih sering mendatangi keluarga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Dr. dr. Zulkhair Ali, SpPD, K-GH, FINASIM

Page 32: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

32 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Selangkah lagi, Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengantongi Akreditasi A, menyusul Udayana dan Gadjah Mada yang sudah terlebih dulu mendapatkannya. Sebuah kerja keras demi mempertahankan reputasi.

AKREDITASI A DALAM GENGGAMAN

foto: https://smitshah21.files.wordpress.com

Suasana bahagia dan gembira meliputi Ruang Pertemuan Ilmu Penyakit Dalam, Gedung Asoka Lantai 4 RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Hari itu, tanggal

17 Juli 2016 Keluarga Besar Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah mengadakan syukuran atas pencapaian akreditasi A yang mereka raih sekitar sebulan yang lalu.

Pencapaian akreditasi A ini tertuang dalam Keputusan Perkumpulan LAM-

pencapaian ini berkat kerja sama semua pihak di Prodi IPD Udayana. “Ini semua berkat kerja sama yang baik dari semua pihak serta segala persiapan yang panjang sehingga kami berhasil mencapai prestasi ini,” ungkapnya. Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD, K-EMD, FINASIM menyatakan sangat bangga dengan pencapaian ini, dan mengharapkan keberhasilan ini dapat memotivasi program studi-program studi lain untuk melakukan hal serupa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Universitas Udayana.

PTKes Nomor 0615/LAM-PTKes/Akr/Spe/VI/2016, tanggal 19 Juni 2016, dan menempatkan Program Studi Ilmu Penyakit Dalam (Prodi IPD) Fakultas Kedokteran Universitas Udaya sebagai Prodi IPD yang pertama di Indonesia memperoleh akreditasi A (sangat baik).

Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Prof Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa, SpPD, K-GEH, FINASIM dalam sambutannya mengatakan

Page 33: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

33Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Menurut Kuntjoro maupun Deddy, ada 7 standar yang dinilai dalam proses akreditasi. Yaitu:

1. Nilai visi misi (visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian)

2. Tata pamong dan kepemimpinan (tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu)

3. Peserta didik (Mahasiswa dan lulusan)

4. Sumber daya manusia (SDM)

5. Kurikulum (kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik)

6. Sarana dan prasarana (pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi)

7. Penelitian dan pengabdian masyarakat (penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama)

Setiap standar tersebut mempunyai poin-poin penilaian yang didasarkan pada ketentuan yang sudah ditetapkan. Misalkan, terang Kuntjoro, mengenai peserta didik. “Kalau peserta didik yang lulus tepat pada waktunya lebih dari sekian persen, maka nilainya 4. Di bawah sekian persen nilainya sekian. Dan itu banyak, penilaiannya ada 75 poin. Semua penilaian tersebut kemudia dijumlahkan, dan maksimal nilainya 400. Dan kita bisa mendapatkan akreditasi A kalau nilainya minimal 360. Jadi upaya-upaya kita untuk mendapatkan akreditasi A

adalah berusaha memenuhi semua standar penilaian itu supaya mendapatkan nilai yang paling bagus. Kalau semua nilainya bagus berarti kita dapat 400. Kalau ada yang kurang-kurang, selama masih di atas 360, maka tetap akan mendapat akreditasi A,” jelas Kuntjoro.

Contoh lain, Deddy menjelaskan, dalam hal visi misi penilaiannya menyangkut sejauh mana setiap staf dalam Prodi yang bersangkutan paham akan visi misi Prodi. “Ibarat kapal seluruh awak kapal tahu tujuan kemana kapal akan berlayar dan berlabuh,” jelas Deddy.

Penilaian terhadap poin-poin di atas dilakuan oleh beberapa asesor yang didatangkan dari perguruan tinggi lain. Asesor ini menilai dokumen yang sudah disiapkan, kemudian menilai pula secara langsung ke lapangan, yang disertai dengan

Hingga akhir 2016, baru dua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam yang memperoleh akreditasi A. Setelah Udayana, akreditasi A diperoleh Prodi IPD Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang mendapatkannya berdasarkan Keputusan Perkumpulan LAM-PTKes Nomor 0961/LAM-PTKes/Akr/Spe/XI/2016, tanggal 25 November 2016. Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr. Deddy Nur Wachid Achadiono, M.Kes, SpPD, K-R, FINASIM mengatakan akreditasi A ini merupkan keberhasilan bersama yang tercapai melalui kerja keras dan kerja sama seluruh staf. “Yang jelas kita mengupayakan akreditasi ini bukan untuk kepentingan sendiri tapi untuk semuanya,” kata Deddy. Semua dalam artian, bukan hanya seluruh staf, juga untuk para mahasisiwa dan lulusan Prodi IPD FK UGM.

Di tahun 2017 ini jumlah Prodi IPD berakreditasi A akan bertambah. Yang akan segera menyusul adalah Prodi IPD Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Boleh dibilang akreditasi A ini sudah dalam genggaman. Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, MSc, SpPD, K-GER mengatakan bahwa Prodi IPD FKUI sudah menjalani penilaian lapangan yang merupakan bagian dari rangkaian proses memperoleh akreditasi. “Prodi IPD FKUI baru dua minggu lalu menjalani penilaian lapangan akreditasi. Sebenarnya proses akreditasinya sudah berlangsung lama sejak bulan September 2016. Ada proses pendampingan, asesmen kecukupan dan kemarin itu asesment lapangan,” terang Kuntjoro.

Sebenarnya, menurut Kuntjoro, Prodi IPD FKUI sudah menyiapkan pencapaian akreditasi A ini sekitar dua tahun lalu. “Jadi ya mestinya sih sudah siap dan dianggap cukup. Karena salah satu dasar dilakukannya penilaian lapangan adalah validasi dari fasilitator atau pembimbing kami. Jadi kalau pembimbing mengatakan sudah siap, maka baru boleh dilakukan penilaian lapangan. Jadi artinya Program Studi Ilmu Penyakit Dalam FKUI dikatakan sudah layak dilakukan penilaian lapangan,” tuturnya.

Untuk memperoleh akreditasi A membutuhkan persiapan yang panjang, karena banyak dokumen yang harus dihadirkan untuk memenuhi persyaratan.

Prof Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa, SpPD, K-GEHFINASIM

Page 34: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

34 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

melakukan wawancara dengan berbagai pihak. Selanjutnya asesor mengirim penilaian tersebut ke Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM- PTKes) untuk divalidasi. Hasil validasi ini bisa tetap, turun atau lebih tinggi dari penilaian lapangan. Dan hasil validasi ini pulalah yang menentukan akreditasi program studi bersangkutan. Secara keseluruhan, proses kerja LAM-PTKes dalam menentukan akreditasi program studi terdiri dari 52 langkah, dan memakan waktu sekitar 6-9 bulan.

SEKARANG LAM-PTKES

Memperoleh akreditasi bagi Program Studi di seluruh Perguruan Tinggi Kesehatan di Indonesia, kini menjadi keharusan. Dengan dimulainya era kerja sama di tingkat regional dan internasional, bangsa Indonesia mau tidak mau harus menyiapkan sumber daya manusianya yang handal dan mampu bersaing dengan para pesaing dari luar negeri. Maka penjaminan mutu eksternal perguruan tinggi menjadi kebutuhan. Dan itu bisa dicapai bila setiap program studi di perguruan tinggi memiliki akreditasi yang baik.

Akreditasi merupakan pengakuan terhadap perguruan tinggi atau program studi yang menunjukkan bahwa perguruan tinggi atau program studi tersebut dalam melaksanakan program pendidikan dan mutu lulusan yang dihasilkannya, telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT). Akreditasi A menunjukkan kualitas sangat baik. Akreditasi B berarti baik. Sedangkan akreditasi C berarti cukup.

Selama belasan tahun, BAN-PT menjadi satu-satunya lembaga akreditasi bidang pendidikan yang berhak mengakreditasi perguruan tinggi negeri dan swasta. BAN-PT menggunakan standar atau alat ukur yang bersifat generik dan hanya dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan. Dari pengalaman tersebut, dijumpai fakta bahwa tidak selamanya standar yang digunakan cocok untuk semua perguruan tinggi. Misalnya, standar untuk strata magister/master/S-2 umum tidak bisa digunakan untuk jenjang spesialis /Sp1 kedokteran karena adanya kekhasan pola pembelajaran, beban studi, dan sebagainya. Lalu timbul ide bagaimana jika akreditasi program studi dilakukan oleh asosiasi kelompok bidang ilmu yang serumpun. Jika demikian, diharapkan hasil akreditasinya lebih mencerminkan kondisi riil prodi.

Akhirnya, lahir Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) berbasis bidang ilmu. Dimulai dengan Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM PT-Kes), lalu LAM Teknik, LAM Agro, dan sebagainya. LAM PT-Kes diresmikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir,

pada tanggal 12 Februari 2015, dan mulai beroperasi tanggal 1 Maret 2015. LAM-PTKes telah mengeluarkan ketentuan dan menyiapkan sistem akreditasi yang sesuai bagi program studi klaster kesehatan. Kini, tugas penilaian akreditasi semua Prodi IPD dan lainnya dalam lingkup pendidikan kesehatan sepenuhnya dalam kewenangan LAM-PTKes.

Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr. Deddy Nur Wachid Achadiono, M.Kes, SpPD, K-R, FINASIM mengatakan LAM –PTKes sekarang sedang bersiap untuk mendapatkan rekognisi internasional dari World Federation for Medical Education (WFME) yang diharapkan tercapai di tahun 2018. “Dengan didapatkannya rekognisi internasional, maka seluruh program studi yang diakreditasi oleh LAM-PTKes akan diakui berstandar internasional,” tutur Deddy.

“Pada intinya, tujuan akreditasi bukan hanya untuk memberikan status dan peringkat akreditasi program studi saja, tetapi utamanya untuk menumbuhkan kesadaran, motivasi, dan langkah-langkah konkret yang akhirnya bermuara pada budaya peningkatan mutu berkelanjutan atau culture of continuous quality improvement,” tandas Deddy. halo

INTERNIS

dr. Deddy Nur Wachid Achadiono, M.Kes, SpPD, K-R, FINASIM

Page 35: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

35Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Tidak ada yang meragukan kualitas pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, khusus Program Studi Ilmu Penyakit

Dalam (Prodi IPD). Kendati demikian, yang namanya akreditasi A harus tetap diraih. Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universtas Indonesia, Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, MSc, SpPD, K-Ger mengungkapan pentingnya makna akreditasi A bagi prodi yang dipimpinnya.

“Pertama, dari sisi reputasi. Selama ini secara umum program-program yang ada di FKUI kan sudah dianggap atau diakui sebagai yang terbaik. Masalahnya, apakah kita bisa membuktikannya dengan berbagai dokumen. Itu yang dilihat dari proses akreditasi kemarin. Nah, kalau ternyata proses pencatatannya jelek, bisa saja reputasi yang selama ini sudah diakui orang ternyata diatas kertas tidak. Itu kan bisa saja terjadi,” ujarnya.

Kuntjoro mengakui banyak kendala teknis yang dihadapi saat menyiapkan dokumen-dokumen akreditasi. Masalahnya ada di teknis pencatatan. “Kita itu sebenarnya sudah hampir melakukan semua yang menurut kita baik. Seperti melakukan bimbingan kepada peserta didik, kita punya jumlah kasus yang banyak. Peserta didik (Program Pendidikan Dokter Spesialis - PPDS) melakukannya dengan jumlah yang cukup. Kemudian kami mempunyai banyak penelitian yang dapat digunakan oleh PPDS. Masalahnya adalah pada pencatatan,” tutur Kuntjoro.

Persoalan pencatatan ini terjadi di semua

tempat. Misalnya, salah satu yang dituntut dalam standar akreditasi adalah harus ada catatan berapa jumlah jam mengajar setiap staf. “Bingungkan menentukannya. Staf di sini kan tidak hanya mengajar.Tetapi juga melakukan pelayanan kepada pasien, melakukan penelitian, menjadi anggota organisasi di mana-mana. Beda dengan, misalnya guru, yang datang pagi pulang sore, yang hanya ada di situ dan hanya mengajar saja. Jelas menghitungnya. Kalau kita sangat sulit menghitungnya,” kata Kuntjoro.

Masalah lain adalah berapa jumlah PPDS yang lulus tepat waktu, jumlah PPDS yang mendapat nilainya diatas 3,5 dan jumlah dosen yang sudah mendapat sertifikat clinical teacher. Ini juga harus diupayakan nilai pencatatannya bagus. Pada intinya, semua yang syarat untuk memperoleh akreditasi A itu sudah dilakukan oleh Prodi IPD FKUI. Hanya problemnya selama ini pada pencatatan dan pendokumentasian.

Menurut Kuntjoro, perolehan akreditasi A ini sangat penting artinya bagi Prodi IPD FKUI. Akreditasi yang dianggap baik

itu kalau hasilnya A. Kalau akreditasi tidak A, ada beberapa konsekuensi yang akan dihadapi. Pertama, Prodi IPD yang akreditasinya bukan A, tidak boleh menerima peserta didik spesialis dulu. Kedua, selain pendidikan spesialis, ada juga yang namanya pendidikan sub spesialis. Nah program sub spesialis ini juga tidak boleh menerima peserta didik dulu, kalau program spesialisnya belum mendapatan akreditasi A.

“Jadi dampaknya besar. Dan itu menyangkut reputasi. Tentu tidak ada orang yang mau sekolah di program studi yang akreditasinya tidak baik. Jadi ini merupakan hal besar bagi kami yang harus dikerjakan dan diupayakan supaya mendapatkan akreditasi A,” ungkap Kuntjoro.

Asesmen lapangan sudah dilakukan. Jadi, kapan target akreditasi A tersebut akan diperoleh Prodi IPD FKUI? “Ya bulan Maret ini. Paling lama 2 minggu lagi,” tandas Kuntjoro pada Halo Internis saat diwawancarai via telepon tanggal 1 Maret 2017. halo

INTERNIS

KENDALA DAN KONSEKUENSI

Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, MSc, SpPD, K-Ger

AKREDITASI A PRODI IPD FKUI“Alhamdulillah Kami sudah mendapatkan SK dari LAM-PTKes yang menyatakan Prodi Spesialis IPD FKUI saat ini statusnya terakreditasi, dengan nilai 376 (dari maksimal 400), dan peringkat akreditasi A (sangat baik). Status akreditasi ini berlaku sampai 4 Maret 2022.

Kami pengelola Prodi Spesialis IPD FKUI menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Departemen, para Koordintor, Guru Besar, dan seluruh Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam atas dukungan dan kontribusinya dalam pelaksanaan pendidikan Sp 1 selama ini serta pada proses akreditasi yang sudah kita jalani. Semoga ini bisa menjadi penyemangat agar kita menjadi lebih baik lagi.”

Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam FKUI Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, M.Sc, SpPD, K-Ger

STOP PRESS

Page 36: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

36 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Pada tanggal 22 November 2016 Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Republik Indonesia mengeluarkan safety alert

atau informasi untuk tenaga kesehatan profesional terkait penggunaan obat malaria Artesunate Injeksi pada pasien penyakit malaria. Safety alert ini dikeluarkan dalam rangka kehati-hatian dalam pemberian obat malaria tersebut kepada masyarakat di lapangan.

Artesunate merupakan salah satu obat antimalaria derivat Artemisinin. Di Indonesia Artesunate tersedia dalam bentuk sediaan tablet dan injeksi. Obat injeksi Artesunate disetujui untuk digunakan pada pengobatan malaria berat (severe malaria), termasuk penyakit malaria yang disebabkan oleh P. Falciparum yang resisten terhadap klorokuin.

Badan POM RI mendapatkan informasi tentang adanya Kejadian Tidak Diinginkan

(KTD) di sebuah pusat pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari, Papua Barat pada bulan Mei 2016 terhadap lima orang pasien dalam waktu hampir bersamaan. Kelima pasien tersebut tidak mengalami malaria berat, namun oleh petugas kesehatan disana diberi obat antimalaria injeksi Artesunate dengan dosis yang sesuai dengan dosis untuk menangani malaria berat. Kelimanya mengalami Kejadian Tidak Diinginkan yang hampir serupa, yakni: demam, menggigil hebat, muntah-muntah, jantung berdebar, dan pusing. Reaksi ini muncul sekitar 1 jam setelah pemberian suntikan Artesunate yang kedua atau ketiga. Pada salah seorang pasien berusia 13 tahun, KTD yang dialaminya disertai kejang. Melihat situasi ini, petugas kesehatan menghentikan pemberian injeksi Artesunate. Untunglah setelah itu, kondisi pasien berangsur-angsur pulih.

Kejadian Tidak Diinginkan ini membuat Badan POM bersama Tim Ahli Monitoring Efek Samping Obat (MESO) melakukan

pengkajian terhadap kasus yang dialami lima pasien di Manokwari tersebut. Disimpulkan, bahwa kelima kasus KTD ini berhubungan (related) dengan pengunaan injeksi Artesunate.

Ada hal baru yang dijumpai pada kasus di atas. Informasi produk injeksi Artesunate mencantumkan produk ini memiliki efek samping berikut: nause (mual), headache (sakit kepala), fever (demam), dan seizures (kejang). Namun belum ada pencantuman efek samping jantung berdebar. Sementara hal ini dialami pasien. Hasil penelusuran literatur yang dilakukan Badan POM RI diketahui, WHO – Essential Medicine and Health Product Information dan Medscape menyebutkan beberapa efek samping obat (ESO) yang dapat terjadi pada penggunaan Artesunate Injeksi ini antara lain: demam, rash (ruam kulit), cardiotoxicity (komplikasi jantung), dan neurotoxicity atau racun saraf (yang teramati pada studi menggunakan hewan percobaan).

Safety Alert

KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN PADA PEMBERIAN OBAT MALARIA

Pho

to b

y: S

hutte

rsto

ck

Page 37: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

37Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Lebih lanjut, Badan POM RI mengingatkan petugas kesehatan profesional untuk meningkatkan kehati-hatian dalam pemberian obat injeksi Artesunate, terutama pada pasien yang memiliki faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, hiperkolesterol, diabetes, dan sebagainya.

Badan POM RI juga mengimbau agar tenaga kesehatan profesional melaporkan bila menemukan setiap kasus efek samping obat kepada BPOM, baik melalui Form-Kuning MESO ataupun secara online melalui meso.go.id. Laporan ini sangat berguna untuk memantau keamanan produk obat yang beredar di Indonesia. Ini merupakan bagian dari upaya Badan POM RI untuk memberikan perlindungan dan jaminan kepada masyarakat atas keamanan produk yang beredar di Indonesia.

PERLU INVESTIGASI

Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, DR. dr. Khie Chen , SpPD, K-PTI, FINASIM mengatakan kasus KTD terkait dengan Artesunate Injeksi ini perlu dinvestigasi lebih lanjut. Ada beberapa hal yang mengundang pertanyaan. Pertama, sebelum peristiwa ini terjadi, Badan POM RI belum pernah menerima laporan kasus KTD lain yang serupa pada penggunaan Artesunate Injeksi. Berarti ini adalah kasus perdana selama penggunaan Artesunate Injeksi di Indonesia. Kedua, berdasarkan pengalaman Khie di lapangan, pemberian tablet maupun

injeksi kepada pasien sama hasilnya. “Sebenarnya diberikan secara tablet dan injeksi sama saja. Sejauh yang saya lakukan aman saja,” ujarnya.

Menurut Khie, Artesunate Injeksi memang diindikasikan untuk penderita malaria berat, namun tidak masalah diberikan pada malaria ringan. “Tidak masalah. Memang indikasinya untuk malaria berat, tetapi kalaupun diberikan kepada yang ringan, harusnya tidak masalah. Sediaannya sama,” tuturnya.

Sebenarnya, kata Khie pula, semua pengobatan malaria standar, baik untuk malaria ringan atau berat. Bedanya hanya kalau malaria yang ringan diobati dengan menggunakan tablet, dan yang berat menggunakan injeksi. “Semuanya menggunakan derivat artemisinin,” ungkapnya.

Khie berkeyakinan, kasus KTD di Manokwari tersebut bukan disebabkan oleh unsur artemisinin yang terkandung dalam obat injeksi yang diberikan kepada kelima pasien tersebut. “Menurut saya, ini harus diinvestigasi. Mungkin campurannya atau yang lainnya. Kalau menurut saya bukan karena artemisininnya,” imbuh Khie.

