Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ......

81
DETERMINAN PENGUNGKAPAN EMISI KARBON PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Tesis) Oleh Nurdiawansyah PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ......

Page 1: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

DETERMINAN PENGUNGKAPAN EMISI KARBON PADAPERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

(Tesis)

Oleh

Nurdiawansyah

PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

DETERMINAN PENGUNGKAPAN EMISI KARBONPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI INDONESIA

Oleh

NURDIAWANSYAH

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER ILMU AKUNTANSI

Pada

Program Magister Ilmu AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 3: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

ABSTRAK

DETERMINAN PENGUNGKAPAN EMISI KARBONPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenaipengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan media exposure terhadappengungkapan emisi karbon pada perusahaan manufaktur di Indonesia.Pengukuran mengenai luas pengungkapan emisi karbon yaitu denganmenggunakan checklist yang dikembangkan berdasarkan lembar permintaaninformasi yang diberikan oleh CDP (Carbon Disclosure Project).

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Penarikan sampel menggunakanpurposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 184 perusahaanmanufaktur yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan.Ukuran Perusahaan yang diukur dengan total aset, profitabilitas yang diukurdengan Retur On Asset (ROA), leverage diukur menggunakan Debt Equity Ratio(DER), dan media exposure diukur menggunakan variabel dummy. Jenis datayang digunakan adalah data panel, dan menggunakan metode Ordinary LeastSquare (OLS) dengan bantuan E-views 9.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitasdan media exposure berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapanemisi karbon pada perusahaan manufaktur di Indonesia sedangkan variabelleverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan emisi karbon padaperusahaan manufaktur di Indonesia.

Kata kunci: Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, media exposure,pengungkapan emisi karbon

Page 4: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

ABSTRACT

DETERMINATION CARBON EMISSION DISCLOSUREAT MANUFACTURING COMPANIES

IN INDONESIA

This study aims to obtain evidence empirically about the effect of company size,profitability, leverage and media exposure to disclosure of carbon emissions incompanies in Indonesia. Measurement of the area of carbon emissions disclosureis to use a checklist developed on the basis of an information request sheetprovided by the CDP (Carbon Disclosure Project).

The sample in this study is a manufacturing company listed on the IndonesiaStock Exchange 2013-2015. Sampling using purposive sampling to obtain thenumber of samples as many as 184 manufacturing companies that meet thecriteria of research samples that have been determined. Company size measuredby total assets, profitability as measured by Return On Assets (ROA), leverage ismeasured using Debt Equity Ratio (DER), and media exposure is measured usingdummy variables. The type of data used is panel data, and use Ordinary LeastSquare (OLS) method with the help of E-views 9.0.

The results showed that firm size, profitability and media exposure have positiveand significant influence to carbon emission disclosure at manufacturingcompany in Indonesia while leverage variable has no significant effect to carbonemission disclosure at manufacturing company in Indonesia.

Keywords: Company size, profitability, leverage, media exposure, carbonemissions disclosure

Page 5: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...
Page 6: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...
Page 7: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...
Page 8: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangkal Pinang, Bangka pada tanggal 03 November 1986 yang

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suami istri

Bapak M. Thamrin dan Ibu Setia Suryati.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis yaitu Taman Kanak-kanan

Muhammadiyah tahun 1991-1992, Pendidikan dasar SD Negeri 37 Pangkal Pinang lulus

tahun 1998, Pendidikan menengah SMP Negeri 3 Bandar Lampung lulus tahun 2001 dan

Pendidikan atas SMA Negeri 10 Bandar Lampung lulus tahun 2004. Penulis melanjutkan

pendidikan tinggi di Program Studi Akuntansi Universitas Bandar Lampung pada tahun

2010 dan lulus pada tahun 2014.

Pada tahun 2015 Penulis diterima sebagai mahasiswa pascasarjana pada program studi

Magister Ilmu Akuntansi di Universitas Lampung melalui jalur seleksi reguler.

Page 9: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

viii

viii

MOTTO

Tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi, yang ada adalah upaya yang

tidak sesuai bagi besarnya cita-cita

(Mario Teguh)

Setiap Orang adalah Seniman, Setiap Tempat adalah Panggung

(Unit Kegiatan Mahasiswa Budaya Seni UBL)

Page 10: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

ix

SANWACANA

الرحیم الرحمن اللھ بسم

Alhamdulillahillahirobbil’alamiin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT serta salam dan shalawat semoga selalu terlimpahkan kepada suri teladan

terbaik di muka bumi ini, Muhammad SAW. Atas ijin, perkenan, dan berkah dari-

Nya, tesis dengan judul “Determinan Pengungkapan Emisi Karbon Pada

Perusahaan Manufaktur di Indonesia” ini dapat diselesaikan. Tesis ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Akuntansi

pada Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini tidak terlepas dari berbagai

kekurangan dan kelemahan, namun berkat adanya arahan, bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak maka tesis ini dapat diselesaikan, oleh Karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung;

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas

Lampung;

3. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

4. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeritas

Page 11: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

x

Lampung serta selaku penguji utama, atas segala masukan dan saran yang

sangat membantu selama proses penyusunan tesis ini;

5. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama,

atas segala masukan, arahan, saran, serta ilmu yang sangat membantu

selama proses penyusunan tesis ini;

6. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing kedua,

atas segala diskusi dan motivasi yang sangat membantu dalam penyusunan

tesis ini;

7. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., Sekretaris Penguji;

8. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat,

serta kasih sayang yang luar biasa selama ini;

9. Adik-adikku yang tercinta, Indra Ardiawansyah dan Vivi Ardiyanti Putri;

10. Ibu Rosmiaty Tarmizi, Ibu Haninun, Ibu Aminah, Ibu Angrita, Bapak

Khairudin, Bapak Herry Goenawan, Bapak Chairul, Bapak Riswan yang

telah membantu dengan baik serta selalu memberikan dukungan dan

semangat;

11. Mas Andri, Mbak Leni, dan Nico, serta seluruh staf Progfram Studi

Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung;

12. Teman-teman Magister Ilmu Akuntansi Reguler 2015 baik regular maupun

STAR BPKP;

13. Teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Page 12: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

xi

Demikian kiranya yang dapat penulis sampaikan. Mohon maaf atas segala sesuatu

yang tidak berkenan. Semoga pembaca sekalian dapat memperoleh manfaat dari

tesis ini. Terima Kasih.

Bandar Lampung, Juli 2017Peneliti

Nurdiawansyah

Page 13: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................iABSTRAK .........................................................................................................iiABSTRACT .......................................................................................................iiiHALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................ivHALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................vHALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................viHALAMAN RIWAYAT HIDUP ....................................................................viiHALAMAN MOTTO ......................................................................................viiiHALAMAN SANWACANA ...........................................................................ixDAFTAR ISI .....................................................................................................xiiDAFTAR TABEL ............................................................................................xivDAFTAR GAMBAR ........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ........................................................................................11.2. Perumusan Masalah.................................................................................61.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................71.4. Manfaat Penelitian...................................................................................7

BAB II LITERATUR REVIEW DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS2.1. Landasan Teori ........................................................................................9

2.1.1. Teori Legitimasi ..........................................................................92.1.2. Teori Stakeholder ........................................................................102.1.3. Emisi Karbon...............................................................................11

2.1.3.1. Pengungkapan Emisi Karbon .........................................122.1.4. Ukuran Perusahaan......................................................................142.1.5. Profitabilitas ................................................................................152.1.6. Leverage ......................................................................................162.1.7. Media Exposure...........................................................................18

2.2. Penelitian Terdahulu ...............................................................................192.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................212.4. Pengembangan Hipotesis ........................................................................22

2.4.1. Ukuran Perusahaan berpengaruh secara positif terhadapPengungkapan Emisi Karbon......................................................22

Page 14: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

xiii

2.4.2. Profitabilitas berpengaruh secara positif terhadapPengungkapan Emisi Karbon......................................................23

2.4.3. Leverage berpengaruh secara negatif terhadapPengungkapan Emisi Karbon......................................................25

2.4.4. Media Exposure berpengaruh secara positif terhadapPengungkapan Emisi Karbon......................................................26

BAB III METODE PENELITIAN3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................................273.2. Jenis dan Sumber Data ...........................................................................273.3. Metode Pengumpulan Data .....................................................................283.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..........................28

3.4.1. Variabel Penelitian ........................................................................283.4.2. Definisi Operasional Variabel .......................................................28

3.4.2.1. Pengungkapan emisi Karbon ............................................283.4.2.2. Ukuran Perusahaan ...........................................................323.4.2.3. Profitabilitas......................................................................333.4.2.4. Leverage............................................................................333.4.2.5. Media Exposure ................................................................34

3.5. Metode Pengolahan Data ........................................................................343.5.1. Model Estimasi..............................................................................353.5.2. Pemilihan Metode Estimasi dan Pengujian Hipotesis...................363.5.3. Uji Statistik F (Keandalan Model) ...............................................403.5.4. Uji Statistik t..................................................................................40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Sampel Penelitian....................................................................424.2 Analisis Deskriptif...................................................................................464.3 Pemilihan Model Estimasi ......................................................................49

4.3.1. Uji Chow .......................................................................................504.3.2. Uji Hausman..................................................................................514.3.3. Uji Lagrange Multiplier ................................................................524.3.4. Model Terpilih...............................................................................52

4.4 Pengujian Hipotesis ..................................................................................534.4.1 Persamaan Model ...........................................................................534.4.2 Koefisien Determinasi....................................................................544.4.3 Hasil Uji F ......................................................................................554.4.4 Hasil Uji t .......................................................................................55

4.5 Pembahasan ..............................................................................................56

Page 15: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

xiv

4.5.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap PengungkapanEmisi Karbon .................................................................................57

4.5.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Emisi Karbon ...584.5.3. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Emisi Karbon .........594.5.4. Pengaruh Media Exposure terhadap Pengungkapan

Emisi karbon ..................................................................................60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan..................................................................................................625.2 Keterbatasan ............................................................................................635.3 Saran........................................................................................................635.4 Implikasi Penelitian.................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Pengungkapan Emisi Karbon............................................................................... 29

3.2. Deskripsi Ruang Lingkup 1,2, dan 3.................................................................... 31

4.1. Sampel Penelitian................................................................................................. 42

4.2. Jenis Perusahaan Sampel...................................................................................... 44

4.3. Sampel Penelitian dengan Transpormasi Satuan Mata Uang Dollar

Amerika Serikat menjadi Rupiah......................................................................... 45

4.4. Jumlah Pengungkapan Emisi Karbon Perusahaan Manufaktur ........................... 45

4.5. Statistik Deskriptif ............................................................................................... 47

4.6. Uji Chow .............................................................................................................. 50

4.7. Uji Hausman ........................................................................................................ 51

4.8. Uji Lagrange Multiplier ....................................................................................... 52

4.9. Hasil Uji dengan Model Random Effect .............................................................. 53

4.10. Deskripsi hasil uji t ............................................................................................ 56

Page 17: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran............................................................................................. 22

Page 18: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanasan global adalah masalah yang timbul terutama akibat terlalu banyak gas

rumah kaca di atmosfer, sehingga gas ini menyelimuti bumi dan memantulkan radiasi

panas kembali ke permukaan bumi. Kehadiran gas rumah kaca di atmosfer menjadi

terlalu berlebih karena adanya pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, gas

dan minyak bumi atau pembukaan lahan dan pembakaran hutan. Terdapat banyak gas

rumah kaca lain seperti metana (CH4), nitro oksida (N2O), perfluorocarbons (PFCs)

dan hydrofluorocarbons (HFCs), namun karbondioksida (CO2) memiliki resiko yang

paling besar dalam perubahan iklim karena gas ini terus terakumulasi di atmosfer

dalam jumlah yang besar.

Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia

sebagai peristiwa katastropik yang berdampak besar terhadap pencemaran lingkungan

ini dianggap sebagai peristiwa kebakaran hutan terburuk sejak tahun 1997. Sehingga

pada periode bulan September-Oktober 2015 telah terjadi puncak emisi karbon

dimana sebanyak 857 juta ton karbon dilepaskan ke atmosfir yang menjadikan emisi

karbon ini mengambil porsi 87% dari total emisi karbon Indonesia. Seperti kasus

yang baru saja terjadi di Indonesia yaitu kabut asap yang terjadi di Riau pada bulan

September 2015 hingga sampai ke Singapura yang disebabkan kebakaran hutan di

Riau. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di ibukota Riau, Pekanbaru,

Page 19: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

2

menyentuh angka 984. Angka itu bahkan di atas level tertinggi ISPU, yakni

berbahaya, yang berada di kisaran 300-500 (www.bbc.com/indonesia).

Akibat kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan di ratusan

kawasan, Indonesia mengeluarkan emisi karbon lebih banyak dibandingkan dengan

Amerika Serikat. Padahal, AS selama ini menyandang predikat sebagai sumber gas

rumah kaca terbesar kedua di dunia setelah Cina. Dalam laporan kajian organisasi

lingkungan hidup, World Resources Insitute, emisi karbon akibat kebakaran hutan

dan lahan di Indonesia telah melampaui rata-rata emisi karbon harian AS selama 26

hari dari 44 hari sejak awal September 2015. Catatan tersebut praktis menunjukkan

lonjakan signifikan. Pasalnya, selama ini AS merupakan sumber gas rumah kaca

kedua setelah Cina. Adapun Indonesia biasanya dikategorikan WRI pada peringkat

lima (www.nationalgeografic.co.id).

Peningkatan emisi karbondioksida yang sangat tinggi selama beberapa tahun terakhir

menambah kekhawatiran bagi iklim dunia. Di beberapa tempat seperti Los Angeles

mengalami kekeringan berkepanjangan akibat global warming yang semakin parah.

Suhu bumi semakin panas, air laut semakin meningkat, dan kekeringan

berkepanjangan semakin banyak terjadi. Namun kebutuhan akan energi dari bahan

bakar fosil juga terus bertambah seiring dengan berkembangnya populasi manusia

dan teknologi. Jumlah karbon dioksida di atmosfer sudah terlalu banyak, diperkirakan

sekitar 1035 Giga ton karbondioksida dilepaskan ke atmosfer sejak tahun 1850

Page 20: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

3

hingga 2000, dan hal tersebut terus-menerus meningkat. Dengan kecepatan emisi saat

ini saja, karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer dua kali lebih cepat daripada

penguraiannya (html.tl.itb.ac.id, 2015).

Perubahan iklim sekarang ini mendapatkan perhatian yang signifikan sebagai isu

lingkungan global (Haque dan Islam, 2012). Menurut IPCC (Intergovernmental

Panel on Climate Change, 2007) rata-rata suhu permukaan global meningkat dengan

laju 0.740C ± 0.180C yang mengakibatkan perubahan iklim di berbagai tempat

termasuk di Indonesia. Dampak perubahan iklim yang terjadi di Indonesia meliputi

kenaikan suhu permukaan, perubahan cuaca hujan, kenaikan suhu dan tinggi muka

laut, peningkatan kejadian iklim dan cuaca ekstrim (RAN-API Bappenas, 2013).

Menurut data yang dirilis oleh World Resource Institute (WRI) yang bermarkas di

Washington DC, emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh negara-negara di dunia

ini adalah sebanyak 47,59 miliar ton emisi karbon (MtCO2e) per tahun. Dari jumlah

tersebut, Negara yang berkonstribusi terbesar dalam menghasilkan emisi karbon di

dunia adalah China (Tiongkok) dengan 10,68 miliar ton emisi karbondioksida per

tahun. Disusul dengan Amerika Serikat yang menempati urutan kedua sebagai

penghasil emisi karbondioksida terbesar di dunia yaitu sebesar 5,82 miliar ton emisi

karbondioksida per tahun. Urutan ketiga ditempati oleh 28 negara yang bergabung

dalam Uni Eropa dengan jumlah emisi karbondioksida yang dihasilkan sebesar 4,12

miliar ton emisi karbondioksida per tahun. Indonesia juga berada dalam daftar

Page 21: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

4

tersebut, yaitu menduduki urutan keenam dengan emisi karbondioksida yang

dihasilkan sebesar 1,98 miliar ton emisi karbondioksida per tahun.

Indonesia telah meratifikasi protokol kyoto melalui UU No. 17 Tahun 2004 dalam

rangka melaksanakan pembangunan berkelanjutan serta ikut serta dalam upaya

menurunkan emisi GRK global (Jannah dan Muid, 2014). Terdapat 6 GRK yang

ditargetkan penurunannya dalam protokol kyoto yaitu karbon dioksida (CO2), metana

(CH4), nitrous oksida (N2O), sulfur heksafluorida (SF6), perfluorokarbon (PFC), dan

hidrofluorokarbon (HFC). Penelitian ini berfokus pada salah satu GRK yaitu CO2

(emisi karbon) perusahaan yang merupakan penyumbang terbesar terhadap perubahan

iklim global.

Protokol Kyoto mengatur tiga mekanisme penurunan emisi yang fleksibel bagi

negara-negara industri. Tiga mekanisme tersebut adalah: Clean Development

Mechanism (CDM), Joint Implementation (JI), dan Emission Trading. Pada Emission

trading, prinsipnya adalah perdagangan karbon dengan cap-and-trade system di

bawah Protokol Kyoto (Kardono, 2010). Indonesia telah berkomitmen mengurangi

emisi karbon yang merupakan bagian dari emisi GRK sebanyak 26 persen pada tahun

2020, yaitu kurang lebih sebanyak 0,67 Gt.

Komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dapat dilihat pula dari adanya

Perpres No. 61 Tahun 2011 mengenai rencana aksi nasional penurunan emisi gas

rumah kaca dan Perpres No. 71 Tahun 2011 mengenai penyelenggaraan inventarisasi

Page 22: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

5

gas rumah kaca nasional. Pada pasal 4 Perpres No. 61 Tahun 2011, disebutkan bahwa

pelaku usaha juga ikut andil dalam upaya penurunan emisi GRK. Upaya pengurangan

emisi GRK (termasuk emisi karbon) yang dilakukan oleh perusahaan sebagai pelaku

usaha dapat diketahui dari pengungkapan emisi karbon (Carbon Emission

Disclosure).

Pengungkapan emisi karbon di Indonesia masih merupakan voluntary disclosure dan

praktiknya masih jarang dilakukan oleh entitas bisnis. Menurut penelitian Pradini

(2013), praktik pengungkapan emisi gas rumah kaca termasuk emisi karbon masih

minim untuk memenuhi pedoman ISO 14064-1. Perusahaan yang melakukan

pengungkapan emisi karbon memiliki beberapa pertimbangan diantaranya untuk

mendapatkan legitimasi dari para stakeholder, menghindari ancaman-ancaman

terutama bagi perusahaan-perusahaan yang menghasilkan gas rumah kaca

(greenhouse gas) seperti peningkatan operating costs, pengurangan permintaan

(reduced demand), risiko reputasi (reputational risk), proses hukum (legal

proceedings), serta denda dan pinalti (Berthelot dan Robert, 2011).

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan emisi

karbon (Carbon Emission Disclosure) yaitu Choi et al. (2013), yang menggunakan

variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, tingkat emisi karbon, tipe industri, dan

kualitas corporate governance sebagai variabel independen. Sedangkan Luo et al.

Page 23: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

6

(2013) menggunakan variabel independen developing country, ROA, leverage,

growth opportunities, carbon emission, size, legal system, ETS, dan newer asset.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu di atas, maka penulis melakukan

penelitian dengan judul “Determinan Pengungkapan Emisi Karbon Pada

Perusahaan Manufaktur di Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis

mencoba menyimpulkan rumusan masalah yang dapat mengarahkan penyelesaian

penelitian ini, yaitu:

1. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi pengungkapan emisi karbon pada

perusahaan manufaktur di Indonesia?

2. Apakah profitabilitas mempengaruhi pengungkapan emisi karbon pada

perusahaan manufaktur di Indonesia?

3. Apakah leverage mempengaruhi pengungkapan emisi karbon pada perusahaan

manufaktur di Indonesia?

4. Apakah Media Exposure mempengaruhi pengungkapan emisi karbon pada

perusahaan manufaktur di Indonesia?

Page 24: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

7

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian tentang pengungkapan emisi

karbon suatu perusahaan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan bukti secara empiris terhadap hal-hal tersebut di atas, antara lain:

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan emisi karbon pada

perusahaan manufaktur di Indonesia

2. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan emisi karbon pada perusahaan

manufaktur di Indonesia

3. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan emisi karbon pada perusahaan

manufaktur di Indonesia

4. Pengaruh media exposure terhadap pengungkapan emisi karbon pada

perusahaan manufaktur di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat antara lain:

1. Kegunaan/Manfaat Akademis

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada

perkembangan teori di Indonesia, khususnya tentang pengungkapan emisi

karbon.

b. Menambah pengetahuan mengenai pengungkapan emisi karbon (Carbon

Emission Disclosure).

Page 25: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

8

2. Kegunaan/Manfaat praktis

a. Bagi Investor dan Calon Investor

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu dapat digunakan

sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan investasi, mengingat

pengungkapan informasi yang berkaitan dengan emisi karbon merupakan

salah satu hal yang penting bagi stakeholder.

b. Bagi Manajemen Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menentukan

kebijakan-kebijakan perusahaan dalam membantu memahami pengungkapan

informasi yang berkaitan dengan emisi karbon (mengapa mereka perlu

mengungkapkan hal tersebut) sebagai dasar penentuan pengambilan

keputusan bagi manajemen perusahaan.

c. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan atau kebijakan

pemerintah yang berkaitan dengan penurunan emisi karbon maupun gas

rumah kaca.

