TANGGAPAN TERTULIS

2
TANGGAPAN TERTULIS KA – ANDAL RENCANA KEGIATAN PEMANFAATAN OLI BEKAS DAN PEMANFAATAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH OLEH PT. TEKNO SUBUR INDUSTRI 1. Penyusunan dokumen kurang konsisten baik penulisan, pencantuman data maupun metode yang akan digunakan. 2. Banyak kalimat yang tidak jelas mengenai apa yang dituliskannya 3. Kebutuhan akan Oli Bekas yang akan dimanfaatkan sumbernya tidak dijelaskan dan bagaimana keterkaitan dengan industri lain yang telah memanfaatkan terlebih dahulu akan Oli Bekas tersebut. 4. Dalam dokumen ada kegitan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai rencana kegitan pembangunan pabrik pemanfaatan Oli Bekas menjadi minyak diesel dan pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash batu bara untuk dijadikan batako. Hasil sosialisasi secara umum masyarakat masih belum jelas menerima kegiatan pembangunan pabrik tersebut. Apakah dalam mensosialisasikan rencana pembangunan pabrik tersebut sudah menyangkut pula dampak negatif yang mungkin timbul berupa adanya gas dioksin dan furan yang sangat beracun serta kemungkinan terjadinya kebakaran dan bau yang tidak menyenagkan. 5. Sistem proses yang akan dilakukan, bagan alirnya tidak lengkap. Untuk itu perlu dilengkapi lagi dengan penambahan proses penyaringan terhadap oli bekas yang akan dimanfaatkan tersebut. 6. Proses pemanfaatan oli bekas menjadi minyak diesel akan terbentuk kerak dalam tangki destilasi dan ini merupakan limbah B3. Dalam dokumen tidak dijelaskan pengelolaan limbah kerak tersebut. 7. Gambar 2.7 Rencana Penempatan Fasilitas kurang jelas. Gambar perlu diperjelas. 8. Gambar 2.9 Wind Rose kurang jelas. Perlu diperjelas 9. Rona lingkungan untuk komponen kesehatan masyarakat tidak dicantumkan sumber datanya dan perlu juga dimasukkan komponen jenis penyakit. 10. Dalam evaluasi dampak potensial, bahaya kebakaran tidak dikaji dalam dokumen. Pada hal kegitan pemanfaatan oli bekas menjadi minyak diesel dengan cara proses destilasi sangat rawan akan terjadinya kebakaran dan bila hal ini terjadi bukan hanya berdampak pada aktivitas pabrik tersebut namun juga akan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk itu emergency respon plannya perlu dibuat. 11. Alat dan metode analisa pengukuran kualias udara dalam pengumpulan data tidak jelas antara parameter yang diukur dengan

description

rtrt

Transcript of TANGGAPAN TERTULIS

TANGGAPAN TERTULISKA ANDAL RENCANA KEGIATAN PEMANFAATAN OLI BEKAS DAN PEMANFAATAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH OLEH PT. TEKNO SUBUR INDUSTRI1. Penyusunan dokumen kurang konsisten baik penulisan, pencantuman data maupun metode yang akan digunakan. 2. Banyak kalimat yang tidak jelas mengenai apa yang dituliskannya 3. Kebutuhan akan Oli Bekas yang akan dimanfaatkan sumbernya tidak dijelaskan dan bagaimana keterkaitan dengan industri lain yang telah memanfaatkan terlebih dahulu akan Oli Bekas tersebut.4. Dalam dokumen ada kegitan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai rencana kegitan pembangunan pabrik pemanfaatan Oli Bekas menjadi minyak diesel dan pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash batu bara untuk dijadikan batako. Hasil sosialisasi secara umum masyarakat masih belum jelas menerima kegiatan pembangunan pabrik tersebut. Apakah dalam mensosialisasikan rencana pembangunan pabrik tersebut sudah menyangkut pula dampak negatif yang mungkin timbul berupa adanya gas dioksin dan furan yang sangat beracun serta kemungkinan terjadinya kebakaran dan bau yang tidak menyenagkan.5. Sistem proses yang akan dilakukan, bagan alirnya tidak lengkap. Untuk itu perlu dilengkapi lagi dengan penambahan proses penyaringan terhadap oli bekas yang akan dimanfaatkan tersebut.6. Proses pemanfaatan oli bekas menjadi minyak diesel akan terbentuk kerak dalam tangki destilasi dan ini merupakan limbah B3. Dalam dokumen tidak dijelaskan pengelolaan limbah kerak tersebut.7. Gambar 2.7 Rencana Penempatan Fasilitas kurang jelas. Gambar perlu diperjelas.8. Gambar 2.9 Wind Rose kurang jelas. Perlu diperjelas9. Rona lingkungan untuk komponen kesehatan masyarakat tidak dicantumkan sumber datanya dan perlu juga dimasukkan komponen jenis penyakit.10. Dalam evaluasi dampak potensial, bahaya kebakaran tidak dikaji dalam dokumen. Pada hal kegitan pemanfaatan oli bekas menjadi minyak diesel dengan cara proses destilasi sangat rawan akan terjadinya kebakaran dan bila hal ini terjadi bukan hanya berdampak pada aktivitas pabrik tersebut namun juga akan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk itu emergency respon plannya perlu dibuat.11. Alat dan metode analisa pengukuran kualias udara dalam pengumpulan data tidak jelas antara parameter yang diukur dengan alat yang digunakan serta metode analisanya. Untuk itu perlu diperjelas lagi.12. Dalam pengumpulan data kebisingan, metode pengukuran tidak jelas. Apakah pengukuran itu dilakukan sesaat (grap sampling) atau dilakukan siang dan malam sesuai dengan Kepmen LH No. 48/MENLH/11/1996.13. Metode Prakiraan Dampak Penting untuk sebaran polutan udara dan kebisingan perlu dibuatkan pemodelan dengan mempertimbangkan Wind Rose yang ada. Hal ini penting untuk menentukan batas ekologis dan penentuan titik samping.

Bandung, 3 Juni 2014Tanggapan dari :

Ir. Iyus Hidayat, MKesNIP. 196202201992031006