Khie memberikan pandangan bahwa mungkin ada masalah dengan sediaan yang diberikan kepada pasien, bukan pada obatnya. Karena selama ini, sepengetahuannya, tidak ada masalah dengan pengguna Artesunate Injeksi.

Safety Alert

Dr. dr. Khie Chen, SpPD, K-PTI, FINASIM

Bahkan, menurut Khie pula, harusnya kejadian efek samping obat ini sedikit. Tetapi melihat Kejadian Tidak diinginkan ini menimpa lima orang sekaligus dalam waktu yang hampir bersamaan, Khie berpendapat barangkali memang ada efek samping yang tidak terprediksi sebelumnya. Untuk memastikannya, satu-satunya cara lakukan investigasi agar semua terang benderang dan tak ada keraguan lagi terhadap obat yang sudah menolong banyak orang tersebut.

Hal senada diungkapkan oleh dr. Samuel Maripadang Baso, SpPD, FINASIM, dari RSUD Jayapura Papua. Menurutnya, selama ini tidak pernah ditemukan masalah dalam penggunaan Artesuante Injeksi dalam pengobatan kasus malaria di Papua. Kemungkinan, kasus di Manowari terjadi karena kesalahan dalam pemberian obat, bukan pada obatnya.

“Sebenarnya tidak ada yang salah dengan obat tersebut. Mungkin cara penggunaannya saja yang salah. Kita kan sudah menggunakan sejak lama. Hampir 10 tahun, tidak pernah ada kejadian seperti itu,” tandas Samuel. halo

INTERNIS

Page 38: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

38 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Safety Alert

Perjuangan Indonesia mengendalikan malaria selama lima puluh tahun ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Angka kejadian penyakit malaria sudah menurun drastis, dan

semakin berkurang dari tahun ke tahun. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan gambaran sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat 465.764 kasus positif malaria. Lima tahun kemudian pada 2015, angka ini berkurang lebih dari separuhnya menjadi 209.413 kasus. Angka kejadian malaria (Annual Parasite Incidence –API) di Indonesia pada tahun 2015 tercatat sebesar 0,85 per 1000 penduduk, berkurang signifikan dibanding tahun 2011 yang masih mencatatkan angka 1,75 per 1000 penduduk.

Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2016 menyebutkan beberapa daerah, seperti Bali, Jawa Timur, Jawa barat, dan Banten bahkan

PAPUA MASIH ENDEMIS MALARIA

sudah mencapai eliminasi malaria. Secara nasional daerah eliminasi malaria meliputi lebih dari 80% kabupaten/kota di di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatera. Artinya, sekitar 74% penduduk Indonesia telah hidup di daerah Bebas Penularan Malaria.

Saat ini malaria masih menghantui daerah-daerah di Indonesia bagian timur, terutama di Provinsi Papua dan Papua Barat. Pemerintah tak henti berupaya agar angka kejadian malaria bisa terus ditekan. Salah satunya mengupayakan agar seluruh rumah tangga di daerah endemis malaria mendapatkan kelambu anti nyamuk dan memanfaatkannya dengan baik untuk mencegah malaria. Sampai dengan 2015, cakupan penduduk berisiko tinggi malaria yang mendapat perlindungan kelambu anti nyamuk di daerah endemis tinggi telah mencapai 87 persen.

Ketua PAPDI Cabang Tanah Papua, dr. Samuel Maripadang Baso, SpPD, FINASIM, mengutarakan malaria memang masih menjadi masalah besar di Papua. Namun pemberian obat-obatan seperti Artesunate telah menurunkan angka kematian. Bahkan sudah ada daerah yang tidak ada lagi kasus warga meninggal karena malaria. Kendati demikian, target eliminasi malaria di Papua pada tahun 2030 masih sulit tercapai. Selain medan lapangan Papua yang sulit dijangkau oleh tenaga medis, juga karena belum banyak dokter dan petugas kesehatan di Papua yang belum bisa menggunakan obat-obat dengan betul-betul baik.

“Memang kita masih kekurangan tenaga medis terutama di daerah pedalaman. Masih manyak puskemas yang belum ada dokternya. Tetapi angka kematian akibat malaria sudah sangat-sangat turun. Sudah jarang orang meninggal dengan adanya obat baru (Artesunate),” tutur Samuel. halo

INTERNIS

dr. Samuel Maripadang Baso, SpPD, FINASIM

Page 39: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

39Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Badan Pengawan Obat dan Makanan (Bdan PM) Republik Indonesia, melalui safety alert yang dikeluarkan tanggal 26 November 2016,

mengingatkan para tenaga kesehatan profesional di Indonesia untuk berhati-hati menggunakan obat penginterferon alfa-2a bagi penderita hepatitis, dan mencermati setiap efek samping penggunaan obat ini pada pasien. Himbauan kehati-hatian ini mengacu pada kasus yang terjadi di negeri kangguru, Australia.

Pada Desember 2015, Therapeutic Good Administration (TGA) Australia menginformasikan adanya risiko facial palsy pada penggunaan obat penginterferon alfa-2a. Obat ini diindikasikan untuk pengobatan HbeAg positif da HbeAg negatif hepatitis B kronis pada pasien nonsirosis dan sirosis dengan penyakit hati, yang terbukti dengan adanya replikasi virus, terjadi peningkatan enzim Alanine Transaminase (ALT) dan histologi yang diverifikasi dengan peradangan hati dan atau fibrosis. Penginterferon alfa-2a juga diindisikasikan untuk pengobatan hepatitis C kronis pada pasien dewasa dengan serum HCV-RNA positif. Pada pengobatan hepatitis C, penginterferon alfa-2a dikombinasi dengan ribavirin untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Safety Alert

Risiko Facial Palsy Dibalik Obat Penginterferon Alfa-2a

Hingga 19 Agustus 2015 TGA Australia telah menerima lima laporan kelumpuhan saraf VII yang berhubungan dengan penginterferon alfa-2a, termasuk tiga kasus dimana penginterferon alfa-2a sebagai satu-satunya obat yang dicurigai. Berdasarkan pemantauan TGA terhadap laporan efek samping pasca pemasaran penginterferon alfa-2a di Australia dan internasional, memang diketahui terdapat potensi risiko kelumpuhan saraf VII—yang dikenal juga sebagai Bell palsy—pada penggunaan penginterferon alfa-2a.

Badan POM sendiri hingga awal tahun 2017 belum pernah mendapatkan laporan adanya efek samping facial palsy ini pada pasien-pasien yang menjalani pengobatan hepatitis B dan hepatitis C di Indonesia. Hal ini dibenarkan oleh dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM dari Divisi Hepatologi, Departemen llmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Indonesia yang mengatakan telah menggunakan obat penginterferon alfa-2a sejak tahun 1999 namun belum pernah menemukan efek samping bell palsy. “Jadi bell palsy memang tidak termasuk efek samping yang mayor, yang jadi perhatian khusus,” tutur Irsan.

Menurut Irsan, kemungkinan efek samping facial palsy atau bell palsy bisa saja terjadi, walau kasusnya tidak tinggi, karena efek samping obat ini banyak. Yang paling

foto

: http

s://w

ww

.hem

ophi

lia.o

rg

sering muncul adalah depresi, mual, nafsu makan turun, , berat badan turun, HB turun, Trombosit turun, sariawan, batuk-batuk, mudah sensitif, sulit tidur, dan rambut rontok. Bell palsy berkaitan dengan neuropati. Pada pasien yang mengalami gangguan saraf, obat ini tidak diberikan.

Irsan juga menjelaskan sekarang ini pengobatan penginterferon alfa-2a mulai ditinggalkan. Sudah ada pengobatan hepatitis terbaru dengan efek samping minimal dan tingkat keberhasilannya mencapai 95 persen, dan ada versi generiknya. Obat hepatitis terbaru ini akan dibahas secara lengkap pada edisi mendatang. halo

INTERNIS

dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM

Hingga 19 Agustus 2015 TGA Australia telah menerima lima laporan kelumpuhan saraf VII yang berhubungan dengan penginterferon alfa-2a, termasuk tiga kasus dimana penginterferon alfa-2a sebagai satu-satunya obat yang dicurigai.

Page 40: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

40 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Setelah 20 tahun melakukan riset pajang, akhirnya Sanofi Pasteur, perusahaan farmasi asal Perancis, berhasil membuat vaksin Dengue. Vaksin ini dipasarkan

dengan brand Dengvaxia, digunakan untuk mencegah infeksi virus Dengue penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Uji klinis terhadap Dengvaxia ini dilakukan terhadap setiap 10 orang per 1000 populasi di Asia Tenggara dan Amerika Latin. Hasilnya terbukti 70 persen efektif melindungi populasi di daerah endemis Dengue, dan 90-95 persen efektif mencegah terjadinya komplikasi yang buruk akibat infeksi Dengue.

Dengvaxia mendapatkan izin produksi tanggal 22 Desember 2915, dan diluncurkan pertama kali pada tanggal 24 Februari 2016. Kehadirannya disambut baik oleh dunia. Kegembiraan pun diperlihatkan oleh Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO). Setelah

melakukan diskusi dan menelaah bukti-bukti ilmiah, pada tanggal 15 April 2016 Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) dari WHO merekomendasikan penggunaan vaksin Dengue ini di negara-negara yang endemis Dengue tinggi. Dan pada tanggal 19 Juli 2016 untuk pertama kalinya WHO menerbitan Positition Paper terkait vaksin Dengue. Harapannya, vaksin ini dapat digunakan dalam skala besar dan dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional, utamanya di negara-negara tropis dan subtropis yang rawan terjangkit DBD.

WHO punya perhatian khusus terhadap DBD karena 40 persen penduduk dunia menetap di wilayah yang rawan terkena penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. WHO mencatatkan kasus infeksi Dengue di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam dekade 1996 – 2005 terjadi lonjakan besar, dari 0,4 juta kasus menjadi 1,3 juta kasus. Pada tahun

2010, terjadi sekitar 2,2 juta infeksi virus Dengue, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 3,2 juta kasus. Utamanya paling banyak terjadi di Asia, diikuti oleh Amerika Latin dan Afrika.

RESPONS INDONESIA

Ada empat negara yang sudah mendapatkan lisensi untuk memproduksi Dengvaxia, yakni Meksiko, Brazil, El teSalvador, dan Filipina. Sejauh ini Dengvaxia sudah dipasarkan di 12 negara, yang menjadikan pencegahan DBD sebagai prioritas program kesehatan masyarakatnya. Negara-negara tersebut adalah Meksiko, Filipina, Brazil, El Savador, Kosta Rika, Paraguay, Guatemala, Peru, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Bolivia.

Indonesia termasuk negara yang cepat merespon positif kehadiran vaksin Dengue. Dengvaxia mulai dipasarkan di Indonesia sejak Oktober 2016 lalu, yang tentunya

VAKSIN PENANGKAL DENGUE

Vaksin Dengue sudah beredar di Indonesia. Diharapkan dapat menekan angka morbiditas dan kematian akibat DBD.

foto

: http

://w

ww

.nat

ural

heal

th36

5.co

m

Page 41: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

41Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

SOROT

sudah mendapatkan persetujuan dan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Di lingkup Asia, Indonesia merupakan negara kedua yang memasarkan vaksin Dengue ini, sesudah Filipina. Sedangkan di lingkup global merupakan negara ketujuh.

Respon cepat ini terkait dengan kondisi DBD di Indonesia memang perlu mendapatkan perhatian serius. Data Direktorat Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan RI menyebutkan hingga akhir Januari 2016 telah kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD di 12 Kabupaten dan 3 Kota dari 11 Provinsi di Indonesia, antara lain Kabupaten Tangerang, Kota Lubuklinggau, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Sikka, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Majene. Kemenkes mencatat, sepanjang bulan Januari dan Februari 2016 jumlah penderita (morbiditas) DBD di Indonesia sebanyak 8.487 orang, dengan jumlah kematian (mortalitas) 108 orang. Sebanyak 43,44 persen penderita DBD berusia 5 - 14 tahun, dan 33,25 persen berusia 15 - 44 tahun.

Muncul pertanyaan, apakah vaksin Dengue ini benar-benar dapat mencegah DBD di Indonesia? Beredar kabar di “dunia maya” bahwa karakter virus Dengue di Meksiko berbeda dengan di Indonesia, sehingga efektivitas vaksin ini belum tentu cocok untuk mencegah DBD yang mengintai masyarakat Indonesia. Benarkah hal ini?

Pakar alergi dan imunologi Indonesia dari Divisi Alergi dan Imunologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM, menegaskan bahwa berita yang beredar itu tidak benar. Karakter virus Dengue di Indonesia dan di Meksiko maupun negara lain adalah sama. “Diketahui ada empat jenis serotipe virus Dengue yang dapat menyebabkan infeksi Dengue. Empat serotipe virus Dengue yang beredar di Meksiko maupun negara lain sama dengan yang beredar di Indonesia,” ungkap Iris.

Dijelaskan pula oleh Iris, kendati diproduksi di negara yang berbeda, vaksin Dengvaxia yang dihasilkan sama kualitas dan efektivitasnya. Vaksin ini bekerja persis sebagai mana vaksin pada umumnya.

Antigen dalam vaksin Dengue bekerja dengan menginduksi sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat memberikan perlindungan terhadap keempat serotipe virus Dengue.

Terkait efektivitas vaksin, Iris mengingatkan, vaksin apapun kendati memiliki efektivitas sangat tinggi, tidak ada yang 100 persen mencegah penyakit. Tetapi, dapat membuat orang yang sudah mendapatkan vaksin memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik. Setidaknya, jika terkena penyakit, dampak tidaklah berat.

TIGA KALI DOSIS

Vaksin Dengue diberikan tiga kali dosis dengan interval enam bulan. Jadi, rentang waktu pemberiannya secara lengkap berlangsung selama satu tahun. Dosis pertama dimulai pada 0 bulan, dosis kedua 6 bulan berikutnya, kemudian 12 bulan dari pemberian dosis awal. BPOM Indonesia menyetujui pemberian Dengvaxia untuk usia 9 sampai 16 tahun. Sedikit berbeda dengan yang di luar negeri, dimana vaksin Dengue boleh diberikan untuk usia 9 – 45 tahun.

Perbedaan ini karena BPOM mengacu pada lingkup sampel penelitian yang diambil di Indonesia berkisar pada usia 9 - 16 tahun. Sanofi belum merekomendasikan pemberian Dengvaxia untuk usia di bawah 9 tahun karena vaksin Dengue yang sekarang belum memberikan kekebalan yang efektif pada anak dibawah usia 9 tahun. Dibutuhkan riset lanjutan sehingga vaksin bisa menjangkau semua umur. Juga, dibutuhkan riset lanjutan untuk mengetahui apakah seseorang membutuhkan vaksin ulangan (booster) untuk mempertahankan kadar antibodi yang memadai sampai dewasa.

Imunisasi Dengue belum ditanggung pemerintah Indonesia. Masyarakat dapat memperolehnya dengan biaya pribadi. Harganya memang relatif mahal, sekitar

Antigen dalam vaksin Dengue bekerja dengan menginduksi sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat memberikan perlindungan terhadap keempat serotipe virus Dengue.

Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM

Rp1,2 juta per dosis. Namun manfaat yang diberikannya jauh lebih besar dari harga dibayarkan. “Dibandingkan dengan total rawat inap dan dampak kepada keluarga bila terkena DBD dan risiko fatal hingga kematian yang dapat terjadi, biaya ini masih memadai,” tutur Iris. halo

INTERNIS

Page 42: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

42 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

SOROT

Gonjang ganjing Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2017 belum usai. Memang pemunguan suara sudah diaksanakan pada

anggal 15 Februari 2017 lalu, namun di sejumlah daerah “pertarungan” masih berlangsung. Sebut saja Provinsi Banten, berdasarkan hitung cepat (quick count) dari sejumlah lembaga survei menunjukkan selisih perolehan suara yang tipis, tak

tingkat propinsi maupun kabupaten dan kotamadya, para penyelenggara Pilkada baik para anggota KPU Pusat maupun KPU Daerah, para anggota Bawaslu Pusat dan Daerah serta penyelenggara pemilu dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan tingkat propinsi.

Pengalaman yang lalu memberi pelajaran berharga bagi kita, bahwa proses Pilkada seringkali tidak saja mengorbankan waktu dan tenaga bagi penyelenggaranya, termasuk tim sukses dan para fans calon kepala daerah, melainkan juga dapat mengakibatkan terjadinya koran jiwa. Bisa saja pihak-pihak yang tidak siap dengan hasil Pilkada, lalu mengalami stres dan akhirnya meninggal dunia. Kelelahan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berujung pada kematian.

DAMPAK BURUK KELELAHAN

Tubuh kita memiliki keterbatasan. Ibarat mesin mobil, tubuh manusiapun perlu istirahat. Jika terus dipaksa untuk beraktivitas maka tubuh kita akan mengalami kelelahan. Dampak kelelahan

OlehDr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP *)

TETAP SEHAT PASCA PILKADA SERENTAK

foto: https://www.slideshare.net

sampai 1 persen. Sementara saat tulisan ini diturunkan perhitungan real count oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) belum lagi tuntas. Berkaca pada kasus serupa di daerah-daerah lain pada pilkada-pilkada sebelumnya, ada kemungkinan penentuan pemenang Pilkada Banten akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi dan tentunya akan memakan waktu.

Lebih jelas lagi Pilkada DKI Jakarta yang pada akhirnya harus digelar dua putaran, karena tidak ada pasangan calon gubernur yang mendapatkan suara di atas 50 persen. Pilkada putaran kedua ini akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2017. Masih sekitar satu bulan lagi.

Yang perlu dicermati, berbagai dampak dari proses Pilkada khususnya seputar masalah kesehatan akan muncul setelah ini. Rangkaian dari proses pemilu ini akan membawa dampak buruk bagi kesehatan pada orang-orang yang terlibat pada proses Pilkada tersebut. Adapun orang-orang yang terpapar pada kondisi kesehatan yang buruk akibat kelelahan tersebut adalah para tim sukses calon kepala daerah, baik

Page 43: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

43Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

SOROT

ini adalah gangguan kesehatan secara umum, kambuhnya berbagai penyakit kronis dan menurunnya daya tahan tubuh seseorang. Kelelahan serta stres yang tinggi juga akan sangat mengganggu proses metabolisme dan hormonal di dalam tubuh manusia.

Kelelahan terjadi karena fisik dan mental dipaksa bekerja secara terus menerus tanpa istirahat yang cukup. Ditambah lagi membaca informasi di media sosial yang membuat kita menjadi terkaget-kaget. Selain itu kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat seperti bising, suhu ruangan yang panas serta asap rokok di dalam ruangan memperburuk kelelahan yang terjadi. Pada akhirnya kelelahan ini berdampak serius bagi kesehatan. Kondisi ini diperburuk dengan kebiasaan mengisap rokok serta mengonsumsi suplemen dan minuman berenergi yang umumnya mengandung ginseng dan kafein yang umumnya dilakukan saat Tim Sukses atau para fans dari para calon kepala daerah berkumpul.

ANTISIPASI KELELAHAN

Hal yang bisa mencetuskan terjadinya kelelahan pada para tim sukses dan juga penyelenggara Pilkada adalah kerja yang terus menerus dalam beberapa minggu terakhir dan juga beberapa minggu kedepan. Kondisi ini menyebabkan kurang tidur, kurang istirahat, makan tidak teratur.

Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan sistim pencernaan, gangguan sistim jantung dan pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak serta penurunan daya tahan tubuh.

Gangguan pencernaan merupakan hal utama yang terjadi jika seseorang mengalami kelelahan. Keluhan pencernaan yang timbul antara lain nafsu makan berkurang dimana hal ini akan memperparah kondisi fisik yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Seseorang yang mengalami kelelahan juga akan mengalami mual bahkan muntah serta nyeri di uluhati.

Mereka yang mengalami kelelahan juga sebenarnya sudah tidak berkonsentrasi dan bekerja dengan baik, selain itu emosinya juga menjadi tinggi. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengendara yang sedang mengalami kelelahan tersebut.