Page 26: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

9

BAB IILITERATUR REVIEW DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Legitimasi

Teori legitimasi telah secara ekstensif digunakan untuk menjelaskan motivasi

pengungkapan lingkungan secara sukarela oleh organisasi. Hal ini sejalan dengan

penelitian O’Donovan (2002) yang menjelaskan bahwa teori legitimasi sebagai faktor

yang menjelaskan pengungkapan lingkungan oleh suatu organisasi. Teori legitimasi

berasal dari konsep legitimasi organisasi, yang telah didefinisikan sebagai suatu

kondisi atau status yang ada ketika sistem nilai entitas kongruen dengan sistem nilai

dari sistem sosial yang lebih besar dimana entitas adalah bagian. Ketika terdapat

perbedaan antara nilai-nilai yang dianut perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat,

maka legitimasi perusahaan akan berada pada posisi terancam (O’Donovan, 2002).

Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut

keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem

nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi

menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat

diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk

menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh

masyarakat (Lindrianasari, 2013).

Page 27: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

10

Dowling dan Pfeffer (1975) menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat

dalam menganalisis perilaku organisasi. Legitimasi adalah hal yang penting bagi

organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial,

dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku

organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Organisasi berusaha menciptakan

keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiatannya dengan norma-

norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat dimana organisasi adalah

bagian dari sistem tersebut. Selama kedua sistem nilai tersebut selaras, kita dapat

melihat hal tersebut sebagai legitimasi perusahaan. Ketika ketidakselarasan aktual

atau potensial terjadi diantara kedua sistem nilai tersebut, maka akan ada ancaman

terhadap legitimasi perusahaan (Dowling dan Pfeffer, 1975).

Berdasarkan teori legitimasi, organisasi akan terus berusaha untuk memastikan bahwa

mereka dianggap beroperasi dalam batas-batas dan norma-norma dalam masyarakat.

Mereka berusaha untuk memastikan bahwa pemangku kepentingan menganggap

aktivitas mereka sebagai legitimasi (Deegan dan Unerman, 2011). Pengungkapan

lingkungan merupakan salah satu cara bagi organisasi untuk memperoleh legitimasi

ini (Berthelot dan Robert, 2011).

2.1.2 Teori Stakeholder

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya

beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi

Page 28: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

11

stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,

masyarakat, analis dan pihak yang lain). Dengan demikian, keberadaan suatu

perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder

kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

Gray dan Lavers (1994) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan

tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga

aktivitas perusahaan adalah mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder,

makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap

sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya.

Berdasarkan teori stakeholder, kelompok stakeholder yang berbeda mempunyai

pandangan yang berbeda mengenai bagaimana sebuah organisasi sebaiknya

melakukan operasinya, berbagai kontrak sosial akan “dinegosiasikan” dengan

kelompok stakeholder yang berbeda bukan suatu kontrak dengan masyarakat secara

umum seperti yang dinyatakan teori legitimasi (Deegan dan Unerman, 2011).

2.1.3 Emisi Karbon

Emisi karbon adalah pelepasan karbon ke atmosfer. Emisi karbon terkait emisi gas

rumah kaca; kontributor utama perubahan iklim (http://www.ecolife.com). Emisi CO2

dari waktu ke waktu terus meningkat baik pada tingkat global, regional, nasional pada

suatu negara maupun lokal untuk suatu kawasan. Hal ini terjadi karena semakin

Page 29: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

12

besarnya penggunaan energi dari bahan organik (fosil), perubahan tataguna lahan dan

kebakaran hutan, serta peningkatan kegiatan antropogenik (Slamet, 2008).

Salah satu penyumbang emisi karbon adalah aktivitas operasional dari perusahaan.

Perusahaan dalam menghadapi perubahan iklim diharapkan mengungkapkan aktivitas

mereka yang berperan terhadap peningkatan perubahan iklim salah satunya

pengungkapan emisi karbon. Hal tersebut juga diikuti dengan berbagai peraturan

yang mengatur mengenai hal tersebut. Di Indonesia, pengungkapan dan pelaporan

atas informasi ini mulai berkembang dengan adanya tuntutan berbagai peraturan yang

dikeluarkan oleh pemerintah seperti Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 mengenai

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, Peraturan Presiden No.

71 Tahun 2011 mengenai Penyelenggaraan Inventasrisasi Gas Rumah Kaca Nasional

dan adanya tuntutan dari berbagai stakeholder perusahaan. Peraturan-peraturan

tersebut dikeluarkan dalam rangka untuk mengurangi emisi karbon.

2.1.3.1 Pengungkapan Emisi Karbon

Perusahaan sekarang ini dituntut untuk lebih terbuka terhadap informasi mengenai

perusahaan tersebut. Transparansi dan akuntabilitas ditunjukkan oleh perusahaan

dengan mengungkapkan informasi dalam laporan tahunannya. Informasi yang

diungkapkan dalam laporan tahunan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu

mandatory disclosure dan voluntary disclosure.

Page 30: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

13

Secara umum, Perusahaan akan mengungkapkan informasi jika informasi tersebut

akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya jika informasi itu dapat merugikan

posisi atau reputasi perusahaan maka perusahaan akan menahan informasi tersebut.

Pengungkapan mengenai aktivitas sosial dan lingkungan telah diatur oleh regulasi.

Salah satunya yang dibuat oleh IAI yang tertuang dalam PSAK No. 1 (revisi 2012)

paragraf lima belas menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan

masalah lingkungan dan sosial perusahaan sebagai berikut: “Entitas dapat pula

menyajikan terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan

laporan nilai tambah, khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup

memegang peranan penting dan bagi industry yang menganggap karyawan sebagai

kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan

tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan”.

Pengungkapan emisi karbon merupakan salah satu contoh dari pengungkapan

lingkungan yang merupakan bagian dari laporan tambahan yang telah dinyatakan

dalam PSAK tersebut. Pengungkapan lingkungan mencakup intensitas GHG

emissions atau gas rumah kaca dan penggunaan energi, corporate governance dan

strategi dalam kaitannya dengan perubahan iklim, kinerja terhadap target

pengurangan emisi gas rumah kaca, risiko dan peluang terkait dampak perubahan

iklim (Cotter et al., 2011).

Page 31: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

14

Dalam penelitian ini, pengungkapan emisi karbon diukur dengan menggunakan

beberapa item yang diadopsi dari penelitian Choi et al. (2013). Choi et al. (2013)

menentukan lima kategori besar yang relevan dengan perubahan iklim dan emisi

karbon sebagai berikut: risiko dan peluang perubahan iklim (CC/Climate Change),

emisi gas rumah kaca (GHG/Greenhouse Gas), konsumsi energi (EC/Energy

Consumption), pengurangan gas rumah kaca dan biaya (RC/Reduction and Cost)

serta akuntabilitas emisi karbon (AEC/Accountability of Emission Carbon). Dalam

lima kategori tersebut, 18 item yang diidentifikasi.

2.1.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham,

dan lain-lain. Pada dasarnya menurut Suwito dan Herawaty (2005: 138), ukuran

perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu: “perusahaan besar (large firm),

perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan

ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total aset perusahaan”.

Dalam teori legitimasi dan stakeholder, perusahaan besar lebih terlihat aktivitasnya

dan lebih banyak informasinya dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga

tuntutan dan tekanan dari stakeholder dan masyarakat akan semakin besar. Menurut

Galani et al. (2011), perusahaan yang lebih besar mungkin memiliki sumber daya

yang cukup untuk membayar biaya produksi informasi (mengumpulkan dan

Page 32: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

15

menghasilkan informasi) bagi pengguna laporan tahunan. Selain itu, perusahaan-

perusahaan ini mungkin mempublikasikan informasi lebih lanjut dalam laporan

mereka untuk menyediakan informasi yang relevan kepada pengguna yang berbeda.

perusahaan yang lebih besar mungkin cenderung untuk mengungkapkan informasi

lebih dari perusahaan-perusahaan kecil dalam laporan tahunan mereka karena

keunggulan biaya kompetitif mereka. Oleh karena itu, perusahaan kecil

mengungkapkan informasi kurang dari perusahaan besar.

Terkait dengan teori legitimasi, bahwa perusahaan besar lebih mendapatkan tekanan

sosial maupun politik lebih besar daripada perusahaan kecil (Wang et al., 2013). Hal

tersebut mendorong perusahaan untuk membangun image atau citra yang positif

untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder maupun komunitas dimana

perusahaan tersebut beroperasi.

2.1.5. Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam

menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai

ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders

equity) (Raharjaputra, 2009: 205). Menurut Freedman dan Jaggi (2005), perusahaan

dengan kinerja operasi lebih baik lebih mungkin membuat pengungkapan lingkungan

lebih detail karena mereka dapat menghasilkan lebih banyak pengurangan dampak

lingkungan daripada perusahaan lain. Profitabilitas dapat dijadikan dasar untuk

Page 33: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

16

menuntut perusahaan dalam melakukan pengungkapan sukarela. Pemerintah dan

masyarakat luas akan lebih menuntut perusahaan dengan profitabilitas tinggi untuk

membuat laporan pengungkapan sukarela karena pihak-pihak tersebut menilai bahwa

perusahaan memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut dan tidak akan

menjadi beban bagi perusahaan.

Penelitian ini menggunakan ROA untuk mengukur profitabilitas. Lorenzo et al.

(2009) menggunakan ROA karena digunakan untuk menggambarkan karakteristik

teknis dan terkait dengan efisiensi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA

mengindikasikan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan yang semakin baik.

Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan mempunyai

kemampuan secara finansial dalam memasukkan strategi pengurangan emisi karbon

ke dalam strategi bisnisnya.

2.1.6. Leverage

Belkaoui dan Karpik (1989) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage

(rasio utang/ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar

perjanjian kredit sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi.

Perusahaan akan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan

informasi sosial.

Ada beberapa macam rasio leverage, antara lain debt ratio (debt to total asset), debt

to equity ratio, long term debt to equity, dan time interested earned. Leverage atau

Page 34: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

17

solvabilitas merupakan istilah yang sering digunakan perusahaan untuk mengukur

kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya apabila

perusahaan dilikuidasi, secara umum solvabilitas dapat dihitung dengan membagi

total hutang dengan total aset.

Leverage menunjukan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan

jaminan terhadap hutang. Hutang disini meliputi hutang lancar dan hutang jangka

panjang. Leverage sering juga di sebut dengan solvabilitas. Untuk mengukur leverage

dapat digunakan DER. Dalam rangka mengukur resiko fokus perhatian kreditor

jangka panjang terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas

(Riyanto, 2008). Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan

yang didanai oleh pemilik perusahaan dapat diukur dengan DER. DER juga dapat

memberikan gambaran tentang struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan,

sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang (Brigham dan

Houston, 2006).

Menurut Luo et al. (2013), kewajiban yang lebih besar untuk membayar utang dan

bunga akan membatasi kemampuan perusahaan untuk melakukan strategi

pengurangan karbon dan pengungkapannya. Dengan adanya pengungkapan emisi

karbon, perusahaan perlu memanage stakeholder terkait dengan pengeluaran-

pengeluaran yang berhubungan pengurangan emisi karbon.

Page 35: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

18

2.1.7. Media Exposure

Peran media sangat penting seiring dengan pesatnya alat komunikasi dan internet

yang beredar di masyarakat. Media memainkan peran penting dalam mempengaruhi

keputusan para pemangku kepentingan karena merupakan sumber utama informasi

seperti CSR (Reverte, 2008).

Pemberitaan media dapat mempengaruhi sikap publik terhadap perusahaan yang

selanjutnya dapat mempengaruhi stakeholder. Dinamika antara stakeholder dan

pemberitaan media (media coverage) mempunyai dampak yang penting terhadap

pengungkapan lingkungan secara sukarela (Dawkins dan Fraas, 2011). Menurut

Dawkins dan Fraas (2011) menjelaskan bahwa peningkatan pemberitaan media

terhadap kebijakan lingkungan dan iklim meningkatkan peran organisasi-organisasi

non pemerintah (NGOs) seperti LSM yang selanjutnya menandakan adanya

pergeseran terhadap opini publik. Hal tersebut memungkinkan bahwa peran

pemberitaan media secara simultan menentukan strategi pengungkapan perusahaan.

Media memiliki peran penting terhadap perusahaan. Misalnya Unilever Indonesia dan

Indofood Sukses Makmur yang selalu menjaga hubungan baik dengan pihak media

dalam rangka mengelola dampak produk dan jasa, reputasi maupun kebutuhan

komunikasi perusahaan.

Berkaitan dengan isu perubahan iklim dan pengurangan emisi karbon, media juga

mengambil peran dalam memantau aktivitas perusahaan yang dapat berpengaruh

Page 36: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

19

terhadap perubahan iklim tersebut. Dengan adanya pemberitaan melalui media,

stakeholder menjadi lebih cepat mengerti mengenai lingkungan sekitar dan

mengambil sikap atas berita tersebut.

Terdapatnya media di suatu negara sebagai pengontrol aktivitas perusahaan, maka

perusahaan perlu mempertimbangkan keberadaan media tersebut. Jika terdapat isu

negatif mengenai perusahaan, maka masyarakat mungkin akan mengecam aktivitas

perusahaan dan menurunkan nilai perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan

penelitian Dawkins dan Fraas (2011) media mempengaruhi apa yang masyarakat

pikirkan mengenai jumlah dan jenis berbagai kejadian yang diberikan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sebelumnya meneliti berbagai faktor yang mempengaruhi

perusahaan dalam mengungkapkan informasi mengenai emisi karbon sebagai bagian

dari tanggung jawab dan komitmennya terhadap lingkungan. Penelitian ini mengacu

pada penelitian yang dilakukan oleh Choi et al. (2013) yang meneliti company

carbon emission disclosure pada perusahaan top 100 di Australia. Carbon emission

disclosure diukur dengan menggunakan beberapa item dalam lima kategori besar

yang relevan dengan perubahan iklim dan emisi karbon yang dikembangkan oleh

Choi et al. (2013) yaitu risiko dan peluang perubahan iklim, emisi gas rumah kaca,

konsumsi energi, pengurangan gas rumah kaca dan biaya, serta akuntabilitas emisi

karbon.

Page 37: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

20

Penelitian Lorenzo et al. (2009) yang menguji ukuran perusahaan, leverage,

profitabilitas, nilai perusahaan, dan kyoto protocol terhadap Pengungkapan emisi

karbon. Hasil dari penelitian Lorenzo et al. (2009) menyimpulkan bahwa ukuran

perusahaan dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon,

sedangkan leverage, profitabilitas, dan kyoto protokol tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan emisi karbon. Hal ini dikarenakan perusahaan yang lebih besar dapat

diasumsikan akan menghadapi tekanan-tekanan yang besar dari perusahaan kecil,

maka perusahaan yang besar tersebut akan meningkatkan informasi mengenai strategi

bisnis yang akan membangun citra perusahaan terutama yang terkait dengan

pengungkapan emisi karbon.

Penelitian Dawkins dan Fraas (2011) yang menguji environmental performance dan

company media visibility terhadap climate change disclosure. Hasil dari penelitian

Dawkins dan Fraas (2011) menyimpulkan bahwa environmental performance dan

company media visibility berpengaruh terhadap climate change disclosure.

Penelitian Choi et al. (2013) yang menguji emissions intensive industries, tingkat

emisi karbon, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kualitas corporate governance

terhadap pengungkapan emisi karbon. Hasil dari penelitian Choi et al. (2013)

menyimpulkan bahwa perusahaan yang beroperasi dalam industri intensif, tingkat

emisi karbon, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kualitas corporate governance

berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon.

Page 38: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

21

Penelitian Luo et al. (2013) yang menguji developing countries, profitabilitas,

leverage, growth opportunities, carbon emission, firm size, legal system, ETS, dan

assets newness terhadap propensity for carbon disclosure. Hasil dari penelitian Luo et

al. (2013) menyimpulkan bahwa developing countries, leverage, growth

opportunities, assets newness berpengaruh negatif terhadap propensity for carbon

disclosure, sedangkan ROA, carbon emission, legal system, ETS berpengaruh positif

terhadap propensity for carbon disclosure.

Penelitian Jannah dan Muid (2014) menguji media exposure, tipe industri,

profitabilitas, ukuran perusahaan, kinerja lingkungan dan leverage terhadap

pengungkapan emisi karbon. Hasil dari penelitian mereka menyimpulkan bahwa

media exposure, tipe industri, profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage

berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon. Dari hasil penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa pengungkapan emisi karbon dapat dijadikan refrensi untuk

menentukan kebijakan perusahaan dalam pengambilan keputusan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka variabel yang terkait dalam

penelitian ini dapat dirumuskan melalui kerangka pemikiran seperti pada gambar 2.1.

Page 39: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

22

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1. Ukuran Perusahaan berpengaruh secara positif terhadap PengungkapanEmisi Karbon

Penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang

positif dengan pengungkapan emisi karbon (Choi et al., 2013), pengungkapan GRK

(Lorenzo et al., 2009; Borghei-Ghomi dan Leung, 2013). Berdasarkan teori

stakeholder dan legitimasi perusahaan yang besar memiliki tekanan yang lebih besar

dari masalah lingkungan sehingga mereka cenderung untuk meningkatkan respon

terhadap lingkungan. Perusahaan besar lebih didorong untuk memberikan

pengungkapan sukarela yang berkualitas untuk mendapatkan legitimasi.

Perusahaan yang besar diharapkan dapat memberikan lebih banyak pengungkapan

karbon sukarela. Menurut penelitian Freedman dan Jaggi (2005), perusahaan besar

lebih mengungkapkan secara detail informasi terkait polusi. Begitu pula penelitian

Wang et al. (2013) bahwa perusahaan besar lebih mendapatkan tekanan sosial dan

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas

Leverage

Pengungkapan Emisi Karbon

H1

H2

H3

(+)

(+)

(-)

Media Exposure H4 (+)

Page 40: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

23

politik daripada perusahaan kecil. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar

diasumsikan menghadapi tekanan besar dari perusahaan-perusahaan kecil, maka

mereka akan meningkatkan pengungkapan informasi perusahaan untuk membangun

citra sosial yang baik sebagai bagian dari strategi bisnis mereka. Selanjutnya citra

sosial yang baik tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan legitimasi

dari masyarakat atau komunitas dimana perusahaan tersebut berada (Jannah dan

Muid, 2014).

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Emisi Karbon.

2.4.2. Profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap Pengungkapan EmisiKarbon

Berdasarkan teori legitimasi, masyarakat senantiasa melakukan tekanan kepada

perusahaan agar peduli terhadap masalah lingkungan. Perusahaan dengan kondisi

keuangan yang baik lebih lebih mudah dalam menjawab tekanan tersebut karena

perusahaan memiliki sumber daya lebih yang dapat digunakan untuk melakukan

pengungkapan lingkungan dibandingkan perusahaan dengan profitabilitas rendah

(Zhang et al., 2012). Hal ini menyebabkan perusahaan dengan profitabilitas tinggi

lebih besar dalam melakukan pengungkapan dibandingkan dengan perusahaan

dengan profitabilitas rendah.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Pradini (2013) yakni perusahaan dengan

kemampuan kinerja keuangan lebih baik, semakin besar kemungkinan untuk berusaha

mengurangi emisi dari aktivitas perusahaan mereka. Kemampuan kinerja keuangan

Page 41: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

24

meliputi berbagai inisiatif perusahaan untuk berkontribusi dalam upaya penurunan

emisi atau dalam hal ini emisi karbon seperti penggantian mesin-mesin yang lebih

ramah lingkungan, ataupun tindakan lingkungan lainnya seperti aksi penanaman

pohon untuk meningkatkan penyerapan CO2.

Menurut Choi et al. (2013), perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik mampu

membayar sumber daya tambahan manusia atau keuangan yang dibutuhkan untuk

pelaporan sukarela dan pengungkapan emisi karbon yang lebih baik untuk menahan

tekanan eksternal. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang kurang baik,

pengungkapan kewajiban atau peraturan baru mengenai lingkungan di masa depan

berarti biaya tambahan, yang menyebabkan kekhawatiran dari kreditor, pemasok dan

pelanggan tentang kinerja perusahaan. Sebaliknya, perusahaan dengan profitabilitas

tinggi mengungkapkan informasi mendapatkan sinyal bahwa mereka dapat bertindak

dengan baik atas tekanan lingkungan secara efektif dan bersedia untuk menyelesaikan

masalah dengan cepat.

Menurut Luo et al. (2013) bahwa perusahaan dengan kinerja keuangan baik

mempunyai kemampuan secara finansial dalam membuat keputusan terkait

lingkungan. Sebaliknya, perusahaan dengan kinerja keuangan kurang baik lebih fokus

pada pencapaian tujuan keuangan dan peningkatan kinerja mereka sehingga

membatasi kemampuannya dalam upaya pencegahan dan pelaporan emisi karbon.

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan emisi karbon.

Page 42: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

25

2.4.3. Leverage berpengaruh secara negatif terhadap Pengungkapan EmisiKarbon

Teori stakeholder menyatakan salah satu stakeholder (kreditur) cenderung akan

menekan perusahaan untuk lebih mengutamakan pelunasan segala bentuk hutang

daripada melakukan pengungkapan sukarela seperti pengungkapan emisi karbon

karena hanya akan menambah beban keuangan perusahaan (Luo et al., 2013). Tingkat

leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan karena kewajiban yang besar

dan pembayaran kembali bunga akan membatasi kemampuan perusahaan untuk

melakukan strategi pengurangan dan pengungkapan karbon. Perusahaan dengan

leverage yang tinggi akan lebih berhati-hati dalam mengurangi dan

mengungkapkanya terutama menyangkut mengenai pengeluaran-pengeluaran yang

berkaitan dengan tindakan pencegahan karbon (Luo et al., 2013).

Leverage dapat berimplikasi pada keuangan suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Clarkson et al. (2008) yaitu perusahaan dengan leverage yang tinggi

mungkin tidak mampu menyerap dampak keuangan yang merugikan dari

pengungkapan informasi karbon. Uraian di atas didukung dengan hasil penelitian

Suhardjanto dan Choiriyah (2010), Ghomi dan Leung (2013) serta Jannah dan Muid

(2014) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap pengungkapan emisi

karbon.

H3: Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan emisi karbon.