Berbagai penyakit kronis dapat menjadi kambuh jika seseorang mengalami kelelahan, antara lain sakit maag, gangguan kejiwaan, asma, kencing manis (Diabetes Mellitus), Hipertensi, stroke dan serangan jantung. Kelelahan fisik dan psikis juga akan memperburuk daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi virus seperti virus flu, mengalami infeksi usus berupa diare, dan rentan terkena infeksi virus Hepatitis, Demam Thypoid dan virus demam berdarah.

TIPS TETAP SEHAT SELAMA PILKADA

• Apabila sudah merasakan gangguan kesehatan seperti mual, muntah, dan sakit kepala serta nyeri dada, itu adalah peringatan untuk berhenti beraktivitas dan segera mengobatinya.

• Tetap pertahankan jumlah tidur minimal 6 jam sehari. Dimana ada kesempatan untuk beristirahat maka dianjurkan untuk beristirahat.

• Tetap memperhatikan waktu makan, minimal tiap 6 jam. Sebaiknya disela

waktu makan ada makanan yang dikonsumsi terutama makanan yang sehat tidak mengandung coklat, keju, berlemak dan mengurangi goreng-gorengan. Minum air putih harus tetap dipertahankan sebanyak minimal 2 liter per hari.

• Lebih banyak menkonsumsi buah dan sayur-sayuran. Diwaktu antara makan baik juga untuk selalu menkonsumsi buah.

• Mengurangi menghisap rokok, minuman bersoda.

• Minum kopi jangan berlebih-lebihan maksimal 2 gelas sehari-hari.

• Jangan mengonsumsi suplemen berlebihan.

• Hindari minuman yang mengandung kafein atau mengantung ginseng. Karena sebenarnya yang dibutuhkan tubuh saat itu adalah istirahat.

Hal-hal di atas dapat mengantisipasi kemungkinan kelelahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya. Semoga mereka yang sedang berjuang menegakkan demokrasi dalam rangka menciptakan Pilkada yang bersih dan bermartabat, selalu dalam keadaan sehat setelah menyelesaikan tugas yang maha berat ini. Salam Sehat!haloINTERNIS

*) Wakil Ketua I PB PAPDI

@Prodia_Lab

Pemeriksaan IgE Atopy (Panel Indonesia) adalah pemeriksaan semikuantitatif untuk deteksi antibodi IgE manusia terhadap alergen inhalasi atau makanan dalam serum atau plasma.

IgE Atopy (Panel Indonesia)

Page 44: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

44 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

SOROT

PROBLEMATIKA KAUM OCTOGENARIAN

Di usia senja banyak problematika. Kendati demikian, kebahagiaan tak boleh sirna. Kepedulian

dan kasih sayang dari seluruh anggota keluarga untuk lansia, bermakna lebih dari segala-galanya.

foto: m.giavaniMenjadi seorang octogenarian, yakni berusia 80 an, dengan tubuh sehat dan bahagia adalah

harapan banyak orang. Namun tak semua dapat meraihnya. Jamak djumpai pada umumnya orang-orang yang memasuki usia 80 tahun dan lanjut usia (lansia) lainnya diliputi berbagai gangguan kesehatan. Karenanya dalam rangka menyambut Hari Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Mei, Redaksi membahas tentang problematika kesehatan yang

dihadapi kaum octogenarian dan lansia lain serta solusinya.

Page 45: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

45Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

SOROT

Pakar Gerontologi Medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD, K-Ger, Mepid, menjelaskan para lansia, termasuk di antaranya kaum octogenarian, banyak yang mengalami penyakit degeneratif, seperti osteoartrosis (mengalami nyeri dan kaku pada lutut, ankle, bahu, pangkal paha, atau ruang tulang belakang mulai dari leher hingga tulang ekor, atau daerah lain), demensia, parkinson’s disease, dan keganasan. Selain itu, penyakit-penyakit seperti Diabetes Melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung, kardiomiopati, kanker, gangguan ginjal, serta penyakit infeksi juga sering menyerang mereka.

“Dalam perjalanan usia, mereka (para lansia) biasanya bertahap mengidap penyakit kronik yang sebagian terkendali dan sebagian tidak atau kurang terkendali. Jika seiring dengan hal tersebut, mereka terkena suatu kondisi akut atau acute insult, maka mereka bisa sakit berat disertai penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas mendasar sehari-hari. Ketika mereka harus dibawa ke rumah sakit inilah muncul berbagai kondisi yang disebut sebagai Geriatric Giants maupun Geriatric Syndrome,” papar Heriawan, Minggu (19/12/2017).

Geriatric Giants adalah problem-problem raksasa atau luar biasa yang terjadi pada pasien geriatri (berusia lanjut), misalnya delirium atau acute confusional state, inkontinensia, imobilitas, jatuh, instabilitas postural, depresi, maupun decubitus. Adapun Geriatric Syndrome, misalnya innanition, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, impecunity, isolation, impotensia, dan cognitive impairment.

GAMPANG-GAMPANG SUSAH

Cara mencegah datangnya penyakit-penyakit tersebut, dikatakan Heriawan, gampang-gampang susah. Sebab, tidak ada cara spesifik untuk mencegah setiap jenis penyakit. “Jika Anda mengharapkan bahwa untuk setiap jenis penyakit ada cara spesifik untuk mencegahnya maka Anda akan kecewa,” tutur mantan Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PB PERGEMI) Periode Tahun 2007-2010 dan 2010-2013 ini.

Secara umum, jika seseorang menjalankan pola hidup sehat secara baik dan benar maka, ia akan bisa terbebas dari sebagian besar penyakit yang disebutkan di atas. Misalnya, membiasakan diri dengan pola makan seimbang dan tidak berlebihan. Tidak berlebihan disini berarti lebih baik kiranya mengonsumsi sebanyak 75 - 80 persen dari porsi konsumsi yang biasanya dianggap cukup.

Sedangkan seimbang maksudnya,dalam menu makanan terdapat asumber energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu pastikan variabilitasnya memadai agar kandungan mikronutriennya cukup. Jika perlu, konsumsi vitamin- mineral secara moderat. Satu lagi, jangan lupa mengonsumsi serat secukupnya.

“Karbohidrat kompleks lebih dipilih dari pada karbohidrat sederhana. Upayakan mengonsumsi empat porsi buah sehari

semalam. Kurangi makanan deep fried, perbanyak protein dari ikan kemudian unggas, kemudian telur, dan jangan tinggalkan protein nabati. Susu dan produk susu juga penting. Makanan yang ditumis, atau dipepes, dikukus, atau direbus mau pun panggang lebih dipilih dari pada yang deep fried. Sebaiknya porsi makanan dibagi dalam 3 makanan utama dan 2 makanan selingan,” ujar Heriawan.

Bagaimana dengan olahraga? Masihkah lansia perlu berolahraga? Untuk hal yang satu ini, Heriawan menyarankan lansia meluangkan waktu melakukan olah raga low impact, yang dapat menjamin kelenturan persendian dan menjamin kelenturan otot. Olahraga yang meningkatkan kemampuan kardiorespirasi juga baik. Yang terpenting untuk diingat, jangan memilih gerakan yang terlalu membebani sendi ankle, lutut, panggul mau pun bahu. Olah raga teratur selama 20-30 menit yang dilakukan tiga sampai empat kali seminggu, amat baik untuk menjaga kebugaran tubuh. Upayakan cukup istirahat, jangan merokok, periksakan tekanan darah secara teratur. Demikian pula kadar gula, kadar lemak darah, kadar asam urat serta fungsi organ vital anda melalui check up teratur. Periksakan juga kondisi gigi-geligi setiap enam bulan sekali walau pun tidak ada keluhan. Dan yang terpenting juga, lansia hendaknya hidup dengan berpikiran positif dan pandai mengelola stres dengan bijak.

foto

: ant

ara

Lansia disarankan meluangkan waktu untuk melakukan olah raga low impact.

Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD, K-Ger, FINASIM, FACP, MEpid

Page 46: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

46 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

SOROT

SARAN BAGI KELUARGA

Bila tinggal serumah dengan anggota keluarga yang telah berusia 80 tahunan, maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan dipersiapkan.

• Memiliki kewaspadaan tinggi terhadap kemungkinan cidera atau kecelakaan yang berkaitan dengan berbagai kemunduran yang terjadi. Misalnya, jika pada keluarga usia lanjut terdapat kesulitan berjalan atau ada instabilitas postural, maka perhatian permukaan lantai atau halaman yang tidak rata, seperti berbatu-batu, adanya karpet yang bagian ujungnya terlipat, adanya perbedaan tinggi lantai (undakan), tangga, dan sebagainya.

• Sedapat mungkin tempatkan kamar lansia di lantai dasar, jangan di lantai dua.

• Bila lansia harus menaiki atau menuruni tangga, maka perlu dijaga terutama saat turun tangga. Keadaan ini juga berhubungan dengan berkurangnya faal penglihatan mereka.

• Waspadai risiko jatuh, dimana yang paling sering terjadi di dalam kamar mandi atau toilet, atau di daerah sekitarnya.

• Sofa di ruang tamu atau ruang keluarga dapat juga menimbulkan persoalan. Karena sangat lembut atau empuk, saat warga usia lanjut menduduki sofa tersebut, sudut pada kaki akan lebih kecil dari 90 derajat. Sehingga ketika harus berdiri dibutuhkan energi ekstra untuk ekstensi lutut. Mereka tidak kuat menahan beban tubuhnya bisa jatuh terjerembab.

Selain faktor-faktor fisik, beberapa hal yang berkaitan dengan komunikasi juga potensial menimbulkan masalah. Yang paling mudah dikenali adalah gangguan pendengaran. Informasi yang disampaikan anggota keluarga, bisa saja berbeda diterima oleh lansia. Solusinya, upayakan ketika berbicara dengan mereka sambil bertatapan wajah, dan jangan berbicara terlalu cepat. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada lansia untuk membaca gerak bibir orang yang berbicara. Orang yang sudah berusia lanjut acap kali mengalami kesulitan menyampaikan pikiran dan perasaan mereka seutuhnya. Boleh jadi hal tersebut karena mereka tak mampu menemukan ekspresi yang tepat, akibat perubahan faal kognitif, namun bisa

juga karena mereka merasa enggan untuk menyampaikan keinginan mereka, karena takut merepotkan.

“Padahal sebagian besar dari anak atau cucu merasa sangat ingin menyenangkan mereka. Walaupun di kaca mata sebagian orang hal tersebut merepotkan, namun tidak merepotkan di mata keluarga. Keluarga harus lebih peka terhadap kebutuhan dan keinginan mereka (lansia),” terang Heriawan.

Satu lagi yang harus menjadi perhatian. Jika keterbatasan fisik dan psiko-kognitif lansia sudah sedemikian berat, tetap

Dokter spesialis penyakit dalam, konsultan geriatri dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dr. Novira Widajanti, SpPD, K-Ger, FINASIM

mengingatkan, pada lansia selain umur kronologis juga diperhatikan umur biologis, dimana antara satu individu dengan individu lain umur biologisnya pasti berbeda meski umur kronologisnya sama-sama 80 tahun. Bisa saja umur kronologis seseorang 80 tahun, tapi umur biologisnya lebih tua dari itu. Ini disebabkan oleh pengaruh fakor genetik, gaya hidup, lingkungan dan penyakit yang dimiliki.

“Kalau melihat seseorang jangan semata-mata dari usia kronologisnya saja. Kita juga harus lihat usia biologisnya. Ada penyakitnya atau tidak. Kalau ada penyakitnya, mungkin secara biologis orang tersebut bisa lebih tua dibandingkan dengan yang usia 80,”

tutur Novira saat wawancara via telepon (15/3/2017).

Agar para lansia dapat menikmasi masa tua dengan nyaman, Novira berbagi resep “bahagia” untuk lansia. Resep bahagia ini berasal dari Prof. Budi Darmojo, SpPD, K-Ger yang merupakan salah satu pelopor berdirinya Divisi Geriatri di Indonesia. “Bahagia” yang dimaksud adalah singkatan dari poin-poin penting berikut:

Berat badan yang berlebihan dihindari. Jadi orang harus

proporsional. Jangan terlalu gemuk. Terlalu kurus juga tidak baik.

Atur makan yang seimbang. Makanan harus mengandung

nutrisi yang seimbang, terdapat karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.

Hindari faktor risiko. Jangan merokok. Makanan diatur

sedemikian rupa untuk menghindari penyakit-penyakit degeneratif.

Agar tetap aktif. Usia lanjut tetap harus ada aktivitas sehingga aspek

fungsional dan kognitif tubuh tetap baik.

Gerak badan. Orang tua tetap harus olahraga, setidaknya 30 menit

seanyak tiga kali dalam seminggu. pilih olahraga yang ringan, seperti berjalan, sepeda statis atau berenang.

Iman dan takwa. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kemudian

hindari stres. Kegiatan “vertikal ke atas” lebih diperbanyak.

Awasi kesehatan secara berkala.

RESEP BAHAGIA UNTUK LANSIA

upayakan mereka terlibat dengan aktivitas psikososial keluarga. Walau pun mereka menghabiskan sebagian besar waktu di tempat tidur, usahakan setiap jadwal makan utama mereka dibawa atau didorong dengan kursi roda ke ruang makan keluarga, atau dibawa berkumpul dengan keluarga. Ini dimaksudkan agar tetap dapat bersosialisasi dengan semua anggota keluarga. halo

INTERNIS

dr. Novira Widajanti, SpPD, K-Ger, FINASIM

Page 47: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

47Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

SOROTSosok

Prof (Emeritus). Dr. dr. Karnen G. Bratawidjaja, SpPD, K-AI, FINASIM, FAAAAI

Di usia lebih 80 tahun, ia masih mau belajar main musik dan merangkai bunga. Itu dilakukan di sela-sela waktu praktik dan menulis buku untuk para mahasiswa kedokteran Indonesia. Sungguh, semangatnya dalam berbagi dan mengabdikan ilmu, memberikan keteladanan yang nyata.

“Siapa saja dokter seusia saya yang masih praktik?”

Kalimat tanya ini mengawali perjumpaan HALO INTERNIS dengan Prof (Emeritus). Dr. dr. Karnen G. Bratawidjaja , SpPD, K-AI,

FINASIM, FAAAAI, pakar alergi dan imunologi Indonesia juga sesepuh PAPDI. Pertanyaan ini terasa menyentuh hati karena dilontarkan oleh seseorang yang pada tanggal 1 Mei mendatang genap berusia 87 tahun. Usia yang sudah lanjut, namun mengisyaratkan semangat hidup yang tinggi dan pengabdian penuh dedikasi untuk kemajuan dunia kesehatan Indonesia.

Karnen adalah contoh octogenarian (orang berusia 80 an) yang hingga kini masih aktif dan produktif. Sang profesor masih setia melakoni profesinya sebagai dokter penyakit dalam. Setiap hari kerja ia menjumpai pasien-pasiennya. Hari Senin, Rabu dan Jumat Sore Karnen berpraktik di Mayapada Hospital yang berlokasi di kawasan lebak Bulus Jakarta Selatan, dekat dengan kediamannya sendiri. Sedangkan pada Selasa dan Kamis pagi, Karnen berpraktik di RS Siloam Karawaci, Tangerang.

Mengapa kakek dari 12 cucu ini masih giat bekerja, dan tidak memilih beristirahat saja menekuni hobi dan bersantai di hari

tua? Ada dua jawabannya. Pertama, karena memang ia termasuk tipikal orang yang “tidak bisa diam” dimana setiap waktu selalu diisi dengan kegiatan yang positif. Gairah kerjanya semakin membara bila yang dilakukannya itu memberi manfaat bagi orang banyak. Kedua, karena ia begitu mencintai bidang ilmu yang ditekuninya.

Adalah kebahagiaan bagi Karnen bertemu dengan para pasien dan membantu mereka mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. Karnen selalu merasa tertantang bila ada pasien datang dengan keluhan yang belum diketahui solusinya. Ia tidak tinggal diam begitu saja, melainkan mempelajari kasus tersebut dengan detil,

BERKARYA SEPANJANG USIA foto: m.giavani

Page 48: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

48 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Sosok

Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 1970. Semua berawal saat ia menjalani tugas belajar ke Kanada tahun 1961.

Mulanya Karnen ditawarkan untuk menekuni ilmu penyakit virus. Namun sesampai di “Negara Pecahan Es” tersebut ia tidak belajar tentang virus saja, tetapi melingkupi ilmu alergi dan imunologi, termasuk di dalamnya memperlajari virus, bakteri, dan lainnya. Di sana Karnen banyak menghabiskan waktu di laboratorium. Meneliti virus, membiakkannya untuk mencari tahu jenis virus apa yang menyebabkan penyakit.

Di akhir masa studi, Karnen menyadari ilmunya tidak bisa diaplikasikan di Indonesia karena fasilitas laboratorium

membuka literatur-literatur sampai akhirnya ditemukan solusi terbaik untuk menolong pasien tersebut. “Kalau ada pasien sulit, tidak saya biarkan. Saya pelajari. Tidak diam. Selalu ada solusi,” tuturnya.

Karnen selalu berusaha mencari tahu apa yang menjadi penyebab munculnya keluhan yang dirasakan pasien. Dengan mengetahui penyebab, dapat dipilihkan jenis pengobatan yang tepat, sehingga pasien pun merasakan betul manfaat berobat . “Bagi saya, ke pasien tidak cukup mengobati, tapi harus tahu sebabnya. Tidak mudah mencari sebab itu. Syukur, saya diberi Tuhan kemampuan untuk mencari sebab tersebut,” ungkap Karnen.

Selain berpraktik di rumah sakit—sebagai bukti bahwa keahliannya masih sangat diakui dan dicari—Karnen punya kesibukan yang bisa dikatakan sangat penting. Saat ini ia tengah menyelesaikan penulisan Buku Imunologi Dasar Edisi ke 12. Buku ini ditulisnya bersama Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM, pakar alergi dan imunologi yang tak lain puteri sulungnya. Buku Imunologi Dasar merupakan pegangan wajib mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia. Buku ini sangat dicari, sehingga setiap edisi hampir selalu dicetak ulang, termasuk edisi ke 11 yang lalu.

Berderetnya edisi buku Imunologi Dasar hingga ke angka 12 menunjukkan sang penulis senantiasa meng-update perkembangan terkini ilmu pengetahuan imunologi dunia. Untuk mendapatkan informasi baru yang valid dan terpercaya serta meningkatkan keahliannya di bidang alergi dan imunologi, Karnen kerap ke luar negeri mengikuti international meeting, simposium, maupun workshop.

Beberapa waktu belakangan ini aktivitas ke luar negeri tidak dilakukan lagi karena Karnen tidak dapat berpergian jauh. Dua bulan lalu, ayah dari empat putri yang semuanya berprofesi sebagai dokter ini menjalani operasi pemasangan stent di jantung. “Karena usia sudah tua, pemulihannya tidak secepat orang muda. Kaki saya masih bengkak. Baru seminggu ini saya bisa pakai sepatu, sebelumnya tidak bisa, hanya pakai sandal” tuturnya. Keterbatasan ini sama sekali tidak menyurutkan semangat Karnen meng-update pengetahuan dan wawasannya. “Saya bisa mendapatkan informasi baru dari internet. Inilah makanan saya sehari-hari,”

kata lelaki yang suka membaca ini sambil menujuk layar komputer yang terletak di atas meja kerjanya.

Buku Imunologi Dasar Edisi 12 ditargetkan terbit sekitar 2 bulan lagi. “Siang malam saya kerjakan. Takut tidak keburu,” ujar Karnen di kediamannya Rabu, 22 Februari 2017.

DUNIA IMUNOLOGI

Karnen memiliki kecintaan yang mendalam terhadap bidang imunologi. Surut ke kebelakang, dokter pribadi mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, inilah yang mendirikan Divisi Alergi dan Imunologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat

Prof. Karnen menunjukkan salah satu hasil karya lukisannya yang indah.