Page 43: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

26

2.4.4. Media Exposure berpengaruh secara positif terhadap PengungkapanEmisi Karbon

Teori legitimasi secara luas menguji peran yang dimainkan oleh berita media pada

peningkatan tekanan yang diakibatkan oleh tuntutan publik terhadap perusahaan.

Media mempunyai peran penting pada pergerakan mobilisasi sosial, misalnya

kelompok yang tertarik pada lingkungan (Nur dan Priantinah, 2012). Media juga

berperan penting dalam mengkomunikasikan suatu informasi kepada masyarakat.

Informasi mengenai aktivitas perusahaan juga termasuk dalam informasi yang dapat

dikomunikasikan kepada masyarakat. Perusahaan perlu mewaspadai media yang

mengawasi kegiatannya karena berkaitan dengan nilai dan reputasi perusahaan

tersebut.

Perusahaan dalam hal ini mempunyai kewajiban moral untuk mengungkapkan

aktivitasnya tidak hanya terbatas pada aspek keuangan tetapi aspek sosial dan

lingkungan. Semakin media tersebut aktif mengawasi lingkungan suatu negara, maka

perusahaan akan semakin terpacu untuk mengungkapkan aktivitasnya (Nur dan

Priantinah, 2012). Hal ini Sejalan dengan penelitian (Dawkins dan Fraas, 2011)

bahwa visibilitas media berasosiasi secara langsung dengan tingkat pengungkapan

sukarela perubahan iklim.

H4: Media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan emisi karbon.

Page 44: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

27

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang beroperasi

periode 2013-2015. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling,

yaitu teknik sampling yang anggota sampelnya dipilih secara khusus berdasarkan

kriteria tertentu untuk tujuan penelitian. Kriteria yang digunakan dalam penentuan

sampel meliputi:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2015.

2. Perusahaan manufaktur yang menyediakan laporan tahunan atau sustainability

report selama tahun 2013-2015.

3. Perusahaan manufaktur yang secara eksplisit mengungkapkan emisi karbon

(mencakup minimal satu kebijakan yang terkait dengan emisi karbon/gas

rumah kaca atau mengungkapkan minimal satu item pengungkapan emisi

karbon).

3.2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data yang digunakan adalah

laporan tahunan perusahaan manufaktur tahun 2013- 2015.

Page 45: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

28

3.3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara melihat, mempelajari dan

mengutip catatan-catatan yang diperoleh dari dokumen Bursa Efek Indonesia yang

berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur tahun 2013–2015 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.4.1. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

pengungkapan emisi karbon.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi

variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage dan media exposure sebagai variabel independen.

3.4.2. Definisi Operasional Variabel

3.4.2.1. Pengungkapan Emisi Karbon

Dalam penelitian ini, pengungkapan emisi karbon diukur dengan menggunakan

beberapa item yang diadopsi dari penelitian Choi et al. (2013). Untuk mengukur

Page 46: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

29

sejauh mana pengungkapan karbon, Choi et al. (2013) mengembangkan checklist

berdasarkan lembar permintaan informasi yang diberikan oleh CDP (Carbon

Disclosure Project). CDP adalah organisasi non-profit internasional yang

menyediakan satu-satunya sistem global untuk perusahaan dan kota-kota yang

bertujuan untuk mengukur, mengungkapkan, mengelola dan berbagi informasi

lingkungan yang penting (https://www.cdp.net/en). Checklist dibuat untuk

menentukan tingkat pengungkapan sukarela terkait perubahan iklim dan emisi karbon

yang tersedia dalam laporan.

Choi et al. (2013) menentukan lima kategori besar yang relevan dengan perubahan

iklim dan emisi karbon sebagai berikut: risiko dan peluang perubahan iklim

(CC/Climate Change), emisi gas rumah kaca (GHG/Greenhouse Gas), konsumsi

energi (EC/Energy Consumption), pengurangan gas rumah kaca dan biaya

(RC/Reduction and Cost) serta akuntabilitas emisi karbon (AEC/Accountability of

Emission carbon). Dalam lima kategori tersebut, 18 item yang diidentifikasi. Berikut

checklist pengungkapan emisi karbon yang ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1Pengungkapan Emisi Karbon

Kategori ItemPerubahan Iklim: Risiko dan Peluang CC-1: Penilaian/deskripsi terhadap risiko

peraturan/regulasi baik khusus maupunumum) yang berkaitan dengan perubahaniklim dan tindakan yang diambil untukmengelola risiko tersebut.CC-2: Penilaian/deskripsi saat ini (dan masadepan) dari implikasi keuangan, bisnis danpeluang dari perubahan iklim.

Emisi Gas Rumah Kaca GHG-1: Deskripsi metodologi yang

Page 47: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

30

(GHG/Greenhouse Gas) digunakan untuk menghitung emisi gasrumah kaca (misal protocol GRK atau ISO).GHG-2: Keberadaan verifikasi eksternalkuantitas emisi GRK oleh siapa dan atasdasar apa.GHG-3: Total emisi gas rumah kaca (metricton CO2-e) yang dihasilkan.GHG-4: Pengungkapan lingkup 1 dan 2,atau 3 emisi GRK langsung.GHG-5: Pengungkapan emisi GRKberdasarkan asal atau sumbernya (misalnya:batu bara, listrik, dll).GHG-6: Pengungkapan emisi GRKberdasarkan fasilitas atau level segmen.GHG-7: Perbandingan emisi GRK dengantahun-tahun sebelumnya.

Konsumsi Energi (EC/EnergyConsumption)

EC-1: Jumlah energi yang dikonsumsi(misalnya tera-joule atau PETA-joule).EC-2: Kuantifikasi energi yang digunakandari sumber daya yang dapat diperbaharui.EC-3: Pengungkapan menurut jenis, fasilitasatau segmen.

Pengurangan Gas Rumah Kaca dan Biaya(RC/Reduction and Cost)

RC-1: Detail/rincian dari rencana ataustrategi untuk mengurangi emisi GRK.RC-2: Spesifikasi dari target tingkat/leveldan tahun pengurangan emisi GRK.RC-3: Pengurangan emisi dan biaya atautabungan (costs or savings) yang dicapaisaat ini sebagai akibat dari rencanapengurangan emisi karbon.RC-4: Biaya emisi masa depan yangdiperhitungkan dalam perencanaan belanjamodal (capital expenditure planning).

Akuntabilitas Emisi Karbon(AEC/Accountability of EmissionCarbon)

AEC-1: Indikasi dimana dewan komite (ataubadan eksekutif lainnya) memiliki tanggungjawab atas tindakan yang berkaitan denganperubahan iklim.AEC-2: Deskripsi mekanisme dimanadewan (atau badan eksekutif lainnya)meninjau kemajuan perusahaan mengenaiperubahan iklim.

Sumber: Choi et al. (2013)

Page 48: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

31

Perusahaan yang diklasifikasikan berdasarkan emisi perusahaan tersebut menjadi tiga

kategori yaitu lingkup (scope) 1-3. Lingkup 1-2 yang dilaporkan, sedangkan lingkup

3 merupakan pilihan (Choi et al., 2013). Konsep “Ruang Lingkup” yang digunakan

untuk menggambarkan berbagai jenis sumber emisi karbon dan untuk membantu

akuntansi dan pelaporan. Istilah lingkup 1, lingkup 2 dan lingkup 3 telah diterima

secara luas dan telah digunakan pada sejumlah program dan standar (The Institute of

Chartered Accountants in Australia, 2008). Tabel 3.2 berikut adalah deskripsi dari

Lingkup (Scope) 1, 2, dan 3.

Tabel 3.2.Deskripsi Ruang Lingkup 1,2, dan 3

Scope 1 Emisi GRK Langsung Emisi GRK terjadi dari sumber yangdimiliki atau dikendalikan olehperusahaan, misalnya: emisi daripembakaran boiler, tungku, kendaraanyang dimiliki oleh perusahaan; emisidari produksi kimia pada peralatan yangdimiliki dan dikendalikan olehperusahaan.

Emisi CO2 langsung dari pembakaranbiomassa tidak dimasukkan dalamlingkup 1 tetapi dilaporkan secaraterpisah.

Emisi GRK yang tidak terdapat padaprotokol kyoto, misalnya CFC, NOX,dan lainnya sebaiknya tidak dimasukkandalam lingkup 1 tetapi dilaporkan secaraterpisah.

Scope 2 Emisi GRK secaratidak langsung yangberasal dari listrik

Mencakup emisi GRK dari pembangkitlistrik yang dibeli atau dikonsumsi olehperusahaan.

Lingkup 2 secara fisik terjadi padafasilitas dimana listrik dihasilkan.

Scope 3 Emisi GRK tidaklangsung lainnya

Lingkup 3 adalah kategori pelaporanopsional yang memungkinkan untukperlakuan semua emisi tidak langsung

Page 49: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

32

lainnya. Lingkup 3 adalah konsekuensi dari

kegiatan perusahaan, tetapi terjadi darisumber yang tidak dimiliki ataudikendalikan oleh perusahaan.

Contoh lingkup 3 adalah kegiatanekstraksi dan produksi bahan baku yangdibeli, transportasi dari bahan bakaryang dibeli, dan penggunaan produk danjasa yang dijual.

Sumber: Choi et al. (2013)

Kalkulasi indeks carbon emission disclosure dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada setiap item pengungkapan dengan skala dikotomi.

b. Skor maksimal adalah 18, sedangkan Skor minimal adalah 0. Setiap item

bernilai 1 sehingga jika perusahaan mengungkapkan semua item pada

informasi di Laporannya maka skor perusahaan tersebut 18.

c. Skor pada setiap perusahaan kemudian dijumlahkan.

3.4.2.2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar

saham, dan lain-lain. Pada dasarnya menurut Suwito dan Herawaty (2005: 138)

ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu: “perusahaan besar (large

firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm).

Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan”.

Page 50: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

33

Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dinilai dengan total asset perusahaan selama

satu tahun tertentu. Rumus dari ukuran perusahaan menurut Brigham dan Houston

(2001) adalah sebagai berikut:

3.4.2.3. Profitabilitas

Menurut Hanafi (2009:81), “Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal

saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung return on asset menurut Harahap

(2009:305) adalah sebagai berikut:

3.4.2.4. Leverage

Leverage dalam penelitian ini diukur dari debt to equity ratio (DER) dikarenakan

DER mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang) dan total

shareholder’s equity (total modal sendiri). Rumus yang digunakan untuk menghitung

rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) adalah (Husnan dan Pudjiastuti,

2004):

Page 51: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

34

3.4.2.5. Media Exposure

Terpaan media (media exposure) menurut Shore (1985: 26) tidak hanya menyangkut

apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi

apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut.

Media exposure di dalam penelitian ini menggunakan pengukuran yang sama dengan

penelitian Jannah dan Muid (2014) dengan menggunakan variabel dummy dimana

nilai 1 untuk perusahaan yang mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan

emisi karbon melalui media elektronik dan media cetak, serta berbagai media

pengungkapan seperti annual report, sustainability report, koran, dan berbagai media

lainnya, sedangkan nilai 0 sebaliknya. Media yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lima media elektronik terbesar di Indonesia serta website Wahana Lingkungan

Hidup Indonesia (WALHI) untuk mencari informasi mengenai pengungkapan emisi

karbon pada tahun pengamatan 2013, 2014, dan 2015. Lima media elektronik tersebut

yaitu www.detik.com, www.kompas.com, www.vivanews.com, www.republika.co.id,

dan www.mediaindonesia.com.

3.5. Metode Pengolahan Data

Berdasarkan kriteria purposive sampling dalam penelitian ini, jenis data yang akan

dianalisis adalah jenis data panel. Gurajati dan Porter (2015) menyebutkan

keunggulan data panel yaitu (1) mampu memperhitungkan heterogenitas individu

secara ekspilisit; (2) mampu mengendalikan heterogenitas yang dapat digunakan

untuk menguji dan membangun model perilaku lebih kompleks, (3) tingginya jumlah

Page 52: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

35

observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, (4) lebih variatif, dan

(4) multikolinieritas antara data semakin berkurang, serta (5) derajat kebebasan (df)

lebih tinggi sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien dan dapat

digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks serta

meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. Oleh

karenanya, dalam pengolahan data panel tidak diperlukan uji asumsi klasik (Gujarati

dan Porter, 2015).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan data panel lebih tepat menggunakan oleh data

dengan Ordinary Least Square (OLS) (Winarno, 2015). Adapun perangkat yang

digunakan untuk melakukan analisis adalah E-Views versi 9.0. Tahapan yang

dilakukan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut.

3.5.1. Model Estimasi

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain:

a. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya

mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak

diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku

data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan

pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk

mengestimasi model data panel (Gujarati dan Porter, 2015).

Page 53: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

36

b. Fixed Effect Model (FE)

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari

perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model fixed effects

menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar

perusahaan (Gujarati dan Porter, 2015). Namun demikian slopnya sama antar

perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least Squares

Dummy Variable (LSDV).

c. Random Effect Model (RE)

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling

berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model random effect perbedaan

intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan (Gujarati dan

Porter, 2015). Keuntungan menggunakan model random effect yakni menghilangkan

heteroskedastisitas (Gujarati dan Porter, 2015). Model ini juga disebut dengan Error

Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).

3.5.2. Pemilihan Metode Estimasi dan Pengujian Hipotesis

Untuk memilih model yang paling tepat terdapat beberapa pengujian yang dapat

dilakukan, antara lain:

Page 54: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

37

a. Uji Chow

Untuk mengetahui model yang lebih baik dalam pengujian data panel, bisa dilakukan

dengan penambahan variabel dummy sehingga dapat diketahui bahwa intersepnya

berbeda dapat diuji dengan uji statistik F (Gujarati dan Porter, 2015).

Uji ini digunakan untuk mengetahui teknik regresi data panel dengan metode fixed

effect lebih baik dari regresi model data panel tanpa variabel dummy atau disebut

dengan metode common effect. Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa intersep sama,

atau dengan kata lain model yang tepat untuk regresi data panel adalah common

effect, dan hipotesis alternatifnya adalah intersep tidak sama atau model yang tepat

untuk regresi data panel adalah fixed effect (Gujarati dan Porter, 2015).

Nilai statistik F hitung akan mengikuti distribusi statistik F dengan derajat kebebasan

(df) sebanyak m untuk numerator dan sebanyak n–k untuk denumerator. M

merupakan merupakan jumlah restriksi atau pembatasan di dalam model tanpa

variabel dummy. Jumlah restriksi adalah jumlah individu dikurang satu. n merupakan

jumlah observasi dan k merupakan jumlah parameter dalam model fixed effect.

Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan jumlah periode,

sedangkan jumlah parameter dalam model fixed effect (k) adalah jumlah variabel

ditambah jumlah individu (Gujarati dan Porter, 2015).

Apabila nilai F hitung lebih besar dari F kritis maka hipotesis nul ditolak yang artinya

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed effect. Dan sebaliknya,

Page 55: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

38

apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka hipotesis nul diterima yang artinya

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model common effect (Gujarati dan

Porter, 2015).

b. Uji Hausman

Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih metode fixed effect atau

metode random effect yang lebih baik dari metode common effect. Uji Hausman ini

didasarkan pada ide bahwa Least Squares Dummy Variables (LSDV) dalam metode

metode fixed effect dan Generalized Least Squares (GLS) dalam metode random

effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Squares (OLS) dalam

metode common effect tidak efisien. Namun, metode OLS efisien dan GLS tidak

efisien. Oleh karena itu, uji hipotesis nulnya adalah hasil estimasi keduanya tidak

berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi

tersebut.

Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat

kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah bahwa model

yang tepat untuk regresi data panel adalah model random effect dan hipotesis

alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed

effect (Gujarati dan Porter, 2015).

Apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka

hipotesis nul ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah

Page 56: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

39

model fixed effect. Dan sebaliknya, apabila nilai statistik Hausman lebih kecil dari

nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat

untuk regresi data panel adalah model random effect (Gujarati dan Porter, 2015).

c. Uji Lagrange Multiplier

Uji lagrange multiplier ini didasarkan pada distribusi Chi-Squares dengan derajat

kebebasan (df) sebesar jumlah variabel independen. Hipotesis nulnya adalah bahwa

model yang tepat untuk regresi data panel adalah common effect, dan hipotesis

alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah random effect

(Gujarati dan Porter, 2015).

Apabila nilai LM hitung lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul

ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model random

effect. Dan sebaliknya, apabila nilai lagrange multiplier hitung lebih kecil dari nilai

kritis chi-squares maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model common effect (Gujarati dan Porter, 2015).

Nilai P Value ditunjukkan oleh angka yang di bawah yaitu sebesar 0,000 dimana

nilainya kurang dari 0,05. Sehingga lagrange multiplier test ini menunjukkan bahwa

menerima H1 yang berarti metode estimasi terbaik adalah random effect. Apabila nilai

p value lebih besar dari pada 0,05 maka menerima H0 yang berarti metode estimasi

yang terbaik adalah common effect.

Page 57: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

40

3.5.3. Uji Statistik F (Keandalan Model)

Uji keterandalan model atau uji kelayakan model disebut sebagai uji F (ada juga yang

menyebutnya sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi

model regresi yang diestimasi layak atau tidak (Gujarati dan Porter, 2015). Definisi

layak yang dimaksud adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Keputusan yang dapat diambil dari uji ini adalah dengan kriteria sebagai berikut

(1) Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05 (yang

telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi

layak.

(2) Apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak (Gujarati dan Porter,

2015).

3.5.4. Uji Statistik t

Uji t difokuskan pada parameter slope (koefisien regresi). Uji t yang dimaksud adalah

uji koefisien regresi. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di atas. Keputusan yang dapat

diambil dari uji t ini adalah sebagai berikut (Gujarati dan Porter, 2015).

(1) Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada prob.) lebih kecil dari tingkat

kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa variabel

bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.

Page 58: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

41

(2) Apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya.

Page 59: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang beroperasi

periode 2013-2015. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling,

yaitu teknik sampling yang anggota sampelnya dipilih secara khusus berdasarkan

kriteria tertentu untuk tujuan penelitian. Kriteria yang digunakan dalam penentuan

sampel meliputi:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2015.

2. Perusahaan manufaktur yang menyediakan laporan tahunan atau sustainability

report selama tahun 2013-2015.

3. Perusahaan manufaktur yang secara eksplisit mengungkapkan emisi karbon

(mencakup minimal satu kebijakan yang terkait dengan emisi karbon/gas

rumah kaca atau mengungkapkan minimal satu item pengungkapan emisi

karbon).

3.2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data yang digunakan adalah

laporan tahunan perusahaan manufaktur tahun 2013- 2015.

Page 60: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

28

3.3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara melihat, mempelajari dan

mengutip catatan-catatan yang diperoleh dari dokumen Bursa Efek Indonesia yang

berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur tahun 2013–2015 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.4.1. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

pengungkapan emisi karbon.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi

variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage dan media exposure sebagai variabel independen.

3.4.2. Definisi Operasional Variabel

3.4.2.1. Pengungkapan Emisi Karbon

Dalam penelitian ini, pengungkapan emisi karbon diukur dengan menggunakan

beberapa item yang diadopsi dari penelitian Choi et al. (2013). Untuk mengukur

Page 61: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

29

sejauh mana pengungkapan karbon, Choi et al. (2013) mengembangkan checklist

berdasarkan lembar permintaan informasi yang diberikan oleh CDP (Carbon

Disclosure Project). CDP adalah organisasi non-profit internasional yang

menyediakan satu-satunya sistem global untuk perusahaan dan kota-kota yang

bertujuan untuk mengukur, mengungkapkan, mengelola dan berbagi informasi

lingkungan yang penting (https://www.cdp.net/en). Checklist dibuat untuk

menentukan tingkat pengungkapan sukarela terkait perubahan iklim dan emisi karbon

yang tersedia dalam laporan.

Choi et al. (2013) menentukan lima kategori besar yang relevan dengan perubahan

iklim dan emisi karbon sebagai berikut: risiko dan peluang perubahan iklim

(CC/Climate Change), emisi gas rumah kaca (GHG/Greenhouse Gas), konsumsi

energi (EC/Energy Consumption), pengurangan gas rumah kaca dan biaya

(RC/Reduction and Cost) serta akuntabilitas emisi karbon (AEC/Accountability of

Emission carbon). Dalam lima kategori tersebut, 18 item yang diidentifikasi. Berikut

checklist pengungkapan emisi karbon yang ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1Pengungkapan Emisi Karbon

Kategori ItemPerubahan Iklim: Risiko dan Peluang CC-1: Penilaian/deskripsi terhadap risiko

peraturan/regulasi baik khusus maupunumum) yang berkaitan dengan perubahaniklim dan tindakan yang diambil untukmengelola risiko tersebut.CC-2: Penilaian/deskripsi saat ini (dan masadepan) dari implikasi keuangan, bisnis danpeluang dari perubahan iklim.

Emisi Gas Rumah Kaca GHG-1: Deskripsi metodologi yang

Page 62: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

30

(GHG/Greenhouse Gas) digunakan untuk menghitung emisi gasrumah kaca (misal protocol GRK atau ISO).GHG-2: Keberadaan verifikasi eksternalkuantitas emisi GRK oleh siapa dan atasdasar apa.GHG-3: Total emisi gas rumah kaca (metricton CO2-e) yang dihasilkan.GHG-4: Pengungkapan lingkup 1 dan 2,atau 3 emisi GRK langsung.GHG-5: Pengungkapan emisi GRKberdasarkan asal atau sumbernya (misalnya:batu bara, listrik, dll).GHG-6: Pengungkapan emisi GRKberdasarkan fasilitas atau level segmen.GHG-7: Perbandingan emisi GRK dengantahun-tahun sebelumnya.