Page 49: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

49Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

untuk meneliti virus tidak ada. Sempat muncul dilema, kembali ke tanah atau menetap saja di Kanada. Toh, dirinya sudah mendapatkan pekerjaan lumayan bagus dan sesuai pula dengan keilmuwan yang dimiliki. “Tapi saya pikir saya harus kembali (ke tanah air). Saya tidak boleh memikirkan diri sendiri. Lalu saya mencari jalan agar tetap bisa bekerja di bidang alergi imunologi,” ungkapnya. Karnen lantas menambah lagi pendidikannya di Kanada di bidang imunologi yang dapat diterapkan di klinik. “Jadi background imunologi saya sangat kuat,” tegasnya.

Sekembali ke Indonesia, Karnen melakuan berbagai hal membuatnya bisa berkarya di bidang imunologi. Hasilnya, tahun 1970, Karnen mendirikan Divisi Alergi dan Imunologi yang menjadi bagian dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia menjabat sebagai kepala divisi ini dari tahun 1970 sampai memasuki masa pensiun di tahun 1995.

Karnen adalah sosok yang tak pernah berhenti belajar. Setelah meraih gelar profesor dari Universitas Indonesia, ia bertolak ke Manila, Filipina mempelajari occupational medicine, bidang ilmu yang menelaah hubungan penyakit dengan pekerjaan. Terkait dengan ilmu ini, Karnen meneliti masalah kesehatan yang dialami karyawan pabrik gamelan yang setiap hari menyaksikan dan mendengar tempaan besi. Suasana ini memberi efek negatif pada organ pendengaran dan mata mereka. Hasil penelitianya memberikan rekomendasi kepada perusahaan mengenai hal-hal yang dapat diperbaiki untuk melindung kesehatan karyawan.

HOBI ITU HARUS!

Karnen menjalani kehidupan yang seimbang. Sesibuk apapun, ia masih menyempatkan diri menyalurkan hobinya berkebun dan melukis. “Hobi itu harus!” katanya. Namun sejak beberapa tahun terakhir, hobi ini tidak bisa dilakoni karena jemarinya kaku, sulit digerakkan. Sudah berobat dan menjalani fisioterapi namun hasilnya tidak begitu menggembirakan. Karnen mengalihkan hobinya ke bidang merangkai bunga yang tidak terlalu membutuhkan kegesitan jemari tangan. Berbagai style atau mode merangkai bunga dipelajarinya. Ini bermanfaat membantu bisnis cucunya. “Cucu saya punya bisnis wedding organizing. Saya membuatkan

rangkaian bunganya. Saya ajarkan pula pada karyawan saya. Mereka mengerjakan, saya yang mengaturnya,” ujar Karnen.

Tak ada waktu yang terbuang. Untuk mengaktifkan jemari tangannya, sejak dua tahun lalu Karnen belajar memainkan alat musik organ dengan mendatangkan guru musik ke rumah. Tidak disangka, gerakan-gerakan menekan tuts organ dapat memperbaiki kekakuan jemari tangan Karnen sehingga lebih leluasa digerakkan. “Tangan saya kaku tidak bisa bergerak. Fisioterapi selama 1-2 tahun tidak menolong. Saya pindah hobi main organ, dan tangan saya jadi bisa bergerak. Main organ ini menjadi physic theraphy dan mind juga. Bagi saya ini amazing,” tuturnya.

Sayang, Prof. Karnen terpaksa “cuti” main organ untuk sementara waktu. Pasca operasi jantung dua bulan lalu ia tidak bisa duduk lama dengan posisi kaki menggantung, karena akan membuat kakinya bengkak. Kini, suami dari Yuhana Barata Suarna ini

lebih banyak menyibukkan diri membaca buku dan “berselancar” di internet untuk mencari hal-hal baru yang akan ditambahkan dalam buku Buku Imunologi Dasar Edisi ke 12 yang tengah dibuatnya.

Banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Prof (Emeritus). Dr. dr. Karnen G. Bratawidjaja, SpPD, K-AI, FINASIM, FAAAAI, terutama semangatnya yang tak pernah luntur dalam berkarya, sekalipun usia sudah senja. “Fisik memang ada penurunan. Tapi mental masih oke,” tandasnya sumringah. Selagi Tuhan yang Maha Kuasa memberi usia, penyandang predikat cumlaude saat lulus dari Fakultas Kedokteran di tahun 1959 ini bertekad akan terus membagikan dan mengabdikan ilmunya untuk masyarakat dan kemajuan dunia kedokteran Indonesia. halo

INTERNIS

Sosok

Curriculum VitaeName : Karnen Garna BratawidjajaTittle : Prof. (Emeritus), Dr, dr. SpPD, K-AI, FINASIM, FAAAAIDate & Place of Birt : Ciamis, 1 Mei 1930Nationality : IndonesiaReligion : Moslem

EDUCATION

1959 : Graduated from Medical School University of Indonesia, Jakarta1961 – 1962 : Diploma Microbiology, School of Hygiene, University of Toronto, Canada1962 – 1965 : Post Graduate Work, Toronto, Canada. - Certivicate Allergy - Certivicate Virology1968 : Diploma Internist, Med. Fac. Univ Indonesia, Jakarta1984 : Diploma Allergy-Immunology, Indonesian Soc. Internist1989 : Doctoral (PhD) in Medical Science, Univ. Indonesia, Jakarta1990 : Professor University of Indonesia1992 : Diploma in Environmental and Occupational Health. University of Philippine, Manila

POSITION

1970 – 1995 : Head Div. Allergy – Immunology, Dept. Med. Univ. Indonesia, Jakarta1975 – 2010 : Head Immunology Research Unit. Med. Fac. Univ. Indonesia, Jakarta1994 – 2010 : Head Study of Occupational Medicine, Med. Fac. Univ. Indonesia, Jakarta1995 – now : Professor Emeritus, Dept, Med. Univ. Indonesia, Jakarta

Page 50: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

50 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Tayangan video itu tampak meyakinkan. Presenternya seorang lelaki muda mengenakan jas putih, mirip pakaian praktik dokter pada

umumnya. Penampilannya tenang. Ia bertutur dengan bahasa yang lugas dan jelas. Mulai dengan memaparkan definisi penyakit jantung korononer, penyebab penyakit ini, gejalanya, sampai metode pengobatan yang lazim dilakukan di dunia medis seperti operasi bypass jantung maupun pemasangan stent yang dikenal dengan istilah Percutaneus Coronary Intervention (PCI). Dijelaskannya pula risiko-risiko yang bakal terjadi bila

MENCERMATI PSEUDOSCIENCE PENGOBATAN JANTUNG

Pseudoscience banyak memakan korban. Masyarakat perlu diedukasi agar tak mudah terperdaya sehingga menunda pengobatan yang semestinya dilakukan.

kapsul berbahan alami mengandung zat-zat yang dapat bekerja mengikis plak (plug) yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah jantung. Visualisasi dan ilustrasi cara kerja obat ini menuntun alur pikir untuk menerimanya sebagai metode yang ilmiah.

Tidak cukup sampai disitu, pemaparannya berlanjut dengan bukti-bukti, bahwa terapi obat alami yang dipromosikannya benar-benar bekerja dengan baik. Sang presenter memperlihatkan testimoni hasil pemeriksaan medis salah seorang konsumen yang telah merasakan manfaat obat tersebut. Bukti medis ini meliputi pemeriksaan laboratorium, EKG, dan

penyakit jantung tidak ditangani dengan tepat. Menariknya lagi, pemaparannya diiringi tampilan ilustrasi multimedia tentang keadaan bagian dalam pembuluh darah yang membuat penonton lebih mudah memahami betapa berbahayanya penyakit ini.

Kemudian ia masuk pada sesi penting, menjelaskan pengobatan penyakit jantung koroner dengan terapi obat “alami” yang dianjurkannya. Terapi ini disebutnya lebih aman, efisien, efektif, minim efek samping, dan terjangkau biayanya oleh orang kebanyakan. Caranya sangat mudah, cukup dengan mengonsumsi produk obat

foto: http://www.vsharmaneurology.com

Page 51: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

SOROT

51Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

HOAX PENGOBATAN JANTUNG

Belakangan ini pseudoscience semakin marak beredar di media sosial, dan menimbulkan problema baru yang justru merugikan pasien. Pasalnya, masyarakat awam kadang tak bisa membedakan mana mengobatan berbasis science atau hanya merupakan pseudoscience, sehingga mudah terkecoh. Eka mencotohkan, belum lama ini beredar pula informasi di sosial media, lengkap dengan video multimedia tentang teknologi penyedotan plak di pembuluh darah koroner. Sebuah alat khusus dimasukkan ke dalam pembuluh darah, alat itu mengeluarkan selang yang dapat mengembang dan kemudian menyedot timbunan plak, sehingga pembuluh darah kembali ke bentuk normal. Intinya, lagi-lagi untuk memberi harapan kepada penderita penyakit jantung koroner bahwa penyakitnya dapat disembuhkan tanpa perlu menjalani operasi bypass maupun PCI.

Entah dari mana pula tersebar informasi bahwa penyedotan plak tersebut dapat dilakukan di PJT- RSCM, sehingga dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA selaku Kepala Unit PJT-RSCM melakukan klarifikasi mengungkapkan hal yang sebenarnya melalui website rscm.co.id, tertanggal 8 Februari 2017 lalu. Klarifikasi ini juga dapat dilihat pada http://kitanesia.id/klarifikasi-alat-penyedot-sumbatan-di-rscm/.

Eka menegaskan penyedotan plak di pembuluh darah itu merupakan berita hoax,

alias bohong. “Sekarang banyak beredar informasi penyedotan plak di pembuluh darah koroner. Itu hoax yang sudah berkali-kali beredar, bahkan ada videonya. Saya tidak tahu siapa yang menyebarkan video tersebutnya. Tetapi untuk di bidang kedokteran, penyedotan plak itu sampai sekarang belum bisa dilakukan,” terangnya.

Mengapa timbunan plak tidak bisa disedot? Menurut Eka, plak terbentuk dari penumpukan lemak di pembuluh darah yang sudah berlangsung lama dan sudah mengeras seperti batu. Saking kerasnya, untuk mengikis plak perlu dilakukan pengeboran dengan alat yang dinamakan rotablater. Biasanya prosedur rotblater dilakukan sebagai bagian dari penanganan penyakit jantung koroner pada kasus yang sulit untuk dilakukan tindakan PCI biasa, yakni terdapat sumbatan dengan beban kerak (plak) yang terlalu banyak dan panjang. “Bayangkan, sekeras itu mau disedot. Jadi tidak mungkin,” tegasnya.

Lebih lanjut Eka menerangkan, yang bisa disedot itu adalah trombus atau gumpalan darah yang terbentuk secara tiba-tiba lalu menyumbat pembuluh darah. Bila gumpalan ini menyumbat pembuluh darah jantung, terjadi serangan jantung. Bila yang tersumbat adalah pembuluh darah di otak, terjadi stroke. “Gumpalan darah ini fresh, masih baru. Makanya kita mengenal yang namanya golden period, yaitu waktu yang paling tepat melakukan penyedotan. Bisa untuk stroke maupun serangan jantung. Kalau serangan jantung, golden period-nya12 jam setelah mengalami nyeri dada. Sedangkan penyumbatan di otak, golden period-nya 4 ,5 jam. Ada yang mengatakan penelitian terbaru golden period-nya sampai 6 jam setelah kejadian stroke,” papar Eka.

MENUNDA PENGOBATAN

Pseudoscience, apapun alasannya, apakah bertujuan untuk kepentingan ekonomi (bisnis) atau memang diniatkan untuk menipu, telah menimbulkan masalah baru dalam proses pengobatan penyakit. Masyarakat menjadi terkesima dan tertarik untuk mencoba. Akibatnya terjadi delay atau penundaan dalam pengobatan. Semestinya penyakit dapat tertangani secara dini dengan peluang sembuh yang besar, akhirnya baru diobati setelah kondisinya parah dan sulit untuk diobati.

Masyarakat luas perlu diedukasi tentang pseudoscience ini sehingga tidak mudah

MSCT Cardiac sebelum dan sesudah menggunakan menggunakan terapi obat yang dimaksud. Bahkan, dalam promosi disebutkan pula mengonsumsi satu botol saja dampaknya bagi kesehatan jantung sudah terasa. Kesimpulannya, presentasi video ini memberikan harapan baru bagi pasien-pasien jantung untuk bisa pulih dan sehat tanpa intervensi medis.

Apakah metode penyembuhan yang ditayangkan melalui video presentasi yang tersebar di internet tersebut dapat dipercaya kebenarannya? Atau, jangan-jangan hanyalah pseudoscience untuk menarik minat beli konsumen? Pseudoscience merupakan ilmu semu. Secara definisi diartikan sebagai sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang diklaim sebagai ilmiah tetapi sebenarnya tidak mengikuti metode ilmiah.

Kepala Unit Pelayanan Jantung Terpadu, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (PJT-RSCM), dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA menjelaskan teknologi pengobatan kedokteran, termasuk di bidang penyakit jantung telah berkembang sedemikian rupa. Dahulu penderita penyakit jantung koroner hanya bisa pasrah menerima takdir. Sekarang, kesehatannya sudah bisa dipulihkan dengan tindakan seperti pemasangan stent atau operasi bypass. Namun justru perkembangan teknologi kedokteran ini memberi celah munculnya metode pengobatan yang terkesan seakan-akan ilmiah, padahal sesungguhnya tidak.

foto: m.giavani

dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA

Page 52: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

KABAR PAPDI

52 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2016

tergiur untuk mencoba dan meninggalkan pengobatan yang terukur secara ilmiah keberhasilannya. Eka menyebutkan ciri pseudoscience yang paling mudah dikenali adalah kalau metode pengobatan itu hanya menampilkan bukti testimoni. “Cirinya gampang saja untuk melihat itu pseduscience atau benar-benar science. Kalau buktinya hanya testimoni saja, berarti ia tidak bisa membuktikan dengan bukti yang ilmiah,” kata Eka.

Sekalipun testimoni itu menampilan hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnosa alat kesehatan canggih seperti CT Scan, tetap tidak bisa dipercaya seutuhnya. “Perlu diketahui testimoni merupakan bukti yang sangat tidak dipercaya. Kenapa? Karena itu pendapat orang, yang sifatnya personal. Bisa saja dari 100 orang yang diobati, hanya 1 yang berhasil dan itu yang dimintai keterangan bahwa ia sembuh.

Sementara 99 orang lainnya entah seperti apa,” tukas Eka.

Lain halnya dengan metode pengobatan kedokteran yang penetapannya melalui mekanisme evidence based atau berbasis bukti yang diperoleh melalui rangkaian penelitian ilmiah. “Dengan penelitian ilmiah dapat dikatakan bahwa betul metode pengobatan A dapat menyembuhkan penyakit B,” ujar Eka.

Ada banyak tahapan yang dilalui untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Tahapan yang dilalui mulai dari obat diujicobakan di laboratorium, lalu dicobakan kepada hewan. Jika bagus hasilnya, dilanjutkan dengan diterapkan pada sampel manusia. Setelah itu dicobakan pula kepada manusia dengan skala besar. Tahap berikutnya obat tersebut dipasarkan, kemudian dievaluasi. Itulah yang menghasilkan evidence based. “Evidence based paling diakui,” tutur Eka. Evidence based memberikan jaminan bahwa metode pengobatan dapat diulang oleh orang lain dengan hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.

Namun ada pula pemahaman tentang

pseudoscience juga perlu diluruskan. Pseudoscience sering dikaitkan dengan pengobatan alternatif, sementara tidak semua pengobatan alternatif itu buruk. “Saya tidak bilang pengobatan alternatif itu jelek, ada juga yang bagus. Tidak bisa dipukul rata. Di Kementerian Kesehatan kini ada pengobatan alternatif dan komplementari. Itu ada yang bagus. Apalagi menggunakan khasanah Indonesia seperti jamu. Harus dibina agar menjadi metode pengobatan yang bisa dibuktikan secara ilmiah,” tutur Eka.

Persoalannya, banyak metode pengobatan alternatif dan komplementari tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, dan malah terkesan ada motif ekonomi dibalik itu. Inilah yang menjebak orang menunda berobat ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan, yang akhirnya membuat penderita menanggung rugi berkali lipat.

Maka, masyarakat perlu diedukasi agar tidak mudah tergoda dengan rayuan pengobatan semu berbasis pseudoscience. Sudahlah uang habis, waktu terbuang sia-sia. Penyakit bukannya sembuh, malah bertambah berat. Ketika kembali ke pengobatan medis, semua sudah terlambat. haloINTERNIS

foto

: http

://w

ww

.car

igol

d.co

m

“Perlu diketahui testimoni merupakan bukti yang sangat tidak dipercaya. Kenapa? Karena itu pendapat orang, yang sifatnya personal.”

Page 53: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

53Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

KABAR PAPDIKABAR PAPDI

foto: http://www.hivewallpaper.com

Page 54: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

KABAR PAPDI

54 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) senantiasa menyediakan wadah bagi anggota PAPDI untuk

menambah pengetahuan dan wawasan di bidang ilmu penyakit dalam. Salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan Pekan Ilmiah Nasional (PIN) rutin setiap tahun.

Kegiatan yang paling anyar adalah PIN ke XIV PB PAPDI, dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2016, di Hotel Sahid Jakarta, dan terselenggara atas kerja sama

PB PAPDI dengan PAPDI Cabang Jakarta (PAPDI Jaya). Kegiatan yang mengusung tema “Update in Diagnostic Procedures and Treatment in Internal Medicine: Towards Evidence Based Competency” ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP.

Berdasarkan data dari Sekretariat PIN XIV PAPDI, total peserta yang mendaftar dan memiliki nomor registrasi PIN XIV PAPDI berjumlah 1.197 orang. Sebagian

besar peserta berasal dari kalangan dokter spesialis penyakit dalam, dan ada pula dari kalangan dokter umum. Jumlah yang melakukan registrasi ulang di lokasi acara sebanyak 1.083 peserta. Angka tersebut belum termasuk para pembicara, moderator, dokter panitia yang semuanya berjumlah kurang lebih 150 orang. Sementara sebelumnya, panitia menargetkan jumlah peserta pada PIN XIV PB PAPDI ini sekitar 600 orang.

Menurut Ketua PIN XIV PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM,

PIN XIV PB PAPDI

MENDORONG INTERNIS TERLATIH DAN MUMPUNIPekan Ilmiah Nasional ke XIV PB PAPDl berlangsung sukses. Sejawat dokter sangat antusias mengikuti Pekan Ilmiah Nasional ini. Jumlah yang mendaftar maupun yang hadir melampaui perkiraan. Keseriusan mengikuti workshop pun terlihat sampai ke ke sesi-sesi terakhir. Semua itu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan di bidang ilmu penyakit dalam.

foto: m.giavani

Page 55: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

KABAR PAPDI

55Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

FACP, FICA, Pertemuan Ilmiah Nasional ini mempunyai visi mendorong semua internis Indonesia agar berkualitas. Adapun misinya adalah untuk menambah ilmu internis se-Indonesia dan meningkatkan kemampuan para internis dalam hal bersifat teknis. Karenanya, kegiatan PIN XIV PB PAPDI lebih banyak menampilkan workshop dari pada simposium dengan topik-topik pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan para internis di lapangan. Materi-materi yang disajikan umumnya berkaitan dengan penatalaksaaan penyakit dalam berdasarkan evicedence based dari hasil penelitian.

“Kita berharap dengan acara ini internis kita bisa mempertahankan kemampuannya tetap stabil tidak turun keahliannya.

Dengan demikian Masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih bagus lagi, dengan dokter yang lebih terlatih dan mumpuni. Ini menghebat biaya dan menghemat waktu,” ujar Ika.

Untuk mencapai visi misi PIN XIV PAP PABDI ini, ada aturan main yang berlaku. Setiap peserta diwajibkan mengikuti minimal 5 workshop dari 12 workshop yang diselenggarakan. Peserta bebas memilih topik workshop yang disediakan, antara lain tentang Tatalaksana TORCH, FNAB Nodul Tiroid, Home Care pada Pasien dengan Ketergantungan Total, Hipertensi Emergency dan Urgency, Hemodialisis, Injeksi Intraartikuler, USG Doppler pada Penyakit Pembuluh Darah Perifer, Pemasangan Akses Vena Central & Perifer, dan Update Surviving Sepsis Campaign (SSG).