Konsumsi Energi (EC/EnergyConsumption)

EC-1: Jumlah energi yang dikonsumsi(misalnya tera-joule atau PETA-joule).EC-2: Kuantifikasi energi yang digunakandari sumber daya yang dapat diperbaharui.EC-3: Pengungkapan menurut jenis, fasilitasatau segmen.

Pengurangan Gas Rumah Kaca dan Biaya(RC/Reduction and Cost)

RC-1: Detail/rincian dari rencana ataustrategi untuk mengurangi emisi GRK.RC-2: Spesifikasi dari target tingkat/leveldan tahun pengurangan emisi GRK.RC-3: Pengurangan emisi dan biaya atautabungan (costs or savings) yang dicapaisaat ini sebagai akibat dari rencanapengurangan emisi karbon.RC-4: Biaya emisi masa depan yangdiperhitungkan dalam perencanaan belanjamodal (capital expenditure planning).

Akuntabilitas Emisi Karbon(AEC/Accountability of EmissionCarbon)

AEC-1: Indikasi dimana dewan komite (ataubadan eksekutif lainnya) memiliki tanggungjawab atas tindakan yang berkaitan denganperubahan iklim.AEC-2: Deskripsi mekanisme dimanadewan (atau badan eksekutif lainnya)meninjau kemajuan perusahaan mengenaiperubahan iklim.

Sumber: Choi et al. (2013)

Page 63: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

31

Perusahaan yang diklasifikasikan berdasarkan emisi perusahaan tersebut menjadi tiga

kategori yaitu lingkup (scope) 1-3. Lingkup 1-2 yang dilaporkan, sedangkan lingkup

3 merupakan pilihan (Choi et al., 2013). Konsep “Ruang Lingkup” yang digunakan

untuk menggambarkan berbagai jenis sumber emisi karbon dan untuk membantu

akuntansi dan pelaporan. Istilah lingkup 1, lingkup 2 dan lingkup 3 telah diterima

secara luas dan telah digunakan pada sejumlah program dan standar (The Institute of

Chartered Accountants in Australia, 2008). Tabel 3.2 berikut adalah deskripsi dari

Lingkup (Scope) 1, 2, dan 3.

Tabel 3.2.Deskripsi Ruang Lingkup 1,2, dan 3

Scope 1 Emisi GRK Langsung Emisi GRK terjadi dari sumber yangdimiliki atau dikendalikan olehperusahaan, misalnya: emisi daripembakaran boiler, tungku, kendaraanyang dimiliki oleh perusahaan; emisidari produksi kimia pada peralatan yangdimiliki dan dikendalikan olehperusahaan.

Emisi CO2 langsung dari pembakaranbiomassa tidak dimasukkan dalamlingkup 1 tetapi dilaporkan secaraterpisah.

Emisi GRK yang tidak terdapat padaprotokol kyoto, misalnya CFC, NOX,dan lainnya sebaiknya tidak dimasukkandalam lingkup 1 tetapi dilaporkan secaraterpisah.

Scope 2 Emisi GRK secaratidak langsung yangberasal dari listrik

Mencakup emisi GRK dari pembangkitlistrik yang dibeli atau dikonsumsi olehperusahaan.

Lingkup 2 secara fisik terjadi padafasilitas dimana listrik dihasilkan.

Scope 3 Emisi GRK tidaklangsung lainnya

Lingkup 3 adalah kategori pelaporanopsional yang memungkinkan untukperlakuan semua emisi tidak langsung

Page 64: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

32

lainnya. Lingkup 3 adalah konsekuensi dari

kegiatan perusahaan, tetapi terjadi darisumber yang tidak dimiliki ataudikendalikan oleh perusahaan.

Contoh lingkup 3 adalah kegiatanekstraksi dan produksi bahan baku yangdibeli, transportasi dari bahan bakaryang dibeli, dan penggunaan produk danjasa yang dijual.

Sumber: Choi et al. (2013)

Kalkulasi indeks carbon emission disclosure dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada setiap item pengungkapan dengan skala dikotomi.

b. Skor maksimal adalah 18, sedangkan Skor minimal adalah 0. Setiap item

bernilai 1 sehingga jika perusahaan mengungkapkan semua item pada

informasi di Laporannya maka skor perusahaan tersebut 18.

c. Skor pada setiap perusahaan kemudian dijumlahkan.

3.4.2.2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar

saham, dan lain-lain. Pada dasarnya menurut Suwito dan Herawaty (2005: 138)

ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu: “perusahaan besar (large

firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm).

Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan”.

Page 65: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

33

Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dinilai dengan total asset perusahaan selama

satu tahun tertentu. Rumus dari ukuran perusahaan menurut Brigham dan Houston

(2001) adalah sebagai berikut: =3.4.2.3. Profitabilitas

Menurut Hanafi (2009:81), “Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal

saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung return on asset menurut Harahap

(2009:305) adalah sebagai berikut:

=3.4.2.4. Leverage

Leverage dalam penelitian ini diukur dari debt to equity ratio (DER) dikarenakan

DER mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang) dan total

shareholder’s equity (total modal sendiri). Rumus yang digunakan untuk menghitung

rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) adalah (Husnan dan Pudjiastuti,

2004):

=

Page 66: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

34

3.4.2.5. Media Exposure

Terpaan media (media exposure) menurut Shore (1985: 26) tidak hanya menyangkut

apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi

apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut.

Media exposure di dalam penelitian ini menggunakan pengukuran yang sama dengan

penelitian Jannah dan Muid (2014) dengan menggunakan variabel dummy dimana

nilai 1 untuk perusahaan yang mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan

emisi karbon melalui media elektronik dan media cetak, serta berbagai media

pengungkapan seperti annual report, sustainability report, koran, dan berbagai media

lainnya, sedangkan nilai 0 sebaliknya. Media yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lima media elektronik terbesar di Indonesia serta website Wahana Lingkungan

Hidup Indonesia (WALHI) untuk mencari informasi mengenai pengungkapan emisi

karbon pada tahun pengamatan 2013, 2014, dan 2015. Lima media elektronik tersebut

yaitu www.detik.com, www.kompas.com, www.vivanews.com, www.republika.co.id,

dan www.mediaindonesia.com.

3.5. Metode Pengolahan Data

Berdasarkan kriteria purposive sampling dalam penelitian ini, jenis data yang akan

dianalisis adalah jenis data panel. Gurajati dan Porter (2015) menyebutkan

keunggulan data panel yaitu (1) mampu memperhitungkan heterogenitas individu

secara ekspilisit; (2) mampu mengendalikan heterogenitas yang dapat digunakan

untuk menguji dan membangun model perilaku lebih kompleks, (3) tingginya jumlah

Page 67: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

35

observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, (4) lebih variatif, dan

(4) multikolinieritas antara data semakin berkurang, serta (5) derajat kebebasan (df)

lebih tinggi sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien dan dapat

digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks serta

meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. Oleh

karenanya, dalam pengolahan data panel tidak diperlukan uji asumsi klasik (Gujarati

dan Porter, 2015).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan data panel lebih tepat menggunakan oleh data

dengan Ordinary Least Square (OLS) (Winarno, 2015). Adapun perangkat yang

digunakan untuk melakukan analisis adalah E-Views versi 9.0. Tahapan yang

dilakukan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut.

3.5.1. Model Estimasi

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain:

a. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya

mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak

diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku

data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan

pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk

mengestimasi model data panel (Gujarati dan Porter, 2015).

Page 68: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

36

b. Fixed Effect Model (FE)

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari

perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model fixed effects

menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar

perusahaan (Gujarati dan Porter, 2015). Namun demikian slopnya sama antar

perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least Squares

Dummy Variable (LSDV).

c. Random Effect Model (RE)

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling

berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model random effect perbedaan

intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan (Gujarati dan

Porter, 2015). Keuntungan menggunakan model random effect yakni menghilangkan

heteroskedastisitas (Gujarati dan Porter, 2015). Model ini juga disebut dengan Error

Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).

3.5.2. Pemilihan Metode Estimasi dan Pengujian Hipotesis

Untuk memilih model yang paling tepat terdapat beberapa pengujian yang dapat

dilakukan, antara lain:

Page 69: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

37

a. Uji Chow

Untuk mengetahui model yang lebih baik dalam pengujian data panel, bisa dilakukan

dengan penambahan variabel dummy sehingga dapat diketahui bahwa intersepnya

berbeda dapat diuji dengan uji statistik F (Gujarati dan Porter, 2015).

Uji ini digunakan untuk mengetahui teknik regresi data panel dengan metode fixed

effect lebih baik dari regresi model data panel tanpa variabel dummy atau disebut

dengan metode common effect. Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa intersep sama,

atau dengan kata lain model yang tepat untuk regresi data panel adalah common

effect, dan hipotesis alternatifnya adalah intersep tidak sama atau model yang tepat

untuk regresi data panel adalah fixed effect (Gujarati dan Porter, 2015).

Nilai statistik F hitung akan mengikuti distribusi statistik F dengan derajat kebebasan

(df) sebanyak m untuk numerator dan sebanyak n–k untuk denumerator. M

merupakan merupakan jumlah restriksi atau pembatasan di dalam model tanpa

variabel dummy. Jumlah restriksi adalah jumlah individu dikurang satu. n merupakan

jumlah observasi dan k merupakan jumlah parameter dalam model fixed effect.

Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan jumlah periode,

sedangkan jumlah parameter dalam model fixed effect (k) adalah jumlah variabel

ditambah jumlah individu (Gujarati dan Porter, 2015).

Apabila nilai F hitung lebih besar dari F kritis maka hipotesis nul ditolak yang artinya

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed effect. Dan sebaliknya,

Page 70: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

38

apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka hipotesis nul diterima yang artinya

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model common effect (Gujarati dan

Porter, 2015).

b. Uji Hausman

Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih metode fixed effect atau

metode random effect yang lebih baik dari metode common effect. Uji Hausman ini

didasarkan pada ide bahwa Least Squares Dummy Variables (LSDV) dalam metode

metode fixed effect dan Generalized Least Squares (GLS) dalam metode random

effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Squares (OLS) dalam

metode common effect tidak efisien. Namun, metode OLS efisien dan GLS tidak

efisien. Oleh karena itu, uji hipotesis nulnya adalah hasil estimasi keduanya tidak

berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi

tersebut.

Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat

kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah bahwa model

yang tepat untuk regresi data panel adalah model random effect dan hipotesis

alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed

effect (Gujarati dan Porter, 2015).

Apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka

hipotesis nul ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah

Page 71: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

39

model fixed effect. Dan sebaliknya, apabila nilai statistik Hausman lebih kecil dari

nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat

untuk regresi data panel adalah model random effect (Gujarati dan Porter, 2015).

c. Uji Lagrange Multiplier

Uji lagrange multiplier ini didasarkan pada distribusi Chi-Squares dengan derajat

kebebasan (df) sebesar jumlah variabel independen. Hipotesis nulnya adalah bahwa

model yang tepat untuk regresi data panel adalah common effect, dan hipotesis

alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah random effect

(Gujarati dan Porter, 2015).

Apabila nilai LM hitung lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul

ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model random

effect. Dan sebaliknya, apabila nilai lagrange multiplier hitung lebih kecil dari nilai

kritis chi-squares maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model common effect (Gujarati dan Porter, 2015).

Nilai P Value ditunjukkan oleh angka yang di bawah yaitu sebesar 0,000 dimana

nilainya kurang dari 0,05. Sehingga lagrange multiplier test ini menunjukkan bahwa

menerima H1 yang berarti metode estimasi terbaik adalah random effect. Apabila nilai

p value lebih besar dari pada 0,05 maka menerima H0 yang berarti metode estimasi

yang terbaik adalah common effect.

Page 72: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

40

3.5.3. Uji Statistik F (Keandalan Model)

Uji keterandalan model atau uji kelayakan model disebut sebagai uji F (ada juga yang

menyebutnya sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi

model regresi yang diestimasi layak atau tidak (Gujarati dan Porter, 2015). Definisi

layak yang dimaksud adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Keputusan yang dapat diambil dari uji ini adalah dengan kriteria sebagai berikut

(1) Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05 (yang

telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi

layak.

(2) Apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak (Gujarati dan Porter,

2015).

3.5.4. Uji Statistik t

Uji t difokuskan pada parameter slope (koefisien regresi). Uji t yang dimaksud adalah

uji koefisien regresi. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di atas. Keputusan yang dapat

diambil dari uji t ini adalah sebagai berikut (Gujarati dan Porter, 2015).

(1) Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada prob.) lebih kecil dari tingkat

kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa variabel

bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.

Page 73: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

41

(2) Apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya.

Page 74: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut.

1. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan emisi

karbon pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Dengan demikian

perusahaan besar lebih didorong untuk memberikan pengungkapan sukarela

yang berkualitas untuk mendapatkan legitimasi dan mengungkapkan secara

detail informasi terkait polusi.

2. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan emisi karbon

pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Artinya semakin efektif perusahaan

dalam mendapatkan laba dari operasi bisnisnya akan memberikan kontribusi

terhadap peningkatan pengungkapan emisi karbon.

3. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan emisi karbon

pada perusahaan manufaktur di Indonesia, sehingga besar atau kecilnya

tingkat hutang tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan emisi karbon yang

dilakukan perusahaan.

4. Media exposure berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan emisi karbon

pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa peran

media dapat mendorong perusahaan untuk mempublikasikan kegiatannya

Page 75: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

63

dalam bidang lingkungan guna mendapatkan respon positif dari para

stakeholdernya

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan diantaranya sebagai berikut.

1. Pengukuran untuk variabel media exposure menggunakan variabel dummy

dimana nilai 1 untuk perusahaan yang mengungkapakan informasi yang

berkaitan dengan emisi karbon melalui media elektronik, sedangkan nilai 0

untuk perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi berkaitan emisi

karbon melalui media elektronik, sehingga penelitian ini tidak dapat

mendeteksi secara pasti berapa banyak pengungkapan mengenai emisi

karbon.

2. Sampel yang digunakan hanya pada perusahaan manufaktur, sehingga tidak

diketahui bagaimana pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel

dependen pada jenis perusahaan lain, seperti pertambangan, perbankan dan

lainnya.

5.3. Saran

Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan, maka

diberikan saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

Page 76: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

64

1. Untuk variabel media exposure lebih baik menggunakan desain penelitian

studi kasus sehingga banyaknya pemberitaan mengenai emisi karbon dapat

dijelaskan dan dipahami secara menyeluruh.

2. Jumlah sampel ditambah sehingga dapat menambah kekuatan prediksi dari

penelitian, misalkan perusahaan pertambangan, perbankan dan lainnya.

5.4. Implikasi Penelitian

1. Rendahnya indeks pengungkapan yang ditunjukkan dalam penelitian ini,

dapat terjadi karena rendahnya kesadaran manajemen mengenai manfaat

yang dapat diperoleh dari pengungkapan informasi sustainability report

dalam laporan tahunan. Oleh karena itu, cara yang dapat ditempuh untuk

meningkatkan kualitas pengungkapan adalah menyadarkan manajemen

akan manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan pengungkapan sukarela

yang berupa pengungkapan sustainability report baik dalam laporan

tahunan maupun dibuat secara terpisah.

2. Pengungkapan sustainability report dapat digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan atas investasinya pada perusahaan.

Page 77: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2013. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API).

Barthelot, Sylvie dan Anne-Marie Robert. 2011. Climate Change Disclosure: Anexamination of Canadian Oil and Gas Firms. Issues in Social andEnvironmental Accounting Vol. 5 pp. 106-123.

Belkaoui, A. dan PG. Karpik, 1989. Determinants of the Corporate Decision toDisclose Social Information. Acoounting, Auditing and Accountability JournalVol. 2 No. 1, pp. 36-51.

Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II.Jakarta:Salemba Empat.

--------------, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih bahasa Ali AkbarYulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Choi, Bo Bae, et al. 2013. An analysis of Australian Company Carbon EmissionDisclosures. Pacific Accounting Review Vol. 25 No. 1, pp. 58-79.

Clarkson, Peter M., et al. 2008. Revisiting The Relation Between EnvironmentalPerformance And Environmental Disclosure: An Empirical Analysis.Accounting, Organizations and Society volume 33, Issues 4-5, pp. 303-327.

Cotter Julie, et al. 2011. Voluntary Disclosure Research : Which Theory is Relevant?.The Journal of Theorical Accounting Research. Vol 6(2), pp. 77-95.

Dawkins, Cedric dan John Fraas. 2011. The Impact of Environmental Performanceand Visibility on Corporate Climate Change Disclosure. Journal of BusinessEthics 100 (2), pp. 303 – 322.

Deegan, C dan Jeffrey Unerman. 2011. Financial Accounting Theory. Mc Graw-HillHigher Education.

Donovan, O’ Garry. 2002. Environmental Disclosure In The Annual Report:Extending The Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory.Accounting, Auditing, and Accountability Journal. Vol. 15 No. 3, pp. 344-371.

Page 78: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. Organizationa Legitimacy : Social Values andOrganizational Behavior. The Pasific Sociological Review. Vol. 18 No.1, pp.122-136.

Freedman, Martin dan Bikki Jaggi. 2005. Global warming, commitment to the KyotoProtocol, and accounting disclosures by the largest global public firms frompolluting industries. The International Journal of Accounting. Vol. 40 No. 3,pp. 215-232.

Galani, Despina., et al. 2011. The Association Between The Firm Characteristics andCorporate Mandatory Disclosure. International Journal of Social,Management, Economic and Business Engineering. Vol. 5 No. 5, pp. 78-84.

Ghomi, Zahra Borghei dan Philomena Leung. 2013. An Empirical Analysis of theDeterminants of Greenhouse Gas Voluntary Disclosure in Australia. ScieduPress Vol 2 No 1, pp. 110-127.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro: Semarang.

Gray, R. Kouhy dan S. Lavers. 1994. Corporate Social and Environmental Reporting:A Review of The Literature and Longitudinal Study of UK Disclosure.Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Vol.8, pp. 47-77.

Gujarati, D dan Porter. (2015). Basic econometrics (4th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul dan Mamduh M. Hanafi. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4.UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Haque, Shamima dan Muhammad Azizul Islam. 2012. Stakeholder Pressures andClimate Change Disclosure: Australian Evidence. In AFAANZ 2012 OpenConference Proceedings, Accounting and Finance Association of Australiaand New Zealand (AFAANZ), Melbourne, VIC, pp. 1-31.

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. ED PSAK No. 01 (Revisi 2012). Salemba Empat.Jakarta.

IPCC. 2007. Intergovernmental Panel on Climate Change. Diunduh dihttp://www.ipcc.ch/.

Page 79: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

Jannah, Richatul dan Dul Muid. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiCarbon Emission Disclosure Pada Perusahaan Di Indonesia (Studi EmpirisPada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Diponegoro Journal of Accounting Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014,Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN(Online): 2337-3806.

Kardono. 2010. Memahami Perdagangan Karbon. Pusat Standardisasi danLingkungan, Kementerian Kehutanan.

Lindrianasari. 2013. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan Dan Kinerja KomiteAudit Dengan Kualitas Pengungkapan Corporate Social Responsibility. JurnalAkuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No. 1, pp. 63-81.

Lorenzo, et al. 2009. Factors Influencing the Disclosure of Greenhouse GasEmissions in Companies World-Wide. Journal of Management Decisions,Vol.47, pp.1133-1157.

Luo, Le, Qingliang Tang, Yi-chen Lan. 2013. Comparison of Propensity for CarbonDisclosure between Developing and Developed Countries. AccountingResearch Journal Vol. 26 No. 1, pp. 6-34.

Nur, Marzully dan Denied Priantinah. 2012. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia(Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing diBursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal Vol. 1, No. 1.

O’Donovan, G. 2002. Environmental Disclosures in the Annual Report: Extendingthe Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory. Accounting,Auditing and Accountability Journal 15(3): pp. 344 – 371.

Perpres No. 61 tahun 2011 mengenai Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GasRumah Kaca.

Perpres No. 71 tahun 2011 mengenai Penyelenggaraan Inventasrisasi Gas RumahKaca Nasional.

Raharjaputra, Hendra S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akutansi Untuk EksekutifPerusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Reverte, C. 2008. Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings bySpanish Listed Firms. Journal of Business Ethies 88: pp. 351-366.

Page 80: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,Cetakan Kedelapan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Shore, Larry. 1985. Mass Media For Development and Examination of Access,Exposure and Impact. New York.

Slamet, S., L. 2008. Skenario Emisi CO2 di Indonesia. Prosiding Seminar NasionalPemanasan Global dan Perubahan Global – Fakta, Mitigasi dan Adaptasi.Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN.

Suwito dan Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadapTindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar diBursa Efek Jakarta. SNA VIII Solo. September.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2004 tentang PengesahanKyoto Protocol to the United Nations Framework Convention On ClimateChange (Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim).

Wang, Jianling, et al. 2013. The Determinants of Corporate Social ResponsibilityDisclosure: Evidence From China. The Journal of Applied Business ResearchVolume 29, Number 6.

Winarno, Wahyu Ning. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-viewsEdisi 4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160826_indonesia_asap_pekanbaru_singapura diakses pada tanggal 01 Nopember 2016, Pukul: 10.00WIB, Lampung.

http://www.ecolife.com/define/carbon-emission.html diakses pada tanggal 01Nopember 2016, Pukul: 14.00 WIB, Lampung.

http://www.idx.co.id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspxdiakses pada tanggal 02 Nopember 2016, Pukul: 11.30 WIB, Lampung.

http://www.nationalgeografic.co.id/berita/2015/10/emisi-karbon-indonesia-kalahkan-amerika diakses pada tanggal 01 Nopember 2016, Pukul: 10.30 WIB,Lampung.

Page 81: Olehdigilib.unila.ac.id/27553/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-07-27 · 4.5 Pembahasan ... Salah satu kasus kebakaran hutan di Indonesia tahun 2015 yang dianggap dunia ...

html.tl.itb.ac.id, 2015 diakses pada tanggal 01 Nopember 2016, Pukul: 11.00 WIB,Lampung.