“Kita berharap dengan kewajiban mengikuti 5 works shop dalam satu kali pertemuan, mereka bisa menguasai apa yang (selama ini masih) kurang dan yang perlu mereka tambahkan. Kalau simposium kebanyakan (komunikasinya) satu arah. Workshop bisa berinteraksi di situ,” tutur Ika.

Beberapa hal baru dalam lingkup kedokteran juga dibahas dalam PIN XIV. Salah satunya mengenai terapi penanganan Diabetes mellitus (DM) dengan penggunaan obat-obatan yang sekaligus dapat menurunkan risiko timbulnya cardiovascular disease. “Ini berkaitan dengan terapi kencing manis yang dapat mencegah penyakit jantung lebih lanjut. Ini sedang berkembang sekarang dan banyak dibahas dalam pertemuan ilmiah yang diadakan di negara lain,” ungkap Ika.

FINASIM, AFIM & ACP

Hal lain yang tak kalah menarik, pada acara pembukaan PIN XIV PB PAPDI

diumumkan 181 nama internis yang sudah lulus verifikasi dan berhak memperoleh gelar Fellow of the Indonesian Society of Internal Medicine (FINASIM) tahun 2016.

FINASIM merupakan gelar kehormatan atau pengakuan yang diberikan PAPDI kepada internis di Indonesia atas sumbangsihnya kepada masyarakat di mana ia tinggal dan bekerja. Nama-nama ini dibacakan oleh Ketua Bidang Pengembangan Profesi PB PAPDI, Dr. dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD, K-HOM, FINASIM .

Bersamaan dengan PIN XIV juga dilaksanakan Kongres ke-3 ASEAN Federation of Internal Medicine (AFIM) dan Pertemuan ke-3 American College of Physicians (ACP) South East Asian (SEA) Chapter yang dihadiri oleh dr. Jack Ende, MACP (President Elect of ACP); dr. Patrick Alguire, FACP (Senior Vice President, Medical Education ACP); Dr. Nenita A Collantes (Philippine); Dr. Oscar Cabahug, FPCP (Philippine); Dr. Mariano B Lopez (Philippine); Prof. Alan Ng Wei Keong (Singapore); dan Prof. Myo Lwin Nyein (Myanmar).

Acara berlangsung pada hari Sabtu, 29 Oktober 2016 di Hotel Intercontinental Jakarta. Menurut Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, pertemuan AFIM dan ACP SEA membahas kegiatan-kegiatan dan kerja sama di bidang ilmiah, termasuk kemungkinan untuk melaksanakan ujian bersama. “Nanti, apakah ada ujian bersama. Ke depan ini kan knowledge without wall,” ungkap Idrus kepada HALO INTERNIS beberapa waktu lalu.

Dari tahun ke tahun PAPDI terus menunjukkan eksistensi dan peran aktifnya dalam pengembangan dan kemajuan ilmu penyakit dalam di lingkup nasional, regional, dan global. Jaya terus Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia!halo

INTERNIS

Suksesnya acara ini dapat terlihat dengan banyaknya peserta yang hadir di PIN PAPDI kali ini.

Pemotongan pita oleh ketua umum PB PAPDI sebagai tanda

dimulainya PIN PAPDI 2016.

Page 56: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

KABAR PAPDI

56 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Redaksi Halo Internis mewawancarai beberapa peserta PIN XIV PAPDI di sela-sela acara simposium dan workshop yang padat. Beragam tanggapan mengemuka tentang seputar kegiatan ini. Berikut cuplikannya.

Dr. Junaidi Maimun, SpPD, FINASIM (Rumah Sakit Datu Beuru, Aceh Tengah)

Saya datang dari Aceh Tengah (Provinsi Nagroe Aceh Darussalam), menempuh perjalanan yang cukup jauh. Saya berangkat ke Jakarta via Medan. Dari Aceh Tengah naik bis selama 12 jam ke Medan. Kemudian dari Medan nasi pesawat terbang ke Jakarta. Itu saya lakukan agar bisa mengikuti acara ini.

PIN PAPDI ini bagus. Ini agenda yang wajib saya ikuti setiap tahun. Semua materi meng-update informasi yg diperlukan para dokter. Saya seorang internis umum. Ilmu yang didapatkan bisa langsung dipraktikkan dalam tugas sehari-hari.

Saya menilai PIN PAPDI kali ini sudah ada peningkatan kualitas materi. Yang sebelumnya, banyak membahas materi, sekarang ada workshop.

dr. Tahi Hatigoran Simanjuntak, SpPD, FINASIM (Rumah Sakit Gunung Muria Tomohon, Sulawesi Utara)

Kesan saya terhadap kegiatan ini, secara keseluruhan baik. Yang paling berkesan adalah saat mengikuti Workshop Diabetic Neurophatic. Ada polling kasus soal yang kejadian yang lalu dibahas bersama. Untuk PIN PAPDI berikutnya saya punya

Kesan & Pesan PESERTA

foto: m.giavani

dr. Tahi Hatigoran Simanjuntak, SpPD, FINASIM

Page 57: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

KABAR PAPDI

57Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

usul agar diperbanyak petunjuk venue untuk memudahkan peserta mencari ruangan. Disini petunjuk venue masih kurang.

dr. Sasongko Hadipurnomo, SpPD (RSUD Kota Baru, Kalimantan Selatan)

Saya senang mengikuti kegiatan ini. Fasilitas dan materi yang disajikan termasuk lengkap. Bahkan ada pula membahas soal haji. Banyak pilihan topik yang sangat sangat sesuai dengan kebutuhan. Workshop yang saya ikuti antara lain tentang haji, elektrokardigrafi, antibiotik, terapi hepatitis.

dr. Susilo Setiaji, SpPD(Rumah Sakit Umum Lampung)

Komentar saya, puas! Pembicaranya handal, materinya bagus. Saya dokter umum bisa menangkap dan memahami

materinya. Saya mengikuti 3 worskshop. Semua bagus.

dr Suhartono, SpPD, FINASIM (Pensiunan RSUD Sidoarjo, Jawa Timur)

Acara lancar. Workshop yang diikuti tentang anemia, perawatan kaki diabetes dan. Reumatik. Saran agar diadakan topik intoksigasi spt racin tolikus keracunan jamur.

dr. Wicaksono Narendra Utomo (RS Islam Jakarta)

Saya dokter umum. Ini pertama kalinya saya ikut kegiatan Pin PAPDI. Topiknya bagus-bagus. Ilmu saya jadi bertambah. Saya mengambil workshop tentang hipertensi pada keadaan khusus dan manajemen diabetes.

Dr. dr. Maghdalena, SpPD, MSc

(RSUD Hasanuddin Damrah, Manna, Bengkulu Selatan)

Saya bertugas di Kota Manna, Bengkulu Selatan. Saya berangkat jam 2 malam dari Manna untuk bisa mengejar pesawat pagi ke Jakarta.

Mengenai acara ini, semua temanya bagus. Saya jadi bisa merasa “refresh” diri karena materinya lebih up date.

Untuk ke depan, saya menyarankan agar diadakan acara keakraban antaranggota, sehingga bisa saling kenal satu sama lain. Kan sayang juga melewatkan momen ini. Jarang-jarang dari berbagai daerah bisa berkumpul di satu tempat seperti ini. halo

INTERNIS

Dr. Junaidi Maimun, SpPD, FINASIMDr. dr. Maghdalena, SpPD, MSc

dr Suhartono, SpPD, FINASIM dr. Sasongko Hadipurnomo, SpPD dr. Susilo Setiaji, SpPD

dr. Wicaksono Narendra Utomo

Page 58: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

GALERI

58 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

PIN PAPDI 2016

dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, saat memberikan materi di PIN PAPDI 2016

Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP membuka PIN PAPDI 2016 ditandai dengan pemukulan gong. Suasana workshop di PIN PAPDI 2016

Keynote Lecture oleh dr. Jack Ende, MACP President Elect of American College of Physicians (ACP)

Suasana simposium siang kedua pada PIN PAPDI 2016 dengan pembicara Dr. dr. Em Yunir, SpPD, K-EMD, FINASIM.

Page 59: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

GALERI

59Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

PIN PAPDI 2016

foto: m.giavani

Tanya jawab pada sesi case based talk dr. Jack Ende, MACP President Elect of ACP dan dr. Patrick Alguire, FCAP Senior Vice President, Medical Education ACP.

Suasana konfrensi pers penyelenggaraan PIN PAPDI 2016.

Kongres ke 3 ASEAN Federation of Internal Medicine (AFIM) dan Pertemuan ke 3 South East Asian (SEA) Chapter of ACP.

Total peserta yang mendaftar dan memiliki nomor registrasi PIN PAPDI sebanyak 1197 orang peserta.

Pemberian cindera mata dari Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP kepada President Elect

of ACP dr. Jack Ende, MACP.

Page 60: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

KABAR PAPDI

60 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Bertepatan dengan momen pembukaan PIN XIV PB PAPDI tanggal 28 oktober 2016 di Hotel Sahid Jakarta, PB PAPDI mengumumkan

nama-nama internis yang lolos seleksi FINASIM tahun 2016. Dari 184 internis yang mengajukan permohonan pada tahun 2016, sebanyak 181 orang dinyatakan berhak menyandang gelar FINASIM.

Fellow of Indonesian Society of Internal Medicine (FINASIM) adalah gelar kehormatan dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang akan diberikan kepada para internis dan guru besar atas sumbangsih yang “lebih dari biasa” kepada masyarakat di mana ia tinggal dan bekerja.

Gelar FINASIM dipilih dan diseleksi oleh Steering Committee FINASIM yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, Mepid. Kemudian ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan PB PAPDI Nomor: 712/PB PAPDI/SK/VIII/2016 Tanggal 1 Agustus 2016. Surat Keputusan ini dibacakan oleh Sekretaris Steering Comittee FINASIM yang sekaligus menjabat Ketua Bidang Pengembangan Profesi PB PAPDI, Dr. dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD, K-HOM, FINASIM.

SELAMAT kami ucapkan kepada para sejawat yang telah menyandang gelar FINASIM, berikut ini:

PAPDI CABANG JAKARTA RAYA1. Asrul Hasral2. Ronald Alexander Hukum3. Sri Agustini Kurniawati4. Juferdy Kurniiawan5. Sugiarto6. Hardianto Setiawan7. Yudistira Panji Santosa8. Rita Naya9. Wawan Setyawan10. Andra Aswar11. Rensa12. Adityo Susilo

13. Dewi Gathmyr14. Andrina Sophia

PAPDI CABANG JAWA BARAT1. Andri Mulya Teranajaya2. Rokihyati3. Delvi Naibaho4. Kurnia Eni Savitri 5. Lazuardhi Dwipa6. Irwin7. Yudhit Yunia K.8. Tuti Sri Hastuti9. Dinny Gustina Prihadi10. Agung Firmansyah

PAPDI CABANG SURABAYA1. Irma Wesprimawati2. Detti Nur Irawati3. Puri Safitri Hanum4. Arianti5. Heru Hermawan6. Cicilia Diah Puspitasari7. Puguh Widagdo8. Muhammad Miftahussurur9. Rio Wironegoro

PAPDI CABANG YOGYAKARTA1. Woro Rukmi Pratiwi2. Mohamad Eko Cahyanto3. Karina Sasti4. Vita Yanti Anggraeni5. Deshinta Putri Mulya6. Mardiah Suci Hardianti7. Vina Yanti Susanti8. Fredie Irijanto

PAPDI CABANG SUMATERA UTARA1. Hasnah Siregar2. Yudi Andre Marpaung3. Eric Halim Sumampow4. Ivo Flora Panjaitan5. Sari Andriyani6. Abida7. Medina Yuliza8. Dewi Murni Sartika9. Ira Ramadhani10. Siti Taqwa FitriaLubis

PAPDI CABANG SEMARANG1. Nur Farhanah

Penganugerahan Gelar FINASIM 2016

foto: m.giavani

Page 61: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

61Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

KABAR PAPDI

Suasana pembukaan PIN XIV PB PAPDI di Hotel Sahid Jakarta.

Page 62: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

KABAR PAPDI

62 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

PAPDI CABANG SUMATERA BARAT1. Rony Yuliwansyah2. Elvi Fitanetri3. Rachmeildria4. Linda Efanita5. Siti Chadijah6. Verra Roza7. Desi Malinda8. Rudy Afriant9. Yoviza Doarest10. Hadianto11. Yeli Santriati12. Ali Mudiarnis13. Arisman14. Fifi Riassukma15. Arkademi16. Fredia Heppy17. Harefa18. Lidia Dewi

PAPDI CABANG SUMATERA SELATAN

1. Devid Ergan2. Diah Syafriani3. Asdi Predi4. Eva Syahriana5. Chairil Makky6. Desy Hariyanti7. Erni Afriani8. Fatkhuriyati Sayekti9. Rita Sriwulandari10. Diesriqa Indra Gunadi11. Merry12. Mega Permata13. Susi Kurnia14. Yeni Marlina

PAPDI CABANG MAKASSAR1. Andi Syaiful Bahri2. Effendy Hartungi3. Agus Parintik Sambo4. Christophorus Alvin S.5. Melda Tessy6. Lanny Tanesia7. Sahyuddin8. Rini Rahmawarni9. Dimas Bayu10. Rahmawati Minhajat11. Himawan D. Sanusi12. Femi Syahriani13. Risna Halim Mubin14. Sitti Rabiul ZataliaRamadhan15. Fabiola Maureen Shinta

PAPDI CABANG BALI1. I Made Susila Utama2. Ketut Suardadamana3. Dewa Ayu Putri Sri Masyeni4. I Ketut Agus Somia5. Anak Agung Ayu Yuli6. Ni Made Dewi Dian7. Tjokorda Istri Anom Saturti

8. Pande Ketut Kurniari9. Ni Ketut Rai Purnami10. Ida Ayu Ratih Wulansari

Manuaba11. I Made Rama Putra

PAPDI CABANG MALANG1 Supriono2 Rulli Rosandi3 Andi Sulistyo Haribowo

PAPDI CABANG SURAKARTA1. Ndarumurti Pangesti2. Hendrato Budiono3. Aritantri Darmayani4. Sri Marwanta5. Bayu Basuki Wijaya6. R. Satriyo Budhi Susilo7. Eva Niamuzisilawati8. Evi Nurhayatun9. Bambang Wuriatmodjo10. Sutarso11. Sudaryono12. Nurul Aini13. Nuril Ahmadi14. Ratih Pratiwi 15. Isbianto Sutedjo16. Retno Suryaningsih17. Natalia Budisantoso18. Sigit Widyatmoko19. Widhi Prassiddha Sunu20. Syuharul Qomar

PAPDI CABANG KALIMANTAN TIMUR

1. Astried Indrasari2. Bungsu Wahyu Sutrianingsih3. Shelly Laksmisari

PAPDI CABANG PROVINSI ACEH1 Akbar Siregar2 T. Iskandar Rizal3 Malikul Chair4 Masra Lena Siregar5 Muwardi6 Fahmi7 Marna Surya Ismy8 Azzaki Abubakar9 Era Muliana10 Heriadi

PAPDI CABANG SULAWESI TENGAH1. Arfan Sanusi2. Sarniwaty Kamissy3. Nur Fitriani4. A. Wahyudi Pababbari

PAPDI CABANG BANTEN1. Noorwati Sutandyo2. Sri Rahayu3. Anggun Mekar Kusuma4. Vivien Maryam

5. Farah Meilany Ridwan6. Indra Wijaya7. Theo Audi Yanto8. Lola Ginawati9. Tito Ardi Suwandoko10. Maya Wuninggar Ingrum11. Martin Winardi12. Ilham Ahmadi13. Indra Politan14. Andree Kurniawan

PAPDI CABANG BOGOR1. Lusvita2. Suryanto3. Teddy Sunardi4. Suvianto Hendri Lesmana

PAPDI CABANG PURWOKERTO1. Joko Rilo Pambudi2. Heppy Oktavianto

PAPDI CABANG LAMPUNG1. Teddy2. Rina Kriswiastiny

PAPDI CABANG JAMBI1. Donald Boy P. Purba2. Wahono Edhi Prastowo3. Venny Liestiany

PAPDI TANAH PAPUA1. Sofia Elisjabet Rumbino2. Wivian Tjiokonegoro

PAPDI CABANG NUSA TENGGARA BARAT

1. Irma Zaimatuddunia

PAPDI CABANG DEPOK1. Mursida Syarifuddin Kamran2. Eka Widya Khorinal3. Fitri Imelda

Page 63: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

63Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

info cabanginfo cabang

CABA

NG JA

BAR

CABA

NG JA

TIM CABA

NG BAL

I

CABANG RIAU

Page 64: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

64 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Ingin bekerja dan berkarir sebagai internis di Rumah Sakit Umum Tipe B di Provinsi Jambi? Boleh-boleh saja, tapi ada syaratnya. Harus bersedia menandatangani perjanjian

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, alias bersedia memperdalam keahlian untuk menjadi konsultan di bidang ilmu penyakit dalam. Hal ini dikemukakan oleh Ketua PAPDI Cabang Jambi, dr. M. Jufri Makmur, SpPD, FINASIM. Persyaratan ini dikarenakan Jambi memerlukan banyak tenaga konsultan penyakit dalam untuk mengatasi berbagai kasus penyakit dalam yang ditemui di lapangan. Sementara jumlah konsultan internis di Jambi baru 3 orang. Mereka mendalami bidang ginjal hipertensi dan

sakit ini berkreasi meng-up grade diri agar rumah sakit tetap dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Jufri menceritakan, ia menjadi internis di RSUD Raden Mattaher sejak tahun 2000. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Medik Fungsional (KSMF) Bagian Penyakit dalam selama 2 periode (10 tahun). Di masa yang bersamaan, Jufri dipercaya pula menjadi Kepala Ruangan Unit Hemodilisis. Dimulai tahun 2003 hingga tahun 2014. Kepercayaan ini diberikan kepadanya setelah mengikuti pelatihan hemodialisis di RS Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2003 dengan statusnya internis umum.

Semestinya, Kepala Ruangan Unit

JAMBI “DARURAT” INTERNIS KONSULTAN

PAPDI Cabang Jambi tengah berbenah meningkatkan pelayanan pengobatan penyakit dalam kepada masyarakat. Program kerja menyebarkan internis ke setiap kabupaten kota dan mendorong lahirnya konsultan internis baru, menjadi prioritas utama.

foto: m.giavani

gastroenterologi. Itupun, satu di antaranya masih belum lulus.

Menurut Jufri, persyaratan ini diutamakan berlaku bagi para internis muda. Bagaimana kalau tidak bersedia? “Kalau tidak mau, ya kita tolak. Jadi, harus mau mengambil konsultan kalau mau berkarir di Rumah Sakit Tipe B Provinsi. Karena Rumah Sakit Provinsi itu kan menerima rujukan dari kabupaten,” ungkapnya.

Yang dimaksud dengan Rumah Sakit Tipe B di Jambi adalah RSUD Raden Mattaher, tempat Jufri bertugas sebagai internis. Minimnya tenaga konsultan menuntut para internis umum yang ada di rumah

Mengikuti pelatihan atau workshop salah satu cara meningkatkan kompetensi

di bidang ilmu penyakit dalam.

Page 65: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

65Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

INFO CABANG

Hemodialisa dipegang oleh konsultan ginjal hipertensi, yang keahliannya sudah teruji dalam penanganan pasien-pasien hemodialisis. Karena itu, ketika pada tahun 2014 di RSUD Raden Mattaher masuk Konsultan Ginjal Hipertensi, Jufri mengundurkan diri dan menyerahkan tanggung jawab pengelolaan Unit Hemodialisis kepada konsultan yang bersangkutan. “Karena sekarang sudah masuk konsultan ginjal hipertensi, jadi saya mundur dari tanggung jawab di ruang hemodialisis,” tuturnya.

PROGRAM PRIORITAS

PAPDI Cabang Jambi sangat mendorong lahirnya konsultan-konsultan baru di bidang ilmu penyakit dalam. Bahkan menjadikannya satu dari dua program utama kepengurusan PAPDI Jambi periode tahun 2015 – 2018. Jufri memaparkan, program lain yang diprioritaskan pada periode kepengurusan yang dipimpinnya adalah mengupayakan agar semua kabupaten dan kota di Provinsi Jambi memiliki dokter spesialis penyakit dalam. Saat ini jumlah internis yang sudah bergabung dengan PAPDI Jambi sebanyak 42 orang. Mereka sudah tersebar di 11 kabupaten/kota dengan jumlah rata-rata 2-3 orang internis di setiap daerah. Angka ini masih sangat minim, jauh dari yang dibutuhkan di lapangan.

“Saat ini penyebaran internis di Provinsi Jambi sudah relatif merata. Di tiap kabupaten/kota rata-rata ada 2-3 dokter internis. Tetapi angka itu sebenarnya juga masih kurang. Apalagi untuk konsultan, masih kurang sekali,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung tahun 1985 ini.

Untuk menutupi kekurangan internis di lapangan, Jufri menyambut baik hadirnya proram Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) yang diatur dalam Perpres Nomor 4 Tahun 2017, tanggal 12 Januari 2017. Program ini mengharuskan dokter spesialis yang baru lulus dari pendidian wajib mengabdi ke daerah sedikitnya selama satu tahun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan akses dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) di seluruh Indonesia.

Pada tahap awal ada lima bidang program dokter spesialis yang wajib mengikuti

dr. M. Jufri Makmur, SpPD, FINASIM.

WKDS Dokter spesialis penyakit dalam termasuk di antaranya. Yang lainnya adalah spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis anak, spesialis bedah dan spesiallis anestesi. Lulusan program dokter spesialis yang menolak melaksanakan WKDS bisa dikenai sanksi tidak mendapat Surat Tanda Regsitrasi (STR) yang mengakibatkannya tidak bisa berpraktik sebagai dokter spesialis.

Provinsi Jambi sendiri, termasuk provinsi yang cukup banyak diliputi daerah tertinggal. Pada Oktober 2016 lalu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Jambi mencatatkan di provinsi ini terdapat 191 desa tertinggal yang membutuhkan perhatian khusus. Wilayah-wilayah ini, menjadi bagian dari sasaran program WKDS.

“Program itu (WKDS) baik sekali. Sebetulnya itu program sudah lama ada. Hanya saja sempat hilang dan kemudian sekarang dimunculkan lagi. Di era saya dulu, spesialis baru harus bertugas ke kabupaten. Saya dulu juga ke kabupaten, 4 tahun disana. Saya mengikuti pelatihan endoskopi, endokrin, kemoterapi,” ungkap lulusan Spesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Tahun 1996 ini.

DUKUNGAN PUSAT

Jufri mengakui, para internis yang bertugas di daerah-daerah Provinsi Jambi masih

banyak yang diliputi keterbatasan, terutama dari segi minimnya sarana dan prasarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Karenanya, dokter kelahiran 4 Juni 1956 ini berharap ada dukungan dari PB PAPDI yang memayungi cabang-cabang di daerah.

“Harapannya, pusat lebih banyak roadshow lagi ke daerah. Memang kita juga masih sering mengadakan pekan ilmiah di daerah, tetapi dengan era sponsorship dari farmasi agak terbatas, kita mengharapkan pusat sering mengadakan roadshow ke daerah untuk menambah ilmu kita,” tandas Jufri yang mengawali tugasnya sebagai dokter di Kabupaten Sorolangon Bangko, Jambi dan memutuskan menjadi seorang internis lantaran menemukan banyak kasus penyakit dalam yang tidak tertangani dengan baik di lapangan. halo

INTERNIS

foto

: aza

mku

.com

RSUD Raden Mattaher Jambi

Page 66: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

66 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Hari masih pagi, langit pun masih gelap. Sholat subuh baru usai beberapa waktu lalu. Tiba-tiba bumi berguncang hebat. Dinding-

dinding rumah bergetar. Kaca-kaca jendela pecah. Orang-orang berlarian keluar rumah menyelamatkan diri agar tidak tertimpa bangunan yang mulai goyah. Banyak yang selamat. Namun, tidak sedikit pula yang tak sempat berlari, yang akhirnya tertimpa dan terhimpit bangunan. Sebagian dari mereka bisa bertahan dan ditolong dalam keadaan hidup, sebagian lain didapati dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Begitulah sekilas gambaran peristiwa gempa bumi yang melanda Provisi Nagroe Aceh Darussalam pada Rabu 7 Desember 2016 lalu. Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter ini berpusat di 5,25 Lintang Utara dan 96,24 Bujur Timur, tepatnya di darat pada jarak 106 kilometer arah tenggara

Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 kilometer.

Daerah yang parah terkena dampak gempa ini adalah daerah Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Bireuen. Di wilayah ini banyak bangunan runtuh atau rusak parah, baik rumah tinggal, sekolah, mesjid, pasar, pusat perbelanjaan, bahkan termasuk rumah sakit yang seyogyanya menjadi tumpuan untuk menolong korban-korban luka. Pemerintah Provinsi Bangroe Aceh Darussalam menetapkan status tanggap darurat bencana, selama 14 hari yaitu 7-20 Desember 2016 untuk memudahkan upaya evakuasi dan akses guna membantu korban

AKSI KEMANUSIAAN PAPDI DI TANAH RENCONG

PAPDI Cabang Provinci Aceh aktif menjalankan aksi kemanusiaan. Desember lalu menurunkan 10 PPDS dan Konsulen untuk membantu korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie. Awal tahun ini, membantu pengungsi Rohingya.

foto: acehimage.com

Page 67: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

67Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

yang tertimpa reruntuhan bangunan di ketiga wilayah ini.

Melihat situasi di lapangan yang genting, Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuita F. Moelek, SpM (K) mengerahkan tim tenaga medis di seluruh wilayah Aceh untuk membantu penanganan dan pelayanan medis korban gempa, terutama di Kabupaten Pidie Jaya yang kondisinya paling berat. Sebanyak 11 Tim Tenaga Medis dari berbagai penjuru Aceh turun ke lapangan, membentuk cluster kesehatan tanggap darurat. Cluster ini bekerja memberikan pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan serta pengadaan air bersih dan sanitasi yang berkualitas. Cluster ini juga berfungsi melakukan pelayanan gizi, penyiapan kesehatan produksi dalam kondisi bencana, pengelolaan obat bencana, penatalaksanaan korban meninggal dan juga pengelolaan informasi.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Provinsi Aceh, termasuk dalam 11 Tim Tenaga Medis yang turun ke lapangan, bersama-sama dengan tim dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) Aceh, RSUD Zainal Abidin Banda Aceh, RSUD Bireuen, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Aceh, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Timur, dan lainnya. Dalam hal ini, PAPDI Cabang Aceh mengirimkan 10 dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) juga konsulen, serta mendirikan Posko Bantuan Medis di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie.

Pusat data dan informasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh melansir (16/12/2016) peristiwa ini mengakibatkan korban jiwa sebanyak 104 orang. Dan, lebih dari 500 korban luka-luka, baik luka ringan maupun berat dapat tertolong.

PEDULI ROHINGYA

PAPDI Cabang Provinsi Aceh tanggap dan peduli dengan lingkungan sekitar. Usai menangani korban gempa di Pidie Jaya dan Pidie, PAPDI Cabang Provinsi Aceh bergerak pada aktivitas sosial dan kemanusiaan berikutnya, yakni menyalurkan bantuan untuk pengungsi Rohingya. Donasi Peduli Rohingnya sebesar Rp20 juta diserahkan langsung oleh Ketua Ketua PAPDI Cabang Provinsi, Dr. dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K-GEH, FINASIM, FACG kepada Branch Manager Rumah Zakat Aceh pada tanggal 10 Januari 2017 di Klinik Amanda, Banda Aceh. Rumah Zakat sendiri merupakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjalin sinergi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Myanmar dan LSM lokal untuk memantau kondisi pengungsi Rohingya yang berada di Indonesia dan siap menyalurkan bantuan bagi mereka. halo

INTERNIS

Dr. dr. Kurnia Fitri Jamil, SpPD, K-PTI, FINASIM secara simbolis memberikan bantuan kepada korban gempa di Pidie Jaya, Nangro Aceh Darussalam.

Page 68: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

68 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Desember tahun lalu merupakan Desember kelabu bagi masyarakat Bima dan sekitarnya. Tanggal 21 Desember 2016 Kota Bima,

Kabupaten Bima, dan Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat dilanda banjir bandang. Hutan lebat mengguyur cukup lama mengakibatkan sungai-sungai meluap, ribuan tempat tinggal terendam air hingga 1-2 meter. Bahkan di beberapa lokasi air sampai menyentuh atap rumah, mobil-mobil hanyut dan jembatan putus.

Dampak yang paling parah terjadi di Kota Bima. Lima kecamatan terendam dengan arus air yang deras. Dua belas gardu listrik

padam. Kota Bima lumpuh. Warga terpaksa mengungsi. Dalam kondisi banjir bandang yang parah seperti ini, masyarakat rentan terkena penyakit. Sementara rumah sakit-rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan tidak berfungsi karena terkena banjir pula.

Buruknya situasi di lapangan membuat banyak pihak menaruh perhatian terhadap musibah ini dan mengirimkan bantuan dalam berbagai bentuk, baik berupa logistik makanan, pakaian, juga obat-obatan dan tenaga relawan untuk meringankan beban masyarakat dan pemerintah setempat. TNI membuat rumah sakit lapangan di Conventional Hall Kota Bima beserta dengan petugas medis dan personel

BANTUAN MEDISBANJIR BANDANG BIMA

Page 69: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

69Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

serbaguna. PAPDI Cabang Nusa Tenggara Barat (NTB) turut menurunkan Tim Bantuan Medis guna membantu mengatasi dan mengantisipasi segala kemungkinan buruk terkait kesehatan yang dapat terjadi. PAPDI Cabang Jawa Timur juga menunjukkan kepeduliannya dengan mengirimkan Tim Bantuan Medis pula ke Bima.

Kendati banjir sudah surut di penghujung 2016, Pemerintah Kota Bima memberlakukan status tanggap darurat bencana hingga tanggal 5 Januari 2017. Karena, meski genangan air sudah hilang warga belum bisa meninggalkan posko-posko pengungsian. Rumah, sekolah, dan sudut-sudut kota yang porak poranda diterjang banjir bandang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum difungsikan kembali sebagaimana mulanya.

KERUGIAN SATU TRILIUN

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tanggal 26 Desember 2016 menyampaikan kepada media massa bahwa diperkirakan kerugian dan kerusakan akibat banjir di daerah Bima ini mencapai lebih dari Rp1 triliun, karena data kerugian dan kerusakan akibat banjir di Kota Bima per tanggal 26 Desember 2017 pada per tanggal 26 Desember diperkiraan sudah mencapai Rp 984,4 miliar. Kerusakan terjadi pada fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, lahan pertanian, infrastruktur, tempat usaha, kantor pemerintah maupun swasta, rumah penduduk, dan harta benda penduduk.

Adapun fasilitas kesehatan yang mengalami rusak berat antara lain lima Puskesmas dan 29 Puskesmas Pembantu, 29 Pondok bersalin Desa (Polindes) dan satu Laboratorium Kesehatan Desa

foto

: har

ianj

ogja

.com

PAPDI Cabang Nusa Tenggara Barat (NTB) turut menurunkan Tim Bantuan Medis guna membantu mengatasi dan mengantisipasi segala kemungkinan buruk terkait kesehatan yang dapat terjadi.

(Labkesda). Kerugian fasilitas kesehatan diperkirakan Rp 64,4 miliar. Angka tersebut belum termasuk kerugian pada gudang penyimpanan obat yang terendam banjir hingga 1 meter.

Kendati situasi Kota Bima sudah pulih dan aktivitas masyarakat sudah kembali seperti biasa, hingga Maret ini dampak dari banjir bandang ini masih terasa. Berapa program pelayanan masyarakat belum bisa diaktifkan. Di antaranya, pengoperasian Rumah Sakit (RS) Kota Bima tipe D yang dijadwalkan mulai terlaksana pada Maret 2017 terpaksa ditunda karena sarana dan prasarna seperti alat kesehatan dan obat-obatan rusak terendam banjir bandang. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Drs H Azhari, MSi, menyampaikan

hal ini kepada wartawan Selasa 21 Maret 2017 di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat sebagaimana dilansir bimakini.com.

Sampai saat ini, menurut Azhari, tim Rumah Sakit Kota Bima Tipe D masih berupaya membenahi alat-alat kesehatan yang rusak, sambil menunggu datangnya bantuan alat-alat pendukung rumah sakit yang sudah diusulkan ke Pemerintah Pusat. “Memang seperti diketahui banjir yang menghantam areal rumah sakit begitu besar. Sementara kita undur sampai semuanya siap kembali. Saat ini kita sedang melobi Kemenkes untuk bantuan,” tutur Azhari.haloINTERNIS

Banyak infrastruktur yang hancur akibat banjir bandang ini, mulai dari sarana kesehatan hingga jembatan dan jalan.

Page 70: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

70 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Sejatinya seorang dokter harus tanggap terhadap perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu kedokteran, baik di lingkup ilmu pengetahuan maupun teknologi

kedokteran. Karena itu para dokter senantiasa dituntut untuk terus belajar di berbagai kesempatan yang ada.

Untuk memberikan wadah bagi para internis dalam meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan di bidang yang ditekuninya, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Cabang Makassar bekerja sama dengan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menggelar “Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) VIII PAPDI Makassar 2016.” Kegiatan ini dilaksanakan dari hari tanggal 2 - 4 Desember 2016 di Hotel Four Points By Sheraton, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sesuai dengan temanya, “Update Panduan

dan Terapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam pada Tatalaksana dan Praktik Klinis” PKB VIII ini membahas hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan para internis di ruang praktik. Puluhan pembicara dihadirkan dalam PKB VIII ini. Di antaranya Dr. dr. Tutik Harjianti, SpPD, KHOM, FINASIM dari Sub Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. Tutik memaparkan tentang penyakit Hemofilia mulai dari definisi, epidemiologi, patogenesis, diagnosis, hingga terapi yang dapat dilakukan bagi pasien-pasien hemofilia.

Ada pula Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD, K-GH, FINASIM dari Divisi Ginjal- Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar yang membahas masalah hipertensi, dengan

PAPDI Cabang Makassar

Pendidikan Dokter Berkelanjutan (PKB) VIII

PAPDI Makassar 2016

makalah berjudul “Role Of Beta-Blocker In Hypertension.”

Salah satu kasus masalah kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat belakangan ini adalah gangguan ginjal akibat komplikasi diabetes. Berkaitan dengan topik ini, Dr. dr. Haerani Rasyid, SPGK, SpPD, K-GH, FINASIM, M.Kes dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar memaparkan makalah berjudul “Kidney Role in Hyperglycemia and How to Manage It.”

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan sudah menjadi agenda penting bagi PAPDI Cabang Makassar dan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Ini sudah kali kedelapan dilaksanakan. Semoga terus berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya. haloINTERNIS

Page 71: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

71Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Seluruh anggota PAPDI Cabang Bali mengikuti workshop bertema “Practical Approach to Insulin Therapy” yang diselenggarakan pada tanggal 26 November 2016

di Hotel Sanur Paradise Plaza. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Roadshow PAPDI “Insulin Workshop Pioneer” yang rutin dilaksanakan PB PAPDI berkolaborasi dengan Novo Nordisk.

Ini merupakan kegiatan ilmiah bersifat transfer of knowledge yang bertujuan mengingatkan sejawat internis, khususnya yang berada di Bali, mengenai perkembangan terbaru manajemen Diabetes Melitus dengan menggunakan terapi insulin. Informasi yang dan pengetahuan yang diperoleh diharapkan dapat membantu sejawat internis dalam menangani problematika terapi penderita Diabetes Melitus yang dihadapi sehari-hari. halo

INTERNIS

PAPDI CABANG BALI

Insulin Workshop Pioneer

PIT PAPDI KALTIM – KALTARA 2017

Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) cabang Kaltim – Kaltara (Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara) menggelar

Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) 2017 pada tanggal 10 – 12 Maret 2017. Acara berlangsung di Hotel Gran Senyiur Balikpapan Kalimantan Timur.

Momen ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan PIT PAPDI Kaltim-Kaltara, yang bertujuan menjadi wadah bagi sejawat medis, baik kalangan dokter umum, internis, dan spesialis lainnnya untuk memperbaharui dan memperdalam illmu kedokteran di bidang penyakit dalam.

PIT PAPDI Kaltim – Kaltara 2017 mengundang puluhan pembicara dari berbagai penjuru negeri, seperti Makassar, Surabaya, Bali, dan Jakarta. Berbagai pembahasan ilmiah dikemas dalam workshop dan simposium. Salah satunya membahas kasus obesitas yang memiliki risiko gagal ginjal, stroke, sampai kanker. Terlebih penyakit ini tidak hanya berasal dari faktor genetik, namun lebih banyak dari gaya hidup. Untuk mengatasi obesitas dibahas pula bagaimana menurunkan berasa badan yang aman dan mujarab.

Pada pembahasan penyakit ginjal juga diulas tentang bagaimana cara menunda cuci darah pada pasien penyakit ginjal dan diabetes. Kemudian juga ada pembahasan tentang penalataksanaan kombinasi antihipertensi yang efektif dan ekonomis. Yang tidak kalah penting, sejawat medis peserta PIT PAPDI Kaltim – Kaltara 2017 juga mendapatkan informasi tentang bagaimana pemberian nutrisi yang dapat mempercepat penyembuhan pada pasien. Selama ini pasien rawat inap hanya mengandalkan obat, padahal pemberian nutrisi yang baik sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Terutama bagi pasien yang sudah kronis, malas, dan tidak ada gairah untuk hidup.halo

INTERNIS

Page 72: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

72 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) telah melantik Pengurus PAPDI Cabang di sejumlah daerah untuk periode masa tugas tahun 2015 – 2018. Acara pelantikan ini sekaligus disejalankan dengan berbagai kegiatan ilmiah yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi para internis di daerah, serta memperkuat silaturrahim antarsesama anggota PAPDI. Selamat bertugas para Pengurus PAPDI Cabang yang terpilih!

PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Banten Periode 2015 – 2018

Wakil Ketua I PB PAPDI Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, FACP, MMB, mewakili Ketua Umum PB PAPDI telah melantik dan mengukuhkan kepengurusan PAPDI Cabang Banten periode 2015 – 2018 pada Sabtu, 26 November 2016 di Novotel Tangerang, Banten. Adapun SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Banten periode 2015 – 2018

dibacakan oleh Wakil Ketua II PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA. Dengan pelantikan ini, Ketua terpilih, dr. Arnadi Taslim, SpPD, FINASIM akan memimpin 111 anggota PAPDI yang sampai akhir masa tugasnya.

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Cirebon Periode 2015 – 2018

Minggu 27 November 2016, bertempat di Swiss-Belhotel Cirebon, dr. I Made

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Riau Periode 2015 – 2018

Page 73: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

73Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Astawa, SpPD, FINASIM, MARS resmi dikukuhkan sebagai Ketua PAPDI Cabang Cirebon beserta jajaran kepengurusan periode 2015 – 2018. Pelantikan dilakukan oleh Wakil Ketua I PB PAPDI, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, adapun SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Cirebon periode 2015 – 2018 dibacakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjend) PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV. Berdasarkan database IT PB PAPDI, di Cirebon terdapat 38 anggota PAPDI.

Acara Pelantikan PAPDI Cabang Cirebon ini dirangkaikan bersama dengan pelaksanaan acara symposium 7th Cirebon Symposium in Internal Medicine (7th CSIM) yang diselenggarakan oleh Panitia Countinuing Professional Development (CPD) PAPDI Cabang Cirebon.

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Kalimantan Barat Periode 2015 – 2018

Bertempat di Hotel Harris Pontianak, pada Minggu 6 November 2016, Wakil Ketua II PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA mewakili Ketua Umum PB PAPDI melantik dan mengukuhkan kepengurusan baru PAPDI Cabang Kalimantan Barat periode 2015 – 2018. Dalam proses pelantikan, Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP membacakan SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Kalimantan Barat periode 2015 – 2018. Dengan pelantikan ini, Ketua terpilih dr. Willy Brodus Uwan, SpPD, K-GEH, FINASIM, MARS memimpin 36 anggota PAPDI di wilayah kerjanya.

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Kepulauan Riau (KEPRI) Periode 2015 – 2018

Terpilih untuk kedua kalinya, dr. Dindin Hardiono Hadim, SpPD, FINASIM resmi dilantik menjadi Ketua PAPDI Cabang Kepulauan Riau periode 2015 – 2018 pada tanggal 17 Desember 2016. Acara pelantikan berlangsung di Hotel Harris Batam dengan dihadiri dan dilantik langsung oleh Wakil Ketua II PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mewakili Ketua Umum PB PAPDI. Adapun SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Kepulauan Riau periode 2015 – 2018 dibacakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM. PAPDI Cabang Kepulauan Riau memiliki 27 anggota.

Pelantikan Pengurus PAPDI Cirebon.

Pelantikan Pengurus PAPDI Kepulauan Riau.

Pelantikan Pengurus PAPDI Sulawesi Utara.

Page 74: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

INFO CABANG

74 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Maluku Utara Periode 2015 – 2018

Sabtu, 3 Desember 2016. Hotel Grand Dafam Ternate menjadi saksi pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Maluku Utara Periode 2015-2018 yang diketuai oleh dr. Eko Sudarmo Dahad Prihanto, SpPD,

FINASIM. Prosesi pelantikan dipimpin oleh Wakil Ketua II PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mewakili Ketua Umum PB PAPDI dan SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Maluku Utara periode 2015 – 2018 dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP.

PAPDI Cabang Maluku Utara memiliki 11 anggota yang siap mengabdi untuk masyarakat.

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Riau Periode 2015 – 2018

Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik Pengurus PAPDI Cabang Riau periode 2015 – 2018 pada 20 November 2016 di Hotel Premiere Pekanbaru, Riau. SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Riau periode 2015 – 2018 dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Terpilih sebagai sebagai ketua dr. Wisman Tanjung, SpPD. Saat berita ini diturunkan, anggota PAPDI Cabang Riau tercatat sebanyak 69 anggota.

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Sulawesi Tenggara Periode 2015 – 2018

Ketua PAPDI Cabang Sulawesi Tenggara, dr. M. Yusuf Hamra, MSc, SpPD, beserta jajaran pengurus Periode 2015 -2018 resmi dilantik oleh Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP pada tanggal 1 November 2016 di

SwissBell Hotel Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam prosesi pelantikan, Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP hadir membacakan SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Sulawesi Tenggara periode 2015 – 2018. PAPDI Cabang Sulawesi tercatat memiliki 17 anggota.

Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Sulawesi Utara Periode 2015 – 2018

Wakil Ketua I PB PAPDI, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP telah melantik Pengurus PAPDI Cabang Sulawesi Utara pada Sabtu 22 Oktober 2016 di Hotel Arya Duta Manado, Sulawesi Utara. SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Sulawesi Utara periode 2015 – 2018 dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Dengan pelantikan ini, ketua terpilih, dr. Harlinda Kumaat Haroen , SpPD, K-HOM, FINASIM beserta jajaran pengurus siap memajukan PAPDI Cabang Sulawesi Utara yang diperkuat dengan 61 anggota.

Pelantikan Pengurus PAPDI Maluku Utara.

Pelantikan Pengurus PAPDI Sulawesi Tenggara.

Pelantikan Pengurus PAPDI Kalimantan Barat.

Page 75: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

OBITUARI

75Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Sabtu, 19 November 2016, Keluarga Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia mendapat berduka. Salah seorang putra terbaiknya,

dr. Achmad Dachlan, SpPD, K-Psi, FINASIM, berpulang ke rahmatullah.

Achmad Dachlan merupakan mantan Ketua

Umum PB PAPDI Periode 1975 – 1978 dan Periode 1978- 1981. Ia berpulang pada usia 92 tahun lebih 3 hari. Kepergiannya meninggalkan banyak kenangan bagi keluarga, karib kerabat, dan rekan sejawat di bidang spesialis ilmu penyakit dalam.

Banyak keteladanan yang dapat ditiru dari laki-laki kelahiran 16 November 1916 ini. Kisah masa mudanya menggambarkan ia adalah sosok yang patuh dan hormat kepada orang tua. Pada mulanya menjadi dokter rupanya bukan pilihan Achmad sendiri. Achmad tadinya sudah kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga menjalani pendidikan militer. Ketika pulang ke rumah orang tua di Jakarta, sang ibu

memintanya untuk sekolah di kedokteran. Achmad mengikuti permintaan sang ibu dan berganti jalur pendidikan menekuni bidang kedokteran.

Jalan hidup mengantarkan Achmad menjadi seorang dokter spesialis penyakit

dalam. Bila sudah terjun di satu bidang, ia menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Pada saat itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) dalam

proses bertumbuh dan menata diri untuk berkembang. Achmad

bersama teman-teman seprofesi turut

membesarkan organisasi

ini. Pada puncaknya,

Achmad didaulat menjadi

Ketua

Umum PB PAPDI, setelah periode sebelumnya sempat menolak ketika diminta jadi ketua. Atas permintan para anggota pula, posisi Ketua Umum ini dilakoni Achmad selama dua periode (periode 1975 – 1978 dan periode 1978).

Achmad adalah sosok pribadi yang sederhana dan bersahaja. Kesederhanaan ini sudah dijalani sejak

muda, dan terus terbawa dalam kehidupannya sampai ketika sudah menjadi dokter. Achmad tidak mengejar materi dalam hidupnya. Bahkan ia pun tidak banyak menghabiskan waktu untuk praktik.

Sekitar enam tahun lalu, HALO INTERNIS pernah mewawancarai Achmad Dachlan di kediamannya di kawasan Cinere, Depok. Penuturan Achmad menunjukkan sikap hidupnya yang bijak.

”Dalam kehidupan saat ini, umumnya manusia lebih mengejar materi. Sedangkan kami sejak dulu tidak pernah mengarahkan ke sana.” Pada kalimat lain Achmad mengatakans, “Rasanya tidak ada yang luar biasa berat, karena kami hidup sederhana, tidak ngoyo, atau memiliki keinginan yang muluk-muluk.”

Kesederhanaan membuat hidup Achmad mengalir tenang dan bahagia. Terlebih kelima anaknya telah menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, almamater yang sama dengannya. Achmad tidak mempersoalkan anak-anaknya memilih menekuni bidang ilmu kedokteran yang lain, bukan memilih menjadi internis seperti dirinya. Prinsip yang ditanamkan Achmad adalah yang terpenting dalam pendidikan itu adalah bejalar.

Bagitulah sosok dr. Achmad Dachlan, SpPD, K-Psi, FINASIM, hidupnya mengalir dan bahagia bersama keluarga.

haloINTERNIS

dr. Achmad Dachlan, SpPD, K-Psi, FINASIM

Pribadi yang Bersahaja dan Sederhana

dr. Achmad Dachlan, SpPD, K-Psi, FINASIM

Page 76: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

AGENDA

76 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

foto istimewa

AGENDA KEGIATAN ILMIAH BIDANG ILMU PENYAKIT DALAM TAHUN 2017

No Tanggal Kegiatan Tempat Sekretariat/Pendaftaran

1. 8 - 10 Maret 2017

The International Palliative Care Course by ASCO 2017

Auditorium Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Divisi PsikosomatikDept. IlmuPenyakit Dalam FKUI/RSCMJl SalembaRaya No. 6 Jakarta 10430Telp. (021) 31926052 Fax. (021) 31926052Website: www.ipcw.psikosomatik.org,www.perhompedin.orgE-mail : [email protected]

2. 10 - 12 Maret 2017

HOPECARDISHolistic Approaches in Cardiovascular Diseases 2107

Shangri La HotelJakarta

Divisi KardiologiDept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCMJl. Salemba Raya No. 6 JakartaTelp.: 021-31934636 Fax : 021-3161467Hp. 085888289430 (call only)Email : holisticardiologyWebsite: www.hopecardis.orgCP : Yuyun/Ella

3. 17 - 18 Maret 2017

Th 4th Liver – GI Fair Shangri La HotelJakarta

Digestive Disease and GI Oncology CentreMedistra HospitalJl. Jed Gatot Subroto Kav 59 Jakarta 12950Telp. 021 – 52921837, 5210200 ext. 105/106Email: [email protected]

4. 25 - 26Maret 2017

JICCCIM The Jakarta Intr, Chest & Critical Care Internal Medicine

HotelGrand Sahid JayaJakarta

Division of Respirology andCritical Care Internal MedicineDepartment of Internal Medicine,Faculty of Medicine University of Indonesia,Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta INDONESIATelp. 021 - 314 9704, 319 02461Fax. 021-31902461E-mail: [email protected]

5. 13 – 16 Juli 2017

Konferensi KerjaPAPDI XIV

Ijen Suites Resort & ConventionMalang

PAPDI Cabang MalangSMF Ilmu Penyakit DalamRSUD dr. Saiful Anwar,Jl. J.A. Suprapto No. 2 MalangTelp. (0341) 357663, 357664Fax : (0341) 357663CP : Rosi (WA, SMS, Telp) 081297578260Email : [email protected]

6. 15 - 17 September 2017

Jakarta Internal Medicine in Daily Practice(JIM DACE) 2017

Hotel Intercontinental Midplaza Jakarta

PAPDI Cabang Jakarta (PAPDI JAYA)Graha Cimandiri One lantai 3Jl. Cimandiri No.1, Cikini, Jakarta PusatTelp/Fax : +62-21-319 234 99Hp : 081288723886Email : [email protected]

7. 13 - 15 Oktober 2017

PIN XV PB PAPDI Hotel Grand Clarion Makas-sar

SEKRETARIAT PIN PB PAPDIJL. Salemba I No. 22 D, Jakarta PusatTelp. 021-31928025, 31928026Fax. 021-31928028, 31928027Sms: 08569578909Email: [email protected], Website: www.pbpapdi.org

Page 77: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

77Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

JedaSetiap orang perlu melakukan jeda dalam hidupnya. Beralih sejenak dari rutinitas, untuk me-refresh diri.

Jeda yang paling simple adalah melakukan hobi. Bila tersedia waktu yang cukup panjang, jalan-jalan dan berlibur boleh dilakoni.

foto: m.giavani

Page 78: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

JALAN-JALAN

78 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Jeda

Pasir putih terhampar panjang di bibir pantai sejauh mata memandang. Butiran-butirannya yang halus lagi hangat memanjakan kaki-kaki

yang penat didera rutinitas kerja. Laut yang membentang luas di depan mata, menentramkan hati dan jiwa yang rindu menikmati senja. Mentari perlahan turun menebarkan warna jingga di langit yang semula biru. Safak merah pun mulai berpendar. Bola kuning yang menerangi dunia sepanjang siang itu pun tenggelam sempurna. Menikmati sunset, selalu memberikan rasa yang tiada tara. Indahnya tak terkatakan, juga tak terlupakan.

Suasana ini dapat dijumpai di Pantai Pulau Merah, sebuah kawasan pantai yang berlokasi di bagian selatan Kabupaten

Banyuwangi, Jawa Timur. Pantai Pulau Merah kini kian tersohor sebagai destinasi wisata favorit, dan kerap menjadi perbincangan di kalangan wisawatan domestik maupun mancanegara.

Pantai Pulau Merah memang memiliki kekhasan yang tidak dimiliki kawasan pantai lain. Wilayah ini memberikan gabungan pemandangan yang saling melengkapi. Jika menghadap ke sebelah timur, mata para wisatawan akan mendapati gambaran perbukitan hijau, yang masih terjaga keasrian pepohonannya. Jika membalikkan badan ke arah barat, mata akan bertemu pandang dengan pantai yang menyatu dengan Samudera Hindia.

Uniknya, tak jauh dari pantai, terdapat sebuah pulau yang datarannya menjulang

Menikmati Senja di Pantai Pulau Merah

Bila ingin melihat sunset yang indah, datanglah ke Pantai Pulau Merah. Pemandangannya amat memukau, menggoreskan kenangan yang tak terlupakan.

Page 79: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

JALAN-JALAN

79Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Jeda

tinggi mirip sebuah gunung kecil setinggi 200 meter. Kehadiran pulau ini memberi warna dan ciri tersendiri bagi Pantai Pulau Merah. Banyak wisatawan datang ke tempat ini untuk sekadar melepas penat, berbaring menikmati curahan cahaya matahari yang disertai hembusan angin laut, atau bermain pasir dan melakukan aktivitas olahraga pantai yang menguras keringat namun menyenangkan pikiran. Tentu, tak kecuali berenang dan bermain air ditemani buih-buih laut. Pantainya yang landai tidak berbatu karang, benar-benar membuat suasana rekreasi menjadi nyaman dan menyenangkan.

DESTINASI DUNIA

Kelebihan lain dari Pantai Pulau Merah adalah ombaknya tergolong berkualitas

baik yang sangat memadai untuk olahraga surfing alias berselancar. Tinggi ombaknya mencapai 2 meter memanjang sejauh 300 meter. Memang tidak terlalu tinggi, tapi justru kondisi ombak seperti ini sangat baik dan aman bagi perselancar pemula. Dan, cukup memuaskan bagi perselancar profesional yang rindu bercanda dengan ombak.

Maka, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi patut diacungi jempol karena jeli memanfaatkan potensi “lokasi surfing yang asyik punya” ini sebagai media untuk mempromosikan keindahan Pantai Pulau Merah ke seluruh pelosok dunia. Sejak dua tahun lalu, Pantai Pulau Merah telah dijadikan lokasi kompetisi selancar internasional (International Surfing Competition). Kompetisi internasional ini menjadi agenda rutin tahunan yang digelar dengan sedikitnya mendatangkan peserta dari 20 negara. Hasilnya kini, banyak perselancar dari mancanegara berdatangan dan jatuh cinta dengan tempat ini.

AMAN DAN LENGKAP

Sebagai lokasi wisata pantai, faktor keamanan haruslah dinomorsatukan. Nah,

di Pantai Pulau Merah terdapat petugas-petugas yang siap siaga menjaga sekaligus mengamankan apabila terjadi kecelakaan atau sesuatu yang tidak di inginkan, terutama bagi wisatawan yang berenang di pantai. Untuk para petugas pantai disediakan pos jaga yang ditempatkan di atas tower setinggi 5 meter guna memantau dan memastikan keamanan keadaan di sekitarnya.

Asyiknya berlibur ke Pantai Pulau Merah, wisatawan dapat menikmati “paket lengkap” yang disesuaikan dengan keinginan. Bagi yang punya hobi memancing dapat memanfaatkan jasa perahu tradisional untuk memancing di tengah laut. Hal ini tentu sangat menyenangkan, karena selain mendapatkan ikan, wisatawan juga akan dapat menikmati hembusan sejuk air laut. Bagi yang senang bercengkrama dengan biota laut, dapat melakukan aktivitas snorkeling. Di lokasi pantai Pulau Merah terdapat pihak yang menyewakan perlengkapan untuk snorkeling dengan harga sewa yang terjangkau.

Dan, serunya lagi, ketika laut sedang surut, wisatawan dapat berjalan ke tengah laut mendatangi pulau kecil yang tidak jauh dari bibir pantai. Di sana wisatawan menaiki gunung kecil atau bukit. Lalu dari ketinggian menyaksikan keindahan laut lepas dengan pemandangan eksotis di sekeliling Pantai Pulau Merah.

Tertarik? Segera atur liburan ke Pantai

Sejak dua tahun lalu, Pantai Pulau Merah telah dijadikan lokasi kompetisi selancar internasional (International Surfing Competition).

foto: initempatwisata.com

Pantai Pulau Merah telah dijadikan lokasi kompetisi selancar internasional (International Surfing Competition).

Page 80: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

JALAN-JALAN

80 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Jeda

Pantai Pulau Merah terletak di ujung selatan Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran. Pantai ini merupakan bagian dari pantai selatan dan masih satu rangkaian dengan Pantai Teluk Ijo, Pantai Sukamade, dan juga Pantai Pancer. Jarak tempuh dari Banyuwangi kota ke lokasi

sekitar 60 kilometer, atau kurang lebih memakan waktu 3 jam perjalanan.

Tadinya, masyarakat setempat menamai lokasi ini dengan sebutan “Pantai Ringin Pintu” kemudian berubah nama menjadi Pantai Pulau Merah. Nama Pulau Merah sendiri merujuk pada bukit kecil di tengah laut (tidak jauh dari pantai) yang memiliki tanah berwarna merah. Namun tanah merah di pulau tersebut tidak kelihatan lagi karena pemukaannya diselimuti oleh pepohonan yang rimbun.

Selain warna merah pada tanah bukit kecil tersebut, kawasan pantai ini memang terlihat berwarna kemerah-merahan, terutama saat sore hari. Warna kemerah-merahan tersebut disebabkan oleh pasir basah yang terkena pantulan sinar matahari saat sang surya hendak tenggelam. Dan, warna merah ini sangat kentara terlihat ketika musim kemarau. Selain itu, ada versi lainnya. Ini terkait dengan kisah mistis yang menyebutkan bahwa konon pernah terlihat kilatan cahaya merah melintas di pantai. Dan, peristiwa ini pula yang dikatakan melatarbelakangi munculnya nama Pantai Pulau Merah.

Asal Nama Pantai Pulau Merah

Pulau Merah bersama keluarga maupun karib kerabat. Jangan khawatir dengan akomodasi. Di kawasan ini, khususnya di sekitar pantai, tersedia homestay yang disewakan oleh warga setempat. Harga sewanya relatif murah. Wisatawan juga dapat memilih homestay sesuai dengan fasilitas yang diinginkan. Untuk transportasi bisa menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum dari pusat kota Banyuwangi. Jalan menuju kawasan ini pun terbilang bagus, beraspal hitam.

Bagaimana dengan makanan dan kuliner? Begitu memasuki kawasan Pantai Pulau Merah, wisatawan akan disuguhkan dengan beragam masakan kuliner khas Banyuwangi seperti rujak soto, rujak bakso, rawon, dan sajian khas lainnya. Karena lokasi pantai ini dekat dengan pemukiman warga, kebersihan tempat dan makanan yang disajikan cukup terjaga. So, selamat berlibur dan menikmati pemandangan alam Pantai Pulau Merah yang indah! halo

INTERNIS

foto

: tem

patb

erw

isat

amur

ah.c

om

Kelebihan lain dari Pantai Pulau Merah adalah ombaknya tergolong berkualitas baik yang sangat memadai untuk olahraga surfing.

Page 81: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

JALAN-JALAN

81Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Jeda

Peristiwa mistis tersebut juga dikait-kaitan dengan kejadian tsunami setinggi 13 meter yang melanda selatan Banyuwangi pada tahun 1990. Kala itu ada sebuah pura yang berada dekat pantai tidak hancur di terjang ombak. Hingga sekarang pura tersebut masih berdiri kokoh. Namanya Pura Tawang Alun, dibangun tahun 1980-an. Selain berfungsi untuk tempat sembahyang bagi warga setempat, Pura ini juga sering dikunjungi umat hindu dari seluruh Indonesia, khususnya yang berasal dari Bali dan Bromo.

Apapun yang melatarbelakangi namanya, yang jelas Pantai Pulau Merah kini menjadi salah satu objek wisata pantai favorit di Indonesia. halo

INTERNIS

Banyuwangi juga terkenal dengan makanannya yang khas. Sudah jauh-jauh kesana, rugi rasanya bila tidak mencicipi. Berikut ini

beberapa makanan khas Bayunwangi yang menggugah selera.

SEGO TEMPONG

Sego dalam bahasa Jawa berarti nasi. Jadi sego tempong adalah nasi tempong, yakni nasi hangat yang di sajikan dengan lalapan sayur bayam, kemangi, timun serta aneka lauk seperti tekur dadar, ayam goreng, jeroan ayam, tempe, tahu dan pepes ikan. Yang menjadi pokok dari kuliner ini adalah sambel terasinya yang nendang banget. Saking pedasnya serasa kena tampar (tempong).

SEGO CAWUK

Cawuk berarti makan dengan tidak menggunakan sendok, dengan kata lain langsung menggunakan tangan. Sego cawuk adalah nasi yang disajikan dengan kuah yang terbuat dari parutan kelapa muda yang di beri air matang, dilengkapi dengan jagung muda yang dibakar dan dicampur dengan timun serta cabai dan asem, sehingga membuat kuahnya rasanya asam pedas segar. Sebagai lauknya biasanya di nikmati dengan ikan asin, pepesan ikan laut pedas dan telur ayam atau itik rebus.

Kuliner Khas Banyuwangi

RUJAK SOTO

Rujak soto adalah salah satu kuliner yang paling terkenal di Banyuwangi. Menu yang satu ini merupakan kombinasi dari 2 menu masakan dijadikan satu, yakni soto daging bersama rujak cingur disajikan dalam satu mangkok.

PECEL PITIK

Pecel pitik terbuat dari ayam kampung. Mirip pecel lele, namun bumbu pecelnya terbuat dari kelapa yang agak muda dicampur dengan kacang yang sudah dihaluskan. Sepintas tampilannya mirip dengan bumbu urap, namun aroma dan

rasanya khas. Pecel pitik dihidangkan dalam acara adat Suku Osing di Banyuwangi. halo

INTERNIS

http

://w

ww

.ban

yuw

angi

bagu

s.co

m

Sego Tempong

Rujak Soto

Pecel Pitik

Sego Cawuk

Page 82: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

HOBI

82 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

Menggali kebudayaan Indonesia memang tidak ada habisnya. Bayangkan, ada ribuan pulau, ratusan suku dan bahasa, juga adat

istiadat. Tahun 2016 lalu tercatat ada sekitar 1.340 jenis suku di Indonesia. Dari sinilah kemudian muncul beragam produk budaya yang otentik dan bernilai tinggi. Maka kita mengenal berbagai model pakaian, beragam desain batik, dan variasi-variasi kain tenun yang kini sedang “trending” di dunia.

Pada awalnya, kain tenun dianggap sebagai bahan yang tidak fashionable. Maklum, selama ini pemakaian kain tenun lebih banyak sebatas pada ritual-ritual yang berkaitan dengan adat, seperti busana untuk tarian atau upacara adat. Selain itu juga dijadikan mas kawin atau alat penghargaan dalam upacara perkawinan dan kematian. Bahkan digunakan pula sebagai alat atau media untuk menolak bala (bencana).

Dulu jarang terlihat anak-anak muda mengenakan kain tenun sebagai pakaian sehari-hari. Karena penggunaannya yang terbatas, perkembangan kain tenun dalam industri kain jadi stagnan bahkan cenderung punah karena jumlah orang-orang yang

punya keahlian membuat kain tenun mulai berkurang. Orang lebih senang membeli kain atau pakaian jadi yang tersedia di pasar ketimbang menenunnya sendiri yang memakan waktu cukup lama.

Beruntunglah di Indonesia bermunculkan sosok-sosok yang peduli dengan pelestarian budaya tradisional, khususnya kain tenun. Salah seorang di antaranya bernama Linda Hamidy Grander. Ia seorang desainer lulusan Fashion Institute of Design and Merchandising (FIDM), San Francisco, Amerika tahun 2001. Linda berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan keahlian yang dimilikinya, Linda mendesain kain tenun khas Lombok, lalu mengenalkan dan memasarkannya ke berbagai negara.

Setelah itu, kepedulian anak bangsa terhadap kain tenun mulai meningkat, dan gaungnya mulai terdengar ke seantero Nusantara. Ini mendorong berdirinya Yayasan Cita Tenun Indonesia yang dibentuk oleh Ibu Okke Hatta pada tahun 2008. Yayasan ini aktif mempromosikan kain tenun Indonesia baik di lingkup nasional maupun internasional.

Kini penggunaan kain tenun sudah sangat bervariasi, bukan hanya digunakan pada upacara adat saja. Sudah banyak desainer Indonesia menuangkan kreasinya pada kain tenun daerah. Ada sosok Auguste Soesastro, desainer yang terkenal dengan koleksi baju bersiluet minimalis tanpa ada garis jahitan pada samping baju, mengkreasi tenun dari daerah Sambas. Kemudian Chossy Latu yang lekat dengan tenun Sumatera Barat, menghimpun koleksinya dengan tema “Songket and The City”. Sementara Ari Seputra lebih suka mengambil kain tenun dari Lombok dan menjadikan koleksinya sarat warna-warna monokromatis. Ada lagi Denny Wirawan yang mengambangkan tenun dari Sulawesi Tenggara dengan desain konsep “Ocean Wave.”

Yang membanggakan, ternyata brand fashion kelas dunia juga telah menggunakan bahan tenun Nusantara ini untuk produk mereka. Antara lain Gucci, Christian Dior dan Burberry. Maka jangan heran kalau sekarang jamak terlihat para pesohor kelas dunia bergaya dengan menggunakan baju atau tas berbahan kain tenun Nusantara.

Tenun Nusantara Merambah Dunia

Seperti halnya batik, kain tenun Indonesia kini menarik perhatian dunia. Bahkan beberapa brand fashion ternama dunia berebut menggunakan produk budaya nusantara ini untuk memperkaya koleksinya.

http

://w

ww

.tenu

ntim

or.b

logs

pot.c

o.id

Kain Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur.

Page 83: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

HOBI

83Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Salah satu daya tarik kain tenun adalah motifnya yang khas, seakan menyimpan cerita tentang budaya masyarakat yang mengkreasinya.

Guratan motif menyimpan filosofi yang sarat makna. Tiga kain tenun berikut adalah contohnya.

TENUN LOMBOK SUBAHNALE

Syahdan, perempuan Lombok itu terus bergumam, mulutnya tak henti mengungkapkan pujian kepada yang Pencipta ketika ‘menganyam” kain tenun. Subhanallah, subhanallah, subhanallah. Ungkapan dari Bahasa Arab yang artinya Maha Suci Allah ini terus mengalir dari bibir, mengiringi rumit dan detilnya proses tenunan. Setelah sekian lama, akhirnya terciptalah selembar kain tenun yang sungguh mengagumkan. Sangat indah. Mengagumi keindahannya, orang yang melihatnya pun lantas mengucap Subhanallah.

Itulah asal-muasal munculnya nama jenis tenun Lombok Subahnale yang terkenal itu. Ya, Subahnale adalah logat suku Sasak dari kata Subhanallah.

Motif tenun Subahnale merupakan salah satu motif kuno yang sudah turun temurun dari sesepuh Lombok. Biasanya berupa susunan geometris segi enam seperti sarang lebah dengan isian bunga. Jenis benang yang digunakan adalah benang katun, dengan pewarnaan benang masih menggunakan bahan alami yang berasal dari tumbuhan. Waktu pengerjaan setiap tenun Subahnale tidak bisa ditentukan. Namun pada umumnya, tiap helai kain itu dikerjakan paling cepat selama satu bulan. Lamanya waktu penenunan itu dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dari motif, serta ukuran setiap tenun.

Di Lombok sendiri, awalnya kain tenun Subhanale hanya digunakan untuk upacara khusus atau beribadah, seperti upacara pernikahan. Bagi penduduk Desa Sekarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, khususnya kaum perempuan keturunan Suku Sasak, tenun Subahnale merupakan benda yang sangat bernilai. Tenun tersebut merupakan mahar yang wajib diberi sang mempelai wanita kepada pria yang meminangnya dan harus merupakan hasil tenunan sendiri. Oleh karenanya, setiap perempuan Sasak

diwajibkan untuk bisa membuat kain tersebut. Jika belum bisa, maka ia pun belum boleh menikah.

Motif tenun lain yang ada di Lombok adalah motif Tumpal (pucuk rebung), berbentuk segitiga seperti deretan gunung yang melambangkan Dewi Sri sang Dewi Kesuburan. Motif ini muncul pada masa Hindu. Begitu agama Islam mulai masuk ke Indonesia, motif tenun di wilayah Nusa Tenggara Barat pun lebih dominan berbentuk tumbuh-tumbuhan, seperti suluran, pucuk rebung, pohon hayat, bunga-bunga, dan bunga bersusut delapan menyerupai bintang yang terdapat pada kain songket. Motif ini terdapat pada kain songket Bima motif Nggusuwaru.

Sementara itu, motif geometris seperti garis-garis, kotak-kotak, dan sebagainya terdapat pada kain pelekat. Motif hewan yang sudah ada sejak zaman prasejarah, disamarkan ketika agama Islam mulai masuk. Motif hewan disamarkan dengan bentuk kaligrafi huruf Arab, kecuali motif burung, kupu-kupu dan beberapa jenis bioata laut.

FILOSOFI DIBALIK MOTIF KAIN TENUN

foto: https://kepulauanbatik.comKain Tenun Subhanale

Page 84: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

HOBI

84 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

SONGKET PANDAI SIKEK

Mungkin masih ada yang punya uang kertas Rp 5.000 terbitan tahun 2001. Pada satu sisinya terlihat gambar seorang perempuan sedang menenun. Disampingnya tertulis dengan jelas kalimat “Pengrajin Tenun” Pandai Sikek - Sumatera Barat.

Gambar tersebut sebenarnya merupakan bukti otentik bahwa tenun songket Padai Sikek sudah terkenal sejak zaman dahulu. Tak ada yang menyangsikannya. Salah satu ciri tenun Pandai Sikek ini adalah menggunakan benang emas atau perak untuk memperkaya motifnya. Bahkan konon di zaman dulu, benang emas yang digunakan adalah dari emas murni. Hal ini membuatnya tidak saja bernilai tinggi dari

kanduang (istri pemimpin suku di Minangkabau) ataupun oleh limpapeh (kaum perempuan). Selain itu songket juga seringkali digunakan untuk acara tunangan atau biasa sebut ma anta tando.

Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, penggunaan kain tenun Pandai Sikek semakin beragam. Tidak hanya ditemui dalam bentuk sarung dan selendang saja, juga dalam bentuk hiasan dinding bermotif ‘rumah gadang’, kaligrafi dan lain-lain. Selain itu, juga dijadikan bahan pembuat aksesoris, dompet, sarung bantal, bedcover, dan sebagainya.

Sebagai media pakaian, tenun Pandai Sikek juga telah juga telah mengalami pergeseran, terutama dari segi bahan. Motifnya tetap indah, namun bahan kainnya yang berubah. Kalau masih tetap mempertahankan bahan seperti dulu, Songket akan kaku dan berat membuat orang malas untuk menggunakannya. Untuk memenuhi tuntutan para pengguna songket masa kini, maka bermunculanlah kain songket yang dibuat dari bahan sutra dan benang emas pilihan, yang bila digunakan terasa lebih ringan dan lentur.

segi estetika, tetapi juga nilai intrinsiknya.

Saat ini, nilai estetika menjadi unsur yang paling menonjol sebagai penentu kualitas dari suatu tenun songket. Di saat benang emas sintetis telah menggantikan posisi benang dari emas murni, tingkat kerumitan dan keunikan ornamental dari tiap kain menjadi penentu tinggi-rendah harganya di pasaran. Inilah yang membedakan tenun songket Pandai Sikek dari daerah lainnya di Sumatera Barat.

Ada berbagai motif yang diaplikasikan pada tenunan Pandai Sikek. Motif-motif tersebut biasanya diinspirasi dari lingkungan sekitar dengan falsafah “alam takambang jadi guru” (lingkungan hidup sekitar menjadi tempat belajar). Motif juga dibuat dari bentuk binatang dan tumbuhan, seperti pucuak rabuang (pucuk rebung), itiak pulang patang (bebek pulang ke kandang di sore hari), atue bata (ikan keci-kecil), gunuang gunuang (gunung-gunung), balah kacang (belah kacang) dan lain-lain.

Penggunaan kain songket ini biasa dilakukan pada prosesi upacara adat, terutama oleh kaum ibu, bundo

Saat ini, nilai estetika menjadi unsur yang paling menonjol sebagai penentu kualitas dari suatu tenun songket.

http

://so

ngke

tpan

dais

ikek

.com

Songket Pandai Sikek.

Page 85: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

HOBI

85Edisi XXVI, Maret 2017 // HALO INTERNIS

Seperti halnya kain tenun dari daerah lain, pengerjaan songket sepenuhnya mengandalkan keterampilan tangan dan makan waktu yang relatif lama. Satu lembar kain bisa menghabiskan waktu pengerjaan sampai satu setengah bulan. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang detil. Dan, ini pulalah yang menjadikan songket Pandai Sikek berharga dan bernilai tinggi.

TENUN ULOS

Mungkin banyak yang tidak tahu kalau kain tenun Ulos sudah ada sejak 4000 tahun lalu, seumur kebudayaan Batak, Sumatera Utara itu sendiri. Ini menunjukkan betapa sudah majunya kebudayaan Indonesia sejak dahulu. Secara umur bahkan lebih tua dari bangsa Eropa.

Demikian menurut kajian yang dilakukan oleh Miyara Sumatera Foundation, organisasi yang bergerak untuk pelestarian budaya, konservasi alam, dan

pengembangan pariwisata Sumatera, yang terlibat dalam pelestarian kain kuno. Jadi ketika mereka masih dalam masa kegelapan, masyarakat Nusantara sudah mampu menghasilkan produk tekstil yang bernilai tinggi dan mengagumkan.

Mungkin tak banyak orang Indonesia, bahkan masyarakat Batak sendiri, yang tahu bahwa kain tenun Ulos yang berumur tua tersimpan di museum-museum luar negeri, seperti Singapura, Amerika, Inggris dan Belanda. Mereka jualah yang lebih dulu meneliti dan mengkaji kebudayaan berharga milik Indonesia tersebut.

Bagi masyarakat Batak, Ulos bukanlah sekedar pakaian, melainkan representasi dari semesta alam. Maka setiap motif, , dan ukurannya mengandung makna dan filosofi tersendiri sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Ulos merupakan simbol kasih sayang, juga menjadi lambang ketokohan bagi seseorang yang mampu menguatkan badan dan jiwanya.

Ulos memang lebih banyak digunakan pada ritual adat. Seseorang akan mendapatkan Ulos dari leluhurnya saat memulai kehidupan baru, yakni menjelang kelahiran, pernikahan, atau mempunyai anak maupun cucu, dan ketika meninggal.

Yang menarik, penenun biasanya sudah tahu kepada siapa Ulos yang dibuatnya akan diberikan, sehingga dalam proses penenunannya ada doa yang diselipkan kepada si penerimanya. Jenis, warna, dan motifnya pun disesuaikan dengan sosok penerima.

Ulos biasanya diberikan oleh seseorang yang posisi sosialnya lebih tinggi kepada seseorang yang posisinya lebih rendah. Makna yang terkandung di dalamnya adalah memberikan berkah, seperti kakek atau orang tua kepada anak atau cucu, hula-hula (saudara laki-laki ibu) kepada boru (pihak yang memperistri), atau raja kepada rakyatnya.

Pemberi Ulos selalu menyertakan kata-kata dan doa restu kepada penerima. Karena itu, muncul istilah Ulos untuk badan dan untuk jiwa (tondi). Di sini fungsi Ulos sudah tidak lagi hanya sebatas sebagai selimut badan, tapi juga sebagai pelindung jiwa.

Ukuran Ulos juga tidak boleh sembarangan, sudah ada ketentuan baku yang tidak boleh dilanggar. Menurut kepercayaan orang Batak, jika ukurannya tidak dibuat sesuai ketentuan maka akan membawa bencana bagi jiwa si penenun. Alih-alih membawa kebahagiaan dan keberuntungan seperti yang diharapkan.

Jenis yang paling dihargai adalah Ulos Ni Tondi (kain roh) yang diberikan orang tua kepada anak perempuannya yang menunggu kelahiran bayi pertama. Saat itu, orangtua akan datang untuk memberkati anak perempuannya (mangupa).

Kini zaman telah berubah. Karena keindahannya, Ulos sudah menjadi produk fashion yang pengunannya tidak hanya sebatas ritual adat. Harganya juga sudah lebih terjangkau, sehingga bisa dinikmati berbagai kalangan. Namun, diharapkan perkembangan ini tidak menghilangkan makna yang melekat padanya. halo

INTERNIS

http

://w

ww

.repu

blik

a.co

.id

Proses pembuatan Tenun Ulos.

Page 86: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

HUMOR

86 HALO INTERNIS // Edisi XXVI, Maret 2017

LUPA SESUATU

Seorang lelaki dengan tergesa-gesa dan terburu-buru menyerobot masuk ke ruang bersalin, dan beberapa saat kemudian lelaki itu tampak keluar didorong memakai kursi roda oleh seorang suster karena pingsan. Udin heran kenapa lelaki ini, karena penasaran Udin segera menghapiri beberapa dokter yang ada di ruang bersalin. Udin bertanya, “Dok, boleh tahu kenapa lelaki yang baru datang tadi tiba tiba pingsan?” Dengan tenang si dokter menjawab, “Oh itu dia terburu-buru datang kesini karena isterinya akan segera melahirkan, tapi dia lupa sesuatu,” “Lupa apa, dok?” tanya Udin lagi. “Dia lupa membawa istrinya,” kata dokter.

DARI MANA?

Pada suatu hari seorang dokter kedatangan pasien yang mempunyai gangguan impotensi.Dokter : “Ada gangguan apa?”Pasien : “Ini...Dok, saya mengalami gangguan pada alat saya.”Dokter : “Kenapa?”Pasien : “Anuu, tidak bisa berdiri....impoten, Dok!”Dokter : “Sebabnya kenapa?”Pasien : “Entahlah Dok. Tapi dulu ayah saya itu impoten, dan juga kakek.”Dokter : “???!!!....Lho, kalau kakek dan ayah Anda impoten, terus Anda itu dari mana?”Pasien : “Cilacap, Dok!!”

BUANG AIR SEPERTI BIASA

Ini merupakan percakapan antara dokter dengan seorang pasien yang kena muntaber.Dokter : “Sakit apa?”Pasien : “Anu dok, mual-mual dan muntah-muntah.”Dokter : “Buang air besarnya bagaimana?”Pasien : “Seperti biasa Dok, jongkok.”

KAKI KAKEK

Alkisah ada seorang pasien, yang berumur sudah tua sekali sekitar 72 tahun-an datang untuk berobat.Dokter : “Pak, rasa sakit di kaki kanan anda itu tampaknya akibat penyakit rematik.”Pasien : “Penyakit rematik itu apa, dok?”Dokter : “Rematik itu salah satu penyakit yang menyerang sendi, Pak. Penyakit itu dapat disebabkan, misalnya, karena usia Bapak sudah tua.”Pasien : “Eh, dokter jangan coba2 bohongin saya ya! Kaki sebelahnya, umurnya juga udah sama tuanya, tapi gak sakit apa-apa tuh.”Dokter : “!!??”

Page 87: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

Konferensi Kerja

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALISPENYAKIT DALAM INDONESIA

Peran dalam Meningkatkan Kompetensi dan PAPDIKompetisi di Era Jaminan Kesehatan Dokter IndonesiaNasional dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Ijen SuitesResort & Convention

Malang

13-16 Juli 2017

(KONKER PAPDI XIV)

AKREDIT

ASI

SKP IDIAKR

EDITASI

PAPDI Cabang Malang - SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD dr. Saiful Anwar, Jl. J.A. Suprapto No. 2 MalangTelp. (0341) 357663, 357664 Fax: (0341) 357663, CP: Rosi (WA, SMS, Telp) 081297578260 | Email: [email protected]

Tanggal Penting

13 - 14 Juli 2017

14 Juli 2017

15 - 16 Juli 2017

Sekretariat:

Topik Tentatif Pembicara Tentatif

Page 88: Tanpa batas - pbpapdi.net · Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi ... ilmiah seputar bidang ilmu penyakit

Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP

Periode 2012 – 2015 & Periode 2015 – 2018

Pro. dr. Utojo Sukaton, SpPD, K-EMDPeriode 1973 – 1975Periode 1981 – 1984Periode 1984 - 1987

dr. Achmad Dachlan, SpPD, K-Psi, FINASIM

Periode 1975 – 1978 & Peiode 1978 – 1981

Prof. dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD, FINASIM

Periode 1993 – 1996 & Periode 1996 – 1999

Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, FACPPeriode 2000 – 2003

Prof. dr. A. Aziz Rani, SpPD, K-GEH, FINASIM

Periode 2003 – 2006

Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP

Periode 2006 – 2009 & Periode 2009 – 2012

59 tahunPB PAPDI

16 November 1957 - 16 November 2016

Prof. dr. Utojo Sukaton, SpPD, K-EMDPeriode 1973 – 1975Periode 1981 – 1984Periode 1984 - 